You are on page 1of 48

BATUAN BEKU

~ 1 ~

BAB I
PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan batuan beku
Mengetahui jenis - jenis batuan beku
Mengetahui klasifikasi batuan beku
Mengetahui asal usul dan proses terbentuknya batuan beku
Mengetahui sifat sifat batuan beku
Mengetahui manfaat batuan beku

B. Manfaat
Agar memahami klasifikasi batuan beku ditinjau dari segi komposisi
kimianya serta proses pembentukan batuan beku. Selain itu dapat
diketahui untuk menentukan jenis komposisi kimia yang ada dalam
batuan tersebut.
Agar mengetahui daerah - daerah tempat penyebaran batuan beku di
Indonesia, serta cara pengolahan batuan tersebut.










BATUAN BEKU
~ 2 ~

BAB II
DASAR TEORI
A. Pengertian Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan
atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair
ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:
kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700
tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah
permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947),
Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar
terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.5002.5000C dan bersifat
mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam
magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2,
chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas
magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim
dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke
permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal
dengan peristiwa penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat
(magma), oleh NL. Bowen disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowens
Reaction Series.
Dalam mengidentifikasi batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik
batuan beku yang meliputi sifat fisik dan komposisi mineral batuan beku.




BATUAN BEKU
~ 3 ~

B. Batuan Beku
1. Plutonik
Batuan beku plutonik atau batuan beku dalam adalah batuan beku yang
telah menjadi kristal dari sebuah magma yang meleleh di bawah permukaan
Bumi. Magma yang membeku di bawah tanah sebelum mereka mencapai
permukaan bumi disebut dengan nama pluton. Nama Pluto diambil dari nama
Dewa Romawi dunia bawah tanah.
Terbentuk karena suatu proses yang terjadi akibat adanya aktivitas magma
(plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar
namun tidak muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan
temperature yang sangat tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos
batuan yang sebelumnnya sudah terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan
beberapa bentuk tubuh dari batuan beku.
Batuan ini secara genesa terjadi dan terbentuk disuatu tempat yang berada
dibawah permukaan bumi yang membeku dengan lambat, sehingga
menghasilkan perbedaan dari komposisi mineral, susunan kimia, struktur,
tekstur yang tidak beraturan, ebrbentuk tabular, bentuk pipas sehingga
menhasilkan tubuh batuan beku dengan jenis yang berbeda- beda. Dimana
kontak batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi atau daerah batuan, bila
sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut konkordan. Bila
batuan yang mengintrusi memotong dari lapisan massa batuan yang diintrusi
maka disebut dengan diskordan.
Secara Umum dapat kita simpulkan bahwa batuan plutonik ( Plutonic Rock)
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Batuan ini mengalami pembekuan jauh didalam permukaan bumi (DEEP
SEATED INTRUSION).
- Ukuran kristalnya besar besar
- Tidak terdapat lobang lobang gas
- Memiliki sifat magma yang sangat kental
- Tekanan gas kecil
- Batuan plutonic dapat berkomposisi semua jenis magma.
- Batuan ini mengalami proses kristalisasi dalam jangka waktu yang sangat
lama.
BATUAN BEKU
~ 4 ~

- Secara khusus batuan ini hanya memiliki 1 tekstur batuan, yaitu FANERIK.
Contoh contoh batuan plutonik adalah sebagai berikut :
1. Peridotite
Warna batuan : abu-abu kehitaman
Granularitas : fanerik
Genesa batuan : intrusif
Komposisi batuan :amphibole,feldspar,quartz
Jenis batuan : Beku Ultrabasa
Nama batuan : peridotite
2. Gabro, Diorit, Granit
Manfaatnya : Digunakan sebagai hiasan lantai dan dinding rumah

2. Vulkanik
Batuan beku vulkanik atau batuan beku luar adalah batuan beku yang terjadi
karena keluarnya magma ke permukaan bumi dan menjadi lava atau meledak
secara dahsyat di atmosfer dan jatuh kembali ke bumi sebagai batuan, atau
dengan kata lain Batuan Beku vulkanik merupakan batuan beku yang terbentuk
merupakan hasil dari proses cooling down Magma atau Lava. Jadi pada batuan
beku khusus untuk vulkanik ini bukan hanya hasil pembekuan magma tetapi
juga lava yang berlangsung didalam tubuh gunung api maupun dipermukaan
bumi atau disebut juga intrusi dangkal (Shallow Intrusion).
Dikarenakan proses pembekuanya berada pada dalam tubuh api ataupun
dipermukaan bumi, sehingga proses pembekuanya berlangsung cepat
dikarenakan langsung kontak dengan udara maupun air yang ada dipermukaan
bumi. Jika proses pembekuaan magma ini berlangsung secara cepat maka
belum sempat menngalami proses kristalisasi sempurna sehingga hanya
terbentuk kristal yang kecil-kecil ataupun glassy.
Pada batuan beku jenis inilah kita temui jenis tekstur batuan beku yang
beragam, namun tidak untuk tekstur fanerik.
Beberapa contoh jenis teksturnya :
a) Afanitik
b) Porfiritk
c) Glassy
BATUAN BEKU
~ 5 ~


Adapun ciri - ciri batuan beku vulkanik adalah sebagai berikut :
- Batuan ini mengalami pembekuan di luar permukaan bumi
- Ukuran kristalnya kecil kecil / massa dasarnya gelas
- Terdapat lobang lobang gas
- Memiliki sifat magma yang encer
- Tekanan gas besar
- Batuan ini mengalami proses kristalisasi dalam jangka waktu yang cepat
Contoh contoh batuan vulkanik:
1. Basalt
- Manfaatnya : Digunakan sebagai batuan untuk pondasi bangunan
2. Granidiorit
- Warna Batuan : Abu keputihan
- Granularitas : Fanerik
- Genesa Batuan : Ekstrusif
- Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa
- Jenis Batuan : Beku Asam
- Nama Batuan : Granodiorit
3. Diorit
- Warna Batuan : Putih kecoklatan
- Granularitas : Afanitik
- Genesa Batuan : Ekstrusif
- Komposisi Mineral : Ortoklas, dan Kuarsa
- Jenis Batuan : Beku Asam
- Nama Batuan : Riolit
BATUAN BEKU
~ 6 ~


C. Intrusi
Yang dimaksud dengan intrusi magma ialah masuknya magma kedalam lapisan-
lapisan batuan pembentuk kulit bumi (magma tidak sampai keluar). gerakan dari
magma intrusi datar (sill atau lempeng intrusi) adalah magma yang menyusup
diantara dua lapisan batu-batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan tersebut.
lakolit adalah magma yg menerobos diantara lapisan kecil bumi paling atas. gang
(korok) adalah batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-
sela lipatan. diatrema adalah lubang (pipa) diantara dapur magma dan kepundan
gunung berapi.




BATUAN BEKU
~ 7 ~

Bentuk intrusi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
Bentuk Konkordan
Bentuk Diskordan
1. Dike
Adalah tubuh batuan beku yang tabular atau memanjang yang memotong
batuan yang berumur lebih tua. Dike dibentuk oleh injeksi magma yang masuk
kedalam rekah-rekah batuan. Ketebalannya dari beberapa centimeter sampai
beberapa puluh meter dan panjangnya dari beberapa meter sampai ratusan
meter.


2. Sill
Sill atau disebut juga sheet biasanya bidang kontaknya sejajar dengan bidang
perlapisan batuan samping, atau secara sederhanasill adalah tubuh batuan beku
yang melembar dan kedudukannya pararel atau sejajar dengan batuan
sekitarnya.
Ukuran dari sill dapat mencapai beberapa ratus meter tebalnya.



BATUAN BEKU
~ 8 ~

3. Lakolit
Bentuk ini dihasilkan ketika magma yang menerobos sepanjang bidang yang
lemah dan menyebabkan bentuk kubah (dome) dengan sudut kemiringan yang
merata ke berbagai arah. Tetapi kadang-kadang bentuknya asimetri.
Diameter laccolith dapat berkisar 2 sampai 4 mil dan kedalamannya dapat
mencapai ribuan meter, dimana secara ideal bagian dasarnya tetap rata.

Gambar Laccolith

4. Lefolit
Intrusi jenis ini merupakan kebalikan dari bentuk pacolith. Bentuknya
cembung ke bawah yaitu bagian tengah intrusi melengkung ke bawah. Diameter
dari lopolith ini biasanya puluhan sampai ratusan kilometer dan kedalamannya
sampai ribuan meter
5. Fakolit
Adalah bentuk intrusi yang menempati antiklin atau sinklin yang berbentuk
lensa dan hal ini tergantung dari bentuk intrusinya terhadap perlapisan yang
terlipat sebelumnya. Ketebalan phacolith dapat mencapai ratusan meter kadang
ribuan meter.
6. Stock
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil
dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan
magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya
tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol
dari topografi disekitarnya.
BATUAN BEKU
~ 9 ~

Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. Lopolit, bentuknya mirip
dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.Batuan
beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis
batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-
batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku
fanerik.

7. Batolit
Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai
akibat penurunan suhu yang sangat lambat. Atau dengan kata lain, batolit
adalah intrusi magma yang berada dekat dengan dapur magma. Pada gambar
diatas tergambar pada angka 1 yang menunjukkan posisi terbentuknya batuan
beku akibat dari intrusi yang disebut batolit.


D. Mineral Penyusun Batuan Beku
1. Mineral Utama
Pada dasarnya mineral pembentuk batuan beku sebagian besar (90%)
mengandung oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium
dan magnesium. Atau bisa juga dikelompokkan berdasarkan warna
mineralnya. Mineral utama dapat dilihat di Deret Bowen.
1) Kelompok mineral gelap (Mafic) mengandung banyak unsur magnesium
(Mg) dan besi (Fe)
BATUAN BEKU
~ 10 ~

2) Kelompok mineral terang (Felsic) banyak mengandung unsur aluminium
(Al), kalsium (Ca), Natrium (Na), kalium (K) dan silium (Si).
Sebelah kiri mewakili mineral gelap dan sebelah kanan mewakili mineral
terang.
Mineral-mineral ini terbentuk langsung dari kristalisasi magma yang
menjadi penentu dalam penamaan batuan.
Deret Bowen secara umum menggambarkan urutan kristalisasi mineral
sesuai dengan penurunan suhu (bagian kiri) dan perbedaan kandungan
magma (bagian kanan), dengan asumsi bahwa semua magma berasal dari
magma induk yang bersifat basa.
Bagian ini dibagi menjadi 2 cabang, kontinyu dan diskontinyu
Deret Kontinyu
Deret ini dibangun dari feldspar plagioklas. Dalam deret kontinyu, mineral
awal akan ikut serta dalam pembentukan mineral selanjutnya. Dari bagan,
plagioklas yang kaya kalsium akan terbentuk terlebih dahulu, seiring dengan
penurunan suhu, plagioklas itu akan bereaksi dengan sisa larutan magma
yang pada akhirnya akan membentuk plagioklas yang kaya dengan sodium.
Demikian seterusnya hingga plagioklas yang kaya kalsium dan sodium habis
dipergunakan. Karena mineral awal akan terus bereaksi, maka sulit
ditemukan plagioklas yang kaya kalsium di alam bebas.
Deret Diskontinyu
Deret ini dibangun dari mineral ferro-magnesian sillicates. Dalam deret ini,
satu mineral ini akan bereaksi menjadi mineral lain pada suhu tertentu
dengan melakukan reaksi dengan larutan sisa magma. Bowen menemukan
bahwa pada suhu tertentu akan membentuk olivin yang jika diteruskan akan
bereaksi dengan sisa larutan magma membentuk pyroxene. Jika pendinginan
dilanjutkan, akan terbentuk biotite (sesuai skema). Deret ini berakhir ketika
biotite mengkristal, yang berarti semua besi dan magnesium dalam larutan
magma telah habis untuk membentuk mineral.
2. Mineral Ikutan/Tambahan
Mineral tambahan adalah mineral-mineral yang terbentuk akibat
kristalisasi magma, terdapat dalam jumlah yang sedikit. Mineral ini tidak
BATUAN BEKU
~ 11 ~

menjadi pedoman dalam menentukan nama batuan. Contoh: Zirkon,
magnesit, hematit, pirit, rutil apatit, garnet, sphen.
3. Mineral Sekunder
Mineral sekunder merupakan mineral hasil ubahan mineral utama, dari
hasil pelapukan, dari reaksi hidrotermal maupun hasil metamorfosisme
terhadap mineral utama. Contohnya adalah serpentit, kalsit, serisit,
kalkopirit, kaolin, klorit, pirit.

E. Klasifikasi Batuan Beku
1. Sifat Kimia / Komposisi Kimia
a) Asam
Batuan beku asam adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magma secara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana
proses pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi), proses
pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga
umumnya butiran pada batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang
(felsik) dengan indeks color <20%. Batuan beku asam memiliki kandungan
silica >65%.
Contoh yang digunakan pada batuan beku asam adalah granite dan
granodiorite. Keduanya merupakan batuan beku intrusif. Tekstur pada
kedua batuan tersebut adalah coarse-grained. Mineral penyusunnya adalah
kuarsa, potassium feldspar, plagioclase feldspar, sodium, biotite,muscovite,
dan amphibole. Warna batuan ini tidak begitu gelap, cenderung terang
dengan presentase 0-25%. Berat jenis granit 2,67 dan berat jenis
granodiorite 2,72
b) Basa
Batuan beku basa adalah batuan yang terbentuk langsung dari
pembekuan magma dimana proses pembekuan berada di daerah plutonik
(di bawah permukaan bumi ), proses pembekuan sangat lambat
dengan temperature yang rendah sehingga umumnya butiran pada
batuan bekubasa lebih kasar, jarang memperlihatkan struktur visikular
(lubang-lubang gas) dan berwarna gelap (mafik). Batuan beku basa
memiliki kandungansilica 45-52%.
BATUAN BEKU
~ 12 ~

Batuan beku basa biasanya berwarna gelap karena ia memiliki kandungan
mineral ferromagnesium. Memiliki berat jenis sekitar 2,9-3,2 (Blyth &
Freitas,1984). Mineral yang menyusunnya ialah pyroxene, plagioclas
feldspar, kalsium,dan olivine (Lutgens & Tarbuck, 2012). Tekstur batuan
tergantung pada proses pembentukan batuannya.
Contoh batuan beku basa adalah gabro, basalt, dan dolerite.
c) Intermediet
Batuan beku intermediet vulkanik adalah batuan yang terbentuk dari
pembekuan magmasecara ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah
permukaan dimana proses pembekuan berada di daerah vulkanik (di
permukaan bumi ), proses pembekuan sangat cepat dengan temperature
yang tinggi sehingga umumnya butiran pada batuan ini lebih halus dan
berwarna Medium gray or medium green (Intermediate) dengan indeks
color 20% - 40%.

Komposisi mineralnya antara lain yaitu :
- Amphibole
- Plagioclase
- Feldspar
- Pyroxene(mineral khusus)
Batuan intermediet yang biasa kita kenal adalah andesit dan diorite. Andesit
adalah batuan vulkanik menengah dalam komposisi antara basal dan granit.
Hal ini umumnya abu-abu atau hijau dan terdiri dari plagioklas dan mineral
gelap (biasanya biotit, amphibole, atau piroksen). Ini adalah nama untuk
Pegunungan Andes, rantai gunung berapi di ujung barat Amerika Selatan, di
mana ia berlimpah. Karena gunungapi, andesit biasanya sangat halus
berbutir. Diorit adalah setara plutonik dari andesit. Itu bentuk dari magma
yang sama seperti andesit dan, akibatnya,sering mendasari andesit seperti
rantai pegunungan sebagai Andes. Andesit adalah batuan beku yang
terutama terdiri dari ekstrusif feldspars plagioklas piroksen ditambah dan /
atau hornblende. Biotit, magnetit, kuarsa dan sphene adalah unsur umum.
Batuan beku intermediate komposisi 52 63% kandunagan sio2, seperti
andesit dan diorit, bentuk dengan proses serupa dengan yang menghasilkan
BATUAN BEKU
~ 13 ~

magma granit. magma mereka mengandung silika kurang dari granit, baik
karena mereka merupakan oleh leleh kerak benua yang lebih rendah dalam
silika atau karena magma basaltik dari mantel telah terkontaminasi magma
granit.

2. Proses Terbentuknya
a) Ekstrusi
Batuan ekstrusi terdiri atas semua material yang dikeluarkan dari
dalam bumi kepermukaan baik di daratan maupun di bawah permukaan
laut. Batuan akan mendingin dengan proses sangat cepat, sebagian
berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang kental dan panas, dikenal
dengan sebutan lava. Batuan ekstrusi selalu berkaitan dengan jalur
gunungapi yang masih aktif maupun sudah mati.
Hasil letusan gunungapi aktif dapat menghasilkan debu yang
tersebar keluruh tempat serta terbawa angin, berukuran butir dari kasar
sampai sangat halus. Selain debu dihasilkan pula batuan berbentuk padatan
yang bercampur dengan material beraneka ukuran yang diendapkan dekat
dengan pusat kegiatan yang biasanya dinamakan batuan piroklastik.
Percampuran antara batuan yang berukuran besar dengan lava dan debu
vulkanik seingga membentuk agglomerat. Butiran halus seperti debu dan
fragmen batuan membentuk batuan tersendiri, bila ukurannya bercampur
antara ukuran kerikil dengan halus dinamakan tras sedang bila halus
semuanya dinamakan tuf.
Selain yang disebut di atas masih ada batuan lain yang termasuk ke
dalam batuan ekstrusi adalah cairan magma yang membeku dekat dengan
permukaan bumi biasanya berbentuk korok, dike maupun sill.
b) Intrusi
Batuan intrusi adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi yang berasal dari cairan magma dengan proses
pembekuannya berjalan lambat dan perlahan sehingga menghasilkan butiran
kristal berukuran kasar.
Bentuk dari intrusi dapat dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain
tubuh pluton memiliki bentuk intrusi yang tidak beraturan berukuran sangat
BATUAN BEKU
~ 14 ~

besar sampai puluhan kolimeter dengan ukuran kristal sangat kasar sampai
mega kristal. Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang
berbeda, yaitu dike (retas) memotong arah lapisan batuan sedang sill searah
lapisan batuan.
Pada saat ini sebagian batuan intrusi sudah nampak dipermukaan
bumi memiliki bentuk yang khusus secara morfologi serta sangat mudah
sekali untuk dikenali. Munculnya dipermukaan bumi disebabkan oleh
proses-proses geologi yang bekerja seperti pengangkatan yang kemudian
diikuti oleh proses erosi batuan penutupnya pada tahap akhir muncullah
batuan intrisu dipermukaan bumi yang hilang semua batuan penutupnya.
Bentuk tidak beraturan pada umumnya berbentuk diskordan dan
biasanya memiliki bentuk yang jelas di permukaan bumi.Penampang
melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan)
memperlihatkan bentuk yang sangat besar dan kedalamannya yang tidak
diketahui batasnya. Bentuk tidak beraturan biasanya dimiliki luas oleh
batolit, singkapan di permukaan memiliki luas yang hampir 100 km
2
.
Sedangkan stok memiliki sifat yang hampir sama dan hanya di ukurnya saja
yang jauh berbeda.
Batuan beku yang telah mengalami pelapukan ataupun ubahan akan
mempunyai komposisi kimia yang berbeda. Karena itu batuan yang akan
dianalisa haruslah batuan yang sangat segar dan belum mengalami ubahan
Batuan Intrusi Batuan Ekstrusi
Granit
Syenit
Diorit
Tonalit
Monsonit
Gabro
Riolit
Trahkit
Andesit
Dasit
Latit
Basal

3. Berdasarkan Mineraloginya
Dalam klasifikasi ini indeks warna akan menunjukkan perbandingan mineral
mafik dan felsik. (S.J. Shand, 1943) membagi empat macam batuan, yaitu :

BATUAN BEKU
~ 15 ~


1) Leucrocatic rocks, mengandung kurang 30% mineral mafik.
2) Mesocratic rocks, mengandung 30% - 60% mineral mafik.
3) Melanocratic rocks, mengandung 60% - 90% mineral mafik.
4) Hipermelanic rocks, mengandung lebih 90% mineral mafik.

Sedangkan S. Jellis, 1948 membagi empat golongan pula yaitu :

1) Holofelsic, untuk batuan beku dengan indeks warna kurang 10%
2) Felsic, untuk batuan beku dengan indeks warna 10 40%
3) Mafelsic, dengan indeks warna 40% - 70%
4) Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih 70%.

a) Felsik
Batuan beku felsik adalah batuan beku yang secara megaskopis memiliki kenampakan
berwarnaterang. Warna terang atau cerah ini berasal dari mineral-mineral
felsik penyusunnya.Mineral Felsik adalah adalah mineral primer atau mineral
utama pembentuk batuan beku,berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-
unsur Al, Ca, K, dan Na. Mineral felsik dibagimenjadi tiga, yaitu felspar,
felspatoid (foid) dan kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foidada
maka kuarsa tidak muncul dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi
menjadi alkalifelspar dan plagioklas.
Pada umumnya batuan beku felsik memiliki indeks warna antara 10% - 40%. Batuan
beku felsikyang tersusun oleh mineral kuarsa pada umumnya bersifat asam,
dimana kandungan silikanyalebih besar dari 66%.
1. keluarga granit
- riolit: bersifat felsik, mineral utama kuarsa, alkali felsparnya
melebihiplagioklas
2. keluarga granodiorit
- qz latit: felsik, mineral utama kuarsa, Na Plagioklas dalamkomposisi
yang berimbang atau lebih banyak dari K Felspar
3. keluarga syenit
- trakhit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid tidak
dominanttapi hadir, K-Felspar dominant dan melebihi Na-Plagioklas,
kadang plagioklas juga tidakhadir
4. keluarga monzonit
BATUAN BEKU
~ 16 ~

- latit: felsik hingga intermediet, kuarsa atau foid hadir dalam jumlah
kecil, Na-Plagioklas seimbang atau melebihi K-Felspar
5. keluarga syenit
- fonolit foid: felsik, mineral utama felspatoid, K-Felspar
melebihiplagioklas
6. keluarga tonalit
- dasit: felsik hingga intermediet, mineral utama kuarsa dan plagioklas
(asam) sedikit/tidak ada K-Felspar.
Dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok, yaitu batuan beku kaya
kuarsa, batuan beku kayafeldspathoid (foid) dan batuan beku miskin kuarsa
maupun foid. Batuan beku kaya kuarsaberupa kuarzolit, granitoid, granit
dan tonalit; sedangkan yang miskin kuarsa berupa syenit,monzonit,
monzodiorit, diorit, gabro dan anorthosit.Pada kelompok batuan beku asam yang
dominan adalah kuarsa, plagioklas, orthoklas dansedikit kehadiran hornblende dan biotit.
Kelompok batuan ini melimpah pada wilayah-wilayahdengan tatanan tektonik
kratonik (benua), seperti di Asia (daratan China), Eropa dan Amerika. Ia
membeku pada suhu 650-800C.

b) Mafik
Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap, terutama biotit,
piroksen, amphibol dan olivin.
Klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J. Shand,
1943, antara lain :
- Batuan beku Leucoctaris rock, jika mengandung kurang dari 30% mineral
mafik.
- Batuan beku Mesococtik rock, jika mengandung 30% 60% mineral
mafik.
- Batuan beku Melanocractik rock, jika mengandung lebih dari 60% mineral
mafik.
Sedangkan klasifikasi batuan beku berdasarkan indeks warna menurut S.J.
Ellis (1948) antara lain sebagai berikut :

BATUAN BEKU
~ 17 ~

Batuan beku Holofelsic, batuan beku dengan indeks warna kurang dari 10%.
Batuan beku Felsic, batuan beku dengan indeks warna 10% sampai 40%.
Batuan beku Mafelsic, batuan beku dengan indeks warna 40% sampai 70%.
Batuan Beku Mafik, batuan beku dengan indeks warna lebih dari 70%.
c) Ultramafik
Terminologi
1. Batuan ultramafik kaya akan mineral mineral mafik ( ferro
magnesian ) seperti olivine, piroksen dan amphibol.
2. Kebanyakan batuan ultramafik mengandung kurang lebih 45 %
silica ( bagaimanapun orthoproksenit di klasifikasikan sebagai
batuan ultramafik akan tetapi mengandung hamper 60 % silica.
3. Semua batuan ultramafik memiliki indeks warna > 70.
4. Pada umumnya batuan ultramfik kekurangan feldspar
5. Batuan ultramafik tidak memiliki pasangan yang tepat diantara lava.
6. Densitas magma ultramafik akan menjadi tinggi dan terus meningkat
sepanjang porsi sialic di dalam bumi.
Klasifikasi batuan ultramafik
1. Dunit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral olivine ( umumnya magnesia ). Mineral mineral penyerta dapat
terdiri dari : chromit, magnetit, ilmenit dan spinel.
Piroksenit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral piroksen. batuan batuan piroksenit selanjutnya diklasifiksikan
kedalam orthorombik piroksin atau monoklin piroksen :
Orthopiroksenit : bronzitit
Klinopiroksenit : diopsidit, diallagit.

2. Hornblendit
Merupakan batuan ultramafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral hornblend.
BATUAN BEKU
~ 18 ~



Jenis Batuan Dunite Jenis Batuan Horblendit

3. Serpentinit
Merupakan batuan ultrAmafik monomineral yang seluruhnya mengandung
mineral serpentin. Tetapi batuan ini dapat terbentuk dari batuan dunit yang
terserpentinisasikan, atau dari hornblendit, ataupun peridotit.

4. Peridotitit
Merupakan batuan ultramafik yang mengandung lebih banyak olivine tetapi
juga mengandung mineral mineral mafik lainnya di dalam jumlah yang
signifikan. Bedasarkan mineral mineral mafik, maka batuan peridotit
dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
Piroksen peridotit
Hornblen peridotit
Mika peridotit ( seperti kimberlit )


Jenis Batuan Serpentinite Jenis Batuan Peridotit

BATUAN BEKU
~ 19 ~

Piroksen peridotit adalah salah satu dari banyaknya batuan ultramafik yang
umum. Bedasarkan pada tipe piroksen diatas, piroksen peridotit dapat
diklasifikasikan kedalam:
Harzburgit : olivine + orthopiroksen ( enstatit atau bronzit )
Wehrlite : olivine + clinopiroksen ( diopsid atauu diallag )
Lherzolite : olivine + orthopiroksen + clinopiroksen
Lokasi keterdapatan tubuh tubuh ultramafik
Lokasi keterdapatan tubuh tubuh ultramafik dapat disederhanakan
menjadi 3 tipe utama :
Batuan ultramafik yang berassosiasi dengan lapisan intrusi. Yaitu
adanya fakta yang jelas pada lokasi ini batuan batuan ultramafik
menembus sisa dari mineral mineral mafik yang berat selama masa
kristalisasi batuan dasar. (intrusi skaergaard, Great Dike Afrika ).
Tubuh yang berukuran kecil bercampur menyeluruh dengan batuan
ultramafik ( lensa, lembaran, dikes, stock, dll ). Kadang kadang
sebuah pengisi dari ruang magmatic diindikasikan bahwa ultramafik
mungkin telah terintrusi oleh padatan massa kristalin.
Terjadinya ultramafik yang sangat luas, jelas berassosiasi/
berdampingan dengan pembentukan ofiolit, subduksi mlange, busur
kepulauan terluar dan sabuk - sabuk orogen ( ural area, himalaya,
new Zealand, new Caledonia, sulawesi, etc ).








BATUAN BEKU
~ 20 ~

BAB III
DESKRIPSI BATUAN BEKU
A. Struktur
1. Masif
Masif, yaitu apabila tidak menunjukkan adanya sifat aliran, jejak gas (tidak
menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak menunjukkan adanya fragmen
lain yang tertanam dalam tubuh batuan beku.
2. Skoria
Skoria, yaitu struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi lubang-
lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak teratur.
3. Vesikuler
Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang disebabkan oleh
keluarnya gas pada waktu pembekuan magma. Lubang-lubang tersebut
menunjukkan arah yang teratur.
4. Amegdalodial
Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah terisi oleh
mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau karbonat.
5. Xenolit
Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya fragmen/pecahan batuan
lain yang masuk dalam batuan yang mengintrusi.
6. Aliran lava
Struktur aliran lava, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran
mineral pada arah tertentu akibat aliran lava.
7. Lava bantal
Pillow lava atau lava bantal, yaitu struktur paling khas dari batuan vulkanik
bawah laut, membentuk struktur seperti bantal.
8. Struktur Kekar
Kekar adalah suatu fracture (retakan pada batuan) yang relatif tidak
mengalami pergeseran pada bidang rekahnya, yang disebabkan oleh gejala
tektonik maupun non tektonik (Ragan, 1973).

BATUAN BEKU
~ 21 ~

Secara umum dicirikan oleh:
a). Pemotongan bidang perlapisan batuan;
b). Biasanya terisi mineral lain (mineralisasi) seperti kalsit, kuarsa dsb;
c). Kenampakan breksiasi, Struktur kekar dapat dikelompokkan berdasarkan
sifat dan karakter retakan/rekahan serta arah gaya yang bekerja pada batuan
tersebut.
Perbedaan kekar dengan struktur retakan biasa adalah, kekar terjadi dalam pola-
pola yang teratur. Biasanya berupa garis lurus yang arahnya tegak lurus vektor
tegasan (stress). Terkadang beberapa kekar saling berpotongan, membagi
sebuah batuan besar menjadi balok-balok yang saling terpisah. Kekar terjadi
pada lingkungan geologi yang bertekanan rendah.
Kekar memegang peranan penting di geofisika, misalnya sebagai jalur migrasi
minyak bumi atau air tanah. Apabila kekar dilewati larutan hidrotermal, maka
mineral dapat mengendap di sana, membentuk urat mineral. Selain itu,
pemetaan kekar sangat penting dilakukan sebelum membuat desain waduk.
Kekar umumnya terdapat sebagai rekahan tensional dan tidak ada gerak sejajar
bidangnya. Kekar membagi-bagi batuan yang tersingkap menjadi blok-blok
yang besarnya bergantung pada kerapatan kekarnya. Dan merupakan bentuk
rekahan paling sederhana yang dijumpai pada hampir semua batuan. Biasanya
terdapat sebagai dua set rekahan, yang perpotongannya membentuk sudut
berkisar antara 45 sampai 90 derajat.
Kekar mungkin berhubungan dengan sesar besar atau oleh pengangkatan kerak
yang luas, dapat tersebar sampai ribuan meter persegi luasnya. Umumnya pada
batuan yang getas. Kebanyakan kekar merupakan hasil pembubungan kerak
atau dari kompresi atau tarikan (tension) berkaitan dengan sesar atau lipatan.
Ada kekar tensional yang diakibatkan oleh pelepasan beban atau pemuaian
batuan. Kekar kolom pada batuan volkanik terbentuk oleh tegasan yang terjadi
ketika lava mendingin dan mengkerut.

BATUAN BEKU
~ 22 ~

Kekar juga mempunyai nilai ekonomis. Dapat memperbesar permeabilitas yang
penting bagi migrasi dan menampung air tanah dan minyak bumi.
Analisa kekar sangat diperlukan dalam eksplorasi dan pengembangan sumber
daya alam. Rekahan-rekahan mengontrol endapan mineral, tembaga, timbal,
seng, merkuri,perak,emas dan tungsten.
Larutan hidrotermal yang berasosiasi dengan intrusi batuan beku mengalir
sepanjang kekar-kekar dan mengendapkan mineral-mineral sepanjang dinding
kekar, membentuk urat-urat mineral (mineral veins).
Kekar dapat terjadi pada semua jenis batuan, dengan ukuran yang bervariasi
dari beberapa millimeter (kekar mikro) hingga ratusan kilometer (kekar mayor).
Sedangkan yang berukuran beberapa meter disebut dengan kekar minor.Kekar
dapat terjadi akibat adanya proses tektonik, proses perlapukan dan perubahan
temperature yang signifikan.
Kekar merupakan jenis struktur batuan yang berbentuk bidang pecah. Sifat dari
bidang ini memisahkan batuan menjadi bagian-bagian yang terpisah. Tetapi
tidak mengalami perubahan posisinya. Sehingga menjadi jalan atau rongga atau
kesarangan batuan yang dapat dilalui cairan dari luar beserta materi lain seperti
air, gas dan unsur-unsur lain yang menyertainya.
- Kekar tiang
berbentuk seperti tiang-tiang atau tegak lurus terhadap permukaan bumi.

Srinkage Joint adalah kekar yang disebabkan karena gaya
pengerutan yang timbul akibat pendinginan (kalau pada batuan beku
terlihatdalam bentuk kekar tiang/kolom) atau akibat pengeringan
BATUAN BEKU
~ 23 ~

(seperti pada batuan sedimen). Kekar ini biasanya berbentuk polygonal
yang memanjang.
- Kekar lempeng
bila kekar berbentuk seperti lembaran-lembaran sejajar dengan permukaan
bumi.

Kekar seperti ini terjadi terutama pada batuan beku. Sheet joint terbentuk
akibat penghilangan beban batuan yang tererosi.
Penghilangan beban pada sheet joint terjadi akibat :
1.Batuan beku belum benar-benar membeku secara menyeluruh
2.Proses erosi yang dipecepat pada bagian atas batuan beku
3.Adanya peristiwa intrusi konkordan (sill) dangkal
B. Tekstur
Secara umum batuan beku dapat dibedakan dari kenampakan bentuk, ukuran
butir dan hubungan kristal mineral-mineralnya atau disebut sebagai tekstur batuan.
Beberapa tekstur batuan beku yang umum adalah
1. Gelas (glassy)
2. Afanitik (aphanitic)
3. Fanerik (phaneritic)
4. Porfiritik (porphyritic)
5. Piroklastik (pyroclastic)
Gelas (Glassy), tidak berbutir atau tidak mempunyai kristal (amorf). Terjadi akibat
magma membeku dengan cepat saat menyentuh atmosfer. Suhu dan tekanan di
atmosfer jauh lebih rendah dibandingkan dengan dapur magma. Akibatnya tidak
sempat membentuk kristal atau amorf, seperti obsidian. Kadang lava mendingin
atau membeku dengan cepatnya sehingga atom-atomnya tidak sempat membentuk
BATUAN BEKU
~ 24 ~

mineral, sehingga yang terbentuk ialah mineraloid. Batuan beku luar yang sebagian
atau seluruhnya terdiri dari gelas dinamakan obsidian.
Afanitik - (fine grain texture) - (aphanitic dari bahasa Yunani phaneros yang
berarti terlihat, dan a yang berarti tidak) dapat diartikan mineral-mineralnya tidak
dapat diamati dengan mata telanjang. Memperlihatkan pembekuan yang cepat
namun masih sempat membentuk kristal yang kecil. Melalui pengamatan di bawah
mikroskop dapat dikenali sebagai feldspar dan kuarsa.
Faneritik (phaneritic), yang berarti dapat dilihat. Batuan dengan tekstur ini
butiran mineralnya dapat dilihat tanpa mikroskop, memperlihatkan besar kristal
yang hampir seragam dan saling mengunci (interlock). Bentuk kristal yang besar ini
menyatakan bahwa pembekuannya berlangsung sangat lama di bawah permukaan
bumi.
Porfiritik, merupakan tekstur yang khusus dimana terdapat campuran antara
butiran kasar di dalam massa dengan butiran yang lenih halus. Butiran yang relative
sempurna dinamakan fenokrist (phenocrysts), sedangkan butiran yang lebih kecil
disebut massa dasar (groundmass). Tekstur porfiritik menunjukkan bahwa magma
yang sebagian membeku bergerak ke atas dengan cepat lalu mendingin dengan
cepat pula. Sehingga meghasilkan fenokris yang dikelilingi oleh massa dasar.
Pegmatite, merupakan batuan beku dalam yang terdiri dari mineral-mineral yang
berukuran tidak lazim, besar-besar, sampai 2 cm atau lebih.
Pyroklastik (dalam bahasa Yunani pyro artinya api dan klastos adalah pecah).
Dikatakan pyroklastik jika strukturnya mirip dengan porfiritik namun bila dilihat di
bawah mikroskop bahwa butirannya lebih banyak pecah-pecah dari pada saling
mengunci. Fragmennya juga bengkok, terpilin dan terdeformasi. Terjadi akibat
erupsi ledakan material berukuran debu yang dihembuskan ke atas.
1. Warna
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.
Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma
asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya.
a. Batuan beku berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang
tersusun atas mineral-mineral felsik (asam) misalnya kuarsa, ortoklas,
plagioklas, muskovit.
BATUAN BEKU
~ 25 ~

b. Batuan beku yang berwarna hijau kehitaman umumnya adalah batuan beku
basa dengan mineral penysusun domain adalah mineral-mineral mafik
(basa) misalnya olivine, piroksen, amphibol/hornblende, biotit.
c. Batuan beku berwarna gelap sampai hitam umumnya adalah batuan beku
intermediet dimana jumlah mineral mafik dan felsiknya hamper sama
banyak
d. Batuan beku yang berwarna hijau kelam dan biasanya monominerallik
disebut batuan beku ultrabasa dengan komposisi hamper seluruhnya
mineral mafik

2. Kristalinitas
Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan
untuk menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak
berbentuk kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan
magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka
kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat maka
kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya berlangsung dengan
cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf. Dalam pembentukannnya
dikenal tiga kelas derajat kristalisasi, yaitu:
a) Holokristalin
Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana semuanya tersusun
oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah karakteristik batuan plutonik, yaitu
mikrokristalin yang telah membeku di dekat permukaan.
b) Hipokristalin
Hipokristalin, Hipokristalin adalah apabila sebagian batuan terdiri dari
massa gelas dan sebagian lagi terdiri dari massa kristal.
c) Holohialin
Holohialin, Holohialin adalah batuan beku yang semuanya tersusun dari
massa gelas. Tekstur holohialin banyak terbentuk sebagai lava (obsidian),
dike dan sill, atau sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.


BATUAN BEKU
~ 26 ~


3. Granularitas / bentuk kristal
Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Pada umumnya dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
a. Fanerik atau fanerokristalin, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat
dibedakan satu sama lain secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-
kristal jenis fanerik ini dapat dibedakan menjadi:
- Halus (fine), apabila ukuran diameter butir kurang dari 1 mm.
- Sedang (medium), apabila ukuran diameter butir antara 1 5 mm.
- Kasar (coarse), apabila ukuran diameter butir antara 5 30 mm.
- Sangat kasar (very coarse), apabila ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.
b. Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan
mata telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur
afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya. Dalam analisis
mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu :
- Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati dengan
bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01 mm.
- Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu kecil untuk
diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran butiran berkisar antara
0,01 0,002 mm.
- Amorf/glassy/hyaline, apabila batuan beku tersusun oleh gelas.
Bentuk Kristal
Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan
sifat batuan secara keseluruhan. Ditinjau dari pandangan dua dimensi dikenal
tiga bentuk kristal, yaitu:
- Euhedral, jika batas dari mineral adalah bentuk asli dari bidang kristal.
- Subhedral, jika sebagian dari batas kristalnya sudah tidak terlihat lagi.
- Anhedral, jika mineral sudah tidak mempunyai bidang kristal asli.
- Ditinjau dari pandangan tiga dimensi, dikenal empat bentuk kristal, yaitu:
- Equidimensional, jika bentuk kristal ketiga dimensinya sama panjang.
- Tabular, jika bentuk kristal dua dimensi lebih panjang dari satu dimensi yang
lain.
BATUAN BEKU
~ 27 ~


- Prismitik, jika bentuk kristal satu dimensi lebih panjang dari dua dimensi yang
lain.
- Irregular, jika bentuk kristal tidak teratur.

4. Relasi
Hubungan Antar Kristal
Hubungan antar kristal atau disebut juga relasi diartikan sebagai hubungan
antara kristal atau mineral yang satu dengan yang lain dalam suatu batuan.
hubungan antar kritak dapat dibagi menjadi beberapa jenis antara lain sebagai
berikut :
- Equigranular
- Equigranular, yaitu jika secara relatif ukuran kristalnya yang membentuk
batuan berukuran sama besar. Berdasarkan keidealan kristal-kristalnya,
maka equigranular dibagi menjadi tiga, yaitu:
- Panidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang euhedral.
- Hipidiomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang subhedral.
- Allotriomorfik granular, yaitu jika sebagian besar mineral-mineralnya
terdiri dari mineral-mineral yang anhedral.
- Inequigranular
- Inequigranular, yaitu jika ukuran butir kristalnya sebagai pembentuk
batuan tidak sama besar. Mineral yang besar disebut fenokris dan yang lain
disebut massa dasar atau matrik yang bisa berupa mineral atau gelas.





BATUAN BEKU
~ 28 ~

BAB IV
CONTOH CONTOH BATUAN BEKU
A. Asam
Diagenesa Batuan Beku Asam
Batuan beku Asam : terbentuk dari pembekuan magma secara
ekstrusif atau hasil pembekuan di daerah permukaan dimana proses
pembekuan berada di daerah vulkanik (di permukaan bumi ). proses
pembekuan sangat cepat dengan temperature yang tinggi sehingga
umumnya butiran pada batuan beku basa lebih halus dan berwarna terang
(felsik) dengan indeks color <20%. Batuan beku asam memiliki kandungan
silica >65%
BERDASARKAN K-FELDS T-FELS
Tekstur K-Fels<1/3 T
Fels
K-Fels >1/3 <2/3 T
Fels
K-Fels >2/3 T
Fels
HALUS Dacite Rhyodacite Rhyolite
KASAR Granodiorite Adamelite Granite


Deskripsi Batuan Beku Asam

Rhyolite Granite

BATUAN BEKU
~ 29 ~


Biotite Hornblende Granite Dacite

1. Rhyolite
Warna : pink
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : Afanitik
Relasi : equigranular
Fabrik : subhedral
Struktur : massive
Komposisi mineral
- Orthoclas 20% Hornblende 15% Biotit 15%
- Plagioklas 10% Sanidine 20% Glass 10%
- Quartz 10%
Kegunaan : sebagai bahan dasar industri dan digunakan dalam
ilmu pengetahuan
2. Granite
Warna : cokelat
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : Fanerik
Relasi : equigranular
Fabrik : subhedral
Struktur : massive
Komposisi Mineral
- Hornblende 15% Plagioklas 10% Quartz 10%
- Sanidine 20% Biotit 15% Orthoclas 20%
Kegunaan : sebagai bahan industri dalam pembuatan keramik



BATUAN BEKU
~ 30 ~

3. Biotite Hornblende Granite
Warna : abu-abu
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : equigranular
Fabrik : subhedral
Struktur : massive
Komposisi mineral
- Biotit 25% Hornblende 25% Plagioklas 10%
- Anorthoclas 10% Microcline 10%
- Sanidine 10% Orthoclas 10%
Kegunaan : bahan baku industri dan ilmu pengetahuan
4. Dacite
Warna : abu-abu
Kristalinitas : Hipokristalin
Granularitas : afanitik
Relasi : equigranular
Komposisi mineral
- Plagioklas 45% Hornblende 20% Quartz 15 %
- Anorthoclas 5 % Microcline 5% Orthoclas 5%
- Sanidine 5%
Kegunaan : bahan baku industri dan ilmu pengetahuan.
B. Basa
Diagenesa Batuan Beku Basa
Batuan beku basa : terbentuk langsung dari pembekuan magma dimana
proses pembekuan berada di daerah plutonik (di bawah permukaan bumi )
proses pembekuan sangat lambat dengan temperature yang rendah sehingga
umumnya butiran pada batuan beku basa lebih kasar. jarang
memperlihatkan struktur visikular ( lubang-lubang gas) dan berwarna gelap
(mafik). Batuan beku basa memiliki kandungan silica 45-52%.
Deskripsi Batuan Beku Basa

Amigdaloidal Basalt Gabro
BATUAN BEKU
~ 31 ~

1. Amigdaloidal Basalt
Warna : hitam
Kristalinitas : holokristalin ( semuanya tersusun oleh kristal )
Granularitas : fanerik ( kristal dan mineral dapat diamati )
Relasi : inequigranular ( ukuran butir tidak sama )
Struktur : amigdaloidal ( struktur vesikuler, telah terisi mineral
asing
Fabric : subhedral
komposisi mineral:
- hornblende : 25% - anorthoclas : 15% - piroksin : 25%
- piroksin : 15% - orthoclas : 20%
kegunaan : sebagai bahan baku industri
2. Gabbro
Warna : hitam
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : afanitik
Relasi : inequigranular
Struktur : masive
Fabric :subhedral
komposisi mineral:
- biotit : 35% - piroksin : 35%
- kuarsa : 20% - olivin : 10%
kegunaan : sebagai bahan dasar industri










3. Olivine Gabro
BATUAN BEKU
~ 32 ~

Warna : hijau tua
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : inequigranular
Struktur : masive
Fabric :subhedral
Komposisi mineral:
- hornblende : 15% - olivin : 50% - plagioklas: 10%
- kuarsa : 5% - piroksin : 20%
kegunaan : sebagai bahan baku industri dan ilmu pengetahuan



4. Norite
Warna : hitam
Kristalinitas : holokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : inequigranular
Struktur : masive
Fabric :subhedral
komposisi mineral:
- hornblende : 35% - biotit : 15%
- plagioklas : 10% - piroksin : 20%
kegunaan : sebagai bahan dasar industri


BATUAN BEKU
~ 33 ~


5. Siderite
Warna : hitam
Kristalinitas : holokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : inequigranular
Struktur : masive
Fabric :subhedral
komposisi mineral:
- hornblende : 50%
- biotit : 15%
- plagioklas : 15%
- piroksin : 20%
kegunaan : sebagai bahan dasar industri

C. Intermediet
Diagenesa Batuan Beku Intermediet
Batuan beku Intermediet : terbentuk hasil intrusi dangkal dari pembekuan
magma dimana proses pembekuan berada di daerah hipabisal (daerah
pertengahan antara daerah plutonik dengan permukaan).
proses pembekuan sedang dengan temperature yang rendah sehingga
umumnya butiran pada batuan beku intermediet kasar .
BATUAN BEKU
~ 34 ~

jarang memperlihatkan struktur visikular ( lubang-lubang gas) dan berwarna
gelap (mafik) dengan indeks color <40%. Batuan beku basa memiliki
kandungan silica 52%<SiO2<62%.

Deskripsi Batuan Beku Intermediet


1. Trachyte
warna : Hitam
kristalinitas : hipokristalin
granularitas : fanerik
relasi : equigranular
struktur : massive
fabrik : subhedral
komposisi mineral
plagioklas 10% hornblende 25% adularia 20%
quartz 5% pyroxene 40%
kegunaan : Sebagai bahan baku industri dan ilmu pengetahuan





BATUAN BEKU
~ 35 ~


2. Hornblende Syenite
warna : Hitam
kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : equigranular
Komposisi mineral:
Hornblende 55% Adularia 20% Quartz 5%
Plagioklas 10% Biotit 10% Glass 5%
Kegunaan : sebagai bahan dasar industri


3. Diorite
Warna : abu-abu
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : Fanerik
Relasi : inequigranular
Komposisi Mineral
Sanidine 10% Adularia 5% Quartz 25%
Plagioklas 30% Hornblende 15% Biotit 10%
Kegunaan : Sebagai bahan baku industri dan ilmu pengetahuan
BATUAN BEKU
~ 36 ~






4. Monzonite
Warna : abu-abu
Kristalinitas : hipokristalin
Granularitas : fanerik
Relasi : inequigranular
Komposisi mineral
Hornblende 30% Quartz 25% Plagioklas 15%
Sanidine 15% Adularia 10% Glass 5%
Kegunaan : sebagai bahan dasar industri











BATUAN BEKU
~ 37 ~

BAB V
PENGOLAHAN BATUAN BEKU
Batu bara
PROSES PENGOLAHAN BATU BARA
Terdiri dari beberapa unit, yaitu :
1.Unit Pengolahan Awal Batu Bara
2.Unit Pencairan
3.Unit Distilasi
4.Unit Hidrogenasi Solvent

1. Unit Pengolahan Awal Batu Bara
Tujuannya adalah untuk mengolah batu bara menjadi bentuk yang dapat
dimasukkan ke dalam proses pencairan batu bara.Batu bara yang
diterima dari lapangan masih dalam bentuk bongkahan sehingga perlu
dilakukan grinding. Ukuran rata-rata batu bara 20 cm dan ukuran yang
diinginkan 0,01 cm.Proses Grinding yang digunakan harus bertahap :
- Roller Crusher
- Pengeringan
- Menggunakan Ballmils

2. Unit Pencairan
Batu bara yang telah melewati tahap grinding selanjutnya dialirkan ke
slurry mixer menggunakan conveyor.Pada slurry mixer, batu bara
dicampur dengan solvent heavy oil sehingga didapatkan slurry .Setelah
itu dicampur menggunakan aliran solvent dari aliran bawah solvent
hydrogenation unit .Hasil akhir dari slurry mixer dicampur dengan
hidrogen.Sebelum masuk reaktor,aliran tersebut akan melewati pre-
heater untuk menaikkan suhu mendekati suhu reaktor 4000 C.Setelah
keluar dari reaktor, akan melewati separator yang terdiri dari 2 jenis,
yaitu :
- Separator suhu tinggi
- Separator pemsihan gas
BATUAN BEKU
~ 38 ~

3. Unit Distilasi
Proses distilasi ini merupakan distilasi atomsferik yang bertujuan untuk
memisahkan naptha yang sudah bebas senyawa ringan dari senyawa
beratnya dan keluar sebagai produk utama, selanjutnya akan masuk ke
distilasi vakum.Produk bawah dari kolom ini adalah residu, keluaran
atas kolom berupa distilat besar yang akan menuju ke Solvent
Hydrogenation Unit

4. Unit Hidrogenasi Solvent
Setelah itu akan melewati Solvent booster pump untuk memompa
aliran.Kemudian dimasukkan hidrogen Dipanaskan oleh pre-heating
furnace sebelum masuk ke solvent hydrogenation reactor untuk
menaikkan suhu dari 320-4000C dan juga digunakan katalis Ni-Mo
(Al2O3)

5. Kinerja Proses
Kinerja proses ditunjukan oleh efisiensi massa dan energi dari
keseluruhan proses.Efisiensi massa dapat dilihat dari efisiensi
karbon.Efisiensi energi dapat dilihat dari neraca energi. Setelah itu akan
melewati satu separator untuk memisahkan gas-gas (sebagian besar
hidrogen) yang terbentuk dan digunakan sebagai recycyle
hydrogen.Sedangkan produk dari reaktor hidrogenasi solvent akan
masuk ke stripper .Keluaran bawah stripper adalah solvent yang
digunakan sebagai donor hidrogen yang akan dicampur ke batu bara
umpan dalam slurry mixer .Keluaran atasnya berupa naptha dan lain-lain





BATUAN BEKU
~ 39 ~

BAB VI
KEGUNAAN DAN PEMANFAATAN
1. Obsidian

Genesa :
Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil kegiatan erupsi
gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat cepat
sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian
adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit
kristal feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
Kegunaan :
sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator
temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa
(media) dan campuran makanan ternak
2. Riolit

BATUAN BEKU
~ 40 ~

Genesa :
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang
lazimnya dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan
magma di luar permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun
sebenarnya sifat asid batuan ini bergantung kepada kandungan silika di
dalamnya. Riolit di anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi
66%. Riolit sering ditemukan berupa lava.
Kegunaan :
sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan, plesteran, isolator
temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter, bahan pembawa
(media) dan campuran makanan ternak.
3. Granit

Genesa :
Granit adalah batuan beku plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstrur porfiritik, terdiri atas
mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas, biotit, dan hornblende. Berwarna abu-
abu berbintik hijau dan hitam, kehijau-hijauan dan kemerah-merahan.
merupakan batuan beku dalam yang mempunyai kristal-kristal kasar.
Kegunaan :
Kegunaan Granit sebagai bahan Bangunan rumah dan gedung, untuk
bangunan Monumen, jalan dan jembatan, sebagai batu hias
BATUAN BEKU
~ 41 ~

(dekorasi), sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll) dan
bahan bangunan (gedung, jalan , jembatan, dll), selain itu dapat
digunakan sebagai bahan baku pembuatan aksesoris rumah seperti
lantai,wastafel dan meja serta di bidang konstruksi.
4. Andesit

Genesa :
Andesite berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes
pada lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat
mencapai beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan
letusan seperti bahan peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus
pyroclastic dan surges dan suatu kolom letusan yang sangat besar.
Andesites terbentuk pada temperatur antara 900 dan 1,100 derajat Celsius.
Di dalam andesite terdapat sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika (
Sio2). Mineral-mineral penyusun Andesite yang utama terdiri dari
plagioclase feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene ( clinopyroxene
dan orthopyroxene) dan hornblende dalam jumlah yang kecil.
Kegunaan :
Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan batu belah untuk Bahan
konstruksi (bangunan dan jalan), bangunan perumahan, alas jalan, Sebagai
agregat, pondasi , batu hias dan lain-lainnya. Andesit juga dapat dijadikan
sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll). Batuan ini sangat
potensial untuk dikembangkan ke arah eksploitasi (penambangan) secara
skala besar
BATUAN BEKU
~ 42 ~

Keterdapatan :
Sebaran batuan ini banyak dijumpai di daerah kaki perbukitan maupun
lembah-lembah sungai. Keterdapatanya batuan ini terdapat hampir disemua
tempat di Indonesia, terutama di Indonesia bagian timur.
5. Diorit

Genesa :
Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi) yang Terbentuk
dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan
membentuk suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi
suatu benua, seperti pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang
besar berupa batholiths ( banyak beribu-ribu mil-kwadrat) dan
mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk menghasilkan gunung
api gabungan dengan lahar andesite.
Kegunaan :
batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding maupun lantai
bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan / jalan
raya.



BATUAN BEKU
~ 43 ~

6. Basalt

Genesa :
Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi.
Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral
gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam
Kegunaan :
Kegunaan basalt sebagai bahan baku industri poles (tegel, ornamen, dll),
bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan
Sebagai agregat.
Keterdapatan :
Madiun, Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo,
7. Peridotit



BATUAN BEKU
~ 44 ~

Genesa :
Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil
pembekuan magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari
permukaan bumi. merupakan Suatu batuan ultramafic yang memiliki
butiran kasar dengan suatu tenunan crystallkine, merupakan karakteristik
dari kerak samudra bagian bawah dan pembentukan jenis batuan dengan
prinsip theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite sebagian besar terdiri
olivine dan pyroxene.
Kegunaan :
sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif
(ampelas). Pembentukan nikel dari hasil pelapukan peridotit. Peridote
merupakan variasi permata olivine terbaik yang kita kenal
8. Gabro


Genesa :
Gabro memiliki komposisi mineral yang mirip dengan basalt, terjadi dari
hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat
permukaan bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik,
terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan
mineral hitam.


BATUAN BEKU
~ 45 ~

BAB VII
PENYEBARAN BATUAN BEKU
Penyebaran batuan beku di Indonesia
Beberapa jenis batuan beku penting yang banyak terdapat di alam adalah sebagai
berikut :
1. Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumnya putih, kelabu, merah
muda atau merah. Warna ini disebabkan oleh variasi warna dan mineral
feldspar. Granit terbentuk jauh di dalam bumi dan tersingkap di permukaan
bumi karena adanya erosi dan tektonik. Granit merupakan batuan yang banyak
terdapat di alam.
Di Indonesia, granit terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya
(Papua), dan lain-lain. Granit dapat digunakan sebagai bahan pengeras jalan,
pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles lantai, serta pelapis dinding.
2. Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan untuk
pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di
alamdalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit Barisan,
Sumatera.
3. Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di
alam.Di Jawa Tengah banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara.
Diorit dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain.
4. Andesit
Andesit adalah batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi
mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika.
Batuan andesit yang banyak mengandung hornblenda disebut andesit
BATUAN BEKU
~ 46 ~

hornblenda, sedangkan yang banyak mengandung piroksin disebut andesit
piroksin. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Adapun yang berstruktur lembaran
banyak digunakan sebagai batu tempel.
5. Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam, sehingga baik untuk
lantai atau pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan ini terdapat di Selatan
Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
6. Basal
Basal adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna
hitam. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan basal dalam
bentuk lava maupun piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang
berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya
berlubang-lubang akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
7. Batu kaca (obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal
(metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan banyak
terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat, kelabu,
kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca). Batukaca yang dihancurkan
dengan ukuran kecil dan dicampur dengan semen, dapat dibuat granit buatan.
Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat mata lembing,
mata panah, dan lain-lain.
8. Batu apung
Batuapung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan
keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau
gelembung-gelembung pada lava yang telah membeku. Lubang-lubang ini
berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur bentuknya. Dengan adanya
lubang-lubang ini membuat batuapung jadi ringan. Di Indonesia batuapung
yang terkenal dihasilkan oleh Gunung Krakatau. Demikian juga batuapung
dapat dibuat dengan cara memanaskan batuan obsidian hingga gasnya keluar.
BATUAN BEKU
~ 47 ~

9. Konglomerat
Konglomerat adalah batuan sedimen yang tersusun dari bahan-bahan dengan
ukuran berbeda dan bentuk membulat yang direkat menjadi batuan padat.
Bentuk fragmen yang membulat akibat adanya aktivitas air, umumnya terdiri
atas mineral atau batuan yang mempunyai ketahanan dan diangkut jauh dari
sumbernya. Di antara fragmen-fragmen konglomerat diisi oleh sedimen -
sedimen halus sebagai perekat yang umumnya terdiri atas Oksida Besi, Silika,
dan Kalsit. Fragmen-fragmen konglomerat dapat terdiri atas satu jenis mineral
atau batuan atau beraneka macam campuran. Seperti halnya breksi, sifatnya
yang heterogen menjadikan berwarna-warni. Konglomerat umumnya
diendapkan pada air dangkal.






















BATUAN BEKU
~ 48 ~

BAB VIII
PENUTUP

KESIMPULAN
Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan maupun
di atas permukaan bumi.
Berdasarkan proses terbentuknya batuan beku terbagi atas batuan beku
ekstrusi dan intrusi.
Batuan beku tersebar di berbagai wilayah di Indonesia yang memiliki kriteria dan
ciri ciri tertentu berdasarkan daerahnya.
Setiap batuan beku memiliki kegunaan dan manfaatnya tersendiri, dan berpengaruh
besar terhadap kehidupan sehari - hari.

DAFTAR PUSTAKA
http://manfaat-pengetahuan.blogspot.com/
http://dikageologi.wordpress.com/
http://scientificindonesia.wordpress.com/
http://en.wikipedia.org/
https://www.google.co.id/search
http://geology.com/rocks/
http://serbasejarah.blogspot.com/

You might also like