Nama : Nova Lailatul Rizkiyah NIM : 10212042 Email : nova.rizkiyah@students.itb.ac.id Shift/Minggu: Jumat/VIII Asisten: Thebe Alfarisi(10210071) Nanda P.H. Tumangger (10210064) Rachman B Putra( 10211071) Elvina Ayu Ratnasari(10211033) Tanggal Praktikum :15 November 2013 Tanggal Pengumpulan: 21 November 2013
Abstrak Pada percobaan modul 9 yang berjudul penguat daya telah dilakukan 3 percobaan. Pada percobaan pertama yaitu membuat rangkaian positive half cycle dan negative half cycle, pada positive half cycle dihasilkan sinyal output positif saja, sedangkan pada negative half cycle hanya ada sinyal negative saja. Pada percobaan kedua yaitu membuat rangkaian dasar kelas B, dihasilkan cacat sinyal pada output. Pada percobaan ketiga yaitu membuat penguat daya push pull, rangkaian pada driver adalah rangkaian common emitter dihasilkan bentuk sinyal sinusoidal yang sempurna. Kata kunci: penguat kelas B, distorsi, positive half cycle, negative half cycle
1. Tujuan a. Menentukan cara kerja dari rangkaian dasar kelas B. b. Menentukan cara kerja penguat daya push pull kelas B. 2. Teori Dasar Transistor adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai tiga elektroda (triode) yaitu dasar (basis), pengumpul (kolektor) dan pemancar (emitor). [1]Dengan ketiga elektroda (terminal) tersebut, tegangan atau arus yang dipasang di satu terminalnya mengatur arus yang lebih besar yang melalui 2 terminal lainnya. Pengertian transistor berasal dari perpaduan dua kata, yakni transfer yang artinya pemindahan dan resistor yang berarti penghambat. Dengan demikian transistor dapat diartikan sebagai suatu pemindahan atau peralihan bahan setengah penghantar menjadi penghantar pada suhu atau keadaan tertentu.
Gambar 1: Simbol transistor NPN dan PNP Transistor NPN adalah transistor positif dimana transistor dapat bekerja mengalirkan arus listrik apabila basis dialiri tegangan arus positif. Sedangkan transistor PNP adalah transistor negatif,dapat bekerja mengalirkan arus apabila basis dialiri tegangan negatif. Transistor NPN untuk meloloskan setengah siklus positif dan transistor PNP untuk meloloskan setengah siklus negatif. Gambar 2: Positive Half Cycle dan Negative Half Cycle Transistor dapat bekerja apabila diberi tegangan. Tujuannya adalah agar transistor dapat mencapai kondisi menghantar atau menyumbat. Baik transistor NPN atau PNP, tegangan antara emitor dan basis adalah panjar maju, sedangkan antara basis dengan kolektor adalah panjar mudur. Gambar 3: Kondisi menghantar dan menyumbat transistor NPN
Tegangan pada Vcc jauh lebih besar dari tegangan pada Veb. Diode basis-emittor mendapat panjar maju, akibatnya elektron mengalir dari emitor ke basis, aliran elektron ini disebut arus emitor(Ie). Elektron-elektron ini tidak mengalir dari kolektor ke basis, tetapi sebaliknya sebagian besar elektron- elektron yang berada pada emitter tertearik ke kolektor, karena tegangan Vcc jauh lebih besar dari pada tegangan Veb dan mengakibatkan aliran elektron dari emitor menuju kolektor melewati basis. Elektron- elektron ini tidak semuanya tertarik ke kolektor tetapi sebagian kecil menjadi arus basis(Ib).
Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja di titik cut off sehingga daya daya operasi tenang(quiescent power) sangat kecil. Apabila sinyal input merupakan gelombang sinus maka penguatan terjadi hanya setengah siklus.
Gambar 4: Rangkaian dasar penguat kelas B Keuntungan penguat kelas B adalah lebih kecil kehilangan daya transistor, daya beban dan efisiensi penguatan lebih besar.
Gambar 5: Sinyal output penguat kelas B Efisiensi penguat kelas B tergolong tinggi yaitu mendekati 80% sehingga daya yang hilang menjadi panas relatif kecil. Aplikasi penguat kelas B jarang dijumpai, hanya sebatas pada rangkaian penguat sinyal yang tak mempermasalahkan distorsi sinyal. Daya output penguatan sinyal sebagai berikut: (1) Sedangkan Pdc penguat kelas B sebagai berikut:
Dimana Iom adalah arus maksimum dan Vo adalah tegangan output dan VDD adalah tegangan titik kerja transistor. Untuk keperluan penguat sinyal audio amplifier kelas B dapat digunakan dengan membuat konfigurasi rangkaian amplifier kelas B secara push-pull.
Gambar 6: Rangkaian dasar penguat kelas B secara push-pull.
[2]Penguat kelas B secara push-pull dibuat menggunakan sumber tegangan simetris karena penguatan sinyal input dibagi menajdi 2 bagian,penguat sinyal puncak positif dan penguat sinyal puncak negatif. Proses pemecahan sinyal tersebut dilakukan oleh dioda1 dan diode 2. Pada penguat kelas B secara push pull selalu dikonfigurasikan secara common emitter yang bertujuan untuk menghindari terjadinya distorsi sinyal. Penguat balans(push-pull) kelas B adalah rangkaian penguat daya dengan 2 transistor yang mempunyai keuntungan-keuntungan penguatan daya maksimal turun menjadi seperlima dari daya beban dan aliran arus tanpa sinyal menjadi sekitar satu persen dari Ic(sat).
Dalam rangkaian penguat kelas B, transistor berada dalam daerah aktif untuk setengah perioda. Selama setengah perioda yang lain, transistor tersebut cut-off. Berarti arus kolektor mengalir untuk 180 derajat dalam tiap transistor. Sedangkan pada penguat kelas A arus kolektor mengalir untuk seluruh perioda atau 360 derajat.
Gambar 7: Bentuk gelombang arus kolektor kelas A dan kelas B
Persamaan:
Gambar berikut memperlihatkan gambaran sistem kerja penguat balans(push pull). Gambar a merupakan rangkaian ekivalen sebuah penguat common emitter. Selama posotif tegangan sumber, diode emitter dicatu maju sehingga titik operasi berayun dari titik kerja Q ke jenuh(saturasi). Selama periode negatif tegangan sumber, diode emitter dicatu balik sehingga tidak ada arus mengalir. Akibatnya tegangan pada rE adalah setengah gelombang.
Gambar 8: Gambar ekivalen AC penguat kelas B dengan push pull.
Pada gambar b adalah sebuah penguat common emitter dengan transistor pnp yang diperlihatkan rangkaian ekivalen ACnya. Misalka diode emitter dicatu dekat dengan titik cut off, selama periode positif tegangan sumber, diode emitter dicatu balik sehingga tidak ada arus kolektor yang mengalir. Selama perioda negative tegangan simber, diode emitter dicatu maju sehingga titik operasi berayun dari titik kerja Q ke jenuh(saturasi). Karena arus mengalir dari rE adalah negative maka tegangan rE adalah negative terhadap ground, sehingga tegangan rE hanya setengah gelombang saja(siklus negatif).
Untuk mendapat rangkaian balans, dua pengikut emitter digabungkan menjasi seperti gambar c. Transistor atas(npn) menangani setengah siklus positif dari tegangan sumber dan transistor bawah (pnp) menangani setengah siklus negatif dari tegangan sumber. Dengan cara ini tegangan output akan menjadi gelombang sinus penuh.
Gambar berikut memperlihatkan garis beban AC ideal untuk rangkaian penguat kelas B. pada kenyataannya, titik saturasi tidak benar- benar menyentuh sumbu vertikal dan titik Q berada sedikit diatas sumbu horizontal(karena pengaruh Vce(Q) saturasi dan Ic(Q)
Gambar 9: Gambar hubungan daya kelas penguat B Daya output maksimum untuk rangkaian kelas B adalah:
Efesiensi daya maksimum penguat kelas B sangat efisien. Daya DC yang diberikan oleh catu kepada transistor adalah:
Dengan Idc adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu siklus adalah:
[3]Distorsi seberangan adalah sebuah distorsi yang disebakan oleh pergantian antara peranti yang menjalankan beban. Distorsi ini sering terdapat pada tingkat komplementer atau pushpull dari penguat kelas-B dan beberapa sirkuit lainnya.
Gambar 10: Grafik distorsi seberangan
Istilah seberangan berarti pergantian penggerakan sinyal dari satu peranti ke peranti lainnya, jadi sinyal menyeberang antar peranti. Dalam konteks penguat kelas-B, yaitu dari transistor NPN ke transistor PNP, dan sebaliknya. Mekanisme distorsi
Gambar 11: Rangkaian penguat kelas B dan cross over distortion Gambar diatas menunjukan tingkat keluaran penguat kelas-B pengikut emitor komplementer. Saat tanpa sinyal masukan, keluaran terletak antara kedua catu (yaitu 0V). Panjar basisemitor semua transistor adalah nol, jadi semua transistor berada pada kondisi tak menghantar. Ketika masukan menuju positif, selama masukan kurang dari tegangan maju V BE transistor NPN ( 0.65V), transistor tetap dalam keadaan mati, hal ini berarti tegangan keluaran tidak mengikuti tegangan masukan (transistor PNP tetap mati karena diode basisemitor dipanjar terbalik oleh sinyal masukan positif). Hal yang sama juga terjadi pada transistor PNP pada saat sinyal masukan negatif. Sehingga di antara masukan 0,6V - 0,6V, tegangan keluaran bukanlah penguatan dari sinyal masukan, kita dapat melihat bahwa terjadi belokan pada bentuk gelombang keluaran dekat 0V (atau dimana transistor sedang bergantian menghantar). Belokan ini merupakan penyebab utama distorsi seberangan, dan menjadi sangat mengganggu jika tegangan keluaran relatif rendah (kurang dari 5 kali V BE ). Distorsi seberangan lain terjadi karena perbedaan penguatan antara kedua transistor, menyebabkan perbedaan penguatan antara sinyal positif dan negatif. Kemungkinan pencegahan Pada konteks penguat kelas-B/AB, distorsi seberangan dapat dikurangi dengan memberikan sedikit panjar maju pada transistor. Panjar maju menyebabkan sirkuit untuk beroperasi pada moda kelas-AB, jadi semua transistor sedikit menghantar pada titik seberangan. Ini dapat menghilangkan belokan pada seberangan. Walaupun begitu, distorsi seberangan jenis lain tetap ada, yang dapat dikurangi dengan umpanbalik negatif.
Gambar 12: Rangkaian penguat kelas B yang lebih baik dengan hambatan beban Pada contoh yang diperlihatkan, penguat operasi digunakan untuk mengurangi distorsi pada pasangan diferensial. Penguat operasi adalah penguat dengan penguatan sangat tinggi (sering disebutkan sebagai tak terhingga). Pada keadaan ideal, keluaran penguat operasi ditahan sedemikian hingga kedua masukan harus pada tegangan yang tepat sama. Pada konteks ini, karena masukan membalik langsung disambungkan ke keluaran, tegangan pada masukan tak membalik selalu sama dengan tegangan keluaran, karenanya dapat menghilangkan distorsi. Dengan penguatan penguat operasi yang terbatas, pengurangan distorsi sebanding dengan penguatan penguat operasi. Hampir semua penguat daya modern termasuk hi-fi menggunakan semua teknik, baik penggunaan kelas-AB, dan umpanbalik, memberikan efisiensi tinggi dan distorsi yang rendah.
3. Data A. Percobaan 1 i. Half Positive Cycle f = 1000 Hz Vin = 2 Vpp Vcc = 5 Volt R 1 = 10.06 k
Gambar 1: atas(input), bawah(output) positive half cycle ii. Half Negative Cycle f = 1000 Hz Vin = 2 Vpp Vcc = 5 Volt R 2 = 9.86 k
Gambar 2: atas(input), bawah(output) negative half cycle B. Percobaan 2 f = 1000 Hz Vin = 2 Vpp Vcc = 5 Volt R 1 = 10.06 k R 2 = 9.86 k
Gambar 3: terjadi cross over distortion pada output rangkaian dasar kelas B
Gambar 4: atas(output), bawah(input) hasil rangkaian penguat daya push pull 4. Pengolahan Data Pada percobaan 3: penguat daya push pull
5. Analisis Penguat kelas B menjawab permasalahan pada penguat kelas A, yaitu efisiensi daya output. Penguat daya kelas B memanfaatkan titik kerja pada bagian cut offnya. Karena titik kerja berada pada daerah cut offnya maka dibutuhkan 2 transistor yaitu transistor NPN dan PNP untuk dapat meloloskan setengah siklus gelombang positif dan setengah siklus gelombang negatif.
Percobaan pertama berupa pembuatan rangkaian positive half cycle dan negative half cycle. Pada positif half cycle digunakan satu transistor yaitu transistor NPN untuk meloloskan siklus positif. Sedangkan pada negative half cycle digunakan transistor PNP untuk meloloskan siklus negatif. Hasil (gambar) pada percobaan ini sesuai dengan teori.
Pada percobaan kedua yaitu membuat rangkaian penguat kelas B. untuk menghasilkan hasil sinyal gelombang penuh maka kedua transitor (NPN dan PNP) digabungkan dengan output berasal dari keluaran kaki emitter. Tetapi, seperti pada hasil percobaan bahwa terdapat cacat sinyal pada output. Cacat sinyal ini disebut dengan cross over distortion. Pada perlintasan nol, terjadi peralihan kerja dari transistor 1 ke transistor 2. Jika transistor 2 baru mungkin bekerja beberapa saat setelah transistor 1 menyumbat. Untuk menghilangkan cacat sinyal tersebut maka dibutuhkan keadaan panjar maju pada masing-masing diode emitternya.
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan rangkaian penguat daya push pull (adanya tambahan resistor variabel). Rangkaian driver yang digunakan pada penguat daya push pull adalah rangkaian common emitter. Fungsi dari rangkaian driver adalah menguatkan tegangan dan arus. Rangkaian driver merupakan rangkaian penguat tingkat dua dari penguat RF. Penguat driver adalah salah satu penguat yang mentransfer daya input yang masuk dan menyalurkan ke tingkat selanjutnya. Rangkaian driver kali ini adalah rangkaian common emitter karena arus yang melalui 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 0 5 10 15 Grafik Penguatan rangkaian push pull Vo Vi resistor pada kolektor menghasilkan tegangan output amplifier(dikuatkan)
6. Kesimpulan Pada percobaan kali ini dapat dipahami prinsip kerja dari rangkaian dasar kelas B dengan memanfaatkan 2 buah transistor yang berbeda (NPN dan PNP) untuk saling bekerja bergantian menghasilkan sinyal sinus. Namun, karena kerjanya saling bergantian tersebut terjadi cross over distortion atau cacat sinyal output. Solusinya adalah menggunakan penguat daya push pull kelas B dengan ditambah resistor variabel atau resistor beban diantara 2 transistor sehingga sinyal yang dihasilkan berupa gelombang sinus yang sempurna tanpa cacat sinyal. 7. Referensi [1]http://elektronikadasar.web.id/teori- elektronika/Penguat-Balans-(Push-pull) kelas B/ Diakses tanggal 15 november 2013 pukul 20.30 [2]http://elektronikadasar.web.id/teori- elektronika/Amplifier-Kelas BKonsep-Dasar- Transistor/Diakses tanggal 15 november 2013 pukul 20.35 [3]http://elektronikadasar.web.id/teori- elektronika/Cross-over-distortion/diakses tanggal 15 november 20.37