You are on page 1of 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mempelajari ilmu botani sangatlah penting dalam mendalami disiplin ilmu biologi.
Tanaman sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Di dalam ilmu botani, kita dapat
mempelajari sistem taksonomi baik dari ciri-ciri tumbuhan tersebut maupun dari segi molekuler
tanaman. Selain itu, di dalam ilmu botani, kita dapat mempelajari keanekaragaman dari tanaman
itu sendiri. Oleh karena itu, untuk mendukung pembelajaran ilmu botani, kita harus
mempelajarinya melalui buku-buku botani maupun melalui praktek lapangan secara langsung.
Salah satu cara pembelajaran dalam mempelajari ilmu botani ialah mengunjungi lembaga
yang secara intensif mendalami ilmu botani di Indonesia, dalam hal ini lembaga tersebut adalah
Pusat Botani dan Mikrobiologi Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia ( LIPI ), dimana
didalamnya terdapat berbagai macam laboratorium serta ruangan awetan atau herbarium dari
berbagai macam tumbuhan yang ada di Indonesia. Selain itu, terdapat pula kebun penelitian yang
dikembangkan oleh para peneliti, seperti kebun jati, jagung, garut, kentang hitam, serta tanaman
lainnya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui jenis spesimen tumbuhan yang ada di pusat botani dan mikrobiologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI )
b. Mengunjungi serta mempelajari berbagai macam laboratorium botani serta kebun
penelitian yang ada di pusat botani dan mikrobiologi LIPI
c. Mengetahui hasi-hasil riset dari para peneliti di pusat botani dan mikrobiologi LIPI
d. Melihat proses herbarium tanaman serta mengunjungi Herbarium Bogoriense (BO)

BAB II
ISI
2.1. Kunjungan Laboratorium
Kunjungan mahasiswa biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menuju Pusat Botani dan
Mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia diawali dengan melihat beberapa specimen
dan herbarium dari koleksi yang dimilki LIPI. Di dalamnya terdapat sebuah herbarium tertua
yang sudah ada sejak tahun 1820. Selain itu kita diajarkan mengenai pohon filogenik mengenai
berbagai macam tumbuhan. Setelah mempelajari pohon filogeni, para mahasiswa melihat hasil
dari persilangan tumbuhan dimana pada saat itu yang diperlihatkan adalah hasil rekayasa
tanaman jagung yang mempunyai warna biji yang berbeda-beda dalam satu tongkol. Setelah itu,
kami dipersilahkan mencicipi rebusan dari umbi garut. Salah satu hal yang paring menarik
perhatian penulis adalah ketika melihat tanaman Jali. Tanaman tersebut mempunyai ciri khas
yang membedakannya dengan tanaman lain, yaitu adanya tangkai pada buah dan diujung
buahnya terdapat rambut. Bila buah tersebut muda, maka buah tersebut dapat dimanfaatkan
sebgai bahan pangan pengganti nasi, namun jika sudah tua, maka buah tanaman jail sangat keras
dimana ketika itu salah satu peserta kunjugan mencoba untuk memecahkannya namun tidak
berhasil. Warna buah tanaman jail ketika tua pun tergolong unik, yaitu berwarna abu-abu.
Setelah melihat beberapa specimen, peserta dipersilahkan untuk melihat video profile dari Pusat
Botani dan Mikrobiologi LIPI. Di dalam video tersebut dijelaskan mengenai visi, misi, serta
kegiatan yang dilakukan oleh para peneliti. Selain itu, di dalam video tersebut dijelaskan pula
berbagai laboratorium penelitian yang dimiliki oleh LIPI.
Para peserta kemudian dibagi ke dalam 2 kelompok besar, yaitu kelompok wanita dan
kelompok pria. Untuk kelompok pria, pertama-pertama peserta diarahkan untuk mengunjungi
Lab. Ekologi Dasar. Di dalam lab tersebut terbagi ke dalam 2 bidang penelitian, yaitu lab tanah
dan lab unsur hara. Aktivitas yang dilakukan oleh para peneliti di bidang ekologi mencakup 2
aspek bidang ekologi, yaitu Ekologi Lapangan dan Laboratorium (Tanah & Siklus Hara).
Ekologi lapangan mengadakan penelitian ekolgi berbagai tipe-tipe ekosistem hutan, khususnya
berkaitan dengan struktur, diversitas, dinamika (pertumbuhan dan mortalitas), suksesi, seed
bank, produksi biomas, dekomposisi bahan organik, agroforestri, ekologi manusia dan interaksi
tumbuhan dan hewan. Penelitian laboratorium khususnya melakukan analisis kimia tanah dan
serasah dalam kaitannya dengan siklus hara.
Selain itu, beberapa kajian yang dilakukan adalah terkait isu lingkungan seperti degradasi
hutan, perubahan fungsi lahan, kemerosotan kwalitas lingkungan, penurunan daya dukung lahan,
kebakaran hutan, pembalakan liar dan carbon balance yang berdampak pada perubahan iklim dan
kehilangan biodiversitas. Sehingga dilakukan penelitian ekologi secara terus menerus dan
berkelanjutan. Di dalam lab ekologi, terdapat beberapa peralatan dasar yang mendukun peneliti
dala melakukan risetnya, yaitu C-N Analyzer, Mercury analyzer, AAS dan Spectrophotometer.
Para peserta pun diajari cara kerja dari alat-alat tersebut.
Laboratorium yang dikunjungis selanjutnya adalah laboratorium Fisiologi dimana lab
tersebut dibagi lagi ke dalam 2 bidang, yaitu lab Fisiologi Makropropagasi dan Komservasi
benih, serta lab Fisologi Stress dan Konservasi. Sebelum para peserta mengetahui lebih lanjut
kedua lab tersebut, kami diperlihatkan video profile dari lab Fisiologi yang dipandu langsung
oleh para peneliti dan staff dari lab Fisiolgi. Ruang lingkup kegiatan Laboratorium ini meliputi
penelitian makro propagasi, penyimpanan material propagasi, pengelolaan pohon benih (tree
seed management) dan sedang dirintis pameran bahan propagasi (seed museum).
Tujuan kegiatan dari lab Fisologi Makropropagasi dan Konservasi Benih adalah :
1. Mengembangkan keilmuan pada bidang perbenihan (seed science).
2. Melestarikan tumbuhan Indonesia dari kepunahan melalui pengembangan pembibitan,
regenerasi sumber benih dan penyimpanan material propagasi.
3. Mengembangkan teknologi makro propagasi.
4. Membangun pemahaman tentang fungsi benih dan kegunaannya.
5. Membangun standarisasi benih menuju industri biji.

Kegiatan penelitian lab Fisologi Makropropagasi dan Konservasi Benih adalah :

1. Mempelajari fisiologi biji yang meliputi; daya hidup biji, dormansi biji, kandungan kimia
biji, kadar air biji, perkecambahan biji, pertumbuhan bibit, seed production dan harvest
time.
2. Mempelajari morfologi, anatomi, sifat-sifat biji-bijian dari tumbuhan Indonesia (seed
identification), pola dan tipe perkecambahan.
3. Mempelajari perbanyakan secara vegetatif (setek, umbi, tunas, stolon, corm, okulasi,
grafting, layering) pada tumbuhan endemik, langka dan tumbuhan berpotensi lainnya.
4. Mempelajari biologi penyimpanan biji (seed storage) dan bahan propagasi lainnya.
5. Mempelajari pertumbuhan jenis-jenis tumbuhan yang berbiji recalcitran, langka, endemik
dan tumbuhan berpotensi lainnya sebagi sumber biji (seed source).
6. Mempelajari ekologi biji (seed ecology) dan pemencaran biji (seed dispersal).
Peralatan yang tersedia di Laboratorium Fisiologi Makro Propogasi dan Konservasi
Benih meliputi alat pengukur kadar air (Infrared Moisture Content), konduktivitas ion
(Konduktometer), suhu optimal perkecambahan (Thermogradientbar Appartus), pengeringan
(Oven), penyimpanan (Inkubator) dan perkecambahan (Germination Chamber). Fasilitas lainnya
adalah rumah kaca, kebun percobaan, rumah paranet, ruang annex untuk persiapan penelitian.
Lab kedua dari lab Fisiologi yang peserta kunjungi adalah lab Fisologi stress dan
konservasi. Laboratorium Fisiologi Stres memiliki lingkup riset aspek fisiologi tumbuhan,
termasuk pertumbuhan dan perkembangan, proses-proses fisiologis (fotosintesis, respirasi,
transpirasi, translokasi, siklus metabolisme, mekanisme serapan air, hara dan logam berat,
aktivitas hormonal). Riset juga mencakup interaksi antara tumbuhan dengan lingkungan
(ekofisiologi) seperti hubungan tumbuhan dan air, hara, cahaya, suhu, CO2, logam berat.
Riset fisiologi tumbuhan bertujuan untuk mengungkap fenomena fisiologis tanaman dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Riset fisiologi diutumpukan kepada dua hal yaitu fisiologi untuk tujuan konservasi dan
pemanfaatan berkelanjutan. Fisiologi untuk konservasi menyangkut konservasi sumberdaya
hayati dan sumberdaya nirhayati (air, tanah, mikroklimat, udara).
Aspek penelitian yang menjadi perhatian adalah :
1. Fisologi dan Konservasi air
Dalam riset ini dipelajari aspek fisiologi tumbuhan yang berhubungan dengan air, termasuk
respon tumbuhan terhadap stres kekurangan dan kelebihan air yang dicerminkan oleh perubahan
neraca air di dalam tanaman, efisiensi penggunaan air dan pertumbuhan tanaman. Riset ini
berkembang ke arah Ekohidrologi yakni memanfaatkan vegetasi untuk konservai sumberdaya
air.
2. Fisologi dan Konservasi Tanah
Dalam kaitannya dengan konservasi tanah, dilakukan riset mengenai potensi tanaman yang
berguna untuk meningkatkan besuburan tanah dan menyerap bahan pencemar (logam berat) dari
dalam tanah. Riset ini berkembang kepada riset fitoremediasi yakni pembersihan pencemar dari
dalam tanah dimediasi oleh tanaman hiperakumulator. Dalam hal ini termasuk riset peningkatan
akumulasi logam berat pada tanaman.
3. Fisologi Konservasi Mikroklimat
Riset ini mempelajari hubungan antara tumbuhan dan mikroklimat (cahaya, suhu,
kelembaban tanah dan udara di sekitar vegetasi) untuk memperbaiki kondisi mikroklimat dan
kualitas suatu ekosistem baik biotik dan abiotik. Dalam riset ini dipelajari penutupan permukaan
oleh tanaman, kemampuan menahan air oleh akar, transpirasi dan penyerapan cahaya matahari
oleh tanaman.
4. Fisiologi dan Perubahan Iklim Global (Global Change)
Fiksasi karbon merupakan fungsi penting tumbuhan dalam mengurangi gas rumah kaca.
Karbon dioksida merupakan komponen penting dari gas rumah kaca yang menyebabkan
terjadinya pemanasan global Riset ini mempelajari kemampuan tumbuhan dalam menyerap dan
menyimpan karbon serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
5. Konservasi dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati
Riset ini mempelajari aspek aspek fisiologi dan agronomis dari tumbuhan untuk tujuan
konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan.
Riset tumbuhan liar berpotensi (untuk obat, pangan, biofuel, akumulator logam berat)
meliputi riset karakter fisiologi dan kebutuhan agronomis dari jenis-jenis tumbuhan berpotensi
agar dapat dibudidayakan secara maksimal dan berkelanjutan.
Laboratorium Fisiologi Stres dan Konservasi dilengkapi dengan peralatan seperti
photosynthesis apparatus, leaf area meter, AAS, colorimeter, pressure chamber, weather station
dan fasilitas lain seperti rumah kaca dan kebun percobaan.
Lab ketiga yang dikunjungi oleh para peserta adalam lab. Sistematika Molekuler.
Laboratorium Sistematik Molekuler Tumbuhan mulai didirikan pada awal tahun 1990-an untuk
menjawab tantangan penelitian sistematik tumbuhan yang bergerak ke arah molekuler pada dua
dasawarsa terakhir. Selama beberapa tahun terakhir, sistematik molekuler telah menghasilkan
banyak model filogenetik tumbuhan dan beberapa di antaranya ikut membantu memecahkan
permasalahan taksonomi yang ada. Laboratorium ini ditujukan untuk mendukung penelitian
sistematik tumbuhan di Herbarium Bogoriense.
Penelitian-penelitian yang dilakukan difokuskan pada filogeni tumbuhan dan
fitogeografi, baik tumbuhan liar maupun tumbuhan budidaya, yang ada dalam kawasan Malesia.
Penelitian yang sedang berjalan saat ini adalah filogeni Pandanaceae yang terintegrasi dengan
penelitian menggunakan pendekatan klasik di Laboratorium Biosistematik dan Laboratorium
Anatomi Tumbuhan. Laboratorium ini dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk menunjang
penelitian sistematik tumbuhan pada umumnya seperti centrifuge, fluorometer, DNA thermal
cycler (PCR), electrophoresisapparatus, gel documentation, incubator, dan freezer. Selain itu,
laboratorium ini juga bekerjasama dengan Laboratorium Umum dilingkungan Puslit Biologi
LIPI untuk penggunaan DNA sequencer.
Kunjungan yang selanjutnya adalah menuju tempat pembuatan herbarium. Di dalam lab
tersebut, peserta diajak untuk melihat proses pengawetan tumbuhan atau proses herbarium dari
tumbuhan yang telah diambil untuk dijadikan koleksi. Proses pertama yang dilakukan adalah
pendataan tanaman yang telah diambil. Selanjutnya adalah proses pengeringan tanaman di dalam
oven. Proses ini memerlukan waktu paling cepat 3 hari dan paling lama selama 1 bulan,
tergantung dari kadar air serta ukuran tanaman tersebut. Setelah tanaman dikeringkan, lalu
tanaman diberi deskripsi dan di tempelkan atau diajit di atas kertas dan dimasukkan kedalam
map untuk disimpan di dalam lemari koleksi herbarium.


2.2. Kunjungan Kebun Penelitian
Pada sesi akhir kunjungan para peserta diarahkan oleh pemandu menuju kebun penelitian.
Di area tersebut terdapat rumah kaca dan tempat pembibitan beberapa tanaman seperti kentang
hitam, jati platinum, garut, dan beberapa tanaman lainnya. Kita diajarkan bagaimana cara
merawat bibit-bibit tersebut.

















BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kunjungan menuju Pusat Botani dan Mikrobiologi memberikan pengalaman serta ilmu
yang bermanfaat bagi mahasiswa, khususnya yang mendalami ilmu biologi. Keberadaan
laboratorium Botani dan Mikrobiologi sangatlah penting untuk menjaga keanekaragaman
tumbuhan serta mempelajari lebih lanjut perilaku serta pemanfaatan tumbuhan secara baik.
Selain itu, keberadaan Pusat Botani dan Mikrobiologi LIPI dapat membantu mahasiswa untuk
melakukan riset atau percobaan di bidang botani dan mikrobiologi.
3.2 Saran
Kunjungan menuju pusat- pusat penelitian di berbagai bidang harus untuk selalu
dilakukan agar kedepannya mahasiswa khususnya mampu mengembangkan riset secara baik
untuk meningkatkan kualitas penelitian di berbagai bidang.

You might also like