You are on page 1of 38

Fungi (J amur) Lilit Rusyati

1

































DO YOU
KNOW FUNGI?
PLEASE.. JOIN
US



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

2










A.
1.
SIFAT HETEROTROF FUNGI MERUPAKAN DASAR KARAKTERISTIK
FUNGI MENJADI SATU KINGDOM MANDIRI

Coba kamu amati halaman rumahmu saat musim hujan atau tempat-tempat
lain yang lembap dan teduh. Apakah kamu menemukan suatu organisme
berbentuk payung berwarna putih? Organisme tersebut adalah jamur atau
cendawan. Apakah kamu sering melihat jamur? atau mungkin jamur merupakan
makanan favorit kamu?
Secara sekilas, jamur nampak seperti tumbuhan. Masih ingat dengan sistem
klasifikasi makhluk hidup? Dalam sistem klasifikasi dua kingdom, jamur
dikelompokkan sebagai tumbuhan. Namun, dalam sistem klasifikasi lima
kingdom oleh Whittaker, jamur diklasifikasikan dalam kingdom mandiri yaitu
kingdom Fungi (Jamur). Menurutmu kira-kira apa dasar Whittaker melakukan hal
itu? Mari kita analisis bersama.

1. Ciri Fungi

Fungi adalah organisme yang sudah memiliki membran inti (eukariotik). Fungi
ada yang uniseluler (bersel satu) dan ada yang multiseluler (bersel banyak).
Namun, sebagian besar fungi adalah eukariotik mutiseluler. Meskipun fungi
pernah dikeompokkan ke dalam kingdom Plantae (Tumbuhan), fungi adalah
organisme unik yang umumnya berbeda dari eukariotik lainnya ditinjau dari cara
memperoleh makanan, organisasi struktural, serta pertumbuhan dan reproduksi.
Anggota kingdom Fungi memiliki ciri khusus, yaitu eukariotik yang memiliki
FUNGI BERKERABAT
LEBIH DEKAT DENGAN
ANIMALIA DARIPADA
PLANTAE



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

3
dinding sel, namun tidak memiliki klorofil. Karena tidak memiliki klorofil seperti
halnya tumbuhan, fungi tidak dapat membuat makanannya sendiri yang berupa
bahan organik. Artinya
1.1.1
fungi bersifat heterotrof.
Seperti telah diungkapkan sebelumnya, bahwa fungi tidak dapat membuat
makanan sendiri, jadi menurutmu bagaimana fungi memperoleh makanan
(nutrisi)? Ya..benar,
1.1.1.1
fungi mengambil makanan dengan absorpsi
(penyerapan). Fungi menyerap zat organik dari lingkungannya. Bahan organik
yang diserap selain digunakan langsung untuk mempertahankan hidupnya, juga
ada yang disimpan dalam bentuk glikogen.
Sebelum diserap, zat organik kompleks akan diuraikan menjadi zat organik
sederhana oleh enzim yang dikeluarkan oleh jamur. Penguraian atau
pencernaan zat organik di luar sel atau tubuh fungi disebut sebagai pencernaan
ekstrasel. Artinya
1.1.1.2
fungi melakukan pencernaan ekstra sel. Fungi akan
mencerna makanan di luar tubuhnya dengan cara mensekresikan enzim-enzim
hidrolitik yang sangat ampuh ke dalam makanan tersebut. Enzim-enzim itu akan
menguraikan molekul kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana yang
dapat diserap dan digunakan oleh fungi.
1.1
Fungi menyerap makanan melalui pencernaan ektrasel (gambar 1).
Fungi bersifat heterotrof atau memperoleh zat organik dari hasil sintesis
organisme lain. Zat organik dapat berasal dari sisa-sisa organisme mati dan
bahan tak hidup atau dari organisme hidup. Cara memperoleh makanan (nutrisi)
yang absorptif ini menjadikan fungi terspesialisasi sebagai pengurai (saproba),
parasit, atau simbion-simbion mutualistik. Lihat gambar 1. di bawah ini.





Sumber : http://www.google.co.id/
(a) (b) (c)
Gambar 1. Macam-macam fungi berdasarkan cara memperoleh makanan (a)
Fungi saprobik yang tumbuh pada serasah, (b) Rhizopus, fungi parasit pada
buah strawberry, (c) Fungi yang bersimbiosis dengan algae membentuk lichens.



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

4
(a) Fungi saprobik menyerap zat-zat makanan dari bahan organik yang sudah
mati, seperti pohon yang sudah tumbang, bangkai hewan, atau buangan
organisme hidup. Di dalam proses nutrisi saprobik ini, fungi menguraikan
bahan organik tersebut.
(b) Fungi parasitik menyerap zat-zat makanan dari sel-sel inang yang masih
hidup. Beberapa jenis fungi parasitik, misalnya seperti spesies tertentu yang
menginfeksi paru-paru manusia, bersifat patogenik.
(c) Fungi mutualistik juga menyerap zat makanan dari organisme inang, akan
tetapi fungi tersebut membalasnya dengan fungsi yang menguntungkan bagi
pasangannya dalam hal tertentu, misalnya membantu suatu tumbuhan di
dalam proses pengambilan mineral dai tanah.

2. Habitat Fungi

Dimanakah kamu pernah melihat fungi? Apakah kamu pernah melihat fungi
di lapangan atau di hutan? Apakah kamu dapat melihat pertumbuhan berwarna
putih seperti bulu pada roti yang sudah kadaluarsa, warna putih pada tempe, dan
warna orange pada oncom? Warna putih seperti bulu pada roti yang telah
kadaluarsa, warna putih pada tempe, dan warna orange pada oncom itulah yang
disebut dengan fungi.
Fungi hidup pada lingkungan yang beragam.
1.1.2.1
Fungi hidup dimana
pun, baik tanah maupun air. Habitat fungi berada di darat (terestrial) dan di
tempat-tempat yang lembap. Meskipun demikian, banyak pula jenis fungi yang
hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau di air tawar.
1.1.2
Fungi bersifat kosmopolitan, artinya fungi dapat hidup di lingkungan
manapun. Fungi tidak hanya hidup di tempat lembap
saja, tetapi juga dapat hidup di lingkungan akuatik
yaitu di air laut atau air tawar. Fungi dapat pula
hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang
asam. Selain itu, fungi juga dapat hidup pada
lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi,
misalnya pada selai. Fungi yang hidup bersimbiosis
dengan algae (ganggang) membentuk lichens (lumut
kerak) dapat hidup di habitat yang ekstrim,
misalnya gurun, gunung salju, dan kutub. Jenis


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

5
fungi lainnya hidup pada tubuh organisme lain
secara parasit maupun simbiosis.

1.1.2.2
Fungi ada yang bersifat menguntungkan dan merugikan (parasit).
Fungi dapat menguraikan kayu, menyerang tumbuhan, merusak makanan, dan
menyebabkan penyakit lain pada manusia seperti gatal-gatal pada kaki atlet dan
penyakit yang lebih buruk lagi. Akan tetapi, ekosistem akan musnah jika tidak
ada fungi yang menguraikan organisme mati, dedaunan yang gugur, feses, dan
bahan organik lain.

3. Struktur Tubuh Fungi

Apakah kamu pernah melihat fungi yang berupa benang membentuk lapisan
seperti kapas, bercak, atau embun tepung (mildew) pada buah atau makanan?
Apakah kamu pernah melihat fungi yang berbentuk seperti mangkuk, payung,
setengah lingkaran, kuping, atau bulat? Macam-macam fungi yang pernah kamu
lihat memiliki struktur tubuh yang sama.
1.2.1
Tubuh fungi tersusun atas hifa
(gambar 2).
Gambar 2. Karakteristik hifa fungi.
(a) Hifa yang memiliki septum
(sekat). (b) Hifa senositik. (c) Hifa
khusus yang disebut haustoria,
melakukan hubungan parasit
dengan sel-sel tumbuhan.









Sumber : Biologi jilid 2, Campbell
Hifa berseptat Hifa senositik
Nukleus
Dinding sel
Pori
Nukleus
Dinding sel
Dinding sel
tumbuhan
Sel tumbuhan
Membran plasma
tumbuhan


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

6
Kecuali khamir yang merupakan organisme uniseluler, tubuh fungi terdiri
atas unit-unit yang disebut hifae (tunggal, hifa). Hifa adalah benang halus yang
merupakan bagian dari dinding tubuler yang mengelilingi membran plasma dan
sitoplasma. Sitoplasma mengandung organel yang umum ditemukan pada
eukariotik.
1.2.1.1
Jalinan hifa akan membentuk miselium (jamak, miselia),
yaitu merupakan jaringan makan dari suatu fungi. Miselia fungi dapat berukuran
sangat besar, meskipun miselia umumnya tidak terlihat oleh mata kita karena
miselia hidup di bawah permukaan tanah. Miselium dari sejenis individu raksasa
fungi Armillaria ostoyae di negara bagian Washington menyebar di tanah seluas
6,5 km
2
yang berlokasi di tiga country (semacam kabupaten). Fungi ini
kemungkinan berumur ribuan tahun dan beratnya ratusan ton, yang membuat
fungi tersebut dapat dikatakan sebagai organisme bumi yang paling tua dan
paling besar.
1.2.1.2
Hifa fungi memiliki dinding sel. Sebagian besar fungi adalah
organisme multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel oleh dinding yang
bersilangan, atau septa (tunggal, septum). Septa umumnya memiliki pori yang
cukup besar agar ribosom, mitokondria, dan bahkan nukleus dapat menglair dari
satu sel ke sel lain. Dinding sel merupakan salah satu komponen penting dari
fungi dan merupakan 15% sampai 30% dari berat kering fungi. Dinding sel
berfungsi menyebabkan kekakuan sel dan kekuatan pada sel serta mencegah
terjadinya shok akibat tekanan osmotik pada membran sel. Pada umumnya
dinding sel ragi lebih tebal (200-300 nm) disbanding sel kapang (200 nm).
Dinding sel fungi berbeda dengan dinding sel tumbuhan yang tersusun atas
selulosa.
1.2.1.3
Dinding sel fungi berasal dari kitin. Kitin (chitin) merupakan
suatu polisakarida yang mengandung nitrogen yang kuat namun fleksibel yang
mirip dengan kitin yang ditemukan pada kerangka eksternal serangga dan
arthropoda lainnya. Menurut Kamus Biologi (Yatim, 2007 : 203), kitin (chitin) yaitu
suatu polimer N-asetilglukosamin (C
8
H
13
O
5
N)
x
atau karbohidrat kompleks yang
menjadi komponen utama eksoskelet (shell) dan kutikula (cuticle) evertebrata.
Terdapat juga pada fungi, berbagai ganggang, dan ragi. Bahan ini tidak bisa
dicerna dalam usus kebanyakan hewan dan tidak larut dalam air, alkohol, basa,
atau asam encer.
Apakah menurutmu fungi dapat bergerak? Ya..
1.2.1.4
Fungi tidak dapat
bergerak aktif. Fungi adalah organisme yang tidak bergerak, tidak dapat


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

7
berjalan, berenang, atau terbang untuk mencari makanannya atau untuk mencari
pasangan kawinnya. Akan tetapi, miselium mengatasi ketidakmampuan bergerak
itu dengan menjulurkan ujung-ujung hifanya dengan cepat ke teritori baru.
Miselium fungi tumbuh dengan sangat cepat, bertambah sebanyak satu kilometer
hifa setiap hari seiring bercabangnya miselium di dalam sumber makanan.
Pertumbuhan yang demikian cepat ini bisa terjadi karena protein dan bahan-
bahan lain yang disintesis oleh keseluruhan miselium tersebut disalurkan oleh
aliran sitoplasmik ke bagian ujung dari hifa yang menjulur. Fungi menghimpun
energi dan sumberdayanya untuk menambah panjang hifa yang tentunya akan
menambah luas permukaan absorptif kseseluruhan, bukan ukuran diameternya.
Bagaimanakah fungi melakuakn reproduksi untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya?
1.2
Fungi melakukan reproduksi menggunakan
hifanya. Hifa fungi bercabang-cabang dan berjalinan membentuk miselium
(jamak, miselia). Sebagain miselium ada yang berfungsi untuk menyerap
makanan dan sebagian lagi untuk alat reproduksi. Miselium untuk menyerap
makanan disebut miselium vegetatif. Miselium vegetatif pada fungi tertentu
memiliki struktur hifa yang disebut haustorium (lihat gambar 2). Haustorium
dapat menembus sel inangnya. Bagian miselium ada yang berdiferensiasi
membentuk alat reproduksi untuk menghasilkan spora. Bagian miselium ini
disebut miselium generatif.

4. Reproduksi Fungi

Pernahkah kamu mengamati pertumbuhan fungi? Pernahkah kamu
mengamati roti yang sudah kadaluarsa yang hanya dalam hitungan hari terdapat
banyak selaput putih atau serbuk hitam? Menunjukkan apa peristiwa tersebut?
Ya.. benar, fenomena tersebut merupakan cara berkembangbiak (bereproduksi)
fungi.
1.2.2
Fungi melakukan reproduksi untuk kelangsungan hidupnya. Fungi
merupakan organisme yang relatif mudah berkembang biak. Potongan kecil
miselium bila dipindahkan pada medium yang cocok , dengan mudah dapat
membentuk koloni individu baru.
Bagaimanakah cara reproduksi fungi?
1.2.2.1
Banyak spesies fungi yang
dapat bereproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler,


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

8
serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora
aseksual (spora vegetatif) pada jamur multiseluler. Spora aseksual dapat berupa
sporangiospora atau konidiospora (spora konidia/konidia). Sporangiospora
dihasilkan dari pembelahan mitosis sel dalam kotak spora (sporangium) yang
terdapat pada ujung sporangiofor (struktur yang mendukung sporangium).
Sedangkan konidiospora dihasilkan dari pembelahan mitosis sel pada ujung
konidiofor (pendukung konidia). Sporangispora dan konidiospora bersifat
haploid (n). Tidak hanya pembentukan spora saja yang
merupakan cara berkembangbiak fungi, tetapi juga
dapat dengan pembentukan kuncup atau tunas,
pembentukan spora, pembelahan sel, dan penyatuan
dua hifa yang berbeda jenis.
Spora dihasilkan di dalam atau dari struktur hifa yang terspesialisasi. Ketika
kondisi lingkungan memungkinkan pertumbuhan yang cepat, fungi mengklon diri
mereka sendiri dengan cara menghasilkan banyak sekali spora secara aseksual.
1.2.2.2
Spora fungi dilepaskan dengan bantuan angin atau air. Spora-spora
tersebut akan berkecambah jika mendarat di tempat lembap pada permukaan
yang sesuai. Dengan demikian spora berfungsi dalam penyebaran banyak
spesies fungi ke berbagai tempat. Spora fungi yang dibawa oleh udara telah
ditemukan lebih dari 160 km di atas permukaan bumi.
Bagi banyak fungi, reproduksi seksual adalah salah satu cara reproduksi
darurat yang dilakukan ketika terjadi perubahan lingkungan. Dibandingkan
dengan reproduksi aseksual, reproduksi seksual menghasilkan keturunan
dengan keanekaragaman genetik yang lebih besar. Reproduksi fungi secara
seksual dilakukan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami
(penyatuan sel atau hifa yang berbeda jenis). Singami terdiri atas dua tahap,
yaitu tahap plasmogami (penyatuan plasma sel) dan tahap kariogami
(penyatuan inti sel).
1.2.2.3
Heterokariotik merupakan dua nukleus haploid
yang berbeda. Plasmogami menghasilkan sel atau hifa berinti dua (dikarion)
yang haploid. Sel atau hifa dikarion yang haploid (n) kemudian mengalami
penyatuan inti membentuk keturunan berinti satu (monokarion) yang diploid
(2n). Keturunan diploid dengan cepat kemudian mmebelah secara meiosis


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

9
membentuk spora seksual yang haploid (n). Spora seksual dapat berupa
zigospora, askospora, atau basidispora.



B.
2.
FUNGI DIKELOMPOKKAN BERDASARKAN STRUKTUR REPRODUKSI
ASEKSUAL DAN SEKSUAL

Masih ingat dengan macam-macam bentuk fungi? Silkan lihat kembali
halaman 4. Menurutmu, berapa kira-kira spesies fungi yang ada di Indonesia
atau bahkan di dunia? Banyak bukan? Lebih dari 100.000 spesies fungi yang
telah diketahui, dan para ahli mikologi (ahli biologi yang mempelajari fungi)
memperkirakan bahwa terdapat sekitar 1,5 juta spesies di seluruh dunia.
Menurutmu, apa dasar pengelompokkan (klasifikasi) fungi? Mari kita analisis
bersama.

1.
2.1
Fungi dikelompokkan berdasarkan struktur reproduksi aseksualnya

Para ilmuwan biasanya melakukan pengelompokkan (klasifikasi) fungi untuk
memudahkan proses identifikasi. Menurutmu apa dasar pengelompokkan
(klasifikasi) fungi? Salah satu dasar yang dipakai yaitu struktur reproduksi
aseksual fungi.
2.1.1
Berdasarkan reproduksi aseksualnya, fungi terdiri atas
molds dan yeasts.
2.1.1.1
Molds melakukan reproduksi aseksual dengan memproduksi
spora. Mold (kapang) adalah fungi yang tumbuh cepat dan bereproduksi secara
aseksual. Miselium fungi ini tumbuh sebagai saproba atau parasit pada berbagai
jenis substrat. Kamu sudah mengenal salah satunya bukan? Ya..benar kapang
roti (Rhizopus sp). Molds (kapang) dapat mengalami serangkaian tahapan
reproduktif yang berbeda. Pada awal kehidupannya, molds (kapang)
menghasilkan spora aseksual. Istilah kapang berlaku hanya bagi tahapan
aseksual ini. Kemudian, fungi yang sama ini bereproduksi secara seksual,
menghasilkan zigosporangia, askokarpus, atau basidiokarpus.
2.1.1.2
Yeast melakukan reproduksi aseksual dengan pembelahan sel
atau bertunas. Yeast (khamir) adalah fungi uniseluler yang menempati habitat


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

10
cair dan lembap, termasuk getah pohon dan jaringan hewan. Yeast (khamir)
bereproduksi secara aseksual dengan cara pembelahan sel sederhana atau
dengan cara pelepasan sel tunas dari sel induk. Beberapa yeast (khamir)
bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk aski atau basidia dan
dikelompokkan kedalam Askomikota atau Basidimikota. Beberapa fungi dapat
tumbuh sebagai sel tunggal (khamir) atau sebagai miselium berfilamen,
tergantung pada ketersediaan zat-zat hara yang ada.

2.
2.2
Fungi dikelompokkan berdasarkan struktur reproduksi seksualnya

Menurutmu, selain struktur reproduksi aseksual, dasar apa lagi yang dipakai
untuk mengelompokkan (klasifikasi) fungi? Ya..benar, struktur reproduksi
seksual. Seperti telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, bahwa fungi dapat
melakukan reproduksi baik secara aseksual maupun seksual, oleh karena itu
fungi dapat dikelompokkan (klasifikasi) berdasarkan struktur reproduksi
seksualnya.
2.2.1.1
Struktur reproduksi seksual sering digunakan sebagai
dasar pengelompokkan fungi.
2.3
Fungi melakukan reproduksi seksual dalam siklus hidupnya. Nukleus-
nukleus dari hifa dan spora fungi pada sebagian besar spesies adalah nukleus
haploid, kecuali untuk tahapan diploid sementara yang terbentuk selama siklus
hidup seksual. Akan tetapi, beberapa miselia bisa menjadi heterogen secara
genetik melalui penyatuan du ahifa yang memiliki nukleus yang secara genetik
berbeda. Pada beberapa kasus, nukleus-nukleus yang berbeda ini menetap di
bagian yang berlainan dalam miselium yang sama, yang kemudian menjadi suatu
mosaik ditinjau dari genotipe dan fenotipnya. Pada kasus lain, nukleus-nukleus
yang berlainan ini akan bercampur dan mungkin saja saling bertukar kromosom
dan gen di dalam suatu proses yang mirip dengan proses pindah-silang.
Berdasarkan struktur reproduksi seksualnya,
2.2.1
fungi dikelompokkan
menjadi Zygomycetes, Ascomycetes, dan Basidiomycetes.

a. Deuteromycetes



2.2.1.2
Fungi yang tidak diketahui reproduksi seksualnya disebut fungi
tidak sempurna (imperfect fungi). Fungi tidak sempurna dimasukkan kedalam


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

11
kelompok Deuteromycetes. Deuteromycetes bukan kelompok fungi yang
sebenarnya dalam klasifikasi fungi. Setiap jenis fungi yang sudah diidentifikasi
tetapi belum diketahui reproduksi seksualnya dikelompokkan dalam
Deuteromycetes. Fungi tidak sempurna bereproduksi secara aseksual dengan
cara menghasilkan spora. Diantara fungi tidak sempurna yang lebih tidak umum
adalah beberapa fungi pemangsa yang hidup di tanah yang menjerat,
membunuh, dan memakan protista dan hewan kecil khususnya cacing gilig atau
nematoda. Hal ini memberikan senyawa yang mengandung nitrogen tambahan,
yang sangat tipis persediaannya dalam kayu yang sedang diurai.
Jika cara reproduksi suatu jenis fungi Deuteromycetes diketahui, fungi
tersebut dikelompokkan ulang menjadi anggota salah satu divisi fungi
Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota sesuai dengan cara
reproduksinya. Perubahan pengelompokkan fungi tersebut akan mengubah
nama spesiesnya. Contohnya, fungi oncom sebelumnya dikelompokkan dalam
Deuteromycetes. Nama Monilia sitophila diubah menjadi Neurospora crassa
dalam kelompok Ascomycota. Perubahan ini dilakukan setelah ditemukan bahwa
fungi oncom tersebut melakukan reproduksi seksual dengan menghasilkan
askospora. Beberapa fungi Deuteromycetes lainnya yang diklasifikasi ulang
menjadi Ascomycota antara lain fungi dari genus Aspergillus, Candida, dan
Penicillium. Oleh ahli mikologi, nama genus Aspergillus diubah menjadi Eurotium,
Candida menjadi Pichia, dan Penicillium menjadi Talaromyces.

b. Zygomycetes

Pernahkah kamu melihat roti yang berjamur? Pernahkah kamu melihat
tempe? Coba perhatikan. Fungi yang terdapat pada roti dan tempe tersebut
merupakan salah satu jenis fungi Zygomycetes. Sudah berapa dalam kamu
mengenal fungi dari kelompok Zygomycetes? Mari kita analisis bersama.
Tubuh Zygomycetes terdiri atas hifa yang tidak bersekat. Bagian tertentu dari
hifa berdiferensiasi membentuk sporangium yang didukung sporangiofor.
Sporangium adalah struktur penghasil spora vegetatif.
2.2.2
Zygomycetes
(zygote fungi) memiliki zygosporangium (gambar 3). Zygosporangium (jamak,
zygosporangia) merupakan alat reproduksi seksual yang berdinding tebal dan
berwarna kehitaman. Zygomycetes tidak memiliki tubuh buah.


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

12
Pada fase aseksual, sporangium-sporangium bulat berwarna hitam
berkembang pada ujung hifa yang tegak. Di dalam masing-masing sporangium,
ratusan spora haploid berkembang dan tersebar melalui udara. Spora yang
kebetulan jatuh pada makanan yang lembap akan berkecambah, tumbuh
menjadi miselia baru. Jika kondisi lingkungan semakin memburuk, misalnya jika
makanan sudah habis, spesies ini akan bereproduksi secara seksual.
2.3.1.1

Zygomycetes melakukan reproduksi seksual.
2.2.2.1
Zygomycetes (zygote fungi) memiliki zygosporangium yang
resisten. Zygosporangium yang terbentuk ini memiliki sifat resisten terhadap
pembekuan dan pengeringan dan secara metabolis tidak aktif. Ketika kondisi
membaik, zygosporangium melepaskan spora haploid yang secara genetik
beragam, yang kemudian akan mengkolonisasi substrat baru tersebut.


Gambar 3. Siklus hidup Zygomycetes Rhizopus sp (kapang roti hitam)

Berdasarkan Gambar 3., struktur apa yang dihasilkan setelah peristiwa
plasmogami? Apa perbedaan antara zigospora (4) dengan zigospora (5)?
Tipe perjodohan
+ (n)
Gametangia dengan
nukleus haploid (n)
Tipe perj odohan -
(n)
Zigosporangium muda
(dikariotik)
Zigosporangia
(dikariotik)

Nukleus diploid
(2n)
REPRODUKSI
SEKSUAL
REPRODUKSI
ASEKSUAL
Perkecambahan
(germinasi)
Perkecambahan
(germinasi)
Sumber : Biologi jilid 2, Campbell

Haploid (n)
Spora (n)
Sporangium (n)
Sporangia (n)
Spora (n)
Miselium (n)
Miselia (n)
Diploid (2n)
Dikariotik (n + n)


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

13
Mengapa spora yang dihasilkan sporangium bersifat haploid (n)? Mari analisis
bersama.
2.3.1
Zygomycetes melakukan tahapan reproduksi seksual, yaitu :
(1) Miselia yang berdekatan dengan tipe perjodohan (mating type) yang
berlawanan (ditandai denga + dan -).
2.3.1.2
Miselium zygomycetes yang
berbeda jenis bersatu (gambar 3).
(2) Membentuk perluasan hifa yang disebut gametangia, masing-masing
nukleus haploid dibatasi oleh suatu septum.
2.3.1.3
Dua sel induk
zygomycetes bersatu (gambar 3).
(3) Gametangia mengalami plasmogami (penyatuan sitoplasma) dan pasangan
nukleus haploid itu terpisah, membentuk suau zygosporangium dikariotik.
2.3.1.4
Zygomycetes membentuk zigosporangium muda bersifat
heterokariotik (gambar 3).
(4) Sel ini membentuk suatu lapisan berdinding kasar dan tebal yang dapat
menahan kondisi kering dan lingkungan yang tidak menguntungkan lainnya
selama beberapa bulan.
2.3.1.5
Zygomycetes membentuk zigosporangium
dewasa (gambar 3).
(5) Ketika kondisi menjadi lebih baik, kariogami terjadi, nukleus yang
berpasangan itu menyatu dan secara cepat diikuti dengan pembelahan
meiosis.
(6) Zigosporangium itu kemudian mengakhiri dormansinya, berkecambah
menjadi suatu sporangium pendek.
(7) Sporangium menyebarkan spora haploid yang secara genetik beraneka
ragam.
2.3.1.6
Sporangium zygomycetes menghasilkan spora bersifat
haploid (n) (gambar 3).
(8) Spora ini berkecambah dan tumbuh menjadi miselia baru.
(9) Miselia Rhizopus sp juga dapat bereproduksi secara aseksual dengan cara
membentuk sporangia yang menghasilkan spora haploid yang secara
genetik identik.
Bagaimanakah peran fungi anggota Zygomycetes dalam kehidupan sehari-
hari? Fungi zygomycetes yang sudah teridentifikasi diperkirakan 600 spesies.
Beberapa jenis digunakan dalam proses pembuatan makanan. Misalnya,
Rhizopus oryzae untuk pembuatan tempe dan Mucor javanicus untuk pembuatan
tape. Jenis lainnya, misalnya Rhizopus stolonifer Rhizopus stolonifer, Rhizopus


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

14
nigricans, Mucor mucedo, dan Pilobolus merupakan pengurai saproba sisa
organisme atau bahan yang terbuat dari produk organisme seperti makanan.
2.2.2.2
Zygomycetes menyebabkan roti menjadi busuk, penyakit pada
buah persik, strawberi dan kentang, serta parasit pada hewan (kegiatan 1).
Rhizopus stolonifer dapat tumbuh pada roti basi. Hifanya yang disebut juga
stolon tumbuh dipermukaan roti dengan cepat. Sebagian hifa ada yang
membentuk struktur seperti akar yang disebut rizoid. Rizoid berfungsi untuk
melekat pada substrat dan juga menyerap makanan. Roti yang ditumbuhi fungi
tersebut tampak berwarna hitam. Sedangkan Rhizopus nigricans tumbuh pada
tomat dan Mucor mucedo serta Pilobolus menguraikan kotoran hewan. Beberapa
jenis dari kelompok Zygomycetes yang hidup di tanah mengadakan simbiosis
yang saling menguntungkan dengan akar tumbuhan tingkat tinggi membentuk
mikoriza. Fungi memperoleh bahan organik dari tumbuhan tingkat tinggi tersebut,
sedangkan tanaman akan dibantu dalam meningkatkan penyerapan air dan
mineral dari tanah.



















Kegiatan 1

Mengamati Zygomycetes

Tujuan
1. Mengidentifikasi pertumbuhan Rhizopus stolonifer pada roti basi.
2. Mengidentifikasi pertumbuhan Rhizopus nigricans pada tomat

Alat dan Bahan
1. Roti 2. Tomat 3. Alat tulis 4. Kamera 5. Kertas koran

Cara Kerja
1. Letakkan roti dan tomat pada kertas koran yang berbeda.
2. Lakukan pengamatan setiap hari selama satu minggu.
3. Catatlah hasil pengamatan.
4. Foto setiap hasil pengamatan dengan menggunakan kamera.

Pertanyaan
1. Pada hari pengamatan keberapa muncul serbuk putih pada roti?
2. Pada hari pengamatan keberapa muncul serbuk putih pada tomat?
3. Apakah sebenarnya serbuk putih tersebut?
4. Apakah kamu melihat struktur seperti akar?
5. Disebut apa struktur tersebut dan apa fungsinya?
6. Pada hari pengamatan keberapa muncul serbuk hitam pada roti?
7. Pada hari pengamatan keberapa muncul serbuk hitam pada tomat?
8. Apakah sebenarnya serbuk hitam tersebut dan apa fungsinya?

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, tuliskan kesimpulanmu dan buatlah laporannya sesuai
sistematika penulisan karya ilmiah.


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

15
c. Ascomycetes

Apakah kamu pernah melihat oncom? Kamu yang tidak mengenal oncom
tentu mengenal roti kan? Kedua jenis makanan tersebut, yaitu oncom dan roti
merupakan makanan yang diproses dengan jenis fungi dari kelompok
Ascomycetes. Sudah berapa dalam kamu mengenal fungi dari kelompok
Ascomycetes? Mari kita analisis bersama.
Ascomycetes sebagain besar multiseluler. Ascomycetes yang uniseluler
misalnya Saccharomyces cereviceae (khamir). Ascomycetes yang multiseluler
memiliki hifa bersekat. Ascomycetes ada yang tidak membentuk tubuh buah,
contohnya Neurospora crassa. Beberapa jenis lainnya membentuk tubuh buah,
contohnya Xylaria comosa, Nectria cinnabarina, Tuber melanosporum, dan
Morchella esculenta. Bentuk tubuh buah Ascomycetes beragam, antara lain
seperti mangkuk, bulat, dan bulat panjang. Alat reproduksi aseksualnya adalah
hifa yang berdiferensiasi menjadi konidiofor. Pada ujung konidiofor terbentuk
konidiospora atau konidia (tunggal, konidium). Konidiospora tersusun dalam
bentuk rantai seperti kuas atau bergerombol bulat.
2.2.3
Ascomycetes (sac fungi) memiliki asci (asco). Asci (asco) merupakan
struktur seperti kantung. Pada Ascomycetes yang memiliki tubuh buah, asci
(asco) terdapat pada tubuh buah yang disebt askokarp. Pada askokarp terdapat
banyak askus (jamak, asci/asco). Setiap askus akan menghasilkan askospora.
2.2.3.1
Ascomycetes (sac fungi) memiliki asci (asco) yang memproduksi
spora pada reproduksi seksual (gambar 4). Reproduksi seksual dilakuakn
dengan perkawinan antara hifa haploid (n) berbeda jenis yang kemudian
membnetuk askus. Askus adalah struktur seperti kantung yang mengandung
spora (askospora). Karean askospora dihasilkan dari reproduksi seksual maka
disebut juga spora seksual atau spora generatif.
Dimanakah tempat hidup fungi dari kelompok Ascomycetes?
2.2.3.2

Ascomycetes hidup di laut, air tawar, dan darat. Ascomycetes umumnya
hidup saprofit pada tanah dan sisa-sisa organisme. Sebagian Ascomycetes
lainnya merupakan parasit pada tumbuhan dan hewan. Fungi Ascomycetes ada
yang hidup di laut dan merupakan salah satu saproba utama. Khamir hidup di
lingkungan yang mengandung gula, misalnya pada bunga dan buah. Jenis
Ascomycetes yang hidup di tanah misalnya fungi Tuber melanosporum dan


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

16
morel (Morchella esculenta) membentuk mikoriza yang bersimbiosis dengan akar
tumbuhan tinggi. Diperkirakan sekitar separuh dari 60 ribu spesies Ascomycetes
yang teridentifikasi hidup bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut
kerak (lichen).


Gambar 4. Siklus hidup Ascomycetes.
Tahapan reproduksi seksual pada Ascomycetes yaitu :
(1) Miselia haploid dengan tipe perjodohan yang berlawanan saling menjalin
dan membentuk askogonium dan anteridium.
(2) Suatu jembatan sitoplasmik terbentuk, yang memungkinkan terjadinya
plasmogami (penyatuan sitoplasmik). Askogonium bertindak sebagai
betina yang menerima nukleus haploid dari anteridium jantan.
Askogonium itu kemudian memiliki suatu kumpulan nukleus dari kedua
induknya, akan tetapi kariogami (penyatuan nukleus) tidak terjadi saat ini.
(3) Askogonium menjadi hifa dikariotik yang digabungkan ke dalam suatu
askokarpus, mangkuk dari fungi mangkuk.
(4) Ujung hifa dikariotik askokarpus dibagi-bagi menjadi aski (tunggal, askus).
Sumber : Biologi jilid 2, Campbell

Haploid (n)
Dikariotik (n + n)
Diploid (2n)
PETUNJUK PENAMAAN
Miselium
(n)
Perkecambahan
(germinasi)
REPRODUKSI
SEKSUAL
REPRODUKSI
ASEKSUAL
Nukleus
diploid
(2n)
(zigot)
Askokarpus
Hifa dikariotik
Askogonium
Askus
(dikariotik)
Hifa
dikariotik
Empat
nukleus
haploid (n)
Delapan askospora (n)
Askospora (n)
Miselia (n))
Askogonium
Anteridium
Tipe perjodohan +
(n)
Tipe perjodohan -
(n)
Konidia (n)
Germi
-nasi
Anteridium
Spora


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

17
(5) Kariogami terjadi di dalam aski, dan nukleus diploid membelah dengan
cara meiosis.
(6) Menghasilkan empat nukleus haploid.
(7) Masing-masing nukleus haploid ini membelah sekali dengan cara mitosis,
dan sekarang askus mengandung delapan nukleus. Dindng sel
berkembang di sekitar nukleus untuk membentuk askokarpus.
(8) Ketika telah dewasa, semua askospora dalam suatu askus disebarkan
sekalgus keluar dari ujung askus. Askus yang pecah menggetarkan dan
memecahkan askus yang berdekatan dan menyebabkan askus lain untuk
melepaskan spora. Reaksi berantai itu melepaskan suatu awan spora yang
terlihat, dengan desiran yang dapat didengar.
(9) Askospora yang berkecambah tersebut menjadi miselia haploid baru.
(10) Ascomycetes dapat juga bereproduksi secara aseksual dengan cara
menghasilkan spora yang diterbangkan yang disebut konidia.

d. Basidiomycetes

Apakah kamu suka makan bakmi, pizza, atau sup? Apakah kamu pernah
mengamati ada sejenis fungi yang dijadikan sebagai pelengkap makanan
tersebut? Fungi pada makanan tersebut adalah fungi (jamur) merang. Apakah
kamu pernah melihat fungi yang berbentuk seperti payung, kancing atau kuping
(lembaran)? Fungi-fungi tersebut merupakan salah satu jenis Basidiomycetes.
2.2.4
Basidiomycetes (club fungi) memiliki basidium. Sudah berapa dalam
kamu mengenal fungi dari kelompok Basidiomycetes? Mari kita analisis bersama.
Basidiomycetes adalah fungi multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa
vegetatif Basidiomycetes terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misalya
pada kulit kayu, tanah, atau serasah daun. Jalinan hifa generatif fungi ini ada
yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak membentuk tubuh buah. Tubuh
buah pada Basidiomycetes disebut basidiokarp.
Basidiokarp berukuran makroskopis sehingga dapat dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payung,
kuping, atau setengah lingkaran. Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada
yang tidak. Pada bagian bawah tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran
(bilah). Pada lembaran ini terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

18
spora basidium (basidispora). Basidiospora merupakan spora generatif.
2.2.4.1

Basidium pada Basidiomycetes (club fungi) menghasilkan basidiospora.
Menurutmu apa peran fungi dari kelompok Basidiomycetes dalam
kehidupan?
2.2.4.2
Basidiomycetes dapat berperan sebagai dekomposer.
Basidiomycetes merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan
lainnya. Basidiomycetes juga mencakup mutualis yang membentuk mikorhiza
dan parasit tumbuhan. Di antara semua fungi, Basidiomycetes saprobik adalah
yang paling baik dalam mengurai polimer lignin yang kompleks, suatu komponen
kayu yang sangat berlimpah.
Bagaimanakah fungi dari kelompok Basidiomycetes melakukan reproduksi?
2.3.2.1
Basidiomycetes (mushroom) melakukan reproduksi seksual (gambar
5). Selain itu, Basidiomycetes juga melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi
aseksual yaitu dengan membentuk konidia. Seperti Zygomycetes, Ascomycetes,
reproduksi seksual Basidiomycetes juga terjadi melalui perkawinan antara hifa
yang berbeda jenis menghasilkan spora seksual (spora generatif) yaitu spora
basidium (basidiospora).


Gambar 5. Siklus hidup suatu Basidiomycetes yang membentuk cendawan.

Sumber : Biologi jilid 2, Campbell

Haploid (n)
Dikariotik (n + n)
Diploid (2n)
Nukleus
diploid
(2n)
Miselium dikariotik
(n + n)
Basidiokarpus
(dikariotik)
(n + n)
Basidia (dikariotik )
(n + n)
REPRODUKSI
SEKSUAL
Tipe perjodohan
+ (n)
Tipe perjodohan
- (n)
Miselia haploid
(n)
Basidiospora (n)
Basidium yang mengandung
empat nukleus haploid (n)
Basidiospora (n)
Perkecambah
an (germinasi)
Bagian bawah dilapisi
dengan basidia
Basidium dengan empat penjuluran
Miselium
dikariotik
Basidium


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

19
2.3.2
Basidiomycetes (mushroom) melakukan tahapan reproduksi
seksual, yaitu :
(1) Dua miselia haploid dengan tipe perjodohan yang berlawanan mengalami
plasmogami.
2.3.2.2
Dua hifa basidiomycetes yang berbeda jenis bersatu
(gambar 5).
(2) Menghasilkan suau miselium dikariotik yang tumbuh lebih cepat
dibandingkan dengan, dan akhirnya mendesak, miselia haploid induknya.
Miselia beberapa Basidiomycetes yang meliputi genus yang digambarkan di
sini (Cortinarius), membentuk mikorhiza dengan pohon.
2.3.2.3

Basidomycetes membentuk miselium bersifat heterokariotik (gambar 5).
(3) Pertanda dari lingkungan seperti hujan, perubahan suhu, dan (bagi spesies
mikorhiza) perubahan musiman dalam inang tumbuhan menginduksi
miselium dikariotik untuk membentuk kumpulan kompak yang berkembang
menjadi basidiokarpus (cendawan, dalam kasus ini). Sitoplasma yang
mengalir masuk dari miselium dan dari mikorhiza yang berhubungan
memperbesar hifa fungi tersebut, yang menyebabkan hifa meledak dalam
semalam. Miselia dikariotik Basidiomycetes berumur panjang, umumnya
menghasilkan basidiokarpus baru setiap tahun.
(4) Permukaan insang basidiokarpus dilapisi oleh sel-sel dikariotik terminal yang
disebut basidia.
2.3.2.4
Basidomycetes membentuk inti diploid (2n) pada
basidia (gambar 5).
(5) Kariogami menghasilkan nukleus diploid, yang secara cepat mengalami
meiosis.
2.3.2.5
Basidomycetes melakukan meiosis membentuk spora
dengan inti haploid (n) (gambar 5).
(6) Masing-masing menghasilkan empat nukleus haploid. Masing-masing
basidium menumbuhkan empat penjuluran dan satu nukleus haploid
memasuki masing-masing penjuluran itu dan berkembang menjadi
basidiospora (SEM).
(7) Ketika matang, basidiospora itu didorong perlahan (dengan gaya
elektrostatik) ke dalam ruangan antara bagian bawah. Setelah spora itu
jatuh di bawah tudung, mereka akan disebarkan oleh angin.
(8) Basidiospora haploid itu berkecambah dalam suatu lingkungan yang cocok
dan tumbuh menjadi miselia haploid berumur pendek.
2.3.2.6
Spora
basidiomycetes tumbuh menjadi miselia (gambar 5).


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

20

C.
3.
FUNGI MEMILIKI PERANAN MENGUNTUNGKAN DAN MERUGIKAN
DALAM KEHIDUPAN

Kehidupan di bumi ini sudah dimulai sejak jutaan tahun yang lalu.
Bagaimanakah keadaan lingkungan di daerahmu? Apa saja yang dapat kamu
amati? Ya..benar, di lingkungan dapat ditemukan makhluk hidup (biotik) dan
makhluk tidak hidup (abiotik). Fungi merupakan salah satu contoh makhluk hidup
(biotik). Pernahkan kamu berpikir mengapa Tuhan YME menciptakan berbagai
macam fungi di dunia ini? Bagaimanakah peranan fungi dalam kehidupan? Mari
kita analisis bersama.

1.
3.1
Fungi bersifat merugikan bagi tanaman, hewan, dan manusia

3.1.1
Sebanyak 30% fungi bersifat parasit atau patogen. Patogen (bahasa
Yunani: , "penyebab penderitaan") adalah agen biologis yang
menyebabkan penyakit pada inangnya. Sebutan lain dari patogen adalah
mikroorganisme parasit. Umumnya istilah ini diberikan untuk agen yang
mengacaukan fisiologi normal hewan atau tumbuhan multiselular. Namun,
patogen dapat pula menginfeksi organisme uniselular dari semua kerajaan
biologi.
3.1.1.1
Dari 100.000 spesies fungi yang diketahui, 30% sebagai parasit
atau patogen. Umumnya, hanya organisme yang sangat patogen yang dapat
menyebabkan penyakit, sementara sisanya jarang menimbulkan penyakit.
Patogen oportunis adalah patogen yang jarang menyebabkan penyakit pada
orang-orang yang memiliki imunokompetensi (immunocompetent) namun dapat
menyebabkan penyakit/infeksi yang serius pada orang yang tidak memiliki
imunokompetensi (immunocompromised). Istilah oportunis sendiri merujuk
kepada kemampuan dari suatu organisme untuk mengambil kesempatan yang
diberikan oleh penurunan sistem pertahanan inang untuk menimbulkan penyakit.
Pada umumnya semua patogen pernah berada di luar sel tubuh dengan rentang
waktu tertentu (ekstraselular) saat mereka terpapar oleh mekanisme antibodi,
namun saat patogen memasuki fasa intraselular yang tidak terjangkau oleh
antibodi, sel T akan memainkan perannya.


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

21
3.1.1.2
Fungi dapat digunakan sebagai senjata biologi. Senjata biologi
(biological weapon) adalah senjata yang menggunakan patogen (bakteri, virus,
fungi, atau organisme penghasil penyakit lainnya) sebagai alat untuk membunuh,
melukai, atau melumpuhkan musuh. Dalam pengertian yang lebih luas, senjata
biologi tidak hanya berupa organisme patogen, tetapi juga toksin berbahaya yang
dihasilkan oleh organisme tertentu. Dalam kenyataanya, senjata biologi tidak
hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan tanaman. Pembuatan dan
penyimpanan senjata biologi telah dilarang oleh Konvensi Senjata Biologi 1972
yang ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Alasan pelarangan ini adalah
untuk menghindari efek yang dihasilkan senjata biologi yang dapat membunuh
jutaan manusia dan menghancurkan sektor ekonomi dan sosial. Namun,
Konvensi Senjata Biologi hanya melarang pembuatan dan penyimpanan senjata
biologi, tetapi tidak melarang pemakaiannya.
3.1.2
Beberapa fungi yang parasit pada tumbuhan dapat menghasilkan
toksik. Tumbuhan sangat rentan terhadap penyakit fungi. Sebagai contoh,
Ascomycetes yang menyebabkan penyakit Dutch elm secara drastis mengubah
pemandangan tmur laut Amerika Serikat. Diintroduksi secara tidak sengaja ke
Amerika Serikat melalui kayu yang dikirim dari Eropa untuk membantu
membayar utang Perang Dunia I, fungi dibawa dari pohon ke pohon lainnya oleh
kumbang pohon. Ascomycetes lainnya hampir memusnahkan chestnut asli
Amerika.
3.1.2.1
Beberapa fungi menempel pada tanaman pangan yang
menyebabkan toksik. Sebagai contoh, beberapa spesies kapang Aspergillus
mengkontaminasi biji-bijian yang tidak tersimpan dengan baik dengan cara
mensekresikan senyawa yang disebut alfatoksin, yang bersifat karsinogenik.
Aflatoksin merupakan segolongan senyawa toksik (mikotoksin, toksin yang
berasal dari fungi) yang dikenal mematikan dan karsinogenik bagi manusia dan
hewan. Spesies penghasilnya adalah segolongan fungi (jenis kapang) dari genus
Aspergillus, terutama A. flavus (dari sini nama "afla" diambil) dan A. parasiticus
yang berasosiasi dengan produk-produk biji-bijian berminyak atau berkarbohidrat
tinggi. Kandungan aflatoksin ditemukan pada biji kacang-kacangan (kacang
tanah, kedelai, pistacio, atau bunga matahari), rempah-rempah (seperti
ketumbar, jahe, lada, serta kunyit), dan serealia (seperti gandum, padi, sorgum,
dan jagung). Aflatoksin juga dapat dijumpai pada susu yang dihasilkan hewan


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

22
ternak yang memakan produk yang terinfestasi kapang tersebut. Obat juga dapat
mengandung aflatoksin bila terinfestasi kapang ini.
Praktis semua produk pertanian dapat mengandung aflatoksin meskipun
biasanya masih pada kadar toleransi. Kapang ini biasanya tumbuh pada
penyimpanan yang tidak memperhatikan faktor kelembaban (min. 7%) dan
bertemperatur tinggi. Daerah tropis merupakan tempat berkembang biak paling
ideal. Toksin ini memiliki paling tidak 13 varian, yang terpenting adalah B
1
, B
2
,
G
1
, G
2
, M
1
, dan M
2
. Aflatoksin B
1
dihasilkan oleh kedua spesies, sementara G
1

dan G
2
hanya dihasilkan oleh A. parasiticus. Aflatoksin M
1
, dan M
2
ditemukan
pada susu sapi dan merupakan epoksida yang menjadi senyawa antara.
Aflatoksin B1, senyawa yang paling toksik, berpotensi merangsang kanker,
terutama kanker hati. Serangan toksin yang paling ringan adalah lecet (iritasi)
ringan akibat kematian jaringan (nekrosis). Pemaparan pada kadar tinggi dapat
menyebabkan sirosis, karsinoma pada hati, serta gangguan pencernaan,
penyerapan bahan makanan, dan metabolisme nutrien. Toksin ini di hati akan
direaksi menjadi epoksida yang sangat reaktif terhadap senyawa-senyawa di
dalam sel. Efek karsinogenik terjadi karena basa N guanin pada DNA akan diikat
dan mengganggu kerja gen. Pemanasan hingga 250
0
C tidak efektif
menginaktifkan senyawa ini. Akibatnya bahan pangan yang terkontaminasi
biasanya tidak dapat dikonsumsi lagi.
Pada contoh lain, satu jenis Ascomycetes membentuk struktur berwarna
ungu yang disebut ergot pada gandum hitam (rye).
3.1.2.2
Fungi yang
menginfeksi biji gandum sering disebut ergot (gambar 6).

Sumber : http://www.google.co.id/
Gambar 6. Ergot pada gandum hitam (rye).
Ergot pada gandum hitam (rye)



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

23
3.1.2.3
Mengonsumsi tepung biji gandung yang terinfeksi ergot dapat
menyebabkan penyakit gangrene, kejang saraf, halusinasi, gila temporer,
dan kematian. Satu epidemik sekitar tahun 944 membunuh lebih dari 40.000
orang. Salah satu halusinogen yang telah diisolasi dari ergot adalah asam
lisergik, bahan mentah pembuatan LSD. Sebaliknya, toksin yang diekstraksi dari
fungi seringkali memiliki khasiat medis ketika diberikan dalam dosis ringan.
Sebagai contoh, suatu senyawa ergot sangat membantu tekanan darah tinggi
dan menghentikan pendarahan ibu ketika melahirkan.
3.1.3
Spesies fungi yang parasit pada manusia dan hewan dapat
menyebabkan penyakit. Diantara penyakit yang disebabkan oleh fungi pada
manusia adalah penyakit gatal-gatal kaki atlet, infeksi khamir pada vagina, dan
infeksi paru-paru yang dapat berakibat fatal.
3.1.3.1
Hanya 50 spesies fungi yang diketahui parasit pada manusia dan
hewan. Fungi dapat menjadi parasit pada manusia contohnya seperti Candida
albicans. Selain itu, infeksi fungi dan parasit pada susunan saraf pusat
merupakan penyakit oportunistik yang pada beberapa keadaan tidak terdiagnosa
sehingga penanganannya juga sulit. Angka kematian akibat penyakit ini cukup
tinggi yaitu 30% - 40% dan insidensinya meningkat seiring dengan pemakaian
obat imunosupresif dan penurunan daya tahan tubuh.
3.1.3.2
Infeksi jamur disebut mycosis. Mikosis kutan disebabkan oleh fungi
yang hanya menginvasi jaringan superfisialis yang terkeratinisasi (kulit, rambut
dan kuku) dan tidak ke jaringan yang lebih dalam. Bentuk yang paling penting
adalah dermatofita, suatu kelompok fungi serumpun yang diklasifikasikan
menjadi 3 genus Epidennophyton, Microsporum danTrychopyton.
3.1.3.3
Area merah melingkar pada kulit disebut penyakit ringworm
(gambar 7 dan info bio 1). Ringworm adalah penyakit kulit yang disebabkan
oleh beberapa species jamur seperti Microsporum canis, Trichophyton
mentagrophytes dan Microsporum gypsum. Penyakit ini biasanya menyerang
hewan-hewan muda, terutama yang berbulu panjang. Selain anjing dan kucing,
sapi, kambing, babi dan kuda juga dapat terserang ringworm. Manusia, terutama
anak-anak, dapat tertular ringworm dari hewan lewat cara kontak langsung
dengan hewan penderita. Pada anjing dan kucing yang terserang ringworm akan
menunjukkan gejala bulu rontok dan patah-patah.



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

24

Sumber : http://www.google.co.id/
Gambar 7. Ringworm pada kulit manusia.













Terdapat sisa-sisa kulit kering seperti ketombe yang menyerupai sisik ikan.






INFO Bio 1
Ringworm
Ringworm adalah penyakit kulit yang
disebabkan oleh beberapa species jamur seperti Microsporum canis, Trichophyton
mentagrophytes dan Microsporum gypsum. Kadang kulit didaerah terserang
berwarna kemerahan. Serangan ringworm pada manusia disertai gejala gatal yang
luar biasa. Dalam kondisi kekebalan tubuh yang cukup baik, penyakit ini kadang
bisa sembuh dengan sendirinya. Namun bisa jadi anjing atau kucing yang telah
sembuh menjadi pembawa (carrier) penyakit yang bisa menularkan kepada hewan
lain dan juga manusia.
Penyakit ini bukanlah penyakit yang membahayakan, karena upaya
penyembuhan dapat dilakukan dengan hasil cukup baik. Obat-obat anti jamur
seperti Griseovulfin, Ketokonazol dan Itrakonazol masih cukup efektif. Biasanya
dalam waktu seminggu setelah pengobatan, proses kesembuhan sudah mulai
tampak. Karena ringworm termasuk penyakit zoonosis, yang dapat menular ke
manusia, maka berhati-hatilah. Biasakan selalu cuci tangan setelah memegang
hewan kesayangan kamu, daan pastikan hewan kesayangan kamu dalam keadaan
bersih dan sehat. (Drh. Amir Mahmud - KlinikHewan.com)

Ringworm
mikroskopik

Fungi hidup pada
jaringan kulit yang mati

Luka ringworm



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

25
3.1.3.4
Coccidioidomycosis adalah mycosis sistematis yang
menghasilkan gejala seperti tuberculosis pada paru-paru.
Coccidioidomycosis (juga disebut sebagai "California disease", "Desert
rheumatism", "San Joaquin valley fever", dan "Valley fever") merupakan penyakit
jamur yang disebabkan oleh Coccidioides immitis atau C. posadasii. Penyakit ini
endemik di bagian Arizona, California, Nevada, New Mexico, Texas, Utah dan
Mexico utara. C. immitis hidup di tanah di bagian-bagian tertentu dari Amerika
Serikat barat daya, Meksiko utara, dan bagian dari Amerika Tengah dan Selatan.
Fungi ini tidak aktif selama kemarau panjang, kemudian berkembang menjadi
spora berbentuk filamen panjang dan terbang ke udara pada saat hujan datang.
Spora yang dikenal sebagai arthroconidia, terbang ke udara akibat kegiatan di
tanah seperti selama konstruksi, pertanian, atau gempa bumi. Infeksi disebabkan
oleh penghirupan partikel. Penyakit ini tidak ditularkan dari orang ke orang. C.
immitis adalah organisme saprophytic dimorfik yang tumbuh sebagai miselium di
dalam tanah dan menghasilkan bentuk bulatan kecil dalam organisme inang.
3.1.3.5
Fungi Candida albicans dapat menginfeksi vagina. Candida
merupakan salah satu dari penghuni normal jaringan epitelial manusia yang
lembap, seperti lapisan vagina. Kedaan tertentu dapat menyebabkan Candida
menjadi patogenik dengan tumbuh terlalu cepat dan membebaskan zat-zat yang
berbahaya. Hal ini terjadi misalnya karena suatu perubahan lingkungan, seperti
penurunan pH atau ketika sistem kekebalan inang manusia dilemahkan oleh
penyakit misalnya AIDS. Candida albicans merupakan fungi patogen oportunis
yang dapat menyebabkan infeksi pada hampir semua bagian dari tubuh manusia
dan dapat menyebabkan kematian. C. albicans seringkali menyerang rongga
mulut ataupun vagina. Namun sewaktu sistem imun inang sedang baik, C.
albicans tidak akan menimbulkan infeksi dan hidup secara normal pada vagina
manusia.

2.
3.2
Fungi bersifat menguntungkan bagi tanaman, hewan, dan manusia

Masih ingat dengan macam-macam fungi berdasarkan cara memperoleh
makanan? Silakan lihat kembali halaman 3. Telah disebutkan bahwa beberapa
jenis fungi bersifat mutual, yaitu bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain.
Hasil simbiosis fungi dengan organisme lain yaitu lichens (lumut kerak).


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

26
Kata fungi atau kapang dapat menimbulkan kesan yang tidak
menyenangkan karena menimbulkan berbagai macam penyakit. Apakah
menurutmu fungi hanya merugikan? Kalau memang fungi juga menguntungkan,
bagaimanakah perannya dalam kehidupan? Mari kita analisis bersama.

a.
3.2.1
Lichens merupakan bentuk simbiosis mutualisme antara
ascomycetes dan alga hijau atau cyanobacterium

Dari jarak jauh, lichen seringkali tertukar dengan lumut atau tumbuhan
sederhana lainnya yang tumbuh di atas batu, kayu yang membusuk, pohon, dan
atap. Pada kenyataannya, lichen bukan lumut daun atau jenis tumbuhan lain,
dan lichen juga bukan merupakan organisme individual. Lichen adalah suatu
asosiasi simbiotik dari berjuta-juta mikroorganisme fotosintetik yang disatukan
dalam jaringan hifa fungi.
3.2.1.1
Ascomycetes dapat bersimbiosis dengan alga
hijau atau cyanobacterium (gambar 8). Komponen fungi paling umum adalah
Ascomycetes, akan tetapi beberapa lichen Basidiomycetes juga dikenal.
Pasangan fotosintetik umumnya adalah alga hijau uniseluler atau berfilamen atau
cyanobacteria. Penyatuan fungi dan alga adalah sedemikian sempurnanya
sehingga lichen tersebut sesungguhnya diberikan nama genus dan spesies
seolah-olah mereka adalah organisme tunggal. Nama ilmiah lichen adalah nama
fungi tersebut. Lebih dari 25.000 spesies lichen telah diketahui.
Fungi umumnya memberikan keseluruhan bentuk dan struktur lichen
tersebut dan jaringan yang dibentuk oleh hifa merupakan bahan penyusun
sebagian besar kumpulan lichen tersebut. Komponen alga umumnya ditemukan
pada lapisan bagian dalam di bawah permukaan lichen.
Pada sebagian besar kasus yang dipelajari, masing-masing mitra dalam
interaksi tersebut menyediakan sesuatu yang tidak dapat disediakan sendiri oleh
pasangannya. Alga menyediakan makanan bagi fungi. Cyanobacteria pada
lichen akan memfikasasi nitrogen dan menyediakan nitrogen organik.
3.2.1.2

Fungi pada lichens menerima makanan dari organisme fotosintetik.
Fungi menyediakan lingkungan fisik yang sesuai untuk pertumbuhan bagi
alga. Lichen menyerap sebagian besar mineral yang mereka perlukan baik dari
debu di udara atau dari hujan.
3.2.1.3
Miselium fungi pada lichens menyerap
dan menahan air dan mineral. Susunan fisik hifa menahan air dan mineral,


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

27
memungkinkan terjadinya pertukaran gas dan melindungi alga. Pigmen fungi
membantu meneduhi alga dari sinar matahari yang kuat. Beberapa senyawa
fungi bersifat toksik dan mencegah lichen termakan oleh konsumer. Fungi juga
mensekresikan asam yang membantu pengambilan mineral.
Lichen melakukan reproduksi secara aseksual atau seksual. Reproduksi
secara seksual dilakukan dengan fragmentasi bahan vegetatif yang disebut talus
atau dengan struktur yang disebut soredia (tunggal, soredium). Soredia terdiri
atas satu atau beberapa sel fotosintetik yang dikelilingi oleh hifa. Soredia lepas
dari induk lichen dan disebarkan oleh udara. Jika jatuh di tempat yang cocok,
soredia akan tumbuh menjadi lichen baru. Reproduksi seksual dilakukan jika
fungi yang bersimbiosis yaitu Ascomycetes atau Basidiomycetes menghasilkan
askospora atau basidiospora. Namun, spora-spora tersebut tidak disertai sel-sel
fotosintetik sehingga tidak akan tumbuh dan membentuk lichen baru.



Gambar 8. Anatomi suatu lichen. Permukaan atas dan bawah adalah lapisan
pelindung hifa fungi yang terbungkus rapat. Tepat di bawah permukaan atas
adalah alga yang terjalin dalam jaring hifa (SEM, kanan). Bagian tengah lichen
umumnya terdiri atas hifa fungi yang saling menjalin seacra agak longgar.
Struktur reproduktif umumnya terbentuk pada permukaan atas. Suatu
askokarpus seksual fungi dan beberapa soredia aseksual ynag menyebabkan
komponnen fungi dan alga ditunjukkan juga di sini.

3.2.2
Lichens adalah pionir penting pada permukaan tanah dan batuan
yang baru dirambah, seperti hutan yang dibakar dan bekas aliran lahar gunung
berapi. Penetras fisik kristal bagian luar batuan dan serangan kimia batuan oleh
asam lichen akan membantu menghancurkan bataun dan membentuk lichen
Sumber : Biologi jilid 2, Campbell

Sel
alga

Hifa
fungi

Hifa
fungi

Lapi-
san
alga

Askokarpus fungi



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

28
yang menjerat tanah. Proses ini memungkinkan terjadinya pertumbuhan
tumbuhan secara suksesi. Lichen pemfiksasi nitrogen juga menambahkan
nitrogen organik ke beberapa ekosistem.
Penyebaran lichen sangat luas, mulai dari Artik (dekat Kutub Utara) sampai
ke hutan hujan tropis basah. Di daerah tundra, lichen merupakan makanan rusa
kutub. Kemampuan untuk hidup di tempat gersang menyebabkan lichen
berperan sebagai tumbuhan perintis yang sangat membantu dalam proses
pelapukan bebatuan.
3.2.2.1
Lichens berperan sebagai pionir pada lahan baru
Bererapa lichen mampu bertahan di udara yang sangat dingin. Pada tundra
akuatik, kumpulan karibou dan menjangan merumput pada hamparan lichen
reindeer pada waktu-waktu tertentu dalam setahun, ketika makanan lain tidak
tersedia. Ketika keadaan berkabut dan hujan, lichen dapat menyerap air lebih
dari sepuluh kali beratnya. Fotosintesis dimulai ketika kandungan air mencapai
65% sampai 75%.
3.2.2.2
Lichens dapat tumbuh pada kondisi kering. Pada udara kering,
lichen akan mengalami dehidrasi secara cepat, dan fotosintesis akan berhenti.
Dengan demikian, pada lingkungan kering lichen tumbuh sangat lambat, sering
kali dalam kecepatan yang kurang dari satu milimeter per tahun. Beberapa lichen
berumur rubuan tahun, yang menyaingi tumbuhan tertua sebagai organisme
tertua di bumi.
3.2.3
Lichens dapat berperan sebagai indikator udara bersih. Komunitas
lichen sebagai indikator polusi udara tidak hanya menandai area hutan yang
memerlukan pencegahan dan pengelolaan lebih lanjut, tapi juga sebagai sarana
untuk menilai keefektifan regulasi yang dikeluarkan mengenai jumlah bahan
kimia toksik yang dilepas ke udara. Seperti efek rokok yang lama terlihat
dampaknya. Jadi peran lichens dalam lingkungan tidak
hanya menghasilkan oksigen, tetapi juga sebagai
indikator udara bersih dan sebagai pionir pada
lahan baru.
3.2.3.1
Lichens tidak dapat hidup pada daerah yang terkena polusi udara.
Sekuat-kuat lichen, banyak diantaranya tidak dapat bertahan terhadap polusi
udara. Perubahan pada komunitas lichen di hutan menunjukkan kemungkinan
adanya perubahan dalam ekosistem, seperti siklus nutrisi yang tidak efesien atau


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

29
lambatnya pertumbuhan hutan. Selain menghasilkan kayu, hutan juga penting
sebagai daerah resapan dan penyimpanan air tanah serta perlindungan terhadap
keanekaragaman. Semua fungsi ini dapat terganggu dalam kondisi tertentu.
3.2.3.2
Lichens sangat sensitif pada polutan udara seperti sulfur dioksida.
Lichens yang biasanya hidup di cabang, ranting pohon dan bebatuan di dasar
hutan dikenal karena kesensitifannya terhadap perubahan lingkungan, terutama
polusi udara. Lichen merupakan indikator yang memberi peringatan adanya
ancaman potensial pada hutan. Cara pengambilan mineral yang pasif dari hujan
dan udara lembap, membuat lichen secara khusus sensitif terhadap sulfur
dioksida dan racun udara lainnya.
3.2.3.3
Kematian lichens menandakan kualitas udara di daerah tersebut
buruk. Kematian lichen yang sensitif dan peningkatan dalam jumlah spesies
yang lebih tahan dalam suatu daerah dapat dijadikan peringatan dini akan
kualitas udara yang sedang memburuk. Karena fungsi potensial lichen sebagai
indikator perubahan lingkungan, para botanis dari Universitas Wisconsin
mengembangkan sebuah model yang dapat menunjukkan kualitas udara untuk
memperkirakan dampak dari tingkat polusi udara di hutan. Model ini dapat
menunjukkan derah yang memilki udara lebih kotor memilliki lebih sedikit spesies
lichen. Sebaliknya, jika lichen tumbuh dengan subur menandakan daerah
tersebut udaranya cukup bersih. Dengan mengikuti perkembangan komposisi
komunitas lichen dan angka kualitas udara, para peneliti ini dapat memetakan
area hutan mana yang terancam olah polusi udara. Model ini telah diterapkan di
New England dan daerah selatan menggunakan data dari US Forest Service
untuk memonitor komunitas lichen yang ada di daerah tersebut.
Masih ingat dengan macam-macam fungi berdasarkan cara memperoleh
makanan? Silakan lihat kembali halaman 3. Telah disebutkan bahwa beberapa
jenis fungi bersifat mutual, yaitu bersimbiosis mutualisme dengan organisme lain.
Selain bersimbiosis dengan algae membentuk lichens (lumut kerak),
3.2.4

beberapa fungi berhubungan saling menguntungkan dengan semut.
3.2.4.1
Semut membawakan potongan-potongan daun pada fungi. Semut
tidak memiliki enzim yang dapat mencerna molekul kompleks pada potongan
daun menjadi molekul sederhana, sehingga semut memerlukan bantuan fungi
untuk melaksanakan tugas itu. Keuntungan bagi fungi yaitu mendapatkan bahan
baku untuk melaksanakan pencernaan ektrasel.


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

30
3.2.4.2
Fungi mencerna potongan-potongan daun dengan enzim yang
menghancurkan selulosa. Ensim tersebut adalah selulase. Selulase adalah
nama bagi semua enzim yang memutuskan ikatan glikosidik beta-1,4 di dalam
selulosa, sedodekstrin, selobiosa, dan turunan selulosa lainnya. Selulase tidak
dimiliki oleh manusia, karena itu manusia tidak dapat menguraikan selulosa.
Tetapi hal ini dapat dilakukan oleh beberapa hewan seperti kambing, sapi, dan
insekta seperti rayap karena dalam sistem pencernaannya mengandung bakteri
dan protozoa yang menghasilkan enzim selulase yang akan menghidrolisis
(mengurai) ikatan glikosidik beta-1,4. Oleh karena reaksi yang ditimbulkan oleh
selulase saat mengurai selulosa adalah hidrolisis, maka selulase diklasifikasikan
ke dalam jenis enzim hidrolase.

b.
3.2.5
Fungi berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem

Apa yang terjadi pada sisa-sisa bagian pohon yang tumbang atau mati
setelah satu minggu, satu bulan atau lebih? Di permukaan batang tanaman yang
mati akan terlihat jamur maupun bakteri yang melakukan pembusukkan. Di
sinilah nampak peran dari dekomposer atau pengurai dalam menguraikan zat
organik yang terdapat pada makhluk hidup yang sudah mati menjadi zat yang
lebih sederhana, seperti mineral atau zat organik lain. Makhluk hidup yang
berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan fungi saprofit. Zat mineral atau zat
hara hasil penguraian meresap ke dalam tanah yang sangat dibutuhkan oleh
tumbuhan. Keseimbangan ekosistem dapat terjadi bila ada hubungan timbal balik
yang harmonis antarkomponen biotik dan abiotik.
Fungi pengurai kayu tampaknya menjadi suatu kelompok organisme yang
dominan sekitar 250 juta tahun silam selama kepunahan massal yang menyapu
bersih hutan luas tumbuhan vaskuler pada akhir Permium. Penguraian kayu yang
membuat makanan tersedia bagi organisme hidup, kemungkinan merupakan
faktor utama dalam kolonisasi ulang darat oleh orgainsme yang selamat dari
kepunahan setelah masa Permium.

3.2.5.1
Beberapa fungi dapat menghancurkan polutan toksik, termasuk
pestisida DDT dan zat kimia penyebab kanker. Untuk meminimalkan
pemakaian pestisida kimiawi sintetik yang sering berdampak buruk bagi
lingkungan dan kesehatan, sejak beberapa tahun telah dikembangkan fungi


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

31
biokontrol untuk perlindungan tanaman dari hama dan penyakit. Fungi biokontrol
adalah fungi, atau yang lebih umum dikenal sebagai jamur benang, yang dapat
menghambat secara biologis pertumbuhan patogen tanaman, parasit atau
insekta. Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh fungi untuk dapat
digunakan sebagai fungi biokontrol, yaitu fungi tersebut tidak bersifat patogen
terhadap hewan atau tanaman, kompatibel atau cocok dengan lingkungan
pertumbuhan tanaman, dan jika akan digunakan di lahan pertanian yang telah
pernah dilakukan penyemprotan dengan pestisida sintetik, maka fungi biokontrol
tersebut harus resistan terhadap residu pestisida yang tersisa. Fungi biokontrol
tidak terbatas pada fungi untuk perlindungan tanaman, tetapi juga termasuk fungi
yang dapat mengurangi populasi nyamuk dan melindungi hewan dan manusia
dari berbagai penyakit yang disebarkan oleh nyamuk atau insekta lainnya.
3.2.5.2
Ilmuwan menyelidiki kemungkinan menggunakan jamur untuk
mencerna produk petroleum untuk membersihkan tumpahan minyak.
Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus karang dan
oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam, adalah cairan kental, coklat
gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari
beberapa area di kerak Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari
berbagai hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.

c.
3.2.6
Fungi digunakan dalam bidang makanan dan minuman

3.2.6.1
Kebanyakan mushroom dapat dimakan oleh manusia. Orang di
berbagai negara mengkonsumsi berbagai cendawan budidaya dan liar. Fungi
yang paling dihargai oleh ahli pencicip makanan adalah truffle, tubuh buah di
bawah tanah (askokarpus) miselia yang meruapkan mikorhiza pada akar pohon.
Cita rasanya yang kompleks itu dijelaskan secara beragam sebagai nutty (mirip
kacang), musky (mirip musk), cheesy (mirip keju), atau ketiganya. Badan buah itu
(askokarpus) mengeluarkan bau keras yang menarik hewan mammalia dan
serangga konsumer menggali truffle dan menyebarkan sporanya. Pada beberapa
kasus, baunya mirip dengan bau pemikat yang dikeluarkan oleh jenis kelamin
tertentu pada mammalia. Pemburu truffle biasanya menggunakan babi untuk
menemukan truffle, meskipun anjing sekarang lebih umum digunakan, karena


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

32
anjing memiliki hidung untuk membaui truffle tanpa menyukai citarasa truffle
tersendiri.
3.2.6.2
Manusia memanfaatkan fungi untuk membuat alkohol. Ragi
(Saccharomyces cereviceae) dikenal sebagai bahan yang umum digunakan
dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel yang
berlangsung dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum,
fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi terdapat
definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal. Gula adalah
bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi adalah
etanol, asam laktat, dan hidrogen. Komponen lain dapat juga dihasilkan dari
fermentasi seperti asam butirat dan aseton.

d.
3.2.7
Fungi digunakan dalam bidang kesehatan dan penelitian

3.2.7.1
Jamur Penicillium dapat menghasilkan antibiotik. Khasiat jamur
sebagai antibiotik sudah dikenali jauh sebelum penemuan Fleming tahun 1929
itu. Pada tahun 1875, John Tyndall menjelaskan hasil risetnya bahwa jamur
Penicillium glaucum membuat beberapa jenis bakteri mati. Ernest Duchesne di
tahun 1897 membuktikan bahwa hewan yang sakit karena infeksi baketri dengan
penyuntikan Penicillium glaucum ternyata mengalami perbaikan. Keunikan dari
percobaan Fleming adalah jamur yang tidak sengaja dia biakkan tersebut
adalah jenis jamur Penicillium notatum yang ternyata lebih mematikan efeknya
bagi bakteri.
Pada saat Fleming berusaha mereplikasi percobaan, ternyata hal ini tidak
mudah, berulang kali dia gagal. Penyebabnya karena jamur Penicillium notatum
species yang sangat jarang ditemui, serta kemungkinannya berkembang biak di
cawan petri pun sangat kecil. Hal ini kemudian dapat dia tanggulangi salah
satunya dengan menyesuaikan suhu ruangan pada saat dia liburan sebelum
kembali kerja yang memang dingin. Pada saat lain dimana jamur itu bisa tumbuh
dengan baik tapi ternyata tidak mampu membunuh koloni bakteri yang ada di
cawan petri. Hal ini baru terpecahkan pada tahun 1957 oleh James Park dan
Jack Strominger dimana keyakinan Fleming bahwa penisilin menembus sel


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

33
bakteri kemudian menghancurkannya ternyata tidaklah tepat, yang terjadi adalah
penisilin menganggu proses pembelahan bakteri dan mencegah sintesis bahan
pembentukan dinding sel bakteri. Sehingga bila koloni bakteri sudah lebih dahulu
terbentuk dalam satu cawan petri, maka penisilin tidak akan efektif lagi, seperti
yang dialami Fleming.
3.2.7.2
Fungi dapat digunakan untuk penelitian pada biologi molekuler
dan bioteknologi. Pada masa ini, bioteknologi berkembang sangat pesat,
terutama di negara-negara maju. Kemajuan ini ditandai dengan ditemukannya
berbagai macam teknologi semisal rekayasa genetika, kultur jaringan, DNA
rekombinan, pengembangbiakan sel induk, kloning, dan lain-lain. Teknologi ini
memungkinkan kita untuk memperoleh penyembuhan penyakit-penyakit genetik
maupun kronis yang belum dapat disembuhkan, seperti kanker ataupun AIDS.
Penelitian di bidang pengembangan sel induk juga memungkinkan para
penderita stroke ataupun penyakit lain yang mengakibatkan kehilangan atau
kerusakan pada jaringan tubuh dapat sembuh seperti sediakala. Di bidang
pangan, dengan menggunakan teknologi rekayasa genetika, kultur jaringan dan
DNA rekombinan, dapat dihasilkan tanaman dengan sifat dan produk unggul
karena mengandung zat gizi yang lebih jika dibandingkan tanaman biasa, serta
juga lebih tahan terhadap hama maupun tekanan lingkungan. Penerapan
bioteknologi di masa ini juga dapat dijumpai pada pelestarian lingkungan hidup
dari polusi. Sebagai contoh, pada penguraian minyak bumi yang tertumpah ke
laut oleh bakteri, dan penguraian zat-zat yang bersifat toksik (racun) di sungai
atau laut dengan menggunakan bakteri jenis baru.













Fungi (J amur) Lilit Rusyati

34


PENGANTAR FUNGI
Fungi adalah eukariotik yang secara struktural dan nutrisional berbeda.
Sebagian besar diantaranya adalah eukariotik multiseuler.
Nutrisi absorptif memungkinkan fungi hidup sebagai pengurai dan
simbion (halaman 3). Semua fungi adalah heterotrof (pengurai dan
simbion) yang mendapatkan zat-zat makanan atau nutriennya dengan cara
penyerapan.
Luas permukaan yang sangat besar dan pertumbuhan yang cepat
mengadaptasikan fungi untuk nutrisi absorptif (halaman 3-6, gambar
2). Badan vegetatif fungi terdiri atas miselia, kumpulan hifa bercabang
yang menyerupai jala yang diadaptasikan untuk penyerapan. Fungi
parasitik menembus inangnya dengan hifa khusus yang disebut haustoria.
Sebagain besar fungi memiliki dinding sel yang terbuat dari kitin.
Meskipun bentuk asepta (senosistik) ditemukan, sebagian besar fungi
memiliki hifa yang terbagi-bagi menjadi sel-sel oleh septum dengan pori
yang memungkinkan terjadinya hubungan dari sel ke sel.
Fungi bereproduksi dengan cara melepaskan spora yang dihasilkan
secara seksual atau aseksual (halaman 6-8). Siklus seksual melibatkan
penggabungan sel (plasmogami) dan penyatuan nukleus (kariogami), dengan
dibatasi tahapan dikariotik (dua nukleus haploid). Fase diploid ini umurnya
pendek dan dengan cepat mengalami pembelahan meiosis untuk
menghasilkan spora haploid.

KEANEKARAGAMAN FUNGI
Zygomycetes : fungi zigot membentuk struktur dikariotik yang
resisten selama reproduksi seksual (halaman 10-13, gambar 3,
kegiatan 1). Fungi zigot, seperti kapang roti hitam adalah nama untuk
zigosporangia yang dihasilkan secara seksual, yang merupakan struktur
dikariotik yang mampu bertahan hidup pada kondisi yang tidak
menguntungkan.
Ascomycetes : fungi kantung yang menghasilkan spora seksual dalam
aski yang mirip kantung (halaman 14-15, gambar 4). Reproduksi
seksual pada fungi kantung melibatkan pembentukan spora dalam kantung
atau aski pada ujung hifa dikariotik umumnya dalam askokarpus.
TINJAUNAN BAB


Fungi (J amur) Lilit Rusyati

35
Basidiomycetes : fungi gada yang memiliki miselia dikariotik berumur
panjang dari suatu tahapan diploid sementara (halaman 16-18,
gambar 5). Miselia fungi gada dapat bertahan selama bertahun-tahun
sebagai dikarion. Reproduksi seksual melibatkan pembentukan-
pembentukan spora pada basidia berbentuk gada pada ujung hifa
dikariotik pada tubuh buah seperti cendawan.

DAMPAK EKOLOGIS FUNGI
Ekosistem bergantung pada fungi sebagai pengurai dan simbion
(halaman 29-30). Tanpa fungi dan bakteri sebagai pegurai, komunitas
biologis akan kekurangan pendaurulangan esensial unsur-unsur kimia
antara dunia biologis dan nonbiologis. Fungi secara khusus adalah pengurai
penting untuk kayu. Fungi juga menguraikan makanan dan objek lain yang
berguna.
Sejumlah fungi adalah patogen (halaman 19-24, gambar 6 dan
gambar 7, info bio 1). Beberapa fungi menyebabkan penyakit,
membahayakan manusia dengan berbagai penyakit. Tumbuhan khususnya
sangat rentan terhadap infeksi fungi.





Zygomycetes
Ascomycetes
Basidiomycetes
Deuteromycetes
Fungi
Gametangium
Hifa






Konidia
Miselium
Mutual
Parasit
Saprofit
Spora





KATA KUNCI



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

36



1. Diantara karakeristik berikut ini, manakah yang dimiliki oleh semua
fungi?
a. Simbiotik
b. Heterokariotik
c. Berflagela
d. Patogenik
e. Saprobik
2. Yang manakah di antara sel-sel atau struktur berikut ini yang berkaitan
dengan reproduksi aseksual pada fungi?
a. Askospora
b. Basidiospora
c. Konidia
d. Zigospora
e. Askogonia
3. Yang manakah di antara pernyataan mengenai Zygomycetes berikut ini
yang benar?
a. Meiosis berlangsung tepat sebelum kariogami.
b. Ada hifa haploid.
c. Ada miselia diploid.
d. Hifa secara eksklusif memiliki septa.
e. Reproduksi seksual tidak pernah diamati.
4. Keuntungan adaptif yang berkaitan dengan ciri berfilamen miselium
terutama berhubungan dengan ...
a. Kemampuan untuk membentuk haustoria dan parasit pada organisme
lain.
b. Menghindarkan reproduksi seksual sampai terjadi perubahan
lingkungan.
c. Kemampuan untuk menempati hampir semua habitat terestrial.
d. Peningkatan kemungkinan kontak antara tipe perjodohan yang
berbeda.
e. Permukaan yang sangat luas yang cocok untuk penyerapan nutrisi.
5. Sporangia pada hifa yang berdiri yang menghasilkan spora seksual adalah
karakteristik ...
a. Ascomycetes
b. Basidiomycetes
c. Askokarpus
d. Zygomycetes
e. Lichen
KUIS PRIBADI



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

37
6. Yang manakah di antara pernyataan berikut ini yang benar mengenai
Basidiomycetes?
a. Hifa menyatu menjadi miselium dikariotik.
b. Spora tersusun dalam kantung setelah spora dibentuk melalui meiosis.
c. Sebagian besar spora terbentuk secara aseksual.
d. Basidiomycetes adalah sumber antibiotik yang paling penting secara
komersial.
e. Basidiomycetes tidak memiliki tahapan seksual yang diketahui.
7. Simbion fotosintetik lichen paling umum adalah ...
a. Lumut daun
b. Alga hijau
c. Alga merah
d. Ascomycetes
e. Tumbuhan vaskuler kecil
8. Kerabat paling dekat dengan fungi kemungkinan adalah ...
a. Hewan
b. Tumbuhan vaskuler
c. Lumt daun
d. Alga cokelat
e. Jamur lendir




Pohon chestnut Amerika suatu waktu kira-kira meliputi lebih dari 25% hutan
kayu keras di Amerika Serikat bagian timur. Pohon-pohon ini telah disapu
bersih oleh fungi yang secara tidak sengaja masuk melalui impor dari
chestnut Asia, yang tidak terserang fungi teresbut. Baru-baru ini, fungi telah
membunuh sejumlah besar pohon dogwood dari New York samapi Georgia;
beberapa ahli mencurigai parasit itu telah secara tidak sengaja masuk dari
tempat lain. Mengapa tumbuhan secara khusus rentan terhadap fungi yang
diimpor dari daerah lain? Jenis aktivitas manusia yang manakah yang
kemungkinan memberikan sumabgan kepada penyebaran penyakit tumbuhan?
Apakah kamu berpikir bahwa introduksi patogen tumbuhan seperti penyakit
tumbuhan chestnut besar atau kecil kemungkinannya untuk terjadi di masa
depan? Mengapa?

SAINS, TEKNOLOGI, DAN MASYARAKAT



Fungi (J amur) Lilit Rusyati

38


Campbell, et al.(2009).Biology Concepts & Connections Sixth Edition.San
Fransisco: Benjamin Cummings.

Campbell, et al.(2003).Biologi Edisi Kelima Jilid 2.Jakarta: Penerbit Erlangga.





1. Biologi jilid 2, Campbell
2. http://www.google.co.id/


DAFTAR PUSTAKA

SUMBER GAMBAR

You might also like