You are on page 1of 14

1

LAPORAN PENDAHULUAN
KANKER OVARIUM (Ca.OVARIUM)



A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Kanker rahim adalah kanker yang terjadi pada rahim uterus , suatu daerah
pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu maasuk kearah rahim yang
terletak antara (uterus) dengan liang senggama (vagina). (yohanes R.1999)
Kanker rahim adalah kanker ginekologik yang biasanya tumbuh kearah luar
dan kearah dalam sehingga menimbulkan pembesaran rahim.(Derek,2002.68)
Kanker rahim adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher
rahim.(susternada.2007) Jadi dari ketiga pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
kanker adalah kanker yang terjadi diuterus sehingga membuat pembesaran pada
rahim.
Kanker Rahim (uterus) atau kanker jaringan endometrium adalah kanker yang
sering terjadi endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita
usia 60-70 tahun. Carsinomaovarium adalah tumur ganas yang menyerang ovarium.
(David Ovedoff, 2002, hal. 619).Carsinoma endometrium merupakan kumpulan
tumor dengan histiogenesis yang beranekaragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast
(ektodermal, entodermal dan mesodermal)dengan sifat-sifat histologis maupun bilogis
yang beraneka ragam (Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo,1994), hal. 400).Carsinoma pada
uteri merupakan kumpulan tumor dengan histigenesis yang beranekaragam.Tumor ditemukan
sebanyak 8,0 %dari tumor ganas ginekologik, dan 60 % terdapat pada usia 50tahun. 30 % pada
masa reproduksi, dan 10 % apda usia yang lebih muda 15 % dari semua carsinomaovarium itu
ganas (Prof. Dr. Sarwono Prawiroharjo, 1987, hal. 333).



2









3

2. Etiologi
Penyebab terjadi kanker rahim terdapat beberapa factor yang mempengaruhi
terjadinya kanker rahim yaitu :
a. HPV (Human Papilloma Virus)
Virus penyebab kutil pada daerah genital (Kondiloma Akuminata),yang
ditularkan melalui hubungan seksual.
b. Perokok kandungan tembakau yang ada didalam bahan dasar pembuatan rokok.
c. Menikah atau memulai aktivitas seksual pada usia muda.
d. Melahirkan banyak anak (multiparitas).
e. Jumlah kelahirandengan jarak pendek pada wanita yang bersalin.
f. Kebersihan vagina yang buruk.
g. Perlukaan mulut rahim yang tidak mendapat pengaobatan yang tepat.
h. Wanita yang suaminya tidak disunat.

3. Tanda dan Gejala
a. Nafsu makan berkurang
b. Penurunan berat badan
c. Nyeri panggung, panggul dan tungkai
d. Dari vagina keluar air kemih
e. Perdarahan rahim yang abnormal
f. Siklus menstruasi yang abnormal
g. Perdarahan vagina atau spotting pada wanita pasca menopaused.
h. Perdarahan yang sangat lama, berat dan sering (pada wanita yang berusia diatas
40 tahun)
i. Nyeri perut bagian bawah atau kram panggulf.
j. Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita pasca menopause)
k. Nyeri atau kesulitan dalam berkemihh.
l. Nyeri ketika melakukan hubungan seksual.

4. Anatomi dan Fisilogi
Rahim adalah organ yang tebal,berotot, berbentuk buah pir,terletak didalam
pelvis, antara rektum dibelakang dan kandung kencing di depan. Ototnya disebut
miometrium dan selaput lender yang sebelah dalamnya endometrium. Peritoneum
menutupi sebagaian besar (tidak seluruhnya) permukaan luar uterus. Letak uterus
4

sedikit antefleksi pada bagin lehernya antefleksi (meliuk agak memutar kedepan)
dengan fundasinya terletak pada kandung kencing. Di bawah bersambung dengan
vagina dan di sebelah atasnya tuba uterine masuk kedalamnya. Ligamaentum lantum
uteri dibentuk oleh dua lapisan peritoneum; disetiap sisi uterus terdapat ovarium dan
tuba uterine . persediaan darah didapatkan dari arteri uterina dan arteri ovaria. Panjang
uterus adalah 5 sampai 8 sentimeter, dan beratnya 30 sampai 60 gram. Uterus terbagi
atas tiga bagian berikut:
a. Fundus, bagian cembung diatas muara tuba aterina.
Badan uterus melebar dari fundus ke serviks, sedangkan antara badan dan
serviks terdapat ismus.
Bagian bawah yang sempit pada uterus disebut serviks. Rongga serviks
bersambung dengan rongga badan uterus melalui os eksternal.
Ligament-ligamen pada uterus.ligamentumter teres uteri , ada dua buah ,di
sebelah kanah dan sebelah kiri,terdiri atas jaringan ikat dan otot,berisi pembuluh
darah dan ditutupi peritoneum. Ligament ini berjalan dari sudut atas uterus
,kedepan dan kesamping , melalui annulus inguinalisn profundus kekanalis
inguinalis , setiap ligament panjangnya 10 sampai 12,5 sentimeter.
b. Peritoneum melipat diantara badab uterus dan kandung kencing di depannya ,
membentuk kantong utero-versikuler . disebelah belakang,peritoneum
membungkus badan dan serviks uteri , melebar kebawah sampai forniks posterior
vagina,selanjutnya melipat didepan rektum dan membentuk ruang rekto-vaginal
(dounglas) .
c. Ligament lebar (ligamen latum uteri ).peritoneum yang menutupi uterus digaris
tengah badan (korpus) uterus melebar ke lateral pada setiap sisi uterus sampai
dinding pelvis , membentuk ligament lebar. Di dalam tepi bebas ligament lebar ini
terdapat tuba uterine. Ovarium diikat pada lapisan posterior ligamen lebar yang
sebenarnya mensenterium uterus dan mensenterium tuba uterine, dan karena itu
berisi darah dan saluran limfe untuk uterus maupun untuk ovarium
Fungi uterus.untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama
berkembangan.sebutir ovum , sesudah keluar ovarium , diantarakan melalui tuba
uterine ke uterus.( pembuahan ovum secara normal terjadi didalam tuba uterina ).
Endometrium disispkan untuk peneriman ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu
sekarang tertanam didalamnya ,sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung
selam kira-kira 40 minggu,uterus bertambah besar,dindingnya menjadi tipis,tetapi
5

lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk kedalam rongga abdomen pada
masa pertumbuhan fetus.
Pada waktu saatnya tiba dan mules tanda melahirkan dimulai, uterus berkontraksi
secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudihan kembali keukuran
normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.

5. Patofisiologi
Kanker rahim mencakup kanker rahim dan kanker endometrium. Kanker
rahim sering terjadi akibat suatu penyakit menular seksual yang disebabkanoleh
infeksi galur-galur tertentu virus papiloma manusia (HPV) . kanker rahim paling
sering timbul pada wanita yang memiliki banyak pasangan seksual atau yang
pasangan seksualnya pernah memiliki banyak seksual lain.wanita yang terinfeksi ,
yang oleh HPV pada masa remajanya beresiko lebih besar mengidap kanker serviks
mungkin berkaitan dengan tingginya tingkatan pembelahan sel di serviks selama masa
tersebut saat terpajan virus. Karena lemamp[uan mukusa serviks untuk
mengosentrasikan karsignogen yang terdapat didalam asap rokok , maka merokok
dianggap sebagai sebagai suatu ko-faktor pembentukan kanker serviks,perubahan-
perubahan pramaligna diserviks biasanya mendahului kanker serviks beberapa tahun
sebelumnya. Perubahan pramsligns yang disebut dysplasia, dapat dideketsi dan
ditentukan stadiumnya dengan pemerikasan sitologi apusan serviks ( smear
papanicolaou atau pap test ).
Kanker rahim mempunyai periode inkubasi bertahun-tahun selama itu sel-sel
abnormal muncul terkadang berkelompok dalam sarang-sarang sel atipsi ini juga
dapat menghilang karena mati dan diganti oleh sel-sel normal.pada stadium lanjut
pemulihan spontan ini sudah tidak memungkinkan lagi dan kelamaan berkembang
suatu kanker dari dalamnya.
Stadium awal dibagi menjadi berbagai tahapan :
a. Mulai dari karsinoma yang belum tumbuh menyusut.
b. Karsinoma in situ (CIS).
c. Kanker leher rahim interaepithelia (CIN).
Kebanyakan kanker rahim merupakan sel gepeng yang terjadi dari epitel
sebelah luar leher rahim adeno karsinom lebih banyak muncul diakhir saluran
leher rahim.jika suatu kanker berkembang mudah terjadi luka karena radang akan
6

menjadi borok yang mudah berdarah jika disentuh seperti terjadi pada hubungan
seksual (perdarahaan kontak).
Peluasan dan penyebaran dilaporkan menurut system TNM.
a. Stadium I : terbatas sampai epitel dan leher rahim.
b. Stadium II : pertumbuhan masuk kedinding vagina perluasan kesamping
rahim.
c. Stadium III : penyebaran kedalam kelenjar regional dipanggul dan kemudian
lebih jauh,lewat samping pembuluh darah besar ke atas tumbuh masuk
kepanggul kecil.
d. Stadim IV : tumbuh masuk keusu,kandung kemih,dan struktur lain serta
akhirnya metastasis berjarak kehati ,paru-paru dan tulang

6. PATWAY KANKER RAHIM







7

7. Klasifiasi Kanker Rahim
Klasifikasi menurut FIGO (Federation Internationale de Gynecologic et
Obstetrigue), 1988:
Tingkat Kriteria
Karsinoma Pra invasif
0 Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel.
Karsinoma Invasif
I Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai).
I a Karsinoma serviks preklinis hanya dapat didiagnostik secara mikroskopis,
lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara mikroskopik kedalamannya > 3-5
mm dari epitel basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm.
I b Lesi invasif > 5, dibagi atas lesi < 4 Cm dan > 4 Cm.
II Proses keganasan telah keluar dari serviuks dan menjalar ke 2/3 bagian
atas vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul.
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor.
II b Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai dinding
pangguL
III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding
panggul.
III a Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding
panggul.
III b Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas
infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I
atau II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara histologi) atau telah
bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh.
IV a Telah bermetastasis ke organ sekitar.
IV b Telah bermetastasis jauh.




8

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Sitologi, dengan cara Pap smear untuk pemeriksaan penyaring guna mendeteksi
perubahan neoplastik.
b. Kolposkopi untuk mengarahkan tindakan biopsi pada daerah abnormal untuk
mengambil contoh jaringan.
c. Servikografi.
d. Pemeriksaan visual langsung.
e. Gineskopi.
f. Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif).

9. Penatalaksanaan
Tingkat Penatalaksanaan
0 Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
I a Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
I b,II a Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar
limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca
pembedahan).
II b,
III, IV
Histerektomi transvaginal.
IV a,
IV b
Radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi.

Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim :
a. UsiaKanker uterus terutama menyerang wanita berusia 50 tahun keatas.
b. Nulipara
Memiliki resiko terkena kanker endometrium lebih tinggi baik sudah menikah
atau belumdibanding wanita yang pernah melahirkan. Penelitian menunjukkan
bahwa 25% penderita kanker endometrium tidak pernah melahirkan anak
(nulipara). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa faktor
ketidaksuburan(infertilitas) lebih berperan daripada jumlah melahirkan (paritas).
c. Hiperplasia endometrium : proliferasi kelenjar dengan bentuk dan ukuran tidak
teratur (ireguler)serta memiliki rasio kelenjar-stroma yang meningkat.Hiperplasia
endometrium adalah kondisiabnormal berupa pertumbuhan berlebihan
9

endometrium. Kelainan ini merepresentasikanspektrum perubahan biologis dan
morfologis dari kelenjar dan stroma endometrium yang bervariasi antara
proliferasi normal endometrium dan adenokarsinoma in situ.
Pertumbuhannya berlebihan atau penebalan pada dinding uterus yang dapat terjadi
pada semua bagianendometrium.
d. Terapi Sulih Hormon (TSH)TSH digunakan untuk mengatasi gejala-gejala menopause,
mencegah osteoporosis danmengurangi resiko penyakit jantung atau stroke. Untuk
mengurangi keluhan atau gejalamenopause sebagian wanita memakai hormon
pengganti dari luar tubuh (terapi sulih hormon), bisa dalam bentuk kombinasi
estrogen ditambah progesteron ataupun estrogen saja. Estrogentanpa pendamping
progesteron (unoppesd estrogen) akan menyebabkan penebalan endometrium.Pada beberapa
kasus sel-sel yang menebal ini menjadi tidak normal yang dinamakan Hiperplasisatipik yang
merupakan cikal bakal kanker rahim.
e. ObesitasTubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita yang
gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen
merupakan penyebabmeningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obesitas.
f. Penyakit ovarium polikistag.
Polip endometrium polip endoetrium di sebut juga polip rahim. ini adalah
pertumbuhan kecilyang tumbuh sangat lambat dalam dinding rahim. seorang
wanita dapat memiliki satu atau polipendometrium banyak, dan mereka kadang-kadang
menonjol melalui vagina menyebabkan kramdan ketidaknyamanan. mereka dapat
menyebabkan kram karena mereka melanggar pembukaanleher rahim. polip ini dapat
terjangkit jika mereka bengkok kehilangan semua pasokan darahmereka. ada
kejadian langka saat ini polip menjadi kanker. wanita yang telah mengalami
polipendometrium sulit sekali untuk hamil.

B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri abdomen bagian
bawah dan disertai keputihanmenyerupai air.
2) Riwayat kesehatan sekarang pada stadium awal klien tidak merasakan keluhan
yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitustadium 3 dan 4 timbul
10

keluhan seperti : perdarahan vagina, siklus menstruasi yang
abnormal,keputihan dan rasa nyeri ketika berkemih dan abdomen bagian
bawah.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu adanya penyakit polip endometrium, polikista
ovarium.
4) Riwayat kesehatan keluarga, adanya keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klienc.
c. Pemeriksaan fisik
1) Kepala- Rambut : bersih, tidak ada ketombe, dan tidak rontok - Wajah : tidak
ada oedema- Mata : konjunctiva tidak anemis- Hidung : simetris, tidak ada
sputum- Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen- Mulut : bibir tidak
kering, tidak sianosis, mukosa bibir lembab, tidak terdapat lesi- Leher : tidak
ada pembesaran kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjer getah
bening.
2) Dada- Inspeksi : simetris- Perkusi : sonor seluruh lap paru- Palpasi : vocal
fremitus simetri kana dan kiri- Auskultasi : vesikuler.
3) Abdomen
a) Inspeksi : acites
b) Palapasi : nyeri tekan
c) Perkusi : redup.
d) Auskultasi : bising usus abnormalf) Genetaliaadanya pengeluaran
pervaginam (perdarahan vagina), keputihan (bau)g) EkstremitasTidak
oedema

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri (akut) b/d ulkus dan erosi pada lapisan endotel, peradangan pada epitel
serviks.
b. Resti kekurangan volume cairan b/d perdarahan.
c. Intoleransi aktifitas b/d nyeri abdomen




11

3. Intervensi
a. Diagnosa keperawatan : nyeri (akut) b/d ulkus dan erosi pada lapisan endotel,
peradanganpada epitel serviks.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam nyeri
berkurang/hilang.
Kriteria :- Keluhan nyeri klien berkurang- Klien tampak rilek - Skala nyeri ringan
atau sedang.
Intervensi :
1) Tentukansifat, lokasi dan durasi nyeri, kaji kontraksi uterus, hemiragic dan
nyeri tekan abdomen.
Rasional : Membantu dalam mendiagnosa dan memilih tindakan, penekanan kepala pada
servik yang berlangsung lama akan menyebabkan nyeri.
2) Kaji intensitas nyeri klien dengan skala nyeri.
Rasional : Setiap individu mempunyai tingkat ambang nyeri yang berbeda,
dengan skala dapatdiketahui intensitas nyeri klien.
3) Kaji stress psikologis/ pasangan dan respon emosional terhadap kejadian.
Rasional : Ansietas sebagai respon terhadap situasi darurat dapat memperberat
derajatketidaknyamanan karena sindrom ketegangan takut nyeri.
4) Berikan lingkungan yang nyaman, tenang dan aktivitas untuk mengalihkan
nyeri, Bantu kliendalam menggunakan metode relaksasi dan jelaskan prosedur.
Rasional : Teknik relaksasi dapat mengalihkan perhatian dan mengurangi rasa
nyeri.
5) Kuatkan dukungan social/ dukungan keluarga.
Rasional : Dengan kehadiran keluarga akan membuat klien nyaman, dan dapat
mengurangi tingkatkecemasan dalam melewati persalinan, klien merasa diperhatikan dan
perhatian terhadap nyeri akanterhindarif.
6) Kolaborasi :- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter.
Rasional : Pemberian narkotik atau sedative dapat mengurangi nyeri hebat-
Siapkan untuk prosedur bedah bila diindikasikan.
b. Diagnosa keperawatan : Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selam 3x24 jam pasien dapat
beraktivitasseperti semula

.
12

Kriteria hasil:
1) Pasien dapat mengidentifikasi faktor - faktor yang memperberat dan
memperingan intoleran aktivitas.
2) Pasien mampu beraktivitas.
3) Klien mandiri
Intervensi :
1) Kaji respons klien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi lebih dari 20
kali per menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan TD yang nyata
selama/sesudah aktivitas; dispnea atau nyeri dada;keletihan dan kelemahan
yang berlebihan; diaphoresis; pusing atau pingsan.
Rasional : Menyebutkan parameter membantu dalam mengkaji respons
fisiologi terhadap stressaktivitas dan, bila ada merupakan indikator dari
kelebihan kerja yang berkaitan dengan tingkataktivitas.
2) Instruksikan klien tentang teknik penggunaan energi.
Rasional : Teknik menghemat energi mengurangi penggunaan energy, juga membantu
keseimbanganantara suplai dan kebutuhan oksigen.- Beri lingkungan tenang dan
perode istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan.
Rasional : Menghemat energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/
penyembuhan jaringan.
3) Tingkatkan aktivitas secara bertahap
Rasional : Tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan/tingkat aktivitas.
Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan kerja jantung tiba-tiba.
Memberikan bantuan hanya sebataskebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas.
c. Diagnosa keperawatan : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
perdarahan.
Tujuan : setelah dilakukan perawatan selama 3x24 jam, diharapkan volume cairan adekuat.
Kriteria hasil : -TTV stabil (suhu 36,5-37,5) (Nadi 60-80) (TD 100-120/70-900)-
Mukosa lembab-turgor normal-nilai GDA (125-140)
Intervensi :
1) Kaji TTV
Rasional : indikator keadekuatan volume sirkulasi, membantu mengevaluasi
tingkat cairan yangdevisit dan terapi penggantian cairan yang berkenan
dengan pengobatan.
13

2) Pertahankan masukan dan haluran
Rasional : Merefleksikan seluruh status hidrasi dan balance cairan,
mengurangi derajat hipovolemiakibat perdarahan.
3) Kolaborasi pengawasan hasil laboratorium, elektrolit dan GDA.
Rasonal : menentukan kebutuhan penggantian dan keefektifan terapi.
4) Kolaborasi berikan cairan parental.
Rasional : mempertahankan penggantian cairan untuk memperbaiki
kehilangan cairan.


























14

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC.
Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Guyton. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta
Hinchliff, S. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17. EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana. EGC.
Jakarta
Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran. Media Aeskulapius FKUI. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta

You might also like