Dokumen tersebut membahas tentang anatomi ilmu, yang meliputi tiga bagian utama: (1) epistemologi, ontologi, dan aksiologi sebagai bagian dari filsafat ilmu; (2) struktur hirarki keilmuan yang terdiri dari ilmu-ilmu alam dan sosial; (3) perkembangan filsafat dan aliran-alirannya seperti idealisme, humanisme, rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan konstruktivisme.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi ilmu, yang meliputi tiga bagian utama: (1) epistemologi, ontologi, dan aksiologi sebagai bagian dari filsafat ilmu; (2) struktur hirarki keilmuan yang terdiri dari ilmu-ilmu alam dan sosial; (3) perkembangan filsafat dan aliran-alirannya seperti idealisme, humanisme, rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan konstruktivisme.
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi ilmu, yang meliputi tiga bagian utama: (1) epistemologi, ontologi, dan aksiologi sebagai bagian dari filsafat ilmu; (2) struktur hirarki keilmuan yang terdiri dari ilmu-ilmu alam dan sosial; (3) perkembangan filsafat dan aliran-alirannya seperti idealisme, humanisme, rasionalisme, empirisme, kritisisme, dan konstruktivisme.
Filsafat ilmu dapat dianggap sebagai suatu studi tentang masalah
eksplanasi, artinya bagaimanakah cara menjelaskan tentang suatu ilmu tertentu yang menjadi bahasan menurut proses berpikir yang logis dan rasional. Penjelasan terhadap ilmu tersebut dijabarkan dalam hakikat Ilmu seperti dikemukakan Jujun.s (1982), yang terdiri dari : 1. Epistemologi Epistemologi adalah istilah yang diambil dari bahasa Inggris, yang berarti ilmu tentang pengetahuan. Masalah yang ada saat ini tidak hanya terpusat pada pengetahuan dan analisanya, tapi juga terkait dengan ketertarikan yang bersifat kadang-kadang untuk memberikan penilaian kepada kepercayaan, justifikasi, bukti dan jaminan. Tahapan ini membahas bagaimana filsafat pengetahuan itu sendiri, seperti: a. Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbulnya pengetahuan yang berupa ilmu? b. Bagaimana cara memperoleh pengetahuan tersebut.? 2. Ontologis a. Objek apa yang ditelaah Ilmu ? b. Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut . 3. Aksiologi a. Bagaimana kaidah kaidah moral yang ada dalam ilmu Tersebut? b. Untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu dipergunakan? Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah moral? Ilmu dilihat sebagai suatu pendekatan, atau metode pendekatan seluruh dunia empirik, yaitu dunia yang terkait oleh faktor oleh ruang dan waktu, dunia yang pada prisnsipnya dapat diamati oleh pancaindra manusia. Menurut batasan ini titik berat diletakkan kepada metode ilmu yang digunakan untuk mensistematisasikan seluruh pengetahuan yang sifatnya fragmentarik. Selain itu ilmu merupakan suatu cara analisis yang menginginkan kepada pakarnya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk Jika.....;maka........ . Melihat batasan ilmu di atas, maka terdapat ciri-ciri pokok pada pengertian ilmu, yaitu: 1. Ilmu itu adalah rasional Artinya suatu sifat kegiatan berpikir yang ditundukkan kepada logika formal. Kemampuan untuk berpikir rasional pada manusia dibawa oleh kemampuannya untuk dapat berpikir secara abstrak. Manusia adalah makhluk yang dapat berpikir secara kompleks dan konsepsional. Dalam filsafat, manusia didefenisikan sebagai hewan yang berfikir. Jadi jika X manusia pasti X berfikir. Berfikir adalah syarat mesti bagi ke-manusiaan. Jadi jika X tidak berfikir pasti X bukan manusia. Selanjutnya jika X berfikir maka X pasti menggunakan logika/kaidah berfkir. Jadi menggunakan logika merupakan syarat mesti bagi bagi berfikir. Jadi jika X tidak menggunakan logika pasti X tidak berfikir , dan karena itu pasti X bukan manusia. Jadi apakah berfikir dan menggunakan logika itu keharusan? Tidak. Ia bukan keharusan. Tapi suatu kemestian. Suatu keniscayaan. Thouan au karhan. 2. Bersifat empirik dan umum, Ilmu dikatakan bersifat empirik, karena kesimpulan yang diambil harus dapat ditundukkan kepada pemeriksaan atau pada verifikasi pancaindra manusia. Dalam hubungannya dengan sifat empirik dari ilmu itu. Para ilmuwan dan terutama para filsuf dewasa ini kebanyakan sependapat, bahwa tidak dapat mempelajari dunia dan mengembangkan ilmu tanpa bantuan pancaindra itu harus menerima proposisi, tertentu atau kebenaran a priori tertentu yang tidak dapat diverifikasikan oleh pancaindra manusia. Proposisi ilmiah itu antara lain adalah kaidah logika formal dan hukum kausalitas, yang menjadi dasar ilmu yang menghasilkan kebenaran yang bersifat relatif. . 3. Bersifat akumulatif Untuk dapat mengerti sifat akumulatif dari ilmu perlu diketengahkan hubungan antara ilmu dan kebudayaan yang juga bersifat akumulatif. Ilmu sebagai bagian dari pengetahuan merupakan salah satu un sur kebudayaan manusia, yang berbeda dengan aspek alamiah yang dimiliki manusia dibawa dari kelahiran, maka aspek budaya yang ada pada manusia itu meskipun mempunyai dasar alamiah, dasar organik atau dasar biologik adalah dimiliki manusia dengan dasar yang dipelajarinya secara sosial. A. Struktur Hirarki Keilmuan Ilmu berkembang dengan sangat pesat dan demikian juga jumlah cabang- cabangnnya. Hasrat untuk mempersialisasikan diri pada satu bidang telaahan yang memungkinkan analisis yang makin cermat dan saksama menyebabkan objek forma (objek ontologis) dari disiplin keilmuan menjadi kian terbatas. Diperkirakan sekarang ini terdapat sekitar 650 cabang keilmuan yang kebanyakan belum dikenal oleh orang-orang awam. Pada dasarnya cabang-cabang ilmu tersebut berkembang dari bank utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam dan ilmu hayat. Ilu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta sedangkan alam kemudian alam bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi(mempelajari benda-benda langit) dan ilmu bumi (yang mempelajari bumi). Tiap-tiap cabang kemudian membentuk ranting-ranting baru seperti fisika berkembang menjadi mekanika, hidrodinamika, bunyi, cahaya panas, kelistrikan dan magnetisme, fisika nuklir dan kimia fisik. Sampai tahap ini maka kelompok ini termasuk ke dalam ilmu-ilmu murni. Keadaan manusia secara biologis psikologis dapat dikembangkan dalam kehidupan bersama, yaitu dalam kelompok. Kehidupan berkelompok bagi manusia adalah menjadi suatu keharusan, manusia tidak dapat hidup sendiri, karena sikap dan tingkah laku manusia itu berbeda dengan hewan, segala sikap dan tingkah laku manusia harus dikembangkan.ditambah atau dilengkapi dengan cara serta melalui jalan latihan, pembelajaran dan pendidikan, yang semuanya diperoleh dari manusia lain dalam kehidupan masyarkatnya. Ilmu-ilmu yang mempelajari sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan kelompok itu adalah ilmu-ilmu sosial, atau ilmu-ilmu mempelajari semua aspek relasionial manusia yang hidup dalam kelompok. Aspek relasional manusia adalah keseluruhan hal tentang hubungan manusia, yaitu hubungan yang terjadi antara manusia satu sama lainnya. Perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu sosial dewasa ini tampak melalui batas masing-masing ilmu. Ilmu pengetahuan yang dapat digolongkan dalam ilmu-ilmu sosial adalah ilmu politik, ekonomi, sejarah, yurisprudensi, sosiologi.
B. Perkembangan Filsafat dan Aliran Filsafat / Ilmu Pengetahuan Beberapa pandangan dalam Filsafat Idealisme: Plato realitas yang fundamental adalah ide atau idea. Realitas yang tampak oleh indera manusia adalah bayangan dari ide. Berarti dibelakang alam empiris atau alam fenomena yang kita hayati terdpt alam ideal atau alam esensi. Bagi klp ideal manusia merupakan bagian dari proses alam, yang juga bersifat spiritual karena memiliki akal, jiwa, budi dan nurani Humanisme. Abad ke 5-14, tujuan pendidikan untuk mencapai kebahagiaan hidup abadi dan mengatasi kebutuhan duniawi. Abad 15, masa kebangkitan kembali atau renaissance timbul pandangan humanisme yang didukung berbagai penemuan mis. Mesin cetak Humanisme memiliki dua arah Humanisme individu mengutamakan kemerdekaan berpikir, berpendapat. Kemampuan ini disalurkan melalui kesenian, musik, teknologi, penguasaan tentang kealaman. Humanisme Sosial mengutamakan pendidikan bagi masyarakat dan kesejahteraan sosial dan perbaikan hubungan antarmanusia Rasionalisme. Satu-satunya sumber pengetahuan yang dapat dipercaya adalah rasio (akal) seseorang. John Locle (1662-1704) tokoh filsafat dan pendidik dengan pandangannya tabula rasa artinya bahwa setiap insan diciptakan sama, sebagai kertas kosong, berarti memberikan pendidikan untuk pandai tugas utama pendidikan formal JJ. Rousseau (1717-1778), seorang anak harus dididik sesuai dengan kemampuannya atau kesiapan menerima penddidikan Empirisme: kenyataan yang tidakdibuktikan melalui pengalaman adalah tanpa arti. Ilmu harus dpt diuji melalui pengalaman Francis Bacon (1561-1626) menyarankan agar penemuan-penemuan dilakukan dengan metode induksi. Ilmu akan berkembang melalui pengamatan serta menyusun fakta sebagai hasil eksperimen John Locle: akal tidak melahirkan pengetahuan dengan sendirinya. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan gagasan atau ide yang timbul dari pengalaman lahiriah dan pengalaman batin (refleksi) merupakan sumber gagasan (ide) tunggal. Gagasan tunggal ini menjadi gagasan majemuk sehingga menimbulkan pengetahuan yang beraneka ragam Kritisisme Immanuel kant (1724-1804) menjebatani pandangan rasionalisme dan empirisme dan disebut kritisisme. Konstruktivisme Giambattista Voco (1710), pengetahuan seseorang marupakan hasil konstruksi individu, melalui interaksi dengan objek, penomena, pengalaman dan lingkungannya. Jean Piaget : pengetahuan tidak diperoleh secara pasif seseorang. Pengetahuan dibangun secara aktif oleh individu sendiri melalui berbagai jalur: membaca, mendengarkan bertanya, menelusuri dan melakukan eksperimen terhadap lingkungannya. Diposkan oleh Hasansarip di 05.29 Tidak ada komentar: Poskan Komentar Posting Lebih Baru Beranda Langganan: Poskan Komentar (Atom) Pengikut Arsip Blog 2009 (5) o Juni (3) o Maret (1) o Februari (1) Anatomi Ilmu Mengenai Saya Hasansarip Lihat profil lengkapku