You are on page 1of 3

1 | A d i t y a P r a s e t y o N u g r o h o

1 0 / 3 0 5 4 6 4 / E K / 1 8 1 6 1


Tugas Mata Kuliah Pengauditan II
Dosen: Taufikur Rahman, SE, MBA
Analisis Kasus Siklus Penggajian Enron

I. Review Kasus
Enron adalah salah satu perusahaan 10 besar di Amerika pada awal tahun 200an
yang bergerak di sektor energi. Menurut Fortune, pada April 2001, Enron merupakan
perusahaan paling inovatif di Amerika. Namun, berselang 6 bulan kemudian, tepatnya
Desember 2001, Enron membukukan kebangkrutan yang mengejutkan. Harga sahamnya
jatuh sampai mendekati nol. Seluruh karyawannya kehilangan pekerjaan tanpa dapat
diberikan tunjangan hidup dan pensiunnya. Anjloknya harga saham tersebut
menyebabkan puluhan ribu pemegang sahamnya kehilangan kekayaannya.
Kebangkrutan Enron tidak disebabkan situasi ekonomi yang melemah, tetapi karena
adanya penyimpangan sistemtik dalam pelaporan keuangannya.
Enron, selama 5 tahun terakhir, telah melebihkan laba yang didapat sebesar
hampir 650 juta dolar. Selain itu, Enron telah menyembunyikan utangnya sekitar 1,2
miliar dolar dalam kurun waktu yang sama. Hal tersebut dilakukan Enron dengan cara
membentuk unit bisnis khusus yang dimiliki/dipimpin oleh para karyawan Enron sendiri
yang tidak pernah dilaporkan Enron ke pasar modal maupun SEC. Unit bisnis khusus
tersebut digunakan Enron untuk menambah keuntungan Enron. Selain itu, Enron juga
mengalihkan utangnya sekitar 690 juta dolar ke unit bisnis khusus tersebut. Tindakan
tersebut membuat laporan keuangan Enron menjadi sangat sehat dan menarik para
investor.
Unit bisnis khusus tersebut diinisiasi oleh Andrew Fastow setelah berkonsultasi
dengan KAP Arthur Andersen. Enron tidak melaporkan unit bisnis khusus tersebut
karena akuntansi membolehkan suatu perusahaan mengeluarkan pencatatan entitas
tujuan khusus dari laporan keuangannya bila ada pihak independen yang mengendalikan
perusahaan dan mempunyai paling tidak 3% saham. Untuk itu, Fastow mentransfer
saham enron ke unit bisnis khusus tersebut agar memenuhi 97% dan menunjuk dirinya
beserta karyawan enron lainnya untuk memimpin unit bisnis tersebut dan
menginvestasikan uang pribadi mereka agar memenuhi syarat 3%. Selanjutnya, ia dan
2 | A d i t y a P r a s e t y o N u g r o h o
1 0 / 3 0 5 4 6 4 / E K / 1 8 1 6 1

para karyawan enron yang menjadi pimpinan di unti bisnis khusus tersebut menggaji
diri mereka sendiri jutaan dolar sebagai gaji dan pendapatan atas kepemilikan 3% saham
atas unti bisnis khusus masing-masing.
Selain itu, selama 1997-2001, meskipun Enron memiliki laba, tetapi Enron tidak
membayar pajak ke pemerintah AS. Hal ini dikarenakan Enron selama ini menggunakan
opsi kepemilikan saham sebagai kompensasi dan bonus bagi pegawainya. Dalam hukum
perpajakan Amerika, opsi kepemilikan saham dapat dikategorikan sebagai kompensai
pegawai. Dengamn begit Enron dapat mengurangi labanya dengan nilai opsi di pasar
saham. Hal tersebut membuat enron tidak memiliki laba dan tidak harus membayar
pajak ke pemerintah Amerika Serikat.
Akhirnya, pada akhir 2001, kebobrokan Enron terbongkar. Harga saham enron
terus menukik tajam dari sebesar dolar per lembar menjadi kisaran 45 sen per lembar
saham. SEC kemudian menyelidiki unit bisnis khusus yang dimiliki Enron. Dan pada
akhirnya, para petinggi Enron yang bersangkutan dikenai hukuman. Begitu juga KAP
Arthur Andersen juga dihukum serta Enron diwajibkan untuk menyajikan kembali
laporan keuangan mereka dari tahun 1997-2001.
II. Analisis Kasus
Dalam kasus Enron, siklus penggajian memiliki peran penting. Pertama, Enron
memberikan kompensasi bagi karyawannya dengan menggunakan opsi saham. Hal
tersebut membuat Enron tidak harus mengeluarkan pajak karena laba perusahaan
menjadi habis karena dikurangi harga opsi di pasar. Hal tersebut sengaja dilakukan
Enron agar enron tidak usah membayar pajak dan juga untuk memanipulasi bahwa
mereka sebenarnya tidak laba.
Kedua, Enron membuat unit bisnis khusus yang dimaksudkan sebagai wadah
utang Enron. Unit bisnis khusus itu dipimpin oleh para karyawan Enron sendiri. Mereka
menetapkan gaji yang besar hingga jutaan dolar sebagai balasan atas 3% saham yang
mereka miliki di unit bisnis khusus tersebut. Hal tersebut sangatlah ganjil karena
tampak sekali bahwa manajemen perusahaan bertindak untuk kepentingannya sendiri
dan memperkaya diri.
Ketiga, Arthur Andersen adalah KAP yang melakukan audit kepada Enron.
Selain itu, Arthur Andersen juga memberikan jasa konsultasi ke Enron dengan imbalan
yang sangat besar. Hal tersebut disinyalir menganggu independensi Arthur Andersen
3 | A d i t y a P r a s e t y o N u g r o h o
1 0 / 3 0 5 4 6 4 / E K / 1 8 1 6 1

dalam mengaudit Enron. Seharusnya perusahaan berusaha untuk menjalin kerja sama
audit dan konsultasi dengan KAP yang berbeda atau KAP membatasi diri untuk tidak
meberikan konsultasi dan melakukan audit pada perusahaan yang sama.\
Dari berbagai analisis di atas dapat disimpulkan bahwa siklus penggajian
memiliki risiko yang tinggi khususnya dalam hal ini kasus rekayasa pelaporan keuangan
oleh Enron. Siklus penggajian sering digunakan untuk memanipulasi laporan
keuangannya. Hal ini dikarenakan siklus penggajian cenderung otoritas murni
perusahaan. Ototitas tersebut dalam hal jumlah maupun tipe kompensasi yang diberikan
kepada pegawai. Selain itu, cenderung tidak adanya pengendalian dari luar perusahaan
yang dapat dijadikan acuan. Untuk itu, auditor perlu untuk berhati-hati dalam
melakukan audit siklus pengeluaran terutama dengan perusahaan yang padat karya.
Auditor harus mampu untuk menilai kewajaran atas kompensasi yang diberikan, adanya
kondisi khusus yang dapat menyebabkan salah saji material serta kemungkinan
pelanggaran yang dapat dilakukan dengan sistem penggajian yang ada.

Referensi:
http://mazda4education.wordpress.com/2010/11/28/kasus-enron-2001/ diakses 19
Maret 2013
http://pedomankuliah.blogspot.com/contoh-tugas-audit-kasus-perusahaan.html diakses
19 Maret 2013

You might also like