You are on page 1of 2

KASUS 1

Tn H (30 tahun) Pasien bekerja di perusahaan taxi. Ia overwight sejak anak-anak dan tidak mampu
menurunkan berat badan dengan berbagai cara. Beberapa diet hanya mampu menurunkan 6,8 kg,
namun berat badan kembali naik bahkan menjadi lebih berat. Pasien tidak suka berolahraga, kurang
bergerak baik di rumah maupun di tempat kerja (sedentary life). Keluarganya mengkhawatirkan resiko
terkena diabetes mellitus tipe 2 atau penyakit jantung, dan meyakinkannya untuk segera berobat.
Pasien berkata ia sudah 2 tahun tidak menemui dokter, dan ia tidak mematuhi terpai penurun
kolesterolnya.
Pemeriksaan Fisik :
- Tinggi Badan 185,42 cm
- Berat Badan 158, 75 kg
- Body Mass Index BMI 46,2 kg/m2)
- Lingkar pinggang 127 cm
- Tekanan Darah 150/100 mm Hg
- Pulse 80 bpm
- Kepala dan leher Orofaring sempit, leher signifikan hingga tebal
- Jantung Ritme dan kecepatan normal
- Paru paru Normal
- Abdomen Membuncit
- Ekstrimitas Tidak ada varises
- General assessment Laki-laki obesitas
Nilai Hasil Uji Laboratorium
- Glukosa puasa 115 mg/dL
- HDL-C 41 mg/dL
- Trigliserida 220 mg/dL
- Total kolesterol 250 mg/dL
- LDL-C 171 mg/dL
Gaya Hidup / Riwayat Keluarga
- Olahraga Pasien tidak berolahraga
- Status Bukan perokok
- Konsumsi Alkohol Tidak
- Riwayat obat Menyangkal penyalahgunaan obat
- Riwayat penyakit hipertensi, hiperkolesterolemia
- Diet Tidak patuh pada diet rendah natrium (4 g/hari)
- Riwayat keluarga Hipertensi, ayah didiagnosa DM tipe 2 pada umur 40 tahun; riwayat
hipertensi pada ibu
Obat Lisinopril 10 mg/hari
CASE 2
Tuan S (44 tahun) seorang insinyur kelautan yang bekerja di tempat pengeboran minyak 4-6 hari
seminggu. Ia mengeluh nyeri akut di bagian selangkangan dan dan gagal dalam tes kesehatan
perusahaan baru-baru ini . Dari pemeriksaan X-ray, darah dan urin 24 jam, ditemukan 1 batu ginjal kecil.
Data darah normal, kecuali asam urat, kolesterol, dan trigilserida sedikit tinggi. Berat badan stabil (93
kg). Ia memiliki riwayat keluarga refluks renal. Meskipun Ia seorang peminum berat, uji fungsi liver
relatif normal. Tinggi badan 180,34 cm dan tidak suka berolahraga. Ia memiliki Randalls plaque. Ia
diberi tahu jangan dulu bekerja hingga dietnya diatur. Ia menyukai roti lapis dengan margarin dan
daging. Sekarang ia sedang meminum allopurinol.
CASE 3
Ny H obesitas (BMI 35 kg/m2) dan pernah diberi terapi antidepresi (antidepresan trisiklik), namun
sekarang ia tidak sedang dalam pengobatan. Ia memiliki kelenjar tiroid under-active, sehingga diberi
tiroksin 100 mg/hari. Pola tidurnya terganggu (fobia malam), sehingga meminum promethazine. Ia juga
meminum diazepam untuk serangan panik spontan. Ny H datang ke klinik dengan keluhan napas pendek
dan merasa seperti zombie, self-esteem rendah dan setidaknya 20 kg lebih berat dari seharusnya atau
yang ia inginkan. Ia juga mengeluh nyeri punggung yang kambuh lagi. Ia berpendapat bahwa ia tidak
mampu menurunkan berat badan karena metabolismenya. Ia pernah mencoba diet tinggi lemak rendah
karbohidrat, hanya turun sekitar 7 kg, tidak mampu mempertahankan dietnya. Sekarang Ny H berumur
62 tahun, hidup sendiri, dengan biaya pension.
CASE 4
Ny. R (45 tahun) overweight dioperasi abdominoplati (prosedur fleur-de-lis). Setelah operasi tersebut ia
sehat, kecuali obesitas. Ny. R merasa panas dan berkeringat 10 hari setelah operasi dan diperikasa
kembali untuk pyrexia. Setelah diperiksa oleh dokter bedah, ditemukan infeksi pada abdominoplasi.
Luka ditangani. Luka tersebut tetap basah; konsentrasi hemoglobin dan kalium rendah. Nafsu makan
rendah. Berat badan 75 kg dan tinggi 158 cm.
CASE 5
Nn. H (24 tahun), seorang penjaga perpustakaan dengan riwayat 9 bulan amenorrhoea sejak
menghentikan pil kotrasepsi kombinasi. Ia datang ke ginekolog, cemas mengenai menstruasi yang tidak
teratur, dan terlebih lagi karea pertimbuhan rambut wajah yang cepat. Ia merokok 25 batang sehari dan
baru-baru ini berat badannya bertambah 20 kg. Pemeriksaan pelvis normal; nilai FSH dan prolactin
serum normal. Kadar testosteron 3,1 nmol/l. Ia didiagnosa polycystic ovarian syndrome oleh ginekolog.
Ia diyakinkan bahwa penurunan berat badan akan membuat periode menstruasi menjadi normal. (Tinggi
badan 156 cm, berat badan 73 kg )

You might also like