You are on page 1of 4

A.

AMPHETAMINE
1.

Nama lain : amfetamin, shabu, SS, Ubas, Ice
2. Derivat : Metamphetamine (Metamfetamin/ MA)
MDMA (methylene-dioxy-meth-amphetamine) disebut juga ekstasi (ecstasy),
Adam (pil Adam).
3. Organoleptis : berbentuk bubuk putih, kuning atau coklat dan kristal kecil
berwarna putih.
4. Mekanisme Kerja Obat dalam tubuh
Amfetamin bekerja merangsang susunan saraf pusat melepaskan
katekolamin (epineprin, norepineprin, dan dopamin) dalam sinaps pusat dan
menghambat dengan meningkatkan rilis neurotransmiter entecholamin, termasuk
dopamin. Sehingga neurotransmiter tetap berada dalam sinaps dengan
konsentrasi lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama dari biasanya.
Semua sistem saraf akan berpengaruh terhadap perangsangan yang diberikan.
Efek klinis amfetamin akan muncul dalam waktu 2-4 jam setelah
penggunaan. Senyawa ini memiliki waktu paruh 4-24 jam dan dieksresikan
melalui urin sebanyak 30% dalam bentuk metabolit. Metabolit amfetamin terdiri
dari p-hidroksiamfetamin, p-hidroksinorepedrin, dan penilaseton.
karena waktu paruhnya yang pendek menyebabkan efek dari obat ini
relatif cepat dan dapat segera terekskresikan, hal ini menjadi salah satu kesulitan
tersendiri untuk pengujian terhadap pengguna, bila pengujian dilakukan lebih dari
24 jam jumlah metabolit sekunder yang di terdapat pada urin menjadi sangat
sedikit dan tidak dapat lagi dideteksi dengan KIT.
5. Efek Amfetamin
Efek amfetamin hampir mirip seperti adrenalin namun mempunyai efek
kerja yang lebih lama. Obat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan kokain
dimana akan membuat penggunanya merasa energik. Amfetamin bekerja
dengan cara seperti adrenalin, yaitu sebuah hormon yang diproduksi secara
alami dalam tubuh manusia. Zat ini di kalangan pengguna napza dikenal sebagai
upper yang mana dapat menurunkan nafsu makan dan akan menyebabkan
pengguna tidak mempunyai rasa lelah. Mengkonsumsi satu paket amfetamin
akan memberikan efek langsung yang bekerja dalam waktu 15 sampai 30 menit.
Apabila dihisap (snort) maka akan menimbulkan yang lebih cepat (5 hingga 10
menit). Apabila disuntikkan akan memberikan efek yang seketika dan langsung.
Sensasi yang ditimbulkan akan membuat otak lebih jernih dan bisa
berpikir lebih fokus. Otak menjadi lebih bertenaga untuk berpikir berat dan
bekerja keras, namun akan muncul kondisi arogan yang tanpa sengaja muncul
akibat penggunaan zat ini. Pupil akan berdilatasi (melebar). Nafsu makan akan
sangat ditekan. Hasrat ingin pipis juga akan ditekan. Tekanan darah bertendensi
untuk naik secara signifikan. Secara mental, pengguna akan mempunyai rasa
percaya diri yang berlebih dan merasa lebih happy. Pengguna akan lebih
talkative, banyak ngomong dan meningkatkan pola komunikasi dengan orang
lain. Karena seluruh sistem saraf pusat terstimulasi maka kewaspadaan dan
daya tahan tubuh juga meningkat. Pengguna seringkali berbicara terus dengan
cepat dan terus menerus. Amfetamin dosis rendah akan habis durasinya di
dalam tubuh kita antara 3 sampai 8 jam, Setelah itu pengguna akan merasa
kelelahan. Kondisi ini akan membuat dorongan untuk kembali speed-up dan
kembali mengkonsumsi satu dosis kecil lagi, begitu seterusnya. Penggunaan
bagi social user dimana biasanya hanya menggunakan amfetamin pada akhir
minggu biasanya menjadi tidak bisa mengontrol penggunaannya dan banyak
yang berakhir dengan penggunaan sepanjang minggu penuh, mulai dari Sabtu
ke Jumat, begitu seterusnya.
Karena efeknya yang menimbulkan kecanduan dengan adanya toleransi
dari zat yang dikonsumsi, maka zat ini juga akan menimbulkan efek secara fisik.
Begitu seseorang telah kecanduan amfetamin, maka orang tersebut harus
kembali menggunakan amfetamin untuk mencegah sakaw (withdrawal). Karena
efek yang ditimbulkan amfetamin bisa boosting energi pada penggunanya, maka
efek withdrawal yang paling sering muncul adalah kelelahan. Pengguna zat ini
kemungkinan juga akan membutuhkan waktu tidur yang lebih lama dan sangat
sensitif/mudah marah pada saat dibangunkan. Begitu efek obatnya hilang,
pengguna yang tadinya tidak merasa lapar kemudian menjadi sangat lapar. Pada
beberapa kalangan selebriti, penggunaan zat ini sering digunakan sebagai obat
untuk menurunkan nafsu makan. Namun sebenarnya sama saja karena nafsu
makan akan kembali meningkat setelah efek obatnya hilang. Depresi juga
merupakan efek withdrawal yang paling sering pada pengguna amfetamin. Pada
kasus-kasus yang berat malahan dapat menimbulkan tentamen suicide (hasrat
ingin bunuh diri). Karena efek depresinya ini terkadang pengguna dapat menjadi
orang yang berlaku sangat kasar.



6. Pengaruh Tehadap Organ
Amphetamine dapat memengaruhi otak (susunan saraf pusat). Ketika
seseorang menggunakan upper, zat tersebut akan merangsang sistem saraf
pusat penggunanya. Zat bekerja pada sistem neurotransmiter norepinefrin dan
dopamin otak. Menggunakan amfetamin dapat menyebabkan otak untuk
menghasilkan tingkat dopamin yang lebih tinggi. Jumlah dopamin yang berlebih
di dalam otak akan menghasilkan perasaan euforia dan kesenangan yang biasa
dikenal sebagai high.
Seiring berjalannya waktu, orang yang menggunakan shabu akan
mengembangkan toleransi terhadap zat amfetamin yang terkandung di dalam
Shabu. Toleransi artinya seseorang akan membutuhkan dosis yang lebih tinggi
untuk mendapatkan efek yang sama. Jika sejumlah dosis yang dibutuhkan tidak
terpenuhi maka pengguna zat amfetamin akan muncul perasaan
craving/withdrawal atau dikenal dengan perasaan sakaw.
Pengaruh langsung pemakaian amfetamin:
Nafsu makan berkurang.
Kecepatan pernafasan dan denyut jantung meningkat.
Pupil mata membesar.
Merasa nyaman; energi dan kepercayaan diri meningkat secara tidak normal.
Susah tidur.
Hiperaktif dan banyak bicara.
Mudah panik.
Mudah tersinggung, marah dan agresif.
Pengaruh jangka panjang pemakaian amfetamin:
Menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi dan penyakit.
Pemakai beresiko menderita kekurangan gizi.
Mengalami gangguan kejiwaan akibat amfetamin, termasuk diantaranya delusi,
halusinasi, paranoid dan tingkah laku yang aneh.
Perlu meminum obat-obatan lain untuk menutupi pengaruh-pengaruh
amfetamin.
Ketergantungan; tubuh pemakai menyesuaikan diri dengan amfetamin.


7. Toksisitas
Masa kerja metamfetamin jauh lebih lama sehingga intoksikasi dapat
bertahan selama beberapa jam setelah merokok satu kali.
Keracunan amfetamin pada umumnya terjadi karena penyalahgunaan
hingga menyebabkan ketergantungan. Ditandai dengan peningkatan
kewaspadaan dan percaya diri, euforia, perilaku ekstrovet, banyak bicara,
berbicara cepat, kehilangan keinginan makan dan tidur, tremor, dilatasi pupil,
takikardia, dan hipertensi berat, juga dapat menyebabkan eksitabilitas, agitasi,
delusi, paranoid, dan halusinasi dengan perilaku bengis.

You might also like