Professional Documents
Culture Documents
Dokumentasi
Aspek yang perlu dicatat yaitu:
11
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Tugas Mahasiswa
1. Jika pasien mendapatkan cairan parenteral hipertonik, apa saja yang harus
dilakukan oleh perawat!
2. Apakah yang harus perawat lakukan jika pasien menolak untuk dipasang infus?
Refleksi
Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan
redemonstrasi di bawah ini:
1. Perasaan
2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)
3. Rencana Tindak Lanjut
12
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
TRANSFUSI DARAH
Tujuan Pemelajaran
Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga,
mahasiswa dengan tepat mampu:
- Menjelaskan kondisi-kondisi yang
memelukan transfusi darah
- Memberikan transfusi yang aman
- Melakukan pemantatauan selama dan
setelah transfusi
- Mengantisipasi dan memberikan
penanganan awal jika terjadi respon
transfusi.
Kegiatan Pendahuluan
Mahasiswa sebaiknya membaca buku-buku
yang berkaitan dengan konsep dan
keterampilan pemberian transfuse darah.
Tujuan
1. Mengembalikan volume darah akibat
perdarahan/proses kehilangan darah.
2. Mempertahankan tingkat hemoglobin
dalam batas normal pada kasus anemia
berat.
3. Mengganti komponen darah tertentu.
Definisi
Transfusi darah adalah pemberian whole blood atau komponen darah, misalnya plasma
atau eritrosit ke dalam sirkulasi vena.
Golongan Darah
Darah manusia diklasifikasikan ke dalam empat golongan darah (A, B, AB dan O)
berdasarkan antigen polisakarida pada permukaan eritrosit. Antigen tipe A dan tipe B,
sering menyebabkan reaksi antibodi yang disebut aglutinogen. Dengan kata lain
golongan darah A mengandung tipe aglutinogen A, golongan darah B mengandung jenis
aglutinogen B, AB mengandung kedua kelompok A & B aglutinogen, dan golongan
darah O tidak mengandung aglutinogen.
Rhesus (Rh) dan Faktor Lainnya
Antigen Rh pada permukaan eritrosit terdapat pada sekitar 85% dari populasi dapat
menjadi penyebab utama terjadinya reaksi hemolitik. Orang yang memiliki faktor Rh
disebut sebagai Rh positif dan orang yang tidak memiliki faktor Rh disebut sebagai Rh
13
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
negatif. Berbeda dengan aglutinogen A dan B, faktor Rh tidak dapat menyebabkan
reaksi hemolitik pada ketidakcocokan paparan pertama, karena antibodi Rh normalnya
tidak ada dalam plasma orang Rh negatif.
Produk Darah
No Jenis
Jumlah (mL)
per Unit
Kegunaan / Indikasi
1 Darah lengkap
(Whole Blood)
350 450
2 Sel darah merah
(Packed Red Cell)
220
3 Plasma 130 - 160
4 Kriopresipitat 15
5 Trombosit 30 60
Alat dan Bahan
a. Produk darah (whole blood atau sesuai program medis).
b. Set transfusi darah
c. NaCl 0,9%
d. Kateter IV nomor 18 atau kateter yang berlumen lebih besar jika darah akan
diberikan dalam waktu cepat
e. Torniket
f. Swab alkohol
g. Kasa steril
h. Plester
i. Gunting
j. Sarung tangan (bersih)
k. Bengkok
l. Tiang infus
14
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Cara Kerja
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Memeriksa rencana transfusi, kondisi
pasien, dan riwayat transfusi/reaksi
transfusi dan alasan transfusi saat ini
2 Mengikuti protokol instansi untuk
mendapatkan produk darah dari bank
darah. Darah diminta jika telah siap
menggunakannya. Jika transfusi tidak
dapat segera dilakukan, kembalikan ke
bank darah. Darah yang berada di luar
unit pendingin selama lebih dari 30 menit,
di atas 10C tidak dapat digunakan
kembali. Jangan menyimpan darah di
tempat yang tidak seharusnya seperti
lemari es di ruang perawatan. Darah harus
disimpan dalam unit pendingin dalam suhu
yang terkontrol (4C)
3 Mengidentifikasi pasien dengan double
checking (oleh 2 perawat) untuk
memastikan produk darah diberikan pada
pasien yang tepat.
a. Mengecek nama awal dan akhir pasien
dengan meminta pasien menyebutkan-
nya (jika mampu) dan menyocokkan
dengan identitas dan tanggal lahir
pada gelang pasien.
b. Menyocokkan identitas pasien dengan
kartu kompatibilitis pada produk darah
c. Menyocokkan kartu kompatibilitas
dengan produk darah (catatan pada
stiker kantung darah)
4 Mengecek produk darah:
a. Tanggal kadaluarsa pada kantung
darah
b. Untuk whole blood, periksa golongan
darah ABO, tipe Rh (pada catatan
pasien)
c. Warna yang tidak normal dan adanya
bekuan
5 Menjelaskan prosedur kepada pasien,
15
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
perlunya transfusi, produk darah yang
akan diberikan, perkiraan waktu yang
dibutuhkan dan hasil yang diharapkan.
Menekankan perlunya pasien untuk
segera melaporkan gejala yang tidak
biasa, seperti: menggigil, sakit kepala,
gatal, kemerahan pada kulit
6 Memeriksa dan mencatat tanda vital
7 Mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
8 Memasang kateter IV jika belum
terpasang sebelumnya ke dalam vena
perifer yang besar dan mulai infus cairan
NaCl 0,9% dengan menggunakan set
transfusi darah
9 Menghangatkan darah jika diperlukan
dengan menggunakan penghangat darah
khusus atau rendam sebagian di dalam air
suam-suam kuku
10 Menghentikan aliran cairan NaCl dengan
menutup klem rol
11 Memindahkan ujung infus (taji penusuk)
dari botol NaCl ke kantung darah
12 Memulai transfusi darah dengan
kecepatan lambat, sekitar 25-50 ml/jam
selama 15 menit pertama. Tetap bersama
pasien selama 15 menit pertama dan
periksa tanda vital setiap 15 menit selama
30 menit pertama atau sesuai dengan
peraturan institusi
13 Meningkatkan kecepatan transfusi jika
tidak terjadi efek samping. Kecepatan
infus dipertahankan tetap dalam batas
yang aman. Packed Red Cell (PRC)
biasanya diberikan selama 1,5 2 jam
sedangkan whole blood diberikan selama
1 3 jam.
14 Memeriksa kondisi pasien setiap 30 menit
dan jika timbul efek samping, hentikan
transfusi dan mulai alirkan NaCl.
15 Setelah darah ditransfusikan, bersihkan
16
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
selang dengan mengalirkan NaCl
16 Membuang semua bahan dan set produk
darah pada tempat yang disediakan
17 Membantu pasien ke posisi nyaman
18 Melepas sarung tangan dan mencuci
tangan
19 Mendokumentasikan tindakan yang
dilakukan
Nama Observer
Nilai
Keterangan Kriteria Penilaian
- Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)
- Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)
- Baik Sekali : 100
- Baik : 81 99
- Kurang/TL : 80
Dokumentasi
Aspek yang perlu dicatat yaitu:
Perhatian Khusus
1. Obat tidak boleh diberikan pada jalur yang sama dengan jalur transfusi darah. Jika
akan memberikan obat melalui jalur IV, pasang jalur IV yang baru karena adanya
kemungkinan inkompatibilitas dan kontaminasi dengan bakteri. Transfusi darah
harus selesai tidak lebih dari 4 jam
2. Tutupi kantung darah dengan kain/selimut saat digantungkan di tiang infus
3. Kantung darah perlu dirotasikan secara berkla untuk menghindari terjadinya
penggumpalan
4. Saat menghangatkan darah, kantung darah tidak boleh direndam seluruhnya
dalam air suam-suam kuku karena dapat menyebabkan hemolisis
5. Darah dapat dihangatkan dengan cara menyelimuti kantung darah
17
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Tugas Mahasiswa
1. Jika pasien memiliki rhesus berbeda dengan darah transfusi yang akan diberikan,
apa yang harus anda lakukan?
2. Tuliskan langkah-langkah pemberian transfusi trombosit!
3. Jika anda memberikan transfusi darah, dan anda menemukan pada 1-2 jam
pertama pemberian pasien menggigil dan demam, apa yang harus anda lakukan?
Refleksi
Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan
redemonstrasi di bawah ini:
1. Perasaan
2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)
3. Rencana Tindak Lanjut
18
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
PENGAMBILAN DARAH VENA
Tujuan Pemelajaran
Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa dengan tepat mampu
melakukan pengambilan darah vena untuk keperluan pemeriksaan laboratorium.
Definisi
Pengambilan darah vena yaitu proses pengambilan darah melalui penusukan vena
(venipuncture) dengan menggunakan jarum.
Tujuan
Prosedur ini bertujuan untuk pengambilan spesimen darah vena untuk pemeriksaan
diagnostik.
Indikasi
Indikasi dari prosedur ini yaitu:
a. Pemeriksaan yang memerlukan spesimen darah lebih dari 0,5 cc.
b. Pemeriksaan yang memerlukan serum, plasma, maupun darah lengkap
(wholeblood).
c. Indikasi venipuncture dengan metode spuit adalah bila ditemukan pasien yang
memiliki vena yang sulit (rapuh, halus, dan mudah bergeser).
Kontraindikasi
Kontraindikasi dari prosedur ini yaitu:
a. Lengan pada sisi mastektomi
b. Daerah dimana darah sedang ditranfusikan
c. Daerah edema
d. Hematoma
e. Daerah bekas luka
f. Daerah bekas cangkokan vascular
Lokasi Pengambilan Darah Vena
Darah vena dapat diambil melalui
beberapa lokasi vena berikut ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
1
2
3
5
4
19
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Aspek Keamanan yang Harus Diperhatikan
Bebarapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pengambilan darah vena yaitu:
a. Pemasangan turniket (tali pembendung)
1. Pemasangan dalam waktu lama dan terlalu ketat dapat menyebabkan
hemokonsentrasi (peningkatan nilai hematokrit / PCV dan elemen sel),
peningkatan kadar substrat (protein total, AST, besi, kolestrol, lipid total).
2. Melepas turniket sesudah jarum dilepas dapat menyebabkan hematoma.
b. Penusukan
1. Penusukan yang tidak berkali-kali menyebabkan masuknya cairan jaringan
sehingga dapat mengaktifkan pembekuan. Di samping itu, penusukan yang
berkali-kali juga berpotensi menyebabkan hematoma.
2. Tusukan jarum yang tidak tepat masuk ke dalam vena menyebabkan darah
bocor dan mengakibatkan hematoma.
c. Kulit yang masih basah dengan alkohol saat penusukan vena dapat menyebabkan
hemolisis sampel akibat kontaminasi oleh alkohol, dan rasa terbakar serta
peningkatan rasa nyeri.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu:
a. Spuit disposable dengan jarum atau vacutainer sesuai ukuran
b. Tabung pemeriksaan darah yang sesuai
c. Swab alkohol dan plester
d. Turniket
e. Sarung tangan bersih
f. Pengalas
g. Bengkok
Cara Kerja
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Mencuci tangan dan menyiapkan alat dan
bahan
2 Menjelaskan prosedur pada pasien serta
jenis dan tujuan pengambilan sampel
3 Mencuci tangan dan memasang sarung
tangan
4 Memilih dan mengkaji kondisi vena.
Memasang pengalas di bawah area vena
yang dipilih
5 Memasang torniket pada lengan di atas
daerah penusukan. Menganjurkan pasien
20
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
untuk membuka & menutup tangannya,
atau menepuk-nepuk vena tersebut.
6 Membersihkan area penusukan
dengan swab alkohol secara sirkuler
dari dalam keluar sampai diameter 5
cm dan biarkan mengering
7 Membuka jarum, memegang dengan
tangan dominan, menusukkan jarum
dengan sudut 15-45 dan bevel mengarah
ke atas. Pertahankan teknik steril
8 Bila jarum sudah masuk vena, tarik
plunger sampai darah mengisi spuit sesuai
kebutuhan. Bila menggunakan vacutainer,
pegang plastik adapter, tekan tabung
vacuum dan biarkan darah masuk hingga
sesuai kebutuhan
9 Melepaskan torniket begitu darah sudah
dapat diambil
10 Menarik jarum dari vena secara perlahan
dan menggunakan swab alkohol untuk
menekan tempat penusukan. Bila darah
telah berhenti keluar, berikan plester.
11 Menempatkan darah pada tabung yang
sesuai. Jika dibutuhkan, beri label pada
tabung
12 Merapikan alat dan membuang alat/
bahan yang sudah terkontaminasi
13 Melepas sarung tangan dan mencuci
tangan
14 Mengisi formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium dengan benar dan beri label
pada tabung yang memuat nama pasien,
nomor identifikasi, tanggal dan waktu
pengambilan darah
15 Mengirimkan segera darah ke
laboratorium
16 Mendokumentasikan prosedur yang
dilakukan
Nama Observer
Nilai
21
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Keterangan Kriteria Penilaian
- Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)
- Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)
- Baik Sekali : 100
- Baik : 81 99
- Kurang/TL : 80
Dokumentasi
Aspek yang perlu dicatat yaitu:
Refleksi
Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan
redemonstrasi di bawah ini:
1. Perasaan
2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)
3. Rencana Tindak Lanjut
22
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
PENGUKURAN TEKANAN VENA SENTRAL
Tujuan Pemelajaran
Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga yang terpasang CVP, mahasiswa dengan
tepat mampu:
a. Menjelaskan lokasi-lokasi pemasangan vena sentral.
b. Menjelaskan pentingnya pemantauan (monitoring) tekanan vena sentral.
c. Mendemostrasikan pengukuran tekanan vena sentral dengan menggunakan
manometer.
d. Menginterpretasikan hasil pengukuran tekanan vena sentral.
Definisi
Pengukuran tekanan vena sentral (central venous pressure [CVP]) merupakan
pengukuran tekanan di atrium kanan yang ditentukan oleh fungsi atrium kanan dan
tekanan darah vena di vena cava.
Indikasi
Indikasi dari pengukuran CVP yaitu:
Lokasi Pemasangan
Pemasangan CVP dapat dilakukan di 3 (tiga) lokasi, yaitu:
1.
2.
3.
Sebutkan lokasi pemasangan CVP yang paling sering dilakukan! dan mengapa?
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari pemasangan CVP, yaitu:
23
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Metode Pengukuran
Metode pengukuran CVP, yaitu :
1. Menggunakan ______________________________________________________
2. Menggunakan ______________________________________________________
Nilai Normal
Hasil pengukuran CVP dianggap normal jika berada pada rentang nilai ____________
mmHg atau ______________ cmH
2
O.
Alat dan Bahan
1. Manometer
2. Water pass / penggaris
3. NaCl 0.9 %
4. Tree way
5. Set Infus
Gambar: Manometer CVP
Sumber: http://www.georgephilips.com/pdtl.php/23/4/cvp-manometer
24
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Cara Kerja
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Menjelaskan kepada pasien tentang
prosedur tindakan
2 Memastikan CVC (Central Venous
Catheter) mengalir/bekerja dengan baik
3 Memposisikan pasien dalam keadaan
supine atau dalam posisi semi recumbent.
4 Menentukan zero point atau titik nol
dengan mensejajarkan manometer
dengan phlebostatic axis. Pastikan
ketepatan posisi tersebut dengan
menggunakan water pass atau penggaris
yang terdapat pada manometer
5 Memberi tanda pada posisi phlebostatic
axis tersebut.
6 Menutup three way ke arah pasien dan
buka yang ke arah manometer.
7 Membuka klem cairan infus pasien dan
mengalirkan perlahan untuk mengisi
manometer ke level yang lebih tinggi dari
nilai normal atau sampai batas 20 cm
H2O.
8 Menutup aliran dari infus pasien dan
membuka three way dari manometer ke
arah pasien. Cairan di dalam manometer
akan turun dengan bantuan gravitasi
sampai tekanan yang sesuai dengan
tekanan pada vena sentral
9 Memperhatikan penurunan cairan yang
berada dalam manometer dan menunggu
sampai cairan berhenti. Nilai itulah yang
menjadi nilai CVP pasien
10 Mendokumenatasikan hasil pengukuran
Nama Observer
Nilai
Keterangan Kriteria Penilaian
- Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)
- Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)
- Baik Sekali : 100
- Baik : 81 99
- Kurang/TL : 80
25
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Dokumentasi
Aspek yang perlu dicatat yaitu:
Refleksi
Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan
redemonstrasi di bawah ini:
1. Perasaan
2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)
3. Rencana Tindak Lanjut
26
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
PEMBERIAN MEDIKASI
Tujuan Pemelajaran
Bila dihadapkan pada pasien/boneka peraga, mahasiswa dengan tepat mampu:
a. Menentukan lokasi-lokasi penyuntikan obat
b. Memberikan obat dengan prinsip sepuluh benar
Definisi
Pemberian medikasi adalah memberikan obat dari wadah vial atau ampul dengan jalur
tertentu seperti subkutan, intradermal dan intramuskular
Jalur dan Tujuan Medikasi
Pemberian medikasi dapat dilakukan dengan berbagai jalur, tergantung tujuan dari
pemberian medikasi tersebut.
1. Injeksi intradermal, bertujuan untuk:
2. Injeksi subkutan, bertujuan untuk:
3. Injeksi intramuskuler, bertujuan untuk:
Ukuran Jarum
Ukuran jarum yang digunakan berbeda-beda, tergantung pada jalur pemberian
obat yaitu:
a. Injeksi intradermal menggunakan jarum berukuran: ____________
b. Injeksi subkutan menggunakan jarum berukuran: ______________
c. Injeksi intramuskuler menggunakan jarum berukuran: ___________
Alat dan Bahan
- Spuit
- Jarum (ukuran bervariasi sesuai kebutuhan)
- Obat dalam ampul atau vial yang diresepkan
- Swab alkohol
- Sarung tangan bersih
- Bengkok
27
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Lokasi Injeksi Intramuskuler
Prinsip dalam Pemberian Medikasi
Dalam pemberian obat/medikasi, perawat perlu memperhatikan Prinsip 10 Benar,
yaitu:
1. 6.
2. 7.
3. 8.
4. 9.
5. 10.
A
B
C
D
Isilah dengan huruf yang
sesuai pada sisi injeksi
di bawah ini!
______ Dorsogluteal
______ Deltoid
______ Vastus lateralis
______ Ventrogluteal
28
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Persiapan Obat
Obat injeksi yang disiapkan oleh perawat dapat berasal dari ampul dan vial, dengan
langkah-langkah penyiapannya sebagai berikut:
1. Langkah-langkah menyiapkan obat dari ampul yaitu:
2. Langkah-langkah menyiapkan obat dari vial yaitu:
29
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Cara Kerja
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1 Memeriksa rencana terapi dan
mengidentifikasi pasien
2 Menjelaskan prosedur kepada pasien,
tujuan, lokasi penyuntikan dan apa yang
harus dilakukan oleh pasien
3 Mencuci tangan
4 Menyiapkan obat dari vial atau ampul
5 Mencuci tangan dan memakai sarung
tangan
6 Memposisikan pasien sesuai dengan
lokasi injeksi.
Lokasi Injeksi Intradermal
- Bagian dalam lengan bawah
- Dada atas atau punggung atas di
bawah skapula
Lokasi Injeksi Subkutan
- Bagian luar lengan atas: bantu pasien
merilekskan tangan di samping badan
- Paha anterior: bantu pasien duduk atau
berbaring dengan otot dirilekskan
- Perut: bantu pasien berada dalam
posisi setengah berbaring
Lokasi Injeksi Intramuskuler
- Vastus lateralis: bantu pasien ke pasien
berbaring telentang, dengan lutut agak
fleksi
- Ventrogluteal: bantu pasien berbaring
miring, atau telentang dengan lutut dan
panggung miring dengan tempat yang
diinjeksi fleksi
- Deltoid: bantu pasien duduk atau
berbaring datar, dengan lengan bawah
fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen
atau pangkuan.
7 Memilih lokasi yang tepat untuk
penyuntikan dengan menggunakan garis
30
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
anatomik. Lokasi penyuntikan bebas dari
lesi, nyeri tekan, pembengkakan dan
inflamasi lokal
8 Membersihkan lokasi tersebut dengan
swab alkohol dengan gerakan sirkuler
mulai dari bagian tengah ke luar sampai 5
cm
9 Membuka penutup jarum dari spuit
dengan menarik penutup tegak lurus
10 Menyuntikkan obat :
Injeksi Intradermal
a. Meregangkan lokasi penyuntikan
dengan menggunakan tangan yang
tidak dominan
b. Memposisikan jarum hampir sejajar
dengan kulit pasien (15) dan
menusukkan jarum ke dalam kulit
sehingga ujung jarum dapat dilihat
lewat kulit. Masukkan jarum hanya
sekitar 3 mm.
c. Menyuntikkan obat secara perlahan
(0,01 - 0,1 ml). Amati timbulnya
lepuh/blister. Jika tidak timbul, tarik
jarum sedikit dan suntikkan obatnya.
d. Menarik jarum dengan cepat dengan
sudut yang sama saat jarum
dimasukkan. Jangan memijat area
penyuntikan.
e. Menggambar sebuah lingkaran
mengelilingi lokasi penyuntikan
dengan menggunakan vena biru/hitam.
Mencatat tanggal dan waktu
penyuntikan obat dan nama obat pada
sehelai plester dan tempelkan di dekat
lokasi penyuntikan
f. Memeriksa reaksinya dalam waktu
yang telah ditentukan.
Injeksi Subkutan
a. Menggenggam dan mencubit area
yang mengelilingi lokasi penyuntikan
31
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
atau meregangkan kulit pada lokasi
penyuntikan
b. Memegang spuit dengan tangan yang
dominan diantara ibu jari dan jari
telunjuk.
c. Menyuntikkan obat secara cepat pada
sudut 45-90, tergantung jumlah
jaringan, turgor jaringan dan panjang
jarum. Pada pasien yang kurus lebih
disukai sudut 45. Jika menggunakan
spuit insulin dengan jarum 26G dapat
digunakan sudut 90 pada orang
normal dan obesitas.
d. Setelah jarum disuntikkan, lepaskan
jaringan dan segera pindahkan tangan
yang tidak dominan untuk
menstabilkan ujung bawah spuit.
Geser tangan yang dominan ke bagian
atas tabung spuit.
e. Mengaspirasi dengan menarik plunger
(pendorong) spuit secara perlahan
untuk menentukan apakah jarum
berada dalam pembuluh darah atau
tidak. Menarik jarum jika muncul darah
dalam spuit, buang dan siapkan injeksi
yang baru. Jangan mengaspirasi
heparin / insulin.
f. Jika tidak tampak darah saat aspirasi,
obat disuntikkan secara perlahan dan
stabil
g. Menarik jarum dengan cepat dengan
sudut yang sama saat jarum
dimasukkan. Pijat area penyuntikan
dengan lembut dengan swab alkohol.
Jangan pijat lokasi penyuntkan heparin
/ insulin.
Injeksi Intramuskuler
a. Menggenggam dan mecubit area yang
mengelilingi lokasi penyuntikan atau
meregangkan kulit pada lokasi
32
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
No Langkah-langkah
Penilaian
Tgl. Tgl. Tgl.
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
tersebut sesuai kebutuhan
b. Memegang spuit diantara ibu jari dan
jari telunjuk seperti memegang vena
dan tusukkan jarum pada kulit dengan
sudut 90 derajat
c. Mengaspirasi dengan menahan spuit
dengan tangan yang tidak dominan
dan menarik plunger (pendorong) spuit
dengan tangan dominan. Menarik
jarum jika muncul darah dalam spuit,
buang dan siapkan injeksi yang baru.
Jika tidak tampak darah saat aspirasi,
obat disuntikkan secara perlahan dan
stabil dengan kecepatan 10 detik/ml
d. Melakukan teknik jalur Z (Z-track):
- Menarik kulit ke satu sisi, ke arah
bawah atau lateral sekitar 2,5 cm
dengan menggunakan tangan
yang tidak dominan
- Menahan jarum pada tempatnya
selama 10 detik
e. Menarik jarum secara halus dan
mantap sambil menempatkan swab
alkohol tepat pada tempat injeksi
f. Memberikan tekanan perlahan. Jangan
melakukan masase kulit
11 Membantu pasien mengambil posisi
nyaman
12 Membuang jarum tanpa tutup dan
spuitnya ke dalam wadah yang
seharusnya (disediakan)
13 Melepaskan sarung tangan dan mencuci
tangan
14 Melakukan dokumentasi dengan mencatat
nama obat, dosis, lokasi dan respons
pasien
15 Mengevaluasi efektivitas obat dengan
mengobservasi respons pasien terhadap
obat dalam 15 sampai 30 menit
Nama Observer
Nilai
33
Departemen Keperawatan Medikal Bedah
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
Keterangan Kriteria Penilaian
- Ya : 1 (Dilakukan dengan tepat)
- Tdk : 0 (Tidak dilakukan / dilakukan dengan kurang)
- Baik Sekali : 100
- Baik : 81 99
- Kurang/TL : 80
Dokumentasi
Aspek yang perlu dicatat yaitu:
Refleksi
Tuliskan pengalaman Saudara setelah mengikuti praktikum dan melakukan
redemonstrasi di bawah ini:
1. Perasaan
2. Evaluasi (kesulitan/kendala, hal yang telah dilakukan dengan baik)
3. Rencana Tindak Lanjut