You are on page 1of 3

ANATOMI

Gambar dibawah ini menunjukkan anatomi dari sistem respirasi.


5



Gambar 1. Anatomi Bronkus (di kutip dari kepustakaan 5)

Dari gambar dapat kita lihat bahwa cabang utama bronkus kanan dan kiri akan bercabang
menjadi bronkus lobaris dan bronkus segmentalis. Percabangan ini berjalan terus-menerus
menjadi bronkus yang ukurannya semakin kecil sampai akhirnya menjadi bronkiolus terminalis,
yaitu bronkiolus yang tidak mengandung alveoli. Bronkiolus terminalis mempunyai diameter
kurang lebih 1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh kartilago tetapi dikelilingi oleh otot polos
sehingga ukurannya dapat berubah. Seluruh saluran udara sampai pada tingkat ini disebut saluran
penghantar udara karena fungsinya menghantarkan udara ke tempat pertukaran gas terjadi.
5
Setelah bronkiolus terdapat asinus yang merupakan unit fungsional dari paru-paru.
Asinus terdiri atas bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan sakkus alveolaris terminalis.
Asinus atau kadang disebut lobulus primer memiliki diameter 0,5 sampai 1 cm. Terdapat sekitar
23 percabangan mulai dari trakea sampai sakkus alveolaris terminalis. Alveolus dipisahkan dari
alveolus di dekatnya oleh septum. Lubang pada dinding ini dinamakan pori-pori Kohn yang
memungkinkan komunikasi antara sakkus. Alveolus hanya selapis sel saja, namun jika seluruh
alveolus yang berjumlah sekitar 300 juta itu dibentangkan akan seluas satu lapangan tennis.
5
Alveolus pada hakikatnya merupakan gelembung yang dikelilingi oleh kapiler-kapiler
darah. Batas antara cairan dengan gas akan membentuk suatu tegangan permukaan yang
cenderung mencegah ekspansi pada saat inspirasi dan cenderung kolaps saat ekspirasi. Di sinilah
letak peranan surfaktan sebagai lipoprotein yang mengurangi tegangan permukaan dan
mengurangi resistensi saat inspirasi sekaligus mencegah kolaps saat ekspirasi.

Pembentukan surfaktan oleh sel pembatas alveolus dipengaruhi oleh kematangan sel-sel
alveolus, enzim biosintetik utamanya alfa anti tripsin, kecepatan regenerasi, ventilasi yang
adekuat serta perfusi ke dinding alveolus. Defisiensi surfaktan, enzim biosintesis serta
mekanisme inflamasi yang berjung pada pelepasan produk yang mempengaruhi elastisitas paru
menjadi dasar patogenesis emphysema, dan penyakit lainnya.
5
Bronkus merupakan percabangan dari trachea. Terdiri dari bronkus dextra dan bronchus
sinistra.
5
a. Bronkus Dextra, mempunyai bentuk yang lebih besar, lebih pendek dan letaknya lebih
vertikal daripada bronkus sinistra. Hal ini disebabkan oleh desakan dari arcus aortae pada
ujung caudal trachea ke arah kanan, sehingga benda-benda asing mudah masuk ke dalam
bronkus dextra. Panjangnya kira-kira 2,5 cm dan masuk kedalam hilus pulmonis setinggi
vertebra thoracalis VI. Vena Azygos melengkung di sebelah cranialnya. A. pulmonalis
pada mulanya berada di sebelah inferior, kemudian berada di sebelah ventralnya.
Membentuk tiga cabang (bronkus sekunder), masing-masing menuju ke lobus superior,
lobus medius, dan lobus inferior. Bronkus sekunder yang menuju ke ke lobus superior
letaknya di sebelah cranial a.pulmonalis dan disebut bronkus eparterialis. Cabang
bronkus yang menuju ke lobus medius dan lobus inferior berada di sebelah caudal
a.pulmonalis disebut bronkus hyparterialis. Selanjutnya bronkus sekunder tersebut
mempercabangkan bronkus tertier yang menuju ke segmen pulmo.
5
b. Bronkus Sinistra, mempunyai diameter yang lebih kecil, tetapi bentuknya lebih panjang
daripada bronkus dextra. Berada di sebelah caudal arcus aortae, menyilang di sebelah
ventral oesophagus, ductus thoracicus, dan aorta thoracalis. Pada mulanya berada di
sebelah superior arteri pulmonalis, lalu di sebelah dorsalnya dan akhirnya berada di
sebelah inferiornya sebelum bronkus bercabang menuju ke lobus superior dan lobus
inferior, disebut letak bronkus hyparterialis. Pada tepi lateral batas trachea dan bronkus
terdapat lymphonodus tracheobronchialis superior dan pada bifurcatio trachea (di sebelah
caudal) terdapat lymphonodus tracheobronchialis inferior. Bronkus memperoleh
vascularisasi dari a.thyroidea inferior. Innervasinya berasal dari N.vagus, n. Recurrens,
dan truncus sympathicus.
5

You might also like