You are on page 1of 32

KLASIFIKASI PNEUMONIA

Berdasarkan
Sumber I nfeksi
Pneumonia yg didapat di
masyarakat
(Community-acquired
pn.)
Pneumonia yg didapat di
RS (Hospital-acquired
pn. )
Pneumonia aspirasi
Pne. Immunocompr. host
Berdasarkan
Kuman penyebab
Pneum. bakterial
Pneum. atipikal
Pneum. ok virus
Pneum. ok jamur
/ patogen lainnya

Berdasarkan
Predileksi / tempat
infeksi
Pneumonia lobaris
(lobar pneumonia)
Bronchopneumonia
Pneum interstitialis
(interstitial pneumonia)
Bronkopneumonia
Peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus/bronkiolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak (patchy distribution)
Definisi
Peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari
bronkiolus terminalis yang
mencangkup bronkiolus
respiratorius, dan alveoli, serta
menimbulkan konsolidasi jaringan
paru dan gangguan pertukaran
gas setempat. Bisa mengenai
lebih dari satu tempat.


Klasifikasi
Secara Anatomis pneumonia dibagi 3 :
1. Pneumonia Lobaris
2. Pneumonia Lobularis/Bronkopneumonia
3. Pneumonia Interstisial/Bronkiolitis
Secara etiologi pneumonia yaitu :
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Aspirasi benda asing
5. Sindrom loeffler
Klasifikasi
pneumonia

Klasifikasi pneumonia berdasarkan lingkungan :
Pneumonia komunitas
Pneumonia nosokomial
Pneumonia rekurens
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada gangguan umum
1
Lahir 20 hari :
1.Escherria Coli
2.Streptococcus
grup B
3.Listeria
monocytogenes
2
Umur 3 minggu
3 bulan :
Chlamydia
trachomatis
ETIOLOGI
3
Umur 4 bulan 5
tahun :
Bakteri
chlamydia,my
coplasma,
streptococcus
pneumonia.
Virus
4
5 tahun remaja :

1. Chlamydia
pneumonia
2. Mycoplasma
pneumonia
3. Streptococcus
pneumonia.
Patologi dan
Patogenesis
Stadium II/Hepatissi
Merah
Stadium I/ Hiperemia
Disebut hiperemia
karena terjadi respon
peradangan
permulaan yang
berlangsung pada
daerah baru yang
terinfeksi.
Disebut hepatisasi
merah karena terjadi
sewaktu alveolus terisi
oleh sel darah merah,
eksudat dan fibrin yang
dihasilkan oleh pejamu
(host) sebagai bagian
dari reaksi peradangan.
Patologi dan
Patogenesis
Stadium IV/
Resolusi
Stadium III/ Hepatisasi
Kelabu
Hepatisasi kelabu yang
terjadi sewaktu sel-sel
darah putih
mengkolonisasi daerah
paru yang terinfeksi.
Pada stadium IV/
resolusi yang terjadi
sewaktu respon imun
dan peradangan mereda,
sisa-sisa sel fibrin dan
eksudat lisis dan
diabsorpsi oleh
makrofag sehingga
jaringan kembali ke
struktur semula.
Berat badan lahir rendah
1
Morbili
2

Gizi kurang
3
Umur kurang dari 2 bulan
4
FAKTOR
RESIKO
5
6
Pertusis
Tidak mendapat ASI yang memadai
Pemberian makanan tambahan terlalu dini
7
Laki-laki
8

Imunisasi yang tidak memadai
9
Defisiensi vitamin A
10
FAKTOR
RESIKO
11
12
Polusi udara
Kepadatan tempat tinggal
1. ISPA selama beberapa hari
2. Demam tinggi mendadak
3. Pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan
Cuping hidung

4. Sianosis sekitar mulut dan hidung
Manifestasi Klinis Pneumonia
1. ISPA selama beberapa hari
2. Demam tinggi mendadak
5. Gelisah, malaise, penurunan nafsu makan
Pemeriksaan Fisik
Peningkatan nafas diikuti dengan retraksi
dari intercostal, subkostal, dan
suprasternal, dan penggunaan otot
pernafasan aksesorius.
Pada perkusi toraks sering tidak
ditemukan kelainan.
Pada auskultasi mungkin hanya terdengar
ronki basah nyaring halus atau sedang.
Pemeriksaan
Penunjang
1. Darah Perifer Lengkap
2. C-Reaktif Protein
3. Uji Serologis
4. Pemeriksan Mikrobiologis
5. Rontgen Thorax
Pemeriksaan Penunjang
Darah perifer lengkap
Pneumonia virus: leukosit dapat
normal atau meningkat (biasanya
tidak lebih dari 20.000/mm3)
dengan predominan limfosit.
Pneumonia bakterial, terjadi
peningkatan leukosit antara
15.000 40.000/mm3 dan
predominan PMN.

Pemeriksaan Penunjang
Radiologis
Pada foto rontgen dada terlihat infiltrat
alveolar yang dapat ditemukan di
seluruh lapangan paru.
Mikrobiologis
Pemeriksaan mikrobiologik untuk
diagnosis pneumonia anak tidak rutin
dilakukan kecuali pada pneumonia
berat yang dirawat di RS.
Gambaran radiologis bronkopneumonia
Diagnosis
Berdasarkan kriteria WHO (2009)
1.Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak
napas dan napas cepat
2.Pneumonia
Bila ada sesak napas
Ada napas cepat dengan laju napas:
Anak umur < 2 bulan : > 60 x/mnt
Anak umur 2-11 bulan: > 50 x/mnt
Anak umur 1-5 tahun : > 40 x/mnt
Anak umur > 5 tahun : > 30 x/mnt

Tatalaksana Bronkopneumonia
Sebagian besar anak tidak perlu rawat
inap
Indikasi rawat tgt berat-ringan penyakit :
Toksis
Distres pernapasan
Tidak mau makan/minum
Ada penyakit dasar lain
Komplikasi
Neonatus & bayi kecil dgn susp.
pneumonia
Bronkopneumonia
Rawat Inap :
Terapi antibiotik
selama 7-10 hari.
Bila keadaan sudah
stabil antibiotik dpt
diganti dengan
antibiotik oral
selama 10 hari.
Bronkopneumonia
Rawat Jalan:
Diberi antibiotik
- Amoksisilin 25
mg/kgbb
- Kotrimoksazol 4
mg/kgbb

Penatalaksanaan
Bronkopneumonia
Tatalaksana Bronkopneumonia
Dasar tatalaksana :
Pengobatan kausal dan suportif
Penanggulangan penyakit penyerta
Pemantauan & mengatasi komplikasi

Terapi antibiotik harus segera diberikan
pada anak dengan pneumonia yg diduga
disebabkan oleh bakteri
Tatalaksana Rawat Inap
1
st
line Ab : beta-laktam atau kloramfenikol
2
nd
line Ab : gentamisin, amikasin,
sefalosporin
Terapi Ab diteruskan 7-10 hari pd pneumonia
tanpa komplikasi
Kombinasi beta-laktam, ampisilin/amoksisilin
+ kloramfenikol : pneumonia berat 2-24 bulan
Penisillin G 25.000 U/kgBB tiap 4 jam
Kloramfenikol 15 mg/kgBB tiap 6 jam
Seftriakson 50 mg/kgBB tiap 12 jam
Tatalaksana Rawat Inap
Pada neonatus & bayi kecil : terapi awal
Ab IV sesegera mungkin sering tjd
sepsis dan meningitis rekomendasi Ab
spektrum luas : kombinasi beta-laktam /
klavulanat dengan aminoglikosid /
sefalosporin generasi ketiga

Bila keadaan sudah stabil Ab Oral 10
hari

Tatalaksana Rawat Inap
Pada balita & anak lebih besar :
Ab beta-laktam dengan/tanpa
klavulanat
Ab beta-laktam/klavulanat + makrolid
baru (IV) / sefalosporin generasi ketiga
kasus lebih berat

Keadaan stabil Ab Oral dan rawat jalan
Oksigen
Pemberian cairan dan
nutrisi yang adekuat
Obat batuk
Terapi Suportif
Komplikasi
1. Empiema
2.Abses Paru
3.Atelektasis
4.Emfisema
5.Meningitis
Prognosis
Prognosis tgt usia ps, daya tahan ps,
pengobatan adekuat, dan kemungkinan
komplikasi yang terjadi
Usia <2 bulan lebih sering tjd komplikasi
bahkan sampai kematian
Daya tahan : terkait vaksinasi
Pengobatan adekuat : prognosis lebih baik
Miokarditis : fatal

You might also like