You are on page 1of 22

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)

A. Pengertian dan Tujuan Sistem Informasi Akuntansi


1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Pada dasarnya informasi merupakan data yang telah diolah sedemikian rupa, sehingga
dapat dijadikan dasar bagi pengambilan keputusan. Informasi memegang peran yang
sangat penting dalam suatu perusahaan untuk mengetahui kegiatan apa yang telah
terjadi dengan perusahaannya, melakukan evaluasi apakah kegiatan yang dilakukan
telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan dan menjamin agar data tersebut
dapat diolah secara efisien menjadi informasi yang akurat, dapat dipercaya dan tepat
waktu maka dalam pengolahan data tersebut diperlukan suatu alat yang dinamakan
sistem informasi.
Ada beberapa perbedaan sistem informasi yang diterapkan perusahaan. Salah satu
sistem informasi yang sangat diperlukan bagi manajemen untuk mengolah data
administrasi dan keuangan adalah sistem informasi akuntansi. Perbedaan tersebut
sebenarnya hanya terletak pada penekanannya saja, namun pada dasarnya tetap
mengandung pengertian yang sama.
Davis, dan kawan-kawan, mengatakan bahwa Accoun-ting information system
encompass the process and procedures by which an organizations financial information
is received, registered, recorded, handled, processed, stored, and ultimately disfosed
of.
Penjelasan di atas menekankan pada proses dan prosedur pengelolaan atas informasi
keuangan organisasi mulai dari penerimaan sampai dengan informasi tersebut tidak
berguna lagi bagi organisasi.
Sedangkan Robert G. Murdick menyatakan bahwa The accounting information system
can be defined as the set of activities of the organization responsible for preparation of
financial information and the information obtained from transaction data for the purpose
of 1)internal reporting to managers for use in planning and controlling current and
future operations, and (2) external reporting to stockholders, government and other
outside parties.
Pengertian di atas jelas mengenai sistem informasi akuntansi dan dapat diambil
kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi mencakup proses dan prosedur
pengelolaan informasi keuangan organisasi dengan tujuan untuk pelaporan kepada
pihak intern maupun ekstern perusahaan.
2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Tujuan penyusunan sistem informasi akuntansi adalah sama dengan tujuan
penyusunan sistem akuntansi antara lain :
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelola kegiatan usaha baru.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik
mengenai mutu, Ketepatan penyajian maupun struktur informasi
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi & pengecekan intern, yaitu untuk
memperbaiki tingkat keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk menyediakan
catatan lengkap mengenai pertanggung jawaban dan perlindungan kekayaan
perusahaan.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyeleng-garaan catatan akuntansi.
Tujuan di atas dapat dijelaskan bahwa biasanya perusahaan baru memulai usahanya
sangat memerlukan penyusunan sistem informasi akuntansi yang lengkap. Namun,
adakalanya sistem informasi akuntansi yang sudah ada tidak dapat memenuhi
kebutuhan manajemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur
informasi yang terdapat dalam laporan. Dengan memperbaiki pengawasan akuntansi
dan pengendalian intern, maka pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan
organisasi dapat dilaksanakan dengan baik serta informasi yang dihasilkan oleh sistem
tersebut dapat
B. Struktur Pengendalian Intern
1. Pengertian struktur pengendalian intern
Pengendalian intern merupakan istilah yang telah umum dan banyak dipergunakan
dalam berbagai kepentingan. Fungsi dari pengendalian intern ini semakin penting,
karena perusahaan semakin berkembang dengan system akuntansi yang semakin
rumit. Semua pimpinan perusahaan harus menyadari dan memahami arti penting
pengendalian intern.
Struktur pengendalian intern satuan usaha terdiri dari kebijakan dan prosedur yang
diterapkan untuk keyakinan (assurance) memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha
akan dicapai.
Kell, et.al., mengatakan pengendalian intern adalah sebagai berikut :An entitys internal
control structure consists of the policies and procedures established to provide
Reasonable assurance that specific entity objectives will be achieved. Entitys internal
control structure consists of three elements (1) the control environment, (2) the
accounting system, and (3) control procedures.
Prosedur adalah urut-urutan pekerjaan yang harus diikuti dalam mengimplementasikan
kebijakan yang telah ditetapkan, sedangkan tujuan merupakan pernyataan mengenai
apa yang diinginkan perusahaan untuk dicapai.
Pengertian tentang pengendalian intern dalam arti luas adalah :Internal control
comprises the plan of organization and all of the coordinated methods and measures
adopted a business to safeguard its assets, check the accuracy and realibility of its
accounting data, promote operational efficiency and encourage adherence to prescribed
managerial policies.

Penjelasan definisi di atas meliputi struktur organisasi,metode dan ukuran-ukuran yang


dikoordinasikan
Untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
untuk menekankan tujuan yang hendak dicapai dan bukan unsure-unsur yang
membentuk sistem tersebut.
Internal control is a process affected by and entitys board of directors, management,
and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the
achievement of objectives in the following categories : (a) realibity of financial reporting,
(b) effectiveness and efficiency of operations, and (c) complience with applicable laws
and regulations.
Penjelasan definisi di atas menyimpulkan bahwa pengendalian intern adalah suatu
proses yang terdiri dari usaha atau tindakan-tindakan yang tepat dan terintegrasi yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Pelaksanaan pengendalian intern melibatkan
seluruh anggota organisasi bukan dibebankan pada bagian tertentu saja, sehingga
memberikan keyakinan terpercaya atas seluruh kegiatan organisasi yang meliputi
realibilitydari pelaporan keuangan, efisiensi dan keefektifan atas kegiatan atau operasi
perusahaan dan kepatuhan terhadap hokum dan undang-undang yang berlaku.
2. Unsur-unsur struktur pengendalian intern
Struktur pengendalian intern yang baik memiliki karakteristik yang meliputi hal-hal
berikut : Suatu rencana organisasi yang memungkinkan adanya pemisahan
pertanggungjawaban fungsi secara tepat.
a. Suatu sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang tepat untuk memungkinkan
pengendalian akuntansi yang memadai terhadap aktiva, utang, pendapatan dan biaya.
b. Praktik yang sehat diikuti dalam pelaksanaan tugas dan fungsi dari setiap bagian
organisasi.
c. Kualitas pengamat yang sesuai dengan tanggung jawab.
Karakteristik yang baik akan mendukung terciptanya pengendalian intern yang efektif.
Rencana organisasi, sistem otorisasi, dan prosedur pencatatan yang tepat, praktik yang
sehat serta kualitas pengamat yang sesuai harus terintegrasi dengan baik dalam
pelaksanaan kerjanya. Kelancaran pekerjaan akan memudahkan struktur pengendalian
intern terlaksananya dalam mencapai tujuan. Namun untuk keberhasilan tujuan
terdapat beberapa unsur pokok yang dapat menentukan keberhasilan struktur
pengendalian intern.
Berikut ini akan dijelaskan tiga unsur-unsur pengendalian intern, yaitu :
Lingkungan pengendalian
Sistem akuntansi

Prosedur pengendalian
Lingkungan pengendalian
Lingkungan pengendalian merupakan pengaruh gabungan dari berbagai faktor dalam
membentuk, memperkuat atau memperlemah efektivitas kebijakan dan prosedur
tertentu.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah :
1) Falsafah manajemen dan gaya operasinya
2) Struktur organisasi satuan usaha
3) Berfungsinya dewan komisaris, dan komite-komite yang dibentuk
4) Metode pemberian wewenang dan tanggung jawab
5) Metode pengendalian manajemen dalam membantu dan menindaklanjuti kinerja,
termasuk audit intern.
6) Kebijakan dan praktik personalia
7) Berbagai factor ekstern yang mempengaruhi operasi dan praktik satuan usaha,
seperti pemeriksaan yang dilakukan oleh badan legislative dan lembaga pemerintah.
Lingkungan pengendalian mencerminkan keseluruhan sikap, kesadaran dan tindakan
dari dewan komisaris, manajemen, pemilik dan pihak lain mengenai pentingnya
pengendalian intern dan tekanannya pada satuan usaha yang bersangkutan.
Sistem akuntansi
Sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk
mengidentifikasikan, menghimpun
Menganalisa, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan transaksi satuan usaha dan
untuk menyelenggarakan pertanggungjawaban aktiva dan kewajiban yang
bersangkutan dengan transaksi tersebut.
Sistem akuntansi yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yaitu
: Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang saha.
Menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup rinci sehingga memungkinkan
pengelompokkan transaksi secara semestinya untuk pelaporan keuangan.
1. Mengukur nilai transaksi dengan cara yang memungkinkan pencatatan nilai
keuangan yang layak dalam laporan keuangan.
2. Menentukan periode terjadinya transaksi untuk memungkinkan pencatatan nilai
keuangan yang layak dalam laporan keuangan.

3. Menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya dalam laporan


keuangan.
Prosedur pengendalian
Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur sebagai tambahan terhadap
lingkungan pengendalian dan
dan sistem akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur
pengendalian mempunyai beberapa tujuan dan diterapkan pada berbagai tingkatan
organisasi dan pembrosesan data. Prosedur pengendalian dapat diintegrasikan dalam
komponen tertentu lingkungan pengendalian dan system akuntansi. Secara umum
prosedur pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur, yaitu :
1. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan.
2. Pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkingkan seseorang
dalam posisi yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan atau
ketidakberesan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh sebab itu, tanggung
jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi, dan menyimpan aktiva
perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda.
3. Perancang dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu
pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa, misalnya dengan memantau
penggunaan dokumen pengiriman barang yang bernomor urut tercetak.
4. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan
catatan, misalnya penetapan fasilitas yang dilindungi dan otorisasi untuk akses ke
program dan arsip data komputer.
5. Pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya
atas jumlah yang dicatat, misalnya pengecekan atas pekerjaan klerikal, rekonsiliasi,
pembandingan aktiva yang ada dengan pertanggungjawaban yang tercatat,
pengawasan dengan menggunakan program komputer, penelaahan oleh manajemen
atas laporan yang mengikhtisarkan rincian akan (misalnya saldo piutang yang dirinci
menurut umur piutang) dan penelaahan oleh pemakai atas laporan yang dihasilkan oleh
komputer.
Walter G.Kell, William C.Boynton and Richard E.Ziegler menyatakan bahwa struktur
pengendalian intern terdiri dari :
a. Control environment
b. Risk assessment
c. Information and communication
d. Control activities

e. Monitoring.
a. Control environment
Control environment atau lingkungan pengendalian mencerminkan suasana
perusahaan yang mempengaruhi sikap dan tindakan para anggota perusahaan akan
pentingnya pengendalian. Efektivitas sistem akuntansi dan prosedur
Pengendalian sangat ditentukan oleh suasana yang diciptakan oleh lingkungan
pengendalian. Ini berarti pengendalian mempunyai dampak yang sangat besar
terhadap keseriusan pengendalian intern yang diterapkan dalam perusahaan.
b. Risk assessment
Penetapan resiko laporan keuangan adalah mengidentifikasi dan menganalisa resikoresiko yang berhubungan dengan manajemen perusahaan untuk menyiapkan laporan
keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penetapan
resiko oleh manajemen berkenaan dengan hubungan resiko terhadap pernyataan
laporan keuangan yang khusus dan kegiatan mencatat, memproses, menyimpulkan
dan melaporkan data akuntansi.
c. Information and communication
Information and communication atau informasi dan komunikasi sangat berguna untuk
menghasilkan laporan keuangan. Sistem informasi sangat relevan untuk tujuan laporan
keuangan yang mencakup sistem akuntansi dan melindungi harta dan hutang
perusahaan. Sistem akuntansi seharusnya mencakup penafsiran audit yang lengkap,
karena penafsiran transaksi sangat penting bagi manajemen dan auditor. Dengan kata
lain komunikasi melibatkan pemahaman yang jelas dari peran dan tanggung jawab
setiap individu yang berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas laporan
keuangan. Komunikasi harus dapat meyakinkan bahwa setiap personil terlibat dalam
memahami laporan keuangan dan kegiatan mereka baik di luar perusahaan ataupun
dalam perusahaan.
d. Control activities
Control activities atau pengendalian aktivitas adalah kebijakan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Pengendalian ini
meyakinkan tidankan-tindakan yang diambil untuk mengatasi resiko dalam mencapai
tujuan organisasi. Pengawasan ini harus terlaksana pada semua tingkat fungsi
manajemen.
e. Monitoring
Monitoring merupakan proses untuk menilai kualitas dari pelaksanaan struktur
pengendalian intern yang telah berjalan. Monitoring merupakan pemantauan terhadap
personil yang mengawasi desain dan operasi perusahaan yang dilaksanakan. Struktur
pengendalian intern yang berjalan diharapkan dapat mengatasi atau mengantisipasi

penyimpangan atau kecurangan yang terjadi. Monitoring dapat dilaksanakan selama


kegiatan perusahaan berjalan dan dapat dievaluasi secara periodik.
c. Pengertian dan Klasifikasi Piutang
1. Pengertian piutang
Piutang merupakan suatu proses yang penting, yang dapat menunjukkan satu bagian
yang besar dari harta likuid perusahaan.
Kieso dan Weygandt mendefinisikan pengertian piutang sebagai berikut : Receivables
are claims held against customers and others for money, goods, or services.
Sedangkan pengertian piutang menurut S.Hadibroto adalah : Piutang merupakan klaim
terhadap pihak lain, apakah klaim tersebut berupa uang, barang atau jasa, untuk
maksud akuntansi istilah dipergunakan dalam arti yang lebih sempit yaitu merupakan
klaim yang diharapkan akan diselesaikan dengan uang. Penjelasan definisi di atas
diketahui bahwa piutang secara luas diartikan sebagai tagihan atas segala sesuatu hak
perusahaan baik berupa uang, barang maupun jasa atas pihak ketiga setelah
perusahaan melaksanakan kewajibannya, sedangkan secara sempit
piutang diartikan sebagai tagihan yang hanya dapat diselesaikan dengan diterimanya
uang di masa yang akan datang.
Pada umumnya piutang timbul ketika sebuah perusahaan menjual barang atau jasa
secara kredit dan berhak atas penerimaan kas di masa mendatang, yang prosesnya
dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada langganan,
melakukan pengiriman barang, penagihan dan akhirnya menerima pembayaran,
dengan kata lain piutang dapat juga timbul ketika perusahaan memberikan pinjaman
uang kepada perusahaan lain dan menerima promes atau wesel, melakukan suatu jasa
atau transaksi lain yang menciptakan suatu hubungan dimana satu pihak berutang
kepada yang lain seperti pinjaman kepada pimpinan atau karyawan. Piutang
merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam modal kerja suatu
perusahaan. Sebagian piutang dapat dimasukkan dalam modal kerja yaitu bagian
piutang yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual dan
sebagian lain yang termasuk modal kerja potensial yaitu bagian yang merupakan
keuntungan.
Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara
terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja yaitu Kas persediaan piutang kas. Dalam keadaan normal dan dimana penjualan pada umumnya
dilakukan dengan kredit, piutang mempunyai tingkat likuiditas yang lebih tinggi dari
pada persediaan, karena perputaran dari piutang ke kas membutuhkan satu langkah,
yang penting kebijaksanaan kredit yang efektif dan prosedur-prosedur penagihan untuk
menjamin penagihan piutang yang tepat pada waktunya dan mengurangi kerugian
akibat piutang tak tertagih.
2. Klasifikasi piutang

Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu
penjualan kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih banyak
sumber-sumber yang dapat menimbulkan piutang.
Smith and Skousen memberikan klasifikasi piutang terdiri atas piutang dagang (trade
receivables) dan piutang bukan dagang.
Piutang dagang
a. Wesel tagih atau notes receivables
Wesel tagih ini didukung oleh suatu janji formal tertulis untuk membayar.
b. Piutang usaha atau accounts receivables
Piutang usaha merupakan piutang dagang yang tidak dijamin rekening terbuka.
Piutang dagang merupakan suatu perluasan kredit jangka pendek kepada pelanggan.
Pembayaran-pembayarannya biasanya jatuh tempo dalam tiga puluh sampai sembilan
puluh hari. Perjanjian kreditnya merupakan persetujuan informal antara penjual dan
pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen perusahaan yaitu faktur dan kontrakkontrak penyerahan. Biasanya piutang dagang tidak mencakup bunga, meskipun bunga
atau biaya jasa dapat saja ditambahkan bilamana pembayaran tidak dilakukan dalam
periode tertentu, dengan kata lain piutang dagang merupakan tipe piutang paling besar.
Piutang bukan dagang
Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai
beberapa transaksi-transaksi yaitu :
a. Penjualan surat berharga atau pemilik selain barang dan jasa.
b. Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan dan
perusahaan-perusahaan affiliasi.
c. Setoran-setoran kepada kreditur, perusahaan kebutuhan umum dan instansi-instansi
lainnya.
d. Pembayaran dimuka pembelian-pembelian.
e. Setoran-setoran untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya.
f. Tuntutan atas kerugian atau kerusakan.
g. Saham yang masih harus disetor.
h. Piutang deviden dan bunga.
Piutang bukan dagang umumnya didukung dengan persetujuan-persetujuan formal dan
secara tertulis. Piutang bukan dagang harus diikhtisarkan dalam perkiraan-perkiraan
yang berjudul sesuai dan dilaporkan secara terpisah dalam laporan keuangan.

SISTEM INFORMASI AKUTANSI PENAGIHAN PIUTANG


Penagihan piutang dari penjualan kredit dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara
lain :
1. Fungsi yang terkait dalam sistem penagihan piutang dari penjualan kredit.
2. Dokumen yang digunakan dalam sistem penagihan piutang.
3. Sistem penagihan piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan
prosedur.
Ad.1. Fungsi yang terkait dalam sistem penagihan piutang dari penjualan kredit
Fungsi yang terkait dalam sistem penagihan piutang dari penjualan kredit adalah :
a. Fungsi secretariat
Fungsi ini bertanggungjawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan atau
remittance advice melalui pos dan para debitur perusahaan. Fungsi ini juga bertugas
membuat daftar surat pemberitahuan yang diterima bersama dari para debitur dan
fungsi ini berada di tangan bagian sekretariat.
b. Fungsi penagihan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur
perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh fungsi akuntansi
dan fungsi ini berada di tangan bagian penagihan.
c. Fungsi kas
Fungsi ini bertanggungjawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat atau fungsi
penagihan dan menyetorkan kas yang diterima dari berbagai fungsi tersebut segera ke
bank dalam jumlah penuh dan fungsi ini berada di tangan bagian kas.
d. Fungsi akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam
jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang, dan fungsi ini
berada di tangan bagian akuntansi.
e. Fungsi pemeriksa intern
Fungsi ini bertanggungjawab dalam melaksanakan perhitungan yang ada di tangan
fungsi kas secara periodik, dan melakukan rekonsiliasi bank, untuk mengecek ketelitian
catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi, dan fungsi ini berada di
tangan bagian pemeriksa intern.
Ad.2. Dokumen yang digunakan dalam sistem penagihan piutang

Dokumen yang digunakan dalam sistem penagihan piutang adalah :


1) Surat pemberitahuan
2) Daftar surat pemberitahuan
3) Bukti setor bank
4) Kuitansi.
Surat pemberitahuan merupakan dokumen untuk memberitahu maksud pembayaran
yang akan dilakukan. Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan
kas. Bukti setor bank merupakan bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke
bank. Kuitansi merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para
debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.
Ad.3. Sistem penagihan piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan
prosedur
Sistem penagihan piutang melalui penagih perusahaan dilaksanakan dengan prosedur
adalah :
1) Penerimaan piutang mengirimkan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada
bagian penagihan.
2) Bagian penagihan mengirimkan penagih untuk melakukan penagihan kepada debitur.
3) Bagian penagihan menerima cek atas nama dalam surat pemberitahuan dari debitur.
4) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada bagian piutang untuk
kepentingan posting ke dalam kartu piutang.
5) Bagian kas mengirim kuitansi sebagai tanda penerimaan kas kepada debitur.
6) Bagian kas menyetor ke bank, setelah cek atas cek tersebut dilakukan endorsement
oleh pejabat yang berwenang.
7) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank debitur.
Sistem pengendalian intern yang baik mengharuskan agar semua penerimaan kas dari
debitur harus dalam bentuk cek atas nama atau giro bilyet. Penerimaan kas dari debitur
dalam bentuk uang tunai memberikan peluang kepada penagih untuk melakukan
penyelewengan. Bentuk penerimaan kas melalui penagih perusahaan ini yang biasa
dilaksanakan di Indonesia, sedangkan bentuk lain masih jarang dilakukan.
Prosedur Pengendalian dan Pemantauan atau Monitoring Piutang
1. Prosedur Pengendalian Piutang

Salah satu dari model struktur pengendalian intern terdiri dari tiga unsur dan lima unsur
pokok struktur pengendalian intern adalah prosedur pengendalian dan pemantauan
atau monitoring. Prosedur pengendalian adalah
Kebijakan dalam prosedur sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan
system akuntansi yang telah diciptakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan
memadai bahwa tujuan tertentu satuan usaha akan tercapai. Prosedur pengendalian
memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat organisasi.
Prosedur pengendalian dapat dikelompokkan ke dalam prosedur yang antara lain
adalah :
a. Otorisasi yang semestinya atas transaksi dan kegiatan
b. Pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkinkan seseorang
dalam posisi yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan atau
ketidakberesan dalam pealksanaan tugasnya sehari-hari. Oleh karena itu, tanggung
jawab untuk memberikan otorisasi transaksi, mencatat transaksi dan menyimpan aktiva
perlu dipisahkan di tangan karyawan yang berbeda.
c. Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk
membantu pencatatan transaksi secara semestinya, misalnya dengan memantau
penggunaan dokumen pengiriman barang yang bernomor urut tercetak.
d. Pengamanan yang cukup atas akses dan penggunaan aktiva perusahaan dan
catatan, misalnya penetapan fasilitas yang dilindungi dan otorisasi untuk akses ke
program dan arsip data komputer.
e. Pengecekan secara bebas atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya atas
jumlah yang dicatat, misalnya pengecekan atas kerjaan klerikal, rekonsiliasi,
pembandingan aktiva yang ada dengan pertanggungjawaban yang tercatat,
pengawasan dengan menggunakan program komputer, penelaahan oleh manajemen
atas laporan yang mengikhtisarkan rincian akun seperti saldo piutang yang dirinci
menurut umur piutang dan penelaahan oleh pemakai atas laporan yang dihasilkan oleh
komputer.
Berkaitan dengan pemakaian komputer dalam sistem informasi akuntansi dewasa ini,
maka perusahaan harus menerapkan pengendalian di lingkungan sistem yang
terkomputerisasi.
Winarno memberikan dua kategori pengendalian di lingkungan system terkomputerisasi
adalah :
1) Pengawasan aplikasi (atau sering disebut juga dengan pengawasan transaksi)
merupakan pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa (1) semua transaksi
sudah mendapat otorisasi dan (2) semua transaksi sudah dicatat, diklasifikasi, diproses
dan dilaporkan dengan teliti dan benar.

2) Pengawasan umum, ditujukan untuk mengawasi berbagai prosedur, kegiatan atau


aktiva yang tidak secara langsung tercakup dalam pengawasan aplikasi.
Dalam pengawasan aplikasi meliputi tiga jenis pengawasan yaitu :
Pengawasan masukan
Pengawasan masukan yaitu pengawasan yang ditujukan untuk kegiatan pencatatan
transaksi, dengan pengawasan ini diharapkan setiap transaksi dicatat dengan teliti,
lengkap dan segera.
Pengawasan proses atau pengawasan pengolahan.
Pengawasan proses atau pengawasan pengolahan dilakukan setelah data diinput,
dengan pengawasan ini diharapkan data diolah secara teliti dan lengkap, file dan
program yang digunakan sudah benar, dan semua transaksi dan catatan lainnya dapat
ditelusuri dengan mudah. Pengawasan proses terdiri dari empat kategori yaitu :
Cek logika proses atau processing logic checks
Kontrol setiap proses atau run-to-run control
Cek file dan program
Keterkaitan telusuran audit atau audit trail lingkages.
Pengawasan keluaran
Pengawasan keluaran dirancang untuk menjamin keluaran yang dihasilkan oleh sistem
sudah lengkap, benar dan didistribusi ke pemakai yang berhak. Pengawasan ini
meliputi dua kegiatan yaitu mengkaji hasil pengolahan dan pengawasan distribusi
laporan.
Pengawasan umum dirancang untuk melengkapi pengawasan aplikasi. Pengawasan ini
meliputi berbagai prosedur, kegiatan dan penggunaan aktiva yang belum tercakup
dalam pengawasan aplikasi terdiri dari :
Praktik manajemen yang sehat meliputi perencanaan, penganggaran, pemilihan
karyawan dan pengawasan atau supervisi terhadap karyawan.
Pengawasan operasional yang bertujuan meningkatkan efisiensi pekerjaan tiap
karyawan. Pengawasan ini meliputi tiga tahapan yaitu penetapan standar teknis,
penilaian prestasi dan pengambilan keputusan terutama sebagai tindakan korektif.
2. Monitoring Piutang
Monitoring merupakan proses untuk menilai dari pelaksanaan struktur pengendalian
intern yang telah berjalan. Monitoring merupakan pemantauan yang dilaksanakan oleh
personil yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut baik pada tahap desain

maupun pengoperasian perusahaan, agar pada waktu yang tepat dapat menentukan
apakah struktur pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena
terjadinya perubahan keadaan.
Kell et.al, mendefinisikan monitoring sebagai berikut : Monitoring is a process that
accesses the quality of internal control structures performance over time. It involves by
appropriate of the design operation of control on a suitable timely basis to determine
that ICS is operating as intended and that it is modified as appropiate for changes in
conditions.
Monitoring dapat dilakukan selama kegiatan berlangsung dan dapat dievaluasi secara
periodik. Selama kegiatan berlangsung pengendalian intern penjualan dan penerimaan
kas hasil penagihan piutang dilihat dari keluhan-keluhan yang diterima dari langganan
seperti kesalahan billing, terlambatnya pengiriman barang atau kesalahan pembayaran
di dalam lingkungan perusahaan sendiri. Oleh sebab itu,
perlu dilakukan pemantauan terhadap hasil kerja mereka biasanya dievaluasi secara
periodik, karena manajemen akan melihat hasil laporan penjualan dan laporan
penerimaan kas bulanan atau tahunan apakah sesuai dengan anggaran yang
direncanakan. Pengendalian juga dilaksanakan oleh internal auditor, bila internal auditor
mendapati kesalahan atau penyimpangan dalam pelaksanaan pengendalian intern
penjualan dan penerimaan kas, maka harus segera melaporkan kelemahan tersebut
pada manajemen atau komite audit. Manajemen juga dapat menerima informasi dari
pihak ekstern seperti bank atau akuntan publik tentang kelemahan struktur
pengendalian intern penjualan kredit dan penagihan piutang dalam perusahaan.
Informasi yang diterima dari berbagai pihak akan menjadi bahan pertimbangan bagi
manajemen untuk memperbaiki pelaksanaan pengendalian intern selanjutnya sehingga
dapat memperbesar hasil penjualan dan jumlah penerimaan kas perusahaan.
Dalam unsure-unsur pengendalian intern, monitoring masih merupakan hal baru bagi
perusahaan-perusahaan di Indonesia, mungkin baru perusahaan-perusahaan besar
yang menerapkannya. Namun sebenarnya kegiatan monitoring telah berjalan dengan
sendirinya dalam suatu perusahaan. Perusahaan sering memonitoring pelaksanaan
pengendalian intern hanya apabila telah terjadi kesalahan yang fatal dan merugikan
perusahaan baik dari segi prosedur kerja maupun dari besarnya laba yang diinginkan
sebagai tujuan akhir perusahaan.
Perbedaan SIA dan SIM
SIA mengumpulkan mengklasifasikasikan, memproses, menganalisa dan
mengkomunikasikan informasi keuangan,
Sia melaksanakan 4 tugas dasar :
1. Pengumpulan data
2. Manipulasi data : pengklasifikasikan,penyortiran,perhitungan dll.
3. Pemrosesan data

4. Manajemen data
5. Pengendalian data
6. Penghasil informasi
A. Pengumpulan Data
Fungsi pengumpulan data terdiri atas memasukkan data transaski melalui formulir,serta
memeriksa data untuk memastikan ketepatan dan kelengkapannya.Jika data bersifat
kuantitatif, data dihitung dahulu sebelum dicatat. Jika data jauh darilokasi pemrosesan,
maka data harus ditransmisikan lebih dahulu.
B.Manipulasi data
manipulasi atau tranformasi syimbol-syimbol seperti angka dan abjad untuk tujuan
meningkatkan kegunaanya.
Tujuan pengolahan data itu sendiri untuk mengumpulkan data yag menjelaskan
kegiatan perusahaan mengubah data tersebut menjadi informasi serta menyediakan
informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan.
Pada awal abad ke 20 pemakain komputer terbatas hanya untuk aplkasi akkuntansi
yang di gunakan nama EDP yang merupakan aplikasi sistem informasi yang paling
dasar dalam setiap perusahaan.sekarang kita menggunakan istilah SIA untuk
menggunakan EDF.
C. Pemrosesan Data
Pemrosesan data terdiri atas proses pengubahan input menjadi output. Fungsi
pemrosesan data terdiri atas langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian atau menetapkan data berdasar kategori yang telah
ditetapkan.
2. Menyalin data ke dokumen atau media lain.
3. Mengurutkan, atau menysusn data menurut karaktersitiknya.
4. Mengelompokkan atau mengumpulkan transaski sejenis.
5. Menggabungkan atau mengkombinasikan dua atau lebih data atau arsip.
6. Melakukan penghitungan.
7. Peringkasan, atau penjumlahan data kuantitatif.
8. Membandingkan data untuk mendapatkan persamaan atau perbedaan yang ada.
Prosedur kerja informasi Orang dan Teknologi informasi Bertujuan membuat data
terformat,teks,gambar, suara,dan video orang yang memasukkan,memproses, dan

menggunakan data Perangkat keras dan perangkat lunak yang memproses data Yang
dicoba untuk dilakukan system Cara kerja yang dilakukan orang dan teknologi informasi
D.Manajemen Data
Fungsi manajemen data terdiri atas tiga tahap, yaitu: penyimpanan, pemutakhiran dan
pemunculan kembali (retrieving). Tahap penyimpanan merupakan penempatan data
dalam penyimpanan atau basis data yang disebut arsip. Pada tahap pemutakhiran, data
yang tersimpan diperbaharui dan disesuaikan dengan peristiwa terbaru.
Kemudian pada tahap retrieving, data yang tersimpan diakses dan diringkas kembali
untuk diproses lebih lanjut atau untuk keperluan pembuatan laporan. Manajemen data
dan pemrosesan data mempunyai hubungan yang sangat erat. Tahap pengelompokkan
data dan pengurutan data dari fungsi pemrosesan data, misalnya sering dilakukan
sebagai pendahuluan sebelum dilakukan tahap pemutakhiran dalam fungsi manajemen
data.
Manajemen data dapat dipandang sebagai bagian dari pemrosesan data. Manajemen
data akan menunjang pencapaian efisiensi aktivitas dalam proses menghasilkan
informasi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen terutama mengenai
informasi aktivitas dan informasi.
E. Pengendalian Data
Fungsi pengendalian data mempunyai dua tujuan dasar:
1. untuk menjaga dan menjamin keamanan aset perusahaan, termasuk data, dan;
2. untuk menjamin bahwa data yang diperoleh akurat dan lengkap serta diproses
dengan benar. Berbagai teknik dan prosedur dapat dipakai untuk
menyelenggarakan pengendalian dan keamanan yang memadai.
F. Penghasil Informasi
Fungsi penghasil informasi ini terdiri atas tahapan pemrosesan informasi seperti
penginterprestasian, pelaporan dan pengkomunikasian informasi.
Sedangkan SIM itu sendiri untuk mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses,
menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informsi,Dua komponen yang
digunakan bagi perencanaan dan pengendalian perusahaan, yaitu Sistem Akuntansi
Biaya,Sistem Budgeting
-

Sistem Akuntansi Biaya

Digunakan untuk membantu manajemen dalam perencanaan dan pengawasan dari


aktivitas pengadaan, proses distribusi dan penjualan
-

Budgeting

adalah proyeksi keuangan perusahaan untuk masa depan yang bermanfaat untuk
menolong manajer dalam perancangan dan pengawasan Konsep perancangan sistem
seharusnya mencerminkan prinsip-prinsip perusahaan. Berikut ini dasar-dasar yang
perlu diperhatikan dalam prioritas perancangan sistem menurut Wilkinson(1993):
1. Tujuan dalam perencanaan sistem dan usulan dalam SIA proyek seharusnya
dicapai untuk menghasilkan kemajuan dan kemampuan sistem yang lebih besar.
2. Mempertimbangkan trade-off yang memadai antara manfaat dari tujuan
perancangan sistem dengan biaya yang dikeluarkan.
3. Berfokus pada permintaan fungsional dari sistem.
4. Melayani berbagai macam tujuan.
5. Perancangan sistem memperhatikan keberadaan dari pengguna sistem (user).
Sedangkan Barry E. Cushing (1983) mengemukakan bahwa:
1. Kesesuaian desain sistem dengan tujuan sistem informasi dan organisasi.
2. Berdasarkan kelayakan ekonomis, berarti sistem memiliki net present value
positif.
3. Kelayakan operasional, input dikumpulkan ke sistem dan output-nya dapat
digunakan.
4. Kelayakan perilaku, berarti sistem berdampak pada kehidupan kualitas kerja
users.
5. Kelayakan teknis, ketersediaan teknologi untuk mendukung sistem serta
teknologi mudah diperoleh atau dikembangkan.
Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer
A.Evolusi sistem informasi berbasis komputer
Pada beberapa perusahaan, komputer telah digunakan untuk menggantikan pekerjaan
rutin seorang akuntan, sehingga memberikan waktu yang lebih banyak kepada akuntan
untuk dapat terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
B.Fokus Baru Pada Informasi
Konsep penggunaan komputer untuk mendukung sistem informasi manajemen mulai
diperkenalkan pada tahun 1964 oleh para pembuat komputer. Konsep SIM menyadari
bahwa aplikasi komputer harus diterapkan untuk tujuan utama menghasilkan informasi
manajemen.
C.Fokus Revisi Pada Pendukung Keputusan

Sementara SIM terus berkembang dalam menghadapi kelemahan-kelemahannya,


muncul pendekatan baru dengan nama DSS, yaitu sistem penghasil informasi yang
ditujukan pada suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer.
D.Fokus Sekarang Pada Komunikasi
Penerapan OA (Office Automation) untuk memudahkan komunikasi dan peningkatan
produktivitas diantara para manajer dan pekerja kantor lainnya melalui penggunaan
alat-alat elektronik.
E.Fokus Potensial Pada Konsultasi
Saat ini sedang berlangsung gerakan untuk menerapkan Kecerdasan Buatan (AI) bagi
masalah-masalah bisnis. Ide dasar dari AI adalah bahwa komputer dapat diprogram
untuk melaksanakan sebagian penalaran logis yang sama seperti manusia.
1). Aspek Pengendalian Intern Sistem Informasi Berbasis Komputer
Elemen pengendalian intern yang ada pada sistem informasi berbasis komputer
hamper sama dengan sistem manual. Beberapa hal berikut menjadikan adanya
penekanan yang berbeda pada pengendalian intern untuk kedua jenis sistem itu;
1. Sistem informasi terkomputerisasi lebih luas lingkup pengendaliannya karena
sebagian besar proses tidak terlihat secara nyata oleh indra manusia.
2. Sedikitnya bukti berupa dokumen. Diperlukan desain sistem yang mampu
meninggalkan jejak untuk keperluan pengauditan (audit trial).
3. Pengendalian harus diintegrasikan kedalam rancangan sistem sebagai salah
satu elemen yang mendukung kekuatan desain sistem tersebut.
4. Diperlukan prosedur dokumentasi yang baik sehingga mampu merekam seluruh
proses sekaligus pengmbangan sistem itu sendiri. Prosedur back-up termasuk
dalam hal ini
5. Perlu dilakukan sentralisasi informasi utnuk memudahkan pengendalian.
6. Memungkinkan pengendalian intern melalui program-program computer
7. Pengendalian pada salah satu fungsi mungkin dapat melemahkan pengendalian
pada fungsi yang lain.
Elemen-elemen pokok pengendalian intern sistem informasi berbasis komuter
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengendalian Manajemen (Management Control) Pengendalian manajemen
yang diperlukan oleh sebuah sistem informasi meliputi:
2. Pengendalian terhadap rencana induk sistem informasi, apakah desain system
informasi telah memenuhi garis besar dan spesifikasi yang dimaksud dalam
rencana induk.

3. Pemisahan fungsi, berbeda sedikit dengan sistem manual. Fungsi yang perlu
dipisahkan adalah:

Perancangan dan penyusunan program sistem

Operasi pengolahan data

Dokumentasi program dan kepustakaan

Seleksi dan pelatihan karyawan

Perlu adanya buku petunjuk operasional sistem dan prosedur yang ada dalam
sistem tersebut

Pengendalian anggaran

Pengendalian Terhadap Pengembangan Sistem


Penerapan sistem informasi akuntansi berbasis komputer merupakan investasi yang
besar, demikian pula untuk pengembangan selanjutnya. Perusahaan perlu melakukan
pengendalian intern dalam mengembangkan sistem informasinya, jenis pengendalian
yang diterapkan untuk hal ini adalah:
1. Pengendalian siklus pengembangan sistem. Setiap usulan pengembangan
sistem sebaiknya melalui sebuah prosedur yang memerlukan otorisasi dari
manajer pengembangan sistem atau semacamnya.
2. Pengendalian terhadap dokumentasi sistem. Pengendalian ini diperlukan karena
dokumentasi sistem merupakan alat komunikasi antara perancang sistem
dengan users. Sistem dan pengembangan sistem yang tidak didokumentasikan
dengan baik akan menambah biaya pengembangan karena harus mencari
informasi mengenai detail sistem ke pihak perancang terdahulu.
3. Pengendalian terhadap pengubahan program. Perlu otorisasi seperti halnya
pada pengendalian siklus pengembangan sistem.
4. Pengendalian Akses (Access Control) Pengendalian akses merupakan kunci dari
sistem informasi berbasis komputer.
Penerapan berbagai teknik password bertingkat untuk mengendalikan akses setiap
personil merupakan teknik yang paling banyak digunakan. Pengendalian akses
mencakup lingkup berikut:
1. Pengendalian akses terhadap perangkat keras. Tidak setiap karyawan memiliki
wewenang untuk keruangan di mana computer induk dan media penyimpanan
diletakkan. Selain itu perlu pula prosedur pengamanan perangkat keras dari
berbagai bencana dan kecelakaan yang disebabkan oleh hal lain.
2. Pengendalian akses terhadap perangkat lunak.

3. Pengendalian terhadap dokumentasi program. Akses terhadap program ini


hendaknya dilindungi melalui otorisasi dari pihak tertentu. Dengan memiliki
dokumentasi program maka sangat memungkinkan seseorang memodifikasi
program untuk kepentingan pribadi.
4. Pengendalian terhadap program dan file-file data. Pengendalian ini mutlak
diperlukan karena sangat banyak data yang dihasilkan dari sebuah sistem
informasi yang bersifat rahasia yang perlu dilindungi dari pihak-pihak tertentu.
2). Komputerisasi Proses Akuntansi
Melihat karakteristik komputer dan karakteristik proses akuntansi, dapat disimpulkan
bahwa ada bagian dari proses pencatatan yang fungsinya dapat diganti dengan
komputer.
Bila dipelajari sifatnya, proses mulai dari penjurnalan sampai ke pelaporan sebenarnya
bersifatmatematis (karena hubungan buku besar dapat ditunjukkan dalam persamaan
akuntansi,sistematis (karena urutan mengerjakannya jelas) dan logis (karena unsur
pertimbangan atau judgement tidak terlibat lagi).
Dengan kata lain, proses tersebut sifatnya adalah penambahan, pembandingan,
penyortiran, pereklasifikasian, dan peringkasan dengan cara tertentu yang sudah jelas
atau pasti. Pekerjaan atau tugas yang demikian biasanya menjadi objek komputerisasi.
Dengan sistem komputer seperti di atas maka langkah yang paling kritis adalah langkah
analisis transaksi karena kalau langkah ini salah, hasil pengolahan data oleh komputer
juga ikut salah.
Yang menjadi persoalan adalah siapakah orang yang bertugas untuk melakukan
pemasukan data (data entry). Tentu saja tidak setiap orang dapat melakukan hal
tersebuut.
Hanya orang/operator tertentu yang diotorisasi dapat melakukan pemasukan data.
Sistem akuntansi dengan komputer itu sendiri biasanya juga dilengkapi dengan
mekanisme pengamanan sehingga tidak setiap orang dapat mengubah data walaupun
orang tersebut masih tetap dapatmenggunakan komputer yang sama untuk tujuan lain.
Untuk dapat menjalankan program dan melakukan pemasukan data orang/operator
yang diotorisasi untuk itu diberi kode khusus (disebut password) agar dapat membuka
file akuntansi dan melakukan pencatatan transaksi tertentu.
Cara ini merupakan salah satu contoh pengaman dan merupakan salah satu cara untuk
menentukanorang yang bertanggung jawab bila terjadi kesalahan atau penyalahgunaan
informasi.
Komunikasi dengan komputer dilakukan melalui terminal yang terdiri atas keyboard,
layar monitor dan printer. Dalam perusahaan yang besar yang mempunyai komputer
berskala besar,komputernya sendiri biasanya tidak tampak atau tidak terletak di dekat

terminal tersebut tetapi khusus terletak di tempat yang disebut pusat komputer. Dalam
hal mikrokomputer, semua perangkat komputer menjadi satu kesatuan dan berdiri
sendiri sebagi suatu sistem.
Walaupun dengan penggunaan komputer kegiatan-kegiatan dalam siklus akuntansi
manjadi tidak ada lagi, konsep yang dipelajari dalam sistem akuntansi manual tetap
diperlukan karena apa yang dikerjakan oleh komputer tetap mengikuti konsep yang
digunakan dalam system akuntansi manual. Laporan seperti daftar piutang, daftar
utaang dan laporan interim dapat disusun dan dicetak setiap saat dengan segera.
Kalau data penyesuaian telah dimasukkan dalam komputer maka laporan keuangan
akhir dapat segera dicetak. Oleh karena itu, dalam system komputer tidak diperlukan
lagi kertas kerja seperti pada sistem manual. Perlu dicatat bahwa konsep pelaporan
keuangan tidak dapat diganti oleh komputer, yang dapat diganti dengan komputer
adalah proses pengolahan datanya.
Oleh karena itu, bagian akuntansi yang mengolah data dengan komputer sering disebut
dengan bagian Electronic Data Processing (EDP) yang selain mengolah data akuntansi
bagian ini juga mengolah data perusahaan yang lain.
3). Mencatat Transaksi dalam Sistem Komputer
Program komputer untuk akuntansi biasanya dirancang dengan cermat sehingga
operator yang melakukan pencatatan transaksi dapat melaksanakannya dengan
mudah. Setiap langkah yang dikerjakan dalam siklus akuntansi (penjurnalan,
pengakunan dan penyusunan daftar saldo) dapat dilakukannya dengan mengikuti
instruksi yang langsung dapat dilihat pada layar monitor.
Instruksi yang sudah disiapkan pada waktu merancang sistem biasanya ditampilkan di
layarmonitor dalam bentuk menu. Menu akan menyajikan daftar operasi yang dapat
diminta oleh operator dan operator tinggal memilih operasi yang dikehendaki.
4). Pertimbangan Penggunaan Komputer
Pertimbangan utama penggunaan komputer adalah pertimbangan cost and benefit.
Penggunaan komputer merupakan sebuah investasi besar bagi sebuah organisasi.
Bukan hanya dalam hal biaya investasi tetapi waktu, tenaga dan sumber daya yang
dialokasikan untuk hal ini membutuhkan alokasi yang tidak sedikit. Cost bukan hanya
berarti biaya yang dikeluarkan.
Waktu, tenaga, sumber daya yang lain haruslah diperhitungkan dalam penggunaan
komputer. Permasalahan timbul ketika cost yang berbentuk selain biaya tersebut sukar
untuk diukur dalam ukuran kuantitatif. Tentu hal ini membutuhkan alat untuk
mengalokasikan dan menentukan ukuran yang tepat untuk mengkuantifikasikannnya.
Kalau dibandingkan dengan sistem manual, sistem komputerisasian memang jelas
mempunyai keunggulan (benefit) khususnya dalam hal kecepatan (speed), ketelitian
(accuracy) dan kapasitas (capacity) pemrosesan. Kecepatan komputer dapat

diandalkan karena computer mengerjakan suatu perintah dalam hitungan mikrodetik


(microsecond). Perkembangan chip terakhir telah memungkinkan kecepatan dalam
seperbilliun detik (nanosecond) atau bahkan dalam sepertrilliun detik (picosecond).
Dengan kecepatan ini suatu transaksi dapat diproses dalam seketika.
Ketelitian jelas dapat diandalkan karena setelah data disiapkan dengan benar,
computer akan memroses tanpa campur tangan manusia lagi dan kalau komputer
sudah diprogram dengan benar kemungkinan kesalahan perhitungan dan klasifikasi
menjadi kecil. Itulah sebabnya sebelum suatu komputer dan programnya digunakan,
suatu percobaan (trial run) dengan data percobaan perlu dilakukan untuk memverifikasi
program. Dalam sistem manual, karena tiap langkah dikerjakan oleh manusia,
kemungkinan kesalahan menjadi lebih besar.
Kapasitas untuk menyimpan, mencatat dan mencetak data menjadi sangat besar
karena data disimpan dalam bentuk elektromagnetik. Oleh karena itu, di samping
laporan utama komputer dapat diprogram untuk menghasilkan laporan-laporan
tambahan lainnya termasuk rincian-rincian yang diperlukan. Namun demikian, karena
semua data tidak terekam dalam bentuk yang dapat dibaca oleh manusia, kegagalan
komputer (computer failure) dapat merunyamkan perusahaan karena data dapat rusak
atau hilang atau tidak dapat dibaca kembali.
Itulah sebabnya diperlukan suatu mekanisme backup. Manipulasi dengan komputer dan
kejahatan dengan komputer (computer crime) juga merupakan ancaman bagi
perusahaan yang mengandalkan operasi dan pencatatan keuangannya dengan
komputer.
Oleh karena itu,diperlukan suatu sistem pengendalian internal dan computer security
yang memadai. Penggunaanpassword merupakan salah satu cara pengendalian agar
tidak setiap orang dapat mengubah ataumemasukkan angka ke dalam sistem
komputer.
Perusahaan harus tahu benar manfaat digunakannya komputer dan harus yakin bahwa
yang diproses dengan komputer adalah data-data yang benar-benar diperlukan dalam
rangkamenghasilkan informasi untuk kepentingan perusahaan. Yang lebih penting
adalah informasi apa yang harus diproses bukan bagaimana memprosesnya. Kalau
yang dimasukkan dalam computer adalah data yang tidak mempunyai kualitas
informasi, keluaran komputer juga merupakan data yang tidak bermanfaat betapapun
rapi dan indah hasil cetakannya Pemeo untuk mengatakan hal tersebut adalah
garbage-in, garbage-out (GIGO).
PENDEKATAN TEKNOLOGI INFORMASI
Sistem Informasi Akuntansi dengan pendekatan teknologi informasi seperti halnya
siklus pengembangan sistem yang lainnya, dimana hal ini mensyaratkan adanya suatu
metode daur hidup pengembangan sistem. Pola daur hidup pengembangan sistem
dapat menggunakan beberapa model. Adapun tahapan pengembangan sistem yang
umum digunakan sebagai berikut :

1. Tahapan Analisis Sistem


Dimulai karena adanya permintaan terhadap sistem baru. Proyek baru ditangani dalam
bentuk tim, yang melibatkan pemakai, analis sistem, dan para spesialis system
informasi yang lain, serta barangkali juga auditor internal.
Tujuan utama analisis sistem adalah untuk menentukan hal-hal detil tentang yang akan
dikerjakan oleh sistem yang diusulkan (dan bukan bagaimana caranya). Analisis sistem
mencakup studi kelayakan dananalisis kebutuhan. Analisis sistem mencakup studi
kelayakan dan analisis kebutuhan.
2.Studi Kelayakan
Menentukan kemungkinan keberhasilan solusi yang diusulkan. Berguna untuk
memastikan bahwa solusi yang diusulkan tersebut benar-benar dapat dicapai dengan
sumber daya dan dengan memperhatikan kendala yang terdapat pada perusahaan
serta dampak terhadap lingkungan sekeliling.
Analis sistem melaksanakan penyelidikan awal terhadap masalah dan peluang bisnis
yang disajikan dalam usulan proyek pengembangan sistem

You might also like