Professional Documents
Culture Documents
SEL,
ORGANEL-ORGANEL SEL DAN PROTOPLASMA
Oleh:
BENNY SANTOSO
111610101076
A. Sel
Pada tahun 1665, Robert Hooke mengamati sayatan gabus dari batang
Quercus suber menggunakan mikroskop. Ia menemukan adanya ruang-ruang
kosong yang dibatasi dinding tebal. Robert Hooke menyebut ruang-ruang kosong
tersebut dengan istilah cellulae, artinya sel. Sel yang ditemukan Robert Hooke
merupakan sel-sel gabus yang telah mati.
Ilmuwan Belanda bernama Antonie van Leeuwenhoek merancang sebuah
mikroskop kecil berlensa tunggal. Mikroskop itu digunakan untuk mengamati air
rendaman jerami. Ia menemukan organisme yang bergerak-gerak di dalam air,
yang kemudian disebut bakteri. Antonie van Leeuwenhoek merupakan orang
pertama yang menemukan sel hidup.
Perkembangan penemuan tentang sel mendorong berkembangnya persepsi
tentang sel. Dari sinilah kemudian lahir teori-teori tentang sel. Beberapa teori
tentang sel sebagai berikut.
Sel Merupakan Kesatuan atau Unit Struktural Makhluk Hidup
Teori ini dikemukakan oleh Jacob Schleiden (18041881) dan Theodor
Schwan (18101882). Tahun 1839 Schleiden, ahli botani berkebangsaan
Jerman, mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap sel tumbuhan. Pada
waktu yang bersamaan Theodor Schwan melakukan pengamatan terhadap sel
hewan.
Dari hasil pengamatannya mereka menarik kesimpulan sebagai berikut.
-
Organisme bersel tunggal terdiri dari sebuah sel, organisme lain yang
tersusun lebih dari satu sel disebut organisme bersel banyak.
B. Strukur Sel
Berdasarkan keadaan intinya, sel dibedakan dalam dua macam :
1. Sel prokariotik, materi inti (DNA) terdapat dalam nukleoid yang tidak
dibatasi oleh membran inti. Contoh sel prokariotik ialah bakteri, dan
gangang biru yang termasuk Monera.
2. Sel eukariotik terdapat membran inti, yang memisahkan materi inti
(DNA dan protein histon membentuk kromosom) dari sitoplasma. Sel
eukariotik dijumpai pada Tumbuhan, Hewan, Cendawan, dan Protista.
Pada sel tumbuhan, sel hewan, dan sel eukariotik lainnya, selain
membran plasma yang membatasi sel dengan lingkungan luarnya, juga
terdapat sistem membran dalam (internal) yang membatasi organel- organel di
bagian dalam sel dengan sitoplasma. Nukleus (inti) dibatasi oleh membran inti
sehingga bahan-bahan yang ada di dalamnya terpisah dari sitoplasma. Vakuola
terpisah dari sitoplasma karena dibatasi oleh membran (tonoplas).
Bagian sel ada yang bersifat hidup dan ada yang mati. Bagian sel yang
hidup dikenal sebagai protoplasma, terdiri atas inti dan sitoplasma. Bagian
mati berupa dinding sel dan isi vakuola. Sel-sel pada tubuh hewan dan
tumbuhan termasuk dalam golongan sel eukariotik, sedangkan pada
mikroorganisme ada yang eukariotik misalnya protozoa, protista, dan fungi.
Ada pula yang bersifat prokariotik misalnya pada bakteri dan ganggang biru.
C. Organel Sel
1. Dinding Sel
Dinding sel bersifat permeabel, berfungsi sebagai pelindung dan pemberi
bentuk tubuh. Sel-sel yang mempunyai dinding sel antara lain: bakteri,
cendawan, ganggang (protista), dan tumbuhan. Kelompok makhluk hidup
tersebut mempunyai sel dengan bentuk yang jelas dan kaku (rigid). Pada
protozoa (protista) dan hewan tidak mempunyai dinding sel, sehingga bentuk
selnya kurang jelas dan fleksibel, tidak kaku. Dinding sel terdiri dari Selulosa
(sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin, kitin, garam karbonat dan silikat
dari Ca dan Mg. Pada bagian tertentu dari dinding sel tidak ikut mengalami
penebalan dan memiliki plasmodesmata disebut noktah (titik).
2. Membran Sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan
berfungsi sebagai rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen,
nutrien, dan limbah yang cukup untuk melayani seluruh volume sel. Membran
sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel, dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari
molekul lipid dan protein. Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis
dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan
molekul hidrofilik.
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul
dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain
ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air,
etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran
besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus
agar dapat masuk ke dalam sel.
3. Inti Sel
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel
eukariotik. Organel ini mengandung sebagian besar materi genetik sel dengan
bentuk molekul DNA linear panjang yang membentuk kromosom bersama
dengan beragam jenis protein seperti histon. Gen di dalam kromosomkromosom inilah yang membentuk genom inti sel.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut
dan mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu,
nukleus juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan
sel, memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan,dandiakhiri.
4. Mitokondria
Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup
berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk
menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan
demikian, mitokondria adalah "pembangkit tenaga" bagi sel.
Mitokondria banyak terdapat pada sel yang memilki aktivitas
metabolisme tinggi dan memerlukan banyak ATP dalam jumlah banyak,
misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria bisa berbeda-beda
untuk setiap sel. Mitokondria berbentuk elips dengan diameter 0,5 m dan
panjang 0,5 1,0 m. Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama,
yaitu membran luar, membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang
terletak di bagian dalam membran.
5. Plastida
Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan.
Ada tiga macam plastida, yaitu :
a)
b)
c)
6. Retikulum Endoplasma
Retikulum Endoplasma adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh
sel
hewan
eukariotik.Retikulum
endoplasma memiliki
struktur
yang
b)
7.
Badan Golgi
Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau
diktiosom) adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan
struktur ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada
organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel
hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki
hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut
diktiosom.
Beberapa fungsi badan golgi antara lain :
-
8.
Lisosom
Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi
9. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis
protein yang
tinggi
memiliki
banyak
sekali
ribosom,
contohnya
sel hati manusia yang memiliki beberapa juta ribosom. Ribosom sendiri
tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.
Ribosom eukariota lebih
besar
daripada
ribosom prokariota,
namun
keduanya sangat mirip dalam hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari
satu subunit besar dan satu subunit kecil yang bergabung membentuk ribosom
lengkap dengan massa beberapa juta dalton. Pada eukariota, ribosom dapat
ditemukan
bebas
di sitosol atau
terikat
pada
bagian
luar retikulum
endoplasma.
10.
Peroksisom
Peroksisom mempunyai ruang metabolisme khusus yang dilengkapi
sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya tiap sentriol ini
akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang membelah.
12.
Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas-berkas protein yang
menyusun sitoplasma eukariota. Jaring-jaring ini terdiri dari tiga tipe dasar,
yaitu mikrofilamen, mikrotubulus (jamak:mikrotubuli), dan intermediat
filamen. Ketiga filamen ini terhubung satu sama lain dan saling berkoordinasi.
Dengan adanya sitoskeleton, sel dapat memiliki bentuk yang kokoh, berubah
bentuk, mampu mengatur posisi organel, berenang, serta merayap di
permukaan.
13.
Vakuola
Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap). Cairan
D. Protoplasma
Protoplasma adalah elemen utama sebuah sel. Protoplasma bersifat
pekat (kental), jernih (terang) dan koloid polifasis. Dari reaksi reaksi kimia
yang terjadi antara senyawa senyawa inilah yang mengakibatkan adanya
gejala gejala kehidupan di protoplasma. Gejala kehidupan itu misalnya
metabolisme , tumbuh , bergerak , berkembang biak , sirkulasi zat
dll.Misalnya respirasi , fotosintesis , sintesis lemak .
Protoplasma pada semua sel terdiri atas dua komponen utama,
komponen anorganik dan
komponen organik. Komponen-komponen
anorganik terdiri atas air, garam-garam mineral, gas oksigen, karbon dioksida,
nitrogen, dan amonia. Komponen organik terutama terdiri atas karbohidrat,
lipida, protein, dan beberapa komponen-komponen spesifik seperti enzim,
vitamin, dan hormon.
Pada sel hewan dan tumbuhan, protoplasma mengandung sekitar: 7585% air, 10-20% protein, 2-3% lipida, 1% karbohidrat, dan 1% zat-zat
anorganik lainnya.
Sifat-sifat Fisika Protoplasma
Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini disinari dengan sinar
lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi efek Tyndall.
1.
Molekul-molekul (partikel) pada sistem koloid protoplasma bergerak
secara zig-zag (gerak Brown (1872)). Gerak Brown pada protoplasma
kecepatannya tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma.
2.
Gerak siklosis (cyclosis) dan amoeboid. Oleh karena matrik sitoplasma
dapat bersifat agak kental maka pada matrik sitoplasma ada gerakan. Gerakan
di dalam matrik sitoplasma ini disebut gerakan siklosis (terjadi pada saat
matrik dalam fase sol dan terjadinya gerakan ini karena pengaruh tekanan
hidrostatik, suhu, pH dan viskositas. Bergeraknya kromosom, sentriol,
mitokondria, lisosom, dsb disebabkan gerakan sikolsis. Gerakan amoeboid
terbentuk pada gerak siklosis. Gerak amoeboid terjadi pada protozoa, leukosit,
dsb. Pada gerakan amoeboid, terjadi perubahan bentuk sel. Penonjolan
sitoplasma ini disebut pseudopodia.
3.
Matriks sitoplasma yang cair memiliki tegangan permukaaan. Matriks
protein dan lemak memiliki ketegangan permukaan yang kurang karenanya
membentuk membran plasma, sedangkan bahan-bahan kimia misalnya garam
NaCl tegangan permukaannya tinggi akibatnya NaCl menempati bagian yang
lebih dalam pada matrik sitoplasma
perubahan kekentalan koloid sol ke gel dan sebaliknya. Bila kadar air
tinggi koloid bersifat sol, dan bila kadar air rendah koloid bersifat gel.
mengalami gerak Brown, suatu gerak acak molekul dalam koloid yang
dipengaruhi oleh muatan listrik, berat jenis, dan suhu.
mengalami efek Tyndall, suatu proses pemendaran cahaya bila suatu
koloid dikenai seberkas sinar.
2.
3.
Air
78,3%
2.
Protein
15,2%
3.
Lipida
4,8%
4.
Karbohidrat
1,4%