Professional Documents
Culture Documents
Moisture sample(%)
( A B)
x 100%
A
Dimana :
A = berat sampel awal
B = berat sampel setelah dipanaskan
Contoh soal :
Diketahui sampel batubara seberat 2.2gr setelah dikeringkan pada suhu 107oC selama 1
jam dan beratnya menjadi 1,64 gr. Tentukan kandungan moisturenya?
IM(%) =
(2,2 1,64 )
x 100%
2,2
= 25,45%
ANALISIS ABU PADA BATUBARA DAN KOKAS
Meliputi pengertian kandungan abu dalam analisis sampel batubara/kokas
sebagaimana dipersiapkan berdsarkan metode ASTM D 2013. Hasil yang diperoleh dapat
digunakan seperti abu dalam proksimat, metode D 3172 dalam analisis ultimat, metode D
3176.. Adapun metode yang dilakukan menurut ASTM adalah : D 346
pengumpulan
dan preparasi sample kokas pada analisis lab, D 388 klasifikasi batubara berdasarkan
rank, D 2013 preparasi untuk sample batubara analisis, D 2795 untuk analisis batubara
dan kokas, D 3176 analisis ultimat batubara dan kokas
Menghitung persen abu dalam analisis sample :
Ash analisis (Ash %) =
( A B)
x 100%
C
Dimana
A = berat kapsul dan sisa abu
C = berat sample analisis yang digunakan
(4,27 3,11)
x 100%
6,8
= 17,05%
ANALISIS VOLATILE MATTER
Untuk batubara dan kokas yang tidak berpijar :
1. Sampel dimasukkan ke dalam krusibel bertutup, lalu sambil diupayakan agar
tidak terjadi kontak dengan udara, sampel dipanaskan dalam waktu yang cukup
singkat. Setelah itu, kehilangan massa akibat pemanasan terhadap sampel
dihitung berdasarkan persen massa, kemudian nilai tersebut dikurangi nilai
kandungan air dari analisa kuantitatif yang dilakukan bersamaan. Hasilnya inilah
yang berupa kandungan zat terbang, yang terdiri dari unsur-unsur yang mudah
menguap (volatile) di dalam batubara itu sendiri, atau zat-zat yang terlepas ke
udara akibat proses pemanasan.
2. Pertama-tama, sampel 1 gram dipanaskan selama 7 menit pada temperatur
90020C, kemudian ditimbang penurunan berat/massa-nya. Setelah itu,
dikurangi dengan nilai kandungan air untuk mendapatkan kandungan zat terbang.
Nilai kandungannya dinyatakan dengan perhitungan persen berat.
Untuk batubara yang berpijar ;
1. Bahan bakar yang tidak ditutup rapat sebaiknya diperhatikan selama pemanasan.
Semua bahan bakar yang berpijar dapat diamati, perhitungan sebaiknya ditolak
dan dilakukan pemanasan kembali sampai pemijaran tidak nampak dan tidak
terjadi. Pindahkan wadah dari furnace kemudian dinginkan dan lalu timbang.
Sebaiknya semua analisis dari sampel ditandai dengan tujuan bahwa prosedur
modifikasi telah dilakukan.
2. Perhitungan berat yang hilang :
Weight Loss (% )
( A B)
x 100%
A
Dimana :
A
= moisture %
Contoh soal :
Tentukan kadungan moisture bila diketahui 45 % dan total berat yang hilang
selama pemanasan suhu 780oC selama 5 menit adalah sebesar 46,87%,
tentukanlah nilai volatile matter dari batuara tersebut?
VM(%)
dan belerang. Bila dibandingkan dengan heavy oil, persentase kandungan karbon,
hidrogen, oksigen, dan nitrogen dalam batubara sangat berbeda. Untuk heavy oil,
kandungan hidrogen meliputi kira-kira separuhnya, sedangkan oksigen dan nitrogen
hampir tak ada sama sekali. Berlawanan dengan itu, di dalam batubara terkandung
oksigen sekitar 10% dan nitrogen 1-3%. Untuk mengetahui struktur kimia ataupun
karakteristik batubara, analisis ultimat memiliki peranan yang sangat penting.
Syarat syarat khusus metode ini adalah :
Karbon dan hydrogen (sesuai dengan metode D 3178)
Sulfur (D 3177)
Nitrogen (D 3179)
Abu ( D 3174)
Oksigen (tidak ada metode ASTM yang mendeterminasikan oksigen secara
langsung) ini dihitung dengan pengurangan 100 dengan jumlah dari komponen
komponen lainnya dalam analisis ultimat)
Symbol symbol yang digunakan antara lain :
M
: moistur/kelengasan
: hydrogen (%)
Ox
: oksigen
( A B) x13,738
C
Dimana
A
a1
b1
F1
F2
= normality H2SO4
hidroksida, air jenuh, asam hidrochlorik,larutan sodium karbonat dan larutan pembersih.
Sedangkan alat yang dipakai adalah tabung furnace, tabung combustion, silinder oksigen,
flow meter (untuk mengukur aliran oksigen hingga 300ml/min)
Hasil dari duplikat diambil dari tab yang berbeda pada representative sampel
dengan tidak boleh beda dari :
Batubara dengan kurang dari 2% sulfur 0,10
Batubara dengan kurang dari 2% sulfur 0,20
Kokas dengan kurang dari 2% sulfur 0,05
Contoh soal
Dari suatu analisis sampel penentuan kadar sulfur didapatkan endapan BaSO4 seberat
0,31gr dan menurut perhitungan seharusnya seberat 0,28gr dan berat sampel batubara
yang digunakan seberat 18gr. Tentukan berapa kandungan sulfur dalam batubara?
S(%) =
= 0,0623%
( Ax2,283)
B
Dimana
A
sebagai berikut :
H (%) =
( Ax11,19)
x 100%
B
Dimana
B
Contoh soal :
Dalam
suatu
percobaan
praktikum
batubara
diketahui
parameter
kandungan
proksimatnya inherent moisture 38%, kandungan abu 6,2% dan kandungan zat
terbangnya sebesar 35%, tentukan jumlah fixed carbonnya pada sampel tersebut?
FC (%) = 100% - (IM% + A% + VM%)
= 100 ( 38 + 6,2 + 35)
= 100 79,2
= 20,8%
ANALISIS KANDUNGAN
KOKAS
Penentuan kandungan nitrogen dilakukan dengan metode Kjeldahl atau metode semimikro Kjeldahl. Di dalam batubara, terdapat kandungan nitrogen sekitar 0,5~2,0%.
Pada saat terjadi pembakaran, sebagian nitrogen dalam batubara akan berubah
menjadi NOx dan dilepas ke udara, sehingga berpengaruh terhadap lingkungan.
Rasio/persentase perubahan ini sangat tergantung kepada kondisi persenyawaan dalam
batubara dan kondisi pembakarannya itu sendiri. Sebenarnya tidak terdapat hubungan
yang khusus antara kandungan nitrogen di dalam batubara dengan tingkat
pembatubaraan, namun terdapat kecenderungan bahwa kandungan nitrogen cukup tinggi
untuk batubara berasap, dan sedikit untuk batubara antrasit.
Prosedur Metode Kjedahl Gunning
Sampel dipindahkan dengan hati hati kedalam botol Kjedahl 500-800ml yang
berisi 7-10g K2SO4 dan 0,6-0,8 Mercuri. Tambahkan H2SO4 kedalam campuran dengan
menyiraminya kebotol tersebut secara berputar, supaya dalam material bersih dari
material pemgikat sample. Putar isi botol beberapa kali untuk menjamin ketelitian
campuran. Miringkan botol pada sudut 45 60o pada pemanas dengan penutup uap dan
panaskanlarutan hingga mendidih sehingga semua sampel teroksidasi ditandai dengan
perubahan warna jadi kuning. Ketika proses pengupan selesai dan larutan telah
didinginkan sedikit Kristal KMnO4 dapat ditambahkan untuk menyempurnakan proses
oksidasi,
selajutnyan
dilakukan
pemanasan
untuk
menghilangkan
kelebihan
( B A) Nx 0,014
x 100%
C
Dimana :
A
= nornalitas NaOH
Contoh soal :
Jika sampel batubara seberat 5,57gr dianalisis secara kimia dengan menggunakan larutan
NaOH dimana konsentrasi yang dibutuhkan untuk titrasi pemurnian dan sampel masing
masing 0,17N dan 0,14N dengan Molaritas dari NaOH 0,5N, berapa persentase
kandungan Nitrogen dalam batubara?
N (%) =
= 0,0377%
= tc tn + Ce + Cx + Cr1
dimana
Ce
Cx
Cr
= koreksi radiasi
tn
tc
Standarisasi Kalorimeter
Penentuan persamaan energy calorimeter khusus untuk kenaikan khusus rata rata
dilakukan dalam periode tidak kurang dari 3 hari atau tidak lebih dari 5 hari. Untuk
kecocokan seri standardeviasi akan 0,15% atau ebih kecil. Untuk tujuan ini, sembarang
tes bias dibuang jika disana terdapat fakta fakta yang mengindikasikan pembakaran tidak
sempurna.
persamaan dalam menentukan energy, W dengan mensubstitiusi nilai koreksi kenaikan
suhu :
W
= (H x G + e1 + e3) x t
Dimana
W
= persamaan energy
e1
= koreksi titrasi
e3
= kenaikan suhu
factor yang menentukan dalam penentuan konversi analisis sample batubara
a. Koreksi pengaturan
b. Koreksi differential dari emergent stem
2. Koreksi Radiasi
Digunakan untuk menghitung head loss (panas yang hilang), berdasarkan
formula/persamaan Dickinson & Regnault pfaundlet atau Bearau of Mine
Method. Adapun jenisnya antara lain sebagai berikut ;
a. Dickinson formula
Cr
= r1 (b a) r2 (c b)
Dimana
r1
r2
ta
= firing temperature
tc
= temperature akhir
= n r1 + k s
Dimana
n
= waktu pembakaran
= tn 1 + () (ta + tc) n t`
Nilai Kalor
Nilai Kalor
Ta To xNA b
Berat Sampel
29 x2426 ,95
0,9999
Nilai Kalor
Nilai Kalor
Nilai Kalor
70 .381,55
0,9999
PERHITUNGAN
1. Percent Total Moisture
TM(%)
R(100 A)
+A
100
A (%)
=(
L
) x 100%
G
Dimana
W = berat sampel yang dipakai
H = berat sampel setelah dipanaskan
Contoh soal :
Berapa total kandungan air setelah kita mendapatkan hasil analisis residual
moisture sebesar 12,9% dan persentase kehilangan air drynya sebesar 35,20%.
TM (%)
{12,9(100 35,20)}
+ 35,20
100
835,92
+ 35,20
100
= 8,359 + 35,20
= 43,559%
METODE
PENGUJIAN
STANDARD
FREESWELLING
INDEX
PADA
BATUBARA
1. Scope
Merupakan metode pengujian skala kecil untuk meperoleh informasi free
swelling indeks batubara, hasilnya menunjukkan karakteristik batubara jenis
caking ketika dibakar menjadi bahan bakar.
2. Apparatus
diletakkan papan asbes setebal 3~4 mm, dan ditindih lagi dengan pemberat 50,5 kg.
Retort kemudian dimasukkan ke dalam tungku listrik yang sebelumnya telah dipanaskan
terlebih dahulu. Proses pemanasan berlangsung selama 2 jam pada temperatur 70010C.
Setelah 2 jam, tegangan dinaikkan hingga temperatur mencapai 105010C dalam waktu
90~100 menit. Setelah temperatur yang ditentukan tercapai, aliran listrik dimatikan.
Retort kemudian dikeluarkan dan didinginkan pada suhu kamar. Setelah itu, kokas
dikeluarkan, dan semua bongkahan berukuran 15 mm atau lebih digunakan sebagai
sampel untuk uji kekuatan. Hasil 3 kali pengujian lalu dirata-rata hingga satu angka
desimal, dan digunakan sebagai indeks kekuatan retort-kecil (Small-Retort Strength
Index).