Professional Documents
Culture Documents
A.
I.
Email
Email adalah lapisan terluar yang melapisi mahkota gigi. Email berasal dari epitel (ektodermal) yang
merupakan bahan terkeras pada tubuh manusia dan paling banyak mengandung kalsium. Secara kimia, email
merupakan Kristal yang terkalsifikasi dengan persentase bahan anorganik 95-99 %, terutama sebagai kalsium
fosfat, dalam bentuk Kristal apatit, dan bahan matriks organic 1 %, dan sisanya adalah air.
Matriks organic email tidak terdiri atas serabut-serabut kolageb tetapi terdiri atas sekurang-kurangnya 2
golongan protein heterogen yang disebut amelogenin dan enamelin. Enamelin terdiri atas asam aspartat, serin,
glisin, prolin, dan asam glutamate. Hidroksi apatit merupakan unsure mineral yang paling banyak.
Email merupakan jaringan semitranslusen, sehingga warna gigi bergantung kepada warna dentin di
bawah email, ketebaan email, dan banyaknya stain pada email. Ketebalan email tidak sama, paling tebal di
daerah oklusal atau insisal dan makin menipis mendekati pertautannya dengan sementum.
Unit structural email adalah prisma (batang) email, dengan substansi interprismatik di antara prismaprisma tersebut. Setiap batang terbentang pada keseluruhan tebal lapisan email. Setiap prisma letaknya tegak
lurus terhadap permukaan dentin, dari batas email-dentin ke permukaan gigi. Tetapi di bagian tengah tersusun
dalam bentuk sedikit spiral. Tiap prisma dibentuk oleh satu ameloblas dan pada potongan melintang tampak
seperti sisik serta dasar prisma-prisma email tersebut berbentuk heksagonal.
Matriks email dihasilkan oleh sel-sel yang disebut ameloblas. Selsilindris tinggi ini mempunyai banyak
mitokondria di bawah inti reticulum endoplasma kasar dan kompleks golgi yang berkembang baik. Setiap
ameloblas memiliki juluran apical, dikenal sebagai prosesus Tomes. Mengandung banyak granul sekresi. Granul
ini mengandung protein yang menyusun matriks email.
Adapun sifat fisik email, sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Bersifat getas
5.
1.
2.
1.
2.
Dapat dipenetrasi oleh molekul yang cukup besar pada suhu kamar/ suhu tubuh.
II.
Dentin
Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh email,
sedangkan di daerah akar ditutupi oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa.
Dentin membentuk bagian terbesar dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi
sama seperti tulang, tetapi sifatnya lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar (80%) dalam bentuk
hidroksi apatit. Zat antar sel organic (20%) terutama terdiri atas serat-serat kolagen dan glikosaminoglikans,
yang disintesis oleh sel yang disebut odontoblas.
Odontoblas membentuk selapis sel-sel yang terletak di pinggir pulpa menghadap permukaan dalam
dentin. Odontoblas berasal dari mesenkim, berbentuk silindris dan inti di bagian basal. Sitoplasmanya basofilik
dengan banyak RE bergranula, dan seluruh aparat golgi yang letaknya supra nuclear.
Sel pada puncaknya yang menghadap dentin membentuk tonjolan sitoplasma panjang dan halus yang
disebut serat dentin dari Tomes. Serat-serat ini menembus seluruh tebal dentin dan terletak dalam saluransaluran kecil pada dentin dan disebut sebagai tubulus dentin. Dentin yang berada tepat di sekitar tiap tubulus
sifatnya lebih refringen dan disebut sebagai selubung Neumann. Dentin muda yang baru terbentuk disebut
sebagai predentin. Lapisan ini pada dasarnya tidak mengandung mineral dan warnanya berbeda dari dentin.
Predentin terdiri atas substansi dasar dan serat-serat kolagen dibentuk oleh odontoblas. Di dalam dentin terdapat
daerah-daerah kecil, disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian atau sama sekali tidak mengalami
pengapuran.
Pembentukan dentin bersifat siklis dan tidak teratur, dan pada gigi yang telah lengkap pertumbuhannya
terdapat garis pertumbuhan incremental dari Owen, yang tampak sebagai lingkaran pertumbuhan pada potongan
melintang.
Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin, dan konsentrasi ion hydrogen. Diperkirakan bahwa
rangsangan itu diterima oleh serat dentin dan diteruskan olehnya ke serat saraf di dalam pulpa.
Odontoblas bertahan selama hidup dan bila dirangsang secara berlebihan atau oleh adanya penyakit
periodontal, sel odontoblas ini dapat meletakkan dentin baru, disebut sebagai dentin reparatif. Bila odontoblas
dirusak, dentin tetap ada untuk waktu lama, tidak seperti tulang.
Adapun sifat fisik dari dentin, ialah :
1.
2.
3.
1.
Tubuli dentin merupakan saluran utama untuk berdifusinya cairan melalui dentin
2.
3.
4.
Lebih rendah pada dentin akar daripada dentin mahkota dan bagian luar sangat tidak permeable
5.
Pada infeksi gigi reaksi radang berkembang di dalam pulpa jauh sebelum terkena infeksi
6.
7.
Pengeboran dentin pada pada preparasi kavitas menghasilkan debris mikro kristalin yang menutupi tubuli
dentin yang disebut smear layer dan berfungsi mencegah kuman menembus dentin.
III.
Pulpa
Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah jaringan
pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya.
Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur
pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya
pulpa terkena cedera.
Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa
mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam
rngga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai
penahan, mengandung zat-zat makanan, mengandung sel-sel saraf/sensori.
Pulpa terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
1.
Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selelu tunggal.
Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan
ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.
2.
3.
Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan
kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah
saluran.
4.
Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil.
5.
Supplementary canal. Beberapa kar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran
tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebut multiple foramina / supplementary canal.
6.
Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya
ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar
mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.
Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :
1.
Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis
matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami
lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua komponen structural dan fungsional utama yakni badan sel dan
prosesus sel.
2.
Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat cedera. Namun
tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas.
Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan
bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.
3.
Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Sel ini
menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada
penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh
maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi.
4.
Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya
akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang
pertama kali membelah ketika terjadi cedera.
5.
Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni seluler yang normal dari
pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang
dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan
pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag.
Jaringan pulpa memiliki lima fungsi yakni bersifat formatif dan bersifat suportif. Adapun fungsi pulpa,
yaitu :
1.
Induktif. Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan
mengarah pada pembentukan email. Kejadian-kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam
arti bahwa epitel email akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi
pembentukan email. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi.
2.
Formatif. Odontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin
dalam tiga cara :
a.
b.
Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya.
c.
3.
Nutritif. Jaringan pulpa memasak nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin
pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin.
4.
Defensif. Jaringan pulpa juga memiliki kemampuan memroses dan mengindentifikasi zat asing serta
menimbulkan respons imun terhadap keberadaan zat asing itu. hal ini adalah cirri khas respons pulpa terhadap
karies dentin.
5.
Sensatif. Jaringan pulpa mentransmisikan sensasi saraf yang berjalan melalui email atau dentin ke pusat saraf
yang lebih tinggi. Sensasi pulpa yang berjalan melalui dentin dan email biasanya cepat, tajam, parah, dan
ditransmisikan oleh serabut bermielin. Sensasi yang dialami diawali di dalam inti pulpa dan ditransmisikan oleh
serabut C yang lebih kecil, biasanya lambat, lebih tumpul, dan lebih menyebar (difus).
B.
I.
1.
Semen primer ialah semen yang terdapat pada waktu erupsi gigi.
2.
Semen fisiologis ialah lapisan semen yang terbentuk karena meningkatnya usia.
3.
Semen patologis ialah semen yang terbentuk karena iritasi obat-obatan pada perawatan endodontia, karena
penyakit dan sebagainya, misalnya hipersementosis.
II.
Gingiva
Gingiva adalah bagian mukosa mulut yg mengelilingi gigi dan menutupi ridge alveolar. Secara anatomi,
gingiva dibagi atas tiga daerah :
1.
Marginal gingiva (unattached gingiva), merupakan bagian gingiva yang mengelilingi gigi seperti kerah baju
dan tidak melekat langsung pada gigi, biasa juga disebut juga dengan free gingiva
2.
Attached gingiva merupakan lanjutan dari marginal gingival dan disebut juga mukosa fungsional.
3.
Interdental gingival, merupakan bagian gingival yang mengisi ruang interproksimal antara dua gigi yang
bersebelahan.
III.
Ligamentum Periodontal
Ligamnetum periodontal merupakan struktur jaringan konektif yang mengelilingi akar gigi dan
mengikatnya ke tulang. Ligamen periodontal merupakan lanjutan jaringan gingiva yang berhubungan dengan
ruang sumsum tulang melalui saluran vaskuler.
Adapun fungsi ligamnetum periodontal adalah :
1.
2.
Menyuplai nutrisi dan membersihkan produk sisa mll aliran darah dan limfe.(Fungsi Nutritif)
3.
4.
Menghantarkan tekanan taktil dan sensasi nyeri melalui jalur trigeminal. (Fungsi Sensorik)
Kelompok transeptal
2.
3.
Kelompok horizontal
4.
Kelompok oblique
5.
Kelompok apikal
6.
Kelompok interadikular
IV.
Tulang alveolar
Tulang alveolar disebut juga prosesus alveolaris yg mencakup tulang rahang secara keseluruhan, yaitu
maksila dan mandibula yg membentuk dan mendukung soket (alveoli) gigi. Terbentuk ketika gigi erupsi dan
secara perlahan hilang ketika gigi sudah dicabut. Adapun struktur tulang alveolar ialah :
1.
Tulang trabekular/ medular/ cancellous/ spongiosa, merupakan simpanan kalsium untuk memenuhi kebutuhan
metabolism (bagian metabolic).
2.
Tulang kortikal/ osteid/ callus/ kompakta. Struktur dasar tulang kompak terdiri atas sistem harvian (osteon)
C.
Morfologi Gigi
I.
1.
: 13
2.
Tepi insisal jelas miring kebawah kepermukaan distal yang lebih pendek.
Mahkota lebih membulat, lebih pendek, lebih sempit dimensi mesiodistal dibanding insisivus pertama.
3.
Mahkota berbentuk segi lima dari labial/lingual dan berbentuk triangular dari proksimal.
Akar tunggal dan sangat panjang, potongan melintang berbentuk segitiga membulat.
4.
Panjang gigi : 22 mm
Mahkota : 9,5 mm
Radix
: 12,5 mm
5.
Panjang gigi : 22 mm
Corona : 9 mm
Radix : 13 mm
Permukaan mesial mahkota sedikit lebih panjang dari distal sehingga tepi inisisal sedikit miring.
6.
Caninus Bawah
Panjang gigi : 27 mm
Corona : 11 mm
Radix : 16 mm
Mesiodistal, labiolingual mahkota dan akar lebih kecil dari caninus atas.
Akar lebih pendek. Tetapi panjang gigi keseluruhan (mahkota plus akar) hampir sama dengan caninus atas.
Permukaan labial tidak secembung caninus atas. Terutama pada dua pertiga insisal.
II.
1.
Cusp dua buah (bukal dan palatal), cusp bukal lebih besar dari
palatal.
2.
Corona mirip P1 RA
Cusp bukal dan palatal lebih kecil dan lebih rendah dari
3.
Bentuk
Aspek occlusal
: Paralelogram/rhomboid=belah ketupat
Aspek mesial/distal
: trapesium
Mempunyai 3 akar
Mempunyai 4 cusp dengan mesiopalatal paling besar dan distopalatal paling kecil.
4.
Akar tiga, dan terpisah , akar palatal paling panjang dan mengembang, akar bukal berinklinasi ke distal.
Bagian oklusal berbentuk jajaran genjang.
Molar Kedua Atas
Bentuk Mirip M1 RA, dgn perbedaan :
5.
Bervariasi
Sifat-sifat umum
6.
7.
Bentuk
Pentagonal
Aspek Mesial/distal
Rhomboidal
Cusp
Perbedaan dengan P1
Ukuran labioingual
: P2>P1
Cusp buccal
: P2<P1
8.
Aspek occlusal
: Pentagonal
Aspek mesial/distal
: Rhomboidal
Mempunyai 2 akar
Mempunyai 2 akar, akar mesial lebih panjang, akar distal lebih bulat.
9.
Aspek occlusal
Aspek mesial/distal
: Rhomboidal
Radix 2
: mesial&distal
Ukuran M2 < M1
Bervariasi
Sifat-sifat umum
Terdapat 4 cusp
Ukuran M3 RB M3 RA
Tipe II
Terdapat 5 cusp
Mempunyai 2 akar
supplemental groove
bersatu (fusi)