You are on page 1of 4

Definisi Glikosida

Glikosida adalah senyawa yang menghasilkan satu atau lebih gula dan komponen bukan gula
pada reaksi hidrolisis. Glikosida terdiri atas gabungan dua bagian senyawa, yaitu gula dan
bukan gula. Kedua bagian senyawa tersebut dihubungkan oleh suatu ikatan berupa jembatan
oksigen (O-glikosida, dioscin), jembatan nitrogen (N-glikosida, adenosin), jembatan sulfur
(S-glikosida, sinigrin), maupun jembatan karbon (C-glikosida, barbaloin). Bagian gula dari
glikosida biasa disebut glikon, sedangkan bagian bukan gula dari glikosida biasa disebut
aglikon atau genin.
Aglikon dari glikosida terdiri dari banyak jenis senyawa kimiawi. Senyawa-senyawa kimiawi
tersebut meliputi senyawa-senyawa alkoholik fenolik, isotiosianat, nitril sianogenetik,
turunan antrasen, flavonoid dan fenolik, flavonoid dan steroid. Bagian aglikon atau genin
terdiri dari berbagai macam senyawa organik, seperti triterpena, steroid, antrasena, maupun
senyawa-senyawa yang mengandung gugus fenol, alkohol, aldehid, keton dan ester.
Gula yang sering menempel pada glikosida adalah -D-glukosa. Meskipun demikian ada juga
beberapa gula jenis lain yang dijumpai menempel pada glikosida, contohnya ramnosa,
digitoksosa, dan simarosa. Glikosida sering sekali diberi nama sesuai dengan bagian gula
yang menempel di dalamnya dengan menambahkan kata oksida. Salah satu contohnya adalah
glukosida, yang mengandung galakturonat disebut galakturonosida, dan sebagainya.
Pada glikosida, bagian glikon biasanya bersifat polar, sedangkan aglikon bersifat non polar.
Bila glikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini disebut sebagai glikosida. Jembatan
glikosida yang menghubungkan glikon dan aglikon ini sangat mudah terurai oleh pengaruh
asam, basa, enzim, air, dan panas. Bila kadar asam atau basa semakin pekat, ataupun bila
semakin panas lingkungannya, maka glikosida akan semakin cepat terhidrolisis. Pada saat
glikosida terhidrolisis maka molekul akan pecah menjadi dua bagian yaitu glikon dan
aglikon. Dalam bentuk glikosida, senyawa ini larut dalam pelarut polar seperti air. Namun,
bila sudah terurai maka aglikonnya tidak larut dalam air melainkan larut dalam pelarut
organik nonpolar.

Struktur glikosida
Glikosida berbentuk kristal atau amorf. Umumnya mudah larut dalam air atau etanol encer
(kecuali pada glikosida resin). Oleh karena itu, banyak sediaan-sediaan farmasi mengandung
glikosida umumnya diberikan dalam bentuk ekstrak, eliksir ataupun tingtur dengan kadar
etanol yang rendah.
II.2. Penggolongan Glikosida
Glikosida diklasifikasikan berdasarkan macam aglikon yang dihubungkan dengan efek
farmakologisnya. Kerugian dari klasifikasi seperti ini adalah banyak senyawa lain yang lebih
spesifik yang juga mempunyai efek terapi. Pengklasifikasian tidak dilakukan secara
farmakologis karena banyak jenis glikosida yang mempunyai efek terapeutik yang sama.
Penggolongan glikosida berdasarkan aglikonnya adalah sebagai berikut.
1. Glikosida Sterol-Cardio Active : Digitalis

2. Glikosida Antrakinon : Aloe, Casia Acutifolia


3. Glikosida Saponin : Saponin
4. Glikosida Sianofor : Prunus amygdalus
5. Glikosida Thosianat : Mustard, Brassica nigra
6. Glikosida Flavonol : Ruta Graviolens
7. Glikosida Alkohol : Salix Purpurea, S. Fragilis
8. Glikosida Aldehid : Vanili
9. Glikosida Lakton : Kumarin: Tonka, Cantharides
10. Glikosida Fenol
11. Glikosida yang Aglikonnya tidak dapat dimasukkan dalam golongan di atas yaitu berupa:
Zat pahit
Zat manis
Zat warna
Zat metal
Kombinasi suatu glikosida dengan minyak atsiri
II.3. Sifat-Sifat Glikosida
Karena glikosida mempunyai ikatan dengan gula, maka :
Mudah larut dalam air, yang bersifat netral
Dalam keadaan murni; berbentuk kristal tak berwarna, pahit
Larut dalam alkali encer
Mudah terurai dalam keadaan lembab, dan lingkungan asam
Glikosida gula + non gula
Tidak dapat mereduksi larutan Fehling, tapi setelah dihidrolisa gula dapat mereduksi
larutan Fehling
Dapat dihidrolisa dengan adanya enzim dan air dan asam.
II.4. Fungsi Glikosida
Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah untuk sarana pengobatan dalam arti
luas yang beberapa diantaranya adalah sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal,
analgetikum dan penurunan tegangan permukaan.
Fungsi glikosida :
Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer
Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi
Glikosida sebagai pengatur tekanan turgor
Proses glikosidasi untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang mengganggu
Glikosida sebagai petunjuk sistematik
Penggunaan glikosida dimana beberapa diantara glikosida merupakan obat yang sangat
penting, misalnya yang berkhasiat kardiotonik, yaitu glikosida dari Digitalis, Strophanthus,
Colchicum, Conyallaria, Apocynum dan sebagainya yang berkhasiat laksatifa atau pencahar
seperti Senna, Aloe, Rheum, Cascara Sagrada dan Frangula yang mengandung glikosida
turunan antrakinon emodin.

Selanjutnya sinigrin, suatu glikosida dari Sinapis nigra, mengandung alilisotiosianat suatu
iritansia lokal. Gaulterin adalah glikosida dari gaulteria yang dapat menghasilkan metal
salisilat sebagai analgesik.
Beberapa Hipotesa dan Teori Tentang Adanya Glikosida dalam Tanaman
1. Fungsi glikosida sebagai cadangan gula temporer.
Teori Pfeffer mengatakan bahwa glikosida adalah meruapakan cadangan gula temporer
(cadangan gula sementara) bagi tanaman. Cadangan gula di dalam bentuk ikatan glikosides
ini tidak dapat diangkut dari sel satu ke sel yang lain, oleh karena adanya bagian aglikon.
2. Proses pembentukan glikosida merupakan proses detoksikasi.
Pada tahun 1915, Geris mengatakan bahwa proses sintesa senyawa glokosida adalah
merupakan proses detoksikasi, sedang anglikonnya merupakan sisa metabolisme.
3. Glokosida sebagai pengatur tekanan turgor
Teori Wasicky mengatakan bahwa setelah diadakan percobaan-percobaan pada tanaman
digitalis, ternyata bahwa glikosida mempunyai fungsi sebagai pengatur tekanan turgor di
dalam sel.
4. Proses glikosida untuk menjaga diri terhadap pengaruh luar yang menggangu. Teori ini
menyatakan bahwa proses glikosidasi di dalam tanaman dimaksudkan untuk menjaga diri
terhadap serangan serangga atau binatang lain dan untuk mencegah timbulnya penyakit pada
tanaman.
5. Glikosida sebagai petunjuk sistimatik.
Adanya glikosida didalam tanaman, meskipun masih sangat tersebar, dapat digunakan
sebagai salah satu cara mengenal tanaman secara sistimatik, baik dari aglikonnya, bagian
gulanya maupun dari glikosidanya sendiri. Sebab ada beberapa glikosida, aglikon atau gula
yang hanya terdapat di dalam tanaman atau familia tertentu.
6. Menurut hasil penelitian Fuch dan kawan-kawan (1952), ternyata bahwa didalam waktu 24
jam tidak terdapat perubahan yang berarti pada kadar glikosida baik ditinjau dari sudut
biologi maupun secara kimiawi. Juga pada tanaman yang ditempatkan pada tempat yang
gelap selama 24 jam, tidak ada perubahan kadar glikosida.
II.5. Kegunaan Glikosida
Dalam kehidupan tanaman, glikosida memiliki peran penting karena terlibat dalam fungsifungsi pengaturan, pengaturan, pertahanan diri, dan kesehatan. Glikosida sendiri pada
tanaman terdapat pada daun, biji, kulit, batang, akar, rhizome, bunga dan buah. Oleh karena
terbentuknya dalam tanaman dan merupakan produk antara maka kadar glikosida sangat
tergantung pada aktivitas tanaman melakukan kegiatan biosintesis. Akan tetapi, kadangkadang glikosida juga bisa merugikan manusia, misalnya dengan mengeluarkan gas beracun
HCN pada glikosida sianogenik. Secara umum, arti penting glikosida bagi manusia adalah
sebagai obat jantung, pencahar, pengiritasi lokal, analgetikum, antiseptik, antirheumatik, dan
antikarsinogenik.
Secara lengkapnya akan dibahas sebagai berikut.
Pada tumbuhan diduga mempunyai kegunaan sebagai berikut
1. Pelindung terhadap infeksi atau hama penyakit
2. Cadangan makanan (bila dihidrolisa akan menjadi gula) misalnya pada perkecambahan biji
(glikosida dihidrolisa menjadi gula dan energi)

3. Mencegah persaingan dari tanaman lain, misalnya Quercus


Pada manusia sebagai berikut.
A. Di bidang Farmasi
1) Bahan obat
a. Obat jantung
Digitalis (Digitalis folium)
Strophantus (semen)
Convalaria, dll
b. Pencahar
Senna
Aloe
Cascara sagrada
2) Sebagai precursor atau pembawa hormone steroid
B. Sebagai bahan makanan
Contoh: berbagai jenis bahan pangan nabati diketahui sarat antioksidan. Kuersetin, salah satu
antioksidan dari kelompok flavonoid. Sementara itu, diperkirakan hampir 90 persen flavonoid
terdapat sebagai glikosida (mengandung glukosa pada rantai sampingnya) dan 10 persen
sebagai aglikon (tanpa glukosa pada rantai sampingnya).
C. Sebagai sayuran
Terong
Pare
Daun Puding, dll

You might also like