You are on page 1of 9

Fundamental of Nursing II

Sejarah dan Perkembangan Keperawatan

Disusun oleh:
Sri Endah Lestari

220110120115

Farisa Herswandani Akhzan

220110120152

Maliha Mufidah

220110120163

UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR, SUMEDANG
2012

>> Sejarah & Perkembangan Keperawatan di Dunia

Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture)


sampai pada munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal
dari Inggris. Perkembangan keperwatan sangat dipengaruhi oleh perkembangan struktur
dan kemajuan peradaban manusia.
Perkembangan keperawatan diawali pada :
1. Zaman Purbakala (Primitive Culture)
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada
seorang ibu). Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus
memiliki naluri keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke
zaman dimana orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang
dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama
Animisme. Mereka meyakini bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan
alam/pengaruh gaib seperti batu-batu, pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu
mereka menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga
kuil-kuil didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan
di kuil tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya
Diakones & Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu
pendeta dalam merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang
yang sakit dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan
adalah tempat-tempat ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut
sebagai tabib yang mengobati pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya
membantu dan bekerja atas perintah pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat
itu banyak terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk
mengunjungiorang sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan
untuk mengubur bagi yang meninggal.
Pada zaman pemerintahan Lord-Constantine, ia mendirikan Xenodhoecim atau
hospes yaitu tempat penampungan orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan.
Pada zaman ini berdirilah Rumah Sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.

4. Pertengahan abad VI Masehi


Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah,
seiring dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap
perkembangan keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW
menyebarkan agama Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu
Pasti, Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar
keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan
lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
5. Permulaan abad XVI
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi
kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan
tempat-tempat ibadah ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama
untuk merawat orang sakit. Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya
bagi keperawatan adalah berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya
perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat.
Dampak positif pada masa ini, dengan adanya perang salib, untuk menolong korban
perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai perawat, mereka terdiri dari ordeorde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami berperang dan tentara (pria) yang
bertugas rangkap sebagai perawat.
Pengaruh perang salib terhadap keperawatan :
a. Mulai dikenal konsep P3K
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja
bagi perawat dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan
keperawatan :
1) Hotel Dieu di Lion
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat.
Selanjutnya pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui
pendidikan keperawatan di RS ini.
2) Hotel Dieu di Paris
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis,
orde agama dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang
bebas. Pelopor perawat di RS ini adalah Genevieve Bouquet.

3) ST. Thomas Hospital (1123 M)


Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini
perawat mulai dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence
ditunjuk oleh negara Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di
Turki. Hal tersebut memberi peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan
sekaligus meningkatkan status perawat. Kemudian Florence dijuluki dengan nama
The Lady of the Lamp.
6. Perkembangan keperawatan di Inggris
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris
mengalami perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan
Florence membuka sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini
mempengaruhi pendidikan keperawatan di dunia.
Kontribusi Florence bagi perkembangan keperawatan a. l :
a. Nutrisi merupakan bagian terpenting dari asuhan keperawatan.
b. Okupasi dan rekreasi merupakan terapi bagi orang sakit
c. Manajemen RS
d. Mengembangkan pendidikan keperawatan
e. Perawatan berdiri sendiri berbeda dengan profesi kedokteran
f. Pendidikan berlanjut bagi perawat.

>> Sejarah Perkembangan Keperawatan di Indonesia


Tidak banyak literatur yang mengungkapkan perkembangan keperawatan di
Indonesia. Seperti hal perkembangan keperawatan di dunia pada umumnya, perkembangan
di Indonesia juga di pengaruhi kondisi sosial dan ekonomi yaitu penjajahan pemerintah
kolonial Belanda, Inggris dan Jepang serta situasi pemerintahan Indonesia setelah Indonesia
merdeka. Perkembangan keperawatan di Indonesia, pada hakikatnya dibedakan atas masa
sebelum kemerdekaan dan masa setelah kemerdekaan.

A.Keperawatan di Masa Kuno


Masyarakat Indonesia di masa kuno beranggapan bahwa penyakit itu disebabkan
oleh perbuatan makhluk halus yang jahat. Kepercayaan ini begitu mengakar pada
masyarakat, sehingga ketika ada yang sakit maka mereka akan pergi ke dukun untuk
mendapatkan pengobatan. Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan mantramantra dan bahan-bahan tertentu yang tidak terbukti khasiatnya. Dari segi keperawatan,

orang yang sakit hanya dirawat oleh kaum wanita yang berlandaskan kepada naluri keibuan
(mother instinc). Tidak ada catatan yang menyebutkan kaum pria ikut serta melakukan
perawatan dengan alasan kaum pria tidak mempunyai kasih sayang yang cukup untuk
merawat orang sakit. Pada masa kuno ini, tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan
perkembangan yang berarti dalam bidang keperawatan.

B. Keperawatan di Masa Penjajahan


Di masa penjajahan, perkembangan keperawatan di Indonesia mengalami kemajuan.
Perkembangan keperawatan banyak dipengaruhi oleh konsep-konsep keperawatan dari
Negeri Belanda. Hal ini tidak terlepas dari peranan pemerintah Belanda yang mendirikan
dinas kesehatan khusus tentara (saat itu disebut MGD) dan dinas kesehatan rakyat (saat itu
disebut BGD). Melalui kedua dinas tersebut pemerintah Belanda merekrut perawat dari
penduduk pribumi.
Perawat yang dalam bahasa Belanda disebut Velpleeger menjalankan tugasnya
sebagai perawat dengan dibantu oleh penjaga orang sakit yang disebut Zieken Opposer.
Tugas penjaga orang sakit meliputi kegiatan domestik, seperti membersihkan bangsal dan
memasak, mengontrol pasien, mencegah agar pasien tidak melarikan diri, dan menjaga
pasien yang mengalami gangguan jiwa. Perawat pada masa ini bukan merupakan suatu
pekerjaan yang bersifat sukarela atau yang memilki kemampuan intelektual, melainkan
dianggap sebagai pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh individu yang memiliki
derajat sosial rendah, sedangkan tugas pelayanan kesehatan sendiri dilakukan oleh seorang
dokter bedah dan pelayanan ini hanya diberikan kepada awak kapal, pegawai, dan orangorang Belanda.
Para perawat dan penjaga orang sakit ini difasilitasi untuk membentuk organisasi
profesi. Organisasi profesi perawat pertama dibentuk di Surabaya pada tahun 1799,
organisasi tersebut bernama Perkoempoelan Zieken Velpleeger / Velpleester Boemi Poetra
(disingkat PZVB Boemi Poetra). Para perawat ini bekerja di Binnen Hospital di Surabaya
untuk merawat staf dan tentara Belanda.
Untuk meningkatkan kemampuan para perawat ini agar dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional, maka para perawat ini melalui organisasinya
diberikan semacam pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah Belanda. Ilmu keperawatan
pada masa Belanda disebut Verpleegkunde. Sejak saat itu banyak sekali istilah-istilah

keperawatan Indonesia yang mengadopsi bahasa Belanda. Sampai sekarang masih sering
kita dengar istilah Belanda tersebut, misalnya nierbeken (bengkok), laken (sprei), bovenlaken
(kain penutup), warm-water zak (buli-buli hangat), Iiskap (buli-buli dingin), scheren
(gunting/cukur), dan lain-lain.
Usaha lain dari pemerintah kolonial Belanda di bidang kesehatan pada masa ini
antara lain : membentuk Dinas Kesehatan Tentara yang dalam bahasa Belanda disebut
Militiary Gezondherdes Diesnt dan Dinas Kesehatan Rakyat atau Burgerlijke Gezondherds
Diesnt. Pendirian rumah sakit ini termasuk usaha Daendels mendirikan rumah sakit di
Jakarta, Semarang dan Surabaya, ternyata tidak diikuti perkembangan profesi keperwatan
yang berarti karena tujuannya semata-mata untuk kepentingan tentara Belanda.
Berbeda dengan ketika VOC berkuasa, Gubernur Jendral Inggris Raffles (1812-1816)
sangat memperhatikan kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya Kesehatan adalah
milik manusia ia melakukan berbagai upaya memperbaiki derajat kesehatan penduduk
pribumi. Antara lain mengadakan pencacaran umum, membenahi cara perawatan pasien
dengan gangguan jiwa serta memperhatikan kesehatan dan perawatan para tahanan.
Setelah pemerintah kolonial Belanda kembali ke tangan Belanda, usaha-usaha
peningkatan kesehatan penduduk mengalami kemajuan. Di Jakarta, tahun 1819 didirikan
beberapa rumah sakit. Salah satu diantaranya adalah Rumah Sakit Stadverband berlokasi di
Glodok-Jakarta Barat. Pada tahun 1919 rumah sakit ini dipindahkan di Salemba dan
sekarang bernama Rumah Sakit Cipto Mangkusumo (RSCM). Saat ini RSCM menjadi rumah
sakit pusat rujukan nasional dan pendidikan nasional. Dalam kurun waktu ini (1816-1942),
berdiri pula beberapa rumah sakit swasta miliki misionaris katolik dan zending protestan.
Misalnya : RS Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Cikini-Jakarta Pusat, RS St.Carolus SelembaJakarta Pusat, RS St. Bromeus di Bandung dan RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan dengan
berdirinya rumah sakit di atas, didirikan sekolah perawat. RS PGI Cikini tahun 1906
menyelenggarakan pendidikan juru perawat tahun 1912.
Ketika kekuasaan beralih ke masa Pemerintahan Jepang (1942-1945), keperawatan
Indonesia mengalami masa kegelapan. Bila renaisance berakibat buruk pada perkembangan
keperawatan di Inggris sehingga disebut zaman kegelapan dunia keperawatan di Inggris,
maka penjajahan Jepang merupakan zaman kegelapan dunia keperawatan di Indonesia.
Pekerjaan perawat yang pada masa Belanda dan Inggris sudah dikerjakan oleh perawat yang
telah dididik, maka pada masa Jepang tugas perawat dilakukan oleh mereka yang tidak

dididik untuk menjadi perawat. Demikian pula pimpinan rumah sakit yang sebelumnya
orang-orang Belanda kemudian di ambil alih oleh orang-orang Jepang. Wabah penyakit
menyebar di mana-mana, jumlah orang sakit meningkat, sementara bahan-bahan yang
dibutuhkan seperti balutan dan obat-obatan dalam kondisi kekurangan. Bahkan, daun
pisang dan pelepah pisang digunakan sebagai bahan balutan.
Pendidikan keperawatan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda terhenti. Banyak
perawat yang berhenti bekerja sebagai perawat dikarenakan ketakutan dan kecemasan.
Selanjutnya tidak ada catatan perkembangan sampai akhirnya Indonesia mendapatkan
kemerdekaan.

C. Keperawatan Indonesia Setelah Kemerdekaan


Sejarah perkembangan keperawatan Indonesia setelah kemerdekaan adalah sebagai
berikut:
1.

Pembangunan dibidang kesehatan dimulai tahun 1949.

2.

Sebelum tahun 1950: Indonesia belum mempunyai konsep dasar tentang


keperawatan.

3.

Tahun 1950: Indonesia mendirikan pendidikan perawat yaitu Sekolah Penata Rawat
(SPR).

4.

Pada tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan. Yaitu sekolah guru perawat dan
sekolah perawat setingkat SMP.

5.

Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan pada tahun 1962 dengan


didirikanya Akademi Keperawatan milik Departemen Kesehatan di Jakarta untuk
menghasilakan perawat profesional pemula. Hampir bersamaan dengan ini didirikan
pula Akper Depkes di Ujung Pandang, Bandung dan Palembang.

6.

Tahun 1945 1955: Berdirinya beberapa organisasi profesi, diantaranya yaitu


Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan,
Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI), Persatuan Pegawai Dalam Kesehatan.

7.

Tahun 1962: Berdirinya Akademi Keperawatan (Akper).

8.

Tahun 1955 - 1974: Organisasi profesi keperawatan mengalami perubahan yaitu


Ikatan Perawat Indonesia, Ikatan Bidan Indonesia, Ikatan Guru Perawat Indonesia,
Korps Perawat Indonesia, Majelis Permusyawaratan Perawat Indonesia Sementara
(MAPPIS), dan Federasi Tenaga Keperawatan.

9.

Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat Dasar
yaitu berdirinya Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) yang mengganti Sekolah Penata
Rawat (SPR).

10.

Tahun 1974: Berdirinya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).

11.

Tahun 1876: Pendidikan Keperawatan di Indonesia yang semula menyatu dengan


pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari rumah sakit.

12.

Pada Januari 1983: Dilaksanakannya Lokakarya Nasional Keperawatan I yang


menghasilkan: a) Peranan Independen dan Interdependen yang lebih terintegrasi
dalam pelayanan kesehatan; b) Program gelar dalam pendidikan keperawatan; c)
Pengakuan terhadap keperawatan sebagai suatu profesi yang mempunyai identitas
profesional berotonomi, berkeahlian, mempunyai hak untuk mengawasi praktek
keperawatan dan pendidikan keperawatan.

13.

Tahun 1985: Berdiri Pendidikan Keperawatan Setingkat Sarjana (S1 Keperawatan)


yang pertama yaitu Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang menjadi
momentum terbaik kebangkitan Profesi Keperawatan di Indonesia.

14.

Jumlah Akper terus bertambah sampai berjumlah 227 buah di bulan desember 1996.

15.

Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan).

16.

Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri


Kesehatan.

Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme semakin menguat,
demikian juga terhadap keperawatan dengan kondisi klien dan keluarga yang semakin kritis
terhadap upaya pelayanan kesehatan terutama bidang keperawatan.
Perawat sebagai garda terdepan dari pelayanan kesehatan dan sebagai mitra dokter
(bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya mampu untuk memberikan pelayanan
kesehatan secara maksimal dengan didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan,
terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan askep (asuhan
keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan informasi tentang klien yang
dirawatnya secara akurat dan komplit dan dalam waktu dan cara yang memungkinkan.
Seorang klien tergantung pada pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang
lainnya untuk memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan
yang dimilikinya.
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain
mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang selalu berubah menurut tuntutan zaman.

Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar dan
dalam. Sebagai contoh, tekanan dari luar yang berpengaruh pada perkembangan ilmu
keperawatan adalah adanya tuntuan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan dan
tekanan dari dalam yaitu masalah keperawatan yang secara terus menerus ada dan selalu
memerlukan jawaban.
Akhir-akhir ini ilmu ini menunjukkan perkembangannya dengan terbentuknya pola
pembagian kelompok, yang terdiri dari:
Ilmu keperawatan dasar

Konsep dasar keperawatan


Keperawatan profesional
Komunikasi keperawatan
Kepemimpinan dan manajemen keperawatan
Kebutuhan dasar manusia
Pendidikan keperawatan
Pengantar riset keperawatan
Dokumentasi keperawatan

Ilmu keperawatan klinik

Keperawatan anak
Keperawatan maternitas
Keperawatan medikal bedah
Keperawatan jiwa
Keperawatan gawat darurat

Ilmu keperawatan komunitas


Keperawatan komunitas
Keperawatan keluarga
Keperawatan gerontik
Ilmu penunjang

Imu humaniora
Ilmu alam dasar
Ilmu perilaku
Ilmu sosial
Ilmu biomedik
Ilmu kesehatan masyarakat

You might also like