You are on page 1of 11

Contoh soal :

1. Tentukan nilai momen nominal M n balok T seperti yang terdapat pada Gambar
1, digunakan beton mutu f c ' = 17.5 MPa dan baja f y 400 MPa dengan tulangan

As adalah 12D-25 = 5890 mm2 .

Gambar 1

Penyelesaian:
Anggap persyaratan lebar efektif dipenuhi.
Periksa posisi sumbu netral:
C 85 fc ' bc a 0,85 17,5 1150 a 17.106a

Keseimbangan C T AS f y 3890 400 2356000 N

Maka, a

2356000
138 mm
117106

Harga a melampaui tebal flens hf = 120 mm, maka balok dianalisis sebagai
penampang T. Dengan bw 400 , be 1150 , dan fc ' 17.5 MPa, maka

C1 0.85 fc 'bw a 5950 a N

C2 0.85 fc ' be bw h f 1 338 750 N


Sehingga,

2356000 1338750
171 mm
5950

dan
C1 5950 171 1017450 N
1
1

M n C1 d a C2 d t
2
2

= 1 017 450 (0,6 0,171/2) + 1 338 750 (0,6 0,12/2) Nm


= 1246 kNm

Jadi, momen ultimit penampung:


M u M n 0,8 1246 997 kNm

2. Suatu balok T prefab (Gambar 2) memiliki ukuran flens 750 mm dan tebal 150
3.

mm dicor monolit dengan bagian badan balok tersebut. Tulangan tarik terdiri dari
10D-25 yang ditempatkan dalam dua lapis. Jarak garis sumbu tulangan dari
bidang atas adalah 650 mm. bila digunakan beton mutu f c ' = 20 MPa dan baja
f y 400 MPa, hitunglah momen kapasitas balok.

Penyelesaian:

Gambar 2

As = 4900 mm2, f y 400 MPa.

AS
4900

0, 01005
be d 750 650

Periksa lokasi sumbu netral dengan asumsi sebagai balok segiempat:


a

AS f y
'

0,85 f c be

4900 400
154 mm
0,85 20 750

Karena melampaui tebal flens, dianalisis sebagai balok T.


Dari persamaan (1)

ASf

0.85 20 750 300 150


2868 mm2
400

Momen internal pada bagian sayap, dari pers. (7):

M n1 2868 400 650 150

659.640 Nm

Bagian web:
a

4900 2868 400 160


0,85 20 300

mm

Sehingga, M n 2 4900 2868 400 650 160

463.296 Nm

Jadi, total momen nominal: M n M n1 M n 2 1.122.936 Nm


Momen ultimit: M u 0,8 1.122.936 898.348 Nm
4. Hitunglah kekuatan momen nominal dan momen ultimit suatu balok seperti
tampak pada Gambar 3, digunakan f c ' =20 MPa dan baja f y 400 MPa serta

As = 4560 mm2 . jarak sumbu ke sumbu balok 2,5 m dan jarak bentang 6,0 m.
Penyelesaian:
h f 100 mm; bw 350 mm

Lebar efektif balok:


be 16 100 350 1950 mm
be 2500 mm
be 6000 / 4 1500 mm

Diambil nilai yang terkecil, be = 1500 mm.


Periksa maks :

maks 0,75b
0,85 f c ' 1 600 0,85 0,85 20 600
b

600 400 0, 021675


fc
400

600 f y

0,85 f c ' be bw h f
f y bw d

0,85 20 1500 350 100


0, 02793
400 350 500

500

Gambar 3

b bw / b b f 350 /1500 0,021675 0,02793 0,011573


Maka,

maks 0,75b 0,00868


dan

min

1, 4 1, 4

0, 0035
f y 400

Periksa persentase tulangan As = 4560 mm2

AS
4560

0, 0260 min
bw d 350 500

AS
4560

0, 0068 maks =0.00868


be d 1500 500

Posisi garis netral:


a

AS f y
'

0,85 f c be

4560 400
72 mm < hf (analisa sebagai balok persegi)
0,85 20 1500

Jadi, M n AS f y d a / 2 4660 400 500 72 / 2 846.336 N


dan M u M n 0.8 846336 677068 Nm

3.7.3 Desain Penampang Balok T


Data yang harus tersedia dalam desain adalah besar momen luar, yaitu momen
yang bekerja pada penampung akibat gaya-gaya luar; tebal flens h f dari penampung
sebagai tebal pelat lantai sesuai dsengan keperluan dan persyaratan untuk pelat.
Berdasarkan informasi ini, ukuran dan jumlah tulangan yang diperlukan untuk suatu
penampang T harus ditetapkan. Langkah-langkah yang diperlukan dijabarkan dalam
uraian berikut (perlu diperhatikan bahwa ukuran penampang T atau L pada umumnya
lebih kecil daripada penampang segiempat) :
1. Ambil tebal h f berdasarkan keperluan tebal slab
2. Tentukan lebar efektif web be
3. Tentukan dimensi web bw dan tinggi d berdasarkan :
a. momen lentur negatif (jika bentang menerus)
b. gaya geser
c. keperluan jarak penempatan tulangan
4. Hitung perkiraan AS 1 dengan asumsi a h f
5. Dengan informasi tersebut, periksa apakah harga a h f . Jika a h f ,
berarti analisis sebagai balok T revisi As
6. Periksa apakah wmaks dan min , dengan min 1, 4 / f y
7. Hitung Asf untuk bagian gantung di kiri-kanan balok
8. Hitung M n1 dan M n 2 , jika perlu, ulangi langkah tersebut diatas hingga
harga M n1 M n 2 sedikit lebih besar dari harga momen luar M u

MULAI

INPUT:

bef , d , dc , fc ' , f y ' , M

Asumsi

AS

a hf

M
f y d a / 2

AS / be d

YA
BALOK - T

ASf

AS f y

0,85 f

'
c

1 be

a hf

TIDAK

0,85 f c ' be bw h f
Sebagai
Balok biasa

fy

M n1 Asf f y d

hf

M n 2 M n M n1
Tentukan a

As Asf

M n2
f y d a / 2

ab a 0

As Asf As Asf

SELESAI

MEKANISME TRANSFER GESER


Pada bagian ini akan dijelaskan tentang mekanisme gaya gaya yang bekerja pada
penampang beton yang sudah retak sampai terjadinya keruntuhan bila dibebani gaya
geser.
PENAMPANG TANPA TULANGAN GESER
Pada penampang yang belum mengalami keretakan transfer gaya geser v dari
penampang satu ke penampang lainnya dilakukan dengan menimbulkan distribusi
tegangan geser pada tiap penampang. Setelah terjadi keretakan, maka distribusi tegangan
tegangan serta gaya-gaya yang ada pada penampang akan berubah. Pada umumnya
komponen gaya geser dalam yang terjadi pada penampang akan seperti gambar8. jadi
umumnya transfer gaya geser akan berupa:
- Komponen gaya geser pada daerah blok beton tekan Vcz
- Komponen gaya geser antar permukaan retak (interface shear taransfer)
Vay
- Komponen gaya dowel action (aksi pasak) oleh tulangan memanjang Vd.
- Komponen gaya pelengkung (arch action pada deep beam)
Jadi :
V = Vcz + Vd + Vay
Bentuk mekanisme ini untuk berbagai type elemen struktur akan berbeda-beda baik pola
maupun besarannya masing-masing komponen. Misalnya untuk elemen balok, sebagai
berikut :
KOMPONEN
PROSENTASE DARI
PENELITI
GAYA
V
Vcz
20 % - 40 %
ACHARVA; KEMP TAYLOR; GERGELY
15 % - 25 %
KREVELD; PARMERLEE PAULAY;
VD
GERGELY; BAUMANN; TAYLOR
33% - 50 %
FENWICK; MATTOCK; GERGELY
V
AY

Pada balok tanpa tulangan geser, keruntuhan balok dapat disebabkan oleh
runtuhnya salah satu ketiga komponen gaya transfer diatas segera setelah terbentuknya
keretakan miring. Namun urutan keruntuhan dapat berbeda-beda. Pada suatu test
mungkui terjadi pembelahan dowel (dowel spliting) pada lapisan tulangan tarik, sebelum
balok mengalami keruntuhan pada komponen Vcz, sedangkan pada test yang lain
mungkin dowel spliting dsan keruntuhan balok terjadi bersama sama.
Jimlah dari ketiga komponen diatas pada ACI-83 atau PB-88disebut komponen gaya
geser yang ditahan oleh beton atau Vc.
Pada balok semacam ini beban keretakan miring Vc merupakan parameter penentu dalam
desain. Karena keruntuhan balok-balok tanpa sengkang terjadi tiba-tiba tanpa adanya
aba-aba yang cukup, dimana ha;l ini tidak diinginkan , maka peraturan pada umumnya
mensyaratkan pemakaian sengkang sedapat mungkin. Hal ini dilakukan dengan
menetapkan persyaratan penggunaan tulangan geser minimum (PB-88 pasal 11.5.5) yaitu

untuk Vc Vu 0,5Vc harus menggunakan tulangan sengkang minimum sebesar


AV bw s / 3 f y .
PENAMPANG DENGAN TULANGAN GESER
Pada penampang beton bertulang dengan tulangan geser, selain gaya-gaya diatas
terdapat satu komponen gaya lagi, yaitu sumbangan dari baja tulangan geser Vs (gambar
9) sehingga disini persamaan (7.1) menjadi :
(7.2)
Vn VCZ Vd Vay Vs
atau
(7.3)
Vn Vc Vs
Penggunaan sengkang ini akan meningkatkan kekuatan alok karena:
1. sengkang akan memikul sebagian gaya geser penampang.
2. sengkang akan menahan perkembangan ebar retak tarik diagonal dengan
sendirinya akan mempertahankan adanya interface shear transfer Vay
3. sengkang yang cukup rapat akan mengikat tulangan memnajang sehingga
meningkatkan dowel capacity.
Mekanisme dari keruntuhan geser belum dapat diterangkan secara tuntas, walaupun
telah banyak penelitian yang elah dilakukan secara kwantitatif pada kasus-kasus
tertentu. Hubungan antara gaya geser yang diterapkan V dalam komponen gaya
geser dalam mulai pada saat terjadinya retak sampai terjadi keruntuhan dapat dilihat
pada gambar 10.
Sebelum terjadinya keretakan lentur, semua gaya geser dipikul oleh penampung
beton utuh. Diantara keretakan lentur dengan keretakan miring, gya geser dipikul oleh
komponen gaya geser pada beton tekan Vcz, intervace shear, transfer Vay dan dowel
action Vd. Setelah terbentuknya keretakan miring, sebagian gaya geser dipikul oleh
tulangan senkang Vs. komponen Vs ini terus meningkat dengan meningkatnya gaya
geser sampai tulangan sengkang lelah, sehingga Vs tak dapat bertambah lagi. Setelah
ini, semua penambahan gaya geser akan ditampung oleh komponen Vcz, Vay dan Vd.
Dengan bertambah lebarnya keretakan miring, interface shear transfer Vay akan
berkurang. Hal ini akan memaksa Vd dan Vcz meningkat dengan pesat sampai
akhirnya terjadi eruntuhan pembelahan (dowel splitting) atau keruntuhan pada
compression zone akibat kombonasi tekan dan geser.
Untuk menjamin tidak terjadi keruntuhan geser dibawah kapasitas lenturnya,
maka jumlah luas maupun spasi sengkang harus memenuhi persyaratan tertentu ( PB88 11.1.1, 11.3, 11.5.4, 11.5.6).
Sengkang tidak dapat diperhitungkan sebagai penahan geser apabila sengkangsengkang tersebut tidak terpotong oleh keretakan miring. Untuk menjamin
terpotongnya sengkang oleh retak miring, maka peraaturan mensyaratkan pembatasan
spasi tulangan sengkang maksimum.
Disamping untuk alasan diatas, persyaratan tersebut juga untuk meningkatkan dowel
action, karena semakin kecil jarak sengkang akan memperbesar dowel action.
Pasal 11.5.4 tersebut ringkasnya adalah sbb:

BATAS SPASI MAKSIMUM UNTUK TULANGAN GESER


NONPRESTRESSED
PRESTRESSED
S < d/2
S < 0.75h < 600
1
Bila Vs
f c bw d
3
1
Bila Vs
f c bw d
S < d/4
S < 0.375h < 300
3
Pada balok eton yang mempunyai badan (web) yang sangat tipis, keruntuhan biasanya
diawali dengan hancurnya beton pada web sebelum meleleh tulangan sengkang. Untuk
mencegah keruntuhan semacam ini, tegangan tekan diagonal (berarti juga tegangan
geser) yang terjadi pada web harus dibatasi. Pada PB-88 hal ini dinyatakan dalam
pembatasan harga Vs ( PB-88 11.5.6.8), yaitu:
Vs 2 fc / 3
Apabila Vu yang harus dipikul penampang terlalu besar maka ukuran penampang harus
diperbesar sedemikian rupa sehingga Vc cukup besar sehingga Vs Vu / Vc memenuhi
pasal 11.5.6.8 diatas.
Pada balok dengan penulangan geser cukup rapat, keretakan miring akan
memotong banyak sengkang sampai mendekati ujung atas sengkang agar sengkang tetap
berkelakuan seperti asumsi (dapat menimbulkan tegangan sampai leleh), maka
penjangkaran sengkang harus diperhatikan dengan baik. Penggunaan sengkang tertutup
adalah cara terbaik untuk mengatasi kegagalan ini.
Contoh 5.1
Suatu balok segiempat berukuran 300 x 600 mm terletak diatas dua tumpuan sederhana;
memikul beban hidup 20 kN/m dan beban mati akibat lantai sebesar 10,12 kN/m. panjang
bentang balok ini adalah 7 m. mutu beton dan baja yang digunakan adalah f c ' = 25 MPa
dan f y 400 MPa. Desainlah penulangan gesernya.
Penyelesaian:
Berat sendiri balok = 0,30 x 0,6 x 24 = 4,32 kN/m
Beban lantai = 10,68 kg/m
D = 15 kN/m
L = 20 kN/m
Beban rencana U = 1,2D + 1,6L = 50 kN/m
Berdasarkan perhitungan momen, tulangan tarik yang terpasang adalah 5D-19 dengan As
= 14,2 mm2
Gaya geser rencana pada muka perletakan adalah:
Vu 7,0 / 2 50 175 kN
Penampang kritis pertama sejarak d dari muka tumpuan:
3500 550
175 147,5 kN
Vu Pada jarak d
3500

Kapasitas geser bagian badan balok, berdasarkan pers.(5.6):

Vc 0,17 fc ' .bwd 0,17 25 300 550 140250 N = 140,25 kN


Batas atas kapasitas geser, untuk ln / d 5 ( ln = 7000 dan d = 550), adalah:

Vn 0,83 fc ' .bwd 0, 25 300 550 684,750 kN


Gaya geser nominal yang bekerja:
V 147,50
Vn u
246 kN

0, 6

You might also like