Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Latar belakang
Biologi merupakan suatu ilmu yang berdekatan dengan kehidupan kita sehari-hari dan
biologi merupakan suatu penghubung dari semua ilmu alam dan juga sebagai ilmu yang
mempertemukan ilmu alam dengan ilmu sosial.
Salah satu pokok pembahasan di dalam ilmu biologi adalah bioteknologi. Dimana
bioteknologi disini dibagi ke dalam bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional. Salah
satu contoh bioteknologi konvensional adalah fermentasi.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah biologi umum. Selain itu juga,
penyusunan makalah ini untuk menambah pengetahuan para mahasiswa.
Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini, diantaranya :
1. untuk mengetahui pengertian dari bioteknologi
2. untuk mengetahui pengertian dan sejarah fermentasi
3. untuk mengetahui pengaplikasian fermentasi dalam bidang pangan
Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang menjadi pedoman pembuatan makalah ini, antara lain:
1. Apa pengertian dari bioteknologi?
2. Apa yang dimaksud dengan fermentasi dan bagaimana sejarahnya?
3. Bagaimana pengaplikasian fermentasi dalam bidang pangan?
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah bioteknologi untuk pertama kalinya dikemukakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur Hongaria pada tahun 1917 untuk mendeskripsikan produksi babi dalam skala besar
dengan menggunakan bit gula sebagai sumber pakannya (Suwanto, 1998). Bioteknologi berasal
dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan 'teknologi' yang berarti cara untuk
memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua kata tersebut European Federation of
Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan
alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari
organisme hidup, dan analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa. Selama ini , kita
6. Aplikasi berbagai teknik yang menggunakan organisme hidup atau bagiannya serta untuk
menghasilkan produk dan/atau jasa.
Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/ tradisional dan
modern.
Bioteknologi
konvensional
merupakan
bioteknologi
yang
memanfaatkan
mikroorganisme untuk memproduksi alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti
tempe, tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme dapat mengubah bahan pangan. Proses yang
dibantu mikroorganisme, misalnya dengan fermentasi, hasilnya antara lain tempe, tape, kecap,
dan sebagainya termasuk keju dan yoghurt. Proses tersebut dianggap sebagai bioteknologi masa
lalu. Ciri khas yang tampak pada bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk
hidup secara langsung dan belum tahu adanya penggunaan enzim.
B. Fermentasi
1. Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat juga
dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton. Ragi dikenal sebagai bahan yang
umum digunakan dalam fermentasi untuk menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman
beralkohol lainnya. Respirasi anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak
memiliki akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi yang
mengasilkan asam laktat sebagai produk sampingannya. Akumulasi asam laktat inilah yang
berperan dalam menyebabkan rasa kelelahan pada otot.
2. Sejarah Fermentasi
Ahli Kimia Perancis, Louis Pasteur adalah seorang zymologist pertama ketika di tahun 1857
mengkaitkan ragi dengan fermentasi. Ia mendefinisikan fermentasi sebagai "respirasi
(pernapasan) tanpa udara".
Pasteur melakukan penelitian secara hati-hati dan menyimpulkan, "Saya berpendapat bahwa
fermentasi alkohol tidak terjadi tanpa adanya organisasi, pertumbuhan dan multiplikasi sel-sel
secara simultan..... Jika ditanya, bagaimana proses kimia hingga mengakibatkan dekomposisi
dari gula tersebut... Saya benar-benar tidak tahu".
Ahli kimia Jerman, Eduard Buchner, pemenang Nobel Kimia tahun 1907, berhasil
menjelaskan bahwa fermentasi sebenarnya diakibatkan oleh sekeresi dari ragi yang ia sebut
sebagai zymase.
Penelitian yang dilakukan ilmuan Carlsberg (sebuah perusahaan bir) di Denmark semakin
meningkatkan pengetahuan tentang ragi dan brewing (cara pembuatan bir). Ilmuan Carlsberg
tersebut dianggap sebagai pendorong dari berkembangnya biologi molekular.
Fermentasi ada tiga, yaitu :
a) Fermentasi alkohol
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol)
dan karbondioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk
pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
dan menghasilkan energi. Secara lebih jelas reaksi tersebut dapat diterangkan melalui skema
sebagai berikut:
Di dalam proses fermentasi, kapasitas mikroba untuk mengoksidasi tergantung dari jumlah
aseptor elektron terakhir yang dapat dipakai. Secara lebih singkat skema proses fermentasi
adalah sebagai berikut:
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk
yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana ,
melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh
ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Persamaan Reaksi Kimia
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi
umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik
pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang
dihasilkan.
4. Sumber energi dalam kondisi anaerobik
Fermentasi diperkirakan menjadi cara untuk menghasilkan energi pada organisme purba
sebelum oksigen berada pada konsentrasi tinggi di atmosfer seperti saat ini, sehingga fermentasi
merupakan bentuk purba dari produksi energi sel.
Produk fermentasi mengandung energi kimia yang tidak teroksidasi penuh tetapi tidak dapat
mengalami metabolisme lebih jauh tanpa oksigen atau akseptor elektron lainnya (yang lebih
highly-oxidized) sehingga cenderung dianggap produk sampah (buangan). Konsekwensinya
adalah bahwa produksi ATP dari fermentasi menjadi kurang effisien dibandingkan oxidative
phosphorylation, di mana pirufat teroksidasi penuh menjadi karbon dioksida. Fermentasi
menghasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa bila dibandingkan dengan 36 ATP yang
dihasilkan respirasi aerobik.
"Glikolisis aerobik" adalah metode yang dilakukan oleh sel otot untuk memproduksi energi
intensitas rendah selama periode di mana oksigen berlimpah. Pada keadaan rendah oksigen,
makhluk bertulang belakang (vertebrata) menggunakan "glikolisis anaerobik" yang lebih cepat
tetapi kurang effisisen untuk menghasilkan ATP. Kecepatan menghasilkan ATP-nya 100 kali
lebih cepat daripada oxidative phosphorylation. Walaupun fermentasi sangat membantu dalam
waktu pendek dan intensitas tinggi untuk bekerja, ia tidak dapat bertahan dalam jangka waktu
lama pada organisme aerobik yang kompleks. Sebagai contoh, pada manusia, fermentasi asam
laktat hanya mampu menyediakan energi selama 30 detik hingga 2 menit.
Tahap akhir dari fermentasi adalah konversi piruvat ke produk fermentasi akhir. Tahap ini
tidak menghasilkan energi tetapi sangat penting bagi sel anaerobik karena tahap ini meregenerasi
nicotinamide adenine dinucleotide (NAD+), yang diperlukan untuk glikolisis. Ia diperlukan
untuk fungsi sel normal karena glikolisis merupakan satu-satunya sumber ATP dalam kondisi
anaerobik.
5. Fermentasi makanan
Proses Teknik Fermantasi:
1. Tahap Pengelolahan bahan baku.
Bahan baku yang akam difermentasi lebih dahulu diolah menjadi subtrat dengancara
menghauluskan (pada bahan baku padat) atau dengna mengantur pH, penambangan air, dan
pengaturan komposisi senyawa makro/mikro.
2. Tahap sterlisasi.
Bahan subtrat disetrilkan agar tidak terkontaminasi oleh mikrob lain yang dapat mengangu
proses.
3. Tahap fermentasi
Proses fermentasi biasanya dilakukan dalam bioeraktor, yaitu suatu tabung tertutup yang dapat
diataur mengadukan, pengudaraan (aeransi), suhu optimumnya. Di dalam bioreaktor telah
terdapat ragi atau yang dibutuhkan
4. Tahap pemisahan hasil.
Pemisahan antara produk dan residu ( hasil sampingan ) dapat dilakukan dengna
carafiltrasi(penyaringan).
5. Tahap pengelolahan hasil.
Produk yang sudah dihasilkan diolah lebih lanjut dengan menambahkan zat adiktif untuk
menambah aroma atau warna yang lebih menarik.
6. Tahap produk akhir.
Produk akhir merupakan produk yang telah siap di pasarkan.
Pembuatan
mentega
menggunakan
mikroorganisme
Streptococcus
lactis
dan
menghasilkan zat warna merah atau oranye yang merupakan pewarna alami.
Neurospora dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase protease yang aktif selama proses
fermentasi. Selain itu, juga dapat menguraikan bahan-bahan dinding sel ampas kacang kedelai,
singkong, atau kelapa. Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan
berbagai ester yang beraroma sedap.
e) Pembuatan Asinan Sayuran
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan jalan fermentasi asam. Bakteri yang
digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dan Pediococcus. Mikroorganisme
tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam laktat yang
terbentuk dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme lain dan memberikan rasa khas pada
sayuran yang difermentasi atau sering dikenal dengan nama acar.
f) Pembuatan Roti
Jika Anda makan roti atau donat, pernahkah Anda berpikir bila pembuatan roti atau donat itu
sebenarnya juga melalui proses fermentasi? Proses fermentasi ini dibantu dengan bantuan yeast
atau khamir yaitu sejenis jamur.
Jika Anda mempunyai kesempatan memperhatikan pembuatan roti atau donat, maka adonan
tepung akan mengembang. Yeast yang ditambahkan pada adonan tepung akan menjadikan proses
fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida
tersebut dapat berguna untuk mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap.
Selanjutnya, akan terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak lebih mengembang dan
ukurannya membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi.
Hasilnya seperti yang Anda lihat roti akan berwarna kekuningan dan lembut, tetapi jika tidak
beruntung roti akan keras dan padat (bantat).
g) Minuman Berakohol
Mikroorganisme yang digunakan adalah khamir dari genus Saccharomyces. Minuman yang
sangat terkenal yaitu anggur sebenarnya adalah buah anggur yang sudah mengandung gula
sehingga dapat digunakan secara langsung oleh ragi selama proses fermentasi. Pada proses
pembuatan minuman ini sudah tidak diperlukan tambahan gula lagi, apabila ingin menambah cita
rasa dapat ditambahkan buah-buahan dan gula secukupnya.
Bakteri yang digunakan adalah bakteri yang bersifat asam laktat karena buah anggur
mengandung asam malat yang tinggi. Bakteri tersebut akan mengubah asam malat menjadi asam
laktat yang lemah dan proses ini disebut fermentasi malolaktat sehingga hasil minumannya
memiliki rasa yang lebih baik dan sedikit asam. Bir sebenarnya merupakan produk yang berasal
dari tepung biji padi-padian yang difermentasi oleh ragi. Hanya ragi tersebut tidak bisa
menggunakan tepung itu secara langsung. Cara pembuatannya, yaitu biji padi-padian dibiarkan
untuk berkecambah terlebih dahulu, kemudian dikeringkan lalu digiling, hasilnya disebut dengan
malt yang berupa glukosa dan maltosa, dan proses perubahan tersebut dinamakan dengan
malting. Selanjutnya baru difermentasi oleh ragi menjadi etanol dan karbondioksida.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi dapat terjadi karena adanya aktivitas mikroba penyebab fermentasi pada
substrat organik yang sesuai. Terjadinya fermentasi dapat menyebabkan perubahan sifat bahan
pangan sebagai akibat pemecahan komponen-komponen bahan tersebut. Jika cara pengawetan
yang lain ditujukan untuk mengurangi jumlah mikroba, maka proses fermentasi adalah
sebaliknya yaitu memperbanyak jumlah mikroba dan menggiatkan metabolismenya. Tetapi jenis
mikroba yang digunakan sangat terbatas yaitu disesuaikan dengan hasil akhir yang dikehendaki
(Winarno et al., 1980).
Keberhasilan fermentasi sangat di tentukan oleh beberapa faktor, yaitu kontak antara mikrob
dan subtrat, keadaan fisik lingkungan yang tepat, nutrien oksigen, dan keberadaan senyawa
toksik bioremediasi meliputi dua tipe, yaitu fitoremediasi dan biofiltrasi, fitoremidiasi adalah
pemanfaatan atau fungsi untuk menyisihkan polutan komplek dari buangan limbah industri.
Diantara hasil fermentasi bahan pangan yaitu tape, tempe, oncom, minuman alcohol,
mentega, keju, kecap dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.artikelkimia.info/proses-fermentasi-58591305092011
http://munawarsmanti.blogspot.com/2011/04/peranan-mikroorganisme-dalam-kehidupan.html
http://kulinet.com/artikel/manfaat+fermentasi/halaman/3/