You are on page 1of 2

Pendosa yang Bertobat

-Leo Nikolayevich TolstoyLalu ia berkata, Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja.
Kata Yesus kepadanya, Aku akan datang kepadamu, sesungguhnya hari ini juga
engkau akan bersama sama dengan Aku di dalam Surga.
Lukas, xxiii: 42 43
Dahulu, ada seorang lelaki yang telah hidup selama tujuh puluh tahun dan selama itu pula ia
terus menerus melakukan dosa. Hingga akhirnya ia mulai sakit sakitan ia tak kunjung bertobat namun
sesaat sebelum ia mati, ia meratapi dosa dosanya dan berseru:
Tuhan! Ampunilah aku, sebagaimana Engkau mengampuni si Pencuri di atas salib.
Sesaat setelah ia menyerukan kata katanya tadi, roh meninggalkan jasad ia meninggal dunia.
Karena rasa cintanya akan Tuhan dan keyakinan akan belas kasih-Nya, roh si pendosa ini pergi menuju
gerbang Sorga dan mengetuknya serta berdoa agar si pendosa dibiarkan masuk kedalam Sorga.
Lalu, terdengar suara dari balik gerbang, bertanya:
Seperti apakah manusia yan mengetuk gerbang Sorga? Apa yang ia lakukan selama hidupnya?
Lalu malaikat menjawabnya, menyebutkan semua perbuatan jahat dan tak satupun perbuatan
baik yang dilakukannya.
Dan dari balik gerbang, kembali terdengar suara, berkata:
Pendosa tidak bisa memasuki kerajaan Sorga. Enyahlah!
Kemudian, si pendosa menjawab:
Tuan, aku dengar suaramu namun tak bisa melihat wajahmu bahkan aku tak tahu namamu.
Terdengar jawaban:
Aku Rasul Petrus
Si pendosa menjawab:
Kasihanilah aku, Rasul Petrus! Ingatlah kelemahan manusia dan belas kasih Tuhan. Bukankah
kau seorang murid Kristus? Apakah engkau mendengar ucapan dan contoh yang telah diajarkan sendiri
oleh-Nya dari mulut-Nya sendiri? Ingatlah bagaimana sedih, ketakutan bahkan Ia memintamu untuk
tetap terjaga dan berdoa hingga tiga kali, kau tidur sebab matamu sangatlah berat dan tiga kali Ia
memergoki engkau tertidur. Begitupun denganku. Ingatlah lagi janjimu untuk setia kepada-Nya hingga
mati, namun tiga kali engkau menyangkal-Nya saat Ia dihadapan Kayafas. Begitupun denganku. Ingatlah
lagi, tangis pahitmu setelah keluar dari kerumunan saat kau dengar ayam berkokok. Begitupun
denganku. Kau tidak bisa menolakku unutk masuk ke Kerajaan Sorga.
Tak terdengar lagi suara itu setelahnya.
Si pendosapun berdiri, dan mengetuk serta meminta untuk dibiarkan masuk ke dalam kerajaan
Sorga.
Suara lainpun terdengar dari balik gerbang, bertanya:
Siapa manusia ini? Bagaimana Ia hidup di dunia selama ini?
Lalu malaikat menjawabnya, menyebutkan semua perbuatan jahat dan tak satupun perbuatan
baik yang dilakukannya.

Dan dari balik gerbang, kembali terdengar suara, menjawab:


Pergilah! Pendosa macam kamu tidak bisa bersama sama kita di Sorga.
Kemudian si Pendosa berkata:
Tuan, aku dengar suaramu namun tak bisa melihat wajahmu bahkan aku tak tahu namamu.
Terdengar jawaban:
Aku Daud: seorang Raja dan Nabi.
Si pendosa tidak patah arang, atau pergi meninggalkan pintu Sorga, berkata:
Kasihanilah aku, wahai Raja Daud! Ingatlah, kelemahan manusia dan belas kasihan Tuhan.
Tuhan mengasihimu dan melebihkan derajatmu diantara manusia. Engkau memiliki segalanya: kerajaan,
kehormatan, kekayaan, istri dan keturunan, namun kau mengingini istri lelaki miskin dan telah
membuatmu berdosa dengan membunuh Uriah suaminya dan membunuhnya dengan pedang orang
Ammon. Engkau, seorang yang kaya namun mengambil istri orang miskin dan membunuh suaminya. Aku
juga melakukan hal yang sama. Ingatlah, bagaimana kau bertobat dan mengatakan ini dalam
pertobatanmu, Aku mengakui semua pelanggaranku: inilah dosa dosaku.. Akupun juga melakukan hal
yang sama. Engkau tidak bisa menolakku unutk masuk.
Si pendosapun berdiri, dan mengetuk serta meminta untuk dibiarkan masuk ke dalam kerajaan
Sorga. Suara ketiga terdengar dari balik gerbang, bertanya:
Siapakah orang ini? Bagaimana ia menghabiskan hidupnya di dunia?
Lalu malaikat menjawabnya untuk ketiga kalinya., menyebutkan semua perbuatan jahat dan tak
satupun perbuatan baik yang dilakukannya.
Dan dari balik gerbang, kembali terdengar suara, menjawab:
Enyahlah! Pendosa tak akan bisa masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Si Pendosa menjawab:
Aku Yohanes, murid terkasih Kristus.
Dan si pendosa merasa agak lega dan mengatakan:
Pastilah aku akan dibiarkan masuk sekarang. Rasul Petrus dan Raja Daud seharusnya
membiarkan aku masuk karena mereka tahu kelemahan manusia dan belas kasih Tuhan: engkau akan
membiarkan aku masuk karena engkau sangat mencintai sesamamu. Bukankah engkau, wahai Yohanes
telah menulis bahwa Tuhan adalah Cinta dan barang siapa yang tak mencintai, bearti tak mengetahui
dan mengenal Tuhan? Lalu bukankah engkau saat menginjak usia tua berkata Saudara saudara,
salinglah mencintai. Bagaimana engkau bisa memandangku dengan kebencian dan mengusirku
sekarang?

You might also like