Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
dari
organisasi
dilibatkan
untuk
memelihara,
mengembangkan,
Bersifat unik: tidak pernah terjadi rangkaian kegiatan yang sama persis
(tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek sejenis), proyek
bersifat sementara, dan selalu melibatkan grup pekerja yang berbeda-beda.
lama, sedangkan kegiatan proyek adalah rangkaian kegiatan yang hanya satu kali
dilaksanakan dan umumnya berlangsung dalam jangka waktu yang pendek dengan
jangka waktu yang relatif pasti. Oleh karena itu, suatu kegiatan proyek mempunyai
awal dan akhir yang jelas serta hasil kegiatan yang bersifat unik (Ervianto, 2005:13).
2.
3.
2.
3.
tersebut
(maintenance,
start-up,
dan
implementation).
Kegiatan
2.
3.
4.
Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan tenaga ahli.
2.
3.
4.
agar mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang
terlibat. Tahap ini juga mempersiapkan informasi pelaksanaan yang diperlukan,
termasuk gambar rencana dan spesifikasi, serta melengkapi semua dokumen tender.
Menurut Ervianto (2005:17), kegiatan yang dilaksanakan pada tahap
perancangan (design) adalah:
1.
2.
3.
4.
Mempersiapkan:
a.
b.
Rancangan terinci.
c.
d.
Daftar kuantitas.
e.
f.
Dokumen
Dokumen Disain
Gambar rencana, anggaran biaya, syarat lelang,
Waktu penyesuaian
Pengumuman lelang
Pendaftara lelang
Pengambilan dokumen
Undangan lelang
Rapat penjelasan pekerjaan
Dokumen Lelang
Peninjauan lokasi
Penyusunan anggaran
Pemasukan penawaran
Evaluasi dan negosiasi
Keputusan pemenang
Pelaksanaan konstruksi
Dokumen Kontrak
Gambar rencana, anggaran biaya, spesifikasi,
bill of quantity, persyaratan kontrak, berita
Pemeliharaan
2.
3.
4.
2.
3.
Penyeliaan umum.
dibuat suatu catatan mengenai konstruksi berikut petunjuk operasinya dan melatih
staf dalam menggunakan fasilitas yang tersedia.
Menurut Ervianto (2005:19), kegiatan yang dilakukan pada tahap maintenance
and start up ini adalah:
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
5.
cara top down, dengan tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap berorientasi
ke tujuan proyek. WBS juga memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena
merupakan elemen perencanaan.
Menurut Husen (2009:96), kerangka perencanaan terdiri atas kerangkakerangka seperti dibawah ini:
Kerangka pembiayaan.
Kerangka penjadwalan.
informasi
desain
yang
minim.
Dipakai
perhitungan
3.
4.
b.
Untuk menentukan biaya suatu unit pekerjaan sebagai bagian dari kegiatan
proyek, dilakukan estimasi biaya berdasarkan analisis harga satuan yang terdiri dari
komponen-komponen biaya cukup banyak seperti dalam Gambar 2.3.
untuk mencapai keberhasilan suatu proyek. Perencanaan SDM dalam suatu proyek
mempertimbangkan juga perkiraan jenis, waktu dan lokasi proyek, baik secara
kualitas maupun kuantitas. Proyek yang secara geografis berbeda biasanya
membutuhkan pengelolaan dan ketersediaan tenaga kerja yang juga berbeda.
Menurut Husen (2009:105), Faktor lain yang harus dipertimbangkan dalam
merencanakan tenaga kerja adalah:
Jenis pekerjaan.
1.
Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/ kegiatan mengenai batasbatas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang
hilang dan hari-hari libur.
5.
6.
7.
8.
Menyusun Barchart
Barchart dapat dibuat secara manual atau dengan menggunakan komputer.
Bagan ini tersusun pada koordinat X dan Y. Pada sumbu tegak lurus X, dicatat
pekerjaan atau elemen atau paket kerja dari hasil penguraian lingkup suatu
proyek, dan digambar sebagai balok. Sedangkan pada sumbu horizontal Y,
tertulis satuan waktu, misalnya hari, minggu atau bulan. Disini, waktu mulai dan
waktu akhir masing-masing pekerjaan adalah ujung kiri dan kanan dari balokbalok yang bersangkutan.
Pada waktu membuat barchart telah diperhatikan urutan kegiatan, meskipun
belum terlihat hubungan ketergantungan antara satu dengan yang lain. Format
penyajian bagan balok yang lengkap berisi perkiraan urutan pekerjaan, skala
waktu, dan analisis kemajuan pekerjaan pada saat pelaporan.
Langkah-langkah membuat barchart:
1.
Daftar item kegiatan, yang berisi seluruh jenis kegiatan pekerjaan yang
ada dalam rencana pelaksanaan pembangunan.
2.
3.
BARCHART
PROYEK: CONTOH
LOKASI: XYZ
No.
Deskripsi Kegiatan
Nilai
Durasi
Bobot
Rupiah
Minggu
1.000.000
2,22
500.000
1,11
1.500.000
3,33
10.000.000
22,22
Minggu
1
1,11
1,11
1,11
1,11
11,11
11,11
1,48
1,48
6,67
6,67
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan pondasi
2.000.000
4,44
6.000.000
13,33
Pekerjaan atap
7.000.000
15,56
Pekerjaan langit-langit
2.000.000
4,44
2,22
2,22
Pekerjaan lantai
5.000.000
11,11
5,56
5,56
10
Pekerjaan finishing
10.000.000
22,22
NILAI NOMINAL
45.000.000
0,56
10
0,56
1,11
1,48
7,78
7,78
11,11
11,11
100,00
PRESTASI PERMINGGU
1,11
1,67
1,67
12,22
13,70
8,15
15,93
15,56
18,89
11,11
PRESTASI KUMULATIF
1,11
2,78
4,44
16,67
30,37
38,52
54,44
70,00
88,89
100,00
Menyusun Kurva S
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing
kegiatan pada suatu metode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertical
sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk
demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit,
kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cuku besar, lalu pada akhir
proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan,
pendekatan yang dilakukan dapat perhitungan persentase berdasarkan biaya per item
pekerjaan/ kegiatan dibagi total anggaran atau berdasarkan volume rencana dari
komponen kegiatan terhadap volume total kegiatan.
Secara umum langkah-langkah menyusun kurva S adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu,
dijumlahkan secara kumulatif.
5.
Angka kumulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y (ordinat)
dalam grafik dan waktu pada sumbu x (absis).
6.
BARCHART KURVA S
PROYEK: CONTOH
LOKASI: XYZ
No.
Deskripsi Kegiatan
Nilai
Durasi
Bobot
Rupiah
Minggu
1.000.000
2,22
500.000
1,11
1.500.000
3,33
10.000.000
22,22
Minggu
1
1,11
1,11
1,11
1,11
11,11
11,11
1,48
1,48
6,67
6,67
Pekerjaan persiapan
Pekerjaan pondasi
2.000.000
4,44
6.000.000
13,33
Pekerjaan atap
7.000.000
15,56
Pekerjaan langit-langit
2.000.000
4,44
2,22
2,22
Pekerjaan lantai
5.000.000
11,11
5,56
5,56
10
Pekerjaan finishing
10.000.000
22,22
NILAI NOMINAL
45.000.000
0,56
10
0,56
1,11
1,48
7,78
7,78
11,11
11,11
100,00
PRESTASI PERMINGGU
1,11
1,67
1,67
12,22
13,70
8,15
15,93
15,56
18,89
11,11
PRESTASI KUMULATIF
1,11
2,78
4,44
16,67
30,37
38,52
54,44
70,00
88,89
100,00
Untuk proyek jalan raya, pemasangan pipa, terowongan, dan sebagainya dimana
progress proyek diukur berdasarkan panjang horizontalnya, istilah penjadwalan
berupa: Time Versus Distance Diagrams (Gorman 1972); Linear Balance Charts
(Barrie and Paulson 1978); Velocity Diagrams (Dressler 1980); or Linear Scheduling
Method (LSM) (Johnston 1981, Chrzanowski and Johnston 1986, Russell and
Casselton 1988).
LoB juga berfungsi sebagai media control dan monitoring, karena bisa
digunakan untuk menunjukkan jumlah pekerjaan yang sudah selesai dalam kurun
waktu tertentu, sehingga tingkat produksi bisa selalu dikontrol apakah sesuai dengan
rencana awal. Hal ini ditunjukkan oleh lead times. Lead times adalah waktu yang
harus dilalui suatu pekerjaan sampai seluruh kegiatan selesai.
Interupsi
Interupsi adalah adanya penghentian atau penundaan kegiatan untuk suatu
waktu tertentu yang ditunjukkan dengan garis mendatar pada garis alir kegiatan.
Banyak penyebab terjadinya interupsi, antara lain: sumber daya yang terhenti,
kesulitan teknis dan sebagainya.
= Interupsi
Restraint
Restranint adalah waktu tunggu antara selesainya suatu kegiatan dengan
mulainya kegiatan yang lain. Hal ini terjadi antara lain karena kedua kegiatan
mempunyai sumber daya yang sama dan jumlahnya terbatas sehingga diperlukan
waktu transfer sumber daya dari kegiatan sebelumnya.
= Restraint
Buffer
Buffer adalah jarak yang diperlukan antara dua kegiatan. Jarak dapat berupa
lokasi (buffer lokasi) maupun waktu (buffer waktu). Buffer waktu mempunyai
duakonsep yaitu: buffer waktu minimum dan buffer waktu maksimum.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gambar 2.10. Diagram LoB transfer dari barchart untuk 3 unit berulang
2.
3.
4.
2.
3.
Dalam network dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda
atau ditepati.
4.
5.
6.
7.
Metode network planning terdiri atas Activity On Arrow (AOA) dan Activity
On Node (AON) atau dikenal dengan Precedence Diagram Method.
Jalur Kritis
Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan kemudian menentukan
jalur kritis dapat dilakukan perhitungan kedepan (forward analysis) dan perhitungan
kebelakang (backward analysis). Perhitungan kedepan (forward analysis) dilakukan
untuk mendapatkan besarnya Earliest Start dan Earliest Finish. Yang merupakan
predecessor adalah kegiatan I, sedangkan kegiatan yang dianalisis adalah kegiatan J.
Catatan:
Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan maka
diambil nilai terbesar
Jika tidak ada/ diketahui FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable maka
ESj dihitung dengan cara berikut: ESj = EFj Dj
Catatan:
Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan maka
diambil nilai terkecil
Jika tidak ada/ diketahui FFij atau FSij dan kegiatan non-splitable maka
LFj dihitung dengan cara berikut: LFj = LSi + Di
= Durasi Kegiatan
Kegiatan Splitable
Sebuah kegiatan yang dapat atau harus dihentikan untuk sementara pada suatu
saat dan kemudian dilanjutkan kembali beberapa saat kemudian dinamakan kegiatan
splitable. Contoh kegiatan ini adalah pengecoran beton untuk elemen structural
bangunan gedung (balok, kolom, plat lantai).
Kegiatan Non-Splitable
Hitungan kedepan (forward analysis)
ESj = EFj Dj
LSi = LFi Di
EFj = ESj Dj
LFi = LSi Di
EFj ESj = Dj
LFi LSi = Di
Float
Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam suatu
kegiatan sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat ditunda atau diperlambat
secara sengaja atau tidak disengaja. Akan tetapi, penundaan tersebut tidak
menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya. Float dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float dan free float.
Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan atau
perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi penyelesaian proyek secara
keseluruhan. Free Float adalah sejumlah waktu yang tersedia untu keterlambatan
atau perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan
yang langsung mengikutinya.
Pengertian Lag
Link lag adalah garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu network
planning. Perhitungan lag dapat dilakukan denga cara:
Hubungan Overlapping
Hubungan antara kegiatan I dengan kegiatan J dapat dibedakan menjadi empat
macam, yaitu:
1.
2.
3.
4.
Gambar 2.21. Contoh penggunaan penjadwalan proyek metode PDM pada konstruksi perumahan untuk 3 unit berulang
(Sumber:Jurnal Media Teknik Sipil, Budi Laksito, 2005)