You are on page 1of 12

Laporan Praktikum

PLANT ANATOMY AND PHYSIOLOGY

STOMATA

DISUSUN OLEH

Dika Muftia Patappa


NIM F05112072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013

ABSTRAK
Stomata is a gap in the epidermal cells which limited by two lids that
contain chloroplasts and have a different shape and functions. Stomatal function
as their entrance CO2 from the air during photosynthesis, as a way of
evaporation (transpiration), and as a way of breathing (respiration). The purpose
of the practicum is to observe the stomata types in plants and observe dikotil
monokotil leaf epidermal structure. We made observations on Oryza sativa leaf ,
Ficus elastica leaf, Nymphaea sp. leaf, and Arthocarpus Integra. Ficus elastica
preparations has kriptofor type. In Artocarpus integra preparations, has
anomositik type . In Nymphaea sp. Preparation has menonjol type. Type of
stomata influenced by environmental conditions, habitat and anatomy of the crop
plant itself. Type of stomata in dicot plants consists of Anomocytic, Anisocytic,
Cyclocytic, Diacytic, Paracytic, Parallelocytic. Monocots plants have stomata
Gramineae type, and type mononjol. In addition stomatas types are others like
the type paneropor and kriptopor, Heleborus, Mnium and Amaryllidaceae.
Keywords: Stomata, type of stomata, transpiration, kriptofor, dicots, monocots,
anomositik, halter, kidney

Stomata adalah suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel
penutup yang berisi kloroplas dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berlainan
dengan epidermis. Stomata berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara
pada proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernapasan (respirasi). Tujuan pada praktikum stomata ini adalah untuk
mengamati tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil-monokotil dan mengamati
struktur epidermis daun dikotil dan monokotil. Untuk itu dilakukan pengamatan
preparat segar pada daun Oryza sativa, Ficus elastica, Nymphaea sp., dan
Arthocarpus integra. Ficus elastica memiliki tipe stomata kriptofor. Artocarpus
integra memiliki tipe stomata anomositik. Nymphaea sp. memiliki tipe stomata
menonjol. Tipe stomata dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman
tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tipe stomata pada tumbuhan dikotil
terdiri

dari

Anomocytic,

Anisocytic,

Cyclocytic,

Diacytic,

Paracytic,

Parallelocytic. Pada tumbuhan monokotil memiliki tipe stomata Gramineae, dan


tipe mononjol. Selain tipe-tipe tersebut terdapat tipe-tipe stomata yang lain seperti
tipe paneropor dan kriptopor, Heleborus, Mnium dan Amaryllidaceae..

Kata kunci : Stomata, tipe stomata, transpirasi, kriptofor, dikotil, monokotil,


anomositik, halter, ginjal

PENDAHULUAN
Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan.
Stomata berbentuk pori-pori kecil, biasanya di sisi bawah daun, yang dibuka atau
ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga.
Ketika terbuka, stomata memungkinkan CO2 untuk memasuk ke daun untuk
melakukan sintesis glukosa, dan juga memungkinkan untuk air (H2O) dan oksigen
bebas (O2) untuk keluar. Selain membuka dan menutup stomata (perilaku
stomata), tanaman menggunakan kontrol atas pertukar gas mereka dengan
memvariasikan kepadatan stomata dalam daun ketika mereka baru diproduksi
(seperti pada musim semi atau musim panas). Stomata per satuan luas (kepadatan
stomata) bisa mengambil banyak O2, dan semakin banyak air yang dapat
dilepaskan. Jadi, lebih tinggi kerapatan stomata dapat sangat memperkuat potensi
untuk kontrol perilaku atas kehilangan kadar air dan penyerapan CO2 (Grant dan
Vatnick,2009).
Stomata dapat juga ditemukan pada mahkota bunga, putik, tangkai sari ,
daun buah dan biji tetapi biasanya stomata tersebut tidak berfungsi (Haryanti,
2010)
Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh
beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata
tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi
karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan
penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada
kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk
menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan

menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan menutup


stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif
sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan.
Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman
tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air
memiliki stomata dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran
besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air
memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2006).
Stomata ini berfungsi sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada
proses fotosintesis, sebagai jalan penguapan (transpirasi), dan sebagai jalan
pernapasan (respirasi). Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata
merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan
system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal
ini sangat menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan
fotosintesis (Moore, 1988).
Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban
atmosfer. Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang
antar sel melebihi titik kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam
mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang
rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 350C) biasanya
menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung
tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik
sehingga CO2 dalam daun juga naik. Stomata membuka karena meningkatnya
pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun
sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa
lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi
bukaan stomata. (Salisbury dan Ross, 1995).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang
mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut

(solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka
potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor
sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk
memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam
sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).
Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi
karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satusatunya

faktor

yang

diketahui

dapat

digunakan

untuk

mengendalikan

perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada


pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang
menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada
permukaan daun (Johnson et.al., 2002).
Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata
untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh
permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada
kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas
50% absorpsi CO2 mulai konstan. (Nasaruddin, 2002).
Sel penjaga pada tanaman dikotil umumnya berbentuk seperti sepasang
ginjal. Keunikan dari sel penjaga ini adalah bahwa serat halus selulosa (cellulose
microfibril) pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan
yang demikian disebut sebagai miselasi radial (radial micellation). Karena serat
selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air, maka sel ini
tidak dapat membesar diameternya, tetapi dapat memanjang. Karena sepasang sel
penjaga ini melekat satu sama lain pada kedua ujungya, maka jka keduanya
memanjang (akibat menyerap air) maka keduanya akan melengkung ke arah luar.
Kejadian ini akan menyebabkan celah stomata terbuka (Lakitan,2007).
Kadang stomata hanya terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga
sering ditemui pada kedua permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat
dibawah permukaan daun. Daun teratai mempunyai stomata di bagian atas daun,
dan tumbuhan yang terendam air tidak memiliki stomata sama sekali. Stomata
pada umumnya membuka pada saat matahari mulai terbit dan menutup saat hari
gelap, sehingga memungkinkan masuknya CO yang diperlukan untuk fotosintesis

di siang hari. Umumnya proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam, dan


penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore (Dwidjoseputro, 1984).
Stomata regulate the exchange of gases between leaves and the atmosphere,
and thus control the water use efficiency of photosynthesis, i.e., the balance
between water loss and CO2 uptake. The development of stomata (about 400
million years ago) is therefore considered a key event in the evolution of
advanced land plants (Hetherington & Woodward, 2003). Stomatal diffusion
resistance, and hence conductance, is directly related to the size and spacing of
stomata on the leaf surface (Jones, 1992), and so guard cell length and stomatal
density can both be considered important ecophysiological parameters (Beerling,
Chaloner, Huntley, Pearson, & Tooley, 1993). There is a general negative
correlation between guard cell length and stomatal density (Carpenter & Smith,
1975). Across functional groups, and even including fossil plants, this
relationship is almost exactly compensatory: Although stomatal densities ranging
from 5 to 1,000 mm2 are observed, the concurrent changes in mean guard cell
length result in a nearly constant (on the mean) stomatal conductance
(Hetherington & Woodward, 2003). Guard cell length and stomatal density are
both sensitive to growth environment, and there is considerable genotypic
variation and phenotypic plasticity for these two traits. In a common-garden
experiment, stomatal density and guard cell length varied among provenances of
Azadirachta indica, and stomatal density correlated with leaf-level net
photosynthesis and whole-plant dry weight (Kundu & Tigerstedt, 1998). Other
comparative studies have indicated that xeric species typically have higher
stomatal densities than mesic species (Carpenter & Smith, 1975), and sun leaves
typically have higher stomatal densities than shade leaves (Hanson, 1917;
Lichtenthaler, 1985).
Stomata mengatur pertukaran gas antara daun dan atmosfer, dengan
demikian

efisiensi

penggunaan

air

fotosintesis

akan

terkontrol,

yaitu

keseimbangan antara kehilangan air dan penyerapan CO2. Perkembangan stomata


( sekitar 400 juta tahun yang lalu ) karena itu dianggap sebagai peristiwa penting
dalam evolusi tanaman darat canggih. Resistensi stomata difusi , dan karenanya
konduktansi , secara langsung berkaitan dengan ukuran dan jarak dari stomata

pada permukaan daun, dan begitu panjang sel penjaga dan kepadatan stomata
keduanya bisa dianggap parameter penting ekofisiologis. Ada korelasi negatif
umum antara panjang sel penjaga dan kepadatan stomata. Di kelompok
fungsional, dan bahkan termasuk tanaman fosil, hubungan ini hampir persis
kompensasi : Meskipun kepadatan stomata berkisar antara 5 sampai 1.000 mm - 2
diamati, perubahan bersamaan dalam rata-rata hasil penjaga panjang sel dalam
hampir konstan ( pada mean) stomata. Panjang sel penjaga dan kepadatan stomata
keduanya peka terhadap lingkungan pertumbuhan, dan ada variasi genotipik yang
cukup besar dan plastisitas fenotipik untuk dua sifat-sifat ini. Dalam sebuah
percobaan panjang , kepadatan stomata dan penjaga sel common- taman bervariasi
antara provenan dari Azadirachta indica, dan kepadatan stomata berkorelasi
dengan fotosintesis bersih daun - tingkat dan seluruh bobot kering tanaman. Studi
banding lain telah menunjukkan bahwa spesies xeric biasanya memiliki kepadatan
stomata lebih tinggi dari spesies mesic, dan matahari daun biasanya memiliki
kepadatan stomata lebih tinggi dibandingkan daun naungan. (N. Holland, 2009)

METODOLOGI
Praktikum mengenai stomata, dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2014 di
Laboratorium Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Tanjungpura Pontianak, pukul 15.30 WIB - selesai.
Adapun alat dan bahan yang digunakan saat praktikum ini, yaitu alat yang
digunakan berupa mikroskop, silet, pipet tetes, beaker glass, gelas objek, dan kaca
penutup. Sedangkan bahan yang digunakan berupa preparat segar daun Ficus
benjamina, daun Graminae sp, daun Nymphaea sp, daun Atrhocarpus integra dan
air.
Metode pada praktikum ini yaitu preparat segar daun Ficus benjamina, daun
Graminae sp, daun Nymphaea sp, dan daun Atrhocarpus integra. Masing-masing
disiapkan untuk disayat setipis mungkin bagian bawah epidermis dengan silet dan
diletakkan pada gelas objek dan ditetesi dengan air secukupnya serta ditutupi
dengan kaca penutup. Kemudian diamati dengan mikroskop dengan perbesaran
yang lemah ke perbesaran yang besar. Kemudian diamati stomata dan sel

epdermisnya lalu digambar serta diberi keterangan, dan ditulislah tipe stomata
dari masing-masing tumbuhan daun tersebut.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Anatomi epidermis Ficus sp

Gambar 3. Anatomi epidermis Nymphaea sp

Gambar 2. Anatomi epidermis Arthocarpus integra

Gambar 4. Anatomi epidermis Oryza sativa

Stomata daun adalah sarana utama pertukaran gas pada tumbuhan vaskuler.
Stomata memiliki pori-pori kecil, biasanya disisi bawah daun, yang dibuka atau
ditutup di bawah kendali sepasang sel berbentuk pisang yang disebut sel penjaga.
Fungsi utama stomata adalah untuk memungkinkan gas seperti karbon dioksida,
uap air, dan oksigen bergerak cepat masuk dan keluar dari daun, yang terjadi baik
pada bagian permukaan atas daun maupun bawah daun.

Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga, yang membentuk


seperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk seperti halter pada tumbuhan
monokotil. Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel tetangga epidermal disekitar
ruangan udara, sampai kejaringan ruangan udara pada daun. Sel penjaga
mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk.
Fungsi stomata:

Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis

Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\

Sebagai jalan pernafasan (respirasi)

Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari
sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya
disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan
disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas
yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga
sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel penjaga dan sel tetangga,
stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Stomata mesogen, yaitu sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
2. Stomata perigen, yaitu sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang
berdekatan dengan sel induk stomata.
3.

Stomata mesoperigen, yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya

berbeda, yang satu atau beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama,
sedangkan yang lainnya tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel epidermis yang ada di
samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata, yaitu:
1. Anomositik, sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda
ukuran dan bentuknya dari sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae,
Cucurbitaceae, Mavaceae.

2. Anisositik, sel penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama
besar. Misalnya pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
3. Parasitik, setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan
sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada
Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, Mimosaceae.
4. Diasitik, setiap stoma dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus
terhadap sumbu panjang sel penutup dan celah. Pada Caryophylaceae,
Acanthaceae.
Bila dilihat hasil pengamatan, pada daun Ficus spmemiliki tipe stomata
yang berupa tipe siklositik dimana sel penutupnya berbentuk ginjal dan dikelilingi
oleh empat buah sel tetangga atau lebih yang tersususn secara teratur membentuk
lingkaran kecil yang mengelilingi stomata, sedangkan berdasarkan letak sel
penutupnya terhadap permukaan epidemis tanaman Ficus sp ini memiliki tipe
kriptopor yaitu tipe stomata yang letaknya tengelam terdapat dalam permukaan
daun.
Arthocarpus integra memiliki tipe stomatanya berupa tipe diasitik dan
memiliki sel penutup berbentuk ginjal dan dikelilingi oleh dua buah sel tetangga
dengan dinding pemisah yang tegak lurus, sedangkan menurut letak sel
penutupnya terhadap permukaan epidermis maka Arthocarpus integra ini
memiliki tipe stomata kriptopor yaitu tipe stomata yang letaknya tenggelam
terdapat dalam permukaan daun,terdapat pada tumbuhan yang berdaun tebal.
Nymphaea sp. memilki tipe stomata menonjol dimana sel penutupnya lebih tinggi
dari pada sel epidermisnya, terdapat pada tumbuhan air yang daunnya terapung.
Sedangkan pada daun Oryza sativa tipe stomatanya adalah tipe Gramineae dengan
ciri-ciri sel penutup berbentuk halter, bagian ujung-ujungnya membesar, dinding
sel pada ujung-ujung yang membesar relative tipis daripada dinding sel bagian
bawahnya dan arah membuka sel penutupnya sejajar dengan permukaan
epidermis.
Menurut ( Lestari, 2005 ) bahwa tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu
sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan
kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan

relative besar, sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan
kerapatan tinggi.

KESIMPULAN
Pada preparat yang digunakan, untuk tanaman Ficus sp ini memiliki tipe
kriptopor yaitu tipe stomata yang letaknya tengelam terdapat dalam permukaan
daun. Arthocarpus integra memiliki tipe stomata kriptopor yaitu tipe stomata
yang letaknya tenggelam terdapat dalam permukaan daun,terdapat pada tumbuhan
yang berdaun tebal. Nymphaea sp. memilki tipe stomata menonjol dimana sel
penutupnya lebih tinggi dari pada sel epidermisnya, terdapat pada tumbuhan air
yang daunnya terapung. Gramineae sp. tipe stomatanya adalah tipe Gramineae
dengan ciri-ciri sel penutup berbentuk halter, bagian ujung-ujungnya membesar,
dinding sel pada ujung-ujung yang membesar relative tipis daripada dinding sel
bagian bawahnya dan arah membuka sel penutupnya sejajar dengan permukaan
epidermis.
Tipe stomata yang berbeda ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, habitat
tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri.

SARAN
Sebaiknya tidak ada kelompok yang membuat lebih dari satu preparat.

DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D., 1984, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, PT. Gramedia, Jakarta.
Grant, B. and Vatnick.2009.Environmental Correlates of Leaf Stomata
Density.Journal of Biology(1): 1-5.
Johnson,

D.M.,

W.K.Smith,

M.R.

Silman.

2008.

Climate-independent

paleoaltimetry using stomatal density in fossil leaves as a proxy for CO2


partial pressure. Biology journal (27) 109-117
Lakitan,Benyamin.2007. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan
kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Jurnal
Biodiversitas 7(1): 44-48.
Moore at al, 1988. Botany. McGraw-Hill companies inc.USA
Haryanti, 2010. Jumlah Stomata pada Monokotil dan Dikotil. Jurnal Anatomi
dan Fisiologi Vol. XVIII, No. 2, Oktober 2010
Holland. 2009. Stomatal Length Correlates with Elevation of Growth in Four
Temperate Species. Journal of Sustainable Forestry, 28:6373, 2009
Copyright Taylor & Francis Group, LLC ISSN: 1054-9811 print/1540756X online. DOI: 10.1080/10549810802626142.

You might also like