Professional Documents
Culture Documents
MAGELANG II
STUDIO
ANALISIS
WILAYAH
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Analisis
Kabupaten Magelang pada waktu yang telah ditentukan. Dalam
penyusunan laporan ini kami mendapatkan banyak masukan dan
kritik membangun dari berbagai pihak yang sangat membantu kami
dalam pengembangan ide. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
kepada:
1.
2.
3.
4.
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak dan
dapat menjadi pertimbangan dalam pengembangan Kabupaten
Magelang di masa yang akan datang. Kami menyadari bahwa dalam
laporan memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami menerima kritik
serta saran pembaca.
Yogyakarta, 6 Januari 2013
Penyusun
daftar isi
DAFTAR
!
"
#
$
Isi
Tabel
Gambar
('
$"
)*
)'
PENDAHULUAN
%"
%&
%&
%'
%'
%#
%#
%(
Latar Belakang
Rumusan Masalah
KARAKTERISTIK
& KECENDERUNGAN
!%
"#
&(
Karakteristik Ekonomi
'(
Karakteristik Sarana
& Prasarana
%*!
%*#
%%&
GAGASAN
PENGEMBANGAN
%!"
%!"
%!&
%!&
%!'
%!'
Agropolitan
Agrowisata
Agro - Forestry
Agroindustri
Industri
Keterkaitan Dengan Isu
di Kabupaten Magelang
Karakteristik Penduduk
$"
%!&
DAFTAR TABEL
!"
!'
!'
!#
!$
!)
&%
&!
&"
Tabel 2.9 Persentase Penduduk 15 Tahun ke Atas menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan Tahun 2007 - 2011
&&
&'
&#
&&
Tabel 2.13 PDRB Kabupaten Magelang ADHK (dalam juta rupiah) tahun
2007-2011
'%
'"
''
'&
''
DAFTAR TABEL
#(
(*
((
$*
Tabel 3.2 Angka Partisipasi Sekolah (APrS) Menurut Kelompok Umur dan
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2009
-2011
$"
$#
$$
$)
)*
)!
)"
Tabel 3.9 Jumlah Bangkitan Perjalanan, Jumlah Pertanian Serta PDRB Kabupaten Magelang Tahun 2010
)#
Tabel 3.10 Korelasi Bangkitan Perjalanan, Jumlah Pertanian Serta PDRB Kabupaten Magelang Tahun 2010
DAFTAR TABEL
%*$
%*)
%%'
%%#
Tabel 3.19 Strategi dan Sasaran Penanggulangan Krisis Sektor Air Bersih
Kabupaten Magelang
DAFTAR GAMBAR
!!
!"
!&
!(
"*
"%
""
"&
"'
"(
")
'$
#'
##
(*
(#
((
Gambar 3.2 Peta Kepadatan Penduduk Bruto Kabupaten Magelang tahun 2011
($
$%
$&
DAFTAR GAMBAR
$'
$#
$(
$$
$)
)'
)$
))
Rawan
Bencana
Angin
Putting
Beliung
%** Gambar 3.14 Peta Pola Perjalanan Kabupaten Magelang tahun 2012
%*% Gambar 3.15 Timbunan Komoditas yang tidak terangkut
%*!
%*"
%*&
%%*
%%%
%%"
%%&
%%#
Gambar 3.21 Peta Sawah Irigasi Teknis dan Non Teknis Kabupaten Magelang
Gambar 3.22 Peta Cadangan Produksi Beras Kabupaten Magelang
Overlay
Permukiman
dan
Daerah
Kemarau
DAFTAR GRAFIK
!(
"!
"(
"$
")
&*
&*
&%
&&
&#
&$
&)
'*
'%
'#
'$
')
#*
DAFTAR GRAFIK
!"
!#
!$
!%
!&
!'
("
(&
(!
()
'!
'(
')
)#
Grafik 3.7 Perkembangan Jumlah SD, SMP, SMA Kabupaten Magelang Tahun 2007-2011
)#
)#
DAFTAR GRAFIK
)&
)(
))
%*#
%%'
%%#
PENDAHULUAN
!"#$%&'()*)'%
1. Latar Belakang
Pembangunan suatu wilayah
sangat mempengaruhi
terbentuknya dinamika yang
terjadi di dalamnya. Dinamika
menciptakan suatu pola interaksi
serta pergerakan wilayah
tersebut. Pengaruh terjadinya
hal tersebut adalah terciptanya
potensi serta permasalahan yang
timbul pada suatu wilayah.
Dalam merencanakan suatu
wilayah perlu dilakukan suatu
proses perencanaan dimana dalam
proses tersebut harus dilakukan
secara berurutan dan kontinyu
agar tercipta suatu rencana yang
satu dari proses perencanaan
dimana analisis bertujuan
untuk memberikan gambaran
nyata dari suatu wilayah yang
diamati. Dalam melakukan
analisis dibutuhkan berbagai
macam data yang berhubungan
dengan wilayah tersebut. Datadata tersebut selanjutnya akan
dianalisis dan dicari keterkaitan
antara satu dengan yang lain.
Untuk lebih menyederhanakan
dalam melakukan analisis suatu
wilayah hendaknya dibuat
berbagai sektor yang terdiri dari
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
2. Rumusan Masalah
Berbagai potensi serta masalah
yang muncul dari hasil analisis
hendaknya memberikan gambaran
nyata bagaimana keadaan nyata
dari Kabupaten Magelang. Kondisi
ini diharapkan dapat menghasilkan
suatu analisis yang dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam
perencanaan yang efektif dan
berkelanjutan dimasa yang akan
datang. Hasil yang diharapkan
dari analisis yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Hasil analisis kecenderungan
per sektor
2. Munculnya suatu masalah dari
analisis yang dilakukan
3. Munculnya potensi dari analisis
yang dilakukan
kondisi sarana dan prasarana
yang tersedia. Laporan ini juga
bertujuan untuk menganalisa
berbagai kondisi tersebut dan
mengetahui berbagai masalah dan
potensi yang muncul terkait dalam
usaha pembangunan Kabupaten
Magelang agar dapat diantisipasi
maupun acuan dalam perencanaan
yang akan datang.
3.2 Sasaran
Dari analisis yang telah dibuat
hendaknya didapatkan berbagai
macam kesimpulan. Kesimpulan
tersebut dapat berupa
permasalahan maupun potensi
yang muncul sehingga nantinya
analisis tersebut dapat dijadikan
sebagai acuan dalam perencanaan
pengumpulan data serta analisis
yang dilakukan adalah :
1. Tersedianya data yang lengkap
yang kemudian berguna untuk
perencanaan kedepannya.
2. Adanya analisis kecenderungan
wilayah menggambarkan secara
nyata keadaan di Kabupaten
Magelang.
3. Adanya analisis yang saling
terkait antar sektor yang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
hasil wawancara.
3. Pencarian referensi dari
pengumpulan data dilakukan
dengan cara mengunjungi
berbagai inatansi yang terkait
kemudian mengumpulkan data
yang telah dimiliki oleh instansi
tersebut. Jenis data yang
dikumpulkan sesuai dengan
kebutuhan untuk menganalisis
Kabupaten Magelang.
c. Normatif
tanggapan atas kondisi yang
berlaku maupun rencana
pengembangan Kabupaten
Magelang.
7. Dasar Hukum
Dalam proses penyusunan laporan
dan buku Analisis Kabupaten
Magelang kami menyertakan
berbagai sumber terkait untuk
dijadikan landasan dan pedoman
dalam proses analisis data
serta penyusunannya. Untuk
menganalisis kami menggunakan
beberapa dasar utama seperti
itu kami juga menggunakan
UU Penataan Ruang Nomer 26
tentang Tata Cara Perencanaan
Ketahanan Pangan.
pakai dalam proses analisis dan
penyusunan buku ini beberapa
diantaranya adalah: Provinsi Jawa
Kabupaten
Kabupaten Magelang. RTRW
Kabupaten Magelang mencakup
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
Kepala Daerah yang memuat
lintas satuan kerja perangkat
disertai dengan rencana kerja
dalam kerangka regulasi dan
kerangka pendanaan yang bersifat
indikatif.
Merupakan kondisi terpenuhinya
pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari ketersediaan
}~
ketahanan pangan adalah:
a. Pertama
jumlah kalori yang dibutuhkan
untuk kehidupan yang aktif
dan sehat.
b. Kedua
hak (entitlements) untuk
menukarkan (exchange)
pangan ataupun menerima
sebagai pemberian (transfer).
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE3HQGDKXOXDQ
karakteristik &
kecenderungan
w i l aya h
!!"#$%$#&'%!(&!#)*
#'+',-'%.,/$,)0!1$2$3)
1. Karakteristik Fisik Dasar
1.1 Keadaan Umum
Kabupaten Magelang merupakan
secara administrasi termasuk
dan menguntungkan karena
terletak pada jalur persimpangan
Kabupaten Magelang merupakan
Solo.
}
~
fungsional Kabupaten Magelang
Salaman, Kecamatan Borobudur,
Salam, Kecamatan Srumbung,
Muntilan, Kecamatan Mungkid,
Wonosobo dan Kabupaten
Temanggung
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
cakup 21 kecamatan. Kecamatan
km2}z~
2 }z~
ada di Kabupaten Magelang pada
1
permukaan, model tiga dimensi,
tuk permukaan saja, tetapi juga
atas permukaan laut, ketinggian
permu
kaan laut,
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
No
1
Kemiringan
Bergelom
bang sam
pai berom
bak
Bergelom
bang sam
pai berbukit
Berbukit
sampai
gunung
}z
~
Sebagian besar kecamatan (17
~z
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Magelang, terbagi menjadi:
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
#$%&'$&%()*+*,
-./*0*,
2//&3.*/(45/*6&
<DDD
!7/&8*%9
2//&3.*/(;"'/*$()&*
45<*=*$*+(>*+?"+7*+@(>"%"6&?&%@(;*+?.=&/0"@(A5%$"0&?*+@(
DD^dd
<Z<C
>
<<t^
D&'&+9
<><C
>d
>
45<*=*$*+(#*/*=*+(?*+(>"%"6&?&%9
<>
>
<^<^d
t
<<
d>
<EW^
><
45<*=*$*+(I%*6*7(?*+(!7*6/*'9
Z
<^DD^
#*/*=@(?*+(!7/&8*%9
45<*=*$*+(I%*6*7(?*+(!7*6/*'9
1L
<'EW^
11
>
^<D
'^d>
<t<<^C
^'Wd^
<D
1:
<Z<C
>
<t<<
Tabel 2.3 Kedalaman Lahan di Kabupaten Magelang
!"
45?*/*=*+
-./*0*,
C
=&'***+($*+*,
#56*7.*+(8./*0*,(?.(45<*=*$*+(#%&=6&+7(?*+(D&'&+(6*7.*+(
<
BL(C(GL(<=(?.(6*8*,(
#56*7.*+(8./*0*,(?.(45<*=*$*+(#%&=6&+7@(D&'&+@(>"%"6&?&%@(
<dt
M(GL(<=(?.(6*8*,(
^<D
Sumber: RTRW Kabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
>^
D2#P%"7"
B9:BJ@KL('=:(NK1QO
D2#P*65/*+$
1LB('=:(N:@JKQO
Angka 2011
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
erosi, dikarenakan air limpasan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
00
())*
11
00
())+
21
00
()),
11
00
())21
00
()).
21
00
())/
21
4&'$&56
89:5$&56;
2&59<
=>56%
296
4$'6
4$%6
=?$@<$@
A9><91:95
BC<":95
!"D91:95
E9@91:95
()
(,
3/
3,
3)
+
)
3
(
.
3.
(,
-/,
--,
(++
7(
3()
,3
)
3+
/
3)/
*(/
,3(
(3
(3
(,
3+
3,
(
33
)
,
,
((
(/
*(.
(/7
(.7
(),
(,*
3)
3,,
)
3+
3.
-3(
-)(
3.
((
()
3,
*
3)
/
*
3(
.
3)
+*/
-(*
+-7
3+.
3(
-(
7)
*,
373
3))
*-,
)
((3.
3/
3/
3
)
)
)
+
(/
+./
*.)
3,7
(/)
*)7
7
)
)
)
3(
3*)
,./
33
(,
(,
((
3(
)
)
)
+
3(7
3*)
+3-),
*+(
+7
/*
)
+
)
/)
(7,
+-/
37
(+
(3
3.
33
+
3
,
3,
((
+3(
+.*
*,3
(3*
3(.
+*
+7
3)
+*
-*
*++*(
Jumlah
144
2827
169
2763
133
2532
144
2325
150
2472
151
2562
#$%&'
longsor namun dapat juga sebagai
pertanian jika dibuat perencanaan
potensial untuk mengalirkan
gunung merapi, namun disisi
dingin terutama pada saat musim
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Luas Lahan
(Ha)
Jenis Lahan
Persentase
Lahan Pertanian
a.
Irigasi teknis
6623
17,79
b.
5270
14,16
c.
Irigasi sederhana
8809
13,67
d.
8263
22,20
e.
Tadah hujan
8255
22,18
37220
100,00
Lahan Kering
a.
Tegal kebun
36234
85,82
b.
Perkebunan
256
0,61
c.
2971
7,04
d.
Kolam/Tebet/empang
152
0,36
e.
0,00
f.
2603
6,17
42218
100,00
a.
17024
58,44
b.
Hutan negara
7874
27,03
c.
Lainnya
4234
14,53
29132
100,00
13045
28,20
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
mendominasi dibandingkan
Kabupaten Magelang penggunaan
}~
semua kecamatan di Kabupaten
belum terencana.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
analisa skoring tersebut, didapat
perindustrian. Secara spasial
kecamatan di Kabupaten Magelang
dapat dikembangkan kegiatan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
P
H
Lw =
Dt0,01 +
Dt0,03
P + H
P + H
dirinci menurut kecamatan,
2011, di Kabupaten Magelang
tampung Kabupaten Magelang
jika dibandingkan dengan
Kabupaten Magelang itu sendiri.
penduduk Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang:
Penduduk dan Daya Tampung
Kabupaten Magelang Tahun 2011
Keterangan:
}~
}~
}~
}~
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Kecamatan Muntilan, dan
Kota Magelang
Kecamatan Kaliangkrik,
Kecamatan Secang,
Mungkid dilakukan dengan
Mungkid merupakan ibukota
Kabupaten Magelang, dimana di
kecamatan ini terdapat berbagai
mengurusi otonomi di kabupaten
Kecamatan Mungkid memiliki
di Kabupaten Magelang.
Kecamatan Salam,
Kecamatan Srumbung,
Kecamatan Pakis,
Kecamatan Ngablak,
Kecamatan Windusari,
Kecamatan Bandongan,
dan Kecamatan Kajoran
Kecamatan Muntilan, dilakukan
Kecamatan Muntilan ini merupakan
pusat kegiatan ekonomi di
Kabupaten Magelang. Pada
kecamatan ini terdapat berbagai
Kecamatan Salaman, dan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
peruntukan ruang dalam suatu
ruang untuk fungsi lindung dan
peruntukan ruang untuk fungsi
terkendali serta mampu mengatasi
problematika pada dinamika
magelang.
ruang di Kabupaten Magelang
di Kabupaten Magelang sendiri
Kabupaten Magelang sesuai untuk
peruntukan pertanian, berupa
tanaman semusimdengan sistem
panenbongkar pada beberapa
bulan sekali dengan proses
bongkar pada saat panen seperti
tembakau, padi, dan jagung.
Pada kondisi eksisting, Kabupaten
Tembakau serta surplus pada
magelang dalam pada bidang
2. Karakteristik Penduduk
Penduduk dapat berperan sebagai
subjek sekaligus objek dalam
pemegang kebijakan, penduduk
merupakan objek karena sasaran
Penduduk sebagai aktor
bila direncanakan dengan baik
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
difungsikan sebagai pusat
kegiatan baik itu permukiman
karena efek letusan gunung
Kecamatan Grabag, Secang dan
Sedangkan kecamatan Grabag
batas terluar Kabupaten Magelang
dengan Kabupaten Semarang
strategis juga suasana lingkungan
jelas di Kecamatan Windusari
aksesibilitas transportasi disana.
Selain itu kecamatan kecamatan
Merapi cenderung memiliki sedikit
penduduk seperti Kecamatan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
penduduk di tiap kecamatan
sekitar gunung seperti Kajoran,
!"#$%&'()*+"+",'-"%."'/0$%1%&
2"%-'/0$%1%&'3,#456%7
Kepadatan penduduk bruto di
Kabupaten Magelang terdapat di
Kecamatan Muntilan dan paling
sedikit di Kajoran. Meskipun
paling tinggi namun karena
pula. Kecenderungan kepadatan
maka semakin tinggi kepadatan
penduduk
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
2.3.3 Kepadatan Penduduk Fisiologis
dengan cara membagi antara
bagus jika ditinjau dari kepemilikan
tidak diiringi dengan penggunaan
teknologi maka akan ulit
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
memungkinkan untuk menjadi
Kabupaten Magelang
Tahun 2007 - 2011
penduduk sedikit demi sedikit di
Kabupaten Magelang
b.
c.
Pergerakan Penduduk
(migrasi)
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Kelahiran
Kematian
2007
42,013
30
2008
63,310
32
2009
69,402
54
2010
53,336
58
berbentuk ekspansif, dimana
z
dari total penduduk sedangkan
z
Berdasarkan Umur Tahun 2007 - 2011
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
pembangunan di kabupaten Magelang
Sedangkan untuk penduduk usia lanjut
tinggal di perkotaan.
2007
2008
2009
2010
2011
Salaman
98.95
97.44
97.08
99.74
99.83
Borobudur
123.01
101.79
101.43
100.74
100.76
Ngluwar
101.32
101.62
100.75
97.30
97.29
Salam
103.09
103.95
106.91
99.85
99.69
Srumbung
100.32
101.40
101.51
99.39
99.39
Dukun
96.46
99.01
98.25
99.11
99.08
Muntilan
98.94
98.36
98.17
100.21
100.29
Mungkid
93.36
95.60
94.36
99.05
98.99
Sawangan
100.05
98.73
98.46
102.65
103.29
Candimulyo
99.77
100.91
102.90
101.52
101.94
Mertoyudan
97.80
98.38
98.73
98.45
98.33
Tempuran
99.10
100.76
101.44
102.36
102.56
Kajoran
100.16
102.72
102.01
101.82
101.87
Kaliangkrik
96.85
99.34
98.93
102.17
102.38
Bandongan
100.24
100.87
100.87
102.33
102.64
Windusari
98.21
97.73
97.41
104.55
104.78
Secang
99.38
100.98
100.69
100.33
100.26
Tegalrejo
101.42
106.44
108.50
108.99
108.66
Pakis
97.87
97.65
98.78
100.00
100.43
Grabag
101.40
99.99
98.98
101.71
101.70
Ngablak
100.09
100.76
100.53
101.76
101.99
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
P5+?.?.'*+(0*+7(D.$*=*$'*+
).?*'()*=*$(#D
#D
#AP
#A2
^
:LLHR
F:9B1
G9L1
1J9LF
1F9B1
J9B
:LLJR
:G91B
BE9FH
1K9GH
1:9HK
G9JE
:LLK
:G91F
B:9F
:L9LE
1E9EH
G9JE
:L1L
1H9KK
E:9::
1K9L:
1F9KJ
E9J
:L11
:191E
BB9EJ
:19BB
1K9JE
E9:1
Selain faktor sarana pendidikan,
meneruskan ke tingkat lanjut.
uang (seperti bekerja) bukan
}
~
dengan kemampuan untuk bisa
terlepas dari jerat pengangguran
dengan dibarengi dengan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
2
secara garis besar terbagi dalam
pada angkatan kerja dan bukan
angkatan kerja. Berdasarkan tabel
z
berada pada angkatan kerja. Pada
mengalami penurunan seiring
dengan peningkatan bukan pada
produktif, ataupun lapangan kerja
:<
<
19(#5'"/*,
DZd
B9(S*.++0*
<
DW
:LLH
1LL
119G
GL9GF
:H9HF
1LL
KJ9:H
19HB
:LLJ
1LL
1G91:
GF9HH
1J911
1LL
KG9LJ
B9K:
:LLK
:J9HH
G9JF
1E9J:
H91
H19:B
GK9:G
19KH
:L1L
:L9HE
E9LB
1:9JF
B9JG
HK9:G
HH9FG
19H
:L11
BJ9B:
G9E:
:B91J
J9H:
GE9GJ
G19GK
:9KK
2
Menurut Lapangan Kerja
menurut lapangan kerja ini
mengikuti struktur ekonomi,
disamping
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
dominan di Kabupaten Magelang
perdagangan, jasa dan industri.
tenaga kerja di sektor pertanian
juga mengalami penurunan pula.
berdasar lapangan kerja ini
berfungsi sebagai tolak ukur dalam
mengembangkan sektor ekonomi.
2.7 Ketenagakerjaan
Tabel 2.11 Dependency Ratio Kabupaten Magelang
Tahun 2007 - 2011
)*,&+TU=&%
:LLH
:LLJ
:LLK
:L1L
:L11
LC1E
:JJ@BBK
:KF@:F:
B:J@FJ1
BLH@BLJ
BL:@KEL
1FCGE
HJ1@EEE
HJ1@1FK
HFE@E1K
HJ1@KG1
JLL@1FJ
GFV
K1@EKF
KE@EJB
KH@:1H
K:@EFE
K1@:FF
Z
EJ9GLH(Q
EK9JK:(Q
FG9EE1(Q
F191:B(Q
EK9:GF(Q
mengukur ketenagakerjaan
Ratio ini menunjukkan seberapa
besar beban tanggungan penduduk
sendiri, angka ketergantungan
z
z
ketergantungan semakin tinggi.
produktif kebupaten Magelang
z
semu mengingat tidak semua
penduduk mendaftarkan diri ke
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
kerja. Tetapi dari sampel ini
z
lalu mengalami akumulasi dengan
ketimpangan antara pencari kerja
z
tidak terdaftar di dinas terkait.
lanjut menjadi pengangguran. Hal
2
kerangka demikian, pembangunan
menempatkan manusia sebagai
objek (tujuan) sekaligus
45$5%*+7*+
2+7'*(W*%*C
,
N$*,&+O
2+7'*(A5/5'(
W&%&X(NQO
Z
S*=*(#5'"/*,(
N$*,&+O
P5+75/&*%*+(
ZZ
YPA
:LLH
:LLJ
:LLK
:L1L
GK9K
HL
HL9LH
HL9LH
K19B
K19B
K19BF
K19BF
H91
H91
H9:G
H9:G
Manusia di Kabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
GBG9KG
H:9LJ
3. Karakteristik Ekonomi
dengan angka pengeluaran riil
}~
Magelang terus mengalami
pengeluaran perkapita.
semakin menurun. Penurunan
semakin menurun. Sementara
itu, sektor jasa mengalami
Pertanian
Tanaman Bahan
Makanan
Tanaman
Perkebunan
Rakyat
Peternakan &
Hasil - hasilnya
Kehutanan
2009
2010
2011
1.057.402,65
1.087.510,19
1.127.359,19
1.145.120,42
1.142.912,87
789.918,00
822.206,16
853.154,49
865.979,46
851.581,29
74.808,02
67.879,04
71.802,97
72.180,80
76.984,72
115.241,62
118.761,01
122.267,97
125.785,55
130.552,82
56.289,31
56.613,69
57.310,14
57.905,99
59.034,64
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Perikanan
21.150,70
22.043,29
22.823,62
23.268,68
24.759,40
Pertambangan
dan Penggalian
92.325,93
99.569,34
107.011,64
115.123,12
125.092,78
Industri Pengolahan
685.407,65
715.344,04
738.829,99
766.616,23
794.597,72
19.200,81
19.641,28
20.506,14
22.199,82
23.212,99
Bangunan /
Konstruksi
308.530,57
327.159,81
349.220,84
373.875,83
405.580,50
Perdagangan,
Restoran dan
Hotel
530.289,12
554.143,63
572.258,39
598.255,34
621.357,12
Pengangkutan
dan Komunikasi
197.854,96
208.198,11
218.606,40
232.009,52
245.909,74
Keuangan,
Persewaan dan
Jasa Perusahaan
100.342,61
104.070,61
107.757,65
112.121,22
117.687,44
Jasa - jasa
591.293,35
645.811,58
697.214,44
750.978,51
816.003,29
3.582.647,65
3.761.388,59
3.938.764,68
4.116.390,00
4.292.354,45
3.086.174,72
3.220.248,39
3.351.395,72
3.481.023,26
3.607.405,54
semakin berkemabng karena
lokasi Kabupaten Magelang
di pinggir jalan tersebut timbul
3.1.2 PDRB per Kapita
perkapita digunakan untuk
Kabupaten Magelang atas dasar
ekonomi perkapita di Kabupaten
Magelang. Berikut ini data dan
Kabupaten Magelang atas dasar
Kabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
mendorong kegiatan komersial
ada di sekitar jalan tersebut.
Peningkatan tingkat pendidikan
akan meningkatkan kegiatan
Kabupten Magelang, dan semakin
besar pada peningkatan tersebut.
3.2 Struktur Perekonomian
Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang 2011
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
3
ekonomi Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang memiliki
Ketergantungan pemasukan
Kerusakan jalan di beberapa titik
mengganggu proses distribusi
Magelang dan Kabupaten Magelang
ekonomi di Kabupaten Magelang.
termasuk di bidang ekonomi.
3.4 Disparitas Pendapatan
penduduk, antar sektor, dan antar
Miskin Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang termasuk
kemiskinan struktural. Kemiskinan
dan curam. Selain itu, tingkat
membuat presentase penduduk
miskin menurun. Tingkat
menggunakan pola pertanian
dan mobilitas terutama di
teknologi turut membantu dalam
pengentasan kemiskinan di
Kabupeten Magelang. Sementara
disparitas pendapatan antar
sektor.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Tabel 2.14 Produktivitas Tenaga Kerja Kabupaten Magelang
Lapangan Usaha
Pertanian
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas, dan Air Minum
Bangunan / Konstruksi
Perdagangan, Restoran dan Hotel
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Jasa - jasa
2007
2,33
18,39
6,27
7,65
8,34
3,32
6,41
83,03
4,88
2011
2,93
14,17
7,08
13,01
7,00
3,24
8,48
21,99
6,05
penduduk bekerja di sektor
kualitas dan kuantitas sarana
dan prasarana untuk setiap
untuk mendorong beberapa sektor
semua sektor terutama pertanian.
Sementara analisa disparitas antar
berikut :
Williamson Kabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
}~
Keunggulan kompetitif
pengelolaan penggunaan
sumber sumber ekonomi dalam
proses produksi, distribusi, dan
konsumsi. Sementara keunggulan
pada kepemilikan ekonomi,
infrastruktur, sosial, politik,
keunggulan kompetitif atau
keunggulan komparatif saja
belum dapat dikatakan sebagai
keunggulan kompetitif dan
keunggulan komparatif.
analisa penentuan sektor
unggulan. Penentuan sektor
unggulan dilakukan dengn cara
unggulan. Analisa penentuan
sektor unggulan berdasarkan
Kabupaten Magelang sebagai
berikut :
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
3RWHQVL(NRQRPL:LOD\DK
7LSRORJL.ODVVHQ
,QSXW
7HQDJD.HUMD 3'5% 2XWSXW
/DSDQJDQ8VDKD
3HUWDQLDQ
3RWHQVL(NRQRPL5HODWLI
3'5%
7HQDJD.HUMD
7. 66 /4 7. 66 /4
Y
7DQDPDQ%DKDQ0DNDQDQ
7DQDPDQ3HUNHEXQDQ
5DN\DW
3HWHUQDNDQ +DVLOKDVLOQ\D
.HKXWDQDQ
3HULNDQDQ
3HUWDPEDQJDQGDQ
3HQJJDOLDQ
,QGXVWUL3HQJRODKDQ
/LVWULN*DVGDQ$LU0LQXP
%DQJXQDQ.RQVWUXNVL
3HUGDJDQJDQ5HVWRUDQGDQ
+RWHO
3HQJDQJNXWDQGDQ
.RPXQLNDVL
.HXDQJDQ3HUVHZDDQGDQ
-DVD3HUXVDKDDQ
-XPODK
-DVDMDVD
5DWD5DWD
unggulan pada analisa potensi
sektor lain menjadi unggulan pada
analisa potensi relatif ekonomi
tapi tidak menjadi unggulan pada
tidak dapat dikategorikan sebagai
sektor unggulan.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
3RWHQVL(NRQRPL:LOD\DK
.HFDPDWDQ
6DODPDQ
%RUREXGXU
1JOXZDU
6DODP
6UXPEXQJ
'XNXQ
0XQWLODQ
0XQJNLG
6DZDQJDQ
&DQGLPXO\R
0HUWR\XGDQ
7HPSXUDQ
.DMRUDQ
.DOLDQJNULN
%DQGRQJDQ
:LQGXVDUL
6HFDQJ
7HJDOUHMR
3DNLV
*UDEDJ
1JDEODN
5DWDUDWD
7LSRORJL.ODVVHQ
7HQDJD.HUMD 3'5%
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
,QSXW
2XWSXW
3RWHQVL(NRQRPL
5HODWLI
3'5%
7. 66 /4
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
Y
-XPODK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
optimal. Sektor unggulan setiap
berikut :
3HUWDPEDQJDQ
GDQ3HQJJDOLDQ
,QGXVWUL
3HQJRODKDQ
3HUGDJDQJDQ
5HVWRUDQGDQ
+RWHO
%DQJXQDQ
.RQVWUXNVL
3HQJDQJNXWDQ
GDQ.RPXQLNDVL
-DVD
MDVD
%RUREXGXU
1JOXZDU
6DODP
6UXPEXQJ
'XNXQ
0XQWLODQ
0XQJNLG
6DZDQJDQ
&DQGLPXO\R
0HUWR\XGDQ
7HPSXUDQ
.DMRUDQ
.DOLDQJNULN
%DQGRQJDQ
:LQGXVDUL
6HFDQJ
7HJDOUHMR
3DNLV
!"#$#%
&
&
&
&
&
&
&
'%#$(#)
&
&
&
&
&
&
&
6DODPDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Dasar Harga Konstan
sebagai berikut:
Sektor tersebut
tidak menimbulkan
multiplier effect
Sektor tersebut
menimbulkan multiplier
effect
}~
serta dapat membangkitkan
bagi kegiatan perekonomian di
Perdagangan, Hotel dan Restoran,
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
pendidikan di Kabupaten Magelang.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
penting dalam sarana pendidikan
masa TK mulai diterapkan pada
lingkungan keluarga.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Kabupaten Magelang. Mengingat
kan
terkait di Kabupaten Magelang.
mengalami kekurangan sarana
mendatang. Hasil ekstrapolasi
mengalami penurunan seperti di
}~
Kabupaten Magelang Tahun 2016 - 2021
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
nampak sangat jelas pada
cenderung curam beserta pola
}~
unit SMP untuk menampung
penduduk usia SMP. Terdapat
mengalami penurunan pada 10
.
}~
Tahun 2016 - 2021
merupakan tingkat pendidikan
memiliki jangkauan luas, baik lokasi
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
manusia. Keberadaan akan sarana
}~
puskesmas, puskesmas pembantu,
masing masing kecamatan dinilai
standar sarana jangkauan
kabupaten bukan kecamatan,
perlu sarana tersebut karena
cukupi. Sarana tersebut
}~
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
4.2.2 Puskesmas
setiap kecamatan memiliki satu
puskesmas dan apabila penduduk
Kabupaten Magelang Tahun 2016 - 2031
puskesmas diKabupaten Magelang
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
di Kabupaten Magelang, 2011
adapat melindungi manusia dari
kabupaten Magelang, keberadaan
selatan, barat, maupun timur
permukiman. Namun bisa
tingkat ekonomi Kabupaten
Magelang, terutama dari sektor
pusat perbelanjaan modern.
perlu dilestarikan.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
#*&
.HDGDDQ
-HQLV3HUPXNDDQ
D'LDVSDO
E.HULNLO
F7DQDK
G7LGDNGLSHULQFL
-XPODK
.RQGLVL-DODQ
D%DLN
E6HGDQJ
F5XVDN
G5XVDNEHUDW
-XPODK
.HODVMDODQ
D.HODV
E.HODV
F.HODV
G.HODV$
H.HODV%
I.HODV&
J.HODVWGNGLSHULQFL
-XPODK
6WDWXVMDODQ
1HJDUD 3URSLQVL
.DE.RWD
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
merupakan jalan Kabupaten,
dengan total panjang ruas jalan
aspal dan dalam kondisi sedang.
berada di Kabupaten Magelang ini,
Begitu pula dengan jalan Propinsi,
aspal dan berada dalam keadaan
untuk mencapai kualitas prima,
untuk jalan kabupaten/kota
total panjang ruas jalan sebesar
z
tersendiri dan perlu segera
Kabupaten Magelang itu sendiri.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
dagangan, emnjadi kombinasi
membuat kemacetan tidak dapat
menggunakan bus berbadan besar,
dan memakan lebar jalan cukup
pada distribusi barang dan jasa,
Begitu pula dengan kecelakaan
kecelakaan menimbulkan kerugian
meninggal ataupun cacat total,
dengan uang sebesar apapun.
kabupaten Magelang dengan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Z&=/*,(
45<5/*'**+
BBF
A5+.+77*/
::
S&'*(
>5%*$
KL
S&'*(
Z
EJB
Z&=/*,(
4"%6*+
FKF
Z&=/*,(45%&7.*+(
Z
Z
juga dari pengguna jalan itu
sendiri.
5 Kecenderungan
Kabupaten Magelang merupakan
Kecenderungan perkembangan
Gambar 2.14 Skema Teori Doxiadis
Teknik Analisis Kota, 2011
}~
perkembangan penggunaan
dari perkembangan piramida
penduduk di Kabupaten Magelang
Kecenderungan ruang Kabupaten
pola ruang dan struktur ruang
perkembangan pola ruang
semakin lama semakin meningkat
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
Muntilan, Mungkid dan Kota
juka perkembangan Kabupaten
dari keadaan struktur penduduk
sebagian penduduk berada di usia
usia tua sedikit. Bentuk piramida
penduduk di Kabupaten Magelang
Kabupaten Magelang menunjukkan
berkembang di Kabupaten
mendominasi perekonomian
Kabupaten Magelang semakin
lama semakin menurun sementara
sektor jasa semakin lama semakin
meningkat. Perekonomian
Kabupaten Magelang semakin
Kabupaten Magelang saat ini
sedang menuju proses mengkota
sektor tersier.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE.DUDNWHULVWLNGDQ.HFHQGHUXQJDQ:LOD\DK
!!!"#!$%#&'(#)*+,($!
1 TINGGINYA TINGKAT
KEMISKINAN
Oleh: Joobu Wahyudi (36328)
Menurut Biro Pusat Statistik
(BPS) bahwa Tingkat kemiskinan
didasarkan pada jumlah rupiah
konsumsi berupa makanan yaitu
kurang dari 2100 kalori per
orang per hari (dari 52 jenis
komoditi yang dianggap mewakili
pola konsumsi penduduk yang
berada di lapisan bawah), dan
konsumsi non makanan (dari
45 jenis komoditi makanan
sesuai kesepakatan nasional dan
tidak dibedakan antara wilayah
pedesaan dan perkotaan).
Patokan kecukupan 2100 kalori
ini berlaku untuk susunan umur,
jenis kelamin, dan perkiraan
penduduk. Bisa disimpulkan
Kemiskinan adalah keadaan
dimana pendapatan seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhan
minimumnya. Tingkat pendapatan
itulah yng menentukan keadaan
seseorang itu miskin atau tidak
miskin. Kemiskinan merupakan
permasalahan yang sering
terjadi dan wajib ditangani dan
memerlukan langkah-langkah
penanganan dan pendekatan
yang sistematik, terpadu dan
menyeluruh.
Kemiskinan yang ada di
Kabupaten Magelang merupakan
masalah utama, sampai saat
ini masih banyak penduduk
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010 - 2011, diolah 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010-2011, diolah tahun 2012
!"#$%!&'()*+,)-.)'+%/#0*+)12
5667 5668 5669 56:6
3)104
;)<=%
8=A76
>)?&@)4?
8=B7:
8=98C
9=B7C
56::
9=989
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Faktor penyebab kemiskinan
di Kabupaten Magelang antara
lain yakni faktor struktural dan
kultural. Kemiskinan struktural
adalah kemiskinan yang diderita
suatu golongan masyarakat,
karena struktur sosial masyarakat
itu tidak dapat ikut menggunakan
sumber-sumber pendapatan yang
sebenarnya tersedia bagi mereka.
Menurut Selo Soemardjan (1980),
kemiskinan struktural dipicu oleh
rendahnya kualitas pendidikan,
terbatasnya akses terhadap
layanan publik, serta minimnya
modal untuk membangun usaha.
Sumber : Kabupaten Magelang dalam angka 2010 2011, diolah tahun 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Ketersediaan aksesibilitas di
Kabupaten Magelang masih kurang
memadai terutama pada daerah
terpencil. Pada daerah tersebut,
kondisi jalan banyak yang rusak
akibat dilewati truk-truk dengan
beban yang berlebihan, selain
itu belum ada transportasi
umum sebagai sarana mobilitas
penduduk. Akibatnya seperti
pengiriman barang bahan pokok
atau hasil pertanian ke pasar
menjadi terhambat dan terjadi
pembusukan.
Tingkat pendidikan Kabupaten Magelang masih rendah, rata rata lulusan
SMP/MTS dan SMA/SMK. Dari segi pelayan masih sangat kurang, dengan
sekolah dan sarana transportasi yang masih minim.
Sumber: Kabupaten Magelang dalam angka 2010 2011, diolah tahun 2012
}~
}~
'()&*+&,.*/0
: 7D:5%,)104
5 :AD:C%,)104
A :BD:8%,)104
%&
123,4-5406787+487-9(,&)4:-;<=
?723,465(2@7@7,42
!""#
!"$"
!"$$
98=67
98=A5
98=6A E"
8F=8A
8F=8A
8C=89 E>!
F9=59
F8=65
F8=5C E>G
123,4-5406787+487->/027-;<=
!""#
!"$"
!"$$
9B=89
9B=69
9B=CF
75=CB
7A=AA
7F=C9
FA=7:
F:=A7
F5=5F
Bencana alam merupakan hal yang
tidak bisa di hindarkan. Hal ini bisa
terjadi karena banyak hal, seperti
tempat kawasan resapan di jadikan
permukiman, kawasan longsor di
jadikan permukiman, Kebakaran
yang sering terjadi, dll.
Pada tahun 2010 terjadi bencana
erupsi merapi yang besar,
menyebabkan kerugian besar
dalam bidang perekonomian
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Gambar 3.4 Peta Rawan Bencana Kabupaten Magelang tahun 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Dari isu kemiskinan yang telah
dibahas diatas, sebenarnya
Kabupaten Magelang memiliki potensi
yang kuat untuk mensejahterakan
dan meningkatkan kualitas
penduduknya. Potensinya antara
lain :
Memiliki Sumber mata air
yang mengalir sepanjang tahun
fungsinya untuk sawah irigasi
Memiliki daerah pertanian
yang subur dan hasil produksinya
sangat tinggi, tinggal bagaimana
caranya untuk mengelola /
memberikan inovasi.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
D*#"@(1*#A&#&(E.&/
!&#&,(F2#$@23
=*A&/&'&#
0
0
=*%*3"#$&#
1&#>"3(F&,&3(
8"#$"#
1&#>"3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
+
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
+
0
0
0
0
0
0
E#$"#(B5'"#$(
1*."5#$
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
!"#
Tanah Longsor
menjadi tiga tingkatan:
!"# Tingkat longsor rendah,
meliputi Kecamatan Secang,
Kecamatan Tegalrejo,
Kecamatan Candimulyo,
Kecamatan Sawangan, dan
Kecamatan Dukun.
$"# Tingkat longsor ringan,
meliputi Kecamatan
Mertoyudan, Kecamatan
Mungkid, Kecamatan Muntilan,
Kecamatan Salam, dan
Kecamatan Ngluwar.
%"# Tingkat longsor tinggi,
meliputi Kecamatan Windusari,
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kaliangkrik,
Bandongan,
Kajoran,
Tempuran,
Salaman,
Borobudur, dan
Pakis.
!&,5#
D5/.&,(=234&#
D5/.&,(=*35$"&# D5/.&,(1&#'5&#
J('*7&@K(J(23&#$(.5%&K(GL(35/&,(
)<O(LPLOGHHOHHHKQ )<O(JLIORNSOHHHKQ
35@&%K(MN(@&3<3&@(35@&%
GHHI
GHHR
GHMH
G(23&#$(.5%&
)<O(LRSOMNHOHHHKQ
P('*7&@K(M(23&#$(K(GM(
'*4"#$T'&.5+(.2#$@23K(MJL(35/&,(
)<O(SNLOHNNOSHHKQ
35@&%K(MJ(.&,&#(<*%&3&#$&#(
.2#$@23K(G(@&3<3&@(35@&%
GHMM
Q
Q
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
!&,5#
GHHI
GHHR
GHMH
GHMM
D5/.&,(=234&#
G(23&#$(
/*#"#$$&.K(R(
@&3<3&@(35@&%(
M('*7&@K(G(
@&3<3&@(35@&%
Q
R(23&#$(.5%&K(L(
@&3<3&@(35@&%
D5/.&,(=*35$"&#
D5/.&,(1&#'5&#
)<O((PPMOHHHOHHHKQ(
)<O((JLGOJLLOHHHKQ(
)<O((MHNOHHHOHHHKQ(
)<O(SMOHHHOHHHKQ
)<O(MGLOPGSOHHHKQ
%"#
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
!&,5#
GHHI
GHHR
D5/.&,(=234&#
NM(35/&,(35@&%K(N(
23&#$(.5%&K(L(@&3<3&@(
35@&%
(GGL(35/&,(35@&%
GHMH
GHMM
JLM(35/&,(35@&%((L(
@&3<3&@(35@&%
D5/.&,(=*35$"&#
D5/.&,(1&#'5&#
)<(MLHOPMPOHHHKQ
)<(MROMNHOHHHKQ
)<(SMIOIGHOHHHKQ )<(MILOIHHOHHHKQ
()<O(LPIOSMGOHHHKQ )<O(LJOPMJOHHHKQ
Q
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
3 RENDAHNYA KUALITAS
PENDIDIKAN
Oleh : Maulidina Dwi K.D. (36950)
Pendidikan sebagai aspek
utama dalam mengembangkan
kualitas sumber daya manusia,
memiliki peran penting terhadap
pembangunan. Ketika sumber
daya manusia belum berkompeten,
maka akan menjadi sebuah
hambatan dalam mengembangkan
wilayah tersebut. Ketika wilayah
dituntut untuk mengembangkan
teknologi, meningkatkan investor
guna membuka peluang serapan
tenaga kerja, maka aspek yang
harus dibentuk terlebih dahulu
ialah sumber daya manusianya.
Salah satu upaya dalam meningkatkan
kualitas manusia ialah melalui
pendidikan. Berikut disajikan
data tentang pendidikan yang di
!&4H+H+()4%I)4?%"+,)J),()4
3+H)(%3)J),%E"
E"
E>!
E>G
"+*@LJ)-E)'M)4)
5667K 5668K
C5=A:
5B=:A
B=6:
AF=C7
:8=6C
:9=B7
:C=A:
:5=79
8=A
B=8F
5669
5B=:C
A5=C
56=6F
:F=F7
B=8F
56:6
:7=99
F5=55
:9=65
:C=98
F=8
56::
5:=:F
AA=F8
5:=AA
:9=8F
F=5:
!"#$%&'()*$"+*,%-(.*/%0*-/(1*0*#(2-/3*4()%,'(5(6"#$%&(1*,*(1*&7(!8!9:2!(;<<=
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber: Analisis
Kelompok 2012
mau mendapat uang banyak maka
harus bekerja keras, tapi ketika
bekerja tanpa diiringi pengetahuan
maka bukankah itu hanya sebuah
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
"$$
#
##
##
$
$
$ !
$ !
#
#
#"
#"
"!
" $
"
"
" "$"
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
.HFDPDWDQ
6DODPDQ
%RUREXGXU
1JOXZDU
6DODP
6UXPEXQJ
'XNXQ
0XQWLODQ
0XQJNLG
6DZDQJDQ
&DQGLPXO\R
0HUWR\XGDQ
7HPSXUDQ
.DMRUDQ
.DOLDQJNULN
%DQGRQJDQ
:LQGXVDUL
6HFDQJ
7HJDOUHMR
3DNLV
*UDEDJ
1JDEODJ
%DQJNLWDQ
5WLEX603WK
3HQGXGXN
-LZD
3HUWDQLDQ3HUNHEXQDQ
7RQ
3'5%MXWD
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
&'()*+-'(
./01'2#34(,
5/5/*
6785/*#347-',
(+'(
69:&#;</-'=
64'7>8(#?87741',
-+8(
&'()*+,
-'(
./01'2#34(, 6785/*
5/5/*
347-'(+'(
69:&#
;</-'=
"@A$BB
,"!C%
"DEAB
"CCA
"G@A
"C$@
F+)"#;$,-'+145=
H
$!
$!
$!
$!
64'7>8(#?87741',
-+8(
"@A$BB
"%!A
"A%CBB
F+)"#;$,-'+145=
"CCA
"!G!
"CCC
$!
$!
$!
$!
64'7>8(#?87741',
-+8(
,"!C%
"%!A
,"C@D
F+)"#;$,-'+145=
"G@A
"!G!
$!
$!
$!
$!
64'7>8(#?87741',
-+8(
"DEAB
"A%CBB
,"C@D
F+)"#;$,-'+145=
"C$@
"CCC
"E!@
$!
$!
$!
"E!@
$!
Sumber : Analisis Kelompok 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
$"# Penyebab
Kabupaten Magelang yang
berada di antara dua kota
utama di pulau Jawa, yaitu
Semarang dan Yogyakarta,
memiliki tingkat mobilitas yang
tidak bisa disepelekan.
Tingginya mobilitas akibat
posisi kabupaten Magelang
yang menjadi tempat transit
bagi kendaraan-kendaraan
yang menuju Semarang
maupun Yogyakarta,
menyebabkan munculnya
beberapa titik kemacematan
maupun rawan kecelakaan
yang harus diwaspadai.
Sumber : Analisis Kelompok 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
N0J@)1%
;&O&@)())4
AAC
P0()% P0()%
$&'), #+4?)4
96
F8A
>&4+4??)@
55
N0J@)1% N0J@)1%;&'0?+)4%
;L'<)4
/#0*+)12
C9C
#*AA8Q7C6Q666
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber :
Analisis Penulis 2012
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
2ULJLQ
'HVWLQDVL
2L
&
'
RL
&
'
GM
'M
2ULJLQ
$
%
&
'
(
GM
'HVWLQDVL
$
%
&
' (
RL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
MASALAH
Penambangan pasir dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu
berikut:
#&R+(L%!&',)J<)4?)4%!)R+'%
3&'1)H)*%P+4?(04?)4%!)H)%
;)<0*),&4%>)?&@)4?
")J*)(%U+R+(
!"#
3&'H)*),%%,&<+4?D,&<+4?%
<0(+,%I)4?%')T)4%@L4?RL'=
$"#
(0')4?4I)%H&<+,%)+'%
*&'J0())4-%J),)%)+'=
%"#
#0R)(4I)%M)@)4%)(+<),%
<)4I)(4I)%(&4H)'))4%
<&'),%I)4?%(&@0)'%
J)R0(%(&%)'&)%@L()R+%
*&',)J<)4?)4%*)R%%)+'=
D"#
!L@0R+%0H)')=
")J*)(%ELR+)@%S(L4LJ+
'=# !&4I&')*)4%,&4)?)%(&'M)%
I)4?%J&4?)(+<),()4%
<)4I)(%*&4H),)4?%I)4?%+(0,%
J&4)J<)4?%R&1+4??)%H)*),%
I=# GH)4I)%(&,)(0,)4%R&<)?+)4%
J)RI)')(),%()'&4)%
*&4)J<)4?)4%*)R+'%
I)4?%<&'*L,&4R+%@L4?RL'%
R&1+4??)%R&T)(,0DT)(,0%
<+R)J&4?&4)+%@)1)4%H)4%
*&J0(+J)4%J&'&()=
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
adanya tebing-tebing bukit
yang rawan longsor, kurangnya
debit air permukaan/ mataair,
rusaknya jalan dan polusi udara.
Tebing-tebing rawan longsor yang
dimaksud adalah sebperti gambar
yang ada dibawah ini:
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Potensi
Dari hasil wawancara yang
dilakukan, menambang pasir
bagi masyarakat Kabupaten
Magelang itu sendiri merupakan
cara mudah untuk meningkatkan
perekonomian mereka, karena
menurut mereka, aktivitas
dalam menambang pasir tidak
memerlukan keterampilan (skill)
khusus. Hanya dengan bermodal
senggrong saja, seseorang bisa
menjadi penambang pasir dengan
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6 RENDAHNYA KESEJAHTERAAN
PETANI
Oleh: Ardina Putri Rahtama (36912)
Sektor pertanian merupakan sektor yang penting karena memiliki
kontribusi besar pada PDRB dan
menyerap banyak tenaga kerja.
Sektor pertanian yang memiliki
kontribusi paling besar adalah sub
sektor tanaman bahan makanan.
Meskipun begitu ternyata pertanian belum dapat mensejahterakan
orang orang yang bekerja di
dalamnya. Pertanian masih memiliki nilai yang relatif rendah dibandingkan sektor lainnya. Upah tenaga
kerja yang didapat oleh pelaku
pertanian saat masih sangat rendah dibawah 3 juta perpekerja
pertahun. Pertumbuhan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian
Jika dalam satu keluarga terdapat 4 anggota keluarga dan
(QHUJL\DQJGLEXWXKNDQNDO
-XPODKEHUDVSHUNDSLWDNJ
NNDONJ
-XPODKEHUDVVHWLDSNHOXDUJD
RUDQJ
+DUJDEHUDV5SNJ
8DQJ\DQJGLNHOXDUNDQSHUKDUL
5S
8DQJ\DQJGLNHOXDUNDQSHU
EXODQ5S
Dengan pendapatan Rp
500.000,00 perbulan, sebuah
keluarga dapat memenuhi
kebutuhan makan keluarganya
dengan sisa pendapatan sekitar
Rp 50.000,00 dalam sebulan.
Uang Rp 50.000,00 tentu saja
tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan lain keluarga tersebut.
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
7DKXQ
-XPODKSHWDQL
-XPODKODKDQ
SHUWDQLDQ
/XDVODKDQVHWLDS
SHWDQL
,QSXW
6HZDWDQDK
SHUWDQLDQ
3HNHUMD
3XSXN
2EDWKDPD
%LELW
7RWDOLQSXW
2XWSXW
WRQKD
6LVDXDQJ
SHUWDQLDQ
VHWDKXQ
+DUJD
7RWDO
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
,QSXW
3HNHUMD
SXSXN
REDWKDPD
ELELW
RXWSXW
6LVDXDQJ
SHUWDQLDQ
VHWDKXQ
+DUJD
5S
5S
5S
5S
5S
/XDV
2XWSXWWRQKD
5S
5S
5S
5S
2XWSXWWRQKD
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
5S
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
Sumber : Bappeda Kabupaten Magelang, 2010
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
.RQVXPVL3URGXNVL
.RQVXPVL
%HUDV
$LUPLQXPGDQUXPDK
WDQJJD
7HOXU
%XDK
'DJLQJ
6DODG
-XPODK
.HEXWXKDQ6HWDUD$LU
NJWK
OLWHUWDKXQ
PWK
PWK
NJEHULVLVWHOXU
EXWLUKDUL
NJMHUXN EXDK
NJWLDSKDUL
NJKDUL
PWK
PWK
PWK
PWK
.HGHODL
7RWDO
3URGXNVL
NJSDGL
OLWHU
NJGDJLQJVDSL
OLWHU
NJGDJLQJXQJJDV
D\DP
NJWHOXU
OLWHU
NJNHQWDQJ
OLWHU
NJNHGHODL
OLWHU
NJJDQGXP
OLWHU
ERQJNDKURWL
OLWHU
NDOHQJVRGD
OLWHU
$LU0LQXP5XPDK7DQJJD
OLWHUKDULNDSLWD
OLWHU
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WUDWHJL
3HQJHPEDQJDQ.HOHP
EDJDDQ6HNWRU$LU%HUVLK
0HPSHUEDLNLNRQGLVLOLQJ
NXQJDQPHODOXL$JURSROLWDQ
GHQJDQSRODSHQDQDPDQ
DJURIRUHVWU\
6DVDUDQ
$VSHN6RVLDO
0HPEHUGD\DNDQVHUWD
PHQ\DGDUNDQZDUJDEDKZD
NULVLVDLUEHUVLKDGDODKPX
VXKEHUVDPD
/DQJNDK2SHUDVLRQDO
0HPEHULNDQVRVLDOLVDVLEDKZDNULVLV
DLUKDUXVGLKDGDSLGHQJDQVHPDQ
JDWHWRVNHUMDNHVDGDUDQNHUHODDQ
NHPDQGLULDQGDQWROHUDQVLWDQSD
PHQXQJJXEHODVNDVLKDQSLKDNODLQ
0HPEDQJXQSDUWLVLSDWLIVHUWD 0HPEHULNDQSHODWLKDQSHPDVDQJDQ
NHDNWLIDQPDV\DUDNDW
SLSDSUDORQVHGHUKDQDGDULVXPEHU
PDWDDLUWHUGHNDWDJDUGDSDWVDPSDL
NHWLDSUXPDKSHQGXGXN
$VSHN/LQJNXQJDQ
0HPSHUEDLNLOLQJNXQJDQ
0HQJDGDNDQSHQDQDPDQWXPEXKDQ
VXPEHUGD\DDLUSDGDWHPSDW \DQJVHVXDLGHQJDQWRSRJUDILQ\D
\DQJVXGDKUXVDN
XQWXNPHQJLNDWDLUWDQDKGDQPHQ
JXUDQJLHURVL
0HQMDJDNXDOLWDVVXPEHUGD 3HQJDZDVDQKXNXP\DQJNHWDW
\DDLUEHVHUWDOLQJNXQJDQQ\D SDGDWLDSVWDNHKROGHULQYHVWRU
Sumber: Analisis Penulis
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE,VXGDQ3RWHQVL
GAGASAN
PENGEMBANGAN
!"#$%&%&'&($)*(%*+,&(%&(
!"#$%&%&'&($)*(%*+,&(%&(
1 Agropolitan
Pengembangan kawasan pedesaan
sering menyebabkan adanya urban
bias yaitu kondisi tersedotnya
potensi pedesaan ke perkotaan
baik itu manusia, sumber daya
alam yang mana pada awalnya
pengembangan ini untuk
mensejahterakan masyarakat
desa (Douglas, 1986). Oleh
karenanya perlu sebuah solusi
untuk mengurangi fenomena
tersebut salah satunya dengan
pengembangan agropolitan.
Konsep ini mengembangkan
kawasan perdesaan tanpa
melupakan kawasan perkotaan
sehingga diharapkan terjadi
interaksi yang kuat antara pusat
kawasan agropolitan dengan
wilayah produksi pertanian dalam
sistem kawasan agropolitan.
Melalui pendekatan ini, produk
pertanian dari kawasan produksi
akan diolah terlebih dahulu di
pusat kawasan agropolitan
sebelum di jual (ekspor) ke pasar
yang lebih luas sehingga nilai
tambah tetap berada di kawasan
agropolitan.
Disamping itu, pentingnya
pengembangan kawasan
agropolitan di Indonesia
diindikasikan oleh ketersediaan
lahan pertanian dan tenaga kerja
yang murah, telah terbentuknya
kemampuan (skills) dan
pengetahuan (knowledge) di
sebagian besar petani, jaringan
(network) terhadap sektor hulu
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
(#
(#
2 Industri
Strategi peningkatan daya
saing di bidang industry pada
intinya merupakan upaya
merestrukturisasi kegiatan
produksi dan distribusi yang dapat
diarahkan untuk meningkatkan
produktivitas dan tumbuhnya
spesialisasi, mengembangkan
usaha sesuai potensi sumberdaya
local dan daya dukung lingkungan
dan sebagai upaya pemerataan
pendapatan masyarakat.
Industri berdasarkan sifat
pengolahannya dibedakan menjadi
3 (Adisasmita, 2010):
(#
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ
6WXGLR$QDOLVLV.DEXSDWHQ0DJHODQJ%DE*DJDVDQ3HQJHPEDQJDQ