You are on page 1of 5

ANTIJAMUR

Amfoterisin, flusitosin, imidazol

PENDAHULUAN
Infeksi jamur (mikosis) bisa superfisial atau
sistematik.
Infeksi sistemik paling banyak terjadi pada
pasien immunocompromised (pasien AIDS),
kortikosteriod, obat-obat antikanker).
Tidak banyak obat antijamur yang efektif dan
obat lini pertama pada mikosis sistemik yang
berat dan berpotensi fatal, yaitu amfoterisin,
bersifat sangat toksik.

Amfoterisin
Amfoterisin adalah antibiotic polien yang
berinteraksi dengan ergosterol (E) dalam
membrane sel jamur dan membentuk lubang
tempat dimana konstituen sel jamur yang
penting hilang.
Obat ini besifat toksik selektif karena pada sel
manusia sterol utama adalah kolesterol, bukan
eergosterol.

Flusitosin
Flusitosin sangat kurang toksik dibandingkan
amfoterisin, tetapi penggunaannya terbatas
karena flusitosin mempunyai spektrum sempit
dan resistensi dapat berkembang cepat
selama terapi.
Flusitosin diubah dalam sel jamur, tetapi tidak
pada sel manusia, menjadi fluorourasil yang
menghambat sintesis DNA.

Imidazol
Imidazol yang banyak digunakan secara topical,
addalah obat antijamur spektrum luas yang
bekerja dengan menghambat sintesis ergosterol.
Triazol adalah obat yang lebih baru, strukturnya
mirip dengan imizadol, tetapi mempunyai
spektrum aktivitas anti-jamur yang lebih lebar.
Triazol mempunyai insidensi efek samping lebih
rendah (inhibitor lanosterol alfa demetilase)
menyebabkan inhibisi sintesis ergosterol.
Griseofulvin oral utk infeksi jamur pada kulit
kepala

You might also like