You are on page 1of 3

Anatomi Domba

Kerangka domba
Tengkorak (kranin). Bagian skeleton yang membentuk kerangka dasar kepala disebut kranium.
Fungsi tengkorak yaitu sebagai pelindung otak, penyokong berbagai organ dan membentuk awal
saluran sistema digestoria dan sistema respiratoria. Tengkorak terdiri dari nasal, mandibula,
maksila, lakrima, coranoid process dan occipital. Atap bagian atas dibentuk oleh maksila dan
premaksila, yang membentuk dentis dan oleh as palatina. Bagian ventrolateral, oral dilengkapi
oleh mandibula. Mandibula berporos pada bagian as temporale, di depan lubang telinga. Semua
dentis bagian bawah pada mandibula merupakan tempat perekatan otot yang berperan dalam
proses pengunyahan dan penelanan (Frandson, 1992).
Ujung medial skapula bersendi dengan manubrium. Ujung lateral clavicula bersendi dengan
acromion. Acromion adalah sudut di sebelah caudal dan dua sudut di sebelah cranial pada sudut
cranial lateral dataran sendi, yang bersendi dengan humerus (Radiopoetro, 1991).
Vertebrae cervicalis yang pertama disebut atlas. Atlas tidak mempunyai processus spinous dan
carpus menjadi satu dengan aksis, penggunaan seperti gigi. Vertebralis cervicalis yang kedua
disebut aksis. Aksis mempunyai spinosum processus yang lebar, tetapi tidak tinggi (Frandson,
1992). Vertebrae thoracales, costae dan sternum membentuk thorax. Sternum terdiri atas
manubrium sterni, carpus dan processus xipoideus (Radiopoetro, 1991). Vertebrae thoracalis
ditandai dengan processus spinous yang sangat berkembang. Processus spinous membentuk
pangkal pada prominesia dorsalia yang dikenal sebagai wither pada bagian bawah bahu
(Frandson, 1992).
Humerus, ulna, radius, ossa metacarpallia dan palanges merupakan tulang panjang, sedangkan
tulang assa carpallia merupakan tulang pendek. Ujung proximal humerus yang berbentuk bulat
bersendi dengan ulna. Ada dua dataran sendi pada ujung distal humerus, yang satu merupakan
bulatan dan yang lain menyerupai roda korekan yang merupakan satu kesatuan. Dataran sendi
yang berupa bulatan, bersendi dengan ujung proximal radius, sedangkan yang menyerupai roda
korekan bersendi dengan ujung proximal ulna. Radius dapat diputar sehingga dapat saling
disilangkan. Gerakan ini disebut pronasi. Gerakan pemutaran kembali sehingga radius dan ulna
terletak sejajar disebut ordonansi (Radiopoetro, 1991).
Ulna mempunyai tingkat perkembangan yang bervariasi tergantung pada spesies hewan.
Processus olecanon terdapat pada semua hewan, menonjol di atas dan di bawah persendian siku.
Processus tersebut membentuk sebuah pengungkit untuk perlekatan otot yang berfungsi
meluruskan otot siku (Frandson, 1992).
Pada semua mamalia, karpus merupakan daerah yang komplek yang terdiri dari dua deret tulang
kecil. Deretan proximal disebut radial (profundial ke lateral), intermediet dan ulnar. Metakarpus
merupakan daerah disebelah distal karpus. Pada sapi dan domba, karpus merupakan hasil tulang

metakarpus yang ke tiga dan ke empat. Suatu alur vertikal pada metakarpus menunjukkan fusi
kedua tulang tersebut (Frandson, 1992).
Ujung proximal femur yang berbentuk bulat bersendi dengan os coxae. Ujung distal femur
bersendi dengan ujung proximal tibia. Daerah ventral ujung kedua tulang yang bertemu ini
terdapat patella. Ujung proximal fibula bersendi dengan ujung proximal tibia. Distal fibula
menempel pada ujung distal tibia. Kedua ujung distal ini merupakan persendian dengan trchlea
tali. Trchlea tali ialah bangunan berupa kerekan pada talus. Talus ialah salah satu dari ossa
tarsalia. Ossa tarsalia bersendi satu dengan yang lain. Ossa tarsalia terdiri atas talus, proteulus,
os cuboideum, os naviculare (os scapoideum) dan tiga ossa cuneiforinia. Talus bersendi dengan
calcaneus dan raviculare calcaneus bersendi juga dengan os cuboideum. Os raviculare bersendi
juga dengan ketiga ossa coneiformia. Os cuboideum juga ossa cuneiformia di ujung distal
bersendi dengan ujung proximal 5 ossa metatarsalia. Di sebelah os metatarsalia berturut-turut
terdapat dua palanges. Di sebelah os metatarsale yang lain berturut-turut terdapat tiga palanges.
Waktu berdiri, yang menapak tanah ialah tuber calcanei (tonjolan ke planter pada calcaneus)
dan capita osseum metatarsalium (distal ossa metatarsalia). Pada kaki ada lengkung longitudinal
dan lengkung transversal. Jari pertama kaki tidak dapat disisikan (Radiopoetro, 1991).
Profundingulum membri inferiotis terdiri atas sepasang os coxae. Satu os coxae ialah hasil
tumbuh melekatnya tulang, yaitu os illium, os ischii dan os pubis. Sepasang os coxae ini bersama
dengan os sacru merupakan pelvis. Antara kedua os coxae di sebelah ventral disebut symphysis
ossium pubis. Pelvis ini kira-kira membentuk sesuatu yang pada dasarnya ada lubang pada os
coxae pada suatu cekung pada tempat tumbuh melekatnya ketiga tulang ujung proximal femur.
Di daerah sacral ada 5 vertebrae sacrales yang telah saling tumbuh melekat sehingga terjadi
satu tulang, yaitu os sacrum daerah cocigleal dimana ada 3 vertebrae cocygleales yang telah
mengalami reduksi dan kadang tumbuh melekat sehingga occygis (Radiopoetro, 1991).
Perototan domba
Otot adalah jaringan yang mempunyai struktur dan mempunyai fungsi utama sebagai penggerak.
Ciri suatu otot mempunyai hubungan yang erat dengan fungsinya. Karena fungsinya, maka
jumlah jaringan ikat berbeda diantara otot. Otot-otot yang berasosiasi dengan tulang yaitu otototot yang berhubungan dengan tulang, sering disebut otot skeletal. Otot skeletal merupakan
sumber utama dari jaringan otot daging (Soeparno, 1994).
Di dalam tubuh hewan, termasuk domba, menurut Forrest et al. (1975) dan Lawrie (1979) dalam
Lawrie (1995), terdapat lebih dari 600 otot yang berbeda dalam hal bentuk, ukuran, dan
aktivitasnya. Otot juga berbeda dalam hal hubungannya dengan tulang, tulang rawan atau
ligamentum, dalam hal kandungan darah dan saraf dan dalam hal hubungannya dengan jaringanjaringan lain.
Otot hewan berubah menjadi daging setelah pemotongan karena fungsi fisiologisnya telah
berhenti. Otot merupakan komponen utama penyusun daging. Daging juga tersusun oleh jaringan
ikat, epitelial, jaringan saraf, pembuluh darah dan lemak. Jadi daging tidak sama dengan otot
(Soeparno, 1994).

Beberapa jenis otot pada hewan, termasuk domba, antara lain adalah :
Otot trapezius. Otot trapezius merupakan otot pipih berbentuk segitiga yang mempunyai origo
pada garis tengah dorsal dari kepala sampai ke belakang di daerah vertebrae lumbar dan
insersionya terutama pada spina skapula. Otot trapezius secara keseluruhan juga mendukung
melekatnya skapula pada tubuh (Frandson, 1992).
Otot serratus ventralis. Otot serratus ventralis merupakan otot yang paling besar dan otot utama
yang menghubungkan alat gerak bagian depan dengan tubuh. Ukuran otot ini besar dan
bentuknya seperti kipas (Frandson, 1992).
Otot lattisimus dorsi. Otot lattisimus dorsi merupakan otot yang berbentuk segitiga lebar,
mempunyai origo pada prosessus spinosa vertebra torasik dan lumbar dengan perantaraan
aponeurosis. Otot ini juga berperan untuk menarik kaki depan ke arah belakang atau jika kaki itu
tetap, maka badan itu akan ke depan atau maju (Frandson, 1992).
Otot longissimus. Otot ini dapat dibagi menjadi beberapa segmen tergantung pada lokasi, yaitu
di daerah lumbar yang disebut longissimus lumborum, pada daerah thoraks disebut longissimus
thoracis, pada daerah serviks disebut longissimus cervicis, longissimus capitis, longissimus
atlantis (Frandson, 1992).
Otot ekstensor carpii radialis. Otot ini merupakan otot ekstensor terbesar untuk karpus. Otot ini
berpangkal pada epikondyl lateral humerus menuju ujung proximal daerah metacarpal. Peran
utama otot ini adalah gerak estensi karpus (Frandson, 1992).
Otot fleksor carpii radialis. Otot ini berpangkal dari sisi medial permukaan volar kaki depan.
Origo otot ini adalah pada epikondyl medial (fleksor) humerus dan insersianya pada permukaan
volar ujung proksimal metacarpus (Frandson, 1992).
Otot gluteus medius. Otot ini adalah otot ekstensor yang kuat. Origo otot ini terletak pada sayap
tulang illium dan insersionya pada frokauter mayor dari tulang femur, yang merupakan lever
yang menjulur di atas sendi pinggul, sehingga menggerakkan bagian lain dari kaki belakang ke
arah belakang (Frandson, 1992).
Otot bisep femoris, semitendinosus, dan semimembranosus. Otot-otot tersebut merupakan otot
ekstensor pada pinggul yang disebut dengan hamstring muscle. Batas-batas antar otot ini dapat
diketahui dengan adanya alur-alur vertikal pada bagian otot tersebut (Frandson, 1992).

You might also like