You are on page 1of 903

ANATOMI

KLINIS
Berdasarkan Sistem

Kutipan PasalT2t
Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta

(Undang-Undang No.

1"9

Tahun 2002)

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling
sedikit Rp.1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkart sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

PrNrnvc Drxnruuu
Penerbit adalah rekanan pengararlg untuk menerbitkan sebuah buku. Bersama pengarang, penerbit menciptakan buku
untuk diterbitkan. Penerbit mempunyai hak atas penerbitan buku tersebut serta distribusinya, sedangkan pengarang
memegang hak penuh atas karangannya dan berhak mendapatkan royalti atas penjualan bukunya dari penerbit.

Percetakan adalah perusahaan yang memiliki mesin cetak dan menjual jasa pencetakan. Percetakan tidak memiliki
hak apa pun dari buku yang dicetaknya kecuali upah. Percetakan tidak bertanggung jawab atas isi buku yang
dicetaknya.

Pengarang adalah pencipta buku yang menyerahkan naskahnya untuk diterbitkan di sebuah penerbit. Pengarang
memiliki hak penuh atas karangannya, namun menyerahkan hak penerbitan dan distribusi bukunya kepada penerbit
yang ditunjuknya sesuai batas-batas yang ditentukan dalam perjanjian. Pengarang berhak mendapatkan royalti atas
karyanya dari penerbit, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian Pengarang-Penerbit.
Pembajak adalah pihak yang mengambil keuntungan dari kepakaran pengarang dan kebutuhan belajar masyarakat.
Pembajak tidak mempunyai hak mencetak, tidak memiliki hak menggandakan, mendistribusikan, dan menjual buku
yang digandakarnya karena tidak dilindungi copyright ataupun perjanjian pengarang-penerbit. Pembajak tidak
peduli atas jerih payah pengarang. Buku pembajak dapat lebih murah karena mereka tidak perlu mempersiapkan
naskah mulai dari pemilihan judul, editing sampai persiapan pracetak, tidak membayar royalti, dan tidak terikat
perjanjian dengan pihak mana pun.

PnnrsEl,{KAN BUKU

Anlr,lrr KnrurNlr,!

Anda jangan menggunakan buku bajakan, demi menghargai jerih payah para pengarang yang notabene adalah para
guru.

ANATOMI
KLINIS
Berdasarkan Sistem
(Clinical Anatomy by Systems)

Richard S. Snell, MD, PhD


Emeritus Professor of Anatomy
George Washington U niversity
School of Medicine and Health Sciences
Washington, DC

Alih Bahasa:

dr. Liliana Sugiharto, M.S., PAK(K)


Editor Edisi Bahasa lndonesia:

dr. Ardy Suwahjo


dr. Yohanes Antoni Liestyawan

PENERBIT BUKU KEDOKTERAN

ffiE

EGC 1886
This is a translation of

CLINICAL ANATOMY BY SYSTEMS


by Richard S. Snell, MD, PhD
Copyright @ 2007 Lippincott Williams & Wilkins.
Published by arrangement with Lippincott Williams & WilkinsAil'olters Kluwer Health Inc., USA.
ANATOMI KLINIS BERDASARKAN SISTEM
Alih

bahasa: dr. Liliana Sugiharto, M.S., PAK(K)


Editor edisi bahasa Indonesia: dr. Ardy Suwahjo & dr. Yohanes Antoni Liestyawan

Hak cipta terjemahan Indonesia


Buku Kedokteran EGC

@ 2008 Penerbit

P.O.

Box 42'T6lJakarta 10042

Telepon: 6530 6283


Anggota IKAPI
Desain kulit muka: Teddy Kurniawan, S.Sn
Penata letak: Cicih

Kumiasih

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik,
termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan menggunakan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit.
Cetakan2012

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Snell, Richard S.
Anatomi klinis berdasarkan sistem / Richard S. Snell ; alih bahasa,

Liliana Sugiharto ; editor edisi bahasa Indonesia, Ardy Suwahjo, Yohanes Antoni
Liestyawan.

Jakarta : EGC, 201

1.

ix,893 hlm. ;21 x27 cm.


Judul asli: Clinical anatomy by systems.

rsBN
1.

978-979

-044-t26-2

Anatomi manusia. I. Judul. II. Liliana Sugiharto.

III. Ardy Suwahjo. IV. Yohanes Antoni Liestyawan.


611

Indikasi akurat, reaksi merugikan, dan jadwal dosis untuk obat disajikan pada buku ini, tetapi hal ini dapat saja
berubah. Pembaca disarankan mengacu data informasi dari pabrik tentang obat yang ditulis pada kemasannya.
Penulis, editor, penerbit, atau disffibutor tidak bertanggung jawab atos kesalahan atau kealfaan atau atas
konsekuensi dari penerapan informasi yang ada di dalam buku ini, dan tidak memberi jaminan, tersurat atau tersirat,
atas isi buku. Penulis, edito4 penerbit, dan distributor tidak bertanggung jawab atas cedera dan/atau kerusakan pada
seseorang atau properti yang timbul dari buku ini.

lsi di luar tanggung jawab percetakan

Kata Pengantar

tiga dekade terakhir, di banyak Departemen Anatomi,


pembelajaran ditekankan pada struktur selular dan molekular.
Selama

Informasi baru ini telah banyak sekali meningkatkan pemahaman


kita tentang mekanisme fisiologi dan biokimiawi serta hubungan
keduanya dengan penyakit dan terapi obat-obatan. Namun, tetap
tidak terbantahkan bahwa setiap pasien dengan masalah medis
yang datang ke klinik Anda tersusun dari struktur anatomi makro,
yang mungkin atau tidak memperlihatkan defisit fungsional.
Dengan demikiary Fakulias Kedokteran jelas bertanggung jawab
untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai anatomi yang
relevan secara klinis kepada setiap mahasiswa yang masuk ke
dalam dunia kedokteran.
Perkembangan pesat Pengetahuan tentang penyakit medis
dan kemajuan teknologi, yang berhubungan dengan diagnosis dan
pengobatan penyakit, mengharuskan penyusunan ulang secara
menlreluruh kurikulum untuk mahasiwa kedokterary kedokteran
gigi, paramedis, dan perawat. Banyak sekolah kedokteran di luar
Amerika Serikat masih menikmati kemewahan menawarkan
kepada mahasiswa kemungkinan pemotongan kadaver manusia
secara lengkap regio per regio. Di sini, di Amerika Serikat,
mahasiswa pada banyak sekolah kedokteran sekarang sedang
ditawari program anatomi makro dengan hanya melakukan diseksi
sebagian tubuh, dan ditambahi dengan penggunaan spesimen
proseksi, spesimen dari bahan plastiry dan gambar komputer.
Untuk mengaitkan lebih jauh ilmu dasar dan berbagai program
klinis, banyak sekolah kedokteran memperkenalkan pendekatan

pengetahuan superfisial mengenai regio-reglo lainnya sudah


mencukupi. Sebagai conto[ anatomi saluran nafas atas dan bawah
dalam sistem repirasi sangat penting, sedangkan anatomi telapak
kaki merupakan ha1 yang kurang penting. Pada tempat-tempat
tertentu di tubuh yang sering terserang penyakit dan kemungkinan
melibatkan banyak sistem, disediakan gambaran regional singkat
di Lampiran (Apendiks). Sekiranya mungkiry digunakan tabel
digunakan untuk mengurangi ukuran teks, termasuk tabel yang
menyajikan dimensi-dimensi penting dan kapasitas berbagai
struktur anatomis; semuanya lni terangkum di dalam Apendiks.

Buku ini diberi ilustrasi lengkap. Kebanyakan gambar


dibiarkan sederhana, dan banyak yang sudah diwarnai. Sudah
dimasukkan foto-foto berwarna model anatomi permukaan dan
sejumlah foto berwarna spesimen proseksi juga dimasukkan di
dalam buku ini.
Setiap bab mengarahkan mahasiswa pada materi yang sangat
penting untuk dipelajari dan dipahami. Setiap bab menekankan

struktur-struktur dasar pada area yang sedang dipelajari sehingg4

begitu sudah dikuasai, para mahasiswa akan dengan mudah


membangun landasan pengetahuannya.

Di seluruh buku ini, setiap bab dirancang dengan gaya


yang serupa untuk mempermudah akses ke materi. Setiap bab
mencakup:

1. Anatomi Klinis

organ atau mengajarkan seiuruh kurikulum kedokteran sistem per


sistem. Dengan demikian, mahasiswa dihadapkan pada ilmu dasar
untuk masing-masing sistem tubuh, bersamaan dengan patologi,
kedokteran, dan ilmu bedah untuk sistem yang bersangkutan.

menyediakan informasl

banyak prosedur medis dasar. Sejumlah contoh radiograf


normal, CT Scans, MRI dan sonogram juga disajikan. Foto
anatomi potongan-lintang berlabel juga dimasukkan untuk
merangsang mahasiwa berpikir dalam kerangka anatomi tiga

kesinambungan kurikulum.

pengajaran Anatomi dalam kurikulum kedokteran modern. Buku


ini berdasarkan atas fakta bahwa profesional medis membutuhkan
'
pengetahuan terperinci mengenai sistem tubuh tertentu, sementara

ini

bahan anatomi untuk membanfu mereka dalam melaksanakan

Dengan demikiary pendekatan ini diharapkan akan menghasilkan

Buku teks Anatomi Klinis yang baru ini ditulis untuk


menyesuaikan dengan pendekatan baru tersebut untuk

Dasar. Bagian

dasar yang berguna untuk membantu para profesional medis


dalam membuat diagnosis dan memberikan instruksi kepada
pasien dalam pengobatan. Bagian ini juga memberikan sumber

2.

dimensi, yang sangat penting dalam interpretasi pencitraan.


Catatan Fisiologik. Catatan ini disisipkan di sana-sini di antara
materi anatomi dasar untuk menekankan kepada pembaca
makna fungsional materi tersebut.

nr

vt
3.

KATA PENGANIAR

Catatan Embriologik. Perkembangan banyak organ dibahas


banyakberpengaruh
untuk pemahaman strukfur dan hubungan antar-organ.
Anatomi Permukaan. Bagian ini menyediakan penunjuk
secara singkat jika pengetahuan seperti ini

4.

permukaan shuktur anatomik yang penting; kebanyakan


terletak sedikit di bawah permukaan kulit. Bagian ini penting
karena kebanyakan tenaga medis praktik jarang menjelajah
jaringan ke kedalaman tertentu di bawah kulit.

5.

Pertanyaan UJangan. Tujuan pertanyaan ada 3, yaitu untuk


memfokuskan perhatian pada bagian-bagian yang pentin&
memungkinkan mahasiwa menilai kelemahan mereka sendiri,
dan menyediakan satu bentuk evaluasi diri karena pertanyaanpertanyaan itu ditanyakan sewaktu ujian. Beberapa pertanyaan
terpusat sekitar masalah klinis yang membutuhkan jawaban
anatomik. jawaban disediakan pada akhir setiap bab.

R.S.S.

Ucapan Teri ma Kasih

budi kepada banyak anggota Departemen


Radiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
George Washington atas peminjaman radiograf, CT Scan, MRI
yang direproduksi di berbagai bagian pada buku ini. Saya juga
berterima kasih kepada dr. Carol Lee, dr. Gordon Sze, dr. Robert
Smith dari Departemen Radiologi Universitas Yale atas bantuan
contoh mammogram, CT Scan columna vertebrae, dan MRI
ekstremitas. Ucapan terima kasih juga saya tujukan kepada
dr. Michael Remetz dari Departemen Kardiologi di Yale atas
penyediaan contoh arteriogram koroner.
Ucapan terima kasih secara khusus saya tujukan kepada
Larry C1ark, sebagai teknisi senior pada Departemen Anatomi
Saya sangat berhutang

di Universitas George Washington, yang telah sangat membantu


saya dalam mempersiapkan pemotretan spesimen anatomi dan
mempersiapkan spesimen plastin berbagai organ. Antusiasme
beliau terhadap banyak proyek sangat berpengaruh dan membantu
dalam pembuatan akhir spesimen yang bagus sekali; banyak di
antaranya diuraikan di dalam teks.
Saya juga mengucapkan terima kasih untuk Terry Dolan,
Virginia Childs, Myra Feldmary dan Ira Gunther untuk pembuatan
desain buku ini.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada staf Lippincot, Williams & Wilkins atas bantuan
dan dukungan dalam pembuatan buku baru ini.

vlt

Daftar lsi

Kata

Pengantar

Ucapan Terima

BAB

Kasih

Pendahuluan

Sistem
BAB 2
BAB

v
vii

Anatomi Klinik

Respirasi

33

Saluran Pernapasan Atas dan Bawah Serta Struktur yang

Terkait

34

Dinding Dada, Rongga Dada, Paru, dan Rongga Pleura

$istem

Karriicvasi<ular

BAB 4

Jantung, Pembuluh Koroner, dan

BAB 5

Pembuluh Darah

BAB 6

Pembuluh Darah Kepala dan

Thorax

l3

Pericardium

56

BAB 7

Leher 169
Pembuluh Darah Ekstremitas Superior 185

BAB 8

Pembuluh Darah Abdomen, Pelvis, dan

BAB 9

Pembuluh Darah Ekstremitas

Slst*m
BAB
viii

l0

l-isnf"atilc

132

Perineum

lnferior

235

?S?

Pembuluh Limfe dan Jaringan Limfe

263

213

DAFTAR

Sistem
BAB I I

Mlrskuloslceletal 279

Tulang dan

Kartilago

12 Sendi 353
BAB l3
Otot Skelet

280

BAB

Sistem
BAB

14.

5
BAB l6
BAB l7
BAB 18

BAB

BAB

BAB

20

2l

22
BAB 23

ColumnaVertebralis,

24

487

Trigeminus 5 l6
Medulla Spinalis, dan Meningen

Nervus Spinalis dan Blok Nervus


Mata dan

Telinga 6l

Sistem

Fencernaan

Spinalis

537

563

639

Dinding Abdomen, Cavitas Peritonealis, Spatium


Retroperitoneale, dan Tiactus Digestivus 640

Viscera Berkaitan dengan Tractus Digestivus: Hepar,


Pancreas, dan Lien 721

Kemih

747

Ren, Ureter,Vesica Urinaria, dan

Reprodul<si

Urethra

Scrotum

Perineum, Organ Genitalia Feminina, dan

Endol<rin

Glandulae

Apendiks

860

lndeks

869

Endocrinae

748

777

Organ Genitalia Masculina, Penis, dan

Sistem
BAB

Sanaf

Nervus Cranialis dan Blok Nervus

Sistem
BAB

Tengkorak, Otak, Meningen, dan Suplai Darah OtakTerkait


dengan Trauma dan Perdarahan lntrakranial 488

Sistem
BAB

4l

833
834

778

Persalinan

800

ISI

ix

Pendahuluan

Anatomi Klinik

BAB

Anatomi Dasar
lstitah Anatomi Deskriptif

Struktur Dasar

Efek Jenis Ketamin, Ras, dan Usia pada Struktur

24

Catatan Fisiologi: Usia dan Efisiensi Fungsional

26

Catatan Embriotogi: Embriotogi dan Anatomi Klinik

26

Catatan Fisiotogi: Fungsi Otot Potos

Ektoderm

77

Catatan Fisiologi: Fungsi Sistem Saraf

Entoderm

27

Catatan Embriotogi: Pertumbuhan Medulla Spinalis

Mesoderm

Selama Perkembangan

Anatomi Radiografik

Catatan Fisiotogi: Fungsi Sistem Saraf Otonom

Computed Tomogrophy

Catatan Fisiotogi: Komponen Aferen Sistem Saraf Otonom

Mognetic Resononce lmoging

27

27

28

Catatan Fisiologi: Eksudat Serosa

Pertanyaan

30

Catatan Fisiotogi: Fungsi Tutang

Jawaban dan Penjetasan

31

Catatan Embriologi: Pembentukan Tutang

J'lenting bagi mahasiswa mengerti istilah-istilah yang digunakan

yang ditemukan melalui pemeriksaan klinik pada seorang pasien

untuk menguraikan struktur dan fungsi dari berbagai bagian tubuh


secara anatomi. Tanpa istilah-istilah ini, tidak mungkin untuk dapat
mengerti komposisi tubuh dengan jelas. Selain itu, para profesional

dapat dicatat dengan tepat.

medis membutuhkan istilah-istilah ini sehingga kelainan anatomi

Bab ini memperkenalkan beberapa struktur dasar yang menyusun


tubuh, seperti kulit, fascia, otot, tulang, pembuluh darah, sistem limfe,
sistem saraf, dan membran mukosa, sefta membran serosa.

ANATOMI DASAR
Anatomi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi
tubuh. Anatomi klinik adalah ilmu yang mempelajari struktur
makroskopik dan fungsi tubuh yang berhubungan dengan praktik
kedokteran dan ilmu kesehatan lainnya. Anatomi dasar adalah
ilmu yang mempelajari sejumlah tertentu anatomi yang sesuai
dengan kebutuhan minimal untuk mengerti struktur dan fungsi
tubuh secara menyeluruh.

lstilah Anatomi Deskriptif


Orang-orang medis harus mengerti istilah anatomi dasar. Dengan
bantuan kamus kedokterary Anda akan menyadari bahwa, dengan

(Gambar 1-1). Posisi ini dinamakan posisi anatomi. Berbagai


bagian tubuh kemudian digambarkan berkaitan dengan bidangbidang imajiner.tertentu.

Bidang Midsagital
Adalah bidang vertikal yang melalui pertengahan tubuh dan
membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri yang sama besar
(Gambar 1-1). Bidang-bidang yang terletak di samping bidang
midsagital dan sejajar dengannya disebut bidang pararnedian.
Sebuah struktur yang terletak lebih dekat pada bidang midsagital
dibandingkan struktur lainnya disebut terletak medial terhadap
struktur lain tersebut. Demikian pula, sebuah struktur yang
terletak lebih jauh dari bidang midsagital dibandingkan struktur
lainnya dikatakan terletak lateral terhadap struktur lain tersebut.

memahami terminologi anatomi, Anda akan sangat terbanfu


dalam proses pembelajaran.

Penggunaan istilah anatomi yang akurat, membantu Anda


berkomunikasi dengan kolega baik nasional maupun internasional.
Tanpa istilah anatomi, seseorang tidak dapat mendiskusikan atau
mencatat fungsi abnormal sendi, kerja otot, perubahanposisi organ,
atau lokasi tepat sebuah benjolan atau fumor secara akurat.

lstilah yang Berhubungan dengan Posisi

Seluruh deskripsi tubuh manusia didasarkan pada anggapan


bahwa seseorang berdiri tegak dengah ekstremitas superior di
samping tubuh, wajah serta telapak tangan menghadap ke depan

Bidang Koronal
Adalah bidang vertikal imajiner yang tegak lurus terhadap bidang
midsagital (Gambar 1-1).

Bidang Horizontal atau BidangTransversal


Adalah bidang yang tegak lurus terhadap bidang midsagital dan

koronal (Gambar 1-1). Istilah anterior dan posterior digunakan


untuk menunjukkan bagian depan dan belakang tubuh (Gambar
1-1).

Untukmenggambarkanhubungan antara dua struktur, sebuah

struktur dikatakan terletak anterior atau posterior dibandingkan

PEN D AH U LU AN

bidang koronal

AN ATO lyll KLI

bidang

bidang midsagital

supeflor

ujung proksimal
ekstremitas
superior
bidang
horizontal
atau
transversal

posterior

anterior

permukaan
dorsal
tangan

ujung distal
ekstremitas
superior

permukaan
palmar
tangan

permukaan
dorsal
kaki

permukaan
plantar kaki

inferior

Gambar 1-1, Istilah-istilah anatomi yang digunakan untuk posisi. Perhatikan subjek berdiri dalam

posisi

anatomi.

struktur lainnya tergantung pada letak struktur itu, apakah lebih


dekat dengan permukaan tubuh bagian anterior atau posterior.
Untuk menguraikan tangaq istilah permukaan palmar dan

dorsal digunakan untuk mengganti istilah anterior dan posterior;

dan untuk menguraikan kaki istilah permukaan plantar dan


dorsal digunakan untuk menggantikan permukaan bawah dan
atas (Gambar 1-1). Istilah proksimal dan distal menunjukkan
jarak relatif terhadap pangkal ekstremitas; misalnya iengan atas
proksimal terhadap lengan bawah dan tangan distal terhadap
lengan bawah.

Istilah superficial dan profundus menyatakan jarak relatif


struktur terhadap permukaan tubuh; istiiah superior dan inferior
menyatakan posisi yang relatif tinggi atau rendah berkenaan
dengan ujung atas dan ujung bawah tubuh.

Istilah interna dan eksterna digunakan untuk menyatakan


jarak relatif struktur terhadap pusat organ atau rongga; misalnya
arteri carotis interna terletak di dalam rongga kranium dan arteri
carotis externa terletak di luar rongga kranium.

Istilah ipsilateral menunjukkan pada sisi tubuh yang sama,


klri dan kaki kiri adalah ipsilateral. Kontralateral

misalnya tangan

menunjukkan pada sisi tubuh yang berlawanan, misalnya M.biceps


brachii kiri dan M.rectus femoris kanan adalah kontralateral.
Posisi supinasi adalah posisi tubuh telentang. Posisi pronasi
adalah posisi tengkurap.

lstilah-lstilah yang Berhubungan


dengan Gerakan

Tempat dua atau lebih tulang yang saling menyatu disebut sendi.

Beberapa sendi tidak bergerak (sutura pada tulang kranium),


beberapa sendi hanya dapat bergerak sedikit (articulatio
tibiofibularis superior), dan beberapa sendi dapat bergerak dengan
bebas (articulatio humeri).
r Fleksi: Gerakan terjadi pada bidang sagital. Misalnya, fleksi
sendi siku mendekatkan permukaan anterior lengan bawah ke
permukaan anterior lengan atas. Biasanya fleksi merupakan

BAB

pergerakan anterior, tetapi kadang-kadang merupakan pergerakan posterior, seperti pada sendi lutut (Gambar 1-2).
Ekstensi: Gerakan meluruskan sendi dan biasanya terjadi ke
arah posterior (Gambar 1-2).
Fleksi lateral: Gerakan batang badan pada bidang koronal
(Gambar 1-3).

Aduksi: Gerakan anggota gerak mendekati tubuh

Abduksi: Gerakan anggota gerak menjauhi garis tengah tubuh

dijelaskan pada halaman 381.

pada bidang koronal (Gambar 1-2).

Rotasi: Gerakan sebagian tubuh

di sekeliling sumbu

jangnya.

,--::::':::f

{--'(--\

aoout<si

sendi bahu

sendi bahu

/,..thi
t:-rl:.--\t
aduksi 4A
/ I

ekstensi

(\

r\

I
I

,)

sirkumduksi
sendi bahu

\i

,ir'i
(ti.
\,,,

tt\

pada

bidang koronal (Gambar 1-2). Pada jari-jari tangan dan kaki,


abduksi adalah pergerakan saling menjauhi antara jari yang
satu terhadap yang lain dan aduksi adalah pergerakan saling
mendekati antara jari yang satu terhadap yang lain (Gambar
1-3). Gerakan ibu jari (Gambar 1-3) yang sedikit lebih rumit

rotasi lateral
sendi bahu

'

..-,/

Gambar 1-2. Beberapa istilah anatomi yang digunakan pada gerakan. Perhatikan perbedaan antar3 fleksi siku dan lutut.

pan-

PENDAHULUAN ANATOITI

Rotasi medial: Gerakan yang menyebabkan permukaan


anterior suatu bagian menghadap ke medial.
Rotasi lateral: Gerakan yang menyebabkan permukaan
anterior suatu bagian menghadap ke lateral.
I Pronasi lengan bawah: Rotasi medial lengan bawah
sedemikian rupa sehingga telapak tangan menghadap
ke posterior (Gambar 1-3).

Supinasi lengan bawah: Rotasi lateral

lengan

bawah dari posisi pronasi sehingga telapak tangan


menghadap ke anterior (Gambar 1-3).

supinasi lengan bawah

KLINIK

a
a

abduksi, dan aduksi (Gambar 1-2).


Protraksi: Gerakan ke depan
Retraksi: Gerakankebelakang( digunakanuntukmenguraikan
gerakan ke depan dan belakang rahang bawah pada articulatio
temporomandibularis).
Inversi: Gerakan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke
arah medial (Gambar 1-3).
Eversi: Gerakan sebaliknya sehingga telapak kaki menghadap
ke lateral (Gambar 1-3).

pronasi lengan bawah

\-./
inversi kaki

eversi kaki

aduksi jari-jari

aduksi ibujari tangan

oposisi ibujari dan

jari kelingking tangan

fleksi ibujari

Sirkumduksi: Kombinasi urutan gerakan fleksi, ekstensi,

abduksi
ibujari
tangan

eksiensi ibujari tangan

Gambar 1-3, Tambahan istilah anatomi yang digunakan terkait dengan gerakan.

abduksi jari-jari

batang rambut

plexus arteri
dan vena

kelenjar sebasea

folikel rambul

bulbus rambut

badan kelenjar keringat ekrin

saluran keluar kelenjar


keringat ekrin
Gambar 1-4. Struktur umum kulit dan hubungannya dengan fascia superficialis. Perhatikan bahwa folikel rambut meluas

ke

bawah sampai ke bagian yang lebih dalam dari dermis, atau bahkan sampai ke fasia superfisial, sedangkan kelenjar keringat
meluas sampai ke dalam fascia superficialis.

Struktur Dasar

Kulit

Kulit dibagi menjadi dua bagian: bagian superficial, epidermis;


dan bagian profunda, dermis (Gambar 1-4). Epidermis merupakan

epitel bertingkat yang sel-selnya menjadi pipih ketika matang


dan naik ke permukaan. Pada telapak tangan dan telapak kaki,
epidermis sangat tebal untuk menahan robekan dan kerusakan
yang terjadi pada daerah ini. Bagian tubuh lainnva mempunyar
epidermis yang tipis, misalnya pada permukaan anterior lengan
atas dan lengan bawah. Dermis terdiri dari jaringan ikat padat

yang mengandung banyak pembuluh darah, pembuluh limfe,


dan saraf. Ketebalan dermis berbeda pada berbagai bagian
tubuh, cenderung menjadi lebih tipis pada permukaan anterior
dibandingkan dengan permukaan posterior. Dermis lebih tipis
pada wanita dibandingkan pria. Dermis pada kulit dihubungkan
dengan fascia profunda atau tulang di baglan dasarnya oleh fascia

superficial, atau dlkenai sebagai jaringan subkutan.


Kulit di atas sendi selalu terlipat pada tempat yang sama/
disebut lipatan kulit (Gambar 1-5). Pada tempat ini, kulit lebih
tipis dibandingkan tempat yang lain dan terfiksasi dengan baik
pada struktur di bawahnya oleh pita jaringan fibrosa yang kuat.
Struktur tambahan lain yang ada pada kulit adalah kuku,
folikel rambut, kelenjar sebasea, dan keienjar keringat.

PENDAHU LU AN AN ATO IAI KLI N I K

lipatan kuku

akar kuku

bantalan kuku

Gambar 1-5 Berbagai lipatan kulit pada permukaan telapak tangan dan permukaan anterior sendi pergelangan tangan.
Diperlihatkan juga hubungan kuku terhadap struktur-struktur lain pada jari.

Kuku

rambut. Kelenjar ini ierletak pada permukaan bawah folikel yang


miring dan terletak di dermis (Gambar 1-4). Sebum merupakan

Kuku adalah lempeng yang mengalami keratinisasi pada permukaan dorsal ujung jari tangan dan kaki. Tepi proksimal lempeng

bahan berminyak yang membantu mempertahankan kelenturan


rambut yang sedang tumbuh. Sebum juga meminyaki permukaan
epidermis di sekitar muara folikel rambut.

adalah akar

kuku (Gambar

1-5). Kecuali pada tepi distal lempen&

kuku dikelilingi dan diliputi oleh lipatan kulit yang dikenal


sebagai lipatan

kuku. Permukaan kulit yang diliputi oleh kuku


kuku (nailbed) (Gambar 1-5).

disebut bantalan

Rambut
Rambut tumbuh dari folikel, yang merupakaninvaginasi epidermis

ke dalam dermis (Gambar 1,-4). Foiikel rambut terletak miring


terhadap permukaan kulit dan pelebaran pada bagian ujungnya
dinamakan bulbus rambut, akan menembus bagian dermis
iebih dalam. Setiap bulbus rambut berujung cekung dan pada
bagian yang cekung ini terdapat jaringan penyambung vaskular
yang disebut papila rambut. Sebuah pita otot polos, arrector
pili, menghubungkan permukaan bawah folikel dengan bagian
superficial dermis.(Gambar 1-4). Otot ini dipersarafi oleh serabut
saraf simpatik dankontraksinya menyebabkanrambutberdiri. Otot
ini juga menekan kelenjar sebasea sehingga mengeluarkan sekret.
Kontraksi otot ini juga menyebabkan cekungan pada permukaan
kulit, disebut cutis anserine (kulit angsa). Rambut tersebar dalam
jumlah yang berbeda-beda pada seluruh permukaan tubuh,
kecuali bibir, telapak tangary pinggir jari-jari tangan, glans penis
dan clitoris, labia minora dan permukaan sisi dalam labia majora,
telapak kaki, pinggir kaki dan pinggir jari-jari kaki.

Kelenjar Sebasea
Kelenjar sebasea mengeluarkan sekretnya yaitu sebum, ke batang
rambut pada saat muara kelenjar bertemu dengan leher folikel

Kelenjar Keringat
Kelenjar keringat merupakan kelenjar yang panjang, berbentuk
spiral, tubular, dan tersebar pada seluruh permukaan tubuh,
kecuali pinggir merah bibir, nail bed, glans penis, dan clitoris
(Gambar 1-4). Kelenjar ini terbentang di seluruh lapisan dermis
dan ujungnya mungkin terdapat pada fascia superficialis.
Oleh karena itu, kelenjar keringat merupakan struktur yang
menembus paling dalam diantara seluruh struktur tambahan
epidermis.

Fascia

tubuh dapat dibagi dua, fascia supdrficialis dan fascia


profunda. Mereka terletak di antara kulit serta otot dan tulang
Fascia

yang mendasarinya.

Fascia Superficialis
Fascia superficialis, atau jaringan subkutary merupakan
campuran antara jaringan areolar longgar dan jaringan adipos4
yang menyatukan dermis dengan fascia profunda yang terletak
di bawahnya (Gambar 1-6). Pada kulit kepal4 tengkuk, telapak
tangary dan telapak kaki, fascia ini mengandung banyak berkas
serabut kolagen yang memfiksasi kulit pada struktur-struktur
yang terletak lebih dalam. Pada kelopak mata, daun telinga, penis

Gambar 1-6, Penampang melalui pertengahan


N. musculocutaneus
N. medianus

lengan atas kanan, memperlihatkan susunan fascia


superficialis dan profunda. Perhatikan bagaimana

V. cephalica

septa

os humerus

fi

brosa terbentang antara kelompok-kelompok

otot yang membagi lengan atas menjadi beberapa


bagian fascia.

M" brachialis

A. brachialis

septum
intermusculare
brachii laterale

N. ulnaris
septum
intermusculare
brachii mediale

N. radialis

M. coracobrachialis
fascia profunda

M. triceps

fascia superficialis

dan scrotum, serta clitoris, fascia superficialis tidak mengandung


jaringan adiposa.

Fascia Profunda
Fascia profunda merupakan sebuah lapisan membran jaringan

ikat yang meliputi otot-otot dan struktur-struktur dalam lainnya


(Gambar 1-6). Pada thorax dan abdomen, fascia ini hanya rnerupakan selapis tipis jaringan areolar yang meliputi otot dan aponeurosis. Pada ekstremitas, fascia profunda membentuk selubung
yang jelas mengelilingi otot-otot dan struktur-struktur 1airy serta
memfiksasi alat-alat tersebut pada tempatnya' Septum fibrosuin
meluas dari permukaan dalam membran, antara kelompok-kelompok otot, dan di banyak tempat membagi bagian dalam extremitas menjadi beberapa kompartemen (Gambar 1-6)' Pada daerah
sendi, fascia profunda menjadi sangat tebal membentuk pita-pita
penahan, disebut retinacula (Gambar 1-7). Fungsi retinacrla adalah
memfiksasi tendon-tendon yang ada di bawahnya tetap pada
tempatnya atau berperan sebagai katrol pergerakan tendon.

Otot

tendo otot-otot
ekstensor dan
selubung sinovialnya

retinaculum
musculorum
extensorum

Tiga tipe otot adalah otot rangka, otot polos, dan otot iantung.

Otot

Rangl<a

Gambar 1-7 Retinaculum extensorum pada permukaan posterior

Otot rangka adalah otot penggerak rangka Kadang-kadang


otot ini disebut otot volunter dan tersusun dari serabut-serabut

terletak di bawahnya.

otot lurik. Otot rangka mempunyai dua tempat lekat atau lebih.
Tempat lekat dengan gerakan paling sedikit disebut origo dan
tempat lekat dengan pergerakan paling banyak disebut insersi
(Gambar 1-8). Pada keadaan yang berbeda-beda, derajat mobilitas
tempat lekat mungkin terbalik sehingga istilah orlgo dan insersi
dapat dipertukarkan.
Bagian yang paling banyak tersusun serat otot disebut venter
(Gambar 1-B). Ujung-ujung otot dilekatkan pada tu1ang, cartilago,

atau ligamentum dengan perantalaan pita jaringan fibrosa 1'ang


disebut tendon (Gambar 1-9). Kadang-kadang otot yang gepeng
dilekatkan oleh selapis jaringan fibrosa yang tipis tetapi kuat yang
disebut aponeurosis (Gambar 1-9 ). Raphe adalah serabut otot
gepeng pada ujung tendon yang saling bertautan (Gambar 1-9).

pergelangan tangan yang memfiksasi tendon otot-otot ekstensor yang

PENDAHULUAN ANATOA4I

KLINIK

dan berirama. Serabut otot jantung khusus membentuk sistem


konduksi jantung.
Otot jantung dipersarafi oleh serabut saraf otonom yang berakhir pada myocardium dan nodus sistem konduksi jantung.

Sendi

Tempat dua tu1ang atau lebih bersatu, apakah terjadi gerakan


atau tidak, disebut sendi. Sendi dikelompokkan menurut jaringan
yang terdapat di antara tulang-tulang yang bersendi: sendi fibrosa,
sendi kartilaginosa, dan sendi sinovial.

gastrocnemius

Sendi Fibrosa
Permukaan artikulasi pada tulang dihubungkan oleh jaringan
fibrosa (Gambar 1-10) sehingga masih memungkinkan sedikit
pergerakan. Sutura pada cranium dan articulatio tibiofibularis
inferior merupakan contoh dari sendi fibrosa.

Sendi Kartilaginosa
Gambar 1-8 Origo, insersi, dan venter M. gastrocnemius.
Sendi Kartilaginosa Primer

Otot

Polos

Otot polos terdiri dari sel-sel yang panjang danberbentuk geiendong


(spindle) yang tersusun rapat di dalam berkas atau lembaran.

Sendi kartilaginosa primer adalah sendi yang tulang-tulangnya


disatukan oleh selempeng atau sebatang kartilago hialin. Persatuan
antara epiphysis dan diaphysis pada sebuah tulang yang sedang
tumbutr, dan hubungan antara iga pertama dengan manubrium
sterni merupakan contoh tipe sendi ini. Tidak ada gerakan yang
dapat dilakukan.

Fungsi Otot Polos

Sendi Kartilaginosa Sekunder

Otot polos yang terdapat pada saluran-saluran di dalam tubuh

bercampur seluruhnya dengan enzim pencernaan. Kontraksi ritmik

Sendi kartilaginosa sekunder adalah sendi yang tulang-tulangnya


disatukan oleh selempeng fibrokartilago dan permukaan-permukaan sendinya diliputi oleh selapis tipis kartilago hialin. Contohnya
adaiah sendi antar-corpus vertebrae (Gambar 1-10) dan symphisis

serabulserabut sirkular yang ada sepanjang saluran mendorong

pubis. Sedikit gerakan masih mungkin dilakukan pada sendi ini.

berfungsi mendorong isi saluran keluar. Pada sistem pencernaan,


olot polosjuga menyebabkan makanan yang telah dihaluskan dapat

isi saluran ke depan. Kontraksi serabut-serabut longitudinal


membual dinding saluran yang telah dilewati makanan kembali

Sendi Sinovial

seperti sebelumnya. Gerakan mendorong dengan cara seperti ini


disebut peristalsis.
Pada organ penyimpan, seperti vesica urinaria dan uterus,

serabutserabut tersusun secara tidak beraturan dan saling


berkaitan satu dengan yang lain. Kontraksinya lambat dan terus
menerus, menghasilkan dorongan keluar dari organ. Pada dinding
pembuluh darah, serabut-serabut otot polos tersusun sirkular dan
berperan mengubah diameter lumen.

Tergantung pada organ, serabutserabut otot polos mungkin

dapat berkontraksi akibat regangan lokal serabut, impuls saraf


otonom, atau akibat stimulasi hormon.

Otot Jantung
Otot jantung terdiri atas serabut otot lgrik yang bercabangcabang dan saling bersatu. Otot ini mbmbentuk miokardium
jantung. Serabut-serabutnya cenderung tersusun daiam bentuk
ulir dan spiral otot ini mempunyai sifat kontraksi yang spontan

Facies articularis tulang-tulang diliputi oleh selapis tipis kartilago


hialin dan ujungnya dipisahkan oleh rongga sendi (Gambar 1-10).

Susunan seperti ini memungkinkan gerakan yang luas. Rongga


sendi diliputi oleh membran sinovial, yang terbentang dari pinggir
facies articularis yang satu ke facies articuiarisyang lain. Permukaan
luar membran sinovial dilindungi oleh membran fibrosa yang kuat,

disebut kapsula sendi. Permukaan sendi mendapatkan pelumas


dari cairan kental yang disebut cairan sinovial, yang dihasilkan
oleh membran sinovial. Pada sendi sinovial tertentu, seperti sendi
lutut, di antara facies articularisnya terdapat discus atau potongan
fibrocartilago, disebut discus articularis.
Bantalan lemak ditemukan pada beberapa sendi sinoviaf
terletak di antara membran sinovial dan kapsula fibrosa atau
tulang. Contohnya seperti yang ditemukan pada sendi panggul
(Gambar 1-10) dan sendi lutut.

.Luas pergerakan sendi sinovial ditentukan oleh bentuk


tulang penyusun sendi, struktur-struktur anatomi yang terletak
di dekatnya (misalnya, paha berhadapan dengan dinding anterior

10

BAB

Tendo gabungan untuk insersi


M. gastrocnemius dan M. soleus

aponeurosis M. obliquus externus


abdominis

raphe M. mylohyoideus
Gambar 1-9 Contoh sebuah tendon (A), aponeurosis (B), dan raphe

abdomen pada fleksio sendi panggui), dan ligamentum fibrosum

yang menghubungkan tulang-tulang. Kebanyakan llgamentum


terletak di luar kapsula sendi, tetapi pada sendi lutut, beberapa
ligamentum penting, seperti ligamentum cruciatum, terletak di
dalam kapsula (Gambar 1-11).

Ligamentum

Ligamentum merupakan sebuah tali atau pita jarlngan ikat


yang menghubungkan dua struktur (Gambar 1-11). Umumnya,
ligamentum yang ditemukan berhubungan dengan sendi ada
dua jenis. Jenis pertama, yang terbanyak, terdiri dari berkas

(C).

serabut-serabut kolagen yang dalam keadaan normal tidak dapat


diregangkan (misalnya llg.iliofemorale pada articulatio coxae dan

ligg.collateralia pada articulatio cubiti). Jenis kedua, terutama


tersusun dari jaringan elastis sehingga dapat kembali ke panjang
semula setelah peregangan (misainya, iig.flavum pada columna
vertebralis dan lig.calcaneonaviculare pada kaki)

Bursa

Bursa adalah alat pelumas, berbentuk kantong fibrosa yang tertutup, dan dibatasi oleh membran tipis dan lembut. Dindingdindingnya dipisahkan oleh iapisan cairan yang kental. Bursa

PEN D AH

LU AN AN ATO IV|I KLI N I K

'tl

periosteum
tulang cranium
sendi
fibrosa

periosteum
ligamentum
longitudinale
posterius

discus intervertebralis
fibrocartilagineus

sendi
kartilaginosa

--

ligamentum
longitudinale
anterius
ligamentum
insterspinale

columna vertebralis

ligamentum
supraspinale

os coxae
cartilago hyalin articulare

sendi
sinovial

capsula fibrosa

bantalan lemak

ligamentum teres

articulatio

membrana sinovial

Gambar 1-10 Contoh tiga tipe sendi. A. Sendi fibrosa (sutura coronaria pada cranium) B. Sendi kartilaginosa (sendi antara dua
corpus vertebra lumbalis). C' Sendi sinovial (articulatio coxae= sendi panggul).

ditemukan pada tempat-tempat ketika tendon bergesekan dengan


tulang, ligamentum, atau tendon lain. Bursa sering diternukan
di dekat sendi yang kulit pelapis sendi bergesekan pada tulang
yang ada di bar,l'ahnya, seperti bursa prepatellaris (Cambar
1-12). Kadang-kadang, rongga bursa berhr"rbungan dengan
dengan rongga sendi sinovial. Contoh, bursa sriprapateilaris

yang berhubungan dengan sendi lutut (Cambar 1-12) dan bursa


subscapr"rlaris \rang berhubungan dengan sendi bahu.

Selubung Sinovial

Selubung siniivial merupakan bursa berbentuk tubular yang


men*elilingi tendcn. Tendon menginvaginasi salah satu sisi bursa

12

BAB

acetabulum
berbentuk
mangkuk

ligamentum
cruciatum

ligamentum
collaterale
mediale

articulatio
coxae = sendi panggul

articulatio genu (sendi lutut)

M.peroneus longus mempertahankan

""'o"tili"?nitJnoinarisrateraris
lengkung kaki

Gambar 1-11' Tiga faktor utama yang berperan atas stabilitas sendi: A. Bentuk permukaan sendi . B. Ligamentum. C. Tonus otot.

di dalam bursa melalui mesotendon


(Gambar 1-12). Mesotendon memungkinkan pembuluh darah
masuk ke dalam tendon di sepanjang perjalanannya.
sehingga tendon terbenam

Pembuluh Darah

Pembuluh darah ada tiga jenis: arteri, ven4 dan kapiler (Gambar

yang cabang-cabangnya beranastomosis dengan cabang-cabang


terminal arteri yang ada di dekatnya, tetapi luas anastomosistidak
cukup untuk mempertahankan jaringan tetap hidup bila salah
safu arteri tersumbat.

Vena
Vena adalah pembuluh yang membawa darah kembali ke jantung;

l -1 4).

banyak

Arteri
Arteri membawa darah dari jantung dan disebarkan ke seluruh
jaringan tubuh melalui cabang-cabangnya (Gambar 1-13 dan
1-14). Arteri yang terkecil berdiameter kurang dari 0,1 mm,
disebut arteriol. Gabungan antara cabang-cabang arteri disebut
anastomosis. Arteri tidak mempunyai katup.

End afteri anatomik (Gambar 1-14) adalah

pembuluh

darah yang cabang-cabang terminalnya tidak beranastomosis


dengan cabang-cabang arteri penyuplai darah untuk daerah
yang berdekatan. End arteri fungsional adalah pembuluh darah

di antaranya mempunyai katup. Vena yang

terkecil

disebut venula (Gambar 1-14). Vena yang lebih kecil, atau cabangcabangnya, bergabung membentuk vena yang lebih besar, yang

dapat berhubungan satu dengan yang lairy membentuk plexus


venosus. Arteri-arteri profunda yang berukuran sedang sering
didampingi dua buah vena, masing-masing berjalan di kiri dan
kanannya, disebut venae comitantes.

Vena yang berasal dari saluran pencernaan tidak langsung


menuju ke jantung, tetapi bersatu membentuk vena porta. Vena ini
masuk ke hati dan kembali bercabang-cabang menjadi vena yang

berukuran lebih kecil, dan akhirnya bersatu dengan pembuluh


yang mirip kapiler, yang disebut sinusoid, di dalam hati (Gambar

PENDAHULUAN ANATOTAI

1-14). Sistem portal adalah sistem pembuluh yang terletak di


antara dua jejaring kapiler.

Kapiler
Kapiler adalah pembuluh yang sangat

keci1,

berbentuk anyaman/

KLINIK

5inusoid

Bentuk sinusoid menyerupai kapiler ketika dilihat dari dindingnya yang tipis, tetapl sebenarnya sinusoid mempunyai diameter
yang berbeda-beda dan lebih lebar dari diameter kapiler. Sinusoid
terdapat pada sumsum tulang, limpa, hati, dan beberapa kelenjar

endokrin. Pada beberapa tempat di dalam tubu11 terutama pada


ujung-ujung jari-jari tangan dan kaki, terdapat hubungan langsung

menghubungkan arteriol dan venula (Gambar 1-14).

femur
M. rectus femoris
bursa suprapatellaris

oatella

'

Vaginae
synoviales
digitorum
manus

bursa prepatellaris

bursa infrapatellaris
superficialis dan
profundus
Vagina communis

tendinum musculorum
flexorum
ligamentum patellae

Vagina tendinis
musculi flexoris
policis longi

ffi
c@
Gambar 1-12 A. Empat bursa yang berhubungan dengan bagian depan sendi lutut. Perhatikan bahwa bursa suprapatellaris
berhubungan dengan rongga sendi. B. Selubung sinovial di sekeliling tendon panjang jari-jari. C, Bagaimana tendon membuat
lekukan pada selubung sinovial selama perkembangannya, dan bagaimana pembuluh darah mencapai tendon melalui
mesotendon.

13

14

A. carotis communis kanan


V. jugularis interna kanan

vasa subclavia kanan


arcus aorta

truncus pulmonalis
rongga atrium kiri
sirkulasi
pulmonalis
rongga

rongga ventrikel kiri

atrium kanan
rongga
ventrikel kanan
V. hepatica

V. cava inferior

Aorta abdominalis

hepar

A. coeliaca
A. mesenterica superior
A. mesenterica inferior

V. porta

Gambar

l-13.

Gambaran umum sistem pembuluh darah.

antara arteri dan vena tanpa melalui kapiler. Tempat hubungan


seperti ini disebut anatomosis arteriovenosus (Gambar 1-14).

Sistem Limfatik

Sistem limfatik terdiri dari jaringan limfatik dan pembuluh limfe


(Gambar f - i5,1.

Jaringan Limfatik
limfatik merupakan jenis jaringan ikat yang mengandung
banyak se1 limfosit. Jaringan limfatik terdapat di dalam organorgan berikut ini: t\mus, nodus lymphaticus (keienjar limfe),
1ier1 dan nodulus lymphaticus. Jaringan limfatik penting untuk
pertahanan imunologik tubuh terhadap bakteri dan virus.
Jaringan

Pembuluh Limfe
Pembuluh limfe merupakan pembuluh yang membantu sistem
kardiovaskular mengeluarkan cairan dari ruang interstitial tubuh
dan kemudian pembuluh ini mengembalikan cairan ke dalam
darah. Sistem limfatik pada dasarnya merupakan sistem drainase
dan tidak ada sirkulasi. Pembuluh limfe ditemukan pada seluruh
jaringan dan organ tubuh, kecuaii sistem saraf pusa! bola mata,
telinga dalam, epidermis, cartilago, dan tulang.
Limfe

Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan jaringan yang


masuk ke dalam pembuluh limfe. Kapiler limfe adalah anyaman
pembuluh-pembuluh halus yang mengalirkan limfe dari jaringan.

PENDAH U LU AN AN ATO IAI KLI N I K

15

intestinum
tenue

A. mesenterica superior

anastomosis

antata
cabang-cabang

A
arteriol

saluran utama

$&
lanngan

end arteri anatomik

VW

end arteri fungsional

katup biskuspid pada

DE

Gambar 1-14 Berbagai jenis pembuluh darah dan cara penggabungannya. A. Anastomosis antara cabang-cabang arteria
mesenterica-superior. B. Anyaman kapiler dan anastomosis arteriovenosus. C. Endarteri anatomik dan fungsional. D. Sistem

portal. E. Struktur katup bikuspid pada sebuah vena.

Kapiler limfe selanjutnya mengalirkan limfe ke pembuluh


limfe kecil yang akan bergabung membentuk pembuluh limfe
besar. Pembuluh limfe berbentuk tasbih yang disebabkan oleh
keberadaan katup yang banyak di sepanjang perjaianannya.

Sebelum limfe memasuki aliran darah, cairan ini melalui


paling sedikit satu kelenjar iimfe, bahkan seringkali lebih dari satu.
Pembuluh limfe yang membawa limfe ke kelenjar limfe dinamakan
pembuluh aferen (Gambar 1-15); pembuluh yang membawa

16

BAB

ductus thoracicus
ductus lymphaticus dexter

truncus subclavius

truncu
bronchomediastinalis

ductus
thoracicus
cisterna chyli
truncus intestinalis
truncus
lumbalis

nodi deltopectorales

pembuluh
limfe aferen

nodi axillares laterales

nodulus lymphaticus

trabecula

sinus lymphaticus
chorda medularis

centrum germinativum
pembuluh yang berjalan melalui permukaan
posterior ke permukaan anterior lengan

pembuluh limfe eferen

pembuluh limfe

D
Gambar 1-15 A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter beserta cabang-cabang utamanya. B. Daerah tubuh yang
mengalirkan limfenya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). e. Struktur umum sebuah kelenjar
limfe. D. Pembuluh dan kelenjar limfe extremitas superior.

{
limfe keluar dari kelenjar limfe disebut pembuluh eferen. Limfe
memasuki aiiran darah pada pangkal leher meiaiui pembuiuh
limfe besar yang dinamakan ductus lympiraticlls dexter dan
ductus thoracicus (Gambar 1-.t5i.

Sistem Sanaf

Sistem saraf dibagi dua bagian utama: sistem sara{ pusat, yang
terdiri dari otak dan medula spinalis. dan sistem saraf perifer
(atau tepi)" yang ierdiri dari 12 pasang sara{ otak dar, 31 pasang
saraf spinai beseria ganglianva.

17

PEN DAHU LU AN AN ATO ITI KLI N I K

Secara fungsional, sistem saraf dapat dibagi menjadi sistem

saraf somatik, yang mengatur gerakan volunter, dan sistem saraf


olonom, yang mengafur gerakan involunter.

Pertumbuhan Medulla Spinalis Selama


Perkembangan
Selama perkembangan, pe(ambahan panjang medulla spinalis
lebih lambat dari pada columna vertebralis. Pada orang dewasa,

Fungsi Sistem Saraf


Sistem saraf bersama dengan sistem endokrin mengendalikan dan

mengintegrasikan aktivitas bagian-bagian tubuh yang berbeda.

ketika pertumbuhan telah berhenti, ujung bawah medulla spinalis

hanya sampai pada pinggir bawah vertebra lumbalis L Untuk


menyesuaikan diri dengan pertumbuhan yang tidak seimbang ini,

radix spinalis berkembang menjuntai ke bawah dengan pesat.


Pada daerah cervical atas, radix spinalis pendek dan berjalan
hampir horizontal, tetapi radix saraf lumbalis dan sacralis

di

bawah uiung medulla spinalis membentuk sebuah berkas saraf

vertikal yang menyerupai ekor kuda, disebut cauda equina

Sistem Saraf Pusat


terdiri dari banyak sel saraf beserta tonjolantonjolannya dan disokong oleh jaringan khusus disebut neuroglia.

(Gambar 1-17).

Sistem saraf pusat

Neuron adalah nama yang diberikan untuk sel saraf beserta


seluruh prosesusnya. Sel neuron mempunyai dua tipe prosesus/
yaitu dendrit dan akson. Dendrit adalah prosesus yang pendek
dari badan sel; akson adalah prosesus yang paling panjang dari
badan sel (Gambar 1-16).
Bagian dalam sistem saraf pusat tersusun atas substantia grisea
dan substantia alba. Substantia grisea terdiri atas sel-sel neuron

yang tertanam

di

dalam neuroglia. Substantia alba terdiri atas

serabut-serabut saraf (akson) yang terbenam di dalam neuroglia

Sistem Saraf Perifer/Tepi


Sistem saraf perifer terdiri dari saraf-saraf otak dan saraf-saraf
spinal beserta ganglianya. Pada pemotongan, saraf otak dan saraf
spinal terlihat sebagai tali yang berwarna putih keabu-abuan.

Saraf-saraf tersebut dibentuk dari berkas-berkas serabut saraf


(akson) yang disokong oleh jaringan areolar halus.

Saraf Kranial

Terdapat 12 pasang saraf kranial yang meninggalkan otak dan


berjalan melewati foramina pada cranium. Seluruh saraf menyarafi
kepala dan leher, kecuali Nervus X (vagus) yang juga menyarafi
struktur yang ada di toraks dan abdomen. Saraf kranial diuraikan
pada Bab 15.

Masing-masing saraf spinal dihubungkan dengan medulla spinalis

oleh dua radix: radix anterior dan radix posterior (Gambar 1-16
dan 1-18). Radix anterior terdiri atas berkas serabut saraf yang
membawa impuls saraf menjauhi susunan saraf pusat (Gambar
1-16). Serabut saraf seperti ini dinamakan serabut eferen. Serabut
eferen yang menuju ke otot rangka dan menyebabkan otot ini
berkontraksi dinamakan serabul motorik. Sel asalnya terletak
pada cornu anterior medulla spinalis.
Radix posterior terdiri atas berkas serabut saraf yang membawa
impuls menuju susunan saraf pusat dan dinamakan serabut aferen
(Gambar L-16). Karena serabut ini berkaitan dengan pengantaran
informasi mengenai sensasi raba nyeri, suhu, dan vibrasi, serabut
ini dinamakan serabut sensorik. Badan sel serabut sarafini terletak
pada suatu pembesaran pada radix posterior yang dinamakan
ganglion radix posterior (Gambarl-16 dan 1-18).
Pada setiap foramen intervertebrale, radix anterior dan
posterior bersatu menjadi saraf spinal (Gambar 1-18). Di sini,
serabut motorik dan sensorik bercampur menjadi satu sehingga
saraf spinal dibentuk dari campuran serabut motorik dan serabut
sensorik (Gambar 1-16). Keiika keluar dari foramen intervertebrale,
saraf spinal terbagi menjadi rarnus anterior, yang besar, dan
ramus posterior yang lebih kecil. Ramus posterior berjalan ke
belakang di sekitar columla vertebralis untuk menyarafi otot dan
kulit punggung (Gambar 1-16 dan L-18). Ramus anterior berjaian
terus ke depan untuk menyarafi otot dan kulit pada anterolaterai
dinding tubuh dan semua otot dan kulit extremitas.

Tiga puluh satu pasang saraf spinal meninggalkan medula spinalis

Selain dari rami anteriores dal rami posteriores, saraf


spinal juga memberikan cabang, ramus meningeal yang kecif
yang menyarafi vertebrae dan pembungkus medula spinalis
(meningen). Saraf spinal thoracalis juga mempunyai cabang rami
communicanles yang berhubungan dengan bagian simpatik

dan berjalan melalui foramina intervertebralis pada columna

sistem saraf otonom (lihat halaman 20 dan 21).

Saraf Spinal

vertebralis (Gambar 7-17 dan 1-18). Saraf spinai dinamakan sesuai


dengan regio columna vertebralis 8 pasang nervus cervicalis, 12
pasang ner\rus thoracalis, 5 pasang nervus lumbalis, 5 pasang
nervus sacralis, dan safu pasang nervus coccygeus. Perhatikan
bahwa terdapat 8 pasang nervus cervicalis dan hanya ada 7 buah
vertebrae cervicalis; terdapat satu Pasang nervus coccygeus dan 4
buah vertebrae coccygis. Pembahasan nervus spinalis selanjutnya
padabab 17.

Plexus
Pada pangkal extremitas, rami anteriores saling bergabung
membentuk plexus saraf yang rumit (Gambar 7-17). Di pangkal
extremitas superior terdapat plexus cervicalis dan plexus
brachialis, begitu pula pada pangkal extremitas inferior terdapat
plexus lumbalis dan plexus sacralis.

18

BAB

satu segmen dari


medula spinalis
radices posteriores
nervus spinalis

dendrit

radix posterior
nervus spinalis
ganglion radix posterior

sustantia alba

nervus spinalis
ramus postenor
nervus spinalis

nukleus
canalis centralis

ramus anterior
nervus spinalis

badan sel
substantia grisea

radix posterior

radix anterior nervus spinalis

radices anteriores
nervus spinalis
nervus spinalis
neuron sensorik
ramus posterior

\\

ramus anterior

ramus gnseus

neuron
raciix anterior

rAMUS

cutaneus
lateralis

neuron multipolar

ramus cutaneus anterior

c
Gambar 1-16 A, Neuron motorik multipolar dengan neuron penghubung yang bersinaps dengannya. B. Potongan melintang
setinggi segmen thoracal medula spinalis dengan radix spinalis dan ganglion radix spinalis. C. Potongan melintang setinggi
segmen thoracal medula spinalis memperlihatkan radix, saraf spinal, sefta rami anterior dan posterior beserta cabangcabangnya.

Pembagian klasik sistem saraf menjadi sistem saraf pusat


dan perifer adalah murni artifisial dan sebagai salah satu yang

menuju lengan atas dan lengan bawah di dalam nervus ulnaris,


dan akhirnya mencapat motor end plate padabeberapa serabut kecil

memudahkan karena prosesus neuron-neuron secara bebas

tangan-jarak keseluruhannya sekitar 90 cm.


Contoh lainnya: seperti sensasi raba pada sisi lateral jari

berjalan pada kedua susunan tersebut. Misalnya, neuron motorik


yang terletak pada cornu anterior segmen thoracal I medulla
spinalis menjalarkan aksorurya melalui radlx anterior saral
thoracalis I (Gambar 1-19), berjalan melalui plexus brachialis,

kelingking kaki.Daerah kulit ini dipersarafi oleh segmen


sacralis I medulla spinalis (S1). Cabang-cabang terminal halus
akson sensorik, yang dinamakan dendrit, meninggalkan organ

PEN DAHU LU AN AN ATO lvll KLI N I K

19

atlas (vertebra

cervicalis l)

nr"*u, cervicalis
medulla spinalis
vertebra thoracica

T1

plexus brachialis

T2
T3

T4
T5
T6

nervi thoracales
(1 2 pasang)

T 8l

nervi intercostales
(nervi thoracales)
T10

T11

T12

vertebra lumbalis

L1

L2

plexus lumbalis
nervi lumbales
(5 pasang)

L3

cauda equina

L4
sacrum
L5

I n.-,

.""rr,".

I (s pasang)

plexus sacralis

rvus coccygeus
coccyg
I nervus
r11
pasang;
pasang)

Co1

Gambar 1- 17 Otak, medulla spinalis, saraf spinal, dan plexus saraf ekstremitas.

sensorik kulit dan bersatu membentuk akson saraf sensorik.


Akson berjalan ke atas, di dalam nervus suralis (Gambar 1-19),
dan kemudian di dalam nervus tibialis dan nervus ischiadicus
menuju plexus lumbosacralis. Kemudian, nervus ini berjalan
melalui radix posterior nervus sacralis I untuk mencapai badan
se1 yang terdapat di dalam ganglion radix postertor nervus
sacralis I. Sekarang akson sentrai memasuki columna posterior
substantia alba medula spinalis dan berjalan ke atas menuju
nucleus gracilis yang ada di dalam medula oblongata-jarak
keseluruhannya sekltar 1.5 m. Jadi, satu neuron terbentang dari
jari kelingking kaki sampai ke dalam cranium. Kedua contoh ini

melukiskan kemungkinan adanya sebuah neuron yang sangat


panjang.

Sistem Saraf Otonom


Sistem Saraf Otonom merupakan bagian sistem saraf yang
berhubungan dengan persarafan struktur involunter, seperti
jantung, otot polos, dan kelenjar pada seluruh tubuh dan tersebar
di dalam susunan saraf pusat dan perifer. Sistem saraf otonom
dapat dibagi dua bagian, yaitu simpatik dan parasimpatilg dan
keduanya mempunyai serabut saraf aferen dan e{eren.

20

ramus posterior

ganglion radix posterior

ramus anterior

ramus gnsea

nervus spinalis

ramus alba
ganglion
truncus
sympathicus

medula spinalis

radix anterior
vertebra thoracica

Fungsi Sistem Saraf Otonom


Bagian simpatik sistem saraf otonom berfungsi mempersiapkan
tubuh untuk suatu keadaan darurat. Saraf simpatik mempercepat
denyut jantung, menyebabkan konstriksi pembuluh darah perifer,

dan meningkatkan tekanan darah. Bagian simpatik sistem saraf


otonom menyebabkan aliran darah meninglgalkan kulit dan usus,
sehingga tersedia untuk otak, laniung. dan otot rangka. Pada saat
yang sama, nervus ini menghambat perlstaltik saluran pencernaan
dan menutup otot sphincter.

Bagian parasimpatik sistem saraf otonom berfungsi mempertahankan dan memulihkan energi. Nervus ini memperlambat

denyut jantung, meningkatkan peristaitik usus dan aktivitas


kelenjar, seria membuka otot sphincter.

Hypothalamus di dalam oiak mengatur sistem saraf otonom


dan memadukan kegiatan sistem oionom dengan sistem neuroendokrin, ciengan demikian mempenahankan sistem homeostasis
di dalam tubuh.

ffil:Iill: :::T:::;'lil,Hil

a sp na s'

dari truncus sympathicus (Gambar 1.-18, 1-20, dan 1-21). Serabutserabut sel penghubrmg disebut preganglionik oleh karena serabut
ini melalui ganglion perifer. Bila serabut preganglionik mencapai
ganglia pada truncus sympathicus mereka mungkin menempuh
perjalanan sebagai berikut. (1) Mereka mungkin berhenti pada

ganglion yang mereka masuki dengan mengadakan sinaps


dengan sel-sel eksitator dalam ganglion (Gambar 1-20). Sebuah
sinaps dapat didefinisikan sebagai tempat di mana dua neuron
saling berdekatan, tetapi tidak mempunyai hubungan secara
anatomis. Celah di antara kedua neuron tersebut diperantarai oieh
zat neurotransmiter, yaitu acetylcholine. Akson dari neuron-neuron
eksitator yang meninggalkan ganglion tidak bermielin. Serabut
saraf posganglionik ini kemudian menuju ke saraf spinal thoracalis
sebagai rami communicantes griseae dan tersebar dalam cabangcabang saraf spinal untuk mempersarafi otot polos di dalam dinding
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan M.arrector pilli kulit.
(2) Serabut-serabut yang masuk ke dalam ganglia truncus
sympathicus di daerah thorax bagian atas akan berjalan sepanjang

huncus sympathicus menuju ke ganglia di daerah leher, di

sini mereka akan bersinaps dengan sel-sel eksitator

(Gambar

1-20 dan 7-21). Di. sini, sekali lagi, serabut saraf posganglionik
meninggalkan truncus sympathicus sebagai rami communicantes
Sistem Simpatik

Serobut Sorof Eferen

grisea, dan sebagianbesar akanbergabung dengannervi cervicales.

Kebanyakan serabut preganglionik yang masuk ke dalam bagian


bawah truncus sympathicus dari segmen bawah thoracal dan dua

Substantia grisea medulla spinalis dari segmen thoracal pertama


sampai segmen lumbal kedua, mempunyai cornu atau columna
lateraf di mana terdapat badan sel neuron penghubung simpatik
(Gambar 1-20). Akson bermielin sel-sel neuron ini meninggalkan
medulla spinalis di dalam radix anterior dan kemudian berjalan

segmen lumbal bagian atas medulla spinalis, akan berjalan turun


ke bawah menuju ganglia pada regio lumbal dan sacral, di mana
mereka bersinaps dengan se1 eksitator (Gambar 1-21). Serabut

melalui rami communicantes alba ke ganglia paravertebralis

sacrales, dan coccygealis.

posganglionik meninggalkan truncus sympathicus sebagai rami


communicantes grisea yang bersatu dengan nervi lumbales,

PEN D AHU LU AN AN ATO lvll KLI N I K

21

nucleus gracilis

ganglion radix
radix anterior

trrldi;

N. ulnaris

otot kecil tangan

Gambar 1-19 Dua neuron yang berjalan dari susunan saraf pusat ke susunan saraf perifer. A. Neuron aferen yang terbentang
dari jari kelingking kaki ke otak. B. Neuron eferen yang terbentang dari dari cornu anterior medulla spinalis segmen thoracalis I
medulla spinalis ke otot kecil tangan,

(3) Serabut preganglionik mungkin berjalan melalui ganglia


pada bagian thoracal truncus sympathicus tanpa bersinaps. Serabut-serabut bermielin ini membentuk tiga buah nervi splanchnici
(Gambar 1-21). Nervus splanchnicus major berasal dari ganglia
thoracica ke lima sampai sembilan, menembus diaphragama, dan
bersinaps dengan sel-se1 eksitator pada ganglia plexus coeliacus.

Nervus splanchnicus minor berasal dari ganglia thoracica ke


sepuluh dan sebelas, menembus diaphragma dan bersinaps
dengan sel-se1 eksitator pada ganglia plexus coeliacus bagian
bawah. Nervus splanchnicus terbawah (apabila ada) berasal
dari ganglion thoracica kedua belas, menembus diaphragma, dan
bersinaps dengan sel-sel eksitator pada ganglia plexus renalis.
Oleh karena itu nervi sphlanchnici terdiri dari serabut-serabut
preganglionik. Serabut-serabut posganglionik berasal dari sel-sei
eksitator di dalam plexus-plexus perifer yang telah disebutkan
tadi, tersebar ke otot-otot polos dan kelenjar pada viscera. Beberapa
serabut preganglionik yang berjalan di dalam nervus splanchnicus

major berakhir langsung pada se1-sel di medulla suprarenalis.


Sel-sel medula ini dapat dianggap sebagai modifikasi dari sel,sel
eksltator slmpatik.

Truncus sympathicus merupakan dua rantai trunkus saraf


berganglionik yang terbentang sepanjang columna vertebralis
(Gambar 1-21). Terdapat 3 ganglia pada masing-masing truncus

di daerah leher, 11 atau

72 ganglia pada daerah thoraks, 4 atau


5 ganglia pada daerah lumbal, dan 4 atau 5 ganglia pada daerah
pelvis. Kedua trunkus terletak dekat dengan columna vertebralis

dan di bawah berakhir dengan bergabung menjadi satu membentuk sebuah ganglia, disebut ganglion impar.
Serobut SorafAferen
Serabut saraf aferen bermielin berjalan dari viscera melalui ganglia
slmpatik tanpa membentuk sinaps (Gambar 1-20). Serabut-serabut
ini masuk ke saraf spinal melalui rami communicantes alba dan
mencapai badan selnya di dalam ganglion radix posterior yang

22

BAB

radix posterior
neuron penghubung

columna lateralis
(cornu lateralis)

ramus
communicans
grisea

ramus communicans
alba

radix anterior

truncus sympathicus

neuron penghubung
simpatik

neuron aferen
ganglion simpatik

Gambar 1-20 Penataan umum bagian somatik sistem saraf (kiri) dibandingkan dengan bagian otonom sistem saraf (kanan).

sesuai. Akson sentral kemudian memasuki medulla spinalis dan


membentuk komponen aferen dari lengkung refleks di tempat itu.
Lainnya berjalan ke atas sampai ke pusat otonom yang lebih tinggi
di dalam otak.

Sistem Parasimpatik
S e

r ob

ut-S e ro

ut

Efe r e n

penghubung bagian sistem saraf ini terletak di dalam


otak dan segmen sakral medulla spinalis (Gambar 1-21). Se1-sel
penghubung di dalam otak membentuk sebagian nuclei yang
merupakan asal dari saraf otak III,V[, IX, dan X. Akson-aksormya
yang berasal dari otak terletak di dalam saraf otak yang sesuai.
Se1-sel penghubung sakral dijumpai pada substansia grisea
segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis. Se1-sel
ini tidak cukup banyak untuk membentuk cornu lateral substansia
grisea seperti dengan se1-se1 penghubung simpatis pada daerah
thoracolumbal. Akson bermielin meninggalkan medulla spinalis
di dalam radix anterior saraf spinal yang sesuai. Mereka kemudian
meninggalkan nervus sakral dan membentuk nervus splanchnicus
pelvicus.
Semua serabut eferen yang telah dijelaskan adalah serabut
preganglionik, dan mereka bersinaps dengan sel eksitator di
Sel-se1

serabut posganglioniknya tidak bermielin dan relatif pendek bila


dibandingkan dengan serabut posganglionik simpatik.
Serobut-Serob

ut

Afe ren

Serabut-serabut aferen L'ermielin berjalan dari viscera ke badan


selnya yang terletak di dalam ganglia sensoris saraf-saraf otak

atau pada ganglion radix posterior nervus sacrospinalis. Aksonakson sentralnya kemudian masuk ke susunan saraf pusat dan
ikut membentuk lengkung refleks di tempat itu atau berjalan ke
pusat sistem saraf otonom yang lebih tinggi.

Komponen Aferen Sistem Saraf Otonom


Komponen aferen sistem saraf otonom identik dengan komponen

aferen saraf somatik dan membentuk sebagian dari segmen


aferen umum di seluruh sistem saraf. Ujung-ujung saraf di dalam
komponen aferen otonom tidak dapat diaktifkan oleh sensasi seperti
panas atau raba, teiapi diaktifkan oleh regangan atau kekurangan

oksigen. Setelah serabut aferen masuk ke dalam medulla spinalis


atau otak, mereka berjalan bersama-sama atau bercampur dengan
serabut aferen somatik.

dalam ganglia perifer, yang biasanya terletak dekat dengan viscera

yang dipersarafinya. Serabut preganglionik kranial berhenti


pada ganglion ciliare, pterygopalatinum, submandibulare, dan
oticum (Gambar 7-27). Serabut preganglionik di dalam nervus
splanchnicus pelvicus berhenti pada ganglia yang terdapat pada
plexus hypogastricus atau di dalam dinding viscera. Yang khas,

Membran Mukosa

Membran mukosa adalah lapisan organ atau saluran yang berhubungan dengan permukaan tubuh. Membran mukosa terdiri

PEN D AHU LU AN AN ATO MI KLI N I K

-/-lh

i"*&)
'h,
j2A
\i;

Y-'---4
il;if
" '-'

mata
glandula lacrimalis
nlanr{rrla
glandda qrrhmar
submandibularis dan sublingualis
glandula salivarius

4l lrli

W*

ti

23

glandula Parotis
jantung

paru-paru

lambung
liillii

h-.

usus halus

Tfr

"i?
glandula suprarenalis

i8l

-rll

ginjal

ijl
::\

ililit

'q

iili!|
**

"c

Ir

Gambar 1-21 Bagian eferen sistem saraf otonom.


Serabut-serabut preganglionik parasimpatik berwarna

biru; serabut-serabut posganglionik parasimpatik berwarna


biru putus-putus. Serabut-serabut preganglionik simpatik

organ kelamin

berwarna merah; serabut-serabut posganglionik simpatik


berwarna merah putus-putus.

atas selapis epitel yang disokong oleh selapis jaringan ikat,

parietalis, yang meliputi viscera disebut lapisan visceralis.

lamina propria. Otot po1os, yang dinamakan muscularis mucosa,


kadang-kadang terdapat di dalam iaringan ikat. Membran
mukosa dapat atau tidak dapat mensekresikan mukus Pada
permukaannya.

Celah sempit yang memisahkan lapisanJapisan ini membentuk


rongga pleura, rongga perikardial, dan rongga peritoneal yang
mengandung sedikit cairan serosa, disebut eksudat serosa.

Membran Serosa

di dalam
tubuh dan membentuk lipatan pada viscera yang terletak bebas di
dalamnya (Gambar 1-22). Membran ini terdiri dari lapisan halus
mesotel yang disokong oleh selapis tipis jaringan penyambung.
Membran serosa yang membatasi dinding rongga disebut lapisan

Membran serosa melapisi rongga-rongga yang ada

Eksudat Serosa
Eksudat serosa melicinkan permukaan membran serosa dan
memungkinkan kedua lapisan membran bergesekan satu dengan
yang lainnya dengan mudah.

24

BAB

Pembentukan Tulang

iri t

iw

)\-("
,Y,i'l'"]

bronchus principalis

Tulang berkembang dengan dua cara: membranosa dan


endokondral. Pada cara yang pertama, tulang berkembang
langsung dari membran laringan ikat; pada cara yang kedua,
mula-mula dibentuk tulang rawan dan hemudian diganti oleh

pleura parietalis
pleura visceralis

tulang. Untuk keterangan lebih mendalam mengenai perubahan


selular yang terjadi dapat dibaca pada buku teks hisiologi atau
embriologi.

cavum pleura
atau rongga pleura

Tulang tempurung kepala berkembang dengan cepat secara


membranosa pada masa janin, dan tulang ini melindungi otak
yang sedang berkembang yang terletak di bawahnya. Pada waktu
lahir, sebagian kecil membran menetap diantara tulang-tulang. Hal

Gambar 1-22 Susunan pleura di dalam rongga thoraks. Perhatikan bahwa

ini penting secara klinik, karena memungkinkan tulang cranium

dalam keadaan normal rongga pleura merupakan ruang berbentuk celah,

berubah bentuknya untuk menyesuaikan dengan jalan lahir untuk

dengan pleura parietalis dan viseralis dipisahkan oleh sedikit cairan serosa.

bergerak turun pada waktu persalinan.

Tulang panjang ekstremitas berkembang secara penulangan


endokondral. Proses penulangan

Mesenterium, omentum, dan ligamentum serosum diuraikan


di Bab 19. Lapisan parietal membran serosa berkembang dari
somatopleura (lapisan dalam sel mesoderm) dan mendapatkan
banyak persarafan dari saraf spinal. Oleh karena itu lapisan
parietal peka terhadap semua sensasi umum seperti raba dan

Tulang

Tulang adalah jaringan hidup yang strukturnya dapat berubah


sebagai akibat tekanan yang dialaminya. Seperti jaringan ikat
lainnya, tulang terdiri atas sel-sel, serabut-serabut, dan matriks.
Tulang bersifat keras oleh karena kalsifikasi dari matriks
ekstraselulernya dan mempunyai derajat elastisitas tertentu
akibat adanya serat-serat organik.

merupakan proses yang

lebih lama lagi. Pusat pembentukan tulang yang ditemukan pada


corpus tulang disebut diaphysis; pusat pada ujung-ujung tulang
disebut epiphysis. Lempeng rawan pada masing-masing ujung,

yang terletak di antara epiphysis dan diaphysis pada tulang


yang sedang tumbuh disebut lempeng epiphysis. Metaphysis
merupakan bagian diaphysis yang berbatasan dengan lempeng

nyeri. Lapisan visceral berkembang dari spianchnopleura (lapisan


dalam sel mesoderm) dan dipersarafi oleh saraf-saraf otonom.
Lapisan visceral tidak peka terhadap raba dan suhu, tetapi sangat
peka terhadap regangan.

ini

lambat yang tidak selesai sampai usia 18-20 tahun atau bahkan

epi physis.

Cartilago

Cartilago (tulang rawan) merupakan bentuk jaringan ikat yang


se1-se1 dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
berbentuk seperti agar-agar. Matriks bertanggung jawab atas
kekuatan dan daya lentur cartilago. Kecuali pada permukaan yang
berhadapan dengan sendi, cartilago diliputi oleh membran fibrosa

yang dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:


cartilago hialin, fibrocartilago, dan cartilago elastis.

Fungsi Tulang

5 Fc. #$--*, r4 I f,\,[,

Tulang mempunyai fungsi proteksi. Cranium dan columna

ffi

vertebralis misalnya, melindungi otak dan medulla spinalis dari

ff;.suu"t. il._:,s\lq t,i $ i,vq

cedera; sternum dan iga-iga melindungi viscera rongga toraks dan

abdomen bagian atas (Gambar 1-23). Tulang berperan sebagai

f-ffi

$*r:Ft

fr-4"

ti

.J

fu:hi

;-?At-}lc

KT"{"Jffi

pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang di


anggota gerak. Dan tulang merupakan tempat penyimpanan utama

Anatomi deskriptif cenderung berpusat pada bentuk deskriptif

dari garam calcium. Di dalam sumsum tulang terjadi pembentukan

yang pasti. Tenaga medis harus selalu ingat bahwa terdapat


perbedaan seksual dan ras, serta struktur dan fungsi tubuh

sel-sel darah yang terlindung di dalam rongga tulang.

berubah selaras dengan pertumbuhan dan usia.

Tulang terdiri dari dua bentuk, tulang kompakta dan tulang


spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai masa yang padat;
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 1-24).
Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan
dan tarikan yang mengenai tulang.

Pria dewasa cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan


wanita dewasa dan mempunyai tungkai yang lebih panjang;
tulangnya lebih besar dan lebih bera! dan otot-ototnya lebih
besar. Pria mempunyai lemak subkutan yang lebih sedikit, yang

memberikan bentuk tubuh yang lebih angular. Larynxnya iebih


besar dan pita suaranya lebih panjang, sehingga suaranya lebih

PEN D AH U LU AN AN ATO AAI KLI N I K

25

Cranium

mandibula
clavicula
scapula
sternum
huemrus
columna
vertebralis

ulna

os coxae
radius
sacrum

sacrum
carpus

coccygeus
metacarpi
phalanges
ischium
pubis
femur
patella

fibula
tibia

Phalanges

metatarsi

Gambar 1-23 Rangka. A. Dilihat dari anterior. B. Dilihat dari lateral.

dalam. Pria mempunyai jenggot dan rambut tubuh yang kasar.


Pria mempunyai rambut ketiak dan rambut pubis, rambut pubis
meluas sampai ke daerah umbilicus.
Wanita dewasa cenderung lebih pendek dibandingkan pria
dewasa dan mempunyai tulang yang lebih kecil dan otot-otot yang
kurang besar. Wanita mempunyai lebih banyak lemak subkutan

dan penimbunan lemak pada payudara, panggul, dan paha,


sehingga menyebabkan wanita terlihat lebih bulat. Rambut kepala

lebih tipis dan kulitnya tampak lebih halus. Wanita mempunyai


rambut ketiak dan rambut pubis, tetapi rambut pubis tidak meluas
sampai ke umbiiicus. Wanita dewasa mempunyai payudara lebih
besar dan pelvis yang lebih lebar dibandingkan dengan pria. Ia

mempunyai sudut lateral siku yang lebih luas sehingga terdapat


deviasi lateral yang lebih besar dari lengan bawah terhadap Iengan
atas.

Sampai kira-kira usia 10 tahury anak laki-laki dan wanita


tumbuh dengan kecepatan yang hampir sama. Sekitar umur 12
tahury anak laki-laki sering mulai tumbuh lebih cepat dibandingkan
anak wanita, sehingga kebanyakan pria dewasa lebih tinggi dari

wanita.
Pubertas dimulai antara umur 10 sampai 14 tahun pada
wanita dan antara umur 12 sampai 15 tahun pada anak laki-laki.
Pada waktu pubertas, payudara anak wanita mulai membesar dan
pelvis melebar. Pada waktu yang sama, penis, testis, dan scrotum
anak laki-laki membesar. Dan pada keduanya akan muncul rambut
ketiak dan pubis.
Perbedaan ras dapat dilihat pada warna kulit, rambut, mata,
dan pada bentuk dan ukuran mata, hidung, dan bibir. Orang
Afrika dan Skandinavia cenderung tinggi akibat tungkainya
yang panjang; sedangkan orang Asia cenderung pendek karena

26

BAB

'(?
N4
D

Gambar 1-24 Penampang dari berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (os humerus). B. Tulang iregular (os calcaneus).

C.

Tulang pipih (dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis), D. Tulang sesamoid (os patella). E. Perhatikan susunan
trabecula yang bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.

memiliki tungkai yang pendek. Kepala orang Eropa Tengah dan


Asia cenderung bulat dan lebar.

Embriologi dan Anatomi Klinik


Embriologi menyediakan dasar untuk pemahaman analomi dan
penjelasan dari banyak kelainan congenital yang ditemui di klinik.
Berikut ini ringkasan singkat mengenai perkembangan embrio.

Usia dan Efisiensi Fungsional


Sesudah lahir dan selama masa anak-anak, fungsi tubuh secara
progresif menjadi lebih efisien dan mencapai puncaknya pada

waktu usia dewasa muda. Pada usia dewasa tua dan manula,
banyak fungsi tubuh menjadi kurang efisien.

Segera setelah ovum dibuahi oleh spermatozoa, ierbentuk


sebuah sel, yang disebut zigot. Selanlutnya terjadi pembelahan
mitosis terus menerus sehingga terbentuk sel-sel yang lebih kecil.

Sel-sel yang terletak di sentral diseblrt massa sel interna, yang


akhirnya akan membentuk jaringan embrio. Sel-sel

di

sebelah

luar, disebut massa sel eksterna, membentuk troohoblast, yang

PEN DAHU LU AN AN ATO TAI KLI N I K

27

berperan oeniing dalam pembentukan placenta dan membran

Mesoderm lateral

ianin.

Mesoderm lateral terbelah menjadi lapisan somatik dan lapisan

Sei-sel yang membentuk embrio tersusun dalam bentuk

splanchnicus, yang masing-masing berhubungan

dengan

cakraryl embrio bilaminer, yang terdiri dari dua lapisan benih.

ektoderm dan entoderm. Lapisan ini menutupi sebuah rongga di

Lapisan di bagian atas disebut ektoderm dan lapisan di bagian

dalam embrio disebut selom intraembrionik. Rongga selom ini

bawah disebut entoderm. Dengan berlanjutnya perkembangan,

nantinya akan membentuk rongga pericardium, pleura, dan

bentuk cak!"am embrio berubah menjadi seperti buah pir, dan

peritoneum.

sebuah iaplsan serrplt muncul di permukaan dorsal daerah


ectoderrn, disebut primitive streak (garis primitif). Selanjutnya,
proliferasi sel sel primitve streak membentuk selapis sel yang

Sebagai tambahan, mesoderm embrionik, merupakan asal


dari otot polos, otot rangka, serta otot jantung; semua bentuk

terbentang di antara ektoderm dan entoderm untuk membentuk

jaringan ikat, termasuk cartilago dan tulang; dinding pembuluh


darah dan sel-sel darah; dinding pembuluh limfe dan jaringan

limfet membrana sinovial sendi

lapisan benih ketiga, disebut mesoderm.

dan

bursai serta cortex

suprarenal.
Ektoderm

Jika dibutuhkan, uraian lebih rinci mengenai perkembangan

Penebalan lebih lanjut, lapisan ektoderm membentuk selempeng

be.bagai organ akan dioerikan sesuai dengar bab nya.

sel pada permukaan dorsal embrio yang disebut lempeng saraf.


Lempeng ini akan terbenam ke dalam embrio membentuk tuba

neuralis, yang nantinya akan berkembang membentuk susunan


saraf pusat. Ektoderm lainnya akan membentuk cornea, retina,
dan lensa mata serta labirin membranosa dari telinga dalam.
Ektoderm

luga membenluk epidermis dari kuliti kuku

Ah.$&,T# ht fi flq-Ail)

##

F".,qff

dan

rambut; sel-sel epitel glandula sebasea, kelenjar keringat, dan

glandula mamma; membrana mukosa yang melapisi rongga


mulut, rongga hidung, dan sinus paranasalis; enamel gigi-

Sebagai seorang dokter, Anda akan sering dipanggil untuk


mempelajari anatomi yang normal dan abnormal, seperti yang

salivarius parotideus; membran mukosa setengah bagian bawah

terlihat pada radiograf. Memahami anatomi radiografik yarg


normal memungkinkan seseorang mengetahui kelainan dengan

canalis analis; serta bagian terminal tractus genitalia dan tractus

cepat, seperti patah tulang atau tumor.

urinarius pria.

Bentuk anatomi radiografik yang paling sering dipelajari


adalah radiograf (foto rontgen), yang memberi gambar dua

geligi, kelenjar hipofisis serta alveoli dan ductus glandula

Entoderm

Entoderm pada akhirnya merupakan asal dari struktur-struktur

dimensi bagian dalam tubuh (Gambar 1-25). Untuk menghasilkan


radiograf seperti ini, seberkas sinar X dipancarkan meialui tubuh

berikut ini: epitel yang melapisi saluran pencernaan dari


rongga mulut ke bawah sampai ke pertengahan bagian bawah

dan mengenai film. Jaringan dengan densitas yang berbeda

canalls analis dan epitel kelenjar-kelenjar yang berkembang


darinya-berturut-turut thyroid parathyroid. thymus, hepar, dan

memperlihatkan gambaran densitas yang berbeda pula pada

Mesoderm paraksial pada awalnya terletak pada kedua sisi garis

radiograf (atau layar flurosensi). Suatu jaringan yang densitasnya


lebih besar, relatif menyerap (mengabsorbsi) lebih banyak sinar
X daripada jaringan yang densitasnya kurang. Jaringan yang
densitasnya sangat padat disebut radiopalg sedangkan jaringan
yang kurang densitasnya disebut radiolusen. Tulang sangat padat
dan lemak setengah padat; taringan lunak lain kurang padat.
Sayangnya, pemeriksaan radiograf yang umum dilakukan
menunjukkan bayangan dari berbagai organ yang tumpang tindih
pada selembar fi1m datar. Keadaan tumpang tindih dari organorgan dan jaringan sering mempersulit pembacaan foto tersebut.
Kesulitan ini diatasi dalam batas tertentu dengan meletakkan
fi1m dengan sudut yang tepat satu dengan yang lain atau dengan

tengah embrio. Kemudian mesoderm ini bersegmen-segmen dan

membuat fiIm steroskopik.

membentuk tulang, cartilago, dan ligamentum-ligamentum


columna vertebralis sefta sebagian basis cranii. Sel-sel lateral
membentuk otot-otot rangka pada segmennya. Beberapa sel

Computed Tomography

pancreas-seda

ep tel yang melapisi

traktus respiratorius, tuba

pharyngotympanica dan telinga tengah, vesica urinaria, bagianbagian urethra wanita dan pria, glandula vestibularis major.

glandula prostate. glandula bulbourethralis, dan vagina.


Mesoderm
lvlesoderm berdiferensiasi menjadi mesoderm paraxial, mesoderm
intermedian. dan mesoderm lateral.

Mesoderm Paraksial

bermigrasi ke bawah lapisan ektoderm, dan ikut membentuk


dermis dan jaringan subkutan dari kulit.
Mesoderm lntermedian
Mesoderrn intermedian adalah sekumpulan sel di sisi kanan dan
kiri embric yang dihubungkan ke medial dengan mesoderm paraxial

dan iateral dengan rnesoderm lateral. Lapisan rni membentuk


bag jan

sistem urogenitalis.

Computed Tomography (CT) scan atau Computerized Axial


Tomography (CAT) scan memungkinkan untuk mempelajari
lapisanJapisan jaringary sehingga jaringan dengan perbedaan
densitas yang kecil dapat dibedakan. CT scan berdasarkan pada
ilmu fisika yang sama dengan sinar X konvensional, tetapi digabung
dengan teknologi komputer. Sumber sinar X yang memancarkan
berkas sinar X berjalan melengkung di sekitar bagian tubuh yang

28

BAB

truncus pulmonalis

ffi/
atrium dexter

W'/

,/

ventriculus sinister

/
ventriculus dexter

hepar

Gambar 1-25 Radiograf postero-anterior thorax

Magnetic Resonance lmaging


akan diperiksa. Berkas sinar X yang menembus bagian tubuh,
dikumpulkan oleh detektor khusus sinar X. Di sini sinar X dirubah
menjadi impuls elektronik yang menghasilkan gambaran densitas
jaringan pada irisan tubuh setebal satu sentimeter. Dari gambaran
ini, komputer mengubahnya menjadi gambar tubuh yang disebut
CT scan, yang dapat dilihat pada layar flurosensi dan dibuat
fotonya untuk pemeriksaan lebih lanjut (Gambar 1-26). Tindakan
ini aman dan cepat, beriangsung hanya beberapa detik untuk
setiap irisan, dan untuk sebagian besar pasien tidak diperlukan
obat penenang.

Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah sebuah teknik yang


menggunakan sifat magnetik nukleus hidrogen yang diaktifkan
oleh pancaran radiofrekuensi, disalurkan oleh sebuah kumparan

yang terdapat di sekeliling tubuh. Nuklei hidrogen yang aktif


memancarkan gelombang yang dapat ditangkap sebagai aliran
listrik yang akan menginduksi kumparan penerima. MRI sangat
aman untuk pasien dan karena sifat MRI dapat membedakan
jaringan-jaringan lunak dengan lebih baik, maka dalam ha1 lni
MRI iebih bermanfaat daripada CT scan. Hal lni disebabkan oleh
karena sebagian jaringan mengandung lebih banyak hidrogen
dalam bentuk air daripada jaringan lainrrya (Gambar 1-27).

PEN D AHU LU AN AN ATO MI KLI N I K

A. carotis communis sinister

anterior

V. brachiocephalica

clavicula

A. brachio-

sinister

cephalica

brachiocephalica
dextra

A. subclavia
costa

pulmo (lobus
kanan atas)

pulmo (lobus
kiri atas)

costa ll

trachea
oesophagus

scapula

processus

corpus vertebra

spinosus

costa lV

costa lll

thoracica lll
anterior
V. mesenterica
superior

omentum majUS

A. mesenterica
pancreas

superior
aorta

V. cava inferior

lobus dexter
hepatis

ren sinister

ren dexter

corpus vertebra

lumbalis ll
Gambar 1-26
lumbalis

iI.

CT Scan. A. Thorax bagian atas setinggi veftebra thoracica

IiI;

B. Abdomen bagian atas setinggi vertebra

Semua CT Scan dilihat dari bawah. Dengan demikian sisi kanan tubuh tampak pada sebelah kiri gambar.

29

30

BAB

corpus
crantum

thalamus

lobus frontali

ventrikel lV

mesencephalon
cerebellum

medulla
oblongata

dinding cavum
nasi
palatum

Gambar 1-27 MRI kepala dalam bidang sagital, memperlihatkan bagian-bagian yang berbeda dari otak.

D.

Pertanyaan Melengkapi
Pilihlah satu jawaban yang PALING

1.

Seorang pasien yang

E.

TEPAT.

berdiri dalam posisi anatomi:

Pertanyaan Mencocokkan

A. Menghadap ke lateral.
B. Telapak tangan mengarah ke medial.
C. lumit berjarak beberapa inci.
D. Berdiri pada jari kakinya.
E. Extremitas superior terletak di sisi tubuh.
2.

Cocokkanlah setiap struktur yang terdapat di bawah ini dengan


strul(tur atau peristiwa yang paling erat hubungannya. Setiap
jawaban dapat digunakan lebih dari satu kali.

Seorang pasien melakukan gerakan fleksi pada articulatio


coxae bila dia:
A. Menggerakkan extremitas inferior menjauhi garis tengah
pada bidang koronal.

B. Menggerakkan extremitas inferior ke posterior


C.

pada

bidang paramedian.
Menggerakan extremitas inferior ke anterior pada bidang
paramedian.

Memutar extremitas inferior sehingga permukaan anterior


menghadap ke medial.
Menggerakkan extremitas inferior ke bidang midsagittal.

3.

Fasciasuperficialis.

4.

Fascia profunda.

5.

Otot rangka
Membagi bagian dalam extremitas menjadi ruang-ruang,

A.
B.
C.
D.

,[aringan adiposa.
Gerakan volunter.

Bukan salah satu di atas.

PENDAHULUAN ANATO/il

31

Untuk setiap struktur limfe di bawah ini, pilihlah struktur atau

Untuk setiap sendi yang terdapat di bawah ini, sebutkan


pergerakannya yang sesuai.

6. Articulatio

KLINIK

fungsi yang sesuai.

cubiti.
17. Kapiler limfe.

7. Articulatio temporomandibularis.
18. Ductus thoracicus.

8. Articulatio coxae.
A. Fleksi.
B. Ekstensi.
C. AdanB.
D. Protraksi.
E. Fleksi, ekstensi, dan abduksi.

19. Ductus lymphaticus dexter.


20. Nodus lymphaticus.

A. Terdapat pada sistem saraf pusat


B. Mengalirkan limfe langsung dari jaringan
C. Terdiri dari jaringan limfe dan mempunyai pembuluh

Untuk setiap sendi yang terdapat di bawah ini, berikan klasifikasi


yang paling cocok.

aferen dan eferen

D. Mengalirkan limfe dari sisi kanan kepala dan

leher,

anggota gerak atas kanary dan sisi kanan thorax.

9.

Sendi antara corpus vertebrae.

E.

Mengalirkan limfe dari sisi kanan abdomen.

10. Articulatio tibiofibularis inferior.

Pertanyaan Pilihan Ganda

11. Sutura antara tu1ang-tu1ang cranium.

Bacalah riwayat kasus dan pilihlah jawaban TERBAII( dari

12. Articulatio genu.


A. Sendi sinovial.
B. Kartilaginosa.

C.
D.

pertanyaan-pertanyaan

di

bawahnya.

Catatan pembedahan dari seorang pasien menunjukkan bahwa


dia mempunyai insisi paramediana infraumbilicus kanan melalui
kulit dinding anterior abdomen.

Fibrosa.
Bukan salah satu di atas.

Untuk setiap jenis pembuluh darah di bawah ini, pilihlah definisr


yang sesuar.

13. Arteriol.
14. Vena porta.

21. Dimana sebenarnya insisi tersebut dilakukan?


A. Pada garis tengah di bawah umbilicus.
B. Pada garis tengah di atas umbilicus.
C. Sebelah kanan garis tengah di atas umbilicus.
D. Sebelah kanan garis tengah di bawah umbili.cus.
E. Tepat di bawah processus xiphoideus pada garis tengah.

15. End arteri anatomik.


Setelah menderita pericapsulitis pada sendi bahu

16. Venula

A. Pembuluh yang menghubungkan dua buah


B.

jaringan

kapiler.
Pembuluh yang cabang-cabang terminalnya tidak mengadakan anastomosis dengan cabang-cabang atau arteri
yang memberi darah untuk daerah didekatnya.

C. Pembuluh yang menghubungkan vena besar

kiri,

seorang

pasien mengeluh adanya hambatan pada gerakan tertentu sendi


tersebut.

22. Gerakan sendi mana yang mengalami pembatasan dan berapa


besar?

A. Abduksi dibatasi sampai 30'.


B. Rotasi lateral dibatasi sampai 45".
C. Rotasi medial dibatasi sampai 55".
D. Fleksi dibatasi sampai 90".
E. Ekstensi dibatasi sampai 45'.

dengan

kapiler.

D. Arteri yang diametemya kurang dari 0.1 mm


E. Pembuluh yang dindingnya tipis dan mempunyai diameter
tidak beraturan

yang benar. Pasien berdiri tegak, dengan ekstremitas superior


serta wajah dan telapak tangan menghadap ke
depan (Gambar 1-1).

J.

B yang benar. Fascia superficialis atau jaringan subkutan


adalah campuran jaringan areolar jarang dengan jaringan
lemak, yang menghubungkan dermis kulit dengan fascia

di sisi tubuh

profunda yang terletak di bawahnya (Gambar 1-6).

C yang benar. Pasien melakukan gerakan fleksi articulatio


coxae (sendi panggul) jika dia menggerakkan ekstremitas
inferior ke anterior pada bidang paramedian.

4.

A yang benar. Fascia profunda adalah lapisan membranosa


jaringan penyambung yang memfiksasi otot-otot serta struktur

32

BAB

profunda lainnya (Gambar 1-6). Septum fibrosum terbentang


dari membran diantara kelompok-kelompok otot dan membagi
bagian dalam ekstremitas dalam ruang-ruang.

C yang benar. Otot-otot rangka atau volunter melakukan


gerakan-gerakan kerangka.

L4.

A yang benar.

Vena portal adalah pembuluh darah yang


menghubungkan antara dua jaringan kapiler.

15. B yang benar. End arteri anatomik adalah sebuah pembuluh


darah yang cabang-cabang terminalnya tidak beranastomosis
dengan cabang-cabang atau arteri yang memberi darah untuk
daerah di dekatnya (Gambar 1-14).

C yang benar.

Articulatio cubiti (sendi siku) dapat melakukan


15.

gerakan fleksi dan ekstensi (Gambar 1-2).


7.

D yang benar. Articulatio temporomandibularis

dapat
melakukan gerakan protraksi, yaitu gerakan rahang bawah ke
depan terhadap os temporale.
dapat
melakukan gerakan fleksi, ekstensi, rotasi medial dan rotasi
1atera1, serta abduksi dan aduksi (Gambar 1-2), demikian juga
sirkumduksi.

B yang benar. Sendi antara corpus vertebrae

17. B yang benar. Kapiler limfe mengalirkan limfe langsung dari


jaringan.
18. E yang benar. Ductus thoracicus mengalirkan limfe dari sisi
kanan abdomen; sebenarnya ductus ini mengalirkan limfe dari
seluruh tubu[ kecuali sisi kanan kepala dan leher, extremitas
superior kanary dan sisi kanan thorax yang dialirkan ke ductus
lymphaticus dexter (Gambar 1-15).

adalah

C yang benar. Sendi antara

19. D yang benar. Ductus lymphaticus dexter mengalirkan limfe


dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanarl
dan sisi kanan thorax (Gambar 1-15).

C yang benar. Sutura (sendi) antara tulang-tulang cranium

20. C yang benar. Nodus lymphaticus berisi iaringan limfe dan


mempunyai pembuluh aferen dan eferen.

cartilaginosa (Gambar 1-10).

ujung bawah tulang tibia dan fibula


(articulatio tibiofibularis) adalah jenis fibrosa.
11.

yang

menghubungkan vena besar dengan kapiler (Gambar 1-14).

E yang benar. Articulatio coxae (sendi panggul)

9.

C yang benar. Venula adalah sebuah pembuiuh

adalah jenis fibrosa (Gambar 1-10).


21,.

12.

A yang benar. Articulatio genu

(sendi lutut) adalah sendi

D yang benar.

Sebuah arteriol adalah arteri kecil yang


mempunyai diameter kurang dari 0.1 mm.

kanan

melalui kulit dinding depan abdomerL pada sebelah kanan

sinovial.
13.

D yang benar. Insisi paramediana infraumbilicus


garis tengah di bawah umbilicus.

22.

A yang benar.

Pasien dengan pericapsulitis sendi bahu


mengalami hambatan gerakan abduksi, kadang-kadang hanya
dapat sampai 30".

Sistem Respirasi

33

Saluran Pernapasan Atas


dan Bawah Serta Strul<tur
yang Terkait

34

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

Anatomi Dasar

Patatum

Catatan Embriologi: Pembentukan

53

Salivaria
Pharynx

Hidung

Gtanduta

Catatan Fisiotogi: Fungsi Darah yang Hangat serta


Mukus dari Membrana Mucosa

Catatan Fisiotogi: Proses Menelan

Sinus Paranasates

Catatan Fisiologi: Atiran Mukus serta Fungsi Sinus

53

54

(Degtutisi)

58

Larynx

Catatan Embriologi: Pembentukan Hidung

59

Larynx
di Datam Larynx

Catatan Fisiotogi: Fungsi Sphincter

65

Catatan Fisiotogi: Produksi Suara

66

Paranasates

Trachea
Bronchi

Rongga Mutut

Catatan Embriotogi: Pembentukan Mutut


Gigi-getigi
Lidah

Catatan Embriotogi: Pembentukan Lidah


Palatum

35

6l
69

Leher
Leher

Gambaran Radiotogik Saluran Pernapasan di Datam

70

Anatomi Permukaan Saturan Pernapasan di Datam

70

Pertanyaan
Jawaban dan Penjelasan

73

74

Jidak ada kedaruratan medis yang menyebabkan peristiwa,


I kegawatan, dan kekhawatiran, sepefti yang terjadi di saluran

Epistaksis dan laserasi hidung serta penyakit sinus paranasalis


dan glandula salivaria juga harus dipertimbangkan. Sejak struktur

pernafasan. Tenaga medis profesional tidak hanya harus membuat


diagnosis cepat, tetapi juga harus memutuskan pengobatan

anatomi berubah saat seseorang berkembang dari bayi, kanak-kanak,


hingga dewasa, pengetahuan mengenai perubahan ini sangatlah

dengan segera. Semua teknik manajemen saluran pernafasan, dari


manipu lasi manual, i ntubasi endotrachea/ hi ngga cricothyroidotomy
membutuhkan pengetahuan anatomi yang rinci.

s, fl*,*,"g

ii i.* i i*r-:t*.1;,4 ii

ibutuhkan.

Suplai Darah Hidung Luar


Kulit hidung luar mendapatkan darah dari cabang-cabang arteria
ophthalmica dan arteria maxillaris. Kulit alanasi danbagianbawah

Saluran pernapasan terbentang dari lubang hidung (nares) dan


bibir sampai ke alveoli paru-paru.

septum mendapatkan darah dari cabang-cabang arteria facialis.

Suplai Saraf Sensoris Hidung Luar

Hidung
Hidung terdiri atas hidung iuar dan cavum nasi. Cavum nasi
dibagi oleh septum nasi menjadi dua bagian, kanan dan kiri.

Hidung Luar

Hidung luar mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut


nares, yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh septum nasi
(Gambar 2-1). Pinggir lateral, ala nasi, berbentuk bulat dan dapat
digerakkan.

Rangka hidung luar dibentuk oleh os nasale, processus


frontalis maxillaris, dan pars nasalis ossis frontalis. Di bawah,
rangka hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan
hialin (Gambar 2-1).

N.infratrochlearis dan rami nasales externae nervus ophthalmicus


(Nervus cranialis V) dan ramus infraorbitalis nervus maxillaris
(Nervus cranialis V) mengurus hidung luar.

Cavum Nasi

Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura


nasalis posterior atau choanae di belakang, di mana hidung
bermuara ke dalam nasopharlmx. Vestibulum nasi adalah area di
dalam cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares (Gambar
2-2). Cavum nasi dibagi menjadi dua bagiary kiri dan kanan oleh
septum nasi (Gambar 2-1). Septum nasi dibentuk oleh cartilago
septi nasi, lamina verticalis osis ethmoidalis, dan vomer.

BAB 2

36

os frontale

os nasale
cartilago nasal
lateral atas

os

frontale

os nasale

processus frontalis
maxillaris

cartilago nasal
lateral bawah

lateral
atas cartilago nasal

c
lamina verticalis
ossis ethmoidalis

cartilago septi nasi

sinus frontalis

bagian lateral bawah


cartilago nasal

sinus sphenoidalis
cartilago accessorius

septalis

maxilla
canalis incisivus
lamina horizontalis
ossis palatini
processus palatinus maxillaris
Gambar 2-1 Hidung luar dan septum nasi. A, Permukaan lateral rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. B.

Facies anterior

rangka tulang dan cartilaginosa hidung luar. C. Rangka tulang dan cartilaginosa septum nasi (sekat rongga hidung).

Dinding Cavum Nasi


Setiap beiahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral

dan dinding medial atau dinding septum.

Recessus Sphenoethm oid olis


Recessus sphenoethmoidalis adalah sebuah daerah

kecii yang

terletak di atas concha nasalis superior. Di daerah ini terdapat


muara sinus sphenoidalis.

Dasar

Dasar dibentuk oleh processus palatinus os maxilla dan lamina


horizontalis ossis palatini (Gambar 2-1).
Atap

Atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian


bawah batang hidung oleh os nasale dan os frontale, di tengah oleh
lamina cribrosa ossis ethmoidalis, terletak di bawah fossa cranii
anterior, dan di sebelah posterior oleh bagian miring ke bawah
corpus ossis sphenoidalis (Gambar 2-2).

Meotus Nosi Superior


Meatus nasi superior terletak di bawah concha nasalis superior
(Cambar 2-2). D1 sini terdapat muara sinus ethmoidales
posterior.
Meotus Nosi Medio

Dinding lateral mempunyai tiga tonjolan tulang disebut concha


nasalis superior, media, dan inferior (Gambar 2-2). Area di bawah

Meatus nasi media terletak di bawah concha nasalis media.


Meatus inl mempunl'ai tonjolan bula! disebut bulla ethmoidalis,
yang dibentuk oleh sinus ethmoidales medii yang bermuara
pada pinggir atasnya. Sebuah celah meiengkung, disebut hiatus
semilunaris, terletak tepat di bawah bul1a (Gambar 2-2). Ujung

setiap concha disebut meatus

anterior hlatus yang menuju ke dalam sebuah saluran berbentuk

Dinding Lateral

SA,LURAN PERNAPA,SAN ATAS DA,N BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

37

A
sinus frontalis
lamina cribrosa os ethmoidale
ecessus sphenoethmoidalis

os nasale

sinus sphenoidalis
corpus ossis sphenoidalis

atrium dari meatus


nasi media

concha nasalis superior


meatus nasi superior

vestibulum

concha nasalis media


meatus nasi media

concha nasalis inferior


meatus nasi inferior
palatum molle

palatum durum dibentuk oleh


processus palatlnus maxillae
dan lamina horizontalis palatum
recessus sphenoethmoidalis
concha nasalis superior

saluran tulang, yang digunakan


oleh sinus frontalis untuk
bermuara ke dalam infundibulum

inus sphenoidalis

muara sinus frontalis


ke dalam infundibulum

muara sinus

ethmoidalis posterior

muara stnus
ethmoidalis anterior

meatus nasi superior


concha nasalis media

bulla ethmoidalis

muara slnus
maxillaris

concha nasalis inferior

MUATA SINUS

ethmoidalis media
meatus nasi inferior

muara tuba
aud itiva

muara ductus
nasolacrimalis

hiatus semilunaris

meatus nasi medrus

Gambar 2-2 A. Dindinq lateral cavum nasi kanan. B. Dinding lateral cavum nasl kanan; concha nasalis superior, media,

dan

inferior dibuang sebagian untuk memperlihatkan muara dari sinus paranasalis dan ductus lacrimalis ke dalam meatus.

corong disebut infundibulum, )'ang akan berhubungan dengan


sinus frontalis. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus nasi
merjr,r nlr'lalur hirtus .crrti lLr rt.t ri*.

2-1). Bagian anterior dibentuk oleh cartilago septalis. Septr-rn ini


jarang terletak pada bidang meclian, sehingga belahan c.rvum nasi
vang satll lebih besar dari belahan sisi iainr-rva.

Meotus Nosi lnferior


lVleatus nasi

inferior ierletak di balr,ah concha nasalis inferior dan

merupakan tempat muara dari ujung barvah ductus nasolacrimalis,


1.ang dilindr-rngi oleh sebr,rah lipatan membrana mucosa (Gambar

Dinding llledial

Dinding medial dibentr-rk oleh septum nasi. Bagian atas dibentuk


oleh larnina verticalis ossis ethmoidalis dan os vomer (Gambar

Membrana Mucosa Cavum Nasi


dilapisi oleh kr-rlit vang telah mengalami modifikasi
dan mempunvai rambr-rt vang kasar. Area di atas concha nasalis
superior dilapisi membrana mucosa olfactorius dan bensr ujungr-rjr.rng saraf sensitif reseptor penghic'lu- Bagian bawah cavr-rm
nasi clilapisi oleh membrana [rllcosa respiratorius. Di daerah
respiratorius terdapat sebnah anyar-nall vena yang bes;rr cli dalam
submucosa jaringan ikat.
Vestibr-rlr-rm

38

BAB 2

Saraf untuk sensasi umum merupakan cabang-cabang nervus


ophthalmicus (N.Vl) dan nervus maxillaris (N.V2) divisi nervus
trigeminus (Gambar 2-3).

Fungsi Darah yang Hangat Serta Mukus


Membrana Mucosa
Darah hangat yang ierdapat di dalam anyaman vena, berperan
menghangatkan udara inspirasi begitu udara masuk ke dalam
sistem respirasi. Mukus yang terdapat di permukaan chonchae
menangkap benda asing dan organisme yang terdapat di dalam
udara inspirasi, yang selanjutnya di telan dan dihancurkan oleh
asam lambung.

Pendarahan Cavum Nasi


Pendarahan cavum nasi berasal dari cabang-cabang arteria maxillaris, yang merupakan salah satu cabang terminal arteria carotis
externa. Cabang yang terpenting adalah arteria sphenopalatina
(Gambar 2-4). Arteria sphenopalatina beranastomosis dengan

ramus septalis arteria labialis superior yang merupakan cabang


dari arteria facialis di daerah vestibulum.
Darah di dalam anyaman vena submucosa dialirkan oleh
vena-vena yang menyertai arteri.

Suplai Saraf Cavum Nasi


Nervus olfactorius yang berasal dari membrana mucosa olfactorius
berjalan ke atas melalui lamina cribrosa os ethmoidale menuiu ke
bulbus olfactorius (Gambar 2-3).

A
N.olfactorius

bulbus olfactorius
tractus olfactorius

N. ethmoidalis anterior (Vl

Rr. nasales
posteriores
superiores
laterales(V2)

N. nasalis
externus ( V'1 )

N. pharyngeus

N. nasalis
internus (Vl )

(v2)
Rr. nasales

posteriores
inferiores
laterales ( V2)
N. palatinus
minus (V2)
N. palatinus

majus (V2)

B
bulbus olfactorius
N. olfactorius

N. nasalis internus

dari N.ethmoidalis
anterior (Vl )

Rr. nasales

posteriores
superiores
mediales (V2)
N. nasopalatinus (V2)
Gambar 2-3 A. Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan persarafan sensorik membrana mucosa. B. Septum nasi memperlihatkan persarafan sensorik membrana mucosa.

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

processus nasalis medialis,

Aliran Limfe Cavum Nasi

di sebelah lateral oleh processus

nasalis lateralis. dan di sebelah inferior oleh processus maxillaris.

Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi


submandibulares. Bagian lain cavum nasi dialirkan limfenya
menuju ke nodi cervicales profundi superiores.

Jika processus-processus ini bertemu, lubang olfaciorius bergeser

ke dalam dan membentuk kantong buntu yang sempurna dan


masing-masing ber"nua.a ke dalam lubang h dung.

Pada awalnya dasar hidung sangal pendek, terdiri dari


processus nasal medialis dan bagian anterior processus maxillaris

pada setiap sisi. Pada tahap ini, lantai lubang olfactorius robek,

Pembentukan Hidung

sehingga cavum nasi berhubungan dengan rongga mulut yang

Atap hidung dibentuk oleh processus nasalis lateralis. Dinding


lateral dibentuk juga oleh processus nasalis laieralis dengan
bantuan processus maxillaris (Gambar 2-5). Lubang anterior

sedang berkembang (Gambar 2-6). Sementara itu, septum


nasi dibentuk sebagai pertumbuhan ke bawah dari processus

hidung mulai disebut sebagai lubang olfactorius di dalam processus

maxillaris tumbuh ke medial, dan bergabung satu dengan yang

frontonasalis. Setiap lubang olfactorius dibatasi di sisi medial oleh

lain serta dengan septum nasi, sehingga membuat lantai rongga

@
@

nasalis medialis (Gambar 2-6). Kemudian. processus palatinus

A. ethmoidalis anterior (ophthalmica)


ethmoidalis posterior (ophthalmica)

A. sphenopalatina
(maxillaris)

cabang-cabang
dari A. facialis

A. palatina major

A. palatina minor

(maxillaris)

(maxillaris)

B
A. ethmoidalis
posterior (ophthalmica)
A. ethmoidalis
anterior (ophthalmica)

area kiesselbach

ramus septalis
dari A. facialis

rami septales
A. sphenopalatina
(maxillaris)
palatina minor
(maxillaris)

A. palatina
major (maxillaris)

Gambar 2-4 A, Dinding lateral cavum nasi memperlihatkan pendarahan membrana mucosa. B. Septum nasi memperlihatkan
pendarahan membrana mucosa.

39

40

BAB 2

processus frontonasalis

processus frontonasalis
processus
nasalis medialis

membrana buccopharyngea
membentuk dasar
stomodeum

celah olfactorius

processus
nasalis lateralis
processus maxillaris

arcus pharyngeus

kedua

5 minggu

processus

processus mandibularis

mandibularis

5,5 minggu

processus nasalis medialis


celah olfactorius
processus
nasalis lateralis

maxilla

bakal
telinga luar
bakal telinga
luar

philtrum
6,5 minggu

mandibula

B minggu

Gambar 2-5 Berbagai stadium pembentukan wajah.

hidung menjadi lengkap. Oleh karena itu, setiap cavum nasi

lahir terdapat dalam bentuk yang rudimenter, setelah usla

luar di sebelah anterior melalui


nares, dan dengan nasopharynx di posterior melalui choanae.

delapan tahun menjadi lumayan besar, dan pada masa remaja


telah berbentuk 5empurnd.

berhubungan dengan dunia

Pada tahap perkembangan awal, struktur hidung lebih datar dan


mendapatkan bentuk yang sempurna hanya setelah pembentukan
wajah lengkap.

Sinus Paranasales
Sinus paranasales adalah rongga-rongga )'ang terdapat di
dalam os maxilla,os frontale, os sphenoidale, dan os ethmoidale
(Gambar 2-7). Sinus-sinus ini dilapisi oleh mucoperiosterum dan
terisl udara, berhubungan dengan cavum nasi melalui apertura
yang relatif kecil. Sinus maxillaris dan sphenoidalis pada waktu

Aliran Mukus serta Fungsi Sinus Paranasales


Sekret yang dihasilkan oleh membrana mucosa didorong ke dalam

hidung oleh gerakan silia sel-sel silindris. Aliran dari sekret luga
dibantu oleh tenaga menyedot yang terjadi pada waktu membuang

ingus. Sinus berfungsi sebagai resonator suara; mereka juga


mengurangi berat tengkorak. Jika muara sinus tersumbat, atau bila
sinus berisi cairan, maka kualitas suara jelas berubah.

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

concha nasalis superior

hubungan antara
rongga hidung
dan mulut

t,',:: concha nasalis

';r:;
'.'.

CaVUm nasl

(ronqoa hiduno)

processus
palatinum
os maxilla
cavum ofls
(rongga mulut)

processus palatinum
os maxilla

cavum nast

palatum primer

palatum primer

processus palatinum
os maxilla

pembentukan
palatum sekunder

bakal palatum durum

palatum molle

B
Gambar 2-6 A. Pembentukan palatum dan septum nasi (penampang coronal). B. Berbagai stadium pembentukan palatum.

42

BAB 2

A
sinus frontalis

concha

sinus ethmoidalis anterior


sinus ethmoidalis medius
stnus
ethmoidalis
posterior

supeflor

sinus ethmoidalis

concha media
hiatus
semilunaris

sinus
sphenoidalis

concha
inferior

SINUS

maxillaris

durum

palatum

septum nasi

Gambar 2'7 A. Letak sinus-sinus paranasalis pada wajah. B. Potongan coronal melalui cavum nasi memperlihatkan sinus
ethmoidalis dan sinus maxillaris.

Sinus Maxillaris

Sinus maxlilaris berbentuk piramid dan terletak di dalam corpus


maxillaris di belakang pipi (Gambar 2-7). Atap dibentuk oleh
dasar orbita, sedangkan dasar berhubungan dengan akar gigi

premolar dan molar. Sinus maxillaris bermuara ke dalam meatus


nasi medius melalui hiatus semilunaris (Gambar 2-7).

Sinus Sphenoidalis

Sinus sphenoidalis ada dua buah, terletak

di dalam corpus

tecessus sphenoethmoidalis di atas concha nasalis superior.

Sinus Ethmoidalis

Sinus ethmoidalis terletak di anterior, medius, dan posterior, serta

Sinus Frontalis

Sinus frontalis ada dua buah, terdapat di dalam os frontale


(Gambar 2-7). Mereka dipisahkan satu dengan yang lain oleh
septum tulang. Setiap sinus berbentuk segitiga, meluas ke atas
di atas ujung medial alis mata dan ke belakang sampai ke bagian
medial atap orbita.
Masing-masing sinus frontalis bermuara ke dalam meatus nasi
medius melalui infundibulum (Gambar 2-7).

terdapat di dalam os ethmoidale, di antara hidung dan orbita


(Gambar 2-7). Sinus ini dipisahkan dari orbita oleh selapis tipis
tulang, sehingga infeksi dengan mudah dapat menjaiar dari sinus
ke dalam orbita. Sinus ethmoidalis kelompok anterior bermuara ke

dalam infundibuium; kelompok media bermuara ke daiam meatus


nasi medius, pada atau di atas bul1a ethmoidalis; dan kelompok
posterior bermuara ke dalam meatus nasi superior. Variasi dari
sinus dan muaranya ke dalam rongga hidung diringkas pada
Tabei 2-1.

Tabet.2'{

Sinus Paranasales dart Tempat

Sinus

ke Dalam Rongga Hidung*


Tempat Muaranya

Sinus maxillaris
Sinus frontalis

ossis

sphenoidalis (Gambar 2-7). Setiap sinus bermuara ke dalam

:'

Sinus sphenoidalis

Meatus nasi medius rtelalul hiatus semiluflaris


Meatus nasi inedia via iafundibulum
Recessus sphenoethmoidalis

Sin$s ethmoidalis
Kelampok anterior

Kelofipok media
Kolompok posterior

lnfuadibulum dan ke dalam meatus nasi madia


Meatus nasi media pada atau di atas bulla ethmoidalis
Meatus nasi superior

. Perhatikan bahwa
sinus maxillad$ dan sinus sphenoidalis Bada waKu lshir terdaFat datan bentuk yang rudimentr, setelah
delapan tahun rnenjadi lurnayan bsa.. dan pada masa remaja telah belbentuk smporna.

rrsia

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

palatum

5"-,]\.iit..
palatum molle

#tf{#N \

gigi molar kedua atas

muara ductus
parotideus
M. buccinator
palatopharyngeus

tonsila palatina
membrana mucosa
yang melapisi vestibulum

arcus palatoglossus

sulcus terminalis

papillae vallatae

dinding posterior
pars oralis pharynx

foramen cecum

plica fimbriata

V. lingualis

frenulum linguae

N. lingualis
plica sublingualis

A. lingualis
muara-muara ductus
glandula sublingualis
muara ductus submandibularis

Gambar 2-8 A. Rongga mulut.

Pipi pada sisi kiri wajah telah dipotong untuk memperlihatkan musculus buccinator

dan ductus parotideus. B. Permukaan bawah lidah'

43

44

BAB 2

Rongga Mulut

dalam vestibulum yang berseberangan dengan gigi molar kedua

Cavum Oris Proprium

atas (Gambar 2-8).

Bibir

Bibir merupakan dua lipatan berotot yang terdapai di orificium


oris (Gambar 2-B). Mereka diliputi di sebelah luar oleh kulit dan
di sebelah dalam dilapisi oleh membrana mucosa. Bagian utama
bibir dibentuk oleh musculus orbicularis oris dan otot-otot ini
menyebar dari bibir ke wajah (Gambar 2-9). Di dalam bibir
terdapat juga pembuluh darah dan saraf, jaringan ikat, dan banyak

kelenjar ludah kecil. Philtrum adalah cekungan dangkal vertikal


yang dapat dilihat di garis tengah pada permukaan luar bibir
atas. Lipatan medial dari membrana mucosa-frenulum labialismenghubungkan permukaan dalam bibir ke gusi.

Cavum Oris

Mulut terbentang dari bibir sampai ke pharynx. Kedua sisi


pintu masuk pharynx, isthmus faucium, dibentuk oleh arcus
pa latoglossus tGambar 2-8r.

Mulut dapat dibagi dalam vestibulum oris dan cavum oris

Cavum oris proprium mempunyai atap dan dasar

Atap Rongga Mulut

Atap cavum ons proprium dibentuk di depan oleh palatum durum


dan di belakang oleh palatum molle (Gambar 2-B).

Dasar Rongga Mulut

Sebagian besar dasar rongga mulut dibentuk oleh dua pertlga


bagian anterior lidah dan oleh membrana mucosa yang terbentang

dari pinggir lidah ke arah gusi yang terdapat di mandibula.


Lipatan membrana mucosa yang disebut frenulum linguae
menghubungkan garis tengah permukaan bawah lidah dengan
dasar rongga mulut (Gambar 2-8). Lateral dari frenulum,
membrana mucosa membentuk lipatan yang bergerigi, disebut
plica fimbriata (Gambar 2-8).

Ductus submandibularis dari glandula submandibularis


bermuara ke dasar rongga mulut pada puncak papilla kecil di
sisi kanan dan kiri dari frenulum linguae (Gambar 2-8). Glandula

proprium.

Vestibulum Oris
Vestibulum terletak di antara bibir dan pipi di sebelah luar serta
gusi dan gigi geligi di sebelah dalam. Ruangan berbentuk celah rni
dihubungkan dengan dunia luar oleh fissura oris di antara kedua
bibir, Jika rahang ditutup, ruangan ini berhubungan dengan cavum
oris proprium rnelalui permukaan belakang gigi molar ketiga pada
masing-masing sisi. Vestibulum dibatasi di atas dan bawah oleh
lipatan membrana mucosa dari bibir dan pipi sampai gusi.
Dinding lateral vestibulum dlbentuk oleh pipi, yang dibentuk
oleh musculus buccinator dan dilapisi oleh membrana mucosa.
Tonus musculus buccinator serta otot-otot bibir mempertahankan dinding vestibulum tetap kontak satu dengan yang
lain. Saluran kelenjar liur parotis bermuara ke papilla kecil di

M. levator labii superioris


M. zigomaticus minor

sublingualis juga bermuara ke dalam rongga mulut, dengan


membentuk lipatan kecil dari membrana mucosa, disebut plica
sublingualis. Sejumlah ductus dari glandula bermuara ke dalam
lipatan kecil ini.

Membrana Mucosa Mulut

Di dalam vestibulum, membrana mucosa ditambatkan ke


musculus buccinator oleh serabut-serabut elastis yang terdapat
di dalam submucosa, ha1 ini bertujuan untuk mencegah lipatan
membrana mucosa yang berlebihan tergigit di antara gigi-gellgi
pada saat rahang ditutup. Membrana mucosa dari gingiva atau
gusi, dilekatkan dengan kuat ke periosteum alveolar.

M. levator labii superioris


alaeque nasi

N. infraorbitalis (V2)
N. buccalis (V3)

M. levator anguli oris.

M. zigomaticus major

M. risorius
M. orbicularis oris

N. mentalis (V3)

Platysma
M. depressor anguli oris
M. depresor labii inferioris
M. mentalis
Gambar 2-9 Susunan otot-otot wajah di sekitar bibir; diperlihatkan suplai saraf sensorik bibir

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

45

B
N. nasopalatinus (V2)

N. glossopharyngeus
(semua sensasi)

N. palatinus
major (V2)

N. lingualis (V3)
(sensasi umum)
chorda tympani (Vll)
(pengecap)

N. palatinus
minor (V2)
N. glossopharyngeus (lX)
Gambar 2-10 A. Persarafan sensorik ke membrana mucosa lidah. B. Persarafan sensorik ke membrana mucosa
palatum durum dan palatum molle; serabut-serabut pengecap berjalan bersama cabang-cabang N.maxillaris (V2) dan
bergabung dengan ramus petrosus major nervus facialis.

Persarafan Sensoril< Rongga Mulut

dan hampir seluruh palatum molle berasal dari entoderm. Epitelium

Atap: nervus palatinus major dan nervus

glandula sublingualis dan submandibularis juga dipercaya berasal

yang menghasilkan sekret dan sel-sel yang melapisi ductus

nasopalatinus

(Cambar 2-10) dari divisi marillaris nervus trigeminus.


Dasar: nervus lingualis (sensasi umum), sebuah cabang dari
divisi mandibularis nervus trigeminus. Serabut-serabut
pengecap berjalan di dalam chorda tympani, sebuah cabang

darl nervus facialis.


Pipi: nenus buccalis, sebuah cabang dari divisi mandibularis

nervus trigeminus (musculus buccinator dipersaral'i oleh


ramrrs buccalis nervus facialis).

dari entoderm.

Gigi-Geligi

Gigi Decidua

Terdapat 20 buah gigi decidua: empat incisicus, dua caninus, dan

Pembentukan Mulut

empat molar pada masing-masing rahang. Gigi-gigi ini mulai


muncul kira-kira usia 6 bulan dan semuanya telah muncul pada
akhir usia 2 tahun. Gigi-geligi rahang bawah biasanya muncul
lebih dulu dibandingkan dengan rahang atas.

Rongga mulut (cavum oris) dibentuk dari dua sumber: sebuah


desakan dari luar, disebut stomodeum, yang d jlapisi oleh

ektoderm, dan bagian yang terletak tepat di posterior stomodeum,

berasal dari ujung bagian sefalik usus depan dan dilapisi oleh

entoderm. Kedua bagian ini pada awalnya dipisahkan oleh


membrana buccopharyngea, tetapi kemudian membran ini
pecah dan menghilang pada minggu ke tiga perkembangan
(Gambar 2-11). Jika membran ini tetap ada, dia akan terdapat di
sebuah bidang imajiner yang terbentang miring dari daerah corpus
ossis sphenoidalis, melalui palatum molle, dan turun ke permukaan
dalam mandibula, inferiorterhadap gigi incisivus. Dengan demikian
struktur-struktur yang terletak di dalam mulut, anterior dari bidang

GigiTetap

Terdapat 32 gigi tetap, terdiri dari empat incisivus, dua caninus,


empat premolar, dan enam molar pada masing,masing rahang
(Gambar 2-72). Cigi ini mulai muncul pada usia 6 tahun. Gigi
terakhir yang muncul adalah molar ketiga, yang dapat muncul di
antara umur 17 sampai 30. Gigi-geligi rahang bawah muncul lebih
dulu dibandingkan dengan rahang atas.

Lidah

menghasilkan sekret dan sel-sel yang meliputi ductus glandula


parotideus juga berasal dari ektoderm. Di sisi lain, epitel lidah,

Lidah merupakan massa otot lurik yang diliputi oleh membrana


mucosa (Cambar 2-8). Otot-otot melekatkan lidah ke processus
styloideus dan palatum mol1e di sebelah atas serta mandibula dan
os hyoideum di sebelah bawah. Lidah dibagi dua oleh septum

dasar rongga mulut, arcus palatoglossus dan palatopharyngeus,

fibrosr-rm mediana menjadi belahan kanan dan

ini, berasal dari ektoderm. Jadi epitel palatum durum, sisi mulut,
bibir, dan enamel gigi-geligi berasal dari ektoderm. Epitel yang

kiri.

46

BA,B 2

notochord
arcus pharyngeus
kedua

membrana
buccopharyngea

pharynx

stomodeum
daerah
pembentukan
cavum pericardii

A
empat kantong pharyngeal

Gambar 2-11A. Penampang sagital embrio memperlihatkan

posisi

dari membrana buccopharyngea. B. Wajah dari embrio yang sedang


berkembang memperlihatkan membrana buccopharyngea yang sedang
pecah,

Membrana Mucosa Lidah

Otot-Otot

Lidah

Otot-otot lidah dapat dibagi dalam dua jenis: intrinsik dan

Membrana mucosa permukaan atas lidah dapat dibagi atas bagian


anterior dan posterior oleh sulcus berbentuk huruf V, sulcus

ekstrinsik.

terminalis (Gambar 2-13). Apex dari sulcus menghadap kebelakang


dan ditandai oleh sebuah lubang kecil, disebut foramen cecum.
Sulcus membagi lidah menjadi dua pertiga bagian anterior atau
pars oralis, dan sepertiga bagian posterior atau pars pharyngealis.
Foramen cecum adalah sisa embrionik dan merupakan tanda dari
tempat ujung akhir sebelah atas dari ductus thyroglossus.
Terdapat tiga jenis papilla di permukaan atas dua pertiga

Otot-Otot lntrinsik

bagian anterior lidah: papilla filiformis, papilla fungiformis,


dan papilla vallata. Membrana mucosa yang menutupi sepertiga

Otot-otot ini seluruhnya terletak di dalam lidah dan tidak


dihubungkan ke tulang. Terdiri dari serabut-serabut longitudinaf
transversal, dan vertikal.
Persaraf an: Nervus hypoglossus.

Gerakan: Mengubah bentuk lidah.

bagian posterior lidah tidak mempunyai papilla, tetapi permukaan


nodulus iregular (Gambar 2-13) yang disebabkan oleh adanya

Otot-Otot Ekstrinsik

nodulus lymphaticus di bawahnya yang disebut tonsila linguae.


Membrana mucosa permukaan inferior lidah berjalan dari
lidah ke dasar rongga mulut. Di anterior garis tengall permukaan
bawah lidah dihubungkan ke dasar rongga mulut oleh sebuah
lipatan membrana mucosa, disebut frenulum linguae. Pada sisi

Otot-otot ini dilekatkan ke tulang dan palatum molle. Otototot ekstrinsik lidah adalah musculus.genioglossus, musculus
hyoglossus, musculus styloglossus, dan musculus palatoglossus.

lateral dari frenulum, vena lingualis profundus dapat dilihat

Persara{an: nervus hypoglossus.


Gerakan: mengubah posisi lidah di dalam rongga mulut.

melalui membrana mucosa. Lateral dari vena lingualis, membrana


mucosa membentuk lipatan bergerigi disebut plica fimbriata

Origo, insersi, persarafary dan fungsi otot-otot lidah diringkas

(Gambar 2-8).

dalam Tabel 2-2.

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

47

mahkota

pulpa di dalam
cavitas pulpitis
odontoblas
gingiva

ligamentum
periodontale

cementum
ligamentum
periodoniale

s'\*lT
t '-- \*+
I

e\+
li.

;:f
E'trIs
r{
i}il,

tulang
alveolar

l.s

;"',, U
ffi

"&H
TT""L
ffit
$'9, q\

jKM&

/e &
.ir::,llaa,

canalis radicis

4m d,
*.:

Gambar 2-12 Penampang sagital melalui rahang bawah

SF*&

dan

gusi, memperlihatkan gigi incisivus decidua yang telah erupsi


serta satu perkembangan gigi tetap.

gigi tetap

Persarafan Sensorik

Pendarahan

Dua pertiga bagian anterior: nervus lingualis, cabang divisi


mandibularis nervus trigeminus (sensasi umum) dan chorda

Arteria lingualis, ramus tonsilaris arteria facialis dan arteria


pharyngea ascendens mendarahi lidah. Vena-vena bermuara ke
dalam vena iugularis interna.

tympani cabang nervus facialis (pengecap).


Sepertiga posterior: nervus glossopharyngeus (sensasi umum

dan pengecap).

Aliran Limfe
Ujung: Nodus lymphaticus submentalis.
Sisi-sisi dua pertiga bagian depan: Nodus lymphaticus submandibularis dan cervicalis profunda.
Sepertiga posterior: Nodus lymphaticus cervicalis profunda

Gerakan Lidah
Protrusi: musculus genioglossus kedua sisi berkontraksi
bersama-sama (Gambar 2-14).

48

BAB 2

plica glossoepiglottica
mediana
panah mengarah
ke dalam fossa piriformis
vallecula

foramen cecum
tonsil

jaringan limfoid
arcus
palatoglosus
sulcus terminalis
papilla
valata
papilla fungiformis

Gambar 2-13 Permukaan dorsal lidah,


memperlihatkan valleculae, epiglotis, dan pintu masuk
ke dalam fossa piriformis pada setiap sisi (tanda
panah).

Retraksi: musculus styloglossus dan musculus hyoglossus


kedua sisi berkontraksi bersama-sama.

Depresi: musculus hyoglossus kedua sisi berkontraksi


bersama-sama.

Retraksi dan elevasi sepertiga bagian posterior: musculus


styloglossus dan musculus palatoglossus kedua sisi berkontraksi bersama-sama.
Perubahan bentuk: otot-otot intrinsik.

Pembentukan Lidah
Sekitar minggu ke empat, sebuah tonjolan mediana, disebut
tuberculum impar, muncul di dalam entoderm dinding ventral
atau dasar pharynx (Gambar 2-15). Setelah itu, toirjolan lain,
yang disebut tonjolan lingua lateralis (berasal dari ujung anterior
mas ng-masing arcus pharyngeus pertama), muncul pada masingmas ng sisi tuberculum impar. Tonjolan lingua lateralis kemudian

Gerakan

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

membesar, tumbuh

ke medial, dan bergabung dengan

49

lainnya serta tuberculum impar. Dengan demikian, tonjolan lingua

membentuk huruf V. Pada saat yang bersamaan, ujung anterior


arcus pharyngeus kedua, ketiga, dan keempat memasuki daerah

sisi

membentuk dua pertiga bagian depan corpus linguae. Karena

ini. Ujung anterior arcus pharyngeus ketiga pada kedua

tonjolan ini berasal dari arcus pharyngeus pertama, membrana

berkembang melampaui aTcus-arcus lainnya dan meluas sampai

sisi

mucosa pada masing-masing sisi dipersarafi oleh nervus lingualis,

ke dalam copula dan bergabung di garis tengah. Saat ini copula

sebuah cabang divisi mandibularis nervus cranialis kelima (sensasi

menghilang. Dengan demikian, membrana mucosa sepertiga

umum). Chorda iympani dari nervus cranialis ketujuh (pengecap)


juga menyarafi daerah ini.

dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan (sensasi umum dan

Sementara itu, tonjolan mediana kedua, disebut copula,


muncul di dasar pharynx, di belakang tuberculum impar. Copula
meluas ke depan di samping kanan dan kiri tuberculum impar

bagian posierior lidah dibentuk dari arcus pharyngeus ketiga dan


pengecap).

Dua pertiga bagian depan lidah dipisahkan dari sepertiga


bagian belakang oleh sebuah alur, sulcus terminalis, yang

N. hypoglossus

/'[
l0)\ oo4;

N. hypoglossus

{:^^o''",]:'.n

N. hypoglossus
utuh

\\,4"\s,
I

setengah sisi
kanan lidah
atrofi

M. genioglossus

E
Gambar 2-14 Diagram yang memperlihatkan kerja musculus genioglossus kanan dan kiri pada lidah. A. Kontraksi
bersama dan seimbang otot sisi kanan dan kiri. B. Sebagai hasil, ujung lidah menjulur keluar di garis tengah. C.
nervus hypoglossus kanan (menyarafi musculus genioglossus dan otot intrinsik lidah pada sisi yang sama) dipotong,
dan sebagai akibatnya, sisi kanan lidah mengalami atrofi dan mengkerut. D. lika pasien diminta menjulurkan lidahnya,

ujung lidah menghadap ke sisi lesi. E. Origo dan insersi sefta arah tarikan musculus genioglossus.

50

BAB 2

mencerminkan interval antara tonjolan lingua arcus pharyngeus

cranialis ke sembilan menyilang sulcus terminalis uniuk menyarafi

pertama dan ujung anterior arcus pharyngeus ketiga. Di sekitar

kuncup pengecap ini (Gambar 2-1 5).

ujung dua perliga bagian anterior lidah, sel-sel ektoderm ber-

Otot-otot lidah berasal dari mrotom oksipital. yang pada

proliferasi dan tumbuh ke inferior ke dalam mesenchym yang ada

awalnya berhubungan erat dengan perkembangan otak belakang,

di bawahnya. Kernudian, sel-sel ini berdegenerasi sehingga bagian

yang kemudian bermigrasi ke inferior dan anterior dl sekeliiing

lidah ini menjadi bebas. Sebagian sel-sel entoderm tetap ada di

pharynx dan masuk ke Iidah. Miotom yang bermigrasi membawa


bersamanya saraf yang menyarafinya, saraf otak keduabelas.

garis tengah dan membantu membentuk frenulum lnguae.


lngatiah bahwa papilla circumvalata terletak pada membrana
mucosa tepat di anterior sulcus terminalis dan kuncup pengecap-

Keadaan ini menjelaskan mengapa nervus hypoglossus memiliki


perjalanan yang pan.lang pada saat berjalan ke bawah dan depan

nya dipersarafi oleh nervus cranialis kesembilan. Diduga selama

di dalam trigonum caroticum di daerah ieher (lihat haiaman 532).

perkembangan, membrana mucosa darj seperiiga bagian posterior

lidah ditarik sedikit ke anterior, sehingga serabut-serabut nervus

tonjolan Iingua
tuberculum rmpar

tuberculum impar

dari arcus
pharyngeus pertama

tonjolan lingua
dari arcus
pharyngeus pertama

copula
foramen cecum
copula
pembentukan
epiglotis

sulcus
laryngotrachealis
sulcus
la ryng

pembentukan
epiglotis

otrachea lis

dua pertiga
anterior lidah

papila circumvalata
sulcus ierminalis

foramen cecum

s%
1

ffi,
sepertiga
posterior

*J'i a
tr

lidah

epiglotis

D
Gambar 2-15 Dasar pharynx memperlihatkan tahap perkembangan lidah.

SALURA,N PERNA,PASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

51

fossa incisivus

processus palatinus maxillaris

palatum durum

lamina horizontalis ossis palatini

Gambar 2-16 Palatum durum.

Palatum

Terdapat pinggir palatum molle yang bebas, terletak di garis


tengah, berbentuk kerucut, disebut uvula. Ke samping kanan
dan kiri pa1atum molle berlanjut sebagai dinding lateral pharynx.

Palatum membentuk atap mulut (cavum oris) dan dasar dari


cavum nasi. Palatum terbagi menjadi dua bagian: palatum durum
di depan dan palatum molle di belakang.

Palatum mo1le terdiri dari membrana mucosa, aponeurosis


palatinus, dan otot-otot.

Membrana Mucosa

Palatum Durum

Membrana mucosa meliputi permukaan atas dan bawah palatum

Palatum durum dibentuk oleh processus palatinus maxillaris dan


lamina horizontalis ossis palatini (Gambar 2-16). Dilanjutkan ke
belakang oleh palatum molle.

Palatum Molle

Palatum molle merupakan lipatan yang mudah bergerak dan


terlekat pada pinggir posterior palatum durum (Gambar 2-77).

Otot

mo1le.

Aponeurosis Palatina
Aponeurosis palatina merupakan sebuah lembaran fibrosa yang
melekat pada pinggir posterior palatum durum. Aponeurosis ini
merupakan pelebaran tendon musculus tensor veli palatini.

Origo

lnsersi

Persarafan

s,pirt6.gl:,$pli td.alsj.!{

,g.ersailna' dengan atot'*isi

qraf k,BJerygoideus
,: medialigdasl:neffus

.-..,-duditildt :..,:.:,:,,.- -..,..;,.,,


:....
i:.a:.,,'
t.

: : ....

...:
Pats petrosus os tempgrale;
,a,:'::.::.:,'-

r:',a' :.'

:i.l:':.ttiij,*r*r.t-{liii:vej,,.:.:; :,:

',,,- P!{td!51l3rJs.-,,-:',.,'
ynq-esl.:: :,
Ptrx{l$

::'.

;;' ;, " ;:.:

r&pndli4$ic, tq{nq,...,:
i;i:a,f

1t'..1

.:

.''

: .r ;
'

?lilf

a::

:a:

;:...

: I ''.',':

,1,

-ij:r i,j
:a.:

::'l

:: :

:.:

:::,i:jL::..:j'

ji::

tri

a::r::::

drfum

-':-'::"
::.t

r...thyrgiOtfi,.:::.:::

:.

r'

i'.r:,:':

::ri: :ir: .'::t::,::::, ,. , a !

:.i

qinggr bosterior palaiym

,.

Ptexus pliantAglls-:...

FinggtrFpgteri0r:eartilago,

::

;;1tr.t,'11,,,-,,,.
.:i-1j":!i::r.;
. :: i.:,
i::a'li:'

'i::

:,

tAq?qpjirF . flellf4;:ri
a...t :::::!. :t.. i:. jr.:;::.,.

t .:.:,;-

Ffg.1q1*n4l*se

i :j:at;':.rr:,ijj.:l::' i i :r :: :

-.,.;-:,;11, ,' .::.,11',r,


.:

Fungsi

It4embi$a muqosa uiula


,

P.{9.EF.

pharyr}g*u+

.,

52

BAB 2

M. tensor veli palatini

elevasi tuba

tuba auditiva

plica salpingofaringea

M. levator veli palatini

recessus pharyngeus

concha media

SINUS

iiil*c.s*;

sphenoidalis

oalatum_Sir:-,

ffitrN

M. salphingopharyngeus

M. constrictor
pharyngis superior

M. constrictor
pharyngis superror

uvula

palatum molle
M. palatopharyngeus
M. constrictor
pharyngis medius
membrana mucosa

arcus palatoglossus

vallecula

tu masuk
ke larynx

vallecula

M. constrictor pharyngis superior

septum nasi
concha media
M. levator veli palatini

epiglotis

M. palatogl

sarung karotis
A. carotis interna

tuba
auditiva

A. facialis

raphe pharyngis

M. palatopharyngeus

A. tonsilaris

capsula tonsilaris

M. tensor
veli palatini

V. palatina
externa

hamulus

ramus mandibulae

vestibulum oris

fu-

crypta tonsilaris
M. palatoglossus
ligamentum
pterygomand ibu la re

M. buccinator

l\,4.

uvulae

uvula

M. palatopharyngeus

Gambar 2-17 A. Hubungan antara hidung dengan nasopharynx dan rongga mulut dengan oropharynx. Perhatikan
posisi tonsil dan muara tuba auditiva. B. Otot-otot palatum molle dan bagian atas pharynx. C. Otot-otot palatum molle
dilihat dari belakang. D. Penampang horizontal melalui rongga mulut dan oropharynx memperlihatkan hubungan
dengan tonsil.

Otot-Otot

Palatum Molle

Otot-otot palatum mol1e adalah rnusculus tensor veli palatini,


musculus levator veli palatini, musculus palatoglossr-rs, musculus
palatopharyng;eus, dan musculus uvr,rlae (Gambar 2-17). Serabr-rtserabut otot dari musculus tensor veli palatini mengerucut pada

saat mereka berjalan ke atas

dari origonya, membentuk tendo kecil,


yang melengkung ke medial di sekeliling hamulus pterygoideus.
Tenclo ini, bers.rma dengan tendo dari sisi berlar,r,anan, melebar

untuk membentuk aponeurosis palatina. Bila kedua

otot

berkontraksi, palatum molle menjadi tegang, sehinggar dapat


bergerak ke atas atau ke bawah sebagai sebuah lembaran yang

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT

53

kaku. Otot-otot palatum molle, beserta origo, insersi, persarafan,


serta fungsinya diringkas dalam Tabel 2-3.

Pembentukan Palatum

Pada awal kehidupan janin, rongga hidung dan mulut saling

Persarafan Palatum

berhubungan, teiapi kemudian dipisahkan dengan tlerkembangnya

Nervus palatinus majus dan minus dari divisi maxillaris nervus


trigeminus masuk ke palatum melalui foramina palatina major
dan minor (Gambar 2-10). Nervus nasopalatinus, juga merupakan
cabang dari nervus maxillaris, masuk ke bagian depan palatum
durum melalui foramen incisivus. Netvus glossopharyngeus juga

palatum (Gambar 2-6). Palatum primer, yang mengandung empat

gigi incisivus, dibentuk oleh processus nasalis medialis. Posterior


terhadap palatum primer, processus maxillaris pada masing-masing

sisi membc,rtuk tonjolan ke medial, sebuah lamina horizontalis,


disebut processus palatinum. Lamina-lamina

menyarafi palatum molle.

ini

bergabung

untuk membentuk palatum sekunder dan juga bergabung dengan

palatum primer dan septum nasi yang sedang berkembang.


Fusi terjadi dari regio anterior ke posterior. Palatum primer dan

Suplai Darah Palatum

sekunder akhirnya akan membentuk palatum durum. Di posterior

Palatum mendapatkan darah dari arteria palaiina major cabang


dari arteria maxillaris, arteria palatina ascendens cabang dari
arteria facialis, dan arteria pharyngica ascendens.

dua lipatan tumbuh dari pinggir posterior processus palatinum


untuk membentuk palatum molle, dengan demikian uvula adalah
struktur terakhir yang dibentuk (Gambar 2-6). Gabungan kedua
lipatan palatum molle terjadi selama minggu ke delapan. Kedua

bagian uvula bergabung menjadi saiu di garis iengah pada minggu

Aliran Limfe Palatum

kesebelas. Batas antara palatum primer dan sekunder terlihat pada


garis tengah yaitu foramen incisivum.

Limfe dialirkan dari paiatum ke nodus lymphaticus cervicalis


profunda.

Arcus Palatoglossus

Glandula Salivaria

Arcus palatoglossus merupakan sebuah lipatan

membrana
mucosa yang berisi musculus palatoglossus, yang terbentang dari
pa1atum mol1e ke pinggir lidah (Gambar 2-8). Arcus palatoglossus

merupakan batas

di mana rongga mulut berubah menjadi

Glandula Parotis

Arcus palatopharyngeus merupakan sebuah lipatan membrana


mucosa di belakang arcus palatoglossus (Gambar 2-8) yang
berjalan ke bawah dan lateral untuk bergabung dengan dinding
pharynx. Otot yang terdapat di dalam lipatan adalah musculus

Glandula parotis merupakan kelenjar saliva terbesar dan hampir


seluruhnya terdiri dari acini serosa. Terietak di dalam sebuah
cekungan di bawah meatus acusticus externus, di belakang
ramus mandibulae (Gambar 2-1,8) dan di depan musculus
sternocleidomastoideus. Nervus facialis membagi kelenjar ini
menjadi lobus superficialis dan profunda. Ductus parotideus
keluar dari pinggir anterior kelenjar dan berjalan ke depan di atas
permukaan lateralis musculus masseter. Ductus ini bermuara ke
vestibulum oris pada sebuah papilla kecil di depan gigi molar

palatopharyngeus. Tonsila palatina, merupakan

kedua atas (Gambar 2-18).

pharynx.

Arcus Palatopharyngeus

massa

jaringan limfe, yang terletak diantara arcus palatoglossus dan


palatopharlngeus (Gambar 2-8).

Gerakan Palatum Molle

Isthmus pharyngeus (saluran penghubung antara nasopharynx


dan oropharynx) dihrtup oleh naiknya palatum mo11e. Penutupan
terjadi selama menghasilkan suara konsonan saat berbicara.
Palatum mol1e ditarik ke atas oleh kontraksi musculus levator
veli paiatini pada kedua sisi. Pada saat yang bersamaary serabutserabut atas musculus constrictor pharyngis superior berkontraksi
dan menarik dinding pharyx posterior ke depan. Otot-otot
palatopharyngeus kedua sisi juga berkontraksi sehingga arcus
palatopharyrrgeus ditarik ke medial, seperti tirai jendela. Dengan
cara ini, nasopharynx ditutup dari oropharynx.

Persarafan
Serabut sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya berasal
dari nervus glossopharyngeus. Nervus ini mencapai kelenjar

melalui ramus tympanicus, nervus petrosus superficialis minor,


ganglion oticum, dan nervus auriculotemporalis.

Glandula Submandibularis

Glandula submandibularis terdiri dari campuran acini serosa dan


mucosa. Kelenjar ini terletak di pinggir bawah corpus mandibulae
(Gambar 2-18) dan terbagi atas bagian superficialis dan profunda

oleh musculus mylohyoideus. Bagian profunda dari kelenjar


terletak di bawah membrana mucosa mulut di samping lidah.

54

glandula parotis
accessorius
ductus parotideus
berjalan ke depan
selebar satu jari
di bawah arcus
zygomaticus

glandula
parotis

ductus submandibularis
bermuara ke dalam
rongga mulut di samping
frenulum linguae

glandula
submandibularis

glandula sublingualis
bermuara ke plica
sublingualis

gigi molar
kedua atas
muara ductus
parotideus
Gambar 2-18 A.

Posisi umum dari glandula

salivaria major dan ductusnya. B. Bagian


dalam rongga mulut, memperlihatkan muara
ductus parotideus kanan ke dalam vestibulum

di depan qiqi molar kedua atas.

Ductus submandibularis keluar dari ujung anterior bagian


proiunda kelenjar dan berjalan ke depan di bawah membrana
mucosa rongga mulut. Ductus ini bermuara ke dalam rongga
mulut pada papilla kecil, yang terletak di samping frenulum

bagian mucosa lebih banyak. Ductus sublingualis (berjumlah


8-20 buah) bermuara ke dalam rongga mulut pada puncak plica
sublingualis (Gambar 2-8 dan 2-18).

linguae (Gambar 2-B dan 2-18).

Persarafan

Persarafan

berasal dari N.facialis via chorda tympani dan ganglion

Serabut sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya


berasal dari nervus facialis via chorda tympani dan ganglion
submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung

submandibulare. Serabut-serabut posganglionik berjalan langsung


ke kelenjar.

ke kelenjar.

Pharynx

Glandula Sublingualis

Glandula sublingualis terletak di bawah membrana mucosa (pllca


sublingualis) di dasar rongga mu1ut, dekat dengan frenulum
linguae. Kelenjar ini terdiri dari acini serosa dan mucosa, di mana

Serabut saraf sekretomotorik parasimpatik yang menyarafinya

Pharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris, dan larynx


(Gambar 2-79) dan dibagi menjadi bagian-bagian nasopharynx,

dan laryngopharynx. Pharl'nx berbentuk seperti


-oropharynl
corong, dengan bagian atasnya yang 1ebar, terletak di bawah

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

55

nasopharynx

Gambar 2-19 Penampang sagital melalui hidung,


mulut, pharynx, dan larynx untuk memperlihatkan
bagian-bagian pharynx.

cranium dan bagian bawahnya yang sempit dilanjutkan sebagai


oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam. Pharynx
mempunyai dinding musculomembranosa yang tidak sempurna
di bagian depan. Di tempat ini, jaringan musculomembranosa
diganti oleh apertura nasalis posterior (choanae), isthmus faucium
(pembukaan ke rongga mulut), dan aditus laryngis. Melalui tuba
auditiva, membrana mucosa juga berhubungan dengan membrana
mucosa dari cavitas tympani.

Bagian bawah musculus constrictor pharyngis inferior yang


berasal dari cartilago cricoidea, disebut musculus cricopharyngeus

(Cambar 2-21). Serabut-serabut musculus cricopharyngeus ini

di sekeliling bagian paling bawah dan paling


sempit pharyrrx, dan berfungsi sebagai sphincter. Killian's
berjalan horizontal

dinding posterior pharyrrx diantara


bagian atas musculus constrictor pharyngis inferior yang tertekan
dan bagian sphincter di sebelah bawah,.musculus cricopharlngeus.
dehiscence adalah area pada

Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot pharynx secara

Otot-Otot Pharynx

Otot-otot dinding pharynx terdiri dari musculus constrictor


pharyngis superior, medius, dan inferior (Gambar 2-20), yang
serabut-serabutnya berjalan hampir melingkar, dan musculus
s{zlopharyngeus serta musculus salphingopharyngeus yang

rinci diringkas pada Tabel 2-4.

Dinding dalam Pharynx

Pharyrrx dibagi dalam tiga bagian: nasopharyrx, oropharynx, dan

laryngopharynx.

serabut-serabutnya berjalan dalam arah hampir longitudinal.

Ketiga otot-otot constrictor mengelilingi dinding pharynx


untuk berinsersi pada sebuah pita fibrosa atau raphe yang terbentang dari tuberculum pharyngeus pars basilaris os occipitale ke
bawah sampai ke oesophagus. Ketiga otot-otot ini saling tumpang
tindih, sehingga musculus constrictor pharyngis medius terletak
di sisi luar bagian bawah musculus constrictor pharyngis superior
dan musculus constrictor pharyngis inferior terletak di luar bagian
bar.r'ah musculus constrictor pharyngis medius (Gambar 2-21).

Nasopharynx
di atas palatum mo11e dan di belakang
rongga hidung (Cambar 2-79).Di dalam submucosa atap terdapat
Nasopharynx terletak

kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsilla pharyngea


(Gambar 2-22). Isthmus pharyngeus adalah lubang di dasar
nasopharynx di antara pinggir bebas palatum molle dan dinding
posterior pharynx. Pada dinding lateral terdapat muara tuba

56

BAB 2

A. maxillaris
N. mandibularis

A. meningea media
M. tensor veli palatini
M. levator veli palatini
tuba auditiva

M. constrictor
pharyngis superior
ligamentum
pterygomandibulare
M. stylopharyngeus

l"'\Iq^
N.N\

ligamentum
stylohyoideum
N. laryngeus superior

M. mylohyoideus

N. laryngeus internus

M. constrictor
pharyngis medius
membrana thyrohyoidea

N. laryngeus externus
M. constrictor
pharyngis inferior

M. cricothyroideus
N. laryngeus recurrens
oesophagus

Gambar 2-20 Ketiga musculus constrictor pharyngis. Tampak pula nervus laryngeus superior dan nervus laryngeus

Tabel

2-4

Tecurrens.

Otot.Otot Pharynx

Otot

Origo

lnsersi

Persa rafa n

Fungsi

M,csn$trictor pheryngi$

Lamina pferygoideug medialis,

Tubsfculurn pharyngeus
ossis occipitaJis, raphe
mediana posterior

Plexus pharyngeus

Membantu paiatum

Raphe pharyngeal

Plexus pharyngeus

Mefldorcng bolus ke bawah

Raphe pharyngeal

Plexus pharyngeus

Mendorong bolus ke bawah

hamulus pterygoideils,
ligamenturn pierygomandibulare,

silpedoI,'

molle dalam menutup


aasopharynx, mendorong
bolus ke bawah

linea mylchyoidea mandibulae


M:conslrictor pha{yngis

Bagian bawah ligamentum

stylohyoideum, comu minus dan


majus cssis hyoidei

medius

M:consttctor phary*gis'

.intefior :,1
M;cdcopharyngeus

Larnina cartilago thyroidea,


cartilago

cricoidea

Serabut'serabui paling bawah

Fungsi sphincter pada ujung

M.constrictor pharyngis inferior


M,styJopharyngetis
: I

'.i

tl.l

..

M:salphirigoFhar.ynge{s

M!palatopllaryngeus

bawah pharynx

Procesgus styloideus os$ie

Pinggir posterior cadilago

temporalis
Tuba auditiva

Aponeuro$ispalatinum,

N.glassopharyngeus

Mengangkat larynx selama


pfoses menelan

Bercampur dengan

Plexus pharyngeus

Mengangkat pharynx

M"palatopharyngeus
Pinggir posterior cartilago

Plexus pfiaryngeus

Mengangkat dind;ng pharynx,

thyroidea

thyroidea

menarik lengkung
palatopharyngeal ke medial

sALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

ligamentum sphenomandibulare
M. pterygoideus medialis

57

basis cranii

fibrosa pharynx

septum

cavum nasr

M. levator veli palatini

concha nasalis media


tuba auditiva

tonsil
lingua
epiglotis

mandibula
M. stylopharyngeus
raphe
pharyngis

M. constrictor
pharyngis medius

arcus
palatopharyngeus

M. constrictor

pharyngis medius

plica aryepiglottica
permukaan
posterior larynx

M. constrictor
pharyngis inferior

M. constrictor
pharyngis inferior

M. cricopharyngeus

oesophagus

oesophagus

trachea

trachea

Gambar 2-21. Pharynx dilihat dari belakang. A. Perhatikan ketiga musculus contrictor dan posisi musculus stylopharyngeus.

B.

Sebagian besar dinding posterior pharynx dibuang untuk memperlihatkan naso, oro, dan laryngopharynx.

auditiva, berbentuk elevasi yang disebut elevasi tuba (Gambar


2-22). Recessus pharyngeus adalah lekukan kecil pada dinding

pharynx di belakang elevasi tuba. Plica salpingopharyngea


adalah lipatan vertikal membrana mucosa yang menutupi
M.salphingopharyngeus.

antaranya (Gambar 2-22). Arcus palatoglossus adalah lipatan


membrana mucosa yang menutupi musculus palatoglossus.
Celah di antara kedua arcus palatoglossus drsebut isthmus
faucium dan merupakan batas antara rongga mulut dan pharynx.

Oropharynx

Arcus palatophaqmgeus adalah lipatan rnembrana mucosa yang


menutupi musculus palatopharyngeus. Recessus di antara arcus
palatoglossus dan palatopharyngeus diisi oleh tonsilla palatina.

Orophar;mx terletak dibelakang cavum oris (G ambar 2-I9 dan2-23).


Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah antara lidah

Laryngopharynx

dan epiglotis. Pada garis tengah terdapat plica glossoepiglottica


mediana (Gambar 2-1,3), dan plica glossoepigloftica lateralis
pada masing-masing sisi. Lekukan kanan dan kiri dari plica
glossoepiglottica mediana disebut vallecula (Gambar 2-13).
Pada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus atau arcus
palatoglossus dan palatofaringeus dengan tonsila palatina di

Laryngopharynx terletak di belakang aditus laryngis (Gambar


2-19). Dinding lateral dibentuk oleh cartilago thyroidea dan
membrana thyrohyoidea. Recessus piriformis, merupakan
cekungan pada membrana mucosa yang terletak di kanan dan
aditus laryngis (Cambar 2-21).

kiri

58

concha nasalis medius


a nasalis inferior

cavum nasi

tonsilla pharyngea
palatum durum
elevasi tuba
plica salphingopharyngea
arcus anterior atlantis
palatum molle
vestibulum nasi

arcus palatoglossus (arcus)


tonsilla palatina
corpus epistrophei

M. genioglossus

arcus palatopharyngeus
(arcus)

Os. mandibula

epiglotis

M. geniohyoideus

plica aryepiglotica
M. mylohyoideus
Os. Hyoid
cartilago thyroidea
Gambar 2-22 Penampang sagital kepala dan leher memperlihatkan hubungan antara cavum nasi, mulut,
pharynx, dan larynx.

Persarafan Sensorik Membrana


Mucosa Pharynx
Nasopharynx: nervus maxillaris (V2).
Oropharynx: nervus glossopharyngeus.
Laryngopharynx (di sekitar aditus laryngis): ramus laryrrgeus
internus dari nervus vagus.

belakang pada permukaan bawah palatum durum. Gerakan ini


terjadi bila kedua musculus styloglossus berkontraks!, menarik
radix linguae ke atas dan belakang. Selanjutnya kontraksi musculus

palatoglossus mendorong bolus ke belakang, ke dalam pharynx.


Proses menelan selanjutnya merupakan gerakan involunter.

Saat ini nasopharynx tertutup dari oropharynx oleh elevasi


palatum molle, tarikan dinding posterior pharynx ke depan oleh
serabut-serabut atas musculus constrictor pharyngis superior, dan

Vaskularisasi Pharynx

Pharyn-r mendapatkan darah dari arteria pharyngica ascendens,

cabang-cabang tonsilar arteria facialis, cabang-cabang arteria


maxillaris, dan arteria lingualis.

kontraksi musculus palaiopharyngeus. Keadaan ini mencegah


makanan dan minuman masuk ke dalam rongga hidung.

Kemudian larynx dan laryngopharynx ditarik ke atas oleh

kontraksi musculus stylopharyngeus,

salphingopharyngeus,

thyrohyoideus, dan palatopharyngeus. Dengan demikian bagian


utama larynx terdorong ke atas ke permukaan posterior epiglotis,

dan adiius laryngis ditutup. Aditus laryngis dibuat menjadi lebih

Aliran Limfe Pharynx

Limfe dialirkan dari pharynx langsung menuju ke nodi


lymphoidei cervicales profundi atau tidak langsung melalui
nodi retropharyngeales atau paratracheales, baru menuju nodi
lymphoidei cervicales profundi.

kecil oleh plica aryepiglottica, serla tertariknya caftilago arytenoidea

ke depan oleh kontraksi musculus aryepiglottica, arytenoideus


obliquus, dan thyroarytenoideus.

Bolus turun ke bawah lewat di atas epiglotis, aditus laryngis


yang tertutup, dan akhirnya mencapai pinggir bawah pharynx
sebagai akibat kontraksi berturulturut dari musculus constrictor

pharyngis superior, medius, dan inferior. Sebagian makanan


tergelincir lewat alur di kanan dan kiri aditus laryngis (yaitu melalui

fossa piriformis). Akhirnya bagian bawah dinding pharynx


(musculus cricopharyngeus) relaksasi, dan bolus masuk ke

Proses Menelan (Deglutisi)


Makanan yang sudah dikunyah berbentuk sebuah bola atau bolus

pada dorsum linguae dan secara volunter didorong ke atas dan

oesophagus.

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT

59

palatum durum

palatum molle
ATCUS

uvula

palatopharyngeus

dinding posterior

tonsil

oropharynx

ATCUS

palatoglossus

sulcus terminalis

papillae vallatae
lidah

/Gambar 2-23 Oropharynx dilihat melalui mulut yang terbuka.

Tonsila Palatina

Tonsila palatina berbentuk dua massa jaringan limfoid, masingmasing terletak di dalam cekungan di dinding lateral oropharynx
di antara arcus palatoglossus danpalatopharyngeus (Gambar 2-24).
Setiap tonsil diliputi oleh membrana mucosa, dan permukaan
medialnya yang bebas menonjol ke dalam pharynx. Permukaannya

berbintik-bintik yang disebabkan oleh banyak muara keleniar,


yang terbuka ke crypta tonsillaris.
Permukaan lateral tonsila palatina diliputi oleh capsula fibrosa
(Gambar 2-24). Capsula ini dipisahkan dari musculus constrictor
pharyngis superior oleh jaringan areolar jarang (Gambar 2-24),
vena palatina externa berjalan turun dari palatum mo1le di dalam
jaringan ikat jarang untuk bergabung dengan plexus venosus
pharyngeus. Lateral terhadap musculus constrictor pharyngis
superior terdapat musculus styloglossus, lengkung arteria facialis.
dan arteria carotis interna.

Tonsila palatina mencapai ukuran maksimum pada masa


kanak-kanak dan ukurannya menjadi sangat berkurang.

VaskularisasiTonsil
Arteri yang mendarahi tonsil adalah ramus tonsilaris

arteria

facialis. Vena-vena menembus musculus constrictor pharyngis


superior dan bergabung dengan vena palatina externa, vena
pharyngealis, atau vena facialis.

Aliran Limfe Tonsil


Limfe mengalir dari tonsil ke nodi lymphoidei cervicales profundi
bagian atas, tepat di bawah dan di belakang angulus mandibulae.

Cincin Waldeyer Jaringan Limfe

Jaringan limfoid yang terdapat disekitar pintu masuk sistem


respirasi dan pencernaan membentuk sebuah cincin. Bagian
lateral cincin dibentuk oleh tonsila paiatina dan tonsila tubaria
(jarlngan limfoid di sekitar muara tuba auditiva di dinding lateral
nasopharynx). Bagian atasnya dibentuk oleh tonsila pharyngeus

yang terdapat di atap nasopharynx, dan bagian

bawahnya

dibentuk oleh tonsila lingualis yang terdapat pada sepertiga


bagian posterior lidah.

Larynx
E
Larynx adalah organ yang berperan sebagai sphlncter pelindung
pada pintu masuk jalan nafas dan berperan dalam pembentukan
suara. Larynx terletak dl bawah 1ldah dan os hyold, di antara
pembuluh-pembuiuh besar leher, dan terletak setinggi vertebra
cervicalis keempat, kelima, dan keenam (Gambar 2-25). Ke atas,
larynx terbuka ke laryngopharynx, ke bawah larynx berlanjut
sebagai trachea. Di depan, larynx ditutupi oleh ikatan otot-otot
infrahyoid dan di lateral oleh glandula thyroidea.
Kerangka larynx dibentuk oleh beberapa cartilago, yang
dihubungkan oleh membrana dan ligamentum, dan digerakkari
oleh otot. Larynx dilapisi oleh membrana mucosa.

Cartilago Larynx

Cartilago Thyroidea
Cartilago thyroidea merupakan cartilago terbesar larynx (Gambar
2-26) dan terdiri dari dua lamina cartilago hyalin yang bertemu

60

M. palatopharyngeus
V. palatina externa
V.

sarung carotts

jugularis interna
M. constrictor pharyngis superior

A. carotis interna

A. carotis
interna

facialis

tonsilla
palatina
capsula
tonsillae

tonsil yang
membesar

ramus
mandibulae
M. palatoglossus

vallecula

vestibulum oris
plica
glossoepig lotica

M. buccinator

bibir bawah
Gambar 2-24 Potongan horizontal melalui mulut dan oropharynx. Kiri, tonsila palatina normal beserta hubunganhubungannya. Kanan, posisi abses peritonsilaris. Perhatikan hubungan abses terhadap musculus constrictor pharyngis
superior dan sarung carotis. Pintu masuk ke dalam larynx juga dapat dilihat dari bawah dan belakang lidah.

di garis tengah pada tonjolan bersudut V (disebut Adam's apple).


Pinggir posterior menjorok ke atas sebagai cornu superius dan
ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina
terdapat linea obliqua sebagai tempat lekat otot-otot.

Cartilago Cricoidea
Cartilago cricoidea dibentuk oleh cartilago hyalin dan berbentuk
seperti cincin cap, mempunyai lamina yang lebar di belakang dan
arcus yang sempit di anterior (Gambar 2-26). Carlilago cricoidea
terletak di bawah cartilago thyroidea, dan pada masing-masing
permukaan lateralnya terdapat facies articularis untuk bersendi
dengan cornu inferius cartilago thyroidea. Di posterior, pada
setiap lamina di pinggir atasnya terdapat facies articularis untuk
bersendi dengan basis cartilago arytenoidea. Semua sendi ini
adalah jenis sinovial.

cricoidea. Masing-masing cartilago mempunyai apex di atas yang


bersendi dengan cartilago corniculata yang kecil, serta basis di
bawah yang bersendi dengan lamina cartilago cricoidea, dan
sebuah processus vocalis yang menonjol ke depan dan merupakan
tempat lekat dari ligamentum vocale. Processus muscularis
yang menonjol ke lateral, menjadi tempat lekat Musculus
cricoarytenoideus lateralis dan posterior.

Cartilago Corniculata
Dua buah cartilago kecil berbentuk kerucut, bersendi dengan apex

cartilaginis arytenoideae (Gambar 2-27). Menjadi tempat lekat


plica aryepiglottica.

Cartilago Cuneiforme
Dua cartilago kecii yang berbentuk batang ini terletak di dalam
plica aryepiglottica dan berperan memperkuat plica tersebut
(Gambar 2-27).

Cartilago Arytenoidea
Terdapat dua buah cartilago arytenoidea; kecil, berbentuk
pyramid, dan terletak pada permukaan belakang larynx (Gambar
2-26). Cartilago ini bersendi dengan pinggir atas lamina cartilago

Epiglotis
Merupakan cartilago elastis berbentuk daun yang terletak di
belakang radix linguae (Gambar 2-26). Tangkainya dilekatkan di

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

61

sinus sagittalis superior


sinus sagittalis inferior
koneksi interthalamicus

corpus callosum
septum pellucidum

thalamus
falx cerebri

foramen interventricularis
A. cerebri anterior

V. magna

nervus optrcus

cerebri

hypophysis cerebri
glandula
plnea

sinus frontalis
concha nasalis superior

aqueductus
cerebri

agger nasi
concha nasalis medius

mesencephalon

vestibulum nasi

tentorium
cerebelli
concha nasalis
inferior

sinus rectus

palatum durum
palatum molle

ventriculus quartus
cerebellum

lidah

pons

M. genioglossus
medulla oblongata
M. geniohyoideus

^+l^^
dild5

ligamentum nuchae

M. mylohyoideus

muara tuba auditiva

tonsil
os hyoideum
membrana thyrohyoidea
epiglotis
plica vestibularis

otot-otot posvertebra

plica vocalis
cadilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum
arcus cartilaginis cricoideae
trachea

spinae cervicales

oesophagus
isthmus glandula thyroidea
lamina superficialis
fascia cervicalis profunda

medulla
spinalis

arcus jugularis

canalis centralis

spatium suprasternalis

A. brachiocephalica

sisa thymus

V. brachiocephalica kiri

manubrium sterni

Gambar 2-25 Penampang sagital kepala dan leher

di kanan dan kiri

belakang cartilago thyroidea. Sisi epiglottis dihubungkan dengan

mediana. Lekukan pada membrana mucosa

cartilago arytenoidea oleh plica aryepiglottica, yang merupakan


sebuah lipatan membrana mucosa. Pinggir atas epiglottis bebas.
Membrana mucosa yang melapisinya berjalan ke depan, meliputi
permukaan posterior lidah sebagai plica glossoepiglottica

plica glossoepiglottica disebut vallecula (Cambar 2-24). Di


sebelah lateral, membrana mucosa berjalan ke dinding pharynx

membentuk plica glossoepigloftica lateralis.

62

ligamentum thyrohyoideum laterale


epiglotis

ligamentum
thyrohyoideum
laterale

os hyoideum
membrana
thyrohyoidea

membrana thyrohyoidea
ligamentum
thyrohyoideum

cornu superius
linea obliqua
lamina cartilaginis
thyroideae

ligamentum cricothyroideum
ligamentum
cricothyroideum

cornu inferius

M. cricothyroideus

arcus cartilaginis
cricoideae
ligamentum cricotracheale

lamina cartilaginis cricoideae

arcus cartilaginis
cricoideae

epiglotis

ligamentum hyoepiglotticum

cornu majus
ossis hyoidei
membrana thy^rohyoidea

corpus ossis hyoidei

cornu majus
ossis hyoidei
cornu supenus
cartilago thyroidea

membrana
thyrohyoidea

cartilago
corniculata
cartilago
arytenoidea
lamina cartilaginis
thyroideae

cartilago thyroidea
plica vestibularis dextra
ligamentum vocale
dextrum
ligamentum
cricothyroideum

processus
muscularis

arcus cartilaginis
cricoideae

plica aryepiglottica
cartilago cuneiformis
cartilago corniculata
cartilago arytenoidea
processus muscularis
processus vocalis
lamina cartilaginis
cricoideae

M. trachealis

Gambar 2-25 Larynx dan ligamentumnya dilihat dari depan (A), dari aspek lateral (B), dan dari belakang (C). D. Lamina kiri
cartilago thyroidea dibuang untuk memperlihatkan bagian dalam larynx"

Membrana dan Ligamentum pada


Larynx

medianum. Pada kedua sisinya, membrana ini ditembus oleh vasa


laryngea superior dan nervus laryngeus internus, sebuah cabang
dari nervus laryngeus superior (Gambar 2-20).

Membrana Thyrohyoidea
Membrana thyrohyoidea menghubungkan pinggir atas cartilago
thyroidea dengan os hyoid (Gambar 2-26). Pada garis tengah,
membrana ini menebal, membentuk ligamentum thyrohyoideum

Ligamentum Cricotracheale
Ligamentum cricotracheale menghubungkan cartilago cricoidea
dengan cincin trachea pertama (Gambar 2-26).

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTURYANG TERKAIT

63

Membrana quadrangularis terbentang antara epiglotiis dan


cartilago arytenoidea (Gambar 2-27). Pnggir bawahnya yang

dan di belakang oleh permukaan medial cartilago arytenoidea.


Glottis merupakan bagian yang paling sempit dari larynx dan
berukuran sekitar 2.5 cm dari depan ke belakang pada pria
dewasa, dan lebih kecil pada wanita. Pada anak-anak, bagian

menebal membentuk ligamentum vestibulare, ligamentum

bawah larynx di dalam cartilago cricoidea merupakanbagian yang

vestibulare merupakan isi dari plica vestibularis (Gambar 2-27).

paling sempit.

Ligamentum Cricothyroideum

Membrana Quadrangularis

Pinggir bawah ligamentum cricothyroideum dilekatkan pada


pinggir atas cartilago cricoidea (Gambar 2-27). Pinggir superior
ligamentum ini tidak melekat pada cartilago thyroidea, tetapi
berjalan terus ke atas pada facies medialis cartilago thyroidea.
Kedua pinggir atasnya yang bebas, yang hampir seluruhnya
tersusun dari jaringan elastis, membentuk ligamentum vocale

Cavitas Laryngis

Cavitas laryngis terbentang dari aditus sampai ke pinggir bawah


cartilago cricoidea, di mana ruang ini berlanjut sebagai trachea.
Dapat dibagi dalam tiga bagian:

Vestibulum laryngis, terbentang dari aditus laryngis sampai


ke plica vestibularis.

di

yang penting. Ligamentum vocale merupakan isi dari plica vocalis


(pita suara) (Gambar 2-27). Ujung anterior dari masing-masing

a Daerah tengah,

ligamentum vocale dilekatkan pada cartilago thyroidea. Ujung

sampai setinggi plica vocalis di bawah.


Daerah bawah, terbentang dari plica vocalis di atas sampai ke
pinggir bawah cartilago cricoidea di bawah.

Sinus Laryngis

posterior dilekatkan pada processus vocalis cartilago arytenoidea.

Pintu Masuk Larynx (Aditus Laryngis)

Aditus larlmgis menghadap ke belakang dan atas ke

arah

terbentang dari plica vestibularis

Sinus laryngis adalah sebuah recessus kecil

di setiap sisi

atas

lar1mx,

laryngopharynx (Gambar 2-21). Pintu ini lebih lebar di depan


daripada belakang dan dibatasi di depan oleh epiglotis; di lateral
oleh plica aryepiglottica, yaitu lipatan membrana mucosa; dan

terletak di antara plica vestibularis dan plica vocalis. Sinus ini

di posterior oleh cartilago arytenoidea dan cartilago corniculata.

dilapisi membrana mucosa (Gambar 2-27).

Sacculus Laryngis

Cartilago cuneiformis terletak di dalamnya serta memperkuat


plica aryepiglottica dan menimbulkan elevasi kecil pada pinggir

Sacculus laryngis adalah sebuah diverticulum membrana mucosa

atas.

yang berjalan ke atas dari sinus (Gambar 2-27). Sekret mukus


membasahi pita suara.

Fossa Piriformis

Fossa

piriformis adalah recessus di kedua sisi lipatan dan pintu

Otot-Otot Larynx

masuk (Gambar 2-27).Di mediai dibatasi plica aryepiglottica dan


di lateral oleh cartilago thyroidea dan membrana thyrohyoidea.

Otot-otot larynx dapat dibagi dalam dua kelompok: ekstrinsik dan

Otot-Otot Ekstrinsik

Lipatan Larynx

intrinsik.

Otot-otot ekstrinsik menarik larynx ke atas dan bawah selama

Plica Vestibu laris


Plica vestibularis merupakan sebuah lipatan yang terfiksasi pada
masing-masing sisi larynx (Gamb ar 2-26).Masing-masing dibentuk
oleh membrana mucosa yang menutuPi ligamentum vestibulare,
mengandung banyak vascular, dan berwama merah muda.

Plica Vocalis (Pita Suara)


Plica vocalis merupakan sebuah lipatan yang mudah bergerak pada

masing-masing sisi larynx danberperan pada pembentukan suara.


Masing-masing dibentuk oleh membrana mucosa yang menutupi
ligamentum vocale, tidak mengandung pembuluh darah, dan

berwarna putih. Plica vocalis bergerak pada respirasi, warna


putihnya mudah dikenali jika diperiksa dengan laryngoscope
(Gambar 2-27).
Celah di antara kedua plica vocalis disebut rima glottidis atau
gloftis (Gambar 2-27). Gloltts dibatasi di depan oleh plica vocalis

proses menelan. Perhatikan bahwa kebanyakan otot-otot melekat


pada os hyoi deum, yang melekat pada cartilago thyroidea melalui

membrana thyrohyoidea. Oleh karena itu gerakan os hyoideum


akan diikuti oleh gerakan larynx.

it Otot-otot elevator: musculus digastricus, musculus

stylohyoideus, musculus mylohyoideus, musculus geniohyoideus,


musculus stylopharyngeus, musculus salphingopharlrlgeus,
dan musculus palatopharyngeus.

a Otot-otot depresor: musculus

sternothyroideus, musculus

sternohyoideus, dan musculus omohyoideus.

Otot-Otot lntrinsik
Dua otot mengubah bentuk aditus laryngis (Gambar 2-27).

a Mempersempit aditus: musculus arytenoideus obliquus.


I Memperlebaraditus:musculusthyroepiglottica.

64

BAB 2

cornu majus
epiglotis

ossis hyoidei

epiglotis

membrana
thyrohyoidea

plica
aryepiglottica

tuberculum
epiglotticum

fossa piriformis

M. aryepiglotl

cartilago
cuneiformis

membrana
quadrangularis

aryepiglottica

cartilago
corniculata

sacculus laryngis
'cartilago thyroidea

cartilago arytenoidea

M" arytenoideus
obliquus

ligamentum vestibulare
plica vestibularis
sinus laryngis
plica vocalis

cartilago thyroidea
M. arytenoideus
transversus

lamina cartilaginis
cricoideae

M. vocalis

ligamentum vocale
ligamentum
cricothyroideum

M. cricoaryienoideus
posterior

cartilago cricoidea
rima glottidis
cincin trachea

plica vocalis
cartilago thyroidea

plica vestibularis

rima glottidis

-">

rima glottidis

ligamentum vocale
cartilago arytenoidea

cartilago cuneiformis'

cartilago corniculata

rr{>
thyroidea

rima glottidis
processus vocalis
cartilago arytenoidea

ligamentum vocale
M. vocalis

M. cricoarytenoideus lateralis
M. cricoarytenoideus posterior

processus muscularis
M"

arytenoideus transversus

M. arytenoideus obliquus

Gambar 2-27. A, Otot-otot larynx dilihat dari belakang. B. Potongan coronal melalui larynx. C. Rima qlottidis terbuka
sebagian seperti pada saat inspirasi lemah, D, Rima glottidis terbuka lebar seperti pada saat inspirasi dalam. E. Otot-otot yang
menggerakkan ligamentum vocale.

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

Lima otot menggerakkan plica vocalis (pita suara) (Cambar 2-27).

a Menegangkan pita suara: musculus cricothyroideus.


I Melemaskan pita suara: musculus thyroarytenoideus (vocalis)
I Aduk'sio pita suara: musculus cricoarytenoideus lateralis
I Abduksio pita suara: musculus cricoarytenoideus posterior
I Mendekatkan cartilago arytenoidea: musculus arytenoideus
transversus

Origo, insersi, persarafan, dan fungsi yang rinci dari otot-otot


intrinsik diberikan pada Tabel 2-5.

Gerakan PlicaVocalis (Pita Suara)

65

kontraksi dari musculus vocalis, bagian dari musculus thyroarytenoideus (Gambar 2-27).

Gerakan PlicaVocalis Saat Respirasi

Pada inspirasi 1emah, plica vocalis diabduksikan, dan rima glottidis

berbentuk segitiga, dengan apex di depan (Gambar 2-27). Pada


ekspirasi, plica vocalis diaduksikan, hanva tertinggal celah sempit
di aniaranya (Cambar 2-27).
Pada inspirasi dalam, plica vocalis dlabduksikan maksimal,
sehingga bentuk rima glottidis berubah dari segitiga menjadi
berbentuk ketupat, karena rotasi makslmal dari cartiiago
arytenoidea ke lateral (.Cambar 2-27).

Gerakan plica vocalis tergantung pada gerakan cartilago


arytenoidea, yang berputar dan bergeser ke atas dan bawah pada
lereng pinggir superior cartilago cricoidea.

Rima glottidis dibuka oleh kontraksi dari musculus cricoarl'tenoideus posterior, yang memutar cartilago arytenoidea dan
mengabduksi processus vocalis (Gambar 2-27). Jaringan elastis
di dalam capsula articuiatio cricoarytenoidea mempertahankan
cartilago arytenoidea tetap terpisah sehingga bagian posterior
glottis terbuka.
Rima glottidis ditutup oleh kontraksi dari musculus cricoary-

tenoideus lateralis, yang memutar cartilago arytenoidea dan


mengaduksi processus vocalis (Cambar 2-27). Bagian posterior

Fungsi Sphincter Larynx


Terdapat dua sph ncter pada larynx yaitu pedama

d ad tus lary|g

ke be akang di antara idah dan patatunr clufurn, larynx dttarik ke


atas

bawah bagian be akang idah. Aditus laryngrs menyernpit

akibat dar kontraksi ntusculus arytenotdeus oilliquus dan musculus

aryeplgloltica. Ipig otis didorons K-. belaKang oleh ic]ah


berfungsi sebaga sungkup

glottis menyempit jika cartilago arytenoidea saling berdekatan yang


disebabkan oleh kontraksi musculus arytenoideus transversus.

atar cairan kentLdian

its!tk Ke ajaiam oesopfrag!s

Kedua plica vocalis ditegangkan oleh kontraksi musculus


cricothyroideus (Gambar 2-28). Plica vocalis dikendurkan oleh

slsi adrtus Laryncrs, lia tu fossa p ri{ornris

Tabel

2-5

.1aft

atas adltrrs laryngrs Bolus rnakanar)


den!Jgn

berjalan di atas ep giotts atau turun ke 0awah lewat alur pada s s -

Otot-Otot lntrinsik Larynx


Otot-otot yang Mengontrol Aditus Laryngis

M.arytenoideus obliquus

Processus muscularis
cartilaginis arytenoideae

Apex cartilaginis

N.laryngeus recurrens

Menyempitkan aditus dengan


mendekatkan kedua plica

N.laryngeus recurrens

Melebarkan aditus dengan


memisahkan kedua plica

arytenoidea sisi yang


berlawanan

M,thyroepiglottica

Facies medialis cartilaginis


thyroideae

Pinggir lateral epiglotis dan


plica aryepiglottica

aryepiglotiica

aryepiglottica

Otot-otot yang Mengendalikan Gerakan Plica Vocalis


M.cricothyroideus

Sisi cartilago cricoidea

Pinggir bawah dan inferior

N.laryngeus externus

Menegangkan plica vocalis

Cartilago arytenoidea

N.laryngeus recurrens

Relaksasi plica vocalis

Processus muscularis

N.laryngeus recurrens

Aduksio plica vocalis

N.laryngeus recurrens

dengan memutar cartilago


arytenoidea
Abductio plica vocalis

N.laryngeus recurens

dengan memutar cartilago


arytenoidea
Menutup bagian posterior

cornu cartilago thyroidea


M.thyroarytenoideus
(vocalis)

Permukaan dalam cartilago

M.cricoarytenoideus

Pinggir atas cartilago

lateralis

thyroidea
cricoidea

M.cricoarytenoideus
posterior

belakang cartilago cricoidea

M,arytenoideus

Permukaan belakang

transversus

dan kedua {ji rirna gloltid s. Sph ncter pada aditus iaryngls hanya
berfungsi pada saat menelan Ketka bolus maltanan d pindahkan

cartilaginis arytenoideae
Processus muscularis
cartilaginis arytenoideae
Permukaan belakang

dan medial cartilago

dan medial cartilago

rima glottidis dengan

arytenoidea

arytenoidea srsi yang

mendekatkan kedua

berlawanan

cartilago arytenoidea

66

BA,B 2

Ketika batuk atau bersin, rima glottidis berfungsi sebagai


sphincter. Selelah inspirasi, plica vocalis aduksi, dan otototot
ekspirasi berkontraksi dengan kuat. Akibatnya, tekanan di dalam

Produksi Suara di Dalam Larynx

thorax meningkat, dan dalam waktu yang bersamaan plica vocalis

Pelepasan udara ekspirasi secara terputus-putus melalui plica

mendadak abduksi. Pelepasan mendadak dari udara yang

vocalis yang sedang aduksi akan menggetarkan plica tersebut dan

lerkompresi sering melepaskan partikel-partikel asing atau mukus


dari saluran pernapasan, yang selanjutnya masuk ke pharynx. Di

menimbulkan suara. Frekuensi atau tinggi suara ditentukan oleh

perubahan panjang dan tegangan ligamentum vocale. Kualitas

sini, partikel-partikel itu ditelan atau dikeluarkan.

suara tergantung pada resonator di atas larynx, yaitu pharynx,

Pada tindakan Valsava, ekspirasi yang kuat dilakukan untuk

mulut, dan si,rus paranasalls. Kualitas dikendalikan oleh otot-otot

mengatasi glottis yang tertutup. Pada keadaan abdomen tegang

palatum molle, lidah, dasar mulut, pipi, bibir, dan rahang. Bicara

seperti pada miksi, defekasi, dan melahirkan, udara sering ditahan

normal tergantung pada kemampuan memodiflkasi suara menjadi

sesaat di saluran pernapasan dengan cara menutup rima glottidis.

konsonan dan vokal yang dikenal dengan menggunakan lidah,

Setelah inspirasi dalam, rima glottidis ditutup. Kemudian otot-otot

gigi. dan bibir. Bunyi vokal biasanya seluruhnya dari mulut dengan

dinding anterior abdomen berkontraksi dan gerak naik diaphragma

palatum molle terangkat, sehingga udara disalurkan melalui mulut

dicegah oleh adanya udara yang tertahan di saluran pernapasan.

dan bukan melalui hidung.

Setelah berusaha cukup lama, orang tersebut sering mengeluarkan

Bicara melibalkan pelepasan udara ekspirasi secara terputus-

sedikit udara dengan membuka rima glottidisnya sekejap dengan

putus melalui plica vocalis yang teraduksi. Menyanyi satu nada

mengeluarkan suara keluhan.

membutuhkan pelepasan udara ekspirasi yang lebih lama lewat


plica vocalis yang teraduksi. Pada berbisik, plica vocalis dalam
keadaan aduksi, tetapi cartilago arytenoidea abduksi; vibrasi terjadi

akibat getaran aliran udara ekspirasi secara tetap melalui bagian


poslerior rima glottidis.

ligamentum
vocale dextrum
relaksasi

permukaan luar
lamina dexter
cartilaginis thyroideae

//

permukaan dalam lamina


dexter cartilaginis
thyroideae

/processus

vocalis

cartilago arytenoidea
dexter

,
i

lamina cartilaginis
cricoideae

\\-

ligamentum vocale

:-'M.

cricothyroideus

cartilago
cricoidea

Gambar 2-28. Diagram yang memperlihatkan perlekatan dan kerja musculus cricothyroideus. A. Permukaan lateral
kanan larynx dan musculus cricothyroideus. B, Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum
yang relaksasi, C. Permukaan dalam larynx, memperlihatkan ligamentum vocale dextrum yang tegang sebagai akibat dari

tertariknya cartilago cricoidea dan arytenoidea ke belakang sebagai akibat kontraksi musculus cricothyroideus.

S,ALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTASTRUKTUR

sllender bersilia. Namun, pada piica vocalis di mana membtana


mucosa mengalami trauma berulang selama fonasi, membrana
mucosa diliputi oleh epitel berlapis skuamosa.

Persarafan Larynx

Saraf Sensoris
Di atas plica vocalis: ramus laryngeus internus,

cabang dari

Trachea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang

dapat bergerak (Gambar 2-30). Dimulai sebagai lanjutan larynx


dari pinggir bawah cartilago cricoidea setinggi corpus vertebrae
cervicalis VI. Berjalan turun ke bawah di garis tengah leher. Di
dalam rongga thorax, trachea berakhir pada catina dengan cara

membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister


setinggi angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica
IV dan V), terletak sedikit agak ke kanan dari garis tengah. Pada
eksplrasi, bifurcatlo trachea naik sekitar satu vertebra, dan selama

Di bawah plica vocalis: nervus laryngeus recurrens (Gambar

inspirasi dalam bifurcatio dapat turun sampai setinggi vertebra

t_to\

thoracica VI. Jaraknya sekitar 3 cm.


Pada orang dewasa, panjang trachea sekitar 11.25 cm dan
diameter 2.5 cm. Pada bayi, panjang trachea sekitar 4-5 cm dan

Semua otot-otot

intrinsik larynx, kecuali musculus cricothyroideus

dipersarafi oleh nervus laryngeus recurrens. Musculus cricothyroideus dipersarafi oleh ramus laryngeus externus dari nervus
laryngeus superior nervus vagus.

diameter sekitar 3 mm. Selama pertumbuhan anak-anak, diameter


trachea bertambah sekitar 1 mm setiap tahurmya. Tabung

fibroelastika dipertahankan utuh dengan adanya cartilago hyalin


berbentuk U (cincin) di dalam dindingnya. Ujung posterior
cartilago yang bebas dlhubungkan oleh otot polos, Musculus
trachealis.

Vaskularisasi Larynx
Setengah bagian atas larynx: ramus laryngeus superior arteria
thyroldea superior.
Setengah bagian bawah larynx: ramus laryngeus inferior
arteria thyroidea inferior.

nervus laryngeus superior nervus vagus.

Saraf Motoris

67

Trachea

Membrana Mucosa Larynx

Membrana mucosa larynx melapisi rongga dan diliputi oleh epitel

YANG TERKAIT

Aliran Limfe Larynx

Membrana mucosa trachea dilapisi oleh epitel silinder


bertingkat semu bersilia (Gambar 2-31) serta mengandung banyak
sel goblet dan glandula mucosa tubular.

Batas-BatasTrachea di Dalam Leher


(Gambar 2-32)
Anterior: Ku1lt, fascla, isthmus glandula thyroidea (di depan

Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei cervicales

profundi.

cincin kedua, ketiga, dan keempat), vena thyroidea inferior,


arcus jugularis, arteria thyroidea ima (jika ada), dan vena

N. laryngeus internus

laryngeus
superior
N. vagus

N. laryngeus

externus

M. cricothyroideus
N. laryngeus
recu rrens
(membrana
mucosa
dibuang)

N. laryngeus
recu rrens

Gambar 2-29 A. Permukaan lateral larynx memperlihatkan ramus laryngeus internus dan externus cabang dari nervus
laryngeus superior nervus vagus. B. Distribusi cabang-cabang terminal nervus laryngeus internus dan nervus laryngeus
recurrens. Larynx dilihat dari atas dan posterior.

68

BAB 2

kiri pada anak-anak, ditutupi oleh musculus

oesophagus.

Posterior: Oesophagus, nervus laryngeus recurrens sinister.


Kanan: vena azygos, nervus vagus dexter, dan pleura.
Kiri: Arcus aortae, arteria carotis communis sinister, arteria
subclavia sinister, nervus vagus sinister dan nervus phrenicus

Lateral: Lobus glandula thyroidea dan sarung carotis beserta

sinister, dan pleura.

brachiocephalica

sternocleidomastoideus dan musculus sternohyoideus.

Posterior: nervus laryngeus recurrens kanan dan

kiri

serta

isinya.

I
Batas-Batas Trachea di Dalam
Mediastinum Superius Thorax

Persarafan Trachea
**orisbarasal darinervus

vagus dannervus laryngeus

:Til:::

(Gambar 2-33)
Anterior: Sternum, thymus, vena brachiocephalica sinister,
pangkal arteria brachiocephalica dan carotis communis

Vaskularisasi Trachea

Dua pertiga bagian atas trachea mendapat darah dari arteria


thyroidea inferior, dan sepertiga bagian bawah mendapat dalah
dari arteriae bronchiales.

sinister, dan arcus aortae.

cartilago cricoidea

bronchus segmentalis
apicalis lobus superior

bronchus ap'calis
lobus superior

bronchus principalis
nister

si

bronchus lobaris superior

bronchus
lobaris
su perior

bronchus segmentalrs
posterior

bronchus segmentalis
posterior
bronchus segmentalis
anterior
bronchus lingularis

bronchus segmentalis
anterior
bronchus lobaris medius
bronchus segmentalis
basalis anterior

bronchus
lobans
inferior
bronchus
segmentalis
basalis
medialis

bronchus
segmentalis
basalis
lateralis

bronchus
apicalis
bronchus
superior
segmentalis
lobus
basalis
inferior
medialis
bronchus
segmentalis
basalis posterior

bronchus segmentalis
basalis posterior

Gambar 2-30 Trachea dan bronchus.

bronchus segmentalis
basalis lateralis

SALUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

Aliran LimfeTrachea

Limfe mengalir ke dalam nodi lymphatici pretracheales dan paratracheales dan ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi.

i,

'u:j,

li'i ,-, ii I

'l

ilE6ryWffry,li
Trachea bercabang dua di belakang arcus aortae menjadi bronchus

principalis dexter dan sinister (primer atau utama) (Gambai


2-30). Bronchus principalis dexter meninggalkan trachea denp;an

membentuk sudut sebesar 25 derajat dengan garis vertikal.


Bronchus prlncipalis sinister meninggalkan trachea dengan membentuk sudut 45 derajat dengan garis vertikal. Pada anak-anak
dengan usia lebih kecil dari 3 tahun, kedua bronchus menlnggalkan
traihea dengan membentuk sudut yang hampir sama.

Bronchus terus-menerus bercabang dua sehingga akhirnva


membentuk jutaan bronchiolus terminalis yang berakhir di dalam

satu atau leblh bronchiolus respiratorius. Setiap bronchiolus


respiratorius terbagi menjadi 2 sampai 11 ductus ah.'eolaris yang
masuk ke dalam saccus alr'eolaris. Alveoli timbul dari dinding
saccus sebagai diverticula.

Bronchus Principalis Dexter

Bronchus principalis dexter lebih lebar, lebih pendek, dan lebih


vertikal dari bronchus principalis sinister dan panjangnya lebih
kurang 2,5 cm (Gambar 2-30). Vena azygos melengkung di atas
pinggir superiornya. Bronchus lobaris superior dimulai sekitar
2 cm dari pangkal bronchus principalis di carlna. Kemudian
bronchus principalis dexter masuk ke hilus paru-paru kanan, dan
bercabang dua menjadi bronchus lobaris medius dan bronchus
lobaris inferior.

Bronchus Principalis Sinister

Bronchus principalis sinister lebih sempit, leblh panjang, dan


lebih horizontal dibandingkan bronchus principalis dexter dan
panjangnya lebih kurang 5 cm (Gambar 2-30). Berjalan ke kiri
di bawah arcus aorta dan di depan oesophagus. Pada waktu
masuk ke hilus pulmonalis sinister, bronchus principalis sinister
bercabang menjadi bronchus lobaris superior dan bronchus
lobaris inferior.

Segmen-Segmen Bronchopulmoner

Segmen-segmen bronchopulmoner
tentdnB strLrktur pad.r paru.

akan dibahas pada bab

,trf

Gambar

2-3t

69

Scanning electron micrograf dari sel-sel epitelial permukaan membrana mucosa trachea memperlihatkan sel-sel

silinder bersilia dan sel goblet (SG). lY, bercak mucus. (Seizin M.Koering).

70

BAB 2

fascia pretrachealis
N. laryngeus recurrens
M. sternocleidomastoideus

trachea
oesophagus

M. sternohyoideus
M. sternothyroideus

glandula thyroidea

M. platysma

selubung carotis
V.

jugularis

M. omohyoideus

interna

M. cervicis
longus

nodus lymphoideus
cervicalis profunda
A. carotis
communis

M. scalenus
anterior

N. vagus
truncus
sympathicus

M. scalenus
medius

lamina
superficialis

pars
spinalis
N. accessorius
M. trapezius

+d

A. vertebralis
N. spinalis

ligamentum nuchae

M. levator scapulae

M. splenius capitis
M. semispinalis capitis

Gambar 2-32 Potongan melintang leher setinggi veftebra cervicalis VI.

#AP4 ffiAffi-AT-J ffi.Afl} T\# KATf; K


i

SALti ffi.Ail.{ F,}ffi ffi f"'$ApS"S.&f'l


il'&LAfl*t F-ffiF*fitrffi
Gambaran radiografik larynx dan trachea diperlihatkan

ffi

di dalam

sebuah radiograf lateral leher.

&ruAT# f'4 [ $]ffi $q$4 Lj t*;AAt'*


SA[-I"J ffi lqru Fffi Hq f*iAF,& SA f\j
ffi$

tlALAffi

Di depan pada garis tengah, struktur-struktur berikut ini dapat


diraba dari atas ke bawah.

F-"ffi[-{ffigq

Leher dapat diraba dengan mudah pada pasien dengan posisi


tidur telentang, dengan otot-otot yang menutupi struktur yang
lebih dalam berada dalam keadaan rileks, sehingga struktur dapat
diraba lebih mudah.

di tempat kedua belahan


corpus mandibulae bertemu di garis tengah (Cambar 2-34).
Corpus ossis hyoidei terletak di depan corpus vertebra
Symphisis menti dapat diraba,

cervicalis III (Gambar 2-34 dan 2-35). Os hyoideum adalah


sebuah struktur berbentuk tapal kuda. Cornu majus dapat
diraba pada setiap sisi leher di antara jari dan ibu jari. Os
hyoideum bergerak ke atas pada waktu paslen menelan.
Membrana thyrohyoidea mengisi celah antara os hyoideum
dan cartilago thyroidea (Cambar 2-35).

Incisura superius cartilago thyroidea terletak di depan


vertebra cervicalis ke IV (Gambar 2-34 dan 2-35). Pinggir
anterior cartilago thyroidea lebih menonjol pada pria dewasa
daripada wanita dewasa.
Ligamentum cricothyroideum mengisi celah antara cartilago
cricoidea dan cariilago thyroidea (Gambar 2-35).

SALURAN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

costa

truncus sVmpathicus
ductus thoracicus
I

N, thoracicus

trachea

N. laryngeus recurrens
sinister

cupula cervicalis
pleurae

A. subclavia sinister
N. vagus sinister

N. vagus

dexter

N. phrenicus sinister

phrenicus
dexter

71

A. thoracica interna

A. brachiocephalica

thymus

V. jugularis interna sinister

A. carotis communis sinister

Mm. infrahyoideus

arcus aortae

V. cava
superior

N-phrenicus sinister
N. phrenicus
dexter

N. vagus sinister

paru-paru
kanan

paru-paru kiri

V. azygos

N. laryngeus recurrens
sinister

B
ductus thoracicus

N. vagus dexter
irachea
oesophagus

truncus
sympathicus

Gambar 2-33 Penampang melintang dada. A. Setinggi vertebra thoracica I, dillhat dari atas, B. Setinggi veftebra thoracica iV
dilihat dari bawah.

Cartilago cricoidea terletak setinggi vertebra cervicalis VI


pada perbatasan antara larynx dengan trachea (Gambar 2-34
dan 2-35). Struktur ini tidak semenonjol cartilago thyroidea,
tetapi dapat diidentifikasi dengan palpasi yang dilakukan pada
pasien yang disuruh menelan, sehingga cartilago lnl akan naik
di leher. Pada pasien yang tidak sadar, cartilago ini dapat
diidentifikasi sebagai cincin cartilago pertama yang terletak
di bawah cartilago thyroidea.

Ligamentum cricotracheale mengisi celah di antara cartilago


cricoidea dan clncin pertama trachea (Gambar 2-35). Struktur

ini dapat diraba dengan palpasi secara seksama.


Cincin pertama trachea dapat diidentifikasi dengan palpasi
secara hati-hati.

Isthmus glandula thyroideae dapat dikenali sebagai sebuah


struktur lembut di depan cincin trachea kedua, ketiga, dan
keempat (Cambar 2-34 dan 2-35).

72

BAB 2

symphisis menti

#F.
'"'sR#:

angulus mandibulae

trigonum colli anterius

corpus ossis hyoidei

cartilago thyroidea
trigonum colli posterius
cartilago cricoidea

isthmus glandulae
thyroideae
trachea

d.

rc
suprasterna

Gambar 2-34 Tampak anterior kepala dan leher, memperlihatkan petunjuk permukaan yang penting.

\.

corpus ossis hyoidei

UJ

membrana thyrohyoidea
margo superior
cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum

C4

cartilago cricoidea
ligamentum cricotracheale

isthmus glandula thyroideaea


incisura suprasternalis

Gambar 2-35 Kepala dan leher orang dewasa memperlihatkan tingkat vertebra dari berbagai bagian larynx.

T2

5AIUR,AN PERNAPASAN ATAS DAN BAWAH SERTA STRUKTUR YANG TERKAIT

Vena thyroidea

inferior dan arteria thyroidea ima (jika ada),


walaupun tidak dapat diraba, terletak setinggi cincin trachea
ke lima, enam, dan tujuh. Di pangkal leher, trachea terletak

(Gambar 2-34 dan 2-35). Lengkung ini terletak di depan pinggir


bawah corpus vertebra II pada posisi pertengahan respirasi.
Trachea di leher terletak di garls tengah, dan pemeriksa dapat

agak ke dalam.

memastikannya dengan meletakkan jari telunjuk dan tengah


tengah di alur yang terdapat di samping trachea, di antara

Arteria brachiocephalica, vena brachiocephalica sinister,


glandula thymus, dan juga pinggir atas arcus aortae kadangdi depan trachea, tepat di atas incisura

trachea dan musculus sternocleidomastoideus.

Pada bayi, banyak struktur-struktur anatomi penting yang


disebutkan di atas yang terdapat pada leher terletak setinggi

kadang terdapat

suprasternalis pada anak-anak keci1.

Arcus jugularis menghubungkan kedua vena jugularis

vertebra yang berbeda dari yang ditemukan pada orang


dewasa (lihat CD Gambar 2-6). Demikian pula, pada orang
dewasa, ukuran diameter trachea dapat sampai 2.5 cm,

anterior tepat dl atas incisura superasternalis.


Incisura suprasternalis, merupakan pinggir atas manubrium
sterni, dapat di raba di antara kedua ujung anterior clavicula

sedangkan pada bayi lebih kecil (3 mm).

D. Mulai setinggi vertebra cervicalis VI.


E. Pada orang dewasa, ukuran panjangnya

Pertanyaan Melengkapf,
Pilihlah satu jawaban yang PALING

Musculus hyoglossus
A. mengubah bentuk lidah.
B. menaikkan lidah.
C. menurunkan lidah.
D. menjulurkan lidah.
E. menarik lidah ke atas dan belakang.

2.

Sinus maxilaris bermuara ke dalam


A. meatus nasi media.
B. meatus nasi superior.

C.
D.
E.

5.

musculus masseter.

E.

recessussphenoethmoidalis.
meatus nasi inferior.

ductusnasolacrimalis.

6.

meatus nasi media.


recessus sphenoethmoidalis.

meatus nasi superior.

Pilihlah jawaban yang PALING TEPAT dari pertanlaan-pertanyaan


bawah ini.
Pernyataan mengenai trachea di barvah ini benar, kecuali:

C.

bronchus

principalis dexter.
Persarafan sensorik membrana mucosa yang meliputi
trachea berasal dari cabang-cabang nervus vagus dan
nervus laryngeu

s recLlrrens.

Otot yang mengangkat palatum

A.
B.
C.
D.
E.

saccus lacrlmalis.

A. Di leher terletak anterior terhadap oesophagus.


B. Bronchus principalis sinister lebih lebar dari

Papilla ductus parotideus bermuara ke dalam vestibulum


oris, di depan gigi molar ke tiga atas.
mo11e

pada saat menelan

adalah:

7.

4.

saliva

terbesar.

Pertanyaan Pilihan Ganda


di

Pernyataan mengenai glandula parotis di bawah ini benar,


kecuali:
A. Nervus facialis berjalan melalui glandula di antara bagian
superficialis dan profunda.
B. Ductus parotideus menembus musculus buccinator di
daerah pipi dan bermuara ke dalam rongga mulut.
C. Di wajah, ductus berjalan ke depan, superficial terhadap

D. Glandula salivaria parotis merupakan kelenjar

Sinus frontalis bermuara ke dalam


A. meatus nasi in{erior.

B.
C.
D.
E.

sekitar 11.25 cm

TEPAT.

1.

3.

73

Musculus
Musculus
Musculus
Musculus
Musculus

tensor veli palatini.


palatogiossus.
palatopharyngeus.
levator veli palatini.

salphingopharyngeus.

berikut ini bertr-rjuan untuk menutup cavum nasi dari


oropharynx pada saat menelary kecuali:
A. Palatum molle ditegangkan dan kaku oleh kontraksi dari
musculus tensor veli palatini.
B. Palatum mol1e diangkat ke atas oleh kontraksi dari
musculus levator veli palatini.
C. Dinding posterior pharynx ditarik ke depan oleh kontraksi
dari serabut-serabut bagian atas musculus constrictor
pharvngis superior.
D. Alcus palatopharyngeus ditarik ke medial oleh kontraksi
Proses

mu sculus palatopharyngeus.

E. Arcus

palatoglossus ditarik ke medial oleh kontraksi

musculus palatoglossus.

74
8.

BAB2

C.
D.
E.

Tegangan pita suara (plica vocalis) dalam waktu lama dapat


dicapai paling baik melalui fungsi otot berikut ini:

A.
B.
C.
D.
E.

Musculus thyroarytenoideus
Musculus cricoarytenoideus posterior
Musculus cricothyroideus
Musculus cricoarytenoideus iateralis
Musculusarytenoideustransverses

Nodus cervicalis superficialis


Nodus parotis
Nodus mastoideus

Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan


berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.

hidung bagian luar, kecuali:


A. Os ethmoidale
B. Pars nasalis os frontale
C. Processus frontalis maxillaris
D. Cartilago nasalis bagian lateral atas

Seorang bayi laki-laki berumur 4 minggu diperiksa oleh


seorang dokter anak karena berat badannya tidak mau naik
dan kesulitan minum. Ibunya mengatakan bahwa bayi tersebut
diberi ASI dan meminumnya dengan lahap kalau diperas lebih
dulu, tetapi mengalami kesukaran kalau disuruh mengisap
langsung dari puting susu. Dokter memeriksa dengan teliti
bayi tersebut, membuat diagnosa, dan kemudian memberikan

E.

nasihat pengobatan yang sesuai.

Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk dinding lateral

Os nasale

10. Struktur-struktur berikut ini ikut membentuk bibir, kecuali:

A. KulitB. Musculus masseter


C. Musculus orbicularis oris
D. Musculus zygomaticus major
E. Membrana mucosa
F. Cabang-cabang arteria dan vena facialis

12. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus tersebut, kecuali:


A. Kondisi ini sering dikaitkan dengan sumbing bibir atas.
B. Bayi menderita palatoshizis mediana.
C. Celah pada palatum mengenai palatum durum, tetapi
tidak mengenai palatum molle atau uvula.
D. Kesulitan minum disebabkan oleh palatoschizis, yang
menghalangi bayi untuk mengisap susu secara aktif dari

E.

11. Seorang pasien tergigit lidahnya pada saat sedang makan


siang. Ke nodus lymphaticus yang manakah bakteri akan

payudara.
Tindakan bedah untuk memperbaiki palatoschizis tersebut
harus dilakukan pada saat atau sebelum berusia 18 bulan.

menyebar?

A.
B.

Nodus submentalis
Nodus submandibularis

1.

C yang benar. Musculus hyoglossus menurunkan lidah.

A yang benar. Sinus maxillaris bermuara melalui

8.

C yang benar. Muscuius cricothyroideus memiringkan cartilago cricoidea dan cartilago arytenoidea ke belakang serta
menegangkan pita suara (lihat halaman 66).

9.

A yang benar. Os ethmoidale tidak membentuk bagian dinding


lateral hidung iuar (lihat ha1 37).

hiatus

semilunaris ke dalam meatus nasi media (Gambar 2-7).


J.

C yang benar. Sinus frontalis bermuara ke dalam meatus nasi

media via infundibulum (Gambar 2-2).


4.

B adalah pernyataan yang tidak benar. Bronchus principalis


dexter lebih lebar dari bronchus principalis sinister.

5.

E adalah pernyataan yang tidak benar. Papilla ductus


parotideus bermuara ke dalam vestibulum oris di depan gigi
molar kedua atas (Gambar 2-8).
D yang benar. Musculus levator veli palatini

mengangkat

paiatum molle ke atas pada saat menelan.


7.

E adalah pernyataan yang tidak benar. Kontraksi musculus


palatoglossus tidak ikut serta dalam penutupan cavum nasi
selama proses menelan. Mereka membantu lidah dalam
menggerakkan bolus makanan dari mulut ke belakang masuk
ke dalam oropharynx.

10. B adalah pernyataan yang tidak benar. Musculus masseter


adalah sebuah otot pengunyah dan tidak ikut membentuk
bibir.
11. B yang benar. Limfe sisi-sisi lidah dialirkan ke dalam nodus
lymphaticus submandibularis (lihat hal 49).
12. C adalah pernyataan yang tidak benar. Selama perkembangary
processus palatinum maxillaris tumbuh ke medial dan
bergabung satu dengan yang lain serta termasuk septum nasi.
Penggabungan processus terjadi dari anterior ke posterior,
sehingga ur,rrla merupakan bagian palatum terakhir yang
menyatu, dan penggabungan ini terjadi sekitar minggu ke
sebelas. Jika dokter anak melakukan pemeriksaan lebih teliti
dengan menggunakan sinar lampu yang cukup, dia akan
melihatbahwa celah pada palatum durum meluas ke posterior
sampai ke ujung uvula.

Viscera Berkaitan
dengan Tractus

Digestivus: Hepan
Pancreas, dan Lien

721

722

Anatomi Dasar
Hepar

Catatan Fisiologi: Ringkasan Fungsi Hepar

722

Hepar

737

722

Vesica Bitiaris

739

724

Pancreas

739

Vena Porta

727

Catatan Fisiotogi: Fungsi Pancreas

739

Ductus Bitiaris Hepatis

727

Catatan Embriotogi: Pembentukan Pancreas

741

Vesica Bitiaris

730

Catatan Fisiotogi: Fungsi Vesica Biliaris

Sonogram Vesica Bitiaris

732

732

Catatan Embriotogi: Pembentukan Hepar dan Ductus

Chotedochus

732

Hepar

732

Vesica Biliaris dan Ductus Cysticus

732

Anatomi Permukaan Hepar dan Vesica Biliaris

f
LJ

ke Dalam Duodenum

732

Gambaran Radiografi Hepar, Vesica Biliaris, dan Ductus


Choledochus

Muara Ductus Choledochus dan Ductus Pancreaticus


742

Gambaran Radiotogi Pancreas

742

Anatomi Permukaan Pancreas

742

Lien

742

Catatan Embriotogi: Pembentukan Lien

744

Anatomi Permukaan Lien

744

Pertanyaan

745

Jawaban dan Penjetasan

746

737

angguan hepar dapat sangat mengganggu homeostasis tubuh.


S"y"ngny" hepar rentan terhadap sejumlah penyakit metabolik,

penyakit yang umum seperti fibrosis cystic, pancreatitits, dan


karsinoma. Tujuan dari Bab ini adalah mengulang struktur umum

sirkulasi, racun, mikroba, dan penyakit keganasan. Walaupun hepar


dilindungi oleh costa bagian bawah, hepar mudah terkena trauma
seperti crush injury, luka tembak, dan Iuka tusuk. Untuk alasan-alasan

pancreas beserta hubungan dengan organ di sekitarnya sehingga


penyakit pancreas dapat didiagnosis dan diberikan pengobatan yang

ini, anatomi umum hepar harus diketahui demikian pula hubungannya


terhadap diaphragma dan struktur di sekitarnya. Pada bab ini, anatomi

klinik hepar dan apparatus biliaris diulangi kembali.


Pancreas, yang merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin,
di klinik merupakan organ yang tersembunyi di dinding posterior
abdomen. Kenyataan ini tidak menguntungkan profesional medis.
Tandadan gejala hanya dapatterl ihatjelas j ika penyakittelah menyebar

dan mengenai struktur di sekitarnya seperti ductus choledochus,


columna vertebralis, atau gaster dan intestinum. Beberapa di antara

&F-IAT#$q1B i),q$Ailq

Hepar
I

akurat.

Lien adalah bagian yang jelas dari sistem limfatik dan sirkulasi.
Fungsi lien adalah untuk menyingkirkan partikel asing, termasuk
eritrosit yang tua, dan membentuk antibodi terhadap antigen yang
terdapat di dalam darah. Meskipun demikian, Iien sangat erat
kaitannya dengan sistem pencernaan di bagian atas kiri abdomen dan
sering terlibat dalam penyakit sistem ini. Maksud dari dimasukkannya
fungsi lien di sini adalah untuk menekankan kaitannya dan membantu
mahasiswa mengerti ligamentum peritoneale lien dan kaitan lien
beserta pendarahannya terhadap gaster, pancreas, ren, dan colon.

tepat di bawah diaphragma (Gambar 20-1). Sebagian

besar

hepar terletak di bawah arcus costalis dexter, dan diaphragma


setengah bagian kanan memisahkan hepar dari pleura, paruparu, pericardium, dan jantung. Hepar terbentang ke kiri untuk
mencapai diaphragma setengah bagian kiri. Permukaan atas
hepar yang cembung melengkung di bawah kubah diaphragma.
Permukaan posteroinferior, atau visceralis membentuk cetakan
visera yang letaknya berdekatan, karena itu bentuknya menjadi

tidak berafuran. Permukaan ini berhubungan dengan pars


Hepar merupakan organ terbesar di dalam tubuh. Heparbertekstur

lunak dan lentur, serta terletak di bagian atas cavitas abdominalis

abdominalis oesophagus, gaster, duodenum, flexura coli dextra,


ren dexter dan glandula suprarenalis dextra, dan vesica biliaris.

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN

723

diaphragma
oesophagus

vesica biliaris
flexura coli sinistra
flexura coli dextra
colon transversum
colon descendens

duodenum

colon ascendens

leJunum

junctura ileocolica

caecum

colon sigmoideum

appendix vermiformis

canalis analis

Gambar 20-1 Susunan umum viscera abdomen.

Hepar dapat dibagi dalam lobus dexter yang besar dan lobus
sinister yang kecil oleh perlekatan peritoneum oleh ligamentum
falciforme (Gambar 20-2). Lobus dexter terbagi lagi menjadi lobus
quadratus dan lobus caudatus oleh adanya vesica biliaris, fissura
unfuk ligamentum teres hepatis, vena cava inferior, dan fissura
untuk ligamentum venosum. Penelitian menunjukkan bahwa pada
kenyataannya lobus quadratus dan lobus caudatus merupakan
bagian fungsional lobus hepatis sinister. Jadi cabang dextra dan
sinistra arteria hepatica dan vena porta, dan ductus hepaticus
dexter dan sinister masing-masing mengurus lobus dexter dan
sinister (termasuk lobus quadratus dan lobus caudatus). Jelaslah
bahwa terdapat sedikit tumpang tindih.
Porta hepatis, atau hilus hepatis, terdapat pada permukaan
posteroinferior, dan terletak di antara lobus caudatus dan lobus
quadratus (Gamb ar 20-2). B agian atas ujung bebas omentum minus

melekat pada pinggir porta hepatis. Pada tempat ini, terdapat


ductus hepatlcus dexter dan sinister, cabang dextra dan sinistra
arteria hepatica, vena porta, dan serabut-serabut saraf simpatik

dan parasimpatik (Gambar 20-3). Di sini terdapat

beberapa

kelenjar limfe hepar. Kelenjar ini menampung cairan limfe hepar


dan kandung empedu, dan mengirimkan serabut eferennya ke
nodi lymphoidei coeliaci.
Seluruh hepar dikelilingi oleh capsula fibrosa, hanya sebagian

ditutupi oleh peritoneum. Hepar tersusun oleh lobulus-lobulus


hepatis. Vena centralis pada masing-masing lobulus bermuara
ke venae hepaticae. Di dalam ruangan di antara lobulus-lobulus
ierdapat canalis hepatis, yang berisi cabang-cabang arteria
hepatica, vena porta, dan sebuah cabang dari ductus choledochus
(triad hepatis). Darah arteri dan vena berjalan di antara sel-sel
hepar melalui sinusoid dan dialirkan ke vena centralis.

724

BAB 20

V cava inferior

ligamentum triangulare sinistrum

ligamentum falciforme hepatis

lobus hepatis sinister

ligamentum teres hepatis

A
fundus vesica biliaris

hepaticae

ligamentum falciforme
hepatis
lobus hepatis dexter
lobus hepatis

sinister
area nuda hepatis

ligamentum venosum
(ligament of Arantius)

ligamentum triangulaie
sinistrum
omentum
minus
B

ligamentum coronarium
lobus caudatus

V cava inferior

ligamentum triangulare
sinistrum

ligamentum coronarium

ligamentum triangulare
dextrum

ligamentum venosum
(Ligament of Arantius)

porta

bile duct

A. hepatica

ductus cysticus bersatu


dengan ductus choledochus

lobus hepatis'

sinister
Iobus hepatis dexter

ligamentum teres
hepatis di dalam
ligamentum
falciforme

lobus
quadratus
hepatis

vesica biliaris

Gambar 20-2 Hepar dilihat dari depan (A), dari atas (B), dan dari belakang (C), Perhatikan posisi lipatan peritoneum, bare
area, dan ligamentum peritoneale.

dan mengsekresikan garam empedu. Pigmen dan gatam empedu


dibawa ke duodenum oleh ductus choledochus.

Ringkasan Fungsi hepar


Hepar merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh dan mempunyai fungsi yang sangat bervariasi. Tiga fungsi dasar hepar

adalah membentuk dan mensekresikan empedu ke dalam


tractus intestinalis; berperan pada banyak metabolisme yang
berhubungan dengan karbohidrat, lemak, dan protein; menyaring
darah, menyingkirkan bakteri dan benda asing lain yang masuk ke
dalam darah dari rongga intestinum.

Hepar mensintesis heparin, sebuah zat antikoagulan, dan


mempunyai fungsi detoksikasi yang penting. Hepar menghasilkan
pigmen empedu dari hemoglobin yang keluar dari sel darah merah

Menarik untuk dicatat bahwa hepar mempunyai kapasitas


cadangan dan regeneratif yang besar. Diperkirakan bahwa seorang
pasien dengan hepar normal dapat bertahan hidup dengan reseksi
sekitar 85% dari volume total.

Batas-Batas Penting Hepar


Ke anterior: Diaphragma, arcus costalis dexter dan sinister,
pleura dextra dan sinistra, serta margo inferior pulmo dexter
dan sinister, processus xiphoideus, dan dinding anterior
abdomen pada angulus subcostalis.

VTSCERA BERKATTAN DENGAN TRACTUS DTGESTTVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L|EN

A. hepatica sinister

725

V. porta

A. gastrica sinistra

A. coeliaca

A. lienica
. hepatica

A. gastrica dextra

A. gastroduodenalis

Gambar 20-3 Struktur-struktur yang masuk dan keluar porta hepatis.

Ke posterior: Diaphragma, ren dexter, flexura coli dextra,


duodenum, vesica biliaris, vena cava inferior, oesophagus, dan
fundus gastricus.

ligamentum falciforme hepatis

Ligamenta Hepatis

Ligamentum falciforme, yang merupakan lipatan

ganda

peritoneum, berjalan ke atas dari umbilicus ke hepar (Gambar 20-2


dan 20-4). Ligamentum ini mempunyai pinggir bebas berbentuk
bulan sabit dan mengandung ligamentum teres hepatis yang
merupakan sisi vena umbilicalis. Ligamentum falciforme berjalan
ke permukaan anlgrior dan kemudian ke permukaan superior
hi:par dan akhirnya membelah menjadi dua lapis. Lapisan kanan
membentuk lapisan atas ligamentum coronarium; lapisan kiri

membentuk lapisan atas ligamentum triangulare sinistrum


(Gambar 20-2). Bagian kanan ligamentum coronarium dikenal
sebagai ligamentum triangulare dextrum. Perlu diketahui bahwa
lapisan peritoneum yang membentuk ligamentum coronarium
terpisah satu dengan yang lairy meninggalkan sebuah daerah yang
tidak diliputi peritoneum. Daerah ini disebut area nuda hepatis
(Cambar 20-2).

ligamentum teres
hepatis

Ligarnentum leres hepatis berjalan ke dalam fissura yang


terdapat pada facies visceralis hepatis dan bergabung dengan
cabang sinistra vena porta hepatis (Gambar 20-2 dan 20-5).
Ligamentum venosum (ligamentum of Arantius), suatu pita
fibrosa yang merupakan sisa ductus venosus, melekat pada

di dalam fissura
pada permukaan viseral hepatis, dan di atas melekat pada vena
cava inferior (Gambar 20-2 dan 20-5). Pada janiry darah yang kaya
oksigen di bawa ke hepar melalui vena umbilicalis (ligamentum
teres hepatis). Sebagial besar darah yang tidak melewati hepar
masuk ke dalam ductus venosus (ligamentum venosum) dan
cabang sinistra vena porta dan berjalan ke atas

Gambar 20-4 Memperlihatkan ligamentum falciforme yang menghubungkan hepar dengan dinding anterior abdomen dan diaphragma.

726

BAB 20

V. cystica

cabang kiri
V. porta

V gastrica sinistra
V. gastrica

brevis

V. gastrica

dextra

V. porta

lienalis

V. pancreatica

. gastroepiploica dextra

V. colica media
ligamentum
teres hepatis
V. colica dextra

umbilicus

V. sigmoideus

V. rectalis superior
V. appendicularis

Gambar 20-5 Vena-vena yang bermuara

bersatu dengan vena cava inferior. Pada waktu 1ahir, vena


umbilicalis dan ductus venosus menutup dan menjadi pita

fibrosa.

Arteri

Omentum minus berasal dari pinggir porta hepatis dan fissura


yang dilalui ligamentum venosum, dan berjalan ke bawah menuju
curvatura minor gaster (Gambar 20-6).

ke Vena Pofta.

Pendarahan

Arteria hepatica propria, cabang arteria coeliaca (truncus


coeliacus), berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan
sinister yang masuk ke dalam porta hepatis (Gamb ar 20-3).

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, D,4N L/EN

omentum mtnus
ligamentum triangulare sinistrum

ligamentum falciforme
lobus caudatus

727

hepar
V. cava inferior

ligamentum coronarium

ligamentum triangulare
dextrum

omentum malus

duodenum

Gambar 20-6 Perlekatan omentum minus pada gaster dan dinding posterior

Vena
Vena porta berakhir dengan bercabang menjadi cabang dexter
dan sinister yang masuk porta hepatis di belakang arteri. Venae
hepaticae (tiga buah atau lebih) muncul dari permukaan posterior
hepatis dan bermuara ke dalam vena cava inferior.

Sirkulasi Darah Melalui Hepar


Pembuluh-pembuluh darah (Gambar 20-3) yang mengalirkan
darah ke hepar adalah arteria hepatica propria (30o1,) dan vena
porta (70%). Arteria hepatica propria membawa darah yang kaya
oksigen ke hepar, dan vena porta membawa darah yang kaya
akan hasil metabolisme pencernaan yang sudah diabsorbsi dari
tractus gastrointestinalis. Darah arteri dan vena dialirkan ke vena
centralis masing-masing lobulus hepatis melalui sinusoid hati.
Vena centralis mengalirkan darah ke vena hepatlca dextra dan
sinistra, dan vena-vena ini meninggalkan permukaan posterior
hepar dan bermuara langsung ke dalam vena cava inferior.

Aliran Limfe

Hepar menghasilkan banyak cairan limfe, sekitar sepertiga sampai


setengah dari jumlah seluruh cairan limfe tubuh. Pembuluh limfe
meninggalkan hepar dan masuk ke dalam sejumlah kelenjar limfe
yang ada di dalam porta hepatis. Pembuluh eferen berjalan ke

nodi coeliaci. Beberapa pembuluh limfe berialan dari area nuda


hepatis melalui diaphragma ke nodi lymphoidei mediastinales

hepar.

Vena Porta
Vena porta masuk hepar dan bercabang-cabang membentuk
sinusoid, tempat darah kemudian mengalir masuk ke venae
hepaticae, yang akan bermuara ke vena cava inJerior. Panjang
vena porta kurang lebih 2 inci (5 cm) dan dibentuk di belakang
collum pancreatis oleh gabungan vena mesenterica superior
dan vena lienalis (Gambar 20-7). Pembuluh ini berjalan ke atas

dan kanan, di belakang bagian pertama duodenum, dan masuk


ke dalam omentum minus (Gambar 20-B; lihat juga Gambar 2010). Kemudian vena porta berjalan ke atas di depan foramen
epiploicum menuju ke porta hepatis, di mana pembuluh vena ini
berakhir dengan bercabang menjadi ramus dexter dan sinister.

Vena porta (Gambar 20-5) mengalirkan darah dari pars


abdominalis tractus gastrointestinalis dari sepertiga bagian bawah
oesophagus sampai setengahbagian atas canalis analis. Vena porta
juga mengalirkan darah dari liery pancreas, dan vesica biliaris.
Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiler di dalam organ-

organ yang darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan


bermuara ke dalam sinusoid hepatis.
Untuk rincian lebih lanjut mengenai anatomi dasar vena porta,
lihat halaman 228.

Ductus Biliaris Hepatis

posteriores.

Persarafan

Saraf simpatik dan parasimpatik membentuk plexus coeliacus.


Truncus vagalis anterlor mencabangkan banyak ramus hepaticus
yang berjalan langsung ke hepar.

Empedu disekresikan oleh sel-sel hepar dengan kecepatan tetap


sekitar 40 ml per jam. Jika pencernaan tidak terjadi, empedu
disimpan dan dipekatkan di dalam vesica biliaris, kemudian
dikeluarkan ke duodenum. Ductus biliaris hepatis terdiri dari
ductus hepaticus dexter dan sinister, ductus hepaticus communis,
ductus choledochus, vesica biliaris, dan ductus cysticus.

728
V- cava inferior

corpus pancreatis

duodenum
V. mesenterica inferior

processus uncinatus pancreatis


caput pancreatis

V. mesenterica superior

Gambar 20-7 Pembentukan vena pofta di belakang collum pancreatis.

Cabang-cabang interlobularis ductus choledochus terkecil


terdapat di dalam canalis hepatis; cabang-cabang ini menerima

canaliculi biliaris; cabang-cabang ini saling berhubungan satu


dengan yang lain dan secara bertahap membentuk saluran yang
lebih besar, sehingga akhirnya pada porta hepatis membentuk
ducfus hepaticus dexter dan sinister. Ductus hepaticus dexter
mengalirkan empedu dari lobus hepatis dexter dan ductus
hepaticus sinister mengalirkan empedu dari lobus sinister, lobus

Ductus hepaticus dexter dan sinister keluar dari lobus hepatis


dexter dan sinister pada porta hepatis (Gambar 20-3). Dalam
jarak pendek, keduanya bersatu membentuk ductus hepaticus
communis (Gambar 20-9).
Ductus hepaticus communis panjangnya sekitar 1,5 inci (4 cm)
dan berjalan turun dalam pinggir bebas omentum minus. Ductus
ini bergabung dengan ductus cysticus dari vesica biliaris yang ada
di sisi kanannya membentuk ductus choiedochus (Gambar 20-9).

caudatus, dan lobus quadratus.

Ductus Hepaticus

V. cava inferior

porta hepatis
lobus caudatus

pintu masuk bursa omentalis


(foramen epiploicum)

A. hepatica
V. porta

Gambar 20-8 Penampang sagital melalui pintu masuk


bursa omentalis, memperlihatkan struktur-struktur penting
yang membentuk batas pintu masuk bursa omentalis
(Perhatikan panah beqalan dari cavitas peritonealis melalui

ducius choledochus

foramen epiploicum masuk ke bursa omentalis).

VTSCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN

ductus hepaticus dexter

729

ductu.s hepaticus sinister

ductus hepaticus communis

porta

ductus cysticus
ductus choledochus

ductus pancreaticus accessorius

ductus pancreaticus maJor


colon transversum

Gambar 20-9 Ductus choledochus dan vesica biliaris.

bagian kedua duodenum

Perhatikan hubungan vesica biliaris dengan colon


transversum dan duodenum.

A. lienalis

ligamentum lienorenale
diaphragma

glandula suprarenalis sinistra


A. coeliaca

rongga bursa omentalis


omentum
gastrolienale

V. cava inferior

ductus choledochus

ih;t\
A. hepatica

i\r

,"i"T'T'"',i-

omentum minus
Gambar 20-10 Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum di dalam pembentukan
omentum minus, omentum gastrolienale, dan ligamentum lienorenale, Panah menunjukkan posisi foramen epiploicum,

730

BAB 20

Ductus Choledochus

Panjang ductus choledochus (ductus biliaris communis) sekitar 3


inci (8 cm). Pada bagian pertama perjalanarurya, ductus ini terletak

pada pinggir bebas kanan omentum minus, di depan foramen


epiploicum. Di sini ductus choledochus terletak di depan pinggir
kanan vena porta dan pada sisi kanan arteria hepatica (Gambar 2010). Pada bagian kedua perjalanannya, ductus terletak di belakang
bagian pertama duodenum (Gambar 20-8) di sebelah kanan
arteria gastroduodenalis. Pada bagian ketiga perjalannya, ductus
terletak di dalam sulcus yang terdapat pada facies posterior caput
pancreatis (Gambar 20-9). Di sini, ductus choledochus bergabung
dengan ducfus pancreaticus maior.

Ductus choledochus berakhir di bawah dengan menembus


dinding medial bagian kedua duodenum kira-kira di pertengahan
panjangnya (Gambar 20-11). Biasanya ductus choledochus
bergabung dengan ductus pancreaticus major, dan bersamasama bermuara ke dalam ampulla kecil di dinding duodenum,
disebut ampulla hepatopancreatica (ampulla Vateri). Ampulla
ini bermuara ke dalam lumen duodenum melalui sebuah papilla
kecil, yaitu papilla duodeni major (Gambar 20-11). Bagian
terminal kedua ductus beserta ampulla dikelilingi oleh serabut
otot sirkular, disebut musculus sphincter ampullae (sphincter
Oddi) (Gambar 20-71). Kadang-kadang, ductus choledochus
dan ductus pancreaticus major, masing-masing bermuara ke
dalam duodenum pada tempat yang terpisah. Variasi yang sering
ditemukan diperiihatkan secara di dalam Gambar 20-12.

Vesica Biliaris

Lokasi dan Deskripsi

Vesica biliaris adalah sebuah kantong berbentuk buah pir


yang terletak pada permukaan bawah hepar (Gambar 20-2 dan
20-9)..Vesica biliaris mempunyai kemampuan menampung dan
menyimpan empedu sebanyak 30-50 m1, serta memekatkan
empedu dengan cara mengabsorbsi air. Untuk mempermudah
deskripsi, vesica biliaris dibagi menjadi fundus, corpus, dan
collum. Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol di bawah
margo inferior hepatis, di mana fundus bersentuhan dengan
dinding anterior abdomen setinggi ujung cartilago costalis IX
dextra. Corpus vesicae biliaris terletak dan berhubungan dengan
facies visceralis hepar dan arahnya ke atas, belakang, dan kiri.
Collum melanjutkan diri sebagai ductus cysticus, yang berkelok ke
dalam omentum minus dan bergabung dengan sisi kanan ductus

hepaticus communis untuk membentuk ductus choledochus


(Gambar 20-9).

Peritoneum meliputi seluruh bagian fundus dan menghubungkan corpus dan collum vesicae biliaris dengan facies
visceralis hepatis.

Batas-Batas

a Ke anterior: Dinding anterior

abdomen dan facies inferior

hepatis (Gambar 20-13).

Ke posterior: Colon transversum dan bagian pertama dan


kedua duodenum (Gambar 20-9).

plicae circulares

ductus pancreaticus major


papilla duodeni major

sphincter Oddi
(M. sphincter ampullae)

Gambar 20-11, Bagian terminal ductus choledochus dan ductus pancreaticus pada waKu masuk bagian kedua duodenum.
Perhatikan sphincter Oddi dan otot polos di sekeliling ujung ductus choledochus dan ductus pancreaticus major.

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN

t/EN

731

ductus gabungan

ductus yang terpisah

papilla duodeni major

Gambar 20-12 Tiga variasi ujung akhir

ampulla Vateri

ductus choledochus dan ductus pancreaticus


major yang sering ditemukan waktu masuk ke
dalam bagian kedua duodenum.

gaster

A. V. gastroepiploicae

omentum majus

Gambar 20-13 Organ-organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum tenue dan
intestinum crassum.

sama pada collum vesicae biliaris. Piica ini umumnya dikenal


sebagai "valvula spiralis". Fungsi valvula spiralis adalah untuk
mempertahankan lumen terbuka secara konstan.

Furngsi Vesica Biliaris


,.!ika pencernaan tidak terjadi, sphincter Oddi tetap tertutup, dan

empedu dikumpulkan di dalam vesica biliaris. Vesica biliaris


memekatkan empedu, menyimpan empedu, secara selektif

ffAMffiARAru RAMIffitffiffiI

rnengahsorbsi garam empedu, mempertahankan asam empedu,

rnerig*iuarkan cholesterol,
membantu furngsi-fungsi

dan mengsekresi mucus.

ini, tunica mucosa berubah

HHPAR,VHSIf,A
ffiFI-$AP"I$, roAru MUfrTUS

Untuk

menjadi

lipatan-lipatan permanen yang saling berhubungan, sehingga

f,H#LffiM#f,HU$

pernrukaannya tampak seperti sarang tawon. Sel-sel toraks yang

melipilti permukaan mucosa mempunyai banyak vili.


Empedu dialirkan ke duodenum sebagai akibat kontraksi
dan pengosongan parsial vesica biliaris. Mekanisme ini diawali

Gambaran radiologik hepar, vesicabiliaris, dan ductus choledochus


diperlihatkan dalam Gambar 20-1,4, 20-1,5, 20-76, dan 20-17 .

dengan masuknya makanan berlemak ke dalam duodenum.


Lemak menyebabkan pengeluaran hormon kolesistokinin dari

s*f{*ffiKAr4 vffist#A

tunica mukosa duodeni. Lalu hormon masuk ke dalam darah dan

ffitLieRrs

menyebabkan kandung ernpedu berkontraksi. Pada waktu yang


bcrsarnaari, otot polos yang terletak pada ujung distal ductus
chnledochus

dan ampula relaksasi, sehingga

memungkinkan

rnasuknVa empedu yang pekat ke dalam duodenum. Garam-garam

Sonogram vesica biliaris diperlihatkan dalam Gambar 20-18.

empdu di dalam cairan empedu penting untuk mengemulsikan

le'nak di dalam usus dan membantu pencernaan dan absorbsi


!ernak.

Pembentukan Hepar dan Ductus Choledochus

Pendarahan

Hepar
Hepar berasal dari ujung distal usus depan sebagai tunas padat

Arteria cystica, cabang arteria hepatica dextra (Gambar 20-3),


mendarahi vesica biliaris. Vena cystica mengalirkan darah
langsung ke vena porta. Sejumlah arteri dan vena kecil juga

dari sel entoderm (Gambar 20-19 dan 20-20). Tempat asal


lunas terletak pada puncak lengkung duodenum yang sedang

berjalan di antara hepar dan vesica felea.

berkembang dan sesuai dengan tllik pertengahan bagian kedua


duodenum yang telah selesai dibentuk. Tunas hepar berkembang

Aliran Limfe

Cairan limfe mengalir ke nodus lymphaticus cysticus yang


terletak dekat collum vesicae biliaris. Dari sini, pembuluh limfe
berjalan ke nodi hepatici dengan berjalan sepanjang perjalanan
arteria hepatica dan kemudian ke nodi coeliaci.

Persarafan

Serabut simpatik dan parasimpatik vagus membentuk plexus


coeliacus. Vesica biliaris berkontraksi sebagai respons terhadap

hormon kolesistokinin yang dihasilkan oleh tunica mucosa


duodeni karena masuknya makanan berlemak dari gaster.

Ductus Cysticus

Panjangductus cysticus sekitarl,5inci

(3.8 cm) danmenghubungkan


collum vesicae biliaris dengan ducfus hepaticus communis untuk
membentuk ductus choledochus (Gambar 20-9). Biasanya ductus
cysticus berbentuk seperti huruf S dan berjalan turun dengan jarak
yang bervariasi pada pinggir bebas kanan omentum minus.
Tunica mucosa pada ducfus cysticus menonjol untuk membentuk plica spiralis yang melanjutkan diri dengan plica yang

ke depan ke dalam massa mesoderma splanknik yanq disebut


septum transversum. Kemudian ujung tunas membagi dua menjadi
ramus dexter dan sinister, yang menjadi asal berkembangnya koiom

sel-sel entoderm ke dalam mesoderm vaskular. Sepasang venae


vitellinus dan venae umbilicales yang berjalan melalui septum
transversum menjadi terbelah oleh invasi kolom sel-sel hepar
dan membentuk sinusoid-sinusoid hepar. Kolom sel-sel entoderm
membentuk plicae hepaticae. Jaringan ikat hepar dibentuk dari
mesenkim septum transversum.

Kemudian tunas hepar utama dan ramus lerminal dexter


dan sinister membentuk saluran ductus hepaticus cor,]munis dan
ductus hepaticus dexter dan sinisler. Hepar bertambah besar
dengan pesat dan menempati sebagian besar cavitas abdominalis;
lobus dexter menjadi lebih besar dari lobus sinister.

Vesica Biliaris dan Ductus Cysticus


Vesrca biliaris berkembang dari tunas hepar sebagai sel-sel padat

yang tumbuh keluar (Gambar 20-19). Ujung dari pertumbuhan ke


luar ini membentuk vesica biliaris, sedangkan sisa tangkai yang
sempit membentuk ductus cysticus. Kemudian vesica biliaris dan
ductus cysticus mengalami kanalisasi. Akhirnya ductus cysticus
bermuara ke dalam ductus hepaticus communis dan membentuk
ductus choledochus.

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN

733

VISCERA BERKAITA,N DENG,AN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN

Gambar 20-14 Radiografi anteroposterior abdomen. Perhatikan hepar, membentuk daerah opasitas yang homogen di bagian
atas abdomen.

733

734

hubungan
antar sendi

pediculus
processus
spinosus
pinggir lateral
M. psoas
crista iliaca

articulatio
sacroiliaca

kaset

Gambar 2O'15 Diagram struktur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 20-14.

VISCERA BERKAITAN DENG,AN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN

anterior

pancreas

lobus hepatis
dexter

aorta

sinistra

dextra

ureter

V cava inferior
colon
descendens
ren sinister

ren dexter

canalis

Gambar 20-16

vertebralis

vertebra lumbalis

CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis

ll

M. psoas

II setelah pyelografi intravena. Bahan radioopak dapat dilihat

dalam pelvis renalis dan ureter. Penampang dilihat dari bawah.

costa Xl

collum

vesicae biliaris

corpus
vesicae biliaris

udara di dalam
intestinum

fundus vesicae

biliaris

pingqir M. psoas

Gambar 20-17 Cholecystogram. Radiografi anteroposterior vesica biliaris setelah diberikan zat yang berisi jodium.

di

735

736

BAB 20

Gambar 20-18 Sonogram longitudinal bagian atas abdomen memperlihatkan'lumen vesica biliaris. (Atas izin

Dr.M.C.Hill.)

ductus hepaticus dextra


mesenterium ventral

tunas hepar

tunas
pancreas dorsal
tunas pancreas ventral
1

biliatis/

ductus pancreaticus major


cauda

dorsal
pancreas

ligamentum suspensorium Treit


di dalam mesenterium dorsal

Gambar 20-19 Perkembangan pancreas dan apparatus biliaris ekstrahepatis.

VISCERABERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN t/EN

737

tunas hepar
bagian pertama

mesenierium venirale

vesica

biliarisa\S

\-\-

\s,
bagian pertama duodenum

tunas
pancreas ventral
bagian kedua duodenum

tunas pancreas dorsal

bagian ketiga
duodenum

bagian keempat duodenum


vesica biliaris

mesenterium dorsal

mesenterium ventral
vesica biliaris
tunas pancreas ventral
peritoneum akan bergabung
di sini dan kemudian menghilang

tunas pancreas dorsal

Gambar 20-20 Perkembangan duodenum dalam hubungannya dengan mesenterium ventral dan dorsal. Area titik-titik,

usus

depan; area bergaris-garis, usus tengah.

ANATOMI PERMUKAAN
HEPAR DANVESICA
BILIARIS

Flepar
@
Hepar terletak di bawah lindungan costa bagian bawah" dan
sebagian besar massanya terletak pada sisi kanan atas (Gambar

20-21).Pada bayi, sampai usia sekitar akhir tahun ketiga, pinggir


bawah hepar meluas satu atau dua jari di bawah arcus costalis
(Gambar 20-21). Pada orang dewasa yang gemuk atau mempunyai
musculus rectus abdominis yang berkembang baik, hepar tidak
dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir bawah hepar
mungkin teraba satu jari di bawah arcus costalis. Hepar mudah
diraba bila pasien inspirasi dalam serta diaphragma berkontraksi
dan menekan hepar ke bawah. Pinggir hepar yang normal halus,
kenyal, dan tidak berbenjol-benjol.

738

Gambar 20-21 Petunjuk permukaan fundus vesica biliaris, lien, dan hepar.

Pada anak kecil, margo inferior hepar normal dan


kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, margo inferior hepar mungkin dapat diraba pada akhir

insplrasi dalam.

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DTGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN

t/EN

Collum pancreatis merupakan bagian pancreas yang mengecil

Vesica Biliaris

dan menghubungkan caput dan corpus pancreatis. Bagian ini


terletak di depan pangkal vena porta dan tempat dicabangkannya

Fundus vesica biliaris terletak di depan ujung cartilago costalis IX


kanary dimana pinggir lateral musculus rectus abdominis kanan
menyilang arcus costalis (Gambar 20-21).

Pancreas

arteria mesenterica superior dari aorta.

Corpus pancreatis berjalan ke atas dan kiri, menyilang


garis tengah (Gambar 20-22). Pada potongan melintang corpus
berbentuk hampir segitiga.
Cauda pancreatis berjalan ke depan di dalam ligamentum
lienorenale dan berhubungan dengan hilus lienalis (Gambar 20-

)r\

739

Lokasi dan Deskripsi

Pancreas merupakan organ yang memanjang dan terletak pada


epigastrium dan kuadran kiri atas. Strukturnya lunak, berlobulus,

dan terletak pada dinding posterior abdomen di

belakang

peritoneum. Pancreas menyilang planum transpyloricum. Pancreas


dapat dibagi dalam caput, col.lum, corpus, dan cauda (Gambar 20-

,)\
Caput pancreatis berbentuk seperti cakram dan terletak di
dalam bagian cekung duodenum (Gambar 20-22). Sebagian dari
caput meluas ke kiri di belakang vasa mesenterica superior dan
dinamakan processus uncinatus.

Fungsi Pancreas
Pancreas merupakan-kelen.Jar eksokrin dan endokrin.' Bagian
eksokrin kelenjar menghasilkan sekret yang mengandung enzimenzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat.
Bagian endokrin kelenjar yaitu pulau-pulau pancreas (pulau-pulau

Langerhans), menghasilkan hormon insulin dan glukagon yang


mempunyai peranan penting pada metabolisme karbohidrat.

ductus cysticus

ductus hepaticus dexter


ductus hepaticus sinister
lobus hepatis

dexter
fundus vesicae
biliaris

ductus pancreaticus accessorius

ductus
choledochus

bagian
duodenum
processus uncinatus
papilla duodeni
major

ductus pancreaticus major


caput pancreatis

Gambar 20-22 Berbagai bagian pancreas dipotong untuk memperlihatkan sistem ductus,

740

BAB 20

pancreaticus accessorius sering berhubungan dengan ductus

Batas-Batas

pancreaticus major.

Ke anterior: Dari kanan ke kiri, colon transversum dan perlekatan


mesocolon transversum, bursa omentalis, dan gaster (Gambar
20-23; lihat juga Gambar 19-21).

Ke posterior: Dari kanan ke kiri: ductus choledochus, vena porta


dan vena lienalis, vena cava inferior, aorta, pangkal arteria
mesenterica superior, musculus psoas sinister, glandula
suprarenalis sinistra, ren sinister, dan hilus lienalis (Gambar
20-23 dan20-24).

Pendarahan

Arteri
Arteria lienalis, arteria pancreaticoduodenalis superior dan inferior
(1ihat gambar 19-47) mendarahi pancreas.

Vena
Vena yang sesuai dengan arterinya mengalirkan darah ke sistem

Ductus Pancreaticus

porta.

Ductus pancreaticus major mulai dari cauda pancreatis dan


berjalan sepanjang kelenjar, menerima banyak cabang pada
perjalanannya (Gambar 20-22). Ductus ini bermuara ke bagian
kedua duodenum di sekitar pertengahannya bersama dengan
ductus choledochus pada papilla duodeni major (Gambar 20-11).
Kadang-kadang muara ductus pancreaticus major ke duodenum
terpisah dari ductus choledochus (Gambar 20-12).
Ductus pancreaticus accessorius, jika ada, mengalirkan
getah pancreas dari bagian atas caPut dan kemudian bermuara
ke duodenum sedikit di atas muara ductus pancreaticus major
pada papilla duodeni minor (Gambar 20-11 dan 20-22). Ductus

Aliran Limfe

di sepanjang arteri yang mendarahi


kelenjar. Pembuluh eferen akhirnya mengalirkan cairan limfe ke
nodi lymphatici coeliacus dan mesenterici superiores.
Kelenjar limfe terletak

Persarafan

Serabut-serabut saraf simpatik dan parasimpatik (vagus) mensarafi


area ini.

centrum tendineum diaphragmati

A. phrenica.

{'i',,'i
V cava inferior

suprarenalis sinistra

*o
f/;
lien

glandula suprarenalis dextra

ren sinister

V. porta

ligamentum
phrenicocolicum

ren dexter
ductus choledochus
pancreas

A. hepatica

A. lienalis

colon descendens
colon transversum

colon ascendens

A. pancreaticoduodenalis superior
Gambar 20-23 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang

gaster.

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L,EN

V. cava inferior

A. hepatica
'diaphragma

glandula suprarenalis

.jr

ductus choledochus

741

ren sinister

ren dexter

flexura
coli dextra

V. renalis dextra

A. mesenterica superior
V. mesenterica inferior

A. testicularis sinistra

ureter sinister

M. psoas
A. testicularis dextra
ureter dexter

A. mesenterica inferior

aorta abdominalis

Gambar 20-24 Hubungan posterior duodenum dan pancreas. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.

duodenum, mengakibatkan tunas ventral beTtemu dengan tunas


dorsal, dan terjadi penyatuan (Gambar 20-25).

Fusi ierjadi juga di antara ductus-ductus, akibatnya ductus

Pembentukan Pancreas

pancreaticus major berasal

Pancreas dibentuk dari tunas dorsal dan ventral sel-sel entoderm

ventralis dan pars distalis ductus pancreaticus dorsalis. Ductus

yang berasal dari usus depan. Tunas dorsal berasal sedikit di atas

pancreaticus malor bergabung dengan ductus choledochus dan

tunas ventral dan tumbuh ke dalam mesenterium dorsaL Tunas


ventral timbul bersama dengan tunas hati. dekat dengan perbatasan

bermuara ke dalam bagian kedua duodenum. Pars proximal


ductus pancreaticus dorsalis dapat tetap ada sebagai ductus

usus depan dan usus tengah (Gambar 20-19). Sistem kanalisasi


kemudian berkembang di dalam setiap tunas. Perputaran gaster

dalam duodenum sekitar 0.75 inci (2 cm) di atas muara ductus

dan duodenum, bersama dengan pertumbuhan cepal sisi

pancreaticus maior.

kiri

dari seluruh ductus

pancreaticus

pancreaticus accessorius, yang mungkin atau tidak bermuara ke

tunas dorsal
ductus choledochus
daerah pertumbuhan cepat

membentuk ductus pancreaticus major

Gambar 20-25 Rotasi duodenum


tunas ventral

dan pertumbuhan yang tidak sama

ductus
membentuk ductus pancreaticus accessorius

dinding duodenum menimbulkan


penyatuan tunas pancreas ventral
dan dorsal.

742

BAB 20

Pertumbuhan sel-sel entoderm pada tunas pancreas ventral

#AI\,t ffiAffi"Afu tr,Affi $# Lffi ffi


FAhf #ffiffiA$

dan dorsal yang sekarang telah bedusi berlanjut ke dalam mesekim

yang ada di sekitar sebagai kolom sel-sel. Kolom-kolom

ini

memberikan cabang-cabang samping, yang kemudian mengalami


kanalisasi membentuk ductus pengumpul (colrect ng ducts). Acini
sekretorius timbul pada ujung-uyung ductus.

Gambaran radiologi pancreas dapat dilihat dalam Gambar 20-16.

Pulau-pulau pancreas timbul sebagai tunas kecil dari ductus

pengumpul. Kemudian, sel-sel

ini

memutuskan hubungannya

dengan sistem ducius dan membentuk kelompok-kelompok sel


sendrri yang mulai mensekresi insulin dan glukagon pada sekitar

AruAT# $*t $ pffi ffi"fl4


pAf\iiffi"ffiAs

usia 5 bulan.

Pars inferior caput dan processus uncinatus pancreatis

q,.$

K"&A$-'i

dibentuk dari tunas pancreas ventral; pars superior caput, collum,


corpus, dan cauda pancreas dibentuk dari tunas pancreas dorsal
(Gambar 20-25).

Walaupun pancreas terletak pada dinding posterior abdomen,

Muara Ductus Choledochus dan Ductus Pancreaticus ke


Dalam Dudoenum
Sepedi terlihat dalam perkembangan, ductus choledochus

dan ductus pancreaticus major bergabung satu dengan yang


lain. Saluran-saluran ini berjalan miring melalui dinding bagian
kedua duodenum untuk bermuara ke dalam puncak papilla
duodeni major, yang dikelilingi oleh sphincter Oddi (Gambar 20-

26). Pada beberapa orang, saluran-saluran ini berjalan terpisah


melalui dinding duodenum, walaupun sangat dekat, dan bermuara

terpisah pada puncak papilla duodeni. Pada individu lain, kedua


ductus bergabung dan membentuk pelebaran bersama, ampulla

pancreasdapat dikenali pada dinding anterior abdomen. Pancreas

terletak menyilang planum transpyloricum. Caput pancreatis


terletak di bawah dan ke arah kanary collum pancreatis terletak
pada planum transpyloricum, dan cauda terletak di atas dan ke
arah kiri.

Lien
I

Lokasi dan Deskripsi

hepatopancreatica (ampulla Vateri). Ampulla ini bermuara pada

Lien berwama kemerahan dan merupakan sebuah masa lymphoid

puncak papilla duodeni.

terbesar

incisura

di dalam tubuh. Berbentuk lonjong dan mempunyai


di pinggir anteriornya. Lien terletak tepat di bawah

ductus gabungan
ductus choledochus

ductus pancreaticus

yang terpisah

sphincter Oddi

papilla duodeni major

ampulla Vateri

Gambar 20-26 Tiga variasi ujung akhir ductus choledochus dan ductus pancreaticus major yang sering ditemukan wal(u
masuk ke dalam bagian kedua duodenum.

VTSCERABERKATTAN DENG.AN TRACTUS DIGESTIVIJS: HEPAR, PANCREAS, D.AN

kiri diaphragma, dekat dengan costa IX, X, dan XI.


Sumbu panjangnya terletak sepanjang corpus costae X. Kutub
bawahnya berjalan ke depan hanya sampai linea midaxillaris, dan
tidak dapat diraba pada pemeriksaan klinik (Gambar 20-27;.
Lien diselubungi oleh peritoneum (Gambar 20-10 dan 20-27),
yang berjalan dari hilus lienalis sebagai omentum (ligamentum)
gastrolienale ke curvatura gastrica major (membawa vasa gastrica
brevis dan vasa gastroepiploica sinistra). Peritoneum juga berjalan
menuju ginjal kiri sebagai ligamentum lienorenale (membawa
vasa lienalis dan cauda pancreas).
pertengahan

I
a

LIEN

743

a Ke posterior:

Diaphragma, pleura sinistra (recessus costodiaphragmaticus sinistra), pulmo sinister, dan costa Di )i dan
XI (Cambar 20-10 dan20-27).

Pendarahan
Arteri
Arteria lienalis merupakan cabang terbesar dari truncus coeliacus.
Pembuluh ini jalan berkelok-kelok di sepanjang pinggir atas
pancreas. Arteria lienalis kemudian bercabang menjadi enam
pembuluh yang masuk ke lien melalui hilusnya.

Batas-Batas
Ke anterior: Gaster, cauda pancreas, dan flexura coli sinistra.
Ren sinister terletak di sepanjang pinggir medial (Gambar 2010 dan 20-23).

Vena
Vena lienalis meninggalkan hilus dan berjalan di belakang cauda
dan corpus pancreatis. Di belakang collum pancreatis, vena lienalis
incisura margo anterior

vasa lienalis

omentum gastrolienale

pulmo sinister
recessus costod iaph ragmaticus
diaphragma

colon transversum

Gambar 20-27 Lien, dengan incisura pada pinggir anterior, dan hubungannya dengan struktur-struktur di sekitarnya.

744

BAB21

bergabung dengan vena mesenterica superior membentuk vena

lncisurae yang tetap ada di sepanjang margo anterior menunjukkan

Porta.

bahwa massa mesenkim tidak pernah berfusi secara lengkap.

Bagian mesenterium dorsal yang terbentang di antara


hilus lienalis dan curvatura gastrica major disebut ligamentum
gastrolienale; bagian yang terbentang di antara lien dan ren

Aliran Limfe

Pembuluh limfe keluar dari hilus dan berjalan melalui beberapa


kelenjar limfe yang terletak di sepanjang arteria lienaiis dan
kemudian bermuara ke nodi coeliaci.

sinister pada dinding posterior abdomen disebut ligamentum


lienorenale. Lien didarahi oleh cabang arteri usus depan (arteria
coeliaca) yaitu arteria lienalis.

Persarafan

Nervus mengikuti arteria lienalis dan berasal dari plexus


coeliacus.

ANAT*I'48 PfiRI'4UKAAN
[-!FN
Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindungi oleh costa IX,

Pembentukan Lien
Lien berkembang sebagai penebalan mesenkim di

X, dan XI (Gambar 20-21). Sumbu panjangnya sesuai dengan sum


dalam

bu panjang costa X, dan pada orang dewasa lien normal tidak

mesenterium dorsale (Gambar 20-28\. Pada tahap paling awal,


lien terdiri dari sejumlah massa mesenkim yang kemudian berfusi.

menonjol ke depary melebihi linea midaxillaris. Pada bayi kutub


bawah lien sedikit teraba (Gambar 20-21).

mesenterium ventral

arteri usus depan (A. coeliaca)

ductus vitellinus
kantung kuning telur
arteri usus tengah (A. mesenterica superior)

allantois
proctodeum
arteri usus belakang (A. mesenterica inferior)

A. umbilicales

Gambar 20-28 Pembentukan lengkung usus tengah (diarsir). Perhatikan bagaimana arteria mesenterica superior dan ductus
vitellinus membentuk sumbu untuk rotasi yang akan dilakukan oleh lengkung usus tengah. Perhatikan juga pembentukan lien di
dalam mesenterium dorsal.

745

VISCERA BERKAITAN DENGAN TRACTUS DIGESTIVUS: HEPAR, PANCREAS, DAN L/EN

D.
E.

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk hepar, kecuali:

5.

Semua pernyataan

A.

viscetalis hepar.

venosum dilekatkan pada cabang sinistra

di bawah ini benar untuk

pancreas,

A. Pancreas terletak di dinding posterior

abdomen,

6.

kecuali:

kecuali:
Nodus lymphaticus.

pancreatis.
7.

Mesocolon transversum dilekatkan pada margo anterior


pancreatis.

Vena-vena

berikut membentuk sistem portal-sistemik yang

A. Rami oesophageales vena gastrica sinistra dan

D.

A.
B.
C.

Lien terletak di kuadran kiri atas abdomen.


Kutub bawah lien dapat diraba dengan mudah pada orang
dewasa kurus yang normal.
Arteria lienalis berjalan sepanjang pinggir atas pancreas

untuk mencapai
cabang-

cabang vena azygos.


vena rectalis superior dan vena cava inferlor.

venae paraumbilicales dan venae superficiales dinding


anterior abdomen.
Vena-vena colon ascendens dan descendens dengan venae
Iumbales.

E.

Ramus dextra dan sinistra arteria hepatica

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk 1iery kecuali:

pentin& kecuali:

B.
C.

Ramus dextra dan sinistra vena porta.


Ductus hepaticus dexter dan sinister.
Vena hepatica dextra dan sinistra.

choledochus terletak posterior terhadap caput

pancreatis.

E.

dihantarkan

Semua struktur di bawah ini terdapat di dalam porta hepatis,

A.
B.
C.
D.
E.

dibelakang peritoneum.
Ductus pancreaticus major bermuara ke dalam bagian
ketiga duodenum.
Processus uncinafus pancreas menoniol dari caput

D. Ductus

ujung

sepanjang nervus phrenicus dan nervus supraclaviculans


ke kulit daerah bahu.

vena porta di dalam porta hepatis.

C.

di bawah

C.
D.
E. Rasa nyeri dari penyakit vesica biliaris

merupakan penyangga hepar yang paling penting.

B.

vesica biliaris terletak tepat

cartilago costalis IX dextra.


Peritoneum meliputi seluruh fundus, corpus, dan collum.
Nervus ke vesica biliaris berasal dari plexus coeliacus.

D. Perlekatan venae hepaticae pada vena cava inferior

Semua pemyataan

vesica biiiaris,

Pendarahan berasal dari arteria cystica, yang merupakan


cabang dari arteria hepatica dextra.

B. Fundus

Ligamentum triangulare hepatis terletak di anterior pars


abdominalis oesophagus.

E. Ligamentum

di bawah ini benar untuk

kecuali:

A. Lobus quadratus bermuara ke ductus hepaticus dextra.


B. Omentum minus menggantungkan gaster dari facies
C.

Menerima darah yang kaya oksigen dari vena porta.


Ligamentum triangulare menghubungkan hepar dengan
diaphragma.

Vena-vena area nuda hepatis dengan vena phrenica.

D.
E.

1ien.

Lien dilekatkan ke gaster oleh ligamentum gastrolienale.


Lien diliputi seluruhnya oleh peritoneum.

Arteria utama yang mendarahi pancreas adalah:


A. Arteria lienalis.
B. Aorta.
C. Arteria renalis dekstra.
D. Arteria suprarenaiis sinistra.
E. Arteria mesenterica superior.

Semua pemyataan di bawah ini benar untuk hepar, kecuali:

A. Limfenya dialirkan ke nodi coeliaci.


B. Lobus quadratus dan lobus caudatus berfungsi sebagai
bagian dari lobus sinister.

C.

Persarafan parasimpatik berasal dari nervus vagus.

Struktur berikut ini terletak di dalam ligamentum lienorenale:


Arteria gastroepiploica sinistra.

A.
B.
C.
D.
E.

Cauda pancreatis.
Nervus vagus sinister.
Pembuluh limfe dari curvatura gastrica major.
Vena porta.

746

1.

BAB 20

A yang tidak benar. Dalam kenyataannya lobus quadratus dan


lobus caudatus hepatis merupakan bagian lobus sinister. Jadi,

ramus dexter dan ramus sinister arteria hepatica dan vena


porta serta ductus hepaticus dexter dan sinister didistribusikan
ke lobus dexter dan lobus sinister di tambah lobus quadrafus
dan lobus caudatus.
,,

7.

B yang tidak benar. Lien terletak di kuadran kiri atas dan


terletak di bawah costa ke IX, X, dan XI (Gambar 20-27). Sumbu
panjangnya sesuai dengan sumbu panjang costa X. Pada orang
dewasa, biasanya kutub bawah lien tidak menonjol ke depan,
melebihi linea midaxillaris dan karena itu tidak dapat diraba.
Pada bayi, kutub bawah lien biasanya dapat diraba.

8.

yang benar. Berbagai cabang-cabang kecil arteria lienalis


mendarahi collum, corpus, dan cauda pancreatis. Caput

B yang tidak benar. Venae rectales superiores (bermuara ke

pancreatis didarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis

vena porta) beranastomosis dengan vena rectalis media dan


inferior (bermuara ke vena sistemik).

superior dan inferior.


9.

4.

D yang tidak benar. Venae hepaticae (jumlahnya tiga atau


lebih) meninggalkan facies posterior hepatis dan bermuara
langsung ke dalam vena cava inferior.

B y*g tidak benar. Ducfus pancreaticus major bermuara


ke dalam bagian kedua duodenum bersama dengan ductus
choledochus, kira-kira di pertengahan, pada papilla duodeni
major. Kadang-kadang ductus pancreaticus major bermuara
terpisah ke dalam duodenum.

J.

6.

D yang tidak benar. Hepar menerima darah yang kaya oksigen


dari arteria hepatica.

B yang benar. Cauda pancreatis berjalan ke atas dan ke kiri

terhadap hilus lienalis

Di tempat ini
splenectomy.

5.

C yang tidak benar. Hanya fundus merupakan bagian vesica


biliaris yang diliputi seluruhnya oleh peritoneum.

di dalam ligamentum

lienorenale.

pancreas mungkin cedera selama operasi

Sistem Kemih

747

'*''1

748

REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA

749

Anatomi Dasar

Gambaran Radiografi Vesica Urinaria


Urethra

749

Ren

Catatan Fisiotogi: Fungsi Ren

750

Gambaran Radiografi Ren

754
754

Ureter

Catatan Fisiologi: Pengetuaran Urin

754

Catatan Fisiotogi: Fungsi Ureter Seperti Katup Saat


Menembus Dinding Vesica Urinaria

754

Catatan Embriotogi: Pembentukan Ren dan Ureter

758
758

Tudung MetanePhros

758

Vesica Urinaria

Catatan Fisiotogi: Miksi

765

I / asalah klinik meneenai sistem kemih sering dijumpai dan


lVlrrngt in melibatka"n ren. ureter, vesica urinaria, dan urethra'
Pasien mungkin datang dengan keluhan bervariasi, mulai dari nyeri
hebat, sampai hematuria tanpa nyeri, serta tidak dapat mengeluarkan

urin. Cedera traumatik mengenai ren terjadi pada sekitar 10% pasien
dengan trauma abdomen.

&NfiTffiP4! ffiASAffi

membawa semen keluar.

767
767

768
768
771

Ren

771

Ureter

771

Vesica Urinaria

771

Urethra

771

Pertanyaan

773

Jawaban dan Penjetasan

775

Tujuan Bab ini adalah mengulang anatomi yang penting dari


sistem kemih, yang berkaitan dengan masalah klinik. Penekanan
diberikan pada perbedaan usia dan jenis kelamin. Contohnya, pada
anak-anak kecil, vesica urinaria merupakan organ abdomen bukan
organ pelvis sehingga lebih rentan cedera pada trauma abdomen
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada perempuan, cystitis lebih
sering ditemui daripada Iaki-laki karena urethra lebih pendek, dan
infeksi ascendens lebih mudah teriadi.

Ren
I

I
Sistem kemih terdiri dari dua ren yang terletak pada dinding
posterior abdornen; dua ureter yang berjalan ke bawah pada
dinding posterior abdomen dan masuk ke pelvis; satu vesica
urinaria yang terletak di dalam cavitas pelvis, dan satu urethra
yang berjalan melalui perineum (Gambar 21-1).
Urethra pada laki-laki tidak hanya mengalirkan urin keluar,
tetapi juga ductus excretorius untuk sistem reproduksi, yang

765

Sisa Ductus Mesonephros

Anatomi Permukaan Sistem Kemih

758
758

765

Pembentukan Vesica Urinaria

Pembentukan Urethra

Tunas Ureter

Gambaran Radiografi Ureter

Catatan Embriologi: Pembentukan Vesica Urinaria,


Sisa Ductus Mesonephros, dan Pembentukan
Urethra Kedua Jenis Kelamin

749

Lokasi dan Deskripsi

Kedua ren berwama coklat kemerahan dan terletak di belakang


peritoneum, pada dinding postedor abdomen di samping kanan
dan kiri columna vertebralis; dan sebagian besar tertutup oleh
arcus costalis (Gambar 21-1). Ren dexter terletak sedikit lebih
rendah dibandingkan ren sinister, karena adanya lobus hepatis
dexter yang besar. Bila diaphragma berkontraksi pada waktu
respirasi, kedua ren turun dengan arah vertikal sampai sejauh
1 inci (2,5 cm). Pada margo medialis masing-masing ren yang

750

BAB

2t

cekung/ terdapat celah vertikal yang dibatasi oleh pinggir-pinggir


substansi ren yang tebal dan disebut hilus renalis (Gambar 21-2).

Hilus renalis meluas ke rongga yang besar disebut sinus renalis.


Hilus renalis dilalui dari depan ke belakang oleh vena renalis, dua
cabang arteria renalis, ureter, dan cabang ketiga arteria renalis
(V.A.U.A.). Pembuluh-pembuluh limfatik dan serabut-serabut

Ren mempunyai selubung sebagai berikut (Gambar 21-2)

simpatik juga melalui hilu> ini.

a
a

Selubung Ren
Capsula fibrosa: Meliputi ren dan melekat dengan erat pada
permukaan luar ren.
Capsula adiposa: Lemak ini meliputi capsula fibrosa.
Fascia renalis: Merupakan kondensasi dari jaringan ikat
yang terletak di luar capsula ad-iposa dan meliputi ren serta
glandula suprarenaiis. Di laterai fascia ini melanjutkan diri
sebagai fascia transversalis.

Fungsi Ren

Corpus adiposum pararenale: Terletak di luar fascia renalis

Kedua ren berfungsi mensekresikan sebagian besar produk sisa

dan sering didapatkan dalam jumlah besar. Lemak ini

metabolisme. Ren mempunyai peran penting mengatur kese-

membentuk sebagian iemak retroperitoneal.

imbangan air dan elektrolit di dalam tubuh dan mempertahankan

keseimbangan asam-basa darah. Produk sisa meninggalkan ren


sebagai urin, yang mengalir ke bawah di dalam ureter menuju ke
vesica urinaria (kandung kemih), yang terletak di dalam pelvis.

Capsula adiposa, fascia renalis, dan corpus adiposum pararenale


menyokong dan menfiksasi ren pada posisinya di dinding posterior abdomen-

Urin keluar dari tubuh melalui urethra.

glandula suprarenalis

ren sinister

ren dexter
pelvis renalis

iliaca communis

ureter dexter
M. psoas

iliaca externa

vesrca unnana

Gambar 21-1 Dinding posterior abdomen, memperlihatkan ren dan ureter in situ. Panah menunjukkan tiga tempat di mana
ureter menyempit.

REN, URETER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA

capsula (fibrosa) renalis


cortex renalis

capsula adiposa

fascia renalis
kuiub superior

A.

corpus adiposum
pararenale
medulla
renalis

interlobaris

calyx
minor

radii medulares
prnggrr

calyx major

lateral
pyramrs
medullae

A. V. renalis

pelvis
renalis

permukaan

anterior

pelvis
renalis

kutub inferior
capsula renalis

papilla renalis

A.

interlobularis
A. V. arcuata

medulla
vasa recta
pyramrs
medullae
tubulus
colligentes

pyramis medullae
papilla renalis

ansa Henle

A. V. interlobaris

calyx minor

calyx maJor

Gambar 21-2 A.Ren dexter, facies anterior. B.

Ren dexter, potongan coronal, memperlihatkan coftex, medulla, pyramis

medullae, papilla renalis, dan calices. C. Potongan ren yang memperlihatkan posisi nephron dan susunan pembuluh darah di
dalam ren.

75',1

752

BAB 21

Struktur Ren

Masing-masing ren mempunyai cortex renalis di bagian 1uar,


yang berwarna coklat gelap , dan medula renalis di bagian dalam
yang lebih terang. Medula renalis terdiri atas kira-kira selusin
pyramis medullae renalis, yang masing-masing mempLrnyai
basis menghadap ke cortex renalis dan apex, papilla renalis yang
menonjol ke medial (Gambar 21-2). Bagian cortex yang menonjol
ke medula di antara pyramis medullae yang berdekatan disebut
columnarenalis. Bagianbergaris-garis yangmembentang daribasis
pyramidis renalis menuju ke cortex disebut radii medullares.

Sinus renalis merupakan ruangan

Batas-Batas Penting: Ren Dexter

O Ke anterior: Glandula

suprarenalis, hepar, bagian kedua


duodenum, dan flexura coli dextra (Gambar 21-3 dan2I-4).

rl Ke posterior: Diaphragma, recessus


costa

Ke anterior: Clandula suprarenalis, lien, gaster, pancreas,


flexura coli slnistra, dan lengkung-lengkung jejunum (Gambar
27-3 dan21-4).

a Ke posterior: Diaphragma, recessus costodiaphragmaticus


pleurae, costa XI (ren sinister lebih tinggi dari ren dexter) dan
costa XII, musculus psoas, musculus quadrafus lumborum,

dan musculus transversus abdominis, nervus


(T12), nervus iliohypogastricus, dan nervus

costodiaphrgamatlcus,

XII, musculus psoas, musculus quadratus lumborum,

' dan musculus transversus abdominis. nervus

subcostalis

.(T12), nervus iliohypogastricus, dan nervus ilioinguinalis (L1)


berjalan ke bawah dan lateral (Gambar 21-5).

berjalan ke bawah dan lateral (Gambar 21-5).

Perhatikan bahwa banyak struktur yang berhubungan langsung


dengan ren, sedangkan lainnya dipisahkan oleh peritoneum
viscerale. Untuk rincinya, lihat Gambar 21-4.

Pendarahan

Arteri
Arteria renalis berasal dari aorta setinggi vertebra lumbalis II.
Masing-masing arteria renalis biasanya bercabang menjadi lima
Arteria segmentalis yang masuk ke dalam hilus renalis, empat
di depan dan satu di belakang pelvis renalis. Arteri-arteri ini
mendarahi segmen-segmen atau area yang berbeda. Arteriae
lobares berasal dari masing-masing arteria segmentalis, masingmasing satu buah untuk satu pyramis medullae renalis. Sebelum

Centrum tendineum diaphragmatis

A. phrenica

V. cava inferior

glandula suprarenalis
dextra

ren sinister

V porta

ligamentum
phrenicocolicum

ren dexter
ductus
choledochus
A. hepatica

pancreas

A. lienalis

colon descendens
colon ascendens

colon transversum

A. pancreaticoduodenalis superior

Gambar 21-3 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster. Perhatikan struktur-struktur
yang berhubungan dengan ren.

subcostalis

ilioinguinalis (L1)

di dalam hilus renalis,

berisi pelebaran ke atas dari ureter, disebut pelvis renalis. Pelvis


renalis terbagi menjadi dua atau tiga calices renales majores, yang
masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga calices
renales minores (Gambar 21-2). Setiap calyx minor diinvaginasi
oleh apex pyramidis renalis yang disebut papilla renalis.

Batas-Batas Penting: Ren Sinister

REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

is dextra

intestinum tenue

Gambar 21-4 Batas anterior kedua ren. Peritoneum viscerale yang menutupi ren dibiarkan pada posisinya. Daerah
gelap menunjukkan tempat ren berhubungan langsung dengan viscera yang ada didekatnya.

diaphragma
A.

N. subcostalis

costa Xll

M. psoas
N. iliohypogastricus

M. quadratus lumborum
M. transversus abdominis

N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis

colon descendens
A. testicularis

N. cutaneus
femoris lateralis

M. iliacus

A. iliaca externa
femoralis

Gambar 21-5 Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan ke posterior ren dan colon.

753

75+

BAB21

masuk substansia renalis setiap arteria lobaris mencabangkan


dua atau tiga arteria interlobaris (Gambar 21-2). Arteriae
interlobares berjalan menuju cortex di antara pyramis medullae
renalis. Pada perbatasan cortex dan medulla renalis, arteriae
interlobares mencabangkan arteriae atcuatae yang melengkung
di atas basis pyramidis medullae (Gambar 21-2). Arteriae arcuatae
mencabangkan sejumlah arteriae interlobulares yang berjalan ke
atas di dalam cortex. Arteriolae aferen glomerulus merupakan
cabang-cabang arteriae interlobulares.

lumbalis. Ureter masuk ke pelvis dengan menyilang bifurcatio


arteria iliaca communis di depan articulatio sacroiliaca (Gambar
21-1). Kemudian ureter berjalan ke bawah pada dinding lateral
pelvis menuju ke daerah spina ishiadica dan berbelok ke depan
unfuk masuk ke angulus lateralis vesica urinaria.

Pengeluaran Urin
Urin didorong sepanjang ureter oleh kontraksi peristaltik selubung
otot, dibantu oleh tekanan flltrast glomeruli.

Vena
Vena renalis keluar dari hilus di depan arteria renalis danbermuara

ke vena cava inferior.

Aliran Limfe

Nodi aortici laterales di sekitar pangkal arteria renalis.

Ureter Dexter
Ke anterior: Duodenum, pars terminalis ileum, vasa colica

Persarafan

dextra dan vasa ileocolica" vasa testicularis dextra atau vasa


ovarica dextra, dan radix mesenterii intestinum tenue (Gambar

Plexus sympathicus renalis. Serabut-serabut aferen yang berjalan

27-10).

melalui plexus renalis masuk medula spinalis melalui nervus

Ke posterior: musculus psoas dextra, yang memisahkan ureter


dari processus transversus vertebrae lumbalis, dan bifurcatio
arteria iliaca communis (Gambar 21-1).

thoracicus X, XI, dan XII.

GAMSARAIq RADI*frRAFI

Ureter Sinister

Rf;hI

Ke anterior: colon sigmoideum dan mesocolon sigmoideum,


vasa colica sinistra, dan vasa testicularis sinistra atau vasa
ovarica sinistra (Gambar 21-10).
Ke Posterior: musculus psoas sinistr4 yang memisahkan
ureter dari processus transversus vertebrae lumbalis, dan
bifurcatio arteria iliaca communis (Gambar 21-1).

Gambaran radiografi ren dapat dilihat dalam Gambar 21,-6,27-7,


dan 21-8. CT scan ren diperlihatkan dalam Gambar 2L-9.

Ureter

Batas-Batas Ureter di Dalam Abdomen

Lokasi dan Deskripsi

-Kedua ureter merupakan saluran muskular yang terbentang dari


ren ke facies posterior vesica urinaria (Gambar 21-1). Setiap ureter

mempunyai panjang sekitar 10 inci (25 cm) dengan diameter

Vena mesenterica inferior terletak sepanjang sisi media ureter

sinister (Gamb ar 27-70).

Perjalanan Ureter di Dalam Pelvis

Masing-masing ureter berjalan turun di dinding lateral pelvis ke


regio spina ischiadica dan membelok ke depan untuk masuk ke
angu lus lateraiis vesica urinaria.

kurang dari 0,5 inci (1.25 cm). Ureter mempunyai tiga penyempitan
sepanjang perjalanannya:

<l
l)
t)

Di tempat pelvis renalis berhubungan dengan ureter


Di tempat ureter melengkung pada waktu menyilang aperfura
pelvis superior
Di tempat ureter menembus dinding vesica urinaria (Gambar
21-r).

Fungsi Ureter Seperti Katup Saat Menembus


Dinding Vesica Urinaria
Ureter menembus dinding vesica urinaria secara miring, dan ini
menimbulkan fungsi seperti katup yang mencegah aliran balik urin
ke arah ren pada saat vesica urinaria terisi.

Pada ujung atasnya, ureter melebar membenfuk corong


disebut pelvis renalis. Bagian ini terletak di dalam hilus renalis
dan menerima calices renales majores (Gambar 21-2). lJteter

Pada laki-laki, ureter menyilang ductus deferens di dekat


ujung terminalnya (Gambar 21-11). Pada perempuan, ureter

keluar dari hilus renalis dan berjalan vertikal ke bawah di belakang

dan medial di bawah dasar ligamentum latum (Gambar 2j-12). Di

peritoneum parietale (melekat padanya) pada musculus psoas,

sini ureter menyilang arteria uterina.

yang memisahkanlya dari ujung processus transversus vertebrae

meninggalkan region spina ischiadica dengan membelok ke depan

REN, UREIER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

Gambar 21-6 Radiografi anteroposterior ureter dan pelvis renalis setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung
yodium, yang dieksresikan oleh ren. Calyx renalis major dan minor juga terlihat.

756

BAB 21

4
pelvis renalis

pinggir M. psoas

articulatio sacroiliaca

vesica urinaria

Gambar

2l-7

Dia$am struktur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 21-6.

Pendarahan
Arteri
Arteri yang mendarahi ureter adalah sebagai berikut:

I
l)
l)

Ujung atas: arteria renalis.


Bagian tengah: arteria testicularis atau arteria ovarica.
Ujung bawah: arteria vesicalis superior.

Aliran Limfe

Nodi aortici laterales dan nodi iliaci.

Persarafan

Plexus renalis, testicularis (atau ovaricus), dan plexus hypogastricus

(di dalam pelvis). Serabut-serabut aferen berjalan bersama dengan

saraf simpatik dan masuk medulla spinalis setinggi segmen

Vena
Darah vena dialirkan ke dalam vena yang sesuai dengan
arterinya.

lumbalis I dan II.

REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

posisi glandula suprarenalis sinistra

margo inferior
lobus hepatis
dexter

ureterdexter Processus

pediculus Processus

spinosus

transversus

Gambar 21-8 Radiografi anteroposterior kedua ren, 15 menit setelah suntikan intravena senyawa yang mengandung yodium.
Calyx, pelvis renalis, dan bagian atas ureterjelas terlihat (anak perempuan berusia 5 tahun).

Gambar 21-9

CT scan abdomen setinggi vertebra lumbalis

serta adanya kalsifikasi di dalam dinding aota.

II setelah pyelogram intravena. Perhatikan posisi ren dan ureter

757

758

BAB 21
V. cava inferior

A. hepatica
diaphragma

glandula suprarenalis

ductus choledochus

ren sinister

ren dexter

flexura
coli dextra

V. renalis sinistra

A. mesenterica superior
V. mesenterica inferior

A. testicularis sinistra
ureter sinister

psoas
A. testicularis dextra
ureter dexter
aorta abdominalis

Gambar 21-10 Memperlihatkan hubungan ren. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.

Ren yang sedang berkembang pada awalnya merupakan


organ pelvis dan menerima suplai darah dari kelanjutan aorta ke
pelvis, yaitu arteri sacralis media. Kemudian kedua Ren "naik"
ke atas ke dinding posterior abdomen. Kenaikkan ini terutama

Pembentukan Ren dan Ureter


tiga set struktur di dalam sistem kemih, disebut
pronephros, mesonephros, dan metanephros. Pada manusia,
metanephros berperan dalam pembentukan ren permanen.

Terbentuk

disebabkan oleh pertumbuhan badan pada daerah lumbal dan


sacral serta pelurusan kurvaturanya. Ureter memanjang seiring
dengan kenaikan.

lVetanephros berkembana dari dua sumber: tunas ureter dari


ductus mesonephros dan tudung metanephros dari massa sel

Ren divaskularisasi secara berturut-turut sampai ke level yang

lebih iinggi oleh arteriae splanchnici laterales yang lebih tinggi,


cabang-cabang aorta. Ren mencapai posisi akhirnya di depan

iniermediat di regio lumbalis bawah dan sacralis.

vertebra lumbalis kedua. Karena ukuran lobus hepatis dexter yang

Tunas Ureter

besar, ren dexter terletak sedikit lebih rendah dari ren sinister.

Tunas ureter timbul dari tonjolan keluar ductus mesonephros


(Gambar 21-13 dan 21-14). Tunas ini membentuk ureter, yang
melebar pada ujung atas untuk membentuk pelvis renalis. Pelvis
renalis kemudian memberikan cabang-cabang membentuk calices

#&F* mARAf''l ffi"Affi g#ffi RAF$

renales majores, dan kemudian pada gilirannya calices renales

g"Jp"ffi-il"ffiR

majores membelah dan bercabang untuk membentuk calices


renales minores dan tubulus colligens.

Gambaran radiografik ureter diperlihatkan dalam Gambar


Tudung Metanephros

21,-6,

21-7, dan21,-8.

Tudung melanephros memadat di sekeliling tunas ureter (Gambar

21-14\ dan membentuk kapsul glomerulus, tubulus contortus


proximalis dan distalis, dan ansa Henle. Kapsul glomerulus

Vesica Urinaria

terinvaginasi oleh sekelompok kapiler yang membenluk glomerulus.

Setiap tubulus contortus distalis dibenluk dari laringan tudung


metanephros bergabung dengan tubulus colligens yang berasal

dari tunas ureter. Permukaan ren pada awalnya berlobus-lobus;

Vesica urinaria terietak tepat dibelakang os pubis (Gambar


21-15 dan 21-16) di dalam rongga pelvis. Pada orang dewasa,

tetapi setelah lahir biasanya lobulus ini segera menghilang.

Lokasi dan Deskripsi

REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA

759

ureter sinister
ductus
deferens sinister

apex vesrcae

collum vestcae
prostata

pars membranacea
urethrae
facies
superior vesicae

ureter dexter

rrreter sinister

ductus
deferens dexter

ductus
deferens sinister

ampulla
ductus deferens
vesicula
seminalis sinistra
vesicula
seminalis dextra

facies posterior
prostatae

pars membranacea
urethrae

Gambar 21-11 A. Vesica urinaria, prostat, dan vesicula seminalis sinistra dilihat dari lateral, B. Vesica urinaria, prostat, ductus
deferens, dan vesicula seminalis dilihat dari posterior.

kapasitas maksimum vesica urinaria sekitar 500 m1. Vesica


urinaria mempunyai dinding otot yang kuat. Bentuk dan batasbatasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin yang
dikandungnya. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa
terletak seluruhnya di dalam pelvis; waktu terisi, dinding atasnya
terangkat sampai masuk regio hypogastrica (Gambar 2L-17). Pada
anak kecil, vesica urinaria yang kosong menonjol di atas pintu atas
panggul; kemudian bila rongga pelvis membesar, vesica urinaria
terbenam ke dalam pelvis untuk menempati posisi seperti pada
orang dewasa.

Bentuk dan PermukaanVesica Urinaria

urinaria yang kosong berbentuk piramid (Gambar 21-11),


mempunyai apex, basis, dan sebuah facies superior serta dua buah
facies inferolateralis; juga mempunyai collum.
Apex vesicae urinariae mengarah ke depan dan terletak di
belakang pinggir atas symphisis pubis (Gambar 27-75 dan27-77).
Apex vesicae dihubungkan dengan umbilicus oleh ligamentum
umbilicale medianum (sisa urachus).
Basis, atau facies posterior vesicae, menghadap ke posterior
dan berbentuk segitiga. Sudut superolateralis merupakan tempat
Vesica

760

BAB 21

A. ovarica

tuba uterina
ligamentum ovarii proprium

Iigamentum latum

A. V. iliaca
externa

M. psoas

fundus

epoophoron

perlekatan
mesovarium

ovanum

paroophoron
peritoneum

membrana
obturatoria

A. uterina

:'J 2 -;, .:

.\',-"
M. obturator
internus

\-

L'

Jn'

fascia pelvis

t; 'l!

i){,'
{ '{.:
A

fascia M. obturator internus

tuba uterina

ovarium

mesovarium
ligamentum
teres uteri

ligamentum
latum

peritoneum

A. uterina

ureter

ramus vaginalis

Gambar 21-12 A. Potongan coronal pelvis memperlihatkan uterus, ligamentum latum, dan ovarium dextrum dilihat dari
posterior. Ureter dan arteria uterina dilihat dari sebelah bawah dasar ligamentum latum pada masing-masing sisi. B. Uterus

dilihat dari lateral, Perhatikan ureter menyilang arteria uterina pada bagian dasar ligamentum latum.

muara ureter, dan sudut inferior merupakan tempat asal urethra


(Gambar 21-11). Pada laki-laki, kedua ductus deferens terletak
berdampingan di facies posterior vesicae dan memisahkan vesicula
seminalis satu dengan yang lain (Gambar 21-11). Bagian atas facies
posterior vesicae diliputi peritoneum, yang membenfuk dinding
anterior excavatio rectovesicalis. Bagian bawah facies posterior
dipisahkan dari rectum oleh ductus deferens, vesicula seminalis,
dan fascia rectovesicalis (Gambar 21-15). Pada perempuan, uterus
dan vagina terletak berhadapan dengan facies posterior (Gambar

Facies superior vesicae diliputi peritoneum dan berbatasan


dengan lengkung ileum atau colon sigmoideum (Gambar 21-15
dan2l-1,6). Sepanjang pinggir lateral permukaan ini, peritoneum
melipat ke dinding lateral pelvis.
Bila vesica urinaria terisi, bentuknya menjadi lonjong, permukaan superiornya membesar dan menonjol ke atas, ke dalam
cavitas abdominaiis (Gambar 21-17). Peritoneum yang meliputinya
terangkat pada bagian bawah dinding anterior abdomery sehingga
vesica urinaria berhubungan langsung dengan dinding anterior

21,-16).

abdomen.

REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA

massa sel paraksial


glomerulus

mesonephros
tubulus mesonephros

mesonephros
pars anterior cloaca

Gambar 21-13 Asal dan tempat pronephros,


mesonephros, dan metanephros.

ductus mesonephros

pars anterior cloaca

tubulus contortus distalis

pelvis renalis.

\
\

calvx maior

tubulus colligens

"'o'''\

pffi, F
io''^

calvx

minor

ansa Henle
tubulus contortus proximalis

pelvis renalis

Gambar 21-14 Asal tunas ureter dari ductus mesonephros dan pembentukan calices renales majores dan minores
serta tubulus colligens. Tanda panah menunjukkan titik pertemuan di antara tubulus colligens dengan tubulus contortus.

762

BAB 21

excavatio rectovesicalis
lengkung ileum
peritoneum

vesicula seminalis

ligamentum

urogehitale

-tPV[

#ffi

M. sphincter ani externus

\)1x,'on'"cter

ani internus

5,--zY".nalisanalis
./
\ corpus penneale4
muaraluctus

epcutar/g/

ke urethra pars prostatica /


fascia superficialis lamina membranosa
,U

scrotum

Gambar 21-15 Potongan sagittal pelvis laki-laki.

lengkung ileum

cavum uteri
excavatio
uterovesicalis
vesrca
urinaria
cervix

corpus anococcygeum

diaphragma

corpus perineale

Gambar 21-16 Potongan sagittal pelvis


perempuan.

REN, UREIER, VESICAURINARIA, DAN URETHRA

763

peritoneum

--\\\
/t-

_____. \
\\
-____\

dinding superior
vesica urinaria wall

--:,'r
' ...,..\\ l/j
|i
'Nj

q
/

/\ ureter

l<

urethra

A
apex vesicae urinariae

dinding vesica
urinaria yang
dipotong
ureter dexter

plica interureterica

ureter sinister

orificium
ureter sinistrum

uvula vesicae

trigonum
vesicae

orificium urethrae

Gambar Zt-L7 A. Vesica urinaria tampak lateral. Perhatikan dinding superior meninggi bila vesica urinaria
terisi urin. perhatikan juga bahwa peritoneum yang meliputi facies superior vesica urinaria terangkat ke atas
dari dinding anterior abdomen bila vesica urinaria terisi. B. Bagian dalam vesica urinaria laki-laki tampak
depan.

Facies inferolateralis di depan berbatasan dengan bantalan


lemak retropubis dan os pubis. Lebih ke posterior, di atas ber-

laki dan ligamentum pubovesicale pada perempuan. Kedua

batasan dengan musculus obturator intemus dan di bawah dengan

perempuan (Gambar 21-16), karena tidak terdapat prostat, collum


vesicae terletak langsung pada facies superior diaphragmatis
urogenitalis.
Bila vesica urinaria terisi, posisi facies posterior dan collum
vesicae relatif tetap, tetapi facies permukaan superiornya naik ke
atas, masuk ke dalam rongga abdomen seperti telah dijelaskan
pada paragraph sebelumnya.

musculus levator ani.

Collum vesicae terletak di inferior dan pada laki-laki


terletak pada permukaan atas prostat (Gambar 21-15). Di sini,
serabut otot polos dinding vesica urinaria dilanjutkan sebagai
serabut otot polos prostat. Collum vesicae dipertahankan pada
tempatnya oleh ligamentum puboprostaticum pada laki-

ligamentum ini merupakan penebalan dari fascia pelvis. Pada

764

BAB 21

Permukaan lnteriorVesica Urinaria

Tunica mucosa sebagian besar berlipat-lipat pada vesica urinaria


yang kosong dan lipatan-lipatan tersebut akan hilang bila vesica
urinaria terisi penuh. Area tunica mucosa yang meliputi permukaan
dalam basis vesicae urinariae dinamakan trigonum vesicae. Di
sini, funica mucosa selalu licin, walaupun dalam keadaan kosong
(Gambar 27-77), karena membrana mucosa pada trigonum ini
melekat dengan erat pada lapisan otot yang ada di bawahnya.
Sudut superior trigonum ini merupakan tempat muara dari

ureter dan sudut inferiornya merupakan orificium urethrae


internum (Gambar 21-77). Ureter menembus dinding vesica
urinaria secara miring dan keadaan ini yang membuat fungsinya
seperti katup, yang mencegah aliran balik urin ke ren pada waktu
vesica urinaria terisi.

Trigonum vesicae di atas dibatasi oleh rigi muscular yang


berjalan dari muara ureter yang satu ke muara ureter yang
lain dan disebut sebagai plica interureterica. Uvula vesicae
merupakan tonjolan kecil yang terletak tepat di belakang orificum
urethrae yang disebabkan oleh lobus medius prostatae yang ada
di bawahnya.

Tunica MuscularisVesica Urinaria

Tunica muscularis vesica urinaria terdiri atas otot polos yang


tersusun dalam tiga lapis yang saling berhubungan yang disebut
sebagai musculus detrusor vesicae. Pada co11um vesicae,
komponen sirkular dari lapisan otot ini menebal membentuk
musculus sphincter vesicae.

Ligamentum-Ligamentum pada
Vesica Urinaria

Co11um vesicae dipertahankan dalam posisinya pada laki-iaki

oleh ligamentum puboprostaticum dan pada perempuan oleh


ligamentum pubovesicale. Ligamenta ini dibentuk dari fascia
pelvica.

Batas-BatasVesicae

Pada Laki-Laki (Gambar

l)
I
ll
I
l)

2l- l5)

Ke anterior: symphisis pubica, iemak retropubik, dan dinding


anterior abdomen.
Ke posterior: vesica rectovesicalis peritonei, ducfus deferens,
vesicula seminalis, fascia rectovesicalis, dan rectum.

Ke lateral: di atas musculus obturator internus dan di bawah


muscults levator ani.
Ke superior: cavitas peritonealis, lengkung ileum, dan colon
sigmoideum.
Ke inferior: prostata.

Pada Perempuan (Gambar

2l- l6)

Karena tidak ada prostata, vesica urinaria terletak lebih rendah


di dalam pelvis perempuan dibandingkan dengan pelvis laki-

laki, dan collum vesicae terletak langsung di atas diaphragm


urogenitaie. Batas-batas antara vesica urinaria dengan uterus dan
vagina penting

ll
.l
I
I
a

dipikirkan di klinik (Gambar

21-16).

Ke anterior: symphisis pubica, lemak retropubica, dan dinding


anterior abdomen.
Ke posterior: dipisahkan dari rectum oleh vagina.

Ke lateral: di atas musculus obturator intemus dan di bawah


musculus levator ani.
Ke superior: excavatio uterovesicalis dan corpus uteri.
Ke inferior: diaphragma urogenitale.

Pendarahan
Arteri
Arteria vesicalis superior dan inferior, cabang-cabang arteria iliaca
interna.

Vena
Vena-vena membentuk plexus venosus vesicalis, di bawah
berhubungan dengan plexus prostaticus; dan bermuara ke vena
iliaca interna.

Aliran Limfe

Pembuluh limfe bermuara ke nodi iliaci interni dan externi.

Persarafan

Persarafanvesicaurinariaberasal

dari plexushypogastricus inferior.


Serabut posganglionlk simpatik berasal dari ganglion lumbale
pertama dan kedua dan berjalan turun ke vesica urinaria melalui
plexus hypogastricus. Serabut preganglionik parasimpatikus yang
muncul sebagai nervi splanchnici pelvici dari nervus sacralis kedua,
ketiga, keempa! berjalan melalui plexus hypogastricus menuju ke
vesica urinaria, di tempat ini serabut-serabut tersebut bersinaps
dengan neuron posganglionik. Sebagian besar serabut aferen
sensorik yang berasal dari vesica urinaria menuju sistem saraf
pusat melalui nervi splanchrici pelvici. Sebagian serabut aferen
berjalan bersama saraf simpatik melalui plexus hypogastricus dan
masuk ke medula spinalis setinggi segmen lumbalis pertama dan
kedua.

Saraf simpatik* menghambat kontraksi musculus detrusor


vesicae dan merangsang penutupan musculus sphincter vesicae.

Saraf parasimpatik merangsang kontraksi musculus detrusor


vesicae dan menghambat kerja musculus sphincter vesicae.

nSaraf simpatik yang


menuju musculus detrusor vesicae saat

ini diperkirakan tidak atau sedikit sekali berperan untuk kerja otot polos vesica urinaria dan terutama didistribusikan untuk pembuluh darah. Saraf simpatik
ke musculus sphincter vesicae diperkirakan hmya berperan kecil dalam
menimbulkan kontraksi otot ini untuk mempertahankm continensia urin.
Namun pada laki-laki, persarafan simpatik ke musculus sphincter vesicae
menyebabkan kontraksi aktif musrulus sphincter vesicae selama proses
ejakulasi (disebabkan oleh kerja simpatik), dengan demikian mencegah
cairan.emen masuk ke resica urinaria

REN, UREIER, VESICAIJRINARIA, DAN

URETHRA

765

Urethra
E
Miksi

Urethra merupakan tabung kecil dari collum vesicae ke luar.

Kapasitas maksimum ves ca urinaria orang dewasa adalah sekitar

Muara urethra pada permukaan luar disebut ostium urethrae.

500 ml. Miksi merupakan suatu kerja refleks yang pada orang
dewasa normal dikendalikan oleh pusat yang lebih iinggi cji otak.
Refleks berkemih mulai bila volume urin rnencapai kurang lebih

300 ml. Reseptor regangan di dalam dinding vesica urinaria

Panjang urethra masculina kurang lebih 8 inci (20 cm) dan


terbentang dari collum vesicae ke meatus externus di glans penis
(Gambar 21-15). Urethra terbagi atas tiga bagian: pars prostatica,

terangsang dan impuls tersebut diterLrskafi ke susLrnan saraf pusat

dan orang itu mempunyai kesadaran ingin berkernih. Sebagian


besar impuls nalk ke atas melalui nervi splanchnici pelvici dan

pars membranacea, dan pars spongiosa.

masuk ke segmen sacralis kedua, ketiga. keempat medula spinalis

Urethra pars prostatica panjangnya kurang lebih 7,25 inci


(3 cm) dan mulai dari collum vesicae. Urethra pars prostatica
berjalan melalui prostat dari basis sampai ke apex (Gambar 2L-

(Gambar 21-18). Sebagian impuls aferen berjalan bersama dengan


sa!"af simpatik yang membentuk plexus hypogastricus dan masuk

segmen lumbalis pertama dan kedua medula spinalis.

21). Urethra pars prostatica merupakan bagian yang paling lebar

lmpuls eferen pa!'asimpatik meninggalkan medula spinalis dari

dan berdiameter paling lebar dari seluruh urethra. Pada dinding


poaterior terdapat peninggian longitudinal yang disebut crista
urethralis (lihat Gambar 22-9). Pada setiap sisi crista urethralis

segmen sacralis kedua, ketiga, dan keempat lalu berjalan melalui

serabulserabut preganglionik parasimpatik ciengan perantaraan


nervi splanchnici pelvici dan plexus hypogaslricLrs inferior ke

terdapat alur yang disebut sinus prostaticus, glandulae prostatae

dinding vesica urinaria. tempat nervus tersebut bersinaps dengan

bermuara pada sinus ini. Pada puncak crista pubica terdapat


cekungan, disebut utriculus prostaticus. Pada pinggir utriculus

neuron posganglionik. Melalui lintasan saraf ini, otot polos dinding

'",esica urinaria (musculus detrusor vesicae) berkontraksi dan


.nusculus sphincter vesicae dibua{ relaksasi. lmpuls eferen juga

terdapat muara kedua ductus ejaculatorius.


Urethra pars membranacea panjangnya kurang lebih 0,5 inci
(1,25 cm), terletak di dalam diaphragma urogenitale, dikelilingi
oleh musculus sphincter urethrae. Bagian ini merupakan bagian
urethra yang paling pendek dan paling kurang dapat dilebarkan

ber-jalan ke musculus sphincter urethrae melalui nervus pudendus

(52, -", dan 4), dan menyebabkan relaksasi. Bila urin masuk

ke

urethra. impuls aferen tambahan berjalan ke medula spinalis dari


uretbfa dan memperkuat refleks. N4iksi dapat dibantu oleh kontraksi

(Gambar 21-21).

otcri-otot abdomerr yang menaikkan tekanan intraabdominalis dan

Urethra pars spongiosa panjangnya kurang lebih 6 nci (15,75


cm) dan dikelilingi jaringan erektil di dalam bulbus dan corpus
spongiosum penis (Gambar 21-75, 21-27, dan 21-22). Meatus
urethrae externus merupakan bagian yang tersempit dari seluruh
urethra. Bagian urethra yang terletak di dalam glans penis melebar
membentuk fossa terminalis (fossa navicularis). Glandula bulbourethralis bermuara ke daiam urethra pars spongiosa distalis dari
diaphragma urogenitale.

tekanan pelvicus sehingEa timbul tekanan dari luar nada dinding


Ysgi6a 11in4rip.

Peila er,:ik iie::ii. rrrik:r :1el-iil:ll(an iel'ei.s :iederliana dan


leriadi bila vesiaa trinani] irisngaiar]-!i pB:ijganqar pada orang
Ce\,/as*, refi(;ks regargan sQdtli-:rana ini 'liirarl'li:t l:uii akti"ritas
cei't+x c*rehri samnai wakiu dan t6;nDai

ur:llk lir<si

tersedia.

.Seiabul's.:iairut ifihJb;tcr |](?irailt!-r fle irarv:i't i-.afiaila ti-actus


coftic.lspiralis menuir sr:qn'rerr ia.rali:i kedua. keilsa drln (sempat
meduia spirrairs. Korrtiaksi rnusculus sirh !rctci urelhrae yang

menutup !..r!"ethia dapai Cikendailkan secara volLrnter; dan aktivitas


ini dibantu olch mr:sculus sphincter vesicae yang menekan leher

F*ngendaliarr miksi secara vclunter, norrnalnva berkembang

externus, yangbermuara ke dalam vestibulum sekitar

pada talrirn kedua dan k*liga kehidupan.

ffi

AR e-f'"i

vffi$flfrA

ffi

effi l fl)ffi ffi,qF

Urethra Feminina

Urethra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Urethra


terbentang dari collum vesicae urinariae sampai meafus urethrae

vesica ili-inaria.

ffi ,$'fl-1

Urethra Masculina

#$q"$hiA$qild\

Gambaran radiografik vesica urinaria diperlihatkan di dalam


Gambar 27-6 dan27-7. Cystourethrogram urethra laki-laki diperlihatkan dalam Gambar 27-79 dan21,-20.

inci (2,5 cm)

distal dari clitoris (Gambat 21--'J.6 dan 21-23). Urethra menembus


musculus sphincter urethrae dan terletak tepai dr depan vagina.
Di samping meatus urethrae externus terdapat muara kecil dari
ductus glandula paraurethralis. Urethra dapat dilebarkan dengan
mudah.

Musculus Sphincter Urethrae

Musculus sphincter urethrae mengelilingi urethra di dalam


spatium perineale profundum. Musculus ini berasal dari arcus
pubicus pada kedua sisi dan berjalan ke medial untuk mengelilingi
urethra (Gambar 21-21).

766

BAB 21

medulla spinalis

dinding vesica urinaria

sphincter vesicae
prostata

Gambar 21-18 Kendali nervus pada vesica urinaria. Serabut


sphincter urethrae

simpatik dihilangkan agar sederhana.

Gambar 21-19 Cystourethrogram setelah penyuntikan


zat kontras intravena (laki-laki berusia 28 tahun).

REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

gas di dalam usus

ve/

/spina

iliaca

anterior inferior

articulatio coxae
caput femoris

corpus penrs

caput femoris

trochanter minor
foramen
obturatorium
tuber ischiadicum
pars

"'\*
lipatan kulit

urethra pars
prostatica
urethra pars
bulbosa
ramus ossis

ischii

scrotum

urethra pars membranacea

//,I

t-

,-' 'tl//tt , ,.\.


kaset

Gambar 21-20 Diagram dari struktur utama yang terlihat pada cystourethrogram yang diperlihatkan pada Gambar 21-19.

deskripsi, membagi pars anterior cloaca dalam daerah di atas


muara ductus disebut vesica urinaria primitif dan daerah lainnya

Pembentukan Vesica Urinaria, Sisa Ductus

di bawah disebut sinus urogenitale.

Mesonephros, dan Pembentukan Urethra Kedua


Jenis Kelamin

ke dalam bagian bawah vesica urinaria, dengan demikian ureter

Sekarang ujung caudal ductus mesonephros diabsorbsi masuk

dan ductus mempunyai muara yang berbeda di dinding dorsal


Pembentukan Vesica Urinaria
Pemisahan cloaca menjadi bagjan anterior dan posterior oleh
perkembangan septum urorectale diuraikan di halaman 705.
Bagian poslerior membentuk canalis analis (Gambat 21-24).
Pintu masuk ujung distal ductus mesonephros ke dalam pars
anterior cloaca pada masing-masing sisi menyatu, untuk keperluan

(Gambar 21-24). Dengan pertumbuhan yang berbeda dari dinding

dorsal vesica urinaria, ureter menjadi bermuara melalui sudul


lateral vesicae, dan ductus mesonephros menjadi terbuka dekat
satu dengan lain, menjadi urethra. Bagian dinding dorsal vesica
urinaria yang ditandai oleh muara keempat ductus ini membentuk

trigonum vesicae (Gambar 21-25). Jadi, seperti terlihat di atas,

767

768

BAB 21

M. levator ani

fascia pelvis

M. obturator internus

prostata

urethra
prostatica

{rf

M. sphincter urethrae

lamina
superior fascia
diaphragmatis
urogenitalia

N. dorsalis penis

urethra pars membranacea


A. profunda penis
lamina
inferior fascia
diaphragmatis urogenitalia

A. bulbi penis

crus penrs

M. ischiocavernosus

glandula bulbourethralis

bulbus urethrae

bulbus penis

M. bulbospongiosus

N. scrotales

lapisan membranacea
fascia superficialis

kulit sisi medial paha

fascia profunda paha


Gambar 21-21 Potongan corona! pelvis laki-laki, memperlihatkan prostat dan urethra pars membranacea, diaphragma
urogenitale, dan isi spatium perineale supediciale.

pada stadium paling dini, lapisan vesca

atas trgonum berasal

dari mesoderm; kemudian di duga jar ngan mesoderm in digantikan

oleh epitelium yang berasal dari entoderm. Otot polos dindrng


vesica urinaria berasal dari mesoderm splanchnopleuricum.

epididymis, ductus deferens, dan ductus eiaculatorius. Dari


ductus ejaculatorius timbul diverticulum kecil yang membentuk
vesicula seminalis (lihat Gambar 22-5).
Pada perempuan, ductus mesonephros sebagian besar

Vesica urinaria primitif saat ini mungkin terbagi atas baglan

hilang. Hanya sebagian kecil tersisa sebagai ductus epoophoron

atas yang lebar, vesica urinaria, dan bagian bawah yang sempit,

dan ductus paroophoron. Ujung caudal dapat tetap dan meluas

urethra (Gambar 21-24). Apex vesicae urinariae dihubungkan

dari epoophoron ke hymen sebagai ductus Gartner.

dengan allantois, yang kemudian berobliterasi dan membentuk

pita fibrosa, yaitu urachus. Urachus terdapat selama hidup


sebagai ligamentum yang berjalan dari apex vesicae ke umbilicus
dan disebut ligamentum umbilicale medianum.

Pembentukan Urethra
Pada laki-laki. urethra pars prostatica dibentuk dari dua sumber.
Pars proximalis, sampai sejauh muara ductus ejaculatorius
berasal dari ductus mesonephros. Pars distalis urethra prostatica

Sisa Ductus Mesonephros


Pada kedua jenis kelamin, ductus mesonephros (atau ductus
Wolffian) menjadi tempat asal tunas ureter, yang membentuk

dibentuk dari sinus urogenitalis (Gambar 21-25). Urethra pars

membranacea dan sebagian besar urethra pars spongiosa


juga dibentuk dari sinus urogenitalis. Ujung distal urethra pars

ureter, ureter pars pelvicus. calices renales majores dan


minores, dan tubulus colligens renis. Ujung inferior ductus
diabsorbsi masuk ke dalam vesica urinaria yang sedang ber-

spongiosa berasal dari perkembangan sel-sel ektoderm ke dalam

kembang dan membentuk trigonum dan sebagian urethra.

ductus mesonephros. Ujung bawah urethra dibentuk dari sinus

Pada laki-laki, ujung atas atau cranial ductus mesonephros

bergabung dengan testis yang sedang berkembang melalui


ductus efferen testis, dengan demikian ductus ini menjadi ductus

glans penis.
Pada perempuan, dua pertiga bagian atas urethra berasal dari

rogenital is (Gambar 21 -25).

REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

V. dorsalis profunda

penis
N. dorsalis penis

A. dorsalis penis

membrana perineaIis

N. scrotales posteriores
V. dorsalis profunda
penrs

corona
penis

Gambar 21-22 Radix dan corpus

penis.

glans clitoridis

orificum urethrae

glandula vestibularis
major
corpus perineale

M. transversus
perinei superficialis

M. gluteus maximus

M. sphincter ani externus

corpus anococcygeum

M. levator ani

Gambar 21-23 Radix dan corpus clitoridis


beserta otot-otot perineal. Memperlihatkan

orificium urethrae.

77U

BAB 21

ductus mesonephros

vesica urinaria
primitif

allantois

))

/t

4zv\

sinus urogenitalis

\-/

canalis anorectalis
tunas ureter

allantois
ductus mesonephros
vestca uflnana

daerah vesica urinaria dan urethra


dibentuk dari ductus mesonephros

Perempuan

Laki_laki

Gambar 21-24 Pembentukan vesica urinaria dari pars anterior cloaca dan pars terminalis ductus mesonephros pada kedua
jenis kelamin. Ductus mesonephros dan tunas ureter ditarik ke dalam vesica urinaria yang sedang berkembang.

ductus mesonephros

trigonum vesicae

ejaculatorius

\
,\

/
sisa ductus mesonephros
membentuk ductus Gartner

utriculus prostaticus

i.ts

Perempuan

glandula prostata

berasal darr sinus urogenitalis

Laki-laki

Gambar 21-25 Bagian vesica urinaria dan urethra yang berasal dari ductus mesonephros pada kedua jenis kelamin (tanda
garis-garis). Ujung bawah urethra perempuan dan ujung bawah urethra pars prostatica laki-laki dibentuk dari sinus urogenitalis.

REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

AruAT#M! PHTMUKAAf\J

771

Vesica Urinaria

SNSTfrffi KffiMIF{
Pada orang dewasa, vesica urinaria yang kosong termasuk organ
pelvis dan terletak posterior terhadap symphisis pubis. Jika vesica

Ren
I
Ren dexter terletak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan
ren sinister (karena massa lobus hepatis dexter yang besar), dan
kutub bawahnya mungkin teraba di regio lumbalis kanan pada
akhir inspirasi dalam dari orang dengan otot-otot abdomen yang
tidak berkembang dengan baik. Masing-masing ren bergerak lebih
kurang 1 inci (2,5 cm) dalam arah vertikal selama pergerakan
respirasi maksimal diaphragma. Ren sinister normal, yang lebih
tinggi dari ren dexter tidak dapat diraba.
Pada dinding anterior abdomery hilus masing-masing ren
terletak pada planum transpyloricum, sekitar tiga jari dari garis
tengah (Gambar 2L-26). Pada punggung ren terbentang dari
processus spinosus vertebrae thoracicae XII sampai processus
spinosus vertebrae lumbalis III, dan hilus terletak di depan
vertebra lumbalis I (Gambar 27-26).

Ureter
I
Pada dinding anterior abdomerL ureter dapat ditunjukkan
oleh sebuah garis ke bawah dari bidang transpyloricum sejauh
lebih kurang 2.5 inci (5 cm) dari garis tengah (Gambar 27-26).
Setinggi spina iliaca anterior superior, pars pelvicus ureter dapat
ditunjukkan oleh garis lengkung ke bawah dan medial menuju
tuberculum pubicum.
Pada dinding posterior abdomery pars abdominalis ureter
dapat ditunjukkan oleh garis ke bawah dari setinggi processus
spinosus vertebrae lumbaiis pertama sampai ke spina iliaca
posterior inferior sejauh 2 inci (5 cm).dari garis tengah.

urinaria terisi, organ ini akan naik, keluar dari pelvis dan masuk
ke abdomen. Peritoneum yang meliputi vesica urinaria yang
terisi menjadi terangkat dari dinding anterior abdomen sehingga
permukaan depan vesica urinaria berhubungan langsung dengan
dinding abdomery seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Pada anak-anak sampai umur 6 tahun, vesica urinaria
merupakan organ abdomen meskipun dalam keadaan kosong,
karena cavitas pelvicus tidak cukup besar untuk menampung
organ ini. Coilum vesicae terletak tepat di bawah pinggir atas
symphisis pubis. Pada bayi, aspirasi suprapubik merupakan
prosedur yang umum dilakukan untuk mendapat contoh urin dari
bayi yang mengalami demam yang membutuhkan analisis urin
sebagai bagian dari pemeriksaan.

Urethra
Panjang urethra masculina kurang lebih 8 inci (20 cm) dan
terbentang dari collum vesicae ke meafus urethrae externus di
glans penis. Urethra pars prostatica dan pars membranacea terletak
lebih dalam dan tidak dapat dipalpasi langsung. Urethra pars
spongiosa terletak di dalam bulbus dan corpus spongiosum dan
dapat diraba di seluruh perjalanannya. Meatus urethrae externus
merupakan bagian yang paling sempit dari seluruh urethra.
Urethra feminina panjangnya sekitar 1,5 inci (3,8 cm). Urethra
terbentang dari co1lum vesicae urinariae sampai ke vestibulum
vulvae, di mana urethra bermuara kurang iebih 1 inci (2,5 cm)
distal dari clitoris.

772

BAB 21

planum
transpyloricum

costa Xll

pinggir lateral
M. erector spinae

spina iliaca
posterior superior

crista iliaca

Gambar 2l-26 A. Anatomi permukaan ren dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan hubungan antara hilus
renalis masing-masing ren dengan planum transpyloricum. B. Anatomi permukaan ren pada dinding posterior abdomen.

REN, URETER, VESICA URINARIA, DAN URETHRA

D. Suplai darah pars distalis ureter berasal dari

Pertanyaan Pilihan Ganda

arteria

vesicalis superior.

Pilihlah satu jawaban yang PALING

E. Masuk vesica urinaria pada angulus lateralis

TEPAT.

1. Hilus renalis dexter berisi struktur penting berikut

ini,

kecuali:

A.
B.
C.
D.
E.
2.

6.

Pernyataan berikut ini benar untuk persarafan vesica urinaria,

Pelvis renalis.

kecuali:

Cabang-cabang vena renalis.

A. Serabut simpatik posganglionik berasal dari

Serabut nervus simpatik.


Sebagian glandula suprarenalis dextra

B.

Cabang-cabang arteria renalis.

renales bermuara langsung

vesica urinaria mencapai medulla spinalis melalui nervi

ke dalam calices

splanchnici pelvici dan juga berjalan bersama nervus

renales majores.

B. Ren sinister sedikit lebih tinggi dari ren dexter.


C. Ren sinister di anterior berhubungan dengan gaster.
D. Medulla terdiri dari kurang lebih 12 pyramis medullae

D.

menutup sphincter vesicae selama ejakulasi.

Pada pertemuan pelvis renalis dan ureter, lumen ureter

menyempit.

simpatik.
Serabut parasimpatik preganglionik berasal dari segmen
sacralis kedua, ketiga, dan keempat medulla spinalis.

E. Serabut parasimpatik posganglionik berperan untuk

renalis.

E.

ganglion
lumbale pertama dan kedua.
Serabut parasimpatik posganglionik berasal dari plexus
hypogastricus inferior.

C. Serabut aferen sensorik yang berasal dari dinding

Pernyataan berikut ini benar untuk ren sinister, kecuali:

A. Papillae

atas

trigonum.

Pertanyaan Melengkapi

3. Ren dexter mempunyai hubungan penting berikut ini,


kecuali:
A. Berhubungan dengan collum pancreatis.
B. Terletak antedor terhadap recessus costodiaphragmaticus

Pilih satu jawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi.

7. Nyeri yang disebabkan oleh lintasan batu ke ujung

dexter.

C.
D.
E.
4.

Berhubungan dengan bagian kedua duodenum.


Berhubungan dengan flexura coli dextra.
Terletak anterior terhadap costa XII kanan.

B.
C.
D.
E.

Pernyataan berikut ini benar untuk ureter, kecuali:

A. Kedua ureter mempunyai tiga tempat sempit

secara

anatomi.

B.
C.

8.

Kedua ureter menerima aliran darah dari arteria testicularis


atau arteria ovarica.
Kedua ureter dipisahkan dari processus transversus
vertebrae lumbalis oleh musculus psoas.

D.

Kedua ureter berjalan anterior terhadap vasa testiculares


atau ovaricae.

E. Kedua ureter terletak anterior terhadap

articulatio

sacroiliaca.

5.

Pernyataan berikut ini benar untuk pars pelvicus ureter,


kecuali:
A. Masuk pelvis di depan bifurcaiio arteria iliaca communis.
B. Ureter masuk vesica urinaria dengan berjalan langsung

melalui dinding vesica urinaria, sehingga tidak

ada

mekanisme katup pada tempat masuknya.

C. Mempunyai hubungan erat dengan spina


sebelum ureter ini
urinaria.

ischiadica
membelok ke medial ke arah vesica

bawah

ureter sinister mungkin dirujuk ke:


A. regio umbilicalis.

g.

regio iliaca dextra.


regio epigastrica.
penis atau clitoris.
bukan salah satu di atas.

Musculus sphincter urethrae menerima persarafan dari:


A. Nervus vagus.
B. Nervusobturatorius.
C. Nervus pudendus.
D. Nervus rectalis inferior.
E. plexushypogastricus.
Bagain urethra masculina yang paling sempit adalah:
A. pars membranacea.
B. pars prostatica.

C.
D.
E.

meatus urethrae externus pada glans penis.


pars spongiosa.

bukan salah satu di atas.

10. Urethra feminina:

A.
B.
C.
D.
E.

panjangnya sekitar 3 inci (7.62 cm).

sulit berdilatasi.
tidak peka terhadap regangan.
membuka ke dalam vestibulum di atas clitoris.
mudah terkena infeksi.

774

BAB 21

Pertanyaan Mencocokkan
Cocokkan nomor struktur-struktur yang terdapat pada pyelogram intravena, yang diper0leh 20 menit setelah suntikan medium kontras,
dengan huruf yang sesuai (anak perempuan berusia 5 tah u n).

11. Struktur

12. Struktur 2
13. Struktur 3
14. Struktur 4
15. Struktur 5

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.

Rectum
Pelvis renalis
Sacrum

Ureter
Vesica urinaria

Calyx major
Bukan salah satu di atas

REN, URETER, VESICAURINARIA, DAN

URETHRA

775

Cocokkan nomor struktur-struktur yang terdapat pada CT scan abdomen setinggi vertebra lumbalis kedua setelah pyelografi intravena
dengan huruf yang sesuai.

16. Struktur

A. Aorta
B. Corpus vertebrae
C. Vesica biliaris
D. Pancreas
E. Ureter sinister
F. Vena cava inferior
G. Bukan saiah satu di atas

17. Struktur 2
18. Struktur 3
19. Struktur 4
20. Struktur 5

1.

D yang tidak benar. Glandula suprarenalis dextra menudungi


katup atas ren dexter dan tidak melebar ke bawah sampai ke
hilus renalis (Gambar 21-1).

2.

A yang tidak benar. Papillae

7. D yang

benar. Nyeri dari ujung atas ureter menjalar ke


punggung di belakang ren. Nyeri dari bagian tengah ureter
menjalar ke daerah inguinal, dan nyeri dari ujung bawah
menjalar ke penis atau clitoris. Hal ini karena nervus aferen

renales bermuara langsung ke


dalam calices renales minores (Gambar 21-2).

masuk medulla spinalis pada levei yang berbeda-beda,


sehingga nyeri akan juga dirasakan sepanjang nervus spinalis
yang berasal dari level medulla spinalis tersebut.

A yang tidak benar. Pancreas tidak berhubungan dengan ren


dexter (Gambar 21-4).

8. C yang benar. Musculus sphincter urethrae disarafi

D yang tidak benar. Vasa

testiculares atau vasa ovarica


menyilang ureter di facies anteriornya (Gambar 21-10).
B yang tidak benar. Ureter menembus dinding vesica urinaria

miring, sehingga memberikan mekanisme katup yang


mencegah urin kembali ke ureter dari cavitas vesicae.
secara

9.

C yang benar. Bagian paling sempit urethra masculina adalah

meatus urethrae externus pada glans penis.

L0. E yang benar. Urethra feminina mudah terkena infeksi.


11. G yang benar. Struktur 1 adalah calyx minor.

tidak benar. Nervus simpatik berperan untuk kontraksi


musculus sphincter vesicae selama ejakulasi.

oleh

cabang-cabang dari nervus pudendus.

E yang

12. B yang benar. Struktur 2 adalah pelvis renalis dextra.

776

BAB2|

13. F yang benar. Struktur 3 adalah calyx major ren


14. D yang benar. Struktur 4 adalah ureter

sinister.

sinister.

17. F yang benar. Struktur^2 adalah vena cavd inferior.


18. E yang benar. Struktur 3 adalah ureter sinister diisi oleh zat
radiopak.

15. E yang benar. Struktur 5 adalah vesica urinaria yang terisi


sebagian dengan zat

radiopak

15. C yang benar. Struktur 1 adalah vesica

19.

biliaris.

A yang benar. Struktur 4 adalah aorta.

20. D yang benar. Struktur 5 adalah pancreas.

,F'\

777

778

ORGAN GENITALIA IAASCULINA, PEN/S, DAN SCROTUIT

779 Catatan Fisiotogi: Fungsi Gtanduta Butbourethratis 789


789
Diaphragma Urogenitate
779
789
Perinei
Profundum
Spatium
7gO
789
Perinei
Superficiale
Spatium
780
790
Penis
7g1
792
7g2 Catatan Fisiotogi: Ereksi Penis
794
7gZ Catatan Fisiotogi: Ejakutasi
7gj Catatan Embriotogi: Pembentukan Genitatia Externa Mascutina
795
783
795
783 Anatomi Permukaan Genitatia Masculina
795
Penis
784
795
Scrotum
7g6
795
Testis
786
796
Epididymis
7g6
798
78g Pertanyaan
799
789 Jawaban dan Penjetasan

Anatomi Dasar
Scrotum

Catatan Fisiotogi: Spermatogenesis dan suhu


Testis

Catatan Fisiotogi: Fungsi Testis


Epididymis

Catatan Fisiotogi: Fungsi Epididymis

Catatan Embriotogi: Pembentukan Testis


Descensus Testicutorum

Ductus Deferens
Vesicuta Seminatis

Catatan Fisiotogi: Fungsi Vesicuta Seminatis


Ductus Ejacutatorius
Prostata

Catatan Fisiologi: Fungsi Prostat


Gtandula Butbourethralis

C istem reproduksi laki-laki dapat ditemui dalam keadaan yang


)rrn*u, bervariasi, dari obstruksi urethra sampai ke rupturtraumatik
urethra, infeksi epididymis, infeksitestis, atau infeksi prostat. Hipertrofi

jinak dan carcinoma prostat merupakan kondisi klinik yang umum.


Tujuan Bab ini adalah mengulang kembali anatomi penting sistem
reproduksi laki-laki yang berkaitan dengan masalah klinik.

epididymis, dan ujung bawah funiculus spermaticus (Gambar

ANATffiffi[ MASAR

22-7,22-2, dan22-3).
Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut:

Kulit: Kulit scrotum tipis, berkerut, berpigmen dan


Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari sePasang testis, ductus
excretoriusnya beserta glandula accessorius, dan penis (Gambar

22-L). Ductus excretorius pada masing-masing

sisi

adalah

epididymis, ductus deferens, dan ductus ejaculatorius. Ciandula


accessoria adalah sepasang vesicula seminaiis, sePasang glandula
bulbourethraiis, dan glandula Prostata.
Organ-organ genitalia extema terdiri atas penis dan scrotum.

Scrotum
Scrotum adalah sebuah kantong yang menoniol keluar dari
bagian bawah dinding anterior abdomen' Scrotum berisi testis,

779

mem-

bentuk kantong tunggal. Sedikit peninggian di garis tengah


menunjukkan garis persatuan dari kedua penonjolan
labioscrotalis. (Pada perempuary penonjolan ini tetap terpisah
dan membentuk labium majus).

Fascia superficialis: Fascia ini melanjutkan diri sebagai


panniculus adiposus dan stratum membranosum dinding
anterior abdomen. Akan tetapi panniculus adiposus diganti
oleh otot polos yang dinamakan tunica dartos (Gambar 22-2).

Otot ini disarafi oleh serabut saraf simpatik dan berfungsi


untuk mengkerutkan kulit di atasnya. Stratum membranosum

di depan melanjutkan diri


sebagai stratum membranosum dinding anterior abdomen
(fascia Scarpae), di belakang melekat pada corpus perienale
dan pinggir posterior membrana perinei (lihat Gambar 22-

fascia superficialis (fascia Collesi)

780

BAB 22

ureter dexter

vestca unnana
vesicula seminalis dextra

corpus pubis

urethra

ductus ejaculatorius

testis
prostal
ductus
deferens

glans penis

glandula bulbourethralis

epididymis
tunica vaginalis
scrotum

Gambar 22-1 Potongan sagital pelvis laki-laki.

12). Di sampingnya, fascia superficialis melekat pada rami


ischiopubica (lihat Gambar 22-10). Kedua lapisan fascia

menyebabkan daerah permukaaii kulit scrotum herkurang, dan

superficialis berperan membentuk sekat median yang

hangat. Di samping itu, muscuius cremaster di dalam funicuius


spermaticus dan dinding scrotum secara refleks berkoniraksi,

pada waktu bersamaan testis bergerak nrendekati trJbuh.vang lebth

menyilang scrotum dan memisalkan testis satu dengan yang


lain.
Fasciae spermalicae: Fasciae tiga lapis ini terletak di bawah
fascia superficialis dan berasal dari tiga lapis dinding anterior

abdomen masing-masing

mengangkat testis ke arah pelvis. Naiknya suhu di dalam scrotum

menyebabkan tunica darlos dan rnusculus cremaster ielaki.:sr


sehingga testis bergerak menjairhi trjbuh dan inenjaili leirih

sisi (Gambar 22-2).

Musculus
cremaster di dalam fascia cremasterica dapat dibuat kontraksi
dengan menggores kulit sisi medial paha. Hal ini disebut
refleks cremaster. Serabut aferen lengkung refleks ini berjalan
pada ramus femoralis nervi genitofemoralis (L1 dan 2) dan
serabut eferen motorik berjalan pada ramus genitalis nervi
genitofemoralis.
Tunica vaginalis (Gambar 22-1 ,22-2, dan22-3): Tunica vaginalis
terietak di dalam fasciae spermaticae dan meliputi permukaan
anterior, media, dan lateralis masing-masing testis. Tunica
vaginalis merupakan perluasan ke bawah processus vaginalis
peritonei, dan biasanya sesaat sebelum lahir menutup dan
memisahkan diri dari bagian atas processus vaginalis peritonei
dan cavitas pertonealis. Dengan demikian tunica vaginalis
merupakan kantong tertutup, diinvaginasi dari belakang oleh

SekaranE diketahui bahwa u,enaE i.n3itclj;:rr9

ii

iirctir.

rJaiarii f,Jriii-rtus

yanq rnsrn)Fitiui. t:lsx*:i pJriFiii;f{_ri"j-r'ls, bei-sana


ia* l.estir,il iai.es vairi lFrleiak ijskai
dengan vela, nrtnqkit: ntinbaf,:iu l'tersiallilki:r s!;irl istis
spermatici"rs

Cengan cet'an!j "i,, banq arigf

dengan mekanisme perluliaian panas secara "alountBfturi;jn.t'.


Dengan cara ini. darah panas yang berasal dari ar.teri al_..tJcnren
memberikan panasnya kepada darai.t yang berjalan ke atas melalui
vena-vena ke abdomen.

Aliran Limfe

Cairan limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis


dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales (Gambar
22-4).

testis.

Testis
Spermatogenesis dan Suhu
Spermatogenesis normal hanya dapat terjadi pada suhu lebih
rendah daripada suhu di dalam cavitas abdominalis. Bila testis
tedetak di dalam scrotum, testis berada pada suhu sekitar 30 C
lebih rendah daripada suhu abdomen. Jika suhu di dalam scrotum

turun, tunica dartos di dalam dinding scrotum berkontraksi,

Testis adalah sepasang organ berbentuk lonjong dengan ukuran

panjang lebih kurang 2 inci (5 cm) dan sedikit pipih sisi ke sisi
(Gambar 22-3). Masing-masing testis mempakan organ kuat yang
mudah bergerak, terletak di dalam scrotum. Testis sinister biasanya

terletak lebih rendah dibandingkan testis dexter. Kutub atas


kelenjar sedikit miring ke depan. Masing-masing testis dikelilingi
oleh capsula fibrosa yang kuat, yaitu tunica albuginea.

ORGA,N GENITALIA IAASCULINA, PEN's, DAN SCROTUIA

anulus inguinalis profundus

fascia transversalis
M.

transversus J
abdominis--Qf

A.

V epigastrica inferior
A. umbilicalis yang terobliterasi

M. obliquus
internus abdominis

extraperitoneal
M. obliquus
externus abdominis

-urachus
sisa processus vaginalis peritonei
ductus deferens

anulus inguinalis

fascia spermatica externa

superficialis

fascia cremasterica

fascia spermatica

conjoint tendon
lapisan lemak

fascia superficialis
(fascia Camperi)

lapisan membranosa fascia superfi cialis


kulit scrotum
M. dartos
fascia spermatica

fascia
fascia spermatica

tunica vaginalis

Gambar 22-2 A. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior abdomen yang meliputi funiculus spermaticus. B. Kulit dan fascia
superficialis dinding abdomen dan scrotum, dan tampak pula tunica vaginalis.

Dari permukaan dalam capsula terbentang banyak

septa

fibrosa yang membagi bagian dalam organ testis menjadi lobuluslobulus. Di dalam setiap lobulus terdapat satu sampai tiga tubulus

seminiferus yang berkelok-kelok. Tubulus seminiferus bermuara


ke dalam jaiinan saluran yang dinamakan rete teslis. Di dalam
setiap lobulus di antara tubulus seminiferus terdapat jaringan ikat
lembut dan kelompok sel-sel bulat interstitial (sel-sel Leydig)
yang menghasilkan hormon seks laki-laki testosteron. Rete testis
dihubungkan oleh ductuli efferentes yang kecil ke ujung atas
epididymis (Gambar 22-3).

Fungsi Testis
Tubulus seminiferus testis berfungsi menghasilkan spermatozoa.

Sel-sel interstitial (sel Leydig) berfungsi menghasilkan hormon


seks Iaki-laki yaitu testosteron.

781

782

BA,B 22

plexus pampiniformis

testicularis

ductus deferens
A. ductus
deferentis

fascia spermatica externa


pembuluh limfe
ductus deferens

posterior

A. ductus
deferentis'
plexus

pampiniformis

epididymis

fascia cremasterica
fascia spermatica interna
A. testicularis

l"u'u'
\"o'o'"
cauda

ductuli efferentes
epididymis

M. dartos

ductus deferens
mediastinum testis

lapisan membranosa
fascia superficialis
(fascia Collesi)

tubulus seminiferus

fascia spermatica
externa
fascia cremasterica

fascia spermatica interna

tunica albuginea

\
t
\\

\\

tunica vaginalis

Gambar 22-3 Testis dan epididymis, funiculus spermaticus, dan scrotum, Diperlihatkan pula penampang horizontal testis dan
epididymis.

Epididymis
Epididymis merupakan struktur kuat yang terletak posterior
terhadap testis, dengan ductus deferens terletak pada sisi
medialnya (Gambar 22-3). Epidldymis mempunyai ujung atas
yang melebar, caput, corpus, dan cauda yang aralmya ke inferior.
Di laterai, terdapat sulcus nyata di antara testis dan epididymis,
yang diliputi oleh lapisan viscerale tunica vaginalis dan dinamakan
sinus epididymis (Gambar 22-3).

Epididymis merupakan saiuran yang sangat berkelok-kelok,


panjangnya hampir 20 kaki (6 m), tertanam di dalam jaringan ikat.

Saluran ini berasal dari cauda epididymis sebagai ductus deferens


dan masuk ke dalam funiculus spermaticus.

Fungsi Epididymis
Saluran panjang ductus epididymis merupakan tempat penyim-

panan spermatozoa untuk menjadi matang. Fungsi utama


epididymis adalah mengabsorbsi cairan. Fungsi lainnya mungkin
menambahkan zat pada cairan semen untuk memberikan makanan
pada spermatozoa yang sedang mengalami proses pematangan.

ORGAN GENITALIA lvlASCULlNA, PENjS, DAN SCROTUT

783

Planum
transpyloricum
nodi lymphoidei lumbales

,,\

fy'rrr3'lxln'"'''"'
kulit

r"rotrr
J

l_
Gambar 22-4 A|nn cairan limfe testis dan kulit scrotum.

Pendarahan Testis dan Epididymis

Arteria testicularis adalah sebuah cabang aorta abdominalis.


Venae testiculares keluar dari testis dan epididymis sebagai
anyaman vena, plexus pampiniformis (Gambar 22-3). Anyarr'an
ini menjadi kecil dan akhirnya membentuk sebuah vena tunggal
yang berjalan ke atas melalui canalis inguinalis. Vena testicularis
dextra mengalirkan darahnya ke vena cava inferior, dan vena

testicularis sinistra bermuara ke vena renalis sinistra.

Aliran Cairan LimfeTestis dan


Epididymis

Pembuluh-pembuluh limfe (Gamb ar 22-4) berlalanke atas di dalam


funiculus spermaticus dan berakhir di nodi lymphoidei di samping
aorta (nodi lymphoidei lumbales atau paraaortici) setinggi vertebra

lumbalis pertama (yaitu pada planum transpyloricum). Aliran


seperti ini diperkirakan karena selama perkembangannya, testis
bermigrasi dari bagian atas dinding posterior abdomen, tunin
melalui canalis inguinalis, masuk ke dalam scrotum, menarik
pembuluh darah dan limfe unluk mengikutinya.

memadat membentuk lapisan fibrosa yang padat, yaitu tunica

albuginea. Pita seks berbentuk U dan membentuk tubulus


seminiferus. Ujung-ujung bebas tubulus membentuk tubulus
rectus, yang bergabung satu dengan yang lain di dalam mediastinum testis membentuk rete testis. Sel-sel kelamin primordial di
dalam tubulus seminiferus membentuk spermatogorria, dan sel-

sel tali kelamin membentuk sel-sel Sertoli. Mesenkim di dalam


gonad yang sedang berkembang membentuk jaringan ikat dan
septa fibrosa. Sel-sel interstitial, yang menghasilkan testosteron,
juga dibentuk dari mesenkim. Rete testis menjadi saluran, dan
tubulus terbentang ke dalam jaringan mesonephros, di tempat

saluran ini bergabung dengan sisa tubulus mesonephros. Sisa


tubulus mesonephros menjadi ductuli efferentes testis. Ductus

epididymis, ductus deferens, vesicula seminalis, dan ductus


ejaculatorius dibentuk dari ductus mesonephros (Gambat 22-5).

Descensus Testiculorum
Testis berkembang di atas pada dinding posterior abdomen, dan
pada saat menjelang lahir, testis turun di belakang peritoneum,

membawa vaskularisasi, persarafan, dan pembuluh limfe


bersamanya. Proses turunnya testis diperlihatkan dalam gambar
22-6.

Pembentukan Testis

Ductus Deferens

Kromosom seks laki-laki menyebabkan rigi genital mensekresi


testosteron dan menginduksi perkembangan testis serta organ

Ductus deferens merupakan saluran berdinding tebal dengan

reproduksi internal dan eksternal.

panjang sekitar 18 inci (45 cm),.yang menyalurkan sperma matang

Pita seks dari rigi genital dipisahkan dari epitel selom oleh

proliferasi mesenkim (Gambar 22-5). Bagian luar mesenkim

dari epididymis ke ductus ejaculatorius dan urethra. Ductus


deferens berasal dari uiung bawah atau cauda epididymis dan

784

,{ '',\
f

'\tI

,' I ll3

r'i H

.E
ir rl
rl'I

i... .

';

i '':l't

ii\t
\{ii
!.\r,
l'.

ll'

\I,
tr1 4

FRI

'.

sel-sel kelamin
primordial
pita seks

rigi genital
epithelium selom
ductuli aberrantes
superiores

ductus mesonephros

tubulus mesonephros
piia seks
berbentuk U

rete testis

rigi genital
mesonephros

D
gubernaculum

urethra
prostatica

paramesonephros

Gambar 22-5 Pembentukan testis dan ductus testis.

berjalan melalui canalis inguinalis. Ductus deferens keluar dari


anulus inguinalis profundus dan berjalan di sekitar pinggir lateral
arteria epigastrica inferior (Gambar 22-7). Kemtdian ductus
deferens berjalan ke bawah dan belakang pada dinding lateral
pelvis dan menyilang ureter pada daerah spina ischiadica. Ductus
deferens kemudianberjalanke medial danbawahpada permukaan
posterior vesica urinaria (Gambar 22-7).Bagian terminal ductus
deferens melebar membentuk ampulla ductus deferens (Gambar
22-8). Ulng bawah ampulla menyempit dan bergabung dengan
ductus vesiculae seminalis membentuk ducfu s ejaculatorius.

Vesicula Seminalis
Vesicula seminalis adalah dua buah organ yang berlobus dengan
panjang kurang lebih 2 inci (5 cm) dan terletak pada permukaan
posterior vesica urinaria (Gambar 22-8). Ujung atasnya terletak
agak berjauhan dan ujung bawahnya saling berdekatan. Pada sisi
medial masing-masing vesicula seminalis terdapat bagian terminal
ductus deferens. Di posterior, vesicula seminalis berbatasan dengan rectum (Gambar 22-11).Ke inferior, masing-masing vesicula

ORGAN GENITALIA TAASCULINA, PEN'S, DAN SCROTUTA

H
""JHi;

{.X

D
sisa
gubernaculum

,l

ligamentum
propnum

testis
gubernacurum

",ra

Gambar 22-6 Asal, perkembangan, dan akhir processus vaginalis peritonei


testiculorum ke dalam scrotum dan descensus ovarium ke dalam pelvis.

ligamenium teres uteri


pada kedua jenis kkelamin.
3lamin. Perhatikan descensus
der

786

BAB 22

A" iliaca interna

A. iliaca externa
A. epigastrica inferior
ductus deferens

sprna

ischiadica
M. obturator
internus

prostat

Gambar 22-7 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan hubungan antara ureter dan ductus deferens.

seminalis menyempit dan bersatu dengan ductus deferens sisi


yang sama untuk membentuk ductus ejaculatorius.

Ductus Ejaculatorius

Masing-masing vesicula seminalis mengandung saluran


melengkung yang tertanam di daiam jaringan ikat.

Pendarahan
Arteri
Cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis media
mendarahi vesicula seminalis.

Vena
Vena-vena bermuara ke dalam vena iliacae internae.

Aliran Limfe

Limfe mengalir ke nodi iliaci interni.

Panjang masing-masing ductus ejaculatorius kurang dari satu inci


(2.5 cm) serta dibentuk oleh penyatuan ductus deferens dan ductus
vesicula seminalis (Cambar 22-9). Ductus ejaculatorius menembus

facies posterior dinding prostat dan bermuara ke urethra pars


prostatica, dekat pinggir utriculus prostaticus. Fungsinya adalah
mengalirkan cairan vesicula seminalis ke urethra pars prostatica.

Prostat

Lokasi dan Deskripsi

Prostat
merupakan organ glandula fibrorr,uskular

yang

mengelilingi urethra pars prostatica (Gambar 22-1 dan 22-9).


Panjang prostat kurang lebih 1,25 inci (3 cm) dan terletak di antara

collum vesicae di atas dan diaphragma urogenitale di bawah


Fungsi Vesicula Seminalis
FLingsi vesicula seminalis adalah menghasilkan sek:ret yang
diiambahkan pada cairan semen. Sekretnya mengandung zat
yang penting sebagai makanan spermatozoa. Dinding vesicula
serninalis berkontraksi selama ejakulasi dan mndorong isiny6 ke
dilctLrs ejaculatc,rius, deilgan demikiaf mengeluarkan sperrnatc:oa

ke urelhra

(Gambar 22-9).
Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa. Diluar capsula terdapat

selubung fibrosa" yang merupakan bagian dari lapisan visceral


fascia pelvis (Gambar 22-9). Prostat yang berbentuk kerucuf
mempunyai basis yang terletak di superior dan berhadapan
dengan collum vesicae; dan apex prostatae yang terletak di inferior
berhadapan dengan diaphragma urogenitaie. Kedua ductus
ejaculatorius menembus bagian atas facies posterior prostat untuk
bermuara ke urethra pars prostatica pada pinggir lateral utriculus
prostaticus (G amb ar 22-9).

ORGAN GENITALIA I,AA,SCULINA, PEN/S, DAN SCROTUM

787

ureter sinister
ductus deferens

sinisier

apex vesrcae

collum vesrcae

ureter dexter

facies posterior
prostatae

pars membranacea
urethrae

B
Gambar 22-8 A. Vesica urinaria, prostat, dan vesicula seminalis sinistra tampak lateral. B, Vesica urinaria, prostat, ductus
deferens, dan vesicula seminalis tampak posterior.

Batas-Batas

a Ke superior:

Basis prostatae berlanjut dengan collum vesicae

Ke anterior: Facies anterior

prostatae berbatasan dengan


symphisis pubis, dipisahkan oleh lemak ektraperitoneal yang

terdapat

di dalam cavum retropubicum (cavum

Retzius).

urinaria, otot polos berjalan tanpa terputus dari satu organ


ke organ yang lain. Urethra masuk ke pusat basis prostatae

Selubung fibrosa prostat dihubungkan dengan aspek posterior

(Gambar 22-9).

ini terletak di

Ke inferior: Apex prostatae terletak pada facies superior


diaphragma urogenitale. Urethra meninggalkan Prostat tepat
di atas apex facies anterior (Gambar 22-9).

os pubis oleh ligamentum puboprostaticum. Ligamentum


samping kanan dan kiri linea mediana dan
merupakan penebalan fascia pelvis.
Ke posterior: Facies posterior prostatae (Gambar 22-7 dan
22-9) berhubungan erat dengan facies anterior ampulae recti

788

BAB 22

membrana mucosa
pelvrs visceralis

M. levator ani
sinus prostaticus
utriculus prostaticus

capsula
prostatica

crista urethralis
'agma urogenitaie

plexus venosus prostata


muara kelenjar prostat

urethra prostatica
sinus prostaticus
ductus ejaculatorius
crista urethralis

prostatae
plexus venosus prostata

sarung fascia prostat

c
Gambar 22-9 Potongan coronal prostat (A), potongan sagital (B), dan potongan horizontal (C).

Pada potongan coronal,

perhatikan muara ductus ejaculatorius pada pinggir utriculus prostaticus.

dan dipisahkan dari rectum oleh septum rectovesicale (fascia


Denonvillier). Septum ini dibentuk pada masa janin oleh

penyatuan dinding ujung bawah excavatio rectovesicalis

Kelenjar-kelenjar prostat yang jumlahnya banyak, tertanam di


dalam campuran otot polos dan jaringan ikaf dan ductusnya
bermuara ke urethra prostatica.
Prostat secara tidak sempurna terbagi dalam lima lobus
(Gambar 22-9).Lobw anterior terletak di depan urethra dan tidak
mempunyai jaringan kelenjar. Lobus medius atau lobus medianus
adalah kelenjar berbenhrk baji yang terletak di antara urethra dan

peritonealis, yang awalnya meluas ke bawah sampai ke corpus


perineale.

Ke lateral: Facies lateralis prostatae difiksasi oleh serabut


anterior musculus levator ani pada saat serabut ini berjalan ke
posterior dari os pubis (Gambar 22-9).

Struktur Prostat

ORGAN GENITALIA

ductus ejaculatorius. Facies superior lobus medius berhubungan


dengan trigonum vesicae, bagian ini mengandung banyak kelenjar.
Lobus posterior terletak di belakang urethra dan di bawah ductus

ejaculatorius dan juga mengandung jaringan kelenjar.


lateralis dexter dan sinister terletak

ASCU| INA, PEN/S, DAN

789

utriculus prostaticus, yang analog dengan uterus dan vagina pada


perempuan. Pada pinggir utriculus terdapat muara kedua ductus
ejaculatorius (G amb ar 22-9).

Lobus

di samping urethra

dan

dipisahkan satu dengan yang lain oleh alur vertikal dangkal yang
terdapat pada permukaan posterior prostat. Masing-masing lobus
lateralis mengandung banyak kelenjar.

Fungsi Prostat

Glandula Bulbourethralis
Glandula bulbourethralis merupakan dua kelenjar kecil yang
terletak di bawah musculus sphincter urethrae (Gambar 22-10).
Ductusnya menembus membrana perinealis (lapisan fascia inferior
diaphragma urogenitale) dan bermuara ke urethra pars spongiosa.
Sekretnya dikeluarkan ke urethra sebagai akibat stimulasi erotik.

Fungsi prostat adalah menghasilkan cairan tipis seperti susu


yang mengandung asam sitrat dan phosphat asam. Cairan ini
ditambahkan ke semen pada saat ejakulasi. Otot polos pada
capsula dan stroma berkontraksi, dan sekret yang berasal dari

Fungsi Glandula Bulbourethralis

banyak kelenjar diperas masuk ke urethra pars prostatica. Sekret

Sekret dari glandula

prostat bersifat alkali dan membantu menetralkan asam vagina.

ini

ditambahkan

ke

cairan vesicular

seminalis. Fungsi tepatnya dari cairan ini tidak diketahui. Glandula

bulbourethralis dikendalikan

SCROTUIII

oleh testosteron, dan

kastrasi

menyebabkan atrofi kelenjar.

Pendarahan

Arteri
Cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria rectalis media

Diaphragma U rogenitale

mendarahi prostat.

Vena-vena membentuk plexus venosus prostaticus, yang terletak


di antara capsula prostatica dan selubung fibrosa (Gambar 22-9).

Diaphragma urogenitale adalah diaphragma musculofasciale


berbentuk segitiga yang mengisi celah arcus pubis (Gambar 2210). Diaphragma ini dibentuk oleh musculus sphincter urethrae
dan musculus transversus perinei profundus yang terletak di
antara lamina superior dan lamina inferior fascia diaphragma

Plexus prostaticus menampung darah dari vena dorsalis penis


profunda dan sejumlah venae vesicales, serta bermuara ke vena

urogenitale. Lamina inferior fascia diaphragma urogenitale sering


disebut sebagai membrana perinealis (lihat Gambar 22-14).

iliaca interna.

Anterior terhadap diaphragma urogenitale terdapat celah


kecil di bawah symphisis pubis, yang dilalui oleh vena dorsalis

penis (lihat Cambar 22-141.

Vena

Aliran Limfe

Pembuluh limfe prostat mengalirkan cairan limfe ke nodi iliaci


interni.

Spatium Profundum Perinei

Ruang tertutup yang terletak di dalam diaphragma urogenitale, di

Persarafan

Persarafan prostat berasal dari plexus hypogastricus inferior. Saraf

simpatik merangsang otot polos prostat selama eiakulasi.

Urethra Pars Prostatica

Urethra pars prostatica panjangnya kurang lebih 1,25 inci (3 cm)


dan mulai dari collumvesicae. Urethraberjalan melalui prostat dari
basis sampai ke ape>; di tempat ini berlanjut sebagai urethra pars
membranacea (Gambar 22-10). Urethra pars prostatica merupakan
bagian paling lebar dan paling luas dari seluruh urethra. Pada
dinding posterior terdapat peninggian longitudinal yang disebut
crista urethralis (Gambar 22-9). Di samping crista terdapat alur
yang disebut sinus prostaticus; kelenjar-kelenjar prostat bermuara
pada sinus ini. Pada puncak crista pubica terdapat cekungary

antara lapisan superior fascia dan membrane perinealis, dikenal


sebagai spatium pro{undum perinei (Gambar 22-L0 dan22-12)

lsi Spatium Profundum Perinei

Spatium produndum perinei berisi urethra pars membranacea,


musculus sphincter urethrae, glandula bulbourethralis, musculus
transversus perinei profundus, arteria dan vena pudenda interna
dan cabang-cabangnya, dan nervus dorsalis penis (Gambar 2210).

Spatium Superfi ciale Perinei


Spatium superficiale perinei dibatasi di bawah oleh lapisan
membranosa fascia superficialis dan di atas oleh diaphragma

790
M. levator ani

fascia pelvis

M. obturator internus

M. sphincter urethrae

N. dorsalis penis

lamina superior
fascia diaphragma
urogenitale

urethra pars membranacea

A. profunda penis
lamina inferior
fascia diaphragma
urogenitale

A. bulbi penis

crus pents
M. ischiocavernosus
glandula bulbourethralis
bulbus urethrae

bulbus penis

f)

M. bulbospongiosus

Nn. scrotales

lapisan membranosa
fascia superficialis

kulit sisi medial paha

fascia profunda paha

Gambar 22-10 Potongan coronal pelvis laki-laki, memperlihatkan prostat, diaphragma urogenitale, dan isi spatium superficiale
perinei.

urogenitale (Gambar 22-12).Di belakang ditutup oieh penyatuan

dinding atas dan bawalmya. Ke lateral, spatium ini ditutupi


oleh perlekatan lapisan membranosa fascia superficialis dan
diaphragma urogenitale ke pinggir arcus pubis (Gambar 22-10).
Ke anterior, spatium berhubungan bebas dengan rongga potensial

yang terletak di antara fascia superficialis dinding anterior


abdomen dan otot-otot abdomen anterior (Gambar 22-10).

F*r:rs
,sl&a8emt

Lokasi dan Deskripsi

Penis mempunyai radix yang terfiksasi dan corpus yang tergantung


bebas (Gambar 22-74 dan22-1,5).

lsi Spatium Superficiale Perinei

Spatium superficiale perinei berisi struktur-struktur yang


membentuk radix penis disertai otot-otot yang meliputinya, yaitu
musculus bulbospongiosus dal musculus ischiocavemosus
(Gambar 22-13). D.j:samping itu ramus perinealis nervi pudendi
pada setiap sisi beiakhir di dalam spatium dengan mensarafi otot
dan kulit yang terletak di atasnya.

i.

+.r

Radix Penis

Radix penis dibentuk oleh tiga massa jaringan erektil yang


dinamakan bulbus penis dan crus penis dextrum dan sinistrum
(Gambar 22-13, 22-1,4, dan 22-15). Bulbus penis terletak di
garis tengah dan melekat pada permukaan bawah diaphragma
urogenitale. Bulbus dilewati oleh urethra dan permukaan luamya

ORGAN GENITALIA TIASCULINA, PENIS, DAN SCROTUIT

791

vestca unnana
M. puborectalis

anococcygeum

canalis analis

corpus penis

valvulae anales
bulbus penis

preputium.

borpus perineale
diaphragma urogenitale

fossa terminalis

orificium urethrae externum

Gambar 22-11 Potongan sagital pelvis laki-laki,

dibungkus oleh musculus bulbospongiosus. Masing-masing crus


penis melekat pada pinggir arcus pubis dan permukaan luarnya
diliputi oleh musculus ischiocavernosus. Bulbus melanjutkan
diri ke depan sebagai corpus penis dan membentuk corpus
spongiosum penis (Gambar 22-73). Di anterior kedua crus penis
saling mendekati dan di bagian dorsal corpus penis terletak
berdampingan membentuk corpus cavernosum penis (Gambar
22-1,4 dan2)-75).

Corpus Penis

Corpus penis pada hakekatnya terdiri dari tigajaringan erektil yang


diliputi sarung fascia berbentuk tubular (fascia Buck). Jaringan
erektil dibentuk oleh dua corpora cavernosa yang terletak di dorsal
(yang saling berhubungan satu dengan yang lain) dan satu corpus
spongiosum yang terletak pada permukaan ventralnya (Gambar
22-14 dan22-15).Pada bagian distal corpus spongiosum melebar
membentuk glans penis, yang meliputi uiung distal corpora
cavernosa. Pada ujung glans penis terdapat celah yang merupakan

muara dari urethra disebut meatus urethrae externus.

Preputium merupakan lipatan kulit seperti kerudung yang


menutupi glans penis. Preputium dihubungkan dengan glans
penis oleh lipatan yang terdapat tepat di bawah muara urethra dan

dinamakan frenulum.

Corpus penis disokong oleh dua buah fascia profunda


yang terkondensasi, yang berjalan ke bawah dari linea alba dan
symphisis pubis untuk melekat pada fascia penis.

Musculi Penis

Musculus Bulbospongiosus
Musculus bulbospongiosus terletak di kanan dan kiri garis
tengah (Gambar 22-73), meliputi bulbus penis dan bagian
posterior corpus spongiosum penis. Fungsinya adalah menekan
urethra pars spongiosa dan mengosongkan sisa urin atau semen.
Serabut-serabut anterior juga menekan vena dorsalis penis, jadi
menghambat aliran vena dari jaringan erektil dan membantu
proses ereksi penis.

Musculus lschiocavernosus
Musculus ischiocavernosus meliputi crus penis masing-masrng
sisi (Gambar 22-13). Fungsi masing-masing otot ini menekan crus
penis dan membanlu proses ereksi penis.
Otot-otot perineum diringkas dalam Tabel 13-8.

Pendarahan Penis

Arteri
Corpora cavernosa penis didarahi oleh arteria profunda penis
(Gambar 22-15); corpus spongiosum penis didarahi oleh arteria
Sebagai tambahan, ada arteria dorsalis penis. Semua
arteri di atas adalah cabang dari arteria pudenda intema.

bulbi penis.

792

lapisan lemak fascia superficialis

lapisan membranosa fascia


superficialis (fascia Scarpae)

diaphragma urogenitale
canalis analis

Iemak fossa ischiorectalis


spatium profundum perinei
corpus perineale

spatium superficiale perinei


fascia Collesi

Iamina superior fascia


diaphragmatis urogenitale

M. dartos
scrotum

lamina inferior fascia diaphragmatis


urogenitale (membrana perinealis)

Gambar 22-12 Susunan fascia superficialis pada trigonum urogenitale , Perhatikan spatium supeficiale perinei dan spatium
profundum perinei.

Vena
Vena-vena bermuara ke venae pudendae internae.

Aliran Limfe

Ereksi Penis
Ereksi pada pria terjadi secara bertahap sebagai akibat dari
berbagai stimulasi seksual. penglihatan yang menyenangkan,

Cairan limfe kulit penis dialirkan ke kelompok medial nodus


inguinalis superficialis. Struktur-struktur profunda penis meng-

oleh rangsangan rabaan langsung pada kulit tubuh pada umumnya

alirkan cairan limfenya ke nodi iliaci intemi.

dan kulit kelamin menyebabkan stimulus aferen yang kuat pada

suara, bau, dan stimulus psikis lainnya yang kemudian diperkuat

sistem saraf pusat. lmpuls eferen berjalan turun ke medula spinalis

Persarafan

Persarafan berasal dari nervus pudendus dan plexus pelvicus.

menuju sistem parasimpatik pada segmen sacralis kedua, ketiga,


dan keempat. Serabut preganglion parasimpatik masuk ke plexus
hypogastricus inferior dan bersinaps pada neuron posganglionik.

ORGAN GENITALIA TIASCULINA, PEN/s, DAN SCROTUM

V dorsalis penis profundus

corpus cavernosum

corpus spongrosum

M. bulbospongiosus
corpus perineale
diaphragma urogenitale
M. sphincter ani externus
M. gluteus maximus

bulbus penis
M- transversus

perinei superficialis

M. levator ani

Gambar 22-13 Radix penis dan otot perineum.

V. dorsalis

profunda
penis
N. dorsalis
penis
A. dorsalis
penis

corpora
cavernosa

Nn. scrotales posteriores

V dorsalis
profunda penis

corpus
spongiosum

corona
penis

glans
penis

meatus urethrae externus

Gambar 22-14 Radix dan corpus

penis.

794

BAB 22
V. dorsalis penis superficialis
V. dorsalis

penis
kulit

A. dorsalis penis

lapisan membranosa
fascia superflcialis

A. profunda penis
corpus cavernosum

fascia profunda

A. dorsalis superficialis penis

(fascia Buck)
urethra

corpus spongrosum

corpus cavernosum
crus sinistrum

crus dextrum

pars membranacea
urethrae

glans penis

ostium urethrae
externum
fossa terminalis
lipatan membrana mucosa

corpus spongrosum

c
kulit

lacunae

muara kelenjar
urethra

Gambar 22-15

Penis. A dan B. Tiga corpus jaringan erektil, dua corpora cavernosa dan satu corpus spongiosum dengan
glans penis' C' Urethra pars spongiosa dibuka untuk memperlihatkan lipatan membrana mucosa dan muara kelenjar di bagian

atas urethra.

Serabut-serabut posganglionik mengikuii perjalanan arteria

Bila klimaks rangsangan seksual tercapai dan terjadi ejakulasi,

pudenda inlerna dan didistribusikan sepanjang percabangannya,

atau rangsangan seksual berhenti atau dihambat, arteri yang

masuk ke jaringan erektil pada radix penis. Kemudian terjadi

memasok jaringan erektil mengalami vasokonstriksi. penis kembali


ke dalam posisi lemas (tlaccid).

vasodilatasi arteri, yang menimbulkan peningkatan aliran darah


yang hebat ke dalam ruangan yang terdapat di dalam jaringan
erektil. Corpora cavernosa dan corpus spongiosum penis membesar karena terisi darah, dan menekan aliran vena terhadap
fascia yang meliputinya. Dengan cara ini, aliran keluar darah dari
jaringan erektil dihambat, sehingga tekanan interna meningkat dan

Ejakulasi

tetap dipertahankan dalam keadaan demikian. Dengan demikian


panjang dan diameter penis bertambah besar dan disebut berada

Selama peningkatan rangsangan seksual yang terjadi selama


hubungan seksual, meatus urethrae externus pada glans penis

dalam posisi ereksi.

menjadi basah oleh sekrel dari glandula bulbourethralis.

ORGAN GENITALIA hIASCIJLINA, PEN'S, DAN

SCROTUI'A

Gesekan glans penis, yang diperkuat oleh !'angsangan aferen


iainnya. mengakibatkan rangsangan serabut saraf simpatik yang

sel-sel ektoderm dari ujung glans penis. Pita sel-sel ini kemudian
mengalami kanalisasi, sehingga urethra pars spongiosa terbuka

mensarafi otot polos ductus epididymis dan ductus deferens kedua


sisi, vesicula seminalis, dan prostai Otot polos befkont!-aksl,

pada ujung glans penis.

dan spermatczoa besefta sekrei vesicula seminalis dan prostat

basis glans penis (Gambar 22-16 dan 22-17). Lipalan kulit diflksasi

ciikeluarkan

ke urethra pars prostatica. Cairan ini

795

Preputium aiau kulit depan dibentuk dari lipatan kulit pada


ke aspek ventral radix glans oleh frenulum. Jaringan

sekarang

erektil-

corpus spongiosum dan corpora cavernosa-berkembang

bercampur dengan sekret glandula bulbourethralis dan glandula


paraurethralis penis dan kemudian disemprotkan dari urethra

di

dalam inti mesenkim penis.

pars spongiosa sebagai akibai dari kontraksi ritmis musculus


bulbospongiosus yang mengkompres urethra. Sementara itu,
musculus sphincter vesicae berkontraksi dan mencegah refluks
spermatozoa ke dalam vesica urinaria Spermalozoa beserta

AhIATOMI PERMUKAAN
ffiHNf;TAI-IA MASCULINA

sekret beberapa kelenjar asesoris membentuk cairan sgminalis


atau semen.
Pada klimaks rangsangan seksual pria, terdapat impuls saraf
dari sistem saraf pusat. lmpuls berjalan ke bawah, ke medula

spinalis, menuju ke sistem simpatik (Tl-L2). lmpuls saraf yang


menuju ke organ genitalia diduga meninggalkan medula spinalis

Penis

dari segmen L1 dan L2 di dalam serabut preganglionik simpatik


Kebanyakan serabul-serabut ini bersinaps dengan neuron posgangllonik di dalam ganglia lumbalis pertama dan kedua. Serabut
lainnya mungkin bersinaps di dalam ganglia truncus sympathicus

bagian lumbal bawah atau bagian pelvis. Serabut-serabut


posganglionik kemudian menuju ke ductus deferens, vesicula
seminalis, dan prostat melalui plexus hypogastricus inferior'

-Penis terdiri dari radix, corPus, dan glans penis (Gambar 22-14,

22-15, dan 22-18). Radix penis terdiri atas tiga massa jaringan
erektii yang dinamakan bulbus penis, dan crus penis dextrum
dan sinistrum. Bulbus penis dapat diraba secara palpasi dalam di
garis tengah perineum, posterior terhadap scrotum.
Corpus penis merupakan bagian bebas penis yang tergantung
pada symphisis pubis. Perhatikan bahwa permukaan dorsal

(permukaan anterior penis yang flaksid) biasanya mempunyai


vena dorsalis superficialis penis di garis tengah (Gambar 22-15).
Glans penis membentuk ekstremitas corpus penis (Gambar
22-14 dan 22-15). Pada puncak glans terdapat meatus urethrae
externus. Terbentang dari pinggir bawah meatus urethrae
extemus terdapat lipatan yang menghubungkan glans penis

Pembentukan Genitalia Externa Masculina


Pada awal perkembangan, mesenkim embrionik tumbuh

di

sekitar membrana cloaca dan menyebabkan ektoderm di atasnya


terangkat dan membentuk tiga tonjolan Satu tonjolan timbul di
antara membrana cloaca dan funiculus umbilicalis di garis tengah
dan disebut tuberculum genitale (Gambar 22-16) Kanan dan
kiri dari membrana, timbul tonjolan lain, disebut lipat genitalia.
Pada usia 7 minggu, tuberculum genitale meman.iang membentuk

glans penis. Pars anterior membrana cloaca, membrana

dengan preputium dinamakan frenulum. Pinggir dari basis glans

penis dinamakan corona (Gambar 22-1'4). Prepfiium dibentuk


oleh lipatan kulit yang melekat pada collum penis. Preputium
menutupi glans penis secara bervariasi dan prePutium daPat
ditarik ke belakang dari glans penis.

Scrotum

urogenitalis, kemudian ruptur, sehingga sinus urogenitalis terbuka


ke permukaan. Sel-sel entoderm sinus urogenitalis berproliferasi

Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin

Scrotum merupakan kantung kulit dan fascia (Gambat 22-12) yang


berisi testis dan epididymis. Kulit scrotum beralur dan diliputi
oleh rambut jarang. Asal bilateral scrotum ditunjukkan oleh
adanya garis gelap di garis tengah, yang terdapat sepanjang garis

identik.

fusi, dinamakan raphe scrotalis.

Pada laki-laki, phallus saat ini memanjang dengan cepat


dan menarik lipatan genitalia ke anterior ke facies ventralis
sehingga lipatan ini membentuk pinggir lateral sulcus, yaitu sulcus

Testis

dan tumbuh ke arah radix phallus, membentuk lamina urethralis.


Sementara itu, timbul sepasang tonjolan lateral sekunder, disebut

tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genitalia.

urethralis (Gambar 22-17). Dasar sulcus dibentuk oleh lamina


urethralis entoderm. Urethra pars spongiosa terbentuk sebagai
akibat dari penyatuan yang progresif dari kedua lipatan genilalia
di sepanjang batang phallus kearah radix glans penis. Pada usia

sebaiknya dipalpasi. Testisberbentuk oval dan konsistensinya


-Testis
padat. Testis terletak bebas di dalam tunica vaginalis (Gambar

4 bulan, sisa urethra di dalam glans penis dibentuk dari

22-3) dan tidak terikat pada jaringan subcutan atau

tunas

kulit'

796

BAB 22

tuberculum genitale

lipatan genital

-->
tonjolan genital

'r'){//

sinus urogenitalis

-.

meatus urethrae externus


glans
penis

preputium
lamina urogenitalis
membentuk dasar
sulcus urethrae

lipatan genital

tonjolan
genital

SINUS

urogenitalis

1-t

frenulum preputii

->

Gambar 22-16 Perkembangan genitalia externa pada perempuan dan laki-laki

Epididymis
Setiap epididymis dapat diraba pada permukaan posterolateral
testis. Struktur epididymis panjang, sempi! padat, dan mem-

punyai ujung atas yang melebar atau caput, co{pus, dan cauda
yang mengarah ke inferior (Gambar 22-3). Ductus deferens yang
berbentuk seperti tali berasal dari cauda dan berjaian ke atas
dan medial terhadap epididymis dan masuk ke dalam funiculus
spermaticus pada ujung atas scrofum.

ORGAN GENITALIA MASCULINA, PENIS, DAN SCROTUAA

tuberculum
genitale
lamina
sinus urogenitalis
sisa membrana urogenitalis
sisa membrana
cloaca

pars entoderm

mffi
lamina urethralis

tonjolan genital

i'lt'""*",,.

T\

frenulumpreputii

,".r"9

fusi lipatan genital

Gambar 22-17 Perkembangan urethra pars spongiosa lakFlaki

4
urethraspongiosa

798

BAB 22

spina iliaca
anterior superior

distribusi rambut
pubis pada
laki-laki

umbilicus

crista iliaca

trochanter major
femoris

\_
'r.ffi

tuberculum
pubicum

symphisis pubis

orificium urethrae

externum

glans penis

corpus penis

Gambar 22-18 Pelvis laki-laki berusia 27 tahun, dilihat dari depan.

Pertanyaan Pilihan Ganda

B.

Pilihlah satu jawaban yang PALING IEPAT.

C.
D. Fungsi vesicula seminalis menghasilkan sekret yang

1.

2.

Pernyataan di bawah ini benar untuk ductus deferens,


kecuali:
A. Keiuar dari armulus inguinalis profundus dan berjalan di
sekitar pinggir lateral arteria epigastrica inferior.
B. Menyilang ureter pada daerah spina ischiadica.
C. Pars terminalis melebar membentuk ampulla.
D. Terletak pada facies posterior prostatica, hanya dipisahkan
oleh peritoneum.
E. Bersafu dengan ducfus vesicula seminalis membentuk
ductus ejaculatorius.
Pemyataan-pernyataan
seminalis, kecuali:

di

bawah

ini

E.
3.

A.

dengan

Radix penis dibentuk di garis tengah oleh bulbus penis, dan


ke anterior melanjutkan diri sebagai corpus spongiosum.

B. Radix penis ke lateral dibentuk oleh crura penis yang


C.
D.

berlanjut ke anterior sebagai corpora cavemosa.


Urethra spongiosa terletak di dalam corpus spongiosum.
Glans penis merupakan pelebaran distal dari penyafuan
corpora cavernosa.

E.

rectum dan dapat dipalpasi melalui dinding rectum.

ditambahkan pada cairan semen.


Di anterior berhubungan dengan vesica urinaria, dan tidak
ada peritoneum yang memisahkan keduanya.

Semua pemyataan di bawah ini benar untuk penis, kecuali:

benar untuk vesicular

A. Di posterior vesicula seminalis berhubungan

Vesicula seminalis merupakan dua buah organ berlobus


yang berfungsi menyimpan spermatozoa.
Ujung atas vesicula seminalis diliputi oleh peritoneum.

Penis tergantung pada bagian bawah dinding anterior


abdomen oleh dua kondensasi fascia profundus.

ORGAN GENITALIA IilASCULINA, PEN/S, DAN

C. Nodi iliaci externi dan interni


D. Nodi inguinales supeficiales
E. Nodi para-aortici setinggi vertebra

4. Diaphragma urogenitale dibentuk oleh semua strukturstruktur berikut ini, kecuali:


A. Musculus transversus perinei profundus.
B. Membranaperinealis.
C. Musculus sphincter urethrae.

D.
E.

8.

Fascia Collesi (lapisan membranosa fascia superficialis).

sphincter urethrae.

Pada laki-laki, struktur berikut

ini dapat dipalpasi

dengan

pemeriksaan rectal, kecuali:


A. Bulbus penis

B.
C.
D.
E.

Vesicula seminalis

Pilihlah, satu jawaban yang PALING TEPAT untuk


melengkapt.

Facies anterior ossis sacri

Ureter.

A.
B.

Sphincter vesicae urinariae berkontraksi.


Serabut-serabut saraf preganglionik simpatik yang berasal

C.

dari segmen lumbal pertama dan kedua medula spinalis


harus utuh.
Otot polos epididymis, ductus deferens, vesicula seminalis,
dan prostat berkontraksi.

7.

10

Carcinoma glans penis pada akhimya menyebar sampai ke:

6.

, B yang

D yang tidak benar. Glans penis adalah pelebaran distal dari


corpus spongiosum (Gambar 22-15).

4.

7.

8.

ikut berperan dalam pembentukan


ini terlalu superficial dan

9.

yang tidak benar. Pada ejakulasi, otot-otot bulbospongiosus


berkontraksi secara ritmik dan menekan urethra" memaksa
cairan semen keluar dari meatus urethrae extemus.
E

C yang benar. Carcinoma glans penis menyebar ke

nodi iliaci

B y*g benar. Carcinoma prostat menyebar ke nodi iliaci

dengan

pemeriksaan rectal pada kedua jenis kelamin. Ureter yang

A yang benar. Plexus venosus prostaticus bermuara ke dalam


venae iliacae internae.

10.

E yang tidak benar. Ureter tidak dapat diraba

Ereksi penis merupakan respons terhadap aktivitas:

interni-

diaphragma urogenitale. Fascia


terletak tepat di bawah kulit.
5.

Venae testiculares

interni dan externi.

D yang tidak benar. Fascia Collesi (lapisan membranosa


fascia superficialis) tidak

Venae iliacae internae dan externae

pemeriksaan vagina.

ductus ejaculatorius.

J.

Vena cava inferior


Venae iliacae externae

tidak normal, menebal karena penyakit, dapat diraba pada

D yang tidak

tidak benar. Vesicula seminalis tidak menyimpan


spermatozoa. Vesicula seminalis menghasilkan sekret yang
memberi makan spermatozoa.

Venae iliacae internae

A. Saraf simpatik
B. Saraf parasimpatik
C. Saraf simpahk dan parasimpatik
D. Nervi inguinales
E. Bukan salah satu di atas

Glandula bulbourethralis dan glandula urethralis aktif.


Musculusbulbospongiosusrelaksasi.

benar. Ductus deferens terletak secara kontak


langsung dengan facies posterior vesicae urinariae (Gambar
22-7). Ujung inferior ampulla menyempit ke bawah dan
bergabung dengan ducfus vesicula seminalis membentuk

Plexus venosus prostaticus bermuara ke dalam:

A.
B.
C.
D.
E.

A. Nodi iliaci externi


B. Nodi iliaci interni

1.

Nodi iliaci intemi


Nodi para-aortici
Nodi inguinales superficiales
Nodi mesentericae inferiores

Pertanyaan Melengkapi

Proses ejakulasi tergantung pada proses berikut ini, kecuali:

D.
E.

lumbalis pertama

Prostat

9.
6.

799

Carcinoma prostat umumnya menyebar ke:


A. Nodi iliaci externi dan interni

B.
C.
D.
E.

Fascia pelvis parietalis meliputi permukaan atas musculus

SCROTUM

B yang

benar. Ereksi penis merupakan respons terhadap


aktivitas saraf parasimpatik.

Perineum, Organ
Genitalia Feminina,
dan Persalinan

800

PERINEUTA, ORGAN GENITALIA FETAININA, D,AN PERSATINAN

Peritoneum Pelvicum

801
801
805
805

Organa Genitatia Feminina

805

Anatomi Dasar
Perineum
Fascia Petvis

Organa Genitalia Externa

Catatan Fisiologi: Ereksi Clitoris


Orgasme pada Perempuan

Catatan Embriologi: Pembentukan Genitalia Externa


Perempuan
Organa Genitatia lnterna

ovarium

Catatan Fisiologi: Fungsi Ovarium


Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium
Tuba Uterina

Catatan Fisiologi: Fungsi Tuba Uterina


Catatan Embriologi: Pembentukan Tuba Uterina
Uterus

805

Catatan Fisiologi: Fungsi

Catatan Embriologi: Pembentukan

g09
809
809
809
gl 1
811
gl,l
g12

815

Uterus

817

Catatan Embriotogi: lmptantasi Ovum yang Telah Difertilisasi


di Uterus 817
Catatan Embriologi: Pembentukan

Placenta
Lahir

Penampilan Umum Placenta Saat

808
808

Uterus

801

Vogina
Vagina
Vagina
Penampang Anatomi Metintang Petvis
Anatomi Radiografi Petvis Perempuan
Anatomi Permukaan
Penanda Tulang
Vutva
Pertanyaan
Jawaban dan Penjetasan

818
819
819

Catatan Fisiologi: Fungsi

819

Catatan Embriologi: Pembentukan

821

822
827
822
822
823

829
831

812

reproduksi perempuan dapat ditemui oleh profesional


Qistem
:,lmedis dalam berbagai kondisi, seperti infeksi, kehamilan yang
tidak terduga, kehamilan ektopik, aborsi spontan, perdarahan pelvis

AruAT*MI MASAR

Sebelum mempelajari bab ini, pembaca disarankan untuk membaca

kembali tulang-tulang pelvis dalam Bab 11.

abnormal, prolapsus uteri, atau penyakit radang pelvis akut. Tujuan


Bab ini adalah menyediakan uraian anatomi singkat yang berkaitan
dengan kondisi klinik yang umum.

Secara anatomi, perineum umumnya dibagi menjadi regio


analis dan regio urogenitalis. Regio analis di belakang dibatasi
oleh apex ossis coccygis dan sisi-sisinya oleh tuber ischiadicum
dan ligamentum sacrotuberosum. Anus atau lubang bawah canalis
analis, terletak di garis tengah, dan di samping kanan dan kirinya
terdapat fossa ischiorectalis.
Regio urogenitalis dibatasi di depan oleh arcus pubicus dan di
lateral oleh tuberositas ischiadica (Gambar 23-2). Pada perempuan,

di regio ini terdapat genitalia externa dan muara urethra

Perineum

vagina.

Definisi Perineum

Cavitas peivis dibagi dua oleh diaphragma pelvis menjadi

-cavitas pelvis utama di sebelah atas dan perineum di sebelah


bawah (Gambar 23-1). BiIa dilihat dari bawah dengan tungkai
atas abduksi, perineum berbentuk belah ketupat dan dibatasi di
anterior oleh symphisis pubis, di posterior oleh apex ossis coccygis,
dan di lateral oleh tuber ischiadicum (Gambar 23-2).

serta

Diaphragma Pelvis

Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus levator ani dan


musculus coccygeus beserta fascia yang meliputinya (Gambar
23-1). Bagian anteriomya yang tidak lengkap memungkinkan
lewatnya urethra dan vagina.

802

BAB 23

ligamentum
sacrotuberosum
spina ischiadica
daerah cavitas
pelvis utama

Os coccygis

garis penebalan fascia


yang meliputi M. obturator
internus

M. coccygeus
M- levator ani

canalis
obturatorius untuk
A. V N. obturatorius

regio perinealis

M. obturator internus

Gambar 23-1 Setengah bagian kanan pelvis memperlihatkan otot-otot yang membentuk lantai pelvis. Perhatikan bahwa
musculus levator ani dan musculus coccygeus beserta fascia yang meliputinya membentuk diaphragma pelvis. Perhatikan juga
bahwa daerah cavitas pelvis utama terletak di atas diaphragma pelvis dan regio perinealis terletak di bawah diaphragma pelvis.

Musculus LevatorAni
Musculus levator ani adalah lembaran otot lebar dan tipis yang
mempunyai origo berbentuk garis pada bagian belakang corpus
ossis pubis, origo otot ini merupakan sebuah arcus tendineus yang
dibentuk oleh penebalan fascia pelvis yang meliputi musculus
obturator intemus dan spina ischiadica (Gambar 23-3).

Dari origo yang panjang ini kelompok serabut-serabut otot


berjalan turun dan medial menuju ke tempat insersinya (Gambar
23-4), sebagai berikut:

ll Serabut-serabut anterior: musculus sphincter

vaginae

(musculus levator prostatae pada laki-laki) membentuk


lengkungan di sekitar vagina dan berinsersi pada masa
jaringan ikat yang disebut corpus perineale, di depan canalis
analis. Musculus sphincter vaginae berfungsi untuk kontraksi
vagina dan mengfiksasi corpus perineale.

Serabut-serabut intermedia: musculus puborectalis membentuk lengkung di sekitar perbatasan rectum dan canalis

Gambar 23-2 Perineum berbentuk belah ketupat yang dibagi oleh garis
putus-putus menjadi regio urogenitalis dan regio analis.

PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSAL/NAN

.\s\

garis penebalan
fascia yang meliputi
M. obturator internus
canalis
obturatorius

M. obturator internus

Gambar 23-3 Dinding inferior atau dasar pelvis.

M. levator prostatae
atau sphincter vaginae

M. puborectalis

M. pubococcygeus

corpus perineale

perbatasan rectum
dan canalis analis
M. iliococcygeus
corpus anococcygeale
M. coccygeus

Gambar 23-4 Musculus levator ani dan musculus coccygeus dilihat dari permukaan inferior. Perhatikan bahwa musculus levator
ani dibentuk oleh beberapa kelompok otot yang berbeda. Musculus levator ani dan musculus coccygeus dengan fascia yang
membungkusnya membentuk dasar muskular pelvis yang dinamakan diaphragma pelvis.

804

BAB 23

analis. Musculus pubococcygeus berjalan ke posterior dan


berinsersi pada masa jaringan ikat keci1, yang disebut corpus
anococcygeum, di antara apex ossis coccygis dan canalis

Fungsi: Kedua otot ini membanfu musculus levator ani

analis.

V.

menyokong viscera pe)vi>.


Persarafan: Berasal dari cabang-cabang nervus sacralis IV dan

Serabut-serabutposterior: musculus iliococcygeusberinsersi


pada corpus anococcygeum dan os coccygis.

Fungsi: musculus levator ani pada kedua sisi membentuk


lengkung otot yang efisien untuk menyokong dan mempertahankan viscera pelvis pada tempatnya. Musculus levator
ani mencegah peningkatan tekanan di dalam pelvis selama
mengedan dan mendorong otot-otot abdomen (seperti yang
terjadi bila batuk). Otot ini juga mempunyai fungsi sebagai
sphincter pada junctura anorectalis, dan pada perempuan
berfungsi juga sebagai sphincter vaginae.
Persarafan: Berasal dari ramus perinealis nervi sacralis IV dan
dari ramus perinealis nervi pudendi.

Ringkasan dari iempat perlekatan otot-otot dinding dan dasar


pelvis, persarafannya, serta fungsinya dijelaskan pada Tabel 13-7.

Diaphragma Urogenitale

Diaphragma urogenitale adalah diaphragma muskulofasial yang

berbentuk segitiga yang terletak di bagian anterior perineum


di bawah 1eve1 diaphragma pelvis (Gambar 23-5). Diaphragma
urogenitale mengisl celah arcus pubicus. Diaphragma ini dibentuk
oleh musculus sphincter urethrae dan musculus transversus
perinei profundus, yang terletak di antara lamina superior dan
lamina inferior fascia diaphragma urogenitale. Lamina inferlor

Musculus Coccygeus

fascia diaphragma urogenitale sering disebut sebagai membrana


perinealis.

Musculus coccygeus merupakan otot kecil berbentuk segitiga yang


berasal dari spina ischiadica dan berinsersi pada ujung bawah os

Ke anterior, kedr-ra lapisan fascia bersatu, meninggalkan suatu


celah kecil di bar,r,ah symphisis pubis. Ke posterior, kedua lapis

sacrum dan bagian atas os coccygis (Gambar 23-3 dan 23-4).

M. levator ani

fascia bergabung satu dengan yang lain dan juga dengan lapisan

fascia M. obturator internus

M. sphincter
u rethrae

')+

M. obturator
nternus
i

membrana
obturatoria

lamina superior
fascia diaphragmatis
urogenitalis

N. dorsalis clitoridis

A. profunda clitoridis
A. pudenda interna
crus clitoridis

A. bulbi vestibuli
lamina inferior fascia
diaphragmatis urogenitalis
Nervi labiales

M. ischiocavernosus
bulbus vestibuli
M. bulbospongiosus

fascia profunda paha


glandula vestibularis major
kulit sisi medial paha
labium majus
labium minus
Iapisan membranosa fascia superficialis

Gambar 23-5 Potongan koronal pelvis perempuan memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi spatium
superficiale perinei.

PERINEU/A, ORGAN GEN|TALIA FElvllNlNA, DAN

membranosa fascia superficialis dan corpus perineale. Ke lateral,


lapisan-lapisan fascia melekat pada arcus pubis. Ruang tertutuP
yang terletak di antara iapisan superficialis dan profuqda dikenal
sebagai spatium profundum perinei. (Gambar 23-5).

PERSALINAN

805

melekatnya, misalnya ligamentum pubovesicale dan ligamentum


sacrocervicale.

Peritoneum Pelvicum

lsi Spatium Profundum Perinei


Spatium profundum perinei (Gambar 23-5) berisi sebagian
urethra; sebagian vagina; sphincter urethrae yang ditembus oleh
urethra dan vagina; Musculus transversus perinei profundus; vasa
pudenda interna beserta cabang-cabangnya; dan nervus dorsalis
clitoridis.
Urethra dan vagina masing-masing diuraikan pada halaman
806 dan 819.

Peritoneum parietalis meliputi dinding-dinding pelvis dan melipat

pada viscera pelvis, untuk kemudian melanjutkan diri sebagai


peritoneum visceralis (Gambar 23-6). Untuk keterangan yang lebih
rinci, lihat halaman 822.

Organa Genitalia Feminina

Sphincter urethrae diuraikan pada halaman 765' Arteri dan


Vena pudenda interna serta nervus dorsalis clitoridis mempunyai
susunan yang sama seperti struktur yang sama pada laki-laki.

Ringkasan

dari otot-otot perineum, persarafannya, dan

fungsinya dijelaskan pada Tabel 13-8.

Fascia Pelvis

Sistem reproduksi perempuan

terdiri atas organa genitalia extern4

sepasang ovarium, sepasang tuba uterine, uterus, dan vagina.

Organa Genitalia Externa

Organa genitalia externa termasuk mons pubis (kulit berambut di


depan pubis) (Garnbar 23-7),labium majus, labium minus, clitoris,
dan glandula vestibularis major (glandula Bartholini).

Fascia pelvis dibentuk oleh jaringan ikat dan dilaniutkan ke atas


sebagai fascia yang membatasi dinding abdomen' Di bawah, fascia
berlanjut sebagai fascia perinei. Fascia pelvis dapat dibagi menjadi
fascia pelvis parietalis dan fascia pelvis visceralis.

Fascia Pelvis Parietalis

Fascia pelvis parietalis melapisi dinding pelvis dan diberi nama


sesuai dengan otot yang dilapisinya. Misalnya, di atas musculus
obturator internus fascia ini tebal dan kuat darr disebut fascia

obturator internus (Gambar 23-5). Di atas musculus ievator ani


dan musculus coccygeus, fascia membentuk fascia levator ani dan
fascia coccygeus, atau secara singkat disebut sebagai lapisan fascia
superior diaphragmatis pelvis.

Di tempat di mana diaphragma pelvis terbuka di sebelah


depary fascia pelvis parietalis akan berialan melewati lubang
tersebut beserta dengan fascia yang meliputi permukaan inferior
diaphragma pelvis di dalam perineum. Pada banyak tempat di
mana fascia parietalis berhubungan dengan tulang, fascia ini akan
bersatu dengan periosteum.

Di bawah perineum, di mana fascia pelvis parietalis menutupi


musculus sphincter urethrae dan membrana perinealis, fascia ini
dikenal sebagai lapisan perinealis fascia pelvis parietalis; berarti
fascia ini membentuk fascia superior diaphragmatis urogenitalis.

Fascia PelvisVisceralis

Fascia pelvis visceralis adalah selapis jaringan ikat jarang yang


meliputi dan menyokong semua viscera pelvis. Di tempat di mana
viscus utama berhubungan dengan dinding pelvis, fascia pelvis

Labium Majus
Labium majus merupakan lipatan kulit menonjol yang terbentang
dari mons pubis untuk bersatu di posterior pada garis tengah
(Gambar 23-7).Labfum majus berisi lemak dan pada permukaan
luarnya ditutupi oleh rambut. (Labium majus homolog dengan
scrotum pada laki-laki).

Labium Minus
Labium minus merupakan dua lipatan kulit kecil tidak berambut,
terletak di antara labium majus (Gambar 23-7). Ujung posteriornS'a
bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum.
Ke anterior labium minus terpisah untuk meiiputi clitoris,
membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior
(Gambar 23-7).
Vestibulum Vaginae

Vestibulum vaginae adalah ruang di antara labium minus. Pada


puncak vestibulum terdapat clitoris dan pada basisnya terdapat
muara urethra, vagina, dan ductus glandula vestibularis major
(Gambar 23-7).

Clitoris
Lokasi dan Deskripsi

Clitoris, yang mirip dengan penis pada laki-laki, terletak di anterior


pada apex vestibulum (Gambar 23-7). Strukturnya sama dengan
penis. Glans clitoridis sebagian tedutup oleh preputium.

visceralis akanbersatu dengan fascia pelvis parietalis. Pada tempatRadix Clitoridis

tempat tertent4 fascia ini menebai dan membentuk ligamenta


fasciae, yang biasanya terbentang dari dinding pelvis sampai

Radix clitoridis terbentuk dari tiga masa jaringan erektil yang

ke viscus dan berfungsi sebagai penyokong tambahan pada alat


tersebut. Ligamenta ini biasanya dinamakan sesuai dengan tempat

disebut bulbus vestibuli dan crus clitoridis dextrum dan sinistrum


(Gambar 23-5 dan 23-8).

806

colon sigmoideum
lengkung ileum
peritoneum

cavum uteri
excavatio
uterovesicalis
vesrca
urinaria
cervtx

diaphragma urogenitale

''""'"

corpus perineale

Gambar 23-6 Potongan sagital pelvis perempuan.

Bulbus vestibuli sesuai dengan bulbus penis, tetapi karena


adanya vagina, bulbus vestibuli terbagi menjadi dua belahan
(Gambar 23-8). Bulbus vestibuli melekat pada permukaan
bawah diaphragma urogenitale dan diliputi oleh musculus
bulbospongiosus.
Crura clitoridis sesuai dengan crura penis dan di anterior
menjadi corpora cavernosa ciitoridis. Masing-masing tetap terpisah
dan diliputi oleh musculus ischiocavernosus (Gambar 23-B).
Corpus Clitoridis

Corpus clitoridis terdiri dari dua buah corpora cavernosa yang


diliputi oleh musculus ischiocavernosus. Corpus spongiosum
pada laki-laki diwakili oleh sedikit jaringan erektil yang terletak
dari bulbus vestibuli ke glans clitoridis.
Glans Clitoridis
Glans clitoridis merupakan jaringan erektil kecll yang menutupi

corpus clitoridis. Glans ini mempunyai banyak ujung serabut


sensorik. Sebagian glans clitoridis ditutupi oleh preputium
clitoridis.
Pendarahan, Aliran Limfe,

dan

Persarafan

Pendarahary aliran limfe dan persarafan clitoris mirip dengan


yang terdapat pada penis (lihat Bab 22)

Vestibulares Majores
(Glandula Bartholini)

G landulae

Glandulae vestibulares majores adalah sepasang kelenjar mucosa


kecil yang letaknya tertutup oleh bagian posterior bulbus vestibuli
dan labium majus (Gambar 23-5 dan23-8). Masing-masing glandula
mengalirkan sekretnya ke dalam vestibulum melalui saluran kecil
yang bermuara pada alur di antara hymen dan bagian posterior
labium minus (Gambar 23-7). Giandutae ini menghasilkan cairan
pelumas selama hubungan seksual.

Urethra

Urethra perempuan panjangnya kurang lebih 1,5 inci (3,8


cm). Urethra terbentang dari collum vesicae urinariae sampai
meatus urethrae extemus, di tempat urethra bermuara ke dalam
vestibulum kurang lebih 1 inci (2,5 cm) dibawah clitoris (Gambar
23-6 dan 23-8). Urethra menembus sphincter urethrae dan terletak
tepat di depan vagina. Di samping meatus urethrae externus
terdapat muara kecil dari ductus glandulae paraurethrales. Urethra
dapat dilebarkan dengan mudah.

PERINEUTA, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PERSATINAN

807

mons pubis

ductus glandulae
paraurethralis

frenulum clitoridis
orificium urethrae
hymen

vestibulum
ductus glandulae
vestibularis major

labium minus

labium majus

frenulum labiorum

)(ffi
vrC

Gambar 23-7 A, Vulva. Perhatikan perbedaan bentuk hymen pada gadis (B), perempuan yang pernah berhubungan seks (C),
dan perempuan multipara (D).

Glandulae Paraurethrales

Glandulae paraurethrales yang homolog dengan prostat pada laki-

laki bermuara ke dalam vestibulum melalui ductus-ductus kecil


pada kedua sisi orificium urethrae (Cambar 23-7).

OrificiumVaginae

Orificiumvaginae mempunyailipatan mucosa tipis disebuthymery


yang berlubang ditengahnya. Pendarahan ke hymen masuk pada
posisi pukul 4 dan B (informasi ini dapat membantu jika pasien
datang dengan perdarahan vaglna yang diakibatkan oleh robek
pada saat hubungan seksual).

Sementara setengah bagian bawah vagina terletak di dalam


perineum, setengah bagian atas terletak di atas dasar pelvis, dan
fornix posterior berhubungan dengan excavatio rectouterina
(cavum Douglasi) di dalam cavitas pedtonealis (Gambar 23-6).

Aliran LimfeVulva

Aliran limfe vulva, termasuk sepertiga bagian bawah

vagina

mengalir ke kelompok medial nodi inguinales superficiales.


Hubungan berbagai struktur vulva satu dengan yang lain serta
diaphragma urogenitale diperlihatkan dalam Gambar 23-8.

808

BAB 23

corpus clitoridts
glans clitoridis

crus clitoridis
orificum urethrae
bulbus vestibuli
M. ischiocavernosus
M. bulbospongiosus

lamina inferior fascia


diaphragmatis urogenitalis
(membrana perinealis)

glandula vestibularis
major
corpus perineale
M. transversus
perinei superficialis

M. gluteus maximus

sphincter ani externus

corpus anococcygeum

M. levator ani

Gambar 23-8 Radix dan corpus clitoridis beserta otot-otot perinealis.

Rangsangan seksual pada daerah ini, diperkuat dengan


impuls saraf aferen dari kelenjar mamma dan daerah lainnya.

Ereksi Glitoris
Rangsangan seksual menghasilkan pembesaran jaringan erektil di

dalam clitoris dengan cara yang sama dengan yang terjadi pada
lakilaki.

menimbulkan impuls sensorik klirnaks pada sisiem saraf pusat.


Kemudian impuls berjalan turun melalui medula spinalis mencapai
sistem saraf simpatik (T1-12).

lmpuls saraf yang berlalan ke organa genitalia diduga


meninggalkan medula spinalis dari segmen iumbal satu dan dua di

Orgasme pada Perempuan


Seperti pada laki-laki, rangsangan penglihatan, pendengaran,

dalam serabut-serabutpreganglioniksimpatik.

penciuman, perabaan, dan rangsangan psikis lainnya menimbulkan

lumbalis pertama dan kedua. Serabut lainnya mungkin bersinaps


di dalam ganglia truncus sympathicus bagian lumbal bawah atau
bagian pelvicus. Serabulserabut posganglionik kernudian menuju

intensitas rangsangan seksual. Selama proses ini dinding vagina


menjadi basah oleh lransudasi cairan dari tuniea mucosa yang

Kebanyakan serabut-

serabut ini bersinaps dengan neuron posganglionik di dalam ganglia

mengalami kongesti. Selairr itu, glandula vestibularis major pada

ke otot polos dinding vagina, yang akan berkontraksi secara ritmik.

orificium vaginae mengeluarkan cairan pelumas.

Selain itu, impuls saraf berjalan melalui nervus pudendus (S2, 3,


dan 4) untuk mencapai musculus buibospongiosus dan musculus

Bagian atas vagina yang terletak di rongga pelvis disarafi oleh


plexus hypogastricus dan hanya peka terhadap regangan. Daerah

ostium vaginae, labium minus, dan clitoris sangat peka ierhadap


rabaan dan disarafi oleh nervus iltoinguinalis dan nervus dorsalis
clitoridis.

ischiocavernosus, yang juga mengalami kontraksi ritnrik. pada


banyak perempuan, orgasme tunggal menimbulkan kepuasan
seksual, tetapi pada perempuan lainnya membutuhkan orgasme
berkali-kali unluk merasakan kepuasan.

PERINEUIA, OR6AN GENITALIA FEMININA, D,AN PERSAL/NAN

809

tuberculum genitale

lipatan genital

-+

tonjolan genital
urogenitalis
labium majus

Gambar 23-9 Perkembangan genitalia externa pada perempuan.

Pembentukan Genitalia Externa Perempuan


Pada awal perkembangan, mesenkim embrioniktumbuh di sekeliling

membrana cloaca dan menyebabkan ektoderm yang terdapat di


atasnya menonjol ke atas membentuk tiga tonjolan. Satu tonjolan
timbul di antara membrana cloaca dan funiculus umbilicaiis di garis

tengah dan disebut tuberculum genitale (Gambar 23-9). Kanan


dan kiri dari membrana, timbul tonjolan lain, disebut lipatan genital.
Pada usia 7 minggu, tuberculum genitale memanjang membentuk

glans clitoridis. Pars anterior membrana cloaca, membrana


urogenitalia, kemudian ruptur, sehingga sinus urogenitalis terbuka

ke permukaan. Sel-sel entoderm sinus urogenitalis berproliferasi


dan tumbuh ke arah radix phallus, membentuk lamina urethralis.
Semenlara itu, timbul sepasang tonjolan lateral sekunder, disebut

tonjolan genitalia, yang timbul lateral terhadap lipatan genital.


Pada stadium perkembangan ini, genitalia dari kedua jenis kelamin
identik.

Perubahan pada perempuan tidak seluas perubahan pada


laki-laki. Phailus mengecil dan membentuk clitoris (Gambar 23-9).
Lipatan genital tidak bersatu membentuk urethra seperti pada
laki-laki, tetapi berkembang menjadi labium minus. Labium majus
dibentuk oleh pembesaran tonjolan genital.

Bagian ligamentum latum yang terletak di antara perlekatan


mesovarium dan dinding lateral pelvis disebut ligamentum
suspensorium ovarii (Gambar 23-70).
Ligamentum ovarii proprium, yang merupakan sisa dari
bagian atas gubemaculum, menghubungkan pinggir lateral uterus
dengan ovarium (Gambar 23-10 dan 23-11).

Ovarium biasanya terletak di depan dinding lateral pelvis,


pada lekukan yang disebut fossa ovarica, dibatasi di atas oleh
arteria dan vena iliaca externa serta dibelakang oleh arteria dan
vena iliaca interna (Gambar 23-11). Walaupun demikiary letak
ovarium sangat bervariasi, dan sering ditemukan tergantung ke
bawah di dalam excavatio rectouterina (cavum Douglasi). Selama
kehamilan, uterus yang membesar menarik ovarium ke atas masuk
ke dalam rongga abdomen. Setelah persaiinan, waktu ligamentum
latum relaksasi, ovarium mengambil posisi yang bervariasi di
dalam pelvis.
Ovarium dikelilingi oleh capsula fibrosa tipis, disebut tunica
albuginea. Capsula ini di sebelah luarnya dibungkus oleh iapisan

peritoneum yang mengalami modifikasi disebut epitelium


germinativum. Istilah epitelium germinativum ini salah, karena
lapisan ini tidak menghasilkan ovum. Oogonia berkembang pada
masa janin dari sel benih primordial.
Sebelum pubertas permukaan ovarium 1iciry tetapi setelah
pubertas permukaan ovarium secara progresif berkerut-kerut,
sebagai akibat dari degenerasi corpus luteum yang terus menerus.
Setelah menopause ovarium akan menyusut dan permukaannya
beriubang{ubang dan berparut.

Organa Genitalia lnterna

Ovarium
Lokasi dan Deskripsi

Masing-masing ovarium berbentuk oval, berukuran 1',5 x 0,75


inci (4 x 2 cm), dan dilekatkan pada bagian belakang ligamentum
latum oleh mesovatium (Gambar 23-10).

Fungsi Ovarium
Ovarium merupakan organ yang berfungsi menghasilkan sel benih
perempuan, disebut ovum; dan hormon sex perempuan, oestrogen

dan progesteron, pada perempuan dewasa.

810

BAB 23

A. ovarica

tuba uterina
Iigamentum ovarii proprium

A. V. iliaca
externa

ligamentum latum

M. psoas

fundus

epoophoron

perlekatan
mesovarium

ovanum

peritoneum

membrana
obturatoria

A. uterina
l-(\ 1 .2

"ffi

M. obturator
internus

,r_,

fascia pelvis

fls,'N:

,,

- r ,l'rl

.>'.i.
A

i 'd-:

fascia M obturator internus

M. levator ani

tuba uterina

ovanum

mesovanum
ligamentum
teres uteri

ligamentum
latum

peritoneum
A. uterina

ureter

ramus vaginaiis

Gambar 23-10 A. Potongan coronal pelvls memperlihatkan uterus, ligamentum latum, dan ovarium dexter
dilihat dari
posterior. ovarium sinister dan sebagian tuba uterina sinistra dibuang. B. uterus dilihat
dari lateral. perhatikan struktur-struktur
yang terletak di dalam ligamentum latum. Perhatikan uterus terletak retroversi terhadap
bidang lumen vagina pada kedua
diagram,

Pendarahan

Aliran Limfe

Arteri

Pembuluh limfe ovarium mengikuti arteria ovarica dan mengalir_


kan limfenya ke nodi para-aortici, setinggi vertebra lumbalis I.

Arteria ovarica,berasal dari aorta abdominalis setinggi vertebra


lumbalis satu.
Vena

Persarafan

Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava inferior sedangkan


vena ovarica sinistra bermuara vena renalis sinistra.

Persarafan ovarium berasal


perjalanan arteria ovarica.

dari plexus aorticus dan mengikuti

PER|NEUlvl, ORGAN GENITALIA FEMININA, DAN PERSAT/NAN

811

A. ilica interna
A. uterina
ureter
obturator internus

A. V. iliaca externa
ovarium
ligamentum ovarii proprium

tuba uterina
ligamentum teres uteri
M. levator ani

A. epigastrica inferior

fornix posterior
fornix anterior

Gambar 23-11 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan ovarium, tuba uterina, dan vagina.

Pendarahan, aliran limfe, dan persarafan ovarium berjalan


melalui apertura pelvis superior dan menyilang arteria dan vena
iliaca externa (Gambar 23-10). Pembuluh-pembuluh dan saraf
tersebut mencapai ovarium dengan melewati sisi lateral ligamentum latum yang dikenal dengan nama ligamentum suspensorium
ovarii. Pembuluh-pembuluh dan saraf akhimya masuk ke hilus
ovarii melalui mesovarium. (Bandingkan pendarahan dan aliran
limfe ovarium dengan testis).

Tuba Uterina
Lokasi dan Deskripsi

Kedua tuba uterina, masing-masing panjangnya sekitar 4 inci (10


cm) dan terletak pada pinggir atas ligamentum latum (Gambar
23-10 dan 23-11). Masing-masing tuba menghubungkan cavitas
peritonealis di regio ovarium dengan cavum uteri. Tuba uterina
terbagi menjadi empat bagian:

1. Infundibulum

Pembentukan Ovarium
Kromosom seks perempuan menyebabkan

tubae uterinae adalah ujung lateral tuba


uterina yang berbentuk corong dan menjorok ke luar
ligamentum latum dan terletak di atas ovarium. Ujung
bebasnya berbentuk tonjolan seperti jari-jari dikenal
sebagai fimbriae, yang melingkupl ovarium (Gambar 23-

.
rigi genital

pada

dinding posterior abdomen mensekresikan oestrogen. Terdapatnya

10 dan 23-14).

2. Ampulla tubae uterinae

oestrogen dan tidak adanya testosterone menginduksi pembentukan ovarium dan organ genitalia perempuan lainnya.

merupakan bagian tuba uterina

yang paling luas (Gambar 23-14).

3. Isthmus tubae uterinae merupakan

Tali pita seks yang terdapat di dalam rigi genital mengandung

bagian tuba uterina

yang paling sempit dan terletak tepat lateral terhadap

kelompok-kelompok sel-sel benih primordial. Kelompok-kelompok

uterus (Gambar 23-1,4).


Pars intramuralis merupakan segmen yang menembus
dinding uterus (Gambar 23-14).

ini pecah menjadi kelompok-kelompok sel iregular oleh sel-sel


mesenkim yang berproliferasi (Gambar 23-12). Sel-sel benih
berdiferensiasi menjadi oogonia, dan pada usia 3 bulan, sel-sel
ini mulai mengalami pembelahan mitosis di dalam cortex ovarii
membentuk oosit primer. Oosit primer dikelilingi oleh selapis sel

4.

yang berasal dari pita seks, disebul sel-sel granulosa. Dengan

Fungsi Tuba Uterina

demikian, folikel primer dibentuk, tetapi kemudan banyak yang

Tuba uterina menerima ovum dari ovarium dan merupakan


tempat terjadinya fertilisasi (biasanya di ampulla). Tuba uterina

berdegenerasi. Mesenkim yang mengelilingi folikel membeniuk


stroma ovarium. Hubungan ovarium dengan perkembangan tuba
uterina diperlihatkan dalam Gambar 23-13.

menyediakan makanan untuk ovum yang telah difertilisasi dan


membawanya ke dalam cavum uteri. Tuba uterina juga merupakan
saluran yang dilalui oleh spermatozoa untuk mencapai ovum.

812

BAB 23

epithel selom

-i'{;:;.lt:,

:r.l'* '

!;,i,'

tubulus mesonephros
rigi genital

l'i:

paramesonephros
pita seks

ngr

sel-sel kelamin primordial


folikel primordial
tubulus
mesonephros

-- '._ {

ovarium yang
sedang berkembang
-''

l'r'

gubernaculum

c
ductus
paramesonephros

ductus
mesonephros

ovarium yang sedang berkembang

Gambar 23-12 Pembentukan ovarium serta hubungannya dengan ductus mesonephros dan paramesonephros.

Pendarahan

Arteri

Arteria uterina berasal dari arteria iliaca interna dan arteria


ovarica berasal aorta abdominalis (Gambar 23-14) mendarahi tuba

uterina.
Veno

Pembentukan Tuba Uterina


Pada tahap awal perkembangan, ductus paramesonephros timbul
pada dinding posterior abdomen di sisi lateral mesonephros. Tuba

uterina pada masing-masing sisi dibentuk dari bagtan cranial


vertikal dan medial horizontal ductus paramesonephros (lihat

Vena mengikuti arteri.

Gambar 23-15). Tuba uterina memanjang dan menjadi berkelokkelok, terjadi diferensiasi otot dan tunica mucosa, pembentukan

Aliran Limfe

fimbriae, serta dapat diidentifikasi infundibulum, ampulla, dan


isthmus tubae uterinae.

Pembuluh limfe dari tuba uterina mengikuti arteri yang terkait


dan bermuara ke nodi iliaci interni dan paraaortici.

Uterus
Persarafan

Lokasi dan Deskripsi

Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik dari plexus hypogastricus


inferior mensarafi tuba uterina.

Uterus merupakan organ berongga yang berbentuk buah pir dan


berdinding tebai. Pada orang dewasa muda nullipara, panjang

PERINEUTI, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN PER5,4tlNAN

813

epoophoron

paroophoron
ductus Gartner

Gambar 23-13 Descensus ovarium dan hubungannya dengan tuba uterina dan uterus yang sedang berkembang.

infundibulum

cavum uten

ostium uteri
internum

A. uterina

portio supravaginalis
cervicis
portio vaginalis
cervicis

fornix lateralis
ostlum uteri
externum

Gambar 23-14 A. Bagian tuba uterina dan


uterus. B. Ostium externum cervix; (atas)
nullipara; (bawah) multipara. C. Uterus posisi
anteversi. D. Uterus posisi anteversi dan
antefleksi.

814

BAB 23

ostium
paramesonephros

horizontal

ductus mesonephros

A
ovarium yang
sedang berkembang

B
gabungan ujung bawah
ductus paramesonephros

sinus urogenitalis

ductus mesonephros

ligamentum latum

gabungan ductus paramesonephros

Gambar 23-15 Hubungan ductus mesonephros dan paramesonephros dengan ovarium yang sedang berkembang, A.
Penampang ovarium yang sedang berkembang. B. Ovarium dan ductus tampak anterior. C dan D, Ductus mesonephros dan
paramesonephros pada penampang pelvis. Perhatikan perkembangan ligamentum latum.

uterus 3 inci (8 cm), lebar 2 inci (5 cm), dan tebal 1 inci (2,5 cm).
Uterus dibagi atas fundus, corpus, dan cervix uteri (Gambar 23-

(Gambar 23-14). Rongga cervix, canalis cervicis, berhubungan

Fundus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di atas

di dalam corpus uteri melalui ostium uteri


internum dan dengan vagina melalui ostium uteri externum.
Sebelum melahirkan anak pertama (nullipara), ostium uteri

muara tuba uterina.


Corpus uteri merupakan bagian uterus yang terletak di bawah
muara fuba uterina. Ke arah bawah corpus akan menyempit, yang
berlanjut sebagai cervix uteri. Cervix menembus dinding anterior

externum berbentuk lingkaran. Pada multipara, portio vaginalis


cervicis uteri lebih besar, dan ostium uteri extemum berbentuk
celah transversaf sehingga mempunyai labium anterius dan
labium posterius (Gambar 23-14).

14).

vagina dan dibagi menjadi portio supravaginalis dan portio


vaginalis cervicis uteri.
Cavum uteri berbentuk segitiga pada penampang bidang
coronaf tetapi pada penampang sagital hanya berbentuk celah

dengan rongga

Batas-Batas

Ke anterior: Corpus uteri ke anterior berhubungan dengan


excavatio vesicouterina dan facies superior vesicae (Gambar

PERINEIJI'A, ORGAN GENITALIA FEIAININA, DAN

23-6). Portio supravaginalis cervicis berhubungan dengan


facies superior vesicae. Portio pars vaginalis cervicis berhubungan dengan fornix anterior vaginae.
Ke posterior: Corpus uteri ke posterior berhubungan dengan
excavatio rectouterina (cavum Douglasi) beserta lengkung
ilium atau colon sigmoideum yang ada di rongga ini.

Ke lateral: Corpus uteri ke lateral berhubungan

dengan
ligamentum latum serta arteria dan vena uterina (Gambar 2310). Portio supravaginalis cervicis berhubungan dengan ureter
di tempat ureter berjalan ke depan untuk masuk ke vesica

urinaria. Portio vaginalis cervicis berhubungan dengan fornix


lateralis vaginae. Tuba uterina masuk pada sudut superolateral
uterus, dan ligamentum ovarii proprium serta ligamentum
teres uteri dilekatkan pada uterus sedikit di bawah tempat
ini.

PERSALINAN

815

Portio supravaginalis cervicis uteri dikelilingi oleh fascia


pelvis visceralis, yang pada daerah ini sering disebut sebagai
parametrium. Pada daerah ini arteria uterina disilang oleh ureter
disebelah kanan dan kiri cervix uteri.
Pendarahan

Arteri
Arteri utama vang mendarahi uterus adalah arteria uterina, sebuah
cabang dari arteria iliaca interna. Pembuluh ini mencapai uterus
dengan berjalan ke medial di basis ligamenti lati (Gambar 23-L0).
Arteria uterina menyilang di atas ureter tegak lurus dan mencapai
cervix setinggi ostium internum cervicis (Gambar 23-14). Arteri
kemudianberjalanke atas sepanjang pinggirlateraluterus di dalam
ligamentum latum dan akhimya beranastomosis dengan arteria
ovarica, yang juga mendarahi uterus. Arteria uterina memberikan
sebuah cabang kecil yang berjalan turun untuk mendarahi cervix
dan vagina.

Fungsi Uterus
Uterus berfungsi sebagai tempat untuk menerima, mempertahankan, dan memberi nutrisi ovum yang telah dibuahi.

Vena
Vena uterina mengikuti arteri dan bermuara ke dalam vena iliaca
interna.

Aliran Limfe
Posisi Uterus

Pada sebagian besar perempuan, sumbu panjang uterus


melengkung ke depan terhadap sumbu panjang vagina. Posisi
ini dinamakan anteversi uterus (Gambar 23-74). Selanjutnya,
sumbu panjang corpus uteri melengkung ke depan setinggi
ostium intemum uteri pada sumbu panjang cervix uteri. Posisi
ini dinamakan antefleksi uterus (Gambar 23-14). Jadi pada posisi
berdiri, dengan vesica urinaria dalam keadaan kosong, uterus
terletak hampir pada bidang horizontal.
Pada beberapa perempuary fundus dan corpus uteri melengkung ke belakang terhadap vagina, sehingga uterus terletak di
dalam excavatio rectouterina (car.'um Douglasi). Pada keadaan
ini, uterus dikatakan terletak retroversi. Bila corpus uteri juga
terletak melengkung ke belakang terhadap cervix uteri, posisi ini
dikatakan retrofleksi.

Pembuluh limfe dari fundus uteri menyertai arteria ovarica dan


mengalirkan limfe ke nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis
pertama. Pembuluh dari corpus dan cervix uteri bermuara ke nodi
iliaci interni dan externi. Beberapa pembuluh limfe mengikuti
ligamentum teres uteri di dalam canalis inguinalis dan mengalirkan
limfe ke nodi inguinales superficiales.
Persarafan

Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik berasal

dari

plexus

hypogastricus inf erior.


Penyokong Uterus

Uterus terutama disokong oleh tonus musculus levator ani dan


kondensasi fascia pelvis yang membentuk tiga ligamentum
penting.

Struktur Uterus
Uterus diliputi oleh peritoneum, kecuali di bagian anterior dan
di bawah ostium internum, di tempat ini peritoneum berjalan ke
depan ke atas vesica urinaria. Di iateral, juga terdapat ruangan di
antara tempat lekat lapisan ligamentum 1atum.
Dinding otot, atau myometrium, berdinding tebal dan
dibentuk oleh otot polos yang disokong oleh jaringan ikat.
Tunica mucosa yang meliputi corpus uteri disebut
endometrium. Tunica ini melanjutkan diri ke atas sebagai tunica
mucosa yang meliputi tuba uterina dan ke bawah sebagai tunica
mucosa yang meliputi cervix. Endometrium langsung melekat
pada oto! sehingga tidak menpunyai lapisan submucosa. Dari
pubertas sampai menopause, endometrium mengalami banyak
perubahan selama siklus mentruasi karena bereaksi terhadap
hormon yang dikeluarkan ovarium.

Musculus Levotor Ani dan Corpus PerinLote


Origo dan insersi musculus levator ani diuraikan pada halaman
802. Otot ini membentuk lembaran iebar otot yang terbentang
di dasar cavitas pelvis, dan bersama dengan fascia pelvis yang
terdapat pada permukaan atasnya, menjadi penyokong efektif
viscera pelvis dan menahan tekanan dari intraabdominal berjalan
ke bawah melewati pelvis. Margo medialis pars anterior musculi

levatoris ani dilekatkan pada cervix uteri oleh fascia pelvis


(Cambar 23-16).
Sebagian serabut musculus levator ani mengadakan insersi
pada struktur fibromuskular yang dinamakan corpus perineale
(Gambar 23-6). Struktur ini penting untuk mempertahankan

keutuhan dasar pelvis. Bila corpus perineale rusak selama


persalinan dapat menyebabkan terjadinya prolapsus uteri. Corpqp;

816

BAB 23

peritoneum

lig. transversum cervicis

A. uterina

fornix lateralis

F$
!\'r

M. levator ani

M. obturator internus

fascia M. obturator
internus
membrana obturatoria

diaphragma urogenitale
vagina

Gambar 23-16 Potongan coronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator ani dan ligamentum transversum cervicis
dengan uterus dan vagina. Perhatlkan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dari kondensasi fascia pelvis visceralis.

perineale terletak di dalam perineum di antara vagina dan canalis


analis. Corpus perineale digantungkan ke atas pada dinding pelvis

oleh musculus levator ani, dan dengan demikian menyokong


vagina, dan secara tidak langsung menvokong uterus.

Ligomentum Transversum Cervicis, Ligam entum Pubocervicole,


n Ligam e ntu m Socroce rvicole

Ligamentum Lotum

Ligamenfum latum dan ligamentr-rm teres uteri merupakan


struktr-rr yang longgar, dan uterus dapat tertarik ke atas atau
terdorong ke bawah untuk jarak yang cukup jauh sebelum kedua
ligamentum ini menjadi tegang. Di klinik, kedua ligamentum ini
kurang berperan dalam menyokong uterus.

d a

Ketiga ligamentum ini merupakan kondensasi subperitoneal fascia

pelvis pada permukaan atas musculus levator ani. Ligamentum


ini melekat pada cervix dan lekukan vagina, dan berperan penting
unfuk menyokong uterus dan mempertahankan cervix uteri dalam
prr:isi yang benar (Cambar 23-16 dan23-171.

Ligamentum Transversum cervicis (ligamentum Cardinale):

Ligamentum transversum cervicis merupakan kondensasi

<f

fibromuskular fascia pelvis yang berjalan menuju cervix dan


ujung atas vagina dari dinding lateral pelvis.
LigamentumPubocervicale:ligamentumpubocervicaleterdiri
atas dua jaringan ikat kuat yang berjalan menuju ke cervix dari
facies posterior os pubis. Ligamentum ini terletak di kanan
dan kiri collum vesicae urinariae, dan sebagian ligamentum
ini menyokong vesica urinaria (ligamentum pubovesicale).

) Ligamentum Sacrocervicale: ligamentum

Ligamentum teres uteri, yang merupakan sisa setengah bagian


bawah gubernaculum, terbentang dari sudut superolateral uterus,

melewati anuius inguinalis profundus, dan canalis inguinalis,


menuju ke jaringan subcutan labium majus (Gambar 23-11).
Ligamentum ini membantu mempertahankan uterus dalam posisi
anteversi (miring ke depan) dan antefleksi (melengkung ke depan),
tetapi sangat teregang selama kehamilan.

Uterus pada Anak-Anak

Fundus dan corpus uteri tetap kecil sampai pubertas, kemudian


membesar dengan cepat karena pengaruh hormon oestrogen yang
disekresi oleh ovarium.

sacrocervicale

terdiri atas dua pita fibromuskular kuat fascia pelvis yang


berjalan menuju ke cervix dan ujung atas vagina dari ujung
bawah sacrum. Ligamenfum ini membentuk dua rigi, masingmasing pada kanan dan kiri excavatio rectouterina (cavum
Douglasi).

Ligomentum leres Uteri

Uterus Setelah l'lenopause


Setelah menopause, uterus mengalami atrofi, menjadi kecil, dan
kurang vaskular. Perubahan ini terjadi karena ovarium tidak lagi
menghasilkan oestrogen dan progesteron.

PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEIilININA, DAN PERSALINAN

ligamentum transversum
cervicis

/
/

ligamentum sacrocervic

ligamentum
sacrocervicale

1*
Gambar

23-U

Ligamenta yang menyokong uterus. A. Dilihat dari bawah. B. Dilihat dari lateral. Ligamenta ini dibentuk dari

fascia pelvis visceralis.

Pembentukan Uterus
Uterus berasal dari gabungan bagian vertikal ductus paramesonephros (Gambar 23-19); tempat sudut gabungannya menjadi

lmplantasi Ovum yang Telah Difertilisasi di


Uterus
Blastokista sampai

ke uterus di antara hari keempat sampai

kubah cembung dan membentuk fundus uteri. Gabungan antara

kesembilan setelah ovulasi. Umumnya implanlasi terjadi di dalam

ductus pada mulanya tidak lengkap, terdapat septum di antara

endometrium corpus uteri, paling sering pada bailian atas dinding

lumennya. Kemudian, septum menghilang sehingga terbentuk satu

posterior dekat garis tengah (Gambar 23-20). Sebagai akibat kerja

rongga. Bagian atas rongga membenluk ruangan unluk corpus dan

enzim pada epithelium uterus oleh trophoblast mudigah, blastokista

cervix uteri. l\,4iometrium dibentuk dari mesenkim di sekitarnya.

terbenam di bawah permukaan epithelium dan menjadi tertanam di


dalam stroma uterus pada hari ke 11 atau 12.

818

BAB 23

Pembentukan Placenta

margo
costalis

Placenta adalah organ yang membawa respirasi, eksresi, dan


nutrisi untuk embrio, dan placenta selesai dibentuk dalam bulan
keempat. Pembentukan placenta merupakan proses yang rumit
dan pada dasarnya organ ini dibentuk oleh simbiosis ibu dan anak
dan terdiri dari pars fetalis dan pars maternalis.

Pars feiilis dibentuk sebagai berikut. Trophoblast menjadi

e-

umbilicus

stru ktu r yang sa ngat berkembang, dengan vi

ll i

yang terus mengerosi

dan penetrasi lebih dalam di dalam endometrium. Timbul ruang

7b

crista
iliaca

sG

besar tidak beraturan, drkenal sebagai lacunae, yang mulai terisi


dengan darah ibu. Pada pusat setiap villus terdapat jarinoan ikat
yang berisi pembuluh darah janin yang akhirnya beranastomosis

satu dengan yang lain dan bergabung membentuk funiculus


umbilicalis (Gambar 23-21).

4A

Pars maternalis berkembang sebagai berikut.

Dibawah

pengaruh progesteron yang pada awalnya disekresi oleh corpus


luteum dan kemudian oleh placenta sendiri, endometrium menladi

sangat tebal dan dikenal sebagai decidua. Banyak daerah


decidua yang mengalami pelubangan oleh invasi villi trophoblast
untuk membentuk spatium interuillum. Pembuluh darah maternal

terbuka ke dalam spatium sehingga dengan demikian permukaan


luar villi dari pars fetal placentae menjadi basah oleh darah yang

Gambar 23-18 Tinggi fundus uteri pada berbagai bulan kehamilan.

kaya oksigen (Gambar 23-2

).

tuba utenna
tuba uterina

lamina vaginae

sinovaginalis
fundus uteri
lamina vaginae

corpus uteri
cervix uteri

hymen
glandula vestibularis
labium minus
fornix lateralrs
vaginae

sinus urogenitalis
Gambar 23-19 Pembentukan tuba uterina, uterus, dan vagina.

PERINEUTA, ORGAN GENITALIAFETIININA,

DAN

PERSALINAN

819

kurang lebih 1 pon (500 gram). Pinggir placenta tipis, di tempat itu

decidua basalis

placenta berlanjut dengan membrana fetalis (Gambar 23-22).


Pinggir luar atau maternal, permukaan placenta bagian dalam

decidua capsularis

kasar pada palpasi, berwarna merah gelap, dan mengeluarkan


darah dari pembuluh darah maternal yang robek.

decidua parielalis

Pinggir dalam atau fetal, permukaannya halus dan mengkilap

cervix uteri

serta pinggirnya tingg oleh adanya vasa umbilicalis, yang menyebar

sumbat mucosa
cervicalis

dari perlekatan funiculus umbilicalis dekat pusat placenta.

Membrana fetalis (lihat Gambar 19-19 dan 19-20), yang


meliputi dan membungkus cairan amnion, berlanjut pada pinggir
placenta. l\rlembrana ini adalah amnion, chorion, dan se.jumlah
kecil decidua maternal yang melekat.

Vagina
Lokasi dan Deskripsi
Vagina adalah saluran otot yang terbentang ke atas dan belakang
dari vulva ke uterus (Gambar 23-6). Panjang vagina lebih kurang

inci (8 cm) dan mempunyai dinding anterior dan posterior, yang


dalam keadaan normal terletak berhadapan. Pada ujung atasnya
dinding anterior ditembus oleh cervix, yang menonjol ke bawah
dan belakang vagina. Perlu diingat bahwa setengah bagian atas
vagina terletak di atas dasar panggul dan setengah bagian bawah
terletak di dalam perineum (Gambar 23-6 dan 23-1.6). Daerah
lumen vagina yang mengelilingi cervix dibagi atas empat daerah
atau fornix: fornix anterior, posterior, lateralis dexter, dan lateralis
sinister. Orificum vaginae pada perempuan yang masih perawan
mempunyai selapis tipis lipatan mucosa disebut hymen, yang
mempunyai lubang ditengahnya. Setelah melahirkan biasanya
hymen hanya tinggal rumbai-rumbai.

decidua basalis

funiculus umbilicalis
bergabungnya decidua
capsularis dengan
decidua parietalis
cavum amnron
decidua capsularis

Batas-Batas

Gambar 23-20 Penampang sagital uterus memperlihatkan hasil


pembuahan yang berkembang di dalam cavum uteri. Ketiga daerah decidua
yang berbeda dapat dikenali. Pada usia 16 minggu, cavum uteri ditutup
oleh penyatuan decidua capsularis dengan decidua parietalis.

Pada bulan keempat kehamilan, placenta merupakan organ

yang telah berkembang baik. Dengan berlanjutnya kehamilan,


placenta menjadi lebih besar dan lebih tebal. Placenta melekat
pada sepertiga permukaan dalam uterus.

Ke anterior: Di atas vagina berdekatan dengan vesica urinaria


dan di bawah berdekatan dengan urethra (Cambar 23-6).
Ke posterior: Dua pertiga bagian atas vagina berdekatan
dengan excavatio rectouterina (cavum douglasi) dan sepertiga
bagian tengah dengan ampuila recti. Sepertiga bagian bawah
berdekatan dengan corpus perineale, yang memisahkan vagina
dari canalis analis (Gambar 23-6).
Ke lateral: Pada bagian atas, vagina berbatasan dengan ureter;
bagian tengah berbatasan dengan serabut-serabut anterior
musculus levator ani, pada waktu serabut serabut iniberjalanke
belakang menuju corpus perineale dan melengkung di sekitar
junctura anorectalis (Gambar 23-10 dan 23-16). Kontraksi
serabut musculus levator ani menekan dinding vagina satu
dengan yang lain. Pada bagian bawah, vagina berbatasan
dengan diaphragma urogenitale dan bulbus vestibuli.

Pada persalinan, beberapa menit setelah bayi lahir, placenfa


lepas dari dinding uterus dan dikeluarkan dari cavum uleri sebagai

akibat dari koniraksi otot uterus. Garis pemisahan terjadi pada


lamina spongiosa decidua (Gambar 23-21).

Fungsi Vagina

Penampilan Umum Placenta Saat Lahir

Vagina tidak hanya sebagai saluran kelamin pada perempuan,

Pada kehamilan cukup umur, placenta mempunyai konsistensi

tetapi juga merupakan saluran ekskresi untuk menstruasi dan

seperti spons. Placenta pipih dan melingkar, dengan diameter lebih

membentuk sebagian dari jalan lahir.

kurang 8 inci (20 cm) dengan tebal sekitar 1 inci (2.5 cm), dan berat

820

BAB 23

: .,

l..ri.
. lamina

KOTILEDON

''; .r' ..."] :: .

lamina spiongiosa
.,,

','.

<zona

Aa.uterinae

basalis

. ii.

:',

, :l'..-

pemis

amnton

ruang antarvillus terisi


dengan darah ibu

sitotrofoblas

V umbilicalis

Aa. umbilicales
funiculus umbilicalis

Gambar 23-21 Potongan melalui placenta memperlihatkan pars maternalis (afas) dan pars fetalis (bawah). Perhatikan pars
maternalis terbagi menjadi lamina basalis, lamina spongiosa, dan lamina compacta. Garis utuh tebal di dalam lamina spongiosa
menunjukkan tempat di mana terjadi pemisahan antara pars maternalis dan pars fetal placenta selama stadium ketiga
persalinan.

Pendarahan

Vena

Arteri

Venae vaginae membentuk sebuah plexus venosus


vagina dan bermuara ke vena iliaca interna.

Arteria vaginalis, cabang dari arteria iliaca interna dan ramus


vaginalis arteriae uterinae.

di sekeliling

PERINEUlvl, ORGAN GENITALIA FElvllNlNA, DAN PERS.AtlNAN

funiculus umbilicalis
(panjang 20 inci)

821

decidua basalis dibuang


untuk memperlihatkan villi
chorionic dan septa placenta
yang terdapat di bawahnya

kotiledon

Gambar 23-22 Placenta cukup umur terlihat dari facies fetal (A) dan dari facies maternal (B).

Aliran Limfe
Pembuluh limfe dari sepertiga bagian atas vagina bermuara ke
nodi iliaci externi dan interni, dari sepertiga bagian tengah vagina
ke nodi iliaci intemi, dan dari sepertiga bagian bawah vagina ke
nodr inguinales superficiales.

cervicale. Struktur-struktur ini dilekatkan ke dinding vagina


oleh fascia pelvis (Gambar 23-76 dan23-77).
Bagian lengah vagina disokong oleh diaphragma urogenitale
(Cambar 23-16).

Bagian bawah vagina, terutama dinding posterior disokong


oleh corpus perineale (Gambar 23-6).

Persarafan

Nervus yang mensarafi vagina berasal dari plexus hypogastricus


inferior.

Pembentukan Vagina
Penyokong Vagina

Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani dan


ligamentum transversum cervicis, pubocervicale, dan sacro-

Vagina berkembanq dari dinding sinus urogenitalis (Gambar 231

9). Gabungan ujung bawah ductus paramesonephros membentuk

corpus dan cervix uteri, dan begitu ujung padat gabungan ductus

822

BA,B 23

mencapai dinding posterior sinus urogenitalis, timbul dua tonjolan

Epoophorory struktur vestigial yang terletak pada ligamentum


1atum di atas perlekatan mesovarium. Struktur ini merupakan
sisa dari mesonephros (Gambar 23-10).

keluar dari sinus, disebut bulbus sinovaginalis. Sel-sel bulbus


sinovaginalis berproliferasr dengan cepat dan membentuk lamina

Paroophoron juga merupakan struktur vestigial yang terletak


pada ligamentum latum tepat lateral terhadap uterus. Struktur
ini merupakan sisa dari mesonephros (Gambar 23-10).

vaginae. Lamina vaginae menebal dan meman.iang serta meluas


di sekeliling gabungan ujung padat ductus paramesonephros.
Kemudian, lamina mengalami kanalisasi seluruhnya dan fornix
vaginae terbentuk.

PENAMPANG ANATOMI

MELINTANG

Fascia PelvisVisceralis

PELVIS

Fascia pelvis visceralis diuraikan pada halaman 805. Fascia


ini menutupi dan menyokong viscera pelvis serta mengalami

kondensasi untuk membentuk ligamentum pubocervicale,


transversum cervicis, dan sacrocervicale (Gambar 23-17). Fascia
pelvis visceralis berjalan ke bawah melanjutkan diri dengan fascia
yang meliputi permukaan atas musculus levator ani dan musculus
coccygeus dan pada dinding pelvis melanjutkan diri dengan fascia
pelvis parietalis.

Untuk membantu mengintepretasikan CT scan pelvis, mahasiswa


sebaiknya mempelajari potongan melintang pelvis berlabel seperti
diperlihatkan pada Gambar 23-23 dan23-24.

ANATOMI RADIOGRAFI
PELV!S PERFMPUAN

Peritoneum

Peritoneum paling baik dipelajari dengan penelusuran di sekitar


pelvis pada bidang sagital (Gambar 23-6).
Peritoneum berjalan ke bawah dari dinding anterior abdomen
menuju ke facies superior vesica urinaria. Kemudian, peritoneum
berjalan langsung ke facies anterior uterus, setinggi ostium
internum. Sekarang peritoneum berjalan ke atas melewati facies
anterior corpus dan fundus uteri, kemudian turun ke bawah di atas
facies posterior uterus. Peritoneum terus ke bawah dan meliputi
bagian atas facies posterior vagina, di tempat ini peritoneum

membentuk dinding anterior excavatio rectouterina (cavum


Douglasi). Peritoneum kemudian melipat di depan rectum seperti

Gambaran radiografik tulang pelvis perempuan diperlihatkan


dalam Gambar 23-25 dan 23-26. Pemasrtkan sediaan yodium cair
melalui ostium externauterimemungkinkanlumencanalis cervicis,
cavum uteri, dan berbagai bagian tuba uterina dapat dilihat
(Gamb ar 23-27). Tindakan ini dikenal sebagai histerosalpingografi .
Utuhnya strutur-struktur ini dapat diketahui dengan masuknya
sebagian zat radiopak ke dalam cavitas peritonealis.
Sonogram pelvis perempuan memperlihatkan uterus dan
vagina (Gambar 23-28,23-29, dan 23-30).

ANATSM! PERHUKAAN

pada pria.
Pada perempuan, bagian paling bawah cavitas peritonealis
abdominopelvica pada posisi berdiri adalah excavatio rectouterina.

Ligamentum Latum
Ligamentum latum adalah lipatan ganda peritoneum yang
terbentang melewati cavitas pelvis dari pinggir lateral uterus ke
dinding lateral pelvis (Gambar 23-10). Ke arah superior, lipatan
ganda ini terus berlanjut dan membentuk ujung atas yang bebas. Ke

inferior, pada dasar ligamentum, lapisan memisahkan diri untuk


meliputi dasar pelvis. Ovarium melekat pada lapisan posterior
melalui mesovarium. Bagian ligamentum latum yang terletak
lateral terhadap perlekatan mesovarium membentuk ligamentum
suspensorium ovarii. Bagian ligamentum latum yang terletak di
antara tuba uterina dan mesovarium disebut mesosalpinx.
Pada basis ligamenti 1ati, arteria uterina menyilang ureter
(Gambar 23-10 dan23-76). Setiap ligamentum latum berisi:
l) Tuba uterina pada pinggir atas sisi bebasnya.
I Ligamentum ovarii proprium dan ligamentum teres uteri.
Kedua ligamenta ini merupakan sisa dari gubemaculum.

Penanda Tulang
Perineum, jika dilihat dari bawah dengan paha dalam keadaan
abduksi (Gambar 23-2), berbentuk wajik dan dibatasi ke anterior
oleh symphisis pubis, ke posterior oleh ujung os coccygis, dan ke
lateral oleh tuber ichiadicum.

Symphisis Pubis

Symphisis pubis adalah articulatio cartilaginosa yang terletak


di garis tengah di antara corpus ossis pubis (Gambar 23-31).
Symphisis teraba sebagai struktur padat di bawah kulit di garis
tengah pada ujung bawah dinding anterior abdomen.

Os Coccygis

Arteria dan vena uterina serta arteria dan vena ovarica,

inferior dan ujung os coccygis dapat diraba di celah antara


bokong kurang lebih 1 inci (2.5 cm) di belakang anus (Gambar

pembuluh limfe, dan nervus.

/J-Z).

Facies

PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FEI'AININA, DAN PERSAL/NAN

anterior

823

sinistra

Gambar 23-23 A. Potongan melintang pelvis laki-laki dilihat dari atas. B. Potongan melintang pelvis perempuan dilihat dari
bawah.

Tuber lschiadicum

Tuber ischiadicum dapat diraba pada bagian bawah bokong


(Gambar 23-32). Pada posisi berdiri, tuberositas dilapisi oleh
musculus gluteus maximus. Pada posisi duduk, tuber ischiadicum
muncul dari bawah pinggir bawah musculus gluteus nraximus
dan menyokong berat badan.

Vulva
E

Mons Pubis

Mons pubis merupakan peninggian kuit yang bulat, berambut,


dan ditemukan di anterior pubis (Cambar 23-32). Rambut pubis

824

BAB 23

M. rectus abdominis

anterior

intestinum tenue

M. iliacus
ilium

M. psoas

dextra

ureter

sacrum

M. gluteus

posterior

foramina

sacralia

A. V. iliaca
externa

Gambar 23-24 CT-scan pelvis dengan barium meal dan pyelografi intravena. Perhatikan adanya materi
radiopak di dalam intestinum tenue dan ureter dexter. Potongan ini dilihat dari bawah.

Gambar 23-25 Radiografi anteroposterior pelvis perempuan dewasa.

PERINEUM, ORGAN GENITALIA FETAININA, D,AN PERSAL/N,AN

processus articular!s
crista iliaca

processus transversus
vertebrae lumbalis V

spina iliaca

anterior
superior

spina iliaca
anterior inferior

articulatio
sacroiliaca

acetabulum
foramina
sacralia
anteriora

collum femoris

trochanter major

ramus supeflor

ossis pubis

tuber
ischiadicum

obturatum

trochanter

garis Shenton

minor

Gambar 23-26 Penggambaran diagram radiografi pelvis pada Gambar 23-25.

825

826

BAB 23

anterior

Gambar 23-28 Sonogram longitudinal pelvis


perempuan memperlihatkan uterus, vagina, dan
vesica urinaria. (Atas izin Dr.M.C.Hill.)

anterior

posterior

Gambar 23-29 Sonogram transversal pelvis perempuan setelah kecelakaan lalu lintas, hepar mengalami laserasi dan darah mengalir masuk
kedalam cavitas peritonealis. Vesica urinaria (81), corpus uteri (lJ), dan ligamentum latum (panah putih) ditunjukkan. Perhatikan adanya darah
(daerah gelap) di dalam excavatio uterovesicalis (UVP) dan cavum Douglasi (PD). (Atas izin Dr. Leslie Scoutt.)

PERINEUAA, ORGAN GENITALIA FE/AININA, DAN PERSALINAN

Gambar23-30 Sonogram longitudinal uterus kehamilan 11 minggu memperlihatkan kantong kehamilan intrauteri
(panah hitam) dan rongga amnion (.4Q yang terisi cairan amnion; janin terlihat dalam potongan longitudinal dengan
kepala (H) dan coccygis (O dapat dilihat dengan jelas. Myometrium (M), uterus dapat diidentifikasi. (Atas izin Dr.
Leslie Scoutt.)

mons pubis
memperlihatkan
distribusi rambut
pubis pada
perempuan

spina iliaca
anterior
superior
tempat
ligamentum
inguinale

tuberculum
pubicum

Gambar 23-31 Pelvis perempuan berusia 29 tahun, dilihat dari depan

828

BAB 23

pada perempuan mempunyai pinggir superior horizontal yang


jelas, sedangkan pada laki-laki rambut pubis dapat meiuas ke atas
sampai ke umbilicus.

Labium Majus

OrificiumVaginae

Pada gadis orificium vaginae dilindungi oleh lipatan tipis mucosa


yang dinamakan hymer; vang berlubang ditengahnya (Gambar
23-7). Pada coitus pertama, hymen robek, biasanya di daerah

posterior atau posterolateral, dan setelah melahirkan hanya

Labium majus merupakan lipatan kulit lunak berambu! meluas


ke posterior dari mons pubis dan bersatu di posterior pada garis
tengah (Gambar 23-32).

beberapa bagian hymen yang tertinggal (Gambar 23-7).

Labium Minus

Dua buah lipatan kulit kecil lunak tidak berambut terletak


di antara labium majus (Gambar 23-32). Ujung posteriornya
bersatu membentuk lipatan tajam, frenulum labiorum pudendi.

Di anterior, labium minus terpisah untuk menutupi clitoris,


membentuk preputium di anterior dan frenulum di posterior
(Gambar 23-32).

Muara-Muara Ductus Glandulae


Vestibularis Major (Glandula
Bartholini)

Terdapat beberapa lubang kecil pada setiap sisi pada alur di antara
hymen dan bagian posterior labium minus (Garnbar 23-7).

Clitoris

Clitoris terletak pada apex anterior vestibulum vaginae (Gambar


23-7 dan23-32). Glans clitoridis sebagian tertutup oleh preputium.

Vestibulum

Vestibulum merupakan daerah lunak berbentuk segitiga yang


dibatasi di sebelah lateral oleh labium minus, dengan clitoris pada
apexnya dan frenulum pada basisnya (Gambar 23-7).

Meatus Urethrae Externus

Urethra bermuara ke dalam vestibulum pada meatus externus.


Meatus ini kurang lebih 1 inci (2.5 cm) di bawah clitoris (Gambar
23-32).

mons pubis

rambut pubis

labium majus

labium minus

orificium vaginae

frenulum
-.ri

:-ir,il

tempat tubei.;
ischiadicr-rqr

Gambar 23-32 Perineum perempuan usia 25 tahun, tampak inferior. A. Dengan kedua labia.

PERINEUIA, ORGAN GENITALIA FETAININA,, DAN PERSALINAN

829

F,r;'

lrl

.i.
,f

preputium
clitoridis

labium majus
meatus
ureihrae
externus

labium minus

frenu.lum

dinding anterior
vagina
pertemuan
labium majus

Gambar 23-32 (Lanjutan) B. Dengan labium terbuka.

C.

Pertanyaan Filihan Ganda

Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan vena

iliaca externa dan di belakang oleh arteria dan vena iliaca


Pilihlah satu jawaban yang PALING

1.

interna.

TEPAT.

D. Arteria ovarica sinistra merupakan

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk uterus, kecuali:

A.

Fundus uteri adalah bagian uterus yang terletak di atas


muara fuba uterina.

B. Sumbu panjang uterus biasanya menekuk ke

depan

terhadap sumbu panjang vagina (anteversi).

C.
D.

Persarafan uterus berasal dari plexus hypogastricus


inferior.
Facies anterior cervicis diliputi seluruhnya oleh peritoneum.

E.
2.

Vena uterina bermuara ke vena iliaca intema.

Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium,


kecuali:
A. Cairan limfenya dialirkan ke nodi paraaortici (lumbalis)
setinggi vertebra lumbalis pertama.
B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium
sampai ujung atas dinding lateral pelvis.

cabang dari arteria

iliaca interna sinistra.

E.
3.

Nerr.'us obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.

Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk vagina,


kecuali:
A. Daerah iumen vagina di sekitar cervix dibagi dalam 4

fomix.

B.
C.
D.
E.

Bagian atas vagina tidak dilapisi oleh peritoneum.


Corpus perineale terletak posterior dan menyokong bagian
bawah vagina.

Bagian atas vagina disokong oleh musculus levator ani


dan ligamentum transversum cervicis.
Dinding vagina menerima sebuah cabang dari arteria
uterina

830
4.

BAB 23

Pemyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk fascia pelvis


visceralis pada perempuan, kecuali:

A. Di daerah cervix uteri disebut parametrium.


B. Dianggap membentuk ligamentum pubocervicale, transversum cervicis, dan sacrocervicale uterus.
C. Menutupi musculus obturator internus.
D. Tidak dilanjutkan ke atas dengan fascia transversalis.
E.

C.
D.
E.

Fascia Collesi (lamina membranosa fascia superficialis)

Sphincter urethrae

Fascia pelvis parietalis yang menutupi facies superior


musculus sphincter urethrae.

Pertanyaan Melengkapi

Pada dinding lateral pelvis, bergabung dengan fascia


pelvis parietalis.

Pilih satu jawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi setiap


pernlataan.

5.

ini benar untuk pelvis, kecuali:


Os Ilium, os ischium, dan os pubis merupakan tulangtulang terpisah yang bersatu membentuk os coxae pada
usia 25 tahun.
Tipe platipeloid terdapat pada sekitar 2% perempuan.
Ukuran pelvis externa kurang penting dalam menentukan
apakah terdapat disproporsional di antara kepala janin
dan ukuran pintu atas panggul.
Pintu bawah panggul dibentuk di anterior oleh symphisis
pubis, di lateral oleh tuber ichiadicum dan ligamentum
sacrotuberosum, dan di posterior oleh os coccygis.
Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih rata pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki.

Semua pemyataan di bawah

A.
B.
C.
D.
E.

Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk otot dan


fascia di dalam pelvis, kecuali:
A. Musculus levator ani disarafi oleh ramus perinealis nervi
sacralis [V dan dari ramus perinealis nervi pudendi.
B. Di dalam rongga pelvis, fascia terbagi atas lapisan
pa rietalis dan visceralis.

C. Musculus iliococrygeus berasal dari fascia


D.
E.
7.

musculus
obturator intemus yang menebal.
Diaphragma pelvis kuat dan tidak berlubang.
Lapisan visceral fascia pelvis membentuk ligamentum
penting yang membantu menyokong uterus.

Semua pemyataan

di bawah ini benar untuk

urethra

perempuan, kecuali:
A. Terletak tepat di anterior vagina.

B. Orificium
C.
D.
E.

urethrae externum terletak kira-kira 2 inci (5

cm) dari clitoris.


Panjangnya kira-kira 1,5 inci (3,75 cm).
Menembus diaphragma urogenitale.

Struktur-struktur berikut ini dapat diraba pada pemeriksaan

A.
B.
C.
D.
E.

kecuali:

E. Nodi presacrales.
11. Infeksi akut orificium vaginae umumnya menyebar via
pembuluh limfe ke:
A. Keiompok medial pars horizontal nodi inguinales
superficiales.

B. Nodi iliaci intemi.


C. Nodi iliaci intemi dan externi.
D. Kelompok vertikal nodi inguinales superficiales.
E. Bukan salah satu di atas.
12. Arteria ovarica sinistra berasal dari:
A. Arteria iliaca externa.
B. Arteria iliaca intema.
C. Arteria renalis sinistra.
D. Arteria mesenterica inferior.
E. Aorta abdominalis.
13. Vena ovarica dextra bermuara ke:
A. Vena iliaca interna dextra.
B. Vena cava inferior.
C. Vena mesenterica in{erior.

D.
E.

Berjalan lurus dan hanya dirasakan sedikit resistensi bila


kateter dimasukkan melalui sphincter urethrae.

vaginal,

10. Carcinoma cervix uteri umumnya menyebar lewat pembuluh


limfe ke:
A. Nodi iliaci extemi.
B. Nodi iliaci interni.
C. Nodi inguinales superficiales.
D. Nodi iliaci interni dan externi.

Colon sigmoideum
Ureter
Corpus Perineale

Vena iliaca extema dextra.


Vena renalis dextra.

14. Pada hampir kebanyakan perempuary posisi anatomi uterus


jika vesica urinaria kosong adalah:

A.
B.
C.
D.
E.

Retroversi.

Anteversi.
Antefleksi.
Anteversi dan antefleksi.
Retrofleksi.

Spina ischiadica
Linea iliopectinea

Diaphragma urogenitale dibentuk oleh struktur di bawah ini,


kecuali:
A. Musculus transversus perinea profundus
B. Membrana perinei

15. Uterus mendapat pendarahan dari:


A. Arteria vesicalis super.ior
B. Arteria rectalis media
C. Arteria ovarica
D. Arteria uterina
E. Arteria uterina dan ovarica

PERINEIJMI,ORGANGENITALIAFEAAININA,DANPERSALINAN 831

D.

Pada perempuan dengan kanker ovarium, sebaiknya memeriksa:

A. Cavitas peritonealis untuk mencari adanya

cairan

E.

(ascites).

B.
C.
D.
E.

Nodi inguinales superficiales.


Nodi paraaortici setinggi vertebra lumbalis Pertama.
Nodi iliaci externi.
Nodi paraaortici dan bukti adanya cairan peritoneum

21. Proses orgasme pada perempuan tergantung sebagian pada:


A. Kontraksi otot polos di dinding vagina sebagai respon
terhadap aktivitas persarafan parasimpatik.

B. Kontraksi musculus bulbospongiosus sebagai respon

berlebihan (ascites).
17. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi) dapat dengan mudah
dicapai dengan insisi melalui:
A. Fonix posterior vaginae.
B. Fomix anterior vaginae.
C. Dinding anterior rectum.
D. Fornix lateral vaginae.
E. Dinding posterior cavum corporis uterii.
18. Apertura pelvis inferior dibatasi ke posterior oleh os coccygis,
ke lateral oleh ligamentum sacrotuberosum dan .... ......... . . ....,
dan ke anterior oleh arcus pubis.

A.
B.
C.
D.
E.

spina ischiadica

Musculus piriformis
tuber ischiadicum
membrana perinei
foramen obfuratorium

terhadap serabut saraf simpatik.


ischiocavemosus sebagai jawaban
terhadap aktivitas nervus pudendus.
Stimulasi clitoris, yang disarafi oleh nervus obfuratorius
Stimulasi labium minus, yari9 disarafi oleh nervus
obfuratorius.

C. Kontraksi musculus
D.
E.

22. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi):


A. Dibentuk oleh fascia pelvis parietalis.
B. Umumnya berisi lengkung jeiunum.
C. Terletak anterior terhadap vagina.
D. Terletak posterior terhadap fornix vaginae dan corpus
uteri.
E. Bukan bagian cavitas peritonealis perempuan yang paling
rendah pada saat berdiri.

Pertanyaan Pilihan Ganda

19. Diaphragma pelvis dibentuk oleh ...,............... dan musculus


coccygeus serta fascia yang menutupinya.

A. piriformis
B. levator ani
C. Musculus transversus
D. membrana perinei
E. sphincter urethrae

Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter


fronto-occipital menjadi terletak anteroposterior dengan
os frontale terletak posterior.
Menghambat proses melahirkan.

Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

23. Struktur yarrg menyokong uterus,secara langsung atau tidak


langsung, dilakukan oleh struktur berikut ini, kecuali:

A.
B.
C.
D.
E.

perinei profundus

20. Pada stadium dua persalinan, bentuk corong dari dasar pelvis

Corpus perineale
Mesosalphirrx

Ligamentum transversum cervicis (cardinale)


Musculus Ievator ani
Ligamentumpubocervicale

cenderung:

A.
B.
C.

Menjadi rata.
Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter
fronto-occipital menjadi terletak dalam posisi melintang.
Menyebabkan kepala bayi berputar sehingga diameter
fronto-occipital menjadi terletak anteropostedor dengan
os occipitale terletak posterior.

1. D yang tidak benar. Permukaan antedor cervix

24. Ligamentum latum berisi struktur di bawah ini, kecuali:


A. Ligamentum ovarii proprium
B. Arteria uterina
' C. Ligamentum teres uteri
D. Tuba uterina
E. Ureter

terletak
berhubungan langsung dengan permukaan posterior vesica
urinaria, dan tidak ada peritoneum yang memisahkan kedua
struktur ini (Gambar 23-6).

J.

2. D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra

4.

merupakan cabang dari aorta abdominalis setinggi vertebra


lumbalis pertama.

B yang tidak benar. Sepertiga bagian atas dinding posterior

vagina ditutupi oleh peritoneum (Gambar 23-6) dan


dihubungkan dengan excavatio rectouterina (cal'um
Douglasi).
C yang tidak benar. Musculus obturator intemus

ditutupi oleh

lapisan parietalis fascia pelvis dan disebut fascia obturatoria


intema (Gambar23-5).

832

BAB23

5. A y*g tidak

benar. Pada pubertas, tiga tulang terpisa[ os


ilium, os ischium, dan os pubis bergabung menjadi satu

15.

E yang benar. Uterus mendapat

pendarahan dari arteria

uterina dan ovarica (Gamb ar 23-74).

membentuk os coxae, yang besar dan irregular

5. D

yang tidak benar. Diaphragma pelvis merupakan corong


lapisan muscular dibentuk oleh musculus levator ani dan
musculus coccygeus beserta fascia yang menutupinya.
Fungsi diaphragma pelvis untuk menyokong viscera pelvis.
Diaphragma pelvis tidak utuh di anterior, membentuk lubang
untuk lewatnya urethra pada laki-laki dan urethra dan vagina
pada perempuan (Gambar 23-4).

15. E yang benar. Perempuan dengan kanker ovarium, sebaiknya


dilakukan pemeriksaan nodi paraaortici dan mencari tandatanda adanya cairan peritoneal yang berlebihan (ascites).
17. A.yangbenar. Excavatio rectouterina (cavum Douglasi) dapat

diinsisi dengan mudah melalui fornix posterior

18.

7.

B yang tidak benar. Urethra perempuan bermuara ke dalam


vestibulum pada meatus urethrae externus kurang lebih satu
incl (2.5 cm) di bawah clitoris (Gambar 23-32).

8. E y*g tidak benar. Linea iliopectinea terletak pada


pinggir pintu masuk pelvis dan tidak dapat diperiksa pada

19. B yang benar. Diaphragma pelvis dibentuk oleh musculus


levator ani dan coccygeus beserta fascia yang menufupinya
(Gambar 23-4).

C yang tidak benar. Fascia Collesi (iamina membranosa fascia

superficialis) tidak membentuk diaphragma urogenitale;


fascia ini sangat superficial dan terletak tepat di bawah kulit

20. D yang benar. Pada stadium dua persalinary bentuk corong


dari dasar pelvis cendrung menyebabkan perputaran kepala

bayi sehingga diameter fronto-occipital menjadi

(Gambar 23-5).

terletak

anteroposterior dengan os frontale terletak posterior.

10. D yang benar. Carcinoma cervicis uteri umumnya menyebar


melewati pembuluh limfe ke nodi iliaci intemi dan extemi.
L1.

C yang benar. Disebelah posterior pada apertura pelvis


inferior dibatasi oleh coccygis, di lateral oleh ligamentum
sacrofuberosum dan fuber ischiadicum, dan di anterior oleh
arcus pubis (Gambar 23-2).

pemeriksaan vagina.

9.

vaginae

(Gambar 23-6).

A yang benar. Infeksi akut orificium vaginae umumnya


menyebar via pembuluh limfe ke kelompok medial nodi
inguinales superfi ciales.

21. C yang benar. Proses orgasme pada perempuan tergantung


pada kontraksi sebagian musculus ischiocavernosus sebagai
jawaban terhadap aktivitas nervus pudendus.
22.

D yang benar. Excavatio rectouterina (car,'um Douglasi)


terletak dibelakang fornix posterior vaginae dan corpus uteri
(Gambar 23-6).

12. E yang, benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra berasal dari
aorta abdominalis.
13. B yang benar. Vena ovarica dextra bermuara ke vena cava

inferior (vena ovarica sinistra bermuara ke vena

renalis

sinistra).

14.

D yang benar. Pada kebanyakan wanita, posisi anatomi


uterus pada saat vesica urinaria kosong adalah anteversi dan
antefleksi (Gambar 23-14).

23. B yang tidak benar. Mesosalphinx merupakan area ligamentum


latum di antara tuba uterina dan perlekatan mesovarium.
Tidak menyokong uterus.
24. Eyang tidak benar. Ureter berjalan ke depan irrferior terhadap
ligamentum latum (Gambar 23-10).

I .l;,:

i.

.:,.

lr

833

4,

834

Glandulae
Endocrinae

GLANDULAE ENDOCRINAE

Catatan Fisiologi: Mempertahankan Homeostasis


Anatomi Dasar
Glandutae Endocrinae di Kepata dan Leher
Gtanduta Pituitaria (Hypophysis Cerebri)

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pituitaria

836
g36
836
836
837

Glanduta Pineatis

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Pinealis


Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula Pinealis
Glanduta Thyoidea

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Thyroidea

837
837
837
g39
g39
g4S

Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula


Thyroidea
Gtanduta Parathyroidea

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandula Parathyroidea


Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula
Parathyroidea
Glandulae Endocrinae di Dalam Thorax
Thymus

Catatan Fisiologi: Fungsi Glandulae Suprarenales

849
849

850

CatatanEmbriologi:PembentukanGlandulae
Suprarenales

850
851

Catatan Fisiologi: Fungsi lnsulae Pancreaticae


Langerhans

Catatan Embriologi: Pembentukan lnsulae


Pancreaticae Langerhans
Set-Sel lnterstisial Testis

Catatan Fisiologi: Fungsi Sel-Sel lnterstisial Testis

852
853
8s3

853

Catatan Embriologi: Pembentukan Sel-Sel

lnterstisial Testis
Ovarium

854
854

Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Ovarium

855

Catatan Embriologi: Pembentukan Ovarium

855

Ptacenta

855

Catatan Fisiologi: Fungsi Hormon Placenta

855

Catatan Embriologi: Pembentukan Placenta

857

Catatan Fisiologi: Fungsi Thymus

Pertanyaan

857

Catatan Embriologi: Pembentukan Thymus

Jawaban dan Penjelasan

8s8

Gtandutae Suprarenates

lnsulae Pancreaticae Langerhans

Catatan Embriologi: Pembentukan Glandula

Pituitaria

Glandutae Endocrinae pada Abdomen dan Pelvis

835

istem endokrin disusun oleh beberapa kelenjar (glandula) (Cambar


Zc-l):glandula pituitaria (Hypophysis), glandula pinealis, glandula

Profesional medis membutuhkan pengetahuan dasar akan

thyroidea, glandula thymus, glandulae parathyroideae, glandulae


suprarenales, insulae pancreaticae Langerhans, testis, ovarium, dan

struktur dan fungsi sistem endokrin agar dapat menerapkan fisiologi


dan terapi hormon dalam praktek sehari-hari. Lagi pula, harus diingat
bahwa penyakit dapat mengenai lebih dari satu glandula endocrine

placenta jika ada. Tambahan Iagi, terdapat kelompok-kelompok sel

pada waktu yang sama pada seorang pasien, keadaan

yang membentuk sebagian kecil dari sistem tetapi tidak termasuk


dalam bab ini: sel-sel gastroenteroendokrin, sel-sel renalis, dan selsel terlentu di dalam pulmo yang menyimpan dan mensekresikan

sebagai neoplasia multiple endocrin. Juga harus diingat bahwa


pasien dengan penyakit keganasan stadium lanjut kadang-kadang
menghasilkan hormon yang tidak berasal dari .jaringan yang sama
dengan asal tumor (sindrom paraneoplastik).
Bab ini menguraikan mengenai anatomi sistem endokrin dan
memberikan sedikit ulasan mengenai berbagai tipe hormon yang

amina.

Clandulae endocrinae tidak mempunyai ductus dan terdiri


atas massa sel yang didarahi oleh banyak pembuluh darah, yang
mengalirkan sekretnya langsung ke dalam aliran darah.

dihasilkan oleh berbagai kelenlar.

ini dikenal

836
,+**,1"+ul, rrli",li

l"i

ili,fh,j'

,,,IEtr..?i

Mempertahankan Homeostasis
Sistem saraf otonom dan sistem endokrin bekerja sama dalam
mengatur aktivitas berbagai organ dan jaringan tubuh untuk mempertahankan homeostasis. Sistem saraf otonom menggunakan
impuls saraf dan melepaskan zat neurotransmiter pada ujung saraf

untuk mendapatkan respons yang cepat dan setempat. Sistem

endokrin menggunakan respons yang lebih lambat dan lebih


merata dengan mensintesa dan mengeluarkan zal-zat kimia ke
dalam darah yang disebut hormon. Struktur spesifik yang bekerja
atas pengaruh hormon disebut organ target. Aktivitas sistem saraf

otonom dan sistem endokrin diintegrasikan dan dikoordtnasikan


oleh hypothalamus.

Glandulae Endocrinae
di Kepala dan Leher

Glandula Pituitaria (Hypophysis


Cerebri)

Lokasi dan Deskripsi


Glandula pituitaria adalah struktur kecil dan oval yang dilekatkan
pada permukaan bawah otak oleh infundibulum (Garnba.r 24-2
dan 24-3). Selama kehamilan, ukurarmya bertambah besar dua
kali. Glandula ini dilindungi dengan baik karena letaknya yang
menguntungkan di dalam sella turcica ossis sphenoidalis. Karena

/l

,/\\

l_v

glandula pinealis

glandula pituitaria

.ffi:
oa
glandula thyroidea
dan parathyroidea

sel-sel theca interna


dan corpus luteum
ovarii

Gambar 24-1 Lokasi kelenjar sistem endokrin.

GUNDUUE

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar ini mempengaruhi aktivitas


banyak kelenjar lain, hypophysis cerebri sering disebut sebagai
glandula endocrine utama. Karena alasan ini, glandula pituitaria
penting untuk kehidupan.

Pembentukan Glandula Pituitaria


Glandula pituitaria berkembang dari dua sumber: diverticulum
kecil ektodermal (kantong Rathke), yang berkembang ke
superior dari atap stomodeum tepat anterior terhadap membrana buccopharyngealis, dan diverticulum kecil ektodermal
(intundibulum), yang tumbuh ke inferior dari lantai diencephalon

Glandula pituitaria terbagi menjadi lobus anterior atau


adenohypophysis dan lobus posterior atau neurohypophysis.
Lobus anterior terbagi dua atas pars anterior (kadang-kadang
disebut pars distalis) yang mungkin dipisahkan oleh sebuah
celah yang merupakan sisa dari kantong embrional dengan
pars intermedia. Sebuah tonjolan dari pars anterior, yaitu pars

cerebri.

Selama perkembangan bulan kedua, kantong Rathke

tuberalis, meluas ke atas sepanjang facies anterior dan lateralis


tangkai pituitari (Gambar 24-4).

berhubungan langsung dengan facies anterior infundibulum, dan


hubungannya dengan epithelium oral memanjang, menyempit,

dan akhirnya menghilang (Gambar 24-8). Sekarang

kantong

Rathke berbentuk vesicula yang berbentuk pipih di sekitar facies

Batas-Batas

anterior dan lateral infundibulum. Sel-sel dinding anterior vesicula


berprbliferasi dan membentuk pars anterior glandulae pituitariae;

a Ke anterior: Sinus sphenoidaiis.


I Ke posterior: Dorsum sellae, arteria basilaris, dan pons.
I Ke superior: Diaphragma sellae, yang mempunyai apertura
I
a

837

ENDOCRINAE

dari pars superior vesicula terdapat

pengembangan selular

yang tumbuh ke superior dan di sekitar tangkai infundibulum,


membentuk pars tuberalis. Sel-sel dinding posterior vesicula
tidak berkembang dengan ekstensif, sel-sel ini membentuk pars

centralis sebagai tempat lewatnya infundibulum. Diaphragma


sellae memisahkan lobus anterior dari chiasma opticum.
Ke inferior: Corpus sphenoidalis, dengan sinus sphenoidalis.
Ke lateral: Sinus cavernosus dan isinya.

intermedia" Kemudian beberapa sel bermigrasi ke anterior ke


dalam pars anterior. Rongga vesicula menyempit membentuk
celah sempit, yang dapat menghilang seluruhnya. Sementara itu
infundibulum berdiferensiasi menjadi tangkai dan pars nervosa

Pendarahan

glandulae pituitariae (Gambar 24-8).

Arteri yang mendarahinya berasal dari arteria hypophysialis


superior dan inferior, cabang dari arteria carotis interna (Gambar
24-4). Yenanya bermuara ke dalam sinus intetcavernosus. Perhati-

kan pentingnya sistem portal hipofisis yang terbentang dari


eminentia mediana ke lobus anterior pituitarii serta membawa
r el easing

dan

r eleas

e-inhibitin g hormon.

Glandula Pinealis

Glandula pinealis adalah organ kecil berbentuk kerucut yang

Tractus Hypothalamohypophysial is

menonjol ke posterior dari ujung posterior atap ventriculus tertius


cerebri (Gambar 24-2). Glandula pinealis terdiri atas kelompok sel-

Tractus hypothalamohypophysialis terbentang dari nuclei supra-

sel penting, pinealosit, yang disokong oleh sel-sel glia. Glandula


mempunyai banyak aliran darah dan disarafi oleh serabut saraf

opticus dan paraventricularis hypothalamus ke lobus posterior


glandula pituitaria (Gambar 24-4). Hormon vasopressin dan
oksitosin dikeluarkan pada terminal axon di lobus posterior

posganglionik simpatik.

glandr:lae pituitariae.

Fungsi Glandula Pinealis


Glandula pinealis dapat mempengaruhi aktivitas glandula pituitaria,

Fungsi Glandula Pituitaria

insulae pancreaticae Langerhans, glandulae parathyroideae,


glandula suprarenalis, dan gonad. Sekret glandula pinealis

Glandula pituitaria mempengaruhi aktivitas banyak kelenjar

dihasilkan oleh sel-sel pinealosit, mencapai organ target melalui

endokrln. Pengaruh pengaturan diringkas dalam Gambar 24-5.

aliran darah atau melalui cairan cerebrospinalis. Kerjanya terutama

Glandula piturtaria sendiri diatur oleh hypothalamus, dan aktivitas


hypothalamus dikendalikan oleh informasi yang diterima melalui
berbagai lintasan saraf aferen dari berbagai bagian sistem saraf

menghambat, apakah langsung menghambat produksi hormon


atau tidak langsung dengan menghambat sekresi releasing factor
oleh hypothalamus. Menarik untuk diingat bahwa glandula pinealis

pusat serta kadar hormon dan elektrolit yang beredar (Gambar


24-6). Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior dan pars

tidak memiliki sawar darah otak.

posterior (lobus posterior) glandula pituitaria diringkas dalam

pinealis. Zat ini dikirim ke lobus anterior pituitarii dan menghambat

Gambat 24-7.

pelepasan gon ad otroph ic hormone.

Melatonin terdapat dalam konsentrasi tinggi di glandula

838

BAB 24

sinus sagitalis superior


sinus sagitalis inferior
adhesio interthalamica

corpus callosum
septum pellucidum

thalamus
falx cerebri

foramen interventriculare

A. cerebri anterior
V. cerebri

N. opticus

magna

hypophysis cerebri
glandula
pinealis

sinus frontalis
concha nasalis superior

aqueductus

agger nasr
concha nasalis media

mesencephalon

vestibulum

tentorium
cerebelli
concha nasalis
inferior

srnus

rectus
ventriculus quartus

palatum durum

cerebellum

palatum molle
lingua

pons

M. genioglossus

medulla oblongata
atlas

M. geniohyoideus

ligamentum nuchae

M. mylohyoideus

muara tuba auditiva


tonsil
os hyoideum
membrana thyrohyoidea
M. postvertebrales

epiglottis
plica vestibularis

spinae cervicales

vocalis
cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroideum
arcus cartilago cricoidea
trachea
oesophagus
isthmus glandulae thyroideae

medulla spinalis

superficalis fascia colli profunda


arcus jugularis

canalis centralis

spatium suprasternale
A. brachiocephalica
V. brachiocephalica sinistra

Gambar 24-2 Penampang sagital kepala dan leher

sisa glandula thymus


manubrium sterni

GLANDULAE ENDOCRINAE

839

lobus posterior hypophysis cerebri


diaphragma sellae
infundibulum
ventriculus tertius

A. cerebri anterior
Aa. perforantes

tractus
opticus

A. cerebri media

spatium subarachnoidale
A. communicans
posterior

arachnoideamater
lamina meningea
duramatris

lobus temporalis
hemispherii
cerebri

sinus cavernosus

N- oculomotorius
N. trochlearis

divisi ophthalmicus
nervi trigemini

lamina endosteal
duramatris

foramen ovale
A. carotis interna
N.

abducens\ divisi mandibularis


nervi trigemini

plexus caroticus
sympathicus

divisi maxillaris
nervi trigemini

Gambar 24-3 penampang coronal melalui corpus ossis sphenoidalis, memperlihatkan glandula pituitaria dan sinus cavernosus.
Perhatikan posisi afteria carotis interna dan nervi craniales.

kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular sering


menghubungkan lobus pyramidalis dengan os hyoideum. Jika
pita ini muscular, disebut musculus levator glandulae thyroideae
sebelah

Pembentukan Glandula Pinealis

(Gambar 24-9).

Glandula pinealis terbentuk sebagai sebuah diverticulum kecil


ektoderm di pars posterior atap diencephalon selama perkembangan minggu ketujuh.

Batas-Batas Lobus

GlandulaThyroidea

Glandula thyroidea terdiri atas lobus dexter dan sinister yang


dihubungkan oieh isthmus yang sempit (Gambar 24-9). Glandula
ini merupakan organ vascular yang dibungkus oleh selubung
yang berasal dari lamina pretrachealis fascia profunda. Selubung
ini melekatkan glandula pada larynx dan trachea.
Setiap lobus berbentuk seperti buah pir, dengan apexnya
menghadap ke atas sampai linea obliqua cartilaginis t\roideae;
basisnya terletak di bawah setinggi cincin trachea keempat atau
kelima.
Islhmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trachea
kedua, ketiga dan keempat (Gambar 24-9). Sering terdapat lobus
py'ramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanya ke

Ke anterolateral: musculus sternothyroideus, venter superior


musculi omohyoidei, musculus sternohyoideus, dan pinggir
anterior muscul.us sternocleidomastoideus (Gambar 24-10).
Ke posterolateral: Selubung carotis dengan arteria carotis
communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus (Gambar
24-70).

a Ke medial: Larynx, trachea, pharynx, dan oesophagus.


Berkaitan dengan struktur-struktur ini adalah musculus
cricothyroideus dan persarafannya nervus laryngeus externus.
sulcus antara oesophagus dan trachea terdapat nervus

Di

laryngeus recurrens (Gambar 24-10).

Pinggir posterior masing-masing lobus yang bulat berbatasan


dengan glandula parathyroidea superior dan inferior di daerah
posterior (Gambar 24-9) dan anastomosis terletak di antara arteria
thyroidea superior dan inferior.

840

pars tuberalis
infundibulum
(tangkai pituitaria)

lobus posterior
(neurohypophysis)

nucleus
paraventricularis
nucleus
supraopticus
celah (sisa
diverticulum ectodermal)

A. hypophysialis
superior

sel-sel saraf di
dalam hypothalamus

badan sel

tractus
hypothalamohypophysis

saraf

pars
anterior

kapiler dan sinusoid

V. hypophysialis
inferior

hypophysialis
inferior

Gambar 24-4 A. Divisi glandula pituitaria menjadi pars anteriot pars intermedia (lobus anterior), dan pars nervosa (lobus
posterior). B. Vasa porta hypothalamohypophysis. C, Tractus hypothalamohypophysis.

GLANDULAE ENDOCRINAE

pars tuberalis

lobus posterior

pars intermedia
pars anterior

--{.#=*-*

\*/r
\lfr
l"l

ffi-

si \{nK

::-=

ffi

v\9

Gambar 24-5

Peran glandula pituitaria dalam mengendalikan kelenjar endokrin lainnya dan jaringan tubuh. Diperlihatkan

berbagai macam hormon yang dihasilkan pada bagian yang berbeda pada glandula pituitaria.

hormon pelepasan
dan penghambat
hypothalamus

menghambat
LHRH

growth hormone

estrogen +
progesteron
menghambat
LHRH

\n^nn"^nn/ o..yP(",";

I
rIT"

ffi

ovarium
testis

cortex glandula suprarenalis

Gambar 24-6 Kendali sekresi pars anterior glandulae pituitariae oleh hypothalamus. Perhatikan bahwa aKivitas hypothalamus
diubah oleh informasi yang diterima dari berbagai bagian sistem saraf dan kadar hormon di dalam plasma.

841

842-

BAB 24

hypothalamus

nucleus
supraopticus

pars intermedia
lobus anterior

rangsangan hisapan

Gambar 24-7 Aktivitas hormon pars intermedia lobus anterior glandulae pituitariae dan pars posterior (lobus posterior)
glandulae pituitariae. Perhatikan bahwa sel-sel saraf nuclei supraopticus dan paraventricularis hypothalamus mensintesa

antidiuretic hormonedan oksitosin, yang kemudian disimpan di dalam tractus hypothalamohypophysis pada lobus posterior

GUNDUUE

ENDOCRINAE

843

infundibulum
diencephalon
I

infundibulum

rat"rffi

kantong Rathke

z
t-"'

membrana
buccopharyngealis

,:/1:
^

(11 --pnarynx

cavitas oris

vesicula berasal dari


kantong Rathke

pars tuberalis

*finrundiburum

h)\b
\z

pars anterior

membrana

z buccopharyngealis
pars iniermedia
pars nervosa

cavum ons

Gambar 24-8 Berbagai stadium pembentukan glandula pituitaria diperlihatkan dalam penampang sagital.

melintas di depan atau belakang arteri ini, atau mungkin berjalan

Batas-Batas lsthmus

di antara cabang-cabangnya.

r) Ke anterior: musculus

stemothyroideus, musculus
jugularis anterior, fascia" dan kulit'

stemohyoideus, vena
Ke posterior: Cincin trachea kedua, ketiga, dan keempat.

Cabang-cabang terminal arteria thyroidea superior beranastomosis sepanjang pinggir atas isthmus.

Arteria thyroidea ima, jika ada merupakan cabang dari arteria


brachiocephalica atau arcus aortae. Berjalan ke atas di depan
trachea menuju isthmus (Gambar 24-9).
Vena-vena dari glandula thyroidea adalah vena thyroidea
superior yang bermuara ke vena jugularis intema; Vena thyroidea

media, yang bermuara ke vena jugularis interna; dan vena


thyroidea inferior (Gambar 24-9). Yena thyroidea in{erior dari

Pendarahan

kedua sisi beranastomosis safu dengan lainnya pada saat mereka

Arteri-arteri yang mendarahi glandula thyroidea adalah arteria

berjalan furun di depan trachea. Vena-vena ini akan bermrrara ke


dalam vena bradriocephalica sinistra di dalam rongga thorax.

thyroidea superior, arteria thyroidea inferiot dan kadang-kadang

arteria thyroidea ima. Arteri-arteri

ini

saling beranastomosis

dengan luas di permukaan glandula.

Arteria thyroidea superior, cabang dari arteria carotis extema,


berjalan turun menuju ke kutub atas setiap lobus, bersama dengan
nervus laryngeus externus (Gambar 24-9).
Arteria thyroidea inferior, cabang dari truncus thyrocervicalis,
berjalan ke atas di belakang glandula sampai setinggi cartilago
cricoidea. Kemudian arteri membelok ke medial dan bawah untuk
mencapai pinggir posterior glandula. Nervtrs laryngeus recurrens

Aliran Limfe
Cairan limfe dari glandula thyroidea terutama mengalir ke lateral
ke dalam nodi lymphoidei cervicales profundi. Beberapa pembuluh

limfe berjalan turun ke nodi lymphoidei parahacheales.


Persarafan

Ganglion sympathicum cervicale superius, medium, dan inferius.

844

BAB 24

tampak anterior
cartilago thyroidea
M. levator glandulae thyroideae
lobus pyramidalis
V.

jugularis interna

A. thyroidea superior
cricothyroideus

V, thyroidea superior
A. carotis communis

cartilago
cricoidea

isthmus glandulae thyroideae


lobus glandulae thyorideae
V. thyroidea media

A. thyroidea ima

oesophagus
trachea

brachiocephalica sinistra

apex

lobus dexter tampak lateral

capsula lamrnae pretrachealis


capsula glandulae thyroideae

lobus glandulae thyroideae

isthmus glandulae thyroideae

glandula parathyroidea

superior

glandula parathyroidea
inferior

basis

Gambar 24-9 Glandula thyroidea memperlihatkan hubungannya dengan larynx dan trachea serta pembuluh darah besar

leher.

Juga diperlihatkan pendarahan dan aliran vena glandula thyroidea. Diagram bawah memperlihatkan glandulae parathyroideae di
posterior glandula thyroidea.

845

GLANDULAE ENDOCRINAE

trachea

N. laryngeus recurrens
M. sternocleidomastoideus

oesophagus

M. sternohyoideus

glandula thyroidea

M. sternothyroideus
M. platysma

selubung carotis

V jugularis
interna
M. longus cervicis
nodus cervicalis
profundus
A. carotis
communis
N. vagus

M. scalenus

anterior

truncus
sympathicus

M. scalenus

medius

lamina
superficialis

pars spinalis
nervi accessorii

M. trapezius
lamina
prevertebralis
M. levator scapulae

A. vertebralis
N. spinalis

ligamentum nuchae

M. splenius capitis
M. semispinalis capitis

Gambar 24-10 Potongan melintang leher setinggi vertebra cervicalis VI.

Fungsi Glandula Thyroidea

Pembentukan Glandula Thyroidea

Sebagai reaksi terhadap terbentuknya thyroid-stim ulating hormone

Glandula thyroidea mulai berkembang selama minggu ketiga

oleh pars anterior pituitarii, hormon thyroxin dan triiodotironin

sebagai penebalan entoderm pada garis tengah di dasar pharynx, di

dilepaskan dari koloid folikular dan masuk ke aliran darah (Gambar

antara tuberculum impar dan copula (Gambar 24-1 2). Kemudian,

24-11 ). Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme di hampir

penebalan

seluruh sel dalam tubuh, meningkatkan konsumsi oksigen, dan


meningkatkan produksi panas. Sel-sel parafolikular menghasilkan

inferior ke dalam mesenkim yang terletak di bawahnya dan disebut

hormon tirokalsitonin, yang menurunkan kadar kalsium darah.

ini berubah menjadi diverticulum yang tumbuh

ke

ductus thyroglossus. Dengan berlanjutnya perkembangan,


ductus memanjang dan ujung distalnya membentuk dua lobus.

Sel-sel parafolikular distimulasi oleh hiperkalsemia dan dihambat

Ductus segera berubah menjadi sebuah tali sel padat, dan sebagai

oleh hipokalsemia. Hormon ini tidak dikendalikan oieh glandula

akibat proliferasi epithel, tonjolan terminal bilobus berkembang

pituitaria.

membentuk glandula thyroidea.

Pada saat ini glandula thyroidea bermigrasi ke inferior

ke

daerah leher dan berjalan di sebelah anterior atau posterior atau

846

BAB 24

emosi

hypothalamus

panas

\
meningkatkan metabolisme

galaktosa ditambahkan
thyroid-stimulating
hormone (TSH)

manosa ditambahkan

kelompok
tirosil + iodium

tiroksin (T4)
dan
triiodotironi

(r3)

monoiodotirosil
I
I

Y
diodotiiosil
.t,

norepinefrin

hiiodotyronin (T3)

tiroksin (T4)

serabut saraf
posganglionik
simpatik

\
disimpan
dalam koloid
thyroglobulin

Gambar 24-11 Pembentukan dan pengendalian sekresi sel-sel folikular di dalam glandula thyroidea. Perhatikan mekanisme
umpan balik ke hypothalamus.

di sekiiarnya, massa menjadi terbagi

menembus corpus ossis hyoidei yang sedang berkembang. Pada

mesenkim vaskular

minggu ketujuh, glandula akan mencapai posisi akhirnya di dekat

lamina dan fasciculi, dan akhirnya menjadi kelompok-kelompok

larynx dan trachea. Sementara itu, pita padat yang menghubungkan

sel. Pada usia 3 bulan, koloid mulai terkonsentrasi di pusat setiap

glandula thyroidea dengan lidah terpecah dan menghilang. Tempat

kelompok, dengan demikian dibentuk folikel. Capsula fibrosa dan


jaringan ikat berkembang dari mesenkim di sekitarnya.

asal ductus thyroglossus pada lidah menetap sebagai celah yang


disebut foramen caecum. Sekarang glandula thyroidea terbagi

atas

Corpus ultimobranchiale (dari kantong pharynx kelima) dan

atas bagian tengah yang kecil, isthmus, dan dua lobus lateral

sel-sel crista neuralis diyakini masuk bergabung ke dalam glandula

yang besar (Gambat 24-12).

thyroidea, di tempat sel-sel ini membentuk sel-sel parafolikular

Pada stadium .paling awal, glandula thyroidea terdiri atas


massa sel padat. Kemudian, sebagai akibat dari invasi jaringan

yang menghasilkan tirokalsitonin. Fungsi kalsitonin


menurunkan konsentrasi kalsium plasma.

adalah

GUNDULAE ENDOCRINAE

tubercurum"NH":ff)

dah'\

foramen caecum

os hyoideum
cartilago thyroidea
glandula thyroidea

lobus lateralis

isthmus

Gambar 24-12 Berbagai stadium pembentukan glandula thyroidea. A. Penampang sagital lidah memperlihatkan penebalan
entoderm di antara tuberculum impar dan copula. B. Penampang sagital lidah memperlihatkan pembentukan ductus
thyroglossus. C. Penampang sagital lidah dan leher memperlihatkan jalur yang dilalui oleh glandula thyroidea saat bermigrasi ke
inferior. D. Glandula thyroidea yang berkembang penuh seperti terlihat dari depan. Perhatikan sisa ductus thyroglossus di atas
isthmus.

Glandula Parathyroidea

Glanduia parathyroidea merupakan organ berbentuk lonjong


dengan ukuran diametemya yang paling panjang adalah 6 mm.
Biasanya terdapat empat buah dan berhubungan erat dengan
pinggir posterior glandula thyroidea, terletak di dalam bungkus
f

Aliran Limfe
Nodi lymphoidei cervicales profundi dan paratracheales.

Persarafan

ascianya (G amb ar 24-9).

Kedua glandula parathyroidea superior mempunyai posisi


yang lebih konstan dan terletak setinggi pertengahan pinggir

Ganglion sympathicum cervicale superius atau medius.

posterior glandula thyroidea.

Kedua glandula parathyroidea inferior biasanya terletak


dekat kutub inferior glandula thyroidea. Keduanya mungkin
terletak di daiam selubung fascia, tertanam di dalam substansi
thyroid, atau di iuar selubung fascia. Kadang-kadang glandula
ini terdapat disebelah distal dan kaudal dari glandula thyroide4
berdekatan dengan vena thyroidea; atau dapat juga terletak di
dalam mediastinum superior pada thorax.

Pendarahan
Pendarahan glandula parathyroidea berasal dari A.thyroidea
superior dan inferior. Aliran vena menuju ke V.thyroidea superior,
medius, dan inferior.

Fungsi Glandula Parathyroidea


Chief cell menghasilkan hormon paratiroid, yang merangsang
aktivitas osteoklas di dalam tulang, jadi memobilisasi kalsium tulang

dan meningkatkan kadar kalsium di dalam darah (Gambat 2413). Hormon paratiroid juga merangsang absorpsl kalsium dalam
makanan di intestinum tenue serta mereabsorpsi kalsium di dalam
tubulus contortus proximalis renis. Sekresi hormon paratiroid diatur
oleh kadar kalsium di dalam darah.

847

848

BAB 24

folikel glandula thyroidea


lamina basalis

sel-sel parafolikular glandula thyroidea

meningkatkan reabsorpsi
kalsium di dalam tubulus
contortus proximalis
Sel utama

(chief cell)
glandula
parathyroidea

meningkatkan kadar
kalsium darah

Gambar 24-13 Fungsi hormon tirokalsitonin (A) dan hormon paratiroid (B) pada metabolisme kalsium.

kantong pharynx keempat pada masing-masing sisi. Glandula ini


kehilangan hubungan dengan dinding pharynx dan mencapai posisi

Pembentukan Glandula Parathyroidea


Sepasang glandula parathyroidea inferior, dikenal sebagai
parathyroid lll, berkembang sebagai hasil dari proliferasi sel-sel
entoderm di kantong pharynx ketiga pada masing-masing sisi. Saat

d;verticulum thymus pada masrng-masing sisi tumbuh ke inferior

di leher, diverticulum ini menarik glandula parathyroidea inferior


bersamanya, sehingga akhirnya terletak pada facies posterior
lobus lateral glandula thyroidea dekat kutub inferior dan menjadi
terpisah secara total dari thymus (Gambar 24-14).
Sepasang glandula parathyroidea superior, dikenal sebagai

parathyroid lV, berkembang sebagai proliferasi sel-sel entoderm

finalnya pada facies posterior lobus lateralis glandulae thyroideae


masing-masing sisi, kurang lebih setinggi isthmus (Gambar 2414)
Pada stadium lebih awal, masing-masrng glandula terdiri dari
massa padat sel jernih, yaitu sel utama (chief cell). Pada akhir

masa anak-anak, timbul sel-sel asidofil, sel-sel oksifil. Jaringan


ikat dan pendarahan diperoleh dari mesekhim di sekitarnya.
Diyakini bahwa hormon paratiroid awalnya disekresi oleh sel-sel

principal untuk mengatur metabolisme kalsium. Sel-sel oksifll


diperkirakan sebagai sel-sel principal yang tidak berfungsi.

GUNDUUE

849

ENDOCRINAE

pharynx

glandula thyroidea

parathyroid lV

parathyroid lll

Gambar 24-14 Glandulae parathyoideae menuju ke posisi terakhirnya di

pada sel-sel thymus yang menunjukkan bahwa aktivitas thymus

Glandulae Endocrinae
di Dalam Thorax

leher.

dapat dimodifikasi oleh hormon dari glandulae endocrinae lain.


Rincian dari aktivitas ini diluar lingkup buku ini.

Thymus

Thymus berbentuk pipih dan berlobus dua (Gambar 24-7 dan24-2)


terletak di antara stemum dan pericardium di dalam mediastinum

Pembentukan Thymus

anterior. Pada bayi yang baru lahir, thymus mempunyai ukuran


relatif yang terbesar dibandingkan dengan ukuran tubuh, pada
saat ini thymus dapat meluas ke atas sampai ke mediastinum
superior di depan pembuluh-pembuluh besar sampai pangkal
leher. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah
itu mengalami involusi. Thymus tampak berwama dadq berlobus,
dan merupakan tempat pembentukan limfosit, yaitu limfosit T
(thymus), yang didistribusikan ke seluruh tubuh.

Thymus timbul sebagai sebuah diverticulum entoderm dari kantong

pharynx ketiga masing-masing sisi. Masing-masing diverticulum


tumbuh ke inferior di leher dan mencapai aspek anterior aortae.
Diverticula menjadi batang padat sebagai akibat proliferasi sel.

Kemudian batang padat

ini bergabung dengan

mediastinum

superius dan kehilangan hubungannya dengan kantong pharynx.

Sel-sel entoderm membentuk corpusculus Hassall,


mesenkim

di

dan

sekitarnya membentuk rangka jaringan ikat dan

capsula. Organ kemudian diinvasi oleh sejumlah limfosit yang


jumlahnya meningkat.

Pendarahan
Thymus mendapat darah dari arteria thyroidea inJerior dan arteria
thoracica interna.

Glandulae Endocrinae
pada Abdomen dan Pelvis
Fungsi Thymus
Sekarang diketahui bahwa thymus menghasilkan banyak hormon,

termasuk timosin, yang mempengaruhi kematangan dan


fungsi limfosit di dalam thymus dan di seluruh tubuh. Demikian
pula diperlihatkan bahwa thymus melepaskan hormon yang
mempengaruhi glandulae endocrinae lain. Reseptor diidentifikasi

Glandulae Suprarenales

Lokasi dan Deskripsi


Kedua glandula suprarenalis merupakan organ retroperitoneal
yang berwarna kekuningan pada polus superior ren. Glandula
suprarenalis ini dikelilingi oleh fascia renalis (tetapi dipisahkan

850

BAB24

dari ginjal oleh lemak perirenal). Setiap kelenjar mempunyai cortex


beru,ama kuning dan medulla yang berwarna coklat tua.
Glandula suprarenalis dextra berbentuk pyramid dan

melingkupi polus superior ren dexter (Gambar 24-15). Glandula


ini terletak di belakang lobus hepatis dexter dan terbentang ke
medial di belakang vena cava inferior. Glandula terletak posterior
terhadap diaphragma.
Glandula suprarenalis sinistra berbentuk bulan sabit serta
terbentang sepanjang margo medialis ren sinister dari polus
superior hilus renis (Gambar 24-15). Glandula terletak di belakang
pancreas, omentum minus, dan gaster serta terletak posterior
terhadap diaphragma.

Pendarahan
Arteri

Arteri yang mendarahi masing-masing glandula suprarenalis ada


tiga buah: arteria phrenica inferior, aorta, dan arteria renalis.
Vena

Sebuah vena keluar dari hilus masing-masing glandula suprarenalis dan mengalirkan darahnya ke vena cava inferior pada sisi
kanan dan vena renalis pada sisi kiri.

Aliran Limfe
Limfe dialirkan ke dalam nodi aortici laterales.

Persarafan
Fungsi Glandulae Suprarenales
Cortex glandulae suprarenales mensekresikan hormon-hormon
termasuk mineralokortikoid, yang berperan dalam pengaturan

Serabut preganglionik simpatik berasal dari nervus splanchnicus


mensarafi glanduia suprarenalis. Sebagian besar saraf berakhir
pada medulla glandulae suprarenalis.

keseimbangan cairan dan elektrolit; glukokortikoid, yang


berperan dalam pengaturan metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein; dan sedikit hormon seks, yang mungkin berperan
dalam pengembangan prepubertas organ-organ seksual. lvledula
glandulae suprarenales mensekresikan kalekolamin, epinefrine

dan norepinefrine. Fungsi hormon-hormon yang disekresikan

Pembentukan Glandulae Suprarenales

oleh cortex glandula suprarenalis diringkas dalam Gambar 24-16.

Cortex berkembang dari mesothelium selom yang menutupi


dinding posterior abdomen. Pada mulanya, dibentuk cortex

Kendali simpatik untuk pelepasan katekolamin dari sel-sel epitel

fetalis; kemudian cortex diliputi oleh cortex tetap. Setelah

medulla suprarenalis serta respons cortex dan medulla suprarenalis

cortex fetalis menghilang, dan involusinya sebagian besar selesai

terhadap stres diperlihatkan dalam Gambar 24-17.

pada beberapa minggu pertama kehidupan.

lahir,

centrum tendineum diaphragmatis

\
A. phrenica
suprarenalis sinistra

,IE

lien

glandula suprarenalis
dextra

ren sinister

V. porta

ligamentum
phrenicocolicum

ren dexter
ductus choledochus

A. hepatica

Gambar 24-15 StruKur-struktur yang

descendens terletak
colon transversum

colon ascendens

A. pancreaticoduodenalis superior

pada dinding posterior abdomen

di belakang gaster. Perhatikan posisi


glandulae suprarenales.

GUNDUUE ENDOCRINAE
Medulla dibentuk dari sel-sel simpatokromafin dari krista
neural. Sel-sel ini menginvasi cortex pada sisi medial. Dengan cara

ini, medulla menempati posisi sentral dan disusun dalam tali dan

851

lnsulae Pancreaticae Langerhans

Pancreas merupakan organ lunak berlobus yang terletak pada

kelompok. Serabulserabut saraf simpatik preganglionik tumbuh ke

dinding posterior abdomen di belakang peritoneurr.. Caput

dalam medulla dan mempengaruhi aktivitas sel-sel medulla.

pancreatis terletak

di dalam cekungan

duodenum, dan collum,

corpus, serta cauda terbentang ke kiri; cauda terletak berhubungan

langsung dengan hilum lienalis (Gambar 24-\5).

hypothalamus

--

stres

co tti cotro p i n - re I e a s i n g

hormone (CRH)

/--\^

_./---\

ritme sirkadia
serum angiotensinogen

t
I
angiotensin
angiotensin

sel-sel kortikotrop

ll

adrenokortikotropin (ACTH)

angiotensin ll
glukokortikoid darah

turunnya
tekanan
darah

zona glomerulosa

zona fasciculata

zona reticularis

glukokortikoid

sel-sel medulla
influences metabolism
of carbohydrates, fats,
and proteins

Gambar 24-16 Fungsi hormon yang disekresi oleh cortex glandula suprarenalis. Juga diperlihatkan kendali cortex glandula
suprarenalis oleh glandula pituitaria dan hypothalamus, seperti kendali renin-angiotensin terhadap sekresi aldosterone.

Sebagian

852

BAB 24

besar glandula menghasilkan sekret eksokrin yang mengalir ke

duodenum. Bagian endokrin glandula dibentuk oleh kelompokkelompok sel disebut insulae Langerhans, yang tersebar di antara
asini eksokrin. Insulae Langerhans ini lebih banyak di cauda
pancreatis dibandingkan dengan di corpus, collum, atau caPut
pancreatis.

Fungsi lnsulae Pancreaticae Langerhans


Dengan teknik pewarnaan khusus, dapat diidentiflkasi empat jenis

sel di dalam insulae pancreaticae. Sel-sel itu adalah sel beta,


alpha, dan delta, serta sel PP (sel pancreatik polipeptida). Teknik
khusus antibodi memungkinkan peneliti menentukan lokasi spesifik

serabut preganglionik
N. splanchnicus

epinefrin dan
norepinefri n

hypothalamus
co tti cotro p h i n - re

Ie

a s in

factor (CRF)

sel kortikotrop

medulla glandulae suprarenalis

katekolamin merarrgsang sistem


kardiovaskular dan respirasi serta
aktivitas metabolik umum tubuh;
juga meningkatkan kadar glukosa
darah

mineralokortikoid mengatur
kadar air dan elektrolit di
dalam cairan tubuh
glukokortikoid mengaktifkan
glukosa sebagai sumber energi

B
Gambar 24-17 A. Kendali simpatikterhadap pelepasan katekolamin dari sel epithel medulla glandulae suprarenalis. B.
coftex dan medulla glandulae suprarenalis terhadap stres.

Respons

853

GLANDULAE ENDOCRINAE
hormon-hormon terhadap sel-sel tertentu. Sel-sel beta membentuk

sebagian besar sel-sel insulae dan mensekresikan insulin. Sel

alpha mensekresikan glukagon, dan sel delta mensekresikan


somatostatin. Fungsi sel PP pada manusia tidak diketahui.
Fungsi utama insulin adalah mengabsorpsi, menyimpan, dan
menggunakan glukosa secara cepat di dalam tubuh (Gambar 24-

18). lnsulin berperan penting juga pada metabolisme lemak dan


protein. Glukagon meningkatkan konsentrasi glukosa di dalam
darah, dan karena itu efeknya berlawanan dengan yang dimiliki

Sel-Sel lnterstisial Testis

Testis adalah sepasang organ berbentuk oval, terletak

di dalam

scrotum. Masing-masing testis merupakan glandula eksokrin dan


endokrin. Bagian besar dari masing-masing kelenjar tersusun dari
tubulus seminiferous yang berfungsi menghasilkan spermatozoa.
Spermatozoa merupakan sekresi eksokrin yang berjalan melewati
ductus ke urethra.

oleh insulin (Gambar 24-18). Fungsi somatostatin tidak diketahui,


walaupun hormon ini diketahui menghambat sekresi insulin dan

Bagian endokrin dari masing-masing testis terdiri dari


kelompok sei-sel interstisial berbentuk bulat (se1 Leydig)
yang tertanam di dalam jaringan ikat jarang di antara tubulus

glukagon.

seminiferous.

Fungsi Sel-Sel lnterstisiai Testis


Pembentukan lnsulae Pancreaticae Langerhans
Pembentukan insu

ae Langerhans diuraikan dengan

Fungsi sel-sel rnterstisial adalah mensekresikan andrcgen, yang


seperti testosteron, dihidrotestosteron, dan andrastenediott

pancreas

Yang paling pentrng rjan paling banyak adalah tesic$ieron. Sal-

dalam Bab 2A (hal.741).

sel interstisial terdapat dalam jumlah iranyak pa,l* jiii:ir. i'rilfrrr

insulae Langerhans
(bagian endokrin pankreas)
kapiler darah
asinus dari bagian
eksokrin pancreas
sel beta
sel delta
mensekresikan
somatostatin

sel alpha

glukagon disekresikan
oleh sel alpha, meningkatkan
kadar glukosa darah

Gambar 24-18 Efek insulin dan glukagon,


kadar
glukosa
darah

masing-masing disekresi oleh sel beta dan sel

kadar
glukosa
darah

alpha serta insulae Langerhans terhadap kadar


glukosa. Perhatikan kerja umpan balik glukosa
darah terhadap aktivitas sel-sel ini.

854

BAB 24

mengecil setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah

besar ketika pubertas. Pada janin, gonadotropin korionik dari


placenta merangsang sel-sel interstisial testrs menghasilkan

Pembentukan Sel-Sel lnterstisial Testis

testosteron, yang penting untuk perkembangan genitalia masculina

Pembentukan sel-sel interstisial testis diuraikan bersama pem-

dan menekan pembentukan genitalia feminina. Testosteron juga

bentukan testis dalam bab 22 (hal. 840).

menyebabkan descensus testiculorum. Kendali aktivitas teStis oleh


hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae diperlihatkan
dalam gambar 24-1

Sel-sel interstisial kurang peka terhadap panas dibandingkan


dengan sel-sel epitelium germinativum dari tubulus semineferous.
Oleh karena itu, testosteron diproduksiterus menerus pada individu
dengan undescensus testiculorum.

Ovarium

Masing-masing ovarium mempunyai cortex di luar dan medulla di


dalam, tetapi batas dari keduanya tidak begitu jelas. Tertanam di
dalam jaringan ikat cortex ovarii terdapat folliculi ovarici dengan
berbagai stadium perkembangan.

hypothalamus
gonadotropin
releasing hormon
(GHRH)

pars anterior
sel basofil

testosteron

LH (rCSH)

sel-sel interstisial

testosteron

*
mengembangkan dan
mempertahankan organ
seks aksesori dan ciri seks
sekunder

Gambar 24-19 Kendali aktivitas testis oleh


hypothalamus dan pars anterior glandulae

pituitariae. Perhatikan kemungkinan mekanisme


umpan balik oleh inhibin dari sel Sertoli dan

testosteron dari sel-sel interstisial (sel Leydig).

GLANDULAE ENDOCRINAE
siklus menstruasi dan pada masa kehamilan untuk perkembangan

dan

pemeliharaan decidua. Progesteron

juga

menyebabkan

pembesaran epitelium di dalam sistem ductus mammae selama

Fungsi Hormon Ovarium

paruh kedua siklus menstruasi, dan selama kehamilan, progesteron

Hormon ovarium adalah steroid estrogen dan progesteron.

Estrogen terutama B-estradiol dan estron. Hormon ini


dihasilkan oleh sel-se theca interna, yang terdapat di dalam

menyebabkan perkembangan alveolar secara ekstensif. Kendali


aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae
pituitariae diperlihatkan dalam Gambar 24-20).

stroma ovarii tepat di luar folikel de Graff dan dekat sel-sel corpus

luteum. Pada pubertas, peningkalan produksi estrogen berperan


dalam perkembangan ulerus dan vagina, genitalia externa, pelvis,
payudara, serta rambut publs dan ketiak. Estrogen menyebabkan
perbaikan dan proliferasi perubahan dalam endometrium setelah
masa menstruasi.

Progesteron dihasilkan oleh corpus luteum ovarii. Bersama


dengan estrogen, progesteron berperan dalam fase sekresi
endometrium yang sedang berkembang selama paruh kedua

Pembentukan Ovarium
Pembentukan ovarium diuraikan dalam Bab 23. halaman 811.

luteinizing hormone-releasing

progesteron

corpus luteum

estrogen

sel theca

Y
perkembangan dan Pemeliharaan
uterus, vagina, genitalia externa,
dan mammae

interna

progesieron

Y
dengan estrogen mengembangkan
endometrium sekretorius-merangsang
tunica mucosa tuba uterina dan sel-sel
acinus glandulae mammae

Gambar 24-2O Kendali aktivitas ovarium oleh hypothalamus dan pars anterior glandulae pituitariae. Perhatikan mekanisme
umpan balik yang dilakukan oleh estrogen dan progesteron.

850'

BAB 24

Estrogen juga meningkatkan kontraksi otot polos dinding uterus


dan dengan demikian merangsang kontraksi uterus pada saat

Placenta

Pembentukan dan fungsi placenta selama kehamilan telah

persalinan dimulai.

diuraikan dalam Bab 23. Salah satu fungsi utama placenta adalah
sebagai kelenjar endokrin, dan hormon dihasilkan dari pars fetalis
placentae di sinsitiotrofoblas.

dari corpus luteum sekitar usia kehamilan empat bulan. Progesteron

Progesteron placenta mengambil alih produksi progesteron


penting untuk memelihara decidua selama kehamilan dan berperan

untuk perkembangan selanjutnya dari alveoli glandulae mammae.


l\,4enjelang akhir kehamilan, jumlah produksi estrogen menlngkat,
sementara kadar progesteron tidak meningkat. Dengan demikian
otoi uterus menjadi lebih peka dan rentan terhadap kerja oksitosin

Fungsi Hormon Placenta

dari lobus posterior glandulae pituitariae.

Placenta mensekresikan estrogen, progesteron, gonadotropin

Gonadotropin korionik terdapat


pada saat ovum yang

korionik, dan somatomammotropin korionik (Gambar 24-21).

telah

di

dalam aliran darah

dibuahi diimplantasikan ke dalam

Estrogen placenta berperan untuk meneruskan pembesaran

endometrium. Hormon ini berperan untuk pertumbuhan selanjutnya

uterus, pertumbuhan ductus glandulae mammae, dan memperbesar


estrogen

dan memelihara corpus luteum. Hormon ini juga masuk ke dalam


sirkulasi janin, dan pada janin laki-laki hormon ini merangsang sel-

menimbulkan relaksasi articulatio sacroiliaca dan symphisis pubis.

sel interstisial testis menghasilkan sejumlah kecil testosteron, yang

genitalia externa

ibu. Menjelang akhir kehamilan,

hypothalamus

Gambar 24-21 Aktivitas hormon placenta. Hormonhormon dihasilkan oleh sinsitiotrofoblas di pars fetalis
placenta.

GLANDUUE ENDOCRINAE

857

menyebabkan berkembangnya organ genitalia laki-laki pada janin


Gonadotropin korionik tidak memiliki efek terhadap perkembangan
organ genitalia perempuan.

Pembentukan Placenta

Terdapatnya gonadotropin korionik di dalam urin perempuan

Pembentukan placenta diuraikan dalam bab 23, halaman 818

selelah 12 hari ovulasi merupakan petuniuk pasti adanya


kehamilan.

Somatomammotropin korionik dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat dan lemak ibu serta menyediakan lebih banyak
glukosa dan lemak bagi janin.

D.

Fertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G

1.

E.

TEPAT.

Pernyataan berikut ini benar untuk glandula pituitaria


(hypophysis cerebri), kecuali:
A. Dipisahkan dari chiasma opticum oleh diaphragma

+-

sellae.

2.

D.
E.

Pernyataan berikut ini benar untuk tractus hypothalamohypophysis, kecuali:


A. Oksitosin menghambat kontraksi otot polos uterus.
B. Sel-sel saraf nucleus supraopticus dan paraventricularis
menghasilkan hormon vasoPressin dan oksitosin.
C. Hormon berjalan di dalam axon tractus.
D. Vasopresin merangsang tubulus contortus distalis dan
tubulus colligens renis, meningkatkan absorbsi air dari

E.

D.
E.

Nerr,'us laryngeus recurrens.


Nervus Iaryngeus superior.

ini benar untuk glandula parathyroidea,

Pernyataan berikut

aliran darah di kapiier lobus posterior

A. Jumlahnya empat.
B. Terletak saling berdekatan dengan pinggir

kecuali:

glandulae

C.

Pernyataan di bawah ini benar untuk sistem portal hypophysis,

C.

Menghasilkan meiatonirL yang menghambat pelepasan


hormon gonadotropin.

urin.
Hormon meninggaikan axon dan diabsorbsi ke dalam

kecuali:
A. Sistem portal membawa releasing hormone dan releaseinhibiting hormone ke sel-sel sekretorius iobus anterior
glandulae pituitariae.
B. Produksi releasing hormone dan release-inhibiting hormone
dapat dipengaruhi oleh kadar hormon yang dihasilkan
oleh organ target yang dikendalikan oleh glandula

glandula

suprarenalis dan gonad.


Tidak mempunyai sawar darah otak.

Nervus yang dapat cedera saat pengikatan arteria thyroidea


inferior selama operasi glandula thyroidea adalah:
A. Truncussympathicus.
B. Nervus laryngeus internus.
C. Nervus cervicalis descendens.

pituita riae.

3.

Pemyataan berikut ini benar untuk glandula pinealis, kecuali:


A. Kecil dan berbentuk kerucut.
B. Menonjol dari ujung posterior pons cerebri.

C. Aktivitasnya dapat mempengaruhi fungsi

disebelah inlerior glandula


ini.
Didarahi oleh arteria carotis interna.
Tergantung pada pars anterior lantai ventriculus tertius.
Terietak dalam di dalam sella turcica cranii.

B. Sinus sphenoidalis terletak


C.
D.
E.

Serabut saraf aferen yang masuk hypothalamus memengaruhi produksi releasing hormone oleh sel saraf.
Sel-sel neurogiia hypothaiamus mengatur produksi releaseinhibiting hormone.

D.

posterior
glandula thyroidea di dalam capsula fascialis.
Pendarahannya berasal dari arteria thyroidea superior dan
inferior.
Sel-sel glandula parathyroidea berfungsi menurunkan
kadar kalsium darah.

E. Glandula paratyhroidea inferior dapat pindah

ke

mediastinum superius thoracis.


7.

Pernyataan berikut ini benar untuk thymus, kecuali:


Pada neonatus, thymus mencapai ukuran relatif terbesar

pituitaria.

A.

Pembuluh darah berakhir di superior terhadap eminentia


mediana dan di inferior di dalam sinusoid vaskular lobus
anterior glandulae Pituitariae.

B.

terhadap ukuran tubuh.


Pada bayi, thymus dapat meluas ke atas dari mediastinum
anterius sampai ke mediastinum superius bahkan sampai
ke pangkal leher.

858
C.

BAB 24

C.

Thymus terus berkembang sampai masa dewasa dan pada


usia pertengahan mulai mengecil.
N4erupakan tempat untuk pembentukan limfosit T.

D.
E. Menghasiikan hormon thymosiry yang
kematangan dan fungsi limfosit

Insula I,angerhans lebih banyak di dalam caput pancreatis


dibandingkan dalam corpus, co11um, atau cauda.

D. Ductus biliaris (ductus

mempengaruhl

E.

T.

choledochus) terletak posterior


terhadap caput pancreatis.
Mesocoion transversum dilekatkan pada pinggir anterior
pancreas.

Pernvataan berikut ini benar untuk glandula suprarenalis


sinistra, kecuali:
A. Glandula suprarenalis sinistra meluas sepaniang margo
medialis ren sinister dari polus superior ke hilus.
B. Vena dari glandulae bermuara ke vena renalis sinistra.
C. Clandula dipisahkan dari ren sinister oleh lemak
peritoneal.
D. Glandula terletak di belakang omentum minus.

E. Medulla glandulae suprarenalis sinistra disarafi

12. Pernyataan

A.

Sel-sel interstisial tertanam di dalam jaringan ikat di antara

B.

Sel-sel interstisial mensekresi hormon dihidrotestosteron,

tubulus seminiferous.
androstenediory dan testosteron.

C. Sel-sel interstisial kurang peka terhadap

Glandula suprarenalis mendapatkan pendarahan dari:


-A.orta, arterla phrenica inferior, dan arteria renalis.
Arteriae lumbales.
Arleria phrcnica superior.
Arteria testicularis (arteria ovdrica).
Arteriasubcostalis.

A.
B.
C.
D.
E.
1.0.

Fakta berikut ini benar mengenai perkembangan glandulae


suprarenales, kecuali:

A. Cortex berkernbang dari epitel selom yang meliputi


dindirrg posterior abdomen.

B. Medulla berkembang dari krista neural.


C" Serabut saraf preganglionik simpatik tumbuh ke

seminlferus.

11. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk pancreas,


kecuali:
A. Sebagian dari pancreas didarahi oleh arteria lienalis.
B. Ductus pancreaticus utama bermuara ke dalam baglan
kedua duodenum.

1.

D yang tidak benar. Glandula pituitaria digantungkan dari


lantai ventriculus tertius oleh infundibulum (Gambar 24-3).

2.

A yang tidak benar. Oksitosin merangsang kontraksi serabut

E.

tetapi terdapat dalam jumlah besar pada pubertas.


Sel-sel interstisial didarahi oleh arteria testlcularis.

interna.

E.

ovarica sinistra merupakan cabang arteria iliaca


interna sinistra.
Nervus obturatorius terletak lateral terhadap ovarium.

14. Pernyataan berikut ini benar untuk ovarium, kecuali:


A. Tertanam di dalamjaringan ikat cortex folikel ovarii.
B. Corpus luteum letaknya terbatas di medulla.
C. Sel-sel theca interna menghasilkan hormon estrogen.
D. Corpus luteum menghasilkan hormon progesteron.
E. Corpus luteum dikendalikan oleh LH dari pars anterior
glandulae pituitariae dan selama kehamilan oleh hormon
gonadotropin korionik placenta.

4. B yang tidak

benar. Glandula pinealis menonjol dari ujung


posterior atap ventriculus tertius (Gambar 24-2).

5.

D yang benar. Nervus

5.

D yang tidak benar. Hormon paratiroid yang diproduksi oleh


chief cell dari glandulae parathyroideae, berfungsi mening-

otot polos uterus (Gambar 24-7).

3. E yang tidak

Pada janin sel-sel interstisial terdapat dalam jumlah kecil,

D. Arteria

D. Mula-mula dibentuk cortex fetalis, kemudian


E.

D.

13. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk ovarium,


kecuali:
A. Aliran limfenya dialirkan ke nodi para-aortici (lumbalis)
setinggi vertebra lumbalis pertama.
B. Ligamentum ovarii proprium terbentang dari ovarium
sampai ujung atas dinding lateral corpus uteri.
C. Fossa ovarica dibatasi di sebelah atas oleh arteria dan
vena iliaca externa dan di belakang arteria dan vena iliaca

dalam
medulla dan memengaruhi akti-ritas sel-sel medulia.
berdegenerasi dan menghilang.
Cortex tetap tumbuh di antara cortex fetalis dan medulla.

panas

dibandingkan dengan sel-sel epitel germinativum tubulus

oleh

serabut saraf posganglionik simpatik.

9.

berikut benar untuk sel-sel interstisial testis,

kecuali:

laryngeus recurrens terletak sangat


dekat dengan arteria thyroidea inferior dan dapat cedera saat
proses pengikatan arteri selama operasi glandula thyroidea.

benar. Sel,sel neurosekretorik hypothalamus

mengatur produksi releasing hormone dan release-inhibiting


hormone (Gambar 24-6).

katkan kadar kalsium darah.

GLANDUUE

7. C

yangtidak benar. Glandula thymus tumbuh terus


pubertas, tetapi setelah itu mengalami involusi.

g.

sampai

12.

dari aorta, arteria phrenica, dan arteria

pendarahan

renalis.
suprarenalis

yangtidak benar. Sel-sel interstisial testis terdapat dalam

pada saat pubertas.

13.
Glandula suprarenalis mendapat

859

jumlah besar pada janin, tetapi sebagian mengalami atrofi


setelah lahir. Sel-sel ini muncul kembali dalam jumlah besar

E yang tidak benar. Medulia glandulae suprarenalis disarafi


oleh serabut saraf preganglionik simpatik (Gambar 24-17).

g. A yang benar.

ENDOCRINAE

D yang tidak benar. Arteria ovarica dextra dan sinistra


merupakan cabang-cabang aorta abdominalis yang terletak
setinggi vertebra lumbalis pertama.

14. Byangtidakbenar.CorpusluteumberasaldarifolikeldeGraff
yangsedangberkembangmenutupicortexfetalis;cortexfetalis yang telah ruptur dan mengeluarkan ovum. Folikel de Graff
ditemukan tersebar di seluruh cortex ovarii, dan dapat pula
berdegenerasi dan menghilang selama beberapa minggu
ditemukan corpus luteum.
pertama kehidupan.

10. E yang tidak benar. Cortex tetap dari glandula

tidak benar. Insulae Langerhans terdapat lebih banyak


di dalam cauda pancreatis dibandingkan pada corpus, collum,

1"1. C yang

dan caput.

Apendiks

860

Catatan Kepentingan Klinis


pada Area Tertentu dari

Anatomi Regional

CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREA TERTENTU DARI ANATOlvll REGIONAL

Wajah
Kulit Wajah
Catatan Ktinik
Persarafan Sensorik Wajah
Pendarahan Wajah

Catatan Klinik
Aliran Vena Wajah
Catatan Klinik

Aliran Limfe Wajah

861
861
861
861
861
861
861
861

Pembentukan

862

Persarafan Sensorik Kutit Wajah yang Sedang

Berkembang 863

Otot-Otot Wajah yang Sedang Berkembang (Otot-Otot


Ekspresi

Kelainan

Wajah)
Kongenital

Leher
Perpelansan

864
864

865

Pergelangan Tangan dan

861

Wajah

Wajah

861

Tangan

Kaki

865
865

Pendarahan Wajah

kurang tepat atau terlambat dari cedera waiah berakibat


-yang
pada kerusakan permanen atau kelainan bentuk. Kelainan bentuk

Wajah kaya akan pembuluh darah yang terdapat di dalam fascia


superficialis. Dua arteri utama yang mendarahinya yaitu A.facialis
dan A.temporalis superficialis, yang keduanya merupakan cabang
dari A.carotis externa, dibantu oleh beberapa arteri kecil yang

yang disebabkan oleh parut dapat mengakibatkan

mengikuti saraf sensoris.

Wajah adalah jendela ke dalam kepribadian seseorang. Tlndakan

ganggr-1an

dalam hubungan psikososial dengan keluarga atau pasangannya.


Ha1 ini terutama penting pada anak-anak, karena cedera yang

memperburuk kosmetika wajah dapat mengganggu perkembangan


kehidupan selanjutnya.

KulitWajah

Kulit wajah memperlihatkan berbagai ketebalan yang berbeda,


dan paling tipis di keiopak mata. Garis-garis keriput pada wajah
timbui sebagai akibat lipatan kullt yang berulang-ulang, yang
tegak lurus terhadap sumbu panjang otot yang ada di bawahnya,
dan dipercepat dengan hilangnya elastisitas kulit yang masih
muda. Dengan demikian, kita mendapatkan garis horizontal pada
dahi, garis-garis memancar dari angulus lateralis mata, dan garisgaris vertikal di atas dan bawah kedua bibir.

Catatan Klinik
Pendarahan yang luas dapat menyebabkan perdarahan hebat
dari luka yang relatif kecil. Vaskularitas yang besar ini sering
memungkinkan penempelan kulit yang luas pada cedera besar
dan dijahitkan kembali tanpa terjadi nekrosls.
Denyut nadi dapat diraba melalul palpasi arteria temporalis
superficialis pada saat arteria ini menyllang arcus zygomaticus di
depan telinga. Dapat juga dengan melakukan palpasi arteria facialis
pada saat arteria lni melengkung di pinggir bawah mandibulae.

AliranVenaWajah

Vena facialis berjalan dari sudut mata medial, di belakang margo


lateralis orls, dan menyilang mandibula untuk bermuara ke dalam

Catatan Klinil<

vena jugularis interna.

Insisi bedah pada wajah sembuh dengan meninggalkan sedikit


parut jika dibuat sepanjang garis-garis kerutan ini. Jahitan pada

Catatan Klinik

luka yang terletak sejajar dengan garis tarikan menyebar kurang


luas dibandingkan dengan pada luka yang terjadi tegak lurus
terhadap garis tarikan.

Di antara vena facialis tidak terdapat katup dan sinus cavernosus

yang berbahaya.

Persarafan Sensoril<Wajah

Persarafan sensorik wajah diperoleh dari cabang-cabang ketiga


divisi N.trigeminus, kecuali daerah kecil di atas sudut mandibula

memungkinkan jalur penyebaran infeksi dari wajah ke sinus. Area


kulit triangularis centralis yang dibatasi oleh hidung, mata, dan
bibir atas merupakan tempat paling mungkin tejadl infeksi kulit

Aliran LimfeWajah

dan glandula parotidea, yang dipersarafi oleh N.auricularis

Cairan limfe dari dahi dan bagian anterior wajah dlalirkan ke

magnus (C2 dan 3).

nodi submandibulares. Bagian lateral waja\ termasuk bagian

862

APENDIKS

lateral keiopak mata, bermuara ke nodi parotidei. Cairan limfe


dari bagian tengah bibir bawah dan kulit dagu dialirkan ke nodi
submentaies.

Pembentukan Wajah

Pada awal pembentukan, wajah embrio dibatasi

di

sebelah

cranial oleh lempeng neural, di caudal oleh pericardium, dan di


lateral oleh processus mandibularis arcus pharyngeus pertama
kanan dan kiri (Gambar 1). Di tengah-tengah daerah ini, terdapat
cekungan ektoderm yang dikenal sebagai stomodeum. Pada dasar
cekungan terdapat membrana buccopharyngealis. Menjelang
minggu keempat, membrana buccopharyngealis pecah sehingga
stomodeum berhubungan langsung dengan usus depan.

Perkembangan waj ah selanjutnya tergantung pada menyatunya

sejumlah processus penting, yaitu processus frontonasalis,


processus maxillaris, dan processus mandibularis (Gambar 1).
Processus frontonasalis muiai sebagai proliferasi mesenkim pada
permukaan ventral otak yang sedang berkembang, menuju ke arah
stomodeum. Sementara ifu, processus maxillaris tumbuh keluar
dari ujung atas arcus pertama dan berjalan ke medial, membentuk

pinggir bawah orbita. Processus mandibularis arcus pertama kini


saling mendekat satu dengan yang lain di garis tengall di bawah
stomodeum dan bersatu membentuk rahang bawah dan bibir
ban''ah (Gambar 1).

Fovea nasalis tampak sebagai depresi pada ujung bawah


processus frontonasalis yang sedang berkembang, membaginya
menjadi processus nasalis medialis danprocessus nasalis lateralis.

processus frontonasalis

processus frontonasalis
membrana buccopharyngealis
membentuk dasar stomodeum

processus nasalis
medialis

fovea nasalis

fovea nasalis
processus nasalis
lateralis
processus maxillaris

arcus pharyngeus
kedua

processus mandibularis

processus mandibularis

5 minggu

5.5 minggu

processus nasalis medialis


fovea nasalis

processus nasalis
lateralis

nostril

bakal telinga
luar
bakal telinga luar
philtrum
mandibula

6.5 minggu

8 minggu
D

Gambar

1 Berbagai tahap perkembangan wajah.

CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANA|OIAI REGIONAL

Dengan berlanjutnya perkembangary Processus maxillaris tumbuh


ke medial dan menyatu dengan processus nasalis lateralis dan
dengan processus nasaiis medialis (Gambar 1). Processus nasalis

medialis membentuk philtrum pada bibir atas dan premaxilla.


Processus maxillaris meluas ke medial, membentuk rahang atas
dan pipi, dan akhirnya menutupi premaxilla dan menyatu pada
garis tengah. Berbagai processus yang membentuk wajah menyatu
selama bulan kedua.

Bibir atas dibentuk oleh pertumbuhan

processus maxillaris

863

Masing-masing bibir dipisahkan dari gingiva yang berdekatan


karena adanya penebalan linier ektoderm, lamina labiogingiva,
yang tumbuh ke bawah ke dalam mesenkim yang terdapat di
bawahnya dankemudianberdegenerasi. Dengan demikian terdapat
sulcus yang dalam di antara bibir dan gingiva. Pada garis tengah,
tersisa sebagian kecil lamina labiogingiva yang menghubungkan
bibir dengan gingival, dengan demikian terbentuk frenulum.
Pada awalnya, cavum oris terbuka lebar, tetapi kemudian
mengecil, karena terjadi fusi dari bibir pada angulus lateralis.

arcus pharyngeus pertamapada masing-masing sisi ke arah medial.

Akhirnya, processus maxillaris saling bertemu di garis tengah dan


bersatu, juga dengan processus nasalis medialis (Gambar 1). Jadi
bagian lateral dari bibir atas dibentuk oleh processus maxillaris,
dan bagian medial atau philtrum dibentuk oleh processus nasaiis
medialis dengan bantuan processus maxillaris.
Bibir bawah dibentuk dari processus mandibularis arcus
pharyngeus pertama masing-masing sisi (Gambar 1). Processus ini
tumbuh ke arah medial di bawah stomodeum dan bersatu di garis
tengah untuk membentuk seluruh bibir bawah.

Persarafan Sensorik KulitWajah yang


Sedang Berkembang

Daerah kulit di atas processus frontonasalls dan derivatnya


mendapatkan persarafan sensorik dari divisi ophthalmicus
nervus trigeminus, sedangkan divisi maxillaris nervus trigeminus
menyarafi daerah kulit di atas processus maxiilaris. Kulit di atas
processus mandibularis dipersarafi oleh divisi mandibuiaris
nervus trigeminus.

cheiloschisis bilateral

cheiloschisis unilateral

cheiloschisis inferior mediana

cheiloschisis superior mediana

Gambar 2 Berbagai bentuk cheiloschisis


prosoposchisis

(sumbing).

864

APENDIKS

Otot-OtotWajah yang Sedang


Berkembang (Otot-Otot Ekspresi
Wajah)

Otot-otot wajah berasal dari mesenkim arcus pharvngeus kedua.


Persarafan otot-otot ini adalah nervus arcus pharyngeus kedua,
disebut nervus facialis.

Kelainan Kongenital

Cheiloschisis Superior (Sumbing BibirAtas)


Cheiloschisis superior mungkin terbatas hanya pada bibir atau
dapat juga disertai palatoschisis (celah pada palatum). Kelainan ini
biasanya cheiloschisis unilateral (sumbing sesisi) dan disebabkan

oleh gagalnya processus maxillaris bersatu dengan processus


nasalis medialis (Gambar 2 dan 3). Cheiloschisis bilateral dlsebab-

kan oleh gagalnya kedua processus maxillaris bersatu dengan


processus nasalis medialis, yang kemudian menetap sebagai
penutup ditengah-tengah (Gambar 4). Cheiloschisis superior
mediana sangat jarang terjadi dan disebabkan oleh kegagalan

Gambar 4 Cheiloschisis bilateral bibir atas dan palatum (Atas

izin

R.Chase.)

benjolan bulat processus nasalis medialis bersatu di garis tengah.

Penanganan Murni Cheiloschisis

Prosoposchisis
Prosoposchisis jarang terjadi, yaihr cheiloschisis unilateral yang
meluas ke atas sampai ke margo medialis orbitae (Gambar 2 dan

5). Keadaan ini disebabkan oleh kegagalan processus maxillaris


bersatu dengan processus nasalis lateralis dan medialis.

Cheiloschisis lnferior (Sumbing Bibir Bawah)


Chiloschisis inferlor jarang terjadi. Biasanva tepat di tengah dan
disebabkan oleh tidak sempurnanva fusi processus mandibularis

Keadaan murni cheiloschisis biasanya dikoreksi dengan bedah


plastik paling lambat 2 bulan setelah lahir, tergantung pada
kondisi bayi. Dokter bedah berusaha untuk mengkoreksi pada
bagian batas bibir dan tampak seperti bibir normal.

Macrostomia dan Microstomia


Ukuran normal mulut bervariasi pada berbagai individu. Jarang
terdapat fusi yang tidak lengkap di antara processus maxillaris

(Cambar 2).

ft\

.1,

%
Gambar 5 Prosoposchisis dextra dengan cheiloschisis superior sinistra.
Gambar 3 Chelloschisis unilateral bibir atas (Atas izin

R.Chase.)

luga terdapat palatoschisis bilateral total (Atas izin R.Chase.)

CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADAAREATERTENTU DARI ANATOIAI REGIONAL

lamina pretrachealis

865

N. laryngeus recurrens
M. sternocleidomastoideus

trachea
oesophagus

M. sternohyoideus

glandula thyroidea

M. sternothyroideus
M. platysma

selubung carotis
V.

M. omohyoideus

jugularis
interna

M. longus cervicis

nodus lymphordeus
cervicalis profunda
A. carotis communis
N. vagus
truncus
sympathicus

M. scalenus
medius

lamina
superficialis

pars sprnalis
N. accessorius

M. trapezrus

lamina prevertebralis

t4

A. vertebralis
N. spinalis

M. Ievator scapulae

M. splenius caprtis

ligamentum nuchae

M. semispinalis capitis

Gambar 6 Penampang meiintang leher setinggi vertebra cervicalis VL

dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih


besar atau macrostomla. Sangat iarang, terjadi fusi berlebihan dari
processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil
atau microstomia. Keadaan

ini dapat dengan mudah

dikoreksi

dengan pembedahan.

i.El:*r

seffi

Sejumlah besar struktur penting terdapat di leher. Luka tumpul


ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting
untuk diingat (Gambar 6).

Pe

rge langan Tangam

ej

arc

Tarigan

Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari

pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.


Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan {ungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
Disarankan ap;ar anatomi regional pergelangan tangan seperti
yang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
jari-jari dipelajari secara rinci (Garnbar 7 dan 8).

I],.' l ".t ,;

'g;i

rr K ,r l'.

Cedera pergelangan kaki sering terjadi. Anatomi yang terkait


dengan tulang, tendo, saraf, serta pembuluh darah dapat dipelajari
pada Cambar

9.

866

APENDIKS

M. palmaris longus
Retinaculum musculorum flexorum

N. medianus

ramus cutaneus
palmaris N. ulnaris

ramus cutaneus
palmaris N. medianus

otototot eminentia

otolotot eminentia thenar

hypothenar
M. flexor carpi radialis

A.

crista trapezium

N. ulnaris
M. flexor digitorum

superficialis

M. flexor pollicis longus

M. flexor digitorum
profundus

M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati


selubung sinovial

fl

M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
N. radialis

exorum

M. extensor carpi ulnaris

A. radialis

ramus cutaneus
posterior N. ulnaris

V cephalica
M. extensor carpi radialis

M. extensor digiti minimi

longus dan brevis

M. extensor digitorum
M. extensoi

indicis

M. extensor pollicis longus


retinaculum musculorum extensorum

Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.

CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOIV'I REGIONAL

lamina pretrachealis

865

N. laryngeus recurrens
M. sternocleidomastoideus

trachea
oesophagus

M. sternohyoideus

glandula thyroidea

M. sternothyroideus
M. platysma

selubung carotis
M. omohyoideus

V jugularis
interna

l\,4.

longus cervicis

nodus lymphoideus
cervicalis profunda
A. carotis communis
M. scalenus
anterior

VAgUS

truncus
sympathicus
M. scalenus
medius
lamina
superficialis

pars spinalis
N. accessorius

M. trapezius
lamina prevertebralis

A. vertebralis
N. spinalis
ligamentum nuchae

M. levator scapulae

M. splenius capitis
M. semrspinalis caprtis

Gambar 6 Penampang melintang leher setinggi vertebra cervicalis VI.

dengan processus mandibularis, menbentuk mulut yang lebih


besar atau macrostomia. Sangat jarang, terjadi fusi berlebihan dari

Pergelangan Tangan dan Tangan

processus-processus tersebut, sehingga menimbulkan mulut kecil

atau microstomia. Keadaan

inl dapat dengan mudah

dikoreksi

dengan pembedahan.

i {:l';fiil
iffiwffi
Sejumlah besar struktur peniing terdapat di leher. Luka tumpul
ataupun luka tusuk pada leher dapat membahayakan kehidupan.
Disarankan anatomi regional leher seperti terlihat pada
penampang melintang setinggi vertebra cervicalis keenam penting

untuk diingat (Gambar

Cedera pergelangan tangan dan tangan sering terjadi. Tujuan dari

pengobatan adalah mempertahankan fungsi sebaik mungkin.


Perhatian khusus diberikan pada ibu jari tangan dan fungsi
menjepit ibu jari dan jari telunjuk.
Disarankan agar anatomi regional pergelangan tangan seperti
vang terlihat pada penampang melintang perlu diingat serta
susunan saraf, pembuluh darah, dan tendo di telapak tangan dan
jari-jari dipelajari secara rinci (Cambar 7 clan 8).

Fcrg*l:irrgan

Kalq.i

6).

Cedera pergelangan kaki sering terjadi. Anatomi yang terkait


dengan tulang, tendo, saraf, serta pembuluh darah dapat dipelajari
pada Cambar 9.

866
M

Retinaculum musculorum flexorum

N. medianus

ramus cutaneus
palmaris N. ulnaris

ramus cutaneus
palmaris N. medianus

otolotot eminentia

otot-otot eminentia thenar

hypothenar

M. flexor carpi radialis

A. ulnaris

crista trapezium

N. ulnaris
M. flexor digitorum

superficialis

M. flexor pollicis longus

M. flexor digitorum
profundus

M. abductor pollicis longus

hamulus ossis hamati

M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
N. radialis

selubung sinovial flexorum


M- extensor carpi ulnaris

A. radialis

ramus cutaneus
posterior N. ulnaris

V. cephalica
M. extensor carpi radialis
longus dan brevis

M. extensor digiti minimi


M. extensor digitorum
M. extensor

indicis

M. extensor pollicis longus


retinaculum musculorum extensorum

Gambar 7 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, sarat dan arteria dengan retinacula musculorum
flexorum dan extensorum.

CATATAN KEPENTINGAN KLINIS PADA AREATERTENTU DARI ANATOMI REGIONAL

selubung fibrosa otot flexor

M. interosseus dorsalis

M. flexor digiiorum

M. flexor digitorum
profundus

M. adductor pollicis

A. N. digitalis palmaris
M. opponens
digiti
arcus palmaris superficialis

M. opponens pollicis

M. flexor digiii minimi

M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi

'M. abductor pollicis brevis


hamulus ossis hamati

crista os trapezium
M. abductor pollicis longus

os pisiforme
M. flexor carpi ulnaris

retinaculum musculorum

tuberculum scaphoideum

A. N. u naris

M. flexor carpi radialis


M. flexor pollicis longus

M. flexor digitorum superificialis


M. flexor digitorum profundus

Gambar

Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum

dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum superficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.

868

A,PENDIKS

M. tibialis anterior
M. extensor hallucis longus

"1';.,/'::,,,r'.,:1A...:dcifSaliS. pedis

retinaculum musculorum
extensorum inferius
N.

V. saphena

N. peroneus profundus

retinaculum musculorum
malleolus lateralis
M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus

musculorum
peroneorum supenus

A. tibialis posterior

talofibulare posterius
M- peroneus brevis dan longus
M. flexor hallucis longus

suralis
V. saphena parva

tendo M" plantaris


tendo calcaneus

Gambar 9 Batas-batas sendi pergelangan kaki kanan.

Dinding Dada, Rongga


Dada, Paru, dan Rongga
PIeura

75

76

BAB 3

Anatomi Dasar

Trachea dan Bronchus Principalis

Dinding dada

Paru

Diaphragma

Catatan Fisiologi: Mekanisme Respirasi

Catatan Fisiologi: Fungsi Diaphragma

nspirasi

Ekspirasi

Catatan Embriotogi: Pembentukan Diaphragma

95
95

105
105
108

Otot-Otot Respirasi Tambahan

Catatan Embriotogi: Pembentukan Paru dan Pteura

109

Arteria Thoracica lnterna

Gambaran Radiografik Paru dan Dinding Dada

111

Anatomi Permukaan Trachea, Paru, dan Pteura

111

Vena Thoracica lnterna

Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan


Dinding

Dada

85

Otot-Otot Pangkal Leher yang Berhubungan dengan Costa

87

Ctavicula dan Hubungannya dengan Apertura Thoracis Superior 87

Mamma
Catatan Embriotogi: Pembentukan

Mamma

Dada
Pteura
Rongga

Trachea

111

Paru

123

Pteura

123'

87

Anatomi Permukaan Pembutuh Darah

126

90

Gtanduta Mammaria

126

97

Pertanyaan

127

93

Jawaban dan Penjelasan

'130

f,)emahaman mengenai struktur dinding dada dan diaphragma


I mutlak dimiliki oleh seseordnB yang ingin mengefti bagaimana
gerakan normal dinding dada pada proses pengisian udara di dalam
paru.

Rangka thorax juga mempunyai fungsi proteksi, tidak hanya


untuk paru tetapi juga organ-organ penyokong kehidupan lainnya
seperti jantung dan pembuluh darah besar. Tambahan pula, bagian

ANAT*'XI DASAR

bawah rangka thorax meliputi organ abdomen bagian atas, sehingga


ikut melindungi organ'organ yang ada di dalamnya seperti hepar,
gaster, dan lien. Walaupun dinding dada kuat, Iuka tumpul atau tusuk
dapat mencederai organ-organ lunak yang ada di dalamnya. Hal ini
terutama penting di era di mana kecelakaan mobil, Iuka tusuk, dan
luka tembak sering ditemui.

Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni pada

articulatio manubriosternalis dan di bawah bersendi dengan


processus xiphoideus pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap

sisi terdapat lekukan-lekukan untuk bersendi dengan cartilago


costalis II sampai VII(Gambar 3-1).
Processus xiphoideus (Gambar 3-1) merupakan selembar tipis
cartilago yang mengalami ossifikasi pada ujung proksimalnya
pada orang dewasa. Tidak ada costa ataupun cartilago costalis

Dinding Dada

yang melekat padanya.

Dinding dada dibentuk oleh sternum, costa, dan cartilago costalis


(Gambar 3-1).

Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya di posterior melekat


pada vertebra thoracica (Gambar 3-1 dan 3-2). Costa dibagi dalam
3 kategori berikut ini:

Sternum

Stemum terletak di garis tengah dinding depan dacla. Sternum


merupakan tulang pipih yang dapat dibagi dalam tiga bagian:
manubrium sterni, corpus sterni, dan processus xiphoideus.
Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum. Bersendi
dengan corpus sterni pada articulatio manubriosternalis. Bersendi
dengan clavicula serta cartilago costalis I serta bagian atas cartilago
costalis II pada masing-masing sisi (Gambar 3-1). Terletak di depan
vertebra thoracica

III dan

IV.

Costa

Costae verae: tujuh pasang costa paling atas, melekat pada


stemum di sebelah anterior melalui cartilago costalisnya.
Costae spuriae: pasangan costa VIII, IX, dan X di anterior

melekat satu dengan yang lain dan ke costa VII melalui


cartilago costalis dan sendi sinovial yang kecil.
Costae fluctuantes: pasangancosta XI danXII tidakmempunyai

perlekatan di anterior.

D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA

77

incisura suprasternalis

fovea untuk
corpus vertebrae

clavicula

thoracicae
fovea

untuk

manubrium sterni

corpus sterni

cartilago costalis
costa

manubrium
sterni

fovea untuk
cartilago costalis
il

angulus sterni

fovea untuk
cartilago costalis
ilt

cartilago
costalis

corpus sterni

fovea untuk
cartilago costalis

fovea untuk
cartilago costalis
costa Xll
fovea untuk
cartilago costalis

costae fluctuantes

processus
xiphoideus

fovea untuk
cartilago costalis

vil

Gambar 3-1 A. Permukaan anterior sternum.

Costa

processus xiphoideus

B Sternum, costa, dan cadilago costalis membentuk rangka thorax.

Costa regular merupakan tulang berbentuk panjang, melintir,


pipih dan mempunyai pinggir atas yang membulat, dan pinggir
bawah mempunyai alur (sulcus costae), yang berisi A, V, dan N.
intercostalis. Ujung anterior dari setiap costa dilekatkan pada
cartilago costalis yang sesuai (Gambar 3-2).

Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan


angulus (Gambar 3-2). Caput mempunyai dua fovea articularis
untuk bersendi dengan corpus vertebra yang nomornya sama
dan dengan vertebra yang terletak tepat di atasnya (Cambar
3-2). Co1lum merupakan bagian yang sempit terletak di antara
caput dan tuberculum. Tuberculum merupakan tonjolan pada
permukaan luar costa dan mempunyai fovea articularis untuk
bersendl dengan processus transversus vertebrae yang nomornya
sama (Gambar 3-2). Corpus berbentuk tipis, kurus, dan melintir
sepanjang sumbu panjangnya. Pada pinggir inferiornya terdapat
sulcus costae. Angulus costae adalah tempat di mana corpus costae

melengkung ke depan dengan tajam.

Costa I regu larlAtipikal


Costa

I penting di klinik karena mempunyai hubungan

utama untnk lenp;an atas, yaitu A. dan Vsubclavia


(Cambar 3-3). Costa ini kecil dan pipih dari atas ke bawah.
M.scalenus anterior melekat pada permukaan atas dan pinggir
dalamnya. Anterior terhadap M. scalenus anterior, V. subclavia
menyilang costa. Posterior terhadap tempat melekatnya otot,
pembr-rlr-rh

Regu lar/Tipi l<al

eral

dengan saraf-saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembulr:h-

A.subclavia dan truncus inferior plerr-rs brachialis menyilang costa


dan berhubungan dengan tulang.

Cartilago Costalis

Cartilago costalis merupakan batang cartilago yang menghubungkan tujuh costa bagian atas dengan pinggir lateral sternum
dan costa VIII, IX, dan X ke cartilago yang terdapat tepat di atasnya.
Cartilago costalis XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen
(Gambar 3-1).

Cartilago costalis berperan penting terhadap elastisitas dan


mobilitas dinding dada. Pada orang ianjut usla, cartilago costae
cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya sebagai akibat
kalsifikasi superfisial.

78

BAB 3

fovea costalis processus transversi

fovea costalis superior

corpus vertebrae

discus intervertebralis

caput costae
collum costae

sternum

cartilago costalis

potongan melintang costa


sulcus costae
Gambar 3-2

Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vedebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan

bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebra nomor yang sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya, Perhatikan

juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.

Sendi-Sendi Dinding Dada/Thorax

Tuberculum costae bersendi melalui sendi sinovial dengan

Persendian Sternum
Articulatio manubriosternalis merupakan sendi

Persendian Tuberculum Costae

cartilaginosa

antara manubrium sterni dan corpus stemi (Gambar 3-1). Sedikit


gerakan angular mungkin dilakukan selama respirasi.

Articulatio xiphosternalis merupakan sendi cartilaginosa


antara processus xiphoideus (cartiiago) dan corpus sterni (Gambar
3-1). Processus xiphoideus biasanya bergabung dengan corpus
sterni pada usia pertengahan.

processus transversus vertebrae yang sesuai nomornya (Gambar


3-2). (Persendian ini tidak ada pada costa IX dan XII).

Persendian Antara Costa dengan


Cartilago Costalis
Merupakan sendi cartilaginosa, dan tidak ada gerakan yang
mungkin dilakukan.

Persendian pada Costa

Persendian Cartilago Costalis dengan Sternum

Persendian Caput Costae

yang terbawah mempunyai sebuah sendi sinor.ial pada corpus

Cartilago costalis I bersendi dengan manubrium stemi melalui


sendi cartilaginosa, dan tidak ada gerakan yang mungkin
dilakukan (Gambar 3-1). Cartilago costalis II sampai VII bersendi
dengan pinggir lateral sternum melalui sendi sinovial. Selain itu,
cartilago costalis Vf VII, VII, IX, dan X bersendi satu dengan yang
lain melalui sendi sinovial yang kecil pada pinggirnya masingmasing. Cartilago costalis XI dan XII terbenam di dalam otot-otot

vertebrae yang sesuai.

abdomen.

Dari costa II sampai IX, caput costae bersendi dengan corpus


vertebrae yang sama nomornya melalui sendi sinovial dan pada
corpus vertebra yang ada tepat di atasnya (Gambar 3-2). Terdapat

ligamentum intra-articulare kuat yang menghubungkan caput


costae dengan discus intervertebralis. Caput costae I dan tiga costa

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARIJ, DAN RONGGA PLEURA

Gerakan Costa dan Cartilago Costalis


Costa I bersama dengan cartilago costalisny'a difiksasi pada manu-

brium sterni, sehingga tidak dapat digerakkan. Pengangkatan dan


penurunan costa selama respirasi diikuti oleh gerakan pada sendisendi di caput dan tuberculum costae, sehingga memungkinkan
collum costae berputar di sekeliling sumbunya.

Spatium lntercostale

Ruang antar costa berisi tiga jenis otot respirasi: M.intercostalis


externus, M.intercostalis internus, dan M. intercostalis intimi.

di sebelah dalam dilapisi oleh fascia


endothoracica, yang permukaan dalamnya dilapisi lagi oleh pleura
parietalis. A.V.N.intercostalis berjalan di antara lapisan tengah dan
lapisan paling dalam otot-otot (Gambar 3-4). Mereka tersusun dari
M.intercostalis intimi

atas ke bawah dalam urutan: V.intercostalis, A.intercostalis, dan

AperturaThoracis Superior

N.intercostalis (Disingkat VAN).

(Pintu Keluar)
Rongga thorax berhubungan dengan pangkal leher melalui lubang

yang disebut apertura thoracis superior (pintu keluar). Disebut


pintu keluar karena pembuluh-pembuluh darah dan saraf penting
keluar dari rongga dada melalui lubang ini, menuju ke leher dan
extremitas superior. (Cambar 3-3). Apertura dibatasi di posterior
oleh vertebra thoracica pertama, di lateral oleh pinggir medial
costa I dan cartilagonya, dan di anterior oleh pinggir superior
manubrium sterni. Apertura terletak miring menghadap ke atas
dan depan. Melalui lubang kecil ini berjalan esophagus dan
trachea, serta banyak pembuluh darah dan saraf. Oleh karena
apertura terletak miring, maka apex dari paru dan pleuranya
menonjol ke atas ke daerah leher (Gambar 3-3).

Musculus lntercostalis

M.intercostalis externus membentuklapisanyang paling luar.Arah


serabut-serabutnya ke bawah dan depan, darl pinggir bawah costa
di atasnya ke pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar
3-4). Otot berjalan ke depan, sampai ke cartilago costalis, di mana
otot diganti oleh aponeurosis,disebut membrana intercostalis
anterior (externus) (Gambar 3-5).

M.intercostalis internus membentuk lapisan tengah. Arah


serabut-serabutnya ke bawah dan belakang, dari sulcus costae di
atas sampai pinggir atas costa yang ada di bawahnya (Gambar 3-4).

Otoi-otot berjalan ke belakang dari sternum di depan sampai ke


angulus costae di belakang, di mana otot diganti oleh aponeurosis,
membrana intercostalis posterior (internus) (Gambar 3-5).

M.scalenus medius

plexus brachialis

cupula cervicalis pleurae


insersi M. scalenus medius
M. scalenus anterior
insersi M. scalenus
anterior

truncus inferior
plexus brachialis

costa

A. dan V. subclavia

Gambar 3-3 Apertura thoracis superior (pintu keluar) mernperlihatkan cupula cervicalis pleurae pada sisi kirl tubuh dan
hubungannya dengan pinggir dalam costa

79

I. Perhatikan juga adanva plexus brachialis dan A.V subclavia.

80

BAB 3

kulitt
fascia superficialis

M. serratus

anterior

cavitas pleuralis

V. intercostalis

A. intercostalis
N. intercostalis

M. intercostalis externus

pleura visceralis
M. intercostalis intimi

pleura parietalis

kulit
fascia superficialis

pleura visceralis
cavitas pleuralis (ruangan)
pleura parietalis dan fascia endothoracica

M. serratus anterior
jarum su.ntik

M. intercostalis intimi
M. intercostalis internus

M. intercostalis
externus

Gambar 3-4 A. Potongan melalui spatium intercostale. B. Struktur-struktur yang ditembus


oleh jarum bila ditusukkan dari permukaan kulit ke rongga pleura. Tergantung tempat
penusukkan, lYm. pectorales mungkin tertusuk demikian pula lvl. serratus anterior.

M.intercostalis

intimi membentuk lapisan paling

dalam

(Gambar 3-4) dan analog dengan M.transversus abdominis pada


dinding anterior abdomen. Otot ini rneruprakan lapisan otot yang

tidak lengkap dan menyilang lebih dari satu spatium intercostale


vang terdapat di antara costa. Ke dalam, berhubungan dengan
fascia endothoracica dan pleura parietalis dan ke luar berhubungan

dengan A.V.dan N.intercostalis. M.intercostalis intimi dapat dibagi


dalam tiga bagian (Gambar 3-5), yang kurang leblh terpisah satr-r
dengan yang 1ain.

Fungsi Musculus lntercostalis


Bila Mm.intercostalis berkontraksi, cenderung
costa satu dengan lainnya. Jika costa

mendekatkan

I difiksasi oleh kontraksi

otot-otot yang terdapat pada pangkal leher, yaitu Mm.scaleni,


Mm.intercostales akan mengangkat costa II sampai XiI ke arah
costa I, seperti pada inspirasi. Sebaiiknya, jika costa XII difiksasi

oleh M.quadratus lumborum dan otot-otot serong dinding


abdomen, costa I sampai ke XI akan tertarik ke bawah oleh

DINDING DADA,, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

81

ramus posterior
aorta thoracalis

N. spinalis
N- intercostalis

A. intercostalis posterior
ramus muscularis

intercostalis externus

cabang untuk
pleura parietalis

M. intercostalis internus
M. intercostalis intimi

ramus cutaneus
lateralis

ramus cutaneus
lateralis

A. intercostalis anterior
A. thoracica interna
ramus cutaneus antenor

ramus perforantes

Gambar 3-5 Potongan melintang thorax, memperlihatkan distribusi N.intercostalis, A.intercostalis posterior, dan A.intercostalis
anterior yang regular.

kontraksi Mm.intercostales, seperti pada ekspirasi. Selain itu, tonus


Mm.intercostales selama fase-fase respirasi berperan memperkuat

di dalam spatium intercostale,

jadi
jaringan
akibat perubahan tekanan intratorakal. Untuk keterangan lebih
lanjut mengenai kerja otot-otot lni, lihat mekanisme respirasi
jaringan-jaringan yang ada

mencegah pengisapan ke daiam atau pendorongan ke

1u

ar

pada halaman 105.

Persarafan

m.intercostales

Nn.lntercostales

Aa. dan Vv.intercostales

Setiap spatium intercostale mempunyai satu A.intercostalis


posterior yang besar dan dua A.intercostalis anterior yang keci1.

Aa.intercostales posteriores pada dua spatium intercostale


yang pertama berasal dari A.intercostalis superior, cabang
dari truncus costocervicalis dari A.subclavia. Aa.intercostales
posteriores pada sembilan spatium intercostale yang bawah
dipercabangkan dari aorta thoracalis (Gambar 3-5 dan 3-6).
Aa.intercostales anteriores pada enam spatium intercostale
yang pertama dipercabangkan dariA.thoracica interna (Cambar

3-5 dam 3-6), yang berasal dari bagian pertama A.subclavia.


Aa.intercostales anteriores pada spatium intercostale yang

lebih bawah dipercabangkan dari A.musculophrenica (salah


satu cabang terminal A.thoracica interna).

Masing.masingA.intercostalis memberikan cabang untuk otototot, kulit, dan pleura parietalis. Pada daerah glandula mamma
wanita, cabang-cabang yang menuju ke struktur permukaan
berukuran besar.

Vv.intercostales posteriores yang sesuai mengalirkan darah


kembali ke Vazygos atau Vhemiazygos (Cambar 3-6 dan 3-7),
dan Vv.intercostales anteriores mengalirkan darah ke depan ke
V.thoracica interna dan V.musculophrenica.

Nn.intercostales

Nn.intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas Nervus


spinalis thoracalis yang pertama (Gambar 3-B). Ramus anterior dari
N.spinalis thoracalis keduabelas terletak di abdomen dan berjalan
ke depan di dalam dinding abdomen sebagai N.subcostalis. Lihat
Gambat 17-25.

Setiap N.intercostalis masuk ke dalam spatium intercostale


antara pleura parietalis dan membrana intercostalis posterior
(Gambar 3-4 dan 3-5). Kemudian berjalan ke depan dan bawah
bertemu dengan A.dan Vintercostalis di dalam sulcus costae yang
sesuai, dl antara M.intercostalis intimi dan M.intercostalis internus.
Enam saraf yang pertama didistribusikan di dalam spatium
intercostalenya. N.intercostalis ke sembilan sampai kesebelas
meninggalkan ujung anterior spatium intercostale dengan berjalan
di permukaan dalam cartilago costalis, untuk masuk ke dalam
dinding anterior abdomen. N.intercostalis kesepuluh dan sebelas
berjalan langsung ke depan ke dalam dinding abdomen.

Cabang-Cabang
Lihat Gambar 3-8.

o Rami communicantes menghubungkan N.intercostalis

ke

ganglion truncus sympathicus (Gambar 1-18). Ramus grisea


bergabung dengan saraf, medial terhadap tempat di mana
ramus alba meninggalkarmya.

82

V. intercostalis

posterior

A. intercostalis
posterior
N. intercostalis

M. intercostalis
internus

M. intercostalis
intimi
Aorta
thoracalis
pars
decendens

Gambar 3-6 A. Permukaan dalam ujung posterior dari dua spatium intercostale yang regular; membrana intercostalis posterior
dibuang supaya lebih jelas. B. Permukaan anterior thorax memperlihatkan perjalanan A.dan Vthoracica interna. Vasa ini
berjalan turun ke bawah sekitar satu jari dari pinggir lateral sternum.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARI,J, DAN RONGGA

PLEURA

83

Dengan kekecualian tersebut di atas, enam nervus intercostalis

pertama menyarafi kulit dan pleura parietalis yang meliputi


permukaan luar dan dalam spatium intercostale, serta musculi
intercostales yang terdapat pada setiap spatium intercostale,

V. intercostalis

superior sinistra

musculus levator costarum, dan musculus serratus posterior.

Selain itu, nervus intercostalis ke tujuh sampai ke sebelas


menyarafi kulit dan peritoneum parietalis yang meliputi permukaan luar dan dalam dinding abdomery dan otot-otot anterior
abdomery yaitu musculus obliquus abdominis externus, musculus
obliquus abdominis internus, musculus transversus abdominis,

V. azygos saat
hendak bermuara
ke V. cava superior
V. hemiazygos

superior

dan musculus reclus abdominis.


'Vv. intercostales

posteriores

Membrana Suprapleuralis

Di sebelah atas, thorax berhubungan dengan pangkal leher melalui apertura yang sempit, apertura thoracis superior. Apertura
thoracis superior dilalui oleh alat-alat yang berjalan antara thorax

V. azygos

V. hemia zygos inferior

V. subcostalis
dextra

Gambar 3-7 Diagram penataan umum dari

V. lumbalis

ascendens sinistra

V.azygos, V.hemiazygos

dan leher (esophagus, trachea, pembuluh darah dan sebagainya)


dan sebagian besar alat-alat tersebut terletak dekat garis tengah.
Pada setiap sisi dari alat-alat ini apertura ditutupi oleh lapisan
fascia tebal yang disebut membrana suprapleuralis (lihat Gambar
3-15). Lapisan fibrosa yang berbentuk tenda ini di lateral melekat
pada pinggir medial costa I dan cartilago costalis. Apexnya melekat
pada ujung processus transversus vertebrae cervicalis VII dan di
medial melekat pada fascia yang meliputi alat-alat yang berjalan
dari thorax menuju ke leher. Fascia fibrosa ini melindungi pleura
cervicalis dan tahan terhadap perubahan tekanan intratorakal
yang terjadi selama pergerakan respirasi.

superior (V.hemiazygos accessorius), dan V.hemiazygos inferior


(Vhemiazygos).

Diaphragma
a

Ramus collateralis berjalan ke depan

di bawah dari

saraf

utama.

a Ramus cutaneus lateralis mencapai kulit pada dinding


t
I
t
a

Diaphragma merupakan septum yang tipis, muscular, dan tendinosa yang memisahkan rongga dada di atas dengan rongga
abdomen di bawah (Gambar 3-9). Diaphragma ditembus oleh alatalat yang berjalan dari dada ke abdomen.

samping thorax dan bercabang dua menjadi ramus anterior

Diaphragma merupakan otot terpenting untuk respirasi.

dan ramus posterior.


Ramus cutaneus antedor membentuk cabang terminai utama.
Mencapai kulit dekat garis tengah thorax. Saraf ini bercabang
dua menjadi ramus medial dan 1ateral.

Bentuknya seperti kubah dan terdiri dari bagian pinggir yang


merupakan bagian otot dan bagian tengah yang bertendo. Origo
diaphragma dapai dibagi dalam tiga bagian:

Rami musculares menuju ke otot-otot intercostalis.


Rami sensoris pleura menuju ke pleura parietalis.
Rami sensoris peritoneurn (hanya nervus intercostalis ketujuh
sampai kesebelas) menuju ke peritoneum parietalis

Nenrrs intercostalis pertama dihubungkan dengan plexus

l}
i
l)

Pars sternalis berasal dari permukaan posterior processus


xiphoideus
Pars costalis berasal dari permukaan dalam cnam costa bagian
bawah dan cartilago costalisnya (Gambar 3-9).
Pars vertebralis berasal dari columna vertebraiis atau crula
dan dari ligamentum arcuatum.

brachialis oleh suafu cabangbesar yang sama dengan ramus cutaneus

lateralis nervus intercostalis yang regular. Sisa N.intercostalis


pertama kecil, dan tidak mempunyai ramus cutaneus anterior.

Nervus intercostalis kedua dihubungkan dengan nervus

Crus dextrum berasal dari pinggir corpus tiga vertebra lumbalis yang pertama dan discus intervertebralisnya; crus sinistrum
berasal dari pinggir corpus dua vertebra lumbalis yang pertama

cutaneus brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan


nervus intercostobrachialis, yang sama dengan ramus cutaneus
lateralis nervus intercostalis lainnya. Karena itu, nervus intercos-

dan discus intervertebralisnya (Gambar 3-9). Lateral terhadap

talis kedua menyarafi kulit di celah ketiak dan sisi medial atas
lengan atas. Pada penyakit arteri coronaria, nyed ditasakan

dari pinggir corpus vertebra lumbalis kedua sampai processus


transversus vertebrae lumbalis I dan ligamentum arcuatum

sepaniang saraf

ini pada sisi medial lengan

atas.

crura, diaphragma berasal dari ligamentum arcuatum mediale dan


laterale (Gambar 3-9). Ligamentum arcuatum mediale terbentang

laterale terbentang dari processus transversus vertebrae lumbalis

84

BAB 3

ramus posterior
N. spinalis

thoracalis kedua
ramus anterior

N. intercostobrachialis

N. intercostalis

ramus cutaneus anterior

rAMUS

cutaneus
lateralis

Gambar 3-8 Distribusi dua buah nervus intercostalis terhadap


lengkung costa.

N. phrenicus dexter

V. cava inferior

N. phrenicus sinister
centrum
tendineum
esophagus
N. vagus

sinistrum
Iigamentum arcuatum
medianum
ligamentum arcuatum
mediale
ligamentum arcuatum
laterale

N. subcostalis

costa Xll
M. quadratus lumborum

M. psoas

truncus sympathicus

Gambar 3-9 Diaphragma dilihat dari bawah. Bagian anterior sisi kanan dibuang. Perhatikan origo otot pada sternum, costa,
dan vertebra dan alat-alat penting yang melaluinya.

D/ND/NG DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA

sampai costa XII. Pinggir medial kedua crura dihubungkan


oleh ligamentum arcuatum medianum, yang menyilang di atas
permukaan anterior aorta (Gambar 3-9). Diaphragma berinsersi
pada centrum lendineum yang rata. Permukaan superior
centrum tendineum sebagian bersatu dengan permukaan inferior
pericardium fibrosa.

Bentuk dap Struktur Diaphragma

Bila dilihat dari depary diaphragma melengkung ke atas dalam


bentuk lembaran muscular tipis membentuk kubah kanan dan
kiri. Kubah kanan mencapai setinggi pinggir atas costa V dan
kubah kiri dapat mencapai pinggir bawah costa V. (Kubah kanan
terletak lebih tinggi mungkin disebabkan oleh ukuran lobus
dexter hepatis yang besar). Centrum tendineum terietak setinggi
articulatio xiphosternalis. Kubah menyokong paru kanan dan
kiri, sedangkan centrum tendineum menyokong jantung. Tinggi
diaphragma berbeda-beda pada tahapan respirasi, sikap tubull
dan derajat pembesaran organ-organ abdomen. Diaphragma lebih
rendah pada waktu orang duduk atau berdiri; dan lebih tinggi
pada waktu berbaring atau setelah makan kenyang.
Apabila dilihat dari samping, diaphragma mempunyai bentuk
seperti huruf J terbalik" lengan panjang berjalan ke atas dari
columna vertebralis dan lengan pendek berjalan ke depan sampai
pada processus xiphoideus (Gambar 3-17).

Persarafan Diaphragma

<)

Persarafan Motorik: N.phrenicus dexter dan sinister (C3, 4,


dan 5).

l}

Persarafan Sensorik: Pleura parietalis dan peritoneum yang


menutupi permukaan sentral diaphragma dari N.phrenicus,
sedangkanbagianperifer diaphragma darienamN.intercostalis
bagian bawah.

85

Lubang-Lubang pada Diaphragma

Diaphragma mempunyai tiga lubang:

Hiatus aorticus, terletak anterior terhadap corpus vertebra


thoracica ke duabelas,

di

antara kedua crura (Gambar 3-9).

Lubang ini dilalul aorta, ductus thoracicus, dan vena azygos.

Hiatus oesophagicus, terletak setinggi vertebra thoracica ke


sepuluh di dalam lengkung serabut otot yang berasal dari
crura deitrum (Gambai 3-9). Lubang ini dilalui esophagus,
nervus vagus dexter dan sinister, ramus oesophagicus arteria
dan vena gastrica sinsitra, dan pembuluh limfe dari spertiga
bagian bawah esophagus.

Hiatus vena cav4 terletak setinggi vertebra thoracica VIII pada


centrum tendineum (Gambar 3-9). Lubang ini dilalui oleh vena
cava inferior dan cabang-cabang terminal nervus phrenicus
dexter.

Selain dari lubang-lubang tersebut nervi splanchnici


menembus crura; truncus sympathicus berjalan posterior terhadap

ligamentum arcuatum mediale pada masing-masing sisi; dan


arteria dan vena epigastrica superior berjalan di antara origo pars
sternaiis dan costalis diaphragma setiap sisi.

Pembentukan Diaphragma
Diaphragma dibentuk dari struktur-struktur berikut ini: (1) septum

transversum, yang membentuk otot dan centrum tendineum; (2)


kedua membrana pleuroperitonealis, yang berperan penting
terhadap area perifer pleura diphragmatica dan peritoneum,
yang masing-masing meliputi permukaan atas dan bawahnya; (3)

mesenterium dorsalis oesophagicus, tempat berkembangnya


crura diaphragmatica.

Septum transversum merupakan massa mesoderm yang


di leher oleh fusi dari miotom ketiga, keempat, dan

terbentuk

kelima segmen cervicalis. Dengan penurunan jantung dari leher

Fungsi Diaphragma

ll Otot untuk inspirasi: Pada

ke thorax, septum didorong ke bawah, serta menarik saraf.saraf

saat kontraksi, diaphragma

yang mengurusnya. Dengan demikian, persarafan motorik berasal

menarik centrum tendineum ke bawah dan menambah dia-

dari nervus cervicalis ketiga, keempat, dan kelima, yang berjalan

meter vertikal thorax.

sebagai nervus phrenicus.

ll Otot

peregang (pampat) perut: Kontraksi diaphragma

Membrana pleuroperitonealis tumbuh ke arah medial dari

membantu otot-otol dinding anterior abdomen dalam mening-

kedua sisi dinding tubuh bergabung dengan septum transversum

katkan tekanan intra-abdominal untuk miksi, defekasi, dan

di anterior

melahirkan.

a Otot

pengangkat beban berat: Dengan menarik nafas


dalam dan mempertahankannya (memfiksasi diaphragma),
diaphragma membantu otolotot dinding anterior abdomen
meningkatkan tekanan intra-abdominal sedemikian rupa
sehingga membantu menyokong columna vertebralis dan
mencegah terjadinya fleksi.

a Pompa thoraco-abdominalis:

oesophagus dan dengan mesenterium dorsalis di


posterior oesophagus. Selama proses fusi, mesoderm septum

transversum meluas ke bagian lain, membentuk seluruh otot-otot


diaphragma.

Otot-Otot Respi rasi Tambahan

Penurunan diaphragma

mengurangi tekanan inlralhoracalis dan meningkatkan tekanan

intraabdominalis. l\,4ekanisme ini membantu mengalirkan


darah dari vena cava inferior kembail ke atrium kanan dan
aliran limfe ke atas ke dalam ducius thoracicus.

Musculus levator costarum yang kecil serta musculus serratus


posterior yang kecil dan tipis tidak besar perannya dalam gerakan
dinding thorax. Ringkasan dari otot-otot dinding dada beserta
persarafan dan fungsinya dapat dilihat pada Tabel 3-1.

86

BAB 3

Table

i.{

Otot-Otot thorax

Nama otot

Origo

M.iftlercogtalis, extemus

Pinggir bawah costa

, {11 } {serabut berjalan

'ki

nsers

Pinggir atas
costa di

'bawah dan d*pan).

Persarafan

Fungsi

Nn.intercostales

Dengan costa I teffiksasi, otot ini


mengangkat costa selama inspirasi
dengan demikian meningkatkan diameter

bawahnya

antetoposterior dan ttansvelsa thgtax.


Dengan costa terakhir terftksasi oleh

otot-otct abdomen, otot ini menurunkan


costa selama ekspirasi.
M.irilercsstalis internus
{11 } {serabuf be4alaB ke

Pinggir bawah costa

yeng terperting)

Nn.intercostales

costa di

bawah dan belakang)


M.intefcoetalis iniirni
{lapjsan tidsk jengkap}
Diaphragma (otot respirasi

Pinggir aias

Costa yanq berdekatan

bawahnya
Co*ta yang

Nn.intercostales

Membantu Mm.intercostales externi dan


interni

N.phrenicus

Otot inspirasi yang sangat penting:

berdekatan
Processus xiphoideus; oRam
cartilago costalis bagian

Centrum
tendineum

menambah diameter vertikal thorax

bawah; tiga vertebra lumbalis

dengan menafik centrum tendineum ke


bawah dan membantu menarik costa

bagian atas

bagian bawah ke atas. Juga berperan


pada pampat perut dan mengangkat
benda beral.
M.levator costarum {12)

M;sellatus posteri0r

:suPti0l

M.seffa1us posterior

.'inferigr'

Ujung processu$ transvetsus


vertebrae cervicalis Vll dan
vertebrae thoracica I - Xl
Processus spinosus vertebrae

Costa bawah

Rami posteriores

Costa bagian

thoracales
Nn.intercosiales

Nn.spinales

cervicalis bagian bawah dan


vertebrae thoracica bagian atas
Processus spinosus vertebrae

atas
Costa bagian

lumbalis bagian atas dan


vertebrae thoracica bagian

Nn,intercostales

bawah

Mengangkat costa, oieh karena itu


mer.upakan otot inspirasi,
Mengangkat costa, oleh karena itu
merupakan otot insBirasi.
Menarik costa ke ba${ah, oleh karena itu
merupakan otot ekspirasi

bawah

Arteria Thoracica I nterna

it Arteda musculophrenica, beqalan di sekitar pars

costalis

diaphragma dan mendarahi spatium intercostale bagian


ban'ah dan diaphragma.

Arteria thoracica interna memberi darah untuk dinding anterior


tubuh dari clavicula sampai umbilicus. Arteri ini dipercabangkan
dari bagian pertama arteria sublcavia di daerah leher. Arteria
thoracica interna berjalan r.ertikal ke bawah pada pleura di
belakang cartilago costalis, satu jari lateral terhadap sternum, dan
berakhir pada spatium intercostale keenam dengan bercabang
menjadi arteria epigastrica superior dan arteria musculophrenica.

Cabang-Cabang

Dua Arteria intercostalis anterior untuk enam spatium inter-

Vena Thoracica lnterna


Vena thoracica interna mengalirkan darahnya ke vena brachiocephalic.r pada masing-masing

Otot-Otot

:i:i.

yang

Menghubungkan Extremitas
Superior dengan Dinding Dada

costale bagian atas.

Arteriae perforantes, yang berjalan mengikuti cabang terminal

Musculus Pectoralis Major

nervus intercostalis yang sesuai.

Merupakan otot tebal berbentuk segitiga yang menutupi dinding


dada bagian anterior (Gambar 3,10). Pinggir bawahnya membentuk
lipat ketiak anterior.

Arteria pericardiacophrenica, yang berjalan bersama nervus


phrenicus dan memberi darah untuk pericardium.
Arteriae mediastinales, menuju ke alat-alat di mediastinum
antedor (misalnya kelenjar thymus).

Origo: Setengah medial clavicula, sternum, dan enam cartilago

Arteria epigastrica superior, masuk ke dalam vagina recti


abdominis di dinding anterior abdomen dan memberi darah

costalis sebelah atas.

untuk musclus rectus abdominis sampai setinggi umbilicus.

Insersi: Serabutnya be{alan konvergen dan berinsersi pada


bibir laieral sulcus bicipltalis humeri.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA

Persarafan: Nervus pectoralis medialis dan lateralis dari


fasciculus medialis dan lateralis plexus brachialis.
Fungsi: Aduksi dan endorotasi lengan atas; serabut pars
clavicularis juga melakukan fleksi lengan atas.

ala s.

Insersi: Permukaan atas costa I di belakang arteria subclavia.


Petsarafan: nervi spinales cervicales.
Fungsi: Menaikkan costa I; otot ini melakukan fleksi lateral

Musculus Pectoralis Minor

Origo: Dari costa III, ke IV dan V.


trnsersi: Serabut-serabutnya berjalan konvergen untuk berinsersi pada processus coracoideus scpulae.

Persarafan: nervus pectoralis medialis, sebuah cabang dari


fasciculus medialis plexus brachialis.
Fungsi: Menarik bahu ke bawah dan depan; jika bahu
difiksasi, otot ini akan menarik costa yang merupakan tempat

dan rotasi pars cervicalis columna vertebralis.


Batas anterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula
cervicalis pleurae.

origonya.

Musculus Serratus Anterior

acromion di sebelah lateral. Clavicula berfungsi sebagai penyangga


lengan atas dari tubuh. Clavicula juga berperan menyalurkan gaya

(Gambar 3-10 dan 3-11).

Origo: Dari permukaan luar delapan costa bagian atas.


Insersi: Permukaan anterior pinggir medial scapula, terutama
di sekitar angulus inferior scapulae.
Persarafan: Nervus thoracalis longus, berasal dari radix C5,
C6, dan C7 plexus brachialis
Fungsi: Menarik scapula ke depan di sekitar dinding thorax
dan memutar scapula.

Otot-Otot Pangkal Leher

yang

Berhubungan dengan Costa

Musculus Scalenus Anterior

Musculus scalenus anterior merupakan otot yang terletak dalam


pada sisi-sisi leher, yang menghubungkan columna vertebralis ke
costa I. Otot ini terletak di bawah musculus sternocleidomastoideus
dan berjalan ke bawah hampir vertical. (Gambar 3-3)
Origo: Processus transversus vertebrae cervicalis III, IV V dan
VI.
Insersi: Pinggir dalam costa I.
Persarafan: Nervus spinalis cervicales.
Fungsi: Elevasi costa I; fleksi lateral dan rotasi pars cervicalis
columna vertebralis.
Batas posterior: arteria subclavia, plexus brachialis, dan cupula

cervicalis pleurae.

Clavicula dan Hubungannya dengan


Apertura Thoracis Superior
Clavicula adalah tulang panjang berbentuk huruf S, yang terletak
horizontal di daerah pangkal leher. Tulang ini bersendi dengan
stemum dan cartilago costalis I di sebelah medial, dan dengan

Otot ini lebar dan tipis menutupi permukaan lateral dinding dada

87

Origo: Processus transversus enam vertebra cervicalis sisi

Merupakan otot tipis berbentuk segitiga yang terletak di permukaan dalam musculus pectoralis major (Gambar 3-11).

PLEURA

Musculus Scalenus Medius

Musculus scalenus medius adalah sebuah otot besar yang


menghubungkan columna vertebralis dengan permukaan atas
costa I. Otot ini terletak posterior terhadap Musculus scalenus
anterior (Gambar 3-3).

dari lengan atas ke kerangka aksial, dan merupakan tempat lekat


otot-otot. Tulang ini terletak tepat di bawah kulit sepanjang sumbu
panjangnya (Gambar 3-10). Clavicula menyilang di anterior apex
axilla, dengan demikian terletak sangat dekat dengan costa I dan
plexus brachialis yang ada di bawahnya serta pembuluh darah
subclavia dan axilla (Gambar 3-11).

Mamma

Lokasi dan Deskripsi

-Glandula mammaria merupakan kelenjar aksesoris kulit khusus,

berfungsi menghasilkan susu (Gambar 3-12). Mamma terdapat


pada pria dan wanita. Bentuknya sama pada pria dan wanita yang
belum dewasa. Papilla mammaria kecil dan dikelilingi oleh daerah
kulit yang berwarna lebih gelap disebut areola mammae. Jaringan
mamma tersusun oleh sekelompok kecil sistem saluran yang
terdapat di dalam jaringan ikat dan bermuara di daerah areola.

Pubertas
Pada masa pubertas seorang wanita, mamma lambat laun
membesar dan akan berbentuk setengah lingkaran di bawah
pengaruhhormonovarium (Gambar3-12). Salurannya memanjang
meskipun demikian pembesaran kelenjar terutama disebabkan
karena penimbunan lemak. Dasar mamma terbentang dari
costa II sampai VI dan dari pinggir lateral stemum sampai linea
axillaris media. Sebagian besar kelenjar terletak di dalam fascia
superficialis. Sebagian kecil, yang disebut axillary tail (Gambar
3-12), meluas ke atas dan lateral, menembus fascia profunda
pada pinggir caudal m.pectoralis major, dan sampai ke axilla. Di
belakang mamma terdapat sebuah ruang yang berisi jaringan ikat
jarang disebut spatium retromammariae.
Setiap payudara terdiri dari 15-20 lobus, yang tersusun radier
dan berpusat pada papilla mammaria. Saluran utama dari setiap

88

BAB 3

Nn. supraclaviculares

M. deltoideus
lV. biceps

M. sternocleidomastoideus

brachi dan
coracobrach ialis

clavicula

M. triceps caput longum

manubrium sterni

axillaris
V. axillaris

corpus sterni

N. cutaneus brachii medialis


M. pectoralis major

M. subscapularis
M. latissimus dorsi

rami cutanei
nervi intercostales

M. teres major

N. intercostobrachialis
M. serratus anterior

//

processus xiphoideus

N. thoracalis longus

A. thoracalis lateralis

aponeurosis M. obliquus externus


Gambar 3-10 Regio pectoralis dan axilla.

lobus bermuara ke puncak papilla mammaria, dan mempunyai


ampulla yang melebar tepat sebelum ujungnya. Dasar papilla
mammaria dikelilingi oleh areola (Gambar 3-12). Tonjolan-tonjolan
halus pada areola diakibatkan oleh kelenjar areola di bawahnya.
Lobus-1obus kelenjar dipisahkan oleh septa fibrosa yang berfungsi
sebagai ligamentum suspensorium (Gambar 3-12).

Vaskularisasl jaringan penyambung juga meningkat untuk


menyediakan makanan yang cukup bagi kelenjar yang sedang
berkembang. Papilla mammaria membesar, dan areola menjadi
lebih gelap dan lebih lebar sebagai akibat dari bertambahnya
deposit pigmen melanin di dalam epidermis. Kelenjar areolar
membesar dan menjadi lebih aktif.
Akhir: Selama pertengahan kedua kehamilan, pertumbuhan

Wanita Muda

melambat. Namun demikian, glandula mammaria tetap


bertambah membesar, terutama disebabkan oleh menggelembungnya alveoli secretorius oleh cairan yang disebut

Pada wanita muda, payudara cenderung menonjol ke depan dari


dasar yang sirkular.

colostrum.
Pasca menyusui: Begitu bayi disapih, payudara kembali ke

Kehamilan

o Awal:

Dalam bulan-bulan awal kehamilan, terdapat penambahan yang cepat panjang dan cabang-cabang sistem ductus
(Gambar 3-13). Alveoli secretorius berkembang pada ujung
ductus-ductus kecil. Jaringan penyambung mulai terisi
dengan alveoli secretorius yang menyebar dan bertunas.

stadium inaktifnya. Susu yang tertinggal diserap kembali,


alveoli secretorius mengerut, dan hampir seluruh alveoli
menghilang. Jaringan -penyambung interlobaris menebal.
Glandula mammada beserta papilla mammaria mengecil
dan kembali mendekati ukuran semula. Pigmentasi areola
berkurang, tetapi warna areanya tidak pernah kembali sepucat
sebelumnya.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

M. pectoralis major
N

ligamentum coracoclaviculare
M. trapezius)'r
ligamentun coracoacromiale
M. deitoideus

musculocutaneus

89

M. sternocleidomastoideus
Nn. supraclaviculares

V. cephalica

M. subclavius
thoracoacromialis

M. coracobrachialis
N. medianus
saraf untuk
M. triceps

-N.manubrium
pectoralis

N. radialis
N. cutaneus
brachii posterior
N. axilla
N. ulnaris

sterni

lateralis

lfascia

clavipectoralis

M. pectoralis minor

N subscapularis inferior

M. subscapularis
N. subscapularis
M. latissimus dorsi
N. thoracalis longus

A. thoracalis

Gambar 3-11

Regio pectoralis dan axilla; lVusculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.

Pascamenopause

Setelah menopause, payudara mengalami atrofi (Gambar 3-13).


Hampir semua alveoli secretorius menghilar-rg, meninggalkan

Aliran limfe mamma penting sekali di klinik mengingat sering

ductus. Jumlah jaringan adiposa dapat bertambah atau berkurang.


Payudara cenderung mengecil dan terletak dalam posisi meng-

gantung. Atrofi pascamenopause disebabkan oleh tidak adanya


hormone estrogen ovarium dan progesteron.

Vaskularisasi

Arteri
Cabang-cabang pembuluh darah ke payudara yaitu rami
perforantes arteri thoracica interna, arteriae intercostales, arteria
thoracica lateralis dan arteria thoracoacromialis, serta cabangcabang arteria axillaris.

Vena
Vena-vena mengikuti arterinya.

Aliran Limfe

timbulnya kanker pada glandula ini dan penyebaran sel-sel ganas


melalr-ri pembuluh limfe menuju ke nodus lymphaticus.
Kuadlan lateral glandr-rla mammaria mengalirkan limfenya
ke nodi lymphoidei axillares anteriores atau kelompok pectorales
(Gambar 3-1;1) (terletak tepat posterior terhadap pinggir bawah
musculus pectoralis major). Kuadran medial mengalirkan
limfenya melalui pembuluh-pembuluh yang menembus ruangan

intercostal dan masuk ke dalam nodi lymphoidei thoracales


internae (terletak di dalam rongga thorar sepanjang arteria
thoracica inter:na). Beberapa pembuluh limfe mengikuti arteriae
intercostales posteriores dan mengalirkan limfenya ke posterior
ke dalam nodi lvmphoidei intercostales posteriores (terletak
sepanjang arteriae intercostales posteriores); beberapa pembuluh
berhubungan dengan pembuluh limfe pa,vudara sisi yang lain dan
dengan kelenjar di dinding anterior abdomen.

90

BAB 3

ductus

papilla
mammaria
areola
septa fibrosa
tuberculum

jaringan adiposa

clavicula

septa fibrosaligamentum
suspensorium
M. pectoralis

jaringan adiposa
M. pectoralis major

papilla
mammaria

ductus lactiferous
dari lobus glandulae
mammaria

Gambar 3-12 Mamma pada wanita dewasa. A. Tampak anterior dengan sebagian kulit dibuang untuk memperlihatkan struktur
internal. B. Penampang sagital. C, Ekor axilla (axillary kit) yang menembus fascia profunda dan meluas ke dalam axilla.

sebagian kecil di regio pectoralis. Daerah kecil ini menebal, sedikit

Pembentukan Mamma

'

Pada embrio muda,. timbul sebuah garis penebalan ektoderm


disebut rigi susu, yang terbenlang dari axilla miring ke regio

tertekan, dan mengirim 15 sampai 20 tali padat, yang tumbuh

ke dalam mesenkim di bawahnya. Sementara itu,

mesenkim

berproliferasi, dan ektoderm yang tertekan menebal menjadi timbul

ke permukaan untuk membentuk papilla mammaria. Pada usia

inguinalis. Pada hewan, beberapa glandula mammaria dibentuk

5 bulan, dapat ditemukan areola pada kulit sebagai area sirkular

di sepanjang linea ini. Pada manusia, linea ini menghilang kecuali

yang berpigmen di sekitar bakal papilla mammaria.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

&N

&

sebelum pubertas

muda dan

wanita pada saat pubertas

wanita, pertengahan
pertama siklus haid

wanita, pertengahan
kedua siklus haid

wanita hamil

wanita pasca menvusui

wanita pasca menopause

wanita menyusui
Gambar 3-13 Luasnya perkembangan ductus dan alveoli secretorius di dalam payudara
kegiatan yang berbeda-beda.

kedua jenis kelamin pada stadium

91

92

BAB 3

M. pectoralis major

,\/

Nodi lymphatici apicales

M. pectoralis minor
lymphatici
centrales

o
rJ
\O-

-Nodi

lvmohatici

thoracales internales

>l

Nodi lymphatici
axillares anteriores
atau

$N
Gambar 3-14 Aliran limfe glandula mammaria.

Rongga Dada
Rongga dada dibatasi oleh dinding thorax dan di bawah oleh
diaphragma. Rongga ini meluas ke atas ke dalam pangkal leher
sekitar satu jari di atas clavicula kanan dan kiri (Gambar 3-15).

Diaphragma, sebuah otot yang sangat tipis, merupakan


satu-satunya struktur (selain dari pleura dan peritoneum) yang
mCgnisahkan rongga dada dari viscera abdomen. Rongga dada
dibagi oleh pemisah garis tengah, disebut mediastinum, atas dua
bagian iateral yang ditempati oleh paru dan pleura (Gambar 3-16,
3-17, dan 3-18).

sampai columna vertebralis. Mediastinum dibagi dua menjadi


mediastinum superius dan mediastinum inferius oleh bidang
imajiner yang berjalan dari angulus sterni (persendian antara
manubrium dan corpus sterni) di anterior ke pinggir bawah corpus
vertebra thoracica IV di posterior (Gambar 3-17). Mediastinum

inferius lebih lanjut dibagi lagi dalam mediastinum medium,


yang berisi pericardium dan jantung; mediastinrrm anterius
yang merupakan ruang di antara pericardium dan stemum; dan
mediastinum posterius yang terletak di antara pericardium dan
columna vertebralis.

Mediastinum Superius

Mediastinum

Mediastinum, walaupun tebal, merupakan pemisah yang


ralrdah bergerak, yang terletak di antara kedua pleura dan
pqru (Gambar 3-18). Meluas ke atas sampai apertura thoracis
superior dan pangkal leher, dan ke bawah sampai diaphragma.
Ke depan mediastinum meluas sampai sternum dan ke posterior

Isi mediastinum superius dari anterior ke posterior adalah:

sisa_
sisa thymus, vena brachiocephalica, bagian atas vena cava superior,

arteria brachiocephalica, arteria carotis communis sinistra, arteria


subclavia sinistra, arcus aorta, nervus phrenicus dan nervus vagus
dexter dan sinister, nervus laryngeus recurrens sinister dan nervi
cardiaci, trachea dan nodus lymphaticus, esophagus dan ductus
thoracicus, serta truncus sympathicus.

DINDING DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA

lokasi apex
pulmonis

93

processus transversus
vertebrae cervicalis Vll
membrana suprapleuralis
a parietalis
pleura visceralis
clavicula

Gambar 3-15 Pandangan lateral apeftura thoracis superior


(pintu keluar) memperlihatkan bagaimana apex pulmonis
menonjol ke atas masuk ke dalam pangkal leher. Apex pulmonis
ditutupi oleh pleura visceralis dan parietalis dan dilindungi oleh
membrana suprapleuralis, yang merupakan penebalan dari fascia
endothoracica.

Pleura

Mediastinum Anterius

Isi mediastinum anterius antara lain ligamentum

sternoperi-

cardiacum, keleniar limfe, dan sisa thymus.

Pleura dan paru terletak pada kedua sisi mediastinum di dalam


dada (Cambar 3-16). Pleura merupakan dua kantong serosa
-rongga
yang mengelilingi dan melindungi paru. Setiap pleura terdiri dari

Mediastinum Medium

dua lapisan: lapisan parietalis, yang meliputi dinding thorax,


meliputi permukaan thoracal diaphragma dan permukaan lateral

Isi mediastinum medium antara lain pericardium, jantung dan

mediastinum, dan meluas sampai ke pangkal leher; dan lapisan


visceralis, yang meliputi seluruh permukaan luar paru dan meluas
ke dalam fissura interlobaris (Gambar 3-16, 3-18, dan 3-19). Lapisan
parietalis melanjutkan diri menjadi lapisan visceralis pada lipatan
pleura yang mengelilingi alat-alat yang masuk dan keluar dari
hilus pulmonis pada setiap paru (Gambar 3-18 dan 3-19). Untuk
memungkinkan pergerakan rrasa pulmonalis dan bronchus besar
selama respirasi, Iipatan pleura tergantung sebagai lipatan bebas
dan disebut ligamentum pulmonale (Gambar 3-20).

pangkal pembuluh darah besar, nervus phrenicus, bifurcatio


trachea, dan kelenjar 1imfe.

Mediastinum Posterius
Isi mediastinum posterius antara lain aorta descendens, esophagus,
ductus thoracicus, vena azygos dan vena hemiazygos, nervi vagi,
nervi spianchnici, truncus sympathicus, dan nodus lymphaticus.

94

BAB 3

V azygos
esophagus

pleura parietalis
,:, ,:,i.::r,

atrium kiri

.-:

o
o

: ':.rt,
:: :::--::::::ri,:

::-'::..'r:
: i:
::::r

-.
: .

i._\\
. :,\

ruang pleura

:::..::
,

:ri

pleura
visceralis

,l

paru kanan,
lobus inferior

paru kiri,
lobus inferior

fissura
obliqua dextra

paru kanan,
lobus superior

ventrikel kiri
pericardium
fibrosa

atrium kanan

pericardium
serosa parietalis
cavum pericardii

ventrikel kanan

pericardium serosa
visceralis

Gambar 3-16 Penampang melintang thorax setinggi veftebra thoracica VIIL Perhatikan susunan pleura dan rongga pleura
(ruang) dan pericardium fibrosa dan serosa.

mediastinum superius

manubrium
angulus sterni
mediastinum
anterius
corpus
mediastinum
medium

mediastinum inferius

processus
xiphoideus

diaphragma

mediastinum posterius

Gambar 3-17 Pembagian mediastinum,

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

95

columna vertebralis
mediastinum
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)
pleura visceralis
cavitas pleuralis
(ruang)

hilus pulmonis

pleura costalis
(pleura parietalis)
corpus sterni

cartilago costalis

pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)
Gambar 3-18 pleura dilihat dari atas dan depan. Perhatikan posisi mediastinum dan hilus masing-masing paru.

Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura dipisahkan


satu dengan yang lain oleh suatu ruangan sempit, cavitas pleuralis
(Gambar 3-18 dan 3-19). (Dokter-dokter cenderung menggunakan
istilah ruang pleura daripada istilah anatomi cavitas pleuralis.
Ha1 ini mungkin untuk menghindari kerancuan antara cavitas
pleuralis (celah sempit) dengan cavitas thoracis yang lebih besar).
Normal cavitas pleuralis mengandung sedikit cairan jaringan,
cairan pleura, yang membasahi permukaan pleura.
Recessus costodiaphragmaticus merupakan daerah yang
paling rendah dari cavitas pleuralis. Paru akan berkembang ke
ruangan ini selama inspirasi (Gambar 3-19 dan 3-20).

Pleura diaphragmatica di atas kubah dipersarafi oleh nervus

phrenicus dan

di sekitar pinggirnya oleh enam nervus

intercostalis bagian bawah.

Pleuravisceralis (Gambar3-21): Pleura visceralis mendapatkan


persarafan otonom dari plexus pulmonalis. Pleura visceralis peka
terhadap tarlkan, tetapi tidak peka terhadap sensasl umum seperti
nyeri dan raba.

Trachea dan Bronchus Principalis


Anatomi dasar dari struktur-struktur ini (Gambar 3-22 dan 3-23)

Persarafan Pleura

Pleura parietalis (Gambar 3-21): Pleura parietalis peka terhadap


nyerl, suhu, raba, dan tekanan dan dipersarafi sebagai berikut:

a Pleura costalis

secara segmental dipersarafi oleh nervus

intercostalis.

Pleura mediastinalis dipersarafi oleh nervus phrenicus.

diuraikan dalam Bab 2 (halaman 67).

Paru
I
Paru (kanan dan kiri) terletak di samping kanan dan kiri
mediastinum (Gambar 3-16). Di antaranya, di dalam mediastinum,
terletak jantung dan pembuluh darah besar. Paru berbentuk

96

BAB 3

tabung laryngotrachea
tunas paru

rongga selom

pleura parietalis

preuravisclerari"

cavitas pleuralis

(a

pleura visceralis

radix pulmonalis
pulmo/paru
pleura visceralis
cavitas pleuralis

dinding thorax

pleura parietalis

diaphragma

costod

ia p h rag

maticu s

Gambar 3-19 Pembentukan paru. Perhatikan bahwa masing-masing tunas paru menginvaginasi dinding rongga selom dan
kemudian tumbuh mengisi sebagian besar rongga selom. Perhatikan juga bahwa paru diliputi oleh pleura visceralis dan dinding
thorax dibatasi oleh pleura parietalis. Rongga selom yang asli berkurang besarnya sampai menjadi celah sempit disebut cavitas
pleuralis sebagai akibat peftumbuhan paru.

D/ND/N6 DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA

pleura cervicalis
(pleura parietalis)

costalis

pleura
(pleura parietalis)

paru kiri

fissura obliqua
pleura visceralis
pleura mediastinalis
(pleura parietalis)
Vv. pulmonales

lipatan pleura

ligamentum pulmonale

pleura diaphragmatica
(pleura parietalis)
Gambar 3-20 Berbagai daerah pleura parietalis. Perhatikan lipatan pleura (garis putus-putus) yang mengelilingi struktur yang
masuk dan keluar dari hilus pulmonis kiri. Di daerah ini pleura parietalis berhubungan dengan pleura visceralis. Tanda panah
menuniukkan posisi recessus costodiaphragmaticus.

Nn. phrenici

. .r'

(C3,C4, dan C5)


parietalis

,
Nn. intercostales
(T1-T11

\-\-

pleura visceralis

_ plexus pulmonalis

(vagus dan sympathicus)

\
Gambar 3-21 Diagram memperlihatkan persarafan pleura parietalis dan visceralis.

97

98

BAB 3

trachea

bronchus principalis

sinister

bronchus lobaris
bronchus
segmentalis

bronchus terminalis

bronchiolus respiratorius

ductus alveolaris
saccus alveolaris
alveolus

Gambar 3-22 Trachea, bronchus, bronchiolus, ductus alveolaris, saccus alveolaris, dan alveoli. Perhatikan jalan yang diambil
oleh udara yang diinspirasi dari trachea ke alveoli.

kerucut dan diliputi oleh pleura visceralis. Paru tergantung bebas


dan dilekatkan pada mediastinum oleh radiksnya.
Masing-masing paru mempunyai apex yang tumpul, yang
menonjol ke atas ke dalam leher (Gambar 3-24 dan 3-25) sekitar
2,5 cm di atas clavicula; basis yang konkaf yang terletak di atas
diaphragma; facies costalis yang konveks yang disebabkan oleh
dinding thorax yang konkaf; facies mediastinalis yang konkaf
yang merupakan cetakan pericardium dan alat-alat mediastinum

lainnya (Gambar 3-24, 3-25, dan 3-26). Sekitar pertengahan facies


mediastinalis terdapat hilus pulmonis, yaitu suatu cekungan di
mana bronchus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk
radix pulmonis masuk dan keluar dari paru.
Pinggir anterior tipis dan tumpang tindih dengan jantung;
pada pinggir anterior ini pada paru kiri terdapat incisura
cardiaca. Pinggir posterior tebal dan terletak di samping columna
vertebralis-

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

Gambar 3-23 Spesimen plastinasi dari trachea, bronchus principalis, dan paru orang dewasa; sebagian jaringan paru dibuang untuk memperlihatkan bronchus
besar. Perhatikan bahwa bronchus principalis dexter lebih lebar dan lebih lurus terhadap trachea dibandingkan dengan bronchus principalis sinister.

100

BAB 3

3t
*/
J,/
*//
f

lobus inferior

-/

./

'/

lobus inferior
Gambar 3-24 Permukaan lateral dan medial paru kanan

Lobus dan Fissura

Paru Kanan
kiri, dan dibagi oleh fissura
obliqua dan fissura horizontalis menjadi tiga lobus; lobus superior,
lobus medius, dan lobus inferior (Gambar 3-24). Fissura obliqua
Paru kanan sediklt lebih besar dari paru

berjalan dari pinggir inferior ke atas dan belakang menyilang permukaan medial dan costalis sampai memotong pinggir posterior.

Fissura horizontalis berjalan horizontal menyilang permukaan


costalis dan bertemu dengan fissura obliqua. Lobus medius merupakan lobus kecil berbentuk segitiga yang dibatasi oleh fissura
horizontalis dan fis>ura obliqua.

Paru Kiri
Paru

kiri dibagi oleh satu fissura

(sekunder) yang berjalan ke lobus paru mempercabangkan


bronchus segmentalis (tersier) (Gambar 3-22). Setiap bronchus
segmentalis kemr-rdian masuk ke segmenta bronchopulmonalia.
Sebuah segmenta bronchopulmonalia mernpunyai ciri-ciri sebagai
berikut:

I Merupakan sr-rbdivisi lobus paru.


l) Berbentuk pyramld dengan apex menghadap ke
ll Dikelilingi oleh jaringan ikat.
ll Mempunyai safu bronchus segmentalis,
<l
I

(fissura obliqr-ra) menjadi dua

radix

pulmonis.
safu arteria segmen-

talis, pembuluh limfe, dan persarafan otonom.


Venae segmentales terletak di dalarn jaringan

ikat di antara
segmenta bronchopulmonalia yang berdekatan.
Karena merupakan unit struktural, segnen yang sakit dapat
dibuang dengan pembedahan.

lobus: lobus superior dan lobus inferior (Cambar 3-25).

Segmenta Bronchopulmonalia

Segmenta bronchopulmonalia merupakan unit paru secara


anatomi, fungsi, dan pembedahan. Setiap bronchus lobaris

Setelah masuk segmenta bronchopulmonalia, setiap bronchus


segrnentalis terbagi dua berr-rlang-ulang (1ihat Gambar 3-29).Pada
saat bronchus menjadi lebih kecil, cartilago yang berbentuk U yang

ditemui sejak dari trachea perlahan-lahan diganti dengan lempeng


cartilago yang lebih kecil dan lebih sedikit jumlahnya. Bronchus

DIND/NG DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

^*

101

'n,

:\
\\*
i
\
\

fissura obliqua

Gambar 3-25 Permukaan lateral dan medial paru

yang paling kecil membelah dua menjadi bronchiolus, yang


diameternya kurang dari 1 mm (1ihat Gambar 3-29). Bronchiolus
tidak mempunyai cartilago di dalam dindingnya dan dilapisi oleh
epitel silender bersilia. Lapisan submucosa mempunyai serabut
otot polos melingkar yang utuh.
Bronchiolus kemudian membagi dua menjadi bronchiolus
terminalis (1ihat Gambar 3-29), yang mempunyai kantong- kantong
lembut pada dindingnya. Pertukaran gas yang terjadi antara darah
dan udara terjadl pada dinding kantong-kantong tersebut, karena
itu dinamakan bronchiolus respiratorius. Diameter bronchiolus
respiratorius sekitar 0,5 mm. Bronchiolus respiratorius berakhir
dengan bercabang menjadi ductus alveolaris yang menuju ke arah
saluran berbentuk kantong dengan dinding yang tipis disebut
saccus alveolaris. Saccus alveolaris terdiri dari beberapa alveoli
yang terbuka ke satu ruangan (Gambar 3-29 dan 3-30). Masingmasing alveolus dikelilingi oleh jaringan yang mengandung
kapiler yang padat. Pertukaran gas terjadi antara udara yang
terdapat di dalam lumen a1veo1i, melalui dinding aiveoli ke dalam
darah yang ada di dalam kapiler di sekitarnya.
Segmen-segmenta bronchopulmonalia utama (Gambar 3-31
dan 3-32) adalah sebagai berikut ini:

ll

kiri.

Paru kanan
Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior
Lobus medius: Lateralis, medlalis
Lobus inferior: Superior (apical), basalis medialis, basalis
anterior, basalis lateralis, dan basalis posterior.

Paru

kiri

Lobus superior: Apicalis, posterior, anterior, lingularis


su

perior, lingu laris inferior

Lobus inferior: Superior (apicalis), basalis medialis, basalis


anterior, basalis lateralis, basalis posterior.

Walaupun susunan umum segmenta bronchopulmonalia


penting dalam klinik, tidak perlu mengingatnya secara rinci,
kecuali bermaksud mengambil spesialisasi paru atau bedah paru.

Radix Pulmonis

Radix pulmonis dibentuk oleh alat-alatyangmasuk dankeluarparu.

Alat-alat tersebut adalah bronchus, arteria dan vena pulmonalis,


pembuluh limfe, arteria dan vena bronchialis, dan saraf. Radix

102

BAB 3

esophagus
V. subclavia dextra
rami communicantes

truncus
sympathicus

trachea
N. vagus dexter
V.

jugularis interna dextra

brachiocephalica dextra

N. phrenicus dexter
V. azygos

bronchi dexter

V cava superior
aorta ascendens

A. pulmonalis
atrium dextrum
ditutupi pericardium

pulmonalis

pericardium

N. splanchnicus major
diaphragma

splanchnicus mrnor
il

V. cava inferior

ductus thoracicus

truncus sympathicus
N. phrenicus sinister
N. vagus sinister

V. brachiocephalica
sinistra

arcus aorta
N. laryngeus recurrens

sinister
ligamentum arteriosum

A. pulmonalis sinistra
bronchi sinister
ventriculus sinister
ditutupi pericardium

pulmonalis sinistra

aorta descendens
pericardium

esophagus
Gambar 3-26 A, Mediastinum sisi kanan. B. Mediastinum sisi kiri.

D/ND/N6 DADA, RONGGADADA, PARU, DAN RONGGAPLEURA

103

V. subclavia dextra

clavicula
dextra

:!ffi*-

truncus sympathicus

4,.

M. subclavius
dexter

potongan costa

A. thoracica
interna

V. azygos

V. cava superior

N. intercostalis

:,.;

aorta ascendens
,

bronchi dexter
N. phrenicus dexter
V. pulmonalis

atrium dextrum
N- splanchnicus

major

ventriculus dexter

potongan
cartilago costalis

V. cava inferior

cupula dextra
diaphragmatica

ANTERIOR
potongan cartilago costalis
Gambar 3-27 Diseksi mediastinum sisi kanan; paru kanan dan pericardium dibuang. Pleura parietalis
costalis juga dibuang.

pulmonis dikelilingi oleh selubung pleura, yang menghubungkan


pleura parietalis pars mediastinalis dengan pleura visceralis yang
membungkus paru (Gambar 3-20 dan 3-26).

descendens. Venae bronchiales mengalirkan darahnya


azygos dan vena hemiazygos.

ke vena

Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang-cabang

terminal arteria pulmonalis. Darah yang telah mengalami

Pembuluh Darah Paru

Bronchus, jaringan ikat paru, dan pleura visceralis meneri.ma


darah dari arteriae bronchiales, yang merupakan cabang darl aorta

oksigenasi meninggalkan kapiler-kapiler alveoli dan akhirnya


bermuara ke dalam kedua vena pulmonalis. Dua vena pulmonalis
meninggalkan radix pulmonis masing-rnasing paru (Cambar 3-26,
3-27, dan3-28) untuk bermuara ke dalam atrium kiri jantung.

104

BAB 3

truncus
sympathicus

A. subclavia
sinistra

N. vagus
sinister

A. carotis
communis
sinistra

aorta
descendens

arcus aorta
auricula sinistra
truncus
pulmonalis

ventriculus

dexier

N. phrenicus
sinister

ANTERIOR

ventriculus
sinister

cupula sinistra
diaphragmatica

apex cordis

Gambar 3-28 Diseksi mediastinum sisi kiri; paru kiri dan pericardium dibuang. Pleura parietalis costalis juga
dibuang.

Aliran Limfe Paru

Pembuluh limfe berasal dari plexus superficialis dan plexus


profundus (Cambar 3-33), dan tidak terdapat pada dinding
alveoli. Plexus superficialis (subpleura) terletak di bawah pleura
visceralis dan mengalirkan cairannya melalui permukaan paru
ke arah hilus pulmonalis, tempat pembuluh-pembuluh limfe
bermuara ke nodi bronchopulmonales. Plexus profundus
berjalan sepanjang bronchus dan arteria dan vena pulmonalis
menuju ke hilus pulmonis, mengalirkan limfe ke nodi pulmonis
yang terletak di dalam substansi paru. Limfe kemudian masuk ke
dalam nodi bronchopulmonales di dalam hilus pulmonis. Semua
limfe dari paru meninggalkan hilus pulmonis mengalir ke nodi

tracheobronchiales dan kemudian masuk ke dalam truncus


lymphaticus bronchomediastinalis.

Persarafan Paru

Pada radix setiap paru terdapat plexus

pulmonalis (Gambar 3-21).

Plexus dibentuk dari cabang-cabang truncus sympathicus dan


serabut-serabut parasimpatik nervus vagus.
Serabut-serabut eferen simpatik mengakibatkan bronchodilatasi dan vasokonstriksi. Serabut-serabut eferen parasimpatik
mengakibatkan bronchokonstriksi, vasodilatasi, dan peningkatan
sekresi kelenjar. Impuls aferen yang berasal dari membrana
mucosa bronchus dan dari reseptor regang dinding alveoli berjalan
ke sistem saraf pusat di dalam saraf simpatik dan parasimpatik.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

105

bronchus segmentalis
saraf

otonom-__

pembuluh limfe

A. pulmonalis

--_
---V.

V. pulmonalis

bronchiolus
terminalis

bronchiolus
respiratorius

Pulmonalis di
dalam jaringan
ikat intersegmental

- .-

[/

7.. ..il Y.:-'.


alveolus/

lobulus

paru

segmenta bronchopulmonalia
Gambar 3-29 Sebuah segmenta bronchopulmonalia dan sebuah lobulus paru" Perhatikan bahwa vena-vena pulmonalis terletak
di dalam septa jaringan ikat yang memisahkan sejmen yang berdekatan.

nspi rasi

run
Mekanisme Respirasi
Respirasi terdiri dari dua fase, yaitu fase inspirasi dan fase
ekspirasi. Hasil dari respirasi adalah penambahan dan pengurangan kapasitas cavitas thoracis secara bergantian. Frekuensi
respirasi atau pernapasan bervariasi antara 16 sampai 20 per
menit pada orang normal yang sedang istirahat. lebih cepat pada
anak-anak, dan lebih larnbat pada orang tua.

lnspirasi Biasa

Bandingkan cavitas thoracis dengan sebuah kotak yang hanya


mempunyai satu pintu masuk di bagian atasnya. Pintu masuk ini
berbentuk tabung, disebut trachea (Gambar 3-34). Kapasitas kotak
dapat ditambah dengan penambahan semua diameternya, dan
mengakibatkan udara dengan tekanan atmosfir masuk ke dalam
kotak melaiui tabung.
Sekarang bayangkan tiga diameter rongga thoraks dan bagaimana kapasitasnya akan bertambah (Gambar 3-34 dan 3-35).

Gambar 3-30 Mikrograf scanning electron paru


memperlihatkan sejumlah saccus alveolaris. Alveoli
merupakan cekungan atau ruangan kecil, di
sepanjang dinding saccus alveolaris. (atas izin Dr.M
Koering).

Diameter vertikal. Secara teoritis, apex pulmonalis dapat


dinaikkan dan basis diturunkan. Apex pulmonalis dibentuk
oleh membrana suprapleuralis dan terfiksasi. Sebaliknya, basis

pulmonalis dibentuk oleh diaphragma yang mudah bergerak.


Jika diaphragma berkontraksi, kubahnya menjadi datar dan
diaphragma turun (Gambar 3-34).
Diameter anteroposterior. Jika costa yang letaknya miring
ke bawah diangkat pada ujung sternalnya, diameter anteroposterior rongga thoraks akan bertambah dan ujung bawah
sternum akan terdorong ke depan (Gambar 3-34). Hal ini
dapat dilakukan dengan mengfiksasi costa I melalui kontraksi
musculi scaleni pada leher dan kontraksi musculi intercostales
(Gambar 3-35). Dengan cara ini semua costa akan tertarik
bersama-sama dan terangkat menuju costa I.

Diameter transversal. Costa di depan bersendi dengan


sternum melalui cartilago costalisnya dan di belakang dengan
columna vertebralis. Oleh karena costa melenS;kung ke bawah

dan depan di sekeliling dinding thoraks, costa-costa ini


menyerupai tangkai ember (Gambar 3-34). Oleh karena itu bila
costa terangkat (seperti tangkai ember), diameter transversa

rongga thorax akan bertambah. Seperti telah dijelaskan


sebelumnya, hal ini dapat pula dilakukan dengan mengfiksasi
costa I dan mengangkat costa-costa lainnya ke arah costa I
dengan kontraksi musculi intercostales (Gambar 3-35).

Faktor lain yang tidak boleh dilupakan adalah efek turunnya


diaphragma pada viscera abdomen, dan tonus otot-otot dinding
anterior abdomen. Bila diaphragma turun waktu inspirasi,
tekanan intraabdominal akan meningkat. Peninggian tekanan ini
diimbangi oleh relaksasi otot-otot dinding abdomen. Akan tetapi
dapat tercapai suatu titik di mana relaksasi otot-otot abdomen tidak
mungkin dilakukan lagi, hati beserta viscera abdomen bagian atas

bekerja sebagai penyanggah mempertahankan diaphragma agar


ticlak bergerak turun lagi. Pada kontraksi selanjutnya, centrum
tendineum diaphragma telah mendapatkan penyokong dari

108

BAB 3

trachea
lobus superior
paru kanan
lobus superior
paru kiri

fissura horizontal

fissura obliqua

lobus medius
paru kanan
lobus inferior
paru kanan

fissura obliqua

lobus inferior
paru kiri

tncrsura

cardiaca
apicalis

-posterior

anterior

anterior
basalis apicalis

basalis
anterior

divisi lingularis
superior
basalis lateralis

divisi lateral
lobus medius

divisi Iingularis

divisi medial
lobus medius

inferior
segmen
basalis
posterior

Gambar 3-32

Paru dilihat dari kiri.

A. Lobus-lobus. B. Segmenta bronchopulmonalia.

El<spirasi

Ekspirasi Biasa

Sebagian besar ekspirasi biasa merupakan fenomena pasif dan


dilakukan oleh elastisitas paru, relaksasi musculi intercostales dan

diaphragma, dan peningkatan tonus otot-otot dinding anterior


abdomen yang mendorong diaphragma yang sedang relaksasi ke

berkontraksi dan menarik costa secara bersamaan dan menekan


costa tersebut ke bawah ke costa XII (Gambar 3-35). Musculus
serratus postedor inferior dan Musculus latissimus dorsi mungkin

ikut berperan.

Perubahan Paru pada Ekspirasi

Pada ekspirasi, radix pulmonis naik bersama dengan bifurcatio


trachea. Bronchus memendek dan berkontraksi. Jaringan elastis

atas.

lumborum juga berkontraksi dan menarik costa XII ke bawah.


Dalam keadaan ini mungkin sebagian dari musculi intercostales

Ekspirasi Kuat

Ekspirasi kuat merupakan proses aktif sebagai akibat kontraksi


kuat otot-otot dinding anterior abdomen. Musculus quadratus

paru memendek dan ukuran paru mengecil. Dengan bergeraknya


diaphragma ke atas, daerah pleura parietalis pars diaphragmatica
dan costalis yang berdekatan menjadi iebih besar, dan recessus
costodiaphragmaticus mengecil ukurarLnya. Pinggir bawah paru
mengerut dan lebih tinggi Ietaknya.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

nodi tracheobronchiales

truncus bronchomediastinalis
N.laryngeus recurrens sinister

nodi bronchopulmonales

nodi pulmonales

plexus lymphaticus superficialis


plexus lymphaticus
profundus

nodi coeliacus

Gambar 3-33 Aliran limfe paru dan ujung bawah oesophagus"

berhubungan dengan paru. Setiap tunas tumbuh ke lateral dan


menonjol ke dalam pars pleura selom embrionik (Gambar 3-36).

Pembentukan Paru dan Pleura

Tunas paru terbagi menjadi tiga lobus dan kemudian menjadi dua

Sebuah sulcus longitudinal terbenluk pada lapisan entoderm pada

lobus, tergantung pada jumlah bronchus utama dan lobus yang


ditemukan pada paru yang berkembang sempurna. Kemudian

lantai pharynx. Sulcus ini disebut sulcus laryngotrachealis.


Lapisan larynx, trachea, dan bronchi serta epitel alveoli berkem-

bang dari sulcus ini. Pinggir sulcus bergabung menjadi satu


membentuk tuba laryngotrachealis (Gambar 3-36). Proses

iusi dimulai dari distal, sehingga lumen mulai dipisahkan dari


oesophagus yang sedang tumbuh. Tepat di belakang lidah yang
sedang berkembang, terdapat sebuah lubang kecil yang menetap,

yang terbuka ke dalam larynx. Tuba laryngotrachealis tumbuh


ke caudal ke dalam mesoderm splanchnicus dan akhirnya terletak
anterior terhadap oesophagus. Di sebelah distal tuba terbagi dua,
masuk ke dalam tunas paru kanan dan kiri. Cartilago berkembang

di dalam mesenkim di sekeliling tuba. Bagian atas tuba menjadi


larynx, sedangkan bagian bawahnya menjadi trachea.
Setiap tunas paru terdiri dari tabung entoderm yang dikelilingi
oleh mesoderm splanchnicus; dari sini berasal semua jaringan yang

setiap bronchus utama membelah dua (dikotomi) teTus-menerus,


sehingga akhirnya terbentuk bronchiolus terminalis dan alveoli.

Divisi bronchiolus terminalis beserta tambahan pembentukan


bronchiolus dan alveoli, kadang-kadang berlanjut sampai setelah
lahir.

Setiap paru mendapatkan penutup pleura visceralis yang


berasal dari mesoderm splanchnicus. Pleura parietalis dibentuk
dari mesoderm somatik. Pada usia tujuh bulan, lengkung kapiler
berhubungan dengan sirkulasi pulmonal yang akan berkembang

sedemikian rupa sehingga cukup untuk mempertahankan


kehidupan jika terjadi kelahiran premature. Pada saat lahir, paru

berkembang, dan alveoli mengalami dilatasi. l\4eskipun demikian,


baru hari ketiga atau keempat pasca lahir, alveoli yang terletak di
perifer setiap paru berkembang dengan sempurna.

109

110

ir'
I
I

kotak yang sedang mengembang

cavitas thoracis yang sedang mengembang

kerja tangkai ember

pengembangan lateral

pengembangan anteroposterior

turunnya diaphragma
Gambar 3-34. Berbagai cara di mana kapasitas rongga thorak bertambah selama inspirasi

D/ND/NG DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

111

M scalenus anterlor

dan medius

Mm. intercostales

intercostales

rnsprrasr

M. quadratus
lumborum

ekspirasi
kuat

diaphragma

Gambar 3-35 A. Bagaimana musculi intercostales mengangkat costa selama inspirasi. Perhatikan bahwa
musculi scaleni mengfiksasi costa I, atau pada inspirasi kuat mengangkat costa I. B. Bagaimana musculi
intercostales dapat digunakan pada ekspirasi kuat dengan mengfiksasi costa XII atau diturunkan oleh otototot abdomen. C. Bagaimana hepar berperan sebagai penyanggah sehingga memungkinkan diaphragma
mengangkat costa bagian bawah.

ffiAT'{MARAN

A[\AT$fdI BERMUKAAN

RAffi!*ffiRAFIK PARTJ MAru


n[fumtruG m&ffiA

TRAC!".{EA, PARU, MAN

PtffiURA

Struktur yang penting untuk dilihat pada radiografi standar

Sebelum mempelajari anatomi permukaan trachea, paru, dan

posteroanterior dan oblik lateral dada dapat dilihat pada Gambar


3-37 sampatS-42. Sebuah bronkogram juga diperlihatkan (Gambar
3-43). Pada pemeriksaan khusus, minyak beryodium atau media
kontras lainnya dimasukkan ke dalam bronchus tertentu atau
bronchi, biasanya dengan bantuan fluoroskopi. Contoh CT scan
dada diperlihatkan pada Gamb ar 3-44 dan3-45. Contoh penampang
melintang dada yang dilihat dari bawah untuk membantu dalam
interpretasi CT scan diperlihatkan dalam Gambar 3-46.

pleura, anatomi permukaan dari dinding dada depan dan


belakang harus diulang kembali. Hai ini diringkas dalam Gambar
3-47 sampai 3-50.

Trachea
Trachea terbentang dari pinggir bawah cartilago cricoidea (di
depan corpus vertebra cervicalis VI) di leher sampai setinggi
angulus sterni di dada (Gambar 3-51). Trachea mulai di garis

112

tuba laryngotrachealis

oesophagus

trachea
pleura visceralis

Gambar 3-36 Pembentukan paru. A. Pembentukan sulcus laryngotrachealis dan tuba. B. Pinggir sulcus
laryngotrachealis berfusi untuk membentuk tuba laryngotrachealis. C, Tunas paru mendorong dinding selom

intra-embryonik. D. Tunas paru membelah membentuk bronchus utama.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

Gambar 3-37 Radiografi posteroanterior dada seorang pria dewasa normal

113

114

BAB 3

V. brachiocephalica dextra

clavicula

arcus aorta

truncus pulmonalis

auricula sinistra

udara di dalam
fundus gaster

diaphragma

Gambar 3-38 Struktur utama yang dapat dilihat pada radiografi posteroanterior dada pada Gambar 3-37.
Perhatikan posisi pasien terhadap sumber sinar X dan tempat kaset film.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

Gambar 3-39 Radiografi oblik kanan dada dari seorang pria dewasa normal setelah menelan barium

'115

116

trachea

clavicula dextra

clavicula sinistra

barium di dalam
oesophagus
bronchus
principalis
sinister
columna
vertebralis

truncus
pulmonalis
scapula
sinistra

).,

radix pulmonis
sinistra

(wt

Ii

ventriculus
dexter

diaphragma

gas di dalam fundus


hepar

,)l,:,

Gambar 3-40 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi oblik kanan dada pada Gambar 3-39. perhatikan
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.

posisi

DINDING DA,DA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

ff
ffi
ffi-

&
w
&!r..

#..',

it,.'':

Gambar 3-41 Radiografi lateral kiri dada seorang pria dewasa normal setelah menelan barium.

118-

cabang-cabang arcus aoria

angulus sternum

bronchus principalis

dexter
bronchus principalis

sinister
mediastinum
anterior
radix pulmonis
ventriculus sinister

airium sinisirum

--M)

mediastinum
posterior

hepar
udara di dalam

TECESSUS

costod iaphragmaticus

Gambar 3-42 Struktur utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 3-41. Perhatikan
pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset fim,

posisi

DIND/N6 DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

Gambar 3-43 Bronchogram posteroanterior dada.

119

120

BAB 3

A. carotis communis
A. brachiocephalica

clavicula

sinistra

V. brachio-

cephalica
sinistra

A. subclavia

V. cava
superior

sinistra

lobus superior
paru kanan

costa

aorta
descendens
trachea
oesophagus

costa ll

scapula

vertebra

costa lV

costa lll

lobus superior
paru kiri

thoracica lll
Gambar 3-44 CT-scan bagian atas thorax setinggi vertebra thoracica IIL Potongan in dllihat dari bawah

ventriculusdexter

corpus sterni

ventriculussinister

paru kiri
paru
kanan
atrium
sinistrum

bronchus
principalis

atrium
dextrum

sinister

bronchus
principalis
dexter

aorta
descendens

oesophagus
scapula
vertebra
thoracica

costa Vl

VI

canalis
vertebralis

processus sprnosus

processus transversus

Gambar 3-45 CT-scan bagian tengah thorax setinggi vertebra thoracica VI. Potongan dilihat dari bawah,

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

Gambar 3-46 Penampang thorax dilihat dari bawah. A. Setinqgi .crnr.r: ' :,ie5ft :lr::?c;1. ;,. *, :leiinggi ve ii.:;r;l ihnracica
VIII. Perhatikan bahwa pada orang hidup, cavitas pleura hanva neruoakar r-iiarc icieirsiai j' -; ,t ruarlg ie' i.at Oe:J.. gebaqal
sebuah atefak, hasil dari proses pengawetan.

121

122

BAB 3

fossa
su praclavicu

laris

clavicula

"#
acromron
tendo
M. sternocleidomastoideus

angulus sterni
(angulus Louis)

incisura suprasternalis
M. deltoideus

manubrium sterni

corpus sterni

M. pectoralis major

plica axillaris
anterior

papilla mammaria

processus
xiphoideus
areola mammae

arcus costalis
linea semilunaris

tempat denyut
apex cordis

fossa cubiti

Gambar 3-47, Permukaan anterior thorax seoranq pria berusia 27 tahun.

clavicula
acromton
tuberculum
majus
humeri

tnctsura
suprasternalis

angulus sterni
(angulus Louis)

M. deltoideus
M. pectoralis major

areola mammae
papilla
mammaria

plica axillaris
anterior
"axillary tail"
glandula mammaria
processus xiphoideus

crista iliaca

umbilicus

Gambar 3-48 A, Permukaan anterior thorax dan abdomen seorang wanita berusia 29 tahun,

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

123

acromton

spina scapulae

serabut posterior
M. deltoideus
M" trapezius

margo medialis
scapulae

angulus inferior
scapulae
alur kulit di atas
processus spinosus
vertebrae lumbalis

M. latissimus dorsi

crista iliaca
M- erector

cekungan kulit di
atas spina iliaca

spinalis

superior posterior

B
Gambar 3-48 (lanjutan) B. Permukaan posterior thorax seorang wanita berusia 29 tahun.

tengah dan berakhir sedikit ke kanan dari garis tengah dengan

Pinggir posterior paru meluas ke bawah dari processus

bercabang menjadi bronchus principalis dexter dan sinister. Pada

spinosus vertebrae cervicalis VII sampai vertebrae thoracica X dan


terletak sekitar 4 cm darl garis tengah (Gambar 3-52).

pangkal leher, alat

ini

dapat diraba

di

garis tengah di incisura

suprastemalis.

Paru
pulmonis menonjol ke atas ke dalam leher. Dapat dipetakan
-Apex
pada permukaan anterior tubuh dengan menggambar garis
melengkung, cembung ke atas, dari articulatio sternoclavicularis
menuju ke sebuah titik 2,5 cm di atas pertemuan antara bagian
sepertiga medial dan intermedia clavicula (Gambar 3-51).
Pinggir anterior paru kanan mulai di belakang articulatio
sternoclavicularis, berjalan ke bawah, hampir mencapai garis
tengah di belakang angulus sterni. Kemudian berlanjut ke bawah
sampai mencapai articulatio xiphosternalis (Cambar 3-51). Pinggir
anterior paru kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi
setinggi cartilago costalis IV membelok ke lateral dan berjalan
terus untuk jarak yang sangat bervariasi di luar pinggir lateral

Fissura obliqua paru dapat diidentifikasi pada permukaan


melalui sebuah garis yang ditarik dari pangkal spina scapulae
miring ke bawah, lateral dan anterior, mengikuti arah costa VI
sampai persendian costochondral keenam. Pada paru kiri, lobus
superior terletak di atas dan anterior terhadap garis ini, dan lobus
inferior terletak di barvah dan posterior terhadapnya (Gambar 3-51
ddan 3-52).
Pada paru kanan, fissura

horizontal dapat ditentukan melalui

sebuah garis yang ditarik horizontal sepanjang cartilago costalis


IV menuju ke arah fissura obliqua di garis midaxillaris (Gambar
3-51 dan 3-52). Lobus superior terletak di atas fissura horizontalis,

dan lobus medius terleta k di bawahnya. Lobus inferior ierletak di


bawah dan posterior terhadap fissura obliqua.

Pleura

sternum untuk membentuk incisura catdiaca (Gambar 3-51).


Incisura ini disebabkan oleh adanya jantung, yang menSSeser
paru ke kiri. Kemudian pinggir anterior membeiok dengan tajam

Batas-batas kantong pleura dapat diketahui melalui garis pada

dinding dada. Garis-garis ini, yang merupakan batas


-permukaan
pleura parietale yang terletak dekat dengan permukaan tubufu

ke bawah sampai setinggi articulatio xiphostemalis.

disebut sebagai garis-garis refleksi pleura.

Pinggir bawah paru pada pertengahan inspirasi mengikuti

Pleura cervicalis menonjol ke atas ke dalam leher dan

garis melengkung, yang menyilang costa VI di garis midclavicularis

dan costa VIII di garis midaxillaris, dan mencapai costa X di dekat


columna vertebralis di posterior (Gambar 3-51, 3-52, dan 3-53).
Sudah pasti, batas pinggir inferior paru berubah selama inspirasi

mempunyai jejak permukaan yang sama dengan apex pulmonis.


Sebuah garis melengkung dapat digambar, melengkung ke atas,
dari articulatio sternoclavicularis ke arah titik sekitar 2,5 cm di
atas pertemuan antara sepertiga medial dan intermedia clavicula

dan ekspirasi.

(Gambar 3-51).

124

BAB 3

incisura suprasternalis
angulus sterni
articulatio
xiphosternalis
fossa
infraclavicularis

angulus
subcostalis

arcus cortalis

processus sprnosus
vertebrae cervicalis Vll
angulus superior
scapulae

clavicula
acromron
tuberculum majus humeri

angulus inferior
scapulae
processus spinosus
vertebrae thoracica Vl

spina scapulae
margo medialis scapulae

costa Xll

margo lateralis scapulae


spinosus
vertebra thoracica Xll

B
Gambar 3-49 Petunjuk permukaan. A. dinding anterior thorax dan B. dinding posterior thorax

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

sulcus nuchae
angulus superior
scapulae

processus spinosus
vertebra cervicalis Vlll
processus spinosus
vertebra thoracica I
processus spinosus
vertebra thoracica ll
processus sprnosus
vertebra thoracica lll

spina scapulae

angulus inferior
scapulae

processus
spinosus
vertebra
thoracica Vll

ciista iliaca

pinggir lateral
M. erector
spinalis
linea
scapularis

/':.'*
,:'I' :'
r'.1,:
,I
I

Gambar 3-50 Petunjuk permukaan dinding posterior thorax.

lobus superior

fissura horizontalis

/\.

angulus sterni

lobus superior

lobus medius

t/l
\\
\./
\

incisura cardiaca

fissura obliqua

lobus inferior

lobus inferior

Gambar 3-51 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding anterior thorax

125

126

BAB 3

Batas anterior pleura kanan berjalan di belakang articulatio


stemoclavicularis, hampir mencapai garis tengah di belakang
angulus stemi. Kemudian berlanjut ke bawah sampai mencapai
articulatio xiphosternalis (Gambar 3-51). Batas anterior pleura
kiri mempunyai perjalanan yang sama, tetapi setinggi cartilago
costalis IV, membelok ke lateral dan berlanjut ke pinggir lateral
sternum untuk membentuk incisura cardiaca. (Perhatikan incisura
cardiaca pleura tidak sama besarnya dengan incisura cardiaca
paru) Kemudan membelok dengan tajam ke bawah menuju ke
articulatio xiphosternalis (Gambar 3-51).
Batas bawah pleura pada kedua sisi mengikuti sebuah garis
lengkung, yang menyilang costa VIII pada linea midclavicularis
dan costa X pada linea midaxillaris dan mencapai costa XII di
dekat columna vertebralis, yaitu pada batas lateral musculus
erector spinae (Gambar 3-51., 3-52, dan 3-53). Perhatikan bahwa
batas bawah paru memotong costa VI, VnI, dan X pada linea
midclavicularis, midaxillaris, dan pinggir columna vertebralis
secara berurutan. Pinggir bawah pleura memotong pada titik yang
sama, setinggi costa VIII, X, dan XII. Ruang di antara kedua batas
ini disebut recessus costodiaphragmaticus.

i1. a-,j
:

rii

r,.;:) 1'"i

t] il.ri

1...'j

{J

iiri;*1,c5o f.,,9

i..

Vasa thoracica interna berjalan vertikal ke bawatr, posterior


terhadap cartilago costalis, dan satu jari lateral terhadap pinggir
sternum (Gambar 3-6), sampai sejauh spatium intercostale VI.
Vasa intercostales dan Nervi intercostales ("vena, arteri,
nervus" atau VAN tersusun dari atas ke bawah) terletak tepat di
bawah costa yang sesuai (Gambar 3-4).

i_jj

i;:r. i4

i-,]

il

1..".,q t=,'1,,4f.,i fl4 dh, F,

f;

,Flx

Glandula mammaria terletak di dalam fascia superficialis


menutupi dinding anterior thorax (Gambar 3-12 dan 3-48). Pada
anak-anak dan pria, kelenjar ini rudimenter. Pada wanita pasca
pubertas, kelenjar ini membesar dan berbentuk setengah bola. Pada
wanita dewasa muda, terletak setinggi costa dan cartilago costalis
II sampai VI dan terbentang dari pinggir lateral sternum sampai

ke linea midaxillaris. Pada wanita multipara, usia pertengahan,


payudara dapat besar dan tergantung. Pada wanita yang lebih
tua, pasca menopause/ payudara mengecil. Struktur glandula
mammaria diuraikan secara lengkap pada halaman 87.

lobus superior

fissura obliqua

lobus inferior

lobus inferior

batas bawah pleura


Gambar 3-52 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding posterior thorax.

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA,

127

incisura cardiaca
obliqua

fissura obliqua

batas bawah pleura


Gambar 3-53 Petunjuk permukaan paru dan pleura parietalis pada dinding lateral thorax.

B. Pada kontraksi, diaphragma meningkatkan

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

1.

TEPAT.

vena ke atrium dextrum jantung.

C. Letak diaphragma lebih tinggi pada posisi

Pernyataan-pernyataan berikut ini benar untuk alat-alat yang


terletak di dalam spatium intercostale, kecuali:

D.

A. Arteriae intercostales anteriores dari enam


B.

spatium
intercostale bagian atas merupakan cabang dari arteria
thoracica interna.
Nervus intercostalis berjalan ke depan di dalam spatium
intercostale di antara musculus intercostalis internus dan

intimi.

C.
D.

Pembuiuh darah dan saraf intercostalis terletak di dalam


sulcus subcostalis dengan susunan dari atas ke bawah,
vena-nervus-arteri.
Lima nervus intercostalis bagian bawah menyarafi

sensibilitas

E.

kulit dinding lateral thorax dan dinding

anterior abdomen.
Vena-vena intercostalis posterior mengalirkan daralnya

E.

Pernyataan-pemyataan berikut

ini benar untuk diaphragma,

kecuali:

A. Crus dextrum membentuk sebuah lengkungan otot di


sekltar oesophagus dan berperan mencegah regurgitasi isi

lambung ke oesophagus.

berbaring
daripada berdiri.
Pada kontraksi, centrum tendineum turun dan mengurangi
tekanan intrathoracal.
Oesophagus menembus diaphragma setinggi vertebra
thoracica VIII.

3.

Pemyataan-pernyataan berikut ini benar untuk nervi intercostales, kecuali:


A. Memberikan persarafan motorik untuk bagian perifer
diaphragma.
B. Memberikan persarafan motorik unfuk otot-otot inter.

costalis.

C.

Memberikan persarafan sensorik untuk pleura parietale


pars costalis.

D.

ke dalam vena azygos dan hemiazygos.

2.

tekanan

intraabdominal dan membantu mengembalikan darah

E.

Mengandung serabut-serabut simpatik untuk menyarafi


otot polos pembuluh darah.
Nervus intercostalis ketujuh sampai sebelas memberikan
persarafan sensorik untuk peritoneum parietalis.

128'
4. Untuk

BAB 3

A.
B.
C.
D.
E.
5.

pada
kecuali:

C. costaX XI, dan XII.


D. hanya costa VIII.
E. costa.Vf XI, dan XII.

memasukkan jarum ke dalam cavitas pleuralis

linea axillaris media, struktur berikut ini ditembus,

Musculus intercostalis internus


Musculus levator costarum
Musculus intercostalis extemus
Pleura parietale
Musculus intercostalis intimi

Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk apertura


thoracis superior, kecuali:
A. Manubrium stemi membentuk batas anterior.
B. Padamasing-masingsisi, truncusinferiorplexusbrachialis
bersama arteria subclavia keluar dari apertura thoracis
superior, berjalan ke lateral di permukaan atas costa I.

10. Payudara pada wanita dewasa muda terletak pada


A. costa I sampai V.
B. costa II sampai VI.
C. costa I sampai IL

D. hanyacostalldanlll.
E. costa IV sampai VI.
1i.

C. Corpus vertebrae cervicalis VII membentuk batas


D.
E.

6.

posterior.
Costa I kanan dan kiri membentuk batas lateral.
Oesophagus dan trachea berjalan melalui apertura ini.

pemyataan-pernyataan

kecuali;

di bawah ini benar untuk dinding

Pleura parietalis:

A. hanya peka pada sendasi regangan.


B. dipisahkan dari rongga pleura oleh fascia endothoracica.
C. peka terhadap sensasi nyeri dan raba.
D. menerima persarafan sensorik dari sistem saraf otonom
E. dibentuk dari mesoderm splanchnopleura.

Pertanyaan'Mengisi yang Kosong

lsilah. bagian yang kosong dengan jawaban yang paling tepat, di


trachea terletak di depan articulatio manu- baWah tnt:
briostemalis (angulus Louis) pada pertengahan respirasi.
Mediastinumsuperiorterletakdibelakangcorpussterni. 12. Ductus thoracicus berjalan melalui.........., lubang pada
diaphragma.
Puncak denyut jantung umumnya dapat diraba pada
spatium intercostale sinistrum, kira-kira 9 cm dari garis
13. Arteria epigastrica superior berjalan melalui ........., lubang
tengah.
pada diaphragma'
Pinggir bawah paru kanary pada keadaan inspirasi

thoro;

A. Bifurcatio
B.
C.
D.

di linea midclavicularis
14' Nervus phrenicus dexter berialan melalui "" """' lubang
sampaisetinggicartilagocostalisvlll.
pada diaphragma'
E. Semua nervus intercostalis berasal dari rami anteriores
nervi spinales thoracales'
15. Ner.,rrs vagus sinister berjalan melalui
lubang pada
maksimal, meluas ke bawah

diaphragma.
A. hiatus aorticus
B. hiatus esophagicus
C. hiatus vena cava
D. bukan salah satu di atas

Pertanyaan Melengkapi
Pilihlah satu jawaban yang PALING

7.

TEPAT.

Dokter mendefinisikan apertura thoracis superior sebagai

A. pembukaan bagian bawah rongga thorax.


B. jarak di antara kedua crura diaphragmatica.
C. muara oesophagus ke dalam rongga thorax.
D. permbukaan bagian atas rongga thorax.
dan pars costalis
E. jarak di antara origo
'-o- pars
-'E-'-- stemalis
diaphragmaticu.

8.

oleh:
A. costa Vf VIII, dan X.
B. pinggir dalam dari costa I.
C. pinggir processus xiphoideus.
Arcus costalis dibentuk

16. Hiatus aorticus terletak setinggi vertebra thoracica


1"7.

Articulatio xiphostemalis terletak setinggi vertebra thoracica

18. Hiatusvenacavaterletaksetinggivertebrathoracica
A. sepuluh

B'
C
D'
E

duabelas
deiaPan
sembilan

tujuh

D. cartilaso costalis VII, VIII, IX, dan X.


E. cartilalo costahs VII sampai costa X dan ujung cartilago Pertanyaan Pilihan Ganda

costalisXldanXll.

9. pinggir bawah paru

kiri

memotong:

A.
B.

VIII, dan X.
costa VII, VIII dan IX.
costa VI,

Bacalah riwayat penyakit di bawah ini dan jawablah pertanyaan


dengan satu iawaban yang PALING TEPAT.

selama pertengahan :respirasi, . berikutnya

Seorang pria berusia 35 tahun mengeluh adanya nyeri hebat di


bagian bawah dada kirinya kepada dokter. Pasien menderita
batuk sejak 4 hari yang lalu dan mengeluarkan sputum

DINDING DADA, RONGGA DADA, PARU, DAN RONGGA PLEURA

19.,

bercampur darah. Frekuensi respirasi meningkat dan panasnya


mencapai 1040 F. Pada pemeriksaao ditemukan adanya cairan

C. Limfe dari substansi

di ruang pleura kiri.

D.

Jika pasien dalam keadaan berdiri, cairan pleura akan


mengalami gravitasi ke bawah
menuju ke:
A. fissura obliqua.
B. incisura cardiaca.

C.
D.
E.

E.

recessus costomediastinalis.

fissurahorizonialis.
recessus costodiaphragmaticus.

Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G

TEPAT

20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk irachea,


kecuali:
A. Terletak anterior terhadap oesophagus di dalam medias-

tinum superior.

B.
C.
D.
E.

Pada inspirasi dalam carina turun sampai setinggi vertebra

thoracica VI.
Bronchus principalis sinister lebih lebar daripada bronchus
principalis dexter.
Arcus aorta terletak di sebelah anterior dan kirinya di
dalam mediastinu m superior.
Persara{an sensoris dari membrana mukosa yang meliputi
trachea berasal dari cabang-cabang nervus vagus, dan

laryngeus recurrens.
21. Pernyataan-pemyataan di bawah ini benar untuk radix
puimonis dextra, kecuali:
A. Nervus phrenicus dexter berjalan anterior terhadap radix
pulmonis.
B. Vena azygos melengkung di atas pinggir superior radix
pulmonis.
ner'"'u s

C. Arteria pulmonalis dextra terletak posterior

terhadap

bonchus principaiis.

D. Nervus

vagus dexter berjalan posterior terhadap radix


pulmonis.
E. Pembuluh darah dan saraf yang membentuk radix
pulmonis diliputi oleh manset pleura.
22. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk paru kanary
kecuali:
A. Mempunyai fissura horizontalis dan fissura obliqua.
B. Pleura visceralis yang meliputinya peka terhadap nyeri
dan suhu.

129

paru mencapai hilus melalui plexus


lymphaticus superficialis dan profundus.
Ligamentum pulmonale memungkinkan pembuluh
darah dan saraf pada radix pulmonis bergerak selama
pergerakan pernapasan.
Venae bronchiales bermuara ke dalam vena azygos dan
vena hemiazygos.

23. Semua pemyataan di bawah ini benar untuk mediastinum,


kecuali:
A. Mediastinum merupakan penyekat di antara kedua
rongga pleura.
B. Pleura mediastinalis membatasi pinggir lateral mediastinum.
C. Jantung terletak pada mediastinum medius.
D. Bila udara masuk ke rongga pleura kiri, struktur-struktur
yang membentuk mediastinum akan tergeser ke kanan.
E. Batas anterior mediastinum terbentang lebih ke bawah
dibandingkan batas posterior.
24. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk mekanisme
inspirasi, kecuali:
A. Diaphragma adalah otot terpenting untuk inspirasi.
B. Jaringan ikat di puncak thorax dapat dinaikkan.
C. Sternumbergerak ke anterior.

D.
E.

Costa terangkat ke atas.


Tonus otot dinding anterior abdomen berkurang.

25. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk paru, kecuali:


A. Benda asing yang masuk seringkali ke paru kanan.
B. Paru kiri mempunyai kontak langsung dengan arcus aorta
dan aorta descendens.

C. Tidak terdapat nodus lymphaticus di dalam paru.


D. Struktur-struktur paru mendapatkan darah dari

arteri
bronchialis.
E. Recessus costodiaphragmaticus dilapisi oleh pleura
parietalis.
26. Semua pernyataan di bawah ini benar untuk segmenta
bronchopulmonalia, kecuali:

A. Vena-vena adalah intersegmental.


B. Segmen-segmen dipisahkan oleh septa jaringan ikat.
C. Arteri-arteri adalah intrasegmental.
D. Setiap segmen dipercabangkan oleh sebuah bronchus
sekunder.

E. Setiap segmen yang berbentuk piramid

mempunyai
puncak yang menghadap ke permukaan paru.

130

1.

BAB 3

C merupakan pernyataan yang tidak benar.

Susunan

dari superior ke inferior adalah Vena, arteria, dan nervus

76. B yang benar. Hiatus aorticus di diaphragma terletak setinggi


vertebra thoracica XII.

intercostalis (Gambar 3-4).


77.
2.

E merupakan

3.

Amerupakanpernyataanyangtidakbenar. Nervus intercostalis


memberikan persarafan sensorik untuk pleura dan peritoneum
yang menutupi bagian perifer diaphragma.

pernyataan yang tidak benar. Oesophagus


melalui diaphragma setinggi vertebra thoracica X.

vertebra thoracica IX pada midrespirasi.


18.

4.

5.

ini mulai penyakitnya dengan infeksi


respirasi bagian atas, yang diabaikannya. Saat ini dia
menderita pneumonia sisi kiri dengan komplikasi pleuritis.
Dengan pleuritis, eksudat radang terdapat di tempat
pneumonia. Jika cairan pleura bertambah dan pasien dalam
posisi tegak, dengan gaya gravitasi cairan akan bergerak turun
ke bagian paling rendah dari ruang pleura, disebut recessus

C merupakan pernyataan yang tidak benar. Corpus vertebrae

costodiaphragmaticus.

pemyataan yang tidak benar. Mediastinum

superior terletak

di belakang manubrium stemi

(Gambar

20.

3-17).
7.

terlihat dalam Gambar 3-43. Lihat juga preparat plastinasi


pada Gambar 3-23.

E yang benar. Arcus costalis dibentuk oleh cartilago costalis


VII sampai X dan ujung cartilago costalis XI dan XII (Gambar

2t.

C yang tidak benar. Arteria pulmonalis dextra terletak anterior


terhadap bronchus principalis.

22.

B merupakan pernyataan yang tidak benar. P1eura visceralis


dipersarafi oleh serabut-serabut aferen simpatik dan vagus
melalui plexus pulmonalis dan tidak peka terhadap nyeri dan
suhu, ietapi peka terhadap sensasi regangan.

zJ,

E merupakan pemyataan yang tidak benar. Batas anterior


dari mediastinum berjalan ke bawah menuju articulatio

3-1).

9. A

yang benar. Pinggir bawah paru


memotong costa VI, VIII, dan X.

kiri di

tengah respirasi

10. B yang benar. Payudara pada wanita dewasa muda terletak


dari costa II sampai VI.
11.

C yang benar. Pleura parietalis peka terhadap sensasi nyeri

di anterior, yaitu setinggi corpus vertebra


thoracica IX. Batas posterior berjalan terus ke bawah, sampai
setinggi vertebra thoracica XII.

xiphostemalis

dan raba.
72.

A yang benar. Ductus

thoracicus berjalan melalui hiatus

aorticus.
24.
13.

B merupakan pernyataan yang tidak benar.

Jaringan

D y*g

ikat puncak cavitas thoracalis dilekatkan pada processus

costalis.

transversus vertebrae cervicalis VII, dan tidak dapat diangkat


selama inspirasi.

benar. Arteria epigastrica superior masuk dinding


anterior abdomen di antara diaphragma pars sternaiis dan

14. C yang benar. Nervus phrenicus dexter berjalan melalui hiatus


vena cava.
15.

C yang tidak benar. Bronchus principalis dexter lebih lebar


dari bronchus principalis sinister. Hal ini dapat dilihat dengan
jelas pada bronchogram posteroanterior normal, seperti yang

D yang benar. Apertura thoracica superior membuka ke atas


dari rangka thorax.

8,

vertebra

Vll pada midrespirasi.

19. E yang benar. Pasien

B merupakan pernyataan yang tidak benar. Musculus levator


costarum terletak di belakang dari daerah yang terlibat.

B merupakan

C yang benar. Hiatus vena cava terletak setinggi


Lhoracica

thoracica I membentuk batas posterior.


6.

D yang benar. Articulatio xiphosternalis terletak setinggi

B yang benar. Nervus vagus sinister berjalan melalui hiatus


esophagicus.

ttr C merupakan pernyataan yang tidak benar. Paru mempunyai


nodus lymphaticus sepanjang perjalanan bronchi.
26.

merupakan pernyataan yang tidak benar. Setiap segmen


paru dipercabangkan oleh bronchus segmentalis.

Sistem

Kardiovaskular

131

4,

Jantung, Pembuluh
Korone[ dan

Pericardium

132

ANTUNG, PE/IBU LUH KORONER, DAN

PERI

CARDIUIA

133

Anatomi Dasar

133

Anatomi Radiografik Jantung

146

Jantung

133

Catatan Embriologi: Perkembangan Tabung Jantung

146

Catatan Fisiotogi: Fungsi Rangka Jantung

135

Pembentukan Tabung Jantung

146

Catatan Fisiotogi: Fungsi Muscuti Papittares

138

Perkembangan Selanjutnya dari Tabung Jantung

147

Catatan Fisiotogi: Fungsi Vatvuta Valva Trunci Putmonatis

138

Pembentukan Atria

147

Pembentukan Ventricutus

148

Pembentukan Pangkat dan Bagian Proksimat Aorta


dan Truncus Putmonatis

148

Catatan Fisiotogi: Fungsi Dasar Sistem Konduksi

139

Catatan Fisiotogi: Kecepatan Konduksi Metatui Nodus


Atrioventricutaris

140

Pembentukan Katup Jantung

148

Catatan Fisiotogi: Fungsi Fascicutus Atrioventicularis

140

Pericardium

150

Catatan Fisiotogi: Sirkutasi Koroner

144

Batas-Batas Pericardium dan Jantung

Catatan Fisiologi: Sirkutasi Darah Metatui Jantung

144

Pertanyaan

Catatan Fisiotogi: Refleks Atrium dan Ventricutus

145

Jawaban dan Penjetasan

Refleks

Atriat Bainbridge

Refleks Bezold-Jarisch

f,)enyakit jantung koroner, gangguan fungsi katup,

152

153
154

145
145

gangguan

aktivitas elektrik, miokardiopati, atau masalah pericardium


merupakan tantangan bagi para dokter untuk dapat menegakkan
diagnosis dan menentukan pengobatan. Penilaian nyeri dada
dan penatalaksanaan gangguan ritme serta fungsi pompa jantung

ANATOMI DASAR

Jantung

merupakan masalah yang umum ditemui oleh para petugas medis


di gawat darurat. Pada anak-anak, penyakit jantung kongenital dapat
merupakan masalah yang serius.
Tujuan dari bab ini adalah membahas struktur jantung termasuk
sistem konduksinya, aliran darah yang penting, dan pericardium yang
meliputinya.

atrioventricularis (Gambar 4-2). Pinggir kanannya dibentuk oleh


atrium dextrum dan pinggir kirinya oleh ventriculus sinister
dan sebagian auricula kiri. Ventriculus dexter dipisahkan dari
ventriculus sinister oleh sulcus interventricularis anterior.

Facies diaphragmatica jantung terutama dibentuk oleh


ventriculus dexter dan sinister yang dipisahkan oleh sulcus
interventricularis posterior. Permukaan inferior atrium dextrum,
dimana bermuara vena cava inferior, juga ikut membenfuk facies

Jantung merupakan organ muskular berongga yang bentuknya


mirip piramid dan terletak di dalam pericardium di mediastinum

ini.

(Gambar 4-1 dan 4-2). Basis jantung dihubungkan dengan


pembuluh-pembuluh darah besar, meskipun demikian tetap

atrium sinistrum, tempat bermuara empat vena pulmonalis

terletak bebas di dalam pericardium.

cordis.

Permukaan Jantung

Jantung mempunyai tiga permukaan: facies sternocostalis

Basis cordis, atau facies posterior terutama dibentuk oleh


(Gambar 4-3). Basis cordis terletak berlawanan dengan apex

Apex cordis, dibenfuk oleh ventriculus sinister, mengarah


ke bawah, depan dan kiri (Gambar 4-1 dan 4-2). Apex terletak
setinggi spatium intercostale V kiri" 9 cm dari garis tengah. Pada
daerah apex, denyut apex biasanya dapat dilihat dan diraba pada
orang hidup.
Perhatikan bahwabasis cordis dinamakan basis karena jantung

(anterior), facies diaphragmatica (inferior), dan basis cordis (facies


posterior). ]antung juga mempunyai apex yang aralrnya ke bawal1
depan, dan kiri.

berbentuk piramid dan basisnya terletak berlawanan dengan apex.

Facies sternocostalis terutama dibentuk oleh atrium dextrum


dan ventriculus dexter, yang dipisahkan safu sama lain oleh sulcus

Jantung tidak bertumpu pada basisnya; melainkan pada pada


facies diaphragmatica (inferior).

'134

BAB 4

Gambar 4-1 Permukaan anterior jantung. Pericardium


fibrosum dan pericardium serosum parietalis dibuang,
Perhatikan adanya lemak di bawah pericardium
serosum parietalis di dalam sulcus atrioventricularis dan
interventricularis. Arteria coronaria terdapat di dalam lemak
in;.

arcus aoda

A. carotis communis sinistra


A. subclavia sinistra
truncus pulmonalis

A. pulmonalis dextra
auricula sinistra

A. coronaria sinistra
aorta oscenden

ramus circumflexus
V. cardiaca magna

auricula dextra

ventriculus sinister
A. coronaria dexira
atrium
dextrum

A. interventricularis
anterior

V. cardiaca anterior

sulcus atrioventricularis

A. marginalis

Gambar 4-2 Permukaan anterior jantung dan


ventriculus dexter

pembuluh-pembuluh

sulcus interventricularis

darah besar. Perhatikan

perjalanan afteria coronaria dan vena jantunq,

JANTUNG, PEMBULUH KORONER, DAN PERICARDIUM

Batas Jantung

Batas kanan jantung dibentuk oleh atrium dextrum, batas

kiri oleh

Fungsi Rangka Jantung

auricula sinistra dan bawah oleh ventriculus sinister (Gambar 4-1


dan 4-2). Batas bawah terutama dibentuk oleh ventriculus dexter
tetapi juga oleh atrium dextrum; apex oleh ventriculus sinister.
Batas-batas ini penting pada pemeriksaan radiografi jantllng.

135

Cincin fibrosa di sekeliling valvula menyokong basis cuspis valva

dan mencegah valva dari peregangan dan menjadi inkompeten.


Rangka fibrosa, disamping menyediakan tempat lekat untuk
otot-otot jantung, juga efektif sebagai dinding pemisah di antara
dinding otot atrium dan ventriculusnya. Dengan demikian rangka
jantung meruiJakan dasar dari pemutusan hubungan elektrisitas

Struktur Jantung

antara atrium dan ventriculus.

Jantung dibagi oleh septum vertikal menjadi empat ruang: atrium


dextrum dan sinistrum dan ventriculus dexter dan sinister.

Atrium dextrum terletak anterior terhadap atrium sinistrum dan


ventriculus dexter anterior terhadap ventriculus sinister (Gambar

Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan:

Ruang Jantung
Atrium Dextrum

Paling luar, lapisan visceralis pericardium serosum (epi-

Atrium dextrum terdiri atas rongga utama dan sebuah kantong

ll
ll

cardium).
Di tengah, lapisan tebal otot jantung (miokardium).
Paling daiam, lapisan tipis (endocardium).

kecil, auricula (Gambar 4-2 dan 4-4). Pada permukaan jantung,


pada tempat pertemuan atrium dextrum dan auricula dextra
terdapat sebuah sulcus vertikal, sulcus terminalis, yang pada
permukaan dalamnya berbentuk rigi disebut crista terminalis
(secara embriologis, tempat ini menunjukkan hubungan antara

4-1, dan4-2).

Rangka Jantung

sinus venosus dan atrium dextrum propria). Bagian utama atrium

Yang disebut rangka jantung (lihat Gambar 4-5) terdiri dari


cincln-cincin fibrosa yang mengelilingi ostium atrioventriculare,
ostium pulmonalis dan ostium aorta dan melanjutkan diri ke pars

yang terletak posterior terhadap rigi, berdinding licin (Gambar


4-4), sedangkan dinding dalam auricula kasar disebabkan oleh
berkas serabut-serabut otot, musculi pectinati.

membranosa, bagian atas septum ventriculare.


Itluara pada Atrium Dextrum

Vena cava superior (Gambar 4-4) bermuara ke bagian atas


atrium dextrum; muara ini tidak mempunyai katup. Vena ini
mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian atas

A. carotis communis sinistra


arcus aorta

A. subclavia sinistra

N. laryngeus recurrens sinister


ligamentum arteriosum
bifurcaiio trunci pulmonalis
V. cava superior

Vv. pulmonales
atrium dextrum

atrium sinistrum

ventriculus

sinister
stnus coronanus

Gambar 4-3 Permukaan posterior atau


V" cava inferior

cordis jantung.

basis

136

BAB 4

tubuh. Vena cava inferior (lebih besar dari vena cava superior)
bermuara ke bagian bawah atrium dextrum; dilindungi oleh katup
rudimenter yang tidak berfungsi. Vena ini mengembalikan darah
ke jantung dari setengah bagian bawah tubuh.

Sinus coronarius, yang mengalirkan sebagianbesar darah dari


dinding jantung (Gambar 4-4), bermuara ke dalam atrium dextrum
di antara vena cava inferior dan ostium atrioventriculare. Muara
ini dilindungi oleh katup rudimenter yang tidak berfungsi.
Ostium atrioventriculare dextrum terletak anterior terhadap
muara vena cava inferior dan dilindungi oleh valva tricuspidalis
(Gambar 4-4). Banyak ostium vena kecil yang juga mengalirkan darah
dari dinding jantturg bermuara langsung ke dalam atrium dextrum.

Sisa Imbriologis pada Atrium Dextrum

Selain katup rudimenter vena cava inferior terdapat fossa ovalis


dan anulus ovalis. Kedua struktur terakhir lni terletak pada
septum interatriale yang memisahkan atrium dextrum dan atrium
sinistrum (Gambar 4-4). Fossa ovalis merupakan lekukan dangkal
yang merupakan tempat foramen ovale pada janin lSebelum lahir,
darah yang kaya oksigen berjalan melalui foramen ini dari atrium
dextrum ke atrium sinistrum). Anulus ovalis membentuk pinggir
atas fossa.

Ventriculus Dexter

Ventriculus dexter membenfuk sebagian besar facies anterior


cordis, dan terletak anterior terhadap ventriculus sinister (Gambar
4-4). Ventriculus dexter berhubungan dengan atrium dertrum

Gambar 4-5 A. Penampang melintang ventriculus cordis. Perhatikan


tebalnya dinding ventriculus sinister. B. Rangka fibrosa jantung.

V. cava superior

A. coronaria dextra
auricula dextra

aorta ascendens

nodus sinoatrialis

truncus pulmonalis
auricula sinistra
infundibulum
nodus atrioventricularis

crista terminalis

fasciculus atrioventricularis
anulus ovalis
crus sinistrum
fasciculus atrioventricularis
crus dextrum
fasciculus atrioventricularis

fossa ovalis
dinding anterior
atrium dextrum
(dibuka)
mm. pectinati

ventriculus sinister
sulcus
interventricu laris

V. cava inferior

katup V. cava inferior

cuspis septalis
valva tricuspidalis

katup sinus coronarius

ventriculus dexter
trabecula septomarginalis

chordae tendineae
Gambar 4-4 Bagian dalam atrium dextrum dan ventriculus
fasciculus atrioventricu laris.

dexter- Perhatikan letak nodus sinoatrialis, serta nodus dan

JANTUNG, PEITBULUH KORONER, DAN

melalui ostium atrioventriculare dan dengan truncus pulmonalis


melalui ostium trunci pulmonalis (Gambar 4-4). Mendekati ostium

trunci pulmonalis bentuknya berubah menjadi seperti corong,


disebut infundibulum.
Dinding ventriculus dexter jauh lebih tebai dibandingkan

PERICARDIUTA

137

Jenis kedua ujung-ujungnya dilekatkan pada dinding


ventrikef dan bebas pada bagian tengahnya. Salah satu
diantaranya adalah trabecula septomarginalis (moderatot
band), menyilang rongga ventrikel dari sep.tum ke dinding

dengan dinding atrium dextrum. Permukaan dalam menunjukkan

rigi-rigi yang menonjol disebut trabeculae carnae. Terdapat tiga

anterior. Trabecula septomarginalis ini membawa fasciculus


atrioventricularis crus dextrum yang merupakan bagian dari
sistem konduksi jantung.
Jenis ketiga hanya terdiri dari rigi-rigi yang menonjol.

jenis trabeculae carnae:

Valva tricuspidalis melindungi ostium atrioventriculare (Gambar


4-4, 4-6, dan 4-7). Terdiri atas tiga cuspis yang dibentuk oleh lipatan
endocardium. Cuspis-cuspis ini adalah cuspis anteriol, septalis,
dan inferior (posterior). Cuspis anterior terletak di anterior, cuspis

terdiri atas Musculi papillares, yang menonjol


ke dalam, melekat melalui basisnya pada dinding ventrikel;

Jenis pertama

puncaknya dihubungkan oleh tali-tali fibrosa (chordae


tendineae) ke cuspis valva tricuspidalis (Gambar 4-4).

cuspis inferior
(posterior)

M. papillaris

posterior
M. papillaris

anterior
Valva tricuspidalis

Aorta ascendens

stnus

Muara
A. coronaria
sinistra

Muara
A. coronaria
dextra

Valvula sinistra

Cuspis anterior
valva mitralis

posterior
Valva aorta

Atrium sinistrum

Cuspis anterior

Cuspis posterior
Chorda

tendineae

M. papillaris

posterior
Valva mitralis

Gambar 4-6 Valva-valva (katup) jantung. A. Valva tricuspidalis memperlihatkan cuspis septalis, anteriot dan posterior serta
choidae tendineaenya, B. Valva aortae memperlihatkan hubungan antara valvula dan muara arteria coronaria. C. Valva mitratis
memperlihatkan cuspis anterior dan posterior serta chordae tendineaenya.

138'

BAB 4

septalis terletak berhadapan dengan septum interventriculare


dan cuspis inferior atau posterior terletak di inferior. Basis cuspis

trunci pulmonalis dan aortae dinamakan sesuai dengan letaknya

melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Pada ujung bebasnya


dilekatkan chordae tendineae, yang menghubungkan cuspis

cara penamaan

pada janin sebelum jantung mengalami rotasi ke

kiri. Sayangnya,

ini menimbulkan banyak kebingungan yang tidak

perlu).

dengan Musculi papillares.

Fungsi Valvula Valva Trunci Pulmonalis

Fungsi Musculi Papillares

Selama sistolik ventrikel, valvula-valvula semilunaris terdorong

Bila ventrikel berkontraksi, musculi papillares berkontraksi dan


mencegah cuspis tidak terdorong masuk ke dalam atrium dan
terbalik pada waktu tekanan intraventrikular meningkat. Untuk

ke dinding truncus pulmonalis oleh darah yang keluar. Selama


diastolik, darah mengalir kembali ke jantung dan masuk ke sinus;
valvula semilunaris terisi, terletak berhadapan di tengah lumen
dan menutup ostium trunci pulmonalis.

membantu proses ini chordae tendineae dari satu musculus


papillaris dihubungkan dengan dua cuspis yang berdekatan.

Atrium Sinistrum
terdiri

Valva trunci pulmonalis melindungi ostium trunci pulmonalis

Sama dengan atrium dextrum, atrium sinistrum

(Gambar 4-7). Valvula-vah'ula semilunaris dari valva ini dilekatkan

utama dan auricula sinistra. Atrium sinistrum terletak di belakang

melalui lengkungnya ke pinggir bawah dinding arteri. Mulut


vah'ula membuka ke atas menuju ke truncus pulmonalis. Tidak

atrium dextrum dan membenfuk sebagian besar basis atau facies


posterior jantung (Gambar 4-3). Di belakang atrium sinistrum

ada chordae tendineae atau musculi papillares yang berhubungan


dengan valvula ini. Perlekatan sisi-sisi valvula pada dinding arteri
mencegah valvula turun masuk ke dalam ventrikel. Pada pangkal
truncus pulmonalis terdapat tiga pelebaran yang dinamakan sinus

terdapat oesophagus yang dipisahkan oleh pericardium (Gambar


4-8). Bagian dalam atrium sinistrum licin, tetapi auricula sinistra
mempunyai rigi-rigi otot seperti pada auricula dextra.

pulmonalis, dan masing-masing terletak di luar dari setiap valvula


(Iihat valva aorta, halaman 139).
Ketiga valvula semilunaris terletak sebagai beriku! satu buah
posterior (vah,'ula semilunaris sinistra) dan dua buah anterior
(valvula semilunaris anterior dan dextra). (Valvula-valvula valva

facies anterior
cordis

atas

rongga

Muara pada Atrium Sinistrum

Empat vena pulmonalis, dua dari masing-masing paru bermuara


pada dinding posterior (Gambar 4-3) dan tidak mempunyai katup.
Ostium atrioventriculare sinistrum dilindungi oleh valva mitralis.

anterior
sinistra

valvula valva
trunci pulmonalis

dextra

ramus interventricularis
anterior A. coronaria
sinistra
ramus circumflexus
A.coronaria sinistra
anterior
septalis

posterior

rangka fibrosa
Gambar 4-7 Katup jantung dan asal dari Arteria coronaria, dilihat dari superior. Atria dan pembuluh darah besar dibuang.

J ANTU N

sternum

G,

PEIABU LU H KO RO NER, DAN PERI C ARDI U I'A

't3s

ventriculus dexter
ventriculus sinister

atrium dextrum
atrium sinistrum

cavitas pericardiaca

lobus medius
pulmo dexter

pericardium
lobus superior
pulmo sinister

fissura obliqua
dexlra

fissura obliqua
sinistra
lobus inferior
pulmo sinister

lobus inferior
pulmo dexter

V. pulmonalis

oesophagus
V. azygos

truncus

sympathicus

run

sinus obliquus
aorta descendens
V. hemiazygos
splanchnici

ductus
thoracicus
Gambar 4-8 Penampang melintang thorax setinggi vertebra thoracica VIII, dilihat dari bawah (Perhatikan bahwa semua
pemeriksaan CT scan dan lvlRI dilihat dari bawah).

Ventriculus Sinister

dinding aorta menonjol membentuk sinus aortae. Sinus aortae

Sebagian besar ventriculus sinister terletak di belakang ventriculus

anterior merupakan tempat asal arteria coronaria dextra, dan sinus


posterior kiri tempat asal arteria coronaria sinistra.

dexter (Gambar 4-2 dan 4-8). Sebagian kecil menonjol ke kiri dan
membentuk batas kiri jantung serta aPex cordis. Ventrlculus
slnister berhubungan dengan atrium sinistrum melalui ostium
atrioventriculare sinistrum dan dengan aorta melalui ostium aortae.
Dinding ventriculus sinister (Gambar 4-5) tiga kali lebih tebal dari
dinding ventriculus dexter. (Tekanan darah di dalam ventriculus
sinister enam kali lebih tinggi dibandingkan tekanan darah di
dalam ventriculus dexter). Pada penamPang melintang, ventriculus
sinister berbentuk sirkular; ventriculus dexter berbentuk kresentik
(bu1an sabit) karena penonjolan septum interventriculare ke dalam
rongga ventriculus dexter (Gambar 4-5). Terdapat trabeculae carnae
yang berkembang baik, dua buah musculi papillares yang besar,
tetapi tidak terdapat trabecula septomarginalis. Bagian ventriculus
di bawah ostium aortae disebut vestibulum aortae.
Valva mitralis melindungi ostium atrioventriculare (Cambar
4-6 dan 4-7). Yalva terdiri atas dua cuspis, cuspis anterior dan
cuspis posterior, yang strukturnya sama dengan cuspis pada valva
tricuspidalis. Cuspis anterior lebih besar dan terletak antara ostium
atrioventriculare dan ostium aortae. Perlekatan chordae tendineae
ke cuspis dan musculi papillares sama seperti valva tricuspidalis.
Valva aortae melindungi ostium aortae dan mempunyai
strukfur yang sama dengan struktur valva trunci pulmonalis
(Gambar 4-7). Satu valvula terletak di anterior (valvula semilunaris
dextra) dan dua valvula terletak di dinding posterior (valvula
semilunaris sinistra dan posterior). Di belakang setiap valvr-rla

Sistem Konduksi Jantung

Fungsi Dasar Sistem Konduksi


Jantung normal orang dewasa dalam keadaan istirahat berkontraksi secara ritmik sekitar 70 sampai 90 denyutan per menit.
Kontraksi ritmik berasal secara spontan dari sistem konduksi
dan impulsnya menyebar ke berbagai bagian jantung. Awalnya
atrium berkontraksi bersama dan kemudian diikuti oleh kontraksi
kedua ventrikel secara bersama-sama. Sedikit penundaan
penghantaran impuls dari atrium ke ventrikel memungkinkan

atrium mengosongkan isinya ke ventrikel sebelum ventrikel


berkontraksi.

Sistem konduksi jantung terdiri atas otot jantung khusus yang


terdapat pada nodus sinoatrialis, nodus atrioventricularis,

fasiculus atrioventricularis beserta dengan crus dextrum dan


sinistrumnva, dan plexus subendocardial serabut Purkinye.
(Serabut khusr.rs otot jantung )'ang membentuk sistem konduksi
jantung dikenal sebagai serabut Purkinve).

140-

nodus
atrioventricularis
nodus
sinoatrialis

\ascicutus
atrioventricularis

atrium
dextrum

crus sinistrum
fasciculus
atrioventricu laris

plexus
Purkinye

crus dextrum
fasciculus
atrioventricularis

plexus
Purkinye

Gambar 4-9 Sistem konduki jantung. perhatikan


jalurjalur internodus.

Nodus Sinoatrialis (Pacemaker)

Fasciculus Atrioventricularis

Nodus sinoatrialis memulai denyut jantung. Terletak pada


dinding atrium dextrum di bagian atas dari sulcus terminalis,

Fasciculus atrioventricularis berjalah dari nodus atrioventrikularis

tepat

di

sebelah kanan muara vena cava superior (Gambar 4-4

dan 4-9). Nodus ini merupakan asal impuls ritmik elektronik yang
secara spontan disebarkan ke seluruh otot-ototjarLtung atrium dan
menyebabkan otot-otot ini berkontraksi.

Nodus Atrioventricu laris


Nodus atrioventricularis terletak pada bagian bawah septum
interatriale tepat di atas tempat peilekatan cuspis septalis valva
tricuspidalis (Gambar 4-4 dan 4-9). Dari sini, impuls jantung
dikirim ke ventrikel oleh fasciculus atrioventricularis. Nodus
atrioventricularis distimulasi oleh gelombang eksitasi pada waktu
gelombang ini melalui miokardium atrium.

sampai menjadi..plexus purkinye (Gambar 4-9). Fasciculus ini


lurun melalui kerangka fibrosa jantung lalu melewati
bagian belakang cuspis septalis valva tricuspidalis pada bagian
membranosa septum ventriculus. Di perbatasan atas bagian
muscular septum, fasciculus ini terbagi menjadi dua bagiary
satu untuk masing-masing ventrikei. Crus dextrum fasciculus
atrioventrikuiaris atau right bundle branch (RBB) berjalan kebawah
be-rjalan

melaiui sisi kanan septum ventriculus sampai ke trabecula


septomarginalis, dan setelah itu menyilang ke dinding anterior
ventikel kanan. Disinilah fasciculus ini bertemu dengan serabut
plexus Purkinje.
Crus sinistrum fasciculus atrioventricularis atau lefi bundle
branch (LBB) berjalan kebawah menembus septum disebelah kiri
dibawah endocardium. Fasciculus ini biisanya terbagi menjadi
dua cabang (anterior dan posterior) dan pada akhimya bertemu
dengan serabut plexus Purkinje ventrikel kiri (Gambar 4-9).

Kecepatan Konduksi Melalui Nodus

Atrioventricularis
Kecepatan konduksi impuls jantung melalui nodus atrioventricularis (sekitar 0,11 detik) memberikan waktu yang cukup
untuk atrium mengosongkan darahnya ke dalam ventrikel
sebelum ventrikel mulai berkontraksi-

Fungsi Fasciculus Atrioventricularis


Fasciculus atrioventricularis (berkas dari His) merupakan
satu-satunya jalur serabut otot jantung yang menghubungkan
miokardium atrium dan miokardium ventriculus, oleh karena itu
fasciculus ini merupakan satu-satunya jalan yang dipergunakan

JANTUNG, PEA4BULUH KORONER, DAN

oleh impuls jantung untuk berjalan dari atrium ke ventrikel


(Gambar 4-9).

Jadi terlihat bahwa sistem konduksi jantung bertanggung


jawab tidak hanya untuk pembentukan impuls jantung, tetapi
juga untuk penghantaran impuls ini dengan cepat ke seluruh
miokardium jantung, sehingga ruang'ruang jantung berkontraksi
secara terkoordinir dan efisien.
Aktivitas sistem konduksi dapatdipengaruhi oleh saraf otonom
yang menyarafi jantung. Saraf parasimpatik memperlambat irama
dan mengurangi kecepatan penghantaran impuls; saraf simpatik
mempunyai efek yang berlawanan.

PERICARDIUIA

141

Jalur Konduksi lnternodus*


Dalam kenyataannya impuls dari nodus sinoatrialis berjatan ke
nodus atrioventricularis lebih cepat daripada kemampuannya
berjalan sepanjang miokardiuin melaiui jalan yang seharusnya.
Fenomena ini dijeiaskan dengan adanya jalur-jalur khusus. di
dalam dinding atrium (Gambar 4-9), yang terdiri dari struktur
campuran antara serabut-serabut Purkinye dan sel-sel otot
jantung. Jalur internodus anterior meninggalkan ujung anterior
nodus sinoatriaiis dan berjalan ke anterior menuju ke muara vena
cava superior. Jalur ini berjalan turun pada septum atrium dan
berakhir pada nodus atrioventricularis. Jalur internodus mediuS

* Adanya lintasan intemodus khusus dibantah oleh beberapa peneliti,


yang menyatakan bahwa itu adalah susunan dan paket serabut-serabut
miokardium atrium biasa yang bertmggung jawab untuk konduksi yang
lebih cepat.

A. coronaria dextra

A. coronaria sinistra
ramus circumflexa

ramus interventricularis
anterior

ramus interventricularis posterior


ramus marginalis

V. cordis magna

V. cordis anterior

V. cordis medla

srnus coronanus

Gambar 4-L0 Arteriae dan venae coronariae.

142

BAB 4

di dalam sulcus atrioventricularis dextra, dan pada


pinggir inferior jantung, kemudian pembuluh ini melanjutkan
diri ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk
kebawah

meninggalkan ujung posterior nodus sinoatrialis dan berjalan ke


posterior menuju muara vena cava superior. Jalur ini turun ke
bawah pada septlrm atrium menuju ke nodus atrioventricularis.
Jalur internodus postedor meninggalkan bagian posterior nodus
sinoatrialis dan furun melalui crista terminalis dan valva vena cava
inferior menuju ke nodus atrioventricularis.

beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra di dalam sulcus

interventricularis posterior. Cabang-cabang berikut ini dari arteria


coronaria dextra mendarahi atrium dextrum dan ventriculus
dexter, sebagian atrium sinistrum dan veniriculus sinister, dan
septum atrioventriculare.

Pendarahan Jantung

jantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan


sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valva aortae
(Gambar 4-10). Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya

terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat


subepicardium.

Arteria Coronaria Dextra

Cabang-Cabang

Ramus conica arteriosa dexter. Pembuluh ini mendarahi facies


anterior conus pulmonaris (infundibulum ventriculus dexter)
dan bagian atas dinding anterior ventriculus dexter.

<}

Rami ventriculares anteriores. Jumlahnya dua atau tiga, dan


mendarahi f acies anterior ventriculus dexter. Ramus marginalis
adalah cabang yang terbesar dan berjalan sepanjang pinggit

Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dari


aorta ascendens (Gambar 4-2, 4-7, dan 4-10). Arteri ini berjalan

ramus
circumflexus
A. coronaria

sinistra

Arteria Coronaria Dextra

bawah facies costalis untuk mencapai apex cordis.

ramus
circumflexus
1

A. coronaria\

sinistra

/A.

coronaria
dextra

A. coronaria

rami A. interventricularis
posterior

uo\"

dextra

rami A. interventricularis

posterior

nodus
sinoatrialis

A. coronaria dextra

--

IK

A. coronaria sinistra.

- nodus atrioventricularis
_-- fasciculus atrioventricularis
--

A. interventricularis
anterlor

'.

Gambar 4-11 A, Permukaan posterior jantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventricularis posterior yang
dominan kanan. B. Permukaan posteriorjantung memperlihatkan asal dan distribusi ramus interventricularis posterioryang
dominan kiri. C, Permukaan anteriorjantung memperlihatkan hubungan penyediaan darah ke sistem konduksi.

JANTUNG, PE/TBULUH KORONER, DAN

I
a

Rami ventriculares posteriores. Biasanya ada dua,

dan

mendarahi facies diaphragmatica ventdculus dexter.


Ramus interventriculalis posterior (descendens). Pembuluh
nadi ini berjalan menuju apex dl dalam sulcus interventriculare
posterior (Gambar 4-10). Memberikan cabang-cabang ke
ventriculus dexter dan sinister, termasuk dinding inferiornya.
Pembuluh ini juga memberikan cabang untuk bagian posterior
septum ventriculare, tetapi tidak untuk bagian apex yang
menerima darah dari ramus interventricularis anterior Arteria
coronaria sinistra. Sebuah cabang septal yang besar mendarahi
nodus atrioventricularis. Pada 10% orang ditemukan arteria
interventricularis posterior digantikan oleh sebuah cabang
dari arteria coronaria sinistra.
Rami atriales. Beberapa cabang mendarahi permukaan
anterior dan lateral atrium dextrum. Safu cabang mengurus
permukaan posterior kedua atrium dextrum dan sinistrum.

PERICARDIUIA

Variasi pada Arteria Coronaria


Variasi pada pendarahan jantung sering terjadi, dan variasi yang
paling sering mengenai vaskularisasi facies diaphragmatica
kedua ventriculus. Di sini, asal, ukuran, dan distribusi dari
arteria interventricularis posterior berbeda-beda (Gambar 4-11).
Pada kasus dominan kanan, arteria interventricularis posterior
merupakan cabang besar dari arteria coronaria dextra. Dominan
kanan terdapat pada kebanyakan individu (90%). Pada dominan
kiri, arteria interventricularis posterior merupakan cabang dari
ramus circumflexus arteria coronaria sinistra (10%).

Anastomosis Arteria Coronaria


Terdapat anastomosis di antara cabang-cabang terminal
A.coronaria dextra dan sinistra (sirkulasi kolateral), tetapi

Arteri nodus sinoatrialis mendarahi nodus dan atrium

biasanya tidak cukup besar untuk mendarahi otot jantung apabila

dextrum dan sinistrum. Pada 35% orang pembuluh in berasal


dari arteria coronaria sinistra.

sebuah cabang besar tersumbat oleh suatu penyakit. Penyumbatan


mendadak dari salah satu cabang besar atau salah satu arteria
coronaria biasanya menyebabkan kematian otot jantung (infark
miokardium), walaupun kadang-kadang sirkulasi kolateral cukup
untuk mempertahankan suplai ke otot.

Arteria Coronaria Sinistra


Arteria coronaria sinistra biasanya lebih besar dibandingkan
dengan arteria coronaria dextra. Pembuluh nadi ini berasal dari
sinus aortae posterior sinistra dari aorta ascendens dan berjalan
ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricula sinistra
(Gambar 4-2, 4-7, dan 4-11). Kemudian pembuluh ini berjalan
di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus

interventricularis anterior dan ramus circumflexa. Arteria


coronaria sinistra mendarahi sebagian besar jantung, termasuk
sebagian besar atrium sinistrum, ventriculus sinister dan sePtum
i.nterventriculare.

Ringkasan Seluruh Pendarahan Jantung pada

Sebagian Besar Orang

Arteria coronaria dextra mendarahi semua ventriculus


dexter (kecuali sebagian kecil daerah di sebelah kanan sulcus
interventricularis),bagianyangbervariasi darif acies diaphragmatica
ventriculus sinister, sepertiga posteroinferior septum ventriculare,
atrium dextrum dan sebagian atrium sinistrum, nodus sinoatrialis,
serta nodus dan fasciculus atrioventricularis. Crus sinistrum
fasciculus juga menerima darah dari cabang-cabang kecil.

Arteria coronaria sinistra mendarahi hampir


Cabang-Cabang Arteria Coronaria Sinistra

,143

Ramus interventricularis (descendens) anterior berjalan ke


bawah di dalam sulcus interventricularis anterior menuju
apex cordis (Gambar 4-10). Pada kebanyakan orang pembuluh
ini kemudian berjalan di sekitar apex cordis untuk masuk

ke sulcus interventricularis posterior dan

beranastomosis

dengan cabang-cabang terminal arteria coronaria dextra. Pada


U3 orang pembuluh ini berakhir pada apex cordis. Ramus

interventricularis anterior mendarahi ventriculus dexter dan


sinister dengan sejumlah cabang yang juga mendarahi bagian
anterior septum ventriculare. Satu diantara cabang-cabang
ventricular ini (arteria diagonalis sinistra) mungkin berasal

langsung dari pangkal arteria coronaria sinistra. Sebuah

semua

ventriculus sinister, sebagian kecil ventriculus dexter di sebelah


kanan sulcus atrioventricularis, duapertiga anterior septum
ventriculare, hampir seluruh atrium sinistrum, crus dextrum dan
sinistrum fasciculus atrioventricularis.

Pendarahan Sistem Konduksi


Nodus sinoatrialis biasanya didarahi oleh arteria coronaria dextra
tetapi kadang-kadang oleh arteria coronaria sinistra. Nodus dan
fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria coronaria dextra.
Crus dextrum fasciculus atrioventricularis didarahi oleh arteria
coronaria sinistra; crus sinistrum fasciculus atrioventricularis
didarahi oleh arteria coronaria sinistra dan dextra (Gambar 4-11).

artetia conus sinistra mendarahi conus pulmonalis.

.) Ramus circumflexus mempunyai ukuran yang

sama

dengan arteria interventricularis anterior (Gambar 4-10).


Pembuluh ini melingkari pinggir kiri jantung di dalam sulcus
atrioventricularis. Ramus marginalis sinister merupakan
sebuah cabang besar yang mendarahi pinggir kiri ventriculus
sinister dan turun sampai apex cordis. Ramus ventricularis
anterior dan posterior mendarahi ventriculus sinister. Rami
atriales mendarahi atrium sinistrum.

Pembuluh BalikJantung

dari dinding jantung mengalir ke atrium


dextrum melalui sinus coronarius (Gambar 4-L0), yang terietak
pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan
lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke
atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca
parva dan media bermuara ke sinus coronarius. Sisanya dialirkan
Sebagian besar darah

144-

BAB 4

ke atrium dextrum melalui vena cardiaca anterior (Gambar 4-10)


dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang

coronariae. Perangsangan saraf parasimpatik mengakibatkan


berkurangnya deny'ut dan daya kontraksi jantung dan konstriksi

jantung.

arteriae coronariae.
Serabut-serabut.aferen yang berjalan bersama saraf simpatik
membawa impuls saraf yang biasanya tidak dapat disadari. Akan
tetapi, apabila suplai darah ke miokardium terganggu, impuls rasa

Sirkulasi Koroner
Aliran darah koroner pada orang normal dalam keadaan istirahat
sekitar 225 mL/menit dan berlanjut selama siklus jantung. Namun

nyeri dirasakan melaiui lintasan tersebut. Serabut-serabut aferen


yang berjalan bersama nervus vagus mengambil bagian dalam
refl eks kardiovaskular.

demikian pada saat diastolik hanya terjadi sekitar 75% karena


kompresi cabang-cabang kecil arteriae coronariae oleh otot

jantung yang terjadi waktu sistolik. Stimulasi susunan saraf


simpatik menyebabkan vasodilatasi ringan arteriae coronariae,
sebaliknya stimulasi parasimpatik menimbulkan vasokonstriksi

Sirkulasi Darah Melalui Jantung


Jantung merupakan pompa muskular. Serangkaian perubahan
yang terjadi di dalam jantung pada saat pengisian darah dan
pengosongan darah disebut sebagai siklus jantung. Jantung

ringan. Peningkatan aliran coronaria terutama disebabkan oleh


meningkatnya kinerja otot-otot jantung dan efek setempat dari
hasil metabolisme yang menimbulkan vasodilatasi.

normal berdenyut sekitar 70 sampai 90 kali per menit pada orang


dewasa yang sedang istirahat dan sekitar 130 sampai 150 kali per
menit pada anak yang baru lahir.

Persarafan Jantung

'

Jantung dipersarafi oleh serabut simpatik dan parasimpatik


susunan saraf otonom melalui plexus cardiacus yang terletak di
bawah arcus aorta. Saraf simpatik berasal dari bagian cervicale
dan thoracale bagian atas truncus sympathicus, dan parasimpatik
berasal dari nervus vagus (Gambar

4-12).,

Serabut-serabut posganglionik simpatik berakhir di nodus


sinoatrialis dan nodus atrioventricularis, serabut-serabut otot
iantung, dan arteriae coronariae. Perangsangan serabut-serabut
saraf ini menghasilkan akdelerasi jantung, meningkatnya daya
kontraksi otot jantung, dan dilatasi dari arteriae coronariae.
Serabut-serabut posganglionik parasimpatik berakhir

pada nodus sinoatrialis, nodus atrioventricularis dan arteriae

Darah secara terus-menerus kembali ke jantung. Selama


sistolik ventrikel (kontraksi), saat valva atrioventricularis tertutup,

darah untuk sementara ditampung di dalam vena-vena besar


.

dan atrium. Bila ventrikel mengalami diastolik (relaksasi), valva


atrioventricularis membuka, dan darah secara pasif mengalir dari
atrium ke ventrikel. Waktu ventrikel hampir penuh, terjadi sistolik
atrium dan memaksa sisa darah dalam atrium masuk ke dalam
ventrikel, Nodus sinoatrialis memulai gelombang kontraksi pada
atqium, yang dimulai

di sekitar muara-muara vena-vena besar


dan memeras darah ke ventrikel. Dengan cara ini tidak terdapat
refluks darah ke dalam vena.
lmpuls jantung yang telah mencapai nodus atrioventricularis
diteruskan ke musculus papillaris melalui fasciculus atrioventricularis dan crus-crusnya. Kemudlan musculi papillares mulai

nucleus dorsalis
nervus vagi

ganglion cervicale
superius truncus
simpathicus
ganglion cervicale
medius
medulla oblongata
ganglion cervicale
inferius

Gambar 4-12 Persarafan otonom jantung.

JANTUNG, PEMBULUH KORONER, DAN PERICARDIUIqI

berkontraksi dan memendekkan chordae tendineae yang

Refleks Bezold-Jarisch
Reseptor yang terdapat di dalam dinding ventriculus sinister

kendur. Sementara itu, ventrikel mulai berkontraksi dan valva


atrioventricularis menutup. Penyebaran impuls jantung sepanjang

dirangsang oleh zat kimia tertentu, seperti nikotin. lmpuls aferen


berjalan ke atas menuju ke medulla oblongata di dalam nervus

fasciculus atrioventricualris (Gambar 4-9) dan cabang-cabang


terminalnya, termasuk serabut Purkinye, menjamin bahwa
kontraksi miokardium terjadi hampir bersamaan waktunya di

vagus. Denyut jantung melambat sebagai reaksi terhadap


meningkatnya aktivitas vagus pada jantung. Terdapat postulasi
yang mengatakan bahwa zat kimia yang dilepaskan oleh jaringan

seluruh ventrikel.

Bila tekanan intraventrikular melebihi tekanan di

145

dalam

rusak pada infark miokardium dapat memulai refleks ini dan ikut
menyebabkan hipotensi pada keadaan ini.

arteri-arteri besar (aorta dan truncus pulmonalis), cuspis valvula


semilunaris terdorong ke samping dan darah dikeluarkan dari

jantung. Pada akhir sistolik ventrikel, darah mulai bergerak


kembali ke ventrikel dan dengan segera mengisi kantong-kantong
valvula semilunaris. Valvulae terletak dalam keadaan aposisi dan
menutup ostium aortae dan pulmonalis dengan sempurna.

Anatomi Permukaan dari Katup-Katup


Jantung

Proyeksi jantung pada permukaan tubuh dapat dilihat pada


Gambar 4-13. Proyeksi permukaan katup-katup jantung adalah
sebagai berikut (Gambar 4-13):

Refleks Atrium dan Ventriculus


Refleks Atrial Bainbridge
Reseptor regangan yang terdapat

di

dalam dinding atria

dirangsang oleh peningkatan tekanan di dalam atria. Rangsangan

Valva tricuspidalis terletak di belakang setengah bagian kanan


sternum pada spatium intercostale IV

Valva mitralis terletak di belakang setengah bagian kiri

Valva trunci pulmonalis terletak di beiakang ujung medial


cartilago costalis III kiri dan bagian yang berhubungan

sternum setinggi cartilago costalis IV.

naik ke atas ke medulla oblongata di dalam nervus vagus.


Denyut jantung meningkat sebagai reaksi terhadap berkurangnya

aktivitas nervus vagus dan meningkatnya aktivitas simpatik.

ll
'

dengan sternum.
Valva aortae terletak di belakang setengah bagian kiri sternum
pada spatium intercostale III.

Gambar 4-13

Posisi katup jantung. P

= valva trunci

pulmonalis; A = valva aortae; 14= valva mitralis; T =


valva tricuspidalis. Panah menunjukkan posisi di mana
valva dapat didengarkan dengan gangguan yang
minimal.

146 ,

BAB 4

terbentuknya mulut dan sistem saraf. Kelompok-kelompok sel ini

ANATtrT4I RAMNfiGRAFIK

membentuksebuah plexus endotel pembuluh darah yang bergabung

jANTUNC

membentuk tabung endocardial jantung kanan dan kiri. Kedua


tabung ini segera bergabung membentuk satu tabung endocardial

mediana. Ketika kepala melipat dengan berkembangnya embrio,

Radiografik anatomi jantung normal tampak posteroanterior,

tabung endocardial dan cavitas pericardiaca (rongga pericardium)

obliqua, dan lateral dapat dilihat pada Gambar 3-37 sampai.3-42.

berpular hampir 1800 pada sumbu transversa, dengan demikian


tabung ini terletak ventral (di depan dari) oesophagus dan caudal
terhadap pembentukan mulut.
Tabung jantung mulai menonjol ke dalam cavitas pericardiaca

Perkembangan Tabung Jantung

(Gambar 4-14). Sementara itu, tabung endocardial mulai diliputi


oleh selapis tebal mesenkim, yang akan berdiferensiasi menjadi

Pembentukan Tabung Jantung


Kelompok-kelompok sel timbul di dalam mesenkim pada ujung

miokardium dan lamina visceralis pericardium serosum.


Jantung primitif dibentuk, dengan ujung cefalik (kepala) adalah

kepala cakram mudigah. Ke arah kepala dilihat dari tempat

ujung arteri, serta ujung caudal adalah ujung venosa. Ujung

tabung endocardial

ujung arteri

nt

unnna mesocardium dorsatis

pericardium
serosum

truncus pulmonalis

V. cava superior

lamina
visceralis
pericardium
serosum

sinus transversus
Vv. pulmonales
pericardium
fibrosum

tl

it

I
I

/;*

sinus obliquus
sinus transversus

Gambar 4-14 Pembentukan tabung endocardial dalam hubungannya dengan cavitas pericardiaca.

JANTUNG, PEIABULUH KORONER, DAN

PERICARDIUIA

arteri jantung primitif dilanjutkan di luar pericardium oleh sebuah

terbagi menjadi belahan kanan dan kiri oleh munculnya bantalan

pembuluh besar, saccus aorticus (Gambar 4-15), Jantung mulai

atrioventricularis ventralis dan dorsalis, yang kemudian bergabung

berdenyut mulai minggu ketiga.

membentuk septum inteimedium. Sementara itu, septum


lain, septum primum, berkembang dari atap atrium primitif dan

Perkembangan Selanjutnya dari Tabung Jantung

tumbuh ke bawah untuk bergabung dengan seplum intermedium.

Tabung jantung selanjutnya mengalami diferensiasi melalui

Sebelum penggabungan terjadi, lubang di antara pinggir bawah

beberapa pelebaran, sehingga terbentuk alur-alur. Dari ujung arteri

septum primum dan septum intermedium disebut foramen

sampai ujung vena, pelebaran-pelebaran ini disebut bulbus cordis,

primum. Sekarang atrium terbagi dua atas bagian kanan dan kiri.

ventriculus, atrium, serta cornu dexter dan sinister sinus

Sebelum obliterasi sempurna terjadi pada foramen primum, terjadi

venosus. Kemudian bulbus cordis dan bagian ventriculus tabung


jantung memanjang lauh lebih cepat dari bagian tabung yang iain,

sebuah foramen, foramen secundum, sehingga timbul hubungan

dan karena ujung arteri dan vena terfiksasi oleh pericardium, tabung

lagi antara atrium dextrum dan sinistrum. Septum tebal

mulai bengkok (Gambar 4-16). Pembengkokan segera berbentuk

(septum secundum) tumbuh ke bawah, dari atap atrium pada sisi

perubahan degeneratif di bagian sentral septum primum; timbul


lain

huruf U dan kemudian berbentuk huruf S, dengan atrium terletak

kanan septum primum. Pinggir bawah septum secundum menutupi

posterior terhadap ventriculus. Dengan demikian ujung arteri dan

foramen secundum pada septum primum, tetapi tidak mencapai

vena berdekatan satu dengan yang Iain seperti ditemukan pada

dasar atrium dan tidak bergabung dengan septum intermedium.

orang dewasa. Ruangan antara atrium dan ventriculus menyempit

Ruangan antara pinggir bebas septum secundum dan septum

membentuk canalis atrioventricularis. Pada saat perubahan ini

primum dikenal sebagai foramen ovale (Gambar4-17).

terjadi, secara perlahan tabung jantung berpindah dari daerah

Sebelum lahir, foramen ovale memungkinkan darah yang

leher menuju ke daerah thorax.

kaya oksigen yang masuk atrium dextrum dari vena cava inferior

Pembentukan Atria

masuk ke dalam atrium sinistrum. Namun, bagian bawah septum


primum berfungsi sebagai kalup untuk mencegah darah mengalir

Atrium primitif terbagi menjadi dua atria, atrium dextrum dan atrium

kembali dari atrium sinistrum ke dalam atrium dextrum. Pada saat

sinistrum dengan cara berikut ini (Gambar 4-17). Pertima. canalis

lahir, karena lekanan darah di dalam atrium sinistrum meningkat,

atrioventricularis melebar ke arah transversal. Canalis kemudian

septum primum ditekan pada septum secundum dan bergabung

saccus aorticus

Aa. arcus pharyngeus

truncus arteriosus
(bagian distal bulbus
cordis)
bulbus cordis
cavitas pericardiaca
ventriculus

rl
1

pericardium serosum
sinus venosus

pericardium fibrosum

SINUS VENOSUS

V. umbilicalis
V. vitellina

cardinalis communis

Gambar 4-15 Bagian-bagian tabung endocardial jantung di dalam pericardium.

147

148

BAB 4

saccus aorticus
bulbus cordis

saccus aorticus

truncus arteriosus

!i

/
atrium

pars inferior
bulbus cordis

t
1

ventriculus
ventriculus

cornu stnus

stnus venosus

SINUS VENOSUS

VENOSUS

saccus aoriicus
saccus aorticus

bulbus cordis

truncus arteriosus

atrium sinistrum

atrium dextrum

bulbus cordis
atrium sinistrum

atriurn dextrum

ventriculus
ventriculus dexter

ventriculus sinister
septum ventriculare

canalis atrioventricularis

Gambar 4-16 Pembengkokkan tabung jantung di dalam cavitas pericardiaca. Bagian dalam ventriculus yang sedang
berkembang diperlihatkan di bawah kanan.

dengan septum ini, dan foramen ovale ditutup. Dengan demikian

luga memastikan adanya hubungan antara rongga ventriculus

kedua atria dipisahkan satu dengan yang lain. Pinggir bawah

dexier dengan truncus pulmonalis dan rongga ventriculus sinister

septum secundum yang terlihat di dalam atrium dextrum menjadi

anulus ovalis, dan cekungan di bawahnya disebut fossa ovalis.


Kemudian tambahan auricula dextra dan sinistra berkembang

dengan aorta. Tambahan pula, muara atrioventricularis dextra


sekarang berhubungan dengan rongga ventriculus dexter dan
muara atrioventricularis sinistra berhubungan dengan rongga

sebagai diverticula kecil, masing-masing pada atrium dextrum dan

ventriculus sinister.

sinistrum.

Pembentukan Pangkal dan Bagian Proksimal Aorta dan


Pembentukan Ventriculus

Truncus Pulmonalis

Sebuah partisi muscular menonjol ke atas dari lantai ventriculus

Bagian distal bulbus cordis dikenal sebagai truncus arteriosus

primitif untuk membentuk septum ventricularis

(Gambar 4-15). Truncus ini dibagi oleh septum aorticopulmonalis


menjadi bagian pangkal dan proksimal aorta dan truncus pulmo-

(Gambar

4-17). Ruangan yang dibatasi oleh pinggir atas septum yang


berbentuk bulan sabit dan bantalan endocardial disebut foramen

penebalan endocardial

nalis (Gambar 4-18). Dengan terbentuknya ventriculus dexter dan


sinister, bagian proksimal bulbus cordis masuk ke dalam bagian

berbentuk spiral, yaitu crista bulbaris, muncul pada bagian distal

ventriculus dexter sebagai conus arteriosus yang sebenarnya

bulbus cordis. Kemudian crista bulbaris tumbuh dan bergabung


untuk membentuk septum aorticopulmonalis spiralis (Gambar

atau infundibulum dan ke dalam ventriculus sinister sebagai


vestibulum aortae. Tepat distal terhadap valva aortae, kedua

4-17). Foramen interventricularis menutup oleh karena proliferasi

arteriae coronariae tumbuh dari aorta yang sedang berkembang.

interventriculare. Di . samping

itu,

dari crista bulbaris dan penyatuan bantalan endocardial (septum


intermedium). Jaringan yang baru terbentuk ini tumbuh kearah
bawah dan bergabung dengan batas atas pars muscularis septum

Pembentukan Katup Jantung

Valvula Semilunaris Aortae dan Trunci Pulmonalis

ventricularis membentuk pars membranosa septum ventricularis

Setelah pembentukan septum aorticopulmonalis, timbul tiga

(Gambar 4-17). Penutupan foramen interventricularis tidak hanya

tonjolan pada orificium aorta dan arteria pulmonalis. Masing-masing

menutup hubungan antara ventriculus dexter dan sinister, tetapi

tonjolan terdiri atas.jaringan ikat jarang yang ditutupi oleh endotel.

JANTUNG, PETABULUH KORONER, DAN PERICARDIUIT

149

septum primum
robekan septum
primum

atrium dextrum
foramen primum
bantalan
endocardial

atrium sinistrum
canalis
atrioventricularis

septum
intermedium

foramen
interventriculare

septum secundum

septum primum
orificium
sinoairialis

septum primum
foramen ovale

foramen secundum

septum intermedium
pars membranosa
septum
ventricularis
pars muscularis
septum ventricularis
septum ventricularis
septum secundum
crista terminalis dibentuk
dari septum spurium

septum primum
foramen ovale

valva W. cavae inferior


valva sinus coronaries

Gambar 4-17 Pemisahan atrium primitif menjadi atrium dextrum dan sinistrum dengan timbulnya septa. Diperlihatkan
orificium sinoatrialis dan hasil akhir valva venosusf seperti yang timbul pada septum ventricularis.

Berangsur-angsur. tonjolan-tonjolan ini menjadi berongga pada

disebut sebagar valva tricuspidalis; dua cuspis dibentuk

permukaan atasnya untuk membentuk valvulae semilunares.

sekitar orificium atrioventriculare sinistrum sebagai valva mitralis.

Valva Atrioventricularis

Cuspis yang baru terbentuk membesar, dan inti mesenkimnya


berdiferensiasi menjadi jaringan fibrosa. Cuspis tetap terikat pada

Setelah pembentukan septum iniermedium, canalis atrioventricularis dibagi menjadi orificium atrioventriculare dextrum dan
sinistrum. Lipatan endocardial yang menonjol ke atas muncul
pada pinggir-pinggir orificium ini. Lipatan ini diinvasi oleh jaringan
mesenkim yang kemudian membentuk lubang pada sisi ventriculus.
Tiga cuspis valva dibentuk pada orificium atrioventriculare dextrum,

di

jarak tertentu dengan dinding ventriculus oleh pita muskular.


Kemudian, pita muskular berdiferensiasi menjadi musculi
papillares dan chordae tendineae.

150

BAB 4

bagian atas bulbus cordis


darah di dalam

truncus pulmonalis

truncus pulmonalis

crista bulbaris sinistra

crista bulbaris dextra

foramen interventricularis

intermedium
(bantalan
endocardial)

A
septum ventricularis
(pars muscularis)

septum
aorticopulmonale
spiralis

crista bulbaris sinistra

orificium
atrioventricularis
dextra

septum intermedium
(bantalan endocardial)

c
ventriculus dexter
Gambar 4-18 Pembagian bulbus cordis oleh septum aofticopulmonalis spiralis menjadi aota dan truncus pulmonalis. A.
Septum spiralis di dalam truncus arteriosus (bagian atas bulbus cordis). B. Bagian bawah bulbus cordis memperlihatkan
pembentukan septum spirale oleh penyatuan crista bulbaris (merah), yang kemudian tumbuh ke bawah dan bergabung dengan
septum intermedium (biru) dan pars muscularis septum ventriculare. C. Daerah septum ventriculare yang dibentuk oleh crista
bulbaris yang menyatu (merah), dan septum intermedium (biru) disebut pars membranacea septum interventriculare.

Pericardium

Pericardium merupakan sebuah kantong fibroserosa yang

Pericardium fibrosum adalah bagian fibrosa yang kuat dari


kantong pericardium. Di bawa[ pericardium terikat kuat pada

membungkus jantung dan pangkal pembuluh-pembuluh besar.


Fungsinya adalah membatasi pergerakan yang berlebihan dari
jantung secara utuh dan sebagai kantong pelumas di mana bagianbagian yang berbeda dari jantung dapat berkontraksi. Pericardium
terletak di dalam mediastinum medius (Cambar 4-79, 4-20, dan
4-21), posterior terhadap corpus sterni dan cartilago cartilago
costalis II sampai VI dan anterior terhadap vertebra thoracica V
sampai VIII.

Pericardium Fibrosum

centrum tendineum diahpragmatica. Pericardium fibrosa bersatu


dengan selubung luar pembuluh-pembuluh darah besar yang
berjalan melalui pericardium (Gambar 4-20), yaitu aorta, truncus
pulmonalis, vena cava superior dan inferior, dan venae pulmonales

(Gambar 4-21). Di depan pericardium fibrosum melekat pada


sternum melalui ligamenta stemopericardiaca.

JANTUNG, PEIABULUH KORONER, DAN PERICARDIUM

151

trachea
A. carotis communis
dextra
A. V" subclavia
dextra

oesophagus

A. carotis communis
sinsitra

A. brachiocephalica

A. V. subclavia
sinistra

V. brachiocephalica

dextra

V. brachiocephalica

V. cava

sinisira

supenor
paru kanan

paru kiri

diaphragma
pericardium

Gambar 4-19 Pericardium dan paru-paru dilihat dari depan.

lamina parietalis
pericardium serosum

pembuluh darah besar

Pericardium Serosum

Pericardium serosum meliputi pericardium fibrosum

lamina visceralis
pericardium serosum
(epicardium)

dan

membungkus jantung. Terbagl dua, yaitu lamina parletalis dan

lamina visceralis (Gambar 4-20). Lamina parietalis mellputi


pericardium fibrosum dan melipat di sekeliling pangkal pembuluh-

pembuluh darah besar untuk berlanjut sebagai lamina visceralis


yang meliputi dengan erat permukaan jantung (Gambar 4-21).
Lamina visceralis berhubungan erat dengan jantung dan sering
dlsebut sebagai epicardium. Ruang seperti celah di antara lamina
parietalis dan visceralis pericardium serosum disebut cavitas

pericardium
fibrosum

pericardiaca (Gambar 4-20). Normalnya, cavitas ini berisi sedikit


cairan sekitar 50 mL yaitu cairan pericardial, yang berfungsi
sebagai pelumas untuk memudahkan pergerakan jantung.

Sinus Pericardii
Pada permukaan posterior jantung, lipatan pericardium serosum
di sekitar \.ena-vena besar membentuk recessus yang dlnamakan

sinus obliquus (Cambar 4-21). Demikian pula di permukaan

cavitas pericardiaca
Gambar 4-20 Berbagai lapisan pericardium.

posterior janfung, terdapat sinus transversus yang merupakan


jalan pendek yang terletak di antara lipatan pericardlum serosum
di sekitar aorta dan truncus pulrnonalis dengan llpatan di sekitar
vena-vena besar (Gambar 4-21). Sinus pericardii terbentuk sebagai
akibat dari cara pembengkokkan jantung selama pembentukan.
Tidak ada kepentingan klinik.

152

BAB 4

A. carotis communis dextra


V. brachiocephalica sinistra

A. carotis communis sinistra


A subclavia dextra
A. subclavia sinistra

V. brachiocephalica

dextra

arcus aortae
N. phrenicus sinister

V. cava superior

N. vagus sinister

N. laryngeus recurrens sinister


stnus transversus

ligamentum arteriosum

A, pulmonalis sinistra
V. pulmonalis dextra

bronchus
V" pulmonalis sinistra

lipatan pericardium serosum


lipatan pada
atrium sinistrum

V cava inferior

lamina parietalis pericardium


serosum
pericardium fibrosum

N
Gambar 4-21 Pembuluh-pembuluh darah besar dan bagian dalam pericardium

Persarafan Pericardium

Pericardium fibrosum dan lamina parietalis pericardium serosum


dipersarafi oleh nervus phrenicus. Lamina visceralis pericardlum
serosum dipersarafi oleh cabang-cabang dari truncus sympathicus
dan nervus vagus.

Batas-Batas Pericardium dan Jantung


Antedor: Corpus sterni, cartilago costalis III sampai VI dan
spatium intercostale di antaranya, vasa thoracica interna,

pinggir-pinggir anterior paru kanan dan kiri, dan cavitas


pleurae (Gambar 4-8). Pada anak-anak kecil, thymus terletak
anterior terhadap bagian atas pericardium.
Posterior: Vertebra thoracica V sampai ke VIII, oesophagus,
aorta thoracica descendens, bronchi principalis, dan bagian
posterior masing-masing paru yang bulat.
Lateralis: Pleura parietalis mediastinalis, nervus phrenicus,
dan paru serta cavitas pleurae.
Inferior: Diaphragma, hepar, dan fundus gastrica.

JANTUNG, PEt BULUH KORONER, DAN PERICARDIUIII

Pertanyaan Pilihan Ganda

C.

Pilihlah satu jawaban yang PALING

D. Bunyi jantung pertama adalah lub, dihasilkan

1.

TEPAT

Facies anterior jantung dibentuk oleh struktur-struktur

berikut

ini, kecuali:
A. Ventriculus dexter
B. Atrium dextrum
C. Ventriculus sinister
D. Atdum sinistrum
F.. Auricula dextra

E.
6.

Denyut apex cordis diraba paling baik pada pasien dalam


posisi duduk dan bungkuk ke depan.
oleh

kontraksi kedua ventricuius dan penutupan valva mitralis


dan tricuspidalis.
Valva trunci pulmonalis mempunyai dua valvula semilunaris.

Semua pemyataan di bawah ini benar untuk struktur jantung


dan pericardium, kecuali:

A. Cavitas pericardiaca merupakan rongga potensial di


antara pericardium fibrosum dan pericardium serosum.

2. Pada radiografi posteroanterior thorax, struktur-struktur


berikut ini membentuk pinggir kiri bayangan jantung,

B.

kecuali:
Auricuia sinistra
Truncus pulmonalis
Arcus aortae
Ventriculus sinister
Vena cava superior

A.
B.
C.
D.
E.
3.

153

C.
D.
E.

Chordae tendineae menghubungkan musculi papillares


dengan cuspis valva tricuspidalis dan mitralis di dalam
ventriculus dexter dan sinister.
Trabeculae carneae merupakan struktur permukaan dalam
ke dua ventriculus dexter dan sinister.
Keempat venae pulmonales bermuara ke atrium sinistrum
pada dinding posteriornya, dan tidak mempunyai katup.
Nodus sinoatrialis disuplai oleh arteria coronaria dextra
dan kadang-kadang oleh arteria coronaria sinistra.

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk sistem konduksi

jantung, kecuali;

A. Impuls spontan untuk kontraksi jantung dimulai


B.
C.

dari

nodus sinoatrialis.
Fasciculus atrioventricularis merupakan satu-satunya jalur
untuk penghantaran gelombang kontraksi antara atrium
dan ventriculus.
Nodus sinoatrialis sering disuplai oleh arteria coronaria
dextra dan sinistra.

D.
E.
4.

Saraf simpatik jantung menutunkan kecepatan perangsangan nodus sinoatrialis.


Fasciculus atrioventricularis berjalan turun di belakang
cuspis septalis valva tricuspidalis.

Semua pernyataan di bawah

ini benar untuk suplai darah

engisi

Titik-Titik

lsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang paling tepat

berikut lni.

7. Arteria coronaria sinistra memberi cabang.........


yang mendarahi ventricuius dexter dan sinister.

8.

Kedua nodus sinoatrialis darr atrioventricularis terletak di


dalam .......... bagian jantung.

9.

Basis cordis terutama dibentuk oleh

.............

ke

cabang-cabang

dari

aorta

ascendens.

coronaria dextra memberi darah untuk atrium


dextrum dan ventriculus dexter.
Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra berjalan
turun di dalam sulcus atrioventricularis anterior dan

B. Arteria
C.

10. Arteriae coronariae adalah cabang-cabang dari ...............

.jantung, kecuali:

A. Arteriae cotonariae adalah

Pertanyaan

11.Sinuscoronariusbermuarakeda1am...........
12. Pericardium mempunyai.............. yang berjalan turun ke
bawah pada permukaan lateralnya.

13. Sinus obliquus pericardium berhubungan ke anterior dengan

berjalan di sekitar apex cordis.

D. Aritmia
E.
5.

(denyut jantung abnormal) dapat terjadi setelah


penyumbatan arteria coronaria.
Arteriae coronariae dapat diklasifikasi sebagai sebuah end
arteri fungsional.

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk iantung, kecuali:

A. Atrium sinistrum terletak posterior terhadap atrium


dextrum.

B. Bunyijantung

pendek kedua adalah dup, dihasilkan oleh


penutupan cepat valva aorta dan pulmonalis.

14. Vena cardiaca anterior bermuara ke dalam

A. Atrium dextrum
B. Atrium sinistrum
C. Aorta ascendens
D. Nervus phrenicus
E. Sulcusatrioventriculare
F Interventricularisanterior
C. Inlen'entricularis posterior

154

BAB 4

Pertanyaan Mencocokkan

79

Cocokkanlah setiap struktur yang terdapat di bawah ini dengan


tempatnya ditemukan di daei'ah"jantung. Setiap jawaban dap?t
digunakan lebih dari satu kali.

klinis dan diagnosis, pernyataanpemyataan mengenai kasus berikut ini benar, kecuali:
A. Patent ductus menunjukkan bagian distal arcus aorta ke
enam kiri.
Berdasarkan riwayat

Ductus menghubungkan arteria pulmonalis dextra dengan


aorta thoracica descendens.

15. Vena cava inferior (muara)

C.

16. Trabecula septomarginalis (moderator band)


17. Annulus ovalis

Dalam kehidupan janin, ductus merupakan jalur singkat


mengalimya darah dari truncus pulmonalis ke aorta.
Pada saat lahir, umumnya ductus arteriosus berkontriksi
sebagai reaksi meningkatnya oksigen dalam arteri.

Ductus arterios menutup menjadi


18. Venae pulmonales dextra (muara)
A. Atrium sinistrum

20. Terdapatnya Patent ductus menimbulkan akibat fisiologis dan

Ventriculus dexter
C. Atrium dextrum
D. Ventriculus sinister
E. Auricula dextra
B.

patologis berikut ini, kecuali:

A. Darah dari aorta mengalir ke truncus

pulmonalis,
menimbulkan n achinery -like murmur.
Aliran darah singkat ini terjadi hanya pada sistolik sebagai
akibat dari meningkatnya tekanan darah di dalam aorta dan
turunnya tekanan darah di dalam truncus pulmonalis.
C. Ventriculus sinister mengalami hipertrofi karena bocornya

Pertanyaan Pilihan Ganda


Bacalah riwayat penyakit di bawah ini tan jawablah pertanyaan
berikutnya dengan satu jawaban yang PALING TEPAT.

aorta.
D. Truncus pulmonalis membesar

Pada seorang anak perempuan berusia 7 tahun ditemukan adanya

dan ventriculus dexter

mengalami hipertrofi karena meningkatnya tekanan di


dalam sirkulasi pulmonalis.
Karena meningkatnya resiko infeksi bakteri pada dinding

suaramachinery-llke murmur terus menerus di spatium intercostale


kedua kiri oleh dokter anak pada saat diperiksa rutin. Murmur
ditemukan baik pada sistolik maupun diastolik. Anak itu tidak
sianotik, ukuran iantung normal, dan tidak ditemukan adanya
jari-jari yang melebar (clubbing fingers). Pemeriksaan radiografik
dada menunjukkan adanya sedikit pembesaran atrium sinistrum,
ventriculus sinister, dan truncus pulmonalis. Diagnosisnya adalah
patent ductus arteriosus.

7.

ligamentum

arteriosum.

arteri pulmonalis (bacterial endarteritis) disebabkan oleh


hipertensi pulmonalis, patent ductus harus diligasi dan
dipisahkan secara pembedahan.

D yang

benar. Atrium sinistrum tidak membentuk facies


anterior jantung karena terletak di belakang atrium dextrum
dan membentuk sebagian besar facies posterior atau basis

A yang benar. Cavitas pericardiaca merupakan

rongga

potensial antara lamina parietalis dan visceralis pericardium


serosum (Gambar 4-20).

cordis (Gambar 4-3).


7.

F yang benar. Arteria coronaria sinistra memberikan cabang


ramus interventricularis anterior, yang mendarahi ventriculus
dexter dan sinister (Gambar 4-10).

8.

A yang benar. Kedua nodus sinoatrialis dan atrioventricularis


terletak di dalam atrium dextrum jantung (Gambar 4-4).

yang benar. Vena cava superior membentuk sebagian pinggir


kanan bayangan jantung pada radiograf posteroanterior dada
(Gambar 3-37).
E

J.

D yang benar. Nervus sympathicus ke jantung meningkatkan


impuls dari nodus sinoatrialis.

B yang benar. Atrium sinistrum membentuk bagian utama

C yang benar. Ramus circumflexus arteria coronaria sinistra


berjalan turun di dalam sulcusoatrioventricularis dan tidak
berjalan di sekitar apex cordis (Gambar 4-10).

10. C yang benar.

yang benar. Valva trunci pulmonalis mempunyai tiga valvula


semilunaris, sama dengan yang terdapat di dalam valva aorta

11..

basis cordis (Gambar 4-3).

Arteriae coronariae merupakan cabang-cabang


dari aorta ascendens (Gambar 4-2).

(Gambar 4-6).

A yang benar. Sinus coronarius bermuara ke dalam atrium


dextrum (Gambar 4-4).

JANTUNG, PEAABULUH KORONER, DAN

12.

benar. Pericardium mempunyai nervus phrenicus


yang berjalan ke bawah pada facies lateralisnya (lihat Gambar

D yang
3-26).

13. B yang benar. Sinus obliquus pericardium berhubungan ke


anterior dengan atrium sinistrum jantung (Gambar 4-8).
14.

1.8.

aorta thoracica descendens.

20.

17. C yang benar. Annulus ovalis terletak di dalam atrium dextrum


(Gambar 4-4).

A yang bgnar. Vena pulmonalis dextra dan sinistra bermuara

19. B merupakan pernyataan yang tidak benar. Ductus arteriosus


menunjukkan bagian distal arcus aorta keenam kiri dan
menghubungkan arteria pulmonalis sinistra pada pangkalnya
dari truncus pulmonalis ke pertemuan antara arcus aortae dan

Vena cardiaca anterior bermuara ke dalam


atrium dextrum cordis (Gambar 4-10).

16. B yang benar. Trabecula septomarginalis (moderator band)


terletak di dalam ventriculus dexter (Gambar 4-4).

155

ke dalam atrium sinistrum (Gambar 4-3).

A yang benar.

15, C yang benar. Vena cava inferior bermuara ke dalam bagian


bawah atrium dextrum (Gambar 4-4).

PERICARDIUIA

B merupakan pemyataan yang tidak benar.

Machinery'

like murmur timbul pada saat sistolik maupun diastolik;


disebabkan oleh mengalimya darah dari aorta ke arteria
pulmonalis karena tekanan darah di dalam aorta meningkat
pada kedua fase siklus jantung tersebut.

Pembuluh Darah Thorax

156

PETABULUH DARAH THORAX

Anatomi Dasar
Arteri

157

Anatomi Permukaan Arteri Besar Thorax

,:,

Besar Thorax

Catatan Fisiologi: Fase Pemompaan Siktus Jantung


dan Denyut Apex Cordis

158

157

162

Aorta

162

Truncus Putmonatis

163

Vena Besar Thorax

163

Gambaran Radiografik Arcus Aortae

161

Anatomi Permukaan Vena Besar Thorax

Gambaran Radiografi k Truncus Putmonatis

162

Catatan Embriotogi: Sirkutasi Janin

162

Pertanyaan

166

Jawaban dan Penjelasan

167

Catatan Embriologi: Pembentukan Arteri Besar Thorax

J-lembuluh darah terbesar di dalam tubuh terdapat di dalam rongga

thorax, yaitu aorta, arteriae pulmonales, venae cavae, dan venae


pulmonales.- Trauma pada dinding dada dapat mengakibatkan

gangguan dari pembuluh-pembuluh ini, yang mengakibatkan


perdarahan hebat, gangguan sirkulasi, dan kematian. Cedera
tembus pada dada dapat menusuk pembuluh darah di dinding
dan cedera tumpul disebabkan oleh akselerasi mendadak atau

166
166

pembuluh-pembuluh ini tersembunyi di dalam thorax, diagnosis


cedera pembuluh darah besar sering kali terlambat ciitegakkan, yang
mengakibatkan bahaya besar bagi pasien.
Tujuan dari bab ini adalah untuk lebih mengenalkan pembuluh
darah thorax pada para professional dalam usaha agar diagnosis
cedera vascular dapat ditegakkan lebih cepat serta akses vaskular
dapat dicapai lebih cepat dan akurat.

deselerasi dapat merobek pembuluh-pembuluh. Sayangnya, karena

Arteri

A f..j.*l:# #

B esar

fl4

|""]ASp:-il:.

Batas-Batas Penting (Gambar

5-l

dan 5-2)

a Anterior:

truncus pulmonalis, auricula dextra, pinggir pleura


dextra dan pulmo dextra, sisa thymus, dan sternum.

Thorax

Aorta

Aorta adalah pembuluh nadi utama yang memasok darah yang


kaya oksigen dari ventriculus sinister jantung ke jaringan-jaringan

tubuh (Gambar 5-1). Untuk kepentingan uraiary aorta terbagi


sebagai berikut: aorta ascendens, arcus aorta, aorta descendens,
dan aorta abdominalis.

ll

Posterior: atrium sinistrum, arteria pulmonalis dextra, dan

ll
I

bronchus principalis dexter.


Lateral kanan: vena cava superior dan atrium dextrum.
Lateral kiri: atrium sinistrum dan truncus pulmonalis.

Cabang-Cabang

Arteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae, dan


arteria coronaria sinistra berasal dari sinus posterior kiri aortae
(lihat Cambar 4-7 dan 4-10).

Aorta Ascendens
Aorta ascendens mulai dari basis ventriculus sinister dan berjalan
ke atas dan depan sehingga terletak di belakang pertengahan
kanan angulus sterni, tempat pembuluh nadi ini melanjutkan
diri menjadi arcus aortae. Aorta ascendens terletak di dalam
pericardium fibrosum (Gambar 5-1) dan terbungkus bersama
dengan truncus pulmonalis di dalam sarung pericardium serosum.
Pada pangkalnya terdapat tiga tonjolan, sinus aortae, yang masing-

masing terletak di belakang cuspis valva aortae.

Arcus Aortae
Arcus aortae merupakan lanjutan aorta ascendens (Gambar
5-2). Pembuluh ini terletak di belakang manubrium stemi dan
melengkung ke atas, belakang, dan kiri di depan trachea ( arah
utamanya adalah ke belakang). Kemudian pembuluh ini berjalan
ke bawah di sebelah kiri trachea, dan setinggi angulus sterni
melaniutkan diri sebagaj aorta desccndens.

'158

BAB 5

A- carotis
communis sinistra
subclavia sinistra

A. brachiocephalica
brachiocephalica dextra

N. vagus sinistra

aortae
ligamentum
arteriosum

V cava superior

pinggir pericardium
yang dipotong
aorta
ascendens

truncus
pulmonalis

ventriculus sinister

atrium dextrum

pinggir pericardium
yang dipotong
V. cava inferior

ventriculus dexter
Gambar 5-1 Permukaan anterior jantung dan pembuluh-pembuluh darah

besar' Saccus pericardialis dibuka untuk memper-

lihatkan aorta ascendens dan truncus pulmonalis.

Superior: Arteria brachiocephalica, arteria carotis communis


sinistra, dan subclavia sinistra berasal dari sisi cembungnya
(Gambar 5-1).

Fase Pemompaan Siklus Jantung dan Denyut


Apex Cordis

Inferior (Gambar 5-1): bifurcatio truncus

pulmonalis,
ligamentum arteriosum, nervus laryngeus recurrens sinister,

Selama fase pemompaan siklus jantung, darah dipaksa keluar

di bawah tekanan yang tinggi melalui valva aortae

dan plexus cardiacus.

ventriculus

sinister ke dalam aorta. Arcus aortae merupakan pipa melengkung


fleksibel yang cenderung menjadi lurus oleh karena tekanan darah,

Cabang-Cabang

mendorong jantung ke depan sehingga apex cordis kontak dengan

Arteria brachiocephalica berasal dari permukaan cembung arcus

dinding thorax untuk membeniuk denyut apex cordis. Secara

aortae (Gambar 5-1 dan 5-4). Pembuluh

normal, denyut dapat diraba di sela iga kelima kiri, 9 cm dari garis

di

tengah.

ini berjalan ke atas dan

sebelah kanan trachea, dan bercabang dua menjadi arteria


subclavia dextra dan arteria carotis communis dextra di beiakang

articulatio sternoclavicuIaris.

Arteria carotis communis sinistra berasal dari permukaan


Batas-Batas Penting

mediastinalis

cembung arcus aortae di sebelah kiri A.brachiocephalica (Gambar


5-1 dan 5-4). Pembuluh iniberjalanke atas dan di sebelah kiri trachea

sinistra, nervus phrenicus sinistcr, nervus vagus sinister, rami

dan dan masuk ke leher di belakang articulatio sternoclavicularis

cardiaci nervus vagus dan sympathicus, vena intercostalis

sinistra.

superior sinistra, pulmo sin.lster, dan pleura.


Posterior dan dextra: nerr.us larvngolls lcCitflrr:fls :rinisii'r,
plexus cardiacus, esofagus. koh:nrna veitebralis.

artcria caroti'. conrnunis sinistra (Gambar 5-1, 5-3, dan 5-4).


Berialan ke .rias separjane sisi kiri trachea dan oesophagus untuk

a Anterior dan sinistra (Gambar 5-3): Pleura

Arteria subclavia sinistra berasal dari arcus aorta di belakang

PEMBULUH DARAH THORAX

trachea

159

arcus aortae

truncus pulmonalis
V. cava superior

aorta ascendens

A. pulmonalis
sinistra
bronchus lobaris
superior

bronchus principalis

sinister

bronchus lobaris
medius

Gambar5-2 Permukaan anteriorjantung dan pembuluh darah besar memperlihatkan hubungannya terhadap bifurcation
trachea dan bronchi utama. Pericardium utuh.

ductus thoracicus
truncus sympathicus

V. brachiocephalica

sinistra

N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
arcus aortae
N. laryngeus recurrens
sinister
ligamentum arteriosum

A. pulmonalis sinistra
bronchus sinister
Vv. pulmonales sinistrae
aorta descendens

oesophagus

Gambar 5-3 Mediastinum sisi kiri.

160

BAB s

masuk ke pangkal leher (Gambar 5-3). I'embuLuh ini melengkung


di permukaan atas apex pulmo sinister.

Batas-Batas Penting (Gambar 5-3)

Anterior: Hilus pulmonis sinister, pericardlum, oesophagus,

a
t

Posterior: Coiumna vertebralis dan venae hemiazygos.


Lateral kanan: Vena azygos, ductus thoracicus, pleura dextra,
dan pulmo dexter.
Lateral kiri: Pleura sinistra dan puimo sinister. Perhatikan
bahwa berkaitan dengan aorta di mediastinum posterius,
oesophagus di lateral kanan atas, ke bawah anterior, dan
menjadi anterolateral kiri di bawah. Dengan perkataan 1ain,
aorta dan oesophagus bersilangan di mediastinum posterius.

dan diaphragma.

Aorta Descendens
Aorta descendens (Gambar 5-4) terletak di dalam mediastinum
posterius dan mulai sebagai lanjutan arcus aortae di sebelah kiri
pinggir bawah corpus vertebrae thoracica IV (setinggi angulus

sterni). Kemudian berjalan turun ke bawah di dalam mediastinum


posterius, miring ke depan dan medial untuk mencapai

permukaan anterior columna vertebralis (Gambar 5-3 dan 5-4).


Setinggi vertebra thoracica XII pembuluh ini berjalan di belakang

diaphragma (melalui hiatus aorticus) pada garis tengah dan


melaniutkan diri sebagai aorta abdominalis.

arcus aortae

A. carotis communis sinistra


A. subclavia
sinistra
A. axillaris

A. brachiocephalica
Aa. intercostales
posteriores
aorta
ascendens

aorta
descendens

A. phrenica
inferior

A. coeliaca

A. suprarenalis
A. mesenterica

A. renalis

superior

aorta abdominalis

A. testicularis
(ovarica)

A. lumbalis
A" mesenterica
inferior

A. sacralis
mediana

A. iliaca communis
A. iliaca interna
A. !llaca exterra

Gatnbar 5-4 Cabenq-rabarc utama toda

PETABULUH

Cabang-Cabang

Arteriae intercostales posteriores dipercabangkan untuk sembilan


spatium intercostale bagian barvah pada masing-masing sisi
(Gambar 5-4). Arteriae subcostales dipercabangkan pada masingmasing sisi dan berjalan sepanjang pinggir bawah costa XII untuk
masuk ke dinding abdomen.
Rami pericardiaci, oesbphageales dan bronchiales merupakan
cabang-cabang kecil yang menuju ke organ-organ tersebut.

DARAHTHORAX

161

Truncus Pulmonalis

Truncus pulnonalls membawa darah vang terdeoksigenasi


dari ventriculus dexter iantung menuju ke paru. Pembuluh ini
meninggalkan bagian atas ventriculus dexter dan berjalan ke
atas, belakang clan kiri (Gambar 5-1). Panjangnya sekitar 5 crn
dan berakhir pada bagian cekung arcus aortae dengan bercabang
dua menjadi arterla pulmolralis dextra dan sinlstra (Gambar 5-1).
Truncus pr-rlm.rnalis bersama dengan aorta ascendens dibungkus

oleh pericardium fibrosum dan selubung pericardium serosum


(Cambar 4-21).

'{j.S-f4 ffiAftt'4i.*j
R*&,

# i ili {=} l.t"s-1'r F

Ft A

ffi"

d;],

Lj $

Af""}F{'ilj*'il

Batas-Batas Penting

Anterior: ujung sternal spatium intercostale II kiri, pulmo


sinister dan pleura sinistra, dan pericardium.

Gambaran radiografik normal arcus aortae dan cabang-cabangnya


diperlihatkan dalam arteriogram di Gambar 5-5 dan 5-6 (lihat juga

a Posterior: aorta

ascendens, arteria coronaria sinistra, dan

atrium sinistrum.

Cambar 3-37 dan 3-38).

Cabang-Cabang
Arteria pulmonalis dextra berjalan ke kanan di belakang aorta

Aorta Abdominalis

ascendens dan vena cava superior untuk masuk ke radix pulmonis

Aorta abdominalis diuraikan dalam Bab 8.

dextra (Gambar 5-1 dan 5-2).

Gambar 5-5 Angiogram arcus aortae memperlihatkan aderi-arteri besar di pangkal

leher.

162

BAB 5

Arteria pulmonalis sinistra berjalan ke kiri di depan aorta


descendens

unfuk masuk ke radix pulmonis sinistra (Gambar 5-1,

5-2, dan 5-3).

Pembentukan Arteri Besar Thorax

Ligamentum Arteriosum

Pembentukan tabung jantung tunggal endocardial dan akhir


diferensiasinya menjadi tabung jantung sesungguhnya diuraikan

Ligamentum arteriosum merupakan pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio truncus pulmonalis dengan permukaan

dalam Bab 4. Perkembangan selanjutnya dari arteri-arteri besar

cekung arcus aortae (Gambar 5-1 dan 5-3). Ligamentum arteriosum


merupakan sisa ductus arteriosus, yang pada janin mengalirkan
darah dari truncus pulmonalis ke aorta, jadi tidak melalui paru-

pharyngeus diuraikan di dalam CD.

paru. Nervus laryrrgeus reflrrrens sinister melingkari pinggir


bawah struktur ini (Gambar 5-1 dan 5-3). Setelah lahir, ductus
menutup.

thorax dari truncus arteriosus bulbus cordis dan arteri-arteri arcus

AruATtrFTI FFRS'*UKAAh{
ARTHRI ffiilSARTh{*RAX

Aorta

GAMBARAN
RAD $G RAFI K TRU I'{ CIJS
PULMfiNALI5
I

Gambaran radiografik normal truncus pulmonalis dapat dilihat di


arteriogram Gambar 5-7.

A. carotis communis
A. vertebralis dextra

Aorta ascendens terletak di belakang belahan kanan sternum tepat


di bawah angulus sterni (Gambar 5-3).
Arcus aortae dan pangkal arteri brachiocephalica dan arteria
carotis communis sinistra terletak di belakang manubrium sterni
(Gambar 5-3). Aorta descendens mulai dari akhir arcus aortae
di kiri garis tengah setinggi angulus sterni. Ketika pembuiuh ini

rc

A. thyroidea inferior

A. thyroidea inferior

A. cervicalis superficialis

A. cervicalis superficialis (transversa)


A. suprascapularis

A. vertebralis sinistra
A. carotis communis sinistra

(transversa)

C7

A. suprascapularis

truncus costocervicalis
clavicula dextra

A. intercostalis
superior

truncus thyrocervicalis

costa

manubrium sterni

A. carotis
communis sinistra
A. subclavia sinistra
arcus aortae

A. brachiocephalica (innominata)
A. thoracica interna
(mammaria) dextra
aorta ascendens

A. thoracica interna sinistra


ujung kateter
aorta descendens

Gambar 5-6 Diagram menunjukkan fitur-fitur utama di dalam angiogram aorta.

PEAABULUH DARAH THORAX

kateter
jantung

dalam bronchus
trachea principalis sinister

163

A. pulmonalis

udara di

arcus

aortae

sinistra
truncus
pulmonalis

cabang-cabang
arteriae pulmonales

A. pulmonalis
dextra

ventriculus sinister

A. pulmonalis
descendens dexira

diaphragma

kateter berjalan melalui


ventriculus dexter menuju
truncus pulmonalis

pinggir aorta descendens

Gambar 5-7 Angiogram truncus pulmonalis dan afteriae pulmonales.

berjalan turun, menuju ke garis tengah dan berjalan melalui hiatus


aorticus di diaphragma setinggi vertebra thoracica ke 12.

Truncus Pulmonalis
Truncus pulmonalis bercabang dua menjadi arteria pulmonalis
kanan dan kiri, di sisi kiri garis tengah setinggi angulus sterni
(Gambar 5-3).'

Vena BesarThorax

ini bergabung dengan vena

brachiocephalica dextra untuk

membenLuk vena cava superior.

Cabang-Cabang
Masing-masing vena brachiocephalica bercabang menjadi: vena
vertebralis, vena thoracica interna, vena thyroidea inferior, dan
vena intercostalis posterior pertama.

Vena Cava Superior

Vena cava superior membawa semua darah vena dari kepala" 1eher,

dan kedua extremitas superior; dan dibentuk oleh persatuan dua


vena brachiocephalica (Cambar 5-B dan 5-9). Vena ini berjalan lurus

Vena Brachiocephalica

Vena brachiocephalica dextra dibentuk di pangkal leher oleh


gabungan dari vena subclavia dextra dan vena jugularis interna
dextra (Gambar 5-B dan 5-9). Vena brachiocephalica sinistra
mempunyai asal yang sama (Gambar 5-3 dan 5-B). Pembuluh inl
berjalan miring ke bawah dan kanan di belakang manubrium
sterni dan di depan cabang-cabang besar arcus aortae. Pembuluh

ke bar,r,ah untuk berakhir pada atrium kanan jantung (Gambar 5-1).


Vena azygos bergabung dengan permukaan posterior vena cava
superior tepat sebelum vena cava superior menembus pericardium
(Gambar 5-9).

Cabang-Cabang
Vena cava superior menerima darah dari vena brachiocephalica
dextra dan sinistra.

164

BAB 5

V. thyroidea inferior
V.

jugularis interna sinistra


V. subclavia sinistra
V. brachiocephalica sinistra
V. thoracica interna sinistra

V. pulmonalis sinistra

IA

V. cava superior

V. cardiaca magna
V.

/lI cabang-cabang
V. cardiaca

anterior

jugularis interna sinistra


V. subclavia sinistra

V. cava inferior

brachiocephalica
sinistra

V. brachiocephalica

dextra
hemiazygos

V. cava superior

Vv. hepaticae
I

V. azygos

I
,

V. phrenica inferior

V. suprarenalis dextra

V. suprarenalis

sinistra

V. renalis dextra
V. testicularis

(ovarica) sinistra
V. testicularis (ovarica) dextra

cava inferior

Vv. lumbales dextrae

V. iliaca communis dextra

V. sacralis media

V. iliaca interna dextra


V. iliaca externa dextra

Gambar 5-8 A,Vena-vena utama yang bermuara


superior dan inferior.

ke jantung. B, Vena-vena utama yang mengalirkan darah ke vena cava

PEMBULUH DARAH

crus sinistrum diaphragmaticum, kira-kira setinggi

Vena-Vena Azygos
Vena-vena azygos terdiri darivena azygos sendiri, venahemiazygos

inferior, dan vena hemiazygos superior. Pembuluh-pembuluh ini

mengalirkan darah dari bagian posterior spatium intercostale,


dinding posterior abdomery pericardium, diaphragma, bronchus,

Vena Hemiazygos Superior

Vena Azygos

Vena

Asal dari vena azygos bervariasi. Sering dibentuk oleh persatuan


dari vena lumbalis ascendens dextra dan vena subcostalis
dextra. Pembuluh ini naik ke atas melalui hiatus aorticus pada

setinggi vertebra thoracica VII (Gambar 5-8).

verterba

ini dibentuk oleh gabungan dari vena intercostalis keempat


sampai dengan ke delapan, dan bergabung dengan vena azygos

diaphragma, pada sisi kanan aorta sampai setinggi vertebra


thoracica V (Gambar 5-8). Disini pembuluh ini melengkung ke
depan di atas radix pulmonalis dekstra dan bermuara ke dalam
permukaan posterior vena cava superior (Gambar 5-9).
Vena azygos menampung darah dari banyak pembuluh,
termasuk delapan buah venae intercostales bagian bawah, vena

intercostalis superior dextra, vena hemiazygos inferior dan


superior, dan sejumlah venae mediastinales.

Vena

165

thoracica VIII membelok ke kanan dan bergabung dengan vena


azygos (Gambar 5-8). Vena ini menerima darah dari beberapa
vena intercostalis sinistra bagian bawah dan vena-vena pada
mediastinum.

dan oesophagus (Gambar 5-8).

Vena

THORAX

H em i azygos

di dalam abdomen dan menembus

Vena cava inferior dibentuk

centrum tendineum diaphragma dan pericardium setinggi vertebra

thoracica VIII dan hampir langsung bermuara ke bagian paling


bawah atrium dextrum (Cambar 5-1, 5-8, dan 5-9). Valva vena cava

inferior penting pada janin tetapi rudimenter pada orang dewasa.

nferior

Vena Cava lnferior

Vena-Vena Pulmonalis

Dua vena pulmonalis meninggalkan masing-masing

ini sering dibentuk oleh gabungan vena lumbalis

ascendens

sinistra dan vena subcostalis sinistra. Vena ini naik ke atas melalui

paru,
membawa darahyang kaya oksigenke atrium kiri jantung (Gambar
5-3, 5-8, dan 5-9). Vena-vena

ini tidak mempunyai katup.

oesophagus

V. subclavia dextra

N. vagus dexter
V.

rami communicantes

jugularis interna dextra

V. brachiocephalica dextra

truncus
sympathicus
N. phrenicus dexter
V. azygos

V cava superior

bronchus

aorta ascendens

Aa. pulmonales
atrium dextrum diliputi
oleh pericardium
Vv. pulmonales

pericardium

splanchnicus
major
diaphragma

N. splanchnicus
minor

V. cava inferior

Gambar 5-9 Mediastinum sisi kanan.

166

BAB 5

individu yang .bebas bernafas

Ail',iA $ d# F$ F Pffi ffi,Fr$ il F"A.p\l."j


Vffih.iA ffi*fl:SAtr TF-{{ RF},"K

di udara. Paru-paru, ginjal,

dan

tractus digestivus pada janin belum berfungsi. Janin mendapatkan

oksigen dan makanan darj darah ibu melalui placenta dan


mengeluarkan karbondioksida serta produk metabolisme lainnya
melalui cara yang sama.

Untuk mengerti sirkulasi janln, sebaiknya

Vena cava superior dan ujung terminal vena brachiocephalica


dextra dan sinistra terletak di belakang manubrium sterni.

mengikuti

perjalanan darah janin dari placenta melalui vena umbilicalis


menulu ke janin, kemudian menelusuri perjalanan darah di dalam
janin, dan akhirnya mengikuti aliran kembali ke placenta melalui

dua arteri umb!licalis, yang merupakan cabang-cabang

dari

arteria iliaca interna janin.

Sirkulasi Janin
Karena janin terletak di dalam rahim ibu dan dikelilingi oleh cairan,

tidaklah heran kalau sistem sirkulasi darahnya berbeda dengan

C. Arteriabrachiocephalica.
D. Arteria carotis communis dextra.
E. Arteria brachiocephalica, carotis communis

Pertanyaan Melengkapi
Pilihlah satu jawaban yang PALING

1.

2.

Aorta ascendens berasal dari:


A. ventriculus dexter.
B. atrium sinistrum.
C. auricula dextra.
D. ventriculus sinister.
E. auricula sinistra.

4.

Aorta descendens terletak pada:

A. Mediastinum superius.
B. Mediastinum medium.
C. Mediastinumanterius.
D. Mediastinum posterius.
E. Cavitaspericardiaca.
Aorta descendens menembus diaphragma:

A.
B.
C.
D.
E.
8.

Yang merupakan cabang dari arcus aortae:

A.
B.

Arteria coronaria dextra dan sinistra.


Arteria thoracica interna.

Melalui centrum tendineum.


Pada cupula sinistra.

A. Membawa darah yang kaya oksigen dari


B.
C.
D.
E.

Setinggi angulus sterni.

Dibelakang articulatio sternoclavicularis dextra.


Di belakang articulatio sternoclavicularis sinistra.
Pada basis ventriculus sinister.
Di belakang cartilago costalis III kanan.

Setinggi vertebra thoracica VIII.


Setinggi vertebra thoracica X.
Setinggi vertebra thoracica XII.

Truncus pulmonalis:

Arcus aortae mulai:

A.
B.
C.
D.
E.
5.

6.

Arteriabrachiocephalica.
Arteria carotis communis sinistra.
Arteria coronaria dextra dan sinistra.
Arteria subclavia sinistra.
Arteria subclavia dextra.

Aorta ascendens:
A. Mempunyai tiga buah penonjolary sinus aortae.
B. Terletak di luar pericardium fibrosum.
C. Dibungkus di dalam sarung serosa pericardium serosum,
yang dipisahkan dari truncus pulmonaiis didekatnya.
D. Terletak di belakang belahan kanan manubrium sterni.
E. Berjalan ke atas dan belakang dari jantung.

sinistra, dan

arteria subclavia sinistra.

Yang merupakan cabang aorta adalah:

A.
B.
C.
D.
E.
3.

TEPAT.

9.

ventriculus
dexter cordis ke paru.
Meninggalkan bagian atas ventriculus dexter.
Berakhir pada pinggir atas arcus aortae.
Terbagi menjadi tiga arteria pulmonalis dextra dan dua
arteria pulmonalis sinistra.
Panjangnya sekitar 12.5 cm.

Ligamenfum arteriosum:
A. Sisa dari ducfus venosus.
B. Sebuah pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio
truncus pulmonalis dengan aorta ascendens.
C. Berhubungan dengan nervus laryngeus recurrens dexter.
D. Sisa dari ductus arteriosusE. Terdiri dari jaringan ikat areolar jarang.

THORAX

167

12. Vena cava superior bermuara ke dalam rongga jantung

berikut

PEIABULUH DARAH

10. Vena brachiocephaiica:


A. Dibentuk dari gabungan vena jugularis interna dan vena

vertebralis setiap

B.
C.
D.
E.

ini:

A. Atrium sinistrum.
B. Ventriculus derter.
C. Atrium dextrum.
D. Auricula dextra.
E. Auricula sinistra.

sis.i.

Bergabung unfuk membentuk vena cava superior.


Tidak menerima darah dari vena subclavia.
Menerima darah dari vena thyroidea suPerior dan media.
Menerima darah dari vena thoracica externa.
13

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

Pernyataan yang benar mengenai vena cava superior:


Muara vena cava superior ke dalam aorta dilindungi oleh

A.

TEPAT.

B.

superior.

11. Vena cava superior mengumpulkan darah vena dari daerah:

A.
B.
C.
D.
E.

1.

C. Tidak terletak di dalam pericardium fibrosum.


D. Mempunyai dinding fibrosa tebal yang tahan terhadap

Kepala.
Kepala dan leher.
Kepala dan thorax.
Kepala, leher, dan anggota gerak atas kanan.
Kepal4 leher, dan kedua anggota gerak atas.

E.

D yang benar. Aorta ascendens berasal dari ventriculus sinister

5.

C yang benar. Arteria coronaria dextra berasal dari

sinus

aorticus anterior, dan arteria coronaria sinistra berasal dari


sinus aorticus posterior sinistra (lihat Gambar 4-7). A. Arteria
brachlocephalica berasal dari arcus aortae (Gambar 5-1). B.
Arteria carotis communis sinistra berasal dari arcus aortae
(Gambar 5-1). D. Arteria subclavia sinistra juga berasal dari
arcus aortae (Gambar 5-1). E. Arteria subclavia dextra berasal
dari arteria brachiocephalica (Gambar 5-4).
3.

perubahan tekanan di daiam thorax.


Dibentuk oleh gabungan kedua vena jugularis interna.

D yang benar. Aorta descendens terletak di dalam mediastinum

posterior (Cambar 5-3).

(Gambar 5-1).

katup fungsional.
Vena azygos bergabung pada aspek posterior vena cava

7, C
8.

9.

4.

A yang benar. Arcus aortae mulai setinggi angulus sterni.

5.

yang benar. Arcus aortae memberikan cabang-cabang arteria


brachiocephalica, carotis communis sinistra, dan subclavia

D yang benar. Ligamenfum arteriosum merupakan

sisa

ductus arteriosus. B. Ligamentum alteriosum merupakan


sebuah pita fibrosa yang menghubungkan bifurcatio truncus
pulmonalis ke bagian bawah lengkung arcus aortae (Gambar
5-1). C. Ligamentum arteriosum berhubungan dengan nervus
laryngeus.recurrens sinistra. E. Ligamentum arteriosum terdiri

semilunaris aortae (1ihat Gambar 4-6).8. Seiuruh panjang aorta


ascendens terletak di dalam pericardium fibrosum (Gambar

terletak di dalam sarung serosa yang berasai dari pericardium


serosum (iihat Gambar 4-21).D. Aorta ascendens terletak di
belakang belahan kanan sternum tepat di bawah angulus
sterni (Gambar 5-9). E. Aorta ascendens berjalan ke atas dan
depan dari jantung.

B yang benar. Truncus pulmonalis meninggalkan bagian atas

ventriculus dexter (Gambar 5-1).

A yang benar. Pada pangkalnya, aotta ascendens mempunyai


tiga tonjolan, sinus aorta, satu di setiap belakang valvula

5-1). C. Aorta ascendens dan truncus pulmonalis keduanya

yang benar. Aorta descendens menembus diaphragma

setinggi vertebra thoracica XII

dari jaringan fibrosa yang kuat.

10.

B yang benar. Vena-vena brachiocephalica

bergabung

menjadi satu membentuk vena cava superior (Gambar 5-8).


A. Vena-vena brachiocephalica dibentuk dari gabungan
vena jugularis interna dan vena subclavia pada masingmasing sisi (Gambar 5-B). D. Vena thyroidea superior dan
media bermuara ke vena jugularis interna pada masingmasing sisi. E. Vena thoracica interna bermuara ke dalam
vena brachiocephalica.

sinisira (Gambar 5-1).

11. E yang benar. Vena cava superior mengumpulkan darah vena


dari kepala dan leher serta kedua anggota gerak atas.

168-

BAB 5

L2. C yang benar. Vena cava superior bermuara-ke dalam atrium


dextrum cordis (Gambar 5-8).
13, B yang benar. Vena azygosbergabung pada aspek posterior
vena cava superior. A. Muara vena cava superior ke dalam
atrium dextrum tidak mempunyai katup fungsional. C. Vena

cava superior terletak di dalam pericardium fibrosum (lihat


Gambar 4-21). D. Dinding vena cava superior tipis dan mudah
ditekan oleh tekanan dari luar. E. Vena cava superior dibentuk

oleh gabungan dari kedua vena brachiocephalica (Gambar


5i8).

o,

Pembuluh Darah
Kepala dan Leher

169

170

BAB 6

Anatomi

Dasar

Arteri Kepala dan

170 Gambaran Radiografik Pembutuh Darah Besar Leher


170 pertanyaan
170 Jawaban dan penjetasan

Leher

Caroticus
Catatan Fisiotogi: Fungsi Gtomus Caroticum
Vena Kepala dan Leher
Catatan Fisiologi: Fungsi Sinus

Anatomi Permukaan Pembutuh Darah Besar Kepata dan

181

182
1g4

170
178

Leher

181

(eiumlah besar struktur vital terdapat di daerah leher. Cedera


:,ltumpul atau tajam pada leher dapat menggancam nyawa

oleh arteriosklerosis pembuluh ekstrakranial seperti pada

seseorang. Struktur vaskular, termasuk arteria carotis serta cabang-

Bab ini menguraikan kembali anatomi pembuluh darah kepala


dan leher sehingga cedera atau penyakit pada struktur ini dapat lebih
mudah dinilai dan dilakukan koreksi yang tepat.

cabangnya dan vena jugularis beserta pembuluh yang bermuara


padanya, dapat tertusuk atau robek. Sekitar 70% stroke disebabkan

N
Arteri

,e
r-'tA
'&il\r,

il#

14

ffi,&sAFt

carotis atau vertebral

arteria

is.

Glomus caroticum adalah struktur kecil yang terletak posterior


terhadap tempat percabangan arteria carotis communis (Gambar
6-4). Glomus dipersarafi oleh nervus glossopharyngeus.

Kepala dan Leher

Atteria carotis communis dextra berasal dari Arteria brachio-

Fungsi Glomus Caroticum

cephalica dibelakang articulatio sternoclavicularis dextra (Gambar


6-1 dan 6 2). Arteria carotis communis sinistra berasal dari arcus
aorta di mediastinum superius. Arteria carotis communis berjalan
ke atas di daerah leher tertutup oleh pinggir anterior musculus

Glomus caroticum merupakan reseptor kimia dan peka terhadap


kelebihan karbondioksida dan penurunan kadar oksigen dalam
darah. Keadaan seperti ini menimbulkan refleks naiknya tekanan
darah dan denyut jantung serta meningkatkan gerakan respirasi.

sternocleidomastoideus, dari articulatio sternoclavicularis sampai


pinggir atas cartiJago thyroidea. Disini pembuluh ini bercabang
dua menjadi arteria carotis externa dan interna (Gambar 6-3 dan
6-4)

Pada tempat percabangan ini, bagian terminal arteria carotis


communis atau bagian permulaan arteria carotis interna tampak
melebar, disebut sinus caroticus (Gambar 6-4). Tunica media sinus

lebih tipis dari di tempat lain, namun tunica adventitia relatif lebih
tebal dan mengandung banyak ujung-ujung saraf yang berasal
dari nervus glossopharyngeus.

Fungsi Sinus Caroticus


Sinus caroticus berfungsi sebagai sebuah mekanisme refleks
reseptor tekanan. Naiknya tekanan darah menyebabkan melambatnya denyut jantung dan vasodilaiasi arteriole.

Arteria carotis communis sepanjang perjalanannya dibungkus


oleh selubung jaringan ikat, disebut vagina carofica. Pembuluh
ini erat hubungannya dengan vena jugularis interna dan nervus
vagus (Gambar 6-5).

Batas-Batas

Arteria Carotis Communis

Anterolateral: Kulit, fascia, musculus sternocleidomastoideus,


musculus sternohyoideus, musculus sternoihyroideus, dan
venter superior musculus omohyoideus (Gambar 6-3).
Posterior: Processus transversus empat vertebra cervicalis
bagian bawah, otot-otot prevertebralis, dan truncus
sympathicus (Cambar 6-2). Pada bagian bawah leher terdapat
vasa vertebralis.

PET/IBULUH DARAH KEPALA DAN LEHER

171

A. temporalis
superficialis

A. auricularis

posterior

A. maxillaris

A. occipitalis

A. facialis

A. carotis
interna
sinus caroticus

A. lingualis

A. vertebralis

A. carotis externa
A. thyroidea superior

A. carotis communis

A. subclavia
Gambar 6-1 Afteri utama kepala dan leher. Perhatikan bahwa agar jelas, cabang-cabang afteria subclavia: truncus
thyrocervicalis, truncus costocervicalis, dan afteria thoracica interna, tidak diperlihatkan.

Medial: Larynx dan pharynx, dan di bawah kedua ini, trachea


dan oesophagus (Gambar 6-5). Lobus glandula thyroidea iuga
terletak di sebelah medial.

Lateral: Vena jugularis interna, dan


vagus (Gambar 6-5).

Cabang-Cabang

di posterolateral nervus

Arteria Carotis Communis

Selain dari kedua cabang terminal, arteria carotis communis tidak


memberikan cabang lain.

Arteria Carotis Externa

Arteria carotis externa adalah salah satu cabang terminal arteria


carotis communis (Gambar 6-1). Pembuluh ini mendarahi
struktur-struktur di leher, wajah, dan kulit kepala. Pembuluh ini
mendarahi juga lidah dan maxilla. Arteria mulai setinggi pinggir
atas cartilago thyroidea dan berakhir di dalam massa glandula

parotidea di belakang collum mandibulae dengan bercabang dua


menjadi arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris.
Dekat pangkainya, pada saat arteria ini muncul dari musculus
sternocleidomastoideus, denyut arteri ini dapat diraba. Pada
awalnya, pembuluh ini terletak medial terhadao arteria carotis
interna, tetapi waktu berjalan ke leher, pembuluh ini berjalan ke
belakang dan lateral. Ia disilang oleh venter posterior musculus
digastricus dan musculus stylohyoideus (Gambar 6-3).

Batas-Batas

Arteria Carotis Externa

a Anterolateral: Pada pangkalnya arteria ini ditutupi

oleh

pinggir anterior musculus sternocleidomastoideus. Lebih ke


atas, arteria ini terletak lebih superficial, dan dltutupi oleh
kulit dan fascia. Ia disilang oleh nervus hypoglossus (Cambar
6-3), venter posterior musculus digastricus, dan musculus
stylohyoideus. Di dalam glandula parotidea pembuluh ini
disilang oleh nervus facialis (Cambar 6-6). Vena jugularis

172

BAB 6

pars basilaris ossis occipitalis


M. longus capitis
processus mastoideus
M. levator scapulae
processus transversus ailantis

N. occipitalis minor
N. auricularis magnus

A. vertebralis
M. scalenus medius

N. transversus cutaneus colli

M. longus colli

Nn. supraclaviculares

N. phrenicus

ganglion cervicale medius


truncus sympathicus

oesophagus

truncus superior
plexus brachialis

A. thyroidea inferior
truncus superior plexus brachialis
ductus thoracicus

ganglion cervicale inferiu


truncus sympathicus
ansa subclavia

A. cervicalis superficialis

truncus

truncus thyrocervicalis

A. vertebralis

A. suprascapularis

pleura cervicalis

M. scalenus anterior
bagian ketiga
A. subclavia

N. laryngeus
recurrens dextra

V.

phrenicus

jugularis externa

V. subclavia

A. thoracica interna
V. jugularis interna

N. laryngeus recurrens sinistra

V. brachiocephalica dextr

N. vagus
M. sternohyoideus

trachea
M. sternothyroideus

Gambar 6-2 Regio prevertebralis dan panqkal leher

interna mula-mula terletak lateral terhadap arteria dan

kemudian di posteriornya.
Medial: Dinding pharynx dan arteria carotis interna. Musculus

stylophary'ngeus, nervus glossopharyngeus, dan ramus


di antara arteriacarotis

pharyngeus nervus vagus berjalan


interna dan externa (Gambar 6-4).

Untuk batas-batas arteria carotis externa


parotidea, lihat Cambar 6-0.

Arteria Thyroidea Superior

di dalam glandula

Cabang-Cabang Arteria Carotis Externa

o
ll
a
.)

Arteria
Arteria
Arteria
Arteria

<} Arteria occipitalis.


ll Arteria auricularis posterior.
t Arteriatemporalissuperficialis.
l' Arteria maxillaris.

Arteria thyroidea superior berjalan melengkung ke bawah


untuk mencapai kutub atas glandula thyroidea (Gambar 6-1 dan
6-3). Pembuluh ini diikuti oleh nervus laryngeus superior, yang
menyarafi musculus cricothyroideus.

thyroidea superior.
pharyngea ascendens.

Arteria Pharyngea Ascendens

lingualis.

Arteria pharvngea ascendens berjaian ke atas dan mendarahi

facialis.

dinding pharynx.

PEI'ABULUH DARAH KEPALA DAN LEHER

'173

Arteria Lingualis

Arteria 0ccipitalis

Arteria lingualis melengkung ke atas dan depan, dan rnendarahi

Arterla ini mendarahi bagian belakang kulit kepala (Gambar 6-1).

lidah (Gambar 6-1 dan 6-3).


Arteria Auricularis Posterior
Arteria Iacialis

Arteria auricularis posterior mendarahi auricula dan kulit kepala

Arteria facialis melengkung ke atas dekat dengan permukaan


luar pharynx dan tonsil. Terletak profunda terhadap glandula

(Cambar 6-1).

submandibularis dan muncul serta melengkung di sekitar pinggir


bawah mandibula. Kemudian pembuluh berjalan ke atas dl wajah

dekat dengan pinggir anterior musculus masseter. Kemudian


arteria berjalan ke atas di sekitar pinggir lateral mulut dan berakhir
di sudut medial mata (Gambar 6-1 dan 6-3).

Cabang-cabang arteria facialis mendarahi tonsil, glandula


submandibularis, otot, serta ku1lt wajah.

Arteria Tempornlis Super{icialis

Arteria temporalis superficialis berjalan ke atas melalui arcus


zygomaticus, di mana pembuluh ini dapat di raba tepat di depan
auricula (Gambar 6-1). Pembuluh ini berjalan bersama dengan
nervus aurlculotemporalis, dan menyarafi kulit kepala.

M. sternocleidomastoideus

venter posterior M. digastricus


A. temporalis superficialis
A. maxillaris
A. carotis externa
A. auricularis posterior

V. jugularis

A. occipi
N. hypoglossus
A. facialis

ramus descendens
nervus hypoglossus
A. carotis interna

lingualis
M. stylohyoideus

N. laryngeus
nodi lymphoidei cervicales
N. cervicalis descendens

venter anterior
M. digastricus
M. mylohyoideus

M. thyrohyoideus

saraf ke M. thyrohyoideus
M. sternohyoideus
N. laryngeus internus

ansa cervicalis

A. thyroidea superior
pars spinalis
N. accessorius

. laryngeus externus

cartilago thyroidea

V thyroidea
superior

cartilago cricoidea
venter superior M. omohyoideus
isthmus glandula thyroid

V.

V.

jugularis externa
M. sternothyroid
Gambar 6-3 Trigonum colli anterius.

jugularis anterior

174

BAB 6

meatus acusticus externus

processus

processus
mastoideus

A. temporalis superficialis

t\

ganglion superius
N. vagus

A. maxillaris
M. styloglossus

ganglion cervicale
superius (truncus
sympathicus)

M. stylohyoideus
A. facialis
N. glossopharyngeus

pars spinalis
N. accessorius
pars cranialis
N. accessorius
V. jugularis

interna

ramus pharyngeus nervus vagus


hypoglossus

A. lingualis

ganglion inferius
N.vagus

saraf ke M. thyrohyoideus

N. vagus

N. laryngeus externus
N. Iaryngeus internus

ganglion cervicale
medius

thyroidea superior
sinus caroticus

glomus carol

M. stylopharyngeus

A. subclavia

us descendens nervus
hypoglossus (Cl )
ganglion stellatum

ansa cervicalis
N. cervicalis descendens (C2 dan 3)

ansa subclavia

A. carotis communis
Gambar 6-4 Otot-otot styloideus, pembuluh dan saraf

Arteria l'laxillaris

Arteria maxillaris berjalan ke depan medial menuju collum


mandibulae (Gambar 6-1) dan masuk ke fossa pterygopalatina di
tengkorak.
Cob ang-Coba

g Arteria M oxill o ris

Cabang-cabangnya menyarafi rahang atas dan bawah, otot-otot


pengunyah, hidung, palatum, dan meningen di dalam tengkorak.

leher.

dua menjadi ramus anterior dan posterior (Bab 14, halaman 503).
Ramus anterior penting karena terletak dekat dengan area motorik
cortex cerebri. Berjalan bersama dengan venanya, memberikan
alur (saluran) melalui bagian atas ala major ossis sphenoidalis dan
angulus anteroinferior yang tipis dari os parietale, di tempat ini
pembuluh rentan terhadap kerusakan akibat benturan kepala.
Pangkal dan distribusi cabang-cabang arteria carotis externa
diperlihatkan dalam Gambar 5-1.

Arterio Meningeo Medio

Arteria meningea media masuk tengkorak melalui foramen

Arteria carotis interna mulai dari bifurcatio arteria

spinosum. Berjalan ke lateral di dalam tengkorak dan bercabang

communis setinggi pinggir atas cartilage thyroidea (Cambar 6-1

Arteria Carotis lnterna


carotis

PEI,ABULUH DARAH KEPALA DAN

dan 6-4). Pembuluh ini mensuplai otak, mata, dahi, dan bagian
hidung. Di leher arteria berjalan ke atas di dalam vagina carotica
bersama dengan vena jugularis interna dan nervus vagus. Mulamu1a, pembuluh terletak superficial, kemudian berjalan profunda
terhadap glandula salivaria parotldea (Gambar 6-3 dan 6-6).
Arteria carotis interna meninggalkan leher masuk ke dalam

LEHER

175

nervus hvpoglossus (Gambar 6-3). Di atas musculus digastricus


terdapat musculus stylohyoideus, musculus stylopharyngeus,

nervus glossopharyngeus, ramus pharyngeus nervi vagus,


glandula parotis, dan arteria carotis externa (Gambar 6-4 dan
6-6).

a Posterior: truncus sympathicus (Gambar 6-4), musculus

rongga kepala melalui canalis caroticus di pars petrosus os


temporale. Kemudian arteria berjalan ke atas dan ke depan di

capitis longus, dan processus transversus vertebrae cervicalis


tiga bagian atas.

o Medial: dinding pharyngeus dan netvus laryngeus superior.


I Lateral: vena jugularis interna dan nervus vagus.

dalam sinus cavernosus (tanpa mempunyai hubungan dengannya).

Arteria meninggalkan slnus dan berjalan ke atas lagi medial


terhadap processus clinoideus anterior os sphenoidale. Arteria
carotis interna kemudian miring ke belakang, lateral terhadap
chiasma opticum, dan berakhir dengan bercabang dua menjadi
arteria cerebri anterior dan arteria cerebri media.

Cabang-Cabang

Arteria Carotis lnterna

Tidak ada cabang di daerah leher. Kebanyakan cabang-cabang


penting terdapat di dalam tengkorak.

Batas-Batas

Arteria Carotis lnterna

Arteria 0pthalmica

Anterolateral: Di bawah musculus digastricus terdapat kulit,


fascia, pinggir anterior musculus sternocleidomastoideus, dan

Arteria ophthalmica merupakan cabang dari arteria carotis interna


waktu arteria keluar dari slnus cavernosus. Pembuluh ini berjalan

lamina pretrachealis
trachea
oesophagus

nervus laryngeus recurrens


M. sternocleidomastoideus
M. sternohyoideus

glandula thyroidea

M. sternothyroideus
platysma

vagina carotica
vena jugularis
interna
nodus lymphoideus
cervicalis profunda

M. omohyoideus
M. longus cervicis

arleria carotis
communis
nervus vagus
tru ncus
sympathicus

M. scalenus
medius

lamina
superficialis

M. trapezius

lamina
prevertebralis

arteria vertebralis

M. levator scapulae

M. splenius capitis

nervus spinalis
ligamentum nuchae

M. semispinalrs capitis
Garnbar 6-5 Potongan melintang leher setinggi vedebra cervicalis VI.

176

BAB 6

M. constrictor
pharyngeus superior

vagina carotica
V.

N. vagus
A. carotis interna

jugularis

M. styloglossus
nervus auriculotemporalis

N. accessorius

capsula fascialis

N. hypoglossus

la fibrosa
ligamentum stylomandibulare

processus styloideus
M. stylohyoideus

cabang A. carotis
externa

A. auricularis posterior
venter posterior
M. digastrici
processus

M. pterygoideus medialis
pembentukan
V. retromandibularis
ramus mandibulae
M. masseter

rulitl il

pars profunda glandula parotidea

N" facialis

/ \ - :_'':^;:<-'r_-_j--_-.--r_:-.*-r-r

M. sternocleidomastoideus
nodi lymphoidei parotidei
N

pars superficialis glandula parotidea

auricularis magnus

Gambar 6-6 Penampang horizontal glandula parotidea memperlihatkan struktur yang terdapat di dalamnya.

ke depary masuk ke dalam rongga orbita melalui canalis opticus,


dan memberikan cabang arteria centralis retinae, yang masuk ke
dalam nervus opticus dan berjalan ke depan untuk masuk ke bola
mata. Arteria centralis retinae merupakan sebuah end artery dan
hanya satu-satunya yang mensuplai retina.
Arteria Communicans Posterior

Arteria communi.cans posterior berjalan ke belakang untuk


bergabung dengan arteria cerebri posterior (Gambar 6-7).

Arteria Cerebri Anterior

Arteria cerebri anterior adalah sebuah cabang terminal arteria


carotis interna (Gambar 6-7). Pembuluh ini berjalan ke depan

di

antara hemisphere cerebri dan kemudian melingkari corpus


callosum otak untuk memberi darah ke permukaan medial dan
superolateral hemisphere cerebri. Pembuluhinibergabung dengan
arteria yang senama dari sisi yang lain melalui arteri communicans

CirculusWillisi
Circulus Willisi terletak di dalam ruang subarachnoidea di basis
cranii. Circulus ini dibentuk oleh anastomosis antara kedua cabang
arteria carotis interna dan kedua arteria vertebralis (Gambar 6-7).
Arteria communicans anterior, arteria cerebri posterior, dan arteria
basilaris (dibentuk dari gabungan kedua arteria vertebralis) adalah
arteria-arteria yang ikut membenfuk circulus ini. Cabang-cabang
cortical dan central dari circulus ini mendarahi substansi otak.

Arteria

Subclavia

Arteria Subclavia Dextra


Arteria subclavia dextra merupakan cabang dari arteria brachiocephalica, dibelakang articulatio stemoclavicularis dextra (Gambar
6-1 dan 6-2). Pembuluh ini melengkung ke atas dan lateral di atas
pleura dan di antara musculus scalenus anterior dan medius. Pada
pinggir luar costa I berubah menjadi arteria axillaris.

anterior.

Arteria Subclavia Sinistra


Arteria Cerebri l'ledia

Arteria cerebri media merupakan cabang terbesar arteria


carotis intema (Gambar 6-7), be4alan ke laterai di dalam sulcus

lateralis cerebri. Arteria ini mensuplai seluruh permukaan


lateral hemisphere cerebri, kecuali pita sempit sepanjang pinggir
superolateral (yang disuplai oleh arteria cerebri anterior) dan polus
occipitalis serta permukaan inferolateralis hemisphere (keduanya
disuplai oleh arteria cerebri posterior). Dengan demikian arteria
cerebri media mensuplai seluruh area motoris cortex- cerebri,
kecuali area tungkai. Juga terdapat cabang-cabang centralis yang
mensuplai massa substantia grisea dan capsula intema otak.

Arteria subclavia sinistra merupakan cabang dari arcus aorta di


dalam thorax. Pembuluh berjalan ke atas menuju pangkal leher
dan kemudian melengkung ke lateral dengan cara yang sama
dengan arteria subclavia dextra (Gambar 6-2).
Musculus scalenus anterior berjalan di anterior terhadap arteri

pada masing-masing sisi dan membagi arteri ini menjadi tiga


bagian.
Bagian Pertama Arteria Subclavia

Bagian pertama arteria subclavia terbentang dari pangkalnya


sampai pada pinggir medial musculus scalenus anterior (Gambar

PEIABULUH DARAH KEPALA DAN LEHER

177

A. cerebri anterior

fl

bulbus olfactorius

ssura longitudinalis cerebri

N. opticus
tractus olfactorius
chiasma opticum
A. communicans
anterior
tractus opticus

infundibulum
A. cerebri media

corpus mammilare

A. carotis
interna

N. oculomotorius

A. communicans

N trochlearis

posterior
A. cerebri
posterior

N. trigeminus

A. cerebelli
superior

abducens

Aa. pontis

N. facialis
N. vestibulo-

cochlearis

A. cerebelli
anteroinferior

N. glossopharyngeus
N. vagus

A. basilaris

N. accessorius
(pars cranialis)

A. vertebralis

N. hypoglossus

pyramrs

cerebellum
medulla

oblongata

spinalis anterior

Gambar 6-7 Arteria dan saraf otak dilihat pada permukaan inferior otak. Untuk memperlihatkan jalannya arleri cerebri media,
polus anterior lobus temporalis dibuang.

6-2). Bagian ini memberikan cabang-cabang arteria vertebralis,


truncus thyrocervicalis, dan arteria thoracica interna.
Cobang-Cobong

Arteria vertebralis berjalan ke atas di leher melalui foramina


processus transversus enam vertebra cervicalisbagian atas (Gambar
6-2). Kemudian berjalan ke medial

di atas arcus posterior atlantis

dan kemudian berjalan melalui foramen magnum masuk ke dalam


tengkorak. Saat mencapai permukaan anterior medulla oblongata
setinggi pinggir bawah pons, bergabung dengan pembuluh yang
sama dari sisi yang lain untuk membentuk arteria basilaris.

Arteria basilaris (Gambar 6-7) berjalan naik di dalam alur


pada permukaan anterior pons. Arteri memberikan cabangcabang untuk pons, cerebellum, dan telinga dalam. Akhirnya arteri
bercabang dua menjadi dua arteria cerebri posterior.

Arteria cerebri posterior (Cambar 6-7) pada masing-masing sisi


melengkung ke lateral dan belakang di sekeliling mesencephalon.
Cabang-cabang cortical mendarahi permukaan inferolateral lobus
temporalls dan cortex visual pada permukaan lateral dan medial
lobus occipitalis.

I
I

Cabang-cabang di leher: Rami spinales dan musculares.

Cabang-cabang di dalam tengkorak: Arterla meningealis,


spinalis anterior dan posterior, cerebellaris posterior inferior,
dan medullarls.

Truncus thyrocewicalis merupakan sebuah truncus pendek


yang memberikan tiga cabang terminal (Gambar 6-2).

a Arteria thyroidea inferior berjalan ke atas mencapai pinggir


posterior glandula thyroidea, di mana pembuluh ini terletak

178

BAB 6

berdekatan dengan nervus laryngeus recurrens. Pembuluh ini


mendarahi giandula thyroidea dan parathyroidea inferior.
Arteria cervicalis superficialis merupakan sebuah cabang

tetapi tidak mempunyai katup. Sinus menerima darah dari otak,


tulang tengkorak, orbita, dan telinga dalam.

kecil yang menyilang plexus brachialis (Gambar 6-2).

Arteria suprascapularis berjalan ke lateral di atas plexus

Sinus Sagittalis Superior

brachialis dan mengikuti nervus suprascapuiaris menuju ke

Sinus sagittalis superior terletak pada pinggir atas falx cerebri

bagian belakang scapula (Gambar 6-2).

yang terfiksasi (Gambar 6-8). Berjalan ke belakang, dan dilanjutkan


sebagai sinus transversus dexter, dan dihubungkan dengan
lacunae venosae pada masing-masing sisi. Terdapat banyak vi1li

thoracica interna berjalan turun ke dalam thorax di


belakang cartilago costalis I dan di depan pleura (Gambar
6-2). Berjalan vertikal ke bawah satu jari lateral dari sternum.
Kemudian pembuluh ini bercabang dua menjadi arteria
epigastrica superior dan musculophrenica pada sela ige ke IV.

a Arteria

Bagian l(edua Arteria Subclavia

Bagian kedua arteria subclavia terletak


scalenus anterior (Cambar 6-2).

di

belakang musculus

dan granulationes arachnoideae yang menonjol ke dalam lacunae.

Sinus Sagittalis

lnferior

Sinus sagitialis inferior menempati pinggir bawah falx cerebri yang


bebas (Gambar 6-8). Sinus ini berjalan ke belakang dan bergabung
dengan vena magna cerebri unfuk membentuk sinus rectus.

Sinus Rectus
Cobang-Cobong

Sinus rectus terletak pada pertemuan falx cerebri dengan tentorium

Truncus costocervicalis berjalan ke belakang di atas cupula


pleurae dan bercabang menjadi arteria intercostalis suprema,
mendarahi spatium intercostale I dan II; dan arteria cervicalis
profunda mendarahi otot-otot belakang 1eher.

cerebelli (Gambar 6-8). Sinus ini dibentuk oleh persatuan sinus


sagittalis inferior dengan vena magna cerebri. Bermuara ke dalam
sinus transversus sinister.

Sinus Transversus
Bagian Ketiga Arteria Subclavia

Bagian ketiga arteria subclavia terbentang dari pinggir lateral


musculusscalenus anterior (Gambar 6-2) di dalam trigonum col1i
posterior sampai ke pinggir lateral costa I dan meniadi arteri
aksilaris. Di sini, di pangkal leher, berhubungan erat dengan saraf-

Sinus transversus dexter mulai sebagai lanjutan dari sinus sagittalis

superior; sinus transversus sinister biasanya merupakan lanjutan


sinus rectus (Gambar 6-8). Setiap sinus menempati sisi lateral
terfiksasi dengan tentorium cerebelli, dan setiap sisi berakhir
sebagai sinus sigmoideus.

saraf plexus brachialis.

Sinus Sigmoideus
Cabang-Cobong
Bagian ketiga arteria subclavia biasanya tidak mempunyai cabang.

Namury kadang-kadang arteri cervicalis superficialis, arteri


suprascapularis, atau keduanya berasal dari bagian ini-

Sinus sigmoideus merupakan lanjutan langsung dari sinus transversus (Gambar 6-8). Masing-masing sinus membelok ke bawah

di belakang antrum mastoideum dan kemudian meninggalkan


tengkorak melalui foramen jugulare untuk berlafljut sebagai vena
jugularis interna.

Vena Kepala dan Leher


Sinus Occipitalis
Vena kepala dan leher dapat dibagi meniadi:

Vena-vena otak, sinus venosus, venae diploicae, dan venae


emissariae.

Vena-vena kulit kepala, wajah, dan leher.

Vena-Vena Otak

Vena-vena otak mempunyai dinding tipis dan tidak berkatup.


Vena-vena itu terdiri dari venae encephali, venae cerebelli, dan
vena batang otak. Semua vena ini bermuara ke dalam sinus

Sinus occipitalis terletak dipinggir terfiksasi falx cerebelli. Sinus ini


berhubungan dengan vena vertebralis melalui foramen magnum
dan sinus transversus.

Sinus Cavernosus dan Struktur yansTerkait


Masing-masing sinus terletak pada sisi lateral corpus ossis
sphenoidalis (Gambar 6-8 dan 14-15). Di anterior, sinus cavernosus
didarahi oleh vena ophthalmica inferior dan vena centralis retinae.

Di posterior sinus bermuara ke dalam sinus transvetsus melalui


sinus petrosus superior. Sinus intercavernosus menghubungkan

venosus terdekat.

kedua sinus cavernosus melalui sella turcica.

adalah:

Struktur penting yang terkait dengan sinus cavetnosus

Sinus Venosus

Sinus venosus terletak di antara lapisan periosteal dan meningeal


duramater (Gambar 6-8). Dindingnya tebal dari jaringan fibrosa,

a Arteri carotis interna dan nervus cranialis keenam yang


berjalan melalui sinus

ini (Gambar

6-8 dan 14-15).

PEMBULUH DARAH KEPAU DAN LEHER

vena superficialis kulit kepala


V. emissaria

179

sinus sagiitalis superior


sinus sagittalis inferior

V. diploica

diplod
N. facialis dan
vestibulocochlearis

sinus transversus sinister

N. trigeminus

V. cerebri magna

N. trochlearis
N. oculomotorius

sinus intercavernosus

falx cerebri

SINUS
s

ph e no pa

rietalis

'bulbus olfactorius
stnus cavernosus

V ophthalmica
sinus rectus

tentorium cerebelli

sinus transversus dexter

sinus petrosus superior

V. facialis

Gambar 6-8 Bagian dalam tengkorak yang memperlihatkan duramater dengan sinus venosusnya, Perhatikan hubungan antara
vena-vena kulit kepala dan vena-vena wajah dengan sinus venosus.

l)

Di dalam dinding iateral, Nervus cranialis ketiga dan keempat


serta divisi ophthalmica dan maxillaris nervus cranialis kelima

(Gambar 14-15).

Glandula hypophysis, yang terletak di sebelah medial di dalam


sella turcica (Gambar 14-15).

Vena-vena wajah, yang dihubungkan dengan sinus cavernosus


melalui vena facialis dan vena ophthalmica inferior (dan

Venae emissariae merupakan vena yang tidak berkatup dan


berjalan melalui tulang-tulang tengkorak (Gambar 6-8). Mereka
menghubungkan vena-vena kulit kepala dengan sinus venosus
(dan merupakan jalur penting untuk penyebaran infeksi).

merupakan jalur penting untuk penyebaran infeksi dari


wajah).

Venae Emissariae

VenaWajah dan Leher

Vena Facialis
Sinus Petrosus Superior dan lnferior
Sinus-sinus petrosus berjalan sepanjang pinggir atas dan bawah
pars petrosus os temporale (Gambar 6-B).

Venae Diploicae

Venae diploicae menempati saluran


tempurung tengkorak (Gambar 6-8).

di dalam

tuiang-tulang

Vena facialis dibentuk pada sudut medial mata oleh gabungan


dari vena supraorbitalis dan vena supratrochlearis (Gambar 6-9).
Pembuluh ini dihubungkan dengan sinus cavernosus oleh venavena ophthalmica. Di wajah, vena facialis berjalan turun bersama
dengan arteri facialis dan berjalan di sekitar sisi lateral mu1ut.
Kemudian menyilang mandibula, dan bergabung dengan divisi
anterior vena retromandibularis, serta bermuara ke dalam vena
jugularis interna.

180

BAB 6

V temporalis
superficialis

V. maxillaris

V. auricularis

retromandibularis

posterior

V vertebralis
V.

V facialis

jugularis
interna

V jugularis
externa

V jugularis anterior

brachiocephalica
dextra

V subclavia
Gambar 6-9 Vena utama kepala dan leher,

Vena Temporalis Superfi cialis


Vena temporalis superficialis dibentuk pada sisi samping kulit
kepala (Gambar 6-9). Pembuluh ini mengikuti arteri temporalis
superficialis dan nervus auriculotemporalis dan kemudian masuk
ke dalam glandula parotis, dimanapembuluhinibergabungdengan
vena maxillaris untuk membentuk vena retromandibularis.

menjadi ramus anterior yang bergabung dengan vena facialis, dan


ramus posterior yang bergabung dengan vena auricularis posterior
untuk membentuk vena jugularis externus.

Vena Jugularis Eksterna


Vena jugularis eksterna dibentuk di beiakang angulus mandibulae

Vena Maxillaris

oleh gabungan dari vena auricularis posterior dengan divisi


posterior vena retromandibularis (Gambar 6-9). Pembuluh ini
berjalan turun menyilang musculus sternocleidomastoideus dan

Vena maxillaris dibentuk di dalam fossa infratemporalis dari plexus

tertutup oleh musculus platysma, serta bermuara ke dalam vena

venosus pterygoideus (Gambar 6-9). Vena maxillaris bergabung


dengan vena temporalis superficialis untuk membentuk vena

retromandibularis.

Vena Retromandibularis

subclavia di belakang pertengahan clavicula.


Cabang-Cabang

i)
I

Vena retromandibuiaris dibentuk dari gabungan vena temporalis

superficialis dengan vena maxillaris (Gambar 6-9). Pada saat


meninggalkan glandula parotis, pembuluh ini bercabang dua

a
a

Vena jugularis externa posterior dari belakang kulit kepala.


Vena cervicalis transversa dari kulit dan fascia di atas trigonum
colli posterius.
Vena suprascapularis dari posterior scapula.
Vena jugularis anterior.

PEMBULUH DARAH KEPALADAN

Vena Jugularis

Anterior

Vena jugularis anterior berjalan turun

di depan leher dekat garis


atas sternum, vena kedua sisi
saling dihubungkan oleh arcus jugularis. Vena jugularis anterior
bergabung dengan vena jugularis externa profunda terhadap
tengah (Gambar 6-9). Tepat

di

musculus stemocleidomastoideus.

Vena Jugularis lnterna


Vena jugularis interna merupakan sebuah vena besar yang mene-

rima darah dari otak, wajah, dan leher (Gambar 6-9). Pembuluh ini
mulai sebagai lanjutan dari sinus sigmoideus dan meninggalkan
tengkorak melalui foramen jugulare. Kemudian vena berjalan
turun melalui leher di dalam vagina carotica lateral terhadap
nervus vagus dan arteri carotis communis dan arteri carotis interna.
Akhirnya vena bergabung dengan vena subclaVia di belakang
ujung medial clavicula untuk membentuk vena brachiocephalica
(Gambar 6-2 dan 6-9). Sepanjang perjalanannya, pembuluh ini
berhubungan erat dengan nodi lymphatici cervicales profunda.
Vena jugularis interna mempunyai pelebaran pada ujung
atasnya disebut bulbus superior, dan yang lainnya dekat ujung
akhirnya disebut bulbus inferior. Tepat di atas bulbus inferior
terdapat valvula bicuspidalis.

Anterolateral: Kulit, fascia, musculus sternocleidomastoideus,

Anatomi Permukaan Pembuluh


Darah Besar Kepala dan Leher

Vagina Carotica

Vagina carotica, yang merupakan sarung jaringan ikat padat berisi

arteria carotis, vena iugularis interna, nereus vagus, dan nodi


lymphatici cervicales profundi, dapat ditandai dari luar dengan
sebuah garis yang menghubungkan articuiatio sternoclavicularis
ke titik pertengahan antara ujung process mastoideus dan angulus

mandibulae. Setinggi pinggir atas cartilago thyroidea, arteria


carotis communis bercabang aua menjadi arteria carotis interna
dan extema (Gambar 6-10). Denyut nadi arteria-arteria ini dapat
diraba pada tempat ini.

ArteriaTemporalis Superficialis

auricula telinga (Cambar o-I).

musculus omohyoideus, yang terletak di antara vena ini dan

Denyut arteria facialis dapat diraba pada saat pembuluh ini


menyilang pinggir bawah corpus mandibulae, pada pinggir

musculus digastricus, dan pars spinalis nervus accessorius.


Rantai nodi lymphoidei cervicales profundi terletak sepanjang
vena ini.
Posterior: Processus transversus vertebrae cervicalis, musculus
ievator scapulae, musculus scalenus medius, musculus
scalenus anterior, plexus cervicalis, nervus phrenicus, truncus
thyrocervicalis, vena vertebralis, dan bagian pertama arteria
subclavia (Gambar 6-2). Pada sisi kiri vena ini berjalan di di

Medial: Di atas terletak arteria carotis interna dan Nervi


craniales Dri X, Xl,dan XII. Di bawah terdapat arteria carotis
communis dan nervus vagus.

Arteria

Facialis

anterior musculus masseter (Gambar 6-10).

Bagian Ketiga

Arteria

Subclavia

Perjalanan bagian ketiga arteria subclavla dapat dituntukkan


oleh sebuah garis lengkung yang berjalan ke atas dari articulatio
sternoclavicularis sekitar 1,3 cm dan kemudian ke bawah menuju
bagian tengah clavicula (Gambar 6-10). Di sini, di mana arteria
terletak di permukaan atas costa I, denyutnya dapat diraba. Vena
subclavia terletak di belakang clavicula dan tidak dapat diraba.

Vena jugularis externa

Vena jugularis extema terletak di dalam fascia superficialis


profunda terhadap musculus platysma. Berjalan ke bawah dari
daerah angulus mandibulae menuju ke pertengahan clavicula

Cabang-Cabang Vena Jugularis lnterna

I
<)
rl
I
a
I

pembuluh ini sering menjadi tempat muara duclus lhoracicus di


sisi kiri dan ductus lymphaticus dexter di sisi kanan.

depan ductus thoracicus.

vena jugularis interna untuk membentuk vena brachiocephalica,


dan menerima darah dari vena jugularis externa. Tambahan pu14

dan glandula parotidea. Bagian bawahnya ditutupi oleh


musculus sternothyroideus, musculus stemohyoideus, dan
musculus sternocleidomastoideus (Gambar 6-3). Lebih ke atas,
vena ini disilang oleh musculus stylohyoideus, venter posterior

181

Denyut arteria temporalis superficialis dapat diraba pada saat


pembuluh ini menyilang arflrs zygomaticus, tepat di depan

Batas-Batas Vena Jugularis lnterna

LEHER

Sinus petrosus inferior (Gambar 18-16).


Vena facialis (Gambar 6-9).

(Gambar 6-10).

Venae pharyngeales.

Vena lingualis (Gambar 2-8).


Vena thyroidea superior (Gambar 6-3).
Vena thyroidea media (Gambar 24-9).

ffiAr'*ffiARAhi
ffiAffi {*ffi RAFf; K Pffi T4ffiLJ
ffiARAF"{ ffiHSAR LffiHffiR

Vena Subclavia
Vena subclavia merupakan lanjutan dari vena axillaris mulai

dari

pinggirlateralcostal(Gambar6-2).Pembuluhinibergabungdengan

LI""}

Sebuah angiogram aorta memperlihatkan arteria-arteria besar


pada pangkal leher tampak pada Gambar 5-5 dan 5-6.

'182

BAB 6

capitulum mandibulae

zygomaticus

ductus parotideus
vena jugularis interna
musculus masseter
arteria facialis
arteria carotis
externa
protuberantia
occipitalis externa

musculus
digastricus

os hyoideum
arteria carotis communis

vena jugularis

cartilago thyoidea

M. trapez

venter inferior omohyoideus


cartilago cricoidea
acromton
isthmus glandula thyroideae

clavicula
arteria subclavia
M. sternocleidomastoideus

Gambar 6-10 Anatomi permukaan leher dilihat dari aspek lateral.

Pertanyaan Melengkapi

2. Arteria carotis communis berakhir

Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini


diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAL

1.

A.
B.
C.
D.
E.

Arteria carotis communis berakhir di atas setinggi:


A. cartilagocricoidea.

B. vertebra cervicalis V.
C. pinggir bawah cartilago thyroidea.
D. os hyoideum.
E. pinggir atas cartilago thyroidea.

dengan bercabang dua

menjadi:

3.

arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris.


arteria vertebralis dan arteria pharyngica ascendens.
arteria carotis intema dan arteria carotis externa.
arteria thyroidea superior dan arteria lingualis.
arteria occipitalis dan arteria temporalis superficialis.

Sinus caroticus adalah sebuah:

A.

pelebaran vena jugularis intema dekat arteria carotis


commurris.

B.

reseptorkimia (chemoreceptor).

PETABULUH DARAH KEPALADAN

C.

D.
E.

bagian dari arteria carotis externa di mana tunica medianya


tebal.

LEHER

183

canalis caroticus.
foramen rotundum.

D. refleks reseptor
E.

tekanan di mana peningkatan tekanan


darah mengakibatkan meningkatnya denyut jantung.
pelebaran bagian terminal arteria carotis communis atau

11

B.
C.
D.
E.

permulaan arteria carotis interna.


4.

Bagian ketiga arteria subclavia berdekatan dengan:


A. plexus cervicalis.

Ketiga arteria carotis terletak paling dekat kulit di:


A. pinggir anieriormusculus sternocleidomastoideus setinggi

truncus inferior plexus brachialis.


costa II.
truncussympathicus.
articulatio acromioclavicularis.

pinggir atas cartilago thyroidea.

B. pinggir posterior musculus

sternocleidomastoideus

12. Di leher arteria vertebralis berjalan ke atas melalui:

A.
B.

setinggi pinggir atas cartilago thyroidea.

C. pinggirbawahmandibula.
D. pinggir atas articulatio sternoclavicularis.
E. setinggi cartilago cricoidea.
5.

Arteria carotis externa berakhir di atas setinggi bagian dalam:


A. glandula submandibularis.
B. glahdula thyroidea.
C. glandula sublingualis.
D. fossa cranii posterior.
E. glandula parotidea.

foramina vertebralis enam vertebra cervicalis bagian atas.


foramina di dalam processus transversus enam vertebra
cervicalis bagian bawah.

C. foramina di dalam

processus transversus enam vertebra


cervicalis bagian atas.

D.

foramina di dalam processus transversus seluruh vertebra

E.

foramenstylomastoideum.

cervicalis-

13.

Di leher vena jugularis interna berjalan turun ke bawah di


dalam sarung bersama dengan:

A. trigonumdigastricum.
B. vagina carotica.
C. lamina prevertebralis fascia cervicalis
D. trigonumsubmentale.
E. fascia superficialis.

Cabang-cabang terminal arteria carotis extema adalah:

A. arteria temporalis superficialis dan arteria maxillaris.


B. arteria facialis dan arteria auricularis posterior.
C. arteria thyroidea superior dan arteria pharyngica
ascendens.

D.
E.

arteria maxillaris dan arteria lingualis.


arteria vertebralis dan truncus thyrocervicalis.

Arteria meningea media masuk tengkorak melalui:


A. foramen ovale.
B. foramen rotundum.
C. foramen magnum.
D. foramen spinosum.
E. foramen jugulare.
8.

74 Vena

A.
B.
C.
D.
E.
A.
B.
C.
D.
E.

dengan:
area sensorik cortex cerebri.

angulus posteroinferior os parietale.

sinus petrosus superior.


sirtus sigmoideus.

jugularis interna bermuara langsung ke dalam:


venabrachiocephalica.
vena subclavia.
vena cava superior.
vena jugularis externa.

sinus sigmoideus.

76. Perjalanan vena

jugularis intema adalah sebagai berikut:


processus styloideus dan titik tengah

bagian bawah ala major ossis sphenoidalis.


area motorik cortex cerebri.

A. Antara ujung

sinus venosus sagittalis inferior.

B. Antara articulatio sternoclavicularis dan

clavicula.
pertengahan
antara processus styloideus dan angulus mandibulae.

Arteria carotis interna berjalan ke atas di leher bersama dengan


vena jugularis interna dan:
A. nervus glossopharyngeus.

B.
C.
D.
E.

jugularis intema merupakan lanjutan dari:

sinus venosus transversus.


sinus rectus.
sinus cavemosus.

15. Vena

Ramus anterior arteria meningea media terletak dekat

A.
B.
C.
D.
E.

profunda.

C.
D.

nervus hypoglossus.

Antara articulatio stemoclavicularis dan titik tengah antara


processus mastoideus dan angulus mandibulae.
Mengikuti perjalananpinggir anterior musculus sternocleidomastoideus.

nervus vagus.

E.

Antara titik tengah clavicula dan process mastoideus.

nervus facialis.
N.accessorius.

17

Vena jugularis externa dibentuk oleh pertemuan dari:

A. vena auricuiaris posterior dan divisi posterior vena


10.

Arteria carotis interna masuk tengkorak melalui:


A. foramen magnum.

B.
C.

foramen ovale.
foramen jugulare.

retromandibularis.

B. vena cervicalis transversus dan vena suprascapularis.


C. vena jugularis externa posterior dan vena jugularis
anterior.

184

BAB 6

D. vena auricularis postedor dan divisi anterior


E.

vena

retromandibularis.
vena thyroidea inferior dan vena facialis.
jugularis externa berjalan turun sepanjang leher:
profunda terhadap musculus sternocleidomastoideus.
superficial terhadap musculus platysma.
profunda terhadap fascia cervicalis profunda.
berjalan di belakang pertengahan clavicula.
profunda terhadap musculus levator scapulae.

18. Vena

A.
B.
C.
D.
E.

benar. Arteria carotis communis berakhir di atas


setinggi pinggir atas cartilago thyroidea, setinggi vertebra

1. E yang

cervicalis IV.

C yang benar. Arteria carotis communis berakhir dengan

19. Vena subclavia merupakan lanjutan dari:

A.
B.
C.
D.
E.

venasuprascapularis.
vena axillaris.
venabrachialis.
vena cervicalis transversa.
vena cervicalis profunda.

20. Vena subclavia menerima darah dari:

A.
B.
C.
D.
E.

ductus thoracicus sisi kanan.


Vena jugularis externa kedua sisi.
Vena jugularis anterior

kiri

saja.

Venae thyroideae inferiores.


Venae pharyngeus.

12. C yang benar. Terdapat tujuh buah vertebra cervicalis dan


di leher arteria vertebralis berialan ke atas melalui foramina
processus transversus enam vertebra cervicalis bagian atas.
Foramen di processus ttansversus vertebrae cervicalis VII
berukuran kecil dan hanya dilalui oleh vena vertebralis.

bercabang dua menjadi arteria carotis intema dan externa.


J.

E yang benar. Sinus caroticus adalah sebuah pelebaran bagian

terminal arteria carotis communis atau permulaan arteria


carotis interna. Merupakan sebuah reseptor tekanan.
4.

Ayangbenar. Ketiga arteria carotis terletakpaling dekat dengan

kulit pada sisi anterior musculus

13. B yang benar. Vena jugularis intema berjalan turun ke bawah


sepanjang leher di dalam vagina carotica, yang dibentuk
oleh fascia profunda. Bersama vena terdapat arteria carotis
communis dan arteria carotis interna, nervus vagus, dan nodi
lymphatici cervicales profundi.

sternocleidomastoideus

setinggi pinggir atas cartilago thyroidea.

14. E yang benar. Vena juguiaris interna merupakan lanjutan dari


sinus sigmoideus.

5. E yang benar. Arteria carotis externa berakhir di belakang


collum mandibulae di dalam glandula salivaria parotidea

15. A yang benar. Vena jugularis interna langsung bermuara ke


dalam vena brachiocephalica (Gambar 6-9).

(gambar 6-3 dan6-6).

caroti.s externa berakhir dengan


bercabang dua menjadi arteria temporalis superficialis dan
arteria maxiliaris.

6. A yang benar. Arteria

7. D yang

benar. Arteria meningea media masuk tengkorak


melalui foramen spinosum pada ala major ossis sphenoidalis.
Ramus anterior arteria meningea media di
dalam tengkorak terletak dekat dengan area motorik cortex

8. D yang benar.

C yang benar. Arteria carotis interna berjalan ke atas di leher


bersama dengan vena juguiaris intema dan nervus vagus di
dalam vagina carotica (Gambar 6-5).

10. D yang benar.

L7. A yang benar. Vena jugularis extema dibentuk dari pertemuan


antara vena auricularis posterior dan divisi posterior vena
retromandibularis.
18.

cerebri.
9.

15. C yang benar. Perjalanan vena jugularis intema adalah dari


titik tengah antara ujung processus mastoideus dan angulus
mandibulae ke articulatio sternoclavicularis.

Arteria carotig interna masuk tengkorak melalui

canalis caroticus di dalam os temporale.

\7. B yang benar. Bagian ketiga arteria subclavia, pada saat


berjalan di permukaan atas costa I, terletak berdekatan dengan
truncus inferior plexus brachialis.

D yang

benar. Vena jugularis externa berjalan ke bawah

sepanjang leher kemudian berjalan di belakang pertengahan


clavicula.

19. B yang benar. Vena subclavia merupakan lanjutan dari vena


axillaris pada pinggir luar costa I.
20.

.B

yang benar. Vena subclavia menerima darah dari kedua vena

jugularis extema (Gambar 6-9).

Pembuluh Darah
Ekstremitas Superior

185

186

BAB 7

Anatomi Dasar

Catatan Fisiotogi: Pengaturan Saraf pada

Arteria Extremitas Superior

Catatan Fisiotogi: Anastomosis Arteri di Sekitar


Sendi

Bahu

Subctavia
Cabang-cabang Arteria Axiuaris

Cabang-cabang Arteria

Catatan Fisiotogi: Anastomosis Arteri di Sekitar Sendi Siku

Superior
Perifer

Persarafan untuk Arteri Extremitas

Vena Extremitas

Anatomi Permukaan
188

Catatan Fisiotogi: Daya Tahan

Superior

Persaiafan untuk Vena Extremitas

88

88

'191

Arteri

206

Anatomi Permukaan Vena Superficial Extremitas

Superior

206

Catatan Fisiotogi: Visuatisasi Vena Superficial Extremitas

Superior

2n7

Gambaran Radiografi Pembutuh Darah Extremitas

200

201

Superior

206

prognosis yang baik. Hubungan dekat dari banyak arteri extremitas


superior dengan vena dan saraf memungkinkan terjadinya cedera
multisistem, yang mengakibatkan terbentuknya fistula arteriovenosa,
gangguan sensasi, dan paralisis muskular. Penggunaan afteri dan

ANATSMI MASAR

vena extremitas superior sebagai tempat untuk akses vaskular dan


pemantauan invasif dapat menjadi sumber untuk cedera iatrogenik.
Tujuan bab ini adalah untuk membiasakan para profesional

pelayanan kesehatan dengan anatomi dasar pembuluh darah


extremitas superior, sehingga diagnosis cedera atau penyakit vaskular
dapat ditegakkan segera dan akses vaskular dapat dilakukan dengan
cepat dan akurat.

Batas-Batas
Ba

ll

Arteria axillaris (Gambar 7-L, 7-2, 7-3, dan 7-4) mulai dari pinggir
lateral costa I sebagai lanjutan arteria subclavia (Gambar 7-5) dan
berakhir pada pinggir bawah musculus teres major, di mana arteria
axillaris melanjutkan diri sebagai arteria brachialis. Sepanjang
perjalanannya, arteria axillaris berhubungan erat dengan f asciculusfasciculus plexus brachialis dan cabang-cabangnya serta diliputi
oleh selubung jaringan ikat yang dinamakan selubung axillaris.
Musculus pectoralis minor menyilang di depan arteria axillaris,

Ke anterior:musculus pectoralismajor, fasciayangmeliputinya,

dan 7-3).

ArteriaAxillaris

tas-batas sebagai berikut:

dan kulit. Vena cephalica menyiiang arteri (Gambar 7-7, 7-2,

Arteri Extremitas Superior


ll
I

Ke posterior: nervus thoracalis longus (saraf untuk musculus


serratus anterior) (Gambar 7-3).
Ke lateral: Ketiga fasciculus dari plexus brachialis (Gambar
7-3 danT-b).
Ke medial: vena axillaris (Gambar 7-3).

Bagian Kedua Arteria Axillaris


Bagian kedua arteria axillaris terletak

di belakang

musculus

pectoralis minor (Gambar 7-3).

sehingga membagi arteri (untuk keperluan deskripsi) menjadi tiga


bagian (GambarT-2,7-3, dan 7-5).

Batas-Batas

Bagian Pertama Arteria Axillaris

Batas-batas sebagai beriku t:

Bagian pertama arteria axillaris terbentang dari pinggir lateral


costa I sampai pinggir atas musculus pectoralis minor (Gambar

7-5).

206

200

federa arteri di extremitas superior umum terjadi. Untunglah,


\,dengan terdapatnya sirkulasi kolaleral yang baik, men.jamin

Vena

Anatomi Permukaan Arteri dan Vena Extremitas Superior 206

Ke anterior: musculus pectoralis minor, musculus pectoralis


major, fascia yang membungkus otof dan kulit (Cambar 7-2
dan 7-5).

PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR

187

nervi supraclaviculares

cephalica

M. deltoideus

acromton
M. sternocleidomastoideus

M. biceps dan
coracobrachialis

clavicula

M. triceps caput longum

manubrium sterni

A. axillaris
V axillaris
N. cutaneus brachii medialis
pectoralis major
M, subscapularis
M. laiissimus dorsi
cutanei nervi
intercostales

M. teres major

N- intercostobr
M. serratus anterior

/,processus xiphoideus

N. thoracalis longus

A. thoracalis lateralis

aponeurosis M. obliquus externus


Gambar 7-1 Regio pectoralis dan axilla.

Ke posterior: Fasciculus posterior plexus brachialis, musculus


subscapularis, dan articulatio humeri (Gambar 7-3).
Ke lateral: Fasciculus lateralis plexus brachialis (Cambar 7-3)

o Ke lateral: musculus coracobrachialis, musculus

.)
I Ke medial:

Fasciculus medialis plexus brachialis dan vena


axillaris (Gambar 7-3 danT-6).

biceps,

dan humerus. Radix lateralis nervus medianus dan nervus


musculocutaneus juga terletak di sebelah lateral (Gambar
7-2).

Ke medial: nervus ulnaris, vena axillaris, dan nervus cutaneus


brachii medialis (Gambar 7-2).

Bagian Ketiga Arteria Axillaris


Bagian ketiga arteria axillaris terbentang dari pinggir bawah
musculus pectoralis minor sampai pinggir bawah musculus teres
major (Gambar 7-5).
Batas-Batas
Batas-batas sebagai beri ku t:

a Ke anterior: musculus
I

pectoralis major untuk jarak pendek;


bagian bawah arteria axillaris disiiang oleh radix medialis
nerr-us medianus (Gambar 7-2 danT-6).
Ke posterior: musculus subscapularis, musculus latissimus
dorsi dan musculus teres major. Nervus axillaris dan nervus
radialis juga terletak di belakang arteri (Gambar 7-3).

Cabang-Cabang Arteria Axi lari s


I

Cabang-cabang arteria axillaris memberi darah

untuk dinding

thorax dan regio humeri. Bagian pertama arteria axiilaris


mempunyai satu cabang (arteria thoracica superior), bagian kedua
mempunyai dua cabang (arteria thoracoacromialis dan arteria
thoracica lateralis), dan bagian ketiga mempunyai tiga cabang
(arteria subscapularis, arteria circumflexa humeri anterior, dan
arteria circumflexa humeri posterior) (Gambar 7-5).

Arteria thoracica superior berukuran kecil dan berjalan


sepanjang pinggir atas musculus pectoralis minor. Arteria
thoracoacromialis segera memberikan cabang-cabang terminal.
Arteria thoracica lateralis berjalan sepanjang pinggir bar.,r.ah
musculus pectoralis minor (Gambar 7-5). Arteria subscapularis

BAB 7

188

M. pectoralis major

N. musculocutaneus

ligamentum coracoclaviculare
M. tr

ligamentum coracoacromiale
tuberculum majus
M. deltoideus

M. sternocleidomastoideus
Nervi supraclaviculares

V. cephalica

M. subclavius
A. thoracoacromialis
N. medianus

saraf untuk
M. triceps

manubrium sterni
N. pectoralis lateralis

N. radialis
N. cutaneus brachii
posterior
N. axillaris

fascia clavrpectoralis

N. ulnaris
N

M. pectoralis minor

subscapularis inferior
M. subscapularis
N. subscapularis media
M. latissimus dorsi
N. thoracalis longus

\
A. thoracalis lateralis

^
Gambar 7-2 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major dibuang untuk memperlihatkan struktur dl bawahnya.

berjalan sepanjang pinggir bawah musculus subscapularis.


Arteria circumflexa humeri anterior dan posterior masing-masing
melingkaribagian depan danbelakang collum chirurgicum humeri

Arteria cervicalis superficialis, memberikan sebuah cabang


profunda yang berjalan turun sepanjang pinggir medial
scapu la.

(Gambar 7-5).
Cabang-Cabang Arteria Axillaris

Arteria subscapularis bersama cabangnya arteria circumflexa


scapulae, masing-masing mendarahi fossa subscapularis dan
infraspinata.

a
a

Anastomosis Arteri di Sekitar Sendi Bahu


N,4obilitas

sendi bahu yang berlebihan dapat mengakibatkan

Arteria circumllexa humeri anterior.


Arteria circumflexa humeri posterior.

tertekannya arteria axillaris dan oklusi sementara dari lumennya.

Untuk mengatasi hal ini, terdapat anastomosis penting antara


cabang-cabang arteria subclavia dengan arteria axillaris, dengan

demikian menjamin aliran darah yang adekuat ke extremitas


superior tanpa memperhatikan posisi dari lengan atas (Gambar

Kedua arteria circumflexa membentuk anatomosis melingkar di


sekeliling collum chirurgicum humeri (Gambar 7-7).

7-7\.

Cabang-Cabang Arteria Subclavia

Arteria brachialis (Gambar 7-8 dan 7-9) muiai dari pinggir bar.r'ah
musculus teres major sebagai lanjutan dari arteria axiil;rris. Arteria
brachialis merupakan arteri r:tama r,rntuk lengan atas {Camtrar

Arteria suprascapularis, mengurus daerah fossa supraspinata


dan infraspinata scapulae.

Arteria Brachialis

PE lvlBu LU H D ARAH EKST REI{ITAS SU PERI OR

189

M. levator scapulae
M. trapezius
N. dorsalis scapulae

M. pectoralis major

fasciculus lateralis plexus brachialis

M. deltoideus

c5
l\4. biceps

b
7

caput brevis
M. coracobrachialis

T1

M. triceps
caput mediale

saraf untuk M. subclavius

M. triceps
caput longum

subclavius
N. radialis
N. axillaris
N. subscapularis

V axillaris

N. thoracodorsalis

A. subscapularis
M. subscapularis

M. pectoralis minor

N. thoracalis longus
l\,4.

serratus anterior

l\4. intercostalis externus

membrana intercostalis anterior

Gambar 7-3

Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoralis major, minor dan fascia clavipectoralis dibuang untuk

memperlihatkan struktur di bawahnya.

7-8).

Arteri ini berakhir di depan collum radii dengan bercabang


menjadi arteria radialis dan arteria ulnaris.

Ke medial: nervus ulnaris dan vena basilica pada bagian atas


lengan atas; pada bagian bawah lengan atas nen'us medianus
terletak pada sisi medial (Cambar 7-9).

Batas-Batas

Ke lateral: Di bagian atas nervus medianus,

Batas-batas adalah sebagai berikut:

a Ke anterior: Pembuluh

terletak superfisial dan di sisi lateral


tertutup oleh musculus coracobrachialis dan musculus biceps.

Nervus cutaneus antebrachii medialis terletak di depan


bagian atas; nervus medianus menyilang bagian medial; dan
aponeurosis bicipitalis merryilang bagian bawah pembuluh
(Gambar 7-9).

Ke posterior: arteria terletak di depanmusculus triceps, irrsersi


musculus coracobrachiaiis, dan musculus brachialis (Gambar
7-s)"

muscuius
coracobrachialis, dan musculus biceps; tendo musculus biceps
brachii terletak lateral terhadap arteri pada bagian bawah
perjalanannya (Gambar 7-9).

Cabang-Cabang

Arteria

Brachial is

I Rami musculares untuk ruang anterior lengan atas.


a Arteria nutricia untuk humerus.
t Arteria profunda brachii dipercabangkan dari

pangkal
A.brachialis dan mengikuti perjalanan N.radialis menuju ke
sulcus spiralls os humeri (Gambar 7-10).

190

BAB 7

tendo M. pectoralis major (dibalik)


caput longum
M. biceps brachii

fasciculus lateral
plexus brachialis

caput breve
M. biceps brachii

processus coracoideus
tendo M. pectoralis minor (dipotong)

e'r

N. musculocutaneus

N. medianus

,
A. subscapularis

corpus sterni

\#
?

l.{:

M. subscapularis

V. axillaris (dipotong)

SISI KANAN
.

M. latissimus
dorsi

A. thoracica
lateralis

nervus
thoracodorsalis

M. serratus anterior
M. obliquus
abdominis
externus

Gambar 7-4 Diseksi axilla kanan. Musculus pectoralis major dan minor, fascia clavipectoralis diangkat untuk memperlihatkan
struktur-struktur yang ada di bawahnya.

PEIABULU H DARAH EKSTRETIITAS SUPERIOR

191

bagian I arteria axillaris


bagian ll arteria axillaris

bagian lll arteria axillaris


A. subclavia

A. circumflexa humeri
anterior dan posterior

A. thoracalis suprema
A. thoracoacromialis
M. pectoralis minor
A. thoracalis lateralis

V. axillaris

A. brachialis

A. subscapularis

W. commitantes
A. brachialis

basilica
M. teres major

Gambar 7-5 Bagian arteria axillaris dan cabang-cabangnya. Perhatikan pembentukan vena axillaris pada pinggir bawah
musculus teres major.

Arteria collateralis ulnaris superior dipercabangkan di


pertengahan lengan atas dan mengikuti perjalanan N. ulnaris
(Gambar 7-10).

Arteria collateralis ulnaris inferior dipercabangkan dekat


ujung terminal arteri dan ikut membentuk anastomosis di
sekitar sendi siku (Gambar 7-10).

Arteria

Radialis

Arteria radialis adalah cabang terminal yang lebih kecil dari


arteria brachialis. Pembuluh ini mulai dari fossa cubiti setinggi
collum radii (Gambar 7-77 dan 7-L2). Afieria radialis berjalan ke
distal dan lateral, di bawah musculus brachioradialis dan terletak

pada otot-otot kelompok profunda lengan bawah. Pada dua


pertiga perjalanannya, ramus superficialis nervi radialis terletak di
sebelah lateralnya.

Anastomosis Arteri di Sekitar Sendi Siku


Untuk mengatasi sementara waktu penyumbatan aderia brachialis

selama gerakan send siku, arteri-arteri berikut ini mengadakan


anastomosis satu dengan yang lain. Arteria profunda brachii,
arteria collateralis ulnaris superior dan inferior dari arteria brachia

lis

beranastomosis dengan arteria recurrens radialis, arteria


recurrens ulnaris, dan arteria recurrens interossea posterior
(cabang arteria interossea communis dari arteria ulnaris) di inferior
(Gambar 7-10).

Pada bagian distal lengan bawah, arteria radialis terletak di


permukaan anterior radius dan hanya ditutupi oleh kulit dan
fascia. Di tempat ini, di lateral arteria radialis terdapat tendo
musculi brachioradialis (Gambar 7-13) dan di sebelah medialnya

terdapat tendo musculus flexor carpi radialis (tempat untuk


memeriksa denyut nadi radialis).
Di pergelangan tangan, arteria radialis membelok di sekitar
pinggir lateral carpus ke ujung proximal ruang di antara os
metacarpalia pertama dan kedua, di mana pembuluh ini menuju
ke anterior, ke telapak tangan di antara kedua caput musculi
interosseus dorsalis pertama. Kemudian arteria membelok ke
medial di antara caput obliquus dan transversus musculus
adductor pollicis dan bergabung dengan ramus profundus arteria
ulnaris untuk membentuk arcus palmaris profundus (Gambar
7-t1).

192

N.dorsalis scapulae

N. subclavius
N. suprascapularis
N. pectoralis lateralis

N. musculocutaneus

N. medianus

A. axillaris

N. thoracalis longus

N. radialis

N. cutaneus antebrachii
medialis

M. pectoralis minor
N. ulnaris

V axillaris

N. cutaneus brachii medialis

M. pectoralis major
axillaris

M. biceps

N. cutaneus antebrachii medialis

sulcus bicipitalis

V axillaris
N. cutaneus brachii medialis
humerus
M. coracobrachialis

N. musculocutaneus

M. ulnaris

N. teres major

N. radialis

N. medianus

Gambar 7-6 A, Hubungan plexus brachialis dan cabang-cabangnya terhadap afteria dan vena axillaris. B. Diagram bawah
adalah potongan melalui axilla setinggi M.teres major.

Cabang-Cabang di Lengan Bawah

r
I
a

Rami musculares untuk otot-otot disekitarnya.


Rami recurrens, yang ikut serta dalam anastomosis di sekitar
articulatio cubiti (sendi siku) (Gambar 7-12).
Ramus palmaris superficialis, yang dipercabangkan tepat
di atas pergelangan tangan (Gambar 7-12), masuk ke telapak
tangary dan sering bergabung dengan arteria ulnaris untuk
membentuk arcus palmaris superficialis.

Cabang-Cabang Arteria Radialis


diTelapakTangan
Segera setelah sampai di telapak tangan arteria radialis mempercabangkan arteria radialis indicis, yang mendarahi sisi lateral
jari telunjuk, dan arteria princeps pollicis, yang bercabang dua dan
mendarahi sisi lateral dan medial ibujari.

PEMBULUH DARAH EKSTREIIIITAS

SU

PERIOR

193

tru ncus thyrocervicalis

A. subclavia

M. scalenus anterior
A" cervicalis superficialis

A. suprascapularis

A. thoracalis suprema
A. thoracoacromialis

A. thoracica iateralis

ramus profundus
A. cervicalis
superficialis

,,t\

ah\
'4il,

YJ
I
I

\'

A. circumflexa
humeri anterior
dan posterior

N
1\--\-.r
A. subscapularis
A. circumflexa scapulae

Gambar 7-7 Arletiae yang membentuk anastomosis di sekitar articulatio humeri.

Arcus Palmaris Profundus dan

Cabang-Cabang

Cabang-Cabangnya

Cabang-cabang adalah sebagai berikut:

Arcus palmaris profundus merupakan lanjutan langsung arteria


radialis (Gambar 7-1.4). Artei ini terletak di dalam telapak tangan
dan membelok ke medial di bawah tendo-tendo otot flexor panjang
dan di depan ossa metacarpi dan musculi interossei. Arcus ini
dilengkapi pada sisi mediainya oleh ramus profundus arteria
ulnaris. Lengkung arcus terletak setinggi pinggir proximal ibujari
dalam keadaan ekstensi.

Arcus palmaris profundus memberikan

cabang-cabang
recurrens ke superior, yang ikut serta dalam anastomosis di region

pergelangan tangan dan ke inferior bergabung dengan rami


digitales dari arcus palmaris superficialis.

a
t
ll
I

Palmaris

Metacarpalia
Perforans
Recurrens

Arteria Ulnaris dan Cabang-Cabangnya

Arteria ulnaris adalah cabang terminal arteria brachialis yang lebih


besar (Gambar 7-B danT-12). Arteia ini berawal dari fossa cubiti
setinggi collum radii. Pembuluh ini berjalan ke distal di dalam

PEIABULUH DARAH EKSTREANITAS SUPERIOR

N\ , M sternocleidomastoideus

A\\
7/\\'

M. deltoideus

,a/..-,---

M. biceps brachii
caput breve
M. biceps brachii
caput longum

N. radialis

M. coracobrachialis

n.ufnuri"\
N. medianus

M. triceps brachii

septum intermusculare mediale

M. brachialis

M. brachioradialis

M. extensor carpi
radialis longus

M. pronator teres
M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

tendo M. biceps

aponeurosis bicipitalis

brachii
A. radialis

A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris

Gambar 7-9 Permukaan anterior lengan atas, Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan nervus
musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis.

195

196

A. circumflexa
humeri posterior

A. circumflexa
humeri anterior

A. profunda

Irlt

brachii

1,

A. brachialis

A. collateralis ulnaris superior

A. interossea recurrens

A. recurrens ulnaris posterior

A. interossea

A. interossea communis
anterior

I
oosteriorA. interossea

Gambar 7-10 Arteri-afteri utama lengan atas. Perhatikan anastomosis arteria di sekitar sendi siku.

PETIBU LU H DARAH EKSTRETAITAS SUPERI OR

N. musculocutaneus
yang nantinya akan
menjadi N. cutaneus
antebrachii Iateralis

M. brachialis

A. brachialis
M. biceps brachii

N. medianus
septum intermusculare
mediale

M. brachioradialis
M. extensor carpi
radialis longus

M. pronator teres

tendo M. biceps
A. ulnaris

M. extensor carpi
radialis brevis
M. flexor carpi radialis

M. supinator

M. palmaris longus
ramus superficialis
N. radialis

M. flexor carpi ulnaris

M. pronator teres
M. abductor
pollicis longus
M. flexor digrtorum

A. radialis

superficialis

M. extensor
pollicis brevis

M. pronator
quadratus

A. N. ulnaris

M. abductor
pollicis longus
N. medianus
rad ius

retinaculum musculorum
flexorum

Gambar 7-11 Lengan bawah dilihat dari anterior. Bagian tengah musculus brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan
ramus superficialis nervi radialis dan arteria radialis,

197

198

BAB 7

M. brachialis
septum intermusculare mediale

M. biceps brachii

A. brachialis

M. brachioradialis

caput humerale M. pronator teres


M. flexor carpi radialis

M. extensor carpi
radialis longus

caput ulna M. pronator teres

A. recurrens radialis
N. medianus

ramus profundus
N. radialis

A. ulnaris

M. extensor carpi

caput humerale M. flexor


digitorum superficialis

radialis brevis

A. radialis
M. supinator

caput radial M. flexor


digitorum superficialis

M. flexor carpi ulnaris

M. flexor digitorum profundus

ramus superficialis
N. radialis

M- brachioradialis
M. flexor

ramus cutaneus
posterior N. ulnaris

pollicis longus
N. medianus
M- abductor

pollicis longus

A. radialis
N. ulnaris
M. pronator
quadratus

A. ulnaris

,ll,

Gambar 7-12 Lengan bawah dilihat dari anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperlihatkan musculus
flexor digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervus radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput
ulna musculus pronator teres memisahkan nervus medianus dari afteria ulnaris.

PE IIIBU LU H D ARAH EKST REIAITAS SU PERI O R

199

vagina flexorum
fibrosum
arteriae dan nervi
digitales palmares

tendinesM. flexor
digitorum superficialis

M. flexor pollicis

brevis

arcus palmaris
superficialis

M. abductor pollicis
brevis

M. abductor digiti
minimi
nervus ulnaris
retinaculum
musculorum
flexorum

os pisiforme
arteria ulnaris

nervus medianus

M. abductor pollicis
longus

M. flexor digirorum
superficialis

arteria radialis

flexor carpi
radialis
brachioradialis
Gambar 7-13 Diseksi lengan bawah dan tangan kiri depan memperlihatkan struktur-struktur superficial.

di depan dan belakang membrana interossea; arteria tersebut

ini membelok ke lateral di belakang aponeurosis palmaris dan

juga mempercabangkan arteria nutritia untuk radius dan

di depan tendo-tendo flexor panjang. Arcus disempurnakan


di sebelah lateral oleh cabang arteria radialis. Lengkung arcus

ulna.
Ramus palmaris profundus arteria ulnaris dipercabangkan

di depan retinacuium musculorum flexorun, berjalan di


antara musculus abductor

membentuk arcus palmaris profundus (Gambar 7-14 dan

dalam keadaan ekstensi penuh.

digiti minimi dan musculus flexor

digiti minimi, dan bergabung dengan arteria radialis untuk

/-t/

terletak mellntang di telapak tangan setlnggi pinggir distal ibujari

).

Arcus Palmaris Superficialis

Arcus palmaris superficialis merupakan lanjutan langsung arteria


ulnaris (Gambar 7-75). Sewaktu memasuki telapak tanUan, arteri

Cabang-Cabang
Empat arteria digitalis dicabangkan dari bagian cembung arcus
dan berjalan ke jari-jad (Gambar 7-15).

200
M. interosseus dorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll
M. interosseus dorsalis lV
M. interosseus palmaris lV

M. interosseus dorsalis

M. adductor pollicis

ossa sesamoideum
arcus palmaris
profundus
M. abductor pollicis brevis
M. opponens
digiti minimi
M. flexor pollicis brevis

M. abductor
digiti minimi

M. interosseus palmaris

A" dan N. ulnaris

M. flexor carpi radialis

retinaculum musculorum

fl

exorum

Gambar 7-14 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal nervus ulnaris.
Diperlihatkan juga musculi interossei.

Persarafan untuk

Arteri

Extremitas Superior

Daya Tahan Perifer


Lumen arteriol berdiameter kecil, yang diatur oleh otot polos pada

Arteri-arteri extremitas superior disarafi oleh saraf simpatik.


Serabut-serabut preganglionik berasal dari badan se1 di dalam
segmen thoracica II sampai VIIi medulla spinalis. Serabut-serabut
berjalan ke atas di dalam truncus sympathicus dan bersinap di
dalam ganglion cervicale medius, inferius, thoracica pertama atau
ganglia stelata. Serabut-serabut posganglionik bergabung dengan
saraf yang membentuk plexus brachialis dan didistribusikan
ke arteri-arteri di dalam cabang-cabang plexus brachialis.
Contohnya, arteriae digitales jari-jari disarafi oleh serabut-serabut
posganglionik simpatik yang berjalan di dalam nervi digitales.

dindingnya, memberikan daya tahan secara efektif terhadap aliran


darah ke dalam vena pada daerah perifer sistem arteri. Jika arteriol

dikonstriksikan oleh aktivitas saraf simpatik, darah tertahan


di dalam sislem arteri, dan tekanan darah sistolik meningkat.
Elastisitas dinding arteri dilebarkan lebih lanjut, dan sebagai
akibatnya, tekanan darah diastolik juga meningkat. Jika arleriol
mengalami dilatasi, efek sebaliknya terjadi, dan tekanan darah
akan turun

Pembuluh darah di dalam tubuh umumnya dikonstriksikan


oleh aktivitas serabut saraf simpatik. Namun demikian, serabut
simpatik ke pembuluh darah otot skelet dan olot jantung meng-

PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR

201

selubung fibrosa otot flexor

M. lumbricalis

M. interosseus dorsalis

M. flexor digitorum
superficialis
M. flexor digitorum

M. adductor pollicis

profundus

A. dan N. digitalis
palmaris
M. opponens
digiti minimi
arcus palmaris superficialis

M. opponens pollicis

M. fiexor digiti minimi


M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


M. abductor pollicis brevis
hamulus ossis hamati

crista os trapezium
M. abductor pollicis longus

os pisiforme
M. flexor carpi ulnaris

A. radialis
retinaculum musculorum
flexorum

tuberculum
scaphoideum

A. dan N. ulnaris

M. flexor carpi radialis


M. flexor pollicis longus

M. flexor digitorum superificialis

N. medianus
M. flexor digitorum profundus

Gambar 7-15 Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris superficialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang, Segmen-segmen

tendo musculus flexor digitorum supefficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.

hambat otot polos di dalam dindingnya, dan dengan demikian


menyebabkan vasodilatasi sedang. Efek vasodilator minimal

commitantes, yang berjalan bersama dengan seluruh arteri besar,


biasanya berpasangan, dan vena arillaris.

pada sirkulasi secara Lrmum dan tidak memberikan efek pada


tekanan darah.

Vena Extremitas Superior

Vena Superficialis

Vena superficialis terletak di dalam fascia superficialis dan sangat


penting pada klinik.

Arcus Venosus Dorsal is (Lengkung)


Vena extremitas superior dapat dibagi menjadi dua kelompok:
superficial dan profunda. Vena-vena profunda terdiri dari venae

Arcus venosus dorsalis terletak di dalam jaringan subcutan proksimal terhadap articulatio metacarpophalangea dan mengalirkan

202

M. brachialis
N. radialis

A. brachialis
N. medianus

A. recurrens ulnaris anterior


epicondylus lateralis
A. radialis

epicondylus medialis
A. recurrens ulnaris posterior

ramus superficialis
N. radialis
chorda obliqua

A.

nterosseus communis

M. supinator
A. interosseus posterior
ramus profundus
N. radialis

N. ulnaris
A. ulnaris

caput radiale M. flexor


digitorum superficialis
M. flexor digitorum profundus

M. pronator teres
A. interosseus anterior

membrana interossea

N. interosseus anterior

M. flexor pollicis longus

M. pronator quadratus
M. abductor
pollicis longus

Gambar 7-16 Lengan bawah tampak anterior, memperlihatkan struktur profunda.

PETABULUH DARAH EKSTRETAITAS SUPERIOR

203

M. flexor digitorum profundus

selubung fibrosa otot flexor

flexor digitorum
superficialis

ligamentum
palmare sendi

M. flexor digitorum superficialis


M. lumbricalis

M. interosseus dorsalis

M. flexor pollicis longus

caput transversus
M. adductor pollicis

ligamentum transversum
palmare profundus

A. metacarpalis palmaris
arcus palmaris
profundus
ramus profundus N. ulnaris
caput obliquum
M. adductor pollicis

M- opponens digiti minimi


M. flexor digiti minimi

M. opponens pollicis

M. abductor digiti minimi

M. abductor pollicis brevis


M. flexor pollicis brevis

A. dan N. ulnaris

M. abductor pollicis longus


M. flexor carpi ulnaris

A. radialis

M. flexor digitorum profundus

M. flexor pollicis longus

M. flexor carPi radialis

Gambar 7-17 Telapak tangan tampak anterior. Tendo-tendo flexor panjang dibuang dari telapak tangan, tetapi cara insersinya
pada jari diperlihatkan.

darahnya pada sisi lateral ke vena cephalica dan pada sisi medial

ke vena basilica (Gambar 7-18). Sebagian besar darah

dari

seluruh tangan dan jari-jari mengalir ke dalam anyaman ini, dan


berhubungan bebas dengan vena-vena profunda telapak tangan
melalui spatium interosseum.
Ve

na-Vena

Te

lapak Tangan

Vena Cephalica
Vena cephalica berasal dari pinggir lateral arcus venosus dorsale
rnanus dan membelok di sekitar pinggir lateral lengan bawah;

kemudian vena ini naik di dalam fascia superficialis menuju


fossa cubiti dan berjaian di depan lengan atas pada sisi lateral
musculus biceps brachii. Setelah sampai di ruang antara musculus
deltoideus dan musculus pectoralis major, vena cephalica

venosus palmaris superficialis dan profunda, menerima darah dari

menembus fascia profunda dan bermuara k e dalam vena axillaris.


Pada saat vena cephalica berjalan ke atas di extremitas superior,

pembuluh yang sesuai.

vena ini menerima beberapa aliran vena dari permukaan lateral

Arcus paimaris superficialis dan profunda diikuti oleh arcus

204

"\

ramus palmaris superficialis


arteriae radialis

\,-

t\/

,
arcus palmaris
superficialis

arcus palmaris
profundus

hamulus ossis
hamati

crista trapezium

retinaculum musculorum
flexorum

ramus profundus
arteriae ulnaris

tuberculum scaphoideum

N. ulnaris
Iipatan transversal distal

A. radialis

os pisiforme
lipatan transversal proximal

M. flexor carpi ulnaris

A. ulnaris
M. palmaris longus

N. medianus

M. flexor carpi radialis

rete venosum dorsale manus


M. extensor digiti minimi

M. extensor digitorum
M. extensor indicis

retinaculum musculorum
basis metacarpi

extensorum
I

tuberculum dorsale os radius


M. extensor pollicis
longus

trapezium

scaphoideum
processus styloideus radii
M. abductor pollicis longus

M. extensor pollicis brevis

Gambar 7-18 Anatomi permukaan daerah pergelangan tangan.

V- cephalica

PEIABULUH DARAH EKSTRETAITAS

dan posterior extremitas (Gambar 7-19). Yena mediana cubiti,


merupakan sebuah cabang vena cephalica di fossa cubiti, berjalan
ke atas dan medial danbergabung dengan vena basilica. Pada fossa
cubiii vena mediana cubiti menyilang di depan arteria brachialis
dan nerl"us medianus, tetapi vena ini dipisahkan dengan arteri
dan saraf tersebut oleh aponeurosis bicipitalis.

SUPERIOR

205

Vena Mediana Antebrachii


Vena kecil tetapi penting mulai di telapak tangan dan berjalan ke
atas di depan lengan bawah (Gambar 7-79). Yena ini bermuara

ke dalam vena basilica, atau vena mediana cubiti, atau terbagi


dua menjadi dua cabang, satu bermuara ke vena basilica (vena
mediana basilica) dan yang satu lagi bermuara ke vena cephalica
(vena mediana cephalica).

Vena Basilica
Vena basilica berasal dari pinggir medial arcus venosus dorsale
manus dan membelok di sekitar pinggir medial lengan bawah;

kemudianvenaininaikdi dalamf asciasuperfi cialispadapermukaan


posterior lengan bawah. Tepat di bawah siku, pembuluh miring ke
depan untuk mencapai fossa cubiti (Gambar 7-19). Kemudian vena
berjalan ke atas di sisi medial musculus biceps brachii, menembus
fascia profunda dekat pertengahan lengan atas untuk bermuara
ke venae commitantes arteria brachialis unfuk membenfuk vena
axillaries. Vena basilica menerima darah dari vena mediana cubiti
dan beberapa aliran vena lainnya dari permukaan medial dan
posterior extremitas superior.

Venae Commitantes

Vena Profunda

Vena profunda berjalan bersama dengan arteri yang senama


sebagai venae commitantes. Kedua venae commitantes arteri
brachialis bergabung dengan vena basilica pada pinggir bawah
musculus teres major untuk membentuk vena axillaris.

V. cephalica

mediana cubiti

V. basilica

V. mediana basilica

V mediana
antebrachii anterior

Gambar 7-19 Venae superficiales lengan bawah. Perhatikan variasi yang umum ditemukan pada daerah siku.

206
Vena

BAB 7

axilla, di mana pembuluh ini terletak


major (Gambar 7-1).

Axillaris

Vena axillaris dibenfuk dari gabungan venae commitantes arteriae


brachiales dengan vena basilica pada dinding posterior axiiia.
Kemudian vena axillaris berjalan ke atas sepanjang sisi medial
arteria axillaris dan menjadi vena subclavia setinggi pinggir lateral
costa I (Gambar 7-3 danT-4).Yena axillaris mempunyai beberapa
katup. Vena menampung darah dari pembuluh-pembulu[ yang
namanya sesuai dengan cabang-cabang arteria axillaris, dan juga

tempat bermuara vena cephalica.

Vena subclavia merupakan sebuah vena


diuraikan di halaman 181.

di pangkal leher

dan

Persarafan untul<
Vena Extremitas Superior

Arteria Brachialis

oleh musculus biceps brachii (Gambar 7-9).

Arteria

Radialis

Arteria radialis terletak superficial di depan ujung distal radius, di


antara tendo musculus brachioradialis dan musculus flexor carpi
radialis (Gambar 7-73). Di sini denyut nadi radialis dapat diraba
dengan mudah. Jika denyut nadi tidak dapat dideteksi, cobalah
merabanya di pergelangan tangan yang lain. Kadang-kadang,
arteria radialis sulit diraba karena terdapat kelainan congenital.

Arteria radialis dapat diraba dengan lebih mudah pada

saat

pembuluh ini menyilang tabatiere anatomiqum (Gambar 7-18).

Sama dengan arteri, otot polos di dinding vena dipersarafi oleh


serabut saraf posganglionik simpatik yang menfi:lbulkan tekanan

ini

depan musculus teres

Arteria brachialis dapat diraba di lengan atas pada saat arteria


terletak di atas musculus brachialis dan disilang dari sisi lateral

Vena Subclavia

vasomotorik. Asal dari serabut-serabut


terdapat di arteri.

di

sama dengan yang

Pengaturan Saraf pada Vena


Stimulasi simpatik otot polos di dinding vena memperkecil ukuran
lumen sehingga sirkulasi darah tetap berlangsung namun dalam

Arteria Ulnaris

Arteria ulnaris dapat diraba pada saat pembuluh menyilang di


anterior retinaculum flexorum bersama dengan nervus ulnaris.
Arteria ulnaris terleiak lateral dari os pisiforme dan dipisahkan
dari tulang ini oleh nervus ulnaris (Gambar 7-13).

Anatomi PermukaanVena
Superfi cial Extremitas Superior

kecepatan yang rendah.

Vena Cephalica
Daerah pergelangan tangan: Vena cephalica menyilang
tabatiere anatomiquum (Gambar 7-18) dan membelok me-

ANATOMI PERMUKAAN

lingkari sisi lateral lengan bawah untuk mencapai aspek


anterior. Vena ini selalu dapat ditemukan di fascia superficialis
posterior terhadap processus styloideus radii.
Daerah siku: Vena cephalica naik ke lengan atas sepanjang
pinggir lateral musculus biceps brachii (Gambar 7-19).
Daerah bahu: Vena cephalica terletak di dalam sulcus antara
musculus deltoideus dan musculus pectoralis major (Gambar

ARTERI DAN VENA


EXTREMITAS SUPERIOR

Anatomi Permukaan Arteri

7-7 danT-1,9).

Arteria Subclavia

Arteria subclavia, pada saat menyilang di atas costa I untuk


menjadi arteria axillaris, dapat diraba denyutnya pada pangkal
trigonum colli posterius (iihat Gambar 6-10).

ArteriaAxillaris

Bagian pertama dan kedua arteria axillaris tidak dapat diraba


karena terletak di profunda musculi pectorales di atas di dalam
fossa axillaris. Bagian ketiga arteria axillaris dapat diraba di dalam

Vena Basilica
Daerah pergelangan tangan: Vena basilica berjalan ke atas
dari dorsum manus dengan membelok perlahan di sekitar sisi
medial lengan bawah untuk mencapai fossa cubiti (Gambar
7-19).

Daerah siku: Vena basilica berjalan ke atas dari fossa cubiti


sepanjang pinggirmedialmusculusbiceps. Vena ini menembus
fascia profunda sekitar pertengahan lengan atas (Gambar
7-19).

PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR

Vena Mediana Cubiti

Vena mediana cubiti menghubungkan vena cephalica dengan


vena basilica di fossa cubiti. Pada tempat ini vena dipisahkan dari
arteri brachialis oleh aponeurosis bicipitalis (lihat halaman 205).
Pada kira-kira 30% orang, vena mediana cubiti diganti oleh vena
mediana cephalica dan mediana basilica (Gambar 7-19).

207

Vena MedianaAntebrachii

Vena mediana antebrachii berjalan pada aspek anterior lengan


bawah dengan jalan yang bervariasi (Gambar 7-19). Pembuluh ini
bergabung dengan vena basilica atau vena mediana cubiti atau
terbagi dua menjadi vena mediana cephalica dan vena mediana
basilica.

Untuk mengidentifikasi vena-vena ini dengan mudah, berikan


tekanan di sekitar lengan atas dan lakukan gerakan mengepal dan
membuka tinju secara berulang-ulang. Dengan cara ini, vena akan
menonjol terisi darah.

Visualisasi Vena Superficial Extremitas Superior


Sebuah pembebat (tourniquet) dipasang di lengan atas dengan
tekanan yang cukup untuk menutup vena-vena superficial,
sehingga menghambat aliran darah vena kembali ke atrium dextra
cordis. Gerakan mengepal dan membuka tinju hanyalah usaha
untuk meningkatkan aliran balik vena dan menggembungkan venaVena SUper ticial.

SAMMARAN RAMIOGRAFI
PEMBULUI-"{ MARAH
FXTRNMITAS SUPFRIOR
Arteriogram dan venogram dengan diagram penjelasan diperlihatkan pada Gambar 7-20, 7-27,7-22, danT-23).

Ganrttar 7-20 Anglogram arteria subclavia, axillaris, dan brachialis.

208

arteria suprascapularis

arteria thoracoacromialis

arteria cervicalis
superficialis (transversa)
truncus thyrocervicalis
arteria thyroidea inferior
arteria vertebralis

arteria axillaris

arteria thoracica lateralis

31
pediculus
vertebrae
thoracicae

(
arteria

\\

ujung kateter di
dalam arteria

kateter arterial di
dalam arcus aorta
arteria subclavia
arteria thoracica
interna (mammaria)
thoracica suprema

arteria circumflexa
scapulae

angulus inferior scapulae

sinar-X
kateter di dalam arteria femoralis

m/ector otomatis cairan radiopak

Gambar 7-21 Fitur-fitur utama yang dilihat pada angiogram di Gambar 7-20.

PEAABU

LUH DARAH EKSTREIAITAS SUPERIOR

Gambar 7-22 Venogram vena subclavia, axillaris, dan brachialis.

209

2'.10

trachea

bagian terminal vena jugularis interna sinistra


terminal vena jugularis externa
vena cervicalis transversa
vena suprascapularis

processus coracoideus
vena axillaris
caput humeri

vena circumflexa
humeri

I
J[,,,"
arcus aortae

\it

corpus
humeri

'l

vena brachialis
dan basilica

kateter di dalam arcus


venosus dorsalis manus

inTecfor otomatis cairan radiopak

kaset

Gambar 7-23 Fitur-fitur utama yang dilihat pada venogTam di Gambar 7-22.

PE /ABU LU H DARAH EKSTREI'AITAS SUPERIOR

Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini


diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya.
Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAT.

1. Arteria axillaris mulai di-

6.

sebagai lanjutan dari

arteria subclavia.

A. pinggir luar musculus scalenus anterior.


B. pinggir luar costa IL
C. pinggir luar costa I.
D. pinggir atas musculus pectoralis minor.
E. pinggir bawah musculus teres major.
2.

terletak di antara:
A. tendo palmaris longus dan brachioradialis.
B. tendo flexor carpi radialis danbrachioradialis.
C. tendo palmaris longus dan flexor carpi radialis.
D. tendo flexor carpi radialis dan flexor carpi ulnaris.

E. tendo flexor digitorum superficialis dan flexor carpi


u

dan pectoralis major.

Vena-vena superficialis lengan bawah berasal di bawah dari:

A.
B.
C.
D.
E.

ter-

minakrya:

A. setinggi collum radii.


B. di pertengahan antara

4.

epicondylus medialis dan lateralis


humeri.
pada pinggir bawah musculus pronator teres.
di belakang musculus flexor digitorum superficialis.
di belakang epicondylus medialis humeri.

Denyut nadi brachialis paling mudah diraba:


A. pada sisi lateral tendo musculus biceps brachii.
B. pada sisi medial venter muculus biceps.
C. sepaniang pinggir lateral tendo musculus triceps.

B.
C.
D.
E.

brachialis pada:

A. sisi lateral venter musculus

biceps

brachii kira-kira

biceps

brachii kira-kira

pertengahan bawah lengan atas.

B. sisi medial venter musculus


C.

pertengahan bawah iengan atas.


sisi medial tendo musculus biceps

brachii di depan

articulatio cubiti.

D. sisi lateral tendo muscuius


E.

articulatio cubiti.
sisi lateral bicipitalis.

biceps

brachii di depan

venae metacarpae.
venae digitales.
vena-vena jari telunjuk dan ibujari.

sisi lateral plexus venosus dorsale manus.


sisi lateral venae palmaris superficialis.
venae commitantes arteria radialis.
plexus venosus di depan pergelangan tangan.

10. Vena cephalica bermuara ke:

A.
B.
C.
D.
E.

articulatio cubiti.
Pada saat memeriksa tekanan darah dengan sphygmomanometer, diaphragma stetoskop diletakkan di atas arteria

plexus venosus dorsalis.


vena-vena dalam telapak tangan.

Vena cephalica berasal darj:


A. sisi lateral arcus venosus paimaris profundus.

D. di depan musculus coracobrachialis.


E. pada sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan
5.

Inaris.

melalui musculus pectoralis major.


melalui dinding posterior axilla.

3. Arteria brachialis dibagi menjadi beberapa cabang

C.
D.
E.

Arteria radialis di bawah berakhir dengan:


A. bergabung dengan ramus profundus arteria ulnaris.
B. bergabung dengan pembuluh utama arteria ulnaris.
C. membagi dua menjadi arteria princeps pollicis dan arteria
musculi radialis indicis.
D. membagi dua menjadi arcus palmaris superficialis dan
profundus.
E. membagi menjadi rami musculares.

7. Arteria radialis pada bagian depan pergelangan tangan

Arteria axillaris paling mudah diraba di:


A. belakang clavicula di pangkal leher.
B. di antara plica axillaris anterior dan posterior sPatium
axillare.
C. di sulcus deltoideopectoralis di antara musculus deltoideus

D.
E.

211

11

venae commitantes arteria brachialis.


vena mediana antebrachii.
vena axillaris.
vena juguiaris externa.

vena subclavia.

Vena mediana cubiti adalah:

A.
B.
C.
D.
E.

dibentuk oleh venae commitantes arteria ulnaris.


profunda terhadap nervus medianus di dalam fossa cubiti.
bermuara ke vena mediana antebrachii.
profunda terhadap aponeurosis bicipitalis.
sebuah cabang dari vena cephaiica.

12. Vena basilica berakhir dengan:

A.
B.
C.
D.

Bergabung dengan vena mediana cubiti.

E.

Berjalan di dalam sulcus deltoideopectoralis.

Bermuara ke dalam vena subclavia.


Bergabung dengan ujung medial plexus venosus dorsalis.
Bergabung dengan venae commitantes arteria brachialis
untuk membentuk vena axillaris.

212
13.

BAB 7

Vena cephalica secara tetap terdapat


posterior terhadap:
A. processus styloideus ulnae.
B. os pisiforme.
C. os lunatum.
D. processus styloideus radii.

E.

di

fascia superficialis

14. Pernyataan berikut ini benar untuk vena axillaris


A. tidak mempunyai katup.
B. tidak menerima darah di axilla.
C. bermuara ke vena brachiocephalica.
D. berlanjut sebagai vena subclavia.
E. terletak di sisi lateral arteria axillaris.

retinaculummusculorumflexorum.

C yang benar. Arteria axillaris mulai dari pinggir luar costa


sebagai lanjutan dari arteria subclavia (Gambar 7-5).

A yang benar. Dua vena superficiaiis utama di lengan bawatr,


disebut vena cephalica dan basilica, mulai di bawah dari
plexus venosus dorsale manus (Gambar 7-1,8 danT-1,9).

2.

B yang benar. Denyut nadi axillaris paling mudah diraba


B yang benar. Vena cephalica mulai dari sisi lateral plexus

dengan menekan ke atas dan lateral di dalam spatium axillare


di antara plica axillaris anterior dan posterior.
3.

venosus dorsale manus dan berjalan ke depan melengkung di


sekitar sisi lateral pergelangan tangan untuk naik ke atas pada
sisi lateral lengan bawah bagian depan.

A yang benar. Arteria brachialis dibagi menjadi cabang-cabang


terminal di dalam {ossa cubiti setinggi collum radii (Gambar

10. C yang benar. Vena cephalica bermuara ke dalam vena axiliaris

7-8).

(Gambar

E yang benar. Denyrrt nadi brachialis paling mudah diraba


pada sisi medial tendo musculus biceps brachii di depan
articulatio cubiti (Gambar 7-9).

C yang benar. Pada saat memeriksa tekanan darah dengan


menggunakan sphygmomanometer, diaphragma stetoskop di
letakkan di atas arteria brachialis di sisi medial tendo musculus
biceps brachii di depan articulatio cubiti (Gambar 7-9).

A yang benar. Di bawah, arteria radialis berakhir dengan


bergabung dengan ramus profundus arteria ulnaris untuk
membentuk arcus palmaris profundus (Gambar 7-14).

-19,

-22, dan

-23).

11. E yang benar. Vena mediana cubiti m.er*pakan cabang dari


vena cephalica di depan articulatio cubiti. Vena ini naik ke atas
di medial untuk bergabung dengan vena basilica (Gambar
7-19). Perhatikan kemungkinan variasi penataan.
12. D yang benar. Vena basilica berakhir dengan menembus fascia
profunda di pertengahan sisi medial musculus biceps brachii
dan bergabung dengan venae commitantes arteria brachialis
untuk membentuk vena axillaris (Gambar 7-19).
13.

D yang

benar. Vena penting cephalica secara tetap dapat


di daiam fascia superficialis posterior terhadap
processus styloideus radii. Klinis, ini merupakan tempatbagus

ditemukan

B yang benar. Arteria radialis, tepat di depan pergelangan


tangary terletak di antara tendo musculus flexor carpi radialis
dan brachioradialis (Gambar

7-1"L

untuk memasang kateter ke dalam vena.

dan7-73).

14. D yang benar. Vena axillaris berlanjut menjadi vena subclavia


pada pinggir luar costa I (Gambar 7-3,7-22, danT-23).

f;{

213

214-

BAB 8

Vena Cava lnferior

Anatomi Dasar
Aorta abdominatis

Catatan Fisiologik: abdominothoracic pump

Catatan Fisiologi: Pemeliharaan Tekanan Darah Diastotik 214


Anatomi Permukaan Aorta Abdomina[is dan Cabang-Cabang

Utamanya

225

Vena Porta (Vena Porta Hepatis)

225

226
228

Pertanyaan

232

Jawaban dan Penjetasan

233

Gambaran Radiografi Aorta Abdominatis dan Beberapa


Cabang

Utamanya

225

dalam abdomen dan pelvis terdapat aorta beserta cabangbeserta kontributornya, dan
yang pentingvena porta. Karena kebanyakan pembuluh darah besar
abdomen terletak retroperitoneal, cedera tumpul mungkin tidak

lli

lJcabangnya, vena cava inferior

segera mengakibatkan perdarahan intraperitoneal yang fatal. Karena


perdarahan di mulai di ruang retroperitoneal, diagnosis mungkin sulit

ANATOMI DASAR

cavitas peritonealis, dan diagnosis perdarahan intraperitoneal mudah


d

itegakkan.

Bab ini bertujuan menguraikan kembali pembuluh arteri dan


vena utama abdomen, pelvis, dan perineum yang relatif penting
untuk klinik.

Batas-Batas Aorta Abdominalis

Pada sisi kanan terdapat vena cava inferior, cistema chyli, dan

l)
t

Aorta A bdominalis

atau terlambat. Cedera tajam umumnya memberikan akses darah ke

Lokasi dan Deskripsi

Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus diaphragma yang


terletak di depan verterbra thoracica XII (Gambar 8-1). Aorta
berjalan turun di belakang peritoneum pada facies anterior corpus
vertebrae lumbalis. Setinggi vertebra lumbalis IV aorta bercabang
dua menjadi arteria iliaca communis (Gambar B-2).

pangkal vena azygos.


Pada sisi kiri terdapat truncus sympathicus sinister.
Pada permukaan anterior, aorta berbatasan dengan gaster,
plexus coeliacus, pancreas, vena iienalis, vena renalis sinistra,
bagian ketiga duodenum, lengkung intestinum tenue, dan
peritoneum.

Penanda permukaan aorta dapat dilihat pada Gambar 8-3.

Cabang-Cabang Aorta Abdominalis


(Gambar 8-2)
Tiga cabang visceral anterior: truncus coeliacus, arteria

Pemeliharaan Tekanan darah Diastolik

mesenterica superior, dan arteria mesenterica inferior.

Terdapatnya sejumlah besar jaringan elatis di dalam tunica media

Tiga cabang visceral lateralis: arteria suprarenalis, arteria

aorta (termasuk arteria-arteria yang lain seperti arteria pulmonalis,

renalis, dan arteria testicularia atau ovarica.

arteria brachiocephalica, arteria carotis communis, dan arteria


iliaca) memungkinkan dinding arteri menjadi lebar oleh darah
yang dipompa dari jantung selama sistolik ventricular. Pada saat
ventriculus relaksasi, jaringan elastis arteri kembali

ke

posisi

Lima cabang dinding abdomen lateral: arteria phrenica


in-ferior dan empat arteria lumbalis.
Tiga cabang terminal: dua arteria iliaca communes dan arteria
sacralis mediana.

semula yang sangat penting untuk mempertahankan tekanan


darah arterial (tekanan diastolik) selama diastole jantung.

Cabang-cabang ini diringkas pada diagram B-1.

PEMBULUH DARAH ABDOI'AEN, PELVIS, DAN PERINEU/I

foramen venae
cavae di diaphragma
setinggi T8

215

diaphragma

oesophagus

hiatus aorticus di
belakang diaphragma
setinggi T'12

V cava
inferior

ganglion coeliacum

vasa renalis
dextra

vasa renalis
sinistra

plexus sympathicus
aorticus

vasa
testicularis

mesenterica
inferior

vasa iliaca
communis

bifurcatio aortae

setinggi L4
vasa iliaca
externa
M. psoas

colon sigmoideum

vesica urinaria

Gambar 8-1 Dinding abdomen posterior memperlihatkan aorta dan vena cava inferior.

Truncus Coeliacus

Arteria Lienalis

Truncus coeliacus atau arteria coeliaca sangat pendek dan berasal

Arteria lienalis berukuran besar dan berjalan ke kiri dengan

dari pangkal aorta abdominalis setinggi vertebra thoracica XII


(Gambar 8-4). Pembuluh ini dikelilingi oleh plexus coeliacus
dan terietak di belakang bursa omentalis. Truncus coeliacus

berkelok-kelok sepanjang pinggir atas pancreas dan di beiakang


gaster (Cambar B-5). Sewaktu mencapai ren sinistra pembuluh ini
masuk ke dalam ligamentum lienorenale dan berjalan ke hilum

mempunyai tiga cabang terminal : arteria gastrica slnistra, arteria

lienale (Gambar 8-6).

lienalis, dan arteriae hepaticae.

Cobong-Cobang
Arteria Gastrica 5inistra

Arteria gastrica sinistra kecil dan berjalan ke ujung pars cardiaca

t Rami pancreatici
ll Arteria gastroomentalis sinistra dipercabangkan

dekat

gaster, mempercabangkanbeberapa ramus oesophagealis, kemu-

hilum lienale dan mencapai curvatura major gastrica di

dian membelok ke kanan sepanjang curvatura minor gaster.


Pembuluh ini beranastomosis dengan arteria gastrica dextra

ke kanan sepanjang curvatura major di antara lembaran-

(Gambar B-4).

lembaran omentum majus. Arteria gastroomentalis sinistra

dalam ligamentum gastrolienale. Pembuluh ini berjalan

2t6

BAB 8

hiatus oesophageus
di diaphragma
A. phrenica inferior
ligamentum arcuatum
mediana
aorta masuk ke
abdomen setinggi T12

A. coeliaca
A. suprarenalis

crus sinistrum
diaphragmatica

A. mesenterica
superior

Aa. gonad

A. renalis

musculus psoas

A. mesenterica
inferior

Aa. lumbales

bifurcatio aorta
setinggi L4

A. iliaca
communis

A. sacralis media

bifurcatio A. iliaca
communis di depan
articulatio sarcroiliaca

A. iliaca externa

A. iliaca interna

Gambar 8-2 Aorta pars abdominalis beserta cabang-cabangnya.

beranastomosis dengan arteria gastroomentalis dextra

Cobong-Cabong

(Gambar 8-4).

a Arteria gastrica dextra

Arteriae gastricae breves, jumlahnya lima atau

enam,

dicabangkan dari bagian akhir arteria lienalis dan mencapai


fundus gastricus di dalam ligamentum gastrolienale. Arteriae
gastricae breves beranastomosis dengan arteria gastrica
sinistra dan arteria gastroomentalis sinistra (Gambar 8-4).

dicabangkan dari arteria hepatica


dekat pinggir atas pylorus dan berjalan ke kiri di dalam
omentum minus sepanjang curvatura minor gaster. Arteria
gastrica dextra beranastomosis dengan arteria gastrica sinistra
(Gambar 8-4).

Arteria Hepatica

Arteri ini termasuk berukuran sedang*, berjalan ke depan dan


kanan, kemudianberjalanke atas di antara lapisan-lapisanomentum

minus (Gambar 8-5 dan 8-7). Pembuluh ini terletak di depan bursa
omentalis dan terletak di sebelah kiri ductus choledochus dan di
depan vena porta. Pada porta hepatis, pembuluh ini bercabang
dua, menjadi ramus dexter dan ramus sinister untuk mendarahi
lobus hati yang sesuai.

Arteria gastroduodenalis merupakan cabang yang besar,


berjalan turun di belakang ba gian pertama duodenum.
Pembuluh ini bercabang menjadi arteria gastroomentalis
dextra yang berjalan sepanjang curvatura major gaster
di antara lapisan-lapisan omentum majus, dan arteria
pancreaticoduodenalis superior yang berjalan turun di antara
pars descendens duodenum dan caput pancreatis (Gambar 8-4
dan 8-5).

Ramus dexter dan sinister arteria hepatica propria yang


masuk ke porta hepatis. Ramus dexter arteria hepatica biasanya
mencabangkan arteria cystica yang berjaian ke collum vesicae
biliaris (Gambar 8-B).

*Untuk keperluan deskripsi, arteria hepatica kadmg-kadang dibagi menjadi arteria hepatica communis, yang terbentang dari pangkalnya sampai ke tempat
percabangan arteria gastroduodenalis, dan arteria hepatica propria ymg merupakan sisa arteria hepatica.

PEMBULUH DARA,H ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEU/A

217

V. cava inferior

truncus
coeliacus (T12)

A. mesenterica
superior

(L'1 )

A. mesenterica
inferior (13)

vasa iliaca
communts

spina iliaca
anterior superior

VASA

iliaca
externa
vasa iliaca
interna

symphisis pubis

Gambar 8-3 Penandaan permukaan aorta beserta cabang-cabangnya dan vena cava inferior pada dinding anterior ab;Iii:ten.

Arteria Mesenterica Superior


Arteria mesenterica superior mendarahi bagian distal duodenum,
jejunum, ileum, caecum, appendix l,ermiformis, colon ascendens,
dan sebagian besar colon transversum. Arteria mesenterica
superior berasal dari permukaan depan aorta abdominalis, tepat
di bau,ah arteria coeliaca (Gambar 8-9) dan berjalan ke bawah
dan kanan di belakang collurn pancreatis dan di depan pars
horizontalis duodenum. Pembuluh ini terus ke bawah dan kanan
di antara lapisan-lapisan mesenterium intestinum tenue dan
berakhir dengan beranastomosis dengan salah satu cabangnva
sendiri yaitu arteria ileocolica.

beranastomosis dengan ujung arteria mesenterica superior.


Ramus inferior mencabangkan arteria caecalis anterior dan
posterior. Arteria appendicularis merupakan cabang arteria
caecalis posterior (Cambar 8-10).

Cabang-Cabang Arteria Mesenterica Superior

a
a

Arteria pancreaticoduodenalis inferior berjalan ke kanan


sebagai satu atau dua cabang, sepanjang pinggir atas pars
horizontalis duodenun, dan caput pancreatis. Arteria ini
mendarahi pancreas dan bagian duodenum didekatnya.
Arteria colica media berjalan i<e depan di dalam mesocolon
transversum untuk mendarahi colon transversum dan bercabang dua menjadi cabang dextra dan sinistra.
Arteria colica dextra sering merupakan cabang dari arteria
ileocolica. Arteria ini berjaian ke kanan untuk mendarahi
colon ascendens dan bercabang dua menjadi ramus ascendens

Arteriae jejunales dan arteriae ileales. Cabang-cabang ini


jumlahnya 12 sampai 15 buah dan berasal dari sisi kiri arteria
mesenterica superior (Cambar B-9). Setiap arteri bercabang
dua, yang masing-masing saling berhubungan dengan cabang
yang ada di dekatnya untuk membentuk arcade. Cabangcabang dari arcade bercabang dan bersatu untuk membentuk
arcade kedua, ketiga, dan keempat. Arcade pada jejunum lebih
sedikit dibandingkan dengan arcade I'ang ada pada iieum.
Dari arcade terminai terbentuk pembuiuh kecii lurus yang
mendarahi intestinum.

Arteria Mesenterica lnferior


Arteda mesenterica irferior mendarahi sepertiga distal colon
transversum, flexura colj sinistra, coion descendens, colon
sigmoideum, rectum, dan setengah bagian atas canalis analis,
Pembuluh ini dicabangkan dari aorta abdominalis sekitar 3,8 cm
dj atas bifurcationya (Ganrbar 8-11). Arteria mesenterica inferior
berialan ke baw,ah dan kiri menf ilang arteria iliaca communis
sinrstra..
supericr.

Di sini, namanva berubah dan meniadl arteria rectalis

dan ramus descendens.

Arteria ileocolica berjalan ke bawah dan kanan. Fembuluh

Cabang-{abang Ar{ei,ia l4esenterica inferior

ini mencabangkan ramus superior yang akan beranastomosi.q


dengan arteria colica dextra dan ramus inferior yang akar,

.{Ceria eoiica sin-istra berialan ke atas dan kiii dan mendarahi

reperiig;l illia:i:ii ,:rli,lll irrantversuil1. fle-<ula rr;ii sinistra, dan

218

BAB B

arteria gastrica
arteria

a. arteria coetiaca

sinistra

lienalis

arteria hepatica

Tiga
cabang
viscerales
anteriores

gastricae breves (enam)


lienales (enam)
arteria gastroomentalis sinistra

-arteriae
l-arteriae
arteria
arteria
arteria
arteria
arteria

arteria gastroomentalis
dextra
arteria
pancreaticoduodenal is

cystica
gastrica dextra
gastroduodenalis
hepatica dextra
hepatica sinistra

superior

arteriae jejunales dan ileales


arteria pancreaticoduodenalis
arteria
mesenterica
su perior

arteria
arteria

c.

inferior

media
-arteria
colica dextra
l- arteria
|- arteria
ileocolica r?fterica

arteria colica

f
I

caecalis anterior
caecalis posterior
ileales
coiica

arteria appendicularis

arteria colica sinistra

arteria --------------- t-arteriae sigmoidei (dua atau tiga)

mesenterica
inferior

arteria rectalis superior

a. arteria suprarenalis
Tiga cabang
viscerales
laterals

b. arteria renalis
c. arteria testicularis atau ovarica

3. Lima cabang ---.]-

dinding

a. Phrenica inferior
b. empat arteria lumbalis

abdomen

lateralis

arteria iriaca externa


a. dua arteria iliaca communis

4. Tiga cabang

teiminals

----]-I

-----l

I-

arteria iliaca interna

b. arteria sacralis mediana

Diagram 8-1 Cabang-cabang Aofta Abdominalis.

a
t

bagian atas colon descendens. Pembuluh ini bercabang dua


menjadi ramus ascendens dan ramus descendens.
Arteriae sigmoideae berjumlah dua atau tiga buah dan
mendarahi colon descendens dan colon sigmoideum.
Arteria rectalis superior merupakan lanjutan dari arteria
mesenterica inferior pada tempat arteri ini menyilang arteria
iliaca communis slnistra. Arteria rectalis superior berjalan
turun masuk ke rongga pelvis di belakang rectum. Arteri ini
mendarahi rectum dan setengah bagian atas canalis analis dan
beranastomosis dengan arteria rectalis media dan inferior.

Arteriae Suprarenales Mediales


Arteria suprarenalis medialis masing-masing berasal dari sisi aorta
dan berjalan horizontal ke lateral menuju glandula suprarenalis
(Gambar 8-2).

Arteriae Renales
Arteria renalis masing-masing sisi berasal dari aorta tepat di
bawah pangkal arteria mesenterica superior (Gambar 8-1 dan 8-2).
Arteria renalis dextra lebih panjang dan berjalan di belakang vena
cava inferior. Arteria renalis mencabangkan arteria suprarenalis

Arterio Morginolis
Anastomosis arteriae colicae di sekitar pinggir cekung intestinum
crassum membentuk sebuah truncus arteri yang disebut arteria
marginalis. Arteri ini mulai dari junctura ileocolica, tempat arteria
marginalisberanastomosis dengan ramus ilealis arteria mesenterica
superior, dan berakhir di tempat arteri ini beranastomosis dengan
arteria rectalis superior (Gambar 8-11).

inferior.

Arteria Testicu laris (Ovarica)


Arteria testicularis berasal dari depan aorta tepat di bawah pangkal
arteriae renales (Gambar B-1). Masing-masing arteria panjang
dan langsing, berjalan miring ke bawah dan lateral di belakang
peritoneum. Arteria menyilang ureter dan arteria iliaca externa

PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA

cabang-cabang
arteria oesophagea

219

hiatus oesophageus diaphragma


A. gastrica dextra

Aa. gastricae breves

A. gastrica sinistra
aorta
A. coeliaca

d
A. lienalis

A. gastroomentalis sinistra

Gambar 8-4 Afteri yang mendarahi


A. gastroomentalis dextra

A. pancreaticoduodenalis superior

cabang truncus coeliacus.

centrum tendineum diaphragma

A. phrenica
suiirarenalis sinistra

ri
V cava inferior

'\\
glandula suprarenalis
dextra

\\\

lien

ren sinistra
ligamentum
{phrenicocolicum

bolon descendens
colon transversum

colon ascendens

gaster.

Perhatikan bahwa semua afteri berasal dari

A. pancreaticoduodenalis superior
Gambar 8-5 Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang gaster

220

BAB 8

A. lienalis

ligamentum lienorenale
diaphragma
bursa omentalis
omentum
gastrosplenicum

aorta

rl

V pola,
V. cava inferior

ductus
choledochus

omentum minus
Gambar 8-6 Penampang transversal bursa omentaiis memperlihatkan susunan peritoneum dalam pembentukan omentum
minus, omentum gastrosplenicum, dan ligamentum lienorenale. Panah menunjukkan posisi foramen epiploicum.

V. cava inferior

porta hepatis
lobus caudatus
pintu masuk
bursa omentalis
(foramen
epiploicum)

A. hepatica

Gambar 8-7 Penampang sagital melalui pintu masuk


bursa omentails, memperlihatkan struktur-struktur
penting yang membentuk batas pintu masuk bursa
omentalis (Panah berjalan dari cavitas peritonealis

bagian I duodenum
ductus choledochus

melalui foramen epiploicum nlasuk ke bursa ornentalis).

PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA

A. hepatica srnrstra

221

porta

ductus hepaticus sinister

ductushyltiJ^'y>;,X2
A hejatica dxtra
ductus hepaticut

r-T

A.

Tr).X

cystica{,
A. coeliaca

fund us

A. lienalis

us cysticus

A. hepatica
ductus chole

A. gastrica dextra

Gambar 8-8 Struktur-struktur yang masuk

A. gastroduodenalis

dan

keluar pofta hepatis.

A. colica media
colon transversum
mesocolon transversum

A. mesenterica superior

'"''nu'

f
Aa. jejunales
I

I
I

arcade arteri

appendix
vermiformis

Gambar 8-9 Arteria mesenterica superior


dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa

arteri ini mendarahi usus dari setengah


A. ap;:tniiii:

;ln ri..:

bagian bawah bagian kedua duodenum


sampai dengan sepertiEa Cistal colon
f

ransvf rii.jril inana

h';.

222

BAB 8

//
l/

A. ileocolica

r/.

appendices epiploicae

A. ilealis
valvula
ileocaecalis

A. caecalis
posterior
ileum

frenulum
valvulae

nodi lymphatici
mesoappendix

A. appendicularis

orificium appendix
appendix
lipatan tidak mengandung
pembuluh darah

caecum

A. caecalis anterior
lipatan yang mengandung
pembuluh darah

Gambar 8-10 Caecum dan appendix vermiformis. Perhatikan bahwa arteria appendicularis merupakan cabang ateria caecalis
posterior. Pinggir mesoappendix dipotong untuk memperlihatkan lapisan-lapisan peritoneum.

unluk mencapai arurulus inguinalis proft-rndus, di mana arteria ini


bergabung dengan funiculus spermaticus (Cambar 22-3). Dengan
berjalan melalui canalis inguinalis, arteri ini masuk scrotum dan
mendarahi testis dan epididymis.
Pada wanita, arteria ovarica mempunyai asal yang sama di
rongga abdomen. Setelah menyilang arteria iliaca externa di pintu
masuk pelvis, arteri masuk ke ligamentum suspensorium ovarii.
Arteria ovarica kemudian berjalan di dalam ligamenhrm latum
dan masuk ovarium melalui mesovarium.

Arteria Phrenica lnferior


Arteria phrenica inferior berasal dari aorta tepat di bawah
diaphragma. Pembuluh ini berjalan ke atas dan lateral, mendarahi
permukaan bawah diaphragma.

Arteria Sacralis Mediana


Arteria sacralis mediana (Cambar 8-2) merupakan cabang kecil
yang timbul pada bifurcatio aorta. Arteri ini berjalan turun ke
dalam rongga pelvis di depan sacrum-

Arteriae lliacae Communes


Arteria iliaca communis dextra dan sinistra merupakan cabang
terminal aorta. Arteri ini dicabangkan setinggi vertebra lumbalis
IV dan berjalan ke bawah dan lateral sepanjang pinggir medial
musculus psoas (Gambar 8-1 dan 8-2). Masing-masing arteri
ini berakhir di depan articulatio sacroiliaca dengan bercabang
dua menjadi arteria ilica externa dan arteria iliaca interna. Pada
bifurcatio, arteria iliaca communis pada masing-masing sisi
disilang di anterior oleh ureter (Gambar B-1 dan 8-12).

Arteria Lumbalis
Empat pasang arteria lumbalis betasal dari belakang aorta dan
berjalan di sekitar empat corpus vertebrae lumbalis sebeiah atas.
Arteri ini mendarahi dinding abdomen dan punggung. Arteria
lumbalis pertama memberi cabang unhrk pars caudalis medulla
spinalis.

Arteria lliaca Externa

Arteria iliaca externa berjalan sepanjang sisi medial musculus


pintu atas panggul (Gambar 8-12). Arteri
mempercabangkan arteria epigastrica inferior dan arteria
circumflexa ilium profunda (Gambar 8-12).

psoas, mengikuti pinggir

ini

PEMBULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DA,N PERINEUM

223

mesocolon transversum
colon transversum

A. mese

I",""

pancreas

nterica

in

duodenum

A. marginalis

A. colica sinistra
colon asce nd

appendix
colon sigmoideum

A. rectalis superior

Gambar 8-11 Afteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa afteri ini mendarahi intestinum crassum
dari sepertiga distal colon transversum sampai setengah canalis analis. Afteri ini beranastomosis dengan aderia colica media,
cabang dari afteria mesenterica superior (panah).

Arteria iliaca externa sampai ke tungkai atas dengan berjalan


arteria
femoralis. Arteria epigastrica inferior dicabangkan tepat di atas
ligamentum inguinale. Arteria ini berjalan ke atas dan medial
sepanjang pinggir medial anulus lnguinalis profundus (Gambar
19-11) dan masuk ke dalam vagina musculi recti abdominis
di belakang musculus rectus abdominis. Arteria circumflexa
ilium profunda dicabangkan di dekat arteria epigastrica inferior
(Gambar' 8-12). Arteri ini berjalan ke atas dan lateral menuju ke
spina iliaca anterior superior dan crista iliaca, mendarahi otot-otot
dinding anterior abdornen.

bercabang dua menjadi divisi anterior dandevisi posterior (Gambar

Arteria lliaca lnterna

+ Arferia

di bawah ligamentum inguinale dan berubah menjadi

.Arteria iliar'a inteln-a 'lerjalati kc b:'-.-ah

ki' dali:n irel\ i: renujrl


pinggir:tas forarnen ischi;jic,.::-i-, rr''rir:s. Ili i'iia.,:ll riii illcfi

divisi anterior dan posterior ini mendarahi


viscera pelvis, perineum, dinding-dinding pelvis, dan bokong.
Asal dari cabang-cabang terminal ben'ariasi, tetapi susunan yang
umum ditemukan diperlihatkan pada Diagram 8-2.
8-12). Cabang-cabang

n g-Cab o ng Divisi Anterio r


Arteria umbilicalis: Dari bagian proksimal arteria umbilicaiis

Cobo

berasal arteria vesicalis superior, yang mendarahi bagian atas


-".esica urinaria (Cambar 8-12).

Arteria obturatoria: Arteri ini berjalan ke depan sepanjang


dinding lateral pelvis beserta nervus obturatorius dan
meninggaikan rongga pelvis melalui canalis obturatorius.
ve'sicalis inferior: Arteri ini mendarahi basis vesica
Liii;r:ir:r. irj".)!tat, dan vesicula seminalis pada pria; dan juga
;11.1-1h1rikan r:;bang arteri ductus deferentis.

224

BAB 8

A. V. iliaca communis

A. V. iliaca interna

A. sacralis lateralis

A. rectalis media
A. pudenda

truncus
lumbosacralis

interna

A. iliaca externa

N. ischiadicus

V iliaca externa
A. circumflexa
ilium profunda

N. pudendus

A. epigastrica inferior
A. umbilicalis yang
sudah obliterasi
A. glutea inferior
ligamentum
sacrotuberosum

A. vesicalis superior

M. obturator internus
A. V. N. obturatorius

Gambar 8-12 Dinding lateral pelvis.

Arteria rectalis media: Biasanya, arteri ini

dicabangkan
bersama dengan arteria vesicalis inferior (Gambar 8-12). Arteri
ini mendarahi otot bagian bawah rectum dan beranastomosis
dengan arteria rectalis superior dan inferior.

(Gambar 8-12). Arteria glutea inferior berjalan di antara nervus


sacralis pertama dan kedua atau kedua dan ketiga.

Arteria pudenda interna: Arteri ini meninggalkan pelvis


melalui foramen ischiadicum majus dan masuk ke dalam regio
glutea di bawah musculus piriformis (Gambar B-12). Arteria
pudenda interna masuk perineum dengan berjaian melalui
foramen ischiadicum minus. Kemudian arteria ini berjalan

ke depan di dalam canalis pudendalis bersama dengan


nervus pudendus dan dengan perantaraan cabang-cabangnya
mengurus otot canalis analis serta kulit dan otot pedneum.
Arteria glutea inferior: Arteria ini meninggalkan pelvis melalui

foramen ischiadicum majus


A.

di bawah musculus piriformis


umbilicalis

___r__

A.d uctus

Arteria uterina: Arteri ini berjalan ke medial pada dasar pelvis


dan menyilang ureter di superior (Gambar 8-13). Arteria
uterina berjalan di atas pars lateralis fornix vaginae untuk
mencapai uterus. Di sini, arteria uterina berjalan ke atas di
antara kedua lapis ligamentum 1atum, sepanjang pinggir lateral
uterus. Arteri ini berakhir dengan mengikuti tuba uterina di
sebelah lateral, di mana arteria uterina akan beranastomosis
dengan arteria ovarica. Arteria uterina mencabangkan arteria
vaginalis.
Arteria vaginalis: Arteri ini biasanya menggantikan arteria
vesicalis inferior yang terdapat pada pria. Arteria vaginalis
mendarahi vagina dan basis vesica urinaria.

deferentis (pria)

A.vesicalis superior

A.obturatoria
Divisi anterior

A.vesicalis inferior
A.rectalis media
A-pudenda interna
A.gtutea inferior

A.uterina (wanita)
A.vaginalis (wanita)

r
Divisi oosterior

*
I

---{-

A.iliolumbalis

A.sacralis lateralis
A.glutea superior

Diagram 8-2 Cabang-cabang A.iliaca interna

PEIABULUH DARAH ABDO\IIEN, PELV|S, DAN

Caba n g-Cob ong Divisi

oste rior

Arteria iliolumbalis: Arteri ini berjalan ke atas menyilang


apertura pelvis superior, posterior terhadap vasa iliaca externa,
muscuius psoas, dan musculus iliacus.

I
I

Arteriae sacrales laterales: Arteri ini berjalan ke bawah di


depan plexus sacralis, dan memberikan cabang untuk struktur
di sekitarnya (Gambar B-12).
Arteria glutea superior: Arteri ini meninggalkan pelvis me1alui foramen ischiadicum majus di atas musculus piriformis.
Arteria glutea superior mendarahi regio glutealis.

AF-JAT#

&#

$4

ti Ft'i"r&AflS

Pffi ffi $4

RT/q Affi il3t1 Ft $\.14 t$ 5


$

ffi&h} flAffiArdffi-trAffiF"ht#
t-JTAfEAh,$YA
Penanda permukaan aorta dan cabang-cabang utamanya diperlihatkan dalam Cambar 8-3.

PER|NEUI

#"AiS F*ARAru F,A#

At

RT'-q'e"

#AhI

ffi

##

225

## RI\Ffi

F* i tuliEt-* S

L}ffi ffi TH.Afl}A

#AffiAhJ

{;

{*JTF.\T4AruY&

Arteriografi arteria mesenterica superior, arteria mesenterica


inferior, dan arteriae iliacae tampak pada Gambar 8-14, 8-15, dan
8-16). CT scarl abdomen yang memperlihatkan aorta dan vasa
iliaca communis diperlihatkan pada Gambar B-17 dan B-18.

Vena Cava Inferior

Lokasi dan Deskripsi

Vena cava inferior membawa hampir seluruh darah dari tubuh


yang terdapat di bawah diaphragma ke atrium dextrum jantung.
Vena cava inferior dibentuk oleh gabungan vena iiiaca communis di
belakang arteria iliaca communis dextra setinggi vertebra lumbalis
V (Gambar 8-1). Vena lni berjalan ke atas pada sisi kanan aort4

menembus centrum tendineum diaphragma setinggi vertebra


thoracica VIII, dan bermuara ke dalam atrium dextrum iantung.

peritoneum

ligamentum transversum cervicis


A- uterina

fornix lateralis

M. levator ani

M. obturator internus

fascia M. obturator

fascia pelvis

internus

cervix

diaphragma urogenitale

membrana obturatoria

vagrna

Gambar 8-13 Potongan coronal pelvis memperlihatkan hubungan musculus levator ani dan ligamentum transversum cervicis
pada uterus dan vagina. Perhatikan bahwa ligamentum transversum cervicis dibentuk dari penebalan fascia pelvica visceralis.
Perhatikan juga arteria uterina menyilang di atas ureter pada masing-masing sisi.

226

BAB 8

ujung kateter di pangkal


A- mesenterica superior

pipa nasogastrik

A. mesenterica
superior
Aa. jejunales

A. colica media

A. colica dextra
kateter di dalam
aorta abdominalis

A. ileocolica
Aa. ileales

crista iliaca

kateter di dalam
A. iliaca communis

Gambar 8-14 Arteriogram arteria mesenterica superior. Kateter dimasukkan

ke dalam arteria femoralis dextra dan diteruskan

ke atas ke dalam afteria iliaca externa, afteria iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aorta sampai pada pangkal arteria
mesenterica superior. Pipa nasogastrik juga dimasukkan.

I
Abdominothoracic Pump
Tunica media di dalam dinding vena cava relatif tipis, terdiri dari
susunan serabut otot polos jarang bercampur dengan jaringan
ikat. Dengan demikian, lumen vena cava berubah-ubah mengikuti

Batas-BatasVena Cava Inferior

Saat vena cava inferior berjalan ke atas


abdomen, vena ini berbatasan dengan:

di dinding

posterior

Ke anterior: Lengkung intestinum tenue, pars horizontalis

intrathorax dan intraabdomen sangat efektif dan dikenal sebagai

duodeni, caput pancreatis, pars superior duodeni, pintu masuk


ke bursa omentalis (yang memisahkan vena cava inferior dari
vena porta, ductus choledochus, dan arteria hepatica) (Cambar
8-o dan 8-71, dan hepar.
Ke lateral: Truncus sympathicus dexter terletak di belakang
pinggir kanan vena cava inferior, dan ureter dexter terletak 1.3
cm dari pinggir kanannya. Pintu masuk ke bursa omentalis
memisahkan vena cava inferior dari vena porta (lihat Gambar

abdominothoracic pump.

5-7).

perubahan tekanan ekstravaskular. Selama inspirasi, menurunnya

tekanan intrathorax dan meningkatnya tekanan intraabdomen


sebagai akibat dari turunnya diaphragma mengakibatkan darah
vena disedot ke atas masuk ke atrium dextrum. Pada saat yang
sama, darah dipaksa ke atas dari bawah oleh tekanan pada vena

cava inferior di dalam abdomen. Siklus perubahan dalam tekanan

Ke medial: aorta abdominalis.

PETABULUH DA,RAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN PERINEUIA

227

Gambar 8-15 Arteriogram arteria mesenterica inferior. Kateter dimasukkan ke dalam afteria femoralis dextra dan diteruskan
ke atas ke dalam arteria iliaca externa, aderia iliaca communis dan naik ke atas ke dalam aofta sampai pada pangkal arteria
mesenterica inferior. Zat warna radiopak disemprotkan masuk ke ramus colica media afteria mesenterica superior.

Vena-Vena yang Bermuara l<eVena


Cava lnferior

Vena cava inferior menerima darah dari vena-vena berikut ini


(Gambar 8-1):

i
I

Dua cabang dari daerah visceral anterior: venae hepaticae.


Tiga cabang dari daerah visceral lateralis: vena suprarenalis
dextra (vena suprarenalis sinistra bermuara ke vena renalis
sinistra), venae renales, dan vena testicularis dextra atau vena
ovarica dextra (vena testicularis sinistra bermuara ke vcna
renalis sinistra).

Lima cabang dari daerah dinding laterai abdomen: vena

Vena-vena yang bermuara ke vena cava inferior diringkas


pada Diagram 8-3.

Mengingat bahu'a darah vena dari abdomen',.ang berasal dari


tractus gastrointestinalis bermuara ke hepar melalui vena porta
dan vener suprarenalis sinistra, vena testicularis sinistra serta vena
ovarica sinistra bermuara ke vena renalis sinistra, maka cabangcabang vena cava inferior berhubr-rngan erat dengan cabangcabang aorta abdominalis.

Anatomi PermukaanVena Cava


lnferior

phrenica inferior dan empat venae 1umba1es.

Tiga cabang pangkal vena: dua vena iliaca communis dan

Penandaan permukaan vena cava inferior diperlihatkan pada

vena sacralis media.

Gambar B-3.

228

BAB 8

arteria
lumbalis

aorta

\'

:.

."tri

i$;t:,,::la:{,iilr.l' ar:.itg

arieria
glutea
inferior

caput
femoris

vesrca unnana
arteria
profunda

arteria
profunda
femoris

fe.'nr:ris

arteria pudenda

symphisis pubis

arteria obturaioria

interna
Gambar 8-16 Afteriogram pars inferior aorta abdominalis memperlihatkan arteriae iliacae beserta cabang-cabangnya. Kateter
(tidak dapat dilihat) dimasukkan ke dalam arteria femoralis sinistra. Sedikit materi radiopak sudah dikeluarkan ke urin dan
terlihat pada vesica urinaria.

Vena Porta (Vena Porta Hepatis)

Lokasi dan Deskripsi

Vena yang penting ini (Gambar 8-19) mengalirkan darah dari


pars abdonrinalis tractus gastrointestinalis, mulai dari sepertiga
bagian bawah oesophagus sampai setengah bagian atas canalis
analis" Vena porta juga mengalirkan darah dari 1iery pancreas, dan
vesica felea. Vena porta masuk ke hepar dan bercabang-cabang
membentuk sinusoid, tempat darah kemudian mengalir masuk
ke venae hepaticae, yang akan bermuara ke vena cava inferior.
Panjang vena porta sekitar 5 cm dan dibenhrk di belakang co11um
pancreatis oleh gabungan vena mesenterica superior dan vena
lienalis (Gambar 8-20). Pembuluh ini berl'alan ke atas dan kanarg
di belakang pars superior duodeni, dan masuk ke dalam omentum

minus (Gambar 8-6 dan 8-7). Kemudian vena porta berjalan ke atas
di depan foramen epiploicum menuju ke porta hepatis, tempat
vena ini bercabang dua menjadi ramus dexter dan sinister.
Sirkulasi portal mulai sebagai plexus kapiier di dalam organ-

organ )rang darahnya dialirkan keluar dan berakhir dengan


bermuara ke dalam sinusoid hepatis.

Vena-Vena yang Bermuara


keVena Porta

Vena-vena 1'ang bermuara ke vena porta adalah vena lienalis, vena


rnesenterica superior, r'ena gastrica sinistra, vena gastrica dextra,
dan vena cystica.

l) Vena lienalis. Vena ini meninggaikan hilum lienale

dan
berjalan ke kanan di dalam llgamentum lienorenale di sebelah

PEIABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN

caudal arteria lienalis. Vena lienalis bergabung dengan vena


mesenterica superior di belakang co1lum pancreatis untuk
membentuk vena porta (Gambar B-20). Vena lienalis menerima
darah dari vena gastrica brevis, vena gastroomentalis sinistra,
vena mesenterica inferior, dan vena pancreatica.
Vena mesenterica inferior. Vena ini berjalan ke atas pada

PERINEUIA

229

belakang co11um pancreatis (Gambar 8-20). Vena ini menerima


darah dari venae jejunales, venae iieales, vena ileocolica, vena

colica dextra, vena colica media, vena pancreaticoduodenalis


inferior, dan vena gastroomentalis dextra.
Vena gastrica sinistra. Vena ini mengalirkan darah dari bagian
kiri curvatura minor dan bagian distal oesophagus. Vena ini
bermuara langsung ke dalam vena porta (Gambar 8-19).
Vena gastrica dextra. Vena ini mengalirkan darah dari bagian
kanan curvatura minor dan bermuara langsung ke vena porta

dinding posterior abdomen dan bergabung dengan vena


lienalis di belakang corpus pancreatis (Gambar 8-20). Vena
ini menerima darah dari venae rectales superiores, venae
sigmoideae, dan vena colica sinistra.

(Gambar 8-19).

Vena mesenterica superior. Vena ini berjalan ke atas di


dalam radix mesenterii intestinum tenue pada sisi kanan

Vena cystica. Vena ini mengalirkan darah dari vesica biliaris

arteria mesenterica superior. Vena ini berjalan di depan pars


horizontalis duodeni dan bergabung dengan vena lienalis di

B-19).

vesica biliaris

langsung ke hepar atau bergabung dengan vena porta (Gambar

antef0r

pancreas
lobus dextra
hepatis

dextra

sinistra

vena cava
inferior

colon
descendens
ren

ren dexter

sinister

canalis vertebralis

Gambar 8-17

CT scan abdomen setinggi veftebra lumbalis

dilihat pada dinding posterior abdomen.

vertebra
lumbalis ll

Ii

M. psoas

setelah pyelogram intravena. Aoda dan vena cava inferior dapat

230

BAB 8

lengkung
usus halus

M. rectus abdominis

A. iliaca communis

A. iliaca

dextra

communis
sinistra

V. cava

inferior

M. psoas

discus
intervertebralis
L4-5

foramen
intervertebrale

cauda equine
dibungkus oleh
meningen

articulatio antar
processus articularis
(14 dar 5)

M. postvertebralis
foramen
vertebralis
Gambar 8-18

CT scan abdomen setinggi discus intervertebralis di antara vertebra lumbalis IV dan

V Gambar

ini

memperlihatkan afteria iliaca communis dextra dan sinistra berdekatan dengan pangkal dan permulaan vena cava inferior.

Dua cabang dari daerah visceral anterior

V.hepatica
V.suprarenalis dextra (vena suprarenalis sinistra
bermuara ke vena renalis sinistra)

Tiga cabang dari daerah visceral lateralis

Vv. renales

b.

V.testicularis dextra atau Vovarica dextra


(Vtesticularis sinistra bermuara ke Vrenalis sinistra)
Lima cabang dari daerah dinding
lateral abdomen

4.

a.

V.phrenica inferior

b.

Vv.lumbales (4)

Tiga cabang pangkal vena

Vv.iliacae communes

V.sacralis media

Diagram 8-3 Vena-vena yang bermuara

ke vena cava inferior.

f|

V.iliaca externa
V.iliaca interna

PEIIBULUH DARAH ABDOiAEN, PELVIS, DAN


cabang kiri
V. porta

PERINEUI,A

V. cava

inferior
ligamentum venosum

V oesophagealis
V gastrica sinistra
V. gastrica

brevis

V gastroomentalis
sinistra

V. gastrica

dextra

V gastroomentalis
dextra
V. colica

media
ligamentum teres
V. colica dextra

V. mesenterica inferior

colica srnistra

Vv. sigmoideae

V, rectalis superior
Vv. appendiculares

Gambar 8-19 Cabang-cabang vena porta.

231

232

BA,B 8

V cava inferior

corpus pancreatis

1(

V. lienalis

,f.M#

duodenum

V mesenterica
inferior

processus uncinatus
pancreas
caput pancreatis

V. mesenterica superior

Gambar 8-20 Pembentukan vena porta di belakang collum pancreatis.

Pemyataan di bawah ini benar untuk arteria coeliaca (truncus


coeliacus):

Setiap nomor atau pernyataan yang tidak lengkap di bawah ini


diikuti dengan jawaban atau keterangan yang melengkapinya.
Pilihlah satu jawaban yang PALING IIPAT.

1.

Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus di diaphragma


di depan vertebra
A. lumbalis II.
B. thoracica XIL

C.
D.
E.
2.

A.
B.
C.
D.
E.

thoracica XI.

Arteria lienalis memberikan cabang-cabang arteria berikut:


A. Arteria gastroomentalis sinistra. arteriae gastricae breves,

lumbalis T.
lumbalis III.

dan arteriae pancreaticae.

B. Arteria gastrica dextra, arteria hepatica propria,

Aorta abdominalis berbatasan di sisi kanan dengan:


A. crus sinistrum diaphragma.
B. vena mesenterica inferior.
C. vena cava inferior.
D. truncus sympathicus sinister.
E. ureter dexter.

Aorta abdominalis

membelah
communis di depan vertebra

A. sacralis I.
B. lumbalis III.
C.
D.
E.

lumbalis II.
lumbalis IV
lumbalis V.

Memberikan cabang langsung arteria gastrica dextra.


Mempunyai empat cabang terminal.
Terletak di dalam bursa omentalis.
Terletak di belakang duodenum.
Merupakan asal dari arteria lienalis.

menjadi dua arteria iliaca

dan

arteria cystica.

C. Arteria gastrica sinistra, arteria


D.
E.
6.

Arteria mesenterica inferior mendarahi:


A. Pars ascendens duodeni.

B.
C.
D.
E.

gastroduodenalis, dan

arteria mesenterica superior.


Arteria pancreaticoduodenalis inferior.
Arteria colica media.

Caecum.

Appendix.
Sepertiga distal colon transversum.
Colon ascendens.

PE/,ABULUH DARAH ABDOIAEN, PELVIS, DAN

C.
D.
E.

Arteria marginalis mendarahi:


A. curvatura major gaster.
B. pinggir konkaf intestinum crassum.
C. appendix.
D. vesica biliaris.
E. pinggir konkaf duodenum.
8.

Arteria iliaca communis bercabang dua menjadi arteria

iliaca

interna dan externa di depan:

A.
B.
C.
D.
E.
9.

musculus psoas.
vertebra lumbalis IV.

articulatiosacroiliaca.
promontorium sacrum.
spina jschiadica.

Vena cava inferior dibentuk

dan membagi dua menjadi ramus terminalis dexter dan


sinister.

A.
B.
C.
D.
E.

di depan:

vertebra lumbalis IV.


vertebra thoracica VIII.
vertebra lumbalis V.

A.
B.
C.
D.
E.

mesentericasuperior.
hepatica.

mesentericainferior.
rectaiis superior.
gastroomentalis sinistra.

arteria lienalis.
vena porta.

B yang benar. Aorta masuk abdomen melalui hiatus aorticus


diaphragma di depan vertebra thoracica XII (Gambar B-1).

2.

C yang benar. Aorta abdominalis berbatasan di sisi kanan

D yang benar. Di bawatr, aorta abdominaiis membagi menjadi


dua arteria iliaca communis di depan vertebra lumbalis IV

benar. Arteria lienalis memberikan cabang arteria


gastroomentalis . sinistra, arteriae gastrica breves, dan
arteriae pancreaticae (Gambar 8-4). Arteriae pancreaticae
dipercabangkan dari arteria lienalis saat arteria ini berjalan ke
kiri sepanjang pinggir atas corpus pancreatis.

6.

D yang benar. Arteria mesenterica inferior mendarahi


usus besar dari sepertiga distal colon transversum sampai

(Gambar 8-2).
E yang benar. Arteria coeliaca (truncus coeliacus) mempunyai
tiga cabang terminal: arteria lienalis, arteria hepatica propria,
dan arteria gastrica sinistra (lihat halaman 221).

A yang

5.

dengan vena cava inferior (Gambar 8-1).

4.

ligamentumlienorenale.
omentum majus.
omentum gastrolienale.
omentum minus.
ligamentumfalciforme.

14. Vena porta dibentuk dari gabungan vena lienalis dengan vena

vertebra thoracica XII.


vertebra lumbalis IiI.

1.

J.

pars superior duodeni.

13. Vena porta berjalan ke atas menuju hepar di dalam

11. Saat vena cava inferior berjalan di belakang foramen


epiploicum, vena berbatasan di depan dengan:

A.
B.

gaster.
pancreas.

analis.

Arteria iliaca extema menjadi arteria femoralis di:


A. ligamentum sacrospinosum.

A.
B.
C.
D.
E.

233

12. Pernyataan yang benar mengenai vena porta adalah:


A. Dibentuk di belakang corpus pancreatis.
B. Panjangnya sekitar 5 inci.
C. Mulai sebagai sebuah plexus kapiler di dalam organ-organ
yang darahnya diangkut oleh vena porta dan berakhir
dengan bermuara ke dalam sinusoid-sinusoid hepatica.
D. Berjalan di depan pars superior duodeni.
E. Membawa darah dari tractus gastrointestinalis dari
junctura duodenojejunalis ke pertengahan bawah canalis

B. ligamentumiliolumbale.
C. foramen ischiadicum majus.
D. ligamentum inguinale.
E. ligamentum sacrotuberosum.
10

PERINEUTA

pertengahan bawah canalis analis.


7.

B yang benar. Arteria marginalis dibentuk dari anastomosis


arteriae colicae di sekeliling pinggir konkaf intestinum
crassum. Arteri ini mulai dari junctura ileocaecalis, di mana
pembuluh ini beranastomosis dengan rami ileales arteria
mesenterica superior sampai di tempat arteria marginalis

234

BAB 8

berakhir yaifu dengan beranastomosis dengan arteria rectalis


superior (Gambar 8-11).

8.

C yang benar. Arteria iliaca communis di depan articulatio


sacroiliaca bercabang dua menjadi arteria iliaca intema dan
extema (Gambar 8-1).

9.

11. B yang benar. Saat vena cava inferior naik ke atas di belakang
foramen epiploicum, disebelah anterior vena ini berbatasan
dengan vena porta, arteria hepatica propria, dan ductus biliaris

y^g

benar. Arteria iliaca extema menjadi arteria femoralis

(Gambar 8-7).

12.

C yang benar. Vena porta mulai sebagai plexus kapiler di dalam


organ-organ darahnya diangkut oleh vena porta dan berakhir
dengan bermuara ke dalam sinusoid-sinusoid hepatica.

di tempat arteria ini berjalan posterior terhadap ligamentum


inguinale untuk sampai ke paha.
10. C yang benar. Vena cava inferior dibentuk di depan vertebra
iumbalis V melalui gabungan vena iliaca communis dextra
dan sinistra (Gambar 8-1).

13. D yang benar.

Vena porta berjalan ke atas menuju hepar di


dalam omentum minus dan di dalam porta hepatis membagi
dua menjadi rami terminalis dextra dan sinistra. (Gambar 8-7)

14. A yang benar. Vena porta dibentuk dari gabungan vena lienalis
dengan vena mesenterica superior (Gambar 8-19 dan 8-20).

Pembuluh Darah
Ekstremitas lnferior

235

236

236
736
252
257
.256

Anatomi Dasar
Arteri Extremitas lnferior
Persarafan Simpatik Arteri Extremitas lnferior
Vena Extremitas lnferior

Catatan Fisiotogi: Pompa Vena Extremitas lnferior


Catatan Fisiotogi: Pengaturan Saraf pada Vena

256

Extremitas lnferioi

extremitas inferior, untuk sampai pada diagnosis ischemia

l-\i
lJ

acuta yang berbahaya membutuhkan waktu. Dengan demikian

perlu diimplementasikan pengotiatan dengan segera agar anggota


gerak dapat diselamatkan. Dalam keadaan ini pengetahuan mengenai

sirkulasi kolateral merupakan syarat mutlak. Sistem vena extremitas


inferior merupakan sumber dari banyak masatah gawat darurat.

Anatomi Permukaan Arteri dan Vena Extremitas lnferior

zso

Arteri

256

Vena

756

Gambaran Radiografi Arteri dan Vena Extremitas

lnferior

256

Pertanyaan

260

Jawaban dan Penjetasan

261

Para profesional kesehatan dibantu dengan pengetahuan mengenai


anatomi sistem vena dalam membuat diagnosis phlebitis dan dalam
melakukan akses ke vena extremitas inferior.

Tujuan dari bab ini adalah untuk mengulang kembali arteri dan
vena extremitas inferior yang berhubungan dengan keadaan klinis.

femoralis terletak
adductor longus.

AruAT-#ilqi MA$AR

di

antara arteria ferr,+iaJrs dan musculus

Ke medial: Berbatasan dengan vena femoralis pada bagian


atas perjalanarmya (Gambar 9-1).

Ke lateral: Nervus femoralis dan cabang-cabangnya (Gambar

Arteri Extremitas Inferior

e-1).

Arteria femoralis berjalan bersama vena femoralis, yang terletak

Arteria Femoralis

Arteria femoralis sampai di tungkai atas denganberjalan di bawah


ligamentum inguinale, sebagai lanjutan dari arteria iliaca externa
(Gambar 9-1., 9-2, dan 9-3). Di sini, arteri terletak di pertengahan
antara spina iliaca anterior superior dan symphisis pubis- Arteria

femoralis merupakan pembuluh nadi utama unfuk extremitas


inferior. Arteri ini berjalan ke bawah hampir vertikal ke arah
tuberculum adductorium femoris, dan berakhir di lubang yang
pada musculus adductor magnus (hiatus adductorius) dengan
memasuki spatium popliteum sebagai arteria poplitea (Gambar

Arteria

Femoral is
terletak

superficial dan ditutupi oleh kulit dan fascia. Pada bagian


bawah perjalanamy4 arteria femoralis terletak di belakang
musculus sartorius (Gambar 9-1).
Ke posterior: Arteria femoralis terletak di atas musculus psoas,
yang memisahkannya dari articulatio coxae oleh musculus
. pectineus dan

musculus adductor longus (Gambar

a Arteria circumflexa ilium

a Arteria epigastrica superficialis adalah sebuah

a Ke anterior: Pada bagian atas perjalananr-rnya

Cabang-Cabang
superficialis adalah sebuah cabang
kecil yangberjalan ke atas ke regio spina iliaca anterior superior
(Gambar 9-5).

e-4).

Batas-batas

di sisi medialnya di ligamentum inguinale. Vena femoralis terletak


posterior terhadap arteria femoralis di puncak trigonum femorale.
Di hiatus adductorius, vena femoralis terletak pada sisi lateral
arteria femoralis, dengan demikian vena berubah mediolateral
hubungannya terhadap arteri, bergerak dari medial di lipat paha
menjadi lateral di bagian bawah femur.

9-1). Vena

a
a

cabang kecil
yang menyiiang ligamentum inguinale dan berjalan ke regio
umbilicus (Gambar 9-5).
Arteria pudenda externa superficialis (Gambar 9-5) adalah
sebuah cabang kecil yang berjalan ke medial untuk menyarafi
kulit scrotum (atau labium majus).
Arteria pudenda externa profunda (Gambar 9-1) berjalan ke
medial dan menvarafi kulit scrotum (atau labium majus).

PEIABULUH DARAH EKSTREITITAS INFERIOR

A. femoralis

N. femoralis

M. psoas

ligamentum

tempat
canalis
femoralis

inguinale

.s;;t

M. iliacus

239

M. sartorius

M. tensor
fasciae latae

Rami musculares
N. femoralis
V. femoralis

A. profunda
femoris

M- pectineus

A. circumflexa
femoris
lateralis

M. adductor
longus
M. vastus
lateralis

V. saphena

N. cutaneus
femoris

magna

i^temedius

M. gracilis
M. rectus
femoris
N. cutaneus
femoris
medialis

Gambar 9-3 Diseksi trigonum femorale di extremitas inferior sinistra.

Arteria genicularis descendens adalah cabang kecil yang


dicabangkan dari arteria femoralis dekat ujung akhimya
(Gambar 9-4). Arteri ini mendarahi sendi lutut

Tro n ch o

nteric Anostomosis

Tronchnnteric anastomosis merupakan pendarahan utama caput


femoris (pada orang dewasa), melalui arteri-arteri berikut ini:

a
1

Arteria glutea superior.


Arteria glutea inferior.

a
i

Arteria circumflexa femoris medialis


Arteria circumflexa femoris lateralis.

Cruciate Anostomosis
Bersama dengan tronchanteric anastomosis, anastomosis ini menf adi

jembatan antara arteria iliaca intema dan arteria femoralis. Arteriarteri berikut ini ikut serta dalam anastomosis:

a
I

Arteria glutea inferior.


Arteria circumflexa femoris medialis.

240
femoralis

M. psoas
A.

V femoralis

anulus femoralis
ligamentum lacunare
M. pectineus

divisi anterior N. obturatorius


M. obturator
externus

divisi posterior N. obturatorius

M. adductor
brevis

A. profunda
femoris

adductor
longus

Aa. perforantes

A. femoralis

V femoralis

Gambar 9-4 Hubungan antara arteria profunda brachii, nervus obturatorius, dan otot aduktor pada extremitas inferior dextra.

.)
a

Arteria circumflexa femoris lateralis.


Arteria perforans pertama, sebuah cabang dari arteria profunda

9-7 dan 9-B). Pembuluh ini berakhir setinggi pinggir bawah

femoris.

anterior dan posterior.

Arteria Poplitea

Arteria poplitea letaknya dalam dan masuk ke fossa poplitea


melalui lubang yang ada di dalam musculus adductor magnus
(hiatus saphenus), sebagai lanjutan dari arteria femoralis (Gambar

musculus popliteus dengan bercabang menjadi arteria tibialis

Batas-Batas Arteria Popl itea


I Ke anterior: Facies poplitea femoris, articulatio genu, dan
musculus popliteus (Gambar 9-8).

o Ke posterior: Vena poplitea dan nervus tibialis,


kulit (Gambar

9-7).

fascia, dan

PE4ABU

LUH DARAH EKSTREIIIITAS I NFERIOR

ligamentum ihguinale

fascia profunda
paha (fascia lata)

selubung femoral

V. femoralis

A. femoralis

hiatus saphenus
margo falciformis

A
V. saphena magna
A.
perlekatan lapisan membran
dari fascia superficialis

kelompok horizontal
nodi lymphoidei
inguinales superficiales

V circumflexa ilium

superficialis

ligamentur.n inguinale
A.'V:.epigastrica
guped-icialis

. pudenda

rna superficralis

A. femoralis

V-

saphena magna

kelompok vertikal nodi lymphoidei inguinales superficiales

Gambar 9-5 &8, Venae, aderiae, dan nodi lymphoidei superficiales di atas trigonum femorale dextrum. Perhatikan hiatus
saphenus pada fascia profunda dan hubungannya dengan selubung femoral. Perhatikan pula garis perlekatan lapisan
membranosa fascia supefficialis dengan fascia profunda, lebih kurang satu jari distal dari ligamentum inguinale.

241

242

obturator

\
ramus superior ossis pubis
A. femoralis

quadratus femoris

M. pectineus

4. circumflexa
femoris medialis

A. profunda femoris
M. adductor longus
M. adductor brevis

Aa. perforantes

ramus cutaneus

M. adductor magnus

ramus articulare articulatio genus

posterior

Gambar 9-6 Potongan veftikal ruang medial tungkai atas. Perhatikan jalan yang dilalui oleh nervus obturatorius dan divisinya,
dan afteria profunda femoris beserta cabang-cabangnya. Perhatikan pula anastomosis antara afteriae perforantes dengan

arteria circumflexa femoris medialis.

Cabang-Cabang

Arteria

Popl itea

Arteria poplitea mempunyai cabang-cabang sebagai berikut:

r
I
I

Rami musculares.

Rami articulares.
Rami terminals, arteria tibialis anterior dan posterior.

Anastomosis Arterial di Sekitar Sendi Lutut


Untuk mengatasi penyempitan arteria poplitea yang teriadi
selama fleksi maksimal sendi lutu! di sekitar sendi lutut terdapat
anastomosis yang luas dari cabang-cabang kecil arteria femoralis
dengan rami musculares dan rami articulares arteria poplitea dan
dengan cabang-cabang arteria tibialis anterior dan posterior.

atas membrana interossea (Gambar 9- 8). Pembuluh

ini berjalan

ke bawah pada facies anterior membrana interossea, bersama


dengan nervus peroneus profundus (Gambar 9-9). Pada bagian
atas perjalanannya, arteri ini terletak dalam di bawah otot-otot di
dalam ruang. Pada bagian bawah perjalanannya arteri ini terletak
superficial di depan ujung bawah tibia (Gambar 9-9 dan 9-10).
Setelah berjalan di belakang retinaculum musculorum extensorum
superius, tendo musculus extensor hallucis longus terdapat
pada sisi medialnya dan nervus peroneus profundus dan tendo
musculus extensor digitorum longus pada sisi lateralnya. Pada
tempat inilah pulsasinya dapat dengan mudah diraba pada orang
hidup. Di depan sendi pergelangan kaki, arteri ini menjadi arteria
dorsalis pedis.

Cabang-Cabang

Arteri Tibialis Anterior

Arteria tibialis anterior merupakan cabang terminal arteria


poplitea yarrg lebih kecil. Arteria dicabangkan setinggi pinggir
bawah musculus popliteus dan berjalan ke depan ke dalam
ruang fascia anterior tungkai bawah melalui lubang pada bagian

Cabang-cabang arteria tibialis anterior sebagai berikut:

I
I

Rarni musculares untuk otot-otot yang ada didekatnya


Rami anastomosis, yang beranastomosis dengan cabangcabang arteri lain di sekitar sendi lutut dan sendi pergelangan
kaki.

PEI/BU LU H D ARAH EKST RE TAITAS I NFERI OR

il
M. sartorius

M. gracilis

M. semimembranosus

M. vastus lateralis

N. peroneus communis

M. semitendinosus

M. biceps femoris

N. cutaneus

surae lateralis

ligamentum laterale

ramus communtcans
N. peroneus
N. suralis

V saphena parva

capui mediale
M. gastrocnemius
caput laterale
M. gastrocnemius

Gambar 9-7 Batas-batas dan

isi fossa poplitea dextra

243

244

BAB 9

N. tibialis

N. ischiadicus
M. biceps femoris

Lubang pada
M. adductor magnus

caput longum

-l
I

M. adductor magnus

V poplitea
A. poplitea
N. obturatorius
(divisi posterior)

caput breve

--J

N. peroneus
communis
ramus articulare
N. peroneus
communis

facies poplitea
femoris

A. geniculare

M. semimembranosus
capsula articulatio

ligamentum popliteum
obliquum
ligamentum collaterale
laterale
ligamentum collaterale
mediale
nervus ke
M. popliteus
M. popliteus

M. soleus
A. tibialis anterior

M. tibialis posterior

M. tibialis posterior
N. tibialis

M. flexor digitorum
longus

M. peroneus longus

A. tibialis posterior

Gambar 9-8 Struktur-struktur profunda yang terdapat di fossa poplitea dextra. Ujung proximal musculus soleus hanya
diperlihatkan sketsanya.

PEIilBU LU H D ARAH EKST RElvllTAS I NFERI OR

ligamentum
patellae
M. sartorius
M. tibialis
anterior
M. peroneus longus
M- extensor
digitorum longus

A. tibialis anterior

V saphena magna
N. saphenus

N" peroneus profundus

M. extensor hallucis longus

l\,4.

gastrocnemius

N. peroneus superficialis
M. peroneus brevis

M. peroneus longus

membrana
interossea

M. soleus

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor
digitorum brevis
M. peroneus tertius
lvl. extensor
digitorum longus

M. tibialis anterior
A. dorsalis pedis

M. extensor hallucis longus


N. peroneus profundus

Gambar 9-9 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum pedis.

245

246

lltl \)'1'
l/
';llr
ligamentum patellae

M. tibialis

(/

. t,

,,#i

M. sartorius

N. saphenus

anterior
V.

M. extensor
digitorum longus

saphena magna

M- gastrocnemius

M. peroneus
longus

M. peroneus
brevis

M. extensor
hallucis longus

N. peroneus
superficialis
retinaculum musculorum
extensorum superius

malleolus medialis

malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor
digitorum brevis
M. peroneus tertius
M. extensor
digitorum brevis
M- extensor

N. peroneus profundus
A. dorsalis pedis

M. extensor
hallucis longus

digitorum longus

Gambar 9-10 Struktur-struktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum

pedis.

PETIBULUH DARAH EKSTRETAITAS

Arteria Dorsalis

INFERIOR

247

(Gambar 9-11). Letaknya superficial dan disilang oleh retinaculum

Pedis

Arteria dorsalis pedis berada di depan sendi pergelangan kaki

musculorum extensorum inferius dan tendo pertama musculus


extensor digitorum brevis (Gambar 9-72). Pada sisi lateral arteria

sebagai lanjutan dari arteria tibialis anterior. Pembuluh ini berakhir

dorsalis pedis, terletak bagian terminal nervus peroneus profundus

dengan berjalan ke bawah ke telapak kaki di antara kedua caput


musculuss interosseus dorsalis I, tempat pembuluh ini bergabung
dengan arteria plantaris lateralis dan membentuk arcus plantaris

dan tendo musculus extensor digitorum longus. Pada sisi medial


arteria dorsalis pedis, terletak tendo musculus extensor hallucis
longus (Gambar 9-72). Denyut nadinya dapat diraba dengan
mudah.

M. interosseus dorsalis ketiga

ligamentum
plantare articulatio
metatarsophalangea

ossa sesamoidea

M- interosseus dorsalis pertama

M. interosseus dorsalis kedua


M. interosseus plantaris pertama

ligamentum transversum
profundus
M. interosseus dorsalis
keempat

M. interosseus plantaris kedua

A. metatarsea plantaris pertama

M. interosseus dorsalis
ketiga

Aa. metatarseae

A. dorsalis pedis

arcus plantaris
ramus profundus
N, plantaris lateralis

M. peroneus longus

ligamentum plantare
brevis

M. tibialis posterior

ligamentum plantare
longus

((

rr\f\
Gambar 9-11 lapisan keempat musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arteri dorsalis pedis dan arcus arteria plantaris. Perhatikan ligamentum-ligamentum

transversum profundi.

248

BAB 9

'//'--?--

retinaculum musculorum
extensorum superius

ramus perforantes
A. peronea

--{
----..--<.
.-

A. tibialis anterior

malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor
digitorum brevis
M peroneus brevis

A. tarsalis lateralis
A. arcuata

M peroneus tertius

A. dorsalis pedis

tendo M. extensor

M. extensor hallucis longus

digitorum brevis

tendo M. extensor
digitorum longus

A. metatarsalis dorsalis pertama

M. interosseus
dorsalis keempat

ramus terminalis medialis


N. peroneus profundus

M. interosseus dorsalis pertama


M. interosseus dorsalis kedua
eKspansi extensor
M. interosseus
dorsalis ketiga

Gambar 9-12 Struktur-struktur pada aspek dorsal pedis dextra.

Cabang-Cabang

Arteria Dorsalis Pedis

a Arteria

metatarsal dorsalis I, yang mendarahi kedua sisi ibu


jari kaki (Gambar 9-12).

Cabang-cabang arteria tibialis anterior sebagai berikut:

a Arteria

Arteria tibialis posterior adalah salah satu cabang terminal arteria

tarsalis lateralis, yang menyilang dorsum pedis tepat


di bawah sendi pergelangan kaki (Gambar 9-12).
Arteria arcuata, yangberjalan ke lateral dibawah tendo-tendo
extensor berhadapan dengan basis ossis metatarsi (Cambar
9-12). Pembuluh ini memberikan rami metatarsal untuk jarijari kaki.

ArteriaTibialis Posterior

poplitea. Pembuluh

ini bermula dari setinggi pinggir

bawah

musculus popliteus dan berjalan ke bawah profunda dari musculus


gastrocnemius dan soleus dan fascia transversa profunda tungkai

PEIABU LU H DARAH EKST REIAITAS I NFERI O R

,
,l
insersi
M. semimembranosus

\\t

$, ),,
'/',;/i.

V1,;: .=

t'fr,
lrG#t,

ligamentum poplrteum
obliquum
ligamentum
collaterale laterale

kontribusi pada

fascia M. popliteus

A. poplitea

N. tibialis

M. popliteus

A. peronea

A. tibialis posterior

M. flexor hallucis
ongus

M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus

A. peronea

retinaculum musculorum
flexorum
N. dan A. plantaris

Gambar 9-13 Struktur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.

249

250

M. peroneus brevis
M. peroneus longus
malleolus laieralis
retinaculum musculorum
peroneorum superius
selubung sinovial

A. peronea

retinaculum
musculorum
extensorum
inferius

os metatarsale V

retinaculum musculorum peroneorum inferius

M. abductor digiti minimi

tibia
M. tibialis posterior

M. flexor digitorum longus


A. tibialis posterior

flexor hallucis longus


malleolus medialis

M. tibialis anterior
M. flexor hallucis longus
A. plantaris medialis
N. plantaris medialis
A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis

Gambar 9-14 Struktur-struktur yang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan malleolus medialis (B).
Selubung sinovial tendo dit$jukkan dengan warna biru. Perhatikan posisi retinacula

PEA4BULUH DARAH EKSTREIAITAS

bawah (Gambar 9-8 dan 9-13). Di proximal arteri ini terletak pada
permukaan posterior musculus tibialis posterior dan dl distal
pada permukaan posterior tibia. Pada bagian bawah tungkai
bawah arteri ini ditutupi oleh kulit dan fascia. Arteri ini berjalan di
belakang malleolus medialis, di bawah retinaculum musculorum
flexorum dan berakhir dengan.bercabang dua menjadi arteria
plantaris medialis dan plantaris lateralis (Gambar 9-14).

INFERIOR

Cabang-CabangArteria Tibialis Posterior


Cabang-cabang sebagal berikut:

Arteria peronea, merupakan arteri besar yang dipercabangkan


dekat pangkal arteria tibialis posterior (Gambar 9-13). Arteri
ini berjalan turun di belakang fibula, di dalam massa musculus
flexor hallucis longus atau posterior terhadap otot ini. Arteria
peronea memberi banyak rami musculares dan sebuah arteria

serabut-serabut decussatio
lvl. flexor digitorum brevis

Nn dan Aa. digitales

A. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis

A. plantaris medialis
N. plantaris medialis

M. abductor hallucis

aponeurosis plantaris

251

retinaculum musculorum
flexorum

N. calcaneus medialis

Gambar 9-15 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan pertama. Terlihat juga afteria plantaris medialis dan lateralis.

252

BAB 9

nutritia untuk os fibula dan berakhir dengan ikut

serta

membentuk anastomosis di sekitar pergelangan kaki. Ramus


perforantes menembus membrana interossea untuk mencapai
bagian bawah tungkai bawah bagian depan.
Rami musculares untuk otot-otot di dalam ruang posterior

superficialis ini terletak di dalam fascia superficialis dan relatif


mempunyai dinding otot yang tebal. Vena profunda mengikuti
arteri utama dan mempunyai dinding yang tipis.

Vena-Vena Superficialis

tungkai bawah.
Arteria nutritia ke tibia.
Rami anastomotica, yang bergabung dengan arteri-arteri lain
di sekitar sendi pergelangan kaki.
Arteria plantaris medialis dan lateralis.

Plexus venosus terletak pada dorsum pedis (Gambar 9-77).


Sebagian besar darah dari seluruh kaki bermuara ke plexus

Arteria Plantaris Medialis

melalui venae digitales dan venae communicantes yang berjalan


melalui spatium interosseum. Plexus venosus dorsalis bermuara
di sisi medial ke vena saphena magna dan di sisi lateral ke vena

a
t

Arteria plantaris medialis adalah cabang terminal yang lebih kecil


dari arteria tibialis posterior. Arteria ini dicabangkan di bawah

retinaculum musculorum flexorum dan berialan ke depan di


bawah musculus abductor hallucis (Gambar 9-14). Pembuluh ini
berakhir dengan mendarahi sisi medial ibu jari kaki (Gambar
9-15). Dalam perjalanannya arteri ini memberi banyak cabang
muscular, cutaneus, dan articulare.

Arteria Plantaris Lateralis

Arteria plantaris lateralis adalah cabang terminal yang lebih besar


dari arteria tibialis posterior. Arteri ini dicabangkan di bawah

retinaculum musculorum flexorum dan berjalan ke depan di


bawah musculus abductor hallucis dan musculus flexor digitorum
brevis (Gambar 9-74, 9-15, dan 9-16). Sesampainya di basis ossis
metatarsi V, arteri ini melengkung ke medial membentuk arcus
plantaris, dan pada ujung proximal spatium intermetatarsale

Plexus Venosus Dorsalis (Arcus)

saphena parva.

Vena Saphena Magna


Vena saphena magna merupakan lanjutan dari ujung medial
arcus venosus dorsalis pedis dan berjalan ke atas tepat

di

depan

malleolus medialis (Gambar 9-77 dan 9-18). Kemudian vena


berjalan ke atas bersama-sama dengan nervus saphenus, di dalam
fascia superficialis pada sisi medial tungkai bawah. Vena ini
berjalan di belakang lutut dan melengkung ke depan di sekitar
sisi medial tungkai atas. Vena ini menembus fascia profunda di
bagian bawah hiatus saphenus untuk bermuara ke vena femoralis
kira-kira 4 cm di bawah dan lateral terhadap tubercuium pubicum
(Gambar 9-5 dan9-77).
Vena saphena magna mempunyai banvt;l< katup dan berhubungan dengan vena saphena parva rnelalui satu atau
dua cabang yang berjalan di belakang lutut. Sejumlah venae

Dalam perjalanannya, arteria plantaris lateralis memberikan

perforantes menghubungkan vena saphena magna dengan venavena profunda sepanjang sisi medial betis (Gambar 9-17).

banyak cabang muscular, cutaneus, dan articulare. Arcus plantaris


memberikan cabang arteriae digitales plantares ke jari-jari.

Venae yang Bermuara ke Vena Saphena Magna

Persarafan Simpatil<

Vena saphena magna menerima sejumlah cabang vena subcutan,


dan dl ujungnya di dekat hiatus saphenus di dalam fascia profunda,
vena saphena magna menerima tiga cabang vena (Gamb4r 9-5 dan

pertama bergabung dengan arteria dorsalis pedis (Gambar 9-11).

Arteria Extremitas lnferior

9-77):

Persarafan simpatik arteri tungkai bawah berasal dari tiga segmen


thoracica bagian bawah dan dua atau tiga segmen lumbalis bagian
atas medulla spinalis. Serabut-serabut preganglionik berjalan ke
ganglia thoracica bawah dan lumbalis atas via rami albae- Serabutserabut bersinaps di ganglia lumbalis dan sacralis, dan serabut

posganglionik mencapai pembuluh darah melalui cabang-cabang


plexus lumbalis dan sacralis. Arteria femoralis menerima serabut
sympathicus dari nervus femoralis dan obfuratorius. Arteri-arteri
yang lebih distal mendapat serabut posganglionik melalui nervus
peroneus communis atau nervus tibialis.

Vena Extremitas I nferior


Vena-vena extremitas inferior dapat dibagi dalam dua kelompok
yaitu kelompok superficialis dan kelompok profunda (Gambar

9-L7). Yena superficialis lebih penting untuk klinik.

Vena

a
a
a

Vena circumflexa ilium superficialis.


Vena epigastrica superficialis.
Vena pudenda extelna superficialis.

ini diikuti oleh ketiga cabang arteria femoralis yang


terdapat di regio ini. Sebuah vena tambahary dikenal sebagai vena
saphena accessoria, biasanya bergabung dengan vena utama kirakira di pertengahan tungkai atas atau lebih ke atas pada hiatus

Vena-vena

saphenus.

Vena Saphena Parva


Vena saphena parva berasal dari bagian lateral arcus venosus
dorsalis pedis (Gambar 9-17). Vena ini berjalan ke atas di belakang
malleolus lateralis bersama dengan nervus suralis. Pembuluh ini
mengikuti pinggir lateral tendo calcaneus dan kemudian berjalan

ke atas pada pertengahan tungkai bawah bagian

beiakang.
Vena saphena parva menembus fascia profunda dan berialan di

PEIABULUH DARAH EKSTREIAITAS

antara kedua caput musculus gastrocnemius di bagian bawah


fossa poplitea (Gambar 9-7 dan 9-17). Vena ini berakhir pada
vena poplitea. Vena saphena parva mempunyai banyak katup di
sepanjang pembuluhnya.

Cabang-cabanganastomosispentingyangberjalanke atas dan


medial dan bergabung dengan vena saphena magna (Gambar
9-1,7).

Cara berakhirnya vena saphena parva bervariasi. Vena ini

Banyakvena-vena kecil daribagianbelakangtungkaibawah


Vena-vena commitantes dengan vena-vena profunda pedis.

M. lumbricalis pertama
M. lumbricalis kedua
M. lumbricalis
ketiga
M. lumbricalis
keempat

Nn. digitales

N. digitalis
arcus
plantaris

M. flexor hallucis longus

ramus profundus
N. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

A. plantaris lateralis

N. plantaris medialis
M. flexor digitorum longus

A. plantaris medialis

M. quadratus plantae
/,-:v-

N\
Gambar9-16

253

dapat bermuara ke vena popiitea; dapat bermuara ke vena saphena


magna; atau dapat terbelah dua, satu divisi bermuara ke vena
poplitea dan yang lainnya ke vena saphena magna.

Vena-Vena yang Bermuara


keVena Saphena Parva

I
a

l)

INFERIOR

lvlusculi planta!'is pedisdextra, laDisan kedua" Terlihat juga afteria dan nervus plantaris rnedialis dan lateralis"

254
spina iliaca
anterior superior

V. circumflexa ilium superficialis

hiatus saphenus

V femoralis
A. femoralis

V saphena magna
V. saphena accessoria

V. perforans

malleolus medialis

arcus venosus dorsalis


"pompa vena"

Gambar 9-17 Vena-vena supedicialis extremitas inferior dextra. Perhatikan pentingnya venae perforantes yang berkatup dalam
"pompa vena".

PEMBULUH DARAH EKSTREIAITAS INFERIOR

255

:l

malleolus
medialis
tibiae

+,,tr

;:jr

tr:*

tr$

vena
saphena
magna

iF+.

:r:

*"F

i',sffi$;,

srf

plexus
VENOSUS

dorsalis

ibu jari kaki

Gambar 9-18 Diseksi regio calcanea dextra memperlihatkan pangkal vena saphena magna dari arcus venosus dorsalis.
Perhatikan bahwa vena saphena magna berjalan ke atas di depan malleolus medialis tibia.

Vena-Vena Profunda

Venae Commitantes
Vena-vena profunda mengikuti arteri 1'ang senanl;l '"eb-t'jai r-ena.'
commitantes. Venae commitantes arteria iibi:rlis :rnt*rior d:rn

posterior bergabung di fossa popliti-it membt'ntltk '.rr'.t i-'trliiea

Vena Poplitea
Vcna poplllg2 dibentuk oleh gabungan venae commitantes
anterior dan arteria tibialis posterior. Vena poplitea berakhir
rler:;ar i:,:i:al;n rnci,.rl-ri lubang di musculus adductor magnus

lel.r l't-rr,o;"rli: {(lambar 9-4). Vena poplitea terletak


lcrh:lClr ;rilcri:: lroplittr ',-ian menerima aliran darah

i.iiri'.lk r.unjr.i.li
nc-::'rr.lio:

256

BAB 9

dari sejumlah cabang vena, termasuk vena saphena parva di ujung

ET{A'TffiF{I PffiRNUKAAhJ
ARTHMI MAf{ VilNA
ffiXTRffiMI-TAS \JFffiRI*R

bawah fossa poplitea.

Vena Femoralis
Vena femoralis masuk tungkai atas dengan berjalan melalui
hiatus adductorius di adductor magnus sebagai lanjutan dari
vena poplitea (Gambar 9-4). Vena ini berjalan ke atas, awalnya
di sisi lateral arteria femoralis, kemudian di sebelah posterior,
dan akhirnya di sisi medialnya (Gambar 9-3). Pembuluh ini
meninggalkan tungkai atas pada ruang intermedia selubung
femoralis dan berjalan di belakang ligamentum inguinale untuk
berlanjut sebagai vena iliaca externa.
Vena-vena yang Bermuara ke Vena Femoralis

Vena-vena yang bermuara ke vena femoralis adalah vena saphena


magna dan vena-vena yang bersesuaian dengan cabang-cabang

arteria femoralis (Gambar 9-5). Vena saphena magna bermuara


ke vena femoralis 4 cm di bawah dan lateral terhadap tuberculum
pubicum (Gambar9-17). (vena circumflexa ilium superficialis, vena
epigastrica superficialis, dan venae pudendae externae bermuara
ke vena saphena magna).

Arteri
Arteria femoihlis memasuki tungkai atas di belakang ligamentum
pertengahan garis yang

-inguinale (Gambar 9-1) pada titik

menghubungi symphisis pubis dan spina iliaca anterior superior.


Pulsasi arteri ini mudah dipalpasi (Gambar 9-19).
Arteria poplitea dapat diraba di dalam fossa poplitea dengan
fascia profunda dalam keadaan lemas dengan melakukan fleksi
pasif articulatio genu.
Pulsasi arteria dorsalis pedis dapat diraba di antara tendo

musculus extensor hallucis longus dan musculus extensor


digitorum longus, di tengah-tengah antara malleolus medialis dan
lateralis di depan pergelangan kaki (Gambar 9-20).
Pulsasi arteria tibialis posterior dapat diraba di tengah-tengah
antara antara malleolus medialis dan tumit (Gambar 9-21). Di sini
arteri terletak di antara tendo musculus flexor digitorum longus
dan musculus flexor hallucis longus.

Vena
Fompa Vena Extremitas lnferior
Di dalam ruang fascial tertutup tungkai bawah, venae comitantes

yang berdinding tipis dan berkatup selalu mendapat tekanan


bergantian selama waktu istirahat dan bekerja. Denyut arteri yang
terdapat di dekatnya membantu mengalirkan darah ke atas tungkai
bawah. Akan tetapi kontraksi otot-otot besar di dalam ruang selama

bekerja menekan vena-vena yang terletak dalam dan memompa


darah naik ke atas tungkai bawah.
Vena saphena superficialis, kecuali di dekat ujungnya, ter etak

di dalam fascia superficialis dan tidak ikut dalam tenaga kompresi

ini. Katup-katup yang terdapat di dalam venae

perforantes

atau plexus venosus dorsalis dapat dilihat pada permukaan


-Arcus
dorsum pedis proximal terhadap jari-jari (Gambar 9-17 dang-1.8\.

Vena saphena magna meninggalkan bagian medial plexus dan


berjalan ke atas di depan malleolus medialis (Gambar 9-18). Vena
saphena parva berasal dari bagian lateral plexus dan berjalan di
belakang malleolus lateralis (Gambar 9-17).

Vena femoralis meninggalkan paha dengan berjalan di


belakang ligamentum inguinale, medial terhadap pulsasi arteria
femoralis (Gambar 9-3 dan 9-19).

mencegah darah venosa bertekanan tinggi keluar dan mengalir ke

dalam vena superficial yang bertekanan rendah. Selain daripada


itu, saat otot-otot di dalam ruang fascial tertutup itu relaksasi, darah

vena tersedot dari vena-vena superficialis ke dalam venae-vena


profrrnda.

MARAh{ ffi,Affi I Mffi RAFI


ARTffiRI MAru VffiruA
ffiKTRHF"T ITAS I hd FtrRI # R
ffi AT"?

Arteriografi arteria femoralis dan poplitea diperlihatkan pada


Cambar 9-22 dan 9-23. Venografi vena-vena extremitas inferior
diperiihatkan pada Gambar 9-24.

Pengaturan Saraf pada Vena Hxtremitas lnferior


Otoi-otot polos yang terd6p21 6; dindirlE vena-vena superficialis
extrenlitas inferior dipengarulrl oleh aktivitas pars sympathicus

susunan saraf otonorn Peningkatan aktivitas saraf simpatik


mengakibatkan peninqkatan tonus otot Can memperkecil lumen
rrena. Serahut-serabLrt saral rtosganglio:tik mencapai vena melalui

sarsf oer;rar. sepert! :r.rivl;s saphenus i:niuk vena saphena magna


Can nervLrs suralis ul1,tk vena

sapl.tena

'

r..l

PEIABULUH DARAH EKSTREIilITAS INFERIOR

257

ligamentum inguinale
".lwffi

symphisis
pubis

'!

/'

spina iliaca
anterior superior

tuberculum
pubicum
trigonum femorale

--+'

tempat palpasi
A. femoralis

sartorius

I
rectus femoris

rectus femoris

canalis subsartorius
(canalis adductorius)
vastus medialis

vastus lateralis

vastus medialis

adductor longus

Gambar 9-19 Aspek anterior tungkai atas seorang pria betusta 77 lahun.

patella
Garis putus-pufus menunjukkan batas

triglnu,r

femorale, Tungkai kanan berputar ke lateral pada articulatio coxae.

tendo
M. extensor
digitorum
longus
malleolus
medialis

tendo
M. tibialis

anterior
tendo
M. tibialis
anterior

V. saphena

magna

malleolus
lateralis
tendo
M, extensor
digitorum
longus

malleolus
medialis
malleolus
lateralis

tempat
palpasi
A. dorsalis
pedis

Gambar 9-20 Pergelangan kaki dan kaki seorang wanita berusia 29 tahun dilihat dari anterior, menunjukkan inversi (A) dan
eversi (B) kaki kanan.

258
M. extensor
digitorum longus
malleolus medialis

tendo M. tibialis
malleolus lateralis

arcus venosus
dorsalis

anterior

tendo M. extensor
hallucis longus

tendo calcaneus
malleolus
medialis
malleolus lateralis
tempat palpasi
tibialis posterior

[iffs"?1?ff:"

Gambar 9-21 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang
wanita berusia 29 tahun.

Gambar 9-22 Arteriogram arteria femoralls serta cabang-cabangnya.

PE lvlBu LU H D ARAH EKST RE MITAS I NFERI OR

Gambar 9-24 Venogram vena iliaca externa dan vena femoralis besefta
pembuluh yang bermuara padanya.

Gambar 9-23 Afteriogram arteria femoralis dan arteria poplitea seda


cabang-cabangnya.

260

BAB 9

C. di

Pertanyaan Melengl<api

antara tendo musculus extensor hallucis longus dan

musculus tibialis anterior.

Pilihlah satu jawaban yang paling baik melengkapi pernyataan.

D. di antara tendo musculus

1.

E.

Arteria femoralis mulai sebagai lanjutan:

A.
B.
C.
D.
E.
2.

arteria iliaca interna.


arteria iliaca communis.

peroneus brevis.

arteria iliaca externa.


arteria profunda femoris.

Pertanyaan Pilihan Ganda

arteria circumflexa ilium superficialis.

Pilihlah satu jawaban yang PALING

tuberculum pubicum.

pertengahan antara spina iliaca anterior inferior dan

symphisis pubis.
pertengahan antara spina iliaca anterior inferior dan
tuberculum pubicum.
D. pertengahan an[ara spina iliaca anterior superior dan
symphisis pubis.
E. pertengahan antara tuberculum iliacum pada crista iliaca
dan tuberculum pubicum.

Pernyataan berikut
magna, kecuali:

A.
B.

Arteria femoralis meninggalkan bagian depan paha dengan


berjalan melalui:
A. lubang di dalam musculus adductor magnus.

B.
C.
D.
E.
4.

foramen obturatorium.
lubang di dalam musculus adductor brevis.

C.
D.

canalis femoralis.
musculus sartorius.

E.

Arteria poplitea di bawah berakhir pada pinggir bawah:

A.
B.
C.
D.
E.

muscuius soleus.
linea solei tibia.
musculus popliteus.
capsula articulatio genu.
ar[iculatio tibiofibularis superior.

9.

ini benar untuk terminasi vena

saphena

Bergabung dengan vena femoralis.


Berjalan melalui bagian bawah hiatus saphenus

di fascia

profunda paha.
Menerlma vena circumflexa ilium superficialis.
Pada ujungnya, vena terletak 4 cm di bawah dan lateral
tuberculum pubicum.
Ukurannya mengecil.

ini benar untuk arcus venosus dorsalis,


kecuali:
A. Menerima sebagian besar darah vena dari kaki.
B. Menerima venae digitales dari jari-jari.
C. Pada sisi mediaf berasal vena saphena magna.
D. ]arang dapat diidentifikasi pada dorsum pedis.
Pernyataan berikut

E.
5.

TEPAT.

Pernyataan berikut ini benar unfuk vena saphena magna,


kecuali:
A. Berasal dari dorsum pedis.
B. Masuk tungkai bawah dengan berjalan anterior terhadap
malleolus medialis.
C. Bermuara ke vena femoralis kira-kira 3.8 cm di bawah dan
lateral tubercu lum pubicum.
D. Diikuti oleh nervus saphenus.
E. Tidak mempunyai hubungan dengan vena-vena profunda
hrngkai ban ah.

Penanda permukaan arteria femoralis pada saat pembuluh ini


muncul dari bawah ligamentum inguinale adalah:
A. pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan
B.

extensor digitorum brevis dan


musculus extensor digitorum longus.
di antara tendo musculus peroneus longus dan musculus

Pada sisi latera1, berasal vena saphena parva.

Arteria dorsalis pedis merupakan lanjutan dari:

A.
B.
C.
D.
E.

arteria peronea.

arteria plantaris Iateralis.


arteria piantaris medialis.
arteria tibialis anterior.
arteria tibialis posterior.

10. Pernyataan

D.
Denyut arteria dorsalis pedis dapat diraba pada kaki:
A. di antara tendo musculus extensor hallucis longus dan
tendo paling medial musculus extensor digitorum longus.
B. tepat medial terhadap mal1eolus medialis tibiae.

berikut ini benar untuk vena femoralis, kecuali:

A. Dibentuk sebagai lanjutan dari vena poplitea.


B. Terletak di ruang intermedia sarung femoralis.
C. Berjalan di belakang ligamentum inguinale

E.

terhadap arteria femoralis.


Berakhir dengan berjalan melalui lubang
adductor magnus.
Menerima vena saphena magna.

di

medial

musculus

PETABULUH DARAH EKSTREIqIITAS

Pertanyaan Mengisi Titik-Titik


lsilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang

Denyut

melalui...........
PALING

dapat diraba di pertengahan

antara

malleolus medialis dan tumit.


A. arteria plantaris medialis
B. arteria tibialis posterior

C.
D.
E.

1.

2.

261

12. Arteria dorsalis pedis masuk telapak kaki dengan berjaian

A.

celah di antara kedua caput musculus interosseus dorsalls


keempat.

B.
C.

membranainterosseus.

TE PAT.

11.

INFERIOR

D.
E.

celah di antara kedua caput muscuLus interosseus dorsalis


pertama.
ruang di antara os metatarsale kedua dan ketiga.
aponeurosis plantaris.

arteria dorsalis pedis

arteria tibialis anterior


arteria peronea

C yang benar. Arteria femoralis mulai sebagai lanjutar arteria


iliaca externa pada saat arteri berjalan di belakang ligamentum
inguinale (Gambar 9-2).

7.

D yang benar. Penanda permukaan arteria jemoralis muncul


di bawah ligamentum inguinale di pertengahan antara spina

E yang tidak benar. Vena saphena magna mempunyai banyak


hubungan dengan vena-vena profunda tungkai bawah melalui
venae perforantes berkatup (Gambar 9-17).

E yang tidak benar. Vena saphena magna terbesar diujung


akhimya.

iliaca anterior superior dan symphisis pubis (Gambar 9-1).


9.

magnus dan berianjut sebagai arteria poplitea

di

benar. Arcus venosus dorsalis biasanya dapat

superficialis (Gambar 9-77 dan 9-78).

belakang

lutut (Gambar 9-4).


4.

D yang tidak

diidentifikasi di dorsum pedis karena ferletak di fascia

A yang benar. Arteria femoralis meninggalkan bagian depan


paha dengan berjalan melalui lubang di musculus adductor
10.

C y*g benar. Arteria poplitea di bawah berakhir di pinggir


bawah musculus popliteus dengan bercabang dua meniadi
arteria tibialis anterior dan posterior (Gambar 9-8).

D y*g

benar. Arteria dorsalis pedis merupakan lanjutan


dari arteria tibialis anterior di depan sendi pergelangan kaki
(Gambar 9-9).

D yang tidak benar. Vena femoralis tidak berakhir dengan


berjalan melalui lubang di musculus adductor magnus. Vena
ini di tungkai berjalan ke atas dan berakhir dengan berjalan di
belakang ligamentum inguinale, berlanjut sebagai vena iliaca
externa (Gambar 9-1).

11, B yang benar. Denyut arteria tibialis posterior dapat diraba


di pertengahan antara malleolus medialis dan tumit (Gambar
9-14 dan 9-21). Arteriae plantares biasanya sangat kecil untuk
dapat diraba denyutnya di lokasi ini.

A y*g benar. Denyut arteria dorsalis pedis dapat diraba di


dorsum pedis di antara tendo musculus extensor hallucis
longus dan tendo paling medial musculus extensor digitorum
longus (Gambar 9-9 dan9-20).

12.

C yang

benar. Arteria dorsalis pedis masuk telapak kaki

dengan berjalan melalui celah di antara kedua caput musculus


interosseus dorsalis pertama (Gambar 9-11 dan 9-12).

Sistem Limfati k

262

Pembuluh Limfe dan


Jaringan Limfe

263

264

BAB 10

Anatomi Dasar
Pembutuh Limfe

Catatan Fisiologi: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi


Aliran Limfe
Jaringan Limfatik

Catatan Fisiologi: Fungsi Nodus Lymphaticus

Aliran Limfe Thorax

269

Atiran Limfe Abdomen dan Pelvis

271

Atiran Limfe Extremitas lnferior

273

Thymus

273

Lien

273

Noduti Lymphatici

275

lonsr tla

Aliran Limfe Kepala dan Leher

275

Atiran Limfe Extremitas Superior

Pertanyaan

276

Aliran Limfe Glandula Mammaria

Jawaban dan Penjelasan

277

( istem limfatik terdiri dari pembuluh limfe dan jaringan


r,llimfatik. Pembuluh limfe membantu kapiler dan venula sistem
kardiovaskular mengembalikan cairan .iaringan ke dalam darah.
Jaringan limfatik adalah .jenis jaringan ikat yang mengandung banyak
sel Iimfosit dan penting untuk peftahanan imunologik trrbuh terhadap

bakteri dan virus.


Sistem limfatik sangat penting bagi para petugas medis, karena
dapat merupakan saluran yang digunakan untuk penyebaran infeksi
atau penyakit keganasan. Lagipula, jaringan Iimfatik sendiri dapat

"f,$,Fd"e,3-#!',,'ti

#.&s,ae,sl

Pembuluh Limfe
Kapiler limfe mulai sebagai saluran buntu. Kapiler ini berbeda
dengan kapiler darah karena kapiler-kapiler ini dapat mengabsorbsi
protein dan partikel besar dari ruang-ruang di jaringan, sedangkan
cairan yang diserap oleh kapiler darah merupakan cai.ran garamgaram inorganik dan gula yang homogen. Limfe adalah nama
yang diberikan untuk cairan jaringan begitu cairan ini masuk ke
dalam pembuluh limfe.
Limfe dari anyamar kapiler perifer berjalan ke dalam
pembuluh pengumpul yang lebih besar. Pada tempat-tempat yang
strategik sepanjang perjalanan pembuluh ini terdapat massa kecil

menjadi tempat tumor primer termasuk limfoma, penyakit Hodgkin,


dan leukemia limfatik.
Tujuan bab ini adalah untuk mengulang kembali pembuluh dan
organ limfe utama tubuh. Yang paling penting adalah memperlajari
lokasi kelenjar l.imfe regional yang mengalirkan limfe dari berbagai

daerah tubuh. Hanya dengan memiliki pengetahuan ini petugas


medis dapat menentukan tempat infeksi primer yang menyebar ke
kelenjar limfe atau tempat tumor primer jika kelen jar limfe membesar
karena metastasis.

Pembuluh limfe profunda mengikuti arteri-arteri dan vena-vena


profunda.
Pembuiuh limfe ditemukan hampir di seluruh jaringan dan
organ tubutg kecuali sistem saraf pusat, bola mata, telinga dalam,
epidermis, cartilago, dan tulang.
Limfe dari sebagian besar tubuh mencapai aliran darah melaiui
ductus thoracicus. Namury limfe dari kepala dan leher sisi kanary
extremitas superior dextra, dan thorax sisi kanarl mencapai darah
melalui ductus lymphaticus dexter (Gambar 10-1).

Ductus Lymphaticus Major

Ductus Thoracicus

berbentuk oval jaringan limfatik, disebut nodus lymphaticus

Ductus thoracicus mulai di bawah di dalam abdomen setinggi


vertebra lumbalis II sebagai suatu kantong berdilatasi, cisterna
chyli (Gambar 10-1). Ductus thoracicus berjalan ke atas melalui

(Gambar 10-1). Arah aliran limfe ditentukan oleh katup pembuluh

hiatus aorticus diaphragma, di sebelah kanan aorta descendens.

Iimfe. Pembuluh limfe cenderung berjalan sepanjang pembuluh


darah. Pada extremitas, pembuluh limfe superfisial kulit dan

Lambat laun ductus menyilang bidang tengah di belakang

jaringan subcutaneus cenderung mengikuti vena-vena superfi sial.

vertebra thoracica IV. Kemudian ductus berjalan ke atas sepanjang

oesophagus dan mencapai pinggir

kiri

oesophagus setinggi

PEII\BULUH LIMFE DAN JARINGAN LIMFE

265

truncus

ductus lymphaticus
dexter

ductus thoraclcus
truncus subclavius

truncus
bronchomed iastinalis

ductus
thoracicus
cisterna
chyli
truncus
intestinalis

kapsula

pembuluh limfe
aferen
nodi axillares laterales

nodulus
lymphaticus

trabecula

sinus lymphaticus
chorda medularis

centrum germinativum
pembuluh yang berjalan melalui permukaan
posterior ke permukaan anterior lengan

pembuluh limfe eferen

pembuluh limfe

D
Gambar 10-1 A. Ductus thoracicus dan ductus lymphaticus dexter dan cabang-cabang utamanya. B, Daerah tubuh yang
mengalirkan cairan limfenya ke ductus thoracicus (putih) dan ductus lymphaticus dexter (hitam). C. Struktur umum kelenjar

limfe (nodus lymnphaticus). D, Pembuluh dan kelenjar limfe extremitas superior.

pinggir kiri oesophagus untuk masuk ke pangkal leher. Di sini


ductus membelok ke lateral di belakang sarung carotis (berisi
arteria carotis communis, nervus vagus, dan vena jugularis

truncus mediastinalis, walaupun truncus-truncus ini dapat

intema), dan membelok ke bawah dan menyilang arteria subclavia


untuk bemuara ke pangkal vena brachiocephalica sinistra. Ductus

fadi ductus thoracicus mengalirkan semua cairan limfe dari


extremitas inferior, rongga pelvis, longga abdomen, sisi kiri
thorax, dan sisi kiri kepala,leher,dan extremitas superior kiri

thoracicus sering bermuara ke vena dalam bentuk beberapa


cabang. Pada ujung akhir, ductus thoracicus menerima truncus
lymphaticus jugularis sinister, truncus subclavia sinister, dan

mengalirkan cairan limfe langsung ke vena-vena besar yang


berdekatan.

masuk ke dalam darah (Gambar 10-1).

266

BAB 10

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Limfe

Fungsi Nodus Lymphaticus

Faktor-faktor berikut ini mempengaruhi aliran limfe dari kapiler

Pada dasarnya, nodus lymphaticus berfungsi sebagai filter.

limfatik ke aliran darah.

Setiap partikel asing di dalam limfe, apakah bakteri atau materi

a
a
a
a
a

Tekanan cairan jaringan.

lain, terperangkap di dalam nodus lymphaticus pada saat limfe

Pompa kapiler limfatik dan katup pembuluh limfe.

dan pulsasi arteri yang berdekatan.

berdifusi secara lambat melalui anyaman serabulserabut


retikularis. Sebuah contoh bagus dari proses ini dapat dilihat
pada penreriksaan nodus lymphaticus bronchialis. Partikelpartikel karbon yang terhirup berjalan ke dalam limfe dari

Thoracoabdominal pump selama respirasi.

alveolus-alveolus dan terperangkap di dalam nodus lymphaticus

Kontraksi otot polos di dinding pembuluh limfe.


Tekanan pada dinding tipis pembuluh limfe oleh otototot skelet

di dalam serabulserabut
retikularis memfagositosis partikel-partikel tersebut pada saat
bronchialis. Makrofag yang terdapat
partikel-pertikel ini melaluinya.
Toxin yang masuk ke dalam limfe mengaktifkan respons imun

Ductus Lymphaticus Dexter

dari limfosit. Antibodi khusus (gama globulin) terhadap antigen


masuk ke limfe yang sedang meninggalkan nodus. Akhirnya,

Truncus jugularis dexter, truncus subclavius dexter, dan truncus


bronchomediastinalis dexter yang masing-masing mengalirkan
limfe dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanan"
sisi kanan thorax, dapatbergabung membentuk ductus lymphaticus
dexter (Gambar 10-1). Ductus ini jika ada panjangnya sekitar 1,3
cm dan bermuara ke dalam pangkal vena brachiocephalica dextra.
Selain itu, masing-masing truncus dapat bermuara ke dalam venavena besar pada pangkal leher.

antibodi sampai ke darah di dalam leher melalui ductus thoracicus


dan ductus lymphat cus dexter, dan antibodi disebarkan secara luar

ke seluruh tubuh. Limfosit T juga bereaksi terhadap antigen dan


membentuk sekelompok limfosit sitotoksik khusus yang disebarkan
ke seluruh tubuh.

Oleh karena itu limfe eferen adalah pembersih; limfe ini kaya
akan antibodi dan mengandung banyak limfosit dibandingkan limfe
aferen.

Jaringan Limfatik

Aliran Limfe Kepala dan Leher


Jaringan limfatik mempunyai basis anyaman serabut dan sel-sel
retikularis. Di dalam ruang anyaman retikularis terdapat sejumlah

Nodi lymphoidei di daerah kepala dan leher (Gambar

10-2)

besar limfosit, yang mungkin dan tidak mungkin berkaitan


dengan sel-sel plasma. faringan limfatik ditemukan dalam bentukbentuk berikut: nodus lymphaticus, thymus, liery dan noduius

tersusun dalam sebuah kelompok leher yang terbentang dari


bawah dagu sampai ke belakang kepala dan sebuah kelompok

lymphoidei.

di daerah leher.

Nodus Lymphaticus

terminal verticalis profunda yang tertanarn di dalam sarung carotis

Kelompok Regional Nodi Lymphoidei

Kelompok regional nodi lymphoidei tersusun sebagai berikut:


Nodus lymphaticus dapat ditemukan di seluruh tubuh dan terletak
sepanjang perjalanan pembuluh limfe (Gambar 10-1). Bentuknya

oval atau seperti ginjal dan ukuran panjangnya bervariasi dari


beberapa millimeter sampai 2 cm. Nodus lymphaticus biasanya
didapatkan berkelompok dan berkaitan dengan aliran limfatik
dari daerah atau organ tertentu.
Setiap nodus lymphaticus diliputi kapsula fibrosa yang kuat,
yang membentuk sejumlah partisi fibrosa di dalam nodus disebut
trabeculae. Bergantung pada trabecula terdapat anyaman tiga
dimensi dari sdldbut-serabut retikularis. LubangJubang anyaman
diisi oleh limfosit (Gambar 10-1). Limfe masuk ke dalam nodus
lymphaticus melalui sejumlah pembuluh limfatik af eren berkatup
yang menembus kapsula pada perrnukaan konveksnya. Limfe
berialan melalui sinus subcapsularis dan kemudian disaring
melalui anyaman sampai limfe mencapai medulla. Akhirnya limfe
meninggalkan nodus melalui satu atau dua pembuluh limfatik
eferen yang muncul dari hilus.

r Nodi lymphoidei

occipitales: terletak

di

atas os occipitale

pada belakang kepala. Menampung limfe dari bagianbelakang

kulit kepala.

Nodi lymphoidei retroauriculares (mastoidei): terletak di


belakang telinga di atas processus mastoideus. Menampung
limfe dari kulit kepala di atas telinga, auricula dan meatus
acusticus extemus.

r Nodi lymphoidei parotidei: terletak pada atau di

I
I

dalam

glandula parotidea. Menampung limfe dari kulit kepala di


atas glandula parotidea" kelopak mata, glandula parotidea,
auricul4 dan meatus acusticus extemus.
Nodi lymphoidei buccinatorius (faciales): satu atau dua nodi
pada pipi di atas musculus buccinator. Menampung limfe yang
akhimya bermuara ke nodi lymphoidei submandibulares.
Nodi lymphoidei submandibulares: terletak pada permukaan
superfisial glandula salivaria submandibularis, tepat di bawah

PEIABULUH LIIilFE DAN JARINGAN LIIAFE

267

nl. parotidei

nl. buccinatorius

retroauriculares
(nodi mastoidei)

nl. occipitales

nl. submentales
nl. submandibulares
nl. cervicales anteriores

nl. laryngeales

nl. tracheales

nl. cervicales profundi


truncus jugularis

Gambar 10-2 Aliran limfe kepala dan leher.

pinggir bawah mandibulae. Menampung limfe dari kulit


kepala bagian depary hidung, pipi, bibir atas dan bawah
(kecuali bagian tengah), sinus frontalis, maxillaris, dan
ethmodalis; gigi atas dan bawah (kecuaii incisivus bawah);

Nodi lymphoidei cervicales superficiales: terletak sepanjang


vena jugularis externa pada sisi lateral leher. Menampung
limfe dari kulit di atas angulus mandibulae, kulit di atas
bagian bawah glandula parotidea, dan lobus auricula.

dua pertiga bagian anterior iidah (kecuaii ujung lidah); dasar


mulut dan vestibulum; dan gusi.
Nodi lymphoidei submentales: terletak di dalam trigonum
submentale tepai di bawah dagu. Menampung limfe dari
ujung lidatr, dasar mulut bagian anterior, gigi incisivus, bagian

Nodi lynphoidei retropharyngeales: terletak di belakang


pharyrrx dan di depan columna vertebralis. Menampung limfe
dari nasopharynx, tuba auditiva, dan columna vertebralis.

tengah bibir bawah, dan kulit di atas dagu.

Nodi lymphoidei tracheales (paratracheales):

Nodi lymphoidei cervicales anteriores: terletak sepanjang


vena jugularis antedor pada sisi depan leher. Menampung
limfe dari kulit dan 1'aringan superfisial leher bagian depan

Nodi lymphoidei laryngeales: terletak di depan laryrx.


Menampung limfe dari larynx.
terletak
sepanjang lateral trachea. Menampung limfe dari struktur
yang berdekatarL termasuk glandula thyroidea.

268

BAB

1O

Nodi Lymphoidei Cervicales

Profundi I

Nodi lymphoidei cervicales profundi membentuk sebuah rantai


vertikal sepanjang vena jugularis interna di dalam selubung
carotis (Gambar 10-2). Menampung limfe dari semua kelompok

regional nodi lymphoidei. Nodus jugulodigastricus, yang


terletak di bawah dan belakang angulus mandibulae, terutama
berhubungan dengan aliran limfe dari tonsil dan lidah. Nodus
juguloomohyoideus, yang terletak dekat musculus omohyoideus,
terutama berhubungan dengan aliran limfe lidah.

Pembuluh limfe eferen dari nodi lymphoidei cervicales


profundi bergabung untuk membentuk truncus jugularis, yang
bermuara ke dalam ductus thoracicus atau ductus lymphaticus
dexter (Gambar 10-1).

Aliran Limfe Extremitas Superior


Pembuluh limfe extremitas superior diatur dalam kelompok
superfisial dan profunda. Pembuluh limfe superfisial naik ke atas

di dalam fascia superficialis dan mengikrrti vena-vena


superfisial. Pembuluh limfe profunda terletak dalam terhadap
fascia profunda d.an mengikuti vena-vena dan arteri-arteri
profunda. Semua pembuluh limfe extremitas superior akhirnya
bermuara ke daiam nodi lymphoidei yang terletak di axilla.
extremitas

Nodi LymphoideiAxillares

Nodi lymphoidei axiilares (Gambar 10-3) mengalirkan limfe dari


seluruh extremitas superior. Di samping itu, nodi lymphoidei ini
menerima limfe dari kuadran lateral mamma dan pembuluh limfe
superfisial dari dinding thoracoabdominal di atas umbilicus.
Nodi lymphoidei axillares berjumlah 20-30 dan terletak
sebagai berikut:

Nodi lymphoidei anteriores (pectorales): terletak sepanjang

pinggir bawah musculus pectoralis minor di

belakang
musculus pectoralis major, dengan perkataan lain di belakang

dinding anterior axilla. Kelompok ini menampung limfe dari


kuadran lateral mamma dan pembuluh limfe superfisial dari
dinding thoracoabdominalis di atas umbilicus.
Nodi lymphoidei posteriores (subscapulares): terletak di
depan musculus subscapularis pada dinding posterior axilla.
Kelompok ini menerima pembuluh limfe dari punggung, ke
bawah sampai sejauh crista iliaca.
Nodi lymphoidei laterales: terletak sepanjang sisi medial vena
axillaris. Kelompok ini menerima sebagian besar pembuluh
limfe extremitas superior (kecuali pembuluh limfe superfisial
dari sisi lateral; lihat nodi infraclaviculares).

Nodi lymphoidei centrales: terletak di pusat axilla dalam


lemak axilla. Kelompok ini menerima limfe dari tiga kelompok

di atas.

kelompok infraclavicularis

kelompok apikal

V. axillaris

kelompok
lateral

M. pectoralis minor

kelompok
posterior

M. pectoralis major
kelompok anterior

Gambar 10-3 Berbagai kelompok nodi lymphoidei di axilla,

PEIvIBULUH LIMFE DAN JARINGAN LllvlFE

Nodi lymphoidei infraclaviculares (deltopectorales):


Kelompok ini terletak di dalam sulcus antara musculus
deltoideus dan musculus pectoralis maior sepanjang vena

269

Aliran Limfe Glandula Mammaria

cephalica. Kelompok ini menerima pembuluh limfe superfisial

Aliran limfe glandula mammaria dijelaskan secara rinci pada

dari sisi lateral tangan, lengan bawah, dan lengan atas;

halaman 89. Di sini hanya diberikan ringkasan singkat.

pembuluh limfe mengikuti vena cephalica.


Nodi lymphoidei apicales Kelompok ini terletak di puncak
axilla pada pinggir lateral costa I. Kelompok ini menerima
limfe dari seluruh kelenjar axilla lailnya. Nodi lymphoidei
apicales mengalirkan limfenya ke dalam truncus subclavius,
yang pada sisi kiri bermuara ke ductus thoracicus, dan di sisi
kanan ke ductus lymphaticus dexter.

pembuluh limfe bermuara ke nodi lymphoidei intercostales

Kuadran lateral mengalirkan limfenya ke nodi lymphoidei


axillares anteriores (Gambar 10-4). Kuadran medial mengalirkan
limfenya ke nodi lymphoidei sepanjang arteria thoracica interna di
dalam thorax. Beberapa pembuluh limfe superfisial berhubungan
dengan pembuluh limfe yang sama dari payudara sisi yang lain
dan dengan kelenjar di dinding anterior abdomen. Beberapa
posteriores di posterior.

Nodus Lymphoideus Supratrochlearis


(Cubitalis)

ini terletak di fascia superficialis di depan siku dekat


trochanter humeri. Menampung limfe dari jari ketiga, keempat,
dan kelima, serta bagian medial tangan dan slsi medial lengan
bawah. Pembuluh limfe eferen berjalan ke atas menuju ke nodi
lymphoidei axillares lateralis.
Nodus

Aliran LimfeThorax
Dinding dan viscera thorax mengalirkan limfe ke kelompok nodi
lymphoidei berikut ini:

Nodi lymphoidei axillares: Pembuluh limfe superfisial dari

kulit dan jaringan subkutan dinding anterior dan posterior

,\/

pectoralis minor

Gambar 10-4 Aliran limfe mamma

270

BAB 10

dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares anteriores, dan


dinding posterior dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares

Nodi lymphoidei diaphragmaticae: Kelompok ini terletak


pada permukaan atas diaphragma. Nodi ini menampung
limfe dari diaphragma dan facies superior hepatis dan

posteriores.

mengalirkannya ke nodi thoracica intema dan mediastinales

Nodi lymphoidei thoracis internae: Kelompok ini terletak di


dalam thorax sepanjang arteria thoracica interna di belakang

posteriors.

dada bermuara ke nodi lymphoidei axillares. Dinding anterior

cartilago costalis. Nodi ini menamPung limfe dari kuadran


medial glandula mammaria dan struktur-struktur dalam
dinding thorax dan abdomen sampai sejauh umbilicus.
Kelompok ini juga menampung limfe dari permukaan atas
hepar. Nodi lymphoidei thoracicae internae mengalirkan limfe
ke dalam truncus bronchomediastinalis, yang sisi kanan akan
bermuara pada ductus lymphaticus dexter dan sisi kiri ke
ductus thoracicus.
Nodi lymphoidei intercostales: Kelompok ini terletak
dekat caput costae. Nodi ini menampung limfe dari spatium
intercostale dan sedikit dari glanduia mammaria dan mengaiirkannya ke ductus thoracicus dan ductus lymphaticus

Nodi lymphoidei brachiocephalica: Kelompok ini terletak di


vena brachiocephalica di dalam mediastinum superior. Nodi
ini menampung limfe dari glandula thyroidea dan pericardium
dan mengalirkannya ke truncus bronchomediastinalis.
Nodi lymphoidei mediastinales posteriores: Kelompok ini
terletak dekat aorta descendens. Nodi ini menampung limfe
dari oesophagus, pericardium, dan nodi diaphragmaticae dan
mengalirkannya ke dalam ductus thoracicus.
Nodi lymphoidei tracheobronchiales: Kelompok ini terletak
di sepanjang trachea, bronchi principalis di hilus pulmonis, dan
bronchi di dalam paru (Gambar 10-5). Nodi ini menampung
limfe dari paru, trachea, dan jantung dan mengalirkannya ke
truncus bronchomediastinalis.

dexter.
nodi lymphoidei
tracheobronchiales

truncus bronchomediastinalis

nodi lymphoidei

N. Iaryngeus recurrens sinister

bron ch opu lmonales

nodi lymphoidei
pulmonales

plexus lymphaticus superficialis

nodi lymphoidei coeliaci

Gambar 10-5 Aliran limfe paru-paru dan ujung bawah oesophagus.

PETABULUH LIIAFE DAN JARINGAN LIA4FE

Aliran LimfeAbdomen dan Pelvis

Aliran Limfe Pulmo

Pembuluh limfe berasal dari plexus superficialis dan plexus


profundus (Gambar 10-5). Plexus superficialis terletak di bawah
pleura visceralis pada facies pulmonalis dan bermuara ke nodi
bronchopulmonales di hilus pulmonis. Plexus profundus berjalan
sepanjang bronchus dan melalui nodi pulmones bermuara ke
nodi bronchopulmonales di hilus pulmonis. Tidak ada komunikasi
bebas antara plexus-plexus.

Aliran Limfe Oesophagus

Pars cervicalis bermuara ke

271

nodi lymphoidei cervicales profundi,

pars medius bermuara ke nodi lymphoidei

mediastinales

Limfe dari hampir seluruh dinding abdomen dan dari seluruh


viscera (kecuali sebagian kecil hepar) bermuara ke dalam ductus

thoracicus. Limfe dari tractus gastrointestinalis, termasuk


hepar, vesica biliaris, pancreas, dan lien, mula-mula bermuara
ke nodi lymphoidei preaortici (Gambar 10-6). Limfe dari organorgan lainnya serta dinding abdomen dan pelvis mula-mula
bermuara ke dalam nodi lymphoidei paraaortici (aortici laterales
dan lumbales). Pembuluh limfe aferen yang menuju ke nodi ini
cenderung mengikuti arteri, dan terdapat sejumlah kelompok

nodi lymphoidei kecil yang dilalui oleh limfe. Penamaan nodi


lymphoidei sesuai dengan nama arteri di mana nodi ini terdapat.

posteriores, dan pars abdominalis bermuara ke nodi lymphoideus


gastrica sinistra dan kemudian ke nodi lymphoidei coeliaci.

V. cava inferior

nodi coeliaci
mesenterici superiores

truncus lumbalis sinister


cisterna chyli
nodi aortici laterales
(paraaortici)

truncus intestinalis
truncus lumbalis dexter

nodi mesenterici inferiores

vestca unnana

Gambar 10-6 Pembuluh limfe dan nodi lymphoidei pada dinding posterior abdomen.

272

BAB 10

Nodi Lymphoidei Preaortici

Aliran Limfe Sepertiga

Bagian
Nodi ini terletak sepanjang permukaan anterior aorta abdominatis DiStal COIOn TfanSVefSUm, COIOn
(Gambar 10-6). Pembuluh eferennya membentuk truncus intesDeSCendenS, COIOn SigmOideUm,
tinatis, yang bermuara ke cisterna chyli. Nodi tr-l.T:T:_:
Rectum, dan Setengah Bagian Atas
dapat dibagi dalam kelompok coeliaci, mesenlerici superiores,
dan mesenterici inferiores yang terietak dekat dengan pungt ui
arteri

tersebut

( NOdi LymphOidei PafaaOftiCi (AOftiCi


laterales atau Nodi Lumbales)
Terdapat kelompok kanan dan

kiri yang terletak sepanjang aorta

^
Canalis
AnaliS

:iili"::111il,1"jili"""i:lHil:iTIxl?-"J:lt'::?T:
akhirnyabermuarakenodimesentericiinferiores.

Aliran Limfe Hepar

abdominalis (Gambar 10-6). Pembuluh eferennya membentuk Limfe berjalan ke nodi hepatici di dalam porta hepatis dan
truncus lumbalis dexter dan sinister, yang bermuara ke cistema kemudian ke nodi coeliaci. Area nuda hepatica mengalirkan limfe
chyli. Limfe dari pelvis mula-mula berjalan melalui beberapa melalui nodi diaphragmatici ke nodi mediastinales posteriores.
nodi perifer yang terletak sesuai dengan arteria. Nodi itu adalah
nodi iliaci interni, nodi iliaci externi, dan nodi iliaci communes ( Alifan
(Gambar

Limfe PanCfeaS

10-6)'

I Aliran Limfe pars Abdominalis


Oesophagus, Gaster, dan Seeengah
Bagian Atas Duodenum
Pars

Abdominalis Oesophagus

Bagian pertama oesophagus mengalirkan limfe ke dalam nodi


gastrici sinistri.

Limfe mengalir ke nodi sepanjang pembuluh darah arteri, yaitu


nodi pan*eaticoduodenales' nodi lienales' dan akhirnva nodi
coeliaci.

Aliran Limfe Lien

Limfe mengalir ke nodi pancreaticolienales.

Aliran Limfe Glandula Suprarenalis


dan Ren

Gaster

Limfe mengalir ke nodi aortici laterales.

kiri curvatura minor mengalirkan limfe ke nodi


gastrici sinistri. Setengah bagian kanan curvatura minor meng- I Alifan LimfeVeSiCa
Ufinafia
alirkan limfe ke nodi gastrici dextri. Fundus dan setengah bagian
kiri curvatura major mengalirkan limfe ke nodigastroomentales Limfe mengalir ke nodi iliaci interni dan extemi.
sinistri dan nodi pancreaticolienales. Setengah bagian kanan
Setengah bagian

curvaturamajormengalirkanlimfekenodigastroomentalesdextri
dan nodi

gastroduodenales'

Setengah Bagian Atas

Duodenum

Setengah bagian atas duodenum mengalirkan limfe ke nodi


pylorici (nodi pancreaticoduodenales superiores) dan nodi
gastroduodenales. Semua nodi lymphoidei ini bermuara ke nodi

I Alifan Limfe TeStiS dan OVafiUm


Limfe mengalir ke atas pada dinding abdominalis posterior
mengikuti pembuluh darah gonad dan bermuara ke nodi aortici
laterales setinggi vertebra lumbalis I.

I Alifan Limfe PfOStat

coeliaci.

Limfe mengalir ke nodi iliaci interni.

Aliran Limfe Setengah Bagian Bawah


DUOdenUm,JejUnUm, lleUm, CaeCUm,
dan
Coion Ascendens,
-Appendix,
-r t- -'
'-:-"-.-"-.t
^:"
Dua Pertiga Bagian Proximal Colon

Aliran Limfe Penis dan Scrotum

Limfe..{a.ri jaringan superfisial mengalir ke nodi inguinales


Limre dari glans penis mengalir ke nodi inguinales

::T:::]i":
protundi dan iliaci extemi. Limfe dari jaringan erektil mengalir ke
nodiiliaciintemi.

Transversum
Limfe berjatan melatui nodi lymphoidei yang terretak sepanjang I Aliran Limfe Uterus
rami terminalis arteria mesenterica superior. Sqmua nodi ini Limfe dari corpus dan cervicis uteri mengalir ke nodi iliaci intemi
akhirnya bermuara ke nodi lymphoidei mesenterici superiores. dan externi. Pembuluh limfe dari fundus uteri mengikuti arteria

PETABULUH LIIAFE DA,N JARINGAN LIIAFE

273

ovarica ke nodi lymphoidei aortici laterales setinggi vertebra


lumbalis I. Beberapa pembuluh iimfe berjalan bersama ligamentum
rotundum uteri ke nodi inguinales superficiales.

Nodi ini terletak di fossa poplitea di belakang lutut. Kelompok ini

menerima pembuluh limfe superfisial yang berjalan bersama vena


saphena parva dari sisi lateral kaki serta sisi belakang dan lateral
betis. Nodi ini juga menerima limfe dari struktur dalam tungkai di

Aliran LimfeVagina

Limfe dari bagian atas vagina mengalir ke nodi iliaci interni dan
externi. Limfe dari orificium vaginae dan vulva mengalir ke nodi

Nodi Poplitei

bawah lutut. Pembuluh eferen mengalirkan limfe ke atas ke nodi


inguinales profundi.

inguinales superficiales.

Aliran Limfe Setengah Bagian Bawah


Canalis Analis

Limfe berjalan descendens ke anus dan akhimya bermuara ke nodi


inguinales superficiales.

Aliran Limfe Extremitas Inferior


Pembuluh limfe extremitas inJerior tersusun berupa kelompok

superfisial dan profunda (Gambar 10-7). Pembuluh limfe


superfisial berjalan ke atas bersama dengan vena-vena superfisial.
Pembuluh limfe profunda terletak profunda terhadap fascia

Thymus
Thymusberbentukpipitr, berlobus dua danterletak di mediastinum
superior dan anterior thorax. Pada bayi yang baru lahir, thymus
mencapai ukuran terbesamya jika dibandingkan dengan ukuran
tubuh. Thymus terus berkembang sampai pubertas, tetapi setelah
itu mengalami involusi. Pembuluh limfatik tidak bermuara ke
thymus, tetapi sejumlah besar berasal dari thymus. Thymus
merupakan salah safu organ paling penting untuk mekanisme
pertahanan terhadap infeksi serta tempat untuk pembenfukan sei
limfosit T (thymic).
Pendarahan thymus berasal dari arteria thyroidea inferior dan

thoracica interna.

profunda dan mengikuti arteri-arteri dan vena-vena profunda.


Seluruh pembuluh limfe extremitas inJerior akhirnya bermuara ke
nodi inguinales profundi yang terletak di lipat paha.

Nodi lymphoidei Inguinales


Superficiales

Nodi ini terletak di dalam fascia superficialis tepat distal dari


ligamentum inguinale (Gambar 10-7). Kelenjar ini dapat dibagi
dalam kelompok horizontal dan kelompok vertikal. Kelompok
horizonlal menerima limfe dari pembuluh limfe superfisial dari
dinding anterior abdomen di bawah umbilicus, perineum, genitalia
extema pria (kecuali testis) dan wanita, dan setengah bagian distal
canalis analis. Kelompok ini juga menerima pembuluh limfe
superfi sial dari bokong.
Kelompok vertikal terletak sepanjang bagian terminal vena
saphena magna dan menampung sebagian besar pembuluh limfe
superfisial dari extremitas inferior, kecuali dari sisi belakang dan
lateral betis dan sisi lateral kaki.
Semua nodi lymphoidei inguinales superficiales bermuara ke
nodi inguinales profu ndi.

Nodi Lymphoidei Inguinales Profundi

Umumnya terdapat tiga nodi yang terletak sepanjang sisi medial


vena femoralis dan di dalam canalis femoralis (Gambar 10-7).
Nodi ini menerima seluruh limfe dari nodi inguinales superficiales
dan dari seluruh struktur dalam extremitas inferior. Pembuluh
Iimfe eferen berjalan ke atas melalui canalis femoralis ke cavitas
abdominalis dan bermuara ke nodi iliaci externi.

Lien
I
Lien merupakan massa jaringan limfatik turrggal paling besar di
dalam tubuh. Terletak di dalam abdomen tepat di bawah separuh
kiri diaphragma. Tidak seperti nodi lympoidei, lien tidak terletak
sepanjang perjalanan pembuluh limfe, teiapi sepanjang sirkulasi
sistemik, yaitu arteria dan vena lienalis.

Bagian dalam lien diisi dengan pulpa lienalis.

Pada

penampang, lien terlihat mempunyai dua jenis pulpa, pulpa alba

dan rubra. Pulpa alba membentuk pulau-pulau kecil keabuan


dengan diameter kurang dari satu millimeter, yar.g tersebar

di

seluruh pulpa lainnya, yaitu pulpa rubra. Pulpa alba terdiri

dari jaringan limfoid berselubung di sekeliling cabang-cabang


kecil arteria lienalis. Pulpa rubra terdiri dari sel-sel darah yang
bersirkulasi melalui anyaman serabut reticularis.
Lien berwama kemerahan dan berbentuk lonjong, dengan
incisura di pinggir anteriornya. Lien diliputi oleh peritoneum yang
berjalan dari hilus lienalis ke gaster sebagai omentum gastrolienale
(ligamentum) dan juga ke ren sinister sebagai ligamentum
lienorenale. Omenfum gastrolienale berisi vasa arteria gastrica
brevis dan gastroomentale sinister, dan ligamentum lienorenale
berisi vasa lienalis dan cauda pancreatis.
Lien terletak anterior terhadap gaster, cauda pancreatis, dan
flexura colica sinistra. Ren sinister terletak di sepanjang pinggir

medialnya. Ke posterior terdapat diaphragm4 pulmo sinister,


serta costa

IK X dan XI.

Pendarahannya berasal

dari arteria lienalis, cabang dari

arteria coeliaca. Vena lienalis bergabung dengan vena mesenterica


superior membentuk vena porta.

274

BAB 10
umbilicus

kelompok horizontal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales

kelompok vertikal
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales

nodi lymphoidei
poplitei

canalis femoraiis

&
nodi lymphoidei
inguinales
superficiales
hiatus
saphenus

I
+\
t\
nodi inguinales

Gambar 1O-7 Aliran limfe dari jaringan superfisial extremitas inferior kanan dan dinding abdomen dibawah umbilicus.
Perhatikan susunan nodi lymphoidei inguinales superficiales dan profundi serta hubungannya dengan hiatus saphenus pada
fascia profunda. Perhatikan juga bahwa seluruh limfe dari nodi ini akhirnya bermuara ke nodi iliaci externi melalui canalis
femoralis.

PETABULUH LITAFE DAN JARINGAN LIMFE

275

Noduli Lymphatici

Tonsilla

Noduli lymphatici merupakan jaringan limfatik berbentuk bulat


yang ditemukan di dalam cortex nodi lymphoidei (Gambar 10-1),

Tonsilla membentuk cincin jaringan limfatik yang tidak utuh di


sekitar pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx. Tonsilla
ini terdiri dari sepasang tonsilla palatina, sepasang tonsilla tubaria,
sebuah tonsilla lingualis, dan sebuah tonsilla nasopharyrrgealis.

di dalam liery dan jaringan penyambung membrana mucosa sistem


respirasi dan intestin.

Terdapat juga beberapa jaringan limfatik di palatum molle (Gambar


10-8). Tonsilla secara strategis terletak di pintu masuk sistem
respirasi dan digestif serta berperan dalam respons immunologis
terhadap antigen asing yang masuk ke dalam kedua sistem ini.
Tambahan uraian aliran limfe organ-organ dan jaringan tubuh
diberikan di tempat yang cocok/sesuai pada seluruh sistem yang berbeda

di dalam

teks.

cavum nast

tonsilla tubaria

ostium pharyngeum
tubae auditivae
palatum

tonsilla nasopharyngealis
cavum oris

pars nasalis laryngis

jaringan limfoid
di palatum molle
tonsilla palatine
pars oralis pharyngis

tonsilla lingualis

pars laryngea pharyngis

cavitas laryngis

Gambar 1O-8 Distribusi jaringan limfatik di sekeliling pintu masuk dari mulut dan hidung ke pharynx.

C. vena cava superior.


D. venabrachiocephalica sinister.
E. truncusjugularis dexter.

Pertanyaan Melengkapi
Pilihlah jawaban yang PALING tepat untuk melengkapi
pernyataan.

1.

2.

Pertanyaan

Kapiler limfatik mulai sebagai


A. sebuah lanjutan venula.
B. sebuah saluran bunfu.
C. sebuah lanjutan arteriol.
D. sebuah cabang kapiler darah.
E. saluran kecil yang terbuka.

mengabsorbsi

C.
D.

8.

Kapiler limfe

9.

Ductus thoracicus

10. Ductus lymphaticus dexter


garam

inorganik.
cairan jaringan yang hanya mengandung protein.
cairan jaringan yang mengandung proleitr dan partikel

11. Nodus lymphaticus


A. Terdapat di susunan saraf pusat.
B. Mengalirkan limfe langsung dari jaringan.
C. Mengandung jaringan limfatik dan mempunyai pembuluh

besar.

E.
3.

cairan jaringan yang hanya mengandung gula.

Limfe merupakan nama yang diberikan untuk


A. cairan jaringan di luar dinding kapiler limfe.

B. cairan jaringan yang hanya terdapat dalam ductus


C.
D.
E.
4.

E.
5.

7.

tanpa capsula fibrosa.

Pembuluh limfatik tidak terdapat dari jaringan berikut

A.
B.
C.
D.
E.
6.

thoracicus.
cairan jaringan begitu masuk ke dalam pembuluh limfe.
semua cairan tubuh di luar pembuluh darah.
cairan di daiam canalis semicircularis telinga dalam.

Nodus lymphaticus didapatkan


A. sepanjang perjalanan pembuluh limfe.
B. sepanjang perjalanan pembuluh darah.
C. selalu berbentuk massa jaringan limfoid tunggal.
D. pada permulaan sebuah kapiler limfatik.

hepar.
ren dan pancreas.

glandula thyroidea dan parathyroidea.


testis dan ovarium.

encocokkan

Pilihlah struktur atau fungsi yang cocok untuk setiap struktur


limfatik berikut.

Kapiler limfatik berbeda dari kapiler darah, kapiler ini dapat

A. air.
B. cairan jaringan yang hanya mengandung

aferen dan eferen.

D. Mengalirkan limfe dari sisi kanan kepaia dan


E.

leher,

extremitas superior kanarl dan sisi kanan thorax.


Mengalirkan limfe dari sisi kanan abd.omen.

Pilihlah area tubuh yang aliran limfenya dialirkan oleh nodus


berikut.

12. Nodi submentales


13. Nodus jugulodigastricus
14. Nodus juguloomohyoideus
15. Nodiparotidei

A. Sisi lateral lidah


B. Tonsil
C. Ujung lidah
D. Kelopak mata
E. Belakangkulitkepala

Pertanyaan Melengkapi

susunan saraf pusat.

Ductus thoracicus mulai


A. sebagai sebuah kantong dilatasi, cisterna chyli.
B. di pelvis berasal dari nodi iliaci intemi.
C. sebagai lanjutan truncus intestinalis.
D. di depan vertebra thoracica X.
E. sebagai lanjutan truncus lumbalis dexter.
Ductus thoracicus berakhir dengan bergabung dengan
A. vena brachiocephalica dextra.
B. vena subclavia dextra.

Pilihlah lawaban yang PALING TEPAT untuk melengkapi


pernyataan.

16. Limfe dari kuadran lateral atas glandula mammaria mengaiir


terutama ke

A. nodi axillares laterales.


B. nodi thoracica interni.
C. nodi axillares posteriors.
D. nodi axillares anteriores.
E. kelompoknodideltopectorales.

PE/LBULUH LIMFE DAN JARINGAN

17. Plexus lymphaticus superficialis

di paru-paru bermuara

kulit sisi medial ibu jari kaki

277

bermuara

dalam:

langsung ke:

A.
B.
C.
D.
E.

A. kelompok medial dari kelompok horizontalis nodi

nodi thoraci interna.


nodi intercostales.
nodibrachiocephalica.
nodibronchopulmonales.
nodi diaphragmatici.

18. Aliran limfatik pars abdominaiis oesphagus bermuara ke:


A. nodi mesenterica superiores.
B. nodj gastrici sinistri.
C. nodi pancreaticoduodenales superiores.
D. nodi lumbales sinistri.
E. nodidiaphragmatici.
19. Aliran limfatik ren dexter bermuara ke:
A. nodi preaortici.
B. nodi diaphragmatici.
C. nodi aortici laterales.
D. nodi coeliaci.
E. nodi mesenterica superiores.
20. Aliran iimfatik testis sinister bermuara ke:
A. nodi preaortici setinggi vertebra lumbalis I.
B. nodi inguinales superficiales sinistri.
C. nodi inguinales profundi sinistri.
D. nodi aortici laterales di pintu masuk pelvis.
E. nodi aortici laterales setinggi vertebra lumbalis I.
21. Aliran limfatik colon descendens bermuara ke:
A. nodi coeliaci.
B. nodi mesenterica superiores.
C. nodi mesenterica inferiores.
D. nodi aortici laterales sinistri.
E. nodi iliaci communes sinistri.

L.

22. Aliran iirnfatik

LllvlFE

B yang benar. Kapiler

iimfatik mulai di dalam jaringan sebagai

inguinales superficiales.

B. kelompok lateral dari kelompok horizontalis nodi


C.
D.
E.

23. Thymus mencapai ukuran relatif maksimum terhadap ukuran


tubuh ketika:
A. saat lahir.

B.
C.
D.
E.

25. Noduli lymphatici terdapat di lokasi berikut, kecuali:


A. di dalam cortex nodi lymphoidei.
B. di dalam lien.
C. di dalam noduli lymphoidei aggregati intestinum tenue.
D. di dalam dinding ureter.

E. di dalam

4.

membrana mucosa sistem respirasi.

A yang benar. Nodus lymphaticus terdapat

sepaniang

perjalanan pembuluh limfe apakah sebagai satuan ataupun


bekelompok (Gambar 10-1 ).
E yang benar. Pembuluh

limfatik tidak terdapat dari jaringan

berikut: susunan saraf pusat, bola mata, telinga dalam,


epidermis, cartilago, dan tulang.
6.

A yang benar. Ductus thoracicus mulai di bawah di abdomen


sebagai sebuah kantong dilatasi, cistema chyli, di depan corpus
vertebrae lumbalis II pada sisi kanan aorta (Gambar 10-6).

C yang benar.

hanya ductus thoracicus.

usia sesudah 65 tahun.


selama kehamilan.

24. Lien mempunyai karakter penting berikut ini, kecuali:


A. merupakan massa jaringan limfoid tunggal terbesar di
dalam tubuh.
B. tidak terletak sepanjang pe4alanan pembuluh limfatik.
C. mempunyai arteria dan vena lienalis yang besar.
D. dikelilingi oleh peritoneum.
E. hanya terdiri dari pulpa rubra.

D yang benar. Kapiler limfatik berbeda dengan kapiler darah


dalam hal kapiler limfatik dapat mengabsorbsi cairan jaringan
yang mengandung protein dan partikel besar. Di lain pihak,

Limfe adalah nama yang diberikan untuk cairan


jaringan begitu cairan tersebut masuk ke dalam pembuluh
limfe dan diterapkan pada semua pembuluh limfe, tidak

pubertas.
usia 40 tahun.

Pertanyaan Pilihan Ganda

saluran buntu.

kapiler darah hanya dapat mengabsorbsi cairan jaringan yang


mengandung garam inorganik dan gula.

inguinales superfi ciales.


kelompok vertikal nodi inguinales superficiales.
nodi lymphatici inguinales profundi.
nodi inguinales iliaci externi.

7.

D yang benar. Ductus thoracicus berakhir dengan bergabung


dengan vena brachiocephalica sinistra.

2788.

BAB 10

mengalirkan limfe dari kulit kepala di atas glandula parotis,


kelopak mat4 glandula parotis, auricula, dan meatus acusticus

B yang benar. Kapiler limfe mengalirkan limfe langsung dari

jaringan.

9,

extemus.
E yang benar. Ductus thoracicus membawa ke darah semua

limfe dari kedua extremitas inferior, rongga pelvis/ sisi kiri


thoro; dan sisi kiri kepala, leher, dan extremitas superior kiri

15.

D yang benar. Limfe dari kuadran lateral atas glandula


mammaria mengalir ke nodi axillares anteriores (Gambar

(Gambar 10-1).

10-4).

10. D yang benar. Ductus lymphaticus dexter mengalirkan limfe


dari sisi kanan kepala dan leher, extremitas superior kanary
dan sisi kanan thorax (Gambar 10-1).

17. D yang benar. Plexus lymphaticus superficialis di paru-paru


bermuara ke nodi bronchopulmonales di hilus pulmonis

C yang benar. Nodus lymphaticus mengandung jaringan


limfatik dan mempunyai pembuluh limfatik aferen dan eferen

18. B yang benar. Aliran limfatik pars abdominalis oesophagus

11.

(Gambar 10-5).

bermuara ke nodi gastrici sinistri yang terletak sepanjang

(Gambar 10-1).

arteria gastrica sinistra.

12. C yang benar. Nodi submentales membentuk bagian collar


dari nodi lymphoidei di daerah sekeliling leher (Gambar 10-2).
Kelompok ini terletak tepat di bawah dagu dan mengalirkan
limfe dari ujung lidah, dasar bagian anterior mulut, gigi

incisivus, pars centralis labiae inferior, dan kulit yang

19. C yang benar. Aliran limfatik ren dexter bermuara ke nodi


aortici laterales (Gambar 10-6).
20. E yang benar. Aliran limfatik testis sinister bermuara ke nodi
aortici laterales setinggi vertebra lumbalis I.

menutupi dagu.
13. B yang benar. Nodus jugulodigastricus merupakan anggota
dari nodi lymphoidei cervicalis profundi, terletak di dalam
sarung carotis sepanjang sisi vena jugularis intema. Kelompok
ini dinamakan demikian karena kenyataannya venter posterior
musculus digastricus menyilang nodus ini di tempat ini.
Nodus jugulodigastricus mengalirkan limfe dari tonsilla.
14. A yang benar. Nodus juguloomohyoideus merupakan anggota
dari nodi lymphoidei cervicales profundi, terletak di dalam
sarung carotis sepanjang sisi vena jugularis interna. Kelompok

ini dinamakan demikian berdasarkan kenyataan bahwa


musculus omohyoideus menyilang nodus ini ditempat ini.
Nodus jugulo-omohyoideus mengalirkan limfe dari sisi lidah.

15. D yang benar. Nodi parotidei, yang terletak pada permukaan

dan di dalam glandula salivaria parotis (Gambar

L0-2),

21,.

C yang benar. Aliran limfatik colon descendens bermuara


ke nodi mesenterica inferiores terletak di sekeliling pangkal
arteria mesenterica inferior.

22.

yangbenar. Aliran limfatik kulit sisi rneclial ibu jari kaki


langsung bermuara ke kelompok vertilli::.I ::odi inguinales
superficiales (Gambar 10-7).

23. A yang benar. Thymus mencapai ukuran relatif maksimum


terhadap ukuran tubuh pada saat lahir.
24. E yang benar. Lien mempunyai pulpa alba (jaringan limfoid)
dan pulpa rubra (darah) bercampur di antaranya.
25.

D yang benar. Noduli lymphatici tidak terdapat di


dinding ureter.

dalam

Sistem

Muskuloskeletal

279

tt
280

Tulang dan Kartilago

TUUNG

DAN KARTILAGO

281

Anatomi Dasar

281

Gambaran Radiografi Os Hyoideum

301

Tulang

281

Gambaran Radiografi Cotumna Vertebratis

306

Gambaran Radiografi Ossa Thoracicae

312

Catatan Fisiotogi: Perubahan Jenis Sumsum Berhubungan


dengan Usia

284

Catatan Embriotogi: Pembentukan Tutang

284

Cartitago

284

Rangka

285

Gambaran Radiografi Tengkorak dan Mandibula

pangka

l\dan

296

tulang tubuh, terutama tengkorak, columna vertebralis,

pelvis memberikan dukungan dan perlindungan untuk

Gambaran Radiografi Ossa Membri Superioris

321

Gambaran Radiografi Ossa Membri lnferioris

339

Pertanyaan

348

Jawaban dan Penjetasan

351

rakitis; osteomalasia; dan penyakit Paget. Di samping itu, sumsum


tulang merupakan tempat dari banyak displasia medullaris. Bab ini

beberapa organ lunak. Tulang-tulang merupakan tempat lekat untuk

menguraikan materi dasar dari tulang dan cartilago yang dibutuhkan

otot skelet dan berfungsi sebagai pengungkit. Pada daerah tertentu,

oleh medis profesional untuk menegakkan diagnosis dan memilih

tulang dibantu oleh cartilago.


Penyakit tulang sering ditemukan di tempat praktek, beberapa
diantaranya adalah: fraktur; osteoporosis; tumor, seperti sarkoma;

pengobatan yang adekuat.

r.li l,.J

t # t4 I r];;t lidi$t

Tulang
E
Tulang adalah jaringan hidup yang struktumya dapat berubah
sebagai akibat tekananyang dlalaminya. Tulang selalu diperbaharui
dengan pembentukan tulang baru dan resorpsi. Seperti jaringan
ikat lain, tulang terdiri dari sel, serabut, dan matriks. Tulangbersifat
keras karena matriks ekstraselulernya mengalami kalsifikasi, dan
mempunyai derajat elastisitas tertentu akibat adanya serabutserabut organik. Tulang mernpunyai fungsi protektif, misalnya
tengkorak dan columna vertebralis melindungi otak dan medula
spinalis dari cedera; stemum dan costa melindungi viscera rongga
toraks dan abdomenbagian atas (Gambar 11-1). Tulangberperanan
sebagai pengungkit seperti yang dapat dilihat pada tulang panjang
extremitas, dan sebagai tempat penyimpanan utama dari garam
calcium. Sumsum tulang yang berfungsi membentuk sel-sel darah
terdapat di dalam rongga tulang dan terlindungi oleh tulang.
Tulang terdiri atas dua bentuk, tulang kompakta dan tulang
spongiosa. Tulang kompakta tampak sebagai massa yang padat;
tulang spongiosa terdiri atas anyaman trabekula (Gambar 11-2).

Trabekula tersusun sedemikian rupa sehingga tahan akan tekanan


dan tarikan yang mengenai tulang.

KlasifikasiTulang

Tuiang dapat diklasifikasikan secara regional atau berdasarkan


bentuk umumnya. Klasifikasi regional diringkas dalam Tabel 11,1.
Tulang dapat dikelompcikkan berdasarkan bentuk umumnya: (a)
tulang panjang, (b) tulang pendek, (c) tulang pipih, (d) tulang
iregular, dan (e) tulang sesamoid.

Tulang Panjang
Tulang panjang ditemukan pada extremitas (contoh: humerus,
femur, ossa metacarpi, ossa metatarsi, dan phalanges). Paniangnya
lebih bepar dari lebamya. Tulang ini mempunyai corpus berbentuk

tubular, diaphysis, dan biasanya terdapai epiphysis pada ujung,


ujungnya. Selama masa pertumbuhary diaphysis dipisahkan dari
epiphysis oleh cartilago epiphysis. Bagian diaphysis yang terletak
berdekatan dengan cartilago epiphysis disebut , metaphysis.
Corpus mempunyai cavitas medullaris di bagian tengah yang
berisi medulla ossium (sumsum fulang). Bagian luar corpus
terdiri dari tulang kompakta yang diliputi oleh selubung jaringan
ikat, periosteum.

282

BAB 11

os coxae
sacrum
Os coccygis
metacarpi

B
Gambar 11-1 Rangka. A. Dilihat dari anterior. B. Dilihat dari lateral.

Ujung-ujung tulang panjang terdiri dari tulang spongiosa yang


ujung-ujung tulang diliputi oleh cartilago hyalin.

tipis tulang kompakta, disebut tabula, yang dipisahkan


oleh selapis tulang spongiosa, disebut diploe. Scapula termasuk di
dalam kelompok tulang ini. walaupun berbentuk iregular

Tulang Pendek

Tulang lregular

Tulang pendek ditemukan pada tangan dan kaki (contohnya os


scaphoideum, os iunatum, talus, dan calcaneus). Benfuk fulang
ini umumnya segiempat dan terdiri atas tulang spongiosa yang
dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Tulang pendek diliputi
periosteum dan facies articularis diliputi oleh cartilago hyalin.

Tulang iregular merupakan tulang yang tidak termasuk di


dalam kelompok yang telah disebutkan di atas (contoh tulangtulang tengkorak, vertebrae, dan os coxae). Tulang ini tersusun
dari selapis tipis tulang kompakta di bagian iuarnya dan bagian

TLlang Pipih

Tulang Sesamoid

Tulang pipih ditemukan pada tempurung kepala (contoh os


frontale dan os parietale).Bagian dalam dan luar tulang ini terdiri

Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang ditemukan pada


tendo-tendo tertentu di mana terdapat pergeseran tendo pada

dikelilingi oleh selapis tipis tulang kompakta. Facies articularis

atas lapisan

dalamnya dibentuk oleh tulang spongiosa.

TULANG DAN KARTILAGO

283

1l-2 Penampang berbagai jenis tulang. A. Tulang panjang (humerus). B. Tulang iregular (calcaneus). C. Tulang pipih
(dua buah os parietale dipisahkan oleh sutura sagitalis). D. Tulang sesamoid (patella). E. Perhatikan susunan trabecula yang
Gambar

bekerja sebagai penyanggah untuk menahan gaya kompresi dan tarikan dari ujung proksimal femur.

permukaan tulang. Sebagian besar tulang sesamoid tertanam di


dalam tendo dan permukaan bebasnya diliputi oleh cartilago.
Tulang sesamoid yang terbesar adalah patell4 yang terdapat pada
tendo musculus quadriceps femoris. Contoh lain dapat ditemukan
pada tendo musculus flexor pollicis brevis dan musculus flexor
hallucis brevis. Fungsi tulang sesamoid adalah mengurangi friksi
pada tendo, dan merubah arah tarikan dari tendo.

kasar ini tidak dijumpai pada waktu lahir. jejas ini timbul pada
waktu pubertas dan secara progresif menjadi lebih nyata pada
waktu dewasa. Tarikan struktur-struktur fibrosa ini menyebabkan
periosteum menonjol dan di bawahnya terjadi endapan tulang
baru.
Pada keadaan tertentu, jejas ini besar dan diberi nama khusus.
Beberapa jejas yang penting diringkas pada Tabel 11-2.

Jejas pada Permukaan Tulang

Permukaan tulang menunjukkan berbagai jejas atau iregularitas.


Bila terdapat perlekatan fascia, ligamentum, tendo, atau aponeurosis, tulang akan menonjol atau kasar. Permukaan tulang yang

Sumsum Tulang

Sumsum tulang (medulla ossium) terdapat di dalam cavitas


medularis tulang panjang dan tulang pendek serta substansia
spongiosa tulang pipih dan iregular.

284

Semua permukaan tulang, kecuali permukaan yang membentuk

BAB 11

persendian, diliputi oleh lapisan jaringan fibrosa tebal yang

t1-1 Klasifikasi

Tabel

Tulang.lillenund Regio
Jumlah tulang

Bagian kerangka
Kffngka

aksiat

'

Tengkorak

'8

Cranirm
Wajah
: Tutang-tulang

14'

pondeilgsn

Hyoid
,

Veltebra {teffia$uk'Os saerum

,6'
'1:
:26,

disebut periosteum. Periosteum mengandung banyak pembuluh


darah, dan sel-sel yang terletak lebih dalam bersifat osteogenik,
Periosteum khususnya berhubungan erat dengan tulang pada
tempat-tempat perlekatan otot, tendo, dan ligamentum. Berkasberkas serabut kolagen yang dikenal sebagai serabut Sharpey
berjalan dari periosteum ke tulang di bawahnya. Periosteum
menerima banyak persarafan dan sangat peka.

Periosteum Tulang

daa coceygis)

Sternum
Casta

24

Kerangka apendikular
:

Gelang bahu

Clavicula

:Scapula

2,

Erlmmitas supsdor
Humerus '
. Radiilg

z
2:

Cartilago

Ulna
,

Ossa0arpalia
Ossa'Matasa$aila
Phalanges

16

10
28

GElang penggul

0s coxae

El(trernftas infeilor

'Femur
Fatella
Fibula
Tibia

OssaTarsalia
Ossa Metatarsaiia
Phalanges

2
2

2,

Tulang rawan (cartilago) merupakan bentuk jaringan ikat yang


sel-sel dan serabut-serabutnya tertanam di dalam matriks yang
berbentuk seperti agar. Matriks bertanggung jawab atas kekuatan
dan kekenyalan tulang rawan. Kecuali pada permukaan sendi,

tulang rawan diliputi oleh selapis membrana fibrosa,

yang

dinamakan perichondrium. Terdapat tiga jenis cartilago:

10:

Cartilago hyalin mempunyai banyak matriks amorf yang


mempunyai indeks bias yang sama dengan serabut-serabut
yang terbenam di dalamnya. Selama masa anak-anak dan

28

remaja, cartilago hyaline berperan penting pada pertumbuhan

2,
.'14

206,

tulang panjang (lempeng epiphysis terdiri dari tulang rawan

hyalin). Cartilago ini sangat tahan terhadap robekan dan

Dari Snell RSr ClinicalAnatomy. Tth Ed. Philadelphia; Lippincott


Witliams & Wilkins,2004, p-37.

meliputi hampir semua permukaan sendi sinovial. Cartilago


hyalin tidak dapat diperbaiki bila mengalami fraktur; tempat
kerusakan diisi oleh jaringan fibrosa.

l| Cartilago fibrosa mempunyai banyak serabut kolagen


yang tertanam di dalam sedikit matriks dan ditemukan di
dalam discus articularis (misalnya pada articulatio temporo-

mandibularis, articulatio stemoclavicularis, dan articulatio

Perubahan Jenis Sumsum Berhubungan


dengan Usia
Pada waktu lahir, senrua sumsum tulang dalam tubuh
berwarna merah dan hematopoeitik. Aktivitas pembentukan darah
lambat laun berkurang dengan bertambahnya usa, dan sumsum
merah (medulla ossium rubra) diganti menjadi sumsum kuning
(medulla ossium flava). Pada usia 7 tahun, sumsum kuning mulai

tampak pada tulang-tulang distal ekstremitas. Pergantian sumsum


ini lambat laun bergerak ke arah proksimal, sehingga pada saat

genu) dan pada permukaan sendi clavicula dan mandibula.


Bila rusak, fibrocartilago dapat memperbaiki dirinya sendiri
secara lambat dengan cara yang sama dengan iaringan fibrosa
lainnya di dalam tubuh. Discus articularis mempunyai sedikit
aliran darah, oleh karena itu tidak dapat memperbaiki dirinya
sendiri bila mengalami kerusakan.
Cartilago elastis mempunyai banyak serabut elastis yang
tertanam di dalam matriks. Seperti yang dapat diduga, tulang
rawan ini sangat fleksibel dan ditemukan pada auricul4
meatus acusticus extemus, tuba auditiva, dan epiglottis. Bila
mengalami kerusakan tulang rawan ini dapat memperbaiki
dirinya sendiri dengan jaringan fibrosa.

orang menjadi dewasa sumsum merah hanya dijumpai pada tulang


tengkorak, columna vertebralis, dinding toraks, tulang gelang bahu

dan panggul, serta caput humeri dan caput femoris.

Cartilago hyalin dan fibrocartilago cenderung mengalami


kalsifikasi atau bahkan mengalami osifikasi pada kehidupan
selanjutnya.

TULANG DAN KARTIUGO

Tabel

11-2. Jejas pada Permukaan

285

Tulang

Jejas pada Tulang


Elevasi linear
Linea

Linea nuchae superior pada os occipitale


Tuberositas supracondylaris medialis dan lateralis pada humerus
Crista iliaca pada os coxae

Tuberositas
Crista
Elevasi bulat
Tuberculum

Tuberculum pubici:m

Protuberantia

Protuberantia occipitalis externa


Tuberositas major dan minor humeri
Malleolus medialis tibiae dan malleolus lateralis fibulae
Trochanter major dan minor femoris

Tuberositas
Malleolus
Trochanter
Elevasi tajam
Spina atau processus spinosus
Processus styloideus

Spina ischiadica, processus spinosus vertebrae


Processus styloideus ossis temporalis

Ujung yang melebar untuk persendian


Caput

Caput humeri, caput femoris

Condylus (tonjolan seperti tinju)


Epicondylus (penonjolan yang terletak tepat di atas condylus)
Daerah kecil. datar, untuk persendian

Condylus lateralis dan condylus medialis femoris


Epicondylus medialis dan lateralis femoris

FOVEE

Fovea capitulum costae untuk persendian dengan corpus vertebrae

-;n;

Cekungan
lncisura ischiadica major ossis coxae
Sulcus bicipitalis humeri
Fossa olecranii humeri, fossa acetabuti ossis coxae

Sulcus
l-ossa
Lubang
t rssura

Fissura occipitalis superior


Foramen infraorbitale maxillae

Foramen
Canalis

Canalis caroticus pada ossis temporalis


Meatus acusticus externus pada ossis temporalis

Meatus

Dari Snell RS: ClinicalAnatomy. 7th Ed. Philadelphia; Lippincott Williams & Witkins, 2004, p. 38.

tulang-tulang disebut 1i gamentum suturale. Mandibula merupakan

Rangka
Rangka disusun dalam dua kelompok besar: rangka aksial dan
rangka apendikular (Gambar 11-1).
Rangka aksial dibentuk oleh tulang-tulang yang membentuk

sumbu utama yang menyokong tubuh, yaitu cranium,

os

hyoideum, columna vertebralis, sternum, dan costa; dan rangka


apendikular dibentuk oleh tulang-tulang extremitas superior
dan inferior yang melekat sebagai tambahan pada rangka aksiai.
Rangka apendikular termasuk gelang bahu atau panggul yang
menghubungkan tulang-tulang rangka ke rangka aksial. SaatAnda
membaca uraian masing-masing tulang, akan sangat membanfu
jika Anda memiliki satu kelompok tulang untuk belajar, dan jika
memungkinkan, mempelajarinya pada rangka yang bersendi.

Rangka Aksial
Tengkorak
(omposisi
Tengkorak disusun dari beberapa tulang yang saling bersendi pada
sendi yang tidak bergerak disebut sutura. Jaringan ikat di antara

perkecualian dari sistem ini, karena tulang ini berhubungan


dengan cranium melalui articulatio temporomandibularis yang
bergerak.

Tulang-tulang tengkorak dapat dibedakan dalam cranium dan


tulang-tulang wajah. Calvaria adalah bagian atas dari cranium,

dan basis cranii adalah bagian paling bawah dari cranium


(Gambar 11-3).
Tulang tengkorak terdiri atas lamina extema dan intema dari
substantia compacta tu1ang dan dipisahkan oleh selapis substantia
spongiosa yang disebut diploE (Gambar 11-4). Tabula interna lebih

tipis dan lebih rapuh daripada tabula extema. Tulang-tulang ini


diliputi pada permukaan luar dan dalam oleh periosteum.
Cranium terdiri dari tulang-tulang berikut ini, dua diantaranya
berpasangan (Gambar 11-3 dan 11-5):

]
1
t
ll
I
I

Os frontale

Os parietale

Os occipitale

Os temporale

Os sphenoidale

1.

Os ethmoidale

286

BAB 11

os lacrimale

os nasale

processus frontalis
maxillae

canalis opticus

arcus superciliaris

pars orbitalis
ossis frontaliS

rnctsura

supraorbitalis
sutura coronalis

os parietale

ala major
ossis sphenoidalis
sutura
frontozygomatica

processus zygomaticus
ossis frontalis

os zygomaticum
pars squamosa
ossis temporalis

fissura orbitalis
superior
fissura orbitalis
inferior

os zygomaticum

sutura
zygomaticomaxillaris

foramen infraorbitale

concha nasalis media

processus mastald: irs

concha nasalis inferior


maxilla

ramus mandibulae

foramen mentale
corpus mandrbulae

symphisis mandibulae
Gambar 11-3 Tulang-tulang pada aspek anterior cranium

Tulang-tulang waiah terdid atas tulang-tulang berikut ini,


dua diantaranya tunggal:

I Os zygomaticum
i Maxilla
I Os nasale
t Os lacrimale
a Vomer
I Os palatinum
t Concha nasalis inferior
l} Mandibula

sebaiknya terdapat model tengkorak sebagai referensi untuk


membaca hal-hal berikut ini.

2
n gko ro

ak Ante r i o r

Te

Os frontale, atau tulang dahi, melengkung ke bawah membentuk


margo superior orbita (Gambar 11-3). Arcus superciliaris dapat
dilihat pada kedua sisi, dan incisura supraorbitalis atau foramen

2
1

Ta

mp

supraorbitale dapat dikenali. Di medial, os frontale bersendi


dengan processus frontalis maxillae dan os nasale. Di lateral, os

frontale bersendi dengan os zygomaticum.

Mahasiswa kedokteran tidak perlu mengetahui struktur


Margo g:bitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral
masing-masing hrlang secara rinci. Namun, mahasiswa harus oleh os zygomaticum, di inlerior oleh maxilla, dan di medial oleh
mengenal tengkorak sebagai sebitah kesatuen yang utuh dan processus maxillarls dan os frontale.

TULANG DAN KARTILAGO

287

sutura sagittalis

vena superficialis
kulit kepala

kulit

V. emissaria

jaringan ikat

V" diploica

aponeurosrs

sinus sagittalis superior


granulationes
arachnoideales

jaringan ikat
longgar
pencranrum
(periosteum)

lamina endosteal

duramater
lamina meningeal
duramater

lamina externa

ossis parietalis

Arach noideamater

diploe

A. cerebri di dalam
spatium subarachnoideum

lamina interna

ossis parietalis

piamater
cortex cerebri

V. cerebri di
dalam spatium
subarachnoideum
sinus sagittalis inferior

falx cerebri

Gambar 11-4 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissaria, dan hubungan pembuluh dar-lh
otak dengan spatium subarachnoideum.

Di dalam os frontale, tepat di atas margo orbita, terdapat


dua rongga yang diliputi oleh membrana mucosa disebut sinus
frontalis. Rongga ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi

ditembus oleh dua foramen untuk nervus zygomaticofacialis dan


zygomaticotemporalis.

sebagai resonator suara.

terletak horizontal dan dua ramus yang terletak vertikal.

Mandibula, atau rahang bawah, tediri dari corpus yang

Kedua os nasale membentuk batang hidung. Pinggir bawah-

ok Lote r a I

nya, bersama dengan maxilla, membentuk apertura nasalis

Ten gko r o k

anterior. Cavum nasi dibagi dua oleh sePtum nasi, yang sebagian
besar dibentuk oleh os vomer. Concha nasalis superior dan media
merupakan tonjolan os ethmoidale pada setiap sisi ke dalam
cavum nasi, sedangkan concha nasalis inferior merupakan tulang

Os frontale membentuk bagian depan sisi tengkorak dan bersendi


dengan os parietale pada sutura coronalis (Gambar 11-5).
Os parietale membentuk sisi dan atap cranium dan bersendi

sendiri.
Kedua maxilla membentuk rahang atas, pars anterior palatum
durum, sebagian dinding lateral cavum nasi, dan sebagian dasar

orbita. Kedua tulang ini bertemu di garis tengah pada sutura


intermaxillaris dan membentuk pinggir bawah aperfura nasalis.
Di bawah orbita, maxilla ditembus oleh foramen infraorbitale.
Processus alveolaris menonjol ke bawah dan bersama dengan sisi
lainnya membentuk arcus alveolaris, yang menjadi tempat gigigeligi atas. Pada tiap maxilla terdapat rongga berbentuk pyramid
yang dilapisi membrana mucosa, disebut sinus maxillaris. Rongga
ini berhubungan dengan hidung dan berfungsi sebagai resonator
suara.

Os zygomaticum membentuk tonjolan pipi dan sebagian


dinding lateral serta dasar orbita. Di medial bersendi dengan
maxilla, dan di lateral dengan Processus zygomaticus ossis
temporalis membentuk arcus zygomaticus. Os zygomaticum

To

m p

satu dengan yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis. Di


belakang keduanya bersendi dengan os occipitale pada sutura
lambdoidea.
Tengkorak disempurnakan di samping oleh pars squamosa
ossis occipitalis; bagian-bagian os temporale yaitu pars squamosa
dan tympanica, processus mastoideus, processus styloideus,
dan processus zygomaticus; dan ala major ossis sphenoidalis.
Perhatikan letaknya meatus acusticus externus. Ramus dan corpus

mandibulae terletak di inferiornya.


Perhatikan bahwa bagian paling tipls dari dinding lateral

tengkorak, tempat

di mana sudut anteroinferior os

parietale

bersendi dengan ala major ossis sphenoidalis; tempat ini disebut


pterion.
Di klinik, pterion merupakan area penting karena menempati
tempat divisi anterior arteria dan vena meningea media.
Temukan pula linea temporalis superior dan inferior, yang
mulai sebagai sebuah garis dari margo posterior processus

BAB

288

11

pars squamosa
ossis temporalis
sutura coronalis

os parietale
lineae temporales
os frontale

crista supramastoidea

ala major ossis


sphenoidalis
processus zygomaticus
frontalis
nasron

os nasale
processus frontalis
ossis zygomatici

os occipitale

os lacrimale
os zygomatlcum
foramen zygomaticofaciale
protuberantia occipitalis
externa (inion)

foramen infraorbitale

linea nuchae superior


trigonum suprameatum
spina suprameatica
meatus acusticus externus
lamina tympani
processus mastoideus

pars alveolaris
ramus

foramen mentale

angulus
collum mandibulae

corpus mandibulae
caput mandibulae

Gambar 11-5 Tulang-tulang pada aspek lateral tengkorak.

zygomaticus ossis frontalis dan bercabang sewaktu melengkung


ke belakang. Fossa temporalis terletak di bawah linea temporalis
inferior.
Fossa infratemporalis terletak di bawah crista

infratemporalis

pada ala major ossis sphenoidalis. Fissura pterygomaxillaris


merupakan fissura vertikal yang terletak di dalam fossa di antara
processus pterygoideus ossis sphenoidalis dan belakang maxilla.
Ke medial fissura ini berhubungan dengan fossa pterygopalatina.
Fissura orbitalis inferior adalah fissura horizontal di antara
aia major ossis sphenoidalis dan maxilla. Fissura ini berjalan ke
depan ke dalam orbita.
Fossa pterygopalatina adalah ruang kecil di belakang dan

bawah rongga orbita. Ke lateral berhubungan dengan fossa


infratemporalis melalui fissura pterygomaxillaris, ke medial
dengan cavum nasi melalui foramen sphenopalatinum, ke
superior dengan tengkorak melalui foramen rotundum, dan ke
anterior dengan orbita melalui fissura orbitalis inferior.

TengkorokTompok Posterior
Bagian posterior kedua

os

parietale (Gambar 11-6) bersama dengan

sutura sagittalis dapat dilihat dari atas. Di bawah" os parietale


bersendi dengan pars squamosa ossis occipitaiis pada sutura
lambdoidea. Pada masing-masing sisi, os occipitale bersendi
dengan os temporale. Di garis tengah os occipitale terdapat
peninggian dengan permukaan kasar disebut protuberantia
occipitalis extema, yang merupakan tempat melekatnya otot dan
ligamentum nuchae. Di kiri kanan protuberantia terdapat linea
nuchae superior yang terbentang ke lateral, ke os temporale.
Te

n gko rok

To

mp

ok

up

rio

Di anterior, os frontale (Gambar 11-6) bersendi dengan kedua

os

parietale pada sutura coronalis. Kadang-kadang kedua belahan


os frontale gagal berfusi, meninggalkan sutura metatopica di
garis tengah. Di belakang, kedua os paritale bersendi pada sutura
sagittalis.

TULANG DAN KARTIUGO

sutura sagittalis

os parietale

{ltw

L-A\

v\
\\r,.,

linea temporalis

superior
linea temporalis
inferior
.sutura
lambdoidea

I
sutura
parietomastoidea

protuberantia
occipitalis externa

linea nuchae
superior
processus
mastoideus
processus
styloideus

,/l/

lt:

\\
l,

ll

\\ -N\-==='--

os parietale

,/,/

sutura lambdoidea

Gambar 11-6 Tulang-tulang tengkorak dilihat dari aspek posterior (A) dan superior (B).

289

290

BAB 11

Tengkorok

Ta

inferior lamina medialis processus pterygoideus diperpanjang

mpak I nferio r

sebagai taju yang melengkung, yaitu hamulus pterygoideus.

ini

Posterolateral terhadap lamina lateralis processus pterygoideus, ala major ossis sphenoidalis ditembus oleh foramen

Processus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis


palatini dapat diidentifikasi. Di anterior pada garis tengah terdapat
fossa dan foramen incisivum. Di posterolateral terdapat foramen
palatinum majus dan minus.
Di atas tepi posterior palatum durum terdapat choanae

ovale yang besar dan foramen spinosum yang kecil. Posterolateral


terhadap foramen spinosum terdapat spina ossis sphenoidalis.

Bila mandibula kita buang, pars anterior dari bagian tengkorak


dilihat dibentuk oleh palaturn durum (Gambar 11-7).

(apertura nasalis posterior). Choanae ini dipisahkan satu dengan


yang lain oleh margo posterior vomer dan dibatasi di lateral oleh
lamina medialis processus pterygoideus ossis sphenoidalis. Ujung

Di belakang spina ossis sphenoidalis, pada daerah antara


aia major ossis sphenoidalis dan pars petrosus ossis temporalis,
terdapat alur untuk pars cartilaginosa tuba auditiva. Muara tuba
bagian tulang dapat juga diideniifikasi.
Fossa mandibularis ossis temporalis dan tuberculum
articulare membenfuk facies articularis superior untuk articulatio

foramen incisivum

processus palatinus maxilla

processus palatinum ossis palatini

fissura orbitalis inferior


tuberculum maxillae

foramen palatinum majus

arcus zygomaticus

palatinum minus
hamulus
crista
infratemporalis

lamina lateru;lil
processus pterygoidei

fossa scaphoidea

lamina medialis
processus pterygoidoi

fossa mandibularis

foramen ovale
foramen spinosum

tuberculum articulare
canalis hypoglossi

spina ossis sphenoidalis

processus
styloideus

pars petrosus
ossis temporalis

pars squamosa
ossis temporalis

pars tympanica
ossis temporalis
canalis
caroticus

foramen
stylomastoideum
processus
mastoideus

foramen

jugulare
condylus
occipitalis
tuberculum
pharyngeum

protuberantia
occipitalis externa

foramen magnum
linea nuchae superior

os occipitale

Gambar 11-7 Permukaan inferior basis cranii

TULANG DAN

temporomandibularis. Fossa ini dipisahkan dari lamina tympanica


di posteriornya oleh fissura tympanosquamosa, pada ujung
medialnya chorda tympanl keluar dari cavitas tympani.
Processus styloideus ossis temporalis menonjol ke bawah dan
depan dari aspek inferiornya. Muara canalis caroticus terlihat juga
pada permukaan inferior pars petrosus ossis temporalisBentuk ujung medial pars Petrosus ossis temporalis tidak
teratur dan bersama dengan pars basilaris ossis occipitalis dan ala
major ossis sphenoidalis membentuk foramen lacerum. Semasa
hidup, foramen lacerum ditutupi oleh jaringan fibrosa, dan hanya
beberapa pembuluh darah kecil saja yang melalui foramen ini
keluar dari cavum cranii.
Lamina tympanica, yang merupakan bagian dari os temporale,
penampangnya berbentuk huruf C dan membentuk bagian tulang
meatus acusticus externus. Sewaktu mempelajari daerah ini,

squamosa ossis temporalis,

identifikasi crista suprameatica pada permukaan lateral pars

11-B).

KARTILAGO

trigonum suplameatum, dan spina

suprameatica.

Di dalam celah di antara processus styloideus dan processus


mastoideus dapat dilihat foramen stylomastoideum. Medial terhadap processus styloideus, pars petrosus ossis temporalis mempunyai incisura yang dalam, yang bersama dengan incisura yang
lebih dangkal pada os occipitale membentuk foramen jugulare.
Di belakang apertura nasi posterior dan di depan foramen
magnum terdapat os sphenoidale dan pars basilaris ossis occipitalis. Tuberculum pharyngeum adalah tonjolan kecil di garis
tengah pada permukaan bawah pars basilaris ossis occipitalis.
Condylus occipitalis harus diidentifikasi. Condylus ini bersendi dengan aspek superior massa lateralis vertebra cervicalis I,
os atlas. Superior terhadap condylus occipitalis terdapat canalis
hypoglossus untuk tempat lewatnya nervus hypoglossus (Gambar

crista galli

cribrosa
foramen cecum

ala minor ossis sphenoidalis

pars orbitalis
ossis frontalis
canalis opticus
processus clinoideus

anterior

foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale
tuberculum sellae

sulcus A. meningea
medib

sella turcica
processus
clinoideus posterior

foramen spinosum
pars squamosa
ossis temporalis

dorsum sellae
hiatus canalis
N. petrosi
majores

pars petrosa
ossis temporalis
meatus acusticus
internus

eminentia arcuata
sulcus sinus
sigmoidei

sulcus sinus
petrosi superioris
foramen jugulare

pars basilaris
ossis occipitalis

sulcus sinus transversi

foramen magnum

canalis hypoglossi

crista occipitalis interna

291

protuberantia occipitalis interna

Gambar 11-8 Permukaan dalam basis cranii

292

BAB

11

Posterior terhadap foramen magnum di garis tengah,


terdapat protuberantia occipitalis externa. Linea nuchae superior
dapat ditemukan karena mereka melengkung di kanan dan kiri
protuberantia.

osifikasi cartilaginosa. Tulang-tulang calvaris tidak menyatu pada


sutura, tetapi dipisahkan oleh celah-ceiah membranosa yang tidak
menulang, disebut fonticuli cranii. Di klinik, fonticulus anterior

dan posterior penting sekali dan mudah diperiksa pada garis


tengah calvaria.

Fonticulus anterior berbentuk wajik dan terletak di depan di

Tengkorak Neonatus

Tengkorak neonatus (Gambar 11-9), bila dibandingkan dengan


tengkorak orang dewasa menunjukkan besar cranium yang relatif
tidak seimbang dengan wajah. Pada anak-anak, pertumbuhan
mandibul4 sinus maxillaris, dan processus alveolaris maxillae
mengakibatkan bertambahnya ukuran panjang wajah.
Tulang-tulang tengkorak licin dan unilaminer, tanpa adanya
dip1o6. Hampir semua tulang tengkorak mengalami osifikasi pada
saat lahir, tetapi prosesnya belum selesai dan tulang-tulang itu
dapat digerakkan satu terhadap yanglainkarena dihubungkan oleh
jaringan fibrosa atau cartilago. Tulang-tulang calvaria mengalami

osifikasi membranosa; tulang-tulang basis cranii mengalami

antara kedua belahan os frontale dan di belakang di antara kedua


os parietale (Gambar 11-9). Membrana fibrosa yang membentuk

lantai fonticulus anterior diganti oleh tulang serta telah menutup


pada usia 18 bulan. Fonticulus posterior berbentuk segitiga dan
di depan terletak di antara kedua os parietale dan di belakang
di antara os occipitale. Pada akhir tahun pertama fonticulus ini
biasanya menutup dan tidak dapat lagi dipalpasi.
Pars tympanica ossis temporalis hanya berupa cincin
berbentuk C pada saat lahir, dan pada waktu dewasa merupakan
lempeng yang berbentuk C. Ini berarti bahwa meatus acusticus
externus hampir seluruhnya adalah tulang rawan pada neonatus,
dan membrana tympani terletak lebih ke permukaan. Walaupun

fonticulus anterior

sutura frontalis

sutura intermaxillaris

symphisis mandibulae

fonticulus anterior

foramen stylomastoideum
membrana tympani

mandibula

Gambar 11-9 Tengkorak neonatus dilihat dari aspek


pars tympanica ossis temporalis

anterior (A) dan lateral (B).

TULANG DAN

membrana tympani hamPir samabesar dengan membrana dewasa,


pada neonatus membran ini menghadap lebih ke inferior. Selama
masa anak-anak, lamina tympanica tumbuh ke lateral, membentuk
bagian tulang dari meatus, dan membrana tympani menghadap

lebih ke lateral.
Processus mastoideus tidak ditemukan pada waktu lahir

(Gambar 11-9) dan berkembang kemudian sebagai respons


terhadap tarikan musculus sternocleidomastoideus bila anak
menggerakkan kepalanya.
Pada saat lahir, antrum mastoideum terletak kira-kira 3 mm
di bawah lantai trigonum suPlameatum. Dengan berkembangnya

tengkorak, dinding tulang lateral menebaf sehingga pada waktu


pubertas antrum mungkin terletak lebih kurang 15 mm dari
permukaan.

Mandibula merupakan dua belahan kiri dan kanan pada saat

lahir, dihubungkan di garis tengah oleh jaringan fibrosa. Kedua


belahan menyatu pada symphisis mandibulae menjelang akhir
tahun pertama.

Angulus mandibulae bersifat tumpul pada saat lahir


(Gambar 11-9), caputnya terletak setinggi margo superior corpus

mandibulae dan processus coronoideus terletak lebih tinggi


dari caput. Hanya setelah terjadi erupsi gigi permanerg angulus
mandibulae mencapai bentuk dewasanya. Caput dan collum
berkembang, sehingga caput terletak lebih tinggi dari processus
coronoideus.
Pada usia lanjut, ukuran mandibula akan mengecil jika gigigeligi tanggal. Sewaktu pars alveolaris tulang mengecil, posisi

KARTILAGO

293

posteriornya adalah ala minor ossis sphenoidalis yang taiam yang


bersendi di lateral dengan os frontale danbertemu dengan anguius
anteroinferior os parietale, atau pterion. Ujung medial ala minor
ossis sphenoidalis membentuk processus clinoideus anterior pada
masing-masing sisi, yang menjadi tempat melekatnya tentorium
cerebelli. Bagian tengah fossa cranii media dibatasi di posterior
oleh alur untuk chiasma opticum.
Dasar fossa dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis di lateral
dan oleh lamina cribriformis ossis ethmoidalis di medial (Gambar
11-B). Crista galli adalah tonjolan tajam ke atas dari os ethmoidale
di garis tengah dan merupakan tempat melekahrya falx cerebri.
Di antara crista galli dan crista ossis frontalis terdapat apertura
kecil, yaitu fotamen cecum, untuk temPat lewatnya vena kecil dari
mucosa hidung menuju ke sinus sagittalis superior. Sepanjang
crista galll terdapat celah sempit pada lamina cribriformis untuk
tempat lelvatnya nenrus ethmoidalis anterior menuju ke cavum
nasi. Permukaan atas lamina cribriformis menyokong bulbus
olfactorius, dan lubangJubang halus pada lamina cribrosa dilalui
oleh nervus olfactorius.
Fosso Cronii

Media

terdiri dari bagian medial yang sempit dan


bagian lateral yang lebar (Gambar 11-8). Bagian medial yang
meninggi dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis, dan bagian
iateral membentuk cekungan yang meluas di kanan dan kiri,
Fossa cranii media

menampung lobus temporalis cerebri.

ramus mandibulae menjadi miring sehingga caput membengkok

Di anterior dibatasi oleh a1a minor ossis sphenoidalis dan


di posterior oleh batas atas pars petrosa ossis temporalis. Di

ke posterior.

lateral terletak pars squamosa ossis temporaiis,

a1a

major ossis

sphenoidalis, dan os parietale.


Cavum Cranii

Cavum cranii berisi otak dan meningen yang membungkusnya,


serta bagian saraf otak, arted, vena, dan sinus venosus.

Calvaria

Permukaan dalam calvaria memperlihatkan sutura coronalis,


sagittalis, dan lambdoidea. Pada garis tengah terdapat sulcus
sagittalis yang dangkal untuk tempat sinus sagittalis superior.
Di kanan dan kiri sulcus terdapat beberapa lubang kecil, disebut
foveae granulares yang menjadi tempat lacunae laterales dan
granulationes arachnoidales. Didapatkan sejumlah alur dangkal
untuk divisi anterior dan posterior vasa meningea media sewaktu
keduanya berjalan di samping tengkorak menuju ke calvaria.
Basis Cranii

Bagian dalam basis cranii (Gambar 11-8) dibagi dalam tiga


fossa: fossa cranii anterior, media, dan posterior. Fossa cranii
anterior dipisahkan dari fossa cranii media oleh ala minor ossis
sphenoidalis, dan fossa cranii media dipisahkan dari fossa cranii
posterior oleh pars petrosa ossis temporalis.
Fosso Cronii Anterior
Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis cerebri. Dibatasi

di anterior oleh permukaan dalam os frontale, dan di garis tengah


terdapat crista untuk tempat melekatnya falx cerebri. Batas

Dasar dari masing-masing bagian lateral fossa cranii media


dibentuk oleh ala major ossis sphenoidalis dan pars squamosa dan
petrosa ossis temporalis.

Os sphenoidale mirip kelelawar dengan corpus terletak di


bagian tengah dan ala major dan minor terbentang kanan dan kiri.
Corpus ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis yang berisi

udara, yang dibatasi oleh membrana mucosa dan berhubungan


dengan rongga hidung. Sinus ini berfungsi sebagai resonator
suara.

Di anterior, canalis opticus dilalui oleh nervus opticus dan


arteria ophthalmica, sebuah cabang dari arteria carotis interna,
menuju ke orbita. Fissura orbitalis superior, yang merupakan
celah di antara ala major dan minor ossis sphenoidalis, dilalui
oleh nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus
oculomotorius, nervus nasociliaris, dan nervus abducens, bersama
dengan vena ophthalmica superior. Sinus venosus sphenoparietalis

berjalan ke medial sepanjang pinggir posterior ala minor ossis


sphenoidalis dan bermuara ke dalam sinus cavernosus.
Foramen rotundum, yang terletak di belakang ujung medial
fissura orbitalis superior, menembus ala major ossis sphenoidalis
dan dilalui oleh nervus maxillaris dari ganglion trigeminus menuju
ke fossa pterygopalatina.
Foramen ovale terletak posterolateral terhadap foramen
rotundum (Gambar 11-8). Foramen ini menembus ala major ossis
sphenoidalis dan dilalui oleh radix sensorikbesar dan radix motorik
kecil nervus mandibularis yang menuju ke fossa infratemporalis.
Nervus petrosus minus juga berjalan melalui foramen ini.

294

BAB 11

Foramen spinosum yang kecil terletak posterolateral terhadap


foramen ovale dan juga menembus ala major ossis sphenoidalis.
tr'oramen ini dilalui oleh arteria meningea media dari fossa
infratemporalis menuju ke cavum cranii. Kemudian arteri berjalan
ke depan dan lateral di dalam alur pada permukaan atas pars
squamosa ossis temporalis dan ala major ossis sphenoidalis (lihat
Bab 14, halaman 503). Dalam jarak pendelg arteri ini terbagi dua
dalam dalam ramus anterior dan posterior. Ramus anterior ber_
jalan ke depan dan atas, ke angulus anteroinferior ossis parietalis
(lihat Gambar 14-19). Di sini, arteri membuat jejas yang dalam atau
saluran yang pendek, kemudian berjalan ke belakang dan atas
os parietale. Pada tempat ini, arteri paling mudah cedera akibat
pukulan pada kepala. Ramus posterior berjalan ke belakang dan
atas, melintasi pars squamosa ossis temporalis untuk sampai ke
os parietale.

Foramen lacerum yang besar dan berbentuk irregular terletak

di antara apex pars petrosus ossis temporalis dan os sphenoidale


(Gambar 11-B). Pada waktu hidup lubang di permukaan inferior
foramen lacerum diisi oleh cartilago dan jaringan fibrosa, dan
hanya pembuluh darah kecil yang berjalan melalui jaringan ini
dari cavum cranii menuju ke leher.
Canalis caroticus bermuara pada sisi fc;rarnen lacerum di
atas muara inferior yang tertutup. Arteria carotis interna masuk
ke foramen dari canalis caroticus dan segera melengkung ke
atas unfuk sampai pada sisi corpus ossis sphenoidalis. Di sini,
arteri ini membeiok ke depan ke dalam sinus cavernosus untuk
mencapai daerah processus clinoideus anterior. pada tempat ini,
arteria carotis intema membelok vertikal ke atas, medial terhadap
processus clinoideus anterior, dan muncul dari sinus cavernosus.
(Lihat hal. 174)

Lateral terhadap foramen lacerum terdapat lekukan pada


apeks partis petrosae ossis temporalis untuk ganglion trigeminale.
Pada permukaan anterior os petrosus terdapat dua alur saraf; alur

medial yang lebih besar untuk nervus petrosus major, sebuah


cabang nervus facialis; dan alur lateral yang lebih kecil untuk
nervus petrosus minor, sebuah cabang dari plexus tympanicus.
Nervus petrosus major masuk ke foramen lacerum dibawah
ganglion trigeminale dan bergabung dengan Nenrrs petrosus
profundus (serabut simpatik dari sekitar arteria carotis interna),
untuk membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus petrosus
minor berjalan ke depan ke foramen ovale.
Nervus abducens melengkung tajam ke depary melintasi
apeks partis petrosae, medial terhadap ganglion trigeminale. Di
sini, saraf ini meninggalkan fossa cranii posterior dan masuk ke
dalam sinus cavernosus.

Eminentia arcuata adalah penonjolan bulat yang terdapat


pada permukaan anterior os petrosus dan ditimbulkan oleh canalis
semicircularis superior yang terletak di bawahr.rya.

Tegmen fympani adalah lempeng tipis tulang, yang merupa_


kan penonjolan ke depan pars petrosa ossis temporalis dan terletak

berdampingan dengan pars squamosa tulang ini (Gambar 11_g).


Dari belakang ke depary lempeng ini membentuk atap antrum
mastoideum, cavitas tympani, dan tuba auditiva. Lempeng tipis
tulang ini merupakan satu-satunya penyekat utama penyebaran

infeksi dari dalam cavitas tympani ke lobus


hemispherium cerebri (lihat Gambar 18-16).

temporalis

Bagian medial fossa cranii media dibentuk oleh corpus ossis


sphenoidalis (Gambar 11-B). Di depan terdapat sulcus chiasmatis,
yang berhubungan dengan chiasma opticum dan berhubungan
ke
lateral dengan canalis opticus. posterior terhadap sulcus terdapat
peninggiary disebut tuberculum sellae. Di belakang peninggian
ini terdapat cekungan dalam, yaitu sella turcica, yang merupakan
tempat glandula hypophisis. Sella turcica dibatasi di posterior
oieh lempeng tu1ang bersegi empat yang disebut dorsum sellae.

Angulus superior dorsum sellae mempunyai dua tuberculum,


disebut processus clinoideus posterior, yang menjadi tempat
perlekatan dari pinggir tetap tentorium cerebelli.
Sinus cavernosus berhubungan langsung dengan sisi corpus
sphenoidalis (lihat Gambar 14-15). pada dinding lateralnya
terdapat nervus cranialis III dan IV, dan divisi ophthalmicus dan
maxillaris nervus cranialis V (lihat Gambar 14_15). Arteria carotis
interna dan nervus cranialis VI berjalan ke depan melalui sinus
ini.
Fossa

Cronii Posterior

Fossa cranii posterior dalam dan menampung bagian_bagian


otak belakang, yaifu cerebellum, pons, dan medulla oblongata.
Di anterior fossa dibatasi oleh pinggir superior pars petrosa ossis
temporalis dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars
squamosa ossis occipitalis (Gambar 11_g). Dasar fossa cranii
posterior dibentuk oleh pars basilaris, condylaris, dan squamosa
ossis occipitalis dan pars mastoideus ossis ternporalis.
Atap fossa dibentuk oleh lipatan du;a, ,i;,:ntorium cerebelli,
yang terletak di antara cerebellum di sebeiah bawah dan lobus
occipitalis cereberi di sebelah atas (lihat Gambar 14_1,2).
Foramen magnum menempati daerah pusat tlari dasar fossa

dan dilalui oleh medulla oblongata dengan meningen yang


meliputinya, pars spinalis ascendens nervi accessorii, dan kedua
arteria vertebralis.

Canalis hypoglossi terletak di atas pinggir anterolateral


foramen magnum (Gambar 11-g) dan dilalui oleh nervus
hypoglossus.
Foramen jugulare terletak di antara pinggir bawah pars petrosa
ossis temporalis dan pars condylaris ossis occipitalis. Foramen
ini

dilalui oleh struktur-struktur berikut ini dari depan ke beiakang:


sinus petrosus inferioL nervus cranialis IX, X, dan XI; dan sinus
sigmoideus yang besar. Sinus petrosus inferior berjalan turun
di dalam alur pada pinggir bawah pars petrosa ossis temporalis
untuk mencapai foramen. Sinus sigmoideus merrbelok ke bawah
melalui foramen dan berlanjut sebagai vena jugularis interna.
Meatus acusticus internus menembus permukaan posterior
pars petrosa ossis temporalis. Lubang ini dilalui oleh nervus
vestibulocochlearis dan radix motorik dan sensorik nervi facialis.
Crista occipitalis interna berjalan ke atas di garis tengah,
posterior terhadap foramen magnum, menuju ke protuberantia
occipitalis interna. Pada crista ini melekat falx cerebelli yang
kecil, yang menutupi sinus occipitalis.
Kanan dan kiri dari protuberantia occipitalis interna terdapat

alur lebar untuk sinus transversus (Gambar

11_g).

Alur ini

terbentang di kedua sisi, pada permukaan dalam os occipitale,

sampai ke angulus posteroinferior atau sudut os parietale.


Kemudian alur berlanjut ke pars mastoideus ossis temporalis,

TULANG DAN

dan di sini sinus transversus berlanjut sebagai sinus sigmoideus.


Sinus petrosus superior berjalan ke belakang sepanjang pihggir
atas os petrosus di dalam sebuah alur sempit dan bermuara ke
dalam sinus sigmoideus. Sewaktu sinus sigmoideus berjalan turun
ke foramen jugulare, sinus ini membuat alur yang dalam pada
bagian belakang os petrosus dan pars mastoideus ossis temporalis.
Di sini, sinus sigmoideus terletak tepat Posterior terhadap antrum
mastoideum.

Tabel 11-3 memperlihatkan ringkasan dari lubang-lubang


penting yang terdapat pada basis cranii dan struktur-struktur
yang melewatinya.

Mandibula
Mandibula atau rahang bawah adalah tulang terbesar dan terkuat
wajah, dan tulang ini bersendi dengan tengkorak pada articulatio
temporomandibularis.
Mandibula terdiri dari corpus berbentuk taPal kuda dan
sepasang ramus. Corpus mandibulae bertemu dengan ramus
masing-masing sisi pada angulus mandibulae (Gambar 11-10).
Pada permukaan luar di garis tengah corpus mandibulae
terdapat sebuah rigi yang menuniukkan garis fusi dari kedua
belahan selama perkembangannya, yaitu symphisis mandibulae.
Foramen mentale dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua;
dari lubang ini keluar arteria, vena dan nervus alveolaris inferior'
Pada permukaan medial corpus mandibulae di bidang
tengah tampak spina mentalis; baglan atas merupakan tempat
origo musculus geniogiossus dan bagian bawah tempat origo

Lubang di Tengkorak

KARTILAG)

295

musculus geniohyoideus (Gambar 11-10). Linea mylohyoidea


tampak sebagai rigi oblik yang berjalan ke belakang dan lateral
dari area spina mentalis menuju ke area di bawah dan belakang
gigi molar tiga. Fovea submandibularis, di mana terdapat pars
superficialis glandulae submandibularis, terletak di bawah bagian
posterior linea mylohyoidea. Fovea sublingualis, tempat glandula
sublingualis, terletak di atas bagian anterior linea mylohyoidea
(Gambar 11-10).

Pinggir atas corpus mandibulae disebut pars alveolaris. Pada


orang dewasa berisi 16 lubang untuk akar-akar gigi.

Pinggir bawah corpus mandibulae disebut basis.

Fossa

digastrica lekukan kecil yang kasar pada basis, pada sisi kanan
dan kiri symphisis mandibulae (Gambar 11-10). Di dalam fossa ini
terdapat origo venter anterior musculus digastricus.
Ramus mandibulae terletak vertikal dan memiliki processus
coronoideus di anterlor dan processus condylaris di posterior,
atau caput. Kedua processus dipisahkan oleh incisura mandibulae
(Gambar 11-10).
Pada permukaan lateral ramus terdapat jejas-jejas perlekatan
musculus masseter. Pada permukaan medial ditemukan foramen
mandibulare, untuk arteria, vena dan nervus alveolaris inferior.
Di depan foramen terdapat tonjolan tulang, disebut lingula, untuk

tempat perlekatan ligamentum sphenomandibulare (Gambar


11-10). Foramen menuju ke dalam canalis mandibulae, yang
bermuara ke permukaan lateral corpus mandibulae pada foramen

mentale (Lihat hal. 295). Canalis incisivus merupakan lanjutan


ke depan darl canalis mandibulae di luar {orar'ren mentale dan di
bawah gigi incisivus.

296

BAB 11

GAMBARAN RADIOGRAFI
TENGKORAK DAN
MANDIBULA

Permukaan medial processus coronoideus merupakan tempat


perlekatan musculus temporalis. Di bawah processus condylalis
atau caput, terdapat collum yang pendek (Gambar 11-10).
Otot-otot dan ligamentum-ligamentum penting yang melekat
pada mandibula diperlihatkan pada Cambar 11-10.

Gambaran radiografik tengkorak dan mandibula diperlihatkan

pada Gambar 11-11 sampai 11-18. Untuk CT scan dan MRI


tengkorak, lihat Gambar 74-7 sampaiT4-9.

M. pterygoideus lateralis
processus (caput) condylaris

ligamentum stylomandibulare
M. pterygoideus medialis

incisura mandibulae

foramen mandibulare

processus coronoideus

M. temporalis
lingula

M. masseter

ligamentum

sphenomand;bulare ramus
M. constrictor
pharyngeus superior

dentes incisivi

fovea sublingualis

angulus
M. buccinator
corpus mandibulae

linea mylohoidea
M. mylohyoideus
fovea submandibularis

M. ;.,t,;ntalis

corpus mandibulae
M. platysma

M. genrohyoideus
venter anterior M. digastricus

spina mentalis
digastrica

aspek medial ( sisi kiri)

M. depressor

Iabii inferioris

M. depressor
anguli oris
pars alveolaris corpus mandibulae

foramen mentale
aspek lateral (sisi kanan)

M. hyoglossus
M. constrictor pharyngeus medius
ligamentum stylohyoideum
M. geniohyoideus
M. mylohyoideus
M. omohyoideus

ligamentum
stylohyoideum

M. thyrohyoideus
M. sternohyordeus
M. digastricus dan M- stylohyoideus

cornu mrnus

aspek anterosuperior

aspek kanan

Gambar 11-10 A. Mandibula . B. Os Hyoideum.

TULANG DAN KARTIUGO

297

Gambar 1 1-11 Radiograf posteroanterior tengkorak

Os Hyoideum
Os hyoideum merupakan tulang tunggal yang ditemukan di
garis tengah leher di bawah mandibula dan di atas larynx. Os
hyoideum tidak bersendi dengan satu tulangpun. Os hyoideum
berbentuk huruf U dan terdiri dari corpus dan dua cornu mayus
dan dua comu minus (Gambar 11-10). Dilekatkan pada tengkorak

oleh ligamentum stylohyoideum dan pada cartilago thyroidea

oleh membrana thyrohyoidea. Tulang ini mudah bergerak dan


terletak di leher tepat di atas larynx dan di bawah mandibula. Os
hyoideum membentuk dasar lidah dan dilekatkan oleh otot-otot
ke mandibula, processus styloideus ossis temporalis, cartilago
thyoridea, sternum, dan scapula.

Otot-otot penting yang melekat pada os hyoideum


diperlihatkan pada Gambar 11-10.

298
sutura coronalis

sutura sagittalis
sutura lambdoidea

sinus frontalis
pars orbitalis
ossis frontalis

fissura orbiialis

superior
ala major ossis
sphenoidalis

margo orbitalis
pars petrosa
ossis temporalis

sinus ethmoidalis
caput mandibulae
processus mastoideus

concha inferior

sinus maxillaris
maxilla dengan gigi-geligi
septum nasi

ramus mandibulae

articulatio atlantoaxialis
angulus mandibulae

corpus mandibulae
dengan gigi-geligi

foramen mentale
Gambar 11-12 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf posteroanterior tengkorak pada Gambar 11-11.

Gambar 11-13 Radiograf lateral tengkorak.

TIJLANG DAN

processus
clinoideus

sella
turcica

KARTILAGO

299

sutura
coronalis
processus clinoideus
anterior

auricula
lamina externa

sinus sphenoidalis
pars orbitalis
ossis frontalis

lamina interna

sinus frontalis
margo anterior
fossa cranii media

sinus maxillaris

protuberantia
occipitalis externa

palatum

pars petrosa
ossis temporalis

maxilla dengan
gigi-geligi

caput mandibulae

f
/"1
/
arcus\N+Fg,-'*^,

processus mastoideus
arcus posterior
atlantis

tY9.t"ri"u"

arcus anterior atlantis

\mandibula
\gigi-geligi

dengan

)rrnr"

Gambar 11-14 Ciri-ciri utama yang tampak

pada

radiograf lateral tengkorak pada Gambar 11-13.

,l: ,.':i i,r}l.,'.

..i :

,rr&:a:&.i.::&

Gambar 11-15 Radiograf posteroanterior tengkorak untuk


melihat sinus paranasales.

BAB

11

pars orbitalis
ossis frontalis

ala major
ossis sphenoidalis

sinus frontalis
cribriformis
canalis

margo
supraorbitalis
fissura orbitalis

supenor

SINUS

sphenoidalis

pars petrosa
ossis temporalis

maxilla dengan gigi-geligi

Gambar 11-16 Ciri-ciri utama yang tampak


radiograf posteroanterior
1

pada

tenikl; ak dalam Gambar

1-15.

Gambar 11-17 Radiograf lateral tengkorak untuk melihat


sinus paranasales.

TUUNG

DAN KARTIUGO

301

pars orbitalis ossis frontalis

sulcus arteriae meningeae mediae


lamina cribriformis
sinus frontalis

tuberculum sellae

processus clinoideus

anterior

sinus ethmoidalis

sella turcica
processus clinoideus
posterior

margo orbitalis

dorsum sellae
os zygomaticum
sinus sphenoidalis
arcus zygomaticus

sinus maxillaris

collum mandibulae

mandibula dengan gigi-geligi


maxilla dengan gigi-geligi

Gambar 11-18 Ciri-ciri utama yang tampak pada radiograf lateral tengkorak dalam Gambar

GAMBARAN RADIOGRAFI
OS HYOIDEUM

11-17.

Komposisi Columna Vertebralis

Columna vertebralis (Gambar 11-19 dan 11-20) terdiri atas

33

vertebra yang tersusun dalam kelompok-kelompok berikut:

Gambaran radiografi os hyoideum diperlihatkan pada Gambar


11,-26.

ColumnaVertebralis
Columna vertebralis merupakan pilar utama tubuh. Columna
vertebralis berfungsi menyanggah tengkorak, gelang bahu,
ekstremitas superior, dan dinding toraks dan melalui gelang
panggul meneruskan berat badan ke ekstremitas inferior. Di
dalam rongganya terletak medulla spinalis, radix nervi spinales,
dan lapisan penutup meningery yang dilindungi oleh columna
vertebralis.

a
l)
a
a
I

vertebra cervicalis (7)


vertebra thoracicus (12)
vertebra lumbalis (5)
vertebra sacralis (5 yang bersatu membenfuk os sacrum)
vertebra coccygea (4 3 yanC di bawah umumnya bersatu)

Struktur columna vertebralis fleksibel, karena columna


vertebralis bersegmen-segmen dan tersusun dari vertebrae,
sendi-sendi, dan bantalan fibrocartilago yang disebut discus
intervertebralis. Discus intervertebralis membentuk kira-kira
seperempat panjang columna.

302

BAB

11

protuberantia occipitalis externa

ligamentum nuchae

M. trapezius
angulus superior scapulae

processus spinosus vertebra C7


processus spinosus vertebra T1

acromton
, processus sprnosus

vertebra T3

spina scapulae

caput humeri
angulus inferior
scapulae
processus spinosus
vertebra T7

M. latissimus dorsi
M. erector spinae

costa Xll
crista iliaca

spina iliaca posterior superior

trochanter major
tuber ischiadicum

crena ant
ulung os coccygrs
lipat bokong

Gambar 11-19 Pandangan posterior rangka, memperlihatkan patokan permukaan punggung.

Lengkung-Lengkung Columna Vertebralis


Lengkung podo Bidong Sogitol

Columna vertebralis janin mempunyai satu cekungan ke anterior.


Dengan bertambahnya pertumbuhary terbentuk angulus lumbosacralis. Setelah lahir, pada waktu anak mampu mengangkat
dan mempertahankan kepalanya terhadap columna vertebralis,
pars cervicalis columnae vertebralis menjadi cekung ke postedor
(Gambar 11-21). Mendekati akhir tahun pertama, bila anak mulai
berdiri" pars lumbalis columnae vertebralis menjadi cekung ke
posterior. Pembentukan lengkungJengkung sekunder ini sebagian
besar disebabkan oleh modifikasi bentuk discus intervertebralis.
Pada orang dewasa, pada posisi berdiri (Gambar 17-27),
columna vertebralis rnemperlihatkan lengkung-lengkung regional
pada bidang sagital berikut ini: cekung posterior cervical, cembung

posterior thoracaf cekung posterior lumbaf dan cembung posterior


sacral. Pada bulan-bulan terakhir kehamilary dengan bertambah
besar dan beratnya janin, wanita cenderung menambah cekungan

posterior lumbal, daiam usahanya menjaga pusat berat badan atau


keseimbangan. Pada orang tua discus intervertebralis mengalami
atrofi, mengakibatkan bertambah pendeknya tubuh dan secara
perlahan-lahan columna vertebralis kembali ke dalam cekungan
anterior yang utuh.
Lengku ng-Lengkun g

poda

Bid on g Co ron

ol

Pada akhir masa anak-anak, seringkali ditemukan adanya lengkung

lateral yang ringan di daerah thoracal coiumna vertebralis. Keadaan ini normal dan biasanya disebabkan oleh terlalu seringnya
menggunakan salah satu dari ekstremitas superior. Misalnya,
orang dengan tangan kanan dominan sering mempunyai lengkung

TULANG DAN KARTILAGO

spina (bifida)
lamina
foramen vertebrale
pediculus

lengkung cervical

vertebra
cervicalis
(7)

facies articularis

processus
transversus

supeflor
tuberculum posterius
foramen
transversarium
tuberculum anterius
sprna

fovea costalis
processus
transversalis

processus
transversus

lamina

facies articularis
supenor
pediculus

foramen vertebrale

fovea costalis
corpus

lengkung
thoracal

vertebra
thoracicus

(12)
sprna
lamina
processus articularis
inferior

processus articularis

superior
process!.rq

transversus
foramen vertebrale
pediculus

corpus
lengkung
lumbal

vertebra
lumbalis
(5)

processus articularis superior

r\
lengkung
sacral

vertebra
sacralis
(5)

vertebra coccygea
(4)

o+:'

li i3_
g*-'@
\sl{i;#

massa lateralis
ossis sacri
foramina sacralia
anteriora

processus transversus
ossis coccygis

Gambar 1t-20 A. Pandangan lateral columna vertebralis. B, Ciri-ciri umum berbagai macam jenis vertebra.

303

304

BAB 11

bayi mampu mengangkat


kepala (3-4 bulan)

bayi baru lahir

medulla spinalis

filum terminale

spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis

Gambar 11-2f A, B, dan C. Lengkunglengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D.


bawah medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae lumbalis
berakhir pada pinggir bawah corpus veftebrae sacralis

Pada orang dewasa, ujung

I (panah afas), dan spatium subarachnoideum

II (panah bawah).

thoracal ringan ke kanan. Lengkung kompensasi ringan selalu


terbentuk di atas dan di bawah lengkung tersebut.

spinalis dengan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas


sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk

sisi-sisi dari arcus, dan sepasang lamina yang gepeng yang


Ciri-Ciri Umum Sebuah Vertebra

melengkapi arcus dari posterior.

Walaupun vertebra memperlihatkan berbagai perbedaan regionaf


namun semua vertebra mempunyai pola yang sama (Gambar 11-

Arcus vertebrae mempunyai tujuh processus yaifu satu


processus spinosus, dua processus transversus, dan empat
processus articularis (Gambar 11-20).
Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari
pertemuan kedua laminae. Processus hansversus menonjol ke
lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus

20).

Vertebra tipikal terdiri atas corpus yang bulat di anterior


dan arcus vertebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah
ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui oleh medulla

TULANG DAN

dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan


menladi tempat melekatnya otot dan ligamentum.
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua
processus articularis superior dan dua Processus articularis
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh cartilago hyaline.

Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus


vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk dua sendi sinovial.
Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya,

I
a
a
a
it

Gri-Gri Sebuah Vertebro (ervicolis Tipikol


Sebuah vertebra cervicalis tipikal mempunyai
berikut (Gamb a r 1 1 -22):

I
I
a
a

ci*ciri

sebagai

Processus transversus mempunyai foramen transversarium


untuk tempat lewatrya arteria dan vena vertebralis (Perhatikan

bahwa arteria vertebralis melalui Processus tranversus C1-6


dan tidak melalui C7).
Spina kecil dan bifida.
Corpus kecil dan lebar dari sisi ke sisi.
Foramen vertebrale besar dan berbentuk segitiga.
Processus articularis superior mempunyai facies yang menghadap ke belakang dan atas; Processus articularis inferior
mempunyai facies yang menghadap ke bawah dan depan.

miring ke bawah.
Fovea costalis terdapat pada sisi-sisi corpus untuk bersendi

Processus spinosus panjang dan

dengan capitulum costae.


Fovea costalis terdapat pada processus transversus untuk
bersendi dengan tuberculum costae (T XI dan XII tidak
mempunyai fovea costalis pada processus transversus).
yang

menghadap ke belakang dan lateral, sedangkan facies pada


processus articularis in-ferior menghadap ke depan dan medial.
Processus articularis inferior vertebra T XII menghadap ke
lateral, seperti pada vertebra lumbalis.

masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra

nervus spinalis bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan


pembungkusnya membentuk saraf spinal segmental.

305

Corpus berukuran sedang dan berbentuk jantung.


Foramen vertebrale kecil dan bulat.

a Processus articularis superior mempunyai facies

membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada


dengan incisura vertebraiis inferior dari vertebra di atasnya
membentuk foramen intewertebrale. Foramen ini pada kerangka
yang berartikulasi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus
spinalis dan pembuluh darah. Radix anterior dan posterior

KARTIUGO

Gri-Gri Sebuoh Vertebro Lumbolis Tipikal


Sebuah vertebra lumbalis tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut (Gambar 11-20):

I
t)
I
a
a
a

Corpus besar dan berbentuk ginjal.


Pediculus kuat dan mengarah ke belakang.
Lamina tebal.
Foramina vertebrale berbentuk segitiga.
Processus transversus panjang dan langsing.

Processus spinosus pendek, rata, dan berbentuk segiempat


dan mengarah ke belakang.

r)

Facies articularis processus articularis superior menghadap


ke medial dan facies articularis processuii '',iticularis inferior
menghadap ke lateral.

Perhatikan bahwa vertebra lumbalis tidak mempunyai facies


articularis untuk bersendi dengan costa dan tidak ada foramina
pada processus transversus.

Os Soqum

Grr-Gri Sebuoh Vertebro Cervicolis Atipikol


Vertebra cervicalis I, II, dan VII adalah tidak khas (atipikal).

Vertebra Cervicalis I atau atlas (Gambar 11-22), tidak mempunyai corpus atau processus spinosus. Atlas mempunyai arcus
anterior dan arcus posterior. Atlas mempunyai massa lateralis
pada masing-masing sisi dengan facies articularis pada permukaan

atasnya untuk bersendi dengan condylus occipitalis (articulatio


atlanto-occipitalis) dan facies articularis pada permukaan bawahnya untuk bersendi dengan axis (articulatio atlanto-axialis).
Vertebra cervicalis II atau axis (Gambar 11-22) mempunyai
dens axis (epistropheus) yang mirip pasak, yang menonjol ke atas

dari permukaan superior corpus (mewakili corpus atlantis yang


telah bersatu dengan corpus axis).
Vertebra cervicalis VII atau vertebra prominens (Gambar 1122), diberi nama demikian karena mempunyai processus spinosus

yang paling panlang dan processus itu tidak bifida. Processus


transversus besar, tetapi foramen transversarium kecil dan dilalui
oleh vena vertebralis.
G r rG

ri

Sebuoh Verteb ra T horacico Tipikol

Sebuah vertebra thoracica tipikal mempunyai ciri-ciri sebagai


berikut (Gambar 11-20):

Os sacrum (Gambar 11-20) terdiri atas lima vertebra rudimenter


yang bergabung menjadi satu membentuk sebuah tulang
berbentuk baji, yang cekung di antedor. Pinggir atas atau basis
tulang bersendi dengan vertebra lumbalis V. Pinggir bawah yang
sempit bersendi dengan os coccygis. Di lateral, os sacrum bersendi
dengan dua os coxae unfuk membentuk articulatio sacroiliaca (lihat
Gambar 11-50). Pinggir anterior dan atas vertebra 51 menonjol
ke depan sebagai margo posterior apertura pelvis superior dan
dikenal sebagai promontorium sacralis. Promor-torium sacralis
pada wanita penting untuk obstetdk dan digunakan pada saat
menentukan ukuran pelvis.
Terdapat foramina vertebralis dan membentuk canalis
sacralis. Lamina vertebrae sacralis V dan kadang-kadang juga
vertebra sacralis IV tidak mencapai garis tengah dan membentuk
hiatus sacralis (Gambar 11-23). Canalis sacralis berisi radices
anteriores dan posteriores nervi spinales sacrales dan coccygeales,
filum terminale, dan zat fibroadiposa. ]uga berisi bagian bawah
spatium subarachnoideum, ke bawah sampai setinggi pinggir
bawah vertebra 52.
Permukaan anterior dan posterior sacrum mempunyai empat
foramen pada setiap sisi, untuk tempat lewatnya rami anteriores
dan posteriores empat nervi spinales sacrales bagian atas.

306

BAB

11

tuberculum posterius

foramen vertebrale

facies articularis superior

arcus anterior

tuberculum anterius

splna

foramen vertebrale
foramen transversarium
processus
transversus

dens axis (epistropheus)


processus articularis superior

Gambar 11-22 A. Vertebra cervicalis tipikal, aspek superior . B. Atlas atau vertebra Cl, aspek superior. C. Axis atau veftebra
C2, dilihat dari atas dan belakang. D. Veftebra CZ aspek superior. Foramen transversarium dilalui oleh vena vertebralis tetapi
bukan arteria vertebralis.

Os Coccygis
Os cocrygis terdiri atas empat vertebra yang berfusi membentuk
sebuah tulang segitiga kecil, yang basisnya bersendi dengan ujung
bawah sacrum (Gambar 11-20). Vertebra coccygea I biasanya tidak
berfusi, atau berfusi tidak lengkap dengan vertebra coccygea II.

Os coccygis yang biasanya terdiri atas gabungan empat


vertebra, dapat pula terdiri atas tiga atau lima vertebra. Vertebra
coccygea I mungkin terpisah. Pada keadaan ini, vertebra yang
bebas biasanya menonjol ke bawah dan di anterior dari apex os
sacrum.

Pengetahuan mengenai anatomi dasar columna vertebralis


penting pada wakfu menginterpretasikan gambar radiografik dan
pada waktu menentukan tempat yang tepat gambaran patologis
tulang dalam kaitannya dengan cedera jaringan lunak.

GAMSARAN RANI#GRAFI
COLUF.lNAVTRTEffiRALIS

Yariasi Penting Vertebra

Jumlah vertebra cervicalis selalu tetap, tetapi vertebra cervicalis


ketujuh mungkin mempunyai costa cervicalis. Vertebra thoracica
mungkin bertambah dalam jumlah dengan masuknya vertebra
lumbalis pertama, yang dapat mempunyai costa. Vertebra lumbalis
V mungkin bergabung dengan os sacrum; biasanya tidak lengkap
dan terbatas pada satu sisi. Vertebra sacralis I dapat tetap terpisah
atau sama sekali terpisah dari os sacrum dan dianggap sebagai

vertebra lumbalis

VI. Menebalnya dinding posterior canalis

sacralis mungkin tidak ada, karena lamina dan processus spinosus


gagal berkembang.

Gambaran radiografi columna vertebralis diperlihatkan dalam


Gambar 11-24 sampai 1.1.-29. CT scan dan MRI columna vertebralis
diperlihatkan dalam Gambar 1,6-79 sampai 1,6-27.

Tulang-TulangToraks

Rangka tulang dan cartilago dinding toraks atau dada dibentuk


oleh sternum, cartilago costalis, costa, dan corpus vertebrae
thoracicae (Gambar 11-30). Cavea thoracis berbentuk kerucut,

TULANG DAN KARTILAGO

307

foramina sacralia
anteriora

canalis sacralis

spina sacralis

facies auricularis

foramina sacralia
posteriora

hiatus sacralis

ulung os occygrs

B
Gambar 11-23 Sacrum. A. Tampak anterior. B. Tampak posterior.

pintu masuknya di superior sempit (di klinik disebut

sebagai

Manubrium sterni merupakan bagian atas sternum, yang

pintu keluar) dan pintu keluamya di inferior lebar. Cavea thoracis


pipih dari depan ke belakang. Fungsi cavea thoracis adalah untuk
ikut berpartisipasi pada gerakan respirasi dan melindungi viscera

masing-masing sisinyabersendi dengan clavicula, cartilago costalis


I dan bagian atas cariilago costalis II (Gambar 11-30). Manubrium

thoracica, terutama jantung dan paru-paru, serta viscera abdomen,


yaitu hepar, 1iery dan gaster yang terdapat di dalamnya.

Sternum
Sternum terletak di garis tengah di dinding anterior toraks. Sternum
merupakan tulang pipih yang dapat dibagi menjadi tiga bagian:

manubrium sterni, corpus stemi, dan processus xiphoideus.

sterni terletak berhadapan dengan vertebra thoracica III dan IV.


Corpus sterni di atas bersendi dengan manubrium sterni

melalui sebuah sendi fibrocartilago, articulatio manubriosternalis.


Di bawah corpus sterni bersendi dengan processus xiphoideus
pada articulatio xiphosternalis. Pada setiap sisi terdapat
lekukan-lekukan untuk bersendi dengan bagian bawah cartilago
costalis II dan cartilago costalis III sampai VII (Gambar 11-30).
Cartilago costalis II - VII bersendi dengan stemum melalui sendi
synovialis.

308

BAB

11

pinggir foramen magnum


facies.articularis
. inferior atlantis

/,.,,,

arcus anterior atlantis

dens axis

arcusrtposterius

massa lateralis atlantis

lilmina axis

corpus axrs

Gambar 11-24 Radiograf anteroposterior daerah servikal atas colurnna vedebralis dengan pasien dalam keadaan
mulut terbuka untuk memperlihatkan dens axis.

Processus xiphoideus (Gambar 11-30) merupakan bagian


paling bawah dan paling kecil dari sternum. Processus xiphoideus

merupakan cartilago hyalin pipih yang pada orang dewasa


mengalami osifikasi pada ujung proksimalnya. Tidak ada costa
ataupun cartilago costalis yang melekat padanya.
Angulus sterni (Angle ofLouis), yang dibentuk oleh persendian
manubrium stemi dengan corpus sterni, dapat dikenali dengan
adanya peninggian transversal pada permukaan anterior sternum
(Gambar 11-30). Peninggian transversal terletak setinggi cartilago
costalis II, dan merupakan titik awal perhitungan semua cartilago
costalis dan costa. Angulus stemi terletak berhadapan dengan
discus intervertebralis di antara vertebra thoracica IV dan V.

Articulatio xiphisternalis terletak berhadapan dengan corpus


vertebrae thoracicae IX.

Cartilagines Costales
Cartilagines costales merupakan batang cartilago hyaline yang
menghubungkan 7 costa bagian atas dengan pinggir lateral
stemum dan costa VIII, X, dan X dengan cartilago tepat di atasnya.
Cartilagines costales XI dan XII berakhir pada otot-otot abdomen
(Gambar 11-30).

Cartilagines costales berperanan pentlng dalam elastisitas


dan mobilitas dinding toraks. Pada manula, cartilagines costales
cenderung kehilangan sebagian fleksibilitasnya akibat kalsifikasi
superfisial.

Costae
Terdapat 12 pasang costa, yang semuanya melekat pada vertebra
thoracica (gambar 77-30, 77-37, dan 11-32). Tujuh pasang cartilago
yang atas melekat pada sternum melalui cartilages costalesnya di
sebelah anterior. Di anterior pasangan costa VIII, IX, dan X melekat
satu dengan yang lain dan ke costa VII melaiui cartilages costales
dan junctura sinovialis yang kecil. Pasangan costa XI dan XII di

depan tidak mempunyai perlekatan di anterior dan dinamakan


costae fluctuantes.
Sebuah costa tipikal berbentuk panjang, melintir, pipih dan
mempunyai pinggir atas yang membulat dan halus, serta pinggir
bawah yang tajam dan tipis (Gambar 11-31 dan 11-32). Pinggir
bawah tergantung bebas dan mempunyai sulcus costae yang berisi
arteria, vena dan nerr,'us intercostalis.

Costa mempunyai caput, collum, tuberculum, corpus, dan


angulus (Gambar 11-31 dan 11-32). Caput costae mempunyai

TUUNG

DAN

KARTILAGO

309

Gambar 11-25 Radiograf anteroposterior daerah servikal columna


veftebralis.

condylus occipiialis

arcus anterior atlantis

os occipitale

arcus
posterior
atlantis

epiglottis

os hyoideum

processus
spinosus axis

kalsifikasi
cartilago
thyroidea

otot
posvertebralis

corpus
vertebrae C7

Garnbar 11-26 Radiograf lateral daerah servikal columna vertebralis.

trachea berisi udara

Gambar 11-27 Radiograf anteroposterior daerah toraks


columna vertebralis.

costa Xll
processus
articularis
inferior

udara dalam
colon
pediculus

processus
articularis

corpus
processus
spinosus

superior
pinggir
lateral
M. psoas

lamina
crista
iliaca

processus
transversus
adiculatio
sacroiliaca

MASSA

lateralis
sacrum

foramina
sacralia
anteriora

udara
dalam
rectum

Gambar

1-28 Radiograf anteroposterior

columna veftebralis daerah toraks bawah,

Os coccygis

lumbal, dan sacral.

TULANG DAN KARTILA,GO

Gambar 11-29 Radiograf lateral columna vertebralis daerah toraks bawah, lumbal, dan sacral.

311

312
incisura jugularis

corpus vertebrae

thoracicae

manubrium sterni

corpus sterni

angulus sterni

corpus sterni

costa Xll
tnctsura
costalis Vl

costae fluctuantes

lnclsura
costalis Vll

processus
xiphoideus

Gambar 11-30 A. Permukaan anterior sternum.

B Sternum, costa, dan cartilagines costales membentuk rangka toraks.

dua facies articularis untuk bersendi dengan corpus vertebrae


yang nomomya sama dan dengan vertebra yang terletak tepat di
atasnya (Gambar 11-31). Collum costae merupakan bagian yang
sempit terletak di antara caput dan tuberculum.
Tuberculum costae merupakaa tonjolan pada permukaan luar
costa pada pertemuan collum dan corpus. Tuberculum mempunyai
facies articularis untuk bersendi dengan processus transversus
vertebrae yang nomornya sama (Gambar 11-31). Corpus costae
berbentuk tipis, kurus, dan melintir sepanjang sumbu panjangnya.
Pada pinggir inferiornya terdapat sulcus costae. Angulus costae
adalah tempat di mana corpus costae melengkung ke depan
dengan tajam. Ujung anterior dari setiap costa melekat pada
cartilago costal isnya masing-masing.
Costa I adalah costa

atipikal atau tidak khas. Tulang ini penting

dan truncus inferior plexus brachialis menyilang costa

dan

berhubungan dengan tulang.

GAMBARAN RADIOGRAFI
CISSATHORACICAE
Gambaran radiografi ossa thoracicae diperlihatkan dalam Gambar
1,1,-34.

RangkaApendikular

di klinik karena mempunyai hubungan yang erat dengan saraf-

Ossa Membri Superioris

saraf bagian bawah plexus brachialis dan pembuluh-pembuluh

Tulang-tulang membri superioris terdiri atas gelang bahu, serta

utama untuk lengan atas, yaitu arteria dan vena subclavia (Gambar

lengan atas, lengan bawah, dan tangan.

11-33). Costa ini pipih dari atas ke bawah dan mempunyai


tuberculum pada pinggir dalamnya, disebut tuberculum musculi
scaleni anterioris, tempat insersi musculus scalenus anterior. Di
anterior tuberculum, vena subclavia menyilang costa; di posterior
tuberculum terdapat sulcus subclavia, tempat arteria subclavia

Tulang-Iulang Gelang Bahu

Tulang-tulang gelang bahu terdiri atas clavicula dan scapula,


yang saling bersendi satu dengan yang lain di articulatio
acromioclavicularis (Gambar 11-1).

TUUNG

DAN KARTILAGO

processus sprnosus
processus transversus

fovea costalis processus


transversi
processus articularis superior
pediculus
arcus
vertebrae

fovea costalis superior

,
,

I
I

!
I
I

corpus vertebrae
berbentuk hati

A
fovea costalis
processus transversi
processus
transversus

processus articularis superior


fovea costalis superior

corpus vertebrae
processus
spinosus

fovea costalis inferior


incisura vertebralis inferior

B
fovea costalis
processus
transversi

processus articularis inferior

fovea costalis superior

corpus vertebrae
tuberculum costae

discus
intervertebralis

caput costae
collum costae

sternum

cartilago costalis

potongan melintang costa


sulcus costae

c
Gambar 11-31 Costa V kanan bersendi di posterior dengan columna vertebralis dan di anterior dengan sternum. Perhatikan
bahwa caput costae bersendi dengan corpus vertebrae yang bernomor sama dan vertebra yang terletak tepat di atasnya.
Perhatikan juga adanya sulcus costae di sepanjang pinggir bawah costa.

313

314

BAB

11

caput

costae

facies articularis untuk


corpus vertebrae di atasnya

collum costae
tuberculum costae

facies articularis untuk corpus


vertebrae yang sama nomornya
pinggir superior yang membulal
facies articularis
tuberculi costae

angulus costae

sulcus costae
pinggir inferior yang tajam

Gambar 11-32 Costa V kanan, dilihat dari posterior.

M. scalenus medius

plexus brachialis

cupula pleurae cervicalis


insersi M scalenus medius
M. scalenus anterior
insersi M. scalenus

anterior

truncus inferior plexus


brachialis
A. dan V. subclavia

Gambar 11-33 Apeftura thoracis superior, memperlihatkan cupula pleurae cervicalis pada sisi kiri tubuh dan hubungannya
dengan pinggir dalam costa

I. Perhatikan juga adanya plexus brachialis dan arteria dan vena subclavia. (Ahli anatomi sering

menyebutkan apertura thoracis superior sebagai pintu masuk).

315

TULANG DAN KARTILAGO

costa I sinistra

trachea

clavicula sinistra

costa lV
sinistra

costa v
dextra

arcus
aortae

vena cava
superior

ventriculus

sinister
atrium
dextrum

kubah
diaphragma
kiri

hepar

Gambar 11-34 Radiograf posteroanterior dada seorang pria dewasa normal.

Claviculo

Clavicula adalah tulang panjang yang terletak horizontal di daerah


pangkal leher. Tulang ini bersendi dengan sternum dan cartilago
costalis I di sebelah medlal, dan dengan acromi.on di sebelah laterai
(Gambar 11-35). Clavicula bekerja sebagai sebuah penyangga
pada waktu lengan atas bergerak meniauhi tubuh. Clavicula juga
berperan menyalurkan gaya dari lengan atas ke kerangka sumbu,
dan merupakan tempat lekat otot-otot.
Clavicula terletak subkutan menurut arah panjangnya; dua
pertiga medialnya cembung ke depan dan sepertiga lateralnya

cekung ke depan- Olot<rtot dan Ligamentum-ligamentum Penting


yang melekat pada clar.icula diperliiratkan pacla Gambar 1-36.
.1

Scapula

Scapula merupakan tu-lang pipih berbentuk segitiga (Gambar


11-37) yang terletak pada dinding posterior toraks antara costa II
sampai VIi. Pada permukaan posterior, spina scapulae menonjol
ke belakang. Ujung lateral spina scapulae bebas dan membentuk
acrornicln, vang he-rsendi dengan ciavicula. Angulus superolateralis

scapulae membentuk cavitas atau fossa glenoidalis yang

316

BAB

11

M. coracobrachialis dan caput


breve M. biceps brachii

pectoralis minor
M. deltoideus

M. supraspinatus

M. pectoralis major

M. subscapularis
caput longum M. triceps brachii
M. pectoralis major
M. pectoralis major

M. latissimus dorsi
M. teres

M. teres major

M. deltoideus

M coracobrachialis

M. brachialis
M. pectoralis minor

M. serratus anterior
M. brachioradialis

M. pronator teres
tendo communis musculorum flexorum

M. extensor carpi
radialis longus

Gambar 11-35 Tempat melekat otot pada rangka toraks, clavicula, scapula, dan humerus.

capsula articulatio acromioclavicularis


M. trapezius
M. sternocleidomastoideus

M. deltoideus
M. pectoralis major

capsula articulatio sternoclavicularis

permukaan superior

facies articularis untuk acromion

M. subclavius

M. pectoralis
major

M. deltoideus

costoclaviculare

ligamentum coracoclaviculare

facies articularis sternalis


dan cartilaEo costa 1

permukaan inferior

Gambar 11-36 Tempat melekat otot dan llgamentum penting pada clavicula dextra

TULANG DAN

berbentuk seperti buah pir dan bersendi dengan caput humeri


pada articulatio humeri. Processus coracoideus menonjol ke atas
dan depan di atas cavitas glenoidalis dan merupakan tempat
melekatnya otot dan ligamentum. Medial terhadap basis processus
coracoideus terdapat incisura suprascapularis (Gambar 11-37).
Permukaan anterior scapula cekung dan membentuk fossa
subscapularis. Permukaan posterior scapula dibagi dua oleh

spina scapulae menjadi fossa supraspinata

M. pectoralis minor
processus coracoideus
ligamentum coracoclaviculare

acromion
M. biceps caput breve

angulus superior

dan M. coracobrachialis

ligamentum suprascapulare

tuberculum supraglenoidale

incisura suprascapularis

M. biceps caput longum


fossa glenoidalis
tuberculum infraglenoidale
M. triceps caput longum
fossa subscapularis

margo medialis
M. serratus anterior

margo lateralis
M. subscapularis

permukaan anterior

angulus superior

angulus inferior

ligamentum coracoacromiale
processus coracoideus
spina scapulae
acromton
M. trapezius

M. levator scapulae

M. deltoideus

M. supraspinatus
cavitas glenoidalis

fossa supraspinata

capsula articularis
articulatio humeri
rhomboideus
minor
margo mediaiis
M. rhomboideus
major
fossa infraspinata

M. triceps caput longum

M. teres minor

margo lateralis
M. teres major

infraspinatus
M. latissimus dorsi

317

di atas dan fossa

infraspinata di bawah (Gambar 11-37). Angulus inferior scapulae


dapat dipalpasi dengan mudah pada orang hidup dan merupakan
petunjuk posisi costa VII dan processus spinosus vertebrae
thoracicae VII.
Otot-otot dan ligamentum penting yang melekat pada scapula
dlperlihatkan pada Gambar 11-37.

facies articularis untuk clavicula


M. deltoideus

KARTILAGO

angulus inferior

permukaan posterior

Gambar t1-37 Tempat melekat atot dan ligamentum penting pada scapula dextra

318

BAB

lt

Tulang-Tulang Lengan Atas

Humerus

flumerus bersendi denE;an scapula pada articulatio humeri


dan dengan radius dan ulna pada articulatio cubiti. Uiung

trochlea humeri yar-rg berbentuk katrol untuk bersendi dengan


incisura trochiearis ulnae (Gambar 11-38). Di atas capitulum
terdapat fossa radialis, vang menerima caput radii pada saat siku
difleksikan. Di anterior, di atas trochlea, terdapat fossa coronoidea,

yang selama pergerakan y<xrg sama menerima

processus

atas humerus mempunyai sebuah caput (Gambar 11-38), yang


membentuk sekitar sepertiga kepala sendi dan bersendi dengan
cavitas glenoidalis scapulae. Tepat di bawah caput humerl terdapat
collum anatomicum. Di bawah collum terdapat tuberculum majus

coronoideus ulnae. Di posterior, di atas trochlea, terdapat fossa


olecrani, yang bertemu dengan olecranon pada waktu sendi siku

dan minus yang diplsahkan satu sama lain oleh suicus bicipitalis.
Pada pertemuan ujung atas humerus dan corpus humeri terdapat

Tulang-Tulang Lengan Bawah

penyempltan disebut co1lum chirurgicum. Sekitar pertengahan


permukaan lateral corpus humeri terdapat peninggian kasar yang
disebut tuberositas deltoidea. Di belakang dan bawah tuberositas
terdapat sulcus spiralis yang ditempati oleh N.radialis (Gambar
11

dalam keadaan ekstensi (Cambar 11-38).

Tulang-tulang lengan bawah adalah radius dan u1na.


Rodius

Radius adalah tulang lateral lengan ban'ah (Gambar 11-39).


Ujung atasnl'a bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti

dan dengan ulna pada articulatio ladioulnaris

-38).

Ujung bawah humerus mempunyai epicondylus medialis dan

epicondylus lateralis untuk tempat lekat otot dan ligamenturn,


capitulum humeri vang bulat bersendi dengan caput radii, dan

radioulnaris distal.

collum anatomicum
M. supraspinatus
capsula articulans articulatio humeri
tuberculum majus
caput
M. infraspin;iL

tuberculum minus

collum chirurgicum
sulcus bicipitalis

M. subscapularis

M. pectoralis
major

teres minor

capsula
articularis
articulatio
humeri

M. latissimus dorsi
M. teres major

tuberositas
deltoidea

caput lateral
M. triceps

sulcus spiralis

M. deltoideus

M. coracobrachialis

M. brachialis

M. deltoideus

caput medial M. triceps

crista supracondylaris
lateralis

crista supracondylaris
medialis

M. brachioradialis
L,4. extensor carpi
radialis longus

capsuia articulaiis
articulatio cubiti

fossa coronoidea
M. pronator teres

fossa olecrani

fossa radialis
epicondylus medialis

epicondylus lateralis

anconeug

tendo communis
musculorum flexorum

tendo communis
musculorum extensorum
capitulum
trochlea
permukaan

capsula articularis
articulatio cubiti

anterior

proksimal.

Ujung distalnya bersendi dengan os scaphoideum dan lunatum


pada articuiatio radiocarpca dan dengan ulna pada articulatio

trochlea

Dermukaan poslerlcr

Gambar 11-38 Tempat melekat otot dan lrqamentum pentinq pada ",.r!ierus de::li

TIJLANG DA,N

Pada ujung atas radius terdapat caput yang berbentuk bulat


kecil (Gambar 11-39). Permukaan atas caput cekung dan bersendi

dengan capitulum humeri yang cembung. Circumferentia


articulare radii bersendi dengan incisura radialis u1nae. Di bawah
caput, tulang menyempit membentuk collum. Dibawah col'hrm

terdapat tuberositas bicipitalis atau tuberositas

radii

yang

merupakan tempat insersi musculus biceps.


Corpus radii berlainan dengan ulna, yaitu lebih lebar di bawah
dibandingkan dengan bagian atas (Gambar 11-39). Corpus radii di
sebelah medial mempunyai margo interQssea yang tajam untuk
tempat melekatnya membrana interossea yang menghubungkan
radius dan ulna. Tuberositas pronatori4 untuk tempat insersi

musculus pronator teres, terletak di pertengahan pinggir


lateralnya.
Pada ujung bawah radius terdapat processus styloideus; yang
menonjol ke bawah dari pinggir lateralnya (Gambar 11-39). Pada
permukaan medial terdapat incisura ulnae, yang bersendi dengan
caput ulnae yang bulat. Facies articularis inferior bersendi dengan
os scaphoideum dan os lunatum. Pada permukaan posterior ujung
distal radius terdapat tuberculum keci1, tuberculum dorsale, yang

incisura radialis ulnae

Ulno

Ulna merupakan tulang medial lengan bawah (Gambar 11-39).


Ujung atasnya bersendi dengan humerus pada articulatio cubiti
dan dengan caput radii pada articulatio radioulnaris proximalis.

Ujung distalnya bersendi dengan radius pada

articulatio
radioulnaris distalis, tetapi dipisahkan dari articulatio radiocarpea
dengan adanya facies articularis.
Ujung atas ulna besar, dikenal sebagai olecranon processus
(Gambar 11-39); bagian ini membentuk tonjolan pada siku.
Processus ini mempunyai incisura di permukaan anteriornya,
incisura trochlearis, yang bersendi dengan trochlea humeri. Di
bawah trochlea humeri terdapat processus coronoideus yang
berbentuk segitiga dan pada permukaan lateralnya terdapat
incisura radialis untr-rk bersendi dengan caput radii.

processus
coronoideus

M. triceps

M. anconeus

M. brachialis

caput

M. pronator teres

collum
tuberositas bicipitalis
M. biceps brachii
chorda obliqua
M. supinator

M. flexor pollicis
longus
aponeurosrs
untuk M. extensor
dan flexor carpi ulnaris

M. biceps
M. supinator
M. abductur
pollicis longus

M. flexor
digitorum
profundus
M. extensor
pollicis longus

M. flexor digitorum
superficialis
M. pronator teres

membrana
interossea

M. flexor pollicis
longus

M. extensor pollicis
M. extensor
indicis

M. pronator quadratus

lubang untuk

A. interossea anterior

tuberculum dorsale
radii

M. brachioradialis
processus styloideus

processus styloideus
capsula articulatio
permukaan

ante!'ior

319

pada pinggir medialnya terdapat sulcus untuk tendo musculus


ekstensor pollicis longus (Cambar 11-39).
Otot dan ligamentum penting yang melekat pada radius
diperlihatkan pada Gambar 11-39.

capsula articulatio
cubiti

processus olecranii

KARTILAGO

radiocarpea

permukaan posterior

Gan1i-rar tr1-39 Perlekatan ot*t dan liganrentum yang pei-rting pada radius dan ulna.

320

BAB 11

Corpus ulnae mengecil dari atas ke bawah (Gambar 11-39). Di


lateral mempunyai margo interosseus yang tajam unfuk tempat
melekatnya membrana interossea. Pinggir posterior membulat,
terletak subcutary dan mudah diraba seluruh panjangnya. Di
bawah incisura radialis terdapat lekukarl fossa supinato\ yarrg
mempermudah gerakan tuberositas bicipitalis radii. Pinggir
posterior fossa ini tajam dan dikenal sebagai crista supinatoria,
yang menjadi tempat origo dari musculus supinator.
Pada ujung distal uina terdapat caput yang bulat, yang mempunyai tonjolan pada permukaan medialnya, disebut processus
styloideus (Gambar 11-39).
Otot dan ligamentum penting yang melekat pada ulna dapat
dilihat pada Gambar 11-39.
Tulang-Tulang langan

Terdapat delapan buah ossa carpi yang tersusun dalam dua


baris, masing-masing terdiri dari empat tulang (Gambar 11-40
dan 11-41). Baris proksimal terdiri dari (dari lateral ke medial)

scaphoideum, lunatum, triquetrum, dan pisiforme. Baris distal

terdiri dari (dari lateral ke medial) trapezium, trapezoideum,


capitatum, dan hamatum. Secara bersama-sama ossa carpi pada
permukaan anteriomya membentuk cekungary yang pada ujung
lateral dan medialnya melekat sebuah pita membranosa yang
kuat, disebut retinaculum musculorum flexorum. Dengan cara
ini terbentuk saluran osteofascial, canalis carpi, untuk lewatnya
nervus medianus dan tendo-tendo flexor jari.
Tulang-tulang tangan pada waktu lahir merupakan tulang
rawan. Os capitafum mengalami osifikasi selama tahun pertama
kehidupary dan tulang-tulang lainnya mengalami osifikasi dengan
berbagai interval waktu sampai umur 12 tahury pada usia ini
semua tu1ang telah mengalami osifikasi.
Meskipun pengetahuan secara rinci darl tulang-tulang tangan
tidak perlu bagi mahasiswa kedokterary tetapi posisi, bentuk, dan
ukuran dari os scaphoideum seharusnya dipelajari karena sering
fraktur. Rigi pada trapezium dan hamulus ossis hamati sebaiknya
dipelajari.

os capitatum
os scaphoideum

os lunatum
os hamatum
os triquetrum
os pisiforme

tuberculum scaphoideum
M. abductor pollicis brevis

M. flexor carpi ulnaris

M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


ligamentum pisohamatum

M. opponens pollicis
rigi trapezium
M. abductor pollicis longus

M. flexor digiti minimi

hamulus ossis hamati


ligamentum pisometacarpale

caput obliquum M. adductor pollicis


M. interosseus palmaris I
M. flexor carpi radialis

M. opponens digiti minimi


M. interosseus palmaris lV

M. opponens pollicis
M. interosseus palmaris ll

M. abductor dan
flexor digiti minimi

M. abductor dan
flexor pollicis brevis

M. adductor pollicis dan


M. interosseus palmaris I
caput transversum
M. adductor pollicis
M. flexor pollicis

ibu jari

M. interossei palmares
M. flexor digitorum
superficialis

jari kelingking

Jan manrs

jari telunjuk
jari tengah
M. flexor digitorum profundus

Gambar 11-40 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan anterior tulang tangan.

TULANG DAN KARTILAGO

321

os scaphoideum
os triquetrum
os pisiforme

os trapezoideum
os trapezium
M. extensor carpi radialis longus
M. extensor carpi radialis brevis

M. extensor
carpi ulnaris

M. interosseus dorsalis

M. interosseus
dorsalis lV

M. extensor
pollicis brevrs

M. interosseus

dorsalis lll

M. adductor pollicis

M. interor
dors
Mm. interossei
dorsales
M. extensor pollicis longus

ekspansi ekstensor untuk


M. extensor digitorum

Gambar 11-41 Perlekatan otot-otot penting pada permukaan posterior tulang tangan.

GAMBARAN RADIOGRAFI

Osso Metocorpi don Pholonges

Ada lima buah ossa metacarpi, masing-masing tulang mempunyai


basis, corpus, dan caput (Gambar 11-40 dan 11-41).
Os metacarpal I ibu jari adalah yang terpendek dan sangat
mudah bergerak. Tulang tersebut tidak terletak pada bidang yang
sama dengan hrlang-tulang metacarpi lairmya, tetapi terletak lebih
dnterior. Tulang ini juga berotasi ke medial sembilan puluh derajat,
sehingga permukaan extensor menghadap ke lateral bukan ke

Gambaran radiografi tulang-tulang extremitas superior diperlihatkan dalam Gambar 77-42 sampai 77-49.

Tulang-Tulang Membri lnferioris

dorsal.
Basis ossa metacarpi bersendi dengan barisan distal ossa carpi;

caputnya yang membenfuk buku tangan bersendi dengan phalalx


proximalis (Gambar 11-40 dan 11-41). Masing-masing corpus ossis
metacarpi sedikit cekung ke depan dan mempunyai penampang
berbentuk segitiga. Corpus mempunyai permukaan posterior,
lateral dan medial
Terdapat tiga buah phalanx untuk setiap jari, tetapi hanya dua
phalanx untuk ibu jari.

Otot-otot penting yang melekat pada tuiang-tulang tangan


dan jari-jari diperlihatkan pada Gambar 11-40 dan

OSSA MEMBRI SUPERIORIS

1.1-41.

Tulang-tuiang membri inferioris terdiri atas gelang pangguf serta


tungkai atas, tungkai bawah" dan kaki.
Tulang-Iulang Gelang Panggul

Gelang panggul terdiri atas empat tulang: dua os coxae, os


sacrum, dan os coccygis (Gambar 11-1 dan 11-50). Gelang panggul
memberikan hubungan yang kuat dan stabil antara tubuh dan
extremitas inferior. Hubungan ini harus kuat karena memikul
berat badan yang besar. Gelang bahu relatif kurang stabil, namun

322

BAB 11

tuberculum majus

margo medialis scapulae

margo lateralis scapulae

collum anatomicum

Gambar 11-42 Radiograf anteroposter;or daerah bahu orang dewasa.

mempunyai andil yang besar dalam mobilitas dibandingkan


dengan gelang panggul.

Kedua os coxae bersendi satu dengan yang lain di sebelah


anterior pada symphisis pubis dan posterior dengan os sacrum
pada articulatio sacroiliaca (Gambar 11-50). Gelang panggul
bersama dengan sendi-sendinya membentuk struktur berbentuk
mangkuk yang kuat disebut pelvis.
Pelvis dibagi menjadi dua bagian oleh apertura pelvis superior,

yang dibentuk di belakang oleh promontorium os sacrum


(Gambar 11-51), di lateral oleh linea iliopectinea, dan di anterior

oleh symphisis pubis. Di atas apertura pelvis superior terdapat


pelvis major, yang membentuk sebagian rongga abdomen. Di
bawah aperfura pelvis superior terdapat pelvis minor.

Orientosi Pelvis
Pada awalnya, penting bagi mahasiswa untuk mengerti orientasi

yang benar mengenai tulang pelvis terhadap batang badan


pada individu yang berdiri dalam posisi anatomi. Bagian depan
symphisis pubis dan spina iliaca anterior superior harus terletak

pada bidang vertikal yang sama (Gambar 11-51). Ini berarti


permukaan pelvis symphisis pubis menghadap ke atas dan
belakang dan permukaan anterior sacrum arahnya ke depan dan
bawah.

TULANG DAN KARTILAGO

epicondylus medialis

Gambar 11-43 Radiograf anteroposterior daerah siku orang dewasa

323

324

Gambar 11-44 Radiograf lateral daerah siku orang dewasa.

phalanx distalis
ibu jari tangan

os sesamoid
hamulus
ossis hamati

a:r::liiil:',:

li:lr:illlll:'
:

processus
styloideus
ulnae

-.:l:a::::

caput
ulnae

lunatum

scaphoideum trapezoideum
processus styloideus
radii

Gambar 11-45 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan orang dewasa.

TUUNG

DAN KARTIUGO

325

Gambar 11-46 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dengan lengan bawah pronatio.

Pelvis

Major

Pelvis major kepentingan kliniknya kecil. Di belakang dibatasi


oleh vertebrae lumbales, di lateral oleh fossa iliaca dan musculus
iiiacus, dan di depan oleh bagianbawah dinding anterior abdomen.
Pelvis major terbuka dan meiebar pada ujung atasnya dan harus

dipikirkan sebagai bagian cavitas abdominalis. Pelvis major


melindungi isi abdomen dan setelah kehamilan bulan ketiga,
membantu menyokong uterus gravidarum. Selama stadium awal
persalinan, pelvis major membantu janin masuk ke pelvis minor.

Pelvis

Minor

Pengetahuan mengenai bentuk dan ukuran pelvis wanita sangat

penting untuk ahli kebidanan, karena pelvis minor merupakan


saluran tulang yang harus dilalui oleh janin pada waktu lahir.
Pelvis minor mempunyai pinlu masuk, pintu keluar, dan
sebuah cavitas. Apertura pelvis superior, atau pintu atas panggul
(Gambar 11-51)di posterior dibatasi olehpromontorium ossis sacri,

di iateral oleh iinea iliopectinea, dan di anterior oleh symphisis


pubis (Gambar 11-50).

326
phalanx distalis

metacarpal V

Gambar 11-47 Radiograf posteroanterior pergelangan tangan dan tangan anak berusia 8 tahun.

Gambar 11-48 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa

TULANG DAN KARTIUGO

phalanx distalis jari tengah

327

phalanx distalis jari manis

phalanx media
phalanx
distalis
.1ari telunjuk

phalanx distalis

jari kelingking

Kt'1t

phalanx
proximalis

phalanx
distalis
ibujari
metarcapal
beftindihan satu
dr,:r:ian yang lain
phalanx
proximalis

os sesamoid

metacarpal ibujari
ossa carpr

Gambar 11-49 Radiograf lateral pergelangan tangan dan tangan orang dewasa dengan jari-jari pada berbagai derajat fleksi.

Apertura pelvis inferior (Gambar 11-51) di posterior dibatasi


oleh os coccygis, di lateral oleh tuber ischiadicum, dan di anterior
oleh arcus pubicus (Gambar 11-51 dan 11-52). Apertura pelvis
inferior tidak berbentuk rata, tetapi mempunyai tiga incisura
yang lebar. Di anterior, di antara rami ischiopubici terdapat arcus
pubicus, dan di lateral terdapat incisura ischiadica. Incisura
ischiadica dibagi dua oleh ligamentum sacrotuberale dan
ligamentum sacrospinale (Gambar 11-50 dan 11-51) menjadi
foramen ischiadicum majus dan foramen ischiadicum minus.
Dari pandangan ahli kebidanan, karena ligamenta sacrotuberalia

kuat dan relatif tidak fleksibel, maka ligamenta sacrotuberalia


sebaiknya dianggap membentuk sebagian batas apertura pelvis
inferior. Jadi apertura peivi inferior berbentuk seperti berliary
dengan rami ischiopubici dan symphisis pubis membenhrk batas
depan dan ligamenta sacrotuberalia dan os coccygis membentuk
batas belakang.

Cavitas pelvis terletak di antara apertura pelvis superior


dan apertura pelvis inferior. Cavitas ini berbentuk saluran yang
dangkal dan melengkung, dengan dinding depan yang sempit dan
dinding belakang yang lebih dalam (Gambar 11-51).

328

BAB

11

spina sacralis
promontorium

canalis sacralis

articulatio sacroiliaca

ligamentum
sacrotuberale

massa lateralis
ossis sacri

ligamentum sacrospinale

spina ischiadica
ramus superior ossis pubis
linea iliopectinea
acetabulum
foramen obturatorium
ramus ossis ischii
crista pubica
corpus oss:s pubis
promontorium ossis sacri

tuberculum crista iliaca

fossa iliaca

Iinea iliopectinea

crista pubica
tuberculum pubicum
apex ossls
coccygis

symphisis pubis

Gambar L1-50 Pelvis pria (A) dan pelvis wanita (B), tampak anterior.

Os Coxoe
Pada anak-anak, setiap os coxae

terdiri dari os ilium yang terletak

di superior; os ischium yang terletak di di posterior dan inferior;


dan os pubis yang terletak di anterior dan inferior (Gambar
11-52). Ketiga tulang terpisah ini dihubungkan oleh cartilago
di acetabulum. Pada waktu pubertas, ketiga tulang bersatu
membentuk sebuah tulang besar yang iregular. Os coxae bersendi
dengan sacrum pada articulatio sacroiliaca dan membenfuk
dinding anterolateral pelvis. Os coxae juga saling bersendl di
depan pada symphisis pubis.

Pada permukaan luar os coxae terdapat sebuah cekungan


dalam, acetabulum, yang bersendi dengan caput femoris yang
berbentuk setengah bulat (Gambar 17-50, 17-52, 11-53, dan 11-54).
Di belakang acetabulum terdapat sebuah incisura besar, incisura
ischiadica major, yang dipisahkan dari inscisura ischiadica minor
oleh spina ischiadica. Incisurae ischiadicae berubah menjadi
foramina ischiadica major dan minor oleh adanya ligamenta
sacrotuberalia dan sacrospinalia (Gambar 11-51).
Ilium, yang merupakan bagian atas os coxae yang gepen&
mempunyai crista iliaca (Gambar 11-52). Crista iliaca terbentang

TUUNG

DAN KARTIUGO

329

promontorium ossis sacri

ligamentum sacrotuberale

apertura pelvis

superior

ligamentum sacrospinale

apex ossrs coccygrs

corpus ossis pubis


arcus pubis
apertura pelvis inferior

Gambar 1l-51 Setengah bagian kanan pelvis, memperlihatkan apertura pelvis superior; apertura pelvis inferiol ligamentum
sacrotuberale, dan ligamentum sacrospinale.

di antara spina iliaca anterior superior dan spina iliaca posterior


superior. Dibawah spina diatas terdapat spina iliaca anterior
inferior dan spina iliaca posterior inferior. Pada permukaan dalam
ilium terdapat facies auricularis yang besar untuk bersendi dengan
os sacrum. Linea iliopectinea berjalan ke bawah dan depan di
sekitar permukaan dalam ilium dan berperan membagi dua pelvis
menjadi pelvis major dan pelvis minor.
Ischium merupakan pars inferior dan posterior os coxae dan
mempunyai spina ischiadica dan tuber ischiadicum (Gambar 11s2\.

Pubis merupakan pars anterior os coxae dan mempunyai


colpus, ramus superior dan ramus inferior ossis pubis. Corpus
ossis pubis mempunyai crista pubica dan tuberculum pubicum
serta bersendi dengan os pubis sisi lainnya pada symphisis pubis
(Gambar 11-50). Pada bagian bawah os coxae terdapat sebuah
lubang besar, foramen obturatorium, yang dibatasi oleh bagian os
ischium dan os pubis. Foramen obturatorium diisi oleh membrana
obturatoria (Gambar 11-52).

Perbedoon Pelvis Berdosorkon Jenis Kelqmin


Pelvis perempuan dan laki-laki mudah dibedakan. Perbedaan
yang lebih jelas disebabkan oleh karena adaptasi pelvis perempuan
untuk fungsi melahirkan anak. Otot-otot laki-laki yang lebih kuat

menyebabkan tulang menjadi lebih tebal dan jejas-jejas pada


tulang lebih jelas (Gambar 11-50 dan 11-55).

.l Pelvis major pada perempuan dangkal dan pada laki-laki


dalam.

a Apertura pelvis superior

pada bidang transversal berbentuk

oval pada perempuary tetapi berbentuk hati pada laki-laki.


Hal ini karena adanya penonjolan promontorium pada laki1aki.

Cavitas pelvis pada perempuan lebih luas dibandingkan lakl-

laki dan jarak antara apertura pelvis superior dan apertura

a
.}
I

pelvis inferior lebih pendek.


Apertura pelvis inferior lebih lebar pada perempuan daripada
laki-laki. Tuber ichiadicum pada perempuan lebih menonjol
keluar dan pada laki-laki menonjol ke dalam.
Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih rata pada perempuan dibandingkan pada laki-laki.
Angulus subpubicus atau arcus pubicus pada perempuan
lebih bulat dan lebar dibandingkan pada laki-laki.

Tulang-Tulang Tungkai Atas

Tulang-tulang tungkai atas terdiri dari os femur dan patella atau


tempurung lutut.

BAB

330

11

<\
crista iliaca

fossa iliaca

spina iliaca
anterior superior

spina iliaca
anterior inferior

N\

ie

linea iliopectinea

permukaan kasar uniuk tempat


melekatnya ligzimentum interosseum

spina iliaca posterior superior

u#N
Sli"i,.il
facies auricularis
spina iliaca posterior inferior
incisura ischiadica major

ramus superior pubis

spina ischiadica
incisura ischiadica
minor

corpus ossis pubis


tuberculum pubicum

membrana obturatoria

crista pubica

tuber ischiadicum

canalis obturatorius

ramus ischiadica

A
tuberculum ilium

acetabulum
garis fusi tulang-tulang

foramen obturatorium
ischium

B
Gambar 11-52

Os coxae dextrum. A. Permukaan medial. B. Permukaan lateral. Perhatikan garis fusi antara ketiga tulang:

ilium, ischium, dan pubis.

Uj'rrng atas femur

Os Femur

Di

atas, femur bersendi dengan acetabulum

untuk membentuk

articulatio coxae dan di bawah dengan tibia dan patella untuk


membentuk articulatio genu.

memiiiki caput, collum, trochanter major,

dan trochanter minor (Gambar 11-55 dan 11-57). Caput mernbentuk

kira-kira dua pertiga bulatan dan bersendi dengan acetabulum os


coxae unfuk membentuk articulaiio coxae iGambar 11-54). Pada

TULANG DAN KARTILAGO

crista iliaca

M. gluteus medius
linea glutea media

tuberculum iliacum

linea glutea posterior

M. gluteus minimus
M. gluteus maximus
M. tensor fasciae latae
spina iliaca
posterior suPerior

spina iliaca
anterior superior

ligamentum
sacrotuberale

ligamentum inguinale

spina iliaca
posterior inferior
incisura ischiadica maior
capsula
spina ischiadica
ligamentum sacrospinale
M. oemellus suoerior incisu"ra ischiadicb minor
M. gemellus inferior

1r'

ligamentum sacrotuberale
M. semimembranosus
M. semitendinosus
M. biceps femoris
tuber ischiadicum
lvl. quadratus femoris

M. adductor magnus
ramus ischium

M. sartorius
linea glutea inferior
spina iliaca anterior inferior
caput rectum l\,4. rectus femoris
caput reflexum M. rectus femoris
fossa acetabuli
linea pectinea
ramus superior ossis pubis
l\,4. pectineus
crista pubica
ligamentum inguinale
tuberculum pubicum
M. adductor longus
ossis pubis
l\,4. adductor brevis
ramus inferior pubis
M. gracilis
M. obturator externus
- corpus

Gambar 11-53 lYusculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan luar os coxae dextrum.

M. gluteus medius

M. gluteus
maximus

M. gluteus minimus
M. tensor fasciae latae
M. sartorius
M. rectus femoris

M. gemellus supenor
M. gluteus medius
M. gemellus inferior
M. semitendinosus
M. biceps femoris
M. adductor magnus
M. sernimembranosus
M. psoas
M. iliacus
M. pectineus

M. obturator externus
M. quadratus femoris
M. gluteus maximus

vastus intermedius
M. adductor brevis

M. vastus lateralis

Gambar 11-54 Musculi yang melekat pada Dermukaan luar os ccxae dextrum dan permukaan posterior femur.

331

332

BAB

11

Linea intertrochanterica menghubungkan kedua trochanter ini


di anterior dan oleh crista intertrochanterica di sebelah posterior,
pada crista ini terdapat tuberculum quadratum (Gambar 11-52).
Corpus femoris permukaan anteriornya licin dan bulat,
sedangkan permukaan posterior mempunyai rigi, disebut linea
promontorium

aspera (Gambar 77-57). Pada linea

ini melekat otot-otot dan septa

intermuscularis. Pinggir-pinggir linea aspera melebar ke atas


dan bawah. Pinggir medial melanjutkan diri ke distal sebagai
crista supracondylaris medialis yang menuju ke tuberculum
adductorum pada condylus medialis (Gambar 11-57). pinggir
lateral melanjutkan diri ke distal sebagai crista supracondylaris
lateralis. Pada permukaan posterior corpus, di bawah trochanter
major terdapat tuberositas glutea untuk tempat melekatnya
musculus gluteus maximus. Corpus melebar ke arah ujung

apertura
pelvis
superror

distalnya dan membentuk daerah segitiga datar pada permukaan


posteriornya, yang disebut fossa poplitea (Gambar 11-57).

Ujung bawah femur mempunyai condylus medialis dan


lateralis, yang di bagian posterior dipisahkan oleh incisura
apertura
pelvis
inferior

conlugata diagonalis

t
perempuan
apertura pelvis
superior
apertura pelvis
inferior

cavitas pelvis

axis petvis
laki-laki

O C)

o
F

arcus pubicus

vA

Gambar 11-55 Apedura pelvis superior, apeftura pelvis inferior, conjugata


diagonalis, dan axis pelvis. Beberapa perbedaan utama antara pelvis

intercondylaris. Permukaan anterior condylus bersendi dengan


facies articularis patellae. Kedua condylus ikut serta dalam pembentukan articulatio genu. Di atas condylus terdapat epicondylus
lateralis dan medialis (Gambar 11-57). Tuberculum adductorum
dilanjutkan oleh epicondylus medialis.
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada femur
diperlihatkan pada Gambar 11-56 dan 11-57.
Patella

Patella (Gambar 11-58) adalah tulang sesanr,...-.r yang terbesar


(yaitu sebuah tulang yang berkembang di dalam tendo musculus
quadriceps femoris di depan sendi lutut). Patella berbentuk segitiga

dengan apex terletak

di inferior. Apex dihubungkan

dengan

tuberositas tibiae oleh ligamentum patellae. Facies posterior


bersendi dengan condvlus femoris. Patella terletak dalam posisi
terbuka di depan sendi lutut dan dapat diraba dengan mudah
melalui kulit. Patella dipisahkan dari kulit oleh bursa subcutanea
vang penting (lihat Ganbar 12-28).
Pinggir atas, lateraf dan medial merupakan tempat lekat dari
berbagai bagian musculus quadriceps femoris. Pateila ciicegah
bergeser ke lateral selama kontraksi n-rusculus quadriceps femoris
oleh serabut-serabut horizontal bawah musculus vastus medialis
dan oleh besarnya ukuran condylus lateraiis femoris.

perempuan dan pelvis laki-laki diperlihatkan juga.

Iulang-Tulang Tungkai Bawah

pusat caput terdapat lekukan kecil yang disebut fovea capitis,


yaitu untuk tempat perlekatan dari ligamentum capitis femoris.

Tibia

Sebagian pendarahan untuk caput femoris dari arteria obturatoria

Tlbia merupakan tulang medial tungkai bawah yang besar dan


beriungsi menyanggah berat badan (Gambar 11-58 dan 11-59).

dihantarkan melalui ligamentum ini dan memasuki tulang melalui

Di proksimal, tibia bersendi dengan condylus femoris dan caput

fovea capitis.

fibulae dan di distal dengan talus dan ujung distal fibula. Tibia
mempunyai uiung atas yang melebar dan ujung bawah vang lebih

Collum, yang menghubungkan caput dengan corpus, berialan


ke bawah, belakang, dan lateral dan membentuk sudut lebih
kurang 125 derajat (pada perempuan lebih kecil) dengan sumbu
panjang corpus femoris. Bt-.samya ludut ini dapai merubah akibat
adanya penyakit
Trochanter major dan minor nrerupakan tor-rjolan besar
pada batas antara collum dan corpus (Gambar 11,55 dan 11-57).

kecii, serta sebuah corpus.

Pada ujung atas terdapat condylus lateralis dan medialis


(kadang-kadang disebut tibial plateau laterai dan medial), yang
bersendi dengan cc.rndylus lateralis d;rn medialis fenroris, dan
dipisahkan oleh meniscus later":lis dan rnediatris. Perrr.r.:kaan atas
facies artic'.rlaris condvlus tibiae terbai:i atas arra interecndyla4s

TUUNG
caput
M. piriformis

ligamentum
dari caput
fovea capitis

collum

trochanter major
M. gluteus
minimus

DAN

KARTIUGO

333

Margo anterior menonjol dan membentuk tulang kering. Pada


pertemuan antara margo anterior dan ujung atas tibia terdapat
tuberositas, yang merupakan tempat lekat ligamentum patellae.

Margo anterior di bawah membulat, dan melanjutkan diri


sebagai malleolus medialis. Margo lateral atau margo interosseus

ligamentum
iliofemorale

'

lateralis
linea
intertrochanterica

ligamentum pubofemorale

memberikan tempat perlekatan untuk membrana interossea.


Permukaan posterior corpus tibiae mempunyai linea obliqua,
yang disebut linea musculi solei (Gambar 11-59), untuk tempat

M" psoas

lekatnya musculus soleus.

capsula articulatio coxae

Ujung bawah tibia sedikit melebar dan pada aspek inferiornya


terdapat permukaan sendi berbentuk pelana untuk talus. Ujung
bawah memanjang ke bawah dan medial untuk membentuk
malleolus medialis. Facies lateralis malleolus medialis bersendi
dengan talus. Pada permukaan lateral ujung bawah tibia terdapat
lekukan yang lebar dan kasar untuk bersendi dengan fibula.
Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada tibia dapat
dilihat pada Gambar 11-58 dan 11-59.

trochanter minor

M. vastus medialis

M. vastus

intermedius

Fibulo

Fibula adalah tulang lateral tungkai bawah yang ramping


(Gambar 11-58 dan 11-59). Tulang ini tidak ikut bersendi pada
articulatio genus, tetapi di bawah tulang ini membentuk malleolus
lateralis sendi pergelangan kaki. Tulang ini tidak berperan dalam
menyalurkan berat badary tetapi merupakan tempat melekat otototot. Fibula mempunyai ujung atas yang melebar, corpus, dan
uiung bawah.

Ujung atas, atau caput fibulae, ditutupi oleh processus


styloideus. Bagian ini mempunyai faciss rrticularis untuk
bersendi dengan condylus lateralis tibiae.

Corpus fibulae panjang dan ramping, Ciri khasnya adalah


mempunyai empat margo darr empat facies. Margo medialis atau
margo interossea memberikan tempat perlekatan untuk membrana

M. articularis genu

interossea.

capsula articulatio
genu

facies
patellaris

Ujung bawah fibula membentuk malleolus lateralis yang


berbentuk segitiga dan terletak subkutan. Pada facies medialis
malleolus lateralis terdapat facies articularis yang berbentuk
segitiga untuk bersendi dengan aspek lateral os talus. Di bawah
dan belakang facies articularis terdapat lekukan yang disebut
fossa malleolaris.

Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada fibula

ligamentum
laterale
ligamentum mediale

dapat dilihat pada Gambar 11-58 dan 11-59.

0ssa Pedis
Gambar 11-56 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan

Ossa pedis adalah ossa tarsalia" ossa

metatarsali4 dan phalanges.

anterior femur dextra.


Osso Torso/is

terdiri atas calcaneus, talus, os naviculare, os cuboideum, dan tiga buah os cuneiforme. Hanya talus yang bersendi

Ossa tarsalia

anterior dan posterior; di antara kedua area ini terdapat eminentia

intercondylaris (Gambar 1 1-58).


Pada aspek lateral condylus lateralis terdapat facies

articularis

dengan tibia dan fibula pada articulatio talocruralis (sendi


pergelangan kaki).

fibularis yang kecil dan melingkar, dan bersendi dengan caput


fibulae. Pada aspek posterior condylus medialis terdapat insersi

Colconeus

musculus semimembranosus (Gambar 11-59).


Corpus tibiae berbentuk segitiga pada potongan melintangnya.
dan mempunvai tiga margo dan tiea facies. Nlargo anterior dan

Calcaneus adalah tulang terbesar kaki dan membentuk tumit yang


menonjol (Gambar 11-60, 11,-61,, danll-62). Di atas os calcaneus

mediai, serta facies rnedialis

di

antaranya terletak sr:bkutan.

bersendi dengan talus dan

di depan dengan os

Caicaneus mempunyai enam facies (permukaan).

cuboideurn.

334

BAB 11

trochanter major
M. obturator externus
ligamentum dari
fovea capiiis femoris
M. gluteus medius

ligamentum ischiofemorale

tuberculum quadratum

capsula articulatio coxae

crista intertrochanterica
M. quadratus femoris

trochanter minor
M. psoas

'M. gluteus maxrmus

M. iliacus

M. adductor magnus

M. pectineus

M. vastus intermedius

M. adductor brevis
M. vastus lateralis

M. vastus medialis

linea aspera

M. adductor longus
M. biceps femoris (caput breve)

crista supracondylaris lateralis

tempat hiatus M. adductor magnus


facies poplitea
crista supracondylaris medialis
M. gastrocnemius (caput mediale)

M" plantaris

capsula articulatio genu

M. adductor magnus
tuberculum adductorum

M. gastrocnemius (caput laterale)

epicondylus medialis

epicondylus lateralis

condylus lateralis

condylus medialis

incisura intercondylaris

Gambar 11-57 Musculi dan ligamenta yang melekat pada permukaan posterior femur dextrum

Facies

inferior mempunyai fuberculum anterius pada garis

Facies anterior kecil dan membentuk facies articularis yang


bersendi dengan os cuboideum.
Facies posterior membentuk tumit dan merupakan tempat
perlekatan dari tendo calcaneus (tendo Achilles).

tengafu dan tuberculum mediale yang besar serta tuberculum


laterale yang lebih kecil pada pertemuan antara facies inferior
dan facies posterior.

Facies superior didominasi oleh dua facies articularis untuk


talus, yang dipisahkan oleh alur kasar, sulcus calcanei.

berbentuk kerang disebut sustentaculum tali, yang membantu


menyokong talus.

Facies medialis mempunyai sebuah tonjolan yang besar

TULANG DAN KARTILAGO

capsula articularis geni

335

eminentia intercondylaris

tractus iliotibialis

M. semimembranosus

condylus lateralis
ligamentum collaterale laterale
ligamentum collaterale mediale

caput fibulae

ligamentum patellae

M. biceps femoris

tuberositas tibiae

M. extensor digitorum longus

M. sartorius
M. gracilis

margo anterior

M. semitendinosus

facies anterior

margo interosseus

M. tibialis anterior

M. peroneus longus

quadriceps femoris

margo anterior

facies lateralis

ligamentum patellae
facies medialis

margo interosseus

M. peroneus tertius

M. peroneus brevis

malleolus medialis

ligamentum mediale
articularis talocruralis

malleolus lateralis
ligamentum laterale

capsula articularis talocruralis

Gambar 11-58 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies anterior tibia dan fibula dextra; terlihat juga perlekatan

pada

patella.

Facies lateralis hampir rata. Pada bagian anteriornya terdapat


peninggian kecil yang disebut tuberculum peroneorum, yang
memisahkan tendo musculus peroneus longus dan musculus

Talus bersendi

peroneus brevis.

os calcaneus, dan

Musculi dan ligamenta penting yang melekat pada caicaneus

mempunyai caput, collum, dan corpus (Gambar 11-60 dan 11-61).


Caput tali mengarahke distal dan mempunyai facies articularis
yang cembung dan berbentuk oval unfuk bersendi dengan os

dapat Cilihat

pada

(Gambar 1L-61 dan17-62).

Iolus

di atas dengan tibia dan fibula, di bawah dengan


di depan dengan os naviculare. Tulang ini

336

BAB 11

capsula articularis geni

condylus lateralis

condylus medialis
M. semimembranosus

caput fibulae

M. popliteus
M. soleus

M. soleus

linea musculi solei

M. tibialis posterior

Iinea verticalis
margo medialis

M. flexor digitorum

ilngus

M. flexor hallucis longus

margo interosseus

alur untuk tendo


M. tibialis posterior

malleolus medialis

alur untuk tendo M. peroneus

malleolus lateralis
capsula articularis talocruralis

Gambar 11-59 Musculi dan ligamenta yang melekat pada facies posterior tibia dan fibula dextra.

naviculare. Facies articularis ini berlanjut pada facies inferiornya,


di mana bagian ini di belakang terletak di atas sustentaculum tali
dan di depan terletak di atas ligamentum calcaneonaviculare.
Collum tali terletak postedor terhadap caput dan sedikit
menyempit. Permukaan atasnya kasar dan menjadi tempat
perlekatan ligamenta, dan permukaan bawahnya memperlihatkan
alur yang dalam disebut sulcus tali. Sulcus tali dan sulcus calcanei

pada kaki yang terartikulasi membentuk terowongan, sinus tarsi,

yang ditempati oleh ligamentum talocalcaneum interosseum


yang kuat.

Corpus tali berbentuk kuboid. Facies superiomya bersendi


dengan ujung distal tibia; bagian ini cembung dari depan ke
belakang dan sedikit cekung pada sisi-sisinya. Pada facies
lateraiisnya terdapat facies articularis yang berbentuk segitiga

TUUNG

DAN

KARTIUGO

337

untuk bersendi dengan malleolus lateralis fibulae. Pada facies


medialisnya terdapat facies articularis kecil, berbentuk koma

Ossa tarsalia lainnya harus diidentifikasi dan ciri-ciri penting


berikut ini perlu diperhatikan.

untuk bersendi dengan malleolus medialis tibiae. Facies posterior


ditandai oleh dua tuberculum kecil yang dipisahkan oleh sulcus
tendinis musculi flexoris hallucis longi.
Terdapat banyak ligamentum penting yang melekat pada talus,
namun tidak ada satupun otot yang melekat pada tulang ini.

Tuberositas ossis navicularis (Gambar 1L-60, 11-6L, dan 1162) dapat dilihat dan dipalpasi pada pinggir medial kaki lebih
kurang 1 inci (2,5 cm) di depan dan bawah malleolus medialis;

facies articularis
untuk ligamentum
calcaneonaviculare

Os Noyiculare

talus / \ \

caput

collum "otPut

untuk tibia

-\=

tuberculum mediale
os naviculare

untuk malleolaris medialis

facies anterior, medialis,


dan posterior tali
tuberositas
sulcus tali

sulcus calcanei
calcaneus

tuberculum mediale

sustentaculum tali

sulcus tendinis musculi flexoris hallucis longi

untuk ujung bawah tibia


untuk malleolus lateralis

tuberculum laterale
facies articularis talaris posterior
os cuboideum

sulcus calcanei

.--: : -->-{sa@:-;
---

\ 1 -\-icalcaneus

:2 -V- --'-':*:*..'6:?;
-=-=t--=:-

sulcus tendinis musculi peronei longi

tuberculum laterale

aspek lateral
Gambar 11-60

Ossa calcaneus,talus, naviculare dan cuboideum.

338

BAB

11

serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo


musculus tibialis posterior.

Os Cuboideum

Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,


telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
ta1us, juga sering untuk os cuboideum telah ada pada waktu lahir.
Pada usia 5 tahury osifikasi terjadi di semua ossa tarsalia.

Terdapat alur yang dalam pada aspek inferior os cuboideum


(Gambar 1.1.-60, 1.1,-61, dan 71-62) untuk tempat tendo muscuius

Osso Metotorsalia dan Pholonges

peroneus longus.

Ossa metatarsalia dan phaianges (Gambar 77-61 dan

Os Cuneiforme

menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan


masing-masing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
proximal. Kelima os metatarsale diberi nomor dari sisi medial ke

Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji (Gamb ar 1L-6L danL1"-62)


bersendi di proximal dengan os naviculare dan di distal dengan

ketiga os metatarsale yang pertama. Bentuk bajinya berperan


penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung
transversal kaki.

lateral.
Os metatarsale pertama besar dan kuat dan berperan penting
dalam menunjang berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat

alur oleh os sesamoid medial dan lateral yang terdapat di dalam


tendo muscuius flexor hallucis brevis.

tendo M. extensor digitorum longus

M. extensor
hallucis longus
insersi Mm. interossei
dorsales
M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. interosseus
dorsalis ketiga

M. interosseus
dorsalis kedua

M. interosseus

M. interosseus
dorsalis pertama

dorsalis keempat

os metatarsale
pertama
cuneiforme
mediale
cuneiforme intermedium
cuneiforme laterale
naviculare

1.1.-62)

M. peroneus tertius

y!,u
)'

M. peroneus brevis
Os cuboideum

M. extensor
digitorum brevis

calcaneus

tendo
calcaneus

Gambar 11-61 Perlekatan-periekatan musculus pada aspek dorsalis

ossa tarsalia dextra

338

BAB 11

serta memberikan tempat perlekatan untuk bagian utama tendo


musculus tibialis posterior.

Os Cuboideum

Penulangan ossa tarsalia, berbeda dari ossa carpalia lainnya,


telah dimulai sebelum lahir. Pusat osifikasi untuk calcaneus dan
talus, juga sering untuk os cuboideum teiah ada pada waktu lahir.
Pada usia 5 tahury osifikasi terjadi di semua ossa tarsalia.

Terdapat alur yang dalam pada aspek inferior os cuboideum


(Gambar 1,7-60, 1,1,-67, dan 1,1,-62) untuk tempat tendo musculus

Osso Metotorsolio don Pholonges

peroneus longus.

Ossa metatarsalia dan phalanges (Gambar 17-67 dan 77-62)

Os Cuneiforme
Ketiga tulang-tulang kecil berbentuk baji (Gamb ar 77-61' dan1L-62)
bersendi di proximal dengan os naviculare dan di distal dengan

ketiga os metatarsale yang pertama. Bentuk bajinya berperan


penting dalam membentuk dan mempertahankan lengkung
transversal kaki.

menyerupai ossa metacarpalia dan phalanges pada tangan, dan


masing-masing mempunyai caput di distal, corpus, dan basis di
proximal. Kelima os metatarsale diberi nomor dari sisi medial ke
1atera1.

Os metatarsale pertama besar dan kuat dan berperan penting


dalam menunjang berat badan. Pada aspek inferior caput terdapat
alur oleh os sesamoid medial dan lateral yang terdapat di dalam
tendo musculus flexor hallucis brevis.

tendo M. extensor digitorum longus

M. extensor
hallucis longus
insersi Mm. interossei
dorsales
M. extensor digitorum
brevis (M. extensor
hallucis brevis)
M. rnterosseus
M. interosseus
dorsalis kedua

dorsalls ketiga
M. interosseus
dorsalis keempat

M. interosseus
dorsalis pertama

os metatarsale
pertama
7,/,/

cuneiforme
mediale

I
F"

M. peroneus tertius

cuneiforme intermedium

M. peroneus brevis

cuneiforme laterale
naviculare

Os cuboideum

M. extensor
digitorum brevis

calcaneus

tendo
calcaneus

Gambar

l1-61

Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek dorsalis ossa tarsalia dextra,

TUUNG

DAN KARTIUGO

339

tendo M. flexor digitorum brevis

tendo M. flexor digitorum longus

M. flexor hallucis longus

insersi M. interosseus planiaris


M. adductor hallucis
M. abductor hallucis
M. flexor digiti minimi brevis

M. flexor hallucis brevis

M. abductor digiti mi
M. adductor hallucis
(caput obliquum)
interossea plantaris pertama
M. peroneus longus

M. interossea plantaris kedua

os metatarsale pertama
M. interossea plantaris

M. tibialis anterior

M. flexor digiti minimi brevis

M. tibialis posterior
M. flexor hallucis brevis

tuberositas naviculare
M. tibialis posterior

talus

M. quadratus plantae

M. abductor hallucis

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis

calcaneus

Gambar

l1-62

Perlekatan-perlekatan musculus pada aspek plantaris ossa tarsalia dextra.

Os metatarsale kelima mempunyaituberculumyang menonjol


pada basisnya, yang dengan mudah dapat diraba di sepanjang
pinggir lateral kaki. Tubercuium ini merupakan tempat perlekatan

tendo musculus peroneus brevis.


Masing-masing jari kaki mempunyai tiga phalanx, kecuali ibu
jari kaki yang hanya mempunyai dua phalanx.

GAMBARAN RADIOGR.AFI
OSSA MEMBRI INFERIORIS
Gambaran radiografi ossa membri inferioris dapat dilihat pada
Gambar 77-63 sampai

1.1.-74.

Gambar

l1-63

Radiograf anteroposterior

pelvis laki-laki.

articulatio
sacroiliaca

Os sacrum

vertebra
lumbalis V

crista iliaca

spina iliaca
anterior superior

incisura ischiadica
major

68i

spina iliaca
anterior inferior
Mm. gluteus

articulatio coxae

spina ischiadica

caput femoris

collum
femoris

foramen
obturatorium

corpus ossrs
pubis

symphisis
pubis

penrs

tuber
ichiadicum

Gambar 11-64 Penggambaran diagram radiograf pelvis pada cambar 11-63,

TUUNG

DAN KARTILAGO

341

Gambar 11-65 Radiograf anteroposterior pelvis perempuan dewasa.


processus articularis
superior osssi sacri
processus transversus
vertebrae lumbalis V

.. -t

---{s
(t--, .r-

f -'i
f'l
r')

..-

A
L

'\'-\

ramus supenor
ossis pubis
corpus
ossis pubis

\.)
\

iscl"

tam'on

tuber
foramen
obturatum

ischiadicum

trochanter
minor

garis Shenton

Gambar 11-66 Penggambaran diagram


radiograf pelvis pada Gambar 11-65.

342

BAB

11

Gambar 11-67 Radiograf anteroposterior afticulatio

coxae.

TULANG DAN KARTILAGO

otot-otot
paha
Patella

tuberculum
adductorium

epicondylus
medialis
femoris
condylus
medialis
femoris
condylus
medialis
tibiae

caput
fibulae

collum
ril^-" llae

corpus
fibulae

Gambar 11-68 Radiograf anteroposterior genu orang

dewasa

343

344

BAB

11

caput fibulae

Gambar 11-69 Radiograf lateral genu orang dewasa.

TULANG DAN KARTILAGO

Gambar 11-70 Pandangan tangential patella.

articulatio
tibiofibularis
distalis
malleolus
medialis

corpus tali

os metatarsale

Gambar
os metatarsale V

l1-71

Radiograf anteroposterior

pergelangan kaki orang dewasa.

34s

Gambar 11-72 Radiograf lateral pergelangan


kaki orang dewasa.

OSSA

sesamoidea

os metatarsale V
metatarsale

cuneiforme
mediale

naviculare

caput tali

Gambar 11-73 Radiograf anteroposterior pedis orang dewasa.

TULANG DAN KARTILA,GO

phalanx distalis

epiphysis phalangis
distalis
phalanx
intermedius

os metatarsale

os metatarsale V
epiphysis ossis
metatarsalis I
os cuneiforme
intermedius

os cuneiforme
laterale

os cuneiforme
mediale

os naviculare
os cuboideum

Gambar 11-74 Radiograf anteroposterior pedis memperlihatkan epiphysis


phalanges dan ossa metatarsi (anak laki-laki berusia 10 tahun).

347

348

BAB

11

Tengkorak
Pilihlah satu jawaban yang PALING

1.

TEPAT.

Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os frontale, di lateral

oleh

os-

di inferior oieh os maxilla, dan di

medial oleh processus maxillae dan os frontale.


A. ala major ossis sphenoidalis
B. maxilla
C. parietale
D. ala minor ossis sphenoidalis
E. os zygomaticum

2.

garis tengah pada

os palatinum

maxilla

ala minor ossis sphenoidalis


os occipitale

pars petrosus ossis temporalis


os frontale

pars squamosa ossis temporalis

os frontale
os occipitaie

os parietale
os frontale
os occipitale

Divisi mandibularis nervus trigeminus

C.
D.
E.

foramen ovale
foramen jugularis
foramen magnum

11. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui


A. foramen jugulare
B. foramen occipitalis
C. fissura orbitalis inferior
D. foramen rofundum
E. foramen spinosum
12.

Divisi ophthalmica nervus trigeminus

13. Divisi maxiliaris nervus trigeminus meninggalkan tengkorak


melalui

os occipitale
os frontale

pars petrosus ossis temporalis


pars squamosa ossis temporalis

os occipitale
os frontale
os sphenoidale
os parietale

meninggalkan

tengkorak melalui
A. fissura orbitalis inferior
B. foramen ovale
C. foramen rotundum
D. fissura orbitalis superior
E. foramenpterygopalatinum

A.
B.
C.
D.
E.

os parietale

meninggalkan

tengkorak melalui
A. fissura orbitalis superior
B. foramen rotundum

ala major ossis sphenoidalis

Canalis hypoglossus terletak pada


A. pars squamosa ossis temporalis

B.
C.
D.
E.

os temporale

pars petrosus ossis temporalis

Foramen spinosum terletak pada


A. os sphenoidale

B.
C.
D.
E.
7.

os temporale

Canalis caroticus terletak pada

A.
B.
C.
D.
E.
6.

os sphenoidale

Canalis opticus adalahlubangpada

A.
B.
C.
D.
E.
5.

10.

sutura lambdoidea
sutura sagittalis
sulura coronalis
sulura squamotympanica
pterion

os occipitale

Foramen magnum terletak pada


A. os sphenoidale

B.
C.
D.
E.

Processus styloideus menonjol ke bawah dan depan dari

A.
B.
C.
D.
E.
4.

9.

Kedua os parietale saling bersendi satu dengan yang lain di

A.
B.
C.
D.
E.
3.

8. Foramenrotundumterletakpada
A. ala minor ossis sphenoidalis
B. os frontale
C. pars petrosus ossis temporalis
D. os occipitale
E. ala maior ossis sphenoidalis

foramen spinosum
foramen rotundum
fissura orbitalis superior
foramen ovale

foramenjugulare

ColumnaVertebralis
Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

14. Ciri khas vertebra cervicalis II adalah


A. tidak ada corpus

B.
C.
D.
E.

dens epistropheus
corpus berbentuk hati
corpus masif
processus spinosus bercabang tiga

TIJUNG
15. Vertebra cervicalis

C.
D.
E.

ke medial

dan processus articularis inferior menghadap ke lateral.


laminanya tebal

A. dens epistropheus
B. corpus masif
C. corpus tidak ada

18. Ciri khas vertebra lumbalis V adalah


A. corpus berbentuk hati
foramen vertebrale bulat

pediculus kecil
corpus masif

C.
D.
E.

TEPAT.

19. Klinikus mendefinisikan aPertura thoracis superior sebagai:


lubang bawah cavea thoracis
celah di antara kedua crurae diaphragmaticae
hiatus oesophagicus pada diaphragma

20. Margo costalis dibentuk oleh:

A. costa Vf V[I, dan X


B. pinggir dalam costa I
C. ujung processus xiphoideus
D. cartilago costalis VII, VIII, IX, dan X.
E. cartilago costalis VII sampai X dan ujung-ujung
costalis XI dan XII.

Gelang Bahu

21. Clavicula bersendi dengan

A. processuscoracoideus
B. angulus superior scapulae
C. acromion
D. basis spina scapulae
-di
E. fossa glenoidalis

costa V dan X.

TEPAT.

pada tuberositas radii


tepat di bawah caput
tepat di atas sulcusbicipitalis

TEPAT.

Tulang-Tulang Lengan Bawah


Pilihlah satu jawaban yang PALING

lubang atas cavea thoracis


celah di antara origo sternalis dan costalis diaphragmatica.

Pilihlah satu jawaban yang PALING

III dan VIII.

costa IV dan IX.

A. fossa coronoidea
B. fossa radialis
C. capitulum
D. fossa olecranii
E. tuberositasdeltoidea

OssaThoracicae

A.
B.
C.
D.
E.

costa

25. Di atas trochlea humeri di permukaan anterior terdapat:

processus transversus tebal dan pendek

Pilihlah satu jawaban yang PALII'|G

C.
D.
E.

24. Collum anatomicum os humeri terletak:


A. di tempat uiung atas yang membesar bertemu dengan
corpus humeri
B. di antara tuberculum majus dan minus

foramen transvetsarium tidak ada

C.
D.
E.

incisura suprascapularis
angulus superior scapulae

Pilihlah satu jawaban yang PALING

processus spinosus paniang

B.

processuscoracoideus

Tulang-Tulang Lengan Atas

17. Ciri khas vertebra cervicalis I adalah

D.
E.

349

23. Scapula merupakan tulang pipih berbentuk segitiga yang


terletak pada dinding posterior toraks di antara :
A. costa i dan VI.
B. costa II dan VII.

VI dicirikan oleh

A. corpusnyaberbentukhati
B. processus spinosusnya bercabang dua
C. corpusnya masif
D. processus articularis superiomya menghadap
E.

KARTIUGO

22. Ujung lateral spina scapulae membentuk:


A. acromion
B. fossa glenoidalis

VII dicirikan oleh

A. processus spinosus paling panjang


B. foramen transversarium besat
C. corpusberbentukhati
D. corpus masif
E. dens epistropheus
16 Vertebra thoracica

DAN

26. Tuberculum dorsalis radii terletak


A. tepat di bawah caput
B. pada permukaan posterior ujung distal
C. pada pinggir lateral ujung distal

D.
E.
cartilago

TEPAT.

pada margo interosseus


pada setengah bagian bawah sisi lateral corpus

27. Processus olecranon ulnae terletak


A. pada ujung distal tulang
B. setengah bagian bawah pinggir lateral
C. setengah bagian bawah pinggir medial
D. pada ujung proksimal
E. di bawah incisura radii.

Tulang-TulangTangan
lateral.

Pilihlah satu jawaban yang PALING


28. Tulang-tulang berikut
carpi, kecuali:
A. Os lunatum
B. Os pisiforme

ini

TEPAT.

membentuk baris proximal ossa

350

'
C.
D.
E.

BAB 11

JJ Pada orang.dewasa, sebagian besar

Os scaphoideum

suplai darah ke caput

femoris berasal dari:

Os

triquetrum

Os

trapezium

A.
B.
C.
D.
E.

/.

29. Ossa carpi membentuk sebagian canalis carpi, yang disempurnakan oleh pita fibrosa kuat disebut
A. retinaculummusculorum extensorum
B. aponeurosisbicipitalis
C. ligamentumpisohamatum
D. retinaculum musculurom flexorum
E. aponeurosispalmaris

34

Facies posterior tibiae memperlihatkan linea obliqua untuk

tempat meiekatnya musculus soleus. Linea ini disebut


sebagai:

A.
B.
C.
D.
E.

Gelang Panggul
Pilihlah satu jawaban yang PALING

arteria obturatoria
arteria pudenda extema
rami perforantes arteria profunda femoris
arteria circumflexa femoralis medialis dan lateralis
arteria circumflexa iliaca superficialis.

TEPAT.

linea interossea
linea poplitea
linea marginalis
linea musculi solei
linea malleolaris

30. Pemyataan berikut ini benar untuk pelvis, kecuali:

A. Os ilium, ischium, dan pubis merupakan tiga tulang


.

coxae pada

u-.s.ja

25

tahun."

'

A.
B.
C.
D.
E.

B. Tipe platypeloid pelvis terjadi pada sekitar 2% wanita.


C. LTkuran luar pelvis berperan kecii dalam praktek
menentukan disproporsi antara ukuran kepala janin dan
ukuran pelvis minor.

D. Apertura pelvis in{erior dibentuk di anterior oleh


symphisis pubis, di lateral oleh tuber ischiadicum, di
lateral oleh ligamentum sacrofuberale, dan di posterior
oleh os coccygis.

E.

Sacrum lebih pendek, lebih lebar, dan lebih pipih pada


wanita dibandingkan pada pria.

31. Pernyataan berikut ini benar untuk tulang pelvis,kecuali:


A. fika pasien dalam posisi berdiri, spina iliaca anterior
superior terletak vertikal di atas permukaan anterior
symphisis pubis.

B. Sangat sedikit gerakan yang dapat dilakukan

pada

D.
E.

J/.

ke

TulangTungkai

TirlangTungkaiAtas

A.
B.

c.

D.
E.

155

16s
125
115

145

Permukaan medial calcaneus mempunyai sebuah processus

A.
B.
C.
D.
E.
38.

TEPAT.

derajat dengan sumbu panjang

TEPAT.

besar berbentuk seperti kerang disebut:

menyebabkan relaksasi ligamenta


pelvis selama kehamilan.
Obliterasi rongga articulatio sacroiliaca sering terjadi pada
kedua jenis kelamin setelah usia pertengahan.

sekitar
corpus.

tuberculumperoneorum
tuberculum anterius
sustentaculum tali
tuberculum mediale

tuberculum laterale

Caput tali mempunyai facies articularis cembung yang oval


untuk bersendi dengan:
A. oscuboideum
B. os cuneiforme mediale
C. os cuneiforme intermedium
D. os naviculare

E.

32. Pada orang dewasa, collum femoris membentuk sudut

fossa malleolaris

Pilihlah satu jawaban yang PALING

D. Hormon sex wanita

Pilihlah satu jawaban yang PALIl'lc

margo interossea

Tulang-Tulang Telapak Kaki

dalam pelvis minor pada saat melahirkan.

E.

tuberositas tibiae

36. Ujung bawah fibula membentuk segitiga (triangular)


A. malleoius lateralis
B. malleolus medialis
C. processusstyloideus

articulatio sacrococcygea.

C. Pelvis major membantu mengarahkan janin masuk

junctura pinggir anterior tibia dengan ujung atas terdapat


untuk melekatnya ligamentum patellae
planum tibiae
condylus medialis
eminentiaintercondylaris
malleolus medialis

Pada

terpisah yang bergabung.menjadi satu membentuk os

calcaneus

39. Os metatarsale kelima mempunyai sebuah tuberculum yang


menonjol pada basisnya untuk tempat melekat:
A. musculus peroneus brevis
B. musculus flexor digitorum longus
C. musculus flexor digiti minimi brevis
D. musculus peroneus longus
E. musculus peroneus tertius

TULANG DAN KARTILAGO

1.

benar. Margo orbitalis dibatasi di superior oleh os


frontale, di lateral oleh os zygomaticum, di inferior oleh os
maxilla, dan di medial oieh processus maxillae dan os frontale

y*g

(Gambar L1-3).
B yang

benar.

Keduaosparietalesalingbersendisatudengan

15.

Vertebra thoracica

VI dicirikan oleh

corpus

berbentuk hati.

17. Cyangbenar. Ciri khas vertebra cervicalis I atau atlas adalah


tidak adanya corpus. Selama perkembangarg centrum
atlantis bergabung dengan centrum axis, membentuk dens
epistropheus.

yang lain di garis tengah pada sutura sagittalis (Gambar 11-6).

C yang benar. Processus styloideus menoniol ke bawah dan


depan dari permukaan bawah os temporale (Gambar 11-5).

A yang benar.

351

18. D yang benar. Clri vertebra lumbalis V adalah corpus yang


masif, pediculus juga besar, dan processus transversus panjang
dan langsing;

A yang benar. Canalis opticus adalah lubang pada ala minor


19.

ossis sphenoidalis (Gambar 11-3 dan 11-8).


5.

C yang benar. Canalis caroticus terletak pada pars Petrosus


ossis temporalis (Gambar 11-7).

A yang benar.

D yang

benar. Klinikus mendefiniskan apertura thoracica


superior sebagai lubang atas cavea thoracis.

20. E yang benar. Margo costalis dibentuk oleh cartilago costalis


VII sampai X dan ujung-ujung cartilago costalis XI dan XII

Foramen spinosum terletak pada ala major

(Gambar 11-1).

ossis sphenoidalis; arteria meningea media berialan melalui

lubang

ini masuk ke dalam

infratemporalis (Gambar
7.

fossa cranii media dari fossa

21. C yalg benar. Clavicula bersendi dengan acromion di lateral.

1.-8).

22,

B yang benar. Canalis hypoglossus terletak di atas pinggir


anterolateral foramen magnum (Gambar 11-8).
E yang benar. Foramen

rotundum terletak pada ala major ossis

23. B yang benar. Scapula merupakan tulanr pipih berbentuk


segitiga yang terletak pada dinding poslerit-:r toraks di antara
costa

E yang benar. Foramen magnum terletak pada os occipitale.


Foramen ini dilalui oleh medulla oblongat4 pars spinalis nervi
accessorii, serta arteria vertebralis dextra dan sinistra (Gambar
11-8).

C yang benar. Divisi mandibularis nervus

trigeminus

meninggalkan tengkorak melalui foramen ovale pada ala


major ossis sphenoidalis (Gambar 1L-8).
77. A yang benar. Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui
foramen jugulare bersama dengan ner'"rrs glossopharyngeus
dannervus accessorius; sinusvenosus sigmoideus jugaberjalan
melalui pars posterior foramen yang sama untuk menjadi vena

jugularis interna.

D yang benar. Divisi ophthalmica nervus

sebagai ketiga cabang terminalnya, disebut nerr,rrs lacrimalis,


f rontalis, dan nasociliaris.

13. Byangbenar. Divisimaxillarisnervustrigeminusmeninggalkan


tengkorak melalui foramen rotundum pada ala major ossis
sphenoidalis (Gambar 11-8).

yang benar. Ciri khas vertebra cervicalis

epistropheus (Gambar 7L-22

dm

II

II dan VIi (Gambar 11-19).

24. D yang benar. Collum anatomicum os humeri terletak tepat di


bawah caput (Gambar 11-38).

25. A yang benar. Di atas trochlea humeri terdapat fossa coronoidea


untuk menerima processus coronoideus ulnae selama gerakan
fleksi (Gambar 11-38).
26.

B yang benar. Tuberculum dorsalis radii terdapat

pada

permukaan posterior ujung distal. Tuberculum ini berperan


sebagai katrol di mana di sekelilingnya tendo musculus
extensor pollicis longus mengubah arah dan memanjang pada
permukaan posterior tangan (Gambar 11-39).
27. D yang benar. Processus olecranon ulnae terletak pada ujung
proximal dan membentuk ujung siku (Gambar 11.-39).

tdgeminus

meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior

14,

membentuk

acromion (Gambar 11-37).

sphenoidalis (Gambar 11-8).

12.

A yang benar. Ujung lateral spina scapulae

adalah dens

11'-24).

15. A yang benar. Vertebra cervicalis VII dicirikan oleh adanya


processus spinosus yang paling panjang (Gambar 11-22).

28. E yang tidak benar. Os trapezium terdapat pada baris distal


ossa carpi (Gambar 11-40).
29. D yang benar. Ossa carpi bersama-sama dengan retinaculum
musculorum flexorum membentuk canalis carpi, yang dilalui
oleh nervus medianus dan tendo flexor panjang jari-iari
bersama dengan sarung sinovialnya.
30.

A yang tidak benar. Pada pubertas, ketiga tulang

yang

terpisalr, os ilium, ischium, dan pubis, bergabung menjadi


satu membentuk sebuah os iregular besar, os coxae (Gambar
11-52).

t:\

352

BAB 11

31. B yang tidak benar. Articulatio sacrococcygea adalah sendi


kartilaginosa dan dapat melakukan gerakan cukup besar.

36. A yang bena1. Ujung bawah fibula membentuk triangularis


malleolus lateralis (Gambirr 11-58).

32. C yang benar. Collum femoris membentuk sudut sekitar 125

37.

derajat dengan corpus.

33. D yang benar. Pada orang dewasa, sebagian besar pendarahan


caput femoris berasal dari arteria circumflexa femoris lateralis
dan medialis (Gambar 12-25).
34.

D yang

benar. Permukaan posterior tibia memperlihatkan


sebuah linea obliqua untuk tempat melekah:rya musculus
soleus dan disebut sebagai linea musculi solei (Gambar 11-

se).

yang benar. Permukaan medial calcaneus mempunyai


sebuah processus besar berbentuk seperti kerang disebut
sustentaculum tali untuk menyokong talus yang terletak di
atasnya (Gambar 11-60).

38. D yang benar. Caput tali mempunyai facies articularis cembung


yang oval uefuk bersendi dengan os naviculare (Gambar 1160).

39,

yang benar. Os metarsale kelima mempunyai sebuah


tuberculum yang menonjol pada basisnya untuk tempat
melekat tendo musculus peroneus brevis (Gambar 11-62).

35. E yang benar. Pada junctura pinggir anterior tibia dengan


ujung atas terdapat tuberositas tibiae untuk tempat melekatnya

ligamentum patellae (tendo insersi musculus quadriceps


femoris) (Gambar 11-58).

Sendi

353

354

BAB 12

Anatomi Dasar

Catatan Fisiologi: Mekanisme

354

Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Extremitas

Tipe Sendi Sinovial

354

Stabititas Sendi

356

Persarafan Sendi

357

Sendi-Sendi di Tengkorak

357

Articutatio temporomandibularis

357

Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Tengkorak dan


Articulatio Temporomand ibutaris

364
364

Sendi-sendi Columna Vertebra[is di Bawah Axis

364

Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Columna Vertebratis

367
368

Sendi-sendi Costa

368

Persendian Cartitagines costales dengan Sternum

369

Sendi-Sendi Sternum

369

Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Thorax


Sendi-sendi Extremitas Superior

Sendi-Sendi

Sendi-Sendi Extremitas

376
383
383

Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di

Pelvis

384

lnferior

384

Catatan Fisiotogi: Kaki Sebagai Sebuah Unit


Arcus

Superior

Petvis

Kaki Sebagai Penyokong Berat Badan dan

Sendi-sendi Columna Vertebralis

Catatan Fisiotogi: Fungsi Discus lntervertebralis

Fungsional

Pengungkit

Pedis

Catatan Fisiotogi: Fungsi Gerak Maju

402
402
403

Kaki

404

Diam
Berjatan
Bertari
Berdiri

Gambaran Radiografi Sendi-Sendi di Extremitas

Pertanyaan
Jawaban dan Penjelasan

404
404
405

lnferior

405

406
409

369
369

enyakit sendi merupakan masalah yang sangat umum ditemui


oleh tenaga medis. Bab ini terutama menguraikan anatomi dasar

ANATOMI DASAR

Istilah sendi atau articulatio digunakan untuk tempat di mana


dua atau lebih tulang skelet bertemu satu dengan yang iain. Pada
hampir semua sendi, tulang-tulang didekatkan satu dengan yang
lain oleh jaringan ikat fleksibel yang memungkinkan otot-otot
bekerja pada tulang, dengan demikian menimbulkan gerakan
pada berbagai bagian tubuh.

Klasifikasi Sendi
Sendi dapat diklasifikasikan sesuai dengan struktumya, yaitu
fibrosa, kartilaginosa, dan sinovial.

Tipe Sendi Sinovial


a

Scapulo-Humeratis

354

Ktasifikasi Sendi

Sendi datar (articulatio plana): Pada articulatio plana, permukaan sendinya rata atau hampir rata, sehingga memungkinkan

sendi untuk membantu para medis professional dalam menegakkan


diagnosis dan menentukan pengobatan awal.

terjadinya pergeseran antara fulang yang satu dengan lainnya.


Contoh sendi plana adalah articulatio stemoclavicularis dan
articulatio acromioclavicularis (Gambar 12-1).
Sendi engsel (articulatio ginglymus): Sendi ini menyerupai
engsel pintu, sehingga memberi kemungkinan untuk gerakan
fleksi dan ekstensi. Contoh ginglymus adalah articulatio cubiti,
articulatio genus, dan articulatio talocruralis (Gambar 12-1).
Sendi pasak (articulatio trochoidea): Pada articulatio

trochoidea, terdapat pasak tulang yang dikelilingi oleh


cincin ligamentum bertulang (Gambar 12-1), hanya mungkin
dilakukan gerakan rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini
adalah articulatio atlantoaxialis dan articulatio radioulnaris
superior.

Sendi (articulatio) condyloidea: Articulatio condyloidea


mempunyai dua permukaan konveks yang bersendi dengan
dua permukaan konkaf. Gerakan yang mungkin dilakukan
adalah fleksi, ekstensi, abduksi, dan aduksi, dan sedikit
rotasi. Contoh yang baik dari sendi ini adalah articulationes
metacarpophalangeae atau articulationes interphalangeae
(Gambar 12-1).

Sendi (articulatio) elipsoidea: Pada articulatio elipsoidea,


facies articularis berbentuk konveks elips yang sesuai dengan
facies articularis berbentuk konkaf elips. Gerakan fleksi,

SEND/

ekstensi, abduksi, dan aduksi dapat dilakukary tetapi rotasi


tidak dapat dilakukan. Contoh yang baik adalah articulatio
radiocarpalis (Gambar 12-1).

berlawanan dan mirip dengan pelana pada punggung kuda.

articulatio acromioclavicularis

acromlon

metacarpal
phalanx,

metacarpal

radius

os scaphoideum

os lunatum

pr"t'*,***"'"
*'\

os triquetrum

355

Sendi pelana (articulatio sellaris): Pada articulatio sellaris,


facies articularis berbentuk konkaf konveks yang saling

,/ {

@;***i
Gambar 12-1 Contoh dari berbagai jenis sendi sinovial: A. Articulatio plana (articulatio sternoclavicularis dan
acromioclavicularis). B. Articulatio ginglymus (articulatio cubiti), C, Articulatio trochoidea (articulatio atlantoaxialis), D.
Articulatio condyloidea (articulatio metacarpophalangea), E, Adiculatio ellipsoidea (articulatio radiocarpalis), F, Articulatio
sellaris (articulatio carpometacarpalis pollicis), G. Articulatio spheroidea (articulatio coxae).

356

BAB 12

Sendi ini dapat melakukan fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi,


dan rotasi. Contoh yang paling baik dari tipe sendi ini adalah
articulatio carpometacarpalis pollicis (Gambar 12-1).
Sendi peluru (articulatio spheroidea): Pada sendi ini, kepala
sendi yang berbentuk bola pada satu tulang cocok dengan
lekuk sendi yang berbentuk socket pada tulang yang lain.
Susunan ini memungkinkan pergerakan yang luas, termasuk
fleksi, ekstensi, abduksi, aduksi, rotasi medial, rotasi lateraf
dan sirkumduksi. Contoh yang baik untuk sendi ini adalah
articulatio humeri dan articulatio coxae (Gambar 12-1).

Struktur baII and socket arttculatio coxae (Gambar 72-2) dan


"mortise" pada articulatio talocruralis merupakan contoh yang
baik bagaimana bentuk tulang berperan penting pada stabilitas
sendi. Akan tetapi terdapat pula sendi di mana bentuk sendi
kurang atau tidak berperan dalam stabilitas sendi seperti
articulatio acromioclavicularis, articulatio calcaneocuboidea, dan
articulatio genus.

Ligamenta

Ligamentum fibrosa mencegah pergerakan sendi yang berlebihan


(Gambar 1.2-2), tetapi jika regangan berlangsung dalam waktu
yang cukup lama, ligamentum fibrosa akan teregang. Contohnya,
ligamenta pada sendi-sendi yang membentuk lengkung kaki tidak
dengan sendirinya menyokong beban berat badan. Apabila tonus
otot yang biasanya menyokong lengkung kaki terganggu akibat

Stabilitas Sendi
Stabilitas sebuah sendi tergantung pada tiga faktor utama: bentuk,

ukurar! susunan dari permukaan sendi; ligamenta; dan tonus


otot-otot di sekitar sendi.

acetabulum
berbentuk
mangkuk

Permukaan Sendi

!.!r,w,

l lt.i',i.

;ti:i:"

-/,,,lt|llii,.

ligamentum
cruciatum

'iri!ffi

articulatio coxae

M. peroneus longus mempertahankan arcus


longitudinalis lateralis kaki kanan

Gambar 12-2 Tiga faktor utama yang


bertanggung jawab atas stabilitas sebuah
sendi. A. Bentuk facies articularis. B.

Iengkung kaki

Ligamenta. C. Tonus otot.

SEND/

keleldharu maka ligamenta akan regang dan lengkung kaki akan


turury sehingga terjadi kaki datar.
Sebalikny4 ligamentum elastik akan kembali ke panjang

Articu latio Temporomandi

semula sesudah meregang. Ligamentum elastika tulang-tulang

pendengaran berperan aktif dalam menyokong sendi dan


membantu mengembalikan tulang-tulang pada posisi semula
seteiah meiakukan pergerakan.

Tonus

Otot

Pada kebanyakan sendi, tonus otot merupakan faktor utama yang

mengatur stabilitas sendi. Misalnya, tonus otot-otot pendek di


sekitar articulatio humeri mempertahankar caput humeri yang
berbentuk setengah bulat pada cavitas glenoidalis scapulae yang
dangkal. Tanpa kerja otot-otot ini, hanya dibutuhkan sedikit tenaga
untuk menyebabkan terjadinya dislokasio sendi. Articulatio genus
merupakan sendi yang sangat tidak stabil tanpa aktivitas tonus

musculus quadriceps femoris. Sendi antara tulang-tulang kecil


yang membentuk lengkung kaki sebagian besar disokong oleh
tonus otot-otot tungkai bawah, yang tendonya berinsersi pada
tulang-tulang kaki (Gambar 12-2).

Persarafan Sendi
Capsula articularis dan ligamenta mendapat banyak persarafan
sensoris. Sebuah saraf sensoris yang menyarafi sendi, juga
menyarafi otot-otot yang menggerakkan sendi dan kulit di sekitar
insersi otot-otot tersebut. Aturan ini dikenal dengan nama Hukum
Hilton. Pembuluh darah pada sendi mendapatkan persarafan dari
serabut otonom simpatik. Tulang rawan yang melipuii permukaan
sendi hanya mempunyai sedikit ujung saraf di dekat pinggirnya.
Peregangan yang berlebihan capsula articularis dan ligamenta
menimbulkan refleks kontraksi otot-otot di sekitar sendi; regangan
yang berlebihan menimbulkan rasa nyeri. Reseptor regangan
pada capsula articularis dan ligamenta secara terus menerus

mengirimkan informasi proprioseptif ke sistem saraf pusat


sehingga sistem saraf terus menerus mendapatkan informasi
mengenai keadaan sendi. Kerja reseptor tersebut menambah
informasi dari muscle spindle dan tendon spindle yang diteruskan
ke sistem saraf, membanfu mempertahankan tonus postural, dan
mengkoordinasi gerakan volunter.

Sendi-Sendi di Tengkoral<
Pada cranium, tulang-tulang pipih bergabung satu dengan yang
lainmelalui sendi fibrosa, disebut sutura (Gambar 12-3). Periosteum
yang meliputi permukaan luar tulang berlanjut sebagai endosteum
yang melapisi permukaan dalam sutura, membentuk ligamentum
suturale. Ligamentum padat ini tidak memungkinkan adanya

di antara tulang-tulang. Contoh sutura sagittalis, sutura


coronaria, dan sutura lambdoidea (Gambar 12-3).
gerakan

357

bu laris

Articulatio

Articulatio terdapat antara tuberculum articulare dan bagian


antedor fossa mandibulare ossis temporalis di atas dan caput
(processus condylaris) mandibuiae di bawah (Gambar 72-4 drr
12-5). Facies articularisnya diliputi oleh fibrocartilago.

Tipe Sendi

Articulatio temporomandibularis adalah sendi sinovial. Discus


articularis membagi sendi atas rongga atas dan rongga bawah
(Gambar 12-6).

Capsula

Capsula mengelilingi sendi.

Ligamenta

Ligamentum temporomandibulare laterale di atas melekat


pada tuberculum pangkal zygoma dan di bawah pada collum
mandibulae (Gambar 12-4). Ligamentum ini membatasi gerakan
mandibula ke arah posterior, dengan demikian melindungi meatus
acusticus extemus.

Ligamentum sphenomandibulare teriif..iir pada sisi medial


sendi (Gambar 12-4). Ligamentum ini melekat di atas pada spina
ossis sphenoidalis dan di bawah pada lingula foramen mandibulae.
Ligamenfum ini merupakan sisa arcus pharyngeus pertama dan
fungsinya tidak diketahui.
Ligamentum stylomandibulare melekat di atas pada apex
processus styloideus dan di bawah pada angulus mandibulae
(Gambar 12-4). Fungsinya tidak diketahui.
Discus articulare merupakan discus fibrocartilago berbentuk
oval (Gambar 12-6), yang membagi sendi menjadi rongga atas
dan rongga bawah. Discus melekat di sekeliling capsula, dan juga
melekat di depan pada tendo musculus pterygoideus lateralis
dan pada caput mandibulae oleh pita fibrosa. Pita ini memastikan
bahwa discus bergerak ke depan dan belakang bersama caput
mandibulae selama gerakan protraksi dan retraksi mandibula.
Permukaan atas discus berbentuk konkaf konveks dari depan
ke belakang, untuk menyesuaikan dengan bentuk tuberculum
articulare dan fossa mandibularis; permukaan bawah adalah
konkaf agar sesuai dengan caput mandibulae. Fungsi discus
adalah memungkinkan gerakan meluncur bagian atas sendi dan
gerakan engsel bagian bawah sendi.

Membrana Synovialis

Membrana sl.novialis melapisi capsula pada rongga atas dan


bawah sendi (Cambar 12-6).

358

BAB

12

periosteum
tulang
tengkorak
sendi
fibrosa

tulang tengkorak

peflosteum
ligamentum
longitudinale
posterius
discus fibrocartilagineus
intervertebralis

ligamentum
longitudinale
anterius
columna vertebralis
ligamentum suprasp!

B
os coxae
tulang rawan hiaiin
pada sendi

capsula fibrosa

ligamentum teres
membrana synovialis

Gambar 12-3 Contoh tiga tipe sendi. A. Sendi fibrosa (sutura coronaria pada tengkorak). B. Sendi kartilaginosa (sendi antara
dua corpus vertebrae lumbalis). C, Sendi sinovial (articulatio coxae).

Persarafan

Ramus auriculotemporalis dan masseterica divisi mandibularis


nervus trigeminus.

Gerakan dan Otot-Otot yang


Menimbulkan Gerakan

Mandibula dapat melakukan gerakan depresi atau elevasi,


protraksi atau retraksi. Rotasi dapat juga terjadi, seperti pada

359
ligamentum temporomandibulare
tuberculum articulare

meatus acusticus externus


lamina tympanica

processus mastoideus
processus styloideus
ligamentum stylomandibulare

spina ossis sphenoidalis

ligamentum stylomandibulare

ligamentum sphenomandibulare

B
Gambar 12-4 Articulatio temporomandibularis dilihat dari aspek lateral (A) dan aspek medial (B)

gerakan mengunyah. Pada posisi istirahat, gigi rahang atas dan


bawah sedikit terpisah. Pada gerakan mengatupkan rahang, gigigeligi saling bertemu.

12-6). Gerakan ke depan discus articularis dibatasi oleh


tegangnya jaringan fibroelastis, yang mengfiksasi discus pada
os temporale di belakangnya.

digastricus, geniohyoideus, dan mylohyoideus; musculus


pterygoideus lateralis berperan penting dengan menarik

Depresi mandibula diakibatkan oleh kontraksi musculus


Depresi Mandibula

Sewaktu membuka mulut, caPut mandibulae berputar


dengan sumbu horizontal pada permukaan bawah discus
articularis. Untuk mencegah angulus mandibulae menekan

mandibula ke depan.

glandula parotidea dan musculus sternocieidomastoideus,


mandibula ditarik ke depan. Gerakan ini dilakukan oleh
kontraksi musculus pterygoideus lateralis, yang menarik

Elevasi Mandibula

collum mandibulae dan discus articularis ke depan, sehingga


discus akan bergerak ke atas tuberculum articulare (Gambar

Merupakan gerakan sebaliknya dari depresi mandibula. Mulamula caput mandibulae dan discus bergerak ke belakang, dan
kemudian caput berputar pada permukaan bawah discus.

360

BA,B 12

tuberculum
articulare

fascia temporalis
M. temporalis

zygomatlc
process

fossa
mandibulare

caput
mandibulae
meatus
acusticus
externus

ncisura
mandibulae
i

collum
mandibulae

rAMUS

mandibulae
M. sternocleidomastoideus

angulus
mandibulae

Gambar 12-5 Diseksi afticulatio temporomandibularis sinistra. Capsula dan ligamentum temporomandibulare laterale dibuang
untuk memperlihatkan bagian dalam sendi. Perhatikan tuberculum articulare dan fossa mandibulare ossis temporalis dan caput
mandibulae. Discus afticularis terdapat di dalam rgngga sendi pada permukaan atas caput mandibulae.

361

cartilago articularis

fossa
mandibularis

tuberculum articulare

M. pterygoideus
lateralis

caput collummandibulae
mandibulae

r \

\_,

-+
\
\
M. temporalis

M. digastricus
(venter posterior)

M. masseter

Gambar 12-6 Articulatio temporomandibularis


digastricus
(venter anterior)
M. thyrohyoideus

dengan mulut teftutup (A) dan dengan mulut terbuka

(B), Perhatikan posisi caput mandibulae dan discus


articularis terhadap tuberculum articulare pada setiap

M. sternohyoideus

M. omohyoideus
(venter superior)

Elevasi mandibula diakibatkan oleh kontr-aksi musculus


temporalis, musculus masseter, dan musculus pterygoideus
medialis. Caput mandibulae ditarik ke belakang oleh serabutserabut posterior musculus temporalis. Discus articularis
ditarikkebelakang oleh jaringanfibroelastis, yangmengikatkan
discus pada os temporale di belakangnya.

posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot pengunyah


pada mandibula; tanda panah menunjukkan arah
gerakannya.

Protraksi Mandibula

Discus articularis ditarik ke depan sampai ke tuberculum


articulare, beserta dengan caput mandibulae. Semua gerakan
iniberlangsung di dalam rongga atas sendi. Pada protraksi, gigi
bawah ditarik ke depan melewati gigi atas, yang merupakan
akibat dari kontraksi musculus pterygoideus lateralis kedua
sisi, dibantu oleh kedua musculus pterygoideus medialis.

362

l}

l)

BAB 12

Retraksi Mandibula
Discus articularis dan caput mandibulae ditarik ke belakang
ke dalam fossa mandibularis. Retraksi terjadi sebagai akibat
kontraksi serabut-serabut posterior muscuius temporalis.
Gerakan Mengunyah Lateral
Cerakan ini terjadi sebagai gerakan bergantian protraksi
dan retraksi mandibula masing-masing sisi. Untuk dapat
terlaksana, harus terjadi sejumlah rotasi, dan otot-otot kedua
sisiyangmenggerakkannyaharusbekerja secarabergantian dan
tidak secara bersama-sama.

Otot-otot pengunyah diringkas pada Tabel 13-2 dan 13-3. Lihat


jugaGambar 12-6.

Batas- Batas Penti ng Articu latio

Temporomandibularis
Ke anterior: Incisura mandibulae dan arteri dan
massetericus (G arl:.b ar

Ke posterior: Lamina tympani meatus acusticus externus


(Gambar 12-4) dan processus glenoidalis glandulae
parotideae.

Ke lateral: Glandula parotidea, fascia, dan kulit (Gambar


72-B).

Ke medial: arteri dan vena maxillaris dan nervus auriculotemporalis.

articulatio temporomandibularis
A. temporalis superficialis

saraf ke M. masseter

A. maxillaris

N. auriculotemporalis

Nn. temporales profundi


M. temporalis

N. maxillaris
M. pterygoideus lateralis
N. alveolaris posterior
supenor

N. buccalis

chorda
tympani

N. lingualis

ligamentum sphenomandibulare
pars spinalis
N. accessorius
V.

M. mylohyoideus

jugularis interna

N. alveolaris inferior
saraf ke M. mylohyoideus
M. stylopharyngeus

venter anterior
M. digastricus

A. lingualis
M. styloglossus
N. lingualis
ligamentum stylohyoideum
ganglion submandibulare
N- hvooqlo

Gambar 12-7

saraf ke M. mylohyoideus dan


venter anterior M. digastricus
ductus submandibularis
hyoideum
M. hyoglossus

Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae

telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.

nervus

72-7 ).

SEND/

M. temporalis

arcus zygomatrcus
glandula parotidea

V temporalis
superficialis

pars accessona
glandulae parotideae
ductus
parotideus

V auricularis
posterior

V.

jugularis

M. orbicularis oris

angulus mandibulae

M. buccinator

M. sternocleidomastoideus
M. masseter

M. constrictor
pharyngeus superior

V.

N. vagus

A. carotis interna

vagrna

jugularis

M. styloglossus

N. glossophary

N. auriculotemporalis

capsula fascialis
capsula fibrosa

M. stylopharyngeus
processus stvloideus

ligamentum stylomandibulare

cabang A. carotis externa

A. auricularis posterior
venter
M. digastricus

M. pterygoideus medialis
susunan V. retromandibularis
ramus mandibulae

mastoideus

M. masseter
pars profunda glandulae parotideae
M. sternocleidomastoideus
nodi lymphoidei parotidei

pars superficialis glandulae parotideae

N. auricularis magnus

B
Gambar 12-8 Glandula parotidea dan batas-batasnya. A.

Facies lateralis glandula parotidea dan jalannya

ductus parotideus, B, Potongan horizontal giandula parotidea.

363

364

BAB 12

GAMBARAN
RADIOGRAFI SENDI.
SENDI DITENGKORAK
DAN ARTICULATIO
TEMPOROMANDIBULARIS
Gambaran radiografi sendi-sendi di tengkorak dan articulatio
temporomandibularis dapat dilihat pada Gambar 11-11 sampai
11-1,4.

atlantis. Bagian vertikal berjalan dari permukaan posterior


corpus axis ke pinggir anterior foramen magnum (Gambar
12-e).

ll Membrana tectoria. Membrana ini

merupakan lanjutan ke

atas dari ligamentum longitudinale posterius (Gambar 12-9).


Melekat di atas os occipitale, tepat di dalam foramen magnum.

Membrana

ini menutupi permukaan posterior dens dan

ligamentum apices dentis, alaris, dan cruciatum.

Gerakan
Dapat dilakukan gerakan rotasi atlas yang luas, dengan demikian
terjadi gerakan kepala terhadap axis.

Sendi-Sendi Columna Vertebralis

Articulatio Atlanto-Occipitalis

Sendi-Sendi Columna
Vertebralis di Bawah Axis

Articulatio atlanto-occipitalis merupakan sendi sinovial antara


condylus occipitalis yang terdapat di kanan dan kiri foramen
magnum di atas dan dengan facies articularis superior massa
lateralis atlantis di bawah (Gambar 12-9). Sendi ini dibungkus oleh
sebuah capsula.

Ligamenta

a Membrana atlanto-occipitalis anterior. Membrana ini


merupakan lanjutan dari ligamentum longitudinale anterius,
yang berjalan sebagai sebuah pita di permukaan anterior

columna vertebralis. Membrana menghubungkan arcus

anterior atlantis dengan margo anterior foramen magnum.


Membrana atlanto-occipitalis posterior. Membrana ini sama

dengan ligamenfum flar,'um dan menghubungkan arcus


posterior atlantis dengan margo posterior foramen magnum.

Pergerakan

Kecuali dua vertebra cervicalis yang pertama, semua vertebra


lainnya saling bersendi safu dengan yang lain dengan perantaraan
sendi kartilaginosa antar corpus dan sendi sinovial antar processus
articularis (Gambar 12-10).

Sendi-SendiAntar Dua Corpus


Vertebrae

Permukaan atas dan bawah corpus vertebra:: yang berdekatan


dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin. Di antara lempeng tulang
rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis yang tersusun dari
jaringan fibrocartilago (Gambar 12-10). Serabut-serabut collagen
discus menyatukan kedua corpus vertebrae dengan kuat.
Di daerah cervicalis bawah, didapatkan sendi sinovial kecil di
kanan dan kiri discus intervertebralis antara permukaan atas dan
bawah corpus vertebrae.

Fleksi, ekstensi, dan fleksi lateral. Rotasi tidak dapat dilakukan.

Articulatio Atlanto-Axialis

Articulatio atlanto-axialis terdiri atas tiga buah sendi sinoviaf


yaitu sebuah articulatio antara dens dan arcus anterior atlantis,
dan dua buah articulatio antara massa lateralis tulang (Gambar
12-9). Sendi-sendi ini dibungkus oleh capsula.

Ligamenta
Ligamentum apicis dentis. Ligamentum ini terletak di garis
tengah dan menghubungkan apex dentis dengan margo
anterior foramen magnum (Gambar 12-9).
Ligarnentum alaris. Ligamentum ini terletak kanan dan kiri
ligamentum apicis dentis dan menghubungkan dens axis
dengan sisi medial condylus occipitalis (Gambar 12-9).
Ligamentum cruciatum. Ligamentum ini terdiri atas bagian
transversus dan bagian vertikal (Gambar 12-9). Bagian
transversus melekat pada permukaan dalam massa lateralis
atlantis kanan dan kiri dan mengikat dens pada arcus anterior

Discus lntervertebralis
Discus intervertebralis memiliki seperempat dari

panjang

columna vertebralis (Gambar 12-10). Discus ini paling tebal


di daerah cervical dan lumbal, tempat di mana banyak terjadi
gerakan columna vertebralis. Struktff ini dapat dianggap sebagai
discus semi-elastis, yang terletak di antara corpus vertebrae
yang berdekatan dan bersifat kaku (Gambar 12-10). Ciri fisiknya
memungkinkan discus berfungsi sebagai peredam benfuran bila
beban pada columna vertebralis mendadak bertamba[ seperti
bila seseorang melompat dari tempat yang tinggi. Kelenturannya
memungkinkan vertebra yang kaku dapat bergerak satu dengan
yang lain. Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang
dengan berl.ambahnya usia.
Setiap discus terdiri atas bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Gambar 12-10).

Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, di


dalamnya serabut-serabut collagen tersusun dalam lamel-lamel
yang konsentris. Berkas collagen berjalan miring di antara corpus

vertebrae yang berdekatan, dan lamel-lamel yang lain berjalan

SEND/

pars basilaris
ossis occipitalis

capsula articularis
atlanto-occipitalis

membrana atlantooccipitalis anterior

membrana
atlanto-occipitalis
posterior
arcus posterior atlantis

capsula articularis
atlanto-axialis

A vertebralis

pita superior
ligamentum cruciatum

A. vertebralis
ligamentum
longitudinale
anterius

processus sprnosus axrs

B
membrana tectoria
membrana tectoria (terpotong)

cars basilaris ossis occipitalis

dorsum sellae

A. verterbralis

pita transversus

membrana
atlanto-occipitalis
anterior

pita superior ligamentum


cruciatum (terpotong)
ligamentum apicis

dcntis

ligamentum
cruciatum

membrana
atlanto-occipitalis
posterior

365

ligamentum
apicis dentis

ligamentum alaris

arcus anterior
atlantis

pita transversus
ligamentum cruciatum

arcus posterior atlantis


dens axis

processus
transversus atlantis

pita inferior
ligamentum cruciatum

processus
spinosus axis

ligamentum
atlanto-axiale
accessorius

corpus axis
pita inferior'ligamentum
cruciatum

processus transversus axis


membrana tectoria (terpotong)

Gambar 12-9 Articulatio atlanto-occipitalis: (A) tampak anterior dan (B) tampak posterior. Adiculatio atlanto-axialis:
penampang sagittal (C) dan tampak posterior (D). Perhatikan bahwa arcus posterior atlantis dan lamina dan processus spinosus
axis dibuang.

dalam arah yang sebaliknya. Serabut-serabut yang lebih perifer


melekat dengan erat pada ligamentum longitudinale anterius dan
posterius dari columna vertebralis.
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan
massa lonjong dari zat gelatin yang banyak mengandung air,
sedikit serabut coliagery dan sedikit sel-sel tulang rawan. Biasanva

berada dalam tekanan dan terletak sedikit ke pinggir posterior


daripada pinggir anterior djscus.
Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan
yanB menempel pada discus diliputi oleh tulang rawan hialin yang
tipis. Tidak ditemukan discus di antara dua vertebra cervicalis
yang pertama atau di dalam os sacrum dan coccygis.

366

BAB 12

processusarticularis processusarticularisinferior
supenor
sendi antar processus
articularis (sinovial)
sendi antar corpus
(kartilaginosa dan sinovial)

duramater

vertebra cervicalis

arach

oidea

ate r

cauda equina

sendi antar processus


articularis (sinovial)
'l.r.t

.\

'

sendi antar
corpus (kartilaginosa)

nervusspinalis

foramen
intervertebrale

ligamentum
longitudina!e
posterius

annulus fibrosus

processus articularis superior

nucleus pulposus
processus articularis
inferior

ligamentunr
longitudinale
anterius

sendi antar
processus
articularis
{sinovial)

sendi antar
corpus (kartilaginosa)

ligamentum
supraspinale

vertebra lumbalis

Gambar 12-10 A, Sendi-sendi di daerah cervical, thoracal, dan lumbal pada columna vertebralis. B. Vertebra

L3 dilihat dari
atas. memperlihatkan hubungan antara discus intervedebralis dan cauda equina. C. Potongan sagital melalui tiga vertebra
lumbalis, memperlihatkan ligamentum-ligamentum dan discus intervertebralis. Perhatikan hubungan antara ner,/us spinalis yang

keluar dari foramen intervertebrale dan discus intervertebralis.

367

longitudinale posterius lemah dan sempit dan melekat pada


pinggir postedor discus. Ligamentum{igamentum ini mengikat

Fungsi Discus lntervertebralis


Sifat nucleus pulposus yang setengah cair memungkinkannya
berubah bentuk dan memungkinkan sebuah vertebra dapat
menjungkit ke depan atau ke belakang di atas yang lain, seperti
pada gerakan fleksi dan ekstensi columna vertebralis.

dengan kuat seluruh vertebra, tetapi tetap memungkinkan sedikit


pergerakan di antaranya.

Peningkatan beban kompresi yang mendadak pada columna

veftebralis menyebabkan nucleus pulposus yang semi cair

ini

menjadi gepeng. Dorongan keluar dari nucleus ini dapat ditahan

oleh daya pegas anulus fibrosus

di

Sendi-SendiAntar DuaArcus
Vertebrae

sekelilingnya. Kadang-

kadang, dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus, sehingga


anulus menjadi robek dan nucleus pulposus keluar dan menonjol
ke dalam canalis vertebralis, di mana nucleus ini dapat menekan

Sendlsendi antar dua arcus vertebrae terdiri atas sendi sinovial


antara processus articularis superior dan inferior dari vertebra
yang berdekatan (Gambar 12-10). Facies articularis diliputi oleh
tulang rawan hialiry dan sendi-sendi dikelilingi oleh ligamentum
capsulare.

radix nervus spinalis, nervus spinalis, atau bahkan medulla


spinalis.

Ligamenta

Dengan bertambahnya usia, kandungan air di dalam nucelus


pulposus berkurang dan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut-

serabut cotlagen anulus berdegenerasi, dan sebagai akibatnya


anulus tidak lagi berada dalam tekanan. Pada usia laniut, discus
ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat lagi dibedakan antara
nucleus dan anulus.

Ligamentum supraspinale (Gambar 12-10): Ligamentum

ini berjalan di antara ujung-ujung

Processus spinosus yang

berdekatan.

a Ligamentum interspinale
I

(Gambar 12-10): Ligamentum ini


menghubungkan processus spinosus yang berdekatan.
Ligamentum intertransversarium: Ligamentum ini berjalan di
antara processus transversus yang berdekatan.

Ligamentum flavum (Gambar 12-10): Ligamentum ini


menghubungkan lamina dari vertebra yang berdekatan.

Ligamenta
Ligarnentum longitudinale anterius dan posterius berialan

Di daerah cervical, ligamentum supraspirtale dan interspinaie

turun sebagai sebuah pita pada permukaan anterior dan posterior


columna vertebralis dari cranium sampai ke sacrum (Gambar 1210 dan CD Gambar 12-XX). Ligamentum longitudinale anterius
lebar dan melekat dengan kuat pada pinggir depan samping

sangat tebal, membentuk ligamentum nur:hae yang kuat.


Ligamentum nuchae terbentang dari processus spinosus vertebra
C7 sampai ke protuberantia occipitalis externa, dengan pinggir
anteriornya melekat dengan kuat pada processus spinosus di

corpus vertebrae, dan pada discus intervertebralis. Ligamentum

antaranya.

ramus posterior
nervi spinalis
ramus posterior
nervi spinalis

ramus anterior
nervi spinalis
ramus communicans griseus
ramus communicans alba
truncus sympathicus

Gambar 12-11 Persarafan sendi-sendi vertebralis.


Pada setiap tingkat vertebra, sendi-sendi menerima

ramus menlngea
nervi spinalis

serabut saraf dari dua nervus spinalis yang


berdekatan.

368

BAB 12

cleidomastoideus. Ekstensi dilakukan oleh otot-ototposvertebralis.


Fleksi lateral dilakukan oleh musculus scalenus anterior dan medius,

Persarafan Sendi-Sendi Vertebra

Sendi-sendi antara corpus vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil


meningea masing-masing saraf spinal (Gambar 12-11). Saraf ini

musculus trapezius, dan musculus stemocleidomastoideus. Rotasi

berasal dari nervus spinalis pada saat saraf ini keluar dari foramen

dan musculus splenius pada sisi lainnya.


Di daerah thoracal, rotasi dilakukan oleh musculi semispinales

intervertebrale. Kemudian saraf ini masuk kembali ke dalam


canalis vertebralis melalui foramen intervertebrale dan menyarafi

meningery ligamenta, dan discus intervertebralis. Sendi-sendi


antara processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari
rami posteriores nervi spinales (Gambar 12-1L). Perlu diperhatikan
bahwa sendi-sendi pada setiap tingkat menerima serabut saraf
dari dua nervus spinalis yang berdekatan.

Lengkung ColumnaVertebralis

dilakukan oleh musculus stemocleidomastoideus pada satu sisi

dan otot-otot rotator, dibantu oleh otot-otot serong dinding


anterolateral abdomen-

Di daerah lumbal, fleksi dilakukan oleh musculus rectus


abdominis dan musculi psoas. Ekstensi dilakukan oleh
muscuii postvertebrales. Fleksi lateral dilakukan oleh musculi
postvertebrales, musculus quadratus lumborum, dan otot-otot
serong dinding anterolateral abdomen. Musculus psoas mungkin
ikut dalam gerakan ini. Gerakan rotasi dilakukan oleh otot-otot
rotator dan otot-otot serong dinding anterolateral abdomen.

LengkungJengkung columna vertebralis diuraikan secara lengkap


pada halaman 368.

GAMBARAN
RADIOGRAFI SENDISENDI DI COLUMNA

Gerakan Columna Vertebralis

Seperti telah disebutkan sebelumnya, columna vertebralis terdiri


atas sejumlah vertebra yang berbeda dan tersusul iapi satu dengan
yang lain dan dipisahkan oleh discus intervertebralis. Vertebrae
dipertahankan pada tempatnya oleh ligamenia kuat yang sangat

membatasi derajat gerakan yang mungkin terjadi antar vertebra


yang berdekatan. Meskipun demikiary hasil akhir dari gabungan
semua gerakan ini memperlihatkan gerakan columna vertebralis
yang cukup besar.
Gerakan-gerakan berikut ini dapat dilakukan: fleksi, ekstensi,
fleksi lateral" rotasi, dan sirkumduksi.

VERTEBRALIS
Gambaran radiografi sendi-sendi columna vertebralis dapat dilihat
pada Gambar 11 -24 samp ai 1.1,-29.

Sendi-Sendi Costa

Fleksi adalah gerakan ke depan, dan ekstensi adalah gerakan

ke belakang. Keduanya dapat dilakukan dengan


di daerah cervical dan lumbal, tetapi terbatas pada

leluasa
daerah

thoracal.

Fleksi lateral adalah melengkungnya tubuh ke salah satu sisi.


Gerakan ini mudah dilakukan di daerah cervical dan lumbal,
tetapi terbatas di daerah thoracal.
Rotasi adalah gerakan memutar columna vertebralis. Gerakan
ini sangat terbatas di daerah lumbal.
Sirkumduksi adalah kombinasi dari seluruh gerakan-gerakan

di atas.
Tipe dan luas gerakan yang dapat dilakukan pada masingmasing daerah columna vertebralis terganfung pada ketebalan
discus intervertebralis dan bentuk serta arah processus articularis.
Di daerah thoracai, costa, cartilago costalis, dan stemum sangat
membatasi kebebasan gerakan.

Articulatio atlanto-occipitalis memungkinkan fleksi dan


ekstensi yang luas dari kepala. Articulatio atlanto-axialis memungkinkan rotasi luas pada atlas dan dengan demikian kepala
terhadap axis.
Columna vertebralis digerakkan oleh banyak otot, yang

Di posterior,

costa tipikal bersendi melalui caput costae dan


tuberculum costae dengan columna vertebralis. Di anterior,

tujuh costa yang pertama bersama dengan cartilagines costaenya


bersendi dengan sternum (Gambar 72-12). Costa VIII, IX, dan X
beserta cartilagines costaenya bersendi dengan cartilagines costae
di atasnya. Costa XI dan XI melayang bebas di anterior.

Sendi-Sendi Caput Costae

I dan tiga costa yang terbawah mempunyai sebuah sendi


sinovialis dengan corpus vertebrae yang sesuai. Costa II sampai
IX, caput costaenya bersendi melalui sendi sinovial dengan corpus
vertebrae yang sama nomornya dan corpus vertebrae yang berada
tepat di atasnya (Gambar 12-12).
Costa

Sendi-Sendi Tuberculum Costae

Tuberculum costae bersendi melalui sendi sinovial dengan


processus transversus vertebrae yang sesuai nomomya (Gambar
12-12). (Sendi ini tidak ada pada costa XI dan XII).

sebagian besar melekat langsung pada vertebra, sementara yang

lain seperti musculus stemocleidomastoideus dan

otot-otot
dinding perut melekat pada cranium, costa-costa, atau fascia.
Di daerah cervical, gerakan fleksi dilakukan oleh musculus
longus colli, musculus scalenus anterior, dan musculus stemo-

Persendian Costochondral

Persendian costochondral merupakan sendi kartilaginosa, dan


tidak ada gerakan yang mungkin dilakukan.

369
fovea costalis processus transversi
fovea costalis superior

corpus costae
tuberculum costae

discus intervertebralis

angulus costae
caput costae
collum costae

potongan melintang costa

cartilago costalis
sulcus costae

Gambar 12-12 Costa V kanan di posterior bersendi di posterior dengan columna veftebralis dan di anterior dengan stern.r.n.
Perhatikan bahwa caput costae bersendi dengan corpus veftebrae nomor yang sama dan vetebra yang tepat di atasny:,.

Persendian Cartilagines
Costales dengan Sternum

Sendi-Sendi Sternum
Articulatio manubriosternalis merupakan sendi kartilaginosa

Cartilago costalis I dilekatkan pada manubrium stemi, dan tidak


ada gerakan yang mungkin dilakukan (Gambar 12-13). Cartilago
costalis II bersendi dengan manubrium dan corpus sterni melalui
sebuah sendi sinovial yang dapat bergerak. Cartilagines costales III
sampai VII bersendi dengan pinggir lateral sternum melalui sendi
sinovial. (Cartilago costalis ke VI, VII, VIII, IX, dan X bersendi satu
dengan yang lain melalui sendi sinovial yang kecil pada pinggimya
masing-masing. Cartilago costalis yang ke XI dan XII melekat pada
otot abdomen).

Gerakan Costae dan


Cartilagines Costales

Costa I dan cartilago costaiisnya difiksasi pada manubrium sterni


dan tidak dapat bergerak. Pengangkatan darr penurunan costae
selama respirasi diikuti oleh gerakan-gerakan baik sendi-sendi
pada caput maupun tuberculum costae, sehingga memungkinkan
collum costae dari setiap costa berputar disekitar sumbunya.

antara manubrium dan corpus stemi (Gambar 12-13). Sedikit


gerakan mungkin dilakukan oleh angulus sterni selama waktu
respirasi. Articulatio xiphisternalis merupakan sendi kartilaginosa
antara processus xiphoideus (cartilago) dan corpus sterni (Gambar
12-13). Processus xiphoideus biasanya bergabung dengan corpus
sterni selama usia dewasa muda.

GAMBARAN RADIOGRAFI
SENDI.SENDI DITHORAX
Gambaran radiografi sendi-sendi

di thorax dapai dilihat

pada

Gambar 3-37 sampai 3-42.

Sendi-Sendi Extremitas Superior

Articu latio Sternoclavicu laris

a Articulatio: Terbentuk di antara ujung sternal clavicula,


manubrium stemi, dan cartilago costalis I (Gambar 12-14).

370

BAB

12

incisura jugularis
rnctsura

-/

clavicularis

l.i-\

.',r;'.'.,!r

tnclsura

costalis

..:'..

manubrium
m
sterni
ni

angulus sterni
stern

corpus vertebrae

thoracica

Ki

tnctsura
costalis ll

l,'

r,

(l

incisura
costalis ilt
cartilago
costalis

corpus sternr

,t\

fi'

incisura
costalis
ostalis lV

T.,"

incisura
costalis V

\;

1,-'

\.,

tnctsura
costalis Vl

costae fluctuantes

incir ;ura

\{z
A

cos :alis Vll


processus xiphoideus

Gambar 12-13 A. Permukaan anterior sternum.

a
a

B. Sternum, costae, dan cartilagines costales membentuk rangka thorax.

Tipe: Sendi sinovial dua sumbu.

Gerakan

Capsula articularis: Mengelilingi sendi dan melekat pada


facies articularis.

Ligamenta: Simpai sendi diperkuat di depan dan belakang


oleh ligamentum sternoclaviculare yang kuat.
Discus articularis: Discus fibrocartilaginosa yang pipih terletak
di dalam sendi dan membagi bagian dalam sendi atas menjadi
dua ruangan (Gambar 12-14). Lingkar sendi melekat pada
bagian dalam capsula articularis, tetapi di sebelah atas melekat
dengan erat pada pinggir atas facies articuiaris claviculae dan
di bawah dengan cartilago costalis I.
Ligamentum tambahan: Ligamentum costoclaviculare adalah
sebuah ligamentum kuat yang berjalan dari perbatasan costa I
dengan cartilago costalis I ke permukaan bawah pars sternalis
claviculae (Gambar 12-14).

Membrana synovialis: Melapisi capsula articularis dan


melekat pada pinggir tulang rawan yang meliputi permukaan
sendi.
Persarafan: Nervus supraclavicularis dan nervus yang
menyarafi musculus subclavius.

Gerakan clavicula ke depan dan belakang terjadi pada bagian


medial. Elevasi dan depresi dari clavicula terjadi pada bagian
lateral.

Otot-Otot

yang Melakukan Gerakan

Gerakan ke depan clavicula dilakukan oleh musculus seffatus


anterior. Gerakan ke belakang dilakukan oleh musculus trapezius
danmusculi rhomboidei. Elevasi clavicula dilakukan olehmusculus
trapezius, musculus sternocleidomastoideus, musculus levator
scapulae, dan musculi rhomboidei. Depresi clavicula dilakukan
oleh musculus pectoralis minor dan musculus subclavius (Gambar
1.2-1,5).

Batas-Batas Penting
l Ke anterior: Kulit dan sebagian serabut musculus sternocleidomastoideus dan musculus pectoralis major.

it Ke posterior: musculus

sternohyoideus; di kanan, arteria


brachiocephalica; di kiri, vena brachiocephalica sinistra dan
arteria carotis communi.s sinistra.

371

discus articularis

capsula sternoclavicularis dan lig


sternoclaviculare anlerius

cavitas articularis

ligamentum costoclaviculare

capsula acromioclavicularis dan


lig.acromioclaviculare superius

lig. coracoclaviculare

lig.coracoacromiale

\\
\

Ti,' ,

ll
l'\

i\
\\

-t,

l,\
\\,\
Gambar L2-14 A. articulatio sternoclavicularis. B. afticulatio acromioclavicularis.

{
a
a

Articulatio Acromioclavicularis

a Membrana synovialis: Melapisi capsula articularis dan

Articulatio: terjadi di antara acromion dan ujung lateral

melekat pada pinggir cartilago yang meliputi permukaan sendi.

Persarafan:Nervussuprascapularis.

clavicula (Gambar 12-14).


Tipe: Sendi sinovial.

Capsula articularis: Mengelilingi sendi dan melekat pada

Gerakan

pinggir facies articularis.

Ligamenta: Ligamentum acromioclaviculare superius dan


inferius memperkuat capsula articularis; dari capsula, dari sisi

Terjadi gerakan yang luwes waktu scapula memutar, atau waktu


clavicula diangkat atau ditekan ke bawah (Gambar 12-L5).

atas sebuah discus fibrocartilagineus berbentuk baji menonjol


ke dalam rongga (Gambar L2-L4).

Ligamentum tambahan: Ligamentum coracoclaviculare

Batas-Batas Penting

yang sangat kuat berjalan dari processus coracoideus menuju


permukaan bawah clavicula (Gambar 12-14). Ligamentum ini
terutama bertanggung jawab menggantungkan berat scapula
dan extremitas superior pada clavicula

a
t
i

Ke anterior: Musculus deltoideus.


Ke posterior: Musculus trapezius.
Ke superior: Kulit.

372

BAB 12

M. trapezius (pars superior),


M. sternocleidomastoideus,
M. levator scapulae dan Mm.rhomboidei

M. trapezius (serabut tengah),


M.levator scapulae, dan
Mm. rhomboidei

M. pectoralis
minor

;;rU iv

Gambar 12-15 Kemungkinan gerak yang luas pada afticulatio sternoclavicularis dan acromioclavicularis, memperbesar gerakan
pada clavicula dan extremitas superior.

Articulatio Humeri

Articulatio: Persendian terjadi di antara caput humeri yang

a
i)

memperkuat capsula articularis dari sebelah atas dan terbentang dari pangkal process coracoideus sampai ke
tuberculum majus humeri (Gambar 12-16).

bulat dengan cavitas glenoidalis scapulae yang dangkal dan


berbentuk seperti buah pir. Facies articularis diliputi oleh
cartilago articulare hialin, dan cavitas glenoidalis diperdalam
oleh adanya lingkaran fibrocartilago yang dinamakan labrum

glenoidale (Gambar 72-76 dan 72-17).


Tipe: Sendi sinovial "ball and socket " .
Capsula articularis: Meliputi sendi dan di medial melekat pada
pinggir cavitas glenoidalis di luar labrum; di lateral capsula
melekat pada co1lum anatomicum humeri (Gambar 12-17).
Capsula articularis ini tipis dan lemas, memungkinkan gerakan
yang 1uas. Capsula articuiaris diperkuat oleh lembaran fibrosa
yang berasal dari tendo musculus subscapularis, musculus
supraspinatus, musculus infraspinatus, dan muscuius teres
minor (otot-otot manset rotator).
Ligamenta: Ligamenta glenohumeralia adalah tiga buah
pita jaringan fibrosa yang memperkuat bagian depan capsula
articularis. Ligamentum humerale transversum memperkuat
capsula articularis dan menghubungkan celah antara kedua
tuberculum (Gambar 12-16). Ligamentum coracohumerale

l) Membrana synovialis: Membrana ini melapisi

Ligamentum tambahan: Ligamentum


terbentang

di

coracoacromiale

antara processus coracoideus dan acromion.

Fungsinya adalah untuk melindungi bagian atas sendi


(Gambar 12-16).

capsula

articularis dan melekat pada pinggir cartilago yang meliputi


facies articularis (Gambar 72-L6 dan 12-17). Membrana ini
membentuk sarung di sekitar tendo musculus biceps brachii
caput longum. Membrana ini menonjol keluar dari dinding
anterior capsula untuk membentuk bursa subscapularis yang
terletak di bawah musculus subscapularis (Gambar 12-16).
Persarafan: Nervus axillaris dan nervus suprascapularis.

Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya


Articulatio humeri mempunyai kemungkinan gerak yang luas
dan stabilitas sendi yang kurang (bandingkan dengan articulatio
coxae/ yang stabil tetapi mempunyai kemungkinan gerak yang
terbatas). Kekuatan sendi tergantung pada tonus otot-otot manset

SEND/

ligamentum coracohumerale

373

lig. coracoacromiale

capsula articularis
humeri
ligamentum
transversum humeri

bursa subscapularis

selubung
tendo M.
caput longum

M. subscapularis

M. teres major

capsula articularis
humeri

M. latissimus dorsi

A
lig. coracoacromiale
M. supraspinatus
M. deltoideus
M. infraspinatus

fossa glenoidalis

M. deltoideus
M. biceps caput longurrt
bursa subscapularis
processus coracoideus
M. biceps caput brevis
V. cephalica

labrum glenoidale

capsula
M. subscapularis

M. teres minor

M. pectoralis n-rajor

fasciculus posterior
dari plexus brachialis
N. axillaris
A. circumflexa
humeri posterior

N. radialis
A. axillaris

M. triceps caput longum

V axillaris

B
Gambar 12-16 Afticulatio humeri dan hubungannya, A. Tampak anterior. B. Penampang sagital.

rotator yang terdapat di depan, di atas, dan di belakang sendi,


yaifu musculus subscapularis, musculus supraspinatus, musculus
infraspinatus, dan musculus teres minor. Jika sendi dalam keadaan
abduksi, permukaan bawah caput humeri disokong oleh caput
longum musculus triceps yang menekuk ke bawah oleh karena
panjangnya dan memberikan sedikit sokongan pada humerus.
Selain itu, bagian bawah capsula articularis merupakan tempat
yang paling lemah.

Gerakan-gerakan yang dapat dilakukan (Gambar 12-18):

Fleksi: Fleksi normal sekitar 90' dan dilakukan oleh serabut

anterior musculus deltoideus, musculus pectoralis major,


musculus biceps brachii, dan musculus coracobrachialis.

Ekstensi: Ekstensi normal sekitar 45' dan dilakukan oleh


serabut posterlor musculus deltoideus, musculus latissimus
dorsi, dan musculus teres major.

374

BAB 12

acromton
bursa subacromialis

lvl. deltoideus

sebagian manset rotator


M. supraspinatus
capsula
membrana synovialis

M. biceps
caput longum

collum
chirurgicum
humeri

A. V. axillaris
posterior
membrana
synovialis
capsula

spatium
quadrangulare

N. axillaris

M. tricpes brachii
caput longum

l\,4.

teres major

Gambar 12-17 Bagian dalam articulatio humeri"

Abduksi: Abduksi extremitas superior terjadi pada dua sendi,


yaitu articulatio humeri dan sendi di antara scapula dan
dinding thorax. Gerakan ini dilakukan oleh serabut tengah
musculus deltoideus, dibantu oleh musculus supraspinatus.
Musculus supraspinatus memulai gerakan abduksi dan mempertahankan caput humeri pada cavitas glenoidalis scapulae;
posisi ini memungkinkan musculus deltoideus berkontraksi
dan melakukan abduksi humerus pada articulatio humeri.
Aduksi: Normal extremitas superior dapat melakukan gerakan
mengayun sebesar 45o di depan thorax. Gerakan ini dilakukan
oleh musculus pectoralis major, musculus latissimus dorsi,
musculus teres major, dan musculus teres minor.
Rotasi lateral: Rotasi lateral normal sekitar 40' sampai 45'.
Gerakan ini dilakukan oleh musculus infraspinatus, musculus

teres minor, dan serabut posterior musculus deltoideus.

Rotasi medial: Rotasi medial normal sekitar 55'. Gerakan ini


dilakukan oleh musculus subscapularis, musculus latissimus
dorsi, dan musculus teres major, dan serabut anterior musculus
deltoideus.

Sirkumduksi: Adalah kombinasi dari gerakan-gerakan di


atas.

Batas-Batas Penting

Ke anterior: Musculus subscapularis, pembuluh darah aksila,


dan plexus brachialis.

a Ke posterior: Musculus infraspinatus dan muscuius


m i nor.

teres

.!

SEND/

375

tI

'..T
't
ekstensi

ft-

/\f

\l

'\i

,i,,,,'
,ui

|.

\.

i\

sirkumduksi

talerat

rolast lateral
rotasi

*/

Gambar 12-18 Gerakan-gerakan yang mungkin dilakukan pada articulatio humeri. Abduksi glenohumeral murni hanya
mungkin sebesar 120', gerakan selanjutnya dari extremitas superior di atas tingkat tersebut membutuhkan gerakan rotasi dari
scapula (lihat teks).

Ke superior: Musculus supraspinafus, bursa subacromialis,


ligamentum coracoacromiale, dan musculus deltoideus.
Ke inferior: Musculus triceps brachii caput longum, nerr.'us
axillaris, dan vasa circumflexa humeri posterior.

Tendo musculus biceps brachii caput longum melewati sendi


dan muncul di bawah ligamentum transversum.

376'

mentum anterius dan musculus brachialis. Gerakan fleksi


dilakukan oleh musculus brachialis, musculus biceps brachii,
Mekanisme Scapulo-Humeralis
Scapula dan extremitas superior digantungkan pada clavicula
oleh ligamentum coracoclaviculare yang kuat dan dibantu oleh
tonus otot-otot. Jika scapula melakukan gerakan rotasi pada
dinding thorax, maka posisi dari cavitas glenoidalis scapulae
akan berubah. Sumbu dari gerakan ini diduga melalui ligamentum
coracoclaviculare.

Abduksi lengan atas berhubungan dengan rotasi scapula dan


articulatio humeri. Setiap 3" abduksi lengan atas, terjadi abduksi
2" pada articulatio humeri dan abduksi

1o

oleh karena rotasi dari

scapula. Pada abduksi sekitar 120" lengan atas, tuberculum majus

musculus brachioradialis dan musculus pronator teres. Ekstensi


dilakukan oleh musculus triceps brachii dan musculus anconeus.
Perlu diperhatikan bahwa sumbu panjang lengan bawah
dalam keadaan ekstensi membentuk sudut dengan sumbu panjang
lengan atas. Sudut ini yang membuka ke lateral disebut carying
angle dan besamya sekitar 170' pada pria dan 16f pada wanita.
Sudut ini menghilang saat articulatio cubiti melakukan fleksi
maksimal.

Batas-Batas Penting

l) Ke anterior: Musculus

humeri terbentur pada ujung lateral acromion. Gerakan mengangkat

lengan atas lebih tinggi dari kepala membutuhkan gerakan rotasi


scapula. Gambat 12-19 adalah diagram dari gerakan abduksi

<)

lt

lengan atas dan memperlihatkan arah tarikan dari otot-otot yang

berperan pada gerakan tersebut.

brachialis, tendo musculus biceps

brachii, nervus medianus, dan arteria brachialis.


Ke posterior: Musculus triceps dan bursa kecil diantaranya.
Ke medial: Nervus ulnaris berjalan di belakang epicondylus
medialis dan menyilang ligamentum collaterale mediale.
Ke lateral: Tendo extensor communis dan musculus
supinator.

I
I
r)
I

Articulatio Radioulnaris Proximalis

Articulatio: Terjadi di antara trochlea dan capitulum humeri


dan incisura trochlearis ulnae dan caput radii (Gambar 12-20).
Facies articularis ditutupi oleh tulang rawan hialin.

Articulatio: Di antara circumferentia articulare caput radii dan

Tipe: Sendi engsel sinovial (ginglymus).


Capsula: Di anterior, capsula di atas melekat pada humerus
sepanjang pinggir atas fossa coronoidea dan fossa radialis,

ll
I

Tipe: Sendi pasak sinovial (trochoidea).


Capsula: Capsula membungkus sendi ci-', ..rerlanjut sebagai
capsula articulatio cubiti.

di depan pada epicondylus medialis dan lateralis, dan di


bawah melekat pada pinggir processus coronoideus ulnae
dan ligamentum annulare yang mengelilingi caput radii. Di
posterior, capsula melekat di atas pada pinggir fossa olecranii

Ligamentum: Ligamenturrr anulare melekat pada pinggir


anterior dan posterior incisura radialis ulnae membenfuk
cincin di sekitar caput radii (Gambar 12-21). Capsula ini

Articulatio Cubiti

dan di bawah melekat pada pinggir atas dan sisi-sisi processus


olecranii ulnae dan ligamentum annulare.

Ligamenta: Ligamenfuin collaterale laterale (Gambar 12-20)


berbentuk segitiga dengan apexnya melekat pada epicondylus
lateralis humeri, dan dasarnya melekat pada pinggir atas
ligamenfum armulare. Ligamentum collaterale mediale juga
berbentuk segitiga dan terdiri dari tiga pita utama yang kuat:
pita anterioryang terbentang dari epicondylus medialis humeri
ke pinggir medial processus coronoideus; pita posterior yang
berjalan dari epicondylus medialis humeri ke sisi medial

olecranon; dan pita transversal yang berjalan

di

20 dan12-27).

berlanjut ke atas sebagai capsula articulatio cubiti dan capsula


ini tidak melekat pada radius.

a Membrana synovialis: Di atas berhubungan dengan


membrana synovialis articulatio cubiti. Di bawah melekat
a

menutupi

bantalan lemak pada dasar fossa coronoidea" fossa radialis, dan


fossa olecrani; membrana ini berhubungan ke distal dengan

nenrrs musculocutaneus, dan nerlus radialis.

Pergerakan
Pronasi dan supinasi lengan bawah (lihat halaman 378).

Batas-Batas Penting

l) Ke anterior: Musculus supinator dan nervus radialis.


I Ke posterior: Musculus supinator dan tendo extensor
communis.

membrana synovialis pada articulatio radiouinaris proximal.

pada pinggir inferior facies articularis radii dan pinggir bawah


incisura radialis ulnae.
Persarafan: Cabang-cabang nervus medianus, nervus ulnaris,

antara

perlekatan ulna dari kedua pita yang disebut terdahulu.

.) Membrana synovialis: Melapisi capsula dan

ligamenfum annulare serta incisura radialis ulnae (Gambar 12-

Persarafan: cabang-cabang dari nervus medianus, nervus


ulnaris, nervus musculocutaneus, dan nervus radialis.

Articulatio Radioulnaris Distalis

Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya

a Articulatio: Di

Articulatio cubiti dapat melakukan fleksi dan ekstensi. Fleksi

I
o

dibatasi oleh tertumbuknya permukaan anterior iengan bawah


dengan lengan atas. Ekstensi dibatasi oleh teregangnya liga-

antara caput ulnae dan incisura ulnaris radii

(Gambar 12-21).

Tipe: Sendi pasak sinovial (trochoidea).


Capsula: Capsula membungkus sendi tetapi di bagian atas
tidak sempuma.

377

Gambar 12-19 Gerakan abduki articulatio humeri dan rotasi scapula serta otot-otot yang melakukan gerakan tersebut.
Setiap 3. abduksi lengan atas, terjadi abduksi 2'pada articulatio humeri dan abduksi 1'oleh karena rotasi dari scapula. Pada
abduki sekitar 120'lengan atas, tuberculum majus humeri terbentur pada ujung lateral acromion. Gerakan mengangkat lengan
atas lebih tinggi dari kepala membutuhkan gerakan rotasi scapula. S = Musculus supraspinatus, D= Musculus deltoideus, T =
Musculus trapezius, dan SA= Musculus serratus anterior.

Ligamenta: Ligamentum anterius dan posterius yang lemah


berfungsi memperkuat capsula.

Discus articularis: Berbentuk segitiga dan dibentuk oieh


fibrocartilago. Apeksnya melekat pada sisi lateral basis
processus styloideus ulnae dan dasamya ke pinggir bawah
incisura ulnaris radii (Gambar 12-21). Discus ini memisahkan

articulatio radioulnaris distalis dengan articulatio radiocarpea


dan memperkuat hubungan radius dan ulna.
Membrana synovialis: Melapisi capsula dan berjalan dari
pinggir facies articularis yang satu ke sisi yang lain.
Persarafan: Nervus interosseus anterior dan ramus profuldus
nervus radialis.

378

BAB

12

epicondylus
lateralis
ligamentum anulare
collum radii

N. ulnaris

ligamentum
collaterale
ulnare

lernak,li
fossa clecrani
capsula
membrana
synovialis

processus
coronoideus

olecranon

Gambar 12-20 Articulatio cubiti dextra. A. Tampak lateral. B. Tampak medial. C. Bagian dalam sendi tampak anterior.

D.

Penampang sagital.

Pergerakan
Pergerakan pronasi dan supinasi lengan bawah meliputi rotasi di
sekitar sumbu vertikal pada articulatio radioulnaris proximalis dan
articulatio radioulnaris distalis. Sumbu gerak berialan dari caput

radii di sebelah atas sampai ke perlekatan apex disci articularis


triangularis di bawah.

Pada gerakan pronasi, caput radii berputar di dalam


ligamentum anulare, sementara itu ujung distal radius beserta
tangan bergerak ke depan, incisura ulnaris radii bergerak di
sekitar circumferentia caput ulnae (Gambar 12-23). Selain dari itu,
ujung distal ulna bergerak ke lateral, sehingga tangan tetap berada
dalam satu garis dengan extremitas superior dan tidak bergeser
ke medial. Pergerakan ulna ini penting pada waktu menggunakan
alat seperti obeng, karena mencegah bergesernya tangan ke kanan
atau kiri selama pergerakan bolak balik supinasi dan pronasi.

Cerakan pronasi menghasilkan gerakan tangan yang berputar


ke medial, dengan perkataan lain teiapak tangan menghadap ke
posterior dan ibu jari terletak pada sisi medial. Gerakan supinasi
adalah gerakan sebaliknya, sehingga tangan kembali ke posisi
anatomi dan telapak tangan menghadap ke anterior.
Pronasi dilakukan oleh musculus pronator teres dan musculus
pronator quadratus.
Supinasi dilakukanolehmusculusbicepsbrachii danmusculus
supinator. Supinasi merupakan gerakan yang lebih kuat daripada
pronasi karena kekuatan musculus biceps brachii. OIeh karena
supinasi merupakan gerakan yang lebih kuat, maka alur sekrup
dan pembuka sumbat botol dibuat sedemikian rupa sehingga
orang yang bekerja dengan tangan kanan akan memutarnya ke
dalam yaitu dalam gerakan supinasi.

SENDI

379

olecranon ulnae
incisura radialis ulnae

ligamentum
collaterale radiale

processus
coronoideus ulnae

ligamentum anulare

membrana interossea
ulna
membrana synovialis
ligamentum
cartilaginum
triangulare

os lunatum

processus styloideus

processus styloideus

ligamentum mediale

ligamentum laterale

'os pisiforme

os scaphoideum
os triquetrum

os trapezium

cavitas
articularis

os trapezoideum

ligamenta intercarpi
interossea
ligamenta metacarpi
interossea

ligamentum palmare

Garnbar 12-21 Ligamentum articulatio radioulnaris proximalis dan distalis, articulatio radiocarpalis, articulationes carpi, dan
articulationes interphalangis.

Batas-Batas Penting

a
t

Ke anterior: Tendinis musculi flexoris cligitale profunda.


Ke posterior: Tendo rnusculi extensor dig,iti rnininri,

Articulatio Radiocarpal;s
(Sendi Pergelangan Tangan)

c Articulatio: Di antara ujung disial radius dan discus articularis


di seheiah atas dengan os scaphoicier,im, os iunatunr, dart

a
a

os triquetrum di bagian batah (Gambar 12-27 dan 72-22).


Permukaan sendi proksimal mernbentuk permukaan konkaf
berbentuk eiips, yang merupakan adaptasi dari permukaan
konveks di distal.
Tipe: Sendi elipsoidea sinovial.
Capsula: Capsula membungkus sendi, di atas melekat pada

ujung distal radius dan ulna dan di bawah melekat pada


deretan proximai ossa carpalia.
I-,i.g1amenta:

Ligamenturn anterius dan posterius memperkuat

capsula articulare. Ligamentum rnediale melekat pada

380

BAB 12

ekspansi

extensor
dorsal

M. extensor
digitorum
(dipotong)

phalanx
proximalis
jari manis

M. extensor
indicis
(dipotong)
Os metacarpale
ketiga

os metacarpale
jari kelingking

M. extensor
pollicis longus
(dipotong)
interosseus
dorsalis
keempat

interosseus
dorsalis
3ertama

os triquetrum
ligamentum
mediale
articularis
radiocarpalis

os trapezoideum
processus
styloideus
ulnae

os capitatum
os hamatum

caput ulnae

ligamentum
laterale
articularis
radiocarpalis
processus

styloideus radii
os scaphoideum

os lunatum
corpus ulnae

membrana interossea

corpus radii

cartilago triangularis
articularis radiocarpalis

Gambar 12-22 Diseksi permukaan dorsalis tangan kiri dan ujung distal lengan bawah. Perhatikan ossa carpi
aft iculatio intercarpea. Perhatikan juga articulatio radiocarpalis"

dan

381

processus styloideus ulnae dan os triquetrum (Gambar L2-21).


Ligamentum laterale melekat pada processus styloideus radii
dan os scaphoideum (Gambar 12-21).
Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada

pinggir-pinggir facies articularis. Cavitas articularis tidak

carpalis di antara ossa carpi deretan proximal dan deretan

I
I
I

berhubungan dengan articulatio radioulnaris distalis atau

dengan cavitas articularis pada articulatio intercarpalia.


Persarafan: Nervus interosseus anterior dal ramus profundus

pinggir-pinggir facies articularis. Rongga sendi (cavitas


articularis) articulatio mediocarpalis meluas tidak hanya di
antara kedua deretan g-ssa carpi tetapi juga ke atas di antara

nervi radialis.

Pergerakan dan Otot-Otot yang


Menggerakkannya
Gerakan yang mungkin dilakukan adalah fleksi, ekstensi, abduksi,
aduksi, dan sirkumduksi. Rotasi tidak mungkin dilakukan karena
facies articularis berbentuk elips. Kekurangan karena tidak dapat
melakukan rotasi dikompensasi oleh gerakan pronasi dan supinasi
lengan bawah.

Fleksi dilakukan oleh muscuius flexor carpi radialis, musculus

distal (Gambar L2-2L ddan12-22).


Tipe: Sendi plana sinovial.
Capsula: Capsula mengelilingi masing-masing sendi.
Ligamenta: Tulang-tulang dihubungkan dengan ligamentum
anterius, posterius, dan interosseus yang kuat.
Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada

ossa carpi yang menyusun deretan proximai dan ke bawah

di

antara ossa carpi yang menyusun deretan distal.

Persarafan: Nervus interosseus anterior, ramus profundus


nervi radialis, dan ramus profundus nervi ulnaris.

Pergerakan

Sedikit gerakan meluncur atau bergeser dapat dilakukan.

flexor carpi ulnaris, dan musculus palmaris longus. Otot-otot


tersebut dibantu oleh musculus flexor digitorum superficialis,

Articulationes Carpometacarpales dan


lntermetacarpales

musculus flexor digitorum profundus, dan musculus flexor pollicis


longus.

Articulationes carpometacarpales dan intermetacarpales meru-

Ekstensi dilakukan oleh musculus extensor carpi radialis


longus, musculus extensor carpi radialis brevis, dan musculus
extensor carpi ulnaris. Otot-otot ini dibantu oleh musculus
extensor digitorum, musculus extensor indicis, musculus extensor
digiti minimi, dan musculus extensor pollicis longus.

Abduksi dilakukan oleh musculus flexor carpi radialis,


musculus extensor carpi radialis longus, dan musculus extensor
carpi radialis brevis. Otot-otot ini dibantu oleh musculus abductor
pollicis longus, musculus extensor pollicis longus, dan musculus
extensor pollicis brevis.
Aduksi dilakukan oleh musculus flexor dan extensor carpi

pakan sendi datar sinovial yang mempunyai ligamenfum anterius,


posterius, dan interosseus. Mereka mempunyai rongga sendi
bersama. Dapat dilakukan sedikit gerakan meluncur atau bergeser
(Gambar 12-21).

Articulatio Carpometacarpalis
I

Ke anterior: Tendo-tendo musculus flexor digitorum


profundus dan superficialis, musculus flexor pollicis longus,
musculus flexor carpi radialis, musculus flexor carpi ulnaris,
dan nervus medianus dan nervus ubraris.

Ke posterior: Tendo-tendo musculus extensor carpi ulnaris,


musculus extensor digiti minimi, musculus extensor digitorum, musculus extensor indicis, musculus extensor carpi

I
o

radialis longus dan brevis, musculus extensor pollicis longus


dan brevis, dan musculus abductor pollicis longus.
Ke medial: Ramus cutaneus posterior nervi ulnaris.
Ke lateral: Arteria radialis.

Sendi-Sendi pada Tangan dan Jari-Jari

yang berbentuk pelana (Gambar 12-21).

Articulatio: Di antara masing-masing tulang pada deretan


proximal ossa carpi; di antara masing-masing tulang pada
deretan distal ossa carpi; dan akhirnya articulatio medio-

membentuk

rongga sendi yang terpisah.

Pergerakan

Gerakan berikut yang mungkin dilakukan:

I
I
I
I
I

Fleksi: Musculus flexor pollicis brevis dan musculus opponens


pollicis.
Ekstensi: Musculus extensor pollicis longus dan brevis.
Abduksi: Musculus abductor pollicis longus dan brevis.
Aduksi: Musculus adductor pollicis.
Rotasi (oposisi): Ibu jari berputar ke medial oleh musculus
opponens pollicis.

Articulationes Metacarpophalangeae
I

Articu lationes I ntercarpales

Articulatio: Di antara os trapezium dan basis ossis metacarpi I

r Tipe: Sendi sellaris sinovial.


t Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
a Membrana synovialis: Melapisi capsula dan

rr'lnaris.

Batas-Batas Penting

P<;iiieis

I
I
a

Articulatio: Di antara caput ossa metacarpi danbasis phalanges


proximales (Gambar 12-21).
Tipe: Sendi condyloidea sinovial.
Capsula: Capsula mengelilingi sendi.
Ligamenta: Ligamentapalmariamerupakanligamentumyang
kuat dan mengandung beberapa fibrocartilago. Ligamentum
ini melekat dengan erat pada phalanx, tetapi hanya sedikit

382

BAB 12

epicondylus
medialis humeri

Gambar 12-23 Gerakan supinasi (A) dan pronasi (B) lengan


bawah yang terjadi pada articulatio radioulnaris proximalis dan
distalis. C. Posisi relatif radius dan ulna pada lengan bawah
dalam keadaan pronasi maksimal.

383

pada os metacarPale (Gambar 12-21). Ligamentum palmare


sendi kedua, ketiga, keempat dan kelima dihubungkan oleh
ligamenta metacarpalia transversi profundi, yang mengfiksasi
caput ossa metacarpi secara bersama-sama. Ligamenta
collateralia berbentuk seperti pita yang terdapat pada masingmasing sisi sendi (Gambar 12-21). Masing-masing ligamentum

Articulationes I nterphalangeae
Articulationes interphalangeae adalah sendi engsel sinovial
yang mempunyai struktur yang sama dengan articulationes
metacarpophalangeae (Gambar 72-27).

berjalan ke bawah dan depan dari caput os metacarpale

fliAF*,*AR,&$"$ ft.Affi

menuju ke basis phalangis. Ligamenta collaieralia tegang pada


waktu sendi fleksi dan kendur pada waktu ekstensi.
Membrana synovialis: Melapisi capsula dan melekat pada
pinggir-pinggir facies articularis.

SffiF.dil}E-$ffirui:lf
ffi

ts;T.R$:fl"{ T/.qS
fi

ffi RAF

ilt"F

t} ffi

ffiH

Sil

trffi

Gambaran radiografi sendi-sendi di extremitas superior dapat


dilihat pada Gambar L1--42 sampai1,1'-49.

Pergerakan

Gerakan yang mungkin dilakukan adalah:

Fleksi: Musculi lumbricales dan musculi interossei, dibantu


oleh musculus flexor digitorum superficialis dan profundus.
Ekstensi: musculus extensor digitorum, musculus extensor
indicis, dan musculus extensor digiti minimi.
Abduksi: Gerakan meniauhi garis tengah jari ketiga, dilakukan
oleh musculi interossei dorsales.
Aduksi: Gerakan mendekati garis tengah

jari ketiga dilakukan oleh musculi interossei palmares. Pada articulatio


metacarpophalangea ibu jari, fleksi dilakukan oleh musculus
flexor pollicis longus dan brevis dan ekstensi dilakukan oleh
musculus extensor pollicis longus danbrevis. Gerakan abduksi
dan aduksi dilakukan pada articulatio carpometacarpalis.

Sendi-Sendi Pelvis

Articulatio Sacroiliaca
Articulatio sacroiliaca merupakan sendi sinovial yang kuat
dan dibentuk oleh facies auricularis os sacrum dan os ilium
(Gambar 12-24). Sacrum menahan beban berat badaru dan
selain permukaan sendi yang iregular dan saling mengunci,
bentuk tulang-tulang yang menyusun sendi ini juga mempunyai
peran kecii daiam mempertahankan kestabilan pada sendi ini.
Ligamentum sacroiliacum posterius dan inlernsseum yang kuat

canalis sacralis

Articulatio sacroiliaca

M. piriformis
truncus
lumbosacralis
N. pudendus

N. ischiadicus

acetabulum

foramen ischiadicum majus

ligamentum sacrotuberale
ligamentum sacrospinale
symphisis pubis

Garnbar !2*24 Potongan horizcntal melalui pelvis, memperlihatkan articulatio sacrci!iaca dan syn':phisis pubis.

384

BAB 12

menggantungkan sacrum di antara kedua os ilium. Ligamentum


sacroiliacum anterius tipis dan terletak pada permukaan anterior

Tipe

sendi.

Articulatio coxae merupakan sendi sinovial "ball and socket".

Berat badan cenderung mendorong ujung atas sacrum ke


bawah dan memutar ujung bawah sacrum ke atas. Gerakan
memutar ini dicegah oleh ligamentum sacrotuberale dan

sacrospinale yang kuat seperti telah dijelaskan sebelumnya


(Gambar 12-24\. Ligamentum iliolumbale menghubungkan ujung
processus fransversus vertebrae lumbalis V dengan crista iiiaca.
Articulatio sacroiliaca hanya dapat melakukan sedikit gerakan dan
gerakan tersebut sangat terbatas. Pada orang lanjut usi4 rongga
sinovialis menghilang, dan sendi ini menjadi jaringan fibrosa.
Fungsi utamanya adalah menyalurkan berat badan dari columna
vertebralis ke tulang pelvis.

Articulatio sacroiliaca dipersarafi oleh cabang-cabang nervi


spinales sacrales.

Symphisis pubis merupakan sendi kartilaginosa di antara kedua


os pubis (Gambar 12-24). Permukaan sendinya ditutupi oleh
lapisan tulang rawan hialin dan saling dihubungkan oleh discus
fibrocartilagineus. Symphisis pubis dikelilingi oleh ligamenta
yang terbentang dari satu os pubis ke os pubis lainnya. Pada sendi
ini hampir tidak mungkin dilakukan gerakan.

GAMBARAN RADIOGRAFI
SENDI.SENDI DI PELVIS
di pelvis dapat dilihat

pada

Gambar 11-63 sampai 11-66.

Sendi-Sendi Extremitas Inferior

Ligamentum iliofemorale adalah sebuah ligamentum yang kuat


dan berbentuk seperti huruf Y terbalik (Gambar 12-26).Dasarnya,
di sebelah atas melekat pada spina iliaca anterior inferior; di
bawah kedua lengan Y melekat pada bagian atas dan bawah linea
intertrochanterica femoris. Ligamentum yang kuat ini mencegah
ekstensi berlebihan selama berdiri.

Symphysis Pubis

Gambaran radiografi sendi-sendi

linea intertrochanterica femoris dan ke belakang pada setengah


permukaan posterior collum femoris. Pada perlekatannya di
depary yaitu pada linea intertrochanterica, beberapa serabutnya
yang diikuti oleh pembuluh darah melipat ke atas, sepanjang
collum femoris sebagai sebuah pit4 yang retinacula. Pernbuluh
darah ini mendarahi caput dan collum femoris.

Ligamenta

Persarafan

Capsula
Capsula membungkus sendi dan melekat di medial pada labrum
acetabuli (Gambar 12-25). Di lateraf ke depan melekat pada

Articulatio Coxae

Ligamentum pubofemorale berbentuk segitiga (Gambar


12-26). Dasar ligamentum melekat pada ramus superior ossis
pubis, dan apex melekat di bawah pada bagian bawah linea
intertrochanterica. Ligamentum ini membatasi gerakan ekstensi
dan abduksi.

Ligamentum ischiofemorale berbentuk sriral dan melekat


pada corpus ossis ischii dekat margo acetabnil (Gambar 12-26).
Serabut-serabut berjalan ke atas dan lateral dan melekat pada
trochanter major. Ligamentum ini membatasi ekstensi.
Ligmentum transversum acetabuli dibentuk oleh labrum
acetabuli sewaktu menghubungkan incisura acetabuli (Gambar 1225). Ligamentum ini mengubah incisura menjadi terowongan yang
dilalui oleh pembuluh darah dan saraf yang memasuki sendi.
Ligamentum capitis femoris berbentuk pipih dan segitiga
(Gambar 12-25). Ligamentum ini melekat melalui puncaknya
pada lubang yang ada di caput femoris (fovea capitis) dan meialui
dasamya pada ligamentum transversum dan pinggir incisura
acetabuli. Ligamentum ini terletak di dalam sendi dan dibungkus
oleh membrara synovialis (Gambar 12-25).

Membrana Synovialis
Selaput ini melapisi capsula dan melekat pada pinggir facies
articularis (Gambar 12-25). Selaput ini melipuC bagian collum
femoris yang terletak di dalam simpai sendi dan membungkus

Articulatio

ligamentum capitis femoris serta meliputi bantalan lemak yang

Articulatio coxae adalah persendian di antara caput femoris yang

terdapat di dalam fossa acetabuli. Kantong membrana slmovialis


sering menonjol keluar melalui celah yang ada pada dinding

berbentuk setengah lingkaran dengan acetabulum os coxae yang


berbentuk mangkuk (Gambar 12-25). Facies articularis acetabuli
berbentuk tapal kuda dan di bagian bawah membentuk takik
disebut incisura acetabuli. Rongga acetabulum di perdalam
dengan adanya fibrocartilago di bagian pinggir yang disebut
sebagai labrum acetabuli. Labrum ini menghubungkan incisura
acetabuli dan di sini dikenal sebagai ligamentum transversum
acetabuli (Gambar 12-25).
Permukaan sendi diliputi oleh tulang rawan hialin.

anterior capsula, di antara ligamentum pubofemorale dan


ligamentum iliofemorale, dan membentuk bursa psoas di bawah
tendo musculus psoas (Gambar 12-26 danl2-27).

Persarafan
Articulatio coxae mendapatkan persarafan dari nervus femoralis,
nervus obfuratorius, nervus ischiadicus, dan nervus yang
menyarafi musculus quadratus femoris.

SEND/

385

acetabulum
labrum acetabuli

fossa acetabuli

capsula
bantalan lemak

caput femoris
membrana synovialis

ligamentum
capitis femoris

facies articularis

vagina synovialis
membrana synovialis
labrum acetabuli
ligamentum
capitis
femoris

ligamentum
transversum
acetabuli

suplai
arterial dari
A. obturatoria

A. obturatoria

suplai arterial
dari A. circumflexa
femoris

cabang kecil
A. obturatoria

selubung

sinovial

ligamentum
capitis femoris

Gambar 12-25 potongan coronal articulatio coxae dextra (A) dan permukaan sendi articulatio coxae dextra seta pendarahan
caput femoris (B).

Gerakan dan Otot-Otot yang Menggerakkannya


Articulatio coxae mempunyai kisaran gerakan yang luas, tetapi
lebih terbatas daripada articulatio humeri Beberapa gerakan
terpaksa dikorbankan, demi kekuatan dan kestabilan. Kekuatan
sendi sebagian besar tergantung pada bentuk tulang yang
ikut dalam persendian dan kekuatan ligamentum. Bila lutut

difleksikaru fleksi dibatasi oleh permukaan anterior tungkai


atas yang bertemu dengan dinding anterior abdomen. Bila
lutut diluruskan (ekstensi), fleksi dibatasi oleh ketegangan
otot-otot hamstrings. Ekstensi, yaitu gerakan tungkai atas yang
difleksikan ke belakang kembali ke posisi anatomi dibatasi oleh

386

BAB

12

lubang untuk bursa

spina iliaca anterior inferior

ramus superior ossis pubis

ligamentum iliofemorale

ligamentum pubofemorale

linea
intertrochanterica

lrgamentum iliofemorale

llgamentum ischiofemorale

(l
crista intertrochanterica

daerah perlekatan longgar


dari capsula

Gambar 12-26 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) articulatio coxae dextra.

tegangnya iigamentum iliofemorale, ligamentum pubofemorale,


dan ligamentum ischiofemorale. Gerakan abduksi dibatasi oleh

Ekstensi (gerakan ke belakang oleh tungkai atas yang sedang

fleksi) dilakukan oleh musculus gluteus maximus dan otot-

tegangnya ligamentum pubofemorale, dan aduksi dibatasi


oleh kontak dengan tungkai sisi yang lain dan oleh tegangnya

otot hamstrings.

ligamentum capitis femoris. Rotasi lateral dibatasi oleh tegangnya


ligamentum iliofemorale dan ligamentum pubofemoraie, dan
rotasi medial dibatasi oleh ligamentum ischiofemorale. Gerakangerakan yang dapat dilakukan:

minimus, dan dibanfu oleh musculus sartorius, musculus


tensor fasciae latae, dan musculus piriformis.
Aduksi dilakukan oleh musculus adductor longus dan brevis
dan serabut-serabut adductor musculus adductor magnus.

a Fleksi dilakukan oleh musculus

iliopsoas, musculus rectus


femoris, dan musculus sartorius, dan juga oleh musculus
adductor magnus.

Abduksi dilakukan oleh musculus gluteus medius

dan

Otot-otot ini dibantu oleh musculus pectineus dan musculus


gracilis.
Rotasi lateral dilakukan oleh musculus piriformis, musculus
obturator internus dan externus, musculus gemellus superior

SENDI

387

ligamentum capitis femoris


spina iliaca anterior superior

bantalan lemak sinovial


synovialis

M. gluteus med.ius

tensor
fasciae laiae

M. gluteus
minimus

capsula
N. cutaneus
femoris lateralis

M. gluteus
maximus

M. rectus femoris
M. sartorius

M. piriformis

bursa

M. gemellus

superior

M. iliopsoas

M. obturator
internus

N. femoralis

M. gemellus
inferior

A. femoralis

V femoralis
M. pectineus

ischiadicus

A. circumflexa
femoris medialis
N. obturatorius
divisi anterior
divisi posterior

M. quadratus
femoris

M. adductor longus
M. adductor brevis

hamstrings

M. gracilis
ischium

M. adductor magnus
pangkal scrotum

anterior

posterior
Gambar 12-27 Struktur-struktur di sekitar articulatio coxae dextra.

darL

inferior, dan musculus quadrafus femoris, dibantu oleh

muscuius gluteus maximus.

g Rotasi medial diiakukan oleh serabut-serabut anterior

Ke superior: musculus piriformis dan musculus

gluteus
minimus (Gambar 72-27).
Ke inferior: Tendo musculus obturator externus (Gambar 12-

musculus gluteus rnedius dan musculus gluteus minimus dan


musculus tensor fasciae

c Sirkumduksi

1atae"

merupakan kombinasi dari gerakan-gerakan di

atas-

Anatomi Permukaan Regio Articulatio


Coxae

Kelompok otot-otot extensor lebih kuat daripada kelompok


otot-otot flexor, dan rotator lateral lebih kuat daripada rotator

Anatomi permukaan regio articulatio coxae dapat dilihat pada

medial.

Gambar 12-28 dan 12-29.

Batas-Batas Penting

o Ke anterior: musculus iliopsoas, musculus pectineus,

dan

musculus recfus femoris. Musculus iliopsoas dan musculus


pectineus memisahkan arteri, vena .dan nervus femoralis dari
sendi (Gambar 12-27).

Ke posterior: musculus obturator internus, musculi gemelli,


dan musculus quadratus femoris memisahkan sendi dari
nervus ischiadicus (Gambar 12-27).

Articulatio Genus

Articulatio genus (sendi lutut) adalah sendi yang terbesar dan


paling rumit di seluruh tubuh. Pada dasarnya, sendi ini terdiri
atas dua buah sendi condylaris antara condylus femoris medialis
dan condylus femoris lateralis dengan condyli tibiae yang sesuai
serta sebuah articulatio peiana antara patella dan facies patellaris

femoris. Perhatikan bahwa fibula tidak terlibat langsung pada


persendian ini.

388

BAB 12

spina iliaca posterior superior

crista iliaca
crista iliaca

spina sacralis
tuberculum iliacum

spina iliaca
posterior

N. ischiadicus

superior

trochanter
major

coccygrs

lipatan bokong

o
spina iliaca
anterior superior

crena ant

I
{
{

ligamentum
inguinale
tuberculum pubicum

trochanter major

adductor longus
sartorius

trigonum femoralis

tuberculum adductorium

condylus lateralis

condylus medialis
patella

tuberositas tibiae

Gambar 12-28 Tanda-tanda permukaan pada regio glutea dan bagian depan tungkai atas.

Articulatio
atas terdapat condylus femoris yang bulat; di bawah terdapat
condylus tibiae dan meniscus kartilaginosa (Gambar 12-30); di'
depan terdapat articulatio di antara ujung bawah femur dan

Di

patella.
Facies articularis femoris, tibi4 dan patella diliputi oleh tulang
rawanhialin. Perhatikan bahwa facies articularis condylus medialis

dan lateralis tibia di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis


medialis dan lateralis.

Tipe
Sendi antara femur dan tibia adalah sebuah sendi sinovial tipe
ginglymus (sendi engsel), tetapi mempunyai sedikit kemungkinan
gerak rotasi. Sendi di antara patella dan femur adalah sendi
sinovial jenis pelana dengan variasi gliding.

389

SENDI

crista iliaca
processus splnosus
vertebrae lumbalis
spina iliaca
posterior superior

gabungan processus
spinosus os sacrum

gluteus medius
gluteus maximus

trochanter
major femoris

posisi
N. ischiadicus

crena ani

lipatan bokong

posisi tuber
ischiadicum

kelompok otot-otot
hamstring

Gambar 12-29 Regio glutea dan aspek posterior tungkai atas seorang perempuan berusia 25 tahun.

Capsula
di sekeliling
sisi dan aspek posterior sendi. Capsula tidak terdapat pada
Capsula melekat pada pinggir facies articularis dan

Ligamentum collaterale laterale berbentuk seperti tali dan


melekat di atas pada condylus lateralis femoris dan di bawah pada
caput fibulae (Gambar 12-30). Tendo musculus popliteus berialan
di antara ligamentum dan meniscus lateralis (Gambar 12-31).

permukaan depan sendi, sehingga memungkinkan membrana

Ligamentum collaterale mediale berbentuk pita pipih dan di

synovialis membentuk kantung ke atas di bawah tendo musculus


quadriceps, membentuk bursa suprapatellaris (Gambar 12-30).
Pada masing-masing sisi patella, capsula diperkuat oleh pelebaran

atas melekat pada condylus medialis femoris dan di bawah pada

tendo musculus vastus medialis dan lateralis. Di belakang


sendi, capsula diperkuat oleh peluasan dari tendo musculus
semimembranosus disebut ligamentum popliteum obliquum
(Gambar 12-30). Terdapatnya iubang pada capsula dibelakang
condylus lateralis tibiale dipergunakan untuk tempat keluarnya
tendo musculus popliteus (Gambar 12-30).

Ligamenta
Ligamenta dapat dibagi daiam ligamentum yang terletak di luar
capsula dan di dalam capsula.
Ligamenta Extracapsularia

Ligamentum patellae di atas melekat pada pinggir bawah patella


dan di bawah pada tuberosiias tibiae (Cambar 12-30). Sebenarnya
ligamentum ini merupakan lanjutan dari bagian utama tendo
bersama musculus quadriceps femoris.

facies medialis corpus tibiae (Gambar 12-30). Ligamentum ini


melekat dengan erat pada meniscus medialis (Gambar 12-31).
Ligamentum popliteum obliquum adalah peluasan tendo
yang berasal dari musculus semimembranosus. Ligamentum ini
memperkuat aspek posierior dari capsula (Gambar 12-30).
Ligamenta lntracapsularia

Ligamlnta cruciatum adalah dua ligamentum intracapsular yang


kuat, yang saling bersilangan satu dengan yang lain di dalam
rongga sendi (Gambar 12-30). Ligamenta ini disebut ligamentum

cruciatum anterius dan posterius sesuai dengan

temPat

periekatannya pada tibia (Gambar 12-31). Ligarnenta penting ini


merupakan pengikat utama antara femur dan tibia dalam seluruh
kisa ran gerakan sendinya.

Ligarnentum cruciatum anterius. Ligamentum


pada

area intercondylaris

ini

melekat

anterior tibiae dan berjalan ke atas,

belakang, dan 1atera1, untuk melekat pada bagian posterior

390

BAB 12

facies medialis condylus lateralis femoris (Gambar 12-30 dan

31). Ligamentum cruciatum posterius mencegah pergeseran


femur ke anteri.or terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam

12-31). Ligamentum cruciatum anterius mencegah pergeseran

femur ke posterior terhadap tibia. Dengan sendi lutut dalam


keadaan fleksi, ligamentum cruciatum anterius mencegah
tibia tertarik ke anterior.
Ligamentum cruciatum posterius. Ligamentum ini melekat
pada area intercondylaris posterior tibiae dan berjalan ke atas,
depan, dan medial untuk melekat pada bagian anterior facies
lateralis condylus medialis femoris (Gambar 1,2-30 dan 1,2-

keadaan fleksi, ligamenfum cruciatum posterius mencegah


tibia tertarik ke posterior.
Menisci. Menisci merupakan fibrocartilago yang berbenfuk

seperti huruf C. Pinggir luarnya tebal dan melekat pada


capsula, dan plnggir dalamnya tipis dan cekung, dan
membentuk pinggir yang bebas (Gambar 12-30 dan 12-31).
Permukaan atasnya berhubungan langsung dengan condylus

tvl. articularis genus

M. quadriceps femoris

bursa
suprapatellaris
membrana
synovialis

ligamentum
cruciatum
posterius

bursa
prepatellaris
patella
ligamentum
collaterale
laterale

capsula

mentscus

medialis

ligamentum
patellae
bantalan lemak

Iigamentum

collaterale
laterale
M. popliteus

ligamentum
cruciatum
anterius

bursa infrapatellaris profunda


bursa infrapatellaris
superficialis
meniscus lateralis

ligamentum
collaterale
mediale

caPsula

ligamentum
cruciatum anterius

Iigamentum

popliteum
obliquum

nserst

ligamentum
collaterale
laterale

M semimembranosus

'_flr

liganrentum

collaterale
laterale
meniscus
lateralis
tendo
M. popliteus

l\,4.

popliteus

ligamentum
cruciatum posterius

c
Gambar 12-30 A. Articulatio genus dextra dilihat dari aspek lateral. B. Aspek anterior, dengan sendi dalam keadaan fleksi.
dan D. Aspek posterior,

SEND/

391

bursa prepatellaris
ligamentum patellae
bantalan lemak
infrapatellaris

ligamentum transversum
membrana synovialis

lipatan membrana
synovialis infrapatellaris
plica alaris

meniscus
lateralis

ligamentum cruciatum
anterius

ligamentum
collaterale
laterale

ligamentum
collaterale
mediale

tendo
M. popliteus
M. biceps femoris
M. sartorius

fascia profunda

N. peroneus communis

N. saphenus

M. plantaris

V. saphena magna

V
M. semimembranosus

poplitea

ligamentum cruciatum posterius


M. gastrocnemrus (caput lateral)
A. poplitea

M. semitendinosus
ligamentum popliteum obliquum
M. gastrocnemius (caput

N. tibialis

medial)

V. saphena parva

Gambar 12-31 Batas-batas articulatio genus dextra.

femoris. Permukaan bawahnya berhubungan langsung dengan

condylus tibiae. Fungsinya adalah memperdalam

facies

articularis condylus tibiae untuk menerima condylus femoris


yang cembung; selain itu juga berfungsi sebagai bantalan
di antara kedua tulang tesebut. Masing-masing meniscus
melekat pada permukaan atas tibia melalui comu anterior dan
posteriornya. Karena meniscus medialis melekat juga pada

ligamentum collaterale mediale maka meniscus ini relatif tidak


mudah bergerak.

Membrana Synoviaiis
Membrana synoviaiis melapisi capsula dan melekat pada pinggirpinggir facies articularis (Gambar 12-30 dan 12-31). Di depan dan
atas sendi, rnembrana ini membentuk kantung yang meluas ke
atas sampai kira-kira tiga jari di atas patella di bawah musculus

quadriceps femoris, membentuk bursa suprapatellaris. Bursa

ini dipertahankan pada posisinya oleh perlekatan

sebagian kecil
musculus vastus intermedius yang disebut musculus articularis
genus (Cambar 72-30).
Di belakang sendi, membrana synovialis meluas ke bawah
pada permukaan dalam tendo musculus popliteus membentuk
bursa popliteus. Sebuah bursa yang terletak di antara caput medial
musculus gastrocnemius dan condylus femoris medialis dan tendo

musculus semimembranosus disebut bursa semimembranosus,


dan sering berhubungan dengan rongga sinovial sendi.
Membrana synovialis meiipat ke depan dari bagian posterior
capsula di sekitar bagian depan ligamentum cruciatum (Gambar
12-31). Akibatnya ligamentum cruciatum terletak di belakang
rongga sinovial dan tidak dibasahi oleh carran sinovial.
Fada bagian anterior sendi, membrana synovialis melipat ke

belakang dari permukaan posterior ligamentum patellae untuk


membentuk plica infrapatellaris; pinggir bebasnya disebut plica
alaris (Cambar 12-31).

392

BAB

12

Bursa Anterior

secara mekanis kokoh; cartilago menisci ditekan seperti bantal


karet di antara condylus femoris dan tibiae. Lutut daiam keadaan
ekstensi disebut posisi terkunci.
Sebelum dapat dilakukan fleksi sendi, ligamentum-ligamentum utama harus mengurai kembali dan mengendur unfuk
memungkinkan terjadinya gerakan-gerakan di antara permukaan
sendi. Proses mengurai dan mengendur ini terjadi oleh musculus
popliteus yang memutar femur ke lateral terhadap tibia. Sekali
lagi menisci harus menyesuaikan bentuknya terhadap perubahan
bentuk condylus femoris. Perlekatan musculus popliteus pada
meniscus lateralis mengakibatkan struktur ini tertarik juga ke

belakang.

Bursa-Bursa yang Berhubungan


dengan Sendi Lutut
Banyak bursa berhubungan dengan sendi 1utut. Bursa-bursa
ini ditemukan di tempai-tempat di mana kulit, otot, atau tendo
bergesekan dengan tulang. Terdapat empat bursa di depan
dan enam bursa dibelakang sendi. Bursa suprapatellaris dan
bursa popliteus selalu berhubungan dengan sendi, dan bursa
semimembranosa mungkin berhubungan dengan sendi.

Bursa suprapatellaris terletak di bawah musculus quadriceps


dan berhubungan dengan rongga sendi (Gambar 12-30). Bursa

ini telah diuraikan di atas.


Bursa prepatellaris terletak di jaringan subcutan di antara
kulit dan setengah bagian depan patella dan bagian atas
ligamentum patellae (Gambar 12-30 dan 12-31).

a Bursa infrapatellaris superficialis terletak di

jaringan
subkutan di antara kulit dan di depan ligamentum patellae

setengah bagian bawah (Gambar 12-30).


Bursa infrapatellaris profunda terletak di antara ligamentum
patellae dan tibia (Gambar 12-30).

BiIa sendi lutut dalam keadaan fleksi sembilan puluh derajaf


dapat dilakukan rotasi dalam derajat tertentu. Pada posisi fleksi,
tibia secara pasif dapat juga digerakkan ke depan dan belakang
terhadap femur. Hal ini dimungkinkan karena ligamentumligamenfum utama, terutama ligamentum cruciatum pada posisi
ini terdapat dalam keadaan 1emas. Otot-ototberikut ini mempunyai
fungsi pada pergerakan sendi lutut.

a Fleksi:

Bursa Posterior

l)
l)

Bursa poplileus ditemukan dalam hubungan dengan tendo


musculus popliteus darr berhubungan dengan rongga sendi.
Hal ini telah dijelaskan sebelumnya.
Bursa semimembranosus ditemukan dalam hubungan
dengan insersi musculus semimembranosus dan mungkin
berhubungan dengan rongga sendi. Hal ini telah dijelaskan

I
t
ll

sebelumnya.

1atera1.

Empat bursa lainnya ditemukan dalam hubungan dengan tendo


insersi musculusbiceps femoris; hubungan dengan tendo muscuius

sartorius, musculus gracilis, dan musculus semitendinosus


sewaktu berjalan ke tempat insersinya pada tibia; di bawah origo
caput laterale musculus gastrocnemius; dan di bawah origo caput
mediale muscul us gastrocnemius.

Persarafan

Nervus femoralis, nervus obfuratorius, nervus

musculus biceps femoris, musculus semitendinosus,


musculus semimembranosus, dibantu oleh musculus gracilis,
rirusculus sartorius, dan musculus popliteus merupakan otototot yang melakukan fleksi. Fleksi dibatasi oleh kontak bagian
belakang tungkai tungkai bawah dengan tungkai atas.
Ekstensi: musculus quadriceps femoris melakukan ekstensi.
Ekstensl dihambat oleh tegangnya sehrruh ligamentumligamentum utama sendi.
Rotasi Medial: musculus sartori.us, musculus gracilis, dan
musculus semitendinosus melakukan rotasi medial.
Rotasi Lateral: musculus biceps femoris melakukan rotasi

Stabilitas sendi lutut tergantung pada tonus otot-otot kuat yang


bekerja terhadap sendi dan kekuatan ligamentumJigamentum.
Dari faktor-faktor ini, tonus otot adalah yang terpenting, dan
menjadi tugas ahli fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan
otot ini, terutama musculus quadriceps setelah terjadi cedera sendi

lutut.

Batas-Batas Penting
peroneus

communis, dan nervus tibialis.

Pergerakan dan Otot-Otot yang


menggerakkannya
Articulatio genus dapat melakukan fleksi, ekstensi, dan rotasi.

lutut dalam keadaan ekstensi maksimal*, rotasi


medial femur mengakibatkan pemutaran dan peregangan semua
ligamentum utama sendi, dan lutut berubah menjadi struktur yang
Pada saat sendi

nPerhatikan bahwa dalam keadaan kaki terletak di tanah pada posisi


seseorang berdiri, femur dalam keadaan rotasi medial terhadap tibia
untuk mengmci dan menstabilkan sendi lutut. Namury bila kaki diangkat
dari iana[ tibia mengalami rotasi ke arah ]ateral terhadap femur untuk
mengunci sendi lutut.

a
a

Ke anterior: Bursa prepatellaris (Gambar 12-31).

Ke posterior: arteria dan vena poplitea; nervus tibiaiis dan


nodi lymphoidei; dan otot-otot
yang membentuk batas-batas fossa poplitea yaitu musculus
semimembranosus, musculus semitendinosus, musculus
biceps femoris, kedua caput musculus gastrocnemius, dan
nerrv'rls peroneus communis;

muscuius plantaris (Gambar 12-31).

Ke medial: musculus sartorius, musculus gracilis,

dan

musculus semitendinosus (Gambar 12-31).


Ke lateral: musculus biceps femoris dan nervus peroneus
communis (Gambar 12-31).

AnatOmi

PefmUkaan

RegiO LUtUt

Anatomi permukaan regio lutut dapat dilihat p ada Gambar 12-32.

393

Articulatio Tibiofi bularis Proximalis

Membrana Synovialis
Melapisi capsula dan melekat pada pinggir-pinggir permukaan

Articulatio

sendi.

Articulatio di antara condylus lateralis tibiae dan caput fibulae


(Gambar 12-30). Facies articularis rata dan diliputi oleh tulang

Persarafan

rawan hialin.

Sendi ini dipersarafi oleh nervus peroneus communis.

Pergerakan

Tipe

Sedikit gerakan meluncur (glldlng) terjadi selama pergerakan sendi

Ini adalah sendi sinovial, dalar, dan gliding.

lutul.

Capsula

Mengelilingi sendi dan melekat pada pinggir-pinggir permukaan

Articulatio

sendi.

Articulatio Tibiofibularis Distalis

Sendi di antara incisura fibularis pada ujung bawah tibia dengan


ujung bawah fibula (Gambar 12-33 dan 12-34). Permukaan tu1ang

Ligamenta

yang berhadapan kasar.

Ligamentum anterius dan posterius memperkuat capsula


articulare. Membrana interossea yang menghubungkan corpus
tibiae dan fibulae, juga memperkuat sendi.

Tipe
Articulatio tibiofibularis distalis merupakan sebuah sendi fibrosa.

M. vastus medialis

tractus iliotibialis
patella (margo superior)
M. vastus lateralis

condylus
lateralis femoris
condylus medialis
femoris
condylus medialis
tibiae

ligamentum patellae
(melekat pada tuberositas
tibae)

M. tibialis anterior

Gambar 12-32 Aspek anterior lutut kanan seorang laki-laki berusia 27 tahun.

394

BAB 12

Ligamentum tlansversum inferius berjalan dari permukaan


medial bagian atas malleolus lateralis ke pinggir posterior ujung
bawah tibia.

Capsula
Tidak ada.

Ligamenta

Persarafan

Ligamentum interosseum adalah pita jaringan fibrosa yang tebal


dan kuat yang menghubungkan kedua tulang menjadi satu.
Membrana interossea yang menghubungkan corpus tibiae dan
fibulae, juga memperkuat sendi.
Ligamentum anterius dan posterius merupakan pita jaringan
fibrosa pipih yang menghubungkan kedua tulang itu di depan dan
belakang ligamentum interosseum.

Nervus peroneus communis dan nervus tibialis menyarafi sendi

ini.

Pergerakan
Sedikit gerakan terjadi selama gerakan pada sendi pergelangan
kaki.

lr

malleolus medialis

ligamentum collateraie
mediale (deltoideum)

calcanet,:

,a-

tibia
articulatio tibiofibularis distalis,
ligamentum enterius

articulatio tlbiofibularis
distalis, ligamentum
posterius

talus
ligamentum talofi bulare anterius

malleolus lateralis

ligamentum bifurcatum

ligamentum
talofibularis
posterius
ligamentum
calcaneofibulare

ligamenta tarsi dorsalia


os cuboideum
ligamenta
tarsometatarsalia

calcaneus

B
Gambar 12-33 Articulatio talocruralis dextra dilihat dari aspek medial (A) dan aspek lateral (B),

395
membrana interossea

ligamentum
talofibulare posterius
malleolus lateralis
capsula
ligamentum collaterale
mediale (deltoideum)

ligamentum
transversum inferius

tuberculum mediale tali

tuberculum posterius tali

ligamentum
calcaneofibulare

ligarnentum tibiofibulare
posterius
sustentaculum
tali

calcaneus

rnalie !us
rnedialis
ligamenturn gollaterale
mediale (de!toideum)
malleolus lateralis
M. tibialis oosterior
flexcr Cigitorum longus

ligamentum
calcaneofibulare

sustenic$ulurn tali
A. V.

ll.

plantaris medialis

M. peroneus brevis

M. flexor hallucis longus

M. peroneus longus

M. abductor hallucis
M. quadratus
plantae

M. abdcutor digiti minimi


M. flexor
digitorum
brevis

A. V. N. plantaris lateralis

B
Garnbar X2-34 Artieulatio iaiocruraiis dextra diilhat dari aspek posterior

(rq) dan potongan coronalnya (B).

Articulatio Talocruralis
(Sendi Pergelangan Kaki)

Articulallo talocruralis terdiri dari sebuah lekuk vang dibentuk


olelr ujung harvah tibia dan fibula, yans cocok dengan bagian

atas corpus tali. Talus dapat digerakkan pada sumbu transversal


dengan cara seperti gerakan engsel. Bentuk tulang-tulang dan

kekuatan ligamentum dan tendo


sendi ini kuat dan stabil"

di

sekelilingnya meniadikan

396

BAB

12

Plantarfleksi dilakukan oleh muscuius

Articulatio
Articulatio di antara ujung bawah tibia, kedua malleoli, dan
corpus tali (Gambar 12-33 dan 12-34). Ligamentum transversum
tibiofibulare inferius yang berjalan antara malleolus lateralis
dan pinggir posterior ujung bawah tibia memperdalam lekukan
tempat menampung corpus tali. Facies artiorlaris diliputi oleh
tulang rawan hialin.

Tipe

gastrocnemius,

musculus soleus, musculus plantaris, musculus peroneus longus,


musculus peroneus brevis, musculus tibialis posterior, musculus
flexor digitorum longus, dan musculus flexor hallucis longus.
Gerakan ini dihambat oleh tegangnya otot-otot yang berlawanary
serabut-serabut antedor ligamenfum collaterale mediale, dan
ligamentum talofibulare anterius.
Perhatikan bahwa seiama dorsofleksi articulatio talocruralis,
bagian anterior yang lebih lebar pada trochlea tali dipaksakan di
antara malleolus medialis dan lateralis, yang menyebabkan mereka
agak terpisah dan mengencangkan ligamenfum-ligamentum sendi

Articulatio talocruralis adalah sendi sinovial dan engsel.

tibiofibularis distal. Susunan seperti ini meningkatkan kestabilan


sendi pergelangan kaki bila kaki berada dalam posisi awal untuk

Capsula

gerak maju dalam berjalary berlari, dan melompat.

Capsula membungkus sendi dan melekat pada tulang-tulang


dekat pinggir sendi.

Ligamenta

Perhatikan juga bahwa bila sendi pergelangan kaki dalam


keadaan plantarfleksi maksimal, ligamentumJigamentum articulatio tibiofibularis distal kurang tegang dan memungkinkan
sedikit gerakan rotasi, abduksi, dan aduksi.

Ligamentum collaterale mediale atau deltoideum, adalah

Batas-Batas Penting

ligamentum yang kuat dan puncaknya melekat pada malleolus


medialis (Gambar 12-34). Di bawatL serabut-serabut dalamnya

l} Ke anterior: Musculus tibialis anterior, musculus

melekat pada daerah nonartikular pada permukaan medial corpus


tali; serabut-serabut superficialnya melekat pada sisi medial talus,

sustentaculum ta1i, ligamentum calcaneonaviculare plantare, dan


tuberositas ossis navicularis.
Ligamentum laterale lebih lemah dari ligamentum mediale
dan terdiri atas tiga pita.

Ligamentum talofibulare anterius (Gambar 12-33) berjalan

Ligamentum calcaneofibulare (Gambar 12-33) berjalan dari


ujung malleolus lateralis ke bawah dan belakang menuju

l)
ll

permukaan lateral calcaneus.

Ligamentum talofibulare posterius (Gambar 12-33) berjalan

dan musculus peroneus tertius (Gambar 72-35).


Ke posterior: Tendo calcaneus dan plantaris (Gambar 12-35).
Ke posterolateral (di belakang malleolus lateralis): musculus
peroneus longus dan brevis (Gambar 12-35),

it Ke posteromedial (di belakang m*ileolus

medialis):

musculus tibialis posterior, musculus flexor digitorum longus,


arteria dan vena tibialis posterior, nervus tibialis dan musculus

dari malleolus lateralis ke permukaan lateral ta1us.

extensor

hallucis longus, arteria dan vena tibialis anterior, nervus


peroneus profundus, muscuius extensor digitorum longus,

flexor hallucis longus (Gambar 12-35).

Anatomi Permukaan Regio Articulatio


Talocruralis

dari malleolus lateralis ke tuberculum posterius ta1i.

Anatomi permukaan regio articulatio talocruralis dapat dilihat

Membrana Synovialis

pada Cambar 72-36 dan12-37.

Membrana ini melapisi capsula articularis.

Persarafan
Nervus peroneus profundus dan nervus tibialis menyarafi sendi
ini.

Sendi-Sendi pada Kaki dan Jari Kaki

Articulationes Tarsales
Articulatio Subtalaris

Pergerakan dan Otot-Otot yang


Menggerakkannya

Articulatio subtalaris adalah sendi posterior di antara talus dan

Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan plantarfleksi (jari-jari


menunjuk ke bawah). Gerakan inversi dan eversi terjadi pada
articulatio tarsalia dan tidak pada articulatio talocruralis.

Articulotio

Dorsofleksi dilakukan oleh musculus tibialis

calcaneus.

anterior,

musculus extensor hallucis longus, musculus extensor digitorum


longus, dan musculus peroneus tertius. Gerakan ini dihambat oleh
tegangnva tendo calcaneus, serabut-serabut posterior ligamentum
collaterale mediale, dan ligamentum calcaneofibuiare.

Articulatio antara permukaan inferior corpus tali dan facies medial


permukaan atas caicaneus (Gambar 12-38). Facies articulare

diliputi oleh fulang rawan hialin.


Tipe
Sendi-sendi ini adalah sinoviai, dan ienis piana.

397

SENDI

Capsula

Articulatio

Capsula membungkus sendi dan melekat pada pinggir-pinggir


area sendi kedua tulang.

Articulatio antara caput tali yang bu1at, permukaan

Ligomento

atas

sustentaculum ta1i, dan permukaan posterior atau yang cekung


dari os naviculare. Facies articulare diliputi oleh tulang rawan
hialin.

Ligamentum collaterale mediale dan lalerale (talocalcaneus)


memperkuat capsula (simpai sendi). Ligamentum interosseus
(talocalcaneus) (Gambar 12-34) kuat dan merupakan pengikat

Jenis sendi

utama antara kedua tulang itu. Ligamentum ini melekat di atas


pada sulcus tali dan di bawah pada sulcus calcanei.

Copsulo

T,Pe

ini adalah sendi sinovial.

Capsula membungkus sendi dengan tidak sempurna.

Membrono Synovialis
Membrana synovialis melapisi capsula articulare.

Ligamenta

Ligamenlum calcaneonaviculare plantare kuat dan berjalan dari


Cerakon

margo anterior sustentaculum tali ke facies inferior dan tuberositas

Dapat dilakukan meluncur dan rotasi.

ossis navicularis. Permukaan superior ligamentum

fibrocartilago dan menyokong caput tali.


Articulatio Talocalcaneonavicuiaris

Articulatio talocalcaneonavicularis adalah sendi anterior antara

Membrono Synoviolis

talus dan caicaneus dan juga termasuk os naviculare (Gambar 12-

Membrana synovialis meliputi capsula articulare.

38).

M. tibialis anterior

M. extensor hallucis longus


A. dorsalis pedis

retinaculum musculorum
extensorum inferius

M. extensor
digitorum longus

N. saphenus

M. peroneus tertius
saphena magna
talus
malleolus medialis
peroneus profundus

!"etiirrculum
riruscuiorunr flexorum

malleolus lateralis

M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus

libialis posterior

retinaculum musculorum
peroneorum superius
ligamentum talofibulare posterius

N. tibialis

M. peroneus brevis dan longus


M. flexor

haliucis longus
tencl0
ir.l.

N. suralis
V. saphena parva

tiantaris
tendo calcaneus

diliputi oleh

398

BAB

12

tendo calcaneus

tendo M. peroneus
longus dan brevis
malleolus lateralis

ATCUS VENOSUS

dorsalis
tuberositas ossis
metatarsi V

M. extensor
digitorum brevis

V saphena magna
tendo calcaneus
caput tali
malleolus medialis
sustentaculum tali

B
tuberositas ossis navicularis

Gambar 12-36 Aspek lateral (A) dar: aspek medial (B) pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29 tahun.

M. extensor
digitorum lonEus
malleolus medialis
malleolus lateralis
ATCUS VCNOSUS

dorsalis

tendon
M- tibialis anterior

tendon M. extensor
hallucis longus

maileolus
medialis

tendo caNcaneus

malleolus iateralis
tempat untuk palpasi
A. tibialis posterior

tendon M. oeroneus
longus dan brevis

Gambar 12-37 Aspek anterior (A) dan aspek posterior (B) kaki dan pergelangan kaki kanan seorang perempuan berusia 29
tahun.

sENDr

399

Gerokon

Ligamento

Dapat dilakukan meluncur dan rotasi.

Articulatio antara ujung anterior calcaneus dan permukaan


posterior os cuboideum (Gambar 12-38). Permukaan sendi ditutupi

Ligamentum bif urcatum adalah li gamentum kuat pada permukaan


atas sendi (Gambar 12-33). Berbentuk huruf Y dan batangnya
melekat pada permukaan atas bagian anterior calcaneus. Kaki
Iateral melekat pada permukaan atas os cuboideum, dan kaki
medial melekat pada permukaan atas os naviculare.
Ligamentum plantare longum adalah ligamentum kuat pada
permukaan bawah sendi (Gambar 12-39 dan 12-40). Ligamentum

oleh tulang rawan hialin.

ini melekal di belakang pada permukaan bawah

Tipe

dan di depan pada permukaan bawah os cuboideum dan basis


ossis metatarsi ketiga, keempa! dan kelima. Ligamentum ini

Articulatio Calcaneocuboidea

Articulotio

calcaneus

Capsula

menghubungkan alur untuk tendo musculus peroneus longus dan


mengubahnya menjadi saluran.
Ligamentum plantare brevis adalah ligamentum lebar yang
kuat, yang melekat pada tuberculum anterior permukaan bawah
calcaneus dan pada bagian yang berdekatan pada os cuboideum

Capsula membungkus sendi.

(Gambar 12-40).

Articulatio calcaneocuboidea adalah variasi sendi sinovial dan


jenis datar.

facies articularis
untuk ligamentum
calcaneonaviculare

untuk tibia

tuberculum mediale

os naviculare

untuk malleolaris medialis


facies artlcularis talaris
anterior, media dan posterior

tuberositas
sulcus tali
sulcus
calcanei

calcaneus

facies anterior calcanei


tuberculum mediale

sustentaculum tali

sulcus tendinis musculi flexoris hallucis longi

aspek medial

untuk ujung bawah tibia

untuk malleolus
lateralis

tuberculum laterale
facies articularis talaris
posterior untuk talus

os cuboideum

sulcus calcanei

---Sry+
--)7- z4
N3--;=-7,.frjfu
r'.

calcaneus

i:t:j
- -.-

--

- ---

fibularis longi

aspek lateral
Gararbar 12-38 Calcaneus, talus, cs navicuiere dan rs aiibsideun.

400

BA,B 12

ossa sesamoidea

tendo M. abductor hallucis

tendo M- abductor
digiti minimi

M. flexor hallucis brevis


M. flexor digiti minimi brevis
Aa. metatarsales
arcus plantaris

ramus profundus
N. plantaris lateralis

ligamentum plantare longum

Gambar 12-39 Lapisan ketiga musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus afterialis plantaris.

Membrono Synoviolis
Membrana synovialis melapisi capsula articularis.
Gerakan Articulatio Subtalaris, Talocalcaneonavicularis, dan
Calcaneocuboidea

Articulatiotalocalcaneonavicularis danarticulatio calcaneocuboidea

keduanya disebut sebagai articulatio tarsi transversa atau


midtarsal.

Gerakan inversi dan eversi kaki yang penting terjadi pada


articulatio subtalaris dan tarso transversalis. Inversi adalah
gerakan kaki sehingga telapak kaki menghadap ke medial. Eversi
adaiah gerakan sebaliknya sehingga telapak kaki menghadap ke
laterai. Gerakan inversi lebih luas dari eversi.

Inversi dilakukan oleh musculus tibialis anterior, musculus


extensor hallucis longus, dan tendo medial musculus extensor

digitorum longus; Muscuius tibialis posterior iuga ikut


membantu.

SEND/

Eversi dilakukan oieh musculus peroneus longus, musculus


peroneus brevis, dan musculus peroneus tertius; tendo lateral
musculus extensor digitorum longus juga ikut membantu.

401

plantare. Cavitas articularis berhubungan dengan rongga sendi


articulationes intercuneiformes dan cuneocuboideae, dan juga
dengan articulationes cuneometatarsales dan intermetatarsales, di
antara basis ossis metatarsi II dan III, dan diantara III dan iV

Articulatio Cuneonavicularis
Articulatio cuneonavicularis adalah sendi antara os naviculare dal
ketiga ossa cuneiforme. Ini adalah sendi jenis sinovial dan jenis
gliding. Capsula articularis diperkuat oleh ligamentum dorsale dan

Articulatio Cuboideonavicularis

Articulatio cuboideonavicularis umumnya adalah sendi fibrosa


dengan kedua tulang dihubungkan oleh ligamentum dorsale,
plantare, dan interosseum.

M. interosseus dorsalis lll

ossa sesamoidea
ligamenta plantariae pada
articulationes metatarsophalangeae

M. interosseus dorsalis
M. interosseus dorsalis ll

ligamenta transversae
profundae

M. interosseus plantaris

M. interosseus dorsalis lV
M. interosseus dorsalis lll

A. metatarsalis plantaris

Aa. metatarsales
A. dorsalis pedis
arcus plantaris
ramus profundus
N. plantaris lateralis

M. peroneus longus
ligamentum
calcaneocubordeum
plantare

M. tibialis posterior

ligamentum
plantare longum

,\\
\
I(
\\ \\,
\I

\ \

\L\-

Gambar 12-40 Lapisan keempat musculi plantares pedis dextrae. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus plantaris, Perhatikan ligamenta transversae profundae.

402

BAB 12

Articulationes lntercuneiformes dan Cuneocuboideae

Articulationes intercuneiformes dan cuneocuboideae adalah sendi


sinovial jenis datar. Rongga sendinya berhubungan dengan rongga
sendi articulatio cuneonavicularis. Tulang-tulang dihubungkan
oleh ligamentum dorsale, plantare, dan interosseum.

Gerakan abduksi dan aduksi jari-jari yang dilakukan oleh


musculi interossei hanya sedikit danberlangsung dari garis tengah
jari kedua dan bukan jari ketiga seperti pada tangan.

Articulationes Tarsometatarsales dan lntermetatarsales

Kaki Sebagai Sebuah Unit Fungsional

Articulationes tarsometatarsales dan intermetatarsales adalah

Kaki Sebagai Sebuah Penyokong Berat Badan dan


Pengungkit

sendi-sendi sinovial dan jenis datar. Tulang-tulang dihubungkan


oleh ligamentum dorsale, plantare, dan interosseum. Articulatio
tarsometatarsalis ibu jari kaki mempunyai rongga sendi yang
terpisah.

Kaki mempunyai dua fungsi utama: menyokong berat badan


dan berfungsi sebagai pengungkit untuk menggerakan tubuh ke
depan sewaktu berjalan dan berlari. Karena kaki mempunyai satu
tulang yang kuat dan bukan beberapa tulang yang kecil, kaki dapat

Articulationes Metatarsophalangeae dan lnterphalangeae

Articulationes metatarsophalangeae dan interphalangeae mirip


dengan yang terdapat pada tangan. Ligamentum transversum
profundum menghubungkan sendi-sendi kelima jari kaki.

menyokong berat badan dan berfungsi sebagai pengungkit yang


kaku untuk gerakan ke depan (Gambar 12-41). Namun, dengan
susunan seperti itu kaki tidak dapat menyesuaikan diri terhadap
permukaan yang tidak rata, dan gerak maju seluruhnya akan
tergantung pada aktivitas musculus gastrocnemius dan musculus

M. flexor hallucis
longus dan M. flexor
digitorum longus

Pengungkit sederhana

kaki datar

Gambar 12-41

Kaki sebagai pengungkit sederhana (A) dan pengungkit bersegmen (B). Diperlihatkan juga cetakan kaki

normal dan kaki datar di lantai

SEND/

soleus. Karena pengungkit ini terdiri dari segmen-segmen


dengan banyak sendi, maka kaki bersifat fleksibel dan dapat
menyesuaikan diri terhadap permukaan yang tidak rata. Lagipula,

otot-otot flexor panjang dan otot-otot kecil kaki berkerja pada

403

yang telah ada sejak lahir: arcus longitudinalis medialis, arcus


longitudinalis lateralis, dan arcus tlansversus (Gambar 72-42).
Pada anak-anak kecil, kaki tampaknya datar karena banyaknya
lemak subcutan pada telapak kaki.

tulang-tulang kaki bagian depan dan jari-jari (sebagai landasan


maju dari kaki) dan sangat membantu gerakan maju ke depan
musculus gastrocnemius dan musculus soleus (Gambar 12-41).

Tulang-TulangArcus

Pemeriksaan pada kaki yang berartikulasi atau foto lateral kaki,


akan dapat dilihat tulang-tulang yang membentuk arcus pedis.

.l Arcus Longitudinalis Medialis: Arcus ini dibentuk

oleh
calcaneus, talus, oc naviculare, ketiga os cuneiforme, dan
ketiga ossa metatarsalia yang pertama (Gambar 72-42).

Arcus Pedis

l) Arcus Longitudinalis Lateralis: Arcus ini dibentuk


Struktur yang bersegmen hanya dapat menyokong berat badanbila
dibangun dalam bentuk lengkung. Kaki mempunyai tiga lengkung

(Gambar 72-42).

sustentaculum tali

os metatarsale pertama

calcaneus

os sesamoideum

arcus longitudinalis medialis

arcus longitudinalis Iateralis

basis ossa metatarsalia


os cuneiforme intermedius
os cuneiforme laterale

os cuboideum

arcus transversus

Gambar 12-42 Tulang-tulang yang menyusun arcus longitudinalis medialis, arcus longitudinalis lateralis, dan arcus
transversus pedis dextra.

oleh

calcaneus, cuboideum, dan os metatarsale keempat dan kelima

404

BAB 12

a Arcus transversus: Arcus ini dibentuk oleh

basis ossa meta-

tarsalia dan os cuboideum dan ketiga os cuneiforme (Gambar

Penyanggah Ligament: Ligamenta plantaria yang panjang


dan pendek serta aponeurosis plantaris.

1,2-42).

Mekanisme Penyanggah Arcus

Selain daripada bentuk masing-masing tulang, arcus disokong


oleh musculi dan ligamenta berikut ini.

Arcus Longitudinalis Medialis.


Penyanggah Otot: Bagian medial musculi flexor digitorum
brevis, musculus abductor hallucis, musculus flexor hallucis
longus, bagian medial musculus flexor digitorum longus, dan
musculus flexor hallucis brevis, musculus tibialis anterior,
pelebaran tendo insersi musculus tibialis posterior.
Penyanggah Ligament: Ligamentum plantare dan dorsale
termasuk ligamentum calcaneonaviculare plantare yang

Arcus Transversus
Penyanggah Otot: musculi interossei dorsales,

caput

transversum muscuius adductor haliucis, muscnlus peroneus


longus dan musculus peroneus brevis.
Penyanggah Ligament: Ligamenta transversa profunda,
ligamenta plantaria yang sangat kuat.
Bentuk kokoh os cuneiforme yang seperti wajik dan basis ossa
metatarsi berperan besar dalam menyokong arcus transr./ersus.

Fungsi Gerak Maju Kaki


Berdiri Diam

penting; iigamentum mediaie articulatio talocruralis, dan

Berat badan didistribusikan melalui tumit di belakang dan caput

aponeurosis plantaris.

ossis metatarsi di depan (termasuk kedua os sesamoid di bawah


caput ossis metatarsi l).

Arcus Longitudinalis Lateralis


Penyanggah Otot: musculus abductor digiti minimi, bagian
lateral musculus flexor digitorum longus dan brevis, serta
musculus peroneus longus dan brevis.

Berjalan
Sewaktu berat badan berpindah ke depan, berat

itu

berturut-

turut disokong oleh pinggir lateral kaki dan caput ossis metatarsi.

eminenlia
intercondlllgiis

Gambar 12-43 Pneumoarthrograf lutut"

SEND/

Sewaktu tumit terangkat, jari-jari ekstensi pada articulationes


metatarsophalangeae,

memperpendek

tali

Berlari

dan aponeurosis plantaris tertarik sehingga

penahan

(tie beam) dan

405

Bila seseorang berlari, berat badan menumpu pada bagian depan

meninggikan

kaki, dan tumit tidak menyentuh tanah. Lemparan ke depan tubuh

arcus longitudinalis. Tendo otolotot flexor panjang yang kendur

disebabkan oleh mekanisme yang diuraikan pada berjalan.

dikencangkan, sehingga meningkatkan efisiensinya. Badan


kemudian terdorong ke depan oleh kerja musculus gastrocnemius

dan musculus soleus (dan musculus plantaris) pada

sendi

pergelangan kakr, menggunakan kaki sebagai pengungkit, dan

GAMBARAN RADIOGRAFI
SENDI.SENDI DI

karena jari-jari kaki mengalami fleksi kuat oleh otototot flexor


panjang dan pendek kaki, mengakibatkan akhir dari dorongan ke
depan. musculi lumbricales dan musculi interossei berkontraksi
dan mempertahankan jari-jari kaki tetap dalam keadaan ekstensi

EXTREMITAS INFERIOR

sehingga mereka tidak tertekuk ke bawah karena kuatnya tarikan

Gambaran radiografi sendi-sendi

musculus flexor digitorum longus. Dalam gerakan ini tendo-tendo

di

extremitas inferior dapat

dilihat pada Gambar 11-63 sampai 77-74 dan12-43 dan12-44.

flexor panjang juga membantu plantarfleksi sendi pergelangan


kaki.

patella

condylus lateralis femoris

facies patellaris femoris

gadolinium
intra-artikuler

ligamentum
collaterale laterale
M. vastus lateralis

M. sartorius
pinggir meniscus
lateralis

V saphena
magna

M. biceps femoris

ligamentum
cruciatum
posterius

M. gracillis

*&

*
A. dan V. poplitea

N. tibialis

M.semimembranosus M.semitendinosus

\
Gambar 12-44 Pencitraan resonansi magnetik (MRI) densitas proton transversal (axial) lutut kanan dengan larutan garam
gadolinium intraartikuler (dilihat dari bawah).

406

BAB 12

C.
D.

Pertanyaan Sendi Umum


Pilihlah satu jawaban yang PALIl'lG

Fibrosa
Bukan salah satu di atas

TEPAT.

Pertanyaan Melengkapi

Untuk setiap tipe sendi sinovial di bawah ini, berilah contoh


yang sesuar.

1.

10. Articulatio ginglymus (sendi engsel)

Seorang pasien melakukan gerakan fleksi articulatio coxae,

jika dia:

A.

menggerakkan extremitas inferior menjauhi garis tengah


pada bidang coronal.

B. menggerakkan extremitas inferior ke posterior

pada

bidang paramedian.

C.

menggerakkan extremitas inferior ke anterior pada bidang

D.

paramedian.
memutar extremitas inferior sehingga permukaan anterior
menghadap ke medial.

E. memutar extremitas inferior ke arah bidang

medio-

11. Articulatio condyloidea


12. Articulatio spheroidea (ball and socket)
13. Articulatio sellaris

A.
B.
C.
D.
E.

Articulatio metacarpophalangea jari telunjuk


Articulatio humeri
Articulatioradiocarpea
Articulatio carpometacarpea ibujari tangan
Tidak ada pilihan

sagittal.

2. Inversi kaki

adalah sebuah gerakan sehingga telapak kaki

Sendi-Sendi Kepala dan Leher

menghadap ke:

A.
B.
C.
D.
E.

ke bawah dan posterior.

ke medial.
ke lateral.

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING IEPAI.

ke bawah.
ke bawah dan lateral.

Pertanyaan Mencocokkan
Untuk setiap sendi di bawah ini, pilihlah gerakan tipe apa yang
cocok.

3. Articulatio

14. Pernyataan berikut ini benar untuk articulatio temporomandibularis, kecuali:


A. Facies articularis superior dibentuk oleh tubercuium
articulare dan portio anterior fossa mandibularis ossis
temporalis.
B. Ligamentum temporomandibulare laterale melindungi

meatus acusticus externus dari pergeseran


stemoclavicularis

4. Articulatio radioulnaris

superior

5. Articulatiotalocruralis
A. fleksi
B. meluncur
C. AdanB
D. Bukan A atau B
Untuk setiap sendi di bawah ini, pilihlah tipe sendi yang paling

15. Pernyataan berikut ini benar unfuk gerakan articulatio


temporomandibularis, kecuali:
A. Depresi mandibula dilakukan oleh kontraksi musculus

cocok.

6.

8.

genioglossus.

B.
Sendi-sendi di antara corpus vertebrae

7. Articulatiotibiofibularisinferior
Sutura di antara tulang-tulang cranium

9. Articulatio radiocarpea
A. Sendi sinovial
B. Kartilaginosa

caput

mandibulae ke belakang yang berlebihan.


C. Discus articularis disusun oleh fibrocartilago.
D. Umumnya cavitas articularis superior dan inferior saiing
berhubungan.
E. Persarafan sendi berasal dari nervus auricuiotemporalis
dan rami masseterica divisi mandibularis nervus
trigeminus.

C.
D.

Elevasi mandibula dilakukan oleh kontraksi muscuius


temporalis, masseter, dan pterygoideus medialis.
Pada saat mulut mulai terbuka, caput mandibulae berputar
ke permukaan bawah discus articulare.
Gerakan protrusi mandibula terjadi pada cavitas articularis
superior.

E. Protrusi mandibula dilakukan oleh kontraksi

musculus
pterygoideus lateralis kedua sisi, dibantu oleh musculus
pterygoideus medialis kedua sisi.

5END/
16. Otot-otot manakah yang berinsersi pada discus articularis
pada articulatio temporomandibularis?
A. pterygoideusmedialis
B. serabut anterior musculus temporalis

C.
D.
E.

masseter

pterygoideuslateraiis

Sendi-Sendi ColumnaVertebralis
Pertanyaan Pilihan Ganda

17. Pernyataan

processus articularis in{erior vertebrae thoracicae V


processus articularis superior vertebrae thoracicae VII

21. Cartilago costaiis berikut ini yang tidak bersendi langsung


dengan corpus sterni adalah:

A.
B.
C.
D.
E.

serabut posterior musculus temporalis

Pilihlah satu jawaban yang PALING

D.
E.

407

kedua.
keempat.

kelima
kedelapan

ketiga

Sendi-Sendi Extremitas Superior

TEPAT.

berikut ini benar untuk discus interverrebraris,

kecuali:
Nucleus pulposus umumnya berherniasi kearah antero-

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

A.

1ateral.

B. Discus paling tebal di daerah lumbal.


C. Articulatio atlanto-axialis tidak mempunyai discus.
D. Discus berperan penting dalam perkembangan lengkungE.

lengkung columna vertebralis.


Dalam proses penuaary cairan di dalam nucleus pulposus
digantikan oleh fibrocartilago.

18. Pemyataan berikut ini benar untuk articulatio atlanto-axialis,


kecuali:

A. Ligamentum apicale menghubungkan apex dentis ke


arcus anterior atlas.

B.
C.
D.
E.

Pars ttansversa ligamentum cruciatum dilekatkan pada


kedua sisi permukaan dalam massa lateralis atlantis dan
melekatkan dens ke arcus anterior atlas.
Ligamenta alares menghubungkan dens ke sisi medial
condylus occipitalis ossis occipitalis tengkorak.
Articulatio atlanto-axialis merupakan sendi sinovial.
Rotasi luas dari atlas mengakibatkan kepaia dapat berputar

22. Saraf yang berhubungan dengan aspek inferior articulatio


humeri dan mungkin cedera pada dislokasi articulatio humeri
adalah:

A.
B.
C.
D.
E.

ini benar untuk

sendi-sendi

di

antara

kedua arcus vertebrae, kecuali:


A. sendi-sendi adalah sendi sinovial.
B. sendi-sendi di antara processus articularis superior dan

inferior vertebra yang berdekatan.

C. Facies articularis tidak mempunyai tulang rawan hialin.


D. Sendi-sendi dikelilingi oleh ligamentum capsulare
E. Di regio cervicalis, ligamentum supraspinale dan interspinale menebal untuk membentuk ligamentum nuchae.

A. Abduksi lengan atas melibatkan rotasi pada

Pertanyaan Pilihan Ganda


TEPAT.

20. Vertebra thoracica VI bersendi melalui sendi sinovial dengan


semua struktur di bawah ini, kecuali:

A.
B.
C.

caput costae VI
corpus vertebrae thoracicae V

tuberculum costae VI

scapula

demikian pula gerakan pada articul:!.r., humeri.


B. Untuk setiap 3' abduksi lengan atas, terjadi 2' abduksi
articulatio humeri serta terjadi 10 abduksi melalui rotasi

C.

scapula.
Pada sekitar 120' abduksi lengan atas, tuberculum majus
humeri kontak dengan pinggir lateral acromion.

D.

Pada sekitar 120" abduksi lengan atas, abduksi selanjutnya

E.

diselesaikan dengan rotasi scapula.


Musculus trapezius dan serrafus anterior berperan unfuk
melakukan abduksi articulatio humeri.

24. Otot-otot berikut ini berperan pada fleksi articulatio cubiti,


kecuali:
A. biceps brachii
B. brachioradialis
C. pronator teres

D.
E.

anconeus

brachialis

25. Ligamentum mediale articulatio cubiti berhubungan erat


dengan struktu berikut ini:

Sendi-SendiThorax

Pilihlah satu jawaban yang PALING

musculocutaneus

23. Pemyataan berikut ini benar untuk abduksi lengan atas pada
articulatio humeri, kecuali:

pada sendi.

19. Pemyataan berikut

radialis
ulnaris
axillaris
medianus

A.
B.
C.
D.
E.

arteria brachialis
nervus radialis
arteria ulnaris
vena basilica
nervus ulnaris

26. Pilihlahstrukturyang palingpentinguntukkekuatan articulatio


radiocarpea:

A.
B.

capsula
tonus otot-otot flexor dan ekstensor pergelangan tangan

408
C.
D.
E.

BAB

t2

ligamentum anterius dan posterius


membrana synovialis
ligamentum mediale dan laterale

Pertanyaan Melengkapi
31. Membuka articulatio genus untuk memungkinkan fleksi
disebabkan oieh fungsi:

27. Pernyataan berikut

ini benar untuk

A. musculus vastus medialis.


B. musculus articularis genus.

gerakan articulationes

metacarpophalangeae, kecuali:

A. Musculi lumbricales dan interossei, dibantu


B.
C.
D.
E.

C. musculus gastrocnemius

dengan

musculus flexor digitorum superficialis dan profundus


melakukan gerakan fleksi.
Gerakan menjauhi garis tengahjari ketiga dilakukan oleh
musculi interossei palmares.
Ekstensi dilakukan oleh musculus extensor digitorum,
extensor indicis, dan extensor digiti minimi.
Gerakan aduksi menuju garis tengah jari ketiga dilakukan
oleh musculi interossei palmares.
Pada sendi ini tidak mungkin dilakukan gerakan rotasi.

D. musculus biceps femoris


E. musculus popliteus
32. Ekstensi articulatio coxae yang berlebihan dicegah oleh:
A. tendo musculus obfuratorius intemus
B. ligamentumischiofemorale

C.
D.
E.

musculus tensor fasciae latae


tractus iliotibialis

ligamentum teres

Mengisi Bagian yang Kosong

Sendi-Sendi Pelvis

lsilah bagian yang kosong dengan jawaban yang PALING

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING
28. Pernyataan berikut
pelvis, kecuali:

ini benar

mengenai sendi-sendi tulang

A. Sangat sedikit gerakan yang dapat dilakukan


B.
C.
D.
E.

33.

TEPAT.

pada

articulatio sacroiliaca.
Hormon sex perempuan menyebabkan relaksasi ligamenta
pelvis selama kehamilan.
Obliterasi rongga articulatio sacroiliaca sering terjadi pada
kedua jenis kelamin setelah usia pertengahan.
Articulatio sacroiliaca mendapatkan persarafan dari sarafsaraf plexus lumbalis
symphisis pubis mempunyai discus fibrocartilaginosa.

Sendi-Sendi Extremitas I nferior


Pertanyaan Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

29. Sarai yang menyarafi paling kurang satu otot yang bekerja
pada articulatio coxae dan genus adalah:

A. nervusilioinguinalis
B. nervus saphenus
C. nenus femoralis
D. nervus peroneus communis
E. nervus peroneus superficialis
30. Otot-otot berikut ini melakukan dorsofleksi pedis pada
articulatio talocruralis:
peroneuslongus
extensor digitorum brevis
tibialis posterior
extensor hallucis brevis
tibialis anterior

A.
B.
C.
D.
E.

TEPAT.

mencegah dislokasi femur ke belakang pada


articulatio genus.
A. ligamenfum cruciatum anterius
B. ligamentum cruciatum posterius
C. ligamentum collaterale mediale
D. ligamenfum coliaterale laterale
E. tendo musculus popliteus

mencegah abduksi ::i;ia pada articulatio

34

genus.

A.
B.
C.
D.
E.

ligamentum cruciatum
ligamentum cruciatum
ligamentum collaterale
meniscus laieraiis
ligamentum collaterale

A.
B.
C.
D.
E.

meniscus lateralis

35

posterius
anterius
laterale
mediale.

melekat pada capitulum fibulae.

ligamentumcollateralelaterale
ligamentum cruciatum anterius
ligamentum cruciatum posterius
meniscus medialis

Pertanyaaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

36. Calcaneus berpartisipasi dalam pembentukan arcus pedis


yang mana?

A.
B.
C.
D.
E.

Hanya arcus longitudinalis medialis


Hanya arcus transversus
Arcus longitudinalis medialis dan lateralis
Arcus longifudinalis medialis dan arcus transversus
Arcus longitudinalis lateralis dan arcus transversus

37. Talus berpartisipasi dalam pembentukan arcus yang mana?


A. Hanya arcus transversus
B. Hanya arcus longitudinalis lateralis

SEND'

C.
D.
E.

B. Merypakan sendi engsel


C. Dibentuk oleh aiticulatio

Hanya arcus longitudinalis medialis


Arcus longitudinalis medialis dan lateralis
Arcus transversus dan longitudinalis medialis

409

antara talus dan ujung distal

tibia dan fibula

D.
E.

38. Os cuboideum berpartisipasi dalam pembentukan arcus yang

Paling stabil dalam posisi plantar fleksi penuh

Merupakan sendi sinovial

mana?

A.
B.
C.
D.
E.

Hanya arcus longitudinalis medialis


Hanya arcus longitudinalis lateralis
Hanya arcus transvetsus
Arcus longitudinalis medialis dan arcus transversus
Arcus longitudinalis lateralis dan atcus transversus

39. Pernyataan berikut


kecuali:

ini benar untuk articulatio

40. Kaki diinversikan oleh otot-otot berikut ini, kecuali:

A.
B.
C.
D.
E.

tibialis anterior
extensor hallucis longus
extensor digitorum longus
peroneus tertius
tibiaiis posterior

talocruralis,

A. Diperkuat oleh ligamentum deltoideum (ligamentum


collaterale mediale)

1.

y*g benar. Fleksi articulatio coxae adalah menggerakkan


extremitas inferior ke anterior pada bidang paramedian.
C

13.

D yang

benar. Articulatio carpometacarpea ibujari tangan


adalah contoh yang bagus untuk articulatio sellaris (Gambar
12-1).

B yang benar. Inversi kaki adalah sebuah gerakan sehingga


telapak kaki menghadap ke medial (lihat Gambar 1-3).

14.

D yang tidak

benar. Umumnya cavitas erticularis superior

dan inferior articulatio temporomandibularis tidak saling


B yang benar. Articulatio stemoclavicularis berkaitan dengan
gerakan meluncur.

D y*g

berhubungan. Namun, tidak jarang saat perjalanan kehidupan


terjadi hubungan antar rongga tersebut akibat dari pengunaan
sehari-hari dan robek.

benar. Articulatio radioulnaris superior berkaitan

dengan gerakan rotasi.

15.

Dorsofleksi (jari-jari menunjuk ke atas) dan


plantarfleksi (jari-jari menunjuk ke bawah) terjadi pada

hyoideus. Musculus pterygoideus lateralis berperan penting


dalam menarik mandibula ke depan (Gambar 12-6).

articulatio talocruralis.

B yang benar. Sendi-sendi di antara corpus vertebrae adalah


tipe kartilaginosa.

C yang benar. Articulatio tibiofibularis inferior adalah tipe


fibrosa.

16.

E yang benar. Sebagian musculus pterygoideus lateralis


berinsersi pada discus articularis pada articulatio temporomandibularis dan bertanggung jawab dalam menarik discus
dan mandibula ke depan selama depresi mandibula.

17. A yang tidak benar. Nucleus pulposus paling sering berhemiasi

C yang benar. Sutura di antara tulang-tulang cranium adalah


tipe fibrosa (Gambar 12-3).
9.

A yang benar. Articulatio radiocarpea adalah tipe sinovial.

10.

E yang benar. Articulatio cubiti adalah contoh yang bagus


untuk articulatio ginglymus.

\7.

A yang benar. Articulationes

metacarpophalangeae jari-jari
tangan adalah contoh yangbagus untuk articulatio condyloidea
(Gambar 12-1).
B yang benar.

oleh

kontraksi musculus digastricus, geniohyoideus, dan mylo-

A yang benar.

6.

A yang tidak benar. Depresi mandibula dilakukan

Articulatio humeri adalah sendi peluru atauball

and socket joint.

ke arah posterolateral.

18. Ayang tidakbenar. Pada articulatio atlanto-axialis, ligamentum


apicis dentis menghubungkan apex dentis ke margo anterior
foramen magnum tengkorak (Gambar 12-9).
19. C yang tidak benar. Pada sendi sinovial di antara dua arcus
vertebrae, facies articularis processus articuiaris superior dan
inferior diliputi oleh tulang rawan hialin.
20. B yang tidak benar. Vertebra thoracica VI bersendi melalui
sendi kartilaginosa dengan corpus vertebrae thoracica V.
21. D yang benar. Cartilago costalis VIII bersendi dengan cartilago
costalis

MI.

410
22.

BAB 12

C yang benar. Nervus axillaris berjalan melalui spatium


quadrangulare tepat di bawah articulatio humeri untuk
menyarafi musculus deltoideus dan musculus teres minor.
Nervus axillaries juga mengurus kulit di atas musculus

31. A yang benar. Musculus popliteus membuka articulatio genus


dengan memutar tibia terhadap femur (atau femur terhadap

tibia), dengan demikian mengurai dan

mengendurkan

ligament-ligament pada lutut.

deltoideus bagian setengah kebawah (Gambar 12-17).

23. E yang tidak benar. Abduksi lengan atas pada articulatio


humeri melibatkan kontraksi musculus supraspinatus dan
musculus deltoideus. Musculus trapezius dan serrafus anterior
dilibatkan dalam rotasi scapula, yang juga terjadi selama
abduksi lengan atas (Gambar 12-19).

32. B yang benar. Ligamentum ischiofemorale bersama dengan


ligamentum iliofemorale serta iigamentum pubofemorale
membatasi gerak ekstensi articulatio coxae.
33.

A yang

benar. Ligamentum cruciatum anterius mencegah


dislokasi femur ke belakang pada articulatio genus.

benar. Musculus anconeus merupakan otot


ekstensor articulatio cubiti.

34. E yang benar. Ligamenfum collaterale mediale mencegah


abduksi tibia pada articulatio genus.

E yang benar. Nervus ulnaris berhubungan erat

dengan

35. B yang benar. Ligamentum collaterale laterale melekat pada


caput fibulae (Gambar 12-30).

26" Eyangbenar. Ligamentummediale danlateralepada articulatio


radiocarpalis merupakan ligamentum yang kuat.

36. C yang benar. Calcaneus berpartisipasi dalam pembentukan


arcus longitudinalis mediaiis dan lateralis pedis (Gambar 12-

24.

25.

D yang tidak

ligamentum mediale articulatio cubiti (Gambar 12-20).

42).

27. B yang tidak benar. Gerakan articulatio metacarpophalangea


jari telunjuk menjauhi garis tengah jari ketiga dilakukan oleh
musculi interossei dorsales.
28. D yang tidak benar. Articulatio sacroiliaca menerima persarafan
dari plexus sacralis.

37. C yarrg benar. Talus hanya berpartisipasi dalam pembentukan


arcus longitudinalis medialis pedis (Gambar 12-42).
38.

yangbenar.

Os

cuboideumberpartisipasi dalampembentukan

arcus iongitudinalis lateralis dan transversus pedis (Gambar


12-4L).

29. C yang benar. Nervus femoralis menyarafi.musculus recfus

femoris, yang berfungsi untuk fleksi tungkai atas pada


articulatio coxae dan ekstensi tungkai bawah pada articuiatio
genus.

30.

yang benar. Musculus tibialis anterior melakukan dorsofleksi


'
kaki pada articulatio talocruralis.
E

39. D yang tidak benar. Articulatio talocrur";i:; paling stabil dalam


posisi dorsofleksi penuh.
40. D yang tidak benar. Musculus peroneus tertius merupakan otot
eversi kaki pada articulatio subtalaris dan tarsalis transversus.

Otot Skelet

411

412

BAB

13

Anatomi Dasar
Struktur Da[am Otot 5ketet

Otot-Otot Punggung

412
415
416
416
417
424

Otot-Otot Dinding Thorax

426

Catatan Fisiotogik: Kerja dan Tonus Otot Sketet


Persarafan Otot Sketet
Penamaan Otot-Otot Sketet

Otot-Otot Kepata
Otot-Otot Leher

pada Bab ini, otot-otot tubuh yang paling penting beserta origo,
I insersi, persarafan, dan gerakannya diuraikan secara ringkas di
dalam Tabel. Jika Anda memiliki rangka sendi yang dapat digerakkan;
lakukanlah kontraksi sebuah otot tertentu, dan kemudian gerakan

tulang atau tulangtulang yang sesuai pada rangka, hal ini dapat
membantu anda untuk membayangkannya lebih rnudah. lngatlah

ANATOMI DASAR

Otot-Otot Dinding Anterior Abdomen

476

Otot-Otot Dinding Posterior Abdomen

431

Otot-Otot Pelvis

431

Otot-Otot Perineum

431

Otot-Otot Extremitas Superior

435

Otot-Otot Extremitas lnferior

454

Pertanyaan

482

Jawaban dan Penjetasan

485

bahwa Anda yang memiliki otot dan rangka serta sendi-sendinya


itu janganlah ragu-ragu untuk belajar dengan
menggerakkannya sendiri. Hal ini terutama penting pada anggota
gerak. Anda akan menemukan bahwa menggerakkan otot-otot ini
sangat membantu apabila dilakukan di depan cermin.

sendiri, karena

mungkin terdiri dari satu seri otot,otot bipennatusJang tersusun


berderetan satu dengan yang lain (contohnya, serabut acromialis
musculus deltoideus) atau mungkin mempunyai tendo yang

Struktur dalam Otot Skelet


Serabut-serabut otot dipersatukan olehjaringan areolar yang halus,

dan menebai pada permukaan sehingga membentuk selubung


fibrosa, epimisium. Masing-masing serabut otot tersusun secara
sejajar atau miring terhadap sumbu otot (Gambar 13-1). Oleh

terletak di pusatnya dan serabut-serabut ototberjalan ke arah tendo


tersebut dari berbagai sisi, dan selama perjalanannya kemudian
menyatu (contohnya, musculus tibialis anterior).

Dilihat dari volume oto! biasanya otot pennatus mempunyai


lebih banyak serabut dibandingkan dengan otot yang serabutnya
sejajar dan oleh karena itu lebih kua! dengan perkataan lain
jangkauan gerak dikorbankan demi kekuatan.

karena pada waktu berkontraksi otot memendek sepertiga


sampai setengah dari panjangnya pada waktu istirahat, maka otot

yang serabutnya sejajar dengan garis tarikan akan mempunyai


jangkauan gerak yang iebih luas dibandingkan dengan otot yang
serabutnya berjalan miring. Contoh otot yang serabutnya tersusun
sejajar (Gambar 13-1) adalah musculus stemocleidomastoideus,
musculus rectus abdominig dan musculus sartorius.
Otot-otot yang serabutnya berjalan miring terhadap garis
tarikan dinamakan otot pennatus (bentuknya mirip bulu) (Gambar
13-1). Otot unipennalus adalah otot yang tendonya terletak
sepanjang satu sisi otot dan serabutnya berjalan miring ke arah
tendo tersebut (contohnya, musculus extensor digitorum longus).
Otot bipennatus adalah otot yang tendonya terletak ditengahtengah otot dan serabut ototnya berjalan ke arah tendo ini dari dua
sisi (contohnya, musculus rectus femoris). Otot multipennatus

Kerja dan Tonus Otot Skelet


Satu unit motorik terdiri atas satu neuron motorik pada cornu
anterius substansia grisea atau columna anterior medula spinalis
dan semua serabut otot yang dipersarafinya (Gambar 13-2). pada
otot bokong yang besar seperti musculus gluteus maximus, yang

tidak memerlukan pengaturan yang baik, satu neuron motorik


dapat menyarafi sebanyak 200 serabut otot. Sebaliknya, pada
otot-otot kecil tangan atau otolotot ekstrinsik bola mata, yang
membutuhkan pengaturan yang baik, sebuah serabut saraf hanya
menyarafi beberapa serabut otot.
Waktu jstirahat, setiap otot skelet berada dalam keadaan sedikit
kontraksi. Keadaan ini dinamakan tonus otot. Oleh karena serabut

OTOT SKELET

@"o",0*'

ffi

strap

quadrilateral

413

ffiq KW
dengan

sfrap
intersectiones
tendineae

biventer

fusiformis

bicaPitis

*w
triangularis

unipennatus

bipennatus

kontraksi

multipennatus
multipennatus

relaksasi

Gambar 13-1 Berbagai bentuk struktur interna otot skelet. Otot yang sedang relaksasi dan kontraksi juga diperlihatkan.
perhatikan bagaimana serabut-serabut otot pada kontraksi memendek sepertiga sampai setengah dari panjang istirahatnya.
Perhatikan juga bagaimana otot bertambah besar.

otot berada dalam keadaan sepenuhnya kontraksi atau sepenuhnya

yang ada di cornu anterius substansia grisea, yang selanjutnya

relaksasi, dengan tanpa masa tenggang, maka beberapa serabut

mengirimkan impuls melalui akson-aksonnya ke serabut-serabut

otot di dalam sebuah otot selalu berada dalam keadaan kontraksi


penuh. Untuk memungkinkan keadaan ini dan untuk menghindari

otot (Gambar 13-3). Bila !intasan aferen atau eferen lengkung


refleks sederhana ini dipotong, otot dengan segera kehilangan
tonusnya dan menjadi lemas (f/accld). Pada palpasi, otot yang

kelelahan maka kelompok unit motorik yang berbeda akan bekerja

dalam waktu yang berbeda. Hal ini dimungkinkan karena impuls


saraf dari neuron motorik di cornu anterius medula spinalis tidak

flaccid terasa seperti massa adonan yang tidak mempunyai gaya

timbul dalam waktu bersamaan.

aktivitas sel-sel motorik cornu anterius yang mempengaruhi tinggi


tonus otot tergantung pada jumlah impuls saraf yang diterima oleh

Pada dasarnya, tonus otot tergantung pada integritas lengkung

pegas. Otot dengan cepat menjadi atrofi dan mengecil. Derajat

refleks monosinaps sederhana yang terdiri dari dua neuron motorik


di dalam susunan saraf (Gambar '13-3). Derajat regangan pada

sel-sel ini dari neuron-neuron lain di dalam sistem saraf.

otot dideteksi oleh ujung-ujung sensoris yang peka disebut muscle

motorik dan pada waktu yang bersamaan mengurangi keaktifan

spindle atau tendon spindle (Gambar 13-3). lmpuls saraf berjalan


di dalam serabut aferen neuron yang masuk ke dalam medula

unit motorik darl otot-otot yang bekerja berlawanan atau antagonis.

spinalis. Di sini, serabut aferen bersinaps dengan neuron motorik

itu akan berkerja.

Pergerakan otot dilakukan dengan mengaktifkan sejumlah unit

Bila dibutuhkan kekuatan maksimum, seluruh unit motorik dari otot

414

BAB 13

Semua gerakan merupakan akibat dari kerja yang terkoordinasi dari banyak otot. Namun, untuk mengerti bagaimana kerja
sebuah otot perlu dipelajari secara individual.
Sebuah otot dapat bekerja melalui empat cara berikut:

Penggerak utama: Sebuah otot adalah penggerak utama


apabila otot tersebut merupakan otot utama atau anggota dari
sekelompok otot yang bertanggung jawab untuk pergerakan

tertentu. Contohnya, musculus quadriceps femoris adalah


penggerak utama pada pergerakan ekstensi sendi lutut (Gambar
13-4).

a Antagonis:

Setiap otot yang kerjanya berlawanan dari


penggerak utama adalah antagonrs. Contohnya, musculus
biceps femoris bekerja berlawanan dengan musculus quadriceps

femoris pada pergerakan ekstensi sendi lutut (Gambar 13-4).


Sebelum penggerak utama dapat berkontaksi, otot antagonis
harus dalam keadaan relaksasi yang seimbang; yang dilakukan
oleh inhibisi refleks saraf.

a Fiksator:

Sebuah fiksator berkontraksi secara isometrik

(contohnya, kontraksi meningkatkan tonus otot tetapi tidak


menimbulkan gerakan) untuk menstabilkan origo otot penggerak

utama sehingga dapat bekerja secara efisien. Contohnya,


otototot yang melekatkan gelang bahu pada batang badan
berkontraksi sebagai fiksator untuk memungkinkan musculus

berkas serabut otot dan


akhir saraf pada otot volunter

deltoideus bekerja pada articulatio humeri (Gambar 13-4).

Sinergis: Pada banyak tempat dalam tubuh, otot penggerak


utama melewati beberapa sendi sebelum otot itu mencapai

Gambar 13-2 Komponen-komponen sebuah unit motorik.

ganglion radix posterius

muscle spindle
neuron motorik

cornu anterius substansia


grisea medula spinalis

serabut saraf aferen


motor end plate
serabut eferen

.
serabut otot

flower spray ending

al'fa

akson neuron
motorik

serabut otot intrafusal

kapsula

anulospiral ending
motar end plate

Gambar 13-3 A.

Refleks sederhana terdiri dari

sebuah serabut aferen neuron yang berasal

motar end plate

dari muscle spindle dan tendon spindle dan


sebuah serabut eferen neuron yang badan

muscle spindle

c
serabut otot

selnya terletak di cornu anterius substansia


grisea medula spinalis. B, Akson neuron motorik
yang berakhir pada motor end p/ate. C, StruKur
muscle spindle.

OTOT SKELET

sendi

di mana

pergerakan utama terjadi. Untuk mencegah

terjadinya pergerakan yang tidak diinginkan pada sendi-sendi

415

Bahkan otolotot dapat berkontraksi secara berlawanan;


contohnya, jika musculus biceps brachii, sebuah fleksor sendl siku,

yang dilewati tersebut, sekelompok otot yang disebut otot-otot

berkontraksi dan mengontrol besarnya ekstensi siku jika musculus

sinergis berkontraksi dan menstabilkan sendi-sendi tersebut.

triceps brachii berkoniraksi.

Contoh, otot-otot fleksor dan ekstensor pergelangan tangan


berkontraksi mengfiksasi sendi pergelangan tangan, sehingga
memungkinkan otolotot fleksor dan ekstensor panjang jari-jari
bekerja efisien (Gambar 13-4).

Persarafan

Otot Skelet

lstilah-istilah ini digunakan untuk kerja otot tertentu selama


pergerakan tertentu; banyak otot yang dapat bekerja sebagai
penggerak utama, antagonis, fiksator, atau sinergis, tergantung
pada pergerakan apa yang akan dilakukan.

Trunkus saraf yang menuju ke sebuah otot merupakan saraf


campurary kira-kira 60% merupakan saraf motoris dan 40o/" saraf
sensoris, dan juga mengandung beberapa serabut saraf otonom

M. quadriceps femoris

M. biceps
femoris

deltoideus

Gambar 13-4 Berbagai jenis kerja otot, A.


musculus quadriceps femoris mengekstensikan
sendi lutut sebagai otot penggerak utama

dan musculus biceps femoris sebagai otot


antagonis. B. musculus biceps femoris

M. rhomboideus

mengfleksikan sendi lutut sebaEai otot


penggerak utama dan musculus quadriceps

tendo M. extensor
digitorum

tendo M. extensor

femoris sebagai otot antagonis. C. Otot-otot di

carpi radialis

sekitar gelang bahu yang mengfiksasi scapula


sehingga pergerakan abduksi dapat dilakukan
pada articulatio humeri. D. Otot-otot fleksor
dan ekstensor pergelangan tanEan yang
bekerja sinergis dan menstabilkan pergelangan

tangan sehingga tendon-tendon fleksor dan


digitorum profi:ndus

lendo

fu4.

tiexor

carpi radlaiis

ekstensor panjang dapat mengfleksi dan


ekstensikan jari-jari.

416

BAB 13

simpatik. Saraf masuk ke otot kurang lebih pada pertengahan


kedalaman oto! sering di dekat pinggir. Tempat masuk ini dikenal
sebagai titik motoris. Susunan ini memungkinkan otot bergerak
dengan pengaruh minimum dari trunkus saraf.
Ada dua jenis serabut motoris: serabut alfa yang besar, berasal

Penamaan

Otot-Otot Skelet

Masing-masing otot diberi nama sesuai dengan bentuk, ukuran,


jumlah caput atau venter, posisi, kedalaman, tempat perlekatary

dari sel-sel besar di comu anterius substansia grisea dan serabut


gama yang lebih kecii berasal dari sel-sel yang lebih kecil pada
medula spinalis. Masing-masing serabut bermielin dan berakhir

atau fungsinya. Beberapa contoh dari nama otot dapat dilihat pada
Tabel 13-1.

dengan membelah menjadi banyak cabang, masing-masing cabang

Otot-Otot Kepala

berakhir pada motor end plate (Gambar 13-3). Setiap serabut otot
mempunyai paling sedikit satu motor end plate; serabut yang lebih
p anj an

g memp lany ai

t or en

d pl at e lebih b any ak.

Serabut sensoris bermielin dan berasal dari ujung sensoris

khusus yang terletak dalam otot atau tendo, disebtt muscle


spindle atau tendon spindle. Ujung-ujung ini dirangsang oleh
regangan otot, yang mungkin terjadi selama kontraksi aktif
atau akibat regangan pasif. Fungsi serabut sensoris ini adalah
sebagai pengantar informasi ke sistem saraf pusat mengenai
derajat tonus otot. Hal ini penting unfuk mempertahankan tonus
otot,sikap tubuh, dan untuk melakukan pergerakan volunter yang
terkoordinasi.
Serabut simpatik merupakan serabut tidak bermielin dan
menuju ke otot polos di dalam dinding pembuluh darah yang
mendarahi otot. Fungsinya adalah mengafur aliran darah ke otot.

Otot-otot kulit kepala, telinga luar, dan wajahberasal dari lengkung


pharynx kedua. Karena ifu, semua otot-otot ini dipersarafi oleh
nervrrs facialis (nervus cranialis ketujuh).

Otot-Otot Kulit

Kepala

Kulit kepala terdiri atas lima lapis (Gambar 13-5), tiga lapisan yang
pertama saling melekat dan bergerak sebagai sebuah kesafuan
pada tengkorak. Lapisan-lapisan itu adalah:

a Kulit
<) Fascia superficialis sebagaijaringan ikat
<) Aponeurosis musculus occipitofrontalis

OTOT

l}
a

Jaringan ikat jarang, yang memungkinkan tiga lapisan pertama


bergerak pada lapisan yang kelima
Periosteum tulang-tulang tengkorak.

Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot kulit kepala


diringkas dalam Tabel 13-2.

Otot-OtotTelinga Luar

Otot-otot ini adalah musculus auricularis anterior, superior, dan


posterior, yang merupakan sisa perkembangan pada manusia
(Gambar 13-6). Hanya sedikit gerakan yang dapat dilakukan
auricula pada sebagian orang.

Otot-Otot

Ekspresi Wajah

di dalam

fascia superficialis, otot-otot ekspresi wajah


dan berinsersi pada kulit (Gambar
tengkorak
berasal dari tulang
13-6). Otot-otot ini berfungsi sebagai sphincter dan dilator untuk
orbita, hidung, dan mulut. Otot-otot ini juga memberikan ekspresi
Terletak

wajah.

Origo, insersi, persarafan, dan fungsi otot-otot ekspresi wajah


diringkas dalam Tabel 13-2. (Cobalah menggunakan berbagai
otot sambil berkaca) Tidak perlu mengetahui secara dnci temPat
perlekatan otot-otot ini.

Otot-Otot

Pengunyah

Otot-otot pengunyah terdiri atas emPat otot kuat yang melekat


pada mandibula (Gambar 13-7). Otot-otot ini berkembang dari

SKELET

lengkung pharyrx pertama, oleh karena itu dipersarafi oleh divisi


mandibularis nervus trigeminus (nervus cranialis kelima). Lihat
Tabel 13-2.

Otot-Otot Leher
Tabel 13-3 menguraikan otot-otot superficial sisi leher (Gambar
13-6 dan 13-8), otot-otot suprahyoid dan infrahyoid, serta otot-otot
vertebra anterior dan 1atera1.

Patokan

Otot-Otot Leher

Musculus Sternocleidomastoideus
Jika musculus stemocleidomastoideus (Gambar 13-8 dan 13-9)
berkontraksi, otot ini tampak sebagai sebuah pita miring menyilang
sisi leher dari articulatio stemoclavicularis sampai ke processus

mastoideus tengkorak. Otot ini membagi dua leher menjadi


trigonum col1i anterius dan posterius. Pinggir anterius menutupi
arteri carotis, vena jugularis intema" dan nodus lymphaticus
cervicalis profunda, serta menutupi juga glandula thyroidea. Otot
ini diliputi di superficial oleh kulit fascia, musculus platysma,
dan vena jugularis extema. Permukaan dalam pinggir posterius

berhubungan dengan plexus saraf cervicaiis, nervus phrenicus,


dan bagian atas plexus brachialis. Origo, insersi, persarafary dan
fulgsi musculus sternocleidomatoideus Cii i;r..gkas dalam Tabel
13-3.

sutura sagitialis

'

vena superficialis
kulit kepala

kulit

V. emissaria

jaringan ikat

V. diploica

aponeurosrs

sinus sagittalis superior

jaringan ikat longgar

granulationes arachnoideae
lamina endostealis

pencranrum
(periosteum)

duramater
lamina meningealis
duramater

lamina
ossis parietalis

arachnoideamater

diploe

A. cerebri di dalam
spaiium subarachnoideum

lamina interna
ossis parietalis

piamater
V. cerebri di spatium

cortex cerebri

subarachnoideum
td,
sinus sagittalis inferior

falx cerebri

Gambar 13-5 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx cerebri,
sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales/ venae emissariae, dan hubungan pembuluh darah
otak dengan spatium subarachnoidea.

417

418

Nama Otot

BAB 13

OTOT SKELET

419

epicranial aponeurosis
M.auricularis superior

,1,

'/

venter frontalis M. occipitofrontalis

,ra
M. auricularrs anterior

M. orbicularis oculi

M. procerus

M. compressor

M. dilatator
naris
M. risorius

M. occipitofrontalis

M. buccinator

M. auricularis

M. orbici
oris

M. levator labii
superioris alaeque nasi

1r:irii:,

M. mentalis

M. levator labii superioris


M. zygomaticus minor

M. zygomaticus major

M. depressor labii inferioris

M- platysma

M. depressor anguli oris

Gambar 13-6 Otot-otot ekspresi wajah.

Musculus Scalenus

Anterior

Musculus scalenus anterior merupakan otot patokan untuk


mengerti daerah pangkal leher (Gambar 13-10). Otot ini terletak
profunda dan berjalan turun hampir vertikal dari columna

o Ke posterior:

Berhubungan dengan pleura, pangkal plexus


brachialis, serta bagian kedua arteria subclavia. Musculus
scalenus medius terletak di belakang musculus scalenus
anterior.

vertebralis ke costa I.
Batas-Batas Penting

Ke anterior: Berhubungan dengan arteri carotis, nervus vagus,


vena jugularis interna, dan nodus lymphaticus cervicalis

profunda. Arteria transversa colli dan suprascapularis serta


lamina prevertebralis fascia colii profunda mengikat nervus
phrenicus ke musculus.

Ke medial: Berhubungan dengan arteria dan vena vertebralis

serta truncus sympathicus. Pada sisi


berhubungan dengan ductus thoracicus.

kiri, pinggir

medial

Ke lateral: Berhubungan dengan pangkal cabang-cabang


plexus cervicalis, pangkal plexus brachialis, dan bagian ketiga
arteria subclavia.

Origo, insersi, persarafary dan fungsi muscuius scalenus


anterior diringkas daiam Tabel 13-3.

420

BAB 13

cartilago articulare

fossa
mandibulare

tuberculum articulare

discus
articularis

membrana
synovialis
M. pterygoideus lateralis

collum mandibulae
mandibulae

\-

M. pterygoideus medialis
M. digastricus
(venter posterior)

M. masseter

'l/

M. digastricus

M. thyrohyoideus

M. sternohyoideus
M. omohyoideus
(venter superior)

l3-7 Afticulatio temporomandibularis dengan mulut tertutup (A) dan dengan mulut terbuka (B). Perhatikan posisi
caput mandibulae dan discus articularis terhadap tuberculum articulare pada setiap posisi. C. Tempat melekatnya otot-otot
Gambar

pengunyah pada mandibula; tanda panah menunjukkan arah gerakannya.

OTOT SKELET

421

untuk membentuk lapisan fibrosa yang lebih jelas disebut lamina


superficialis, Iamina pretrachealis, dan lamina prevertebralis.
Fascia ini juga memadat untuk membentuk sarung carotis

Fascia Cervicalis

Fascia Cervicalis Superfi cialis


Facia colli superficialis merupakan sebuah lapisan tipis jaringan
ikatyang membungkus musculus platysma (Gambar 13-11). Di

(Gambar 13-11).

dalamnya terdapat pula nervi cutanei, vena-vena superficialis, dan


nodi lymphoidei superficiales.

Lamina Superficialis

Fascia Cervicalis Profunda

Lamina superficialis merupakan sebuah lapisan tebal yang


mengelilingi leher. Lamina ini membelah untuk membungkus
musculus trapezius dan musculus sternocleidomastoideus

Fascia cervicalis profunda menyokong otot, pembuluh, dan viscera

leher (Gambar 13-11). Pada area tertentu, fascia

ini

memadat

(Gambar 13-11).

422

BAB 13

Gambar 13-8 Diseksi aspek anterior leher, memperlihatkan musculus platysma dan ujung-ujung bawah musculus
sternocleidcmastoideus kedua sisi. Kulit dilipat ke bawah.

M. sternocleidomastoideus

venter posterior M. digastricus


A. temporalis superficialis
maxillaris
v. Jugulans

A. carotis externa
auricularis posterior

rn

A. occipitalis
N. hypoglossus
A. facialis

ramus descendens

lingualis

A. carotis interna
stylohyoideus

N. laryngeus superior
nodi lymphoidei cervicales profundi
N. cervicalis descendens

venter anterior M. digastricus


M, mylohyoideus
saraf ke M. thyrohyoideus
M. sternohyoideus
N. laryngeus internus
A. thyroidea superior

M. thyrohyoideus
ansa cervicalis

pars spinalis
N. accessorius

laryngeus externus
cartilago thyroidea

V. thyroidea

ago cricoidea
venter superior M. omohyoideus
isthmus glandulae thyroideae

V.

V.

jugularis anterior

jugularis externa
M. sternothyroid

Gambar 13-9 Trigonum colli anterior.

OTOT SKELET

423

pars basilaris ossis occipitalis


M. longissimus capitis

processus mastoideus
M. levator scapulae

processus transversus atlantis


A. vertebralis

N. auricularis magnus

M. scalenus medius

N. transversus cutaneus colli

M. longissimus cervicis
N. supr

N. phrenicus

ganglion cervicale

oesophagus

medius

A. thyroidea inferior

truncus superior
plexus brachialis

truncus superior plexus brachialis


ductus thoracicus

ganglion cervicale inferius


ansa

A. cervicalis superficialis

truncus

truncus thyrocervicalis
A. suprascapularis
cupula pleurae

M. scalenus anterior
bagian ketiga A. subclavia

N. laryngeus
recurrens dextra

V.

jugularis externa

V. subclavia

N. phrenicus

A. thoracica interna
V. jugularis interna

N. laryngeus recurrens sinistra

V. brachiocephalica dextra

N. vagus
M. sternohyoideus

Gambar 13-10 Regio prevertebralis dan pangkal

leher.

Lamina Pretrachealis

Sarung Carotis

Lamina pretracheaiis merupakan sebuah lapisan tipis yang

Sarung carotis merupakan penebalan setempat lamina prevertebralis, pretrachealis, dan lamina superficialis fascia colli

dilekatkan

di

atas pada cartilagines laryngis (Gambar 13-11).

Lamina ini mengelilingi glandula thyroidea dan glandula


parathyroidea, membentuk sebuah bungkus untuk kelenjarkelenjar ini, serta membungkus otot-otot infrahyoid'
Lamina Prevertebralis

Lamina prevertebralis merupakan sebuah lapisan tebal yang


berjalan sebagai sebuah septum menyilang leher di beiakang
pharynx dan oesophagus, dan di depan otot-otot prevertebralis
dan columna vertebralis (Gambar 13-11). Lamina ini membentuk
dasar fascia trigonum cervicale posterius, dan meluas ke lateral
melewati costa I sampai ke axilla untuk membentuk sarung
axillaris yang penting.

profunda yang mengelilingi arteria carotis communis dan arteria


carotis interna, vena jugularis intern4 nervus vagus, dan nodi
lymphoidei cervicales profundi (Gambar 13-1 1 ).

Ligamenta Cervicales
Ligamentum stylohyoideum: Menghubungkan processus
styioideus dengan cornu minus ossis hyoidei.
Ligamentum stylomandibulare: Menghubungkan processus
styloideus dengan angulus mandibulae.

Ligamentum sphenomandibulare: Menghubungkan spina


ossis sphenoidalis dengan lingula mandibulae.

424

BA,B 13

lamina pretrachealis
N. laryngeus recurrens
sternocleidomastoideus
M. sternohyoideus
glandula thyroidea

M. sternothyroideus
M. platysma

vagina carotica
V. jugularis

M. omohyoideus
M. longus
cervicis

nodus lymphoideus
cervicalis profundus
A. carotis
communis
N. vagus

M. scalenus
anterior

truncus
sympathicus

M. scalenus

medius
superficia

M. trapezi:rs
levator scapulae

A- vertebralis
N. spinalis

M. splenius capitis

ligamentum nuchae

M. semispinalis capitis

Gambar 13-11 Potongan melintang leher setinggi veftebra cervicalis VI.

Ligamentum pterygomandibulare: Menghubungkan pro-

Trigonum Cervicale Posterius

cessus hamulus pterygoideus lamina pterygoideus medius

dengan ujung posterior linea mylohyoidea mandibulae.


Ligamentum ini memberikan perlekatan unhrk musculus
constrictor pharyngeus superior dan buccinator.

Otot-otot superficialis sisi leher dapat dilihat dalam Tabel


I

J-J.

Trigonum cervicale posterius dibatasi oleh musculus trapezius


di posterior, ,di anterior oleh musculus sternocleidomastoideus,
dan di inferior oleh clavicula (Gambar 13-12). Trigonum cervicale
posterius selanjutnya dibagi dua oleh venter inferior musculus
omohyoideus menjadl trigonum occipitale yang besar dan
trigonum supraclaviculare yang kecil (Gambar 13-i2).
Otot-otot suprahyoid dan infrahyoid serta otot-otot vertebra
anterior dan lateral diperlihatkan dalam Tabel 13-3.

Trigonum Musculare Leher

Musculus sternocleidomastoideus membagi leher dalam trigonum


colii anterius dan trigomrm colli posterius (Cambar 13-12).

Otot-Otot

Trigonum Cervicale Anterius

Otot-otot punggung dapat dibagi dalam tiga kelompok:

Trigonum cervicale anterius dibatasi di atas oleh corpus mandi-

bulae, di posterior oleh musculus sternocleidomastoideus, dan di


anterior oleh linea mediana (Gambar 13-12). Seianjutnya trigonum

ini dibagi dalam trigonum carolicum, trigonum

digastricum,

trigonum submentale, dan trigonum musculare (Gambar 13-12).

a
a

Punggung

Otot-otot superficial yang berhubungan dengan cingulum


membri superioris.
Otot-otot intermedia yang ikut menggerakan cavea thoracis.
Otot-otot profunda atau postvertebralis yang terdapat pada
columna vertebralis.

OTOT SKELET

425

margo inferior corpus mandibulae

M. semispinalis capitis

venter posterior
M. digastricus
trigonum digastricum

M. splenius capitis

venter anterior
M. digastricus

M. sternocleidomastoideus
M. levator scapulae

trigonum submentale
M. mylohyoideus

trigonum cervicale posterius


(trigonum occipitale)

os hyoideum
trigonum caroticum

M. trapezius

trigonum musculare
M. scalenus medius

venter superior M. omohyoideus


. sternohyoideus
. sternothyroideus

venter inferior
lM, omohyoideus

caput sterni
M. sternocleidomasioi(.eus

M. scalenus anterior
la

trigonum cervicale posterius


(trigonum supraclaviculare)

Gambar 13-12 Trigonum musculare

Otot-Otot Posvertebra

Otot-otot posvertebra berkembang dengan baik pada manusia


dan membentuk tiang jaringan otot yang lebar dan tebal, yang
menempati rongga di kanan kiri processus spinosus columna
vertebralis (Gambar 13-13). Processus spinosus dan processus
transversus vertebrae berfungsi sebagai pengungkit yang
mempermudah kerja otot. Otot-otot terpanjang terletak superfisial
dan berjalan dari sacrum ke angulus costae, processus transversus,
dan processus spinosus vertebrae bagian atas. Otot-otot dengan

panjang sedang (intermedia) berjalan miring dari processus


transversus ke processus spinosus. Serabut otot yang terpendek
dan terdalam berjalan diantara processus spinosus dan di antara
processus transversus vertebrae yang berdekatan.

Otot-otot punggung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

t
a
I

leher.

Otot-otot Intermedia yang Berjalan Miring.


Musculustransversospinalis:musculussemispinalis,musculi
multifidi, dan musculi rotatores.
Otot-otot Profunda: musculi interspinales dan musculi intertransversarii.

Mahasiswa tidak perlu mempelajari perlekatan rinci otototot ini. Gambar 13-13 memperlihatkan susunan otot-otot dalam
punggung.

Trigonum Musculare Punggung


Irigonum Auscultatorius

di punggung dimana suara


pernafasan dapat didengar dengan mudah dengan menggunakan

Trigonum auscultatorius terletak

a Otot-otot Superficial yang Berjalan Vertikal


rl Musculus erector spinae: musculus iliocostalis, musculus
longissimus, dan musculus spinalis.

stetoskop. Batas-batasnya adalah musculus latissimus dorsi,


musculus trapezius, dan pinggir medial scapula.

426

BAB

13

M. semispinalis capitis

. longissimus capitis
. longissimus cervicis

M. iliocostalis cervicis

M. spinalis thoracis

iliocostalis thoracis
semispinalis

M. multifidus
M. longissimus thoracis

M. iliocostalis lumborum

Gambar 13-13 A. Susunan otot-otot profunda punggung. B. Pandangan lateral rangka, memperlihatkan garis gaya berat.
Karena sebagian besar berat badan terletak anterior terhadap columna veftebralis, otot-otot punggung profunda penting untuk
mempertahankan lengkung postural columna veftebralis yang normal pada posisi berdiri.

Trigonum Lumbalis

Trigonum lumbalis adalah lokasi di mana pus dapat muncul dari


dinding abdominal. Batas-batasnya adaiah musculus latissimus
dorsi, pinggir posterior musculus obliquus abdominis externus
dan crista iliaca.

Otot-Otot Dinding Thorax


Otot-otot dinding thorax termasuk diaphragma, diringkas
dalam Tabel 13-4. Musculi intercostales dan otot diaphragma
,didiskusikan secara lengkap dalam Bab 3.

Otot-Otot Dinding Anterior Abdomen


Otot-otot dinding anterior abdomen terutama terdiri atas tiga lapis
otot yang lebar, tipis, dan di depan berubah menjadi aponeurosis.
LapisanJapisan ini dari luar ke dalam yaitu musculus obliquus
externus abdominis, musculus obliquus intemus abdominis,
dan musculus transversus abdominis (Gambar 13-14). Sebagai
tambahan, pada masing-masing sisi garis tengah bagian anterior,
terdapat sebuah otot vertikal yang lebar yaitu musculus rectus
abdominis (Gambar 13-15). Oleh karena ketiga lapisan aponeurosis
berjalan ke depan, aponeurosis ini membungkus musculus rectus
abdominis dan megnbentuk vagina musculi recti abdominis.

OTOT SKELET

427

Nama otot

Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin


terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis.

Musculus cremaster yang berasal dari serabut-serabut


bagian bawah musculus obliquus internus abdominis; berialan ke
inferior sambil membungkus funiculus spermaticus dan masuk ke
scrotum.

Otot-otot dinding anterior abdomen diringkas dalam Tabel


13-5.

Vagina Musculi RectiAbdominis

Vagina musculi recti abdominis (Gambar 13-15 dan i3-16)


merupakan sarung fibrosa panjang vang membungkus musculus

rectus abdominis dan musculus pyramidalis fiika ada) dan


mengandung rami anteriores 6 nervi thoracales bagian barvah,

arteria dan vena epigastrica superior dan inferior, serta pembuluh


limfe. Vagina musculi recti abdominis dibentuk oleh aponeurc,sis
ketiga otot laterai abdomen. Aponeurosis musculus obliquus
internus abdominis membelah di pinggir lateral musculus rectus
abdominis untuk membentuk dua iamina; satu lamina berjalan ke
anterior dan yang lain berjalan posterior terhadap musculus reclus
abdominis. Aponeurosis musculus obliquus externus abdominis
bergabung dengan lamina anterior, dan aponeurosis transversus
abdominis bergabung dengan lamina posterior. Setinggi spina
iliaca anterior superior, ketiga aponeurosis berjalan anterior
terhadap musculus rectus abdominis, akibatnya dinding posterior
di bawah level ini menjadi tipis. Di bawa[ pinggir yang berbentuk
bulan sabit pada dindlng posterior vagina musculi recti abdominis
disebut linea arcuata, Ketiga aponeurosis, seluruhnya bergabung
satu dengan yang lain dan bersama dengan aponeurosis sisi

428

M. obliquus externus abdominis

M. obliquus internus abdominis

anulus inguinalis
uperficialis

tuberculum
pubicum

ligamentum inguinale

Gambar 13-14 Musculus obliquus externus abdominis, musculus obliquus internus abdominis, dan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen.

OTOT SKELET

429

processus xiphoideus

linea alba

intersectiones tendineae

linea arcuata

linea semilunaris
M. rectus abdominis

spina iliaca
anterior superior

ligamentum inguinale

M. pyramidalis
tuberculum pubicum
funiculus spermaticus

anulus inguinalis superficialis


Gambar 13-15 Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis dilihat dari anterior. K/fl: Dinding anteri+r vagina
musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus rectus abdominis dengan intersectiones tendineae. K.inan:
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis diperlihatkan. Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi spina iliaca anterior
superior.

lainnya di garis tengah di antara musculus rectus abdominis kanan


dan kiri membentuk sebuah pita fibrosa disebut linea alba, yang
terbentang dari processus xiphoideus sampai symphysis pubica.

Dinding posterior vagina musculi recti abdominis tidak


melekat pada musculus rectus abdominis. Intersectiones
tendineae transversae, yang membagi musculus rectus abdominis
atas segmen-segmen, umumnya terdapat tiga buah: satu setinggi
processus xiphoideus, satu setinggi umbilicus, dan satu lagi di
antara keduanya. Dinding anterior vagina musculi recti abdominis
melekat kuat pada intersectiones tendineae.

Linea Semilunaris

Linea semilunaris merupakan pinggir lateral musculus rectus

paling bawah bergabung dengan serabut-serabut yang sama dari


musculus transversus abdominis untuk membentuk conjoint
tendon (tendo conjunctivus), yang memperkuat setengah medial
dinding posterior canalis inguinalis.

Ligamentum lnguinale

Ligamentum inguinale (Gambar 13-17) menghubungkan spina


iliaca anterior superior dengan tuberculum pubicum. Ligamentum

ini dibentuk oleh pinggir bawah aponeurosis musculus obliquus


extemus abdominis, yang melipat ke belakang (Gambar 13-14).
Dari ujung medial ligamentum inguinale, ligamentum lacunare
(Gambar 13-17) terbentang ke belakang dan atas menuju linea
pectinea ramus superior ossis pubis, di mana ligamentum ini

abdominis. Linea ini menyilang arcus costalis pada ujung cartilago

berlanjut sebagai ligamentum pectinea (sebuah

costalis IX.

periosteum, Gambar 13-17). Pinggir bawah ligamentum inguinale


dilekatkan pada fascia profunda tungkai atas (fascia lata).

penebalan

ConjointTendon (Tendo Conjunctivus)

Musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 13-17) mempunyai sebuah pinggir bawah yang bebas, yang melengkung
di atas funiculus spermatirus (atau ligamentum teres uteri) dan
kemudian turun di belakang; serta melekat pada crista pubicum
dan linea pectinea. Dekat insersin)'a, serabut-serabut tendo yang

Fascia Transversalis

*e.upukan sebuah lapisan tipis fascia yang


membatasi musculus transversus abdominis dan melanjutkan
diri sebagai lapisan yanp; melapisi diaphragma dan musculus

Fascia transversuiis

430

BAB 13

fascia superficialis
M. rectus
abdominis

kulit

M. pectoralis major

,t rJtt.

tt ,f..

,.t

a. ,. a

aponeurosis M. obliquus
externus abdominis

,\er1.-\>j

M. obliquus externus abdominis


M. obliquus internus abdominis
M. transversus abdominis

lemak extraperitoneal
peritoneum

fascia
transversalis

M. obliquus externus abdominis


M. obliquus internus abdominis
' M. transversus abdominis

c
fascia transversalis

Gambar 13-16 Potongan transversal vagina musculi recti abdominis dilihat pada tiga level. A. Di atas arcus costalis. B.
antara arcus costalis dan spina iliaca anterior superior C. Di bawah spina iliaca anterior superior dan di atas pubis.

Di

OTOT SKELET

431

spina iliaca anterior superior


M. transversus abdominis
M. obliquus internus
abdominis
linea alba

Irnea iliopectinea

linea pectinea

M. cremaster
funiculus
spermaticus

ligamentum
pectineum

ligamentum inguinale

ligamentum lacunare
tuberculum pubicum

aponeurosis M. obliquus externus abdominis

crista pubica

Gambar 13-17 pelvis dilihat dari anteriot memperlihatkan perlekatan conjoint tendon pada crista pubica dan bagian
peftemuan dengan linea Pectinea.

iliacus. Vagina femoralis untuk vasa femoralis dibentuk dari fascia


transversalis dan fascia iliaca.

Otot-Otot
Dinding Posterior Abdomen
Otot-otot dinding posterior abdomen termasuk musculus psoas
major, quadratus lumborum, dan musculus iliacus (Gambar 1725).

Otot-otot dinding posterior abdomen diringkas dalam Tabel


73-6.

Otot-Otot Pelvis
Musculus piriformis melapisi dinding posterior pelvis dan terletak
anterior terhadap sacrum (Gambar 13-18). Otot ini meninggalkan
petrvis melalui foramen ischiadicum majus, masuk ke regio glutea
dan menggerakkan femur pada articulatio coxae. Musculus
obturator intemus melapisi dinding lateral pelvis (Gambar 1319) dan terletak medial terhadap membrana obturatoria. Otot ini
meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum minus, masuk
ke regio glutea dan menggerakkan femur pada articulatio coxae.
Musculus levator ani dan musculus coccygeus kedua sisi, bersama

pembungkusnya, membentuk diaphragma pelvis(Gambar 13-20).


Di anterior diaphragma pelvis tidak lengkap, untuk memungkinkan
urethra dan vagina pada wanita melaluinya.
Tempat perlekatarg persarafan, serta fungsi otot-otot diaphragma pelvis diuraikan dalam Tabel 13-7.

Fascia Pelvis

Fascia pelvis parietalis melapisi dinding-dinding pelvis dan diberi

nama sesuai dengan otot yang dilapisinya. Di atas pintu masuk


pelvis. Fascia ini dilaniutkan oleh fascia yang melapisi dinding
abdomen.
Fascia

pelvis visceralis meliputi seluruh viscera pelvis. Di


sekeliling cervix pada wanita, fascia ini disebut parametrium.

Otot-Otot Perineum
Perineum, jika dilihat dari bawah, berbentuk wajik, dan di anterior
dibatasi oleh symphisis pubis, di posterior oleh ujung os coccygis,

di lateral oleh tuberculum ischiadicum.


Perineum dapat dibagi menjadi dua trigonum oleh sebuah
garis imajiner yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum.
Trigonum posterius yang berisi anus, disebut trigonum anale.
Trigonum anterius yang berisi orificium urogenitale disebut
trigonum urogenitale.

432

BAB 13

canalis sacralis

M. piriformis
N. pudendus

acetabulum
foramen
ischiadicum majus
ligamentum
sacrotuberosum
ligamentum sacrospinosum

Gambar 13-18 Dinding posterior pelvis.

Corpus Anococcygeum

Corpus anococcygeum merupakan sebuah massa jaringan fibrosa


yang terletak di antara canalis analis dan os cocrygis (Gambar 13-

urogenitale (Gambar 13-21). Corpus perineale merupakan struktur


yang lebih besar pada wanita dibandingkan laki-1aki dan berfungsi
menyokong dinding posterior vagina. Pada kedua jenis kelamiry
corpus ini menjadi tempat lekat otot-otot pedneum.

21\.

Corpus Perineale

Corpus perineale merupakan sebuah massa kecil jaringan fibrosa


yang melekat pada pertengahan margo posterior diaphragma

Diaphragma Urogenitale

Diaphragma urogenitale adalah sebuah diaphragma musculo-

fascialis yang mengisi celah arcus pubis (Gambar 13-22).


Diaphrag;ma ini dibentuk oleh musculus sphincter urethrae

OTOT SKELET

garis penebalan fascia yang


meliputi M. obturator internus
canalis obturatorius

M. obturator internus

Ganibar 13-19 Dinding inferior atau dasar

pelvis,

symphisis pubis

M. levator prostatae
atau sphincter vaginae
M. puborectalis

M. pubococcygeus

corpus perineale

perbatasan rectum
dan canalis analis
M. iliococcygeus
corpus anococcygeum
M. coccygeus
ujung os coccygrs

Gambar 13-20 Musculus levator ani dan musculus coccygeus dilihat dari permukaan inferior. perhatikan bahwa musculus
levator ani dibentuk oleh beberapa kelompok otot yang berbeda. Musculus lvator ani dan musculus coccygeus dengan fascia
yang membungkusnya membentuk dasar muskuiar pelvis yang dinamakan diaphragma pelvicum.

433

434

BAB 13

glans clitoridis

orificum urethrae

glandula

vestibularis major

M. transversus perinei

superficialis
M" sphincter ani externus

M. levator ani
corpus anococcygeum

Gambar 13-21 Radix dan corpus clitoridis besefta otot-otot perinealis

OTOT SKELET

M. levator.ani

435

fascia M. obturator internus

WiM
M. obturator

internus
membrana
obturatoria

lamina superior
fascia diaphragma
urogenitale

N- dorsalls
clitoridis

A. profunda clitoridis

A. pudenda interna
A. bulbi clitoridis
lamina inferior fascia
diaphragma urogenitale

M. ischiocavernosus

Nervi labiales

bulbus vestibuli
M. bulbospongiosus

fascia profunda paha


glandula vestibularis major
kulit sisi medial paha
labium majus
labium minus
lapisan membranosa fascia superficialis

Gambar 13-22 Potongan koronal pelvis wanita memperlihatkan vagina, diaphragma urogenitale, dan isi spatium superficiale
perinei.

dan musculus transversus perinei profundus yang terletak di


antara lamina superior dan lamina inferior fascia diaphragma
urogenitale. Lamina inferior fascia diaphragma urogenitale sering
disebut sebagai membrana perinei.
Tempat lekat, persarafan, dan fungsi otot-otot perineum
diringkas dalam Tabel 13-8.

Otot-Otot Extremitas Superior

Regio Bahu

Axilla
Axilla atau ketiak, adalah suatu ruangan berbentuk piramid yang
terletak di antara bagian atas lengan atas dan sisi lateral thorax.
Ujung atas, atau ape! mengarah ke pangkal leher, dan dibatasi di
depan oleh clavicula, di belakang oleh pinggir atas scapula, dan
di medial oleh sisi luar costa I. Ujung bawah, atau basis, dibatasi

Axi1la mengandung pembuluh darah dan saraf utama untuk


extremitas superior (Gambar 13-23) dan banyak nodi lymphoidei.

Otot-otot yang menghubungkan extremitas

superior

dengan dinding thorax diperlihatkan dalam Tabel 13-9, otototot yang menghubungkan extremitas superior dengan columna
vertebralis diperlihatkan dalam Tabel 13-10, serta otot,otot yang
menghubungkan scapula dengan humerus diperlihatkan dalam
Tabel 13-11.

l'lanset Rotator (Rotator Iuff)


Manset rotator (rotator cuff) adalah nama yang diberikan untuk
tendo musculus subscapularis, musculus supraspinatus, musculus
infraspinatus, dan musculus teres minor, yang bergabung dengan
capsula articulatio humeri yang terdapat di bawahnya (Gambar 1324). Manset ini berperan penting dalam menstabilkan articulatio
humeri.

di depan oleh plica axillaris anterior (dibentuk oleh pinggir

Spatium Quadrangulare

bawah musculus pectoralis major), di belakang oleh plica axillaris


posterior (dibentuk oleh tendo musculus latissimus dorsi dan

Spatium quadrangulare, terletak tepat di bawah articulatio humeri,


dibatasi di atas oleh musculus subscapularis dan di bawah oleh

musculus teres major), dan medial oleh dinding thorax.

musculus teres major. Di lateral dibatasi oleh collum chirurgicurr.

436

BAB 13

humeri dan di medial dibatasi oleh caput longum musculus triceps


brachii. Nervus axillaris dan arteria circumflexa humeri posterior
berjalan melalui celah ini (Gambar 13-24).

ini, lengan atas dibagi menjadi kompartemen fascial anterior


dan kompatermen fascial posterior, dengan masing-masing

Fossa Cubiti

Lengan Atas

Otot-otot lengan atas (Gambar 13-25, 73-26, dan L3-27) diringkas


dalam Tabel 13-12.

kompartemen mempunyai otot, saraf dan arteri sendiri.

kulit yang terletak di depan


siku danberbentuk segitiga (Gambar 13-27). Fossa cubiti dibatasi di
lateral oleh musculus brachioradialis dan di medial oleh musculus
Fossa cubiti adalah sebuah cekungan

13-28). Terdapat dua buah septa (satu

diliputi oleh sebuah sarung fascia profunda (Gambar


di sisi medial dan satu di

pronator teres. Dasar segitiga dibentuk oleh garis imajiner yang


ditarik antara kedua epicondylus humeri.
Dari medial ke lateral, fossa cubiti berisi nervus medianus,
bifurcatio arteria brachialis menjadi artefia ulnaris dan arteria

sisi lateral) yang terbentang dari sarung ini dan masing-masing


melekat pada batas medial dan lateral humerus. Dengan cara

radialis, tendo muscuius biceps brachii, dan nervus radialis beserta


ramus profundusnya.

Kompartement Fascia Lengan Atas


Lengan atas

OTOT

SKELET

ligamentum coracoclaviculare

liga'nentum coracoacromiale
tuberculum majus
deltoideus

M. tr

M. sternocleidomastoideus
Nn. supraclaviculares

V cephalica
M. subclavius
A. thoracoacromialis

M. coracobrachialis
N. medianus
saraf untuk
M. iriceps

N. radialis'
N. cutaneus
brachii posterior
N. axillaris
N. ulnaris

manubrium sterni
N. pectoralis lateralis

fascia clavipectoralis

M. pectoralis minor

N. subscapularis inferior
M. subscapularis
N. subscapularis medius

M, latissimus dorsi
N. thoracalis longus

A. thoracalis lateralis

Gambar 13-23 Regio pectoralis dan axilla; musculus pectoral;s major dibuang untuk memperlihatkan struktur di bawahnya.

437

438

BAB

13

Tabel 13-10 Otot-Otot yang Menghubungkan Extremitas Superior dengan Columna Vertebralis
Nama otot

Origo

lnsersi

Persarafan

A.sal saraf *

Fungsi

M.trapezius

Os occipitale, lig.
nuchae, processus

Serabut bagian atas

Pars spinalis

Saraf otak Xl

Serabut bagian atas


mengangkat scapula;

spinosus C7,
processus

pada 1/3 lateral


clavicula; serabut

spinossus semua

bagian tengah
dan bawah pada

vertebra thoracica

acromion dan spina

(pars spinalis)

N.acessorius
(motorik) dan C3
dan 4 (sensorik)

serabut bagian tengah


menarik scapula ke
medial, serabut bagian
bawah menarik margo

scapulae
M.latissimus dorsi

Crista iliaca, fascia


lumbalis, processus

Dasar sulcus

medialis scapulae ke
bawah
N.thoracodorsalis

c6,c7,c8

Ekstensi, aduksi, dan


endorotasi lengan atas

C3 dan 4 dan

c3,c4,c5

Mengangkat matgo
medialis scapulae

c4,c5

Mengangkat margo

bicipitalis humeri

spinosus 6 vertebra

thoracica bagian
bawah, 3-4 costa
bagian bawah, dan
angulus inferior
scapulae
Processus

M.levator scapulae

transversus 4

Margo medialis
scapulae

N.dorsalis scapulae

vertebra cervicalis
yang pertama
l\il.rhomboideus minor

Lig.nuchae dan
processus spinosus

Margo medialis

N.dorsalis scapulae

scapulae

medialis scapulae ke

vertebra C7 dan T1
lVl.rhomboideus major

Processus
transversus T2-T5

atas dan medial


Margo medialis

N.dorsalis scapulae

c4,c5

Mengangkat margO

scapulae

medialis scapulae ke
atas dan medial

*Persarafan saraf utama dicetak dengan huruf tebal.


Dari Snell RS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: Lippincott Wiltiams & Wilkins, 2004, hal 499

Tabel 13-11 Otot-Otot yang Menghubungkan Scapula dengan Humerus


Nama otot

Origo

lnsersi

Persarafan

Asal saraf"

Fungsi

M.deltoideus

1/3 lateral clavicula,

Pertengahan facies

N.axiltaris

c5,c6

Abduksi lengan atas; serabut

acromion, spina
scapulae

lateralis corpus
humeri

antenor melakukan fleksi


dan endorotasi lengan atas;.
serabut posterior melakukan
ekstensi dan eksorotasi lengan,
atas.

M.supraspinatus

Fossa supraspinata
scapulae

Tuberculum majus

N.suprascapularis

c4,c5,c6

humeri; capsula art

Abduksi lengan atas dan


menstabilkan articulatio humeri

humeri
M.infraspinatus

Fossa infraspinata
scapulae

Tuberculum majus

N.suprascapularis

(c4), c5,c6

Eksorotasi lengan atas


menstabilkan articulatio humeri

N.subscapularis

c6,c7

Endorotasi dan aduksi lengan::

humeri; capsula art


humeri

M.teres major

1/3 bawah margo


lateralis scapulae

Bibir medial sulcus


bicipitalis humer;

inferior

atas, dan menstabilkan

articulatio humeri
M.teres minor

2/3 atas margo lateralis


scapulae

Tuberculum majus

N-axillaris

(c4), c5,c6

Eksorotasi lengan atas dan ,"1


menstabilkan articulaf io humeri

N.subscapularis

c5,c6,c7

Fndororasi lengan atas dani.. ::,


menstabilkan articulatio humeri

humeri; capsula arl


humeri

M.subscapularis

Fossa subscapularis

Tuberculum minus
humeri

superior dan
inferior

*Persarafan saraf utama dicetak dengan huruf tebal.


Dari Snell RS: CllnicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004, hal 500

OTOT SKELET

439

ramus profundus A. cervicalis superficialis

A. N. suprascapularis

M. infraspinatus

M. supraspinatus
M. rhomboideus
minor

M. teres minor
N. axillaris

M. deltoideus

cutaneus brachii
lateralis superior

M. rhomboideus
major

A. circumflexa
M. infraspinatus

humeri posterior
N. radialis

A. circumflexa scapulae
M. Iatissimus dorsi

A. profunda brachii
M. teres major
M. triceps caput lateral
M. triceps caput ongum

Gambar 13-24 Otot, saraf, dan pembuluh darah pada regio scapula, Perhatikan hubungan yang erat antara nervus axillaris
dengan adiculatio humeri.

Terletak di dalam fascia superficialis yang menutupi fossa


cubiti terdapat vena cephalica dan vena basilica beserta cabangcabangnya.

Lengan Bawah

Otot-otot kompartemen fascia anterior lengan bawah (Gambar 1329) diringkas di dalam Tabel 13-13. Otot-otot kompartemen fascia
lateral (Gambar 73-29) diringkas di dalam Tabel 13-14, dan otototot kompartemen fascia posterior (Gambar 13-30) di ringkas di
dalam Tabel 13-15.

Kompartemen Fascia Lengan Bawah


Lengan bawah dibungkus oleh sebuah sarung fascia profunda

yang melekat pada periosteum margo posterior ulnae yang


terletak subcutan (Gambar 13-31). Sarung fascial ini bersama
dengan membrana interossea dan septa intermuscularis fibrosa
membagi lengan bawah menjadi beberapa bagian, masingmasing kompartemen mempunyai otot, saraf dan arteri yang
mengurusnya.

Membrana lnterossea
Membrana interossea adalah sebuah membran kuat yang menghubungkan corpus radii dan ulnae (Gambar 13-31). Karena
serabut membrana ini tegang, lengan bawah paling stabil dalam
posisi semipronasi (position of function). Membrana interossea
menyediakan tempat lekat untuk otot-otot di sekitarnya.

Pergelangan Tangan

Retinacula Flexorum dan Extensorum


Retinacula adalah penebalan fascia profunda yang mempertahankan tendo-tendo flexor dan extensor panjang pada tempatnya di regio carpalis (Gambar 13-32). Retinaculum musculorum
flexorum melekat di medial pada os pisiforme dan hamulus ossis
hamati, dan di lateral melekat pada tuberculum scaphoideum
dan os trapezium. Retinaculum musculorum extensorum melekat
di medial pada os pisiforme dan hamulus ossis hamati dan di
lateral melekat pada ujung distal radius.

440

BAB 13

sternocleidomastoideus

M. deltoideus

M. biceps brachii
caput brevis

M. pectoralis major

M. biceps brachii
caput longum
N.

M. coracobrachialis
N. ulnaris

medianus

M. triceps brachii

septum intermusculare
medius

M. brachialis

M. brachioradialis

M. extensor carpi
radialis longus

M. pronator teres
M. flexor carpi radialis
M. palmaris longus

aponeurosis bicipitalis
tendo M. biceps brahii
A. radialis
A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris

Gambar 13-25 Permukaan anterior lengan atas. Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan nervus
musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis.

OTOT SKELET

441

M. supraspinatus
M. deltoideus

M. teres minor

collum chirurgicum humeri


divisi anterior
N. axillaris
divisi posterior
N. axillaris
N. cutaneus brachii lateralis
superior
M. triceps brachii caput lateral

N. radialis

M. teres major

A. profunda brachii
N. cutaneus brachii lateralis inferior

M. triceps brachii

caput longum
N. cutaneus antebrachii posterior

M. triceps brachii
caput medial

M. brachialis

Septum intermusculare laterale

M. brachioradialis

N. ulnaris
M. anconeus

epicondylus medialis

M. extensor carpi radialis longus

M. extensor carpi radialis brevis

processus olecranii ulnae

M. flexor carpi ulnaris

M. extensor carpi ulnaris

Gambar 13-26 Permukaan posterior lengan atas. Caput lateral musculus triceps brachii dipotong untuk memperlihatkan
nervus radialis dan arteria profunda brachii di dalam sulcus spiralis humeri.

Canalis Carpi
Tulang-tulang tangan dan retinaculum musculurum flexorum
membentuk canalis carpi (Gambar 13-32).

Tangan

Otot-otot kecil tangan (Gambar 73-33,73-34, dan 13-35) diringkas


di dalam Tabel 13-16.

Selubung Fibrosa

Otot Flexor

Permukaan anterior masing-masing jari dari caput ossis metacarpi


sampai basis phalangis distalis dilindungi oleh selubung fibrosa

yang kuat, yang melekat ke sisi-sisi phalanges (Gambar 13-33).


Selubung bersama dengan tulang membentuk saluran tertutup di
mana di dalamnya terdapat tendo flexor jari-jari.

442

BAB 13

N. musculocutaneus

M. biceps brachii
M. brachialis
A. brachialis

'N. medianus
M. brachioradialis

tendo M. biceps

M. extensor carpi
radialis longus

epicondylus medialis

M. supinator
ramus profundus
N. radialis

caput humerale M pronator teres

M. extensor carpi
radialis brevis
N. radialis
R. superficialis

aponeurosis bicipitalis
caput ulnare M. pronator teres
A. radialis

A. ulnaris
M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

M. flexor carpi ulnaris

Gambar 13-27

Selubung Sinovial

Otot Flexor

Di tangarg tendo-tendo musculus flexor digitorum superficialis


dan profundus menginvaginasi selubung sinovial bersama dari
sisi laleral (Gambar 13-36). Bagian medial selubung bersama
ini berlaniut ke distal tanpa terputus pada tendo jari kelingking.
Bagian lateral selubung berhenti seketika pada bagian tengah
telapak tangary dan ujung distal tendo flexor panjang jari telunjuk"
tengah, dan jari manis membutuhkan selubung sinovial digitalis

ini masuk ke jari-jari. Musculus flexor


pollicis longus mempunyai selubung sinovial sendiri yang berjalan
sampai ke ibu jari. Selubung-selubung ini memungkinkan tendo
panjang bergerak dengan mudah, dengan friksi yang minimum, di
bawah retinaculum flexorum dan selubung fibrosa otot flexor.
pada saat tendo-tendo

Fossa cubiti dextra

lnsersiTendo Otot Flexor Panjang


Setiap tendo musculus flexor digitorum superficialis membelah
dua, yang masing-masing berjalan di sekitar tendo musculus
flexor digitorum profundus, dan bertemu pada permukaan
posterior tendo ini, di mana terjadi decussatio partialis dari
serabut-serabut (Gambar 13-37). Tendo musculus flexor digitorum
superficialis bersatu kembali, kemudian membelah lagi menjadi
dua, yang melekat pada pinggir-pinggir phalanx media. Setiap
tendo musculus flexor digitorum profundus setelah melewati
pembeiahan tendo musculus flexor digitorum superficialis
berinsersi pada basis phalangis distalis.

OTOT SKELET

N. musculocutaneus

W. comitantes
A. brachialis
N. medianus

M. biceps brachii
V. cephalica

N. cutaneus antebrachii medialis

septum intermusculare mediale


M. brachialis

A. collateralis ulnaris superior

humerus

kulit

fascia profunda
M. triceps caput

'ta'

M. triceps caput medial

seDtumintermusculare
laterale

A. profunda
M. triceps caput lateral

Gambar 13-28 Penampang melintang lengan atas tepat di bawah insersi musculus deltoideus. Perhatikan pembagian lengan
atas oleh humerus, septum intermusculare brachii mediale, dan laterale menjadi kompartemen anterior dan posterior.

443

M4

BAB 13

N. musculocutaneus yang
menjadi N. cutaneus
antebrachii lateralis

M. brachialis

A. brachialis
M. biceps brachii

N. medianus
septum intermusculare
mediale

M. brachioradialis

M. pronator teres

M. extensor carpi radialis longus

tendo M. biceps
ulnaris

aponeurosis bicipitalis

M. extensor carpi radialis


M. flexor carpi radialis

M.

M. palmaris longus

ramus superficialis

flexor carpi ulnaris


M. pronator teres

M. abductor pollicis longus


M. flexor digitorum superficialis

M. extensor pollicis brevis

A. N. ulnaris

N. medianus
retinaculum musculorum flexorum

Gambar 13-29 Lengan bawah tampak anterior. Bagian tengah M.brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan ramus
superfcialis nervus radialis dan afteria radialis.

OTOT SKELET

445

446

BAB 13

M- triceps

M. brachioradialis

N. ulnaris
epicondylus medialis

epicondylus lateralis

processus olecranii
M. extensor carpi radialis longus
M. flexor carpi ulnaris

M. extensor carpi radialis brevis


M. anconeus
extensor digitorum

pinggir posterior
subkutan ulna

M. extensor digiti minimi


M. extensor carpi ulnaris
ramus profundus N. radialis

M. supinator

A. interossea posterior

M. extensor carpi ulnaris


M. flexor digitorum profu

M. extensor digiti minimi

M. extensor digitorum

M. flexor carpi ulnaris

retinaculum musculorum
extensorum
M. abductor pollicis longus
M. extensor pollicis brevis
ramus cutaneus
posterior N. ulnaris
M. extensor pollicis longus
M. extensor carpi ulnaris
lvl. extensor

digiti minimi

M. extensor indicis

M. extensor digitorum

Gambar 13-30 Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervus radialis dan afteria interossea posterior.

OTOT SKELET

447

Tabel 13.15 Otot-Otot Kompartemen Fascial Posterior Lengan Bawah


Origo

lnsersi

Persarafan

Asal saraf*

Fungsi

M.extensor carpi
radialis brevis

Epicondylus lateralis

Permukaan posterior

Ramus profundus

c7, c8

Ekslensi dan abduksi


tangan pada artirulatio

M.extensor digitorum

Epicondylus lateralis
humeri

c7, c8

Ekstensi jarijari dan tangan


(lihat teks untuk rincinya)

c7, c8

Ekstdnsi articulatio

Nama otot

basis ossis metacarpi

humeri

N.radialis

ilt

radiocarpea
Ramus profundus

Phalanx media dan


distalis empat jari

N.radialis

medial
M.extensor digiti
minimi

Epicondylus lateralis

M.exlensor carpi

Epicondylus lateralis

Ramus profundus

Ekspansi extensor.jari

humeri

N.radialis

kelingking

ft etacarpophalangea lari

kelingking

ulnads

Basis ossis metacarpi V

Ekstensi dan aduksi


tangan pada articulafio'

N.radialis

C7, C8; T1

Ekstensi articulatio cUbiti:'

Ramus profundus

c5. c6

Supinasi lengan bawah

Ramus profundus

c7, c8

Abduksi dan ekstensi ibu

N.radialis
Ramus profundus

c7, c8

Ekstensi articulatio

N.radialis

humeri

.,

c7, c8

Ramus profundus

radiocarpea
M,anconeus

Permukaan lateral
processus olecranii

Epicondylus lateralis
humeri

ulnae
Collum dan corpus ulnae

Epicondylus lateralis
humeri, ligamentum

M.supinator

N.radialis

annulare articularis
radioulnaris proximalis,
Mrabductor pollicis
longus
M,extensor pollicis
brevis

dan ulna
Permukaan posterior

Basis ossis metacarpi

corpus radii dan ulnae


Permukaan poster;or

Basis phalangis
proximalis ibu.jari

corpus radii

jari

N.radialis

metacarpophalangea
ibu

M.extensor pollicis
longus
M.extensor indicis

Permukaan posterior

Basis phalangis distalis

corpus ulnae
Permukaan posierior

Ekspansi extensor jari

ibu jari

telunjuk

corpus ulnae

jari

Ramus profundus

c7, c8

Ekstensi phalanx distalis

N.radialis
Ramus profundus

c7, c8

Ekstensi

articulatio

teluniuk

M. palmaris longus
N. medianus
M flexor carpi radialis

A. radialis
ramus superficialis
N. radialis

M. flexor carpi ulnaris

M. pronator teres
M. flexor pollicis longus

A.N interosseus
anterior

M. brachioradialis

K,)#:N

M. extensor carpi
radialis longus
M. extensor carpi
radialis brevis

s5##

M. extensor digitorum
radius
l\,4.

M. flexor digitorum profundus

ulna
M. extensor pollicis longus

:'r

metacarpophalangda ja{i

* Persaraian utama dicetak dengan huruftebal.


Dari Snell RS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004, hal 536.

A. dan N. ulnaris

',

ibu jari

N.radialis

M. flexor digitorum superficialis

supinator

M. abductor pollicis longus


A. N. interosseus posterior
M. extensor digiti minimi
M. extensor carpi ulnaris

Gambar 13-31 Potongan melintang lengan bawah setinggi insersi musculus pronator teres.

448

BAB 13

retinaculum

musculorum M. palmaris longus


flexorum

N. medianus

ramus cutaneus
palmaris N. ulnaris

ramus cutaneus palmaris N. medianus

otot-otot eminentia
hypothenaris

otot-otot eminentia thenar


M. flexor carpi radialis
crista trapeziui

A. ulnaris
N. ulnaris
M. flexor digitorum

M. flexor pollrcis longus

M. flexor digitorum

M. abductor pollicis longus

profundus

/A\

hamulus ossis hamati

trapezium

irapezoideum

selubung sinovial fleksor

lffi/
\Y^M

M. extensor pollicis brevis


ramus superficialis
N. radialis

M. extensor carpi ulnaris


A. radialis

ramus cutaneus posterior


N. ulnaris
V. basilica

V. cephalica

M. extensor carpi radialis


longus dan brevis

M. extensor digiti minimi


M. extensor digitorum
M. extensor

indicis

M. extensor pollicis longus


retinaculum musculorum extensorum

Gambar 13-32 Potongan mellntang tangan memperlihatkan hubungan tendo, saraf, dan arteri dengan retinacula musculorum
fl

exorum dan extensorum.

selubung fleksor fibrosa

M. lumbricalis

M. interosseus dorsalis

M. flexor digitorum

flexor digitorum

M. bdductor pollicis

profu ndus

A. N. digitalis
M. opponens digiti minimi

arcus palmaris
M. flexor digiti minimi
M. abductor digiti minimi

hamulus ossis hamati


os pisiforme

M. opponens pollicis
M. flexor pollicis brevis
M. abductor pollicis brevis
crista trapezii
M. abductor pollicis longus

M. flexor carpi ulna

retinaculum
musculorum flexorum

Gambar 13-33 Telapak tangan tampak


anterior, Aponeurosis palmaris dan
sebagian besar retinaculum flexorum

dibuang untuk memperlihatkan arcus


radialis
tuberculum scaphoideum
M. flexor carpi radialis
M. flexor pollicis longus
medianus
M. flexor digitorum profundus

palmaris superficialis, nervus medianus,


dan tendo-tendo flexor panjang.
Segmen-segmen tendo musculus flexor

digitorum supelficialis dibuang untuk


memperlihatkan tendo-tendo musculus
fl

exor digitorum profundus.

OTOT SKELET

M. interosseus dorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interosseus palmaris lll

M. interossus palmaris ll

M. interosseus dorsalis lV
M- interosseus palmaris lV

os sesamoideum

arcus palmaris
profundus

M. abductor pollicis brevis

M. opponens
digiti minimi

M. flexor pollicis brevis

M. abductor
digiti minimi

M. interosseus palmaris

A. radialis
A. N. ulnaris

M. abductor
pollicis longus

retinaculum musculorum flexorum

Gambar 13-34 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal
nervus ulnaris.
Diperlihatkan juga musculi interossei.

Mm. interossei dorsales

Mm. interosseus palmares

M. extensor digitorum

Gambar 13-35 Origo dan insersi musculi interossei palmares


dan dorsales. Diperlihatkan juga fungsi otot-otot tersebut.

449

450

BAB 13

Tabel 13-16 Otot0tot Kecil Tangan


Nama otol
M.palmaris brevis

Fungsi
Retinaculum

Kulit telapak tangan

musculorum

Ramus superficialis

Mengerutkan kulit untuk


memperkuat genggaman

N-ulnaris

flexorum,

telapak tangan

aponeurosis palmaris

Mmlurnbricales (4)

Tendo M.flexor
digitorum profundus

Ekspansi extensor 4 jari


medial

I dan ll, yaitu dua sisi

c8.T1

Fleksi articulationes

lateral, N.i'redianus;

metacarpophalangeae

Ill dan lV oleh


ramus profundus

dan ekstensi articulationes


interphalan geae jari-jari,

N.ulnaris

kecuali ibu jari

Mm.interossei (8)
Palmares(4)

Yang I berasal dari


basis ossis metacarpi
l; tiga sisanya
dari permukaan

anterior corpus ossis


metacarpi ll,
Dorsales (4)

lV

dan V
Pinggir yang berdekatan
antara corpus ossis
metacarpi

Phalanx proximalis ibu


jari, jari telunjuk,

Ramus profundus

C8,T1

Mm.interossei palmares

mengaduksi jari ke arah


pusat jari lll

N.ulnaris

jari manis dan jari


kelingking dan ekspansi
extensor dorsal pada
masing-masing jari
Phalanx proximalis jari
telunjuk, jari tengah dan
jari manis dan ekspansi

Ramus profundus

c8,Tl

Mm.interossei dorsales
mengabduksi jari
dari pusatjari lll;

N.ulnaris

extensor dorsal

Mm.interosseus
palmares dan dorsales

(Gambar'13-35)

keduanya mengfleksikan
articulationes
metacarpophalangeae
dan mengekstensikan
articulationes
interphalangeae.

Otot-Olot Fendek lbu jari


M.abductor pollicis
brevis

Os scaphoideum,
tmpezium,

Basis phalangis proximalis

N.medianus

c8,T1

Abduksi ibu iari

N.medianus

c8,r1

Fleksi articulatio

ibu.jari

retinaculum
musculorum flexorum

Mjfexor pollicis
, brevis

Retinaculum

M;opponens Pollicis

Retinaculum

musculorum flexorum

Basis phalangis proximalis


ibu jari

metacarpophalangea
ibir

musculorum flexorum

Corpus ossis metacarpi

jari

N.medianus

c8,T1

Menarik ibu jari ke medial


dan depan melintasi

Ramus profundus

c8,T1

Aduksi ibu jari

Ramus profundus

c8,Tl

Abduksi jari kelingking

N.ulnaris
Ramus profundus

c8,T1

Fleksi jari kelingking

c8.Tl

Menarik os metacarpale V
ke depan seperti waktu

ibu jari

telapak tangan
M.adductor pallicie

Caput obliquum;
os metacarpale

Basis phalangis proximalis


ibu jari

N.ulnaris

ll dan lll; caput


transversum; os
metacarpale lll

Olot'Otot Pendek Jari Kelingking


Os pisiforme

Basis phalangis proximalis

jari kelingking
Retinaculum
musculorum flexorum
Retinaculum
musculorum flexorum

Basis phala ngis


proximalis jari
kelingking
Pinggir medial os

N.ulnaris
Ramus profundus
N.ulnaris

metacarpale V

menguncupkan telapak
tangan

.*F.elsarsff].utama dicetak dengan huruf tebal.


Daii:SnellRS: ClinicalAnatomy. Ed 7. Philadelphia: LippincottWilliams &Wilkins, 2OO4,hal546.

OTOT SKELET

selubung fibrosa otot fleksor

451

insersi M. flexor digitorum profundus

selubung sinovial digitalis dibuka


untuk memperlihatkan tendo fleksor

selubung sinovral jari

selubung sinovial untuk M. flexor


pollicis longus (bursa radialis)

selubung fibrosa otot flexor


M. flexor digitorum
M. flexor digitorum

superficialis
N. digitalis palmaris

selubung sinovi

M. flexor digitorum
profundus
M. flexor pollicis longus

A. digitalis

M. flexor carpi radialis

N. digitalis dorsalis

selubung sinovial M. flexor carpi radialis


ekspansi extensor dorsal
phalanx proximalis

Gambar 13-36 Tangan tampak anterior, memperlihatkan selubung sinovial fleksor, Potongan melintang jari juga diperlihatkan

lnsersi Tendo

Otot Extensor Panjang

Keempat tendo musculus extensor digitorum menyebar di atas


dorsum manus. Tendo ke jari telunjuk bergabung dengan tendo
ini pada sisi medialnya melalui tendo musculi extensor indicis
(Gambar 13-38 dan 13-39). Tendo ke jari kelingking bergabung
pada sisi medialnya melalui dua tendo musculus extensor digiti

minimi.
Pada permukaan posterior tiaptiap jari, tendo extensor
melebar membentuk ekspansi extensor. Dekat articulatio interphalangea proximalis, ekspansi extensor kemudian terbagi
menjadi tiga bagian: bagian sentral yang berinsersi pada basis
phalangis medialis dan dua bagian lateral yang bersatu untuk
berinsersi pada basis phalangis distalis.

Tambahan pula, ekspansi extensor merupakan tempat insersi

tendo musculus interosseus yang sesuai pada setiap sisi. Lebih


ke distal, ekspansi extensor juga merupakan tempat insersi tendo
musculi lumbricales pada sisi lateralnya.

Aponeurosis Palmaris
Di telapak tangan, fascia profunda sangat tebal untuk melindungi
tendo, saraf, dan pembuluh darah yang terletak di bawahnya,
disebut aponeurosis palmaris. Ke proximal berlanjut sebagai
tendo musculus palmaris longus, dan dilekatkan ke retinaculum
musculorum flexorum. Di basis jari-jari, pinggir distal aponeurosis
membelah menjadi empat belahan yang berjalan ke jari-jari.

452

BAB 13

M. extensor digitorum

Mm. interossei dan


Mm. lumbricales

M. lumbricalis

M, interosseus

os metacarpale lll
M. flexor digitorum

superficialis
extensor digitorum

os metacarpale lll
M. interosseus
M. lumbricalis

M. flexor digitorum
superficialis

Gambar 13-37 Insersi tendo-tendo flexor dan extensor panjang pada jari-jari. Juga diperlihatkan insersi musculi lumbricales
dan musculi interossei. Gambar paling atas melukiskan kerja musculi lumbricales dan musculi interossei dalam memfleksikan
afticulationes metacarpophalangeae dan mengekstensikan articulationes interphalanqeae.

OTOT SKELET

digitorum
extensorum

extensor
indicis

V. digitalis

M. interosseus
dorsalis
pertama

A. radialis

extensor
pollicis
longus
extensor
pollicis
brevis

retinaculum
musculorum
extensoTum

extensor
pollicis longus

radius
extensor
pollicis
brevis

abductor
polllcis
longus

ulna

extensot
carpi ulnaris

extensor
digitorum
extensor
digiti
minimi

Gambar 13-38 Diseksi permukaan dorsal tangan kanan, memperlihatkan tendo otot-otot extensor panjang dan retinaculum
musculorum extensorum.

453

454

BAB

13

ekspansi extensor dorsal

extensor indicis

M. interosseus dorsalis

extensor digitorum

extensor digiti minimi


extensor pollicis longus

extensor poilicis brevis


abductor pollicis longus

extensor carpi ulnaris

extensor digiti minimi

extensor carpi radialis longus

extensor digitorum

extensor carpi radialis brevis

Gambar 13-39 Permukaan dorsal tangan, memperlihatkan tendo-tendo otot extensor panjang dengan selubung sinovialnya.

Aponeurosis palmaris juga berlanjut dengan fascia yang menutupi


otot-otot eminentia thenar dan hypothenar.

Otot-Otot Extremitas nferior


I

Regio Glutea

Regio glutea atau bokong dibatasi di superior oleh crista iliaca dan
di inferior oleh lipatan glutea. Regio ini sebagian besar dibentuk
oleh musculi glutei dan fascia superficialis yang teba1.

Otot-otot regio glutea (Gambar 13-40 dan 13-41) diuraikan


dalam Tabel 13-17.

Fascia
tascia Superficialis
Fascia superficialis tebal (terutama pada wanita) dan banyak
mengandung lemak.
Fascia Profunda
Fascia profunda berlanjut ke distal dengan fascia lata tungkai atas,

dan membelah unfuk membungkus musculus gluteus maximus.

OTOT SKELET

455

Fascia profunda

M. tensor fasciae latae

M. gluteus medius

M. gluteus maximus

Tractus ilioiibialis

M. adductor magnus

M. semitendinosus

M. vastus lateralis

Fascia profunda
(fascia lata)

M. biceps femoris caput longum

Gambar 13-40 Musculus gluteus maximus dextra.

Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen:

Ligamenta Penting

Ligamentum sacrotuberosum dan ligamentum sacrospinosum


rnenstabilkan sacrum dan mencegah sacrum berputar oleh karena
beban columna vertebralis.
Ligom entu m S aootuberosum

Ligamentum sacrotuberosum menghubungkan spina iliaca


posterior in{erior, bagian lateral sacrum, dan os coccygis ke tuber
ischiadicum (Gambar 13-41).
Ligo m e ntu

m Socrospinosum

Ligamentum sacrospinosum menghubungkan bagian lateral


sacrum dan os coccygis dengan spina ischiadica (Cambar 13-41).

toramina Penting
Foramen Ischiodicum Majus
Foramen ischiadicum majus dibentuk oleh perubahan incisura
ischiadica major ossis coxae menjadi sebuah foramen oleh adanya
ligamentum sacrotuberosum dan sacrospinosum.

l} M.piriformis
I N.ischiadicus
l) N.cutaneus femoris posterior
ll N.gluteus superior dan N.gluteus inferior
il Nervus ke M.obturator intemus dan M. quadratus femoris
<l N.pudendus
I A.dan V.glutea superior serta A.dan Vglutea inferior
l) A.dan V.pudenda interna
Foramen lschiadicum Minus
Foramen ischiadicum minus dibentuk oleh perubahan incisura
ischiadica minor ossis coxae menjadi sebuah foramen oleh adanya
ligamentum sacrotuberosum dan sacrospinosum.
Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen:

I
a
I
t

Tendo M.obturator internus


Nervus ke M.obturator intemus

N.pudendus
A. dan V.pudenda intema

456

BAB

13

TungkaiAtas

Otot-otot kompartemen fascial anterior (Gambar 13-42) diuraikan


dalam Tabel 13-18. Otot-otot kompartemen fascial medial (Gambar
13-43) diuraikan dalam Tabel 73-79, dan otot-otot kompartemen
fascial posterior (Gambar 13-44) diuraikan dalam Tabel 13-20.

Fascia Profunda Tungkai Atas (Fascia Lata)


meliputi tungkai atas seperti kaki celana (Gambar
13-45). Pinggir atasnya melekat pada pelvis dan berhubungan
dengan ligamentum inguinale.

Fascia profunda

Tractus lliotibialis

Tractus iliotibialis merupakan penebalan fascia iata pada sisi


lateralnya (Gambar 13-45). Tractus iliotibialis melekat di atas
tuberculum iliacum dan di bawah pada condylus lateralis tibiae.

Tractus iliotibialis merupakan tempat insersi sebagian besar


musculus gluteus maximus dan musculus tensor fasciae latae.
Hiatus Saphenus

Hiatus saphenus merupakan celah pada fascia profunda di depan

tungkai atas tepat distal dari ligamentum inguinale (Gambar


13-46). Hiatus saphenus ini dilalui oleh vena saphena magna,
beberapa cabang kecil arteria femoralis, dan pembuluh limfe.
Hiatus saphenus diisi oleh jaringan ikat jarang yang disebut fascia
cribrosa.

Kompartemen Fascia Tungkai Atas


Tiga septa fascia berjalan dari permukaan dalam selubung {ascia
profunda tungkai atas menuju ke linea aspera femoris (Gambar
13-45). Dengan cara ini tungkai atas dibagi atas tiga kompartemen,
masing-masing mempunyai otot, saraf, dan arteri tersendiri.
Kompartemen-kompartemen itu adalah:

OTOT SKELET

457

crista iliaca
M. gluteus medius
spina iliaca posterior superior

ti

A. glutea superior

ligamentum sacrotuberosum
M. gluteus minimus
A. glutea superior
A. dan N. gluteus
inferior
spina ischiadica
M. tensor fasciae latae
N. gluteus superior

nervus ke
M. obturator internus

M. piriformis
M. gemellus superior

N. pudendus
ligamentum sacrospinosum
A. pudenda interna

M. obturator internus

coccygrs

M. gemellus inferior

fossa ischiorectalis

trochanter major
N. cutaneus
femoris posterior

lemak

quadratus femoris

M. semimembranosus

adductor magnus
M. gracilis
nervus ke otot hamstring

tractus iliotibialis

M. adductor magnus

N. ischiadicus
M. gluteus maximus

M. biceps femoris
M. semitendinosus

Gambar 13-41 Struktur-struktur di dalam regio glutea kanan. Sebagian besar M.gluteus maximus dan sebagian M.gluteus
medius dibuang.

ll
I
a

Kompartemen anterior dengan nervus femoralis


Kompartemen media (adductor) dengan nervus obturatorius
Kompartemen posterior dengan nervus ischiadicus

Trigonum femorale berisi bagian terminal nervus {emoralis


beserta cabang-cabangnya, selubung femoral, arteria femoralis
beserta cabang-cabangnya, vena femoralis beserta cabangcabangny4 dan nodi lymphoidei inguinales.

Trigonum Femorale
Trigonum femorale terletak di bagian atas permukaan depan
tungkai atas (Gambar 13-42). Batas-batasnya adalah sebagai
berikut:

a
I
.)

Batas superior: ligamentum inguinale


Batas lateral: M.sartorius
Batas medial: M.adductor longus.

Selubung Femoralis
Selubung femoralis adalah penonjolan ke bawah dari abdomen ke
fascia transversalis dan fascia iliaca pada tungkai atas. Selubung

ini membungkus arteria dan vena femoralis dan pembuluh limfe


sampai kira-kira 1 inci (2,5 cm) di bawah ligamentum inguinale
(Gambar 13-46). Pada saat arteria femoralis sampai ditungkai
di bawah ligamentum inguinale, pembuluh ini menempati

atas

458

BAB 13

spina iliaca anterior superior

M. iliacus

\
N. cutaneus femoris lateralis
M. sartorius

M. psoas
alis

\ v femoralis
selubung femoralis

N. femoralis

canalis femoralis
ligamentum inguinale

A. circumflexa
femoris lateralis

tuberculum pubicum

A. pudenda externa profunda


A. profunda femoris
M tensor fasciae latae

A. circumflexa

femoris medialis
N. cutaneus
femoris intermedius

funiculus spermaticus
M. pectineus
N. cutaneus femoris medialis
M. adductor longus

M. adductor magnus
M. gracilis

Nervus ke M. vastus
medialis
M. vastus intermedius

M. vastus lateralis

A. femoralis

M. vastus medialis
corpus femoris
N. saphenus

tractus iliotibialis

M. rectus femoris

Iigamentum patellae
N. saphenus

Gambar 13-42 Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsaftorius) pada tungkai atas kanan

OTOT SKELET

Nama otot

459

460

BAB 13
N. femoralis

M. psoas
A. V. femoralis
M. iliacus

anulus femoralis
ligamentum lacunare

selubung femoral

M. pectineus

divisi anterior
I

M. obturator
externus

l-

N. obturatorius

divisi posterior

M. adductor brevis

A. profunda femoris
M. adductor magnus

M. adductor longus

Aa. perforantes

A. femoralis

V. femoralis

A. decendens genus

Gambar 13-43 Hubungan antara nervus obturatorius dan otot-otot adductor pada tungkai bawah kanan.

kompartemen lateral selubung. Vena femoralis menempati


kompartemen intermedia, dan pembuluh limfe (serta biasanya
satu nodus lymphaticus) menempati kompartemen paling

juga merupakan bagian yang cenderung lemah pada dinding


abdomen; penonjolan peritoneum dapat dipaksa turun ke bawah
ke canalis femoralis sehingga menyebabkan hernia femoralis.

medial.
Annulus Femorolis
Canalis Femoralis
Canalis femoralis (Cambar 13-46) merupakan kompartemen kecil

Annulus femoralis merupakan pintu atas femoralis. Annulus ini


diisi oleh sebuah sumbatan lemak extraperitoneal yang disebut

di

septum femorale.

sisi medial sarung femoralis yang ditempati oleh pembuluh


llmfe. Panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3 cm). Canalis femoralis

OTOT

SKELET

461

462

BAB 13

M. gluteus medius

gluteus maximus

\t

M. gluteus minimus
M. piriformis

- M. gemellus superior
obturator internus
M. gemellus inferior
trochanter major
M. quadratus femoris

M. adductor magnus
(bagian

M. adductor magnus

saraf ke otot-otot
M. gluteus maximus
M. biceps femoris
linea aspera
N. ischiadicus

caput brevis

1
I

M. biceps femoris

caput longumJ

A. poplitea
hiatus
adductorius

adductorium
M. plantaris
M. semimembranosus

N. tibialis

caput fibulae
M. politeus

Gambar 13-44 Struktur-struktur profunda permukaan posterior tungkai atas kanan

Botos-8otos Penting

Canalis Adductorius (Subsartorius)

a Ke anterior: ligamentum inguinale


I Ke posterior: ramus superior ossis pubis dan

Canalis adductorius adalah sebuah celah intermuskular pada

a
I

ligamentum
pectineum
Ke lateral: vena femoralis
Ke medial: ligamentum lacunare (perpanjangan ligamentum
inguinale; lihat Gambar 13-17).

permukaan medial sepertiga bagian tengah tungkai atas di bawah


musculus sartorius (Gambar 13-42). Dinding postedor dibentuk
oleh musculus adductor magnus, dinding lateral dibentuk oleh
musculus vastus medialis, dan dinding anteromedial dibentuk
oleh musculus sartorius dan fascia.

OTOT

Canalis adductorius berisi arteria dan vena femoralis,


pembuluh limfe profunda, nervus saphenus, dan nervus ke
musculus vastus medialis.

wajik

dan terletak di belakang lutut (Gambar 13-47). Fossa berisi vasa

poplitea, vena saphena parva, nervus peroneus communis dan


nervus tibialis, nervus cutaneus femoris posterior, jaringan ikat

dengan fascia profunda tungkai atas (Gambar 13-52). Fascia


ini melekat pada margo anterior dan medialis tibia, dua septa
intermuskularis beqalan dari aspek profundanya untuk melekat
pada fibu1a. Septurn ini bersama dengan membrana interossea
membagi tungkai bawah menjadi tiga kompartemen, dan masing-

masing kompartemen mempunyai otot, pembuluh daral'r, dan


saraf. Kompartemen-kompartemen tersebut adalah sebagai

dan nodi lymphoidei.

berikut:

Batas-Batas

13-49) diuraikan dalam Tabel 73-22, dan otot-otot kompartemen


fascia posterior (Cambar 13-50) diuraikan dalam Tabel 13-23. Otot
dorsum pedis (Cambar 13-51) diuraikan dalam Tabel 13-21.

Iascia profunda membungkus tungkai bawah dan di atas menyatu

Fossa popiitea adalah ruang intermuskular yang berbentuk

463

Kompartemen Fascial Tungkai Bawah

Regio Lutut

Fossa Poplitea

SKELET

Ke lateral: musculus biceps femoris di atas dan caput laterale


musculus gastrocnemius dan musculus plantaris di bawah.
Medial: musculus semimembranosus dan musculus semitendinosus di atas dan caput mediale musculus gastrocnemius
di bawah.

a Kompartemen anterior dengan nervus peroneus profundus


i) Kompartemen laterai (peroneal) dengan nervus peroneus
a

superficialis
Kompartermen posterior dengan nervus tibialis

Membrana lnterossea

Tungkai Bawah

Otot-otot kompartemen fascia anterior (Gambar 13-48) diuraikan


dalam Tabei 13-21. Otot-otot kompartemen fascia lateral (Gambar

l\,4.

Membrana interossea adalah membrana tebal dan kuat yang


menyatukan tibia dan fibula dan menyediakan tempat untuk
perlekatan otot-otot (Cambar 13-52).

rectus femoris
M. vastus lateralis

M. vastus intermedius

M. vastus medialis
nervus ke M. vastus medialis
A. profunda femoris

N. saphenus

V femoralis
A. femoralis

tractus iliotibialis

M. sartorius
V. saphena

magna
N. ischiadicus
M. adductor

longus

M. gracilis

M. biceps femoris

M. adductor magnus
M. semitendinosus

medial

M. semimembranosus

N. cutaneus femoris posterior

lateral

Gambar 13-45 Potongan melintang pertengahan tungkai atas kanan, dilihat dari atas.

464

BAB 13

selubung femoralis

V. femoralis

A. femoralis
hiatus saphenus
margo falciformis

V. saphena magna

perlekatan lapisan
membranosa fascia
superficialis

kelompok horizontal
nodi lymphoidei
lnguinales superficiales

A.

V circumflexa ilium superficialis


ligamentum inguinale
A. V. epigastrica superficialis

A. V pudenda
externa superficialis

V saphena magna

kelompok vertikal nodi


lymphoidei inguinales
superficiales

Gambar 13-46 A, B, Venae, arteriae, dan nodi lymphoidei superficiales di atas trigonum femorale dextrum. Perhatikan
hiatus saphenus pada fascia profunda dan hubungannya dengan selubung femoralis. Perhatikan pula garis perlekatan lapisan
membranosa fascia superficialis dengan fascia profunda, kira-kira seluas satu jari dari ligamentum inguinale.

OTOT SKELET

465

M. vastus lateralis

M. gracilis

N. peroneus communis
M. semitendinosus
N. tibialis

V. poplitea

V. saphena

M. plantaris

biceps femoris
N. cutaneus
surae lateralis

ligamentum laterale

ramus communicans
N. peroneus

V. saphena parva

soleus
caput mediale
gastrocnemius
caput laterale
M. gastrocnemius

N. suralis

&
Gambar 13-47 Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra.

Pergelangan Kaki (Articulatio

Retinaculum Musculorum Extensorum 5uperius

Talocruralis)

Retinaculum musculorum extensorum superius melekat pada


ujung distal margo anterior fibula dan tibia (Gambar 13-48).

Retinacula
Retinacula merupakan penebalan fascia profunda yang mempertahankan tendo-tendo panjang di sekitar articulatio talocruralis
pada posisinya dan berfungsi sebagai katrol (Gambar 13-48 dan
13-53).

Retinaculum Musculorum Extensorum lnferius

Retinaculum extensorum inferius berbentuk huruf t terletak pada


permukaan anterior sendi pergelangan kaki (Gambar 13-48,73-53,
dan 13-54).

466

BAB

13

ligamentum patellae

M. sartorius

N. saphenus
M. tibialis anterior
V. saphena magna

M. extensor
digitorum longus

M. gastrocnemius

M. soleus

M. extensor hallucis longus


M. peroneus brevis
peroneus superficialis

retinaculum musculorum
extensorum superius

malleolus medialis

malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius

N. peroneus profundus

M. extensor digitorum brevis


M. peroneus tertius

A. dorsalis pedis

M. extensor digitorum brevis


M. extensor hallucis longus
M. extensor digitorum longus

Gambar 13-48 Struktur-struKur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum

pedis.

Retinaculum I'lusculorum flexorum

Retinaculum Musculorum Peroneorum Superius

Retinaculum musculorum flexorum meluas dari malleolus


medialis ke fascies medialis calcanei (Gambar 13-54 dan 13-55).
Retinaculum ini mengikat otot-otot profunda bagian belakang

Retinaculum musculorum peroneorum superius menghubungkan


malleolus lateralis ke facies lateralis calcanei (Gambar 13-54 dan

tungkai bawah ke belakang malleolus medialis pada saat otot-otot


ini berjalan ke depan untuk sampai ke telapak kaki.

peroneus longus dan brevis ke belakang malleolus lateralis.

13-55). Retinaculum

ini mengikatkan tendo-tendo

musculus

OTOT

Nama otot

SKELET

467

468

BAB

13

ligamentum patellae
M. sartorius
M. tibialis anterior
M. peroneus longus
M. extensor digitorum longu

A. tibialis anterior

V. saphena magna

N. saphenus

N. peroneus profundus
M. extensor hallucis longus

M. gastrocnemius

N. peroneus superficialis
membrana interossea
M. peroneus brevis

M. peroneus longus

retinaculum musculorum
extensorum superius
retinaculum musculorum
extensorum inferius

malleolus medialis

M. extensor digitorum brevis


M. peroneus tertius

M. tibialis anterior
A. dorsalis pedis

M. extensor digitorum longus


M. extensor hallucis longus
N. peroneus profundus

Gambar 13-49 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum

pedis.

OTOT

SKELET

M. biceps femoris
M. semitendinosus
A. poplitea
M. gracilis

N. tibialis

M. plantaris
M. plantaris
M.

caput laterale
M. gastrocnemius
M. gastrocnemius

M. gastrocnemius
M. biceps femoris

M. gastrocnemius

tendo calcaneus

tendo calcaneus

B
Gambar 13-50 Struktur-struktur pada aspek posterior tungkai bawah kanan .
telah dibuang.

Pada (B) sebagian besar M. gastrocnemius

469

470

BAB 13

OTOT SKELET

ramus perforans A. peronea

471

A. tibialis anterior

malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor digitorum brevis
M. peroneus
A. tarsalis lateralis
A- arcuata

M. peroneus

A. dorsalis pedis

tendo-tendo M- extensor
digitorum brevis
tendo-tendo M. extensor
digitorum longus

M. extensor hallucis longus

A. metatarsalis dorsalis

M. interosseus dorsalis lV
ramus terminalis medialis
N. peroneus profundus

M. interosseus dorsalis

M. interosseus dorsalis ll
ekspansi extensor
M. interosseus dorsalis lll

Gambar 13-51 Struktur-struktur pada dorsal pedis dextra.

Retinaculum l'lusculorum Peroneorum lnferius

Fascia Profunda

Retinaculum musculorum peroneorum inferius mengikat tendotendo musculus peroneus longus danbrevis ke sisi lateral calcaneus

Aponeurosis Plantaris

(Gambar 13-53 dan 13-55).

Telapak Kaki

Otot-otot telapak kaki (Gambar 13-56, 13-57,13-58, 13-59, dan


13-60) biasanya diuraikan dalam empat lapis (dari inferior ke
superior). Otot-otot ini diuraikan dalam Tabel 13-24.

Aponeurosis plantaris adalah fascia profunda yang menebal dan


berbentuk segitiga, yang berfungsi meiindungi saraf, pembuluh
darah, dan otot-otot yang terletak di bawahnya. Apex aponeurosis
plantaris melekat pada tuberculum calcanei medialis dan lateralis.
Basis aponeurosis terbagi menjadi lima berkas yang menuju ke
jari-jari.

472

BAB

13

tibialis anterior
membrana interossea

W, commintantes
A. tibialis anterior

M. tibialis posterior

M. extensor digitorum longus

tibia

N. peroneus profundus

M. flexor digitorum longus

septum fasciale anterius


A. tibialis posterior
N. peroneus superficialis

M. popli
N

M. peroneus longus
V. saphena

magna

septum fasciale
posterius
M. flexor hallucis

longus

fascia transversalis

M. plantaris

profunda
M. soleus

M. gastrocnemius (caput laterale)


V. saphena parva
fascia profunda

Gambar 13-52 Potongan melintang melalui pertengahan tungkai bawah kanan, dilihat dari atas

Lengkung Kaki
Lengkung-lengkung kaki beserta otot-otot yang menyokongnya
diuraikan secara lengkap pada halaman 403.

OTOT

SKELET

M. peroneus
brevis

M. peroneus
longus

N. suralis
retinaculum
musculorum
extensorum
superi us

tendo
calcaneus

malleolus
lateralis

V. saphena

parva

tendo
M. peroneus
longus

tendo
M. peroneus
brevis

kulit dilipat

Gambar 13-53 Diseksi yang memperlihatkan struktur-struktur yang berjalan di belakang malleolus lateralis. perhatikan letak
retinacula.

473

474

BAB 13

M. extensor hallucis longus


A. dorsalis pedis
retinaculum musculorum
extensorum inferius
N.

V. saphena magna

talus

N. peroneus profundus

retinaculum
musculorum flexorum

malleolus lateralis

M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus

A. tibialis posterior

retinaculum musculorum
peroneorum superius
ligamentum talofibulare posterius
M. peroneus brevis dan longus
N. suralis
V. saphena parva

tendo calcaneus

Gambar 13-54 Batas-batas sendi pergelangan kaki kanan.

OTOT SKELET

M. flexor hallucis longus

M. peroneus brevis
M. peroneus longus
:i.

!,
t'

malleolus lateralis

1:.

1l
f.

retinaculum musculorum peroneorum


superius
selubung sinovial

A. peronea

retinaculum musculorum
extensorum inferius

os metatarsale V

Nft#

Retinaculum musculorum peroneorum inferius

M. abductor digiti minimi

M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus

A. tibialis posterior.

flexor hallucis longus


malleolus medialis

retinaculum musculorum
flexorum
M. tibialis anterior

tendo calcaneus
M. flexor hallucis longus

A. plantaris medialis
N dan A. calcanea

N. plantaris medialis

medialis

A. plantaris lateralis
N. plantaris lateralis
M. abductor hallucis
M. flexor digitorum brevis

Gambar 13-55 Struktur-strukturyang melalui bagian posterior malleolus lateralis (A) dan malleolus medialis (B). Selubung
sinovial tendo benrvarna biru. Perhatikan posisi retinacula.

475

476

BAB 13

Serabut-serabut M. flexor digitorum


brevis yang saling bersilangan

Nn. dan Aa. digitales

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis

A. plantaris medialis
N. plantaris medialis

M. abductor hallucis

flexor retinaculum
aponeurosis plantaris
N. calcaneus medialis

Gambar 13-56 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan pertama. Terlihat juga Afteria dan nervus plantaris medialis
lateralis.

dan

OTOT SKELET

M. lumbricalis
ketiga
M. lumbricalis
keempat

N. digitalis

Nn. digitales

arcus plantaris
ramus profundus

M. flexor hallucis longus

N. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

A. plantaris lateralis

N. plantaris medialis
M. flexor digitorum longus

A. plantaris medialis

M. quadratus plantae

Gambar 13-57 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan kedua. Terlihat juga Arteria dan nervus plantaris medialis dan lateralis.

477

478

BAB 13

selubung fleksor fibrosa jari ll

selubung sinovial
jari-jari kaki

M. flexor
hallucis longus
M. flexor digitorum longus

selubung sinovial
M. peroneus brevis

selubung sinovial
M. peroneus longus

selubung sinovial
M. flexor hallucis longus

Gambar 13-58 Vaginae synoviales tendo-tendo pada telapak kaki kanan,

OTOT SKELET

os sesamoideum

M. adductor hallucis

k:nx:
tendo M" abductor
digiti minimi

M. flexor digiti minimi brevis

Aa. metatarsales
arcus plantaris

ramus profundus
N. plantaris lateralis

. {ll
\ -''l

.v
'tri,7

ligamentum plantare
longus

ffi:'

\N-\J
Gambar 13-59 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan ketiga. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus arterialis plantaris.

479

480

BAB

13

M. interosseus dorsalis ketiga

Os sesamoideum
ligamentum plantare
articularis metatarsophalangeae

M. interosseus dorsalis pertama


M. interosseus dorsalis kedua

ligamentum transversum
profundum
M. interosseus dorsalis keempat
M. interosseus dorsalis ketiga

M. interosseus plantaris
pertama
M. interosseus plantaris kedua

A. metatarsalis plantaris
pertama

Aa. metatarseae
A. dorsalis pedis
arcus plantaris
ramus profundus
N. plantaris lateralis

M. peroneus longus

ligamentum plantare breve


M. tibialis posterior

Iigamentum plantare longum

Gambar 13-60 Otot-otot plantaris kaki kanan, lapisan keempat. Terlihat juga ramus profundus nervus plantaris lateralis dan
arcus plantaris. Perhatikan Iigamenta transversum profundi.

OTOT SKELET

nabel,l3-24 OtottotTela ak kaki


Narna otot

TubeF calcanei mediale '

,danitinaculuml

misculorurn,:lexorum

Tuberculumcalcanei

:'-mediale '

:.:.t: ': .,:t


i',i
, :
:.:

'

"r':"
. ,:

Tuberculurn calcahei
:.

Lapisenkedua

ritquaoFt

midiale dan taterale

ple.llgg

Tubei'cuf uni cateane!

.rnediale

Tendp M.flexor digitciuin

da1 l.41erate

'- .: t::

..::

Tendo-tendo M.flexor

Mm.lumb:ieales {4}

longusl:t' :

Ekspansi exten$or
dorsal; basis phalangis

digitorum longus

proximalis empat jari


kaki lateral

Tendo lvl.flexor
.digitorum loilgus

Lihat Tabel 13-23

Tendo M:flexor

Lihaliabel 13-23

hallucis longus

Lapisan,ketiga
M.ffexor,halllrcis

Os cnhoidum. os
cuneiforme laterale;

Llrevis

Tendo medial ke

:,

inselsi Mlibialis'

proximalisibujar.i;

posteripr

rtendalaleral ke sisi'. '


lateral basis phalangis.

" prcxirrritisibujari

t:
:

sisi ' ',,

medial basi$ phelangis

Qpput ob-liquum basis

:,:, ossis,rnetatafsi:ll;
tll; dan,lV; caput
tnsveBUm dad '
ligamgnirjm plantare
Easisossismetatarsi V

'

Slsi lateral basis phalangis


: proximab ibu jqri,kaki':

Sisi lAtcral basis phalangis


proximalis jari kelingkingi

481

482

BAB 13

7.

Pengetahuan Otot Umum

Pertanyaan Mencocokkan
Cocokkanlah setiap struktur yang terdapat

di

bawah

ini

dengan

suatu struktur atau peristiwa yang paling erat hubungannya.


Setiap jawaban dapat digunakan lebih dari satu kali.

1.

Fascia superficialis

2.

Fascia profunda

3.

Otot skelet

A.

Membagi bagian dalam extremitas menjadi kompartemen-

kompartemen

B.
C.
D.

|aringan adiposa
Tendon spindle

Antagonis
A. Sebuah otot yang berkontraksi secara isometrik untuk
menstabilkan origo otot yang lain
B. Sebuah otot yang kerjanya berlawanan dengan kerja otot
fleksor
C. Sebuah otot yang terutama bertanggung jawab untuk
suatu gerakan tertenfu
D. Sebuah otot yang mencegah pergerakan yang tidak
diinginkan pada sendi perantara sehingga otot lainnya
dapat melewati sendi ini dan bekerja terutama pada sendi
yang lebih distal
E. 'Adalah sebuah otot yang bekerja berlawanan dengan
penggerak utama

Otot-Otot Kepala dan Leher


Pertanyaan Melengkapi

Bukan salah satu di atas

Untuk setiap jenis gerakan otot di bawah ini, pilihlah definisi


yang paling sesuai.

4.

Penggerak utama

5.

Fiksator

6.

Sinergis

Pilih.lah kalimat yang paling tepat untuk melengkapi masingmasrng Pernyataan.

8.

Musculusoccipitofrontalis
A. mengangkat kulit di belakang 1eher.
B. mengangkat a1is.

C.
D.
E.

mengangkat kelopak mata atas.


menggerakkan telinga ke atas.
menggerakkan kulit kepala ke lateral.

OTOT

9.

483

D. Serabut-serabut posterior M.temporalis


E. M.pterygoideuslateralis

Musculus sternocleidomastoideus

A.
B.
C.
D.
E.

SKELET

mengekstensikan kepala.

mengekstensikanleher.
mengfleksikan leher
mengfleksikan kepala

Otot-Otot Punggung

(kedua otot bekerja bersama) mengekstensikan kepala dan

Pertanyaan Pilihan Ganda

mengfleksikan leher.
10. Musculus scalenus anterior dilekatkan di bawah pada

A.
B.
C.
D.
E.

costa
costa

I
III

processus transversus vertebrae cervicalis


costa

VII

II

manubrium stemi

11. Musculus senioelossus


A. menarik
B. menurunkan
C. menaikkan
D. menjulurkan
E. mengubahbentuk

13. Musculus styloglossus


A. menjulurkan lidah
B. menurunkan lidah
C. menarik lidah ke atas dan belakang
D. mengubah bentuk lidah
E. menaikkan lidah
14. Musculus palatoglossus
A. menarik lidah ke atas dan belakang
B. menaikkan lidah
C. mengubah bentuk lidah
D. menurunkan lida-h
E. menjulurkan lidah

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk setiap pertanyaan.
15. Otot apakah yang mengangkat palatum molle pada saat
menelan?

M. tensor veli palatini


M. palatoglossus
M. palatopharyngeus
M. levator veli palatini
M.salpingopharyngeus

16. Otot apakah yang sebagian berinsersi pada discus articularis


articulatio temporomandibularis?
A. M.pterygoideusmedialis
B. Serat anterior M.temporalis

C.

M.masseter

TEPAT.

17. Otot-otot dalam punggung (otot-otot posvertebra) mempunyai


ciri-ciri berikut ini, kecuali:
A. Otot-otot ini membentuk kolom otot yang tebal dan lebar,
yang terletak dalam lekukan pada setiap sisi processus
spinosus vertebrae.

lidah.

12. Musculus hypoglossus


A. mengubah bentuk lidah
B. menaikkan Iidah
C. menurunkan lidah
D. menjulurkan lidah.
E. menarik lidah ke atas dan belakang.

A.
B.
C.
D.
E.

Pilihlah satu jawaban yang paling

B. Semua otot dipersarafi oleh rami anteriores nervi


spinales.

C. Otot-otot ini

tersusun dari banyak otot dengan ukuran

panjang yang berbeda-beda.

D. Otot-otot ini berkembang dengan baik pada manusia


E.

karena otot-otot ini berperan besar untuk menjaga sikap


tubuh vertikal.
Tonus postural otot-otot ini merupakan faktor utama
dalam mempertahankan lengkung normal columna
vertebralis.

Otot-Otot Dinding Thorax


Pertanyaan Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling

TEPAT.

18. Pernyataan berikut ini benar untuk diaphragma, kecuali:

A. Crus dextrum merupakan lengkungan otot di

sekitar
oesophagus dan mungkin berperan mencegah regurgitasi
isi lambung ke oesophagus.

B. Pada kontraksi, diaphragma rneningkatkan

tekanan

intraabdominal dan membantu mengembalikan darah


vena ke atrium dextrum janfung.

C. Letak diaphragma lebih tinggi pada posisi

berbaring

daripada berdiri.

D.

Pada kontraksi, centrum tendineum turun dan mengurangi

tekanan intrathorax.

E.

Persarafan motorik diaphragma berasal

dari

keenam

nervus intercostalis terbawah.

Otot-Otot Abdomen
Pertanyaan Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling

TEPAT.

19. Pernyataan berikut ini benar untuk conjoint tendorL kecuali:


A. Berlanjut sebagai ligamentum inguinale.
B. Dibentuk dari penyatuan antara aponeurosis musculus
transversus abdominis dan musculus obliquus abdominis
internus.
C. Melekat di sebelah medial linea alba.

484
D.
E.

BAB 13

Melekat pada crista pubica dan linea pectinea.


Dapat menonjol ke depan pada hernia inguinalis direk.

20. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot


yang membentuk dinding posterior abdomery kecuali:
A. Musculus psoas major mempunyai selubung fascia yang
meluas ke paha sampai ke trochanter minor femoris
B. Musculus quadratus lumborum di anterior ditutupi oleh
fascia yang membentuk ligamentum arcuatum laterale.
C. Musculus iliacus dipersarafi oleh nervus femoralis.
D. Musculus transversus abdominis tidak ikut membentuk
sebagian dinding posterior abdomen.
E. Diaphragma tidakberperan membentuk dinding posterior

24. Pernyataan-Pernyataan di bawah ini benar untuk persarafan


motorik otot-otot dinding pelvis, kecuali:
A. Nervus atau plexus sacralis menyarafi musculus obturator
internus.
B. Nervus obtoratorius menyarafi musculus piriformis.
C. Nervus atau plexus sacralis menyarafi muscuius

abdomen'

iliococcygeus

D. Nervus atau plexus sacralis menyarafi musculus


coccygeus

E.

Ramus perinealis nervus sacralis keempat dan ramus


perinealis nervus pudendus menyarafi musculus levator
ani'

otot-otot

Perineum

21. Musculus rectus abdominis mempunyai ciri-ciri berikut ini,

kecuali:

PertanYaan Pilihan Ganda

A. Merupakan otot pipih panjang


B. Dipisahkandariototsisilainnyaolehlineaalba.
C. Berinsersi pada costa VIII, IX, dan X.
D. pinggir lateralnya membetuk rigi melengkung disebut
linea semilunaris.
E. otot ini dibagi dalam segmen-segmen yang jelas oleh
intersectiones tendineae.
22. Musculus obliquus externus pada dinding anterior abdomen
mempunyai ciri-ciri berikut ini, kecuali:
A. Berinsersi pada processus xiphoideus, llnea alba, crista
pubica, tuberculum pubicum, dan setengah anterior crista
iliaca.

B.

Celah segitiga di aponeurosisnya disebut anulus


suoerficialis.

Pilihlah satu jawaban yang paling

TEPAT.

25. Diaphragma urogenitale dibentuk oleh struktur-struktur di


bawah ini' kecuali:
A' Musculus tranversus perinei profundus'
B' Membrana perinei

C.
D.
E.

Sphincter urethrae
Fascia Colle's (lamina membranosa fascia superficialis)
Fascia pelvis parietalis yang menutupi permukaan atas
musculus sphincter urethrae.

inguinalis Otot-Otot

Extremitas Superior

C. Pinggir bawah aponeurosis membentuk ligamentum Pertanyaan Pilihan Ganda

inguinale'

,.

Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT.


j:-r:-^ anterior
-_,-L_1- dinding
^-a^-:^--.^.
vagina musculi
Otot ini ikut membentuk
recti abdominis'
26. Tendo-tendo berikut ini berinsersi pada basis phalangis
E. Membantu diaphragma selama expirasi dengan relaksasi
proximalis ibu jari, kecuali:
pada saat diaphragma bergerak turun.
A. Musculus extensor pollicis brevis
B. Musculus abductor pollicis longus
C. Musculus adductor pollicis caput obliquum
Otot-Otot Pelvis
D. Musculus flexor pollicis brevis
E. Musculus interosseus palmaris I
Pertanyaan Pilihan

D.

Ganda

Pilihlah satu jawaban yang paling

TEPAI.

23. Pernyataan-pernyataan di bawah ini benar untuk otot-otot


fascia di dalam peivis, kecuali:
A. Diaphragma pelvis kuat dan tidak berlubang.

dan

B. Di pelvis, fascia terbagi atas lapisan parietalis dan


visceralis.
C. Musculus iliococrygeus berasal dari fascia musculus
obturatorius intemus yang menebal.
D. Musculus levator ani dipersarafi oleh ramus perinealis
nervus sacralis keempat dan ramus perinealis nervus
pudendus.
E. Lapisan visceral fascia pelvis membentuk ligamenta
penting yang membantu menyokong uterus.

27. Otot-otot berikut ini melakukan abduksi tangan pada sendi


pergelangan tangan, kecuali:
A. Musculus flexor carpi radialis
B. Musculus abductor pollicis longus
C. Musculus extensor carpi radialis longus
D. Musculus extensor digiti minimi
E. Musculus extensor pollicis longus
28. Tendo otot-otot berikut ini membentuk rotator cuff, kecuali:
A. Musculus teres major
B. Musculus supraspinatus
C. Musculus subscapularis
D. Musculus teres minor
E. Musculus infraspinatus

OTOT

29. Spatium quadrangulare dibatasi oleh struktur-struktur berikut


ini, kecuali:
A. Collum chirurgicum humeri
B. Musculus triceps brachii caput longum
C. Musculus deltoideus
D. Musculus teres major
E. Musculus teres minor
30. Struktur-struktur berikut ini melekat pada tuberculum majus
humeri, kecuali:
A. Musculus supraspinatus
B. Ligamentum coracohumerale
C- Musculus teres minor
D. Musculusinfraspinatus
E. Musculus subscapularis

Otot-Otot Extremitas lnferior


Pertanyaan Pilihan Ganda
Pilihlah satu jawaban yang paling

TEPAT.

C.
D.
E.

32. Manakah otot


A. Musculus
B. Musculus
C. Musculus
D. Musculus
E. Musculus

Jt)

Struktur-struktur berikut ini berjalan melalui foramen


ischiadicum majus, kecuali:
Arteria glutea superior
Nervus ischiadicus
Tendo musculus obfurator internus
Nerr,'us pudendus

A.
B.
C.
D.
E.

Vena glutea inferior

37 Dasar

trigonum femorale dibentuk oleh otot-otot berikut ini,

kecuali:
A. Musculus
B. Musculus
C. Musculus
D. Musculus
E. Musculus

yang merupakan flexor tungkai atas?


gemellus superior

adductor longus
gracilis

pectineus

adductor brevis
iliacus
psoas

adductor longus

psoas

obturator intemus

33. Manakah otot yang melakukan dorsofleksi kaki pada articulatio talocruralis?
A. Musculus peroneus longus
B. Musculus extensor digitorum brevis

1.

Musculus tibialis posterior


Musculus extensor hallucis brevis
Musculus tibialis anterior

35. Struktur-struktur berikut ini membatasi fossa poplite4


kecuali:
A. Musculus semimembranosus
B. Musculus plantaris
C. Musculus biceps femoris
D. Musculus gastrocnemius caput mediale
E. Musculus soleus

gluteus maximus

obturator internus
gluteus medius
obturator externus
quadratus femoris

485

34. Gerakan "Membuka" sendi lutut untuk memungkinkan fleksi


disebabkan oleh aktifitas otot:
A. Musculus vastus medialis.
B. Musculus popliteus
C. Musculus gastrooremius
D. Musculus biceps femoris
E. Musculus articularis genus

31. Pada waktu berjalan, otot manakah dari sisi tubuh yang
menyokong yang mengangkat os coxae ketika tungkai
diayunkan?
A. Musculus
B. Musculus
C. Musculus
D. Musculus
E. Musculus

SKELET

38. Otot-otot berikut ini menginversi kaki, kecuali:


A. Musculus tibialis anterior
B. Musculus extensor hallucis longus
C. Musculus extensor digitorum longus
D. Musculus peroneus tertius
E. Musculus tibialis posterior

C yang benar. Penggerak utama adalah sebuah otot

B y*g benar.

Fascia superficialis mengandung jaringan


adipos4 yang terutama lebih banyak pada wanita.
A yang benar. Fascia profunda membentuk septa fibrosa yang
membagi bagian dalam extremitas menjadi kompartemenkompartemen (Gambar 13-28, 13-37,13-45, dan 13-52).
C yang benar. Otot skelet mengandung ujung-ujung saraf
sensoris, tendon spindle, dan muscle spindle, yar.g berfungsi
untuk mendeteksi derajat tonus di dalam otot (Gambar 13-3).

5.

yang
terutama bertanggung jawab untuk suatu gerakan tertentu.
A y*g benar. Fiksator adalah sebuah otot yang berkontraksi
secara isometrik untuk menstabilkan origo otot yang iain.
D yang benar. Sinergis adalah sebuah otot yang mencegah

pergerakan yang tidak diinginkan pada sendi perantara


sehingga otot lainnya dapat melewati sendi ini dan
bekerja terutama pada sendi yang lebih distal.

486

BAB t3

7. E yang
8.

benar. Antagonis adalah sebuah otot yang bekerja


berlawanan dengan penggerak utama.
B yangbenar. Musculus occipitofrontalisberfungsi mengangkat
alis (Gambar 13-6).

9.

E yang benar. Musculus stemocleidomastoideus, jika bekerja


bersama, mengekstensikan kepala pada articulatio atlantooccipitalis dan mengfleksikan leher pada articulationes
intervertebrales cervicales.

10. A yang benar. Musculus scalenus anterior berinsersi di bawah

memungkinkan lewatnya urethra pada pria serta urethra dan


vagina pada wanita.
24. B yangtidak benar. Musculus piriformis menerima persarafan
motorik dari plexus sacralis.
25. D yang tidak benar. Fascia Colle's (lamina membranosa dari
fascia superficialis) tidak berperan dalam pembentukan
diaphragma urogenitale. Fascia ini terlalu superficial dan
terletak tepat di bawah kulit (Gambar 13-22).
26. B yang tidak benar. Musculus abductor pollicis longus
berinsersi pada basis ossis metacarpi I.

pada costa I (Gambar 13-10).

11. D yang benar. Musculus genioglossus berfungsi menjulurkan


lidah. lngatlah bahwa kontraksi musculus genioglossus dexter
(misalnya) mengarahkan ujung lidah ke sisi kiri pasien.
72. C yang benar. Musculus hyoglossus berfungsi menurunkan
lidah.
13. C yang benar. Musculus styloglossus berfungsi menarik lidah
ke atas dan belakang.

A yang

benar. Musculus palatoglossus berfungsi menarik


lidah ke atas dan belakang.
15. D yang benar. Musculus levator veli palatini mengangkat
palatum molle pada saat menelan.
16. E yang benar. Musculus pterygoideus lateralis sebagian berinsersi pada discus articularis articulatio temporomandibularis (Gambar 13-7).
17. B yangtidak benar. Otot-otot posvertebra dipersarafi oleh rami
posteriores nervi spinales.
18. E yang tidak benar. Diaphragma menerima persarafan motorik
dari nervi phrenicus.
19. A yang tidak benar. Conjoint tendon tidak berlanjut ke
ligamentum inguinale (Gambar 13-17).
20. D yang tidak benar. Musculus transversus abdominis
membentuk sebagian area lateral dinding posterior abdomen

1.4.

(Gambar 17-25).

27. C yang tidak benar. Musculus rectus abdominis berinsersi


pada costa V VI, dan VII (Gambar 13-15).
22. E yang tidak benar. Musculus obliquus extemus dari dinding
anterior abdomen membantu diaphragma selama inspirasi
dengan relaksasi pada saat diaphragma bergerak turury
sehingga viscera abdominalis dapat diakomodasikan.
23. A yang tidak benar. Diaphragma pelvis merupakan otot
berbentuk corong, dibentuk oleh musculus levator ani dan
musculus coccygeus beserta fascianya. Diaphragma ini
berfungsi menyokong viscera pelvis. Ke anterior diaphragma
pelvis tidak utulL membentuk sebuah Pembukaan untuk

27.

D yang tidak benar. Musculus extensor digiti minimi


mengekstensikan articulatio metacarpophalangea jari keling-

king dan aduksi tangan pada articulatio radiocarpea.


28. A yang tidak benar. Tendo musculus teres major berinsersi
pada bibir medial sulcus bicipitalis ossis humeri (Gambar 1324 dan 11-38).
29. C yang tidak benar. Musculus deltoideus berinsersi pada
tuberositas deltoidea pertengahan bawah sisi lateral corpus
humeri (Gambar 13-26).
30. E yang tidak benar. Musculus subscapularis berinsersi pada
tuberositas minus ossis humeri.
31. C yang benar. Musculus gluteus medius bersama dengan
musculus gluteus minimus berfungsi mengangkat pelvis
sisi berlawanan. Gerakan ini memungkinkan tungkai sisi
berlawanan terangkat dari tanah pada saat berjalan.
32. D yang benar. Musculus psoas adalah flexor tungkai atas pada
articulatio coxae.
33. E yang benar. Musculus tibialis anterior melakukan dorsofleksi
kaki pada articulatio talocruralis.
34. B yang benar. Gerakan rotasi musculus popliteus
mengendurkan ligamenta yang mengekstensikan articulatio
genu, dengan demikian memungkinkan terjadinya fleksi.
35. E yangtidakbenar. Musculus soleus tidakberperanmembentuk
batas-batas fossa poplitea (Gambar 13-47).
36. C yang tidak benar. Tendo musculus obfurator intemus
berjalan melalui foramen ischiadicum minus unfuk berinsersi
pada pinggir atas trochanter major femoris (Gambar 13-41).
37. B yang tidak benar. Musculus adductor brevis terletak di
bawah lantai trigonum femoralis (Gambar 13-43).
38. D yang tidak benar. Musculus peroneus tertius mengekstensi atau dorsofleksikan articulatio talocruralis dan
mengeversikan kaki pada articulatio subtalaris dan articulatio
tarsi transversa.

Sistem Saraf

487

4,

Tengkorak, Otak,
Meningen, dan Suplai

Darah OtakTerkait
dengan Ti^auma
dan Perdarahan

lntrakranial

488

TENGKORAK, OTAK, ITENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAA,DAN PERDARAHAN INTRAKRAN/AT

Anatomi Dasar
Tengkorak

Penampang Kepata dan Leher


Gambaran Radiografi Tengkorak
Bagian-Bagian Otak
Meningen
Sinus Venosus

Suplai Darah otak

489
489
491
?ro1
497
498
505

Anatomi Permukaan Tengkorak dan

Otak

509

Protuberantia Occipitalis

Externa
Cerebri

Parietatis

510

Processus Mastoideus ossis

505

Temporatis

Pembentukan Liquor Cerebrospinatis

507

Absorpsi Liquor Cerebrospinalis

507

Pergantian Liquor Cerebrospinatis

507

Fungsi Liquor Cerebrospinatis

federa

kepala yang berasal dari trauma tumpul dan tembusan

1-peluru dikaitkan dengan tingginya mortalitas dan

cacat

morbiditas. Kejadian gangguan sirkulasi cerebrovaskular (stroke)


tetap menjadi penyebab ketiga tertinggi morbiditas dan mortilitas di
Amerika Serikat.

AF.Jef#F-'tt #A$Affi..

510
510

Pterion

Sirkutasi Liquor Cerebrospinatis

Catatan Fisiotogi: Liquor Cerebrospinatis

509

Falx Cerebri, Sinus Sagittatis Superior, dan Fissura Cerebri


Longitudinatis di antara Hemispherium

Zyqomaticus
507
Linea basatisAnatomi Tengkorak
507 Pertanyaan
507
Jawaban dan Penielasan
507

Sistem VentrikeI Otak

509

Nasion

Eminentia

489

Arcus

510
510
510

511

514

Tujuan dari Bab ini adalah mengulang secara singkat anatomi


tengkorak dan isinya serta menyoroti area-area yang penting
untuk dapat mengerti patofisiologi cedera kepala dan perdarahan
intrakran ial.

os parietale, sutura lambdoidea terletak di antara os parietale


dan os occipitale, dan sutura sagiftalis terletak di antara kedua os
parietale (Gambar 14-1 dan74-2).

Tengkorak

Tulang-tulang yang membentuk dinding anterior, dinding lateral,


dan basis cranii diuraikan secara lengkap dalam Bab 11. dan
diperlihatkan dalam Gambar 14-1 sampai 14-3.

Pada saat lahir,

Tabula Cranii

Tulang-tulang tengkorak merupakan tulang padat yang tersusun


atas tabula extema dan tabula intema, dipisahkan oleh lapisan
spongiosa disebut diploe. Permukaan luar dan dalam tulangtulang diliputi oleh periosteum (Gambar 14-11).

Sutura Cranii

Tulang-tulang tengkorak disatukan oleh sendi yang tidakbergerak


disebut sutura. Sutura coronalis terletak di antara os frontale dan

Fonticuli Cranii
di antara tulang-tulang masih tetap ada daerah

membranosa. Area lunak ini disebut fonticulus. Fonticulus anterior


dan fonticulus posterior diuraikan pada halaman 292.

Basis Cranii

Bagian dalam basis cranii dibagi dengan baik sekali dalam tiga
fossa: fossa cranii anterior, fossa cranii media, dan fossa cranii
posterior (Gambar 14-3). Fossa cranii anterior dipisahkan dari
fossa cranii media oleh ala minor ossis sphenoidalis, dan fossa
cranii media dipisalrkan dari fossa cranii posterior oleh pars
petrosa ossis temporalis.
Fossa cranii anterior menampung lobus frontalis hemispherium cerebri, bagian lateral fossa cranii media menampung

490

BAB 14
os lacrimale

os frontale

canalis opticus

os nasale

processus frontalis

ossis maxillaries
incisura superciliaris

pars orbitalis ossis frontale

incisura supraorbitalis
sutura coronalis

os parietale

ala major
os sphenoidale
processus zygomaticus
ossis frontalis

sutura
frontozygomatica
os zygomaticum

pars squamosa
ossis temporalis

fissura orbitalis
supenor
fissura orbitalis
inferior

os zygomaticum

sutura
zygomaxillaris

foramen infratemporale
processus mastoideus

concha nasalis media


concha nasalis inferior
os maxilla

ramus mandibulae

foramen mentale
corpus mandibulae

symphisis mandibularis
Gambar 14-1 Tulang-tulang pada aspek anterior tengkorak.

lobus temporalis hemispherium cerebri, dan bagian paling dalam


fossa cranii posterior menampung sebagian cerebellum, pons,
dan medulla oblongata.
Os sphenoidale terletak di tengah basis cranii. Os sphenoidale
mempunyai corpus di bagian tengah dengan ala major dan ala
minor terbentang pada setiap sisi. Os sphenoidale menstabilkan
bagian tengah tengkorak melalui periekatan sutura-sutura dengan
os frontale, os parietale, os occipitale, dan os ethmoidale. Corpus
ossis sphenoidalis berisi sinus sphenoidalis.
Foramina penting berikut ini dapat diidentifikasi dalam
Gambar 14-3.

Di dalam fossa cranii anterior, lubang-lubang lamina


cribriformis ossis ethnoidalis dapat dilihat, lubang-lubang
ini dilalui oleh nervus olfactorius. Di dalam fossa cranii media,

di ala minor

ossis sphenoidalis terdapat canalie opticus yang

dilalui oleh nervus opticus dan arteria ophthalmica.

Fissura

orbitalis superior, yang berbentuk celah di antara ala major dan


ala minor ossis sphenoidalis dilalui oleh nervus oculomotorius,
nervus trochlearis, divisi ophthalmica nervus trigeminus, dan
nervus abducens. Foramen rotundum terletak di ala major ossis
sphenoidalis dilalui oleh divisi maxillaris nervus trigeminus.
Foramen ovale menembus ala major ossis sphenoidalis dan dilalui
oleh divisi mandibularis nervus trigeminus. Foramen spinosum
yang kecif terdapat juga di ala major, dilaiui oleh arteria meningea
media. Foramen lacerum yang lebih besar dan iregular terletak
di antara ala major ossis sphenoidalis dan pars petrosa ossis
temporalis, dilalui oleh arteria carotis intema dari canalis caroticus
masuk ke dalam cavitas cranii.

TENGK?RAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAADAN PERDARAHAN /IYIRAKRANIAI

491

Pterion

pars squamosa ossis temporalis


sutura coronalis
zygoma

os parietale

lineae temporales
os frontale

crista supramastoidea

ala major ossis


sphenoidalis
processus zygomaticus
ossis frontalis
nasron

os nasale
processus frontalis
ossis zygomaticus
os lacrimale
os zygomatlcum
foramen
zygomaticofaciale
foramen infraorbitale

protuberantia occipitalis
externa (inion)
linea nuchae superior

processus coronoideus

trigonum suprameatus

os maxilla

spina suprameatica
meatus acusticus externus
lamina tympani
processus mastoideus

pars alveolaris
rAMUS

angulus
processus styloideus

collum mandibulae

foramen mentale
corpus mandibulae

caput mandibulae
Gambar 14-2 Tulang-tulang pada aspek lateral tengkorak.

Di fossa cranii posterior, foramen magnum yang besar pada


os occipitale dilalui oleh medulla oblongata. Di sini, medulla
oblongata berlanjut sebagai medulla spinalis. Foramen magnum
dilalui juga oleh radices spinales nervi accessorii dan dua arteria
vertebralis.

Canalis hypoglossus dilalui oleh nervus hypoglossus, dan


foramen jugulare dilalui oleh nerl'us glossopharyngeus, nervus
vagus, dan nervus accessorius. Di sini, sinus venosus sigmoideus
meninggalkan tengkorak rnenjadi vena jugularis intema.
Meatus acusticus internus menembus facies posterior pars
petrosa ossis temporalis dan dilalui olehnervus vestibulocochlearis
dan nervus facialis.

$}Fi f\,i.d\fl,4

il),r5'F"$

fl34[\

ffi

PAL"A

t"ffii-{ffit{

Sebelum mempelajari gambaran radiografik tengkorak, pembaca


dianjurkan untuk mempelajari fotograf penampang kepala dan
leher (Gambar 74-4, 74-5, dan 14-6).

f'4 [+.'&.il] #' ffi tr"A


ff- h,j {*.s td,.l} f,q A K

#.d"\$'i
-f-

ffi

ffi,F'

fl

il

Ringkasan lubang-lubang Penting pada basis cranii dan


struktur yang melewatinya diperlihatkan dalam Tabel 14-1.
Gambaran radiografi tengkorak dapat dilihat di dalam Gambar 1111 sampai 11-18. CT-scan dan MRI kepala diperlihatkan di dalam
Gambar 74-7, 14-8, dan 14-9.

452

BAB 14

crista galli
foramen cecum
ala minor essis sphenoidalis

pars orbitalis ossis frontalis

canalis opticus
processus clinoideus anterior

foramen rotundum
foramen lacerum
foramen ovale

tuberculum sellae

sulcus A. menlngea
media

sella turcica

processus
ciinoideus posterior
foramen spinosum
dorsum sellae

pars squamosa
ossis temporalis

hiatus canalis
N. petrosi
majores

pars petrosa
ossis temporale
meatus acusticus
internus

eminentia arcuata

sulcus sinus
petrosi superioris
foramen jugulare

sulcus sinus transversi


pars basilaris ossis occipitale
canalis hypoglossi

foramen magnum
crista occipitalis interna

protuberantia occipitalis interna

Gambar 14-3. Permukaan dalam basis cranii.

Bagian-Bagian Otak

tentorium cerebelli. Hemisphere dipisahkan oleh sebuah celah


da1am, yaitu fissura longitudinalis cerebri, di mana ke dalamnya
menonjol falx cerebri (Gambar 14-10). Lapisan permukaan setiap

Untuk penjelasan rinci tentang struktur otak, dianjurkan untuk

hemispherium cerebri disebut cortex dan disusun oleh substantia


grisea. Cortex cerebri berlipat-lipat, disebut gyri, yang dipisahkan
oleh fissura atau sulci. Dengan cara demikian permukaan cortex
bertambah luas. Sejumlah sulci yang besar membagi permukaan
setiap hemisphere dalam lobus-lobus. Lobus-lobus diberi nama
sesuai dengan tulang tengkorak yang ada di atasnya (Gambar
14-17). Lobus frontalis terletak di depan sulcus centralis (lihat
Gambar 1,4-1,7) dan di atas sulcus lateralis. Lobus parietalis
terletak di belakang sulcus centralis dan di atas sulcus lateralis.
Lobus occipitalis terletak di bawah sulcus parieto-occipitalis. Di
bawah sulcus lateralis terletak lobus temporalis.

membaca buku neuroanatomi. Berikut ini hanya diuraikan bagian-

bagian utama otak.


Otak adalah bagian susunan saraf pusat yang terletak di dalam
cavitas cranii. Otak dilanjutkan sebagai medulla spinalis setelah

meialui foramen magnum.

Cerebrum

Cerebrum adalah bagian terbesar otak dan terdiri dari dua


hemisperium cerebri yang dihubungkan oleh massa substantia
alba yang disebut corpus callosum (Gambar 14-10). Setiap
hemisphere terbentang dari os frontale sampai ke os occipitale,
di atas fossa cranii anterior dan media; dan di posterior, di atas

Gyrus precentralis terletak tepat anterior terhadap sulcus


centralis dan dikenal sebagai area motoris (lihat Gambar 14-17).
Sel-sel saraf motorik besar di dalam daerah ini mengatur gerakan

TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPUI DA,RAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAADAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

volunter sisi tubuh yang berlawanan. Hampir seluruh serabut


saraf menyilang garis ke sisi berlawanan di medulla oblongata
pada saat mereka turun menuju ke medulla spinalis.
Pada area motoris, tubuh direpresentasikan dalam posisi
terbalik. Sel-sel saraf yang mengatur gerakan kaki berlokasi di
bagian atas, sedangkan yang mengatur gerakan wajah dan tangan
terletak di bagian bawah (lihatCambar 14-17). Gyrus postcentralis
terletak tepat posterior terhadap sulcus centralis, dikenal sebagai

area sensoris (lihat Gambar 14-17). Sel-sel saraf kecil di dalam


daerah ini menerima dan menginterpretasikan sensasi nyeri, suhu,
raba, dan tekan dari sisi tubuh kontralaterai.

Gyrus temporalis superior terletak tepat di bawah sulcus


lateralis (lihat Gambar 1,4-1,7). Bagi,an tengah gyrus ini menerima
dan menginterpreasikan suara dan dikenal sebagai area auditiva.
Area Broca atau area bicara motoris, terletak tepat di atas
sulcus lateralis (lihat Gambar 14-17). Area ini mengatur gerakan
bicara. Pada orang bertangan kanary area Broca hemisphere kiri
bersifat dominan, sedangkan pada orang kidal yang dominan
adalah sisi kanan.

Area visual terletak pada polus posterior dan aspek medial


hemisphere cerebri di daerah sulcus calcarinus (lihat Gambar 1417). Atea ini merupakan area penerima kesan visual.
Rongga yang terdapat di dalam setiap hemispherium cerebri

disebut ventriculus lateralis (lihat Gambar 14-18). Ventriculus


lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen
interventriculare (lihat Gambar 14-10 dan 14-18).

Diencephalon

Diencephalon hampir seluruhnya tertutup dari permukaan otak.


Terdiri atas thalamus di dorsal (Gambar 14-10) dan hypothalamus

493

di ventral. Thalamus adalah massa substantia grisea besar, yang


terletak di kanan dan kiri ventriculus tertius. Thalamus merupakan
stasiun perantara besar untuk jaras sensoris aferen yang menuju ke
cortex cerebri.

Hypothalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan


dasar ventriculus tertius. Struktur-struktur berikut ini terdapat di
dasarventriculus tertius, dari depankebelakang: chiasma opticum
(lihat Gambar 14-16), tuber cinereum dan infundibulum, corpus
mammillare, dan substantia perforata posterior.

Mesencephalon

Mesencephalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati

incisura tentorii dan menghubungkan otak depan dengan otak


belakang (Gambar 14-10). Mesencephalon terdiri dari dua belahan
lateral yang disebut pedunculus cerebri. Masing-masing dibagi
dalam pars anterior yaitu crus cerebri, dan bagian posterior yaitu
tegmentum, oleh sebuah pita substantia grisea berpigmen yang
disebut substantia nigra (lihat Gambar 14-15). Rongga sempit
mesencephalon disebut aqueductus cerebri (Gambar 14-10 dan 1418), yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus
quartus. Tectum adalah bagian mesencephalon yang terletak
posterior terhadap aqueducfus cerebri. Tectum mempunyai empat
tonjolan kecif yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus
inferior. Colliculus ini terletak profunda di antara cerebellum dan
hemispherium cerebri.
Corpus pineale adalah sebuah kelenjar kecil yang terletak di
antara colliculus superior (Gambar 14-10). Kelenjar tersebutmelekat
melalui sebuah tangkai pada dinding posterior ventriculus tertius.

Clandula pineale umumnya mengalami kalsifikasi pada usia


pertengahary dengan demikian dapat terlihat pada radiografi.

494

Gambar 14-4 A. Potongan melintang kepala sedikit di bawah calvaria, dilihat dari bawah. B. Potongan melintang kepala
setinggi corpus callosum, dilihat dari bawah.

TENGKORAK, OTAK, TAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIIIA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

kanan

anterior

495

kiri

anterior

B
Gambar 14-5 A. Potongan melintang kepala dilihat dari bawah. B. Potongan coronal kepala dan leher bagian atas.

Otak Belakang

Pons terletak pada permukaan anterior cerebellum, di bawah


mesencephalon dandi atasmedulla oblongata (Gambar 14-10). Pons
terutama disusun oleh serabut-serabut saraf yang menghubungkan

kedua belahan cerebellum. Pons juga mengandung serabutserabut ascendens dan descendens yang menghubungkan otak
depan, mesencephalon, dan meduila spinalis. Beberapa sel saraf di

dalam pons berfungsi sebagai stasiun perantara, sedangkan yang


lain membentuk inti saraf otak.
Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungkan
pons di atas dengan medulla spinalis di bawah (Gambar 14-10).
Fissura mediana terdapat pada permukaan anterior medulla, dan
pada setiap sisi terdapat benjolan yang disebut pyramis (lihat
Gambar 14-16). Pyramis tersusun dari berkas-berkas serabut saraf
yang berasal dari sel-sel besar di dalam gyrus precentralis cortex

496

BAB 14

B
Gambar 14-6 A, Potongan melintang kepala tepat di bawah palatum durum dilihat dari bawah. B. Potongan melintang leher
setinggi C6 dilihat dari bawah.

cerebd. Pyramis mengecil ke bawaildan di sini hampir seluruh


serabut-serabut descendens menyilang ke sisi lainnya, membentuk
decussatio pyramidum.

Posterior terhadap pyramis terdapat oliva, yang merupakan


olivarius yang terletak
di bawahnya (Lihat Gambar 14-16). Di belakang oliva terdapat
pedunculus cerebellaris inferior, yang menghubungkan medulla
elevasi lonjong yang dibentuk oleh nucleus

dengan cerebellum.

Pada permukaan posterior pars inferior medulla oblongata


terdapat tuberculum gracile dan cuneatum, yang dibentuk oleh
nucleus gracilis di medial nucleus cuneatus di lateral.

Cerebellum terletak di dalam fossa cranii posterior di


bawah tentorium cerebelli (Gambar 14-10). Cerebelum terletak
posterior terhadap pons dan medulla oblongata. Terdiri dari dua
hemisphere yang dihubungkan oleh bagian tengah, yang disebui
vermis. Cerebellum dihubungkan dengan mesencephalon melalui

TENGKORAK, OTAK, ITENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGA,N TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

lobus frontalis

497

fissura longitudinalis

substantia alba

genu corpus
callosum

caput nucleus
caudatus

septum pellucidum
cornu anterior
ventriculus lateralis

nucleus lentiformis
corpus ventriculus
lateralis

fornix
ventriculus tertius
thalamus

cornu posterior
ventriculus lateralis

falx cerebri

cranium
protuberantia occipitalis
interna

lobus occipitalis
crantum

crista frontalis

falx cerebri

fossa cranii
anterior

ala minor
ossis
sphenoidalis

ala major ossis


sphenoidalis

fossa cranii
media

pars petrosa
ossis
temporalis

foramen ovale

cavum tympani

meatus
acusticus
externus

antrum mastoideum
cerebellum
di fossa cranii
posterior

antrum mastoideum

SINUS

os occipitale

sphenoidalis

medulla
oblongata

Gambar L4-7 CI scan Axial (horizontal) kepala. A. Tulang-tulang cranium, otak, dan berbagai bagian ventrikel lateral.
B. Irisan yang dibuat setingkat lebih rendah, memperlihatkan ketiga fossa cranii.

pedunculus cerebellaris superior, dengan pons oleh pedunculus

dapatkan di dalam cerebelum, tertanam di dalam substantia alba.

cerebellaris medius, dan dengan medulla oblongata oleh

Yang terbesar dikenal sebagai nucleus dentatus.

pedunculus cerebellaris inf erior.

Cerebellumberperanpenting dalam mengendalikantonus otot


dan mengkoordinasikan gerak otot pada sisi tubuh yang sama.
Rongga pada otak belakang adalah ventriculus quartus (lihat
Cambar 14-10 dan 14-18). Rongga ini dibatasi di depan oleh pons

Lapisan permukaan tiap hemispherium cerebelli disebut


cortex, terdiri dari substantia grisea. Cortex cerebelli berlipatlipat disebut folia, yang dipisalrkan oleh fissura transversa yang
tersusun rapat. Kelompok massa substantia grisea tertentu di

danmedulla oblongata, dibelakang olehvelummedullare superius

498

BAB 14

substantia alba lobus frontalis

genu corpus
callosum
cornu anterior
ventriculus lateralis

sulcus lateralis

corpus ventriculus
lateralis

septum pellucidum

A
radiatio optica
cornu posterior
ventriculus lateralis

substantia grisea

lobus occipitalis
falx cerebri

cOrnU

anteriOr
lateralis

ventriculus

cranlum
cranium

sinus sagittalis superior

fissura longitudinalis

genu corpus
callosum

caput nucleus
caudatus

septum pellucidum

sulcus lateralis

B
corpus fornices

nucleus lentiformis

recessus
ventriculus tertius
lobus temporalis

tractus opticus

mesencephalon
A. carotis interna
sphenoidalis

Gambar 14-8 Gambar

IYRI cranium. A. Gambar potongan axial otak, memperlihatkan berbagai bagian ventriculus lateralis dan

sulcus lateralis hemispheri cerebri. B. Bayangan coronal melalui lobus frontalis otak, memperlihatkan cornu anterior ventriculus
lateralis. Perhatikan kontras yang lebih baik antara substantia alba dan grisea dibandingkan dengan CT scan pada Gambar 14-7.

dan inferius serta cerebellum. Ventriculus quartus berhubungan


ke atas dengan ventriculus tertius melalui aqueductus cerebri, dan
ke bawah ia berlanjut sebagai canalis centralis medulla spinalis.
Juga berhubungan dengan spatium subarachnoideum melalui
tiga lubang di bagian bawah atap, satu lubang di medial dan dua
lubang di lateral.

Meningen
t
Cerebrum dan medulla splnalis diliputi oleh tiga membran, atau
meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater.

TENGKORAK, OTAK, I'AENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGA,N TRAUI,IA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

cranrum

499

fissura
longitudinalis
dengan
falx cerebri

lobus occipitalis
hemispherium
cerebri

substantia grisea

cornu posterior
ventriculus lateralis

sinus rectus
vermis cerebelli

A
tentorium cerebelli

substantia alba
cerebellum
substantia
grisea cortex
cerebri

crantum

corpus callosum
sinus sagittalis

superior
thalamus

lobus frontalis
lamina cribrosa
ossis ethmoidalis

lobus occipitalis

cerebellum

cavum nasi

glandula
hypophysis
ventriculus quartus
palatum durum 11ngus foramen
magnum

Gambar 14-9

MRI tengkorak.

medulla
oblongata

A. Bayangan coronal melalui lobus occipitalis cerebri, memperlihatkan cornu posterior ventriculi

lateralis dan cerebellum. B. Bayangan sagittal, memperlihatkan berbagai bagian otak, rongga hidung, dan rongga mulut.

Duramater Encephali

tidak terbentang melewati foramen magnum untuk berlanjut ke


lapisan duramater di medula spinalis. Di sekitar pinggir semua

Secara konvensional duramater terdiri dari dua lapis: lapisan


endosteal dan lapisan meningeal (Gambar 14-11). Kedua lapisan
ini berhubungan erat, kecuali sepanjang tempat-tempat tertentu di
mana mereka terpisah dan membentuk sinus venosus.

foramina cranii lapisan ini berhubungan dengan periosteum pada


permukaan luar tulang-tuiang tengkorak. Pada sutura, lapisan ini
berhubungan dengan ligamentum suturale. Lapisan ini melekat
dengan erat pada tulang-tulang di basis cranii.

Lapisan endosteal tidak berbeda dengan periosteum yang


meliputi permukaan dalam tulang-tulang tengkorak. Lapisan ini

Merupakan membrana fibrosa padat dan kuat yang membungkus

Lapisan meningeal adalah duramater yang

sebenarnya.

500

BAB 14

sinus sagittalis superior

sinus sagittalis inferior


adhesio interthalamica

corpus callosum
septum pellucidum

thalamus
flax cerebri

foramen interventricularis
A. cerebri anterior

V. magna
cerebri

N. opticus

hypophysis cerebri
sinus frontalis

glandula
pinelae

concha nasalis superior


agger nasr
concha nasalis media

aqueductus
cerebri

mesencephalon

vestrbulum
nast

tentorium
cerebelli

concha nasalis

sinus
rectus

inferior

\'

ventriculus quarttus

palatum durum

palatum molle

cerebellum

lingua

pons

M. genioglossus

medulla oblongata
l\.4.

atlas

ligamentum nuchae

geniohyoideus

M. mylohyoideus

muara tuba auditiva

tonsil

os hyoid
membrana thyrohyoidea
epiglottis

otot-otot postvertebralis

plica vestibularis
processus sptnosus

vocalis
cartilago thyroidea
ligamentum cricothyroidea

cervicales

arcus cartilago cricoidea


trachea

oesophagus
isthmus glandula thyroidea
medulla
spinalis

lamina superficalis
fascia coUi profunda
arcus jugularis

canalis centralis

spatium suprasternalis
A. brachiocephalica

'/

V. brachiocephalica sinistra

sisa thymus
manubrium sterni

Gambar 14-10 Penampang sagittal kepala dan leher,

TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRA,NIAL

sutura sagittalis

vena superficialis kulit kepala

kulil

V. missaria

jaringan ikat

V. diploica

aponeurosis

sinus sagittalis superior

jaringan ikat

granulationes arachnoideales

longgar

lamina endosteal
duramater

peflcranlum
(periosieum)

lamina meningeal
duramater

lamina externa

ossis parietalis

arach noideamater
A. cerebri di dalam
spatium subarachnoidea

diploe
lamina interna

ossis parietalis
piamater
V. cerebri di spatium

cortex cerebri

subarachnoidea
falx cerebri

Gambar 14-11 Penampang koronal bagian atas kepala memperlihatkan lapisan kulit kepala, sutura sagittalis cranii, falx
cerebri, sinus venosus sagittalis superior dan inferior, granulationes arachnoidales, venae emissaria, dan hubungan pembuluh
darah otak dengan spatium subarachnoideum.

vena superficialis kulit kepala


V. emissaria
V. diploica

V cerebri

sinus sagittalis superior


sinus sagittalis inferior
diplod
N. facialis dan
vestibulocochlearis
N. trigeminus

sinus transversus sinistra


V. magna cerebri

N. trochlearis
N. oculomotorius

falx cerebri

srnus rntercavernosus

sinus rectus

tentorium cerebelli
sinus transversus dextra

srnus sigmoideus

sinus petrosus

superior

facialis

Gambar 14-12 Bagian dalam tengkorak memperlihatkan duramater dan sinus venosusnya. Perhatikan hubungan antara venavena kulit kepala dan vena-vena wajah dengan sinus venosus.

501

502

BAB 14

sinus intercavernosi

N. opticus

diaphragma sellae

N. maxillaris

N. oculomotorius
N. trochlearis

ganglion trigeminus

N. abducens

N. mandibularis

foramen magnum
tentorium
cerebelli

sinus petrosus

superior

sinus sagittalis
inferior

sinus sigmoideus

incisura tentorii

sinus transversus sinistra

sinus transversus dextra

V. magna cerebri

sinus rectus
confluens sinuum

Gambar 14-13 Diaphragma sellae dan tentorium cerebelli. Perhatikan posisi sinus venosis.

otak dan melanjutkan diri setelah melalui foramen magnum


sebagai duramater medula spinalis. Lapisan ini juga merupakan
selubung tubular bagi saraf-saraf otak, pada saat saraf otak melalui
foramina di basis cranii. Di luar tengkorak, selubung ini menyatu
dengan epineurium saraf.
Lapisan meningeal membentuk empat septum ke arah dalam
yang membagi cavitas cranii menjadi ruang-ruang yang saling

berhubungan dengan bebas dan menampung bagian-bagian otak.


Fungsi septa-septa ini adalah untuk fiksasi otak.
Falx cerebri adalah lipatan duramater yang berbentuk bulan
sabit yang terletak di garis tengah, di antara kedua hemisphere

cerebri (Gambar L4-1.0 dan 74-72). Ujung depannya yang sempit


melekat pada crista frontalis interna dan crista galli. Ujung
posteriornyayang lebarmenyatu denganpermukaanatastentorium
cerebelli di garis tengah. Sinus sagittalis superior berjalan pada
pinggir atasnya yang terfiksasi, sinus sagittalis inferior berjalan
pada pinggir bawahnya yang bebas dan cekung, dan sinus rectus
berjalan sepanjang perlekatannya pada tentorium cerebelli.

Tentorium cerebelli adalah lipatan duramaterberbentukbulan


sabit, yang menjadi atap fossa cranii posterior (Gambar 14-L2, 1.413, dan 14-14). Lapisan

ini menutupi permukaan

atas cerebellum

dan menyokong lobus occipitalis hemispherium cerebri. Di depan

terdapat sebuah celah, incisura tentorii, untuk tempat lewatnya


mesencephalon (Gambar 1,4-74 dan 14-15), sehingga terdapat
pinggir dalam yang bebas dan pinggir luar yang terfiksasi. Pinggir
yang terfiksasi melekat pada processus clinoideus posterior,
pinggir superior os petrosus, dan pinggir-pinggir alur untuk
sinus transversus pada os occipitale. Pinggir bebasnya berjalan
ke depan pada kedua ujungnya, melintasi pinggir yang terfiksasi,
dan melekat pada processus clinoideus anterior tiap sisi. Pada
tempat di mana kedua pinggir bersilangan, nervus cranialis ketiga
dan keempat berjalan ke depan memasuki dinding lateral sinus
cavernosus (Gambar L4-L4 dan 14-15). Dekat apeks pars petrosus
ossis temporalis, lapis bawah tentorium menonjol ke depary di
bawah sinus petrosus superior, membenfuk recessus unfuk nervus
trigeminus dan ganglion trigeminale (Gambar 14-14). Falx cerebri

TENGKORAK, OTAK, TIENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUIAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

dan falx cerebelli masing-masing melekat pada permukaan atas dan


ba'wah tentorium. Sinus rectus berjalan sepanjang perlekatannya
pada falx cerebd, sinus petrosus superlor sepanjang perlekatannya

pada pars petrosa, dan sinus transversus sepanjang perlekatannya


pada os occipitale (Gambar 14-13).
Falx cerebelli adalah lipatan duramater kecil yang berbentuk
sabit, yang melekat pada crista occipitalis interna dan menonjol ke
depan di antara kedua hemispherium cerebelli. Pingglr posteriornya yang terfiksasi berisi sinus occipitalis.

Diaphragma sellae adalah lipatan duramater berbentuk


sirkular kecil, yang membentuk atap sel1a turcica (Gambar 14-3).
Lubang kecil ditengahnya dilalui oleh tangkai glandula hypophysis
cerebri (Gambar 14-13 dan 14-15).

503

Terdapat banyak ujung-ujung saraf sensoris pada duramater.


Duramater peka terhadap regangary yang menimbulkan sensasi
sakit kepala. Stimulasi ujung-ujung sensoris nervus trigeminus
di atas 1eve1 tentorium cerebelli menimbulkan nyeri alih (referred
pain) pada area kulit di sisi yang sama kepala. Stimulasi ujungujung sensoris duramater di bawah leve1 tentorium cerebelli
menimbulkan nyeri alih (referred pain) pada daerah tengkuk dan
belakang kepala sepanjang distribusi nervus occipitalis m{or.

Pendarahan Duramater
Banyak arteri yang mendarahi duramater, yaitu arteria carotis
interna, arteria maxillaris, arteria pharyngea ascendens, arteria

occipitalis, dan arteria vertebralis. Dari sudut klinis, yang


terpenting adalah arteria meningea media, yang sedng rusak pada
cedera kepala.

Persarafan Duramater
Cabang-cabang nervus trigeminus, nervus r.agus, dan nervus
cervicalis 1-3, beserta cabang-cabang dari sistem simpatik berjalan
ke duramater.

Arteria meningea media berasal dari arteria maxillaris di


dalam fossa infratemporalis. Pembuluh ini masuk ke rongga otak
dan berjalan ke depan dan Iateral di dalam alur pada permukaan
atas pars squamosa ossis temporalis (lihat Gambar 18-3). Untuk

tentorium cerebelli
falx cerebri
mesencephalon (dipotong)
A. cerebri posterior
A. communicans posterior

aqueductus cerebri

A. carotis interna
infundibulum
chiasma opticum

sinus frontalis

bulbus olfactorius

N. trochlearis
''..\-j

r-

A. carotis
interna

i.j

N- opticus

N. trigeminus
A. carotis interna
N. oculomotorius

pinggir lapisan
meningeal duramater
yang dipotong

N. trochlearis

N. petrosus
superficialis malor

divisi mandibulans
N. trigeminus

N. abducens

ganglion
trigeminus

divisi maxillaris
N. trigeminus

Gambar 14 -14 Pandangan lateral tengkorak, memperlihatkan falx cerebri, tentorium cerebelli, batang otak, dan ganglion
trigeminale.

504

BAB 14

masuk cavum crania, arteri ini berjalan melalui foramen spinosum


dan terletak di antara lapisanmeningeal dan endosteal duramater.
Ramus anterior (frontalis) membuat aiur dalam atau terowongan

pada angulus anteroinferior ossis parietalis, dan perjalanannya


kira-kira sesuai dengan garis gyrus precentralis otak yang ada di
baivahnya. Ramus posterior (parietalis) melengkung ke belakang
dan mendarahi bagian posterior duramater.

AliranVena Duramater
Vena-vena meningea terletak di dalam lapisan endosteal
duramater. Vena meningea media mengikuti cabang-cabang
arteria meningea media dan bermuara ke dalam plexus venosus

pterygoideus atau sinus sphenoparietalis. Vena-vena terletak


lateral terhadap arterinya.

bulbus olfactorius
tractus olfactorius

hypophysis cerebri
processus clinoideus anterior

N. opticus

A. ophthalmica

diaphragma sellae

A. carotis interna
dorsum sellae

A. communicans posterior

N. oculomotorius

A. cerebelli superior
tentorium cerebelli
A. cerebri posterior
N. trochlearis

crus cerebri

'"'r'

>\

tegmentum

substantia nigra

incisura tentorii
aqueductus cerebri
colliculus superior

sr
infundibulum

lobus anterior

hypophysis

tuber ctnereum

diaphragma sellae
SINUS

ca L

ernosus

N. oculomotorius
lobus

posterior

N. torchlearis

ophthalmicus
N. maaillaris

abducens

A. cerebri
posterior

cal um nasi

corpus ossis
sphenoidalis
sinus sphenoidalis

A. basilaris
sinus sphenoidalis

N. canalis pterygoidei

A. carotis interna

Gambar 14-15 A. Otak depan dibuang, meninggalkan mesencephalon, hypophysis cerebri, A.carotis interna dan A.basilaris
tetap pada tempatnya. B. Potongan sagittal melalui sella turcica, memperlihatkan hypophysis cerebri. C. Potongan koronal
melalui corpus ossis sphenoldalis memperlihatkan hypophysis cerebri dan sinus cavernosus. Perhatikan posisi saraf-saraf otak.

TENGKORAK, OTAK, lvlENlNGEN, DAN SUPUI DARAH OTA,KTERKA,IT DENGAN TRAU/\AADAN PERDARAHAN

Arteria carotis interna muncul dari sinus cavernosus pada sisi


medial processus clinoideus anterior. Kemudian arteria ini
membelok ke belakang menuju ke sulcus cerebri lateralis. Di sini,
arteria ini bercabang menjadi arteria cerebri anterior dan arteria
cerebri media (Gambar 14-16).
Cabang-Cabang Bagian Cerebral Arteria Carotis lnterna

r A.opthalmica dipercabangkan sewaktu A.carotis

intema
keluar dari sinus cavernosus (Gambar 18-3). Arteri ini masuk
orbita melalui canalis opticus, di bawah dan lateral terhadap
N.opticus. A.opthalmica mendarahi mata dan struktur orbita
lainnya, dan cabang-cabang terminalnya mendarahi daerah
kulit kepal4 sinus ethmoidalis dan frontalis, serta dorsum nasi.

cisternae subarachnoideae.
Pada daerah tertentu, arachnoideamater menonjol ke dalam
sinus venosus membentuk villi arachnoidales. Villi arachnoidales

ini paling banyak di sepanjang sinus sagittalis superior. Agregasi


arachnoidales disebut sebagai granulationes arachnoideales

(lihat Gambar 14-11 dan 14-18). Vi1li arachnoideales berfungsi


sebagai tempat difusi liquor cerebro spinalis ke dalam aliran
darah.
Penting untuk diingat bahwa struktur-struktur yang berjalan
ke dan dari otak menuju cranium atau foraminanya harus melalui

spatium subarachnoideum. Semua arteri dan vena terletak di


dalam spatium ini, demikian pula saraf-saraf otak (Gambar 14-11).
Arachnoideamater menyatu dengan epineurium sara{ ketika saraf
ini keluar dari cranium. Pada kasus N.opticus, arachnoideamater
membentuk selubung unfuk saraf ini yang memanjang ke dalam
rongga orbita melalui canalis opticus dan bergabung dengan sclera
bola mata (lihat Gambar 18-9). jadi, spatium subarachnoideum
memanjang di sekitar N.opticus sampai ke hemispherium bola
mata dan ke bawah sampai di sekitar medulla spinalis. Spatium
subarachnoideum meluas ke bawah sampai vertebra sacralis
kedua (liatt Cambar 14-18).

Piamater adalah membran vaskular yang dengan erat membungkus otak, membungkus gyrus-gyrus dan masuk ke dalam sulcussulcus yang terdalam (Gambar 14-11). Membran ini membungkus
saraf otak dan menyatu dengan epineuriumnya. Arteri-arteri yang

diliputi oleh piamater.

Sinus Venosus
Sinus venosus diuraikan secara lengkap dalam Bab 6, halaman
1,78.

Suplai Darah Otak

it A.communicans posterior adalah pembuluh kecil yang


berjalan ke belakang untuk bergabung dengan A.cerebri

Arteri Otak

Otak disuplai oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria
vertebraiis. Keempat arteri ini beranastomosis pada permukaan
inferior otak dan membentuk circulus Willisi (circulus arteriosus
cerebri).

posterior (Gambar 14-16).


A.choroidea, sebuah cabang kecif berjalan ke belakang, masuk
ke dalam comu inferior ventriculus lateralis, dan berakhir di
dalam plexus choroideus.

ll A.cerebri anlerior berjalan ke depan dan mediaf dan


masuk ke dalam fissura longitudinalis cerebri (Gambar 14,
16). Pembuluh ini bergabung dengan arteri yang sama dari
sisi yang lain melalui A.communicans anterior. Arteria ini
membelok ke belakang di atas corpus callosum, dan cabang-

cabang corticalnya mendarahi permukaan medial cortex


cerebri sampai ke sulcus parieto-occipitalis (Gambar 14-17).
Pembuluh ini juga mendarahi sebagian cortex selebar 1 inci
(2,5 cm) pada permukaan lateral yang berdekatan. Dengan
demikian A.cerebri anterior mendarahi area tungkai di gyrus
precentralis. Cabang-cabang central menembus substansi
otak dan mendarahi massa substantia grisea di bagian dalam
hemispherium cerebri.

Piamater

masuk ke dalam substansi otak juga

505

Arteria Carotis lnterna

Arachnoideamater

Arachnoideamater adalah suatu membran lembut yang tidak


permeabel yang meliputi otak dan terletak di antara piamater di
sebelah dalam dan duramater di sebelah luar (Gambar 14-11).
Membran ini dipisahkan dari duramater oleh ruang potensial,
disebut spatium subdurale, dan dari piamater oleh spatium
subarachnoideurn, yang terisi oleh liquor cerebrospinalis.
Arachnoideamater membentuk jembatan-jembatan di atas
sulcus-sulcus pada permukaan otak dan dalam situasi tertentu,
arachnoideamater dan piamater terpisah lebar membentuk

villi

INTRAKRANIAI

A.cerebri media, cabang terbesar dari A.carotis interna,


berjalan ke lateral di dalam sulcus lateralis cerebri (Gambar 1416). Cabang-cabang cortical mendarahi seluruh permukaan
lateral hemisphere, kecuali daerah sempit yang disuplai oleh
A.cerebri anterior, polus occipitalis dan permukaan inferolateral hemisphere yang disuplai oleh A.cerebri posterior.
Dengan demikian arteri ini mensuplai seluruh area motoris
kecuali area tungkai pada hemispherium cerebri. Cabangcabang central masuk ke substantia perforata anterior
dan mensuplai massa substantia grisea di bagian dalam
hemispherium cerebri.

Arteria Vertebralis
Arteria vertebralis, cabang dari bagian pertama A.subclavia
(Gambar 13-10), berjalan ke atas melalui foramina pada processus
tranversus vertebrae cervicalis I sampai VI. Pembuluh ini masuk
tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan ke atas, depan
dan medial medulla oblongata (Gambar 14-16). Pada pinggir
bawah pons, arteri ini bergabung dengan arteri dari sisi lainnya
membentuk arteria basilaris.

BAB 14

506

Cabang-Cabang Cranial

Cabang-Cabang

I
o
o
I

I
I

Aa.meningeae.

A.spinalis anterior dan posterior.


A.cerebelliposteroinferior.

ke lateral dan belakang di sekeliling mesencephalon (Gambar 1416). Cabang-cabang cortical mendarahi permukaan inferolateral
lobus temporalis dan permukaan lateral dan medial lobus

Basilaris

Arteria basilaris, dibentuk oleh gabungan kedua arteria vertebralis,

berjalan naik

A.cerebri posterior.

Arteria cerebri posterior pada masing-masing sisi melengkung

Aa.medullares.

Arteri

Cabang-cabang untuk pons, cerebellum, dan telinga dalam.

di dalam alur pada permukaan anterior

pons

(Gambar 14-16). Pada pinggir atas pons bercabang dua menjadi


A.cerebri posterior.

occipitalis (Gambar 74-77).Jadi arteria ini mendarahi cortex visuai.


Cabang-cabang central menembus substansi otak dan mendarahi
massa substantia grisea di dalam hemispherium cerebri dan
mesencephalon.

A. cerebri anterior
bulbus olfactorius
fissura longitudin alis cerebri

N. opticus
tractus olfactorius
chiasma opticum
A. communicans

anterior
infundibulum
A. cerebri media

corpus mammilare

A. carotis interna

N. oculomotorius
N. tochlearis

A. communicans
posterior

N. trigeminus

A. cerebri posterior

abducens

A. cerebelli superior

A. pontis

N. facialis

N. vestibulocochlearis

A. cerebelli
anteroinferior

N. glossopharyngeus
N. vagus

A. basilaris
N. acessorius
(pars cranialis)
A.vertebralis

N. hypoglossus

cerebellum
medulla oblongata

pyramis

A. spinalis anterior

Gambar 14-16 Arteri dan saraf otak dilihat pada permukaan inferior otak. Untuk memperlihatkan jalannya A.cerebri media,
polus anterior lobus temporalis dibuang.

507

TENGKORAK, OTAK, IAENINC,EN, DAN SUPUI DARAH OTAKTERKAIT DENGAN TRAUTAA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

CirculusWillisi
Circulus Willisi terletak di dalam fossa interpeduncularis basis
cranii. Circulus ini dibentuk oleh anastomosis antara kedua
A.carotis intema dan kedua A.vertebralis (Gambat 1'4-1'6). A.
communicans anterior, A.cerebri anterior, A.carotis intema"
A.communicans posterior, A.cerebri posterior, dan A.basilaris ikut
membentuk circulus ini. Circulus Willisi memungkinkan darah
yang masuk melalui A.carotis intema atau A.vertebralis untuk
didistribusikan ke setiap bagian dari kedua hemispherium cerebri'
Cabang-cabang cortical dan central dari circulus ini mendarahi

medulla spinalis terhadap trauma mekanik. Hubungan yang erat


antara cairan ini dengan jaringan saraf dan darah memungkinkan

cairan

ini

berfungsi sebagai kolam

dan membantu

mengatur

isi tengkorak. Jika volume otak atau darah meningkat, volume


liquor cerebrospinalis menurun. Karena liquor cerebrospinalis
merupakan substrat flsiologik yang ideal, cairan ini berperan aktif

dalam pemberian makanan untuk jaringan saraf. Cairan ini juga


membantu dalam mengeluarkan produk metabolisme neuron.
Ada kemungkinan sekresi glandula pineal mempengaruhi aktivitas
glandula hypophysis oleh sirkulasi melalui liquor cerebrospinalis di
dalam ventriculus tertius.

substansi otak.
Pembentukan Liquor Cerebrospinalis

Vena Otak

Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan otot di dalam dindingnya yang sangat tipis dan tidak mempunyai katup. Vena-vena
inimuncul dari otak danbermuarake dalam sinus venosus cranialis
(Gambar 14-12). Terdapat vena-vena cerebri, cerebelli, dan batang
otak. Vena cerebri nagna dibentuk oleh gabungan kedua v.cerebri
interna dan bermuara ke dalam sinus rectus (Gambar 14-12).

Liquor cerebrospinalis dihasilkan terutama oleh

plexus

choroideus di ventriculus lateralis, tertius, dan quartus. Sebagian


mungkin berasal sebagai cairan jaringan yang dibentuk di dalam
substahsi otak. Epitel kuboideum yang melapisi permukaan plexus
choroideus secara aktif mensekresikan liquor cerebrospinalis.

Sirkulasi Liquor Cerebrospinalis


Sirkulasi dimulai dengan sekresinya dari plexus choroideus

di

dalam ventriculus dan produksinya dari permukaan cerebrum.


Kemudian cairan ini mengalir dari ventriculus lateralis ke dalam

SistemVentrikel Otak
Sistem ventrikel otak (ventriculus cerebri) terdiri atas dua ventriculus lateralis, ventriculus tertius, dan ventriculus quartus. Kedua

ventriculus lateralis berhubungan dengan ventriculus tertius


melalui foramina interventricularis (Gambar 14-10). Ventriculus
tertius berhubungan dengan ventriculus quartus melalui
aqueductus cerebri. Selanjutnya, ventriculus quartus dilanjutkan
oleh canalis centralis di meduila spinalis, dan melalui tiga foramina
di atap ventriculus quartus dengan spatium subarachnoideum
(Gambar 14-10).

Ventriculus berisi liquor cerebrospinalis' llkuran dan bentuk

ventriculus cerebri dapat divisualisasikan di klinik dengan


menggunakan CT scan dan MRI (Gambar 14-7, L4-8, dan 14-9).

ventriculus tertius melalui foramina interventriculare (Gambar 1418). Kemudian cairan ini sampai ke ventriculus quartus melalui
aqueductus cerebri. Sirkulasi dibantu oleh pulsasi arteria plexus
choroideus.

Dari ventriculus quartus, cairan berjalan melalui apertura


mediana dan foramina laterale di atap ventriculus quartus dan
masuk ke spatium subarachnoideum. Cairan mengalir ke superior

melalui incisura teniorium cerebella untuk sampai ke permukaan

inferior cerebrum (Gambar 14-18). Kemudian cairan berjalan


ke superior di atas aspek lateral setiap hemispherium cerebri.
Sebagian liquor cerebrospinalis mengalir ke inferior di dalam
spatium subarachnoidum di sekeliling medulla spinalis dan cauda

equina. Pulsasi arteria cerebri dan spinalis serta gerakan-gerakan


columna vertebra membantu aliran dari cairan ini.

Absorpsi Liquor Cerebrospinalis


Tempat utama untuk absorpsi liquor cerebrospinalis adalah
villi arachnoidales yang menonjol ke dalam sinus venosus

Liquor Cerebrospinalis
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan yang bening dan tidak
berwarna. Di dalamnya larut garam-garam inorganik yang sama
dengan yang terdapat di dalam plasma darah. Kandungan glucosa
sekitar setengah dari jumlah yang terdapat di dalam darah, dan

hanya terdapat sedikit protein. Pada posisi berbaring ke lateral,


tekanan liquor cerebrospinalis yang diukur pada lumbal pungsi
sekitar 60 sampai 150 mm air. Tekanan ini dapat dengan mudah
meningkat dengan tekanan batuk atau menekan vena jugularis
interna di daerah leher.

Fungsi Liquor Cerebrospinalis


Liquor cerebrospinalis, yang membasahi permukaan eksterna

dan interna cerebrum dan medulla spinalis, berfungsi sebagai


bantalan antara sistem saraf pusat dan tulang{ulang yang ierdapat

di

sekelilingnya. Dengan demikian melindungj cerebrum dan

duramater, terutama sinus sagittalis superior (Gambar '14-18). Villi

arachnoidales cenderung berkelompok membentuk granulationes


arachnoidales. Granulationes arachnoidales bertambah dalam
jumlah dan ukuran dengan bertambahnya usia dan cenderung
mengalami kalsifikasi pada usia lanjut.
Absorpsi liquor cerebrospinalis ke dalam sinus venosus terjadi

jika tekanan di dalam cairan lebih besar dari darah di dalam sinus.
Sebagian liquor cerebrospinalis diabsorpsi secara langsung ke
dalam vena di dalam spatium subarachnoideum, dan sebagian
lagi mungkin diangkut melalui pembuluh limfe perineural nervi
craniales dan spinales.

Pergantian Liquor Cerebrospinalis


Liquor cerebrospinalis diproduksi terus-menerus dengan kecepatan
sekitar 0.5 mL/menit dengan jumlah volume sekitar '130 mL. Waktu
pergantian cairan ini sekitar 5 jam.

508

BAB 14
area motoris

sulcus centralis

area premotoris
area sensons
lobus frontalis
lobus parietalis

sulcus parietooccipitalis

area bicara motoris


(ika hemisphere
kanan dominan)

lobus occipitalis

anterior

area visual
sulcus lateralis
gyrus superotemporalis

lobus iemporalis
pons

area auditiva

cerebellum
medulla oblongata

cabang-cabang A.cerebri anterior

anterior

cabang-cabang A.cerebri posterior

A. cerebri media

anterior

A. cerebri anterior

cabang-cabang A.cerebri media

Gambar L4-L7 A.

A. cerebri posterior

Sisi kanan otak, memperlihatkan beberapa daerah penting bagi fungsi cerebrum. Perhatikan bahwa area

bicara motoris lebih sering berlokasi pada hemispherium cerebri kiri daripada hemispherium cerebri kanan. B. Permukaan
lateral hemispherium cerebri memperlihatkan daerah yang didarahi oleh afteri-arteri cerebri. Pada diagram ini dan yang

blu disuplai oleh A.cerebri anterior; yang berwarna merah oleh A.cerebri media; dan yang
berwarna hijauoleh A.cerebri posterior. C. Permukaan medial hemispherium cerebri memperlihatkan area yang disuplai oleh
berikutnya, daerah berwarna

aderi-arteri otak.

TENGKORAK, OTA,K, IrIENINGEN, DAN SUPUI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUA4A DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

,d\$"iAf{'#f4$

509

ffiffif4,f4#KA,qfl{ Protuberantia Occipitalis Externa

Tffih.$ffiKffiRAK [}S,h$
Protuberantia occipitalis extema adalah penonjolan tulang
di tengah pars squamosa ossis occipitalis (Gambar 14-19).

#TAil{
Petunjuk penting permukaan tengkorak adalah sebagai berikut.

Protuberantia ini terletak di garis tengah pada pertemuan kepala


dan leher dan memberikan tempat perlekatan untuk ligamentum
nuchae.

Nasion
Nasion adalah cekungan

di

garis tengah pada pangkal hidung

(Gambar 14-19).

sinus venosus saggitalis superior


granulationes arachnoidales

duramater
arachnordeamater
spatium subarachnoidea
berisi Iiquor cerebrospinalis
piamater
plexus choroideus
ventriculus lateralis
ventriculus lateralis
foramen
interventriculare
ventriculus tertius
aqueductus cerebri
tentorium cerebblla
ventriculus quartus

plexus choroideus
ventriculus tertius

lubang lateral ventriculus

quartus (foramen Luschka)


lubang mediana ventriculus

quartus (foramen Magendie)


canalis centralis
medulla spinalis

spatium subarachnoidea
berisi liquor
cerebrospinalis

ventriculus terminalis

ujung caudal medulla spinalis


(level pinggir bawah vertebra
lumbal pertama pada orang
dewasa)
filum terminale

ujung inferior spatium subarachnoidea


(level pinggir bawah vertebra sacral
kedua)

Gambar 14-18 Asal dan sirkulasi liquor cerebrospinalis.

510

BAB 14

Falx Cerebri, Sinus Sagittalis Superior,


dan Fissura Cerebri Longitudinalis di
antara Hemispheniurn Cerebni
Letak dari struktur-struktur ini dapat dituniukkan dengan
menarik garis dari vertex cerebri pada bidang sagittalis yang
menghubungkan nasion dengan protuberantia occipitalis externa.

Processus Mastoideus
Ossis Temporalis
Processus mastoideus menonjol ke bawah dan depan dari
belakang telinga (Gambar 14-19). Processus ini belum berkembang
pada neonatus dan berkembang hanya sebagai akibat dari tarikan
musculus stemocleidomastoideus, jika anak menggerakkan
kepalanya. Processus ini dapat dikenali sebagai penonjolan tulang
pada saat umur 2 tahun.

Eminentia Parietalis

Arcus Zygomaticus
Eminentia ini adalah area meninggi pada permukaan lateral os
parietale dan dapat diraba sekitar 2 inci (5 cm) di atas auricula.
Peninggian ini terletak dekat uiung bawah sulcus cerebri centralis
otak (Gambar 14-19).

Arcus zygomaticus meluas ke depan telinga danberakhir di depan


pada os zygomaticum (Gambar 14-19). Di atas arcus zygomaticus

terdapat fossa temporalis, yang diisi oleh m. tenporalis.


M.masseter melekat pada pinggir bawahnya. Kontraksi kedua
m.temporalis dan masseter (pemeriksaan untuk keutuhan pars
motorik divisi mandibularis nerr,'us trigeminus) dapat diraba

Pterion
E

dengan mengatupkan gigi-geligi.

Pterion merupakan titik di mana a1a major ossis sphenoidalis


bertemu dengan angulus anteroinferior os parietale. Terletak 1,5
inci (4 cm) di atas titik tengah arcus zygomaticus (Gambar 14-19).
Pterion tidak ditandai oleh adanya tonjolan atau cekungan, tetapi
penting karena ramus anterior arteria dan vena meningea media
terletak di bawahnya.

sulcus centralis

Linea Basalis Anatomi Tengl<orak


Linea basalis ini meluas dari pinggir bawah orbita ke belakang
melalui pinggir atas meatus acusticus extemus. Seluruh cerebrum
terletak di atas garis ini, dan cerebellum terletak di dalam fossa
cranii posterior di bawah sepertiga posterior garis (Gambar 14le).

area motoris cortex cerebri


truncus

eminentia parietalis

kepala

protuberantia
occipitalis
externa

linea basalis

cerebellum

arteria temporalis superficialis

processus mastoideus

arcus zygomaticum

Gambar 14-19 Petunjuk pada permukaan sisi kanan kepala. Diperlihatkan hubungan afteria meningea media dan cerebrum
pada permukaan tengkorak.

TENGKORAK, OTAK, IAENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUI'AA DAN PERDARAHAN INTRAKRA,NIAL

Pertanyaan Melengkapi

3.

Berdasarkan radiograf lateral tengkorak, pilihlah jawaban yang


paling TEPAT untuk melengkapi setiap pernyataan.

1.

2.

Struktur 1 adalah:
A. sinus maxillaris
B. sinus frontalis
C. arcus anterior atlantis
D. sel1a turcica
E. articulatiotemporomandibularis
Struktur 2 adalah:
A. cavum orbita
B. sinus maxillaris
C. sinus sphenoidalis
D. cavum tympani
E. sinus frontalis

Struktur 3 adalah:
A. cavum orbita
B. cavumnasi
C. sinus frontalis
D. sinus maxillaris

E.
4.

sinus sphenoidalis

Struktur 4 adalah:
A. cavum oris
B. sinus frontalis

C.
D.
E.

cavum nasi
sinus sphenoidalis
sinus maxillaris

Struktur kelima adalah:


A. arcus posterior atlantis

B.
C.
D.
E.

corpus axis
arcus anterior atlantis
processus odontoideus axis

ligamentum longitudinale anterius

511

512

BAB 14

Berdasarkan CT scan axial (horizontal) tengkorak, pilihlah


jawaban yang paling TEPAT untuk melengkapi setiap pernyataan.

6.

10. Struktur 5 adalah


A. sella lurcica

B.
C.
D.
E.

Struktur 1 adalah

A.
B.
C.
D.
E.

crista galli

septumnasi

sinus sphenoidalis

ventriculus tertius cerebri


glandula pinealis
foramen spinosum

sinus sagittalis superior

falx cerebri
os frontale

Berdasarkan J'lRl axial (horizontal) tengkorak, pilihlah jawaban


yang paling TFPAT untuk melengkapi setiap pernyataan.

Struktur 2 adalah

Struktur 1 adalah

A.
B.
C.
D.
E.

A.
B.
C.
D.
E.

arteria carotis interna


arteria cerebri media
foramen rofundum
canalis opticus
sinus sphenoidalis

Struktur 3 adalah
ala major ossis sphenoidalis

A.
B.
C.
D.
E.

Struktur 2 adalah
A. pinggir posterior ala minor ossis sphenoidalis
B. sulcus lateralis hemispherium cerebri
C. arteria cerebri media
D. arteria meningea media
E. ujung anterior inferior os parietale

13.

Struktur 3 adalah
A. falx cerebri
B. septum pellucidum cerebri

malleus
caput mandibulae

meatus acusticus externus

genu corpus callosum


chiasma opticum

12.

pars petrosa os temporale


processusmastoideus

Struktur 4 adalah
antrum mastoideum
arteria carotis interna
cavum tympani
tubapharyngotympanica

A.
B.
C.
D.
E.

substantia alba lobus occipitalis

falx cerebri
septum pellucidum

C.
D.
E.

arteria basilaris
foramen magnum

ventriculus quartus cerebri

TENGKORAK, OTAK, TIENINGEN, DAN SUPLAI DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAU\AA DAN PERDARAHAN INTRA,KRANIAL
14

Struktur 4 adalah

A.
B.
C.
D.
E.
15.

Pertanyaan Pilihan Ganda

substantia grisea cerebri


substantia alba lobus occipitalis cerebri

Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk setiap pertanyaan.

genu corpus callosum cerebri

tentorium cerebelli
cerebellum

Struktur 5 adalah
ventriculus tertius cerebri
ventriculus quartus cerebri
corpus ventriculus lateralis cerebri
cornu inferior ventriculus lateralis cerebri
thalamus

A.
B.
C.
D.
E.

513

16. Pernyataan berikut ini benar untuk sistem saraf pusat,


kecuali:
A. CT scan otak dapat membedakan antara substantia alba
dan substantia grisea.

B.
C.

ventriculus lateralis cerebri berhubungan langsung dengan


ventriculus quartus
MRI otak menggunakan sifat magnetik dari nucleus
hidrogen yang dirangsang oleh radiasi radiofrekuensi

yang ditransmisikan oleh lengkungJengkung kawat di


sekeli I ing kepala pasien.

D. Arteria besar di basis cerebri

jarang robek akibat trauma

dan gerakan mendadak otak di dalam kepala.

E.

Cerakan otak pada saat cedera kepala dapat merusak


nervus cranialis keempat yang kecil.

5f4

BAB 14

17. Pemyataan berikut


kecuali:

ini benar untuk liquor

cerebrospinalis,

A. Liquor cerebrospinalis di dalam canalis

centralis medulla
spinalis tidak dapat masuk ke dalam ventriculus quartus.

B.
C.

Dengan pasien dalam posisi berbaring, tekanan normal


sekitar 60 samPai 150 mm air.
Liquor cerebrospinalis melindungi cerebrum dan medulla

D.

spinalis dari cedera trauma.


Tekanan pada vena jugularis interna

19. Pernyataan berikut ini benar untuk arteria yang mendarahi


otak, kecuali:
A. Arteria utama yang mendarahi otak terietak di dalam
substantia subarachnoidea.

B. Arteria
C.
D.

di leher menaikkan

tekanan liquor cerebrosPinalis.

E. Spatium subarachnoideum diisi oleh cairan

E.

cerebro-

spinalis.

18. Pemyataan berikut ini benar untuk suplai darah ke duramater


di dalam tengkorak, kecuali:
A. Arteria termasuk cabang-cabang dari arteri carotis intema,
arteria maxillaris , dan arteria vertebralis.
B. Arteria meningea media berasal dari arteria maxillaris.
C. Arteria meningea media masuk tengkorak melalui

E.

Arteria cerebri beranastomosis pada permukaan otak.


Substantia grisea yang terletak di dalam otak mendapatkan
makanannya melalui difusi cairan jaringan dari pembuluh
darah yang terletak pada permukaan otak.
Serabut saraf simpatik mempunyai kendali sedikit pada
diameter arteria cerebri.

20. Pernyataan berikut ini benar untuk circulus Willisi, kecuali:

A. Terietak di dalam fossa interpeduncularis pada

basis

cerebri.

B. Terletak di dalam spatium subarachnoideum.


C. Memungkinkan aliran darah arteri mengalir ke

foramen spinosum.

antara tulang dan

D.

lapisan endosteal duramater.


Ramus anterior arteria meningea media membentuk alur
di angulus anterior inferior os parietale, dan di tempat ini

E.

D. Arteria meningea media berjalan di

basilaris dibentuk oleh gabungan kedua arteria

vertebralis.

depan

atau ke belakang, jika arteria carotis interna atau arteria


vertebralis tersumbat.
Memungkinkan aliran darah arteri mengalir menyilang
garis tengah ke sisi berlawanan otak.
Berhubungan dengan cabang-cabang arteria carotis
externa.

arteria ini mudah cedera.

1.

D yang benar. 1 adalah sella turcica yang terletak

pada

10. B yang benar. 5 adalah cavum dari sinus sphenoidalis dexter.

permukaan superior corpus ossis sphenoidalis.


11.

D yang benar. 1 adalah genu corpus callosum,

sebuah

C yang benar. 2 adalah sinus sphenoidalis, yang terletak di

commissura major yang menghubungkan keduahemispherium

dalam corpus ossis sphenoidalis.

cerebri.

C yang benar. 3 adatah sinus frontalis yang terletak

di dalam

12. B yang ben

ar.

2 adalah sulcus lateralis cortex cerebri sinister.

os frontale.
E yang benar. 4 adalah sinus

maxillaris yang terletak di dalam

13. A yang benar. 3 adaiah pars posterior falx cerebri yang terletak
di dalam fissura longitudinalis di antara hemispherium
cerebri.

corpus ossis maxillaris.

C yang benar. 5 adalah arcus anterior atlantis, yang terletak


anterior terhadap Processus odontoideus axis di dalam

14. B yang benar. 4 adalah substantia alba lobus occipitalis dari


hemispherium cerebri dextrum.

radiograf.
15.
D yang benar. 1 adalah falx cerebri (dibentuk oleh duramater),
yang dilekatkan di anterior ke permukaan interna os frontale.
D yang benar. 2 adalah interior dari canalis opticus sinister.
8.

B yang benar. 3 adalah pars petrosus os temporale sinister.

C yang benar. 5 adalah corpus ventriculus lateralis

16. B yang tidak benar. Ventriculus lateralis cerebri pertama kali


berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramen

interventriculare, yang selanjutnya berhubungan dengan


ventriculus quartus di otak belakang melalui aqueductus
cerebri di mesencephalon (Gambar 14-10 dan 14-18).

C yang benar.
telinga tengah.

adalah cavum tympanicum dextrum dari

dari

hemispherium cerebri dextrum.

TENGKORAK, OTAK, TAENINGEN, DAN SUPi-l.I DARAH OTAK TERKAIT DENGAN TRAUITA DAN PERDARAHAN INTRAKRANIAL

17. Ayang tidak benar. Liquor cerebrospinalis di dalam canalis


centralis medulla spinalis dapat mengalir dengan bebas ke
dalam ventriculus quartus.

18. D yang tidak benar. Arteria meningea media berjalan di antara


lapisan periosteal dan lapisan meningeal duramater segera
setelah arteria ini masuk cranium melalui foramen spinosum.

515

19. D yang tidak benar. Massa substantia grisea yang terletak di


dalam substantia hemispherium cerebri (contokr, thalamus,
nucleus lentiformis, dan nucleus caudatus) menerima nutrisi
dari rami centrales arteria cerebri.
20. E yang tidak benar. Cabang-cabang arteria carotis extema
tidak berhubungan dengan circulus Willisi.

516

NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS

Anatomi Dasar

517

517

Nervus Faciatis

527

Susunan Nervus Craniatis

517

Nervus Vestibulocochlearis

529

Nervus Otfactorius

517

Nervus Gtossopharyngeus

529

Nervus Opticus
Nervus Ocutomotorius

517

Nervus Vagus

530

519

Nervus Accessorius

532

Nervus Trochtearis

519
520

Nervus Hypogtossus

Nervus Trigeminus
Nervus Abducens

527

12 pasang nervus kranialis yang meninggalkan otak dan


benjolan melewati foramen dan fissura di dalam tulang tengkorak.
Seluruh nervus tersebut didistribusikan di daerah kepala dan leher,

Jerdanat

537

Pertanyaan

543

Jawaban dan Penjetasan

545

sering ced"era pada pasien-pasien dengan trauma kepala. Lebih jauh


lagi, nervus kranialis di leher mungkin cedera pada trauma tembus
atau terlibat dalam proses penyakit sepefti metastasis karsinoma.

kecuali nervus X, yang juga menyarafi struktur-struktur di dalam


rongga thorax dan abdomen. Nervus kranialis sering terlibat dalam
penyakit, baik penyakit saraf itu sendiri seperti herpes zoster atau
keterlibatan dalam perdarahan atau pembentukan tumor di dalam
susunan saraf pusat. Nervus yang lebih kecil, Iebih tipis biasanya

Oleh karena itu, pemeriksaan sistematis ke-12 nervus kranialis


merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik setiap pasien
neurologik. Lesi nukleus nervus kranial, hubungan sentralnya, atau
gangguan pada /owel motor neuron dapat ditunjukkan dengan

ANATOMI DASAR

bersifat campuran. Simbol huruf umumnya digunakan untuk


menunjukkan komponen fungsional dari setiap nervus cranialis

pemeriksaan ini.

seperti diperlihatkan dalam Tabei 15-1. Berbagai komponen nervus


cranialis, fungsinya dan foramen di tengkorak yang dilewati oleh
saraf

ini untuk meninggalkan cavitas cranii diringkas dalam Tabel

Susunan Nervus Cranialis

1.5-2.

Nervus cranialis diberi nama sebagai berikut:

Nervus Olfactorius

a I. Nerl'us olfactorius
l) II. Nervus opticus
o III. Nervus oculomotorius
l) IV. Nervus trochlearis
a V. Nervus trigeminus
o VI. Nervus abducens
a VIL Nervus facialis
r VIII. Nervus vestibulocochlearis
o IX. Nervus glossopharymgeus
i X. Nervusvagus
I XL Nervus accessorius
a XII. Nervus hypoglossus
Nervus olfactorius, nervus opticus, dan nervus vestibulocochlearis bersifat sensoris murni; nervus oculomotorius, nervus
trochlearis, nervus abducens, ner\,'us accessorius, dan nervus
hypoglossus bersifat motoris murni; dan saraf cranial lainnya

Nervus olfactorius berasal dari sel-sel reseptor nervus olfactorius


di membrana mucosa olfactorius. Membrana mucosa olfactorius
terletak pada bagian atas cavitas nasi di atas concha nasalis
superior (Gambar 15-1). Berkas serabut-serabut nervus olfactorius
ini berjalan melalui lubangJubang pada lamina cribrosa ossis
ethmoidalis untuk masuk ke dalam bulbus olfactorius dalam

cavitas cranii. Bulbus olfactorius dihubungkan dengan area


olfactorius cortex cerebri oleh tracfus olfactorius.

Nervus Opticus
Nerr,'us opticus merupakan kumpulan axon sel-sel lapisan
ganglionik retina. Nervus opticus muncui dari bagian belakang

518.

BAB 15

Foramen Keluar dari


Cranium

NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS

bola mata dan meninggalkan rongga orbita melalui canalis opticus


untuk masuk ke dalam rongga cranium (Gambar 15-3). Selanjutnya
menyatu dengan nervus opticus sisi lainnya membentuk chiasma

opticum (Gambar 15-3).


Pada chiasma, serabut-serabut dari belahan medial masingmasing retina menyilang garis tengah dan masuk ke tractus
opticus sisi kontralateral, sedangkan serabut-serabut belahan
lateral retina berjalan ke posterior di dalam tracfus opticus sisi yang
sama.

Hampir seluruh serabut-serabut tractus opticus berakhir

dengan bersinaps pada sel-sel saraf di dalam corpus geniculatum


laterale (Gambar 15-1). Sebagian kecii serabut berialan ke nucleus
pretectalis dan colliculus superior serta berperan pada refleks
cahaya.

519

Nervus oculomotorius menvarafi berikut ini:

a Otot-otot ekstrinsik mata: Musculus levator

palpebrae

superioris, musculus rectus superior, musculus rectus


medialis, musculus rectus inferior, dan musculus obliquus
in{erior (Gambar 15-2).
mata: musculus constrictor pupillae iris
dan musculus ciliaris dipersarafi oleh komponen parasimpatik
nervus oculomotodus. Serabut-serabut ini bersinaps di dalam
ganglion ciliare dan mencapai bola mata di dalam nervi ciliares

i) Otot-otot intrinsik

breves.

Dengan demikian nervus oculomotorius seluruhnya bersifat

Axon sel-sel saraf dari corpus geniculatum laterale berjalan ke


posterior sebagai radiatio optica dan berakhir pada cortex visual
hemispherium cerebri (Gambar 15-1).

motorik. Saraf ini berfungsi untuk mengangkat kelompak mata

Nervus Oculomotorius

Nervus Trochlearis

Nervus oculomotorius keluar dari permukaan anterior mesencephalon (Gambar 15-2). Saraf ini berjalan ke depan di antara
arteria cerebri posterior dan arteria cerebelli superior (Gambar
15-3). Kemudian berjalan terus ke depan di dalam fossa cranii
media pada dinding lateral sinus cavemosus. Di sini, nervus
bercabang dua menjadi ramus superiot dan ramus inferior, yang
masuk ke rongga orbita melalui fissura orbitalis superior (lihat

Nervus trochlearis adalah saraf cranial yang paling ramping.


Setelah menyilang saraf sisi lainnya, saraf ini meninggalkan

Gambar 18-2).

atas; memutar bola mata ke atas, bawah" dan medial; konstriksi

pupil, dan akomodasi mata.

permukaan posterior mesencephalon (Gambar 15-2). Kemudian


nervus trochlearis berjalan ke depan melalui fossa cranii media
pada dinding lateral sinus cavernosus dan masuk ke orbita melalui
fissura orbitalis superior (Gambar 15-3).
Nervus trochlearis menyarafi musculus obliquus superior
bola mata (musculus ekstrinsik). Nervus trochlearis seluruhnya
motorik dan membantu memutar bola mata ke bawah dan lateral.

520

BA,B 15

bulbus olfactorius

N. opticus

chiasma opticum

corpus geniculatum laterale

radiatio optica

cortex visual

B
Gambar 15-1 A, Distribusi nervus olfactorius pada septum nasi dan dinding lateral hidung. B. Nervus opticus dan hubunganhubungannya.

Nervus Trigeminus
Nervus trigeminus merupakan saraf cranial terbesar (Cambar
15-4). Saraf ini meninggalkan aspek anterior pons sebagai radix
motoria yang kecil dan radix sensoria yang besar, berjalan ke
depan, keluar dari fossa cranii posterior, untuk mencapai apex
pars petrosa ossis temporalis di dalam fossa cranii media. Di

sini, radix sensoria membesar membentuk ganglion trigeminale


(Gambar 15-3 dan 15-4). Ganglion trigeminale terletak di dalam
sebuah kantong duramater disebut cavum trigeminale. Radix
motoda nervus trigeminus terletak di bawah ganglion sensorik
dan terpisah darinya. Nervus ophthalmicus (N.V1), nervus
maxillaris (N.V2), dan nervus mandibularis (N.V3) berasal dari
pinggir anterior ganglion (Gambar 15-3 dan 15-4).

NERYUS CR,AN/ALIS DAN BLOK NERVUS TRIGEIAINUS

521

M. levator palpebrae superioris

mesencephalon
M. rectus superior
N. oculomotorius

M. rectus medius

ramus supenor

M. rectus inferior
ramus inferior
ganglion ciliare
N. ciliaris brevis

M. obliquus inferior

M. obliquus superior

mesencephalon

N. irochlearis

Gambar 15-2 A. Asal dan distribusi nervus oculomotorius . B. Asal dan distribusi nervus trochlearis.

Nervus Ophthalmicus

Nervus ophthalmicus bersifat murni sensorik (Gambar 15-4 dan


15-5). Nervus ini berjalan ke depan pada dinding lateral sinus
cavernosus di dalam fossa cranii media dan bercabang tiga, nervus
lacrimalis, nervus frontalis, dan nervus nasociliaris, yang masuk
ke dalam rongga orbita melalui fissura orbitalis superior.

Cabang-Cabang
Nervus lacrimalis berjalan ke depan pada pinggir atas musculus recfus lateralis. Nervus ini bergabung dengan ramus
zygomaticotemporalis cabang dari nervus maxillaris, yang

mengandung serabut secretomotorik parasimpatik ke glandula


lacrimalis. Kemudian nervus lacrimalis masuk glandula iacrimalis
dan memberikan cabang-cabang ke conjunctiva dan kulit kelopak
mata atas.

Nervus frontalis berjalan ke depan pada permukaan atas


musculus levator palpebrae superioris dan bercabang dua menjadi
nervus supraorbitalis dan nervus supratrochlearis (lihat Gambar
18-3). Saraf-saraf ini meninggalkan rongga orbita dan menyarafi
sinus frontalis dan kulit dahi serta kulit kepala.

Nervus nasociliaris menyilang nervus opticus, berjalan ke


depan pada pinggir atas musculus rectus medius (lihat Gambar
18-3), dan berlanjut sebagai nervus ethmoidalis anterior yang

berjalan melalui foramen ethmoidale anterius, masuk ke cavitas

522

BAB 15

tenlorium cerebelli
falx cerebrr
sinus sagittalis inferior (dibuka)
mesencephalon (dipotong)
A. cerebri posterior

/t-'-

A. communicans posterior

aqueductus cerebri

A. carotis interna
infundibulum
chiasma opticum

i\\ \
\r

N. trochlearis

sinus frontalis

.\
bulbus olfactorius

N. opticus
N. trigeminus

A. carotis inierna
pinggir lapisan
meningeal duramater
yang dipotong

N. oculomotorius
N. trochlearis

N. petrosus
superficialis major

divisi mand bularis


N. trigeminus

N. abducens
ganglion
trigeminus

divisi maxillaris
N. trigeminus

Gambar 15-3 Pandangan lateral tengkorak, memperlihatkan falx cerebri, tentorium cerebelli, batang otak, dan ganglion
triqeminale.

cranii. Kemudian saraf ini berjalan turun melalui celah pada sisi
crista ga1li untuk masuk ke cavitas nasi. Saraf ini memberikan
dua rami nasales internae, dan kemudian saraf ini menyarafi
kulit di puncak hidung melalui ramus nasalis extetnus. Cabangcabangnya termasuk berikut ini:

tl Ramus sensorik ke ganglion ciliare (Gambar 15-6).


I Nervi ciliares longi yang mengandung serabut-serabut
simpatik ke musculus dilator papillae dan serabut-serabut
sensorik ke cornea.

a
a

Nervus infratrochlearis yang menyarafi kulit kelopak mata.


Nervus ethmoidalis posterior yang merupakan saraf sensorik
di sinus ethmoidalis dan sinus sphenoidalis.

lanjut sebagai nervus infraorbitalis di dalam sulcus infraorbitalis,


dan nervus ini muncul pada permukaan wajah melalui foramen

infraorbitale. Nervus maxillaris bercabang menjadi serabutserabut sensorik ke wajah dan sisi hidung.

Cabang-Cabang

I Rami meningeales
a Ramus zygomaticus (Gambar 75-6), yang

membelah

dua menjadi nervus zygomaticotemproralis dan nervus


zygomaticofacialis yang menyarafi kulit wajah. Ramus
zygomaticotemporalis memberikan serabut sekretomotorik
parasimpatik ke glandula lacrimalis melalui nervus lacrimaiis.

a Rami ganglionares, merupakan dua saraf pendek

yang

15-3) dan menyilang fossa pterygopalatina, masuk orbita melalui

mempertahankan ganglion pterygopalatinum di dalam fossa


pterygopalatina (Gambar 15-6). Saraf-saraf ini mengandung
serabut sensorik yang berjalan melalui ganglion dari hidung,
palatum, dan pharynx. Saraf ini juga mengandung serabut
parasimpatik posganglionik yang berjalan menuju glandula

fissura orbitalis inferior (Gambar 15-6). Kemudian saraf ini ber-

lacrima lis.

Nervus Maxillaris

Nervus maxillaris bersifat sensorik murni (Gambar 15-4). Nervus

ini meninggalkan cranium melalui foramen rotundum

(Gambar

NERVUS CRANIA,LIS DAN BLOK NERVUS TRIGEMINUS

523

divisi ophthalmica

ganglion trigeminale

N. frontalis

N. lacrimalis
N. nasociliaris

N. trigeminus
N. maxillaris
N. infraorbitalis
N. alveolaris
superior

N. auriculotemporalis

divisi
mandibularis

N. lingualis

N. alveolaris inferior

N. alveolaris inferior

N. lingualis
N. mylohyoi deus

M. rectus lateralis (terpotong)

B
Gambar 15-4 A. Distribusi nervus trigeminus. B. Asal dan distribusi nervus abducens.

Nenrrs alveolaris superior posterior (Gambar 75-6), yang


menyarafi sinus maxillaris, gigi geligi molar atas dan bagian di
antara gusi dan pipi.

Nervus alveolaris superior medius (Gambar 15-6), yang


menyarafi sinus maxillaris, gigi geligi premolar atas, gusi, dan

pipi.

Nervus alveolaris superiot anterior (Gambar 15-6), yang


menyarafi sinus maxillaris, gigi caninus dan incisivus.

Ganglion Pterygopalatinum
Ganglion pterygopalatinum adalah ganglion parasimpatik yang
dibentangkan dari nervus maxillaris di dalam fossa pterygopatina
(Gambar 15-6). Serabut sekretomotoriknya menuju ke glandula
lacrimalis dan nasal.

524

BAB 15

N. auriculotemporalis
N. supraorbitalis
N. supratrochlearis
N. zygomaticotemporalis

N. lacrimalis
N. zygomaticofacialis

N. occipitalis
major (C2)

N. nasalis externus

N. infraorbitalis
N. occipitalis

N. buccalis

minor
rami posterior
C3, 4, dan

N. mentalis

N. auricularis magnus (C2 dan 3)


N. cutaneus transversus
colli (C2 dan 3)
Nn. supraclaviculares
(C3 dan 4)

Gambar 15-5 Distribusi kulit wajah divisi ophthalmicus (Vlxmerah), divisi maxiliaris (Vz)(biru), dan divisi mandibularis (V3)
(hr.,7.au)

nervus trigeminus. Perhatikan bahwa kulit di angulus mandibulae dipersarafi oleh nervus auricularis magnus (C2 dan 3

segmen medulla spinalis).

sinus frontalis

ganglion ciliare
N. ciliaris brevis
dari ganglion ciliare

M. obliquus.superior
M. levator palpebra superioris
M. rectus superior

N- trochlearis

M. rectus medialis

M. rectus lateralis

N. opticus
divisi superior
N. oculomotorius
divisi inferior

M. obliquus inferior

N.

nervus ke M. obliquus inferior

N. maxillaris
ganglion pterygopalatinum

N. infraorbitalis

fossa pterygopalatina
N. palatinus
major dan mi

N. alveolaris
superior anterior
Nn alveolares superiores

posteriors \
..

Gambar 15-6 Otot, saraf, dan ganglion


ciliare orbitalis dextrum dilihat dari sisi

.^ |

----1,N. zygomailcus

N. alveolaris superior medius

sinus maxillaris

lateral. Nervus maxillaris dan ganglion


pterygopalatinum juga diperlihatkan.

NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS

525

articulatio temporomandibularis
omandibularis
A. temporalis superficialis
saraf ke M. masseter

A. maxillaris

N. auriculotemporalis

Nn, temporales superficiales


M. temporalis

N. maxillaris

M. pterygoideus lateralis
N. alveolaris
posterior superior

N. buccalis

chorda tympani

ligamentum sphenomandibulare

N. lingualis

pars spinalis N. acessorius


V.

M. mylohyoideus

jugularis interna

N. alveolaris inferior
saraf ke M. mylohyoideus
M. stylopharyngeus

venter anterior
M. digastricus

A. lingualis

saraf ke M. mylohyoideus dan


venter anterior M.digastricus

M. styloglossus
N. lingualis
ligamentum stylohyoideum
ganglion submandibulare

ductus submandibularis
os hyoideum
M. hyoglossus

N. hypoglossus

Gambar 15-7 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
telah dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih dalam.

Cabang-Cabang

Rami orbitales, yang masuk orbita melalui fissura orbitalis


inferior.

Nervus palatinus majus dan minus (Gambar 15-6), yang

ll

menyarafi palatinum, tonsil, dan cavum nasi.


Ramus pharyngeus, yang menyarafi atap nasopharynx.

Nervus Mandibularis

Nervus mandibularis bersifat motorik dan sensorik (Gambar 15-3


dan 15-4). Radix sensoria meninggalkan ganglion trigeminale dan
keiuar dari cranium melalui foramen ovale untuk masuk ke fossa
infratemporalis. Radix motoria nervus trigeminus juga keluar dari
tengkorak melalui foramen ovale dan bergabung dengan radix

526

BAB 15

sensoria untuk membenfuk truncus nervus mandibularis, dan


kemudian membelah dua menjadi sebuah divisi anterior yang
kecil dan sebuah divisi posterior yang besar (lihat Gambar 15-8).

Cabang-Cabang dari Divisi

Mandibularis
a

Cabang-Cabang dariTruncus Utama Nervus

Mandibularis
a Ramus meningeus.
I Nervus ke musculus

Nervus massetericus menyarafi musculus masseter (Gambar


15-7).

o Nervi

a
a Newus t.rccalis

pterygoideus medialis, yang menyarafi

menyarafi kulit dan membrana mucosa pipi


(Gambar 15-7). Nervus buccalis tidak menyarafi musculus

musculus tensor veli palatini.

N. mandibularis

temporales profundi menyarafi musculus temporalis

(Gambar 15-7).
Nervus ke musculus pterygoideus lateralis.

tidak hanya musculus pterygoideus medialis tetapi juga

A. meningea media

Anterior Nervus

M. tensor veli palatini

N. auriculotemporalis

chorda tympani
M. pterygoideus medialis
M. buccinator
M. hyoglossus

N. alveolaris inferior
M. stylopharyngeus
N. glossopharyngeus

M. constrictor
pharyngis superior
M. constrictor
pharyngis medius
M. styloglossus

M. geniohyoideus
venter anterior
M.digastricus

N. alveolaris inferior
nervus ke M.mylohyoideus

. mylohyoideus

ligamentum stylohyoideum

muara ductus submandibularis

pars profundus glandula submandibularis


ganglion submandibulare

M. genioglossus

N. lingualis
N. hypoglossus
glandula sublingualis

Gambar 15-8 Regio infratemporalis dan submandibularis. Bagian-bagian arcus zygomaticus, ramus dan corpus mandibulae
dibuang. Musculus mylohyoideus dan musculus pterygoideus lateralis juga dibuang untuk memperlihatkan struktur yang lebih
dalam. Sketsa glandula sublingualis diperlihatkan sebagai garis

hikm tebal bergelombang.

NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS

buccinator (yang dipersarafi oleh nervus facialis), dan saraf ini


merupakan satu-satunya saraf sensorik divisi anterior nervus
mandibularis.

Cabang-Cabang Divisi Posterior Nervus

Mandibularis
a Nervus auriculotemporalis,

menyarafi kulit auricula (Gambar

15-8), meatus auditorius externus, articulatio temporomandibularis, dan kulit kepala. Saraf ini juga membawa

l)

serabut-serabut sekretomotorik parasimpatik posganglionik


dari ganglion oticum ke glandula parotidea.
Nervus lingualis, yang berjalan ke bawah di anterior nervus
alveolaris inferior dan masuk ke mulut (Gambar 15-7 dan 15-8).
Kemudian nervus ini berjalan ke depan di samping lidah dan
menyilang ductus submandibularis. Dalam perjalanannya,
nerr,-us ini bergabung dengan chorda tympani (Gambar 15-7
dan 15-B), dan menyarafi membrana mucosa dua pertiga
anterior lidah dan dasar mulut. Nervus ini juga memberikan

serabut sekretomotorik parasimpatik preganglionik

i)

ke

ganglion subrmandibulare.
Nenrrs alveolaris inferior (Gambar 15-7 dan 15-8), yang masuk
ke dalam canalis mandibularis untuk menyarafi gigi-geligi
rahang bawah dan keluar melalui foramen mentale (nervus
mentalis) untuk menyarafi kulit dagu. (Gambar 15-5). Sebelum
masuk ke dalam canalis, saraf ini mempercabangkan nervus
mylohyoideus (Gambar 1.5-7), yang menyarafi musculus
mylohyoideus dan venter anterior musculus digastricus.
Ramus communicans, yang sering dipercabangkan dari
nervus alveolaris inferior ke nervus lingualis.

Cabang-cabang divisi posterior nervus mandibularis adalah


sensorik (kecuali saraf ke musculus mylohyoideus).

Ganglion Oticum
Ganglion oticum adalah ganglion parasimpatik yang terletak
medial terhadap nervus mandibularis tepat di bawah tengkorak,

dan melekat pada saraf menuju musculus

pterygoideus
medialis. Serabut-serabut preganglionik berasal dari nervus
glossopharyngeus, dan mencapai ganglion via nervus petrosus
minor. Serabut sekretomotorik posganglionik berjalan menuju ke
glandula parotidea melewati nervus auriculotemporalis.

Nervus Abducens
Saraf kecil ini muncul dari permukaan anterior otak belakang
di antara pons dan medulla oblongata (Gambar 15-3 dan 15-4).
Nervus abducens berjalan ke depan bersama arteria carotis interna
melalui sinus cavernosus di dalam fossa cranii media dan masuk
orbita melalui fissura orbitalis superior (Gambar 15,4). Nervus
abducens menyarafi musculus rectus lateralis (lihat Gambar 182.A) dan karena itu berfungsi memutar bola mata ke lateral.

Nervus Facialis
Nervus facialis muncul sebagai sebuah radix motoria dan
sebuah radix sensoria (nervus intermedius) (Gambar 15-9). Saraf
muncul pada permukaan anterior otak belakang di antara pons
dan medulla oblongata. Radix berjalan ke lateral di dalam fossa

cranii posterior bersama nervus vestibulocochlearis dan masuk ke


meatus acusticus intemus pada pars petrosa ossis temporalis (lihat
Gambar 14-16 dan 1B-14A). Pada dasar meatus, saraf ini masuk
canalis facialis, berjalan ke lateral melintasi telinga dalam. Pada
saat mencapai dinding medial telinga tengah (cavitas tympani),
saraf melebar membentuk ganglion geniculatum (Gambar 15-9;
dan lihat Gambar 18-15 dan 18-16). Kemudian saraf membelok
secara tajam ke belakang di atas promontorium dan pada dinding
posterior telinga tengah membelok ke bawah pada sisi medial
aditus ad antrum mastoideum. Nervus facialis berjalan ke bawah di
belakang pyramid, dan keluar dari os temporale melalui foramen

stylomastoideum. Nervus facialis kemudian berjalan ke depan


melalui glandula parotidea ke daerah distribusinya (Gambar 15-9
dan 15-10).

Cabang-Cabang Penting Nervus


Facialis
Nenrrs petrosus major dicabangkan dari nervus facialis pada
ganglion geniculatum (Gambar 15-9). Nervus ini mengandung
serabut-serabut preganglionik parasimpatik yang bersinaps di
ganglion pterygopalatinum. Serabut-serabut posganglionik
merupakan sekretomotorik glandula lacrimalis dan glandula

di hidung dan palatum. Nervus petrosus major


Ganglion Submandibulare
Ganglion submandibulare adalah ganglion parasimpatik yang
terletak profunda terhadap glandula submandibularis dan
dilekatkan ke nervus lingualis oleh saraf-saraf kecil (Gambar 15-7
dan 15-B). Serabut-serabut preganglionik parasimpatik mencapai
ganglion dari nervus facialis melalui chorda gmpani dan nervus
lingualis. Serabut-serabut sekretomotorik posganglionik berjalan
ke glandula submandibularis dan glandula sublingualis.
Jadi nervus trigeminus adalah nervus sensorik utama kepala
dan menyarafi otot-otot pengunyah. Saraf ini juga menegangkan
palatum molle dan membrana tympanica.

527

juga

mengandung serabut pengecap dari palatum.


Nervus ke musculus stapedius menyarafi musculus stapedius
di dalam telinga tengah (Gambar 15-9).
Chorda tympani berasal dari nervus facialis di dalam canalis

facialis pada dinding posterior telinga tengah (Gambar


15-9). Saraf ini berjalan ke depan di atas permukaan medial
bagian atas membrana tympani (lihat Gambar 18-15A) dan
meninggalkan telinga tengah melalui fissura petrotympanica,
masuk fossa infratemporalis dan bergabung dengan nen'us

lingualis. Chorda tympani mengandung serabut-serabut


sekretomotorik parasimpatik preganglionik yang menuju ke
glandula submandibularis dan glandula sublingualis. Saraf ini

528

BAB 15

mengandung juga serabut pengecap dari dua pertiga bagian


anterior lidah dan dasar mulut.
Nervus auricularis posterior, ventel posterior musculus
digastricus dan stylohyoideus (Gambar 15-9) adalah rami
musculares dari nervus facialis pada saat saraf ini muncul dari
foramen stylomastoideum.
Lima rami terminales ke otot-otot ekspresi wajah. Cabangcabang tersebut adalah ramus temporalis, ramus zygomaticus,

ramus buccalis, ramus mandibularis, dan ramus cervicalis


(Gambar 15-9).

Setelah meninggalkan foramen stylomastoideum, nervus


facialis terletak di dalam glandula parotidea (Gambar 15-10), dan
terletak di antara pars superficialis dan pars profunda glandula.
Disinl, nervus facialis memberikan cabang-cabang terminal, yang
muncul dari pinggir anterior glandula dan berjalan ke otot-otot
wajah dan kulit kepala. Ramus buccalis menyarafi musculus

ramus zygomaticus
ramus
auricularis
posterior
Nervus ke
M. stylohyoideus

ramus buccalis superior

Nervus ke venter
posterior M. digastricus
ramus cervicalis
ke platysma

ramus buccalis inferior

A
ramus marginalis mandibularis
radix motoria
radix sensoria
plexus tympanicus
ganglion
geniculatum

N. facialis

N. petrosus
major

_/

N. canalis

pterygoidei

N. petrosus profundus
plexus sympathicus
di sekitarA. carotis
interna
canalis nervi
facialis
chorda tympani

ramus tympanicus

N, glossopharyngeus

Nervus ke
M. pterygoideus medialis
N. lingualis

Gambar 15-9 A. Distribusi nervus facialis. B. Cabang-cabang nervus facialis di dalam pars petrosa
serabut pengecap berwarna hitam. Juga diperlihatkan nervus glossopharyngeus,

ossis temporalis; serabut-

NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGE/AINUS

529

buccinator, dan ramus cervicalis menyarafi musculus platysma


dan musculus depressor anguli olis.
Dengan demikian nervus facialis mengatur ekspresi waja11

Nervus

salivasi, dan lakrimasi serta merupakan jalur untuk sensasi


pengecap dari bagian anterior lidah dan dasar mulut serta dari

Nervus glossopharyngeus adalah saraf motorik dan sensorik

palatum.

Nervus Vesti bu lococh learis


Nervus vestibulocochlearis merupakan saraf sensorik yang terdiri
atas dua berkas saraf: nervus vestibularis dan nervus cochlearis.
Saraf-saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak di antara
pons dan medulla oblongata (Cambar 15-11). Saraf-saraf ini
melewati fossa cranii posterior dan masuk ke meatus acusticus
internus bersama dengan nervus facialis (1ihat gambar 18-14.A).

lossopharyngeus

(Cambar 15-11). Sara{ ini keluar dari permukaan anterior medulla


oblongata, di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior.
Nervus glossopharyngeus berjalan ke lateral di dalam fossa cranii
posterior dan meninggalkan cranium dengan melalui foramen
jugulare. Ganglion sensorium superius dan inferius terletak
pada saraf ini pada saat melalui foramen juguiare. Kemudian
nervus glossopharyngeus berjalan turun melalui bagian atas leher
ke bagian posterior lidah (Gambar 15-11).

Cabang-Cabang Penting Nervus


Glossopharyngeus
Ramus lympanicus berjalan ke plexus tympanicus di dalam
telinga tengah (Gambar 15-11). Serabut-serabut preganglionik
parasimpatik untuk glandula parotidea meninggalkan plexus
sebagai nervus petlosus minor, dan bersinaps di dalam
ganglion oticum.
Ramus sinus carotici mengandung serabut-serabut sensorik
dari sinus caroticus (mekanisme reseptor tekanan untuk
mengatur tekanan darah) dan glomus caroticum (mekanisme
reseptor kimia untuk mengatur denyut jantung dan respirasi)

SerabutVestibular

Serabut-serabut vestibular merupakan pusat pengolahan impuls


se1-se1 saraf ganglion vestibulare yang terletak di dalam
meatus acusticus internus (Gambar 15-11). Serabut vestibularis
berasal dari vestibulum dan canalis semicircularis; karena itu
serabut-serabut ini berperan dalam sensasi posisi dan dengan

dari

gerakan kepala.

(Gambar 15-11).

a
a

Serabut Cochlear

Serabut-serabut cochlear merupakan pusat pengolahan impuls dari


sel-sel saraf ganglion spirale cochleae (Gambar 15-11). Serabut-

serabut cochlear berasal dari organum spirale Corti, karena


berperan dalam pendengaran.

itu

Ramus musculi stylopharyngei

Rami pharyngei (Gambar 15-11) berjalan ke

plexus
pharyngeus, yang menerima juga cabang-cabang dari nervus
vagus dan truncus sympathicus.
Ramus lingualis (Cambar 15-11) berjaian ke membrana
mucosa sepertiga bagian posterior lidah (termasuk papillae
vallatae).

M.constrictor pharyngis superior


vagina carotica

V jugularis interna

styloglossus
N. auriculotemporalis

N. glossopharyngeus
N. accessorius

capsula fascialis

N. hypoglossus
M. stylopharyngeus
processus styloideus
M. stylohyoideus

capsula fibrosa
ligamentum stylomandibularc
cabang A. carotis externa

A. auricularis posterior

M. pterygoideus medialis

venter posterior

susunan

M. digastricus
processus mastoideus

retromandibularis

ramus mandibulae

*'"t::ii>

M. masseter
pars profunda glandula parotidea

N. facialis
M. sternocleidomastoideus
nodi lymphoidei parotidei
N. auricularis magnus

pars superficiails glandula parotidea

Gambar 15-10 Potongan horizontal glandula parotidea memperlihatkan perjalanan nervus facialis melalui glandula.

530

BAB 15

ampulla ductus
semicircularis superior
ganglion vestibulare
utriculus
N. cochlearis

N. vestibularis

medulla oblongata

ampulla ductus

ganglion spirale
cochleae

semicircularis posterior
ductus cochlearis

fi

plexus tympanicus

la radicularia N. glossopharyngeus

N. petrosus minor
ganglion sensorium superius dan inferius
A. carotis interna
A. carotis externa
M. stvlooharvnoeus
Palatum molle

t />

rami tonsillares

N. tympanicus

rami linguales
ke sepertiga
posterior lidah

glandula
parotidea

ramus sinus carotici


glomus caroticum

sinus caroticus

A. carotis communis

ramus pharyngeus

Gambar 5-11 A. Asal dan distribusi N.vestibulocochlearis. B. Distribusi N.glossopharyngeus.

Dengan demikian nervus glossopharyngeus membantu


ini juga mengatur
sensasi dari pharynx dan belakang lidah serta membawa impuls
proses menelan dan merangsang salivasi. Saraf

yang mempengaruhi tekanan darah arteri dan respirasi dari sinus


caroticus dan glomus caroticus.

Nervus Vagus
Nervus vagus terdiri atas serabut-serabut motorik dan sensorik
(Gambar 15-12). Saraf ini keluar dari permukaan anterior medulla

NERYUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGETAINUS

oblongata di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior.


Nervus vagus berjalan ke lateral melalui fossa cranii posterior dan
meninggalkan tengkorak melalui foramen jugulare. Nervus vagus

mempunyai kedua ganglion sensorik superius dan inferius.


Di bawah ganglion inferius, radix cranialis nervus accessorius
bergabung dengan nervus vagus dan distribusinya terutama di

a Ramus meningeus dan auricularis

dalam ramus pharyngeus dan laryngeus rekuren.


Nerr,rrs vagus berjalan furun ke leher bersama arteria carotis

intema dan vena jugularis intema di dalam selubung carotis

it

531

Cabang-Cabang Penting NervusVagus


di Leher
Ramus pharyngeus mengandung serabut saraf dari radix
cranialis nervus accessorius. Cabang ini bergabung dengan
plexus pharyngeus dan menyarafi semua otot-otot pharynx
(kecuali musculus stylopharyngeus) dan palatum molle
(kecuali musculus tensor veli palatini).

(Gambar 15-10). Berjalan melalui mediastinum di thorax (Gambar


15-12), melalui posterior radix pulmonis, dan masuk ke abdomen

Nervus laryngeus superior (Gambar 15-12) bercabang


menjadi nervus laryngeus intemus dan nervus larlmgeus

melalui hiatus oesophagicus di diaphragma.

extemus. Nervus laryngeus internus adalah sensorik terhadap

I amus pharyngeus

N. vagus

ganglion sensorium
superius dan initerius
N. vagus

N- laryngeus superior
N. vagus dexter (terpotong)
N. vagus sinister

rami cardiaci

ramus internus N. laryngeus superior


ramus externus N.laryngeus superior

N. laryngeus
recurrens dexter

N. laryngeus recurrens sinister


rami cardiaci
N. laryngeus
recurrens sinister

plexus cardiacus

pulmo dextra

hepar

plexus oesophagus
N. vagus sinister

plexus celiacus

Gambar 15-12 Distribusi nervus vagus,

532

BAB 15

membrana mucosa fossa piriformis dan larynx sampai setinggi


plica vocalis. Nervus laryngeus externus adalah motorik dan

medulla spinalis dan masuk cranium melalui foramen magnum.


Kemudian saraf ini membelok ke lateral untuk bergabung dengan

terletak dekat dengan arteria thyroidea superior; saraf ini

radix cranialis.

Kedua radix bersatu dan meninggalkan cranium melalui

menyarafi musculus cricothyroideus.

Nervus laryngeus recurrens (Gambar 15-12). Pada

sisi

kanan, saraf ini membentuk lengkung di sekeliling bagian


pertama arteria subclavia dan kemudian berjalan ke atas di
dalam sulcus antara trachea dan oesophagus. Pada sisi kiri,
saraf ini membentuk lengkung di sekeliling arcus aorta dan
kemudian berialan ke atas ke dalam leher di antara trachea
dan oesophagus. Nervus ini berhubungan erat dengan arteria
thyroidea inferior, dan menyarafi semua otot-otot larynx,
kecuali musculus cricothyroideus, membrana mucosa larynx
di bawah plica vocalis, dan membrana mucosa bagian atas
trachea.

Rami cardiaci (2 atau 3) terdapat di leher, berjalan turun ke


dalam thorax, dan berakhir pada plexus cardiacus (Cambar

foramen jugulare. Kemudian kedua radix memisahkan diri: radix


cranialis bergabung dengan nervus vagus dan diperluas melalui

cabang-cabangnya ke otot-otot palatum molle dan pharynx


(melaluiplexus pharyngeus) dan otot-otot larynx (kecuali musculus
cricothyroideus). Radix spinalis berjalan ke bawah dan lateral, dan
masuk ke permukaan dalam musculus sternocleidomastoideus,
yang dipersarafinya, dan kemudian menyilang trigonum colli
posterius untuk menyarafi musculus trapezius (Gambar 13-9).
Jadi nervus accessorius berperan mengatur gerakan palafum
molle, pharynx, dan larynx dan mengatur gerakan dua otot besar
di 1eher, yaitu musculus sternocleidomastoideus dan musculus
trapezius.

75-12).

Dengan demikian nervus vagus menyarafi jantung dan


pembuluh-pembuluh besar di dalam thorax; larynx, trachea,
bronchi, dan paru-paru; dan sebagian besar tractus digestivus dari
pharynx sampai ke flexura coli splenica. Saraf ini juga menyarafi
kelenjar-kelenjar yang berhubungan dengan tractus digestivus,
seperti hepar dan pancreas.
Nervus vagus mempunyai distribusi yang paling luas di antara
semua saraf-saraf cranial dan menyarafi struktur-strukfur tersebut
di atas melalui serabut aferen dan eferen.

Nervus Accessorius
Nervus accessorius adalah saraf motorik. Nervus ini terdiri dari
radix cranialis dan radix spinalis (Gambar 15-13).

Radix Cranialis

Radix cranialis muncul dari permukaan anterior medulla oblongata


di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior (Cambar 1513). Nervus ini berjalan ke lateral di dalam fossa cranii posterior
dan bergabung dengan radix spinalis.

Nervus Hypoglossus
Nervus hypoglossus adalah saraf motorik. Nervus ini muncul
pada permukaan anterior medulla oblongata di antara pyramis
dan oliva, melewati fossa cranii posterior, dan meninggalkan
cranium melalui canalis nervi hypoglossi. Kemudian saraf ini
berjalan ke bawah dan depan di leher untuk menyilang arteria
carotis interna dan extema untuk mencapai lidah (Gambar 15-13).
Dalam perjalanan bagian atasnya, nervus hypoglossus bergabung
dengan serabut C1 dari plexus cervicalis.

I
a

Ramus meningeus.

i,

Ramus descendens (serabut

Radix Spinalis

Radix spinalis berasal dari sel-sel saraf di dalam substantia (cornu)


grlsea anterior dari lima segmen bagian atas pars cervicalis
medulla spinalis (Gambar 15-13). Saraf ini naik ke atas sepanjang

Cabang-Cabang Penting Nervus


Hypoglossus
Cl) berjalan ke bawah

dan

bergabung dengan ramus descendens nen'us cervicalis (C2


dan C3) untuk membentuk ansa cervicalis. Cabang-cabang
dari ansa ini menyarafi musculus omohyoideus, musculus
sternohyoideus, dan musculus sternothyroideus.
Nervus ke musculus thyrohyoideus (C1)
Rami musculares ke semua otot-olot lidah, kecuali musculus
palatoglossus (plexus pharyngeus).

Nervus ke musculus geniohyoideus (C1)

Dengan demikian nervus hypoglossus menyarafi otot-otot


lidah (kecuali musculus paiatoglossus) dan dengan demikian
mengatur bentuk dan gerakan lidah.

NERVUS CRANIALIS DAN BLOK NERVUS TRIGE/yIINUS

radix cranialis nervi accessorii

medulla oblongata

medulla spinalis

nervus ke
M. sternocleidomastoideus

-/

nervus ke M. trapezius

N. hypoglossus

C1

C2
M. styloglossus
M. hyoglossus

UJ

N. cervicalis
descendens

M. genioglossus
ramus descendens
nervi hypoglossi

ansa cervicalis
nervus ke M. thyrohyoideus

nervus ke
M. geniohyoideus

B
Gambar 15-13 A.

Asal dan distribusi nervus accessorius. B. Distribusi nervus hypoglossus.

533

534

BAB 15

C.
D.
E.

Pertanyaan Melengkapi
Pilihlah lawaban yang PALII'|G

IEPAT untuk melengkapi setiap

os occipitale.

processus mastoider.ls.
os lacrimale.

pernyataan.

Nervus vagus menyarafi tractus gastrointestinalis ke bawah

1.

Divisi mandibularis nerlrrs trigeminus meninggalkan teng-

sampai sejauh:

korak melalui:
A. fissura orbitalis superior.
B. foramen rotundum.
C. foramen ovale.

A.
B.
C.
D.
E.

D.
E.

foramen iugulare.

foramen magnum.
9.

2.

3.

pylorus dari gaster.


junctura duodenojejunalis.
juncturaileocolica.
flexura coli hepatica.
flexura coli lienalis.

Nervus vagus meninggalkan tengkorak melalui:


A. foramen jugulare.
B. foramen occipitale.
C. fissura orbitalis inJerior.
D. foramen rotundum.
E. foramen spinosum.
Nervus abducens meninggalkan tengkorak melalui:
A. foramen rotundum.
B. foramenjugulare.
C. fissura orbitalis superior.
D. fissura orbitalis inferior.
E. foramen ovale.

Nervus facialis menyarafi semua otot-otot wajah termasuk:

A.
B.
C.
D.
E.

masseter.

buccinator
pterygoideuslateralis.
temporalis.
pterygoideusmedialis.

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALI|\IG

TEPAT

10. Pemyataan berikut ini benar untuk chorda tympani, kecuali:

A. Mengandung serabut-serabut posganglionik

para-

simpatik.
4.

Divisi ophthalmica nervus trigeminus

meniirggalkan

tengkorak melalui:
A. fissura orbitalis inferior.

B,
C.
D.
E.

foramen ovale.
foramen rotundum.
fissura orbitalis superior.

foramenpterygopalatinum.

B. Mengandung serabut-serabut sensorik

khusus

(pengecap).

C. Bergabung dengan nervus lingualis di fossa

infra-

temporalis.

D. Merupakan sebuah cabang nerr,'us facialis di dalam os


temporale.

E. Membawa

serabut-serabut sekretomotorik ke glandula


submandibularis dan sublingualis.

Divisi maxillaris nervus trigeminus meninggalkan tengkorak


melalui:
A. foramen spinosum.
B. foramen rotundum.
C. fissura orbitalis superior.
D. foramen ovale.
E. foramenjugulare.
Nervus oculomotorius meninggalkan cranium melalui:
A. fissura orbitalis inferior.
B. foramen rotundum.
C. fissura orbitalis superior.
D. foramenmagnum.

E.

foramen ovale.

Canalis nervi nervus facialis terletak di:


os temporale.

A.
B.

ala major ossis sphenoidalis.

11. Diumpamakan pasien mempunyai visus yang normal. Saraf


otak manakah yang terganggu pada refleks cahaya langsung
dan konsensual negatif ?
A. Nervus trochlearis.
B. Nervus opticus.
C. Newus abducens.
D. Ner'"'us oculomotorius.
E. Nervus trigeminus.

tidak mampu merasakan manisnya sepotong


gula yang diletakkan di bagian anterior lidah. Nervus cranialis
yang mengalami gangguan adalah:

1.2. Seorang pasien

A. Nervus hypoglossus.
B. Nervus vagus.
C. Nervus glossophaqmgeus.
D. Nervus facialis.
E. Divisi maxillaris nerl'us trigeminus.

NERYUS CRAN/ALIS DAN BLOK NERVUS

waktu meminta pasien mengatakan " ah" , ur,'ula terlihat


tertarik ke atas kanan. Saraf otak yang mungkin terganggu

Pada

17. Pernyataan.

C.
D.
E.

berikut benar untuk nerr,rrs oculomotorius,

C. Menyarafi musculus recfus lateralis, dengan demikian


memutar bola mata ke lateral.

Nervus accessorius sinister.


Nervus vagus dexter.
Nervus trigeminus dexter.

D. Memutar bola bata ke bawah.


E. Mengkonstriksikanpupil.

t4. Pemyataan berikut ini benar untuk nerlrrs opticus, kecuali:

A.
B.

535

kecuali:
A. Mengakomodasi mata.
B. Mengangkat kelopak mata atas.

adalah:
A. Nen"us glossopharyngeus sinister.
B. Ner'"rrs hypoglossus dexter.

C.
D.
E.

TRIGEI'AINIJS

Axon-axon berasal dari lapisan ganglionik retina.


Di chiasma opticum, serabut dari setengah lateral masingmasing retina menyilang garis tengah dan masuk tractus
opticus sisi berlawanan.
Nervus opticus meninggalkan cavitas orbitalis melalui

Pernyataan berikut benar untuk lesi di nerr,'us trigeminus,


kecuali:
A. Musculus masseter tidak dapat diraba pada saat
kontraksi.
B. Hilangnya sensasi kulit di atas angulus mandibulae.
C. Cornea dan conjunctiva tidak sensitif pada perabaan.

canalis opticus.

D. Musculus temporalis tidak dapat diraba pada

Nervus opticus dikelilingi oleh tiga meningen dan sebuah


peluasan spatium subarachnoideum ke dalam cavitas
orbitalis.
Nervus opticus disusun oleh axon-axon bermielin.

18.

E.
19

saat

kontraksi.
Hilangnya sensasi kulit di atas pipi.

Pemyataan berikut ini benar untuk lesi di pars spinalis nervus


acessorius, kecuali:

15

Pada saat melakukan pemeriksaan persarafan sensorik

waja[

A.

Berasal dari tiga segmen cervicalis pertama medulla

B.
C.

Masuk tengkorak melalui foramen magnum.


Bergabung dengan radix cranialis nervi accessorii di fossa
cranii posterior.
Menyarafi musculus stemocleidomastoideus dan

penting untuk diingat bahwa kulit puncak hidung dipersarafi

spinalis.

oleh salah satu saraf di bawah ini:


A. ramus zygomaticus nervi facialis.

B. divisi maxillaris nenrrs trigeminus.


C. divisi ophthalmicus nervus kigeminus.
D. ramus nasalis extemus nervi facialis.
E. ramus buccalis divisi mandibularis nervus

D.

trapezius.

E.

trigeminus.

Pemyataan berikut ini benar unfuk nervus hypoglossus,


kecuali:
A. Menyarafi semua otot-otot intrinsik lidah.
B. Pada lesi saraf ini, ujung lidah menyimpang pada sisi yang
sama jika lidah dijulurkan
keluar dari mulut.
C. Menyarafi musculus palatoglossus.
D. Meninggalkan facies anterior otak di antara pyramis dan
oliva.
E. Menyarafi musculus styioglossus dan hyoglossus.

t6. Kompresi nerr,rrs facialis di dalam canalis facialis di dinding


posterior telinga tengah dapat mengakibatkan hal-hal berikut,

kecuali:
A. berhentinya sekresi lacrimal.
B. paralisis venter posterior musculi digastrici.
C. tidak mampu bersiul.
D. menurunnya saliva di dalam mulut.
E. hilangnya sensasi pengecap di dua pertiga anterior lidah.

1..

C yang benar. Divisi motorik dan sensorik dari divisi


mandibularis nervus trigeminus meninggalkan tengkorak
bersama-sama melalui foramen ovale dan langsung

J.

bergabung.

4.

A y*g benar. Nervus glossopharyngeus, nervus vagus, dan


nervus accessorius meninggalkan tengkorak melalui foramen
jugulare; sinus sigmoideus be4aian melalui bagian posterior
foramen yang sama unfuk menjadi vena jugularis interna.

Dapat cedera di trigonum coili posterius.

D yang

benar. Nervus abducens meninggalkan tengkorak

melalui

ssura orbi talis superior.

fi

D yang benar. Divisi ophthalmicus nerr,'us

trigeminus

meninggalkan tengkorak melalui fissura orbitalis superior


sebagai ketiga cabang terminalnya yaitu nen'us lacrimalis,
nervus frontalis, dan ner!'us nasociliaris.

536
5.

6.

BAB 15

plexus pharyngeus; musculus veli palatini sinister lumpuh

yangbenar. Divisimaxillaris nervus trigeminus meninggakan


tengkorak melalui foramen rotundum untuk sampai ke fossa
pterygopalatina (Gambar 15-6).
B

C yang benar. Nervus oculomotorius berjalan melalui fissura


orbitalis superior sebagai divisi superior dan inferior.

pada pasien ini.

14. B yang tidak benar. Di chiasma opticum, serabut-serabut dari


setengah medial masing-masing retina menyilang garis tengah

dan masuk tractus opticus sisi yang berlawanar (Gambar


15-1).

7. A

yang benar. Canalis nervi facialis terletak


(Gambar 18-14).

8.

E yang benar.

di os temporale

Nerl'us vagus menyarafi tractus gastrointestinalis

15. C yang benar. Ramus nasalis extemus merupakan lanjutan


dari ramus ethmoidalis anterior cabang dari ramus nasociliaris
divisi ophthalmicus nervus trigeminus.

ke bawah sampai sejauh flexura coli splenica.

16.

9.

dan musculus buccinator.

12.

yang benar. Hilangnya sensasi pengecap pada dua pertiga


anterior lidah disebabkan oleh lesi pada nervus facialis. Sensasi
pengecap berjalan di dalam serabut nerr,'us chorda tympani
di dalam nervus lingualis, dan akhirnya saraf ini bergabung
dengan nerr,rrs facialis di dalam canalis nervi facialis (Gambar

Sekresi lacrimalis dikendalikan oleh

dinding posterior telinga tengah.

10. A yang tidak benar. Chorda tympani mengandung serabutserabut preganglionik parasimpatik.
11. E yang benar. |ika visus mata pasien normal, tetapi refleks
cahaya langsung dan konsensual negatif, lesi terjadi pada
nervus oculomotorius.

A yang tidak benar.

nucleus lacrimalis nervi f acialis. Serabut-serabut meninggalkan


nervus facialis sebagai nen'us petrosus major pada dinding
medial telinga tengah sebelum nervus facialis mencapai

B yang benar. Nervus facialis menyarafi semua otot-otot wajah

17. C yang tidak benar. Musculus rectus lateralis dipersarafi oleh


nervus abducens dan tidak oleh nerlrrs oculomotorius.
18.

B yang tidak benar. Kulit di atas angulus

mandibulae
dipersarafi oleh nervus auricularis magnus (C2 dan C3) dan
bukan oleh nervus trigeminus.

19. A yang tidak benar. Radix spinalis nervi accessorii berasal dari
lima segmen cervicalis pertama medulla spinalis (Gambar 1513).

15-8 dan 15-9).

13. C yang benar. Nervus accessorius sinister (pars cranialis)


menyarafi musculus levator veli palatini sinister melalui

20. C yang tidak benar. Musculus palatoglossus dipersarafi oleh


radix cranialis netvi accessorii melalui ramus pharyngeus
nervi vagi.

o,

Columna Vertebralis,
Medulla Spinalis, dan
Meningen

537

53E

BAB 16

Cocrygis

552

Co[umna Vertebratis

Spatium Subarachnoideum Spinate

553

Medutta Spinalis

Pemeriksaan CT dan MRI

553

Anatomi Dasar

Anatomi Permukaan

Meningen Medutta Spinatis

Liquor Cerebrospina[is

Catatan Embriotogi: Pembentukan Cotumna Vertebratis


Pembentukan Lengkung Co[umna Vertebratis

Gambaran Radiografik Cotumna Vertebratis


Regio Cervicatis
Regio Thoracica
Regio Lumbosacratis

54g
549
550
551

554

Struktur-Struktur di Garis Tengah

554

Bagian Laterat Atas Thorax

559

Bagian LateraI Bawah Punggung

559

Medutta Spinatis dan Spatium Subarachnoideum

560

Lengkung-Lengkung Cotumna Vertebralis

560

Pertanyaan

561

Jawaban dan Penjetasan

562

federa columna vertebralis sering terjadi pada kecelakaan mobil


l-atau sepeda motor, jatuh, cedera olahraga, dan luka tembak.

mengenai seluruh anatomi regio ini. Penilaian kerusakan neurologik


membutuhkan tidak hanya pengertian mengenai jalur saraf utama di

Kerusakan medulla spinalis dan nervus spinalis dapat disebabkan

dalam medul la spinalis tetapi juga kemampuan untuk menghubungkan

oleh fraktur vertebra dan herniasi discus interveftebralis. Cedera

petun.luk radiologik cedera tulang dengan tingkat segmen medulla


spinalis dan defisit neurologik yang kecil.

punggung bervariasi dari cedera punggung akut sederhana sampai


cedera sangat berbahaya medulla spinalis atau cauda equina.
Karena pergerakan pada columna vertebralis yang cedera sebagai

akibat pertolongan pertama dapat mengakibatkan cedera pada


medulla spinalis yang lunak, staf bagian UCD harus mengetahui

ANATOMI DASAR

Tujuan Bab ini adalah mengulang anatomi dasar columna


vertebralis dan menghubungkannya dengan struktur lunak jaringan
saraf.

os sacrum), dan 4 vertebra coccygea (tiga yang di bawah

bersatu). Shuktur columna

ulnumnya

ini fleksibel, karena columna ini

bersegmen-segmen dan tersusun dari vertebra, sendi-sendi, dan

bantalan fibrocartilago yang disebut discus intervertebralis.


Discus intervertebralis membentuk kira-kira seperempat panjang

ColumnaVertebralis
Columna vertebralis merupakan pilar utama tubul1 dan berfungsi
menyanggah cranium, gelang bahq ekstremitas superior, dan
dinding thorax serta melalui gelang panggul meneruskan berat
badan ke ekstremitas inferior. Di dalam rongganya terletak medulla
spinalis, radix nervi spinalis, dan lapisan penutup meningen, yang

dilindungi oleh columna vertebralis.

Komposisi ColumnaVertebralis

Columna vertebralis (Gambar 16-1 dan 16-2) terdiri dari 33


vertebra, yaitLt 7 vertebra cervicalis, 12 vertebra thoracicus, 5
vertebra

lumbalit 5 vertebra sacralis (yang bergabung membentuk

columna.

Ciri-Ciri UmumVertebra

Ciri-ciri umum vertebra di berbagai regio columna vertebralis


telah diulang dalam Bab 11. Walaupun vertebra memperlihatkan
berbagai perbedaan regional, namun semua vertebra mempunyai
pola yang sama (Gambar 16-2).

Vertebra yang khas terdiri dari corpus yang bulat di anterior


dan arcus veftebrae di posterior. Keduanya melingkupi sebuah
ruang disebut foramen vertebrale, yang dilalui oieh medulla
spinalis dan bungkus-bungkusnya. Arcus vertebrae terdiri atas
sepasang pediculus yang berbentuk silinder, yang membentuk
sisi-sisi arcus, dan sepasang lamina yang pipih yarg melengkapi
arcus pada daerah posterior.

COLU ITNA VERTEBRALIS, IAEDULLA sP/NAL/s, DAN A,iEN/N6EN

539

protuberantia occipitalis externa


processus mastoideus
ligamentum nuchae

M. trapezius

prccessus spinosus vertebrae C7

angulus superior scapulae

processus spinosus vertebrae T1

acromton

processus spinosus
vertebrae T3

spina scapulae

caput humeri
angulus inferior scapulae

processus sprnosus
vertebrae T7

M.latissimus dorsi
M" erector spinae

costa Xll
crista iliacA

spina iliaca posterior superior

trochanter major

crena ani
ujung os coccygts
lipat bokong

Gambar 16-1 Pandangan posterior rangka, memperlihatkan patokan permukaan punggung.

Arcus vertebrae mempunyai fujuh processus yaitu satu


processus spinosus, dua processus transversus, dan empat
processus articularis (Gambar 16-2).
Processus spinosus atau spina, menonjol ke posterior dari
pertemuan kedua lamina. Processus transversus menonjol ke
lateral dari pertemuan lamina dan pediculus. Processus spinosus
dan processus transversus berfungsi sebagai pengungkit dan
menjadi tempat melekatnya otot dan ligamentum.
Processus articularis terletak vertikal dan terdiri dari dua
processus articularis superior dan dua processus articularis
inferior. Processus ini menonjol dari pertemuan antara lamina dan
pediculus, dan facies articularisnya diliputi oleh kartilago hialin.
Kedua processus articularis superior dari sebuah arcus
vertebrae bersendi dengan kedua processus articularis inferior
dari arcus yang ada di atasnya, membentuk sendi sinovial.

Pediculus mempunyai lekuk pada pinggir atas dan bawahnya,

membentuk incisura vertebralis superior dan inferior. Pada


masing-masing sisi, incisura vertebralis superior sebuah vertebra
dan incisura vertebralis inferior vertebra di atasnya membentuk

foramen intervertebrale. Foramina ini pada kerangka yang


bersendi berfungsi sebagai tempat lewatnya nervus spinalis dan

pembuluh darah. Radix anterior dan posterior nervi spinalis


bergabung di dalam foramina ini, bersama dengan pembungkus
duramatemya membentuk saraf spinalis segmentalis.

Sendi-Sendi ColumnaVertebralis

Articulatio atlanto-occipitalis, articuiatio atlanto-axialis, dan sendisendi columna vertebralis di bawah axis diuraikan di dalam Bab
12.

540

BAB 16

spina (bifida)
lamana

foramen vertebrale
facies articularis
superior
lengkung cervical

vertebra
cervicalis
(7)

tuberculum postenus
foramen
transversarium
tuberculum anterius
spina

fovea costalis
processus
transversi

lamina

processus
transversus

facies articularis
superlor

foramen vertebrale

pediculus
fovea costalis

lengkung
thoracal

vertebra
thoracica

(12)

processus articularis inferior

processus articularis

supenor

processus transversus
foramen vertebrale
pediculus

lengkung lumbal

vertebra
Iumbalis

processus articularis superior

(5)

lengkung sacral

vertebra
sacralis
(5)

vertebra coccygea

o#'
:g'.
.\

massa lateralis
foramina sacralia
anteriora

I I rl,i
processus transversus
ossis coccygrs

Gambar 16-2 A. Pandangan lateral columna veftebralis. B' Ciri-ciri umum berbagai vertebra

CO

Di bawah axis, vertebra bersendi satu dengan yang lain dengan

perantaraan sendi tulang rawan antar corpus dan sendi sinovial


antar processus articularis. Uraian singkat diberikan di sini'

Sendi-Sendi

LU

TANA

V E RTE BR ALI S, IAE D U LLA SP/NAt/S, DAN A,1EN/NGEN

541

Sendi-Sendi Antar Dua Arcus Vertebrae


terdiri atas sendi sinovial
antara processus articularis superior dan inferior vertebra yang
Sendi-sendi antar dua arcus vertebrae
berdekatan (Gambar 16-3).

Antar Dua Corpus Vertebrae

Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan


dilapisi oleh lempeng tulang rawan hialin yang tipis. Di antara
lempeng tulang rawan tersebut, terdapat discus intervertebralis
yang tersusun dari jaringan fibrocartilago (Gambar 16-3).

Ligamenta

Ligamentum supraspinale (Gambar 16-3): Berjalan di antara


ujung-ujung processus spinosus yang berdekatan.
Ligamenium interspinale (Gambar 16-3): Menghubungkan

processus spinosus yang berdekatan.


Discus lntervertebralis

Discus intervertebralis (Gambar 16-3) paling tebal

di

daerah
cervical dan lumbal, tempat di mana paling banyak terjadi gerakan
columna vertebralis. Discus ini berperan sebagai peredambenturan
bila beban pada columna vertebralis mendadak bertambah.
Sayangnya daya pegas ini berangsur-angsur menghilang dengan
bertambahnya usia.
Setiap discus terdiri dari bagian pinggir, anulus fibrosus, dan
bagian tengah yaitu nucleus pulposus (Gambar 16-3).

Anulus fibrosus terdiri atas jaringan fibrocartilago, yang


melekat dengan erat pada corpus vertebrae dan ligamenfum
longitudinale anterius dan posterius columna vertebralis.
Nucleus pulposus pada anak-anak dan remaja merupakan
massa lonjong dari zat gelatin. Biasanya berada dalam tekanan
dan terletak sedikit ke pinggir posterior daripada pinggir anterior

Ligamenta intertransversaria (Gambar 16-3): Berjalan di

antara processus transversus yang berdekatan.


Ligamentum flavum (Gambar 16-3): Menghubungkan lamina

dari vertebra yang berdekatan.


Di daerah cervicalis, ligamentum supraspinale dan interspinale
ligamentum nuchae yang kuat.

sangat tebal, membentuk

Persarafan Sendi-Send i Vertebra


Sendi-sendi di antara corpus vertebrae dipersarafi oleh cabang kecil
meningeal masing-masing saraf spinal (Gambar 16-4). Sendi-sendi
di antara processus articularis dipersarafi oleh cabang-cabang dari
rami posteriores nervi spinales (Gambar 16-4). Sendi-sendi pada
setiap tingkat menerima serabut saraf dari dua saraf spinal yang
berdekatan.

discus. Permukaan atas dan bawah corpus vertebrae yang


berdekatan yang menempel pada discus diliputi oleh cartilago
hialin yang iipis.
Sifat setengah cair nucleus pulposus memungkinkannya
berubah bentuk dan vertebra dapat menjungkit ke depan atau
ke belakang di atas yang lain. Peningkatan beban kompresi yang
mendadak pada columna vertebralis menyebabkan nucleus
pulposus yang semi cair ini menjadi gepeng dan keadaan ini

diakomodasi oleh daya pegas di sekeliling anulus fibrosus.


Kadang-kadang, dorongan keluar ini terlalu kuat bagi anulus,
sehingga anulus menjadi robek dan nucleus pulposus keluar
dan menonjol ke dalam canalis vertebralis, di mana nucleus ini

Medulla Spinalis
Medulla spinalis merupakan struktur yang berbentuk silinder,
berwarna putih keabu-abua& yang mulai di atas setinggi foramen
magnum sebagai lar-rjutan medulla oblongata. Pada orang dewasa

medulla spinalis berakhir setinggi pinggir bawah vertebra L1


(Gambar 16-5). Pada anak kecil, medulla spinalis relatif lebih
panjang dan berakhir setinggi pinggir atas vertebra L3. Medulla
spinalis di daerah cervical yang merupakan asal dari plexus

dapat menekan radix nervi spinalis, nervus spinalis, atau bahkan

brachialis, dan di thoraxbagianbawah dan lumbalyang merupakan


asal dari plexus lumbosacralis terdapat pelebaran fusiformis yang

medulla spinalis.

disebut intumescentia cervicalis dan lumbalis.

Dengan bertambahnya umur, kandungan air di dalam nucleus


pulposus berkurang dan digantikan oleh fibrocartilago. Serabut-

medullaris. Dari puncak conus ini berjalan turun lanjutan piamater,

serabut collagen anulus berdegenerasi, dan sebagai akibatnya


anulus tidak selalu dapat menahan tekanan pada nucleus pulposus.
Pada usia lanju! discus ini tipis dan kurang lentur, dan tidak dapat
lagi dibedakan antara nucleus dan anulus.
Ligamenta

Ligamentum longitudinale anterius dan posterius berialan turun


sebagai sebuah pita utuh pada permukaan anterior dan posterior
columna vertebralis dari cranium sampai ke sacrum (Gambar 16-3
dan Gambar pada CD 16-3). Ligamentum longitudinale anterius
lebar dan melekat dengan kuat pada pinggir depan dan samping
corpus vertebrae, dan pada discus intervertebralis. Ligamentum

Di inferior, medulla spinalis meruncing menjadi


yaitu filum terminale, yang kemudian melekat pada

conus
bagian

belakang os coccygis (Gambar 16-5 dan 16-6). Di, garis tengah


anterior, medulla spinalis terdapat sebuah fissura longitudinal
yang dalam, yaitu fissura mediana anterior; dan pada permukaan
posterior terdapat alur yang dangkal yaitu sulcus medianus
posterior.

Radix Medullae Spinalis

Di sepanjang medulla spinalis melekat 31 pasang nerl'us spinalis


melalui radix anterior atau motoris, dan radix posterior atau

longitudinale posterius lemah dan sempit dan melekat pada

sensoris (Gambar 16-6). Masing-masing radix melekat pada


medulla spinalis melalui sederetan radices (radix kecil), yang

pinggir posterior discus.

terdapat di sepanjang segmen medulla spinalis yang sesuai. Setiap

542

BAB 16
processus articularis inferior

processus articularis superior

sendi antar processus


articularis (sinovial)

processus sprnosus

sendi antar corpus


(kartilaginosa dan sinovial)

duramater

vertebra cervicalis

arachnoideamater
cauda equina

processus articularis

superior

V. vertebralis interna

sendi antar processus


articularis (sinovial)

processus articularis inferior

vertebra thoracica

N. spinalis
ligamentum
longitudinale posterius
processus
corpus
annulus pulposus

processus articularis superior

nucleus pulposus
processus articularis
inferior

ligamentum
longitudinale
anterius

sendi antar
processus articularis
(sinovial)

ligamentum
supraspinale
corpus (kartilaginosa)

vertebra lumbalis

ligamentum

interspinale

Pediculus

ligamentum
flavum

Gambar 16-3 A. Sendi-sendi di daerah cervicalis, thoracicus, dan lumbalis columna vertebralis. B. Vertebra L3 dilihat dari atas,
memperlihatkan hubungan antara discus intervedebralis dan cauda equina. C. Potongan sagital melalui tiga vertebra lumbalis,
memperlihatkan ligamenta dan discus intervertebralis. Perhatikan hubungan antara nervus spinalis yang keluar dari foramen
interr'ertebrale dan discus intervertebralis.

radix mempunyai sebuah gangiion radix posterius, yang axon se1selnya memberikan serabut-serabut saraf perifer dan pusat.
Radix nervus spinalis berjalan ke lateral dari masing-masing
segmen medulla spinaiis ke foramen intervertebrale yang sesuai,

di mana keduanya menyatu membentuk nervus spinalis. Di


sini, serabut-serabut motorik dan sensorik bercampur, sehingga
setiap saraf spinal terdiri dari campuran serabut motorik dan
sensorik. Karena pertumbuhan memanjang columna vertebralis

CO

tidak sebanding dengan pertumbuhan medulla spinalis, maka


panjang radix nervi spinalis bertambah panjang dari atas ke

LU ITN A V E RTE BRA LI

S,

NIE D U

LU

SP/NAL/s, DAN A4EN/NGEN

543

Meningen Medulla Spinalis

bawah (Gambar 76-7).Di daerah cervical atas, radix nervi spinalis


pendek dan berjalan hampir horizontal, tetapi radix nervi lumbalis
dan sacralis di bawah ujung akhir medulla (pada orang dewasa

Medulla spinalis, seperti hakrya cerebrum diliputi oleh tiga lapis


meningen: duramater, arachnoideamater, dan piamater (Gambar

setinggi pinggir bawah vertebra L1) membentuk seberkas saraf


vertikal di sekitar filum terminale. Berkas radix bagian bawah
disebut cauda equina (Gambar 16-6).
Setelah keluar dari foramen intervertebrale, masing-masing
nervus spinalis segera bercabang dua menjadi ramus anterior
yang besar dan ramus posterior yang lebih kecif yang keduanya
mengandung serabut-serabut motorik dan sensorik.

1,6-6).

meningeal duramater yang membungkus otak. Di bawah,


duramater ini berakhir pada filum terminale setinggi pinggir
bawah vertebra 52 (Gambarl6-5). Selubung duramater terletak
longgar di dalam canalis vertebralis dan dipisahkan dari dinding

Vaskularisasi Medulla Spinalis

Medulla spinalis mendapatkan pendarahan dari tiga arteri


kecil yang berjalan longitudinal, yaitu dua buah arteria spinalis
posterior dan sebuah arteria spinalis anterior. Arteria spinalis
posterior, yang dicabangkan langsung atau iidak langsung dari
arteria vertebralis, berjalan turun sepanjang sisi medulla spinalis,
dekat tempat perlekatan radix posterior nervi spinalis. Arteria
spinalis anterior, yang berasal dari arteria vertebralis, bergabung
membentuk satu arteri, dan berjalan ke bawah di dalam fissura
mediana anterior.

Arteria spinalis anterior dan posterior dibantu oleh arteriae


radiculares yang masuk canalis vertebralis melalui foramen
intervertebrale.

Vena-vena medulla spinalis bermuara

ke dalam

plexus

venosus vertebralis internus.

Duramater

Duramater adalah membrana yang paling luar dan merupakan


lapisan fibrosa yang padat dan kuat, yang membungkus medulla
spinalis dan cauda equina (Gambar 76-6 dan 16-8). Membrana
ini dilanjutkan ke atas melalui foramen magnum sebagai lapisan

canalis oieh spatium extradurale (spatium epidurale). Spatium ini


berisi jaringan ikat jarang dan plexus venosus vertebralis internus.

Duramater meluas mengikuti setiap radix saraf dan menyatu


denganjaringan ikat di sekitar setiap nervus spinalis (epineurium)
di foramen intervertebrale. Permukaan dalam duramater dipisahkan dari aracturoideamater oleh ruangan potensiaf disebut
spatium subdurale.

Arachnoideamater

Arachnoideamater adalah membrana halus kedap air yang menutupi medulla spinalis dan terletak di antara piamater di sebelah

ramus posterior
nervi spinalis

ramus posterior
nervi spinalis

ramus anterior
nervi spinalis
ramus anterior
nervi spinalis

ramus communicans griseus


ramus communicans alba
truncus sympathicus

ramus
meningeus
nervi spinalis

Gambar 16-4 Persarafan sendi-sendi vertebra.


spinal yang berdekatan.

Pada setiap tingkat veftebra, sendi-sendi menerima serabut saraf dari dua saraf

544

BAB 16

bayi baru lahir

bayi mampu mengangkat kepala


(3-4 bulan)

medulla spinalis

filum terminale
spatium subarachnoideum
berisi liquor cerebrospinalis

dewasa

Gambar 16-5 A, B, C, Lengkung-lengkung columna vertebralis pada berbagai usia. D.


medulla spinalis terletak setinggi pinggir bawah corpus vertebrae

Pada orang dewasa, ujung bawah

LI (panah afas), dan spatium subarachnoideum berakhir pada

pinggir bawah corpus vertebrae 52 (panah bawah).

dalam dan duramater di sebelah luar (Gambar 16,6 dan 16-8).


Membrana ini dipisahkan dari dura oleh spatium subdurale yang
berisi selapis tipis cairan jaringan. Arachnoideamater dipisahkan
dari piamater oleh ruang yang luas, spatium subarachnoideum,

yang berisi liquor cerebrospinalis (Gambar 16-6). Ke atas


arachnoideamater berhubungan dengan arachnoideamater
yang menutupi cerebrum melalui foramen magnum. Ke bawalr"

membtana ini berakhir pada filum terminale setinggi pinggir


bawah vertebra 52 (Gambar 16-5). Di antara conus medullaris
dan ujung akhir spatium subarachnoideum terletak radix-radix
saraf cauda equina yang didalam liquor cerebrospinalis (Gambar
16-6). Arachnoidea mater berlanjut sepanjang radix nervi spinalis,
membentuk pelebaran lateral spatium subarachnoideum.

CO

LU IANA V E RT E BR ALI S, IAE D U LL A SP/N,A1/5, DAN A4EN/NGEN

545

ligamentum denticulatum
cornu (columna) anterius

duramater

cornu (columna) posterius

a ra

ater

ch noid ea m

duramater

piamater

arach no idea mater

substantia grisea

piamater

substantia alba
radices posteriores
nervi spinales

conus medullaris

ganglion radix
posterius

filum terminale

ganglion radix

nervus spinalis

posterius
radices anteriores
nervi spinales

rach

oidea mate r

duramater

duramater
N. spinalis

cornu atau columna grisea posterior


a

ligamentum denticulatum

rach noid ea m ate r

piamater
radix posterior

ganglion radix
filum terminale

posterius

N. spinalis
radix anterior
cornu atau columna grisea lateralis
cornu atau columna grisea anterior

spatium subarachnoideum terisi


dengan liquor cerebrospinalis

canails centralis
cenrrails
canalis

Gambar 16-6 A. Ujung bawah medulla spinalis dan cauda equina. B. Potongan melalui medulla spinalis pars thoracica,
memperlihatkan radix anterior dan posterior nervi spinalis dan meningen. C. Potongan transversal melalui medulla spinalis,
memperlihatkan meningen dan posisi liquor cerebrospinalis.

Piamater

Piamater adalah membrana vascular yang menutup medulla


spinalis dengan rapat (Gambar 16-6 dan 16-8). Ke atas, melalui

foramen magnum berhubungan dengan piamater yang meliputi


otak; ke bawah bergabung dengan filum terminale. Piamater
menebal pada kedua sisinya, di antara radix-radix saraf untuk
membentuk ligamentum denticulatum, yang berjalan ke lateral

546

nervus spinalis C

medulla
spinalis
segemen
cervical

vertebra C7
vertebra T1

medulla
spinalis
segmen
thoracal

medulla spinalis
segmen lumbal,
sacral, dan coccygeal

vertebra T12
vertebra L1

ujung bawah
medulla spinalis
vertebra L5

sacrum

coccygis

L5

S,1

S5

nervus coccygealis

'1

Gambar 16-7 Medulla spinalis tampak posterior, memperlihatkan pangkal radix nervi spinalis dan hubungannya dengan
vertebra yang berbeda. Pada sisi kanan, lamina dibuang untuk memperlihatkan setengah bagian kanan medulla spinalis dan
radix-radix saraf.

menuju tempat perlekatannya pada duramater. Dengan cara


ini medulla spinalis terletak di tengah selubung duramater.
Piamater meluas sepanjang masing-masing radix dan menyatu
dengan jaringan ikat yang mengelilingi setiap nervus spinalis

lateralis, tertius, dan quartus otak. Cairan bersirkulasi meialui


sistem ventrikel dan masuk ke dalam spatium subarachnoideum
melalui tiga foramina pada atap ventriculus quarfus. Selanjutnya

(Gambar16-6).

dan ke bawah di sekitar medulla spinalis. Pars spinalis spatium


subarachnoideum meluas ke bawah sampai pinggir bawah
vertebra 52, di mana arachnoid menyatu dengan filum terminale
(Gambar 16-5). Akhirnya cairan ini masuk ke aliran darah, dengan
melalui villi arachnoidales dan masuk ke dalam sinus durae
matris, terutama ke sinus venosus sagittalis superior.

Liquor Cerebrospinalis
Liquor cerebrospinalis merupakan cairan jemih dantidakberwarna
yang dihasilkan oleh plexus choroideus di dalam ventriculus

mengalir ke atas melalui permukaan hemispherium cerebri

CO

LU TANA VE RT E BR A LI S, ME D U LLA SP I N ALI S, D,4N A4EN/NGEN

cornu posterius
radix anterior

cornu laterale
otot-otot vertebra bagian

ramus communicans albus


cornu anterius
ramus communicans griseus

radix posterior
truncus sympathicus

piamater
ligamentum denticulatum

ganglion

processus sprnosus

symphaticum

spatium

corpus

subarachnoideum

vertebrae

arachnoideamater
plexus venosus
vertebralis internus

V. basivertebralis

ll

processus

iransversus
nervus spinalis
ramus anterior

I
duramater

I
ramus posterior

ganglion radix posterius

Gambar 16-8 Potongan miring melalui vertebra 11, memperlihatkan medula spinalis dan membrana yang membungkusnya.
Perhatikan hubungan antara nervus spinalis dan truncus sympathicus masing-masing sisi. Perhatikan juga plexus venosus

vertebralis internus yang penting.

Selain untuk mengangkut sisa produk yang berhubungan


dengan aktivitas neuron, liquor cerebrospinalis merupakan media

cairan yang mengelilingi medulla spinalis. Cairan ini bersama


dengan dinding tulang dan ligamentum canalis vertebralis, secara
efektif melindungi medulla spinalis terhadap trauma.

kan kolont jaringit.r yanq ieiietak pa':ja sisi-sisi gaiir: tengalr embrio.
dan sekitar usia 4 il.tinggu. ireso.jerrn ini ierbaEi menjadi biok-biok
jaringarr disebut somit. Seriap soririi berdiferensiasi menjadi pars

ventlcmediai (sklerotom) dan pars dorsolateral (derrytatomiotom).


Selarijutnya cjermaiomiotom berciiferensiasi menjadi miotom dan
dermatonr (Gambar'1 6-9).

Sei-sel mesenkirn sklerotom dengan cepai membelah dan


bermigras! ke medial selama perkembangan minggu ke empat

Pembentukan Columna Vertebralis

oan mengeiilinEi notochord (Garnbar 16-9). Selanjutnya setengah

bagiarr caudal setiap sklerotom bergabung dengan setengah

Pada perkembangan awal, rnesoderm ernbrionik berdiferensiasi

bagian cephalic yang mengubah dengan cepai skierotom menjadi

menjadi tiga daerah berbeda: mesoderni pararial, mesoderm

iresenkim corpus vertebrae (Gainbar 16-9 dan 16-10). Dengan


demikian setiap vertebra adalah sebuah struktur intersegmental.

intermediate, dan mesoderm lateral. l\4esoderm paraxial merupa-

547

548

'

BAB 16

untuk bergabung di posterior dengan sisi lainnya di belakang


tabung saraf (neural tube\. Centrum ini juga meluas ke anterior

di dalam daerah corpus

Notochord berdegenerasi seluruhnya

vertebrae; tetapi di regio intervertebralis, notochord membesar mem-

untuk bergabung dengan centrum cartilagineum dan ke lateral

bentuk nucleus pulposus dari discus intervertebralis (Gambar


'16-10). Fibrocartilago di sekelilingnya, anulus fibrosus discus

ke dalam processus costalis. Dengan demikian mesenkim yang

intervertebralis, berasal dari mesenkim sklerotom yang terletak di

padat atau vertebra membranosa berubah menjadi vertebra

antara corpus vertebrae yang berdekatan (Gambar 16-1 0).

cartilaginosa.
Di daerah thorax, masing-masing processus costalis mem-

Sementara itu, mesenkim corpus vertebrae berkembang

bentuk costa cartilaginosa. Processus costalis di regio cervicalis

ke dorsal dan lateral pada masing-masing sisi. Pertumbuhan ke


dorsal berkembang di sekeliling tabung saraf di antara saraf-saraf

tetap pendek dan membentuk batas lateral dan anterior foramen

segmental untuk bergabung menjadi satu dengan struktur yang

transversarium setiap vertebra. Di regio lumbal, processus

sama pada sisi yang berlawanan dan membentuk mesenkim


lengkung saraf (arcus neuralis) (Gambar 16-9). Pertumbuhan

costalis membentuk sebagian processus transversus; dan di regio

ke lateral berjalan di antara miotom untuk membentuk mesenkim

ossis sacri.

processus costalis, atau primordia costa.


Terbentuk dua pusat pembentukan tulang rawan di dalam

primer: dua untuk masing-masing centrum dan satu untuk setiap

bagian tengah setiap mesenkim corpus vertebrae. Pusat-pusat

setengah bagian arcus neuralis (Gambar

ini dengan cepat bergabung membentuk centrum cartilagineum


(Gambar 16-9). Centrum cartilagineum dibentuk pada setiap
setengah bagian mesenkim arcus neuralis menyebar ke dorsal

masing-masing centrum dengan cepat bergabung menjadi satu,

sacral processus costalis bergabung membentuk massa lateralis


Sekitar usia 9 minggu perkembangan, timbul pusat osifikasi
'1

6-9). Kedua pusat untuk

tetapi gabungan yang sempurna dari semua pusat primer tidak


teriadi sampai beberapa tahun setelah lahir.

mesenkim lengkung saraf


tabung saraf

pusat-pusat penulangan kondral


miotom

notochord

ffi
il\"6:F,

mesenkim processus
costalis

2
mesenkim corpus
vertebrae

pusat penulangan
lengkung saraf kartilaginosa

pusat penulangan
primer
processus costalis
cartilaginosa
pembentukan
kosta

penyatuan antara
pusat-pusat cartilago
sisa notochord

tempat penyatuan neurosentral

corpus vertebrae
kartilaginosa
(centrum)

Gambar 16-9 Stadium-stadium pembentukan vertebra thoracica

COLUIvINA VERTEBRALIS, TAEDULU SPINAtl5, DAN 14EN/NGEN

sklerotom

549

notochord

\\

discus interuertebralis

\\

ruffi
%w
7NF.4A

'1@ftrg

2&w

sklerotom

ru
ltq-/)1 %
E=J
lgj' Wr,
l-,--T1,

processus
costalis

L:--:::a--zJ

miotom
nervus spinalis

nucleus pulposus

Gambar 16-10 Pembentukan masing-masing mesenkim corpus veftebrae oleh penyatuan setengah bagian caudal setiap
sklerotom dengan setengah bagian cranial sklerotom tempat di bawahnya. Dengan demikian/ setiap corpus vertebrae
merupakan struktur intersegmental. Processus costalis tumbuh keluar di antara miotom di dekatnya. Diperlihatkan juga
hubungan yang erat yang terdapat di antara setiap nervus spinalis dengan setiap discus interveftebralis.

Selama masa pubertas, centrum sekunder timbul di dalam

lhoracica, dan lumbalis memperlihatkan sebuah cekungan yang

cartilago yang menutupi u.1ung superior dan inferior corpus


vertebrae, dan lempeng epiphysis dibentuk. Centrum sekunder
juga timbul pada ujung setiap processus transversus dan pada

utuh di sebelah anterior (ventral). Saat anak mulai mengangkat

ujung processus spinosus. Mencapai usia 25 tahun, semua

lengkung lumbal, yang cembung ke arah anterior (Gambar 16-5).

kepalanya terbentuk lengkung cervical yang cembung ke anterior.


Menjelang akhir tahun pertama. Saat anak mulai berdiri, terbentuk

centrum sekunder bergabung dengan sisa vertebra.

Atlas dan axis berkembang agak berbeda. Centrum atlantis


berfusi dengan centrum axis dan menjadi bagian vertebra axis yang

dikenal sebagai dens axis. Hanya meninggalkan arcus neuralis


untuk atlas, yang tumbuh ke anterior dan akhirnya berfusi di garis
tengah membentuk bentuk cincin yang khas untuk atlas.

Di regio sacral, pada usia muda corpus dari

masing-

GAMBARAN RADIOGRAFI
COLUMNAVERTEBRALIS

masing vertebra dipisahkan satu dengan yang lain oleh discus


intervertebralis. Pada usia sekitar 18 tahun, corpus-corpus mulai
bergabung menjadi satu oleh tulang. ProseS ini mulai dari caudal.
Biasanya pada usia 13 tahun, semua vertebra sacralis telah
menjadi satu. Di regio coccygis, fusi segmental juga terjadi, dan
di usia selanjutnya, os coccygis sering berfusi dengan os sacrum.

Pembentukan Lengkung Columna Vertebralis


Columna vertebralis embrionik menunjukkan sebuah cekungan
(concavitas) anterior (ventral) yang utuh. Kemudian, terbentuk

angulus sacrovertebralis. Pada saat lahir, regro cervicalis,

Regio Cervicalis
Pandangan yang umumnya dipakai untuk regio cervicalis adalah
anteroposterior dan lateral.

Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam


posisi telentang. Kaset film diletakkan di belakang kepala dan
leher, dan tabung sinar-X dipusatkan di depan cartilago thyroidea.
Articulatio atlanto-axialis dapat diperlihatkan dengan meminta

550

BAB 16
pinggir foramen magnum
facies adicularis
inferior atlantis

/',,.,,,,t',,

gigir.pada ma xilla

dens axis

qfcus.posteriof

,\

processus

arcus anterior atlantis

atlantis'....

i.:,,'r,:-r..

massa lateralis atlantis,.,

processus spinogiig
axis

limina

axis

corPus axs

Gambar 16-11 Radiograf anteroposterior regio cervicalis atas columna vertebralis dengan pasien dalam keadaan mulut
terbuka untuk memperlihatkan dens axis.

pasien menggerak-gerakkan mandibulanya pada waktu difoto


atau dengal mengarahkan tabung sinar-X melalui mulut yang
terbuka (Gambar 16-11). Dengan cara yang terakhir ini, seluruh
panjang dens epistopheus dapat diperlihatkan, terletak dl antara
massa lateralis atlantis.

Di bawah vertebra C3, corpus vertebrae dapat diperlihatkan


dengan jelas dan processus spinosus tampak jelas (Gambar 1612). Lamina dapat diidentifikasi. Processus transversus, foramina
trans-nersaria, dan processus articularis tumpang tindih satu
dengan yang lain sehingga sulit dibedakan. Lumen trachea dapat
dilihat sebagai tabung radiolusen yang menyempit di ujung atas,
yaitu tempat trachea berlanjut sebagai rongga larynx.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien dalam posisi duduk
dan bahu turun sehingga vertebra C7 dapat diperlihatkan. Kaset
film diletakkan pada sisi leher pada bidang parasagital. Tabung
sinar-X diarahkan ke sisi leher, tegak lurus terhadap sumbu
panjang columna vertebraiis dan fi1m.

Articulatio atlanto-occipitalis sulit ditentukan. Arcus anterior


dan posterior atlantis dapat dilihat dengan jelas (Gambar 16-13),
dan corpus atlantis dapat dengan mudah diidentifikasi. Dens axis
meluas ke atas, dekat pinggir posterior arcus anterior atlantis.

Processus articularis tampak jelas, demikian pula processus


spinosus. Processus transversus sulit dilihat, karena terhalang oleh
corpus vertebrae. Discus intervertebralis yang terletak di antara
dua corpus vertebrae yang berdekatan dapat dengan mudah
ditentukan dan mempunyai tinggi yang hampir sama.
Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan

dinding posterior canalis vertebralis membentuk

garis-garis

lengkung halus yang hampir sejajar (Gambar 16-13).

Regio Thoracica
Pandangan umum yang sering digunakan untuk regio thoracal
adalah anteroposterior dan lateral.

Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam


posisi tidur telentang. Kaset fi1m diletakkan di belakang thora;
dan tabung sinar-X dipusatkan di depan sternum.
Karena pars thoracalis columna vertebralis melengkung, maka

pinggir atas dan bawah corpus vertebrae yang berdekatan saling


tumpang tindih. Processus spinosus dan lamina ditutupi oleh

COLUIrINAVERTEBRALTS,

EDULU

SPINALIS, DAN i,1EN/NGEN

551

Gambar 16-12 Radiograf


anteroposterior regio cervicalis columna
vertebralis.

corpus (Gambat 1,6-14). Processus transversus dapat diidentifikasi,


namun terhalang oleh caput dan collum costae. Perhatikan bahwa
costa I, X, XI, dan XII kedua sisi bersendi hanya dengan corpus
vertebrae I, X, XI, dan XII, sedangkan costa lairmya bersendi

Pediculus dan foramina intervertebralia dapat dilihat dengan


jelas. Namun processus spinosus, laminae, processus transversus,

dan costa saling tumpang tindih, dan sukar dilihat secara rinci.
Canalis vertebralis tampak jelas.

dengan dua vertebra.

Pediculus tampak jelas sebagai struktur yang berbentuk oval


dan tertutup oleh bagian lateral corpus.
Trachea radiolusen dan bayangan jantung tumpang tindih
dengan vertebra thoracica.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring pada sisi
tubuh, dengan lengan lurus di atas kepala. jika ingin melihat
iengkung postural, pasien harus berdiri. Kaset film diletakkan
pada sisi thorax, dan tabung sinar-X diarahkan ke lateral melalui
columna vertebralis, tegak lurus terhadap film.
Corpus vertebrae yang berbentuk segiempat dan discus
intervertebralis dapat dilihat dengan jelas, walaupun terhaiang
oleh costa dan paru. Keempat vertebra bagian atas tertutup oleh
bayangan gelang bahu.

Regio Lumbosacralis
Pandangan yang umum digunakan untuk regio lumbosacralis
adalah anteroposterior dan lateral.

Pandangan anteroposterior dibuat dengan pasien dalam


posisi telentang. Kaset film diletakkan di belakang daerah lumbal
dan bokong, dan tabung sinar-X dipusatkan di atas umbilicus.
Untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh lengkung
lumbal, pasien diminta untuk mengfleksikan lutut dan panggul,
untuk dapat sedikit meluruskan lengkung lumbal.
Corpus, processus transversus, processus spinosus, lamina,
dan tempat discus intervertebralis dapat dilihat dengan jelas

552

BAB

16

arcus anterior atlantis

condylus occipitalis

dens axis

corpus axrs
os occipitale
mandibula

epiglottis

arcus posterior
atlantis

'

os hyoideum

processus
spinosus axis
kalsifikasi
cartilago

ihyroidea

otot
posvertebralis

corpus
vertebrae C7

trachea

Gambar 16-13 Radiograf lateral regio cervical columna vedebralis.

(Gambar 16-15). Pediculus memberikan bayangan oval, dan


processus articularis dan articulatio intervertebralis posterior
dapat diikuti.
Karena kemiringannya, articulatio sacroiliaca terlihat sebagai
dua garis, yang lateral sesuai dengan pinggir anterior dan yang
medial dengan pinggir posterior (Gambar 16-15). Segmen-segmen
bawah sacrum dan coccygis agak miring ke posterior danbiasanya

tumpang tindih dengan symphisis pubis. Selain itu adanya


gas dan materi feces

di dalam colon sigmoideum dan

rectum

juga menghalangi terlihatnya sacrum. Untuk memperlihatkan


sacrum pada pandangan anteroposterior, tabung sinar-X agak
dimiringkan.
Pandangan lateral dibuat dengan pasien berbaring pada
sisi tubuh. Jika ingin memperlihatkan lengkung postural, pasien
sebaiknya dalam posisi berdiri. Kaset film diletakkan pada sisi
daerah lumbal, dan tabung sinar-X diarahkan ke lateral melalui
bagian lumbal columna vertebralis dengan sudut tegak lurus
terhadap film.

Corpus vertebrae yang besar, tempat discus intervertebralis,


dan foramina intervertebralia dapat dilihat dengan jelas (Gambar
16-16). Pediculus, processus articularis, dan processus spinosus

dapat dengan mudah dilihat. Processus transversus dapat


diidentifikasi, tetapi tumpang tindih dengan struktur-struktur
di atas. Permukaan anterior dan posterior corpus vertebrae dan
dinding posterior canalis vertebralis mernbentuk garis-garis
lengkung halus yang kurang lebih sejajar.
Kadang-kadang sebagian atau seluruh vertebra L5 menyatu
dengan vertebra 51. Tidak jarang, vertebra 51 terpisah dari bagian
os sacrum.lainnya dan tampak sebagai vertebra 56,.
Padapandanganiateralos sacrum, dapatdilihatpromontorium,
canalis sacralis, corpus vertebrae sacralis dan processus spinosus
yang menyatu (Gambar 16-16). Perhatikan tempat pembentukan
sudut anterior antara corpus vertebrae L5 dan 51.

Coccygis

Coccygis tidak tampak jelas pada radiograf anteroposterior dan


lateral rutiry karena posisinya yang relatif miring terhadap film
dan adanya gas dan faeces di dalam rectum dan colon sigmoideum.
Kesulitan ini dapat diatasi sebagian dengan memiringkan tabung
sinar-X dan mengosongkan isi rectum dan colon sigmoideum.

COLUhINA VERTEBRALIS, MEDULLA SPINALIS, DAN A4EN/NGEN

clavicula

553

trachea berisi udara

Gambar 15-14 Radiograf anteroposterior regio thoracica columnae vetebralis.

Spatium Subarachnoideum Spinale


Spatium subarachnoideum dapat dipelajari secara radiografi
dengan menyuntikkan zat kontras ke dalamnya melalui pungsi
lumbal. Minyak beryodium dapat dipergunakan dengan hasil
yang baik. Teknik ini disebut myelografi (Gambar 16-77 dan 7618).

Jika pasien dalam posisi duduk tegak, minyak tersebut akan


turun sampai ke batas bawah spatium subarachnoideum, setinggi
pinggir bawah vertebra 52. Dengan membaringkan pasien di atas
meja yang dapat dimiringkary minyak dapat dialirkan perlahanlahan ke posisi columna vertebralis yang lebih tinggi.

Myelogram normal akan memperlihatkan tonjolan-tonjolan


runcing ke lateral dengan jarak teratur pada setinggi spatium

intervertebrale. Gambaran ini disebabkan oleh medium


radiopaque yang mengisi perluasan spatium subarachnoideum
di sekitar nerr''us spinaiis. Adanya tumor atau prolapsus discus
intervertebralis dapat menghambat aliran minyak dari satu daerah
ke daerah lain bila posisi pasien dimiringkan.

Pemeriksaan CT dan MRI


Pemeriksaan CT dan MRI dipergunakan secara luas untuk
mendeteksi adanya lesi di columna vertebralis, terutama yang
mengenai jaringan lunak. CT scan diutamakan untuk spatium
intervertebrale dan memperlihatkan discus intervertebralis dalam
irisan transversal (Gambar 16-19 dan 16-20). Discus mempunyai
densitas yang lebih tinggi dari pada liquor cerebrospinalis di

554

costa Xll
udara
dalam colon
processus
articularis
inferior

pediculus
corpus

processus
articularis

processus
spinosus

superior
pinggir

lamina

lateral
M.psoas
crista iliaca

processus
transversus
articulatio
sacroiliaca

foramina
sacralia
anteriora

os coccygis

Phlebolith

Gambar 15-15 Radiograf anteroposterior regio thoracal bawah, lumbal, dan sacral columna vetebralis.

dalam spatium subarachnoideum dan lemak di sekitarnya.


Fragmen-fragmen hemiasi discus dapat diidentifikasi di luar batas
annulus fibrosus.

MRI dengan jelas memperlihatkan discus

intervertebralis

pada potongan sagital dan memperlihatkan hubungannya dengan


corpus vertebrae dan ligamentum longitudinale posterius (Gambar
76-21). Fragmen hemiasi

dari discus dan hubungannya dengan

Struktur-Struktur di Garis Tengah


Pada garis tengah dapat dipalpasi dari atas ke bawah.

Protuberantia Occipitalis Externa

kantung dura dapat dengan mudah dilihat. Saat ini pemakaian


MRI dipergunakan secara iuas untuk menggantikan myelografi

Struktur ini terdapat pada perbatasan kepala dan leher (Gambar


16-1). ]ika jari teiunjuk diletakkan pada kulit di garis tengafu jari

atau CT di daerah ini.

dapat digerakkan ke bawah dari protutrerantia di sulcus nuchae.

ANATOMI PERMUKAAN

Vertebra CenvicaNis

Processus spinosus yang paling nrenonjol yang dapat di raba di


leher (Gamkrar 75-22) talah yang berasai dari vertebra CZ (vertebra
Seluruh aspek posterior pasien harus diperiksa dari kepaia sampai
ke kaki, dan lengan harus tergantung secard. behas di saarping

tubuh.

prominens). Processus spinosus veriebrae C1-6 diiutupi oleh


ligamentum nuchae, sebu;iir irga;:'renh:rn besar vang berjalan

tunin rli ba6ian

i;elal..ang iel'ier, darr :r:englubr;i'rgkatr crai-.iunr


dengan processlls spinosus vertebrae cervicalis.

O LU IAN A V E RT E BR ALI S, IAE D U

LU

SP I N

ALI S, DAN A4ENINGEN

Gambar 16-16 Radiograf lateral regio thoracica bawah, lumbal, dan sacral pada columna vertebralis.

555

556

BAB

16

Gambar 16-17 Myelogram posteroanterior regio lumbalis.

Processus transversus pendek tetapi mudah diraba dari sisi


lateral leher yang tipis. Tuberculum anterius processus lransvesus
vertebrae C5 (tuberculum Chassaignac) dapat dipalpasi terletak

processsus spinosus vertebrae T1; processus spinosus yang lain


dapat dengan mudah dikenali bila badan melengkung ke depan.

medial terhadap musculus sternocleidomastoideus, dan arteria

carotis communis dapat ditekan pada tempat ini.

VertebraThoracica dan Lumbalis

Sulcus nuchae berlanjut ke bawah sebagai alur yang berjalan pada

pertengahan punggun& di atas ujung processus spinosus seluruh

vertebrae thoracicae dan empat vertebra lumbalis bagian atas


(Cambar 16-22). Processus spinosus yang paling menonjol adalah

Os Sacrum

Seluruh plocessus spinosus ossis sacri bersatu di garis tengah


membentuk crista sacralis mediana. Crista ini dapat diraba di
bawah kulit pada bagian paling atas celah antara kedua bokong.
Hiatus sacralis terletak pada aspek posterior ujung bawah os
sacrum, dan di daerah ini spatium extradurale (spatium epidurale)
berakhir. Hiatus terletak kira-kira 2 inci (5 cm) di atas ujung os
coccygis dan di bawah kulit sulcus di antara kedua bokong.

COLU/yINAVERTEBRALIS,TAEDULLASPINALIS,DANMENINGEN
transversus

corpus vertebrae

pediculus

)
zat radiopague
di dalam spatium
subarachnoideum

posisi discus intervertebralis

\
)

ujung proksimal
perluasan spatium
subarachnoideum
di sekitar radix saraf

jarum pungsi lumbal in situ

sinar-X

Gambar 16-18 Struktur-struktur utama yang dapat dilihat pada myelogram di Gambar 16-17.

557

558

BAB 16

A. iliaca
communis
sinistra
V- cava inferior

M. psoas
sinistra

corpus

foramen
vertebrale

vertebrae L4

processus
transversus
vertebrae L4
otot
posvertebra

Denst

processus spinosus

ina

Gambar 16-19

CT scan vertebra 14.

lengkunglengkung usus

M. rectus abdominis

A. iliaca
communis dextra

A. iliaca
communis
sinistra

V- ca

inferior

discus
intervertebralis

L4-5
cauda
equina
dikelilingi
oleh meningen

forarnen
intervertebrale

Gambar 16-2O

CT scan melalui

columna vertebralis setinggi discus

sendi
antar
processus
articularis
(14 dan 5)

otot
posvertebra
processus sprnosus

foramen
vertebrale

intervertebralis antara vertebra


L4 dan 15. Tampak processus

spinosus veftebrae L4 dan foramen

interveftebrale masing-masing
sisi. Perhatikan sendi-sendi antar
processus articularis.

COLU IANA VERTEBRALIS, TAEDULU

sP'NAI/s, DAN A,IEN'NGEN

559

medulla spinalis
diliputi oleh
meningen

discus
inferverte bralis

posterior

anterior

hernia
nucleus
pulposus
(HNP)

Gambar 16-21 Scan MRI sagittal pars cervicalis columna vertebralis. Diperlihatkan discus intervertebralis yang mengalami
herniasi di antara vetebra C5 dan C6. Perhatikan letak medulla spinalis dan meningen yang meriutupinya dengan discus yang
mengalami herniasi. (Atas izin Pait.)

Permukaan bawah dan ujung os coccygis dapat diraba di dalam


sulcus di antara kedua bokong, kira-kira 1 inci (2.5 cm) di belakang

Angulus superior dapat diraba setinggi processus spinosus


inferior dapat diraba setinggi processus spinosus
T7 (Gambar 16-l darl1,6-22).
Crista spina scapulae dapat diraba dan diikuti ke medial pada

anus (Gambar 1.6-1). Permukaan anterior os coccygis dapat

pinggir medial scapula, yang terdapat setinggi processus spinosus

dipalpasi dengan jari di dalam canalis analis.

vertebrae T3 (Gambar 16-7 dan16-22).

Bagian Lateral Atas Thorax

scapulae. Terletak subcutan dan mudah diraba.

Os Coccygis

T1, dan angulus

Ptocessus acromion scapulae membentuk ujung lateral spina

Bagian lateral atas thorax ditutupi oleh scapula dan otot-otot yang

berhubungan dengannya. Scapuia terletak posterior terhadap


costa I sampai VII (Gambar 1.6-1 danl6-22).

Scapula

Bagian Lateral Bawah Punggung


Bagian lateral bawah punggung dibentuk oleh aspek posterior
bagian atas pelvis bagian tulang (pelvis major) dan otot-otot
gluteal yang berhubungan dengarrnya.

Finggir medial scapula membentuk pinggir yang menonjol, yang

berakhir di atas pada angulus superior dan dibawah pada angulus


inferior (Gamb ar 1 6-22).

Crista iliaca dapat diraba dengan mudah seluruh panjangnya


(Gambar 16-1). Crista ini terletak setinggi processus spinosus

Crista lliaca

560
angulus superior scapulae

tempat ujung bawah


medulla spinalis
setinggi pinggir
bawah vertebra
angulus inferior
scapulae

Ll

basis spinae
scapulae

processus processus

processus processus

spinosus

spinosus

C7

spinosus
T1

T3

spinosus

M. erector
spinae

77

bidang intercrista M. latissimus dorsi


setinggi vertebra
L4

Gambar 16-22 Punggung pria berusia 27 tahun.

vertebrae L4 dan dipergunakan sebagai patahan pada waktu


melakukan pungsi lumbal. Setiap crista berakhir di depan pada
spina iliaca anterior superior dan di belakang pada spina iliaca
posterior superior. Spina iliaca posterior superior ini terletak di
bawah lekukan kulit setinggi vertebra 52 dan di tengah-tengah
articulatio sacroiliaca. Tuberculum iliacum adalah tonjolan yang
dapat diraba pada permukaan luar crista iliaca kira-kira 2 inci (5
cm) posterior terhadap spina iliaca anterior superior. Tuberculum
iliaca terletak setinggi processus spinosus vertebrae L5.

Medulla Spinalis dan Spatium


Subarachnoideum
Medulla spinalis pada orang dewasa meluas ke bawah sampai
setinggi pinggir bawah processus spinosus vertebrae L1 (Gambar
16-5). Pada anak kecil medulla spinalis meluas sampai setinggi
processus spinosus vertebrae L3.

Spatium subarachnoideurn beserta liquor cerebrospinalisnya


meluas ke bawah sampai setinggi pinggir bawah vertebra 52
(Gambar 76-5), yang terletak setinggi spina iliaca posterior
superior.

Lengku ng-Lengkung Col um na

Vertebralis
Lengkung-lengkung columna vertebralis dapat diperiksa dengan
memperhatikan kontur lateral punggung. Biasanya, permukaan
posterior cekung di daerah cervicaf cembung di daerah thoracica,
dan cekung di daerah lumbal (Gambar 76-2). Permukaan anterior

-os sacrum bersama dengan coccygis membenfuk

cekungan

anterior. Daerah lumbal membentuk sudut dengan os sacrum,


disebut angulus lumbosacralis.
Inspeksi permukaan posterior punggun& dengan patokan
utama garis vertical processus spinosus vertebrae, memperlihatkan

bahwa terdapat sedikit lengkung lateral pada hampir semua


orang. Orang dengan tangan kanary terutama yang bekerja
dengan menggunakan otot dalam waktu yang lama, biasanya
memperlihatkan iengkung lateral thoracica ke kanan; orang
dengan tangan kiri (kidal) biasanya memperlihatkan lengkung
lateral thoracica ke kiri.

COLU IANA VERTEBRALIS, TAEDULLA

2.

A.
B.

c.

Vertebra cervicalis VII memiliki ciri khas:


A. Processus spinosus yang paling panjang.

DE.

Foramen transversarium besar.

Os coccygis
Pinggir bawah L1
s2,3
55

Promontorium ossis sacri.

Corpusbesar.
Dens axis (epistropheus).

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang paling

8.

Pernyataan berikut

TEPAT.

ini benar untuk

discus intervertebralis,

kecuali:

A.

Corpus besar.

Mempunyai processus articularis superior menghadap ke


medial dan processus articularis inJerior menghadap ke

Nucleus puiposus lebih sering mengalami hemiasi ke arah


anterolateral.

B. Discus paling tebal di regio lumbal.


C. Articulatio atlanto-axialis tidak mempunyai discus.
D. Discus berperan penting dalam pembentukan lengkung

lateral.

E.

di inferior

Corpus berbentuk jantung.

Vertebra thoracica VI dicirikan karena memiliki


A. Corpus berbentuk jantung.
B. Processus spinosus terbelah dua (bifida).

C.
D.

dewasa

berakhir setinggi:

Pilihlah satu jawaban yang paling TEPAT untuk melengkapi

B.
C.
D.
E.

561

A,,IEN/NGEN

7. Spatium subarachnoideum pada orang

Pertanyaan Melengkapi

1.

sP/NAI/s, D/N

Lamina tebal.

columna vertebralis.

3.

C.
D.
E.
4.

E. Selama penuaan, cairan di dalam nucleus

Fitur yang khas pada vertebra lumbalis V adalah


A. Corpus berbentuk jantung.
B. Foramen vertebrale bulat.

9.

Pediculus kecil.
Corpus besar.
Processus transversus pendek dan tebal.

Cauda equina terdiri dari


A. Berkas radix posterior nervus spinalis lumbalis, sacralis,
dan coggygis.

B. Filum terminale
C. Berkas radix anterior dan posterior nervus
D.
E.

spinalis
lumbalis, sacralis, dan coccygis.
Berkas nervus spinalis lumbalis, sacralis, dan coggygis
serta filum terminale.
Berkas radix anterior dan posterior nervus spinalis
lumbalis, sacralis, dan coccygis, serta filum terminale.

5. Medula spinalis pada orang dewasa berakhir di inferior

Vertebra S2-3
Vertebra T12

pada columna vertebralis.

10. Vertebra cervicalis


bawah ini, kecuali:

(atlas) mempunyai semua struktur di

Massa lateral.
Facies articularis in-ferior.

Arcus anterior.
Processus spinosus.
Facies articularis superior.

Vertebra L1

6. Hemia discus

intervertebralis antara vertebra C5 dan 6 akan

menekan:
A. Radix nervi cervicalis [V
B. Radix nervi cervicalis VI
C. Radix nervi cervicalis V
D. Radix nervi cervicalis VII dan

E.

Pemyataan berikut ini benar unfuk columna vertebralis,


kecuali:
A. Selama kehidupary sumsum tulang corpus vertebrae
mempunyai fu ngsi haematopoetik.
B. Plexus venosus vertebralis internus menyediakan jalur
untuk jalannya sel-sel ganas dari prostat ke cavum cranii.
C. Di leher arteria vertebralis berjalan ke atas melalui foramen
transversarium semua vertebra cervicalis.
D. Suntikan anestesi ke dalam canalis sacralis dapat
digunakan untuk menghambat nyeri dan sensasi dari
cervix, vagina" dan perineum selama melahirkan.
E. Articulatio atlanto-axialis memungkinkan rotasi kepala

A.
B.
C.
D.
E.

setinggi:
Vertebra L5
Vertebra L3

A.
B.
C.
D.
E.

pulposus

digantikan oleh fibrocartilago.

Radix nervi cervicalis

VII

VIII

Bacalah riwayat kasus dan pilihlah lawaban yang paling


untuk meniawab pertanyaan berikut ini.

TEPAT

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun dibawa ke dokter


spesialis anak, karena ibunya khawatir akan lengkung (curvafura)
lateral pada columna vertebralisnya, yang diperhatikannya sejak
anak wanitanya berusia 5 bulan. Anak perempuan tersebut sehat
dan aktif.

562

BAB 16

11. Dokter spesialis anak melakukan seluruh pemeriksaan fisik


dan menemukan hal-hal berikut, kecuali:
A. Kedua tungkai sama panjang.

B. Pada saat berdiri, tinggi crista iliaca sama pada kedua sisi.
C. Bahu kiri lebih rendah dari yang kanan.
D. Columna vertebralis di regio thoracica tengah memE.

12. Pemyataan berikut ini benar untuk pasie4 kecuali:


A X-ray anteroposterior regio thoracica tengah menunjukkan
vertebra berbentuk baji setinggi T5 dan fusi costa V dan VI

kiri.

B. Fleksi columna

vertebralis memperlihatkan bahwa area


lengkung tajam kaku.

perlihatkan lengkung cembung tajam ke kanan.


Terdapat kompensasi lengkung di atas dan di bawah
lengkung tajam di regio thoracica tengah, yang bagian

C. Anak mempunyai hemivertebra congenital setinggi


T5 yang dikompensasi oleh lengkung di atas dan di

cembungnya ke kanan.

D.

bawalmya.
Keadaan ini disebabkan oleh gagahya pembentukan satu

dari tiga pusat osifikasi yang terdapat di dalam centrum

Dokter spesialis anak melakukan pemeriksaan selanjutnya

setiap corpus vertebrae.

dan meminta pemeriksaan radiografik columna vertebralis.

E. Karena anak tidak mempunyai gejala dan memiliki


lengkung kompensasi keseimbangan yang baik maka
tidak diperlukan pengobatan khusus.

1.

A y*g benar. Vertebra cervicalis VII mempunyai ciri

khas

7.

C yang benar. Spatium subarachnoideum pada orang dewasa


di inferior berakhir setinggi pinggir bawah vertebra sacralis II
(Gambar 16-5).

8.

A yang tidak benar. Nucleus pulposus lebih sering mengalami


hemiasi ke arah posterolateral.

memiliki processus spinosus yang paling panjang (Gambar


t6-2\.

, A

yang benar. Vertebra thoracica VI mempunyai corpus

berbentuk jantung (Gambar 16-2).

D y^t benar. Vertebra lumbalis V mempunyai corpus yang


masif; di tambah pediculus besar, dan processus transversus
yang panjang dan langsing, serta foramen vertebrale yang
berbentuk segitiga.

g. C yang tidak benar. Arteria vertebralis berjalan ke atas

E yang benar. Cauda equina

terdiri dari berkas radix anterior


dan posterior nervi spinalis lumbalis, sacralis, dan coccygis,
serta filum terminale.

10.

yang benar. Pada orang dewasa, medulla spinalis berakhir


inJerior setinggi vertebra lumbalis I.

11.. E yang tidak benar. Lengkung kompensasi columna vertebralis


di atas dan di bawah lengkung cembung tajam ke kanan akan

di

melalui foramen transversarium enam vertebra cervicalis


bagian atas; hanya vena vertebralis berjalan melalui foramen
transversarium yang kecil dari vertebra cervicalis VII.

D yang tidak benar. Atlas tidak mempunyai

processus
spinosus, tetapi mempunyai fuberculurn posterius pada arcus

posteriornya.

berupa lengkung cembung ke kiri.


5.

B yang benar. Hemiasi discus intervertebralis antara vertebra

C5 dan 6 akan menekan radix nervi C6 (lihat CD Gambar


1,6-1\.

12. D yang tidak benar. Biasanya, centrum di corpus vertebrae


hanya mempunyai dua pusat penulangan dan bukan tiga
buah seperti yang disebutkan. Hemivertebra di regio thoracal
sering disebabkan oleh karena aplasia atau penyafuar costa
yang berdekatan.

Nervus Spinalis dan


Blok Nervus Spinalis

563

564

BAB 17

Anatomi Dasar

564

Plexus Sacralis

593

Nervi Spinates

564

Cabang-Cabang Plexus Sacralis ke Extremitas lnferior

597

Ptexus

565

Ptexus Cervicalis

565

Cabang-Cabang Ptexus Sacralis ke Otot-Otot Pelvis,


Viscera Petvis, dan Perineum

597

Nervus Coccygeus

606

Plexus Brachiatis

569

Nervi lntercostales

581

Pertanyaan

608

585

Jawaban dan Penjelasan

610

Plexus Lumbalis

Catatan Fisiologi: Refleks Cremaster

\
|

590

| ervus spinalis beserta cabang-cabang perifernya merupakan

tempat yang umum untuk penyakit termasuk luka tusuk,

kerusakan oleh segmen tulang pada fraktur, neuropati kimiawi seperti


diabetes mellitus, dan kerusakan tidak sengaja atau disengaja dalam

tindakan operasi. Profesional medis harus ingat untuk mengidentifikasi


adanya gangguan pada nervus jika pasien datang dengan hilangnya

luas

di unit gawat darurat untuk memperbaiki laserasi, pembersihan

abses, serta memperbaiki fraktur dan dislokasi fraktur.

Tujuan Bab ini adalah mengulas anatomi nervus spinalis dan


cabang-cabangnya yang sering dianestesi di pusat gawat darurat.
Perhatian khusus diberikan untuk letak anatomi permukaan yang
penting yang digunakan untuk melakukan blok nervus.

sensorik atau paralisis otot. Selain itu, anestesi lokal digunakan sangat

ANATOMI DASAR
Masing-masing nervus spinalis dihubulrgkan dengan medula
spinalis oleh dua radix: radix anterior dan radix posterior (Gambar

Nervi S pinales
31 pasang nervus spinalis meninggalkan medula

spinalis

dan berjalan melalui foramina intervertebralia pada columna


vertebralis (Gambar 17-L dan 17-2). Nervus spinalis dinamakan
sesuai dengan regio columna vertebralis di mana nervus ini
berhubungan : 8 nervus cervicalis, 12 nen'us thoracalis,5 nervus
lumbalis, 5 nervus sacralis, dan 1 nervus coccygis. Perhatikan
bahwa terdapat 8 buah nervus cervicalis dan hanya ada 7 buah
vertebra cervicalis dan terdapat satu buah nervus cocrygeus dan 4
buah vertebra coccygis.
Selama perkembangary medula spinalis bertambah panjang
lebih lambat dari pada columna vertebralis. Pada orang dewasa,

di mana perkembangan telah berhenti, ujung bawah medula


spinalis hanya sampai pada pinggir bawah vertebra lumbalis
I. Untuk menyesuaikan diri dengan pertumbuhan yang tidak
seimbang ini, maka radix spinalis berkembang dengan pesat dari
atas ke bawah. Pada daerah cervical atas, radix spinalis pendek
dan berjalan hampir horizontal, tetapi radix nervi lumbalis dan
sacralis di bawah ujung medulla spinalis membentuk berkas
nervus vertikal yang menyerupai ekor kuda disebut cauda
equina (Gambar 77-1).

17-1). Radix anterior terdiri atas berkas serabut nervus yang


membawa impuls menjauhi susunan saraf pusat (Gambar L-16).
Serabut nervus seperti ini disebut serabut eferen. Serabut eferen
yang menuju ke otot skelet dan menyebabkan otot ini berkontraksi
disebut serabut motorik. Sel asalnya terletak pada cornu anterius
medula spinalis.

Radix posterior terdiri atas berkas serabut nervus yang


membawa impuls ke susunan saraf pusat dan dinamakan serabut
aferen (Gambar 1-1.6). Karena serabut ini berkaitan dengan
pengantaran informasi mengenai sensasi raba, nyeri, suhu, dan
vibrasi, serabut ini dinamakan serabut sensorik. Badan sel serabut
nervus ini terletak pada suatu pembesaran pada radix posterior
yang disebut ganglion radix posterius (Gambar 1,-1,6 dan17-2).
Pada setiap foramen intervertebrale, radix anterior danposterior
bersatu membentuk nervus spinalis (Gambar 17-2). Di sini, serabut
motorik dan sensorik bercampur menjadi satu, sehingga nervus
spinalis dibenfuk dari campuran serabut motorik dan sensorik
(Gambar 1-16). Waktu keluar dari foramen intervertebrale, ner.v'us
spinalis terbagi menjadi ramus anterior yang besar dan ramus
posterior yang lebih kecil. Ramus postedor berjalan ke belakang
di sekitar columna vertebralis dan menyarafi otot-otot dan kulit
punggung (Gambar 1-16 dan 17-2). Ramus antedor berjalan terus
ke depan untuk menyarafi otot-otot dan kulit di anterolateral
dinding tubuh dan semua otot dan kulit extremitas.

NERYUS 5P/N,41/S DAN BLOK NERYUS sP/NAL/s

565

atlas (vertebra
cervicalis l)

ol""u, cervicalis
medula spinalis
vertebra thoracica

plexus brachialis

nervi ihoracales
(12 pasang)

vertebra lumbalis

L1

L2
plexus lumbalis
nervi lumbales
(5 pasang)

L3

cauda equina

L4

L5

I nervi sacrales
| {s oasano)
I

coccygeus
I nervus coccyg

'(1

pasang;

s1l--:Y

s2l ,)
s3l -1
S4l .-

plexus

Co1

ssL /

Selain dari ramus anterior dan ramus posteri.or, nervus


spinalis juga memberikan cabang ramus meningeal yang kecil,
yang menyarafi vertebra dan pembungkus medula spinalis
(meningen). Nervus spinalis thoracalis juga mempunyai cabang
rami communicantes yang berhubungan dengan bagian simpatik
susunan saraf otonom (lihat halaman 581).

Gambar 17-1 Otak, medula spinalis, nervus spinalis,


dan plexus pada ekstremitas.

extremitas superior, dan plexus lumbalis serta plexus sacralis di


pangka I extremitas inferior.

Plexus Cervicalis
Plexus cervicalis dibentuk oleh rami anteriores C1 sampai

ini dihubungkan oleh cabang-cabang


penghubung, yang membentuk simpai, yang terletak di depan
origo musculus levator scapulae dan musculus scalenus medius
(Gambar 17-3). Plexus ini ditutupi oleh lamina prevertebralis
fascia colli profunda dan berbatasan dengan vena jugularis interna
di dalam selubung carotis. Plexus cervicalis menyarafi kuiit dan
otot-otot kepala, leher, dan bahu.
dengan C4. Rami anteriores

Plexus
Pada pangkal extremitas, rami anteri.ores bergabung satu dengan

lain membentuk plexus nervus yang rumit (Gambar 17-1).


-yang
Plexus cervicalis dan plexus brachialis dibentuk pada pangkal

566

BAB 17

ramus posterior

ganglion radix posterius

ramus antenor
ramus gnsea

nervus spinalis

ramus alba
ganglion
truncus
sympathicus
medula spinalis

radix anterior

Gambar 17-2 Hubungan antara medula spinalis, nervi


vertebra thoracica

spinales, dan truncus sympathicus.

pars basilaris ossis occipitalis


M. longus capitis
processus mastoideus
M. levator scapulae

processus transversus atlantis

N. occipitalis minor
N. auricularis magnus

A. vertebralis
M. scalenus medius

N. transversus colli

M. longus colli
N. supraclavicularis
N. phrenicus
oesophagus

ganglion cervicale medium


truncus superior
plexus brachialis

A. thyroidea inferior
truncus superior plexus brachialis
ductus thoracicus

ganglion cervicale inferius


ansa subclavia

A. cervicalis superficialis

truncus costocervicalis

truncus thyrocervicalis
A. suprascapularis

A. vertebralis
cupula pleurae

M. scalenus anterior
bagian ketiga
A. subclavia
V. lugularis externa

N. laryngeus
recurrens dexter
N. phrenicus

V subclavia
A. thoracica interna

V jugularis interna
V. brachiocephalica dextra

N. laryngeus recurrens sinister

N. vagus

M. sternohyoideus

M. sternothyroideus

Gambar 17-3 Regio preveftebralis dan pangkal

leher.

NERYUS sPIN,AtlS DAN BLOK NERVUS

Cabang-Cabang

Cabang-cabang

I
a
I

I
(C2, yang menyarafi belakang

kulit kepala dan auricula.


Nervus auricularis magnus (C2 dan 3), yang menyarafi
kulit di sekitar angulus mandibulae.
Nen us cervicalis transversus (C2 dan 3), yang menyarafi
kulit pada permukaan anterior leher.
Nervi supraclaviculares (C3 dan 4). Ramus medialis,
intermedius, darr lateralis menyarafi kulitbahu. Nervus ini
penting di klinik, karena nyeri menjalar melalui nervus-

meatus acusticus externus

kandung empedu).
Rami musculares ke otot-otot leher. Otot-otot prevertebralis,
musculus sternocleidomastoideus (proprioseptif, C2 dan 3),
musculus levator scapulae (C3 dan 4), dan musculus trapezius
(proprioseptif, C3 dan 4). Sebuah cabang dari C1 bergabung
dengan nervus hypoglossus. Beberapa dari serabut C1 ini
kemudian meninggalkan nervus hypoglossus sebagai ramus
descendens, yang bergabung dengan nervus cervicalis
descendens (C2 dan 3), untuk membentuk ansa cervicalis
(Gambar 17-4). Serabut-serabut nervus cervicalis 1, 2, dan 3
di dalam ansa cervicalis menyarafi musculus omohyoideus,

processus styloideus

A. carotis interna
processus mastoideus

A. temporalis superficialis

A. maxillaris

supenus
N. vagus

M. styloglossus

ganglion
sympathicum
cervicale
superius

M. stylohyoideus
A. facialis
N. glossopharyngeus

pars spinalis
N. accessorius
pars cranialis
N. accessorius
ffi-

V.

j '/ / /./,7/

jugularis interna

ramus pharyngeus N. vagus


N. hypoglossus
ganglion
inferius
N. vagus

A. lingualis
nervus ke M. thyrohyoideus
externus
N. laryngeus internus

N. vagus

ganglion cervicale
medius

A. thyroidea superior
sinus caroticus

glomus caroticum
M. stylopharyngeus

A. subclavia

ramus descendens
N. hypoglossi (Cl)
ganglion stellatum
ansa cervicalis
N. cervicalis descendens (C2 dan 3)
ansa subclavia

567

nervus yang berasal dari nervus phrenicus (penyakit

Kulit

a Nervus occipitalis minor

SPINALIS

A. carotis communis
Gambar 17-4 l4usculus styloideus, pembuluh darah, dan nervus pada

leher.

568
oesophagus

V subclavia dextra

trachea
N. vagus dexter
V.

rami communicantes

jugularis interna dextra

V. brachiocephalica dextra
truncus sympathicus
N. phrenicus dexter

V cava superior

V. azygos

bronchus dexter

aorta ascendens

A. pulmonales
atrium dextrum diliputi oleh pericardium
V. pulmonales

pericardium

N. splanchnicus major
diaphragma
N. splanchnicus minor

V. cava inferior

ductus thoracicus
truncus sympathicus

brachiocephalica sinistra

N. phrenicus sinister
N. vagus sinister
arcus aorta

N. laryngeus recurrens

sinister
ligamentum arteriosum
A. pulmonalis sinistra
bronchus sinister
V. pulmonales sinistra
aorta descendens

oesophagus

Gambar 17-5 A, Mediastinum sisi kanan. B. Mediastinum sisi kiri.

NERYUS

Cl lainnya di dalam nervus hypoglossus memisahkan

diri dan

menyarafi musculus thyrohyoideus dan musculus

geniohyoideus.

Ramus muscularis ke diaphragma. nervus phrenicus.

Nervus Phrenicus

Nervus phrenicus dimulai dari leher, dari nerl'us cervicalis


III, IV dan V dari plexus cervicalis. Nervus ini berjalan vertikal

SP'NAL/s

569

Radix C5 dan 6 bergabung membentuk truncus superior, radix


diri sebagai truncus medius, dan radix CB dan T1

musculus sternohyoideus, dan musculus stemothyroideus.


Serabut

sP/N/IIs DAN EIOKNERYUS

C7 melanjutkan

bergabung membenfuk truncus inferior. Masing-masing truncus


kemudian terbagi menjadi divisi anterior dan posterior. Divisi
anterior dari truncus superior dan medius bergabung membentuk
fasciculus lateralis, divisi anterior truncus inferior melanjutkan
diri menjadi fasciculus medialis, dan divisi posterior dari ketiga
truncus semuanya bergabung membentuk fasciculus posterior.
Radix-radix plexus brachialis masuk pangkal leher di antara
musculus scalenus anterior dan scalenus medius (Gambar 17-3).

(Gambar 17-3) dan masuk thorax melalui permukaan depan arteria

Truncus dan divisi menyilang trigonum colli posterius, serta


fasciculus tersusun di sekeliling arteria axillaris di axilla (Gambar

subciavia.

6-10).

turun menyilang permukaan anterior musculus scalenus anterior

Nervus phrenicus dexter (Gambar 17-5) berlalan turun di


dalam thorax sepanjang sisi kanan vena cava superior dan di
depan radix pulmonis dextra. Kemudian nervus ini berjalan
sepanjang pericardium sampai ke diaphragma.
Nervus phrenicus sinistra (Gambar 17-5) berjalan di sepanjang
sisi kiri arteria subclavia sinistra dan menyilang sisi kiri arcus
aorta dan nervus vagus sinister. Nervus ini berjalan di depan radix
puimonis sinistra dan kemudian berjalan turun pada permukaan

pericardium ke diaphragma.
Nervus phrenicus merupakan satu satunya nentrs motorik
yang menyarafi diaphragma. Nervus ini juga bersifat sensorik yang
menyarafi pericardium, pleura parietalis mediastinalis, pleura dan
peritoneum yang menutupi permukaan atas dan bawah centrum
tendineum diaphragma.
Tabel 17-1 meringkas cabang-cabang plexus cervicalis dan
distribusinya.

Di sini, plexus brachialis beserta arteria dan vena axillaris


dibungkus di dalam selubung axillaris.

Cabang-Cabang

Cabang-cabang plexus brachialis dan distribusinya diringkas


dalam Tabel 17-2.

Nervus Musculocutaneus
Nervus musculocutaneus (Gambar 17-7) berasal dari fasciculus
lateralis plexus brachialis (C5, 6, dan 7). Ner"'us ini menembus
musculus coracobrachialis dan kemudian berjalan turun di antara
musculus biceps brachii dan musculus brachialis . Di daerah siku,
nervus musculocutaneus menembus fascia profunda sebagai
nervus cutaneus antebrachii lateralis (Gambar 17-8). Nervus
musculocutaneus menyarafi musculus coracobrachialis, kedua
caput musculus biceps, dan sebagian besar musculus brachialis.

Cabang-cabang utama nervus musculocutaneus diringkas

Plexus Brachialis
Plexus brachialis dibentuk di dalam trigonum co1li posterius oleh
gabungan dari rami anteriores nervi spinales cervicales 5,6,7,8, dan
thoracalis 1 (Gambar 17-6 dan77-7).

Plexus dibagi dalam radix, truncus, divisi, dan fasciculus


(Gambar 17-6).

dalam Gambar 17-9.

Nervus Medianus
Nervus medianus (Gambar 77-7) berusal dari fasciculus medialis
dan fasciculus lateralis plexus brachialis (C5, 6, 7, B dan T1). Nervus
ini berjalan turun ke bawah pada sisi lateral arteria axillaris dan
arteria brachialis (Gambar 17-10). Di pertengahan lengan atas,

radix

ramt

anterior
UC

6
7

r1

Gambar 17-6 Pembentukan bagian utama plexus brachialis.


Perhatian letak dari masing-masing bagian.

N. dorsalis

nervus ke M subclavius

N. suprascapulans

N. musculocutaneus

N. subscapularis
superior dan inferior

N. thoracalis longus

N. pectoralis medialis

N. cutaneus brachii medialis

N. cutaneus anlebrachii medialis

Gambar 17-7

Radices, trunci, divisi, fasciculi, dan cabang-cabang terminal plexus brachialis.

NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERVUS

SPINALIS

57'I

nervusinimenyilangarteriabrachialisuntuksampaikesisimedial Cabang-Cabang NeTVUS MedianuS di Lengan AtaS


arteri' Nerl'us medianus kemudian berjaian turun sepanjang Nerr..usmedianustidakbercabangdilenganatas.
iengan bawa[ di antara kedua caput musculus pronator teres dan

::Hf::i|b:;i:'ii#,T'*?:,ffiT[1#il:;*'ffiH

cabang-cabang Nervus Medianus di Lengan Bawah


palmaris I Rami musculares: Musculus pronator teres, musculus
carpi radialis, musculus palmaris longus, dan nrusculus
longus (Gambar 17-12). Nervus medianus masuk ke telapak tangan
digitorum superficialis.
dengan berjalan di belakang retinaculum musculorum flexorum
I Rami articulares: articulatio cubiti.
(Gambar 77-\3 dan77-14) dan melalui canalis carpi.
a Nervus interosseus anterior (Gambar 17-15).

nervus medianus terletak di belakang tendo muscuius

flexor
flexor

572

BAB 17

Nervi supraclaviculares

intercostobrachialis
N- cutaneus brachii

lateralis superior
N. cutaneus
brachii posterior

N. cutaneus
antebrachii posterior

N. cutaneus
antebrachiilateralis

ramus superficialis
N. radialis
ramus
cutaneus
palmaris
N. medianus
N. ulnaris

N. medianus

permukaan anterior

permukaan posterior

Gambar 17-8 Persarafan kulit extremitas superior.

I
I

Rami musculares untuk musculus flexor pollicis longus,


musculus pronator quadratus, dan setengah bagian lateral
musculus flexor digitorum profundus.

Rami articulares untuk articulatio radiocarpalis

articulationes carpi.
Ramus cutaneus palmaris:

Kulit di sekitar bagian

telapak tangan (Gambar 17-8 dan17-74).

Cabang-Cabang Nervus Medianus

Palm (Gambar l7-16)

Rami Muskulares: M. abductor pollicis brevis, m. flexor


pollicis brevis, m. opponens pollicis, dan mm. lumbricales I &

dan

lateral

di

I
I

Rami cutanei: Sisi palmar tiga setengah jari lateral dan


setengah distal sisi dorsal masing-masing jari.

Ringkasan cabang-cabang utama nervus medianus dapai


dilihat pada Gambar 17-9.

NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS sP/NAL/S

573

N. medianus

N. musculocutaneus

c5 c6 c7

c5 Ub

c7 c8 Tl

plexus
brachialis
tidak ada cabang

M. coracobrachialis

M. biceps brachii

A. brachialis
lengan atas

M. brachialis
(sebagian besar)

sendi siku

articulatio cubiti
N. interosseus
antebrachii anterior
lengan bawah

M. flexor pollicis
longus

M. pronator teres
M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus
M. flexor digitorum
superficialis

M. flexor digitorum
profundus (setengah lateral)

M. pronator quadratus
articulatio radiocarpalis

tiga otot thenar

ramus cutaneus palmaris

dua M. lumbricalis
yang pertama

tangan

ramus digitalis palmaris untuk


tiga setengah jari lateral

Gambar 17-9 Diagram ringkasan cabang-cabang utama nervus musculocutaneus dan nervus medianus,

Nervus Ulnaris

Cabang-Cabang l'|ervus Ulnaris

ulnaris (Gambar 17-7) berasal dari fasciculus medialis


plexus brachialis (CB,T1). Nervus ulnaris berjalan turun di sisi
medial arteria axillaris dan arteria brachialis di kompartemen

Nervus ulnaris tidak bercabang di lengan atas

anterior lengan atas (Gambar 17-10). Di pertengahan lengan atas,


nervus ulnaris menembus septum intermusculare mediale dan
berjalan ke bawah di belakang epicondylus medialis humeri
(Gambar 17-17). Nervus ulnaris kemudian masuk kompartemen
anterior lengan bawah dan berjalan turun di belakang musculus
flexor carpiulnarismedialterhadap arteriaulnaris.. Dipergelangan
tangan, nervus ulnaris berjalan di depan retinaculum musculorum
flexorum dan lateral terhadap os pisiforme (Gambar 17-13 dan
17-14). Kemudian nervus ulnaris bercabang dua menjadi ramus
superficialis dan ramus terminalis profundus.

Rami musculates: Musculus flexor carpi ulnaris dan setengah


bagian medial musculus flext,r digitorum profundus.

l)
I

Rarni articulares: Articulatio cubiti.

Nerr,'trs

Cabang-Cabang Nervus Ulnaris

di

di

Lengan Atas

Lengan Bawah

Ramus cutaneus.
it Ramus cutaneus dorsalis posterior (Gambar 17-8 dan17-

l)

18). Menyarafi kulit sisi medial punggung tangan dan kulit


bagian dorsal satu setengah jari medial di atas phalanx
proximalis.
Ramus cutaneus palmaris, Berjalan ke anterior menuju
retinaculum musculorum flexorum dan menyarafi kulit
bagian medial telapak tangan (Gambar 17-8).

574

BAB 17
sternocleidomastoideus

M. deltoideus

M. biceps brachii caput brevis

M. pectoralis major

M. biceps brachii caput longum

N. radialis
N. ulnaris
M. triceps brachii

A. brachialis
septum intermusculare mediale
M. brachialis
N. musculocutaneus
M. brachialis

M. brachioradialis

M. extensor carpi radialis longus


M. pronator teres
M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

tendo M. biceps brachii

aponeurosis bicipitalis

A. radialis
A. ulnaris
M. flexor carpi ulnaris

Gambar 17-10 Permukaan anterior lengan atas. Bagian medial musculus biceps brachii dibuang untuk memperlihatkan
nervus musculocutaneus yang terletak di depan musculus brachialis

NERYUS sP/NAL/S DAN BLOK NERYUS 5P/N,4II5

575

musculocutaneus
M. biceps brachii
M. brachialis

A. brachialis
N. medianus
M. brachioradialis

tendo M. biceps

N. radialis

M. extensor carpi
radialis longus

epicondylus medialis

M. supinator
R. profundus
N. radialis

caput humerale

l\4

pronator teres

M. extensor carpi
radialis brevis
ramus superficialis
nervus radialis
aponeurosis bicipitalis
caput ulnare M. pronator teres

A. radialis
A. ulnaris
M. flexor carpi radialis

M. palmaris longus

M. flexor carpi ulnaris

Gambar 17-11

Cabang-Cabang Nervus Ulnaris

di

Tangan

Ramus superficialis (Gambar 17-6) berlalan turun ke dalam


telapak tangan dan memberikan cabang-cabang:

I
I

Rami musculares: musculus palmaris brevis.


Rami cutanei: menyarafi kulit telapak tangan satu setengah
jari medial (termasuk dasar kuku).

Ramus terminalis profundus (Gambar 17-19) berjalan ke


belakang di antara mrisculus abductor digiti minimi dan musculus
flexor digiti minimi, menembus musculus opponens digiti minimi,
dan memberikan cabang-cabang berikut ini.

Fossa cubiti dextra.

l}

semua musculi interossei palmares dan doisales, musculus


lumbricalis III dan IV dan musculus adductor pollicis.
Ramus articularis: articulationes carpi.
Cabang-cabang utama nervus ulnaris diringkas dalam Gambar

17-20.

Nervus Radialis
Nervus radiaiis (Gambar 77-7) bercsal dari fasciculus posterior
plexus brachialis (C5, 6, 7,8, dan T1). Nervus ini berjalan turun
di belakang arteria axillaris dan arteria brachialis, dan masuk ke

Rami musculares: musculus abductor digiti minimi, musculus

kompartemen posterior lengan atas. Nervus radialis melingkari sisi


dorsal lengan atas di dalam sulcus spiralis bersama dengan arteria

flexor digiti minimi, dan musculus opponens digiti minimi,

profunda brachii (Gambar 17-17). Nervus ini menembus septum

576

BAB 17
N. musculocutaneus yang
menjadi N. cutaneus antebrachii
lateralis

M. brachialis

A. brachialis
M. biceps brachii

N- medianus

septum intermusculate
mediale

M. brachioradialis

M. pronator teres

M. extensor carpi radialis longus

tendo M. biceps
A. ulnaris

aponeurosis bicipitalis

M. extensor carpi radialis brevis


M. flexor carpi radialis

M. supinator

M. palmaris longus

R- superficialis

N. radialis

M- flexor carpi ulnaris

M. pronator teres

M. abductor pollicis longus


M. flexor digitorum superficialis

A. radialis
M. extensor pollicis brevis

M. pronator quadratus

A. N. ulnaris
M. abductor pollicis longus
N. medianus
retinaculum musculorum
flexorum

Gambar

U-12

Lengan bawah tampak anterior. Bagian tengah musculus brachioradialis dibuang untuk memperlihatkan ramus

supeficialis nervi radialis dan arteria radialis.

NERYUs 5P/NALIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS

M, brachialis

M. biceps brachii

septum intermusculare mediale

A. brachialis

M. brachioradialis

caput humerale M. pronator teres


M. flexor carpi radialis
M extensor carpi radialis longus

caput ulnare M. pronator teres

A. recurrens radialis
N. medianus

R. protundus N. radialis
A. ulnaris
M. extensor carpi radialis brevis

caput humerale M. flexor


digitorum superfi cialis

A. radialis
M. supinator

caput radiale M. flexor


digitorum superficialis

M. flexor carpi ulnaris

M. flexor digitorum profundus

R. superficialis N. radialis

M. brachioradialis
R. cutaneus posterior N.ulnaris

M. flexor pollicis longus


N. medianus

M. abductor pollicis longus

A. radialis
N. ulnaris
M. pronator quadratus

A. ulnaris

w.
Gambar 17-13 Lengan bawah tampak anterior. Sebagian besar otot-otot superficial dibuang untuk memperiihatkan muscult:s
flexor digitorum superficialis, nervus medianus, ramus superficialis nervi radialis, dan arteria radialis. Perhatikan bahwa caput
ulnare musculus pronator teres memisahkan nervus medianus dari afteria ulnaris.

577

578

BAB 17

M. palmaris longus
flexorum

retinaculum

R. cutaneus palmaris N. medianus

R. cutaneus palmaris

otot-otot eminentia thenar

otot-otot
eminentia hypothenar

M. flexor carpi radialis

A. ulnaris
N. ulnaris

crista ossis trapezii

M. flexor digitorum

superficialis

M. flexor pollicis longus

M. flexor digitorum

M. abductor pollicis longus

profundus

M. extensor pollicis brevis

hamulus ossis hamati

R. superficialis

N. radialis

vagina sinovialis flexoris


M. extensor carpi ulnaris

A. radialis
cutaneus posterior
N. ulnaris
V. basilica

cephalica
M- extensor carpi radialis

M. extensor digiti minimi

longus dan brevis

M. extensor digitorum

M. extensor pollicis longus

M. extensor indicis

retinaculum musculorum extensorum

Gambar 17-14 Potongan melintang tangan menunjukkan hubungan tendo, nervus, dan afteri dengan retinaculum
musculorum

fl

exorum dan extensorum.

intermusculare laterale tepat dl atas siku, 1alu berjalan di depan


epicondylus lateralis dan terbagi dua menjadi ramus superficialis
dan ramus terminalis profundus (Gambar 17-15).

Rami musculares: Caput longum dan mediale musculus

Ramus superficialis nervi radialis berjalan turun ditutupi oleh


musculus brachioradialis pada sisi lateral arteria radialis (Gambar
17-12 dan 17-13). Nervus ini muncul dari bawah tendo musculus
brachioradialis dan kemudian berjalan turun pada punggung

tdceps.

tangan (Gambar 17-B).

Cabang-Cabang Nervus Radialis

I
a

di Axilla

Ramus cutaneus: nervus cutaneus brachii posterior (Gambar


77-8).

Romus profundus nervi rodialis

Cabang-Cabang Nervus Radialis

di

I
a

Ronrus superf; ciolis nervi rodialis

Belakang

0s

di

Sulcus Spiralis

Humerus

Rami musculares: Caput laterale dan mediale musculi triceps


dan musculus anconeus (Gambar 77-17).
Ramus cutaneus: Nervus cutaneus brachii lateralis inferior,
nervus cutaneus antebrachii posterior (Gambar 77-8 dan 17-

Ramus profundus nervi radialis melingkar di sekeliling sisi lateral


collum radii di dalam musculus supinator (Gambar 17-15). Nervus

ini masuk kompartemen posterior lengan bawah,


ini memberikan cabang-cabang sebagai berikut:

77).

Cabang-Cabang Nervus Radialis

di

Kompartemen Anterior

Rami musculares: musculus brachialis, musculus brachio-

Rami musculares: musculus extensor carpi radialis brevis,


musculus supinator, musculus extensor carpi ulnaris, musculus
abductor pollicis longus, musculus extensor pollicis brevis,

musculus extensor pollicis longus, dan musculus extensor

Lengan Atas Dekat Epicondylus Lateralis

kemudian

berjalan turun di antara otot-otot. Ramus profundus nervi radialis

indicis.
Rami articulares: articulatio radiocarpalis dan carpalis.

radialis, dan musculus extensor carpi radialis longus (Gambar


17-17).

Ramus articularis: Articulatio cubiti

Cabang-cabang utama nervus radialis diringkas dalam


Cambar 77-27.

NERVUS SPINALIS DAN BLOK NERYUS sP/NAL/s

M. brachralis
N. radialis

A. brachialis
N. medianus

A. recurrens ulnaris anterior


epicondylus lateralis
A. radialis

epicondylus medialis
A. recurrens ulnaris posterior

R. superficialis N. radialis
chorda obliqua

A. interosseus communis
M. supinator

A. interosseus posterior
R. profundus N. radialis

caput radiale M. flexor digitorum

N. ulnaris

A. ulnaris

superficialishead of f lexor
M. flexor digitorum profundus

M. pronator teres
A. interosseus anterior

membrana interossea

N. interosseus anterior

M. flexor pollicis longus


M. pronator quadratus

M. abductor pollicis longus

R. anterior A. interossea

Gambar

l7-15

Lengan bawah tampak anterior, memperlihatkan struktur profunda.

579

580

BAB 17

selubung fibrosa otot flexor

M. lumbricalis

M. interosseus dorsalis

flexor digitorum
superficialis
flexor digitorum
profundus

M. adductor pollicis

A" N. digitalis palmaris


M. opponens
digiti minimi
M. opponens pollicis

arcus palmaris superficialis


M. flexor digiti minimi

M- flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi

M. abductor pollicis brevis

hamulus ossis hamati

crista ossis trapezii


M. abductor pollicis longus

os pisiforme
M. flexor carpi ulnaris
A. radialis
tuberculum scaphoideum

A- N. ulnaris

M. flexor carpi radialis


M. flexor pollicis longus

M. flexor digitorum superificialis

medianus

M. flexor digitorum profundus

Gambar 17-16 Telapak tangan tampak anterior. Aponeurosis palmaris dan sebagian besar retinaculum musculorum flexorum
dibuang untuk memperlihatkan arcus palmaris supedicialis, nervus medianus, dan tendo-tendo flexor panjang. Segmen-segmen
tendo musculus flexor digitorum supeficialis dibuang untuk memperlihatkan tendo-tendo musculus flexor digitorum profundus.

kulit yang menutupi

setengah bagian bawahnya. (nervus


supraclavicularis menyarafi kulit yang menutupi setengah

Nervus Axillaris
Nervus axillaris (Gambar 77-7) berasal dari fasciculus posterior
plexus brachialis (C5 dan 6). Nervus ini berjalan ke belakang me-

bagian atas musculus deltoideus).

<l

Ialui spatium quadrangulare di bawah articulatio humeri bersama


dengan vasa circumflexa humeri posterior (Gambar 17-17).

Ramus terminalis posterior, yang menyarafi musculus teres


minor dan musculus deltoideus, dal kemudian menjadi
nervus cutaneus brachii lateralis superior (Gambar 17-8),
yang menyarafi juga kulii yang menutupi setengah bagian

Cabang-Cabang Nervus Axillaris

bawah musculus deltoideus.

i)
a

Ramus articularis, yang menyarafi articulatio humeri.

Ramus terminalis anterior, yang melingkari collum chirur-

gicum humeri dan menyarafi musculus deltoideus serta

Cabang-cabang utama nervus axillaris diringkas dalam


Gambar 77-20.

NERYUS sP/N/LIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS

M. supraspinatus

581

M. deltoideus

M. teres minor
M. infraspinatus

collum chirurgicum humeri


divisi anterior N. axillaris
divisi posterior N. axillaris

N. cutaneus brachii lateralis superior


M. triceps brachii caput laterale

N. radialis

M. teres major

A. profunda brachii
N. cutaneus brachii lateralis inferior

M. triceps brachii caput longum


N. cutaneus antebrachii posterior

triceps brachii caput medial

M. brachialis

septum intermusculare laterale

M. brachioradialis

N. ulnaris
M. anconeus

epicondylus medialis

M. extensor carpi radialis longus

M. extensor carpi radialis brevis

processus olecranii

M. flexor carpi ulnaris

M. extensor carpi ulnaris

tt

ii

i;

Gambar 17'17 Permukaan posterior lengan atas. Caput laterale musculus triceps brachii dipotong untuk memperlihatkan
nervus radialis dan arteria profunda brachii di dalam sulcus spiralis humeri.

Nervus Thoracalis Longus

(Gambar 7-3). Nervus ini berjalan turun melalui permukaan lateral


musculus serratus anterior, yang dipersarafinya.

Nervus thoracalis longus (C5, 6, dan 7) merupakan cabang dari


plexus brachialis (Gambar 77-7) yangpenting untuk klinik (nervus
ini mudah cedera pada operasi di daerah axilla, terutama radical
mastectomy). Nervus thoracalis longus berasal dari radix plexus

Nervi lntercostales

brachialis dileherdansampaidiaxilladenganmelaluipinggirlateral
costa I di belakang arteria dan vena axillaris dan plexus brachialis

Nervi intercostales merupakan rami anteriores dari sebelas nervus


spinalis thoracalis (Gambar 17-22). Ramus anterior dari nervus

582

BAB 17

M. triceps

M. brachioradialis

N" ulnaris

epicondylus medialis
processus olecranii
M. flexor carpi ulnaris

epicondylus lateralis
M. extensor carpi radialis longus
M. extensor carpi radialis brevis
M. anconeus
extensor digitorum
M. extensor digiti minimi

pinggir posterior
subcutaneus ulnae

M- extensor carpi ulnaris

R. profundus N. radialis

M. supinator

A. interossea posterior
, M. extensor carpi ulnaris

M. flexor digitorum profundus

M. extensor digiti minimi

M. extensor digitorum

M. flexor carpi ulnaris

retinaculum musculorum extensorum


M. abductor pollicis longus
M. extensor pollicis brevis
R. cutaneus posterior
N. ulnaris

M, extensor pollicis longus

M. extensor carpi ulnaris


M. extensor digiti minimi

M. extensor indicis

M, extensor digitorum

Gambar 17-18 Lengan bawah tampak posterior. Sebagian musculus extensor digitorum, musculus extensor digiti minimi, dan
musculus extensor carpi ulnaris dibuang untuk memperlihatkan ramus profundus nervi radialis dan arteria interossea posterior.

NERYUS SPINAL/S DAN BLOK NERYUS SPINAL/s

583

M. interosseus dorsalis
lorsalis ll
M. interosseus dorsalis lll
M. interossus palmaris ll
M. interosseus palmaris lll
M. interosseus dorsalis lV
M. interosseus palmaris lV

M. interosseus dorsalis

M. adductor pollicis

os sesamoideum
arcus palmaris profundus
M. abductor pollicis brevis
M. opponens digiti minimi
M. flexor pollicis brevis

M. abductor digiti minimi


M. interosseus palmaris

A. radialis
M. abductor pollicis longus

A. N. ulnaris

M. flexor carpi radialis

retinaculum musculorum flexorum

Gambar 17-19 Telapak tangan tampak anterior, memperlihatkan arcus palmaris profundus dan cabang terminal profunda nervi
ulnaris. Diperlihatkan juga musculi interossei.

spinalis thoracalis XII terletak di abdomen dan berjalan ke depan


di dalam dinding abdomen sebagai nervus subcostalis.
Setiap nervus intercostalis masuk ke dalam spatium
intercostale di antara pleura parietalis dan membrana intercostalis
posterior (Gambar 17-23). Kemudian nervus ini berjalan ke depan
dan bawah bertemu dengan arteria dan vena intercostalis di dalam
sulcus costae yang sesuai, di antara musculus intercostalis intimi
dan musculus intercostalis internus.
Enam nervus yang pertama terletak di dalam spatium
iniercostale. Nervus intercostalis VII sampai IX meninggalkan
ujung anterior spatium intercostale dengan berjalan di permukaan
dalam cartilago costalis, untuk masuk ke dalam dinding anterior
abdomen. Untuk nervus intercostalis X dan XI berjalan langsung
ke dalam dinding abdomen, oleh karena costa yang sesuai dengan
nervus ini merupakan costae fluctuantes.

I
I

Cabang-Cabang Nervi lntercostales


Rami communicantes menghubungkan nervus intercostalis
ke ganglion trunci sympathici (Gambar 17-2). Ramus grisea
bergabung dengan nervus, medial terhadap tempat di mana
ramus alba keluar.

a Ramus collateralis berjalan ke depan, di bawah nervus


utama.

Ramus cutaneus lateralis mencapai kulit dinding samping


thorax. Nervus ini bercabang menjadi ramus anterior dan
ramus posteriot (Gambar 77-22).
Ramus cutaneus anterior, yang merupakan cabang terminal
nervus utama, sampai pada kulit dekat garis tengah thorax.
Nervus ini bercabang menjadi ramus medial dan lateral
(Gambar 17-22).

584

BAB 17

plexus brachialis
tidak ada cabang

lengan atas

articulaiio cubiti
M. flexor carpi ulnaris

M. flexor digitorum

profundus (setengah medial)


lengan bawah
A. ulnaris
R. cutaneus posterior

R. cutaneus palmaris

sendi pergelangan tangan

oiot-otot eminentia hypothenar


M. adductor pollicis
tangan
M.lumbricalis lll dan lV

M. palmaris
brevis

.$?
M. interossei

digitales

kulit sisi medial


dorsum manus dan
satu setengah jari medial

rami
palmares untuk satu
setengah jari medial

sendi-sendi tangan

A
N. axillaris

c5

c6

plexus brachialis
articulatio humeri
ramus anterior
daerah
scapula

kulit di setengah
bagian bawah
M. deltoideus

ramus posterior

M. teres minor

N. cutaneus brachii lateralis


superior uniuk kulit setengah
bagian bawah M.deltoideus

B
Gambar L7-2O A. Ringkasan cabang-cabang utama nervus ulnaris. B. Ringkasan cabang-cabang utama nervus axillaris.

NERYUS SP/NAI/S DAN BLOK NL,RVUS 5P/NAI/S

585

N. radialis

c5 c6 c7 c8

T1

plexus brachialis

M. triceps (caput longum)


N. cutaneus
brachii lateralis
inferior

M. triceps (caput mediale)


M. triceps (caput laterale)
M. triceps (caput mediale)

N. cutaneus
antebrachii posterior

M. brachialis (sebagian kecil)


M. brachioradialis
M. extensor carpi
articulatio cubiti

lengan atas

R. profundus
N. radialis

M. extensor carpi
radialis brevis

ramus superficialis

M. supinator
M. extensor digitorum
M. extensor digiti minimi
M. extensor carpi ulnaris
M. abductor pollicis longus
M. extensor pollicis longus
lengan bawah
M. extensor pollicis brevis

kulit sisi lateral dorsum


manus dan tiga setengah
jari lateral

M. extensor indicis

Gambar 17-21 Ringkasan cabang-cabang utama nervus radialis

a Rami musculares berjalan menuju ke musculi intercostales.


a Rami sensoris pleurae ke pleura parietalis.
I Rami sensoris peritoneum ke peritoneum parietalis (hanya
ner'"'us intercostalis

VII sampai XI

).

Perlu diperhatikan bahwa nerr,'us intercostalis VII sampai


XI menyarafi berturut-turut kulit dan peritoneum parietale yang
meliputi permukaan luar dan dalam dinding abdomen. Nervus
intercostalis VII sampai XI juga menyarafi otot-otot abdomen
anterior (Musculus obliquus abdominis externus, musculus
obliquus abdominis intemus, musculus transversus abdominis,
dan muscuius rectus abdominis).
Tetapi nervus intercostalis I dan II merupakan pengecualian.
Nervus intercostalis I memberikan sebuah cabangbesar (sesuai
dengan ramus cutaneus lateralis nervi intercostalis lainnya) yang

Sisa nervus intercostalis I berukuran kecil, dan

tidak mempunyai

ramus cutaneus anterior.

Nervus intercostalis II dihubungkan dengan nervus cutaneus

brachii medialis oleh sebuah cabang yang dinamakan nereus

itu nervus
intercostalis II menyarafi kulit ketiak dan sisi medial atas lengan
intercostobrachialis (Gambar 17-8\. Oleh karena
atas.

Plexus Lumbalis
Plexus lumbalis merupakan salah satu plexus nervus utama untuk
extremitas inferior yang dibentuk di M.psoas dari rami anteriores

bergabung dengan ramus anterior ner!'us cervicalis VIII untuk

empat nervus lumbalis yang pertama (Gambar 17-24). Rami


anteriores menerima impuls rami communicantes grisea dari

membentuk truncus inferior plexus brachialis (Gambar 17-7).

truncus sympathicus, dan dua yang atas memberikan cabang rami

586

BAB 17

R. posterior

R. anterior

N. intercostobrachialis

N. intercostalis

R. cutaneus anterior

Gambar 17-22 Distribusi dua nervus intercostalis relatif terhadap lengkung costa.

communicantes alba ke truncus sympathicus. Cabang-cabang


plexus keluar dari pinggir lateral dan medial otot dan dari sini ke
permukaan anterlornya (gambar 17-25). lalw-ja1ur nervus yang
lebih penting beserta cabangnya dibahas di bawah ini:
Nervus iliohypogastricus, nervus ilioinguinalis, nervus
cutaneus femoris lateralis, dan nerl'us femoralis keluar dari
sisi lateral musculus psoas, dengan susunan dari atas ke bawah
(Gambar 17-25). Nervus obturatorius dan truncus lumbosacralis
keluar dari pinggir medial. Nervus genitofemoralis muncul dari
permukaan anterior (Garnbar 17 -25).

obliquus abdominis intemus, dan musculus obliquus abdominis

bagian bawah.

Nervus lliohypogastricus

externus. Nervus ilioinguinalis juga menyarafi

kulit di

atas

symphisis pubis dan scrotum atau labia majora.

Nervus Cutaneus Femoris Lateralis

Nervus cutaneus femoris lateralis (L2 dan 3) muncul dari pinggir


lateral musculus psoas, menyilang musculus iliacus dan sampai ke
paha di belakang ujung lateral ligamentum inguinale (Gambar 1725). Nerr,rrs ini bercabang dua, ramus anterior dan ramus posterior
serta menyarafi kulit aspek lateral paha dan lutut dan bokong

Nervus iliohypogastricus (L1) muncul dari pinggir lateral musculus


psoas (Gambar 17-25). Nervus ini berjalan ke depan menyarafi

musculus transversus abdominis, musculus obliquus abdominis


intemus dan extemus, serta kulit di atas ligamentum inguinale.

Nervus femoralis merupakan cabang terbesar plexus lumbalis dan


muncul dari nervus lumbalis 2,3, dan 4 (Gambar 17-24). Nervus
ini muncul dari pinggir lateral musculus psoas di abdomen dan
berjalan turun di antara musculus psoas dan musculus iliacus
(Gambar \7-25). Sampai di paha di belakang ligamentum inguinale

Nervus llioinguinalis

Nervus ilioinguinalis (L1) muncul dari pinggir lateral musculus


psoas (Gambar 17-25). Nervus ini berjalan ke depan melalui canalis
inguinalis dan keluar melalui annulus inguinalis superficialis.
Nerr,.us ini menyarafi musculus transversus abdominis, musculus

Nervus Femoralis

dan terletak lateral terhadap arteria dan vena femoralis dan sarung
femoralis. Kira-kira 1,5 inci (4 cm) di bawah ligamentum inguinale.

Nervus ini berakhir dengan bercabang dua menjadi divisi anterior


dan divisi posterior (Gambar 17-26).

NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS SPINAL/S

fascia superficialis

M. serratus anterior

587

cavilas pleuralis (rongga)

V. intercostalis
A. intercostalis
N. intercostalis

M. intercostalis externus
M. intercostalis internus

pleura visceralis
M. intercostalis intimi

pleura parietalis

kulit
fascia superficialis

pulmo
pleura visceralis

cavitas pleuralis (ruangan)


pleura parietalis dan fascia endothoracica

M. serratus anterior

M. intercostalis intimi
M. intercostalis internus

jarum

M. intercostalis externus

B
Gambar ]-7-23 A. Potongan melalui spatium intercostale. B. Struktur yang ditembus oleh jarum bila ditusukkan dari
permukaan kulit ke rongga pleura, Tergantung dari tempat penusukan, musculi pectorales mungkin tertusuk demikian pula
musculus serratus anterior.

Cabang-Cabang Nervus Femoralis di Abdomen


Rami musculares untuk musculus iliacus.

Cabang-Cabang Nervus Femoralis di


Tungkai Atas

Rami cutanei: nervus cutaneus femoris medialis menyarafi


kulit sisi medial tungkai atas (Gambar17-27).Nervus cutaneus

femoris intermedius menyarafi kulit permukaan anterior


tungkai atas (Gambar 17-27). Nervus saphenus berjalan turun
melalui trigonum femorale menuju ke canalis adductorius,
menyilang arteria femoralis pada permukaan anteriornya
(Gambar 17-26). Nervus ini muncul di sisi medial articulatio
genu diantara tendo musculus sartorius dan musculus gracilis.

Nervus saphenus berjalan turun pada sisi medial tungkai


bawah bersama dengan vena saphena magna. Nervus ini

588

BAB 17

berjalan anterior terhadap malleolus medialis sepanjang sisi


medial kaki sampai berakhir pada daerah ibu jari kaki (Gambar

T12
N. subcostalis

77-27 dan17-28).
L1

Rami musculares: musculus sartorius, musculus pectineus,

dan musculus quadriceps femoris.


Rami articulares: menuju ke articulatio coxae dan articulatio
genu.

. iliohypogastricus

Cabang-cabang utama nervus femoralis diringkas dalam


Ganbar 77-29.
Plexus patellaris: Plexus kecil ini terletak di depan lutut dan

N. iiioinguinalis

dibentuk dari rami terminalis nervi cutanei femoris lateralis,

N. genitofemoralis

intermedius, dan medialis tungkai atas serta ramus infrapatellaris


nervi sapheni (Gambar 17-27).

N" cutaneus
femoralis lateralis

truncus lumbosacralis

N. femoralis

N. obturatorius

Gambar 17-24 Plexus lumbalis.

Nervus Obturatorius

Nervus obturatorius berasal dari plexus lumbalis (L2, 3, dan 4)


(Gambar 17-24). Nervus ini keluar dari pinggir medial musculus
psoas di dalam abdomen. Nervus obturatodus berjalan turun
dan menyilang lengkung pelvis anterior terhadap articulatio
sacroiliaca dan lengkung pelvis posterior terhadap vasa iliaca
communis. Kemudian nerr,.us ini berjalan turun ke bawah dan
depan di dinding lateral pelvis di sudut antara vasa iliaca interna
dan externa (Gambar 17-30). Di sini, nervus obturatorius diikuti
oleh vasa obturatorius. Pada saat mencapai canalis obturatorius
(bagian atas foramen obturatorium ossis coxae), nervus ini terbagi
dalam divisi anterior dan posterior.

diaphragma
pembuluh darah subcostalis

costa Xll

dan N. subcostalis

'
N. iliohypogastricus

M. psoas

M- quadratus lumborum

M. transversus abdominis
N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis

colon descendens
A. testicularis

N. cutaneus
femoralis lateralis

M. iliacus

A. iliaca externa
N. femoralis

Gambar

U-25

Dinding posterior abdomen

memperlihatkan relasi ginjal dan colon.


Perhatikan cabang-cabang plexus lumbalis.

NERYUS sP/N,AtlS DAN BLOK NERVUS SPINALIS

589

M. iliacus
M. psoas

spina iliaca anterior superior

\-/

N. cutaneus femoris laleralis

A. femoralis

M. sartorius

V femoralis
selubung femoralis
canalis femoralis

N. femoralis

ligamentum inguinale
tuberculum pubicum

A. circumflexa
femoris lateralis

A. pudenda externa profunda

A. profunda femoris

funiculus spermaticus
M. peclineus

M. tensor fasciae latae

N. cutaneus femoris medialis

A. circumflexa
femoris medialis

L4.

adductor longus

M. adductor magnus

N. cutaneus femoris intermedius

l\4.

gracilis

Nervus ke M. vastus medialis


l\4.

vastus intermedius
A. femoralis

M. vastus lateralis
l\4.

vastus medialis
corpus femoris

N. saphenus

tractus iliotibialis

M. rectus femoris

ligamentum patellae
N. saphenus

Gambar 17-26 Trigonum femorale dan canalis adductorius (subsartorius) extremitas inferior dextra.

ll

Cabang-Cabang Nervus Obturatoris

a Peritoneum parietalis: serabut sensorik ke

rator externus dan meiewati belakang musculus adductor


brevis dan depan musculus adductor magnus (Gambar 17-31

peritoneum

parietalis di dinding lateral pelvis.

Divisi anterior: berjalan turun ke tungkai atas, anterior

dan77-32).

l) Rami musculares untuk musculus obturator

terhadap musculus obturator externus dan musculus adductor


brevis (Gambar 17-31 dan17-32).

i)

kadang ke musculus pectineus.


Ramus sensorik ke kulit sisi medial tungkai atas (Gambar
17-27\.

externus,

musculus adductor magnus (pars adductorius), dan

<l Rami musculares untuk musculus graciiis,

musculus
adductor brevis, musculus adductor longus, dan kadang-

Ramus articularis ke articulatio coxae.

Divisi posterior: berjalan turun menembus musculus obtu-

kadang-kadang musculus adductor brevis.


Ramus articularis ke articulatio genu.

Cabang-cabang utama nervus obturatorius


Gambar 7-33.

di ringkas dalam

590

BAB 17

R. femoralis N" genitofemoralis

N. cutaneus femoris lateralis

N. ilioinguinalis

N. obturatorius
N. cutaneus femoris intermedius

N. cutaneus femoris medialis

plexus patellaris

R. infrapatellaris N.saphenus

N. cutaneus surae lateralis

N. saphenus

N. peroneus superficialis

N. peroneus profundus

Gambar 17-27 Nervus-nervus yang menyarafi kulit permukaan anterior extremitas inferior dextra.

Nervus Genitofemoralis

Nervus genitofemoralis (L1 dan 2) adalah nervus kecil yang


keluar dari permukaan anterior musculus psoas (Gambar 17-24).
Neru:s ini berjalan ke bawah di depan otot ini dan bercabang dua
menjadi ramus genitalis, yang masuk ke funiculus spermaticus
dan menyarafi musculus cremaster, serta ramus femoralis, yang
menyarafi sebagian kecil kulit paha (Gambar 17-27).

Refleks Cremaster
Nervus genitofemoralis adalah jalur nervus yang ikut daiam reflex
cremater, yaitu kontraksi musculus cremaster dan menarik ke atas
testis di dalam scrotum.

NERYUS SPINAI/S DAN BLOK NERVUS SP'NAI/S

rami posteriores ktitiga


N. lumbalis bagian atas
rami posteriores ketiga
N. sacralis bagian atas

R. lateralis N. thoracica Xll

R. laterales
N. iliohypogastricus (Ll )
cabang-cabang
N. cutaneus femoris lateralis

cabang-cabang
N. cutaneus femoris posterior

cabang-cabang
N. cutaneus femoris lateralis

N. cutaneus femoris posterior

N. cutaneus surae lateralis


cabang-cabang N. saphenus
R. communicantes surae

N. peroneus communis

N. suralis

N. calcaneus medialis
N. plantari-s lateralis
N. plantaris medialis

Gambar 17-28 Rami cutanei permukaan posterior extremitas inferior dextra

591

592

BAB 17
N. femoralis
L4

L2 L3

plexus lumbalis

abdomen

M. iliacus
M. pectineus

M. sartorius

articulatio coxae

M. quadriceps
femoris
bagian
depan
tungkai
atas

N. cutaneus femoris

Articulatio genu

intermedius

A. femoralis
N. saphenus

N. cutaneus
femoris medialis

cabang ke
plexus subsartorius

R. infrapatellaris
ke kulit
tungkai
bawah

ke kulit sisi m6dial


tungkai bawah

kulit sisi medial kaki


sampai ke bagian
bawah ibu jari

Gambar 17-29 Ringkasan cabang-cabang utama nervus femoralis.

A.

iliaca communis

A. V. iliaca interna

A. sacralis lateralis

A. rectalis media
A. pudenda interna

truncus lumbosacralis

A. iliaca externa

N. ischiadicus

V iliaca externa
N. pudendus

A. circumflexa ilium profundus


A. epigastrica inferior
A. umbilicalis yang sudah obliterasi

A. glutea inferior
ligamentum sacrotuberosum
vesicalis superior

M. obturator internus

Gambar 17-30 Dinding lateral pelvis.

NERYUS

SP/N/I/S

DAN BLOK NERVUS SPINALIS

593

N. femoralis

M. psoas
A.
M. iliacus

V femoralis

anulus femoralis
ligamentum lacunare

selubung femoralis
M. pectineus

divisi anterior
I

l-

M. obturator externus

N. obturatorius

divisi posterior

adductor brevis

A. profunda femoris

M. adductor magnus

M. adductor longus

perforantes

A. femoralis

V. femoralis

A. decendens genus

Gambar 17-31 Hubungan antara nervus obturatorius dan otot-otot adductor di extremitas inferior dextra.

Truncus Lumbosacralis

Truncus lumbosacralis dibenfuk dari gabungan ramus anterior


nervus lumbalis IV dengan cabang nervus lumbalis V (Gambar
7-24). Truncus berjalan ke bawah sepanjang sisi medial musculus
psoas di depan articulatio sacroiliaca dan masuk pelvis, di mana
truncus ini bergabung dengan nervi sacrales untuk membentuk
plexus sacralis (Gambar 17-34).

Cabang-cabang plexus lumbalis dan distribusinya diringkas


dalam Tabel 17-3.

F[exus Sacralis
Plexus sacralis terletak pada dinding posterior pelvis di depan
musculus piriformis (Gambar 17-34), Plexus ini dibentuk dari

594

BAB 17

N. obturatorius
divisi anterior
divisi posterior

R. superior ossis pubis


A. femoralis

I M. obturator internus
mbmbrana obturatoria M. obturator externus
M. quadratus femoris

M. pectineus

A. circumflexa femoris media{is

A. profunda femoris
M. adductor longus
M. adductor brevis

A. perforantes

R. cutaneus

- \_
M. adductor magnus
R. articularis menyarafi adiculatio genus

posterior

anterior

Gambar 17-32 Potongan vertikal kompartemen medial tungkai atas. Perhatikan jalan yang ditempuh oleh nervus obturatorius
dan divisinya, dan arteria profunda femoris beserta cabang-cabangnya. Perhatikan pula anastomosis antara arteriae perforantes
dengan arteria circumflexa femoris medialis.

N. obturatorius

L2

abdomen

L3

L4

plexus lumbalis

peritoneum pada dinding


lateral pelvis
pelvis

divisi anterior

divisi posterior

articulatio coxae
M. pectineus
regro

adductor
tungkai
atas

M. adductor magnus
(bagian adductor)

M. adductor longus

M. adductor brevis
M. adductor brevis

M- gracilis
plexus subsartorius
dengan N. cutaneus femoris
medialis dan cabang
N. saphenus

articulaiio genus

-/
A. poplitea
A. femoralis

Gambar 17-33 Ringkasan cabang-cabang


utama nervus obturatorius.

NERYUS SPINAL/S DAN BLOK NERVUS SPINALIS

Tabei 1?.S Ringkasan Cabang-Cabang.Plextrs Lumbalis dan Distribusinya


Distribusi

Cabang-Cabang
&iilotypogas,tricus

N:obtriratoriud' &2, 3; 4)

Cabang.cakng seginental
DariSnellrRS: CiiinieelAnaiomy. Ed 7. Phtladelphia;LippincottWilliarns &Wilkins' 2004, hal:29;

aorta
truncus sympathicus lumbalis
plexus aorticus
plexus hypogastricus superior
A- iliaca communis

S1

A. iliaca externa

plexus 52
sacralis

A. iliaca interna

S3

N. pudendus

M. piriformis

plexus hypogastricus inferior


dexter dan sinister

M. coccygeus
N. obturatorius

truncus sympathicus pelvicus


A. sacralis media

U-34 Dinding posterior pelvis memperlihatkan plexus sacralis, plexus hypogastricus superior, serta plexus
hypogastricus inferior dextra dan sinistra. Pars pelvica truncus sympathicus juga diperlihatkan.

Gambar

595

596

BAB 17

truncus lumbosacralis

N. gluteus superior

N. gluteus inferior

nervus ke M. obturator internus


nervus ke M. quadratus femoris
S4

N. ischiadicus

S5
N. peroneus communis
c1

N. tibialis

N. pudendus
N. cutaneus femoris
posterior

N. cutaneus perforans

Gambar 17-35 Plexus sacralis.

crista iliaca
M. gluteus medius
spina iliaca posterior superior

A. glutea superior

ligamentum sacrotuberosum
A. glutea superior

M. gluteus minimus

A. dan N. gluteus inferior


spina ischiadica
nervus untuk
M. obturator internus
N,

ligamentum sacrospinosum
A. pudenda interna
Os coccygis
fossa ischiorectalis

M. tensor fasciae latae


N. gluteus superior
M. piriformis
M. gemellus superior
lvl. obturator internus
M. gemellus inferior
trochanter major

anus
N. cutaneus femoris posterior
lemak
M semimembranosus

M. gracilis
nervus untuk

M. quadratus femoris
M. adductor magnus

tractus iliotibialis

otot hamstrings
M. adductor magnus

N. ischiadicus
M. gluteus maximus

Gambar 17-36 Struktur-struktur di dalam


regio glutea kanan. Sebagian besar musculus

gluteus maximus dan sebagian musculus


gluteus medius dibuanq.

NERYUS sP/NAL/s DAN ELOK NE?VUS SPINALIS

ramus anterior nervi lumbalis IV dan V dan ramus anterior nervi


sacralis I, II, m, dan IV (Gambar 17-35). Peranan nervus lumbalis
IV bergabung dengan nervus lumbalis V membentuk truncus
lumbosacralis, berjalan turun ke dalam peivis dan bergabung
dengan nervi sacrales ketika nervus ini keluar dari foramina

597

Cabang-Cabang Plexus Sacralis


ke Otot-Otot Pelvis,
Viscera Pelvis, dan Perineum

sacralia anteriora.

Cabang-Cabang Plexus
Sacralis ke Extremitas Inferior

a
a

Cabang-cabang plexus sacralis yang menuju ke extremitas inferior


meninggalkan pelvis melalui foramen ischiadicum majus adalah
sebagai berikut (Cambar 17-29):

a Nervus ischiadicus (L4 dan 5; 57, 2, dan 3). Nervus ini


a

merupakan cabang terbesar plexus dan nervus yang terbesar


di dalam tubuh (Gambar 17-35).
Nervus gluteus superior, yang menyarafi musculus gluteus
medius dan minimus, dan musculus tensor fasciae latae
(Gambar 17-36).

Nervus gluteus inferior, yang menyarafi rnusculus gluteus


maximus (Cambar 17-36).

a Nervus untuk musculus quadratus femoris, yang

juga

menyarafi musculus gemellus inferior.

i
a

Nervus untuk musculus obturator internus, yang juga


menyarafi muscuius gemellus superior (Cambar 17-36).
Nervus cutaneus femoris posterior, yang menyarafi kulit
bokong dan bagian belakang tungkai atas (Gambar 17-28 dan
77-36).

Cabang-Cabang

Distribusi

Newus pudendus (S2,3, dan 4), meninggalkan pelvis melalui


foramen ischiadicum majus dan masuk perineum melalui
foramen ischiadicum minus (Cambar 17-29 dan77-36).
Nervus untuk musculus piriformis.
Nervus splanchnicus pelvicus, yang merupakanbagian sacral
sistem parasimpatik dan berasal dari nervus sacralls 2,3, dan
4. Nervus ini menyarafi viscera pelvis.

Cabang-cabang plexus sacralis


dalam Tabel 17-4.

dan distribusinya diringkas

Nervus lschiadicus

Nervus ischiadicus (Gambar 17-35) adalah nervus yang terbesar


yang ada dl dalam tubuh dan berasal dari L4 dan 5 serta 51, 2,
dan 3. Nervus ini keluar dari pelvis dan masuk ke daerah glutea
melalui foramen ischiadicum majus (Gambar 77-30 dan 77-36).
Nervus ischiadicus muncul darl bawah musculus piriformls dan
ditutup oleh musculus gluteus maximus. Nervus ini berjalan turun
melalui regio glute4 dan masuk ke dalam kompartemen posterior
tungkai atas. Di sepertiga bawah tungkai atas (dan kadang-kadang
di leve1 lebih tinggi), nervus ini berakhir dengan bercabang dua
menjadi nervus tibialis dan nervus peroneus communis (Gambar
77-37).

598

BAB 17

crista iliaca

M. gluteus medius
M. gluteus minimus

M. gluteus maximus
M. piriformis
spina ischiadica

M. gemellus superior
M. obturator internus

M. gemellus inferior
I

lioamentum sacrotuberale

"t

trochanter major
M. quadratus femoris
l\,4.

adductor magnus

Nervus ke otot-otot hamstrings


N. ischiadicus
M. adductor magnus
(bagian hamstring)

M. gluteus maximus

M. semimembranosus
M. semitendinosus

M. gracilis
M. biceps femoris
(caput longum)

N. peroneus communis

ligamentum popliteum obliquum


N. tibialis

M. popliteus

M. semimembranosus

Gambar 17-37 Struktur-struktur pada aspek posterior tungkai atas kanan.

Cabang-Cabang Nervus lschiadicus

o Rami musculares:
l)
I

musculus biceps femoris (caput longum),


musculus semitendinosus, musculus semimembranosus, dan
b agian hamstring musculus adductor magnus.
Rami articulares: articulatio coxae.
Rami terminales: nervus tibialis dan peroneus communis.

profunda terhadap musculus gastrocnemius dan musculus soleus,


serta mencapai ruangan di antara malleolus medialis dan tumit
(Gambar 17-39). Nervus ini ditutupi oleh retinaculum musculorum
flexorum dan bercabang dua menjadi nervus plantaris medialis
dan nervus plantaris lateralis.

Cabang-Cabang Nervus Tibialis

Nervus Tibialis
Nervus tibialis berjalan turun melalui fossa poplitea dan kompartemen posterior tungkai bawah (Gambar 17-38). Nervus ini terletak

ll Rami cutanei: nervus suralis

(bergabung dengan ramus


communicans nervi peroneus communis), yang menyarafi
kulit betis, posterior tungkai bawafu pinggir iateral kaki dan

NERYUS SP/N,AIIS DAN BLOK NERVUS SPINALIS

M. sartorius

599

M. vastus lateralis

M. gracilis
M. semimembranosus

N. peroneus communis

M. semitendinosus
N. ibialis

poplitea

V saphena magna

lvl. plantaris

M. biceps femoris

N. cutaneus surae lateralis

ligamentum laterale

R. communicans peroneus
N. suralis

V. saphena parva

I\4. soleus

caput mediale
M. gastrocnemius
caput laterale
M. gastrocnemius

N. suralis

Gambar 17-38 Batas-batas dan isi fossa poplitea dextra.

a
a

sisi lateral jari kelingking (Gambar 17-28); Nervus calcaneus


medialis, yang menyarafi kulit di permukaan medial tumit.
Rami musculares: musculus gastrocnemius, musculus
plantaris, musculus soleus, musculus popliteus, musculus
flexor digitorum longus, musculus flexor hallucis longus, dan
musculus tibialis posterior.
Rami articulares: articulatio genu dan talocruralis.
Rami terminales.

a Nervus plantaris medialis: berjalan ke depan dan ke


dalam musculus abductor hallucis bersama dengan arteria
plantaris medialis (Gambar 77-40 dan17-47).

a Ramus cutaneus: yang menyarafi bagian

medial

telapak kaki dan tiga setengah jari sisi medial kaki dan
dasar kuku.

Ramus muscularis: yang menyarafi musculus abductor


hal1ucis, musculus flexor digitorum brevis, musculus

flexor hallucis brevis, dan musculus lumbricalis


pertama.

Nervus plantaris lateralis: berjalan ke depan danke dalam


musculus abductorhallucis danmusculus flexor digitorum
brevis, bersama dengan arteria plantaris lateralis (Gambar
77-40 dan77-47).

600

BAB 17

insersi M. semimembranosus

bergabung dengan fascia M. popliteus


N" tibialis

M. popliteus

A. tibialis posterior

M. flexor hallucis longus

M. tibialis posterior
N. flexor digitorum longus

retinaculum musculorum flexorum

N. dan A. plantaris

Gambar 17-39 Struktur-struktur profunda pada aspek posterior tungkai bawah kanan.

NERYUS sP/NALIS DAN BLOK NERYUS SPINAL/S

601

serat-serat decussatio M. flexor digitorum brevis

N. dan A. digitales

A. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

M. abductor digiti minimi

M. flexor digitorum brevis

A. plantaris medialis
N. plantaris medialis

abductor hallucis

retinaculum musculorum flexorum

aponeurosis plantaris
N. calcaneus medialis

Gambar 17-40 Lapisan peftama musculi plantares pedis dextra. Tampak pula afteria plantaris medialis dan lateralis.

a Ramus cutaneus: yang menyarafi bagian

lateral

telapak kaki dan satu setengah jari sisi lateral kaki dan
dasar kuku.

<l

Ramus muscularis: yang menyarafi musculus flexor


digitorum accessorius, musculus abductor digiti

minimi, musculus flexor digitorum minimi brevis,


musculus adductor hallucis, musculi interossei,
musculus lumbricalis kedua, ketiga, dan keempat.
Cabang-cabang utama nervus tibialis diringkas dalam gambar
17-42.

Nervus Peroneus Communis


Nervus peroneus profundus berjalan turun melalui fossa poplitea
(Gambar 17-38). Kemudian nervus ini berjalan ke lateral di
sekeilling collum fibulae, menembus musculus peroneus longus,
dan bercabang dua mejadi nervus peroneus superficialis dan
nervus peroneus profundus (Cambar 77-43 dan77-44).
Cabang-Cabang Nervus Peroneus Communis

Rami cutanei: Ramus communicans suralis (Cambar 17-28),


yang bergabung dengan nervus suralis (lihat Cabang-cabang

602

BAB 17

M. lumbricalis

M. Iumbricalis ll
M. Iumbricalis lll
M. lumbricalis lV

N. digitales

N. digitalis
arcus plantaris

M. flexor hallucis longus

R. profundus
N. plantaris lateralis

N. plantaris lateralis

A. plantaris lateralis

N. plantaris medialis
M. flexor digitorum longus

A. plantaris medialis

M. quadratus plantae

Gambar 17-41 Lapisan kedua musculi plantares pedis dextra. Tampak pula arteria plantaris medialis dan lateralis serta nervus.

nervus tibialis); newus cutaneus surae lateralis menyarafi


kulit sisi lateral bagian posterior tungkai atas (Gambar 17-28).
o
a

Ramus muscularis: caput breve musculus biceps femoris.


Ramus articularis: sendi lutut-

it

Rami terminales.
a Nervus peroneus superficialis: berjalan turun di antara
musculus peroneus longus dan brevis di kompartemen
fascia lateral dan menjadi subcutan (Gambar 77-43 dan7744).

Ramus cutaneus ke kulit di depan tungkai bawah dan

dorsum pedis (kecuali celah di antara ibu jari kaki


dan jari telunjuk kaki, yang dipersarafi oleh nervus
peroneus profundus) (Cambar

77 -27).

a Ramus muscularis, yang menyarafi musculus


peroneus longus dan brevis.

.l Nervus

peroneus profundus: Berjalan turun di dalam


kompartemen fascia anterior profunda terhadap musculus extensor digitorum longus dan di atas membrana

NERYUS SPINAT/S DAN BLOK NERYUS sP/NAI/s

603

sciatic nerve
pelvis

L4

L5

DI

plexus sacralis

S2

N. tibialis

N. ischiadicus
regio glutea

N. peroneus communis
articulatio coxae

M. semitendinosus

belakang
tungkai atas

M. biceps femoris
(caput longum)
M. semimembranosus
M. adductor magnus
(bagian hamstring)
articulatio genu
M. gastrocnemius
N. suralis

M. soleus
M. plantaris

tungkai
bawah

M. popliteus
M. tibialis posterior
M. flexor digitorum longus
M. flexor hallucis longus

kulit pergelangan kaki

le$igege]3ga$t[i
N. plantaris medialis

N" plantaris lateralis

telapak kaki
kulit telapak kaki
sendisendi
kaki

M" abductor hallucis

M. flexor digitorum brevis

M. flexor digitorum accessorius

kulit
M. flexor hallucis brevis

telapak kaki

M. abductor digiti minimi


M. flexor digiti minimi brevis

M. lumbricalis

M. lumbricalis ll, lll, lV


M. adductor hallucis

semua M. interossei
Gambar 17-42 Ringkasan asal nervus ischiadicus dan cabang-cabang utama nervus tibialis.

interossea (Gambar 17-44). Nervus ini diikuti oleh vasa


tibialis anterior, dan pada dorsum pedis (Gambar 17-45),
nervus ini terbagi dua menjadi ramus terminalis medialis
dan lateralis.
a Ramus cutaneus, menyarafi kulit sisi di antara ibu jari
dan jari telunjuk kaki (Gambar 17-27).

Rami musculates, yang menyarafi musculus tibiaiis


anterior, musculus extensor digitorum longus, mus-

culus peroneus tertius, musculus extensor hallucis


longus, dan musculus extensor digitorum brevis.

a Ramus articulare, yang menyarafi articulatio

talo-

cruralis dan intertarsalis.


Cabang-cabang nervus peroneus communis diringkas dalam
Gambar 77-46. Diagram dermatom untuk permukaan anterior dan
posterior tubuh diperlihatkan dalam CD Gambar 1.-2 danT-3.

604

BAB 17

1'

ligamentum patellae
M. sartorius

N. saphenus
M. tibialis anterior

V saphena magna
M. extensor digitorum longus

M. gastrocnemius

M- peroneus longus

M. soleus

M. extensor hallucis longus


M. peroneus brevis
N. peroneus superficialis

retinaculum musculorum
extensorum superius

malleolus medialis

malleolus lateralis
retinaculum musculorum
extensorum inferius

N. peroneus profundus

M. extensor digitorum brevis


M. peroneus tertius

A. dorsalis pedis

M. extensor digitorum brevis


M. extensor hallucis longus
M. extensor digitorum longus

Gambar 17-43 Struktur-struktur yang terdapat pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan dorsum

Nervus Pudendus

Nervus pudendus berasal dari nervus spinalis 52, 3, dan 4


(Gambar 17-35). Nervus ini meninggalkan pelvis melalui foramen
ischiadicum majus dary setelah berjalan singkat di regio glutea
(Gambar 17-36), nen'us ini masuk perineum melalui foramen

pedis.

ischiadicum minus. Nervus ini kemudian berjalan ke depan di


dalam canalis pudendus bersama dengan vasa pudenda interna
di dinding lateral fossa ischiorectalis. Nervus pudendus berakhir
dengan bercabang dua menjadi nervus perinealis dan nervus
dorsalis penis (clitoris).

NERYUs SPINAL/S DAN BLOK NERVUS SPINAL/s

605

ligamentum patellae
M. sartorius
M. tibialis anterior

M. peroneus longus
lvl. extensor digitorum longus

A. tibialis anterior

V. saphena magna

N. saphenus

N. peroneus profundus
M. extensor hallucis longus

M. gastrocnemius

N. peroneus superficialis
membrana interossea
M. peroneus brevis

M. peroneus longus

retinaculum musculorum
extensorum superius
malleolus medialrs
retinaculum musculorum
extensorum inferius
M. extensor digitorum brevis
M. peroneus tertius

M. tibialis anterior
A. dorsalis pedis

M. extensor digitorum longus


M. extensor hallucis longus
N. peroneus profundus

Gambar 17-44 Struktur-struktur profunda pada aspek anterior dan lateral tungkai bawah kanan dan pada dorsum

Cabang-Cabang Nervus Pudendus

a Nervus rectalis inferior: menyilang

a Ramus Muscularis ke musculus transversus perinei


profunda dan superficialis, musculus bulbospongiosus,

fossa ischiorectalis ke

.)

musculus ischiocavernosus, musculus sphincter urethrae,


dan musculus levator ani.

Sensorik ke membrana mucosa setengah bagian bawah

a Nervus dorsalis penis (atau clitoris). Menyarafi kulit dan

ll

canalis analis dan kulit perianal.


Muscularis ke musculus sphincter ani externus.

canalis analis dan kulit perianal.

pedis.

Nervus perinealis

it

Ramus Cutaneus: Nervi scrotales posteriores (labiales) ke


permukaan posterior scrotum atau labia majora.

bagian dalam penis (atau clitoris).


Cabang-cabang plexus sacralis dan distribusinya diperlihatkan
dalam Tabel 17-4.

606

BAB 17

$lr-r'=---'-\T
*f

,--'-'-----*+--r-

retinaculum musculorum
extensorum superius

R. perforantes A. peronea

A. tibialis anterior

malleolus medialis
malleolus lateralis
M. tibialis anterior
retinaculum musculorum

extensorum inferius
M extensor digitorum brevis

M. peroneus brevis
A. tarsalis lateralis
M. peroneus tertius

A. arcuata

A. dorsalis pedis

tendo M. extensor digitorum brevis

M. extensor hallucis longus

tendo M. extensor digitorum longus

A. metatarsalis dorsalis

M. interosseus dorsalis lV
R. terminalis medialis
N. peroneus profundus

'

M. interosseus dorsalis

M. interosseus dorsalis ll
ekspansi extensor
M. interosseus dorsalis lll

Gambar 17-45 Struktur-struktur pada aspek dorsalis pedis dextra.

Nervus Coccygeus
Ramus anterior nervi coccygei bergabung dengan cabangcabang ramus anterior nervus sacralis keempat dan kelima untuk
membentuk plexus coccygeus. Cabang-cabang dari plexus ini
menyarafi kulit di atas os coccygis.

NERYUS sP/NAL/s D,AN EIOK NERVUS SPINALIS

N. ischiadicus

L4 L5 51 52

S3
plexus sacralis

pelvis

N. rschiadicus

f.

regioglutea \t
I

--- T
I

bagian belakang
tungkai atas

M. biceps femoris (caput brevis)


N. cutaneus surae lateralis
sendi lutut
N. peroneus
profundus
R. communicans
N. suralis

N. peroneus superficialis

M. tibialis

M. peroneus longus

anterior
M. extensor
hallucis longus

tungkai bawah

M. peroneus brevis

M. extensor
digitorum longus
M. peroneus tertius

kulii sisi lateral tungkai bawah

kulit tungkai bawah

articulatio
talocruralis

kulit sisi
lateral kaki dan
jari kelingking kaki

M. extensor
digitorum
brevis

kulit dorsum pedis

kulit celah

di antara jari
pertama dan kedua

Gambar 17-46 Ringkasan asal nervus ischiadicus dan cabang-cabang utama nervus peroneus communis

607

608.

BAB 17

Mengisiyang Kosong

7. Persarafan sensorik dasar kuku jari telunjuk

lsilah bagian yang kosong dengan jawaban yang PALING TEPAI.

1.

2.

Nervusphrenicusberasal dari
A. Nervus spinalis C7,2, dan3.
B. Nervus spinalis C8,T1,T2, dan T3.
C. Ramus posterior nervi spinalis C3,4, dani.
D. Nemrs spinalis C5,6, dan7.
E. Ramus anterior nervi spinalis C3,4, dan5.

J.

C.
D.
E.
8.

Musculus scalenus anterior.


Diaphragma.
Musculiprevertebrales.
Musculiintercostales.
Musculus rectus abdominis.

Nervi supraclaviculares berasal dari

A.
B.
C.
D.
E.

spinalis C5 dan

..

.......

6.

spinalis C3 dan 4.
spinalis C7 dan 8.
spinalis C8 dan T1.

A. Musculussupraspinatus.
B. Musculusdeltoideus.
C. Musculussubclavius.
D. Kulit bahu.
E. Kulit bahu sampai setengah bagian bawah

Nervus musculocutaneus berasal dari


brachialis
A. Fasciculusposterior.
B. Fasciculuslateralis.
C. Fasciculus medialis dan lateralis.

medius.

B. Musculus scalenus medius dan musculus

scalenus

D.
E.

posterior.

Venter posterior musculus digastricus dan musculus


sternocleidomastoideus.

D.

Musculus levator scapulae dan musculus scalenus

E.

Musculus trapezius dan musculus levator scapulae.

t2.

Ketidakmampuan melakukan oposisi ibu jari ke jari kelingking diakibatkan kerusakan dari nervus. ....
A. krterosseusanterior.
B. Interosseusposterior.

...

plexus

Truncus superior.

Fasciculusmedialis.

Nervus supraclavicularis berasal dari ................ plexus


brachialis
A. Fasciculusmedialis.
B. Truncus inferior.
C. Fasciculusposterior.
D. Fasciculuslateraiis.

anterior.

Ulnaris.
Medianus.

ibu jari tangan

11.

musculus

Plexus cervicalis muncul di leher di antara

Radialis.

Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris.


Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris.
Nervus medianus.
Ramus superficialis nervi ulnaris.

Persarafan sensorik sisi medial palmaris iari manis diurus


oleh......-.
A. Nervus radialis.
B. Nervus interosseus posterior.
C. Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris.
D. Nervus medianus.
E. Ramus superficialis nervi ulnaris.

A. Musculus scalenus anterior dan musculus scalenus

C.
D.
E.

Nervus radialis.

10.

deltoideus.

6.

diurus oleh

diurus oleh .......


A. Nervus medianus.
B. Nervus radialis.
C. Ramus superficialis nervi ulnaris.
D. Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnaris.
E. Nervus interosseus posterior.

Nervi supraclavicuiares menyarafi

Ramus cutaneus palmaris nervi ulnaris.

Persarafan sensorik facies dorsalis pangkal

Plexus brachialis.

Nervus
Nervus
Nervus
Nervus

Ramus cutaneus dorsalis nervi ulnarisRamus'superficialis nervi ulnaris.

Persarafan sensorik sisi medial telapak tangan

A.
B.
C.
D.
E.

Serabut-serabut nervus motorik nervus phrenicus menyarafi

A.
B.
C.
D.
E.

diurus

o1eh...........
A. Nervus medianus.
B. Nervus radialis.

E.
13

Truncus superior.

Nervus medianus berasal dari


Fasciculus medialis dan lateralis.

A.
B.
C.

Fasciculus medialis.

Fasciculusposterior.

plexus brachialis

NERYUS SP/NAL/S DAN BLOK NERYUS

D.
E.
14.

Truncus superior dan inferior.

Seorang laki-1aki berusia 30 tahun diperiksa di

Fasciculuslateralis.

dengan luka tusuk di regio inguinalis dextra.

Nervus thoracodorsalis

berasal

dari

plexus

20

Nervus-nervus berikut menyarafi paling kurang safu otot yang


berfungsi pada articulatio coxae dan articulatio genu adalah:
A. Nervus ilioinguinalis.
B. Nervus femoralis.
C. Nervus saphenus.
D. Nervus peroneus communis.
E. Nervus peroneus superficialis.

21

Pernyataan berikut benar untuk plexus lumbalis, kecuali:

Fasciculus medialis.
Fasciculus medialis dan posterior.
Truncus inferior.

Truncus medius.

Fasciculuslateralis.
Truncus inferior.
Fasciculusmedialis.

A. Plexus terletak di dalam musculus psoas.


B. Plexus dibentuk dari ramus posterior empat nervus

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

lumbalis bagian atas.

TEPAT.

16. Pernyataan berikut ini benar untuk plexus brachialis, kecuali:


A. Radix C8 dan T1 bergabung membentuk truncus inferior.
B. Fasciculus dinamakan sesuai letaknya berdekatan dengan
bagian pertama arteria axillaris.
C. Nervus yang menyarafi musculus levator scapulae adalah
cabang dari lruncus superior.
D. Radix, truncus, dan divisinya tidak berlokasi di axilla.
E. Tidak ada nervus yang merupakan cabang dari satu divlsi

C. Nervus femoralis keluar dari sisi lateral musculus psoas.


D. Nervus obturatorius keluar dari sisi medial musculus
E.

18. Pernyataan

ini di

berikut benar untuk ner\.us-nervus pada cavitas


pelvis, kecuali:
A. Plexus hypogastricus inferior berisi serabut simpatik dan
parasimpatik.
B. Plexus sacralis terletak di belakang rectum.
C. Pars pelvica truncus sympathicus mempunyai rami

22. Pernyataan

dalam

communicantes alba dan grisea.


plexus
sympathicus aorticus dan cabang-cabang ganglia simpatik
lumba1.

E.
23

spatium

intercostale, kecuali:

B.
C.

Nervus iliohypogastricus keluar dari sisi lateral musculus

D. Plexus hypogastricus superior dibentuk dari

berikut ini benar untuk struktur

A. Arteria intercostalis anterior dari spatium

PSoas.

PSoas.

plexus brachialis.

17. N.radialis memberikan cabang-cabang berikut


kompartemen posterior lengan atas, kecuali:
A. Caput laterale musculi tricipitis.
B. Nervus cutaneus brachii lateralis inferior.
C. Caput mediale musculi tricipitis.
D. Musculusbrachioradialis.
E. Musculus anconeus.

unit gawat darurat

Nervus yang menyarafi kulit regio inguinalis adalah:


A. Nervus thoracalis kesebelas.
B. Nervus thoracalis kesepuluh.
C. Nervus thoracalis keduabelas.
D. Nervus lumbalis pertama.
E. Nervus femoralis.

15. Nervus axillaris berasal dari .............. plexus brachialis


A. Fasciculusposterior.

B.
C.
D.
E.

609

19

brachialis
A. Fasciculusldteralis.
B. Fasciculuspostelior.

C.
D.
E.

sP/NAL/S

Pernyataan berikut benar untuk asal segmental saraf-saraf


berikut, kecuali:
A. Nervus ischiadicus berasal dari segmen L4 dan 5; 57, 2,

intercostale

enam sisi atas merupakan cabang dari arteria thoracica


interna.
Nervus intercostalis berjalan ke depan di dalam spatium
intercostale di antara musculus intercostalis interna dan
mu sculu s intercostalis intima.
Pembuluh darah dan nervus intercostalis terletak dalam
susunan vena, nervus, dan arteria dari superior ke inferior

D.

di dalam sulcus subcostalis.


Kelima nervus intercostalis sisi bawah memberikan
persarafan sensorik ke kulit pada dinding thoraks bagian

E.

lateral dan anterior abdomen.


Vena intercostalis posterior membawa darah kembali ke
dalam vena azygos dan hemiazygos.

Rami anteriores empat bagian atas nervus sacralis masuk


ke pelvis melalui foramina sacralia anteriora.

dan 3.

B.
C.

Nervus pudendus berasal dari segmen L3, 4, dan 5.


Nervus sphlanchnicus pelvicus berasal dari segmen 52, 3,

D.
E.

Nervus obturatorius berasal dari segmen L2, 3, dan 4.


Truncus lumbosacralis berasal dari segmen L4 dan 5.

dan 4.

24.

Struktur berikut ini menerima persarafan dari cabang-cabang


nervus pudendus, kecuali:
A. Labia minora.
B. Sphincter urethra.
C. Fornix posterior vagina.
D. musculi ischiocavernosi.
E. Kulit penis atau clitoris.

Q
o,

Mata dan Telinga

611

612

Anatomi Dasar
Patpebra

Catatan Fisiotogi: Fungsi Glanduta Tarsalis


Apparatus Lacrima[is

Orbita
Mata

Catatan Fisiotogi: Fungsi Cornea


Catatan Fisiotogi: Perubahan Bentuk Lensa dan
Akomodasi
Akomodasi Mata

612
612
612
614
614
619
622
625

Konstriksi Pupil Setama Akomodasi Mata

625

Konvergensi Mata Setama Akomodasi Lensa

626

Gambaran Radiografi Cavitas Orbitatis


Tetinga

Catatan Fisiotogi: Gerakan Tutang Pendengaran

626
626

633

Nervus Facidtis

635

Nervus Vestibutocochtearis

636

Pertanyaan

636

Jawaban dan Penjel.asan

637

625

I I asalah mata berkisar dari kecil sampai besar. Con.junctivitis,


lVlniruf , abrasi cornea, corpus ali enum di cornea, iritis acuta, dan
laserasi kelopak mata. Kehilangan penglihatan mendadak, trauma
kimiawi, hifema (perdarahan di camera anterior mata), perforasi bola
mata, fraktur terbuka sinus maxillaris, dan glaukoma akut mungkin
ditemui oleh tenaga medis pada situasi darurat. Masalah mata
sebelumnya dan manifestasi pada mata dari penyakit sistemik juga
dapat ditemui.

AT{ATffiMI MASAR

Palpebra

Masalah telinga juga sangat bervariasi. Trauma pada telinga luar,

tuli, Iemak yang berlebihan di dalam meatus acusticus externus, otitis


media beserta komplikasinya dan penyakit-penyakit yang mengenai
Iabirin merupakan sedikit masalah medis yang membutuhkan
pengobatan.

Dalam bab ini, ditin.iau anatomi normal mata dan telinga,


termasuk susunan dan fungsi otot-otot intraocular dan extraocular,
serta anatomi klinik dari telinga luar dan tengah.

dua atau tiga baris pada batas mucocutan. Glandula sebacea


(glandula Zeis) bermuara langsung ke dalam folikel bulu mata.
Glandula ciliaris (glandula Moll) merupakan modifikasi kelenjar
keringa! yang bermuara secara terpisah di antara bulu mata yang
berdekatan. Glandula tarsalis adalah modifikasi kelenjar sebacea
yang panjang, yang mengalirkan sekretnya yang berminyak ke
pinggir palpebra; muaranya terdapat di belakang bulu mata
(Gambar 18-1).

Palpebra melindungi mata dari cedera dan cahaya berlebihan


dengan gerakan menutup (Gambar 18-1). Palpebra superior lebih
besar dan lebih mudah bergerak daripada palpebra inferior, dan
kedua palpebra saling bertemu di angulus oculi medialis dan
lateralis. Fissura palpebrae adalah celah berbentuk elips di antara
palpebra superior dan inferior dan merupakan pintu masuk ke
dalam saccus conjunctivalis. Bila mata ditutup, palpebra superior
menutup cornea dengan sempurna. Bila mata dibuka dan menatap
lurus ke depary palpebra superior hanya menutupi pinggir atas
cornea. Palpebra inferior terletak tepat di bawah comea bila mata
dibuka, dan hanya naik sedikit bila mata ditutup.
Permukaan superfisial palpebra ditutupi oleh kulit dan permukaan dalamnya diliputi oleh membrana mucosa yang disebut
conjunctiva.
Bulu mata berukuran pendek dan melengkung, terdapat
pada pinggir bebas palpebra (Gambar 18-1), dan tersusun dalam

Fungsi Glandula Tarsalis


Sekret berminyak dari glandula tarsalis mencegah aliran air mata
yang berlebihan dan membantu menutup mata dengan kuat.

Sudut medial yang lebih bulat dipisahkan dari bola mata oleh
suatu rongga sempit, yaitu lacus lacrimalis. Di tengah rongga

ini terdapat tonjolan kecil yang berwarna kuning

kemerahan,

disebut caruncula lacrimalis (Gambar 18-1). Lipatan semilunaris


kemerahary disebut plica semilunaris, terletak pada sisi lateral
caruncula.

MATA DAN TELINGA

613

N. infratrochlearis
N. supratrochlearis

punctum dan papilla lacrimalis

N. supraorbitalis
muara glandula tarsalis
septum orbitale

caruncula lacrimalis

saccus lacrimalis

plica semilunaris

glandula lacrimalis

tns

M. levator palpebrae
superioris

pupil

, ligamentum palpebrale

mediale
ligamentum palpebrale
laterale
tarsus

ductus lacrimalis
di dalam canalis
nasolacrimalis

_*u

t\ \
\\
'/7

\r

Cornea

conjunctica menutupi sclera

meatus nasi inferior


di dalam cavitas nasi

ltl/
\_-

\-

os frontale
M. orbicularis oculi

M. levator palpebrae superioris

septum orbitale

otot polos

tarsus superior
fornix superior conjunctiva
conjunctiva
cornea
iris

glandula tarsalis

bulu mata
glandula sebacea
G

sulcus
subtarsalis

Gambar 18-1 A. Mata kanan, dengan palpebra dipisahkan untuk memperlihatkan muara glandula tarsalis, plica semilunaris, caruncula lacrimalis,
dan punctum lacrimale. B. Mata kiri, memperlihatkan lamina tarsalis superior dan inferior, glandula lacrimalis, saccus lacrimalis, dan ductus lacrimalis.
Perhatikan bahwa sebagian kecil septum orbitale dipotong untuk memperlihatkan glandula lacrimalis dan lemak yang ada di bawahnya (kuning). C.
Potongan sagittal melalui palpebra superior dan fornix superior conjunctiva. Perhatikan adanya otot polos di dalam musculus levator palpebrae superioris.

614

BAB 18

Di dekat sudut medial

mata, terdapat penonjolan kecil di

palpebra, disebut papilla lacrimalis. Pada puncak papilla terdapat


lubang kecil, punctum lacrimale, yang berhubungan dengan
canaliculus lacrimalis (Gambar 18-1). Papilla lacrimalis menonjol

superioris. Glandula ini terletak di atas bola mata, di bagian


anterior dan superior orbita, posterior terhadap septum orbitale
(Gambar 18-1). Kelenjar bermuara ke dalam bagian lateral fornix
superior glandula conjunctiva melalui 12 ductus.

ke dalam lacus, punctum dan canaliculus mengalirkan air mata ke


dalam hidung.

Conjunctiva adalah membrana mucosa iipis yang melapisi


palpebra, melipat pada fornix superior dan inferior untuk
melapisi permukaan anterior bola mata (Gambar 18-1). Epitelnya
melaniutkan diri dengan epitel comea. Bagian lateral atas fornix
superior ditembus oleh ductus glandula lacrimalis (Lihat kolom
berikutnya). Jadi conjunctiva membentuk ruang potensial, yaitu
saccus conjunctivalis, yang terbuka ke fissura palpebrae.
Di bawah kelopak mata terdapat alur, sulcus subtarsalis, yang
berjalan dekat dan parallel dengan pinggir palpebra (Gambar
18-1).

Kerangka palpebra dibentuk oleh lembaran fibrosa, septum


orbitale (Gambar 18-1). Septum ini melekat pada periosteum di
pinggir orbita. Septum orbitale menebal untuk membentuk lamina
tarsalis inferior dan superior. Ujung lateral lamina dilekatkan oleh
sebuah pita, ligamentum palpebrale laterale, pada tuberculum
tepat di sebelah dalam pinggir orbita. Ujung medial lamina
dilekatkan oleh sebuah pita, Iigamentum palpebrale mediale, ke
crista ossis lacrimalis (Gambar 1B-1). Glandula tarsalis tertanam di
dalam permukaan posterior lamina tarsalis.
Permukaan superficial lamina tarsalis dan septum orbita
diliputi oleh serabut-serabut palpebra musculus orbicularis
oculi (Gambar 1B-1). Aponeurosis dari insersi musculus levator
palpebrae superioris menembus septum orbitale untuk mencapai
permukaan anterior lamina tarsalis superior dan kulit (Gambar
18-1).

Gerakan Palpebrae

Posisi palpebra pada waktu istirahat tergantung pada tonus


musculus orbicularis oculi dan musculus levator palpebrae

superioris serta posisi bola mata. Palpebra menutup oleh


kontraksi musculus orbicularis oculi dan relaksasi musculus
levator palpebrae superioris. Mata dibuka oleh kontraksi musculus
levator palpebrae superioris yang mengangkat palpebra superior.

Persarafan
Persarafan sekretomotorik parasimpatik berasal dari nucleus
lacrimalis nervus facialis. Serabut-serabut preganglionik mencapai
ganglion pterygopalatinum (sphenopalatinum) melalui nervus
intermedius dan ramus petrosus major serta melalui nervus
canalis pterygoidei. Serabut-serabut posganglionik meninggalkan
ganglion dan bergabung dengan nervus maxillaris. Kemudian
serabut ini berjalan di dalam ramus zygomaticus dan nervus
zygomaticotemporalis, dan mencapai glandula lacrimalis melalui
nerlrrs lacrimalis.

Persarafan posganglionik simpatik berasal dari plexus


caroticus internus dan berjalan melalui nervus petrosus profundus,
nervus canalis pterygoidei, nerr,'us maxillaris, nervus zygomaticus,
nervus zygomaticotemporalis, dan akhirnya nervus lacrimalis.

Ductus lacrimalis

Air mata mengalir membasahi cornea dan berkumpul di dalam


lacus lacrimalis. Dari sini, air mata masuk ke canaliculi lacrimales

melalui puncta lacrimalia. Canaliculi lacimales berjalan ke


medial dan bermuara ke dalam saccus lacrirnalis (Gambar 18-1),
yang terletak di dalam alur lacrimalis di belakang ligamentum
palpebrae mediale dan merupakan ujung atas yang buntu dari
ductus nasolacrimalis.

Ductus nasolacrimalis panjangnya lebih kurang 0,5 inci (1,3


cm) dan keluar dari ujung bawah saccus lacrimalis (Gambar 18-1).
Ductus berjalan ke bawah" belakang dan lateral di dalam canalis

inferior. Muara ini


dilindungi oleh lipatan membrana mucosa yang dikenal sebagai
plica lacrimalis. Lipatan ini mencegah udara masuk melalui
osseosa dan bermuara ke dalam meatus nasi

ductus ke dalam saccus lacrimalis pada waktu membuang ingus.

Orbita

Pada waktu melihat ke atas, musculus levator palpebrae superioris

berkontraksi, dan palpebra superior bergerak bersama bola mata.


Pada waktu melihat ke bawah, kedua palpebra bergerak, palpebra
superior terus menutupi cornea bagian atas, dan palpebra inferior
agak tertarik ke bawah oleh conjunctiva yang melekat pada sclera
dan palpebra inferior.
Origo dan insersi otot-otot palpebra diringkas dalam Tabel
1B-1.

Apparatus Lacrimalis

Glandula Lacrimalis

Glandula lacrimalis terdiri atas pars orbitalis yang besar dan


pars palpebralis yang kecil, yang berhubungan satu dengan yang

Iain pada ujung lateral aponeurosis musculus levator palpebrae

Margo Orbitalis

-Margo orbitalis dibentuk oleh os frontale, maxilla, dan os


zygomaticum.

Cavitas Orbitalis

Cavitas orbitalis berbentuk pyramid dengan basis di depan


dan apeks di belakang (Gambar 1B-2). Dinding-dinding orbita
diperlihatkan dalam Gambar 18-2.

Atap: Dibentuk oleh pars orbitalis ossis frontalis, yarrg


memisahkan cavitas orbitalis dari fossa cranii anterior dan
lobus frontalis hemisphere cerebri.
Dasar: Dibentuk oleh lamina orbitalis ossis maxillaris, yang
memisahkan cavitas orbitalis dari sinus maxillaris.

615

\AATA DAN TELINGA

Tabel 18-1, Otot-Otot Bola Mata dan Palpebra


Nama Otot

Olot otol Ekstrinsik Bola Mata {Otot Lurik)

Mirctus medialis

M,fectus lateralis

Anulus tendineus
communis pada dinding
posl,erior orbita

Permukaan superior bola

Anulus tendineus
communis pada dinding
posterior orbita

Permukaan inferior bola


mala tepat posterior

Anulus tendineus
communis pada dinding
posterior orbita

Peftukaan medial bola

Anulus tendineus

Permukaan lateral bola


mata tepat posterior

cornrnunis pada dinding


posterior orbita

Dinditg posterior cavitas

M.bbliquus superior

orbitalis

N.ocuiomotorius (N.ltl)

mata tepat postedor

Mengangkst cdmea.ke
atas dan mdial

:,

terhadap limbus comeae


N.oculomoiorius (N.lll)

terhadap limbus corneae

N.oclfoflotorius

{N

Jll)

mata tepat posterior


terhadap limbus corneae
N.abducens (N,Vl)

':

terhadap limbus corneae


N.trochlearis (N:IVJ

Melalui trochlea dan


melekat pada
permukaan superior bola
mata. di bawah M.rectus

I,,

Dasar eavitas orbitalis

M.obliquw inferior

superior
Permukaan laterat bola
mata, profunda terhadap

N,oculomstorius (N.lll)

Memutbriboh r.*da'.
r:' sPhingga,ccrnea,:,

1':: ,1: ,

''

r*enghadaP ke,atas dan

M.rectus lateralis

O&t-stot lntrinsik Bola Mata {Otot:Polos}


M.sphincter pupillae

Konstriksipupjl

M.ditatator pupillae

Dilaiasi pupil::

M.citiaris

Otot.olot Palpebra
M.orbicularis sculi {lihat
Tabel 13-2)
M.levator palpebrae

superioris

Permukaan anterior dan


pinggir atas lamina
tarsalis superior

garisnell Rst clinicalAnatorny. Ed 7. Philadelphta; LipptncottWilliams & Wilkins, 2004,

Ototlurik.oleh

N:oculomotorius; otot
polos oleh saraf simpatik

ha1.828,

Dinding lateral: Dibentuk oleh os zygomaticum dan ala major

Incisura supraorbitalis (foramen): Incisura supraorbitalis

ossis sphenoidalis (Cambar 18-2).

terletak pada margo orbitalis superior (Gambar 1B-2). Incisura


ini dilalui oleh arteria, vena dan nervus supraorbitalis.
Sulcus dan canalis infraorbitalis: Terletak pada dasar orbita
di lamina orbitalis ossis maxillaris (lihat Gambar L8-4). Sulcus
dan canalis ini dilewati oleh nervus infraorbitalis (lanjutan
nervus maxillaris) dan pembuluh darah.
Canalis nasolacrimalis: Terletak di anterior pada dinding
medial. Canalis ini berhubungan dengan meatus nasi inferior

Dinding medial: Dibentuk dari depan ke belakang oleh


processus frontalis ossis maxillaris, os lacrimale, lamina
orbitalis ossis ethmoidalis (yang memisahkan cavitas orbitalis
dari sinus ethmoidalis), dan corpus ossis sphenoidalis.

Foramina ke dalam Cavitas Orbitalis


Foramina ke dalam cavitas orbitalis diperlihatkan dalam Gambar
78-2.

Aditus orbitalis: Terletak di anterior (Gambar 18-2). Kira-kira


seperenam bola mata terbuka, dan sisanya dilindungi oleh
dinding-dind ing orbita.

(Gambar 1B-1), dan dilalui oleh ductus nasolacrimalis.

Fissura orbitalis inferior: Terletak di posterior antara maxiila


dan ala major ossis sphenoidalis (Gambar 18-2); berhubungan
dengan fossa pterygopalatina. Fissura ini dilalui oleh nervus

maxillaris dan ramus zygomaticus nervi maxillaris, vena


ophthalmica inferior, dan saraf simpatik.

616

BAB 18

Fissura orbitalis superior: Terletak

di posterior antara

Canalis opticus: Terietak di posterior pada ala minor ossis


sphenoidalis (Gambar 18-2); berhubungan dengan fossa cranii
media. Canalis ini dilalui oleh nervus opticus dan arteria
ophthalmica.

ala

major dan minor ossis sphenoidalis (Garnbar 18-2); berhubungan dengan fossa cranii media. Fissura ini dilalui oleh
nervus lacrimalis, nervus frontalis, nervus trochlearis, nervus
oculomotorius (divisi superior dan inferior), nervus abducens,
nervus nasociliaris, dan vena ophthalmica superior.

N. trochlearis

M. obliquus superior

N su pratrochlearis

glandula lacrimalis

N. supraorbitalis

trochlea

M. levator palpebrae
superioris

M. levator palpebrae superioris


M, rectus superior

M. rectus superior

N. opticus

divisi superior
N. oculomotorius
N. lacrimalis
N. trochlearis
M. rectus lateralis

M. rectus lateralis

N. abducens
ganglion ciliare

M. obliquus inferior
M rectus inferior

N. infraorbitalis

M. obliquus inferior
M. rectus medialis
N.

nasociliaris

N. oculomotorius

supraorbitalis

pars orbitalis ossis frontalis

N. supra
M. levator palpebrae superioris

M. rectus superior
fissura orbitalis

M. obliquus

superior

fissura orbitalis
V. ophthalmica

superior

N. lacrrmalis

ala major ossis


sphenoidalis

N. frontalis
N. trochlearis

os zygomaticum

divisi superior
N. oculomotorius
N. nasociliaris

canalis opticus

N. abducens
fissura
orbitalis
inferior

divisi inferior
ala minor ossis
sphenoidalis
maxilla
os ethmoidale
os lacrimale

'l(-

N. oculomotorius

M. rectus inferior
A. ophthalmica

M. rectus medialis

N. opticus

Gambar 18-2 A, Bola mata kanan dilihat dari depan. B. Otot dan nervus orbita kiri dilihat dari depan. C. Tulang yang
membentuk dinding orbita kanan. D. Canalis orbitalis dan fissura orbitalis superior dan inferior kiri.

MATA DAN TELINGA

617

dan menembus sclera pada suatu titlk di medial polus posterior

Fascia Orbitalis

bola mata. Dl sini, meningen menyatu dengan sclera, sehingga

Fascia orbitalis adalah periosteum tuiang-tu1ang yang menyusun

spatium subarachnoideum yang berisi liquor cerebrospinaiis

dinding orbita. Melekat secara longgar pada tulang dan

meluas ke depan dari fossa cranii media,

meneruskan diri melalui foramina dan fissura dengan periosteum


yang meliputi permukaan iuar tulang-tulang Musculus Miiller,
atau musculus orbitalis, adalah selapis tipis otot polos yang
menghubungkan fissura orbitalis inferior. Otot ini disarafi oleh

opticus, dan melalui canalis opticus sampai ke bola mata. Karena


itu penlngkatan tekanan liquor cerebrospinalis di dalam rongga
cranium diteruskan ke bagian belakang bola mata.

saraf simpatik, dan fungsinya tidak diketahui.

Nervus Lacrimalis

di sekitar

Nervus lacrimalis berasal dari divisi ophthalmica nervus


trigeminus. Nervus ini masuk orbita melalui bagian atas fissura

Nervus pada Orbita

Nervus Opticus
Nervus opticus masuk ke orbita melalui canalis opticus dari fossa
cranii media (Gambar 18-3), disertai oleh arteria ophthalmica,
yang terletak di sisi lateral bawahnya. Nervus ini dikelilingi oleh
selubung piamater, arachnoideamater, dan duramater (Cambar
1B-9). Berialan ke depan dan lateral di dalam kerucut muscuil recti

lvl. obliquus superior

orbitalis superior (Gambar 18-2) danberjalanke depan di sepanjang


pinggir atas musculus rectus lateralis (Gambar 18-3). Nervus ini
bergabung dengan cabang nervus zygomaticotemporalis, yang
kemudlan keluat dan masuk ke dalam glandula lacrimalis (serabut
sekretomotorik parasimpatik). Nervus lacrimalis berakhir dengan
menyarafi kulit baglan lateral palpebra superior.

sinus ethmoidalis
N. ethmoidalis anterior
infratrochlearis

trochlea

N. supratrochlearis
l\.4.

nervus

levator palpebrae superioris

N. supraorbitalis
N. frontalis
M. levator palpebrae

M. rectus

superioris
glandula lacrimalis
l\il. rectus superior

glandula lacrimalis
N. ciliares longi

N. lacrimalis
N. nasociliaris

N. ciliares
breves

M. rectus medialis
N. abducens

N. ophthlamicus

/t
tt

It

'l

f
8
n

tt

!-

A. meningea media
N. mandibularis
N. maxillaris
ganglion trigeminus
N. trigeminus
N. abducens

N. lacrimalis

ganglion ciliare
N. nasociliaris
N. opticus
N. trochlearis
A. carotis interna
A. ophthalmica

sinus cavernosus
A. cerebri anterior

\i

N. trochlearis
N. oculomotorius
infundibulum

chiasma opticum

Gambar 18-3 Orbita kiri dan kanan dilihat dari atas. Atap orbita, yang dibentuk oleh pars orbitalis

ossis frontalis, pada kedua

sisi telah dibuang, Pada sisi kiri, musculus levator palpebrae superioris dan musculus rectus superior juga dibuang untuk
memperlihatkan struktur-struktur yang ada di bawahnya.

618

BAB 18

menyarafi musculus rectus superior, kemudian menembus otot


ini, dan menyarafi musculus levator palpebrae superioris (Gambar

Nervus Frontalis
Nervus frontalis berasal dari divisi ophthalmica nervus trigeminus.

ini masuk orbita melalui bagian

atas fissura orbitalis


superior (Gambar 18-2) dan berjalan ke depan pada permukaan
superior musculus levator palpebrae superions di bawah atap
orbita (Gambar 18-3). Nervus ini bercabang menjadi nervus
supratrochlearis dan nervus supraorbitalis, yang melingkari
pinggir atas cavitas orbitalis untuk menyarafi kulit dahi. Nervus
supraorbitalis juga menyarafi membrana mucosa sinus frontalis.

Nervus

Nervus Trochlearis
Nerr,rrs trochlearis masuk orbita melalui bagian atas fissura
orbitalis superior (Gambar 18-2). Nervus ini berjalan ke depan dan
menyarafi musculus obliquus superior (Gambar 18-3).

Nervus Oculomotorius
Ramus superior nervi oculomotorii masuk orbita melalui bagian

bawah fissura orbitalis superior. (Gambar 1B-2). Cabang ini

18-2).

Ramus inferior nervi oculomotorii masuk orbita dengan cara


yang sama dan menyarafi musculus rectus inferior, musculus
rectus medialis, dan musculus obliquus inferior. Nervus yang
berjalan ke musculus obliquus inferior akan bercabang (Gambar
18-4) yang berjalan ke ganglion ciliare dan membawa serabutserabut parasimpatik ke musculus sphincter pupillae dan
musculus ciliaris.

Nervus Nasociliaris
Nervus nasociliaris berasal dari divisi ophthalmica nervus
trigeminus. Nervus ini masuk orbita melalui bagian bawah fissura
orbitalis (Gambar 18-2), melintas di atas nervus opticus, berjalan
ke depan sepanjang pinggir atas musculus rectus medialis dan
berakhir dengan bercabang dua menjadi nenrrs ethmoidalis
anterior dan nervus infratrochlearis (Gambar 1B-3).

sinus frontalis

ganglion ciliare
N. ciliaris brevis
dari ganglion ciliare

M. obliquus superior
M. levator palpebra superioris

trochlea

M. rectus superior
M. rectus lateralis

M. rectus medialis
N. opticus

divisi superior
N. oculomotorius
M. obliquus inferior
divisi inferior
N. oculomotorius
nervus ke M. obliquus inferior

N. maxillaris

ganglion pterygopalatinum
N. infraorbitalis

fossa pterygopalatina
N. palatinus major

dan minor
N. alveolaris
superior anterior
N. alveolares superiores posteriores
N. zygomaticus

N. alveolaris superior medius


sinus maxillaris

Gambar 18-4 Otot dan nervus orbita kanan dilihat dari lateral. Juga diperlihatkan nervus maxillaris dan ganglion
pterygopalatinum.

hIATA DAN

Cabang-Cabang Nervus l'|asociliaris

a Ramus communicans ke ganglion ciliare yang

bersifat

sensorik. Serabut-serabut sensorik dari boia mata berjalan ke


ganglion ciliare melalui nervi ciiiares breves, melalui ganglion

tanpa bersinaps, kemudian bergabung dengan nerl'us

Cabang-Cabang Arteria 0phthalmica

nasocilia ris melalui ramus communicans.

a Arteria

centralis retinae adalah cabang kecil yang menembus


selubung meningen nervus opticus untuk masuk ke dalam
nervus (Gambar18-9). Pembuluh ini berjalan di dalam nervus
optic.us dan masuk bola mata di pusat discus nervi optici. Di

nasociliaris sewaktu melintasi nervus opticus (Gambar 18-3).


Nervus ini mengandung serabut-serabut simpatik untuk
musculus dilatator pupillae. Nervus ini berjalan ke depan

sini arteri ini

a Newus ethmoidalis posterior

menyarafi sinus ethmoidalis

arteries.

I Rami musculares.
a Arteriae ciliares, dapat dibagi

Nervus infratrochlearis berjalan ke depan di bawah trochlea

musculus obliquus superior dan menyarafi

kulit

bagian

dalam kelompok anterior dan

posterior. Kelompok anterior masuk ke bola mata dekat limbus


comeae; kelompok posterior masuk dekat nervus opticus.

dan sinus sphenoidalis (Gambar 18-3).

it

bercabang-cabang, yang dapat diamati pada

pasien melalui oftalmoskop. Cabang-cabang merupakan end

bersama nervi ciliares breves dan menembus sclera bola mata


dan berjalan terus ke depan di antara sclera dan choroid dan
mencapai iris.

619

nervus opticus, untuk sampai ke dinding medial orbita. Arteria


ophthalmica memberikan banyak cabang, yang mengikuti nervus
di dalam cavitas orbitalis.

Nervi ciliares longi, dua atau tiga buah, berasal dari nervus

TELINGA

Arteria lacrimalis ke glandula lacrimalis.

medial palpebra superior dan bagian hidung yang berdekatan


(Gambar

1"8-1).

Nervus ethmoidalis anterior berjalan melalui foramen

ethmoidale anterius dan masuk ke fossa cranii anterior pada


permukaan atas lamina cribrosa ossis ethmoidalis (Gambar
1B-3). Nervus ini masuk cavum nasi melalui celah di samping
crista galli. Setelah menyarafi area membrana mucosa/ nervus
ini muncul di wajah sebagai ramus nasalis externus pada
pinggir bawah os nasale dan menyarafi kulit hidung sampai
ke ujungnya.

Nervus Abducens
Nervus abducens masuk orbita melalui bagian bawah fissura
orbitalis superior (Gambar 1B-2). Nervus ini menyarafi musculus

Vena-Vena Ophthalmica
Vena ophthalmica superior berhubungan di depan dengan vena
facialis. Vena ophthalmica inferior berhubungan melalui fissura

orbitalis inferior dengan plexus venosus pterygoideus. Kedua


vena ini berjalan ke belakang melalui fissura orbitalis superior dan
bermuara ke dalam sinus cavernosus.

Pembuluh Limfe
Tidak ada pembuluh atau kelenjar limfe di orbita.

Mata

rectus lateralis.

Ganglion Ciliare
Ganglion ciliare merupakan ganglion parasimpatik dengan
ukuran sebesar kepala iarum (Gambar 18-4) dan terletak pada
bagian posterior orbita. Ganglion ini menerima serabut-serabut
parasimpatik preganglionik dari nervus oculomotorius melalui
nervus yang berialan ke musculus obliquus inferior. Serabutserabut posganglioniknya meninggalkan ganglion di dalam
nervi ciliares breves, yang masuk bagian belakang bola mata dan
menyarafi musculus sphincter pupillae dan musculus ciliaris.
Sejumlah serabut simpatik berjalan dari plexus caroticus

intemus masuk ke dalam orbita dan berjalan melalui ganglion


tanpa bersinaps.

-I Gerakan Bola

Mata

lstilah yang Digunakan untuk Menguraikan


Gerakan Mata
Pusat cornea atau pusat pupil digunakan sebagai "kutub anterior"
mata. Dengan demikian semua gerakan mata dikaitkan dengan
arah gerakan kutup anterior pada saat kutup ini berputar pada

3 sumbu (horizontal, vertical, dan sagittal). Terminologi menjadi


sebagai berikut: elevasi adalah rotasi mata ke atas, depresi adalah
rotasi mata ke bawah, abduksi adalah rotasi mata ke lateral, dan
aduksi adalah rotasi mata ke medial.

Gerakan memutar bola mata menggunakan pinggir atas


cornea (atau pupil) sebagai penanda. Mata berputar ke medial

Pembuluh Darah dan Pembuluh


Limfe Orbita

Arteria Ophthalmica
Arteria ophthalmica adaiah cabang dari arteria carotis interna
setelah pembuluh ini keiuar dari sinus cavernosus. Arteri ini
masuk orbita melalui canalis opticus bersama nervus opticus
(Gambar 18-3). Pembuluh ini berjalan ke depan dan menyilang

atau lateral.

Otot-Otot Ekstrinsik

Penghasil Gerakan Mata

Terdapat enam otot-otot volunter yang berjalan dari dinding


posterior cavitas orbitalis ke bola mata (Gambar 18-2). Otot-otot
itu adalah musculus rectus superior, musculus rectus inferior,
musculus rectus medius, musculus rectus lateral, serta musculus
obliquus superior dan musculus obliquus inferior.

620

BAB 18

Karena musculus rectus superior dan inferior berinsersi pada


sisi medial sumbu vertical bola mata, otot-otot ini tidak hanya
mengangkat dan menurunkan cornea, tetapi juga memutar bola
mata ke medial (Gambar 18-5). Agar musculus rectus superior
dapat menaikkan cornea langsung ke atas, otot ini harus dibantu
oleh musculus obliquus inferior. Agar musculus rectus inferior
dapat menurunkan cornea secara langsung, otot ini harus
dibantu oleh musculus obliquus superior (Gambar 18-6 dan 18-7).
Perhatikan bahwa tendo musculus obliquus superior berjalan
melalui trochlea fibrocartilaginosa melekat ke os frontaie. Tendo
kemudian berbelok ke belakang dan lateral dan dilekatkan ke
sclera di bawah musculus rectus superior.

Origo, insersi, persarafarL, dan fungsi otot-otot bola mata


diringkas dalam Tabel 18-1. Pelajari dengan saksama Gambar
1

Otot-Otot lntrinsik
Otot-otot intrinsik tidak volunter adalah musculus ciliaris dan
musculus constrictor serta musculus dilatator papillae. Otototot ini tidak ikut berperan pada gerakan bola mata dan akan
dibicarakan kemudian.

Selubung Fascial Bola Mata

Selubung fascial meliputi bola mata dari nervus opticus sampai


ke limbus corneae (Gambar 18-9). Selubung

agar bola mata dapat bergerak dengan bebas. Selubung fascial

sumbu vertikal

sumbu
tr

)""tu(

medialis
M. rectus
lateralis

6M.

rectus
inferior
M. rectus

inferior

tt

sumbu
sumbu vertical

transversus

M. rectus lateralis
lvl. rectus

lateralis
M. rectus inferior

M. rectus

superior

ini

ditembus oleh tendo otot-otot orbita dan rnelipat pada masing,


masing tendo sebagai selubung tubular. Selubung untuk tendo

8-8.

H,r.

ini memisahkan bola

mata dari corpus adiposum orbitae dan menyediakan wadah

M. rectus

medialis

Gambar 18-5 Fungsi empat musculi recti pada gerakan bola mata.

I'IIATA DAN

musculus rectus medialis dan lateralis melekat pada dinding


medial dan lateral orbita melalui ligamentum berbentuk segitiga
yang disebut lacertus musculi recti medialis dan lateralis. Bagian
bawah selubung fascial yang berjalan di bawah bola mata dan
menghubungkan ligamentum lacertus musculi recti medialis dan
lateralis menebal dan berfungsi menahan bola mata; bagian ini
disebut ligamentum suspensorium bulbi (Gambar 1B-9). Dengan
perantaraan ligamentum ini, bola mata seperti tergantung di
antara dinding medial dan lateral orbita.

Struktur Mata

Bola mata (Gambar 1B-9) tertanam di dalam corpus adiposum


orbitae, tetapi dipisahkan dari corpus adiposum ini oleh selubung
fascial bola mata. Bola mata terdiri dari tiga lapisan, dari luar ke
dalam adalah tunica fibrosa, tunica vasculosa yang berpigmen,

TELINGA

Lapisan Bola Mata


Tunica Fibrosa
Tunica fibrosa terdiri atas bagian posterior yang opak, sclera, dan
bagian anterior yang transparan, cornea (Gambar 18-9).
Sclero
Sclera yang opak

terdiri dari jaringan fibrosa padat dan berwarna

putih. Di posterior, sclera ditembus oleh nervus opticus dan


menyatu dengan selubung dura nerlrrs ini (Gambar 18-9). Lamina
cribrosa adalah daerah sclera yang ditembus oleh serabut-serabut
nervus opticus.
Sclera juga ditembus oleh arteri dan nervus ciliaris dan
pembuluh venanya, yaitu venae vorticosae. Ke arah depan sclera
langsung beralih menjadi cornea pada pertemuan sklera-kornea
atau limbus.

dan tunica nervosa.


sumbu vertikal
M. obliquus superior

sumbu transversus
sumbu vertikal
M. obliquus superior

sumbu
sagittalis
sumbu
sagittalis

M. obliquus
inferior

sumbu
transversus

trochlea

sumbu sagittalis
M. obliquus
superior

621

M. obliquus
inferior

M. obliquus
inferior

sumbu transversus

c
Gambar 18-6 Fungsi musculus obliquus superior dan inferior pada gerakan bola mata.

622

BAB 18

Corneo
Cornea yang transparan, mempunyai fungsi utama merefleksikan

cahaya yang masuk ke mata (Gambar 18-9).


hubungan dengan humor aquosus.

Di posterior ber-

Suplai darah: Cornea adalah avaskular dan sama sekali tidak


mempunyai aliran limfe. Cornea mendapatkan nutrisi dengan
cara difusi dari humor aqueus dan dari kapiler yang terdapat
dipinggirnya.
Persarafan: Nervi ciliares longi dari divisi ophthalmica nervus
trigeminus.

Fungsi Cornea
Cornea merupakan medium refraksi yang sangat penting.
Kemampuan refraksi terjadi pada facies anterior cornea, di
mana indeks refraksi cornea (1.38) yang besarnya berbeda
dari udara. Harus diperhatikan manfaat lapisan air mata untuk
mempertahankan lingkungan normal untuk sel-sel epitel cornea.

M. rectus superior

l\,4.

c-

rectus inferior

M. rectus medialis

M. rectus lateralis

Gambar 18-7 Fungsi keempat musculus rectus dan kedua musculus obliquus pada orbita kanan, dengan menganggap setiap
otot bekeia sendiri-sendifl. Posisi pupil terhadap bidang vertikal dan horizontal harus diperhatikan pada setiap kasus. Fungsi
musculus rectus superior dan inferior serta musculus obliquus pada mata orang hidup dijelaskan secara klinis.

tvtATA DAN

Tunica Vasculosa Pigmentosa

Tunica vasculosa pigmentosa dari belakang ke depan terdiri dari


choroidea. corpus ciliare, dan iris.

Choroideo
Choroidea terdiri atas lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam
yang sangat vascular.

Corpus Gliore
Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan
ke anterior terletak di belakang batas perifer iris (Gambar 18-9).
Corpus ciliare terdiri atas corona ciliaris, processus clliarls, dan
musculus ciliaris.

TELTNGA

Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare, dan


permukaannya mempunyai alur-alur dangkal disebut striae
ciliares.
Processus ciliaris adalah lipatan-lipatan yang teisusun radier,

di mana pada permukaan posteriornya melekat

ligamentum

suspensorim lentis.

Musculus ciliaris (Gambar 18-9) terdiri atas serabut-serabut


otot polos merldianal dan sirkular. Serabut meridianal berjalan ke
belakang dari area limbus corneae menuju ke processus ciliaris.
Serabut-serabut sirkular berjumlah sedikit dan terletak di sebelah
dalam serabut meridianal.

s3:'

Gambar 18-8

Posisi utama mata kanan dan kiri dan fungsi musculi rectus dan musculi obliquus yang terutama berfungsi untukgerakan mata. A. Mata
kanan, musculus rectus superior; mata kiri, musculus obliquus inferior. B. Kedua mata, musculus rectus superior dan musculus obliquus inferior, C. l'4ata

kanan, musculus obliquus inferior; mata kiri, musculus rectus superior. D. l4ata kanan, musculus rectus lateralis; mata kiri, musculus rectus medialis.
E. Posisi awal, dengan mata difikasi pada jaraktertentu. F. Mata kanan, musculus rectus medialis; mata kiri, musculus rectus lateralis. G. Mata kanan.
musculus rectus inferior; mata kiri, musculus obliquus superior. H. Kedua mata, musculus rectus inferior dan musculus obliquus superior.
musculus obliquus superior; mata kiri, musculus rectus inferior.

623

lvata kanan,

624
a

BAB 1a

Persarafan: Musculus ciliaris disarafi oleh serabut parasimpatik dari nervus oculomotorius. Setelah bersinaps di
ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke
depan ke bola mata di dalam nervus ciliaris brevis.

lris don Pupil

Irls adalah diaphragma berpigmen yang tipis dan kontraktil

di tengahnya, yaitu pupil (Gambar 18-9). Iris


di dalam humor aquosus di antara cornea dan lensa.

dengan lubang

terletak

Fungsi: Kontraksi musculus ciliaris, terutama serabutserabut meridianal menarik corpus ciliare ke depan. Ha1

Pinggir iris melekat pada permukaan anterior corpus ciliaris. Iris


membagi ruang antara lensa dan cornea menjadi camera anterior
dan camera posterior.
Serabut-serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri dari
serabut-serabut sirkular dan radial. Serabut-serabut sirkular

ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum


suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung.
Keadaan ini meningkatkan daya refraksi lensa.

SINUS VENOSUS

camera anterior
pupil

conjunctiva

tns

ora serrata

\..

camera posterior
M. ciliaris

lacertus musculi recti medialis

M. rectus medialis

ligamentum suspensorium

(\

M. rectus lateralis

t\ il
( (\
A.retinae

membruna
X-l
| ( \\ vitrea

\\N
(- '-

t'\\\

hr\,"i*nn

rl \

( ) ,"\\'

sclera

lacertus musculi
recti lateralis

-+*

,(<"":::::
". - corpus adiposum

E.J;?':1,:,.",'

1)',

canalis hyaloideus

-/4\

4.-^/'
r--

--t\t,

duramater

/--

'^\

arach noideamater
spatium subarachnoideum

fovea centralis

N. ciliaris longus

piamater

N. ciliaris brevis

N. opticus

liquor cerebrospinalis

A.

lacertus musculi recti medialis

V centralis retinae
lacertus musculi recti
lateralis

B
ligamentum suspensorium

Gambar 18-9 A. Potongan horizontal melalui bola mata dan nervus opticus. Perhatikan bahwa arteria dan vena centralis
retinae melintasi spatium subarachnoideum untuk mencapai nervus opticus. B. Perhatikan laceftus musculi recti dan
suspensorium bulbi.

ITATA DAN

membentuk musculus sphincter pupillae dan tersusun di sekitar


pinggir pupil. Serabut-serabut radial membentuk musculus
dilator pupillae, yang merupakan lembaran tipis serabut-serabut
radial dan terletak dekat permukaan posterior.

TELINGA

625

ini dapat menimbulkan kerusakan degeneratif pada retina, yang


berakibat kebutaan.
Fungsi humor aquosus adalah untuk menyokong dinding boia
mata dengan memberikan tekanan dari dalam, sehingga menjaga

bentuk bola matanya. Cairan ini juga memberi makanan pada


Persarafan: musculus sphincter pupillae disarafi oleh serabut

parasimpatik nervus oculomotodus. Setelah bersinaps di


ganglion ciliare, serabut-serabut posganglionik berjalan ke
depan ke bola mata di dalam nervi ciliares breves. Musculus
dilatator pupiliae disarafi oleh serabut simpatik, yang berjalan
ke depan ke bola mata di dalam nervi ciliares longi.

cornea dan lensa dan mengangkut hasil-hasil metabolisme. Fungsi


ini penting, karena comea dan lensa tidak mempunyai pembuluh
darah.

CorpusVitreum

.) Fungsi: Musculus sphincter pupillae mengecilkan pupil

Corpus vitreum mengisi bola mata di belakang lensa (Gambar 18-9)

dalam keadaan cahaya terang dan selama berakomodasi.


Musculus dilatator pupillae melebarkan pupil dalam keadaan

dan merupakan ge1 yang transparan. Canalis hyaloideus adalah


saluran sempit yang berjalan melalui corpus vitreum dari discus
nervi optici ke permukaan posterior lensa. Pada janin saluran ini
berisi A.hyaioidea, yang menghilang beberapa saat sebelum lahirFungsi corpus vitreum adalah membantu meningkatkan daya
pembesaran mata. juga menyokong permukaan posterior leirsa
dan membantu melekatkan pars nervosa ke pars pigmentosa

cahaya kurang terang atau keadaan di mana terdapat aktivitas

simpatik yang berlebihan seperti dalam keadaan takut.


Tunica Nervosa: Retina

Retina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars


nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar berhubungan dengan
choroidea dan permukaan dalam berhubungan dengan corpus
vitreum (Gambar 18-9). Tiga perempat posterior retina merupakan
organ receptor. Pinggir anteriornya membentuk cincin berombak,
ora serrata, yang merupakan ujung akhir pars nervosa. Bagian
anterior retina bersifat bukan merupakan reseptor dan hanya
terdiri dari sel-sel berpigmen dengan lapisan epitel silindris di
lapisan dalam. Bagian anterior retina ini menutupi processus
ciliaris dan beiakang iris.
Pada pusat bagian posterior retina terdapat daerah lonjong
kekuningan, macula lutea, yang merupakan area retina dengan
daya lihat yang palingjelas. Ditengahnya terdapat lekukal, disebut
fovea centralis (Gambar 18-9).
Nervus opticus meninggalkan retina kira-kira 3 mm dari sisi
medial macula lutea melalui discus nervi optici. Discus nervi
optici agak cekung pada bagian tengahnya, yaitu merupakan
tempat di mana nervus opticus ditembus oleh arteria centralis
retinae (Gambar 18-9). Pada discus nervi optici tidak terdapat selsel batang dan kerucut, sehingga tidak peka terhadap cahaya dan
disebut sebagai "bintik buta". Pada pemeriksaan oftalmoskop,
discus nervi optici tampak berwarna merah muda pucat, jauh
lebih pucat dari area retina di sekitamya.

retina.

Lensa (Lens)
Lensa (Gambar 18-9) adalah struktur bikonveks yang transparary
yang dibungkus oleh kapsul yang transparan. Terletak di belakang
iris dan di depan corpus vitreum, serta dikelilingi processus

ciliaris.
Lensa terdiri dari capsula elastis, yang membungkus epitheliun cuboideum, yang terbatas pada permukaan anterior
lensa; dan fibrae lentis yang dibentuk dari epithelium cuboideum
pada equator lentis. Fibrae lentis men1,'usun bagian terbesar lensa.

Perubahan Bentuk Lensa dan Akomsdasi


Capsula lentis yang elastis terdapat dalam keadaan tegang,
menyebabkan lensa berada tetap dalam bentuk bulat dan bukan
berbentuk cakram. Regio equator atau di sekeliling lensa dilekatkan

pada processus ciliaris oleh ligamentum suspensorium. Tarikan

dari serabulserabut ligamentum suspensorium yang tersusun


radier menyebabkan lensa elastis ini menjadi pipih, sehingga mata
dapat difokuskan pada objek-objek yang jauh.

Akomodasi Mata

lsi Bola Mata

Untuk mengakomodasikan mata pada objek yang dekat, musculus

Isi bola mata terdiri dari media refraksi, humor aquosus, corpus
vitreum, dan lensa.

ciliaris berkontraksi dan menarik corpus ciliare ke depan dan


dalam, sehingga serabut-serabut radier iigamentum suspensorium

menjadi relaksasi. Keadaan ini memungkinkan lensa yang elastis

HumorAquosus
Humor aquosus adalah cairan bening yang mengisi

menjadi lebih bulat.

camera

anterior dan camera posterior bulbi (Gambar 18-9), merupakan


sekret dari processus ciliaris, dari tempat ini mengalir ke camera
posterior. Kemudian humor aquosus mengalir ke dalam camera
anterior melalui pupil dan keluar melalui celah yang ada di angulus
iridocornealis masuk ke dalam sinus venosus sclerae (canal of
chlemm). Hambatan aliran keluar humor aquosus mengakibatkan
peningkatan tekanan intraocular, disebut glaukoma. Keadaan
S

Dengan bertambahnya usia, lensa menjadi lebih padat dan


kurang elastis, dan sebagai akibatnya kemampuan berakomodasi

menjadi berkurang (presbiopia). Kelemahan ini dapat diatasi


dengan memakai lensa tambahan berupa kacamata untuk
membantu mata melihat benda-benda yang dekai.

Konstriksi Pupil Saat Akomodasi Mata


Untuk men.jamin bahwa sinar cahaya berjalan melalui pars
centralis lensa, dengan mengurangi penyimpangan sferis selama

626

BAB 18

akomodasi untuk objek yang dekat, musculus sphincter pupillae


berkontraksi sehingga pupil menjadi lebih kecil.

Konvergensi Mata Selama Akomodasi Lensa


Pada manusia, retina kedua bola mata hanya fokus pada satu
set objek (penglihatan binocular sederhana). Jika sebuah objek
bergerak dari

jauh ke arah seseorang, mata

Telinga
Telinga terdiri dari telinga 1uar, telinga tengah atau cavitas
dan telinga dalam atau labyrinthus. Telinga dalam berisi
-tympani,
organ pendengaran dan keseimbangan.

berkonvergensi

sehingga hanya terlihat sebagai satu ob.jek, bukan dua. Konvergensi

mata dihasilkan dari koordinasi kontraksi kedua musculus rectus


medialis.

Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari auricula dan meafus acusticus externus.

Auricula mempunyai bentuk yang khas (Gambar

18-13

A) dan berfungsi mengumpulkan

GAMBARAN RAroIffiGRAFI
CAVITAS #RBITALI5

getaran udara. Terdiri atas


lempeng tulang rawan elastis tipis yang ditutupi kuiit. Auricula
mempunyai otot intrinsik dan ekstrinsik, keduanya disarafi oleh
nervus facialis.

Meatus acusticus externus adalah saluran berkelok yang

menghubungkan auricula dengan membrana tympanica


Gambaran radiografi cavitas orbitalis diperlihatkan dalam Gambar
11-1L sampai LL-14, 78-70, dan 18-11.

Penanda permukaan utama dikaitkan dengan mata diperlihatkan

(Gambar 18-13 dan 18-14). Meatus acusticus externus berfungsi


menghantarkan gelombang suara dari auricula ke membrana
tympanica.
Rangka sepertiga bagian luar meatus adalah cartilago elastis,
dan dua pertiga bagian dalam adalah tulang, yang dibentuk oleh
lempeng tympani. Meatus dilapisi oleh kulit, dan sepertiga bagian

dalam Gambar 18-12.

luarnya mempunyai rambut, glandula sebacea, dan glandula

Anatomi Permukaan Mata

M. rectus

dinding medial

bola mata
M. rectus
lateralis
N. opticus

sinus sphenoidalis

A. basilaris
mesencephalon

Gambar 18-10

CT scan tengkorak memperlihatkan dinding orbita dan bola mata.

MATA DAN TELINGA

627

bola mata

N. opticus

Gambar 18-11 MRI axial (horizontal), memperlihatkan isi rongga orbita dan rongga otak. Perhatikan bahwa bola mata, nervus
opticus, chiasma opticum, dan otot-otot extraoculi dapat diidentifikasi,

ceruminosa. Glandula ceruminosa merupakan modifikasi kelenjar keringat yang menghasilkan secret lilin berwarna coklat
kekuningan. Rambut dan 1ilin ini merupakan barier yang lengket,
untuk mencegah masuknya benda asing.
Saraf sensorik yang menyarafi kulit yang melapisi meatus
berasal dari nervus auriculotemporalis dan ramus auricularis
nervi vagi.

Aliran limfe menuju


dan cervicales superfi

ke

nodi parotidei superficiales, mastoidei,

cia les.

Telinga Tengah (Cavitas Tympani)

Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam pars petrosa


ossis temporalis (Gambar 18-13). Cavitas tympani berbentuk celah
sempii yang dilapisi oleh membrana mucosa. Ruang ini berisi
tulang-tuiang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran
membrana tympanica (gendang telinga) ke perilympha telinga
dalam. Di depan ruang ini berhubungan dengan nasopharynx
melalui tuba auditiva dan di belakang dengan antrum
mastoideum.

Telinga tengah mempunyai atap, lantai, dinding anterior,


dinding posterior, dinding lateral, dan dinding medial.

ll Atap dibentuk oleh lempeng tipis tulang, disebut tegmen


tympani, yang merupakan bagian dari pars petrosa ossis
temporalis (Gambar 18-15 dan 18-16). Lempengini memisahkan

cavitas tympani dari meningen dan lobus temporalis cerebri di


dalam fossa cranii media.

Lantai dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang, yang


mungkin sebagian diganti oleh jaringan fibrosa. Lempeng
ini memisahkan cavitas tympani dari bulbus superior vena
jugularis interna (Gambar 18-16).
Dinding anterior dibentuk di bawah oleh lempeng tipis tulang
yang memisahkan cavitas tympani dari arteria carotis interna
(Gambar 18-16). Pada bagian atas dinding anterior terdapat
muara dari dua buah saluran. Saluran yang lebih besar dan
terletak lebih bawah menuju ke tuba auditiva, dan yang terletak
lebih atas dan lebih kecil menuju ke saluran untuk musculus
tensor tympani (Gambar 18-15). Septum tulang tipis, yang
memisahkan saluran-saluran ini diperpanjang ke belakang
pada dinding medial, yang akan membentuk tonjolan mirip
kerang.
Di bagian atas dinding posterior terdapat sebuah lubang besar

yang tidak beraturan, yaitu aditus ad antrum (Gambar 18-15


dan 18-16). Di bawah ini terdapat penonjolan yang berbentuk
kerucut, sempit, kecil, disebut pyramis. Dari puncak pyramis
ini keluar tendo musculus stapedius.
Dinding lateral sebagian besar dibentuk oleh membrana
tympanica (Gambar 18-13 dan 18-15).
Dinding medial dibentuk oleh dinding lateral telinga dalam.
Bagian terbesar dari dinding memperlihatkan penonjolan
bulat, disebut promontorium, yang disebabkan oleh lengkung

628

BAB 18

pupil

alis mata kiri


margo orbitalis

sclera
sulcus palpebralis superior
sudut lateral mata
caruncula lacrimalis

cornea

lacus lacrimalis

iris

plica semilunaris
plexus arteriae
conjunctivae su perf iciales

lacus lacrimalis

tempat untuk palpasi ligamentum


palpebrale mediale

caruncula lacrimalis

r'18

papilla lacrimalis

margo posterior palpebrae


margo anterior palpebrae

punctum lacrimalis

fornix conjuctivae inferior

Gambar 18-12 l4ata kiri seorang wanita berusia 29 tahun. A. Struktur utama dilihat pada pemeriksaan mata, B.

Pembesaran

sudut medial di antara kelopak mata. C. Palpebra inferior, ditarik ke bawah dan sedikit dieversi untuk memperlihatkan punctum
lacrimale.

pertama cochlea yang ada di bawahnya (Gambar 18-13 dan


18-15). Di atas dan belakang promontorium terdapat fenestra

vestibuli, yang berbentuk lonjong dan ditutupi oleh basis


stapedis. Pada sisi medial fenestra terdapat perilympha
scalae vestibuli telinga dalam. Di bawah ujung posterior
promontorium terdapat fenestra cochleae, yang berbentuk
bulat dan ditutupi oleh membrana tympanica secundaria.

Medial dari fenestra ini terdapat perilympha pada ujung


buntu scala tympani. (Lihat ha1. 636).
Kerang tulang yang berkembang dari dinding anterior meluas
ke belakang pada dinding medial di atas promontorium dan di
atas fenestra vestibuli. Kerang ini menyokong musculus tensor
tympani. Ujung posteriornya melengkung ke atas dan membentuk

lvlATA DAN TELINGA

629

helix
plica mallearis anterior dan posterior

processus laieralis mallei


tl,l,ltt,,

-F

crus longum incudis

pars flaccida

traous

pars tensa

3illl
A

concha

manubrium mallei
kerucut cahaya (cone of light)

lobulus

auricula

membrana tympanica
os malleus
os tncus
os stapes
canalis semicircularis
N. vestibularis

N. cochlearis
N. facialis

cochlea
promontoriunl

meatus acusticus
externus

M. tensor tympani

lobulus

A. carotis interna
tuba auditiva
N. facialis

processus styloideus

Gambar 18-13 A. Bagian-bagian auricula telinga luar. Panah menunjukkan arah tarikan auricula yang harus dilakukan untuk
meluruskan meatus acusticus externus sebelum memasang otoskop pada orang dewasa. B, Bagian luar dan tengah telinga
kanan, dilihat dari depan. C. Membrana tympanica kanan dilihat melalui otoskop.

takil9 disebut processus cochleariformis. Di sekeliling takik ini

Sesampainya di dinding posterior prominentia ini melengkung ke

tendo musculus tensor tympani membelok ke lateral untuk sampai


ke tempat insersinya yaitu manubrium ma1lei (Gambar 18-16).
Sebuah rigi bulat berjalan secara horizontal ke belakang, di

bawah di belakang pyramis.

atas promontorium dan fenestra vestibuli dan dikenal sebagai

Membrana tympanica (Gambar 18-13) adalah membrana fibrosa


tipis yang berwarna kelabu mutiara. Membrana ini terletak

prominentia canalis nervi facialis (berisi nervus facialis).

Membrana Tympanica

630

tuba auditiva

promontorium

stapes

malleus

tncus

cavitas tympani

ductus endolymphaticus

meatus acusticus
externus
canalis semicircularis
lateralis
sinus sigmoideus

antrum mastoideum

caput mallei

-><

/
\

'

orocessus

^nterior

::

/'

\v_

//

-//

.S

/F, *K/rA\-

caDut staoedis

tt[-.ffi

basisstaoedis

-r==/stapes
Gambar 18-14 A. Bagian-bagian telinga kanan dalam hubungannya dengan
pendengaran,

os temporale, dilihat dari atas. B. Tulang-tulang

I'AATA DAN

miring, menghadap ke bawah, depary dan lateral Permukaannya


cekung ke lateraf dan pada cekungan yang paling dalam terdapat
lekukan kecil, umbo, yang dibentuk oleh ujung manubrium
ma1lei. Jika membran terkena cahaya otoskop, bagian cekung ini
menghasilkan kerucut cahaya, yang memancar ke anterior dan
inferior dari umbo.
Membrana tympanica berbentuk bulat dengan diameter lebih
kurang 1 cm. Pinggirnya tebal dan meiekat di dalam alur pada

TELINGA

tulang. Alur itu, sulcus lympanicus, di bagian atasnya berbentuk


incisura. Dari sisi-sisi incisura ini berjalan dua piica, plica mallearis
anlerior dan posterior, yang menuju ke processus lateralis mallei.
Daerah segitiga kecil pada membrana tympanica yang dibatasi
oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut pars flaccida (Gambar
18-13). Bagian lairmya tegang disebut pals tensa. Manubrium
mallei dilekatkan di bawah pada permukaan dalam membrana
tympanica oleh membrana mucosa.

tegmen tympani

recessus epitympanicus
crus breve incudis
ligamentum posterius

caput mallei

crus longum
incudis
M. stapedius

pyramis
tensor tympani

anterior

tuba auditiva
cellulae mastoideae

cavitas tympani
A. carotis interna
manubrium mallei
membrana tympanica
basis stapedis

N. facialis

chorda tympani
processus styloideus

ganglion genicuiatum
aditus ad antrum
canalis semicircularis lateralis
M. tensor tympani

N. facialis di dalam canalis


pyramrs

fenestra vestibuli

antrum mastoideum

promontorium
fenestra cochleae

N facialis
processus styloideus

Gambar 18-15 A. Dinding lateral cavitas tympani dextra dilihat dari sisi medial, Perhatikan letak ossicula dan antrum
mastoideum. B. Dinding medial cavitas tympani dextra dilihat dari sisi lateral. Perhatikan posisi nervus facialis di dalam canalis
osseus.

631

632

BAB 18

Membrana tympanica sangat peka terhadap nyeri dan


permukaan luarnya disarafi oleh nervus auriculotemporalis dan
ramus auricularis nervi vagi.

Ossicu la Aud itus (Tu lang-Tu lang Pendengaran)


Ossicula auditus adalah malleus, incus, dan stapes (Gambar 1B-14

dan 1B-15).

Malleus adalah tulang pendengaran terbesar, dan mempunyai


capuflcollum, crus longum atau manubrium, sebuah processus
anterior dan processus lateralis. Caput berbentuk bulat dan

N. petrosus major

di posterior dengan incus. Collum adalah bagian


sempit di bawah caput. Manubrium berjalan ke bawah
dan belakang dan melekat dengan erat pada permukaan
bersendi

medial membrana tympanica. Manubrium ini dapat dilihat


melalui membrana tympanica pada pemeriksaan dengan
otoskop. Processus anterior adalah tonjolan tulang kecil yang
dihubungkan dengan dinding anterior cavitas tympani oleh
sebuah ligamen. Processus lateralis menonjol ke lateral dan
melekat pada plica mallearis anterior dan posterior membrana

tympanica.

lobus temporalis cerebri

ganglion geniculatum
canalis
piamater

semicircularis lateralis

>.*

r,'l:iarillii:'':iriii

rach noid ea mater


lapisan meningeal duramater

i,\

lapisan periosteal duramater


tegmen tympani

.Y

M. tensor tympani

anterior

processus cochleariformis

-\

tuba auditiva

r)\

/(l
chorda tympani

carotis interna

antrum mastoideum

plexus sympathicus
cellulae mastoideae

sinus petrosus inferior


N. facialis

ramus tympanrcus
N. glossopharyngeus

chorda tympani

bulbus superior V. jugularis interna

M. stapedius
canalis semicircularis superior
ductus semicircularis

cochlea

Gambar 18-16 A. Cavitas tympani dan struktur yang ada di sekitarnya. Labyrinthus osseus (B) dan membranaceus (C)

633

MATA DAN TELINGA

l)

Incus mempunyai corpus yang besar dan dua crus (Gambar


18-14). Corpus berbentuk bulat dan bersendi di anterior
dengan caput mallei. Crus longum berjalan ke bawahbelakang
dan seiaiar dengan manubrium mallei. Uiung bawahnya
melengkung ke medial dan bersendi dengan caput stapedis.
Bayangannya pada membrana tympanica kadang-kadang
dapat dilihat pada pemeriksaan dengan otoskop. Crus breve
menonjol ke belakang dan dilekatkan pada dinding posterior
cavitas tympani oleh sebuah ligamen.
Stapes mempunyai caput, collum, dua lengan, dan sebuah
basis (Gambar 18-14). Caput kecil dan bersendi dengan crus
longum incudis. Collum sempit dan merupakan tempat
insersi musculus stapedius. Kedua lengan berjalan divergen
dari collum dan melekat pada basis yang lonjong. Pinggir
basis dilekatkan pada pinggir fenestra vestibuli oleh sebuah
cincin fibrosa, yang disebut ligamentum annulare.

0tot-0tot

Ossicula

Otot-otot ossicula adalah musculus tensor tympani dan musculus

lateral yang berlebihan, menyebabkan pemisahan sementara


facies articularis antara malleus dan incus, dan ini menyebabkan
basis stapes tidak ditarik ke lateral dari fenestra vestibuli.

Selama penghantaran getaran dari membrana tympanica


ke perilympha melalui ossicula, mengalami pembesaran dengan
rasio 1,3 berbanding.l. Ditambah lagi, luas membrana tympanica
lebih kurang 17 kali leblh besar daripada luas basis stapedis, hal

ini mengakibatkan tekanan efektif pada perilympha


dengan rasio 22 berbanding

meningkat

'1.

Tuba Auditiva
Tuba auditiva menghubungkan dinding anterior cavitas tympani
ke nasopharynx (Gambar 18-13). Sepertiga bagian posteriornya
adalah tulang dan dua pertiga bagian anteriornya adalah kartilago.
Pada saat turury tuba berjalan di pinggir atas musculus constrictor

pharynges superior. Tuba berfungsi menyeimbangkan tekanan


udara di dalam cavitas tympani dengan nasopharynx.

stapedius.

Otot-otot ossicula, persarafannya, dan fungsinya diringkas


dalam Tabel 18-2.

Antrum Mastoideum
Antrum mastoideum terletak di belakang cavitas tympani di
dalam pars petrosa ossis temporalis (Gambar 18-14). Berhubungan
dengan cavitas tympani melalui aditus (Gambar 18-15).

Gerakan Tulang Pendengaran


Malleus dan incus berputar pada sumbu anteroposterior yang

berjalan melalui ligamentum yang menghubungkan processus


anterior mallei dengan dinding anterior cavitas tympani, processus

anterior mallei dan crus breve incudis, dan ligamentum yang


menghubungkan processus brevis incudis dengan dinding posterior
cavitas tympani.

Jika membrana tympanica bergerak ke medial (Gambar 18-

Batas-Batas Antrum Mastoidem

Mengetahui batas-batas antrum mastoideum sangat membanfu


untuk mengetahui penyebaran infeksi dari tempat ini.

t
r

Dinding anterior berbatasan dengan cavitas tympani dan


berisi aditus ad antrum (Gambar 18-16).
Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus
dan cerebellum (Gambar 18-16).

17), manubrium mallei juga ikut bergerak ke medial. Manubrium


mallei dan caput incudis bergerak ke lateral. Crus longum incudis

Dinding lateral tebalnya 1,5 cm dan membentuk

bergerak ke medial bersama stapes. Basis stapedis didorong


ke medial pada fenestra vestibuli, dan gerakan ini diteruskan ke

trigonum suprameatum. (Lihat gambar 11-5).


Dinding medial berbatasan dengan canalis semicircularis

perilympha di dalam skala vestibuli. Cairan perilympha tidak dapat

dimampatkan, sehingga menyebabkan membrana tympanica


secundaria pada fenestra cochleae di u.iung bawah scala tympani
menonjol ke luar (Gambar 18-17). Gerakan sebaliknya terjadi bila
membrana tympanica bergerak ke lateral. Gerak caput mallei ke

dasar

posterior (Gambar 18-16).


Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang, tegmen
tympani, yang berbatasan dengan meningen pada fossa cranii
media dan lobus temporalis cerebri (Gambar 18-16).
Dinding inferior berlubang-lubang, menghubungkan antrum
dengan cellulae mastoideae (Gambar 18-16).

634

BAB 18

malleus

II
td
ta

membrana tympanica
scala vestibuli terisi
dengan perilympha

basis stapedis pada


fenestra vestibuli
(oval window)
ductus cochleae terisi
dengan endolympha

membrana tympanica secundaria


pada fenestra cochleae (round window)
scala tympani terisi
dengan perilympha

lamina
spiralis

scala vestibuli terisi


dengan perilympha

basis stapedis pada


fenestra vestibuli

helicotrema

membrana
tympanica
serabut basilar
pada membrana basilaris

.F

membrana tympanica secundaria


pada fenestra cochleae

scala tympani terist


dengan perilympha

Gambar lA-17 A. Getaran musik berjalan melalui meatus acusticus externus dan menyebabkan membrana tympanica
bergerak ke medial; caput mallei dan incus bergerak ke lateral, dan crus longum incudis beserta stapes bergerak ke lateral.

B. Gerakan ke medial dari basis stapedis pada fenestra vestibuli menyebabkan gemkan (knda panah) perilympha di dalam
scala vestibuli. Pada apex cocleae (helicotrema). gelombang kompresi di dalam perilympha diteruskan ke bawah scala tympani,
menyebabkan penonjolan ke luar dari membrana tympanica secundaria pada fenestra cochleae. C. Gerakan perilympha (tanda

panah) setelah gerakan basis stapedis. Perhatikan posisi serabut-serabut basilaris pada membrana basilaris.

lylATA DAN

TELTNGA

635

Cellulae Mastoideae

fossa infratemporalis, di mana nervus ini bergabung dengan


nervus lingualis. Chorda tympani terdiri dari:

mulai berkembang dalam tahun kedua


kehidupan. Cellulae mastoideae adalah suatu seri rongga yang
saling berhubungan di dalam pr.ocessus mastoideus, yang di atas
berhubungan dengan antrum dan cavitas tympani (Gambar 1816). Rongga-rongga ini dilapisi oleh membrana mucosa.

Serabut-serabut pengecap dari membrana mucosa yang


menutupi dua pertiga bagian anterior lidah (tidak termasuk
papillae circumvallatae) dan dasar mulut. Serabut-serabut

Processus mastoideus

pengecap adalahtonjolan perifer dari sel-sel di dalam ganglion

geniculatum.
Serabut-serabut sekretomotorik parasimpatik preganglionik yang menuju ke ganglion submandibularis dan kemudian
dilanjutkan ke glandula submandibularis dan sublingualis.

Nervus Facialis
Seluruh perjalanan ner!'us facialis diuraikan di halaman 527.Pada
saat tiba di dasar meatus acusticus internus, Nervus facialis masuk
ke dalam canalis facialis (Gambar 18-14). Nervus ini berjalan ke
lateral di atas vestibulum telinga dalam sampai mencapai dinding

medial cavitas tympani. Di sini, nervus membesar membentuk


ganglion geniculatum (Gambar 18-15 dan 18-16). Kemudian
nerl.us membelok tajam ke belakang di atas promontorium.
Sesampainya di dinding posterior cavitas tympani, nervus ini
membelok ke bawah pada sisi medial aditus ad antrum (Gambar
18-16). Kemudian nervus berjalan turun pada dinding posterior
cavitas tympani, di belakang pyramis, dan akhimya keluar melalui
foramen stylomastoideum ke dalam leher.

Nervus Tympanicus
Nervus tympanicus dipercabangkan dari nervus

glosso-

pharyngeus, tepat di bawah foramen jugulare. (Lihat ha1. 529).


Nervus ini berjalan melalui dasar cavitas tympani dan pada
promontorium (Gambar 18-16). Di sini nervus membentuk
plexus tympanicus. Plexus tympanicus menyarafi lapisan cavitas
tympani dan mempercabangkan nervus petrosus minoq, yang
mengirim serabut-serabut sekretomotorik untuk glandula parotis
via ganglion oticum.

Telinga Dalam atau Labyrinthus

Labyrinthus terletak di dalam pars petrosa ossis temporalis, medial


terhadap ielinga tengah (Gambar 18-1.4). Terdiri dari labyrinthus

Cabang-Cabang Penting Pars

lntrapetrosa Nervus Facialis


Nervus petlosus major dicabangkan dari nervus facialis
pada ganglion geniculatum (Gambar 18-16). Nervus ini
mengandung serabut-serabut preganglionik parasimpatik
yang berjalan ke ganglion pterygopalatinum, dan dari sini
dilanjutkan melalui nervus zygomaticus dan nervus lacrimalis
ke glandula lacrimalis. Serabut-serabut posganglionik lainnya

berjalan melalui nervus nasalis dan nervus palatinus ke


kelenjar-kelenjar membrana mucosa hidung dan palatum.
Nervus petrosus major juga mengandung banyak serabut

osseus, tersusun dari sejumlah rongga di dalam tulang; dan


labyrinthus membranaceus, tersusun dari sejumlah saccus dan
ductus membranosa di dalam labyrinthus osseus. Untuk deskripsi
rinci struktur mikroskopik labyrinthus disarankan membaca buku

histologi.

Labyrinthus Osseus
Labyrinthus osseus terdiri atas tiga bagian: vestibulum, canalis
semicircularis, dan cochiea (Gambar 18-16). Ketiganya merupakan
rongga-rongga yang terletak di dalam substantia compacta
tulang. Mereka dilapisi oleh endosteum dan berisi cairan

di dalamnya terdapat

pengecap dari membrana mucosa palatum. Nervus ini


keluar dari permukaan atas Pars Petrosa ossis temporalis

bening, perilympha, yang

dan akhimya bergabung dengan nervus Petrosus profundus


dari plexus sympathicus pada arteria carotis interna dan
membentuk nervus canalis pterygoidei. Nervus ini berjalan ke
depan, masuk ke fossa pterygoidea, dan berakhir di ganglion
pterygopalatinum.
Nervus ke musculus stapedius berasal dari nervus facialis
pada waktu nervus ini berjalan turun di dalam canalis facialis,
di belakang pyramis (Gambar 18-16). Nervus ini menyarafi
otot di dalam pyramis.
Chorda tympani berasal dari nervus facialis tepat di atas
foramen stylomastoideum (Gambar 18-L5). Nervus ini masuk
cavitas tympani dekat pinggir posterior membrana tympanica.
Kemudian berialan ke depan di atas membrana tympanica dan
menyilang pangkal manubrium mallei (Gambar 18-15). Nervus
terletak di dalam celah di antara membrana mucosa dan
lapisan fibrosa membrana tympanica. Nervus meninggalkan
cavitas tympani melalui fissura petrotympanica dan masuk ke

Vestibulum, merupakan bagian tengah labyrinthus osseus,


terletak posterior terhadap cochlea dan anterior terhadap canalis
semicircularis. Pada dinding lateralnya terdapat fenestra vestibuli
yang ditutupi oleh basis stapedis dan ligamentum amularenya,
dan fenestra cochleae yang ditutupi oleh membrana tympanica
secundaria (Gambar 18-17). Di dalam vestibulum terdapat
sacculus dan utriculus labyrinthus membranosa (Gambar 18-16).
Ketiga canalis semicircularis, yaitu canalis semicircularis
superior, posterior, dan lateral bermuara ke bagian posterior
vetibulum. Setiap canalis mempunyai sebuah pelebaran diujungnya
disebut ampulla. Canalis bermuara ke dalam vestibulum melalui

labyrinthus

membranaceus (Gambar 18-17).

lima lubang, salah satunya dipergunakan bersama oleh dua canalis.


Di dalam canalis terdapat ductus semicircularis (Gambar 18-16).
Canalis semicircularis superior terletak vertikal dan tegak

lurus terhadap sumbu panjang os petrosum. Canalis semicircularis


posterior juga vertikaf tetapi terletak sejajar dengan sumbu
panjang os petrosum. Canalis semicircularis lateralis terletak

636

BAB 18

horizontal pada dinding medial aditus ad antrum, di atas canalis


nervi facialis.
Cochlea berbentuk seperti rumah siput. Cohclea bermuara
ke dalam bagian anterior vestibulum (Gambar 18-16). Umumnya
terdiri atas safu pilar sentral, modiolus cochleae, dan modiolus
ini dikelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah
putaran. Setiap putaran berikutnya mempunyai radius yang lebih
kecil sehingga bangunan keseluruhannya berbentuk kerucut.
Apex menghadap ke anterolateral dan basisnya ke posteromedial.
Putaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai
promontorium pada dinding medial cavitas tympani.
Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar
meafus acusticus internus. Modiolus ditembus oleh cabang-cabang
nervus cochlearis. Pinggir spiraf lamina spiralis, mengeiilingi
modiolus darr menonjol ke dalam canalis dan membagi canalis
ini. Membrana basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina
spiralis sampai ke dinding luar tulang, sehingga membelah
canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan
scala tympani di sebelah bawah. Perilympha di dalam scala
vestibuli dipisahkan dari cavitas tympani oleh basis stapedis dan
ligamentum arurulare pada fenestra vestibuli. Perilympha di dalam
scala tympani dipisahkan dari cavitas tympani oleh membrana
tympanica secundaria pada fenestra cochleae.

di dalam kantung buntu kecil, yaitu saccus endolymphaticus


(Gambar 18-16). Saccus ini terletak di bawah duramater pada
permukaan posterior pars petrosa ossis temporalis.
Pada dinding utriculus dan sacculus terdapat receptor sensoris
khusus yang peka terhadap orientasi kepala akibat gaya berat atau
tenaga percepatan lain.

Ductus semicircularis meskipun diametemya jauh lebih


kecil dari canalis semicircularis mempunyai konfigurasi yang
sama. Ketiganya tersusun tegak lurus satu dengan iainnya,
sehingga ketigf bidang terwakili. Setiap kali kepala mulai atau
berhenti bergerak, atau |ika kecepatan gerak kepala bertambah
atau berkurang, kecepatan gerak endolympha di dalam ductus
semicircularis akan berubah sesuai dengan hal tersebut terhadap
dinding ductus semicircularis. Perubahan ini dideteksi oleh
receptor sensoris di dalam ampulla ducfus semicircularis.
Ductug cochlearis berbentuk segitiga pada potongan
melintang dan berhubungan dengan sacculus melalui ductus
reuniens. Epitel sangat khusus yang terletak di atas membrana
basilaris membentuk organ Corti dan mengandung receptorreceptor sensoris untuk pendengaran. Penjelasan rinci dari organ
Corti dapat dilihat dalam buku histologi.

N ervus Vesti bu lococh learis

Labyrinthus Membranaceus
Setibanya di dasar meatus acusticus internus (lihat hal. 529), nervus

Labyrinthus membranaceus terletak di dalam labyrinthus osseus


(Gambar 18-16). Labyrinthus ini berisi endol1'rnpha dan dikelilingi
oleh perilympha. Labyrinthus membranaceus terdiri atas utriculus
dan sacculus, yang terdapat di daiam vestibulum osseus; tiga
ductus semicircularis, yang terletak di dalam canalis semicircularis
osseus; dan ductus cohclearis yang terletak di dalam cochlea.
Struktur-struktur ini saiing berhubungan dengan bebas.
Utriculus adalah yang terbesar dari dua buah saccus vestibuli
yang ada. Utriculus dihubungkan tidak langsung dengar sacculus
dan ductus endolymphaticus oleh ductus utriculosaccularis.
Sacculus berbentuk bulat dan berhubungan dengan utriculus,
seperti sudah dijelaskan di atas. Ductus endolymphaticus, setelah
bergabung dengan ductus utriculosaccularis akan berakhir

Pertanyaan Melengkapi
Pilihlah satu jawaban yang PALING

1.

TEPAT.

Musculus levator palpebrae superioris disarafi oleh:


A. Nervus facialis.
B. Nervus trochlearis.
C. Nervus trigeminus.
D. Nerl.us oculomotorius.
E. Nervus abducens.

ini terbagi menjadi nervus vestibularis dan nervus

cochlearis

(Gambar 18-13).

Nervus vestibularis melebar untuk membentuk ganglion


vestibulare. Cabang-cabang nervus kemudian menembus ujung
lateral meatus acusticus internus dan masuk ke dalam labyrinthus
membranaceus unfuk menyarafi utriculus, sacculus, dan ampullae
ductus semicircularis.

Nervus cochlearis bercabang-cabang dan masuk ke foramina

pada basis modiolus. Ganglion sensoris nervus ini berbentuk


ganglion spirale cochleae memanjang, yang terletak di dalam
canalis yang mengelilingi modiolus, pada basis laminae spiralis.
Cabang-cabang perifer nervus ini berjalan dari ganglion ke organ
Corti.

Musculus obliquus inferior mata disarafi oleh


Nervus abducens.
Nerr,'us trigeminus.
Nervusoculomotorius.
Nervus facialis.
Nervus trochlearis.

A.
B.
C.
D.
E.

Musculus rectus lateral mata disarafi oleh:


A. Nervus opticus.

B.

Nerr,rrs trochlearis.

I,AATA DAN TELINGA

C.
D.
E.
4.

C.
D.
E.

Nervus oculomotorius.
Nervus facialis.
Nervus abducens.

Musculus obliquus superior mata disarafi oleh:


A. Nervus trigeminus
B. Nervus trochlearis
C. Nervus abducens
D. Chorda tympani
E. Nervus oculomotorius
Musculus orbicularis oculi disarafi oleh:
A. Nervus facialis.
B. Nervus lacrimalis.
C. Nervus maxillaris.
D. Nervus nasociliaris.
E. Nervus frontalis.

6.

Nervus oculomotorrus.
Musculus obliquus inferior.
Musculus recfus inferior.

Infeksi telinga tengah dapat menyebar sepanjang perjalanan di


bawah ini, kecuali:
A. Melalui tegmen tympani ke fossa crania media.
B. Meialui dinding medial ke dalam labyrinthus.

C.

Melalui canalis untuk musculus tensor tympani ke arteria


carotis interna.

D. Melalui iantai ke vena jugularis interna.


E. Melalui aditus ke antrum mastoideus

masuk ke dalam

cellulae mastoidea.
10. Pernyataan

berikut ini benar untuk membrana tympanica,

kecuali:

A.
B.
C.

Canalis opticus merupakan muara yang terletak di:


A. A1a minor ossis sphenoidalis.

B.
C.
D.
E.
7.

9.

637

Berwarna abu-abu mutiara.


Cekung ke lateral.

Disilang oleh chorda tympani di atas facies medialis pars


inferior membrana.

D. Cara yang paling baik untuk melihatnya pada orang


dewasa yaitu dengan menarik auricula ke atas dan

Os occipitale.
Pars petrosa ossis temporalis.
Os frontale.

E.

Pars squamosa ossis temporalis.

Meatus acusticus internus di cranium:


A. Terletak di corpus ossis sphenoidalis.

B. Terletak di os mastoideum.
C. Dilalui oleh nervus glossopharyngeus.
D. Hanya dilalui oleh musculus vestibulocochlearis.
E. Dilalui oleh nervus facialis dan nervus vestibulo-

belakang.
Permukaan dalam

diliputi oleh membrana mucosa.

11. Pernyataan berikut ini benar untuk chorda tympani, kecuali:


A. Mengandung serabut posganglionik parasimpatik.
B. Mengandung serabut sensorik khusus (pengecap)
C. Bergabung dengan nervus lingualis di fr:ssa infratemporalis.

D. Merupakan cabang nervus facialis di os temporale.


E. Membawa serabut-serabut sekretomotorik ke glandula

cochlearis.

salivaria submandibularis dan sublingualis.

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAI.

8. Berikut ini adalah otot dan nervus

yang bertanggung jawab

dalam mengaduksikan bolamata (memutar cornea ke medial),

kecuali:

A.
B.

Musculus rectus superior.

Musculus rectus medial.

1. D yang

12. Diumpamakan daya lihat pasien normal. Nervus cranial


manakah yang terganggu jika refleks cahaya langsung dan
konsensual tidak ada ?
A. Nervus trochlearis
B. Nervus opticus
C. Nervus abducens
D. Nervus oculomotorius
E. Nervus trigeminus

C yang benar. Musculus obliquus inferior mata disarafi oleh


nervus oculomotorius.

benar. Musculus levator palpebrae superioris disarafi

oleh nervus oculomotorius. Namun, serat-serat otot polos


musculus levator palpebrae superioris disarafi oleh nervus
simpatik. (Pada Sindroma Homer, di mana terdapat lesi

nervus oculomotorius. Gangguan nervus oculomotorius


menyebabkan ptosis berat.

yang benar. Musculus recfus lateral mata disarafi oleh nervus


abducens (Gambar 18-2).

J.

4.

B yang benar. Musculus obliquus superior mata disarafi oleh


nervus trochlearis (Gambar 18-3).

pada nervus simpatik, terjadi ptosis ringan). Otot 1urik, yang


membentuk sebagian besar otot, menerima persarafan dari

638

BAB 18

5. A yang benar.

memutar mata ke medial dan bawah (karena origo otot-otot


ini terdapat di belakangorbita medial terhadap sumbu vertikal
bola mata). Nerr,-us oculomotorius menyarafi musculus
recfus medial, superior, dan inferior serta musculus obliquus

Musculus orbicularis oculi merupakan sebuah

otot ekspresi wajah dan disarafi oleh nerl.us facialis.

6. A yang benar. Canalis opticus merupakan foramen

pada

aia minor ossis sphenoidalis (Gambar L8-2). Meialui canalis

ini berjalan nervus opticus dan dikelilingi oleh

inferior.

sarung

tubular meningen dan liquor cerebrospinalis serta arteria

9.

ophthalmica.

7.

C y*g tidak benar. Canalis untuk musculus tensor tympani


tertutup pada bagian dalamnya dan diisi oleh origo musculus
tensor {rmpani.

E yang benar. Meatus acusticus intemus

di tengkorak dilalui

oieh nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis dari fossa

cranii posterior ke telinga dan sekitamya, pada nervus facialis

10. C yang tidak benar. Chorda tympani menyiiang facies medialis


pars superior membrana tympani (Gambar 18-15).

(Gambar 18-14).

8. D y*g tidak benar.

Musculus obliquus memutar bola mata


ke lateral. (Sebagai tambahary musculus obliquus superior

memutar mata ke bawah, dan musculus obliquus inferior


memutar mata ke atas). Musculus recfus superior memutar
mata ke medial dan atas, serta musculus rectus inferior

11. A yang tidak benar. Chorda tympani mengandung serabut


preganglionik parasimpatik.
12.

D yang benar. Nervus oculomotorius mengandung serabut


parasimpatik yarg menyarafi musculus constrictor papillae,
yang dibutuhkan untuk konstriksi pupil pada refleks cahaya
langsung dan konsensual.

Sistem
Pencernaan

639

DindingAbdomen,
Cavitas Peritonealis,
Spatium

Retroperitoneale, dan
Tractus Digestivus

640

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

Anatomi

Dasar
Abdomen

642

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

Gambaran Radiografi Duodenum

641

68s

642

Jejunum dan lteum

lnguinalis
Catatan Fisiotogi: Mekanisme Canatis lnguinalis
Funicutus Spermaticus
Catatan Embriotogi: Pembentukan Canatis lnguinatis
scrotum
Labium Majus
Nervus DindingAnteriorAbdomen
Pendarahan DindingAnteriorAbdomen

650

Mesenterium lntestinum Tenue

CatatanEmbriologi:PembentukanDindingAbdomen

658

Coton Ascendens

693

658

Coton Transversum

693

658

Colon Descendens

693

663

Coton Sigmoideum

693

Rectum

694

Dinding

Catatan Fisiotogi: Fungsi Canatis

UmbiUcus
Peritoneum dan Cavitas peritonealis
Catatan Fisiotogi: Fungsi Peritoneum
Perkembangan Funicutus Umbilicatis dan

650
653

653
656

Peritoneatis

Pembentukan Bursa Omentate dan Kantong Besar

Peritonei

691

Gaster
Catatan Fisiologi: Sphincter Pyloricus
Penampang Anatomi Abdomen
Gambaran Radiografi Gaster
lntestinum tenue
Catatan Fisiologi: Fungsi lntestinum Tenue
Duodenum

Appendix Vermiformis

Canatis Anatis

691

696

666

Catatan Fisiologi: Proses Defekasi

698

668

Gambaran Radiografi lntestinum Crassum

700

668

Catatan Embriologi: Pembentukan Tractus Digestivus

700

670

Catatan Fisiologi: Fungsi

688

Gambaran Radiografi Caecum

657

CatatanFisiologi:SphincterGastrooesophagicus

Gaster

688

657

670

Oesophagus

Caecum

691

Digestivus
Oesophagus
Catatan Fisiologi: Fungsi Oesophagus
Gambaran Radiografi

Catatan Fisiolcgi: Fungsi lntestinum Crassum

688

Catatan Fisiologi: Fungsi Valvula lleocaecalis

665

Tractus

lntestinum Crassum

687

688

656

Catatan Embriotogi: Pembentukan Peritoneum


dan Cavitas

Gambaran Radiografi Jejunum dan lleum

685

670
671

671

672
675

678

Rotasi Lengkung Usus Tengah di Funicutus Umbiticatis dan


Masuknya Kembati ke Datam Cavum Abdominatis

703

Pendarahan Tractus Digestivus yang Sedang Berkembang

708

Anatomi Permukaan DindingAbdomen dan Tractus


Gastroi ntestinalis

708

Penanda Permukaan Dinding Abdomen


Penanda Permukaan Viscera Abdomen

708
712

Pertanyaan

715

Jawaban dan Penjetasan

719

678

678
678

I lyeri abdomen akut, trauma tumpul dan tajam pada dinding


| \ ubdo.en, serta pendarahan gastrointestinal adalah masalah

tantangan diagnostik khusus; banyak penyakit pada masa anak-anak


memberikan gejala nyeri abdomen.

yang umum ditemukan oleh profesional medis. Masalah-masalah ini


menjadi rumit, karena di dalam abdomen terdapat berbagai sistem
organ, dan pada banyak pasien melibatkan lebih dari satu system.

Tujuan bab ini adalah memberikan uraian singkat mengenai


anatomi dasar abdomen dengan tujuan khusus pada dinding

Pengetahuan mengenai hubungan antar ruang organ-organ


abdomen yang berbeda penting untuk menegakkan diagnosis yang
akurat dan komplit. Anak-anak dengan nyeri abdomen memberikan

abdomen, tractus digestivus, dan cavitas peritonealis. Hepar, ductus


choledochus, pancreas, dan lien yang erat kaitannya dengan tractus
gastrointesti nal is

iuraikan dalam bab berikutnya.

642

BAB 19

i':!

l',,.j

/l;'ii

,i'ir'!

i i '',iir,l':;i i.r

Persarafan
Persarafan kulit dinding anterior abdomen berasal dari rami
anteriores enam nervus thoracicus bagian bawah dan nervus
lumbalis pertama (Gambar 19-1). Nervi thoracici adalah lima
nervus intercostalis bagian bawah dan nervus subcostalis, Nervus

Dinding Abdomen

lumbalis pertama diwakili oleh nerms iliohypogastricus dan


nervus ilioinguinalis.

Dinding anterior dibentuk oleh kulii, fascia superficialis, fascia


profunda, otot-otot, fascia extraperitonealis, dan peritoneum
parietale.

Dermatom T7 terletak pada epigastrium tepat di atas processus


xiphoideus; dermatom T10 termasuk umbilicus; dan dermatom L1
terletak tepat di atas ligamentum inguinale dan symphysis pubica.
Dermatom dan distribusi nervus kulit diperlihatkan pada Gambar
19-1,.

Kulit

Kulit melekat pada struktur yang terletak di bawahnya dengan


longgar kecuali pada umbilicus, di mana kulit ditambatkan sebagai
jaringan parut umbilicus. Garis-garis alami alur kulit berjalan

turun dan ke depan hampir horizontal di sekitar tubuh.


Umbilicus merupakan jaringan parut padat yang mewakili
tempat melekatnya funiculus umbilicalis pada fetus. Umbilicus ini
terletak di linea aiba (lihat hal. 647).

Pendarahan
Arteri: Kulit di sekitar garis tengah mendapat darah dari cabangcabang arteria epigastrica superior dan arterla epigastrica inferior.

Kulit di samping tubuh mendapat darah dari

cabang-cabang
arteria intercostalis, arteria lumbalis, dan arteria circumflexa iliaca
profunda (Gambar 79-2).Di samping itu, kulit di daerah inguinal

ramus lateralis
N. thoracalis Vll

l\,4.

rectus abdominis

'(

,i,/
I

r/

,!

ramus lateralis
N. iliohypogastricus (Ll

t'
'r,I.

anulus inguinalis
superficialis
N. ilioinguinalis

Gambar 19-1 Dermatom dan distribusi nervus kulit pada dinding anterior abdomen.

DINDING ABDOIIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

didarahi oleh arteria epigastrica superficialis, arteria circumflexa

ilium superficialis, dan arteriae pudendae extemae superficiales,


yang merupakan cabang-cabang dari arteria femoralis.
Vena: Aliran vena mengalir ke atas terutama ke vena axillaris

melalui vena thoracica lateralis dan ke bawah ke vena femoralis


melalui vena epigastrica superficialis dan vena saphena magna
(Gambar 19-2).

Aliran Limfe
Pembuluh limfe cutaneus di atas umbilicus bermuara ke atas ke
dalam limfonodus axillaris anterior. Pembuluh di bawah umbilicus
bermuara ke bawah ke dalam nodus inguinalis superficialis

DAN TRACTUS

DIGESTIVUS

643

di sisi lateral dan atas. Di inferior, stratum membranosum berjalan


di atasligamentuminguinaleuntukbersatu denganfasciaprofunda
tungkai atas (fascia lata) sekitar satu jari di bawah ligamentum
inguinale. Di garis tengalL stratum membranosum tidak melekai
pada os pubis, tetapi membentuk selubung tubular untuk penis
(atau clitoris). Di perineum, stratum membranosum melekat pada
masing-masing pinggir arcus pubis dan dikenal sebagai fascia
Collesi. Di posterior, stratum membranosum bersatu dengan
corpus pineale dan pinggir posterior membrana perinealis.

Fascia Profunda

(Gambar 19-3).

Pada dinding anterior abdomery fascia profunda merupakan


lapisan tipis iaringan ikat yang meliputi otot-otot.

Fascia Superficialis

Otot-Otot DindingAnteriorAbdomen

Panniculus adiposus berhubungan dengan fascia superficial

Otot-otot dinding anterior abdomen terdiri atas tiga lapis otot


yang lebar dan tipis, yang di depan berubah menjadi aponeurosis.
Dari luar ke dalam adalah musculus obliquus abdominis
externus, musculus obliquus abdominis internus, dan musculus
transversus abdominis (Gambar 19-5). Di samping itu, pada

yang meliputi seluruh tubuh .Stratum membranosum menghilang

masing-masing sisi garis tengah bagian anterior, terdapat sebuah

(panniculus
adiposus) superficial (fascia Camperi) dan lapisan membranosa
(stratum membranosum) profunda (fascia Scarpae) (Gambar
Fascia superficialis dapat dibagi menjadi lapisan lemak

19-4).

V. thoracica lateralis

bermuara ke
V. axillaris
A. intercostales cabang
dari aorta thoracica dan
V. intercostales
bermuara ke
V. azygos
V. paraumbilicales
bermuara ke V. porta

Ram! cutanei V. epigastrica


superior bermuara ke
V. thoracica interna

A. epigastrica superior
cabang dari A. thoracica
interna

A. lumbales cabang dari


aorta abdominalis dan
V. lumbales bermuara
ke V. cava inferior

A. epigastrica inferior
cabang dari A. iliaca
externa

V circumflexa iliaca
superficialis bermuara
ke V. saphena magna

V epigastrica
superficialis bermuara
ke V. saphena magna

Gambar 19-2
abdomen.

A. circumflexa iliaca
profunda cabang dari
A. iliaca exierna
posisi annulus
inguinalis profundus

Pada sisi kiri, aliran arteria dan vena dinding anterior abdomen. Pada sisi kanan, pendarahan dinding anterior

644

BAB 19

\
nodi lymphodei axillares anteriores

nodi lymphodei inguinales superficiales

Gambar 19-3 Aliran limfe kulit dinding anterior dan posterior abdomen

otot vertikai yang 1ebar, musculus rectus abdominis (Gambar19-6).


Pada saat ketiga lapis aponeurosis berjalan ke depary aponeurosis

ketiga aponeurosis berjalan ke anterior musculus rectus abdominis,


sehingga tidak ada lamina posterior sarung di bawah spina iliaca

itu membungkus musculus rectus abdominis dengan membentuk

anterior superior. Di bawah, plnggir yang berbentuk bulan sabit


di lamina posterior vagina musculus recti abdominis disebut linea
arcuata. Ketiga aponeurosis bergabung menjadi satu dan bersama
dengan ketiga aponeurosis sisi lainnya di garis tengah di antara
musculus rectus abdominis kanan dan kiri membentuk pita fibrosa
disebut linea alba, yang terbentang dari processus xiphoideus di
atas sampai symphysis pubica di bawah.

vagina musculi recti abdominis.


Pada bagian bawah vagina musculi recti abdominis mungkin
terdapat sebuah otot kecil dinamakan musculus pyramidalis.
Musculus cremaster membentuk sebaglan pembungkus
funiculus spermaticus dan berasal dari serabut-serabut bagian
bawah musculus obliquus abdominis internus; otot ini berjalan ke
inferior dan masuk ke scrotum (lihat Gambarl9-11).
Otot-otot dinding anterior abdomen diringkas dalam Tabel
79-7.

Vagina Musculi RectiAbdominis

Lamina posterior vagina musculi recti abdominis tidak


melekat pada musculus rectus abdominis. Intersectiones tendineae
transversa, biasanya berjumlah tiga buah: Satu setinggi processus
xiphoideus, satu setinggi umbilicus, dan satu di antara keduanya
(Gambar 19-7). Intersectiones tendineae ini melekat dengan erat
pada lamina anterior vagina musculi recti abdominis.

Vagina musculi recti abdominis merupakan sarung fibrosa panjang

yang membungkus musculus rectus abdominis dan musculus


pyramidalis (jika ada) dan berisi ramus anterior enam nervus

thoracicus bagian bawah serta arteria dan vena epigastrica superior


dan inferior dan pembuluh limfe. Vagina musculi recti abdominis

Linea semilunaris adalah pinggir lateral musculus rectus abdominis


(Gambar 19-6). Linea ini menyilang margo costalis setinggi ujung

terutama dibentuk oleh aponeurosis ketiga otot lateral abdomen.


Aponeurosis musculus obliquus internus abdominis membelah
di pinggir lateral musculus rectus abdominis membentuk dua
lamina; satu lamina berjalan ke anterior dan yang lain berjalan
posterior musculus rectus abdominis. Aponeurosis musculus
obiiquus externus abdominis bergabung dengan lamina anterior,
dan aponeurosis musculus transversus abdominis bergabung
dengan lamina posterior. Setinggi spina iliaca anterior superior,

cartilago costalis IX.

Linea Semilunaris

Tendo Conjunctivus (ConjointTendon)

Musculus obliquus internus abdominis (Gambar 19-5) mempunyai

pinggir bawah yang bebas dan melengkung di atas funiculus


spermaticus (atau ligamentum teres uteri) dan kemudian berjalan

turun di belakang untuk melekat pada crista pubica dan linea

D/NDIN6 ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEA,LE, DAN TRACTUS DIGESTIVUS

645

aponeurosrs
M. obliquus
abdominis
externus

fascia superficialis

lapisan lemak
(fascia Camperi)

posisi penis

funiculus spermaticus

posisi scrotum

lapisan lemak
(fascia Camperi)

slratum membranosum
(fascia Scarpae)

membrana

:9

il($

fascia Collesi

M. dartos
B

Gambar 19-4 A. Susunan panniculus adiposus dan stratum membranosum fascia superficialis pada bagian bawah dinding
anterior abdomen. Perhatikan garis pertemuan di antara stratum membranosum dan fascia profunda tungkai atas (fascia lata).
B. Perhatikan perlekatan stratum membranosum pada pinggir posterior membrana perinealis. Panah menunjukkan arah yang
dilalui urin pada kasus ruptur urethra.

pectinea (Gambar 19-10). Dekat insersinya, serabut tendon yang


terbawah bergabung dengan serabut yang sama dari Musculus
transversus abdominis membentuk tendo conjunctivus (conj

oint

tendon), yang memperkuat setengah medial dinding posterior


canalis inguinalis.

Ligamentum Inguinale

Ligamentum inguinale (Gambar 19-10) menghubungkan spina


iliaca anterior superior dan tuberculum pubicum. Ligamentum
ini dibentuk oleh pinggir bawah aponeurosis musculus obliquus
abdominis externus, yang melipat ke belakang (Gambar 19-6).

646

M. obliquus abdominis internus

transversus abdominis

fascia lumbalis

ligamentum inguinale

Gambar 19-5 Musculus obliquus abdominis externus, musculus obliquus abdominis internus, dan musculus transversus
abdominis pada dinding anterior abdomen.

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUhI RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

647

processus xiphoideus

linea alba

intersectiones tendineae

obliquus externus
abdominis

linea semilunaris
M. rectus abdominis

ligamentum inguinale

M. pyramidalis
tuberculum pubicum
funiculus spermaticus

anulus inguinalis superficialis

Gambar 19-6 Musculus rectus abdominis dan vagina musculi recti abdominis tampak anterior. Krn: Dinding anterior vagina
musculi recti abdominis dibuang sebagian, memperlihatkan musculus rectus abdominis dengan intersectio tendineae. Kanan:
Dinding posterior vagina musculi recti abdominis diperlihatkan, Pinggir linea arcuata diperlihatkan setinggi spina iliaca anterior
superior.

Dari ujung medial ligamentum, ligamentum lacunare (Gambar


19-10) membentang ke belakang dan atas menuju linea pectinea

yang terdapat pada ramus superior ossis pubis (penebalan dari


periosteum, Gambar 19-10). Pinggir bawah ligamentum inguinale
dilekatakan ke fascia profunda tungkai atas (fascia lata).

Peritoneum Parietale

Dinding abdomen dilapisi dengan peritoneum parietale (Gambar


19-7). Peritoneum ini merupakan membrana serosa tipis dan
berlanjut ke bawah dengan peritoneum parietale yang melapisi
pelvis.

Fascia Transversalis

Fascia transversalis merupakan lapisan

tipis fascia yang melapisi

Canalis lnguinalis

musculus transversus abdominis (Gambar 79-7) yang dilanjutkan


dengan lapisan yang sama yang melapisi diaphragma dan
musculus iliacus. Sarung femoris dari vasa femoralis dibentuk dari

Canalis inguinalis (Gambar 19-11) merupakan saluran oblik


melalui bagian bawah dinding anterior abdomen. Pada laki-laki,
saluran ini merupakan tempat lewatnya struktur-struktur yang

fascia transversal dan fascia iliaca.

berjalan dari testis ke abdomen atau sebaliknya. Pada perempuan,


saluran ini dilalui oleh ligamentum teres uteri yang berjalan dari
uterus ke labium majus.

Lemak Ekstraperitoneal

Lemak ekstraperitoneal merupakan lapisan tipis jaringan ikat yang


berisi sejumlah lemak dan terletak di antara fascia transversalis
dan peritoneum parietale (Gambar 19-B).

Canalis inguinalis panjangnya sekitar 1,5 inci (4 cm) pada


orang dewasa dan terbentang dari anulus inguinalis profundus, ke
bawah dan medial sampai anulus inguinalis superficialis. Canalis
inguinalis terletak sejajar dan tepat di atas ligamentum inguinale.

648

BAB 19

Tabel 19-1 Otot-otot Dinding Anterior Abdomen


Nama Otot

Origo

lnsersi

Persarafan

Kerja

M.obliquus extemus
abdominis

Delapan costa bagian


bawah

Processus xiphoideus.
linea alba,: cr;sta prbica,
tuberculum pub,l;um,

Enam N.thoracicus

Melindungi isiabdo$en;

crista iliaca

menekan isl abdomeil;

N.ifiohypogasdricusdan
N.ilioinguinalis {L1J

memiantu feksi dan:


rotas! trbuh; filetabantu
ekspirasi kuatr miksi, :
defekasi, partus, dan

,: .muntah :'
M.obliquus intemus
abdominis

Fascia lumbalis. crista

iliaca.2/3 lateral
Iigamentum inguinale

:l.'ga costa bgian baw:h


dan crtilago costlis, ,
processus xiphoideus,

'

linea alba, symphysis

Se?erti di

Enam N.thoracicus
N.iliotrypogastricus dan
N.ilioinguinalis (L1)

pubica
M.transversus abdominis

Enam cartilago costalis


bagian bawah, fascia
lumbalis, crista iliaca,

linea alba, symphysis


pubica

M}ectus abdominis

bagian bawah dan


N.iliohypogastriGrs dan
N.ilioinguiaalis (11)

113 lateral ligamenlum

inguinale

Menekan isi abdomen

EEam N.thofacieus

Processus xiphoideus,

Symphysis pubica dan


crista pubica

V Vt,
dan Vll dan pocessus

Cartilago costatis

Enam N.thoracicus bagian

Mnekan isi abdomen


dan fleksi,columna

bswah

veftebralisi otot

xiphoideus

pembantu ekspirasi
M.pyramidalis {jika ada)

Permukaan anterior pubis

Menegangkan liilea alba

N.thoracicus Xtl

Linea.alba

Dri Snell RS: ClinicalAnatomy, Ed 7. Philadelphia: Lippincott Wlliams & Wilkins' 2004' hal 167

nr"r\

linea alba

Or.,r
superficialis

M. transversus abdominis

-l

processus xiphoideus

M{hnaan,er.r
M. obliquus internus abdominis

intersectiones
tendineae

lamina posterior
M. obliquus internus abdominis

aponeurosis
M. obliquus
externus
abdominis

aponeurosis M. transversus
abdominis

fascia transversalis

M. rectus
abdominis
linea arcuata

linea arcuata
lemak ekstraperitoneal
A. epigastrica inferior

fascia
transversalis

A. epigastrica inferior
peritoneum

tendon conjunctivus

funiculus spermaticus

pubis

Gambar 19-7 Vagina musculi recti abdominis tampak anterior (A) dan pada penampang sagital (B). Perhatikan susunan
aponeurosis yang membentuk vagina musculi recti abdominis.

atast , | ,.

hagian bawah dan.

'

bagian bawah dan

DINDING ABDOITEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

649

fascia superficialis

aPoneurosis M. obliquus
externus abdominis
processus xiPhoideus

M. obliquus externus abdominis


M. obliquus internus abdominis
M. transversus abdominis

fascia transversalis
peritoneum

Gambar 19-8 Potongan


transversal vagina musculi recti
abdominis dilihat pada tiga
M. obliquus externus abdominis
M. obliquus internus abdominis
lV1. transversus abdominis

tingkat. A. Di atas arcus costalis.


B. Di antara arcus costalis dan
spina iliaca anterior superior, C.
Di bawah spina iliaca anterior
superior dan di atas pubis,

fascia transversalis

M. rectus

M. obliquus
externus
abdominis

abdominis

symphysis pubica

tuberculum pubicum
ligamenium pectineum

spina iliaca
anterior superior

M. transversus

abdominis
M. quadratus
lumborum

ligamentum iliolumbale

spina iliaca
posterior superior

Gambar 19-9 Tulang panggul dilihat dari atas. Perhatikan perlekatan ligamentum inguinale, ligamentum lacunare, dan
ligamentum pectineum.

650

BAB 19

spina iliaca anterior superior


M- transversus abdominis

M. obliquus internus abdominis

linea alba

linea iliopectinea
linea pectinea

M. cremaster
funiculus
spermaticus

ligamentum inguinale
tendo conjunctivus
ligamentum lacunare

aponeurosis M. obliquus abdominis externus


Gambar 19-lO

crista pubica

tuberculum pubicum

Pelvis dilihat dari anterior, memperlihatkan perlekatan tendo conjunctivus pada crista pubica dan bagian

pertemuan linea pectinea.

Anulus inguinalis profundus*, suatu lubang berbentuk oval


pada fascia transversalis, terletak sekitar 0.5 inci (3 cm) di atas
ligamentum inguinale (Gambar 19-11). Pinggir-pinggir anulus
merupakan tempat melekatnya fascia spermatica interna.
Anulus inguinalis superficialis merupakan lubang berbentuk
segitiga pada aponeurosis Musculus obliquus abdominis externus

dan terletak tepat di atas dan medial tuberculum pubicum


(Gambar 19-11). Pingir-pinggir anulus

ini merupakan

tempat

melekatnya fascia spermatica externa (Gambar 19-12).

Dinding Canalis lnguinalis


Dinding anterior: Aponeurosis musculus obliquus abdominis
externus, diperkuat di lateral oleh origo musculus obliquus
internus abdominis yang berasal dari ligamentum inguinale

Fungsi Canalis lnguinalis


Pada Iakilaki, canalis inguinalis dilalui oleh struktur-struktur
yang terdapat di dalam funiculus spermaticus, berjalan dari testis
menuju abdomen atau sebaliknya. (Spermatogenesis yang normal

hanya terjadi jika testis meninggalkan rongga abdomen untuk


masuk ke dalam lingkungan yang lebih dingin di dalam scrotum).
Pada perempuan, canalis inguinalis yang lebih kecil dilalui oleh
ligamentum teres uteri yang berjalan dari uterus menuju ke
labium majus. Pada kedua jenis kelamin canalis inguinalis juga
dilalui oleh nervus ilioinguinalis.

(Gambar 1.9-6 dan 19-1.1).

Dinding posterior: sisi medial tendo conjunctivus; dan sisi


lateral fascia transversalis (Gambar 79-77 dan19-73).

Atap atau dinding superior: Serabut-serabut melengkung


musculus obliquus internus abdominis dan musculus
trarsversus abdominis (Gambar 19-10).

Mekanisme Canalis lnguinalis

Lantai atau dinding inferior: Pinggir bawah ligamentum

Canalis inginalis merupakan tempat lemah untuk kedua kedua

inguinale dan ligamentum lacunare (Gambar 19-10).

jenis kelamin. Pada waktu batuk dan mengedan (seperti pada


miksi, defekasi, dan partus), serabut-serabut dari musculus

*Mahasiswa kedokteran sering kesulitan karena tidak dapat melihat


anulus ini sebagai sebuah lubang. Perlu diingat bahwa fascia spermatica
interna melekat pada pinggir-pinggir anulus inguinalis profundus dan
fascia spermatica externa melekat pada pinggir-pinggir mulus inguinalis
superficialis, sehingga pinggir mulus tidak dapat dilihat dari luar. Bandingkan susunan ini dengan lubang untuk jari pada sarung tangan yang dilihat
dari dalam, tetapi seolah-olah tidak tampak apabila dilihat dari luar.

obliquus internus abdominis dan musculus transversus abdominis yang melengkung akan mengakibatkan kontraksi dan
mengubah lengkung menjadi datar (Gambar 19-14). Selanjutnya,
kontraksi ini menurunkan atap canalis ke dasar dan canalis
inguinalis menutup.

DINDING ABDOI EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

651

linea alba
M. obliquus
externus abdominis
sarung femoralis

anulus inguinalis superficialis

A. femoralis
pembuluh limfe
N. ilioinguinalis
tuberculum pubicum
symphysis pubica
funiculus spermaticus

M. obliquus
abdominis internus
N. ilioinguinalis

linea pectinea
crista pubica

M transversus abdominis inferior A. epigastrica

tendo conjunctivus

.'

..

.-. :::-:'A.

Gambar 19-11 Canalis inguinalis, menunjukkan


epigastrica inferior

susunan musculus obliquus externus abdominis

(A), musculus obliquus internus abdominis (B),


musculus transversus abdominis (C), dan fascia
transversalis (D), Perhatikan bahwa dinding

tuberculum pubicum
funiculus spermaticus

anterior canalis inguinalis dibentuk oleh musculus


obliquus externus abdominis dan musculus obliquus
internus abdominis, dan dinding posterior dibentuk
oleh fascia transversalis dan tendo conjunctivus.
Anulus inguinalis profundus terletak lateral
terhadap afteria epigastrica inferior.

652

BAB 19

fascia superficialis
aponeurosis M. obliquus
externus abdominis

'/ (, \ f I , l
t-t f*

ti,

tr(-

l\rt.u,"

{ syq'X,

i:ia' is

Flis
ri.nori

fascia spermatica externa

N?'3i

fascia cremasterica

ans

deferens

fascia spermatica interna


M. dartos
appendix testis

kulit scrotum
tunica vaginalis testis

Gambar 19-12 Scrotum dipotong dari depan. Perhatikan


funiculus spermaticus dan selubungnya.

fascia transversalis
lvl. transversus
abdominis

anulus inguinalis profundus

--Sl

A.

M. obliquus
internus abdominis
l\,4.

V epigastrica

inferior

A. umbilicalis yang berobliterasi

peritoneum lemakekstraperitoneal

obliquus

externus abdominis

urachus
tendo conjunctivus

sisa processus vaginalis peritonei


ductus deferens

kulil

fascia spermatica externa

anulus inguinalis superficialis

fascia cremasterica
fascia spermatica interna

panniculus
adiposus fascia

superficialis
(fascia Camperi)

stratum membranosum fascia superflcialis


kulit scrotum
M. dartos
fascia spermatica externa

fascia cremasterica
fascia spermatica interna

Gambar 19-13 A. Lanjutan berbagai lapisan dinding anterior


abdomen yang melapisi funiculus spermaticus. B. Kulit dan

tunica vaginalis

fascia superficialis dinding abdomen dan scrotum, serta tampak


pula tunica vaginalis.

DIND/NG ABDOIVIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

653

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

transversus abdominis

tendo conjunctivus
anulus inguinalis superficialis

conjunctivus

Gambar 19-14 Kerja otot-otot pada canalis


inguinalis. Perhatikan bahwa canalis mengalami

"obliterasi" bila otot berkontraksi. Perhatikan juga


bahwa permukaan anterior tungkai atas melindungi
regio inguinalis jika seseorang dalam posisi
berjongkok.

Fascia cremasterica berasal dari musculus obliquus internus

Funiculus Spermaticus
Funiculus spermaticus merupakan gabungan struktur-struktur
yang melalui canalis inguinalis dan berjalan menuju ke dan dari
testis (Gambar 19-15). Struktur-struktur tersebut adalah sebagai
berikut:

a Ductus deferens
a Arteria testicularis
i) Venae testiculares (plexus pampiniformis)
I Pembuluh limfatik testis
a Saraf otonom
a Sisa processus vaginalis peritonei
o Arteria cremasterica
a Ramus genitalis nervi genitofemoralis yang

Untuk mengerti pembungkus funiculus spermaticus,

seseorang

harus sebelumnya memahami perkembangan canalis inguinalis.

Pembentukan Canalis lnguinalis


menyarafi

musculus cremaster.

abdominis.
Fascia spermatica interna berasal dari fascia transversalis
yang membatasi otot-otot abdominal; fascia ini dan melekat
pada pinggir-pinggir anulus ingulnalis profundus.

Sebelum descensus testis dan descensus ovarium dari tempat


asalnya yang terletak tinggi di dinding posterior abdomen (Ll),

sebuah diverticulum peritoneale terbentuk dan dinamakan


processus vaginalis peritonei (Gambar

9-1 6). Processus vaginalis

peritonei berjalan melalui lapisan-lapisan bagian bawah dinding

Pembungkus Funiculus Spermaticus

Terdapat tiga lapis fascia konsentris yang berasal dari lapisanlapisan dinding anterior abdomen (Gambar19-12 dan 19-13):
Fascia spermatica externa berasal dari musculus obiiquus
externus abdominis dan melekat pada pinggir-pinggir anulus
inguina lis

su perfi

cialis.

anterior abdomen, pada saat berjalan ini dilindungi oleh selubung


tubular dari masing-masing lapisan. Processus vaginalis peritonei
menembus fascia transversalis pada anulus inguinalis profundus

dan dilindungi oleh selubung tubular, fascia spermatica interna


(Gambar 19-13). Ketika processus vaginalis peritonei berjalan
melalui bagian bawah musculus obliquus abdominis internus,
processus ini membawa sebagian serabut-serabut yang terbawah

654

BAB 19

plexus pampiniformis

A. testicularis

ductus deferens

pembuluh limfe
N. genitofemoralis

A.ductus deferentis

fascia spermatica externa

pembuluh limfe
ductus deferens
posterior

anterior

A. ductus
deferentis

fascia cremasterica

plexus pampiniformis

fascra spermatica interna


A. testicularis

testis

"O,O,OUr,r{;r:
ductuli efferentes
epididymis
kulit scrotum

M. dartos

sinus epididymis

ductus deferens

YI

r(

mediastinum testis

stratum membranosum
fasciae superficialis
(fascia Collesi)

tubulus seminiferus
tunica albuginea

fascia
spermatica externa

fascia cremasterica

fascia spermatica interna

(
\
)

tunica vaginalis

*a-

Gambar 19-15 Testis dan epididymis, funiculus spermaticus, dan scrotum. Diagram bawah menunjukkan testis dan epididymis
terpotong melintang pada penampang horizontal,

dan membentuk musculus cremaster. Serabut-serabut otot

ini

Dengan cara seperti ini terbentuk canalis inguinalis pada kedua

tertanam di dalam fascia, dan selubung tubular yang kedua

ini

.1enis kelamin (Pada perempuan, istilah fascia spermatica harus

disebut fascia cremasterica (Gambar 19-13). Processus vaginalis

peritonei berjalan di bawah lengkung serabut-serabut musculus

transversus abdominis, oleh karena

itu tidak

diganti dengan selubung ligamentum teres uteri)


Sementara itu, suatu pita mesenkim yang terbentang dari kutub

mendapatkan

bawah gonad yang sedang berkembang melalui canalis inguinalis

selubung dari lapisan abdomen ini. Waktu mencapai aponeurosis

sampai pembesaran labioscrotal, menebal dan membentuk

musculus obliquus abdominis exlernus, processus vaginalis

gubernaculum (Gambar'1 9-1 6).

peritonei melakukan evaginasi aponeurosis ini, membentuk anulus

inguinalis superficialis dan mendapatkan selubung tubular fascia

Pada laki-laki, testis turun melalui rongga pelvis dan canalis


inguinalis selama buan ke tujuh dan delapan kehidupan janin.

yang ketiga, fascia spermatica externa (Gambar 19-12 dan 19-13).

Stimulus normal untuk turunnya testis adalah testosteron yang

DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

655

Pada perempuan, ovarium mengalami descensus masuk

disekresi oleh testis jan n. Testis mengikuti gubernaculum dan


mengalami descensus di belakang peritoneum pada dinding

ke rongga pelvis mengikuti gubernaculum (Gambar

posterior abdomen. Testis kemudian berjalan di beiakang processus

Gubernaculum melekat pada satu sisi uterus yang sedang

19-16).

vaginalis peritonei dan menarik saluran, pembuluh darah, saraf,

berkembang, dan gonad tidak mengalami descensus lagi. Bagian

dan pembuluh limfenya ke bawah. Akhirnya tests terletak pada

dari gubernaculum yang terbentang dari uterus sampai ke labium

posisinya di dalam scrotum yang sedang berkembang menjelang

majus yang sedang berkembang menetap sebagai ligamentum

akhir bulan ke delapan.

teres uteri. Jadi pada perempuan, satu-satunya

Karena testis dan pembuluh-pembuluh, saluran, dan

struktur

yang melalui canalis inguinalis dari rongga abdomen adalah

sebagainya yang menyertainya mengikuti jalan yang sebelumnya

ligamentum teres uteri dan beberapa pembuluh limfe. Pembuluh

dilalui oleh processus vaginalis peritonei, maka struktur-struktur

Iimfe mengalirkan sedikit cairan limfe dari corpus uteri ke nodi

tersebut mendapatjuga tiga selubung yang sama pada saat struktur-

lymphoidei inguinales.

struktur ini melalui canalis inguinalis. Jadi funiculus spermaticus


dibungkus oleh tiga fascia konsentris: fascia spermatica externa,
fascia cremasterica, dan fascia spermatica interna.

ovanum

gubernaculum

gubernaculum

M
\H
H\
tunica vaginalis

sisa processus
vaginalis peritonei

sisa gubernaculum

ligamentum
teres ovarii
ligamentum teres uteri

Gambar 19-16 Asal, perkembangan, dan akhir dari processus vaginalis peritonei pada kedua jenis kelamin. Perhatikan
descensus testiculorum ke dalam scrotum dan descensus ovarium ke dalam pelvis.

656

BAB 19

Scrotum
Scrotum merupakan sebuah kantong yang menonjol keluar dari
bagian bawah dinding anterior abdomen. Scrotum berisi testis,
epididymis, dan ujung bawah funiculus spermaticus (Gambar19-

-13 dan 19-15).

Dinding scrotum mempunyai lapisan sebagai berikut:

Kulit: Kulit scrotum tipis, berkeru! berpigmen dan membentuk kantong tunggal. Sedikit peninggian di garis tengah
menunjukkan garis penyatuan dari kedua pembesaran

Iabioscrotalis. (Pada perempuan, pembesaran ini tetap terpisah


dan membentuk labium majus).
Fascia superficialis: Fascia superficialis merupakan lanjutan

dari panniculus adiposus dan stratum membranosum dinding


anterior abdomen; akan tetapi pannulus adiposus diganti oleh
otot polos yang dinamakan musculus dartos. Otot ini disarafi
oleh serabut saraf simpatik dan berfungsi untuk mengkerutkan
kulit di atasnya. Stratum membranosum fascia superficialis

(sering disebut fascia Collesi) di depan melanjutkan diri


sebagai stratum membranosum dinding anterior abdomen
(fascia Scarpae), dan di belakang melekat pada corpus
perienale dan pinggir postedor membrana perinea (Gambar
19-4). Di samping tempat-tempat ini fascia melekat pada
rami ischiopubici. Kedua lapisan fascia superficialis berperan
membenfuk sekat median yang menyilang scrotum dan
memisahkan testis satu dengan yang lain.
Fasciae spermaticae: Ketiga lapisan ini terletak di bawah
fascia superficialis dan berasal dari ketiga lapisan dinding

anterior abdomen masing-masing sisi, seprti yang telah

dijelaskan sebelumnya. Musculus cremaster di dalam fascia


cremasterica dapat dibuat kontraksi dengan menggores kulit
sisi medial paha. Hal ini disebut refleks cremaster. Serabut
aferen lengkung refleks ini berjalan pada ramus femoralis
nervi genitofemoralis (L1 dan 2), dan serabut eferen motorik
berjalan pada ramus genitalis nervi genitofemoralis. Fungsi
musculus cremaster adalah mengangkat testis dan scrotum ke
atas untuk menghangatkan dan melindungi testis dari cedera.
Untuk suhu testis dan kesuburary lihat halaman 650.
Tunica vaginalis (Gambar 19-12, 19-13, dan 19-15): Tunica
vaginalis terletak di dalam dari fasciae spermaticae dan
meliputi permukaan anterior, media, dan lateralis masingmasing testis. Tunica vaginalis merupakan lanjutan bagian
bawah processus vaginalis peritonei, dan biasanya sesaat
sebelum lahir menutup dan memisahkan diri dari bagian atas
processus vaginalis peritonei dan cavitas peritonealis. Dengan
demikian tunica vaginalis merupakan kantong tertutup, yang
terinvaginasi dari belakang oleh testis.

Aliran Limfe Scrotum

Cairan limfe dari kulit dan fascia, termasuk tunica vaginalis dialirkan ke nodi lymphoidei inguinales superficiales (Gambar 19-17).
Testis dan epididymis dibahas dalamBab 22.

Labium Majus
Labium majus merupakan tonjolan kulit berambut yang tampak
jelas, dibentuk oleh pembesaran pembengkakan genitalia pada

bidang transpyloricum
lumbales

\nodi lymphoidei inguinales superficiales

kulit scrotum

Gambar 19-17 Aliran cairan limfe testis dan kulit scrotum.

janin. (Pada laki-laki, pembengkakan genitalia bersatu di garis


tengah membentuk scrotum). Di daiam labium majus terdapat
banyak jaringan adiposa dan ujung terminal ligamentum teres

657

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE,

aponeurosis musculus obliquus externus abdominis di atas anulus


inguinalis superficialis, dan nervus ilioinguinalis berjalan melalui
canalis inguinalis dan keluar dari anulus ini.

uteri.

Pendarahan Dinding

Nervus Dinding Anterior Abdomen

Anterior Abdomen

Nervus dinding anterior abdomen adalah ramus anterior enam


nervus thoracicus bagian bawah dan nervus lumbalis pertama
(Gambar 19-1). Nervus ini berjalan turun ke depan di dalam celah
antara musculus obliquus internus abdominis dan musculus
trarsversus abdominis (Gambar 19-18). Nen'us ini menyarafi

kulit,otot-otot, dan peritoneum parietale dinding anterior


abdomen. Enam nervus thoracicus bagian bawah kemudian
menembus lamina posterior vagina musculi recti abdominis.
Nervus lumbaiis pertama diwakili oleh nervus iliohypogastricus
dan nervus ilioinguinalis, yang tidak masuk vagina musculi
recti abdominis. Melainkan, nervus iliohypogastricus menembus

Arteri: Telmasuk di dalamnya arteria epigastrica superior


dan inferior, arteria circumflexa ilium profunda, arteriae
intercostales posteriores dua di bawah, dan empat arteriae
lumbales (Gambar 19-2). Arteria epigastrica superficialis,
arteria circumflexa ilium superficialis, dan arteria pudenda
externa superficialis juga menyarafi dinding abdomen anterior
bagian bawah.
Vena: Vena mempunyai nama yang sama dengan arteria dan
mengikuti pembuluh ini untuk bermuara ke vena thoracica

interna dan vena iliaca externa, vena azygos, serta vena cava

inferior (Gambar 19-2).

N. cutaneus posterior

M. sacrospinalis

ramus posterior
I

M. quadratus lumbcrum

i,*t
i-" i,"i

t!!r;3 i,l

t\"1;

M. obliquus externus
abdominis

N. cutaneus
lateralis

N. cutaneus
lateralis

N. cutaneus anterior

Gambar 19-18 Potongan melintang abdomen memperlihatkan perjalanan nervus thoracicus bagian bawah dan nervus
lumbalis peftama.

658

BAB 19

Vena epigastrica superficialis, vena circumflexa ilium superficialis, dan venae pudendae extemae superficiales bermuara ke
dalam vena saphena magna dan dari sini ke dalam vena femoralis.
Vena thoracoepigastrica adalah nama yang diberikan untuk
anastomosis antara vena thoracica lateralis, yang bermuara ke
vena axillarls, dan vena epigastrica superficialis yang bermuara
ke vena saphena magna. Vena ini menyediakan jalur alternative
unfuk darah vena jika vena cava superior atau inferior mengalami
obliterasi.

Pembentukan Dinding Abdomen


lVlelanjutkan segmentasi mesoderm, mesoderm lateral membelah

menjadi mesoderm somatik dan mesoderm splanchnicus yang

masing-masing berkaitan dengan ektoderm

dan

entoderm

(Gambar 19-19). Olot-otot dinding anterior abdomen berasal dari


mesoderm somatopleurik dan tetap mempertahankan persarafan
segmentalnya dari ramus anterior nervus spinalis. Tidak seperti di

thorax, susunan segmental menjadi hilang karena tidak adanya


costa, dan mesenkim bergabung membentuk lapisan-lapisan besar
otot. Musculus rectus abdominis mempertahankan indikasi adanya

Peritoneum dan Cavitas Peritonealis


Peritoneum merupakan membrana serosa yang melapisi dinding
rongga abdomen dan rongga pelvis, serta meliputi viscera (Gambar
19-21, dan 19-22). Peritoneum dapat dianggap sebagai sebuah

balon, di mana organ-organ didorong dari luar. Peritoneum


parietale melapisi dinding abdomen dan rongga pelvis, dan
peritoneum viscerale meliputi organ-organ. Rongga potensial di
antara peritoneum parietale dan peritoneum viscerale, disebut
cavitas peritonealis. Pada laki-laki cavitas ini tertutup, tetapi pada
perempuan terdapat hubungan dengan dunia luar melalui tuba
uterina, uterus, dan vagina.
Cavitas peritonealis dapat dibagi dalam dua bagian: kantong
besar dan kantong kecil (Gambar 19-27 dan1,9-22).Kantong besar
merupakan ruang utama cavitas peritonealis yang terbentang
dari diaphragma ke bawah sampai rongga pelvis. Kantong kecil
(bursa omentalis) yang lebih kecil dan terletak di belakang gaster.
Kantong besar dan kantong kecil mempunyai hubungan bebas satu
dengan yang lain melalui foramen epiploicum. Sekret peritoneum
berbentuk cairan serosa dalam jumlah kecil yang membasahi
permukaan peritoneum dan memungkinkan pergerakan di antara
viscera.

asal segmental, seperti yang dapat dilihat dengan terdapatnya


intersectiones tendinei. l\,4esoderm somatopleurik terbelah menjadi

tga lapis, yang membentuk musculus obliquus externus, musculus


obliquus internus, dan musculus tTansversus abdominis. Akhirnya
pada usia tiga bulan, dinding anterior abdomen menutup di garis
tengah, pada saat sisi kanan dan kiri bertemu di garis tengah dan
menyatu. Garis penyatuan mesenkirh membentuk linea alba; dan
pada sisi lainnya musculus rectus abdominis terletak di dalam
vagina musculi recti abdomjnis.

Perkembangan Funiculus Umbilicalis dan Umbilicus


Pada saat I patan ekor ernbrio berkernbang, tempat perlekatan

Ligamenta Peritonealia, Omenta, dan


Mesenteria

Ligamenta peritonealia, omenta, dan mesenteria memungkinkan


pembuluh dara[ pembuluh limfe, dan saraf mencapai untuk
mencapai organ viscera.

Ligamenta Peritonealia

sisa kantung kuning telur (Gambar 19-20). Sekarang amnion dan

Llgamentum peritoneale merupakan lipatan peritoneum berlapis


ganda yang menghubungkan viscera padat ke dinding abdomen.
Sebagai contoh yaitu hepar dihubungkan ke diaphragma oleh

korion menyatu, dengan demikian amnion membungkus tangkai

ligamentum falciforme, ligamentum coronarium, dan liga-

penghubung dan kantung kuning telur bersama dengan pembuluh

mentum triangulare dextrum dan sinistrum.

embrionik tangkai penghubung ke ulung caudal lempeng embrionik

menjadi terletak pada permukaan anterior embrio, dekat dengan

darahnya membentuk funiculus umbilicalis tubular. Inti mesenkim


funiculus membentuk jaringan ikat jarang disebut agar Wharton.
Terbenam di dalam agar ini sisa kantung kuning telur, ductus
vitellinus, sisa allantois, dan pembuluh darah umbilicalis.
Pembuluh umbilicalis terdiri dari dua arteri yang membawa
darah deoksigenisasi dari fetus ke korion (nantinya placenta). Dua

Omenta
Omentum adalah lipatan peritoneum berlapis ganda yang meng-

hubungkan gaster dengan viscus berongga lairuLya. Omenfum


majus menghubungkan curvatura major gaster dengan colon

vena umbilicalis membawa darah yang kaya oksigen dari placenta

transversum (Cambar 19-21). Omentum maius terganfung seperti

ke felus. Vena yang kanan segera menghilang (Gambar 19-20).

tirai di depan lengkung intestinum tenue dan melipat ke belakang.


Omentum minus menggantungkan curvatura minor gaster ke
celah untuk ligamentum venosum dan porta hepatis (Gambar
19-21). Omentum (ligamentum) gastrolienale menghubungkan
gaster dengan hilum lienale (Gambar 19-22).

Funiculus umbilicalis merupakan struktur berpiljn yang


berkelok-kelok dengan diameter sekitar 0.75 inci (2 cm). Panjang-

nya bertambah, pada akhir kehamilan panjangnya sekitar 20 inci


(50cm)

hal ini, kira-kira sama dengan panjang anak.

Mesenteria
Mesenteria merupakan iipatan peritoneum berlapis dua yang
menghubungkan bagian-bagian intestinum ke dinding postedor

D/ND/NG ABDOILEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

659

rongga amnron

rongga amnron

tabung saraf

selom
intraembrionik

lipatan lateral
usus yang
sedang
berkembang
mesenkim

somatik
mesenkim
splanchnicus

selom
ekstraembrionik

lipatan lateral

selom ekstraembrionik

kuning telur

permulaan
pembentukan
ductus vitelinus

kantung kuning telur

c
rongga amnron
ektoderm
mesenterium dorsale
dinding tubuh

entoderm

usus depan

mesenterium ventrale

mesenkim somatik

penutupan
selom intraembrionik

mesenkim splnchnicus

Gambar 19-19 Potongan transversal melalui embrio pada berbagai tahap perkembangan memperlihatkan pembentukan
dinding abdomen dan cavitas peritonealis. A. Selom intraembrionik memperlihatkan hubungan bebas dengan selom
ekstraembrionik (panah dua arah). B. Perkembangan lipatan lateral embrio dan permulaan dari penutupan selom
intraembrionik. C. Lipatan lateral embrio akhirnya menyatu di garis tengah dan menutup selom intraembrionik atau bakal
cavitas peritonealis.Hampir semua mesenterium ventrale hancur dan menghilang.

660.

BAB 19

rongga amnron

lempeng korion
proctodeum

stomodeum

allantois

tangkai penghubung
selom
ekstraembrionik

usus depan

usus tengah

usus belakang vena umbilicalis

allantois

ductus vitellinus

ductus vitellinus

kantung kuning telur


sisa allantois

Gambar 19-20 Pembentukan funiculus umbilicalis. Perhatikan ekspansi rongga amnion (panah) sehingga funiculus diliputi oleh
amnion. Perhatikan juga bahwa pembuluh-pembuluh umbilicalis dikurangi menjadi satu vena dan dua afteri.

DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

661

diaphragma

.._

A. coeliaca
pancreas
bursa omentalis

gaster

A. mesenterica superior

mesocolon transversum

bagian lll duodenum


colon transversum
mesenterium
umbilicus
kantong besar
cavitas peritonealis
lelunum
recessus inferior bursae
omentalis
omentum majus

ligamentum umbilicale medianum


uterus
vestca unnana

canalis analis

1*
Gambar 19-21 Penampang sagital abdomen perempuan memperlihatkan susunan peritoneum.

abdomen (misalnya, mesenterium intestinum tenue, mesocolon


transversum, dan mesocolon sigmoideum (Gambar 19-21).
Luasnya peritoneum dan cavitas peritonealis harus dipelajari
pada penampang transversal dan sagital abdomen yang terlihat
dalam Gambar 79-21 dan19-22.

Bursa Omentalis

Bursa omentalis terletak di belakang gaster dan omentum minus


(Gambar 19-21, dan79-22).Bvsa omentalis meluas ke atas sampai

sejauh diaphragma dan ke bawah di antara lapisan omentum


majus. Batas kirinya dibentuk oleh iien, omentum gastrolienale,
dan ligamentum lienorenale. Batas kanan bursa omentalis terbuka
ke dalam kantong besar (bagian utama dari cavitas peritonealis)
melaiui foramen epiploicum (Gambar 1.9-23 dan79-24).

Batas-Batas Foramen Epiploicum


Ke anterior: Pinggir bebas omentum minus, ductus choledochus,
arteria hepatica, dan vena porta.
Ke posterior: Vena cava inlerior.
Ke superior: Processus caudatus lobus caudatus hepatis.
Ke inferior: bagian pertama duodenum.

Peritoneal Recessus, Spaces, and


Guiters

Recessus Duodenalis
Lipatan peritoneum dekat dengan junctura duodenojejunalis,
terdapat empat kantong kecil seperti saku peritoneum yang

662

BAB 19
ligamentum umbilicale medianum

ligamentum umbilicale laterale

bursa omentalis
omentum majus

lengkung-lengkung ileum

kantong besar
cavitas peritonealis

V. cava inferior

colon descendens

colon ascendens

A
sulci paracolici

kiri

kanan
V. porta

A. hepatica

ligamentum falciforme
kantong besar
bursa omentalis

gaster

omentum (ligamentum)
gastrolienale

V cava inferior

$
ligamentum lienicorenale
ren sinister

ren dexter

B
Gambar 19-22 Penampang transversal abdomen memperlihatkan susunan peritoneum.

Panah pada B menunjukkan letak

pintu masuk ke bursa omentalis. Penampang dilihat dari bawah.

disebut recessus duodenalis superior, lecessus duodenalis


inferior, recessus paraduodenalis, dan recessus retroduodenalis
(Gambar 19-25).

Recessus lntersigmoideus
Recessus intersigmoideus terletak pada apex pangkal mesocolon

sigmoideum yang berbentuk huruf V terbalik (Gambar 19-26).


Pintu masuknya terbuka ke bawah dan terletak di depan ureter

Recessus Caecalis

sinister.

Lipatan peritoneum dekat caecum menyebabkan terbentuknya


tiga recessus peritonealis disebut recessus ileocaecalis superior,
recessus ileocaecalis inferior, dan recessus retrocaecalis (Gambar

Recessus Subphrenicus

79-26).

Recessus subphrenicus dexter dan sinister terletak di antara


diaphragma dan hepar, masing-masing sisi ligamentum falciforme

DINDING ABDOA\EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

663

V cava inferior

porta hepatis

lobus caudatus
pintu masuk bursa
omentalis
(foramen epiploicum)

A. hepatica

Gambar 19-23 Penampang sagital melalui pintu


masuk bursa omentalis, memperlihatkan strukturstruktur penting yang membentuk batas pintu masuk

V. porta

bursa omentalis (Perhatikan panah berjalan dari

kantong besar melalui foramen epiploicum Winslowi

bagian I duodenum
ductus choledochus

(Gambar 19-27). Recessus subphrenicus posterior dexter terietak


di antara lobus hepatis dexter, ren dexter, dan flexura coli dextra.

Spatium extraperitoneale dextrum terletak di antara lapis-lapis


ligamentum coronarium, sehingga terletak di antara hepar dan
diaphragma.

dan menjamin viscera abdomen dapat bergerak dengan mudah


satu dengan yang lain. Sebagai akibat gerakan diaphragma dan
otot-otot abdomen, bersama dengan gerakan peristaltik saluran
pencernaan, cairan peritoneal tidak statis. Bukti penelitian menunjukkan bahwa suatu senyawa tertentu yang dimasukkan ke
dalam bagian bawah rongga peritoneum akan segera sampai ke
recessus subphrenicus, dalam posisi tubuh apapun. Tampaknya

Sulci Paracolici
Sulci paracolici terletak pada sisi lateral dan medial colon ascendens

dan colon descendens (Gambar 79-22 dan 19-27).


Recessus subphrenicus dan sulci paracolici penting

di klinik,

ini mungkin menjadi tempat berkumpulnya dan


mengalirnya cairan peritoneal yang terinfeksi.

karena recessus

masuk ke bursa omentalis).

mengalirnya cairan intraperitoneal menuju ke diaphragma


terjadi terus menerus (Gambar 19-27), dan cairan ini dengan
cepat diabsorpsi ke dalam kapiler limfe subperitoneal. Keadaan
ini dapat dijelaskan berdasarkan bahwa daerah peritoneum
yang luas di daerah diaphragma dan gerakan pernafasan dari
diaphragma membantu aliran cairan limfe di dalam pembuluh
limfe.

Persarafan Peritoneum

Peritoneum parietale disarafi untuk sensasi nyeri, suhu, raba,


dan tekan oleh enam nervi thoracicus bagian bawah dan nervus
lumbalis pertama. Peritoneum parietale di dalam pelvis terutama
disarafi oleh nervus obturatorius.
Peritoneum viscerale hanya disarafi untuk sensasi regangan
oleh saraf-saraf otonom yang menyarafi viscera atau yang berjalan
melalui mesenterium.

ada di dekatnya, dapat melekat pada permukaan peritoneum


lainnya di sekitar tempat infeksi. Dengan cara ini, banyak infeksi
peritoneal ditutup dan dan tetap terlokalisir.

Lipatan peritoneum memegang peranan penting untuk


menggantungkan berbagai organ di dalam rongga peritoneum

dan berperan sebagai tempat jalannya pembuluh

darah,

pembuluh limfe. dan saraf-saraf ke organ-organ tersebut.


Sejumlah besar lemak disimpan di dalam ligamentum
peritoneale dan mesenteria, khususnya pada omentum majus
dapat ditemukan lemak dalam jumlah yang cukup besar.

Fungsi Peritoneum
Cairan peritoneal, yang berwarna kuning pucat dan sedikit kental,

mengandung leukosit. Cairan

Peritoneum yang meliputi intestinum cenderung saling


melekat jika terdapat infeksi. Omentum majus yang terus menerus
bergerak akibat gerakan peristaltik dari saluran pencernaan yang

ini

disekresi oleh peritoneum

664

BAB 19
Iigamentum lienorenale
diaphragma
glandula suprarenalis sinistra

rongga bursa omentalis

A. coeliaca
omentum
gastrolienale

A. gastricae

fil""

omentum

\\

ductus choledochus

A. hepatica
omentum minus
Gambar 19-24 Penampang transversal bursa omentalis memperlihatkan susunan peritoneum di dalam pembentukan
omentum minus, omentum gastrolienale, dan ligamentum lienorenale. Panah menunjukkan posisi foramen bursa omentalis

recessus duodenalis superior


ligamentum Treitz

recessus paraduodenalis

bagian lV duodenum

mesenterica inferior

recessus retroduodenalis
recessus duodenalis inferior

Gambar 19-25

Recessus peritonealis, yang mungkin terdapat pada daerah junctura jejunoduodenalis. Perhatikan adanya vena

mesenterica inferior di dalam lipatan peritoneum, membentuk recessus paraduodenalis.

DIND/NG ABDOITEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

665

mesenterium intestinum tenue


colon ascendens

mesoappendix

appendix vermiformis
caecum

ureter sinister
A. iliaca communis sinistra

recessus intersigmoideus

colon sigmoideum

Gambar 19-26

Recessus peritonealis (panah-panah) pada daerah caecum dan recessus yang berhubungan dengan colon

siqmoideum.

dengan perkembangan kepala, ekor, dan lipatan lateral embrio,

area hubungan luas ini terbatas menjadi daerah kecil di dalam

Pembentukan Peritoneum dan Cavitas

funiculus umbilicalis.

Pada perkembangan awal, cavitas peritonealis

dibagi

Peritonealis

menjadi setengah bagian kanan dan setengah bagian kiri oleh

Segera setelah mesoderm lateral membelah menjadi lapisan


somatik dan splanchnicus, terbentuk sebuah rongga di
antara kedua lapisan, disebut selom intraembrionik. Cavitas
peritonealis berasal dari bagian selom embrionik yang terletak
caudal dari septum transversum. Pada stadium paling awal,

partisi sentralis yang dibentuk oleh mesenterium dorsale, usus,

cavitas peritonealis mempunyai hubungan bebas dengan selom


ekstraembrionik masing-masing sisi (Gambar 19-198) Kemudian,

bebas (Gambar 19-28). Akibat dari pertumbuhan hepar yang luas

dan mesenterium venlrale yang kecil (Gambar 19-28). Namun,


mesenterium ventrale hanya terdapat pada jarak pendek
sepanlang usus (Lihat bawah), dengan demikian setengah bagian
kanan dan setengah bagian kiri cavitas peritonealis berhubungan

dan pembesaran ginjal yang sedang tumbuh, kapasitas rongga

666

BAB 19
ligamentum falciforme
recessus subphrenicus anterior sinister

diaphragma

nry

ligamentum phrenicocolicum

recessus subphrenicus
posterior dexter

sulci paracolici
laterales slnistri

sulci paracolici
laterales dextri

Gambar 19-27 Amh normal aliran cairan peritoneal dari berbagai bagian cavitas peritonealis menuju ke recessus
subphrenicus.

abdomen menjadi sangat berkurang pada sekitar usia 6 minggu.


Pada saat ini hubungan yang sempit yang tersisa di antara cavitas
peritonealis dan selom ekstraembrionik menjadi penting. Lengkung

dan duodenum (Gambar 19-29). Melalui cara ini, bagian kanan


atas cavitas peritonealis menjadi satu dengan omentum minus.
Pinggir kanan yang bebas dari mesenterium ventrale menjadi

intestinum dipaksa keluar dari rongga abdomen melalui umbilicus

pinggir kanan omentum minus dan batas anterior pintu masuk ke

ke dalam funiculus umbilicalis. Herniasi fisiologik usus tengah ini

dalam bursa omentale.

terjadi selama perkembangan usia 6 minggu.

Bagian lainnya dari cavitas peritonealis, yang tidak termasuk

Pembentukan Ligamenta Peritonealis dan Mesenteria


Ligamenta peritonealis berkembang dari mesenterium ventrale

ke dalam bursa omentale, disebut kantong besar dan kedua


kantong ini berhubungan melalui foramen epiploicum.

dan mesenterium dorsale. Mesenterium ventrale dibentuk dari

Pembentukan Omentum Majus

mesoderm septum transversum (berasal dari somit-somit cervical,

Lien berkembang di dalam bagian atas mesenterium dorsale, dan

yang bermigrasi ke bawah). Mesenterium ventrale membentuk


ligamentum falciforme, omentum minus, serta ligamentum
coronarium dan triangulare hepatis (Gambar 19-28).

Mesenterium dorsale dibentuk dari penyatuan mesoderm

splanchnopleurik pada kedua

sisi embrio.

l\,4esenterium ini

meluas dari dinding posterior abdomen ke pinggir posterior pars


abdominalis intestinum (Gambar 19-19 dan 19-28). Mesenterium

dorsale membentuk ligamentum gastrolienale,

omentum

omentum majus dibentuk sebagai akibat pertumbuhan yang luas


dan cepat mesenterium dorsale caudal terhadap lien. Mulai dengan

omentum majus meluas dari curvatura majus gaster ke dinding


posterior abdomen superior. terhadap mesocolon transversum.
Dengan berlaniutnya pertumbuhan, dua lapis peritoneum berbentuk seperti celemek ke inferior sampai mencapai anterior colon
transversum.

gastrolienalis, ligamentum lienorenale, omentum minus, serta

Kemudian, lapisan posterior omentum bergabung dengan


mesocolon transversum. Sebagai akibatnya omentum majus

mesenterium intestinum tenue dan crassum.

melekat ke facies anterior colon transversum (Gambar 19-29).

Pembentukan Bursa Omentale

dan Kantong

Besar

Peritonei
Pertumbuhan yang sangat besar lobus dexter hepatis menarik
mesenterium ventrale ke kanan dan menyebabkan rotasi gaster

Dengan berlan.iutnya perkembangan, omentum majus diisi dengan

lemak. Recessus inferior bursa omentale meluas ke inferior


antara lapisan anterior dan posterior lipatan omentum majus.

di

DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

mesenterium dorsale

\9

mesenterium ventrale

omentum

mlnus

ligamentumtriangularesinistrum

ligamentum gastrophrenicum
ligamentum falciforme

ligamentum falciforme

omentum (ligamentum)
gastrolienale

ligamentum coronarium

ligamentum
lienorenale

\). umbilicalis

mesenterium dorsale

Gambar 19-28 Mesenterium ventrale dan dorsal sefta organ-organ yang berkembang di dalamnya,

mesenterium dorsale

bursa omentalis
ligamentum iliorenale

lien

omentum gastrosplenicum

omentum minus

omentum minus

&4:-i

m
V

Gambar 19-29

w',,e,'ru,,,,,'a,ur

colon

transversum

omentu

Rotasi gaster serta pembentukan omentum majus dan bursa omentalis.

667

668

BAB 19

Spatium Retroperitoneale

Ke Posterior: Columna vertebralis, ductus thoracicus; vena


azygos; arteriae intercostales posteriores dextrae; aorta

Spatium retroperitoneale terletak pada dinding posterior abdomen

thoracica descendens.

di belakang peritoneum parietale. Ruangan ini terbentang dari

Ke lateral, sisi kanan: pars mediastinalis pleura paiietalis,

vertebra thoracica XII dan costa XII sampai sacrum dan crista iliaca
di bawah (Gambar 19-30).
Lantai atau dinding posterior spatium ini dibentuk dari mediai

vena azygos.

ke lateral oleh musculus psoas, musculus quadratus lumborum


dan origo musculus transversus abdominis. Permukaan anterior
masing-masing otot-otot ini diliputi oleh fascia. Di depan fascia
terdapat jaringan ikat berlemak yang membentuk tempat untuk
glandula suprarenalis, rery colon ascendens dan colon descendens,
dan duodenum. Di dalam spatium retroperitoneale juga terdapat
ureter, ginjal, dan vasa gonad.

Sisi kiri: Arcus aorta, arteria subclavia sinistra,

ductus

thoracicus, pars mediastinalis pleura parietalis.

Pendarahan

Arteri: Bagian atas dari aorta thoracica descendens, sepertiga


bagian bawah dari arteria gastrica sinistra.
Vena: Mengalir ke vena azygos, dan sepertiga bagian bawah
darah dialirkan ke vena gastrica sinistra, yang akan bermuara
ke vena porta.

Tractus Digestivus
Pembuluh Limfe Oesophagus
Cavitas oris, pharynx, dan struktur-struktur yang berhubungan
diuraikan dalam Bab 2.

Oesophagus

Oesophagus merupakan tabung muscular, panjangnya sekitar 10


inci (25 cm), terbentang dari pharynx sampai ke gaster (Gambar
19-31). Oesophagus mulai di leher setinggi cartilago cricoidea

dan berjalan turun di garis tengah di belakang trachea. Di dalam


thorax, oesophagus berjalan ke bawah melalui mediastinum dan
masuk rongga abdomen dengan menembus diaphragma setinggi
vertebra thoracica X. Oesophagus berjalan singkat sekitar % inci
(1.25 cm) sebelum masuk ke gaster sisi kanan.

Oesophagus di Leher

Bagian atas oesophagus mengalir masuk ke nodi mediastinales


superiores dan posteriores, dan dari sepertiga bagian bawah
masuk ke nodi lymphatici di sepanjang arteria dan vena gastrica
sinistra dan nodi lymphatici coeliaci di abdomen.
Persarafan 0esophagus

Truncus vagus (nervus vagus sinister terletak anterior dan nervus

vagus dexter terletak posterior), plexus oesophagus, truncus


sympathicus, nervi splanchn ici

Oesophagus pada Abdomen


Oesophagus masuk ke abdomen melalui lubang yang terdapat
pada crus dextrum diaphragmaticum (Gambar 19-13). Setelah
berjalan sekitar % inci (1,25 cm), oesophagus masuk ke lambung

di sisi kanannya.
Batas-Batas (Gambar l9-32)
Ke anterior: Trachea, nervus laryngeus recurrens.
Ke posterior: Musculi prevertebrales dan columna vertebralis.
Ke lateral: Glandula thyroidea, sarung carotis (arteria carotis

communis, vena jugularis interna, dan nervus vagus), dan


pada sisi kiri ductus thoracicus.

Batas-Batas

Ke anterior: Oesophagus terletak posterior terhadap lobus


hepatis sinister dan di depan crus sinistrum diaphragmaticum.
Nervus vagus sinister dan dexter masing-masing terletak pada

permukaan anterior dan posterior oesophagus.


Pendarahan

Arteri: Arteriae thyroideae inJeriores.


Vena: Venae thyroideae inferiores.
Aliran Limfe

Nodi cervicales profundi.

Pendarahan

Arteri: Cabang-cabang dari arteria gastrica sinistra (lihat


Gambar 19-39).
Vena: vena gastrica sinistra,yang mengalirkan darah ke vena
porta (lihat anastomosis portal-sistemik).

Persarafan

Newus laryngeus recuffens dan rami dari truncus sympathicus.

Oesophagus diThorax
Batas-Batas (Gambar I 9-33)
Ke Anterior: Trachea dan nerr,rrs laryngeus recurrens sinister;
bronchus principalis sinister, atrium sinistrum cordis.

Aliran Limfe
Pembuluh-pembuluh limfe berjalan mengikuti arteriae menuju ke
nervi gastrici sinistri.
Persarafan

Nervus gastrica anterior dan posterior (nervus vagus) dan cabangcabang simpatik dari pars thoracica trunci sympathici.

DINDING ABDO|IIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

diaphragma

costa Xll
M. psoas
M. quadratus lumborum
M. transversus abdominis

M. iliacus

peritoneum

le ng ku n g-l e ng ku

ng

intestinum tenue

colon ascendens

hilus renalis

Kanan

fascia transversalis

capsula fibrosa renalis


lemak perirenal

A. lumbalis

fascia renalis

M. psoas

lemak pararenal
lapisan anterior fascia
lumbalis

corpus vertebrae
lumbalis ll

M. quadratus
M. latissimus dorsi

lapisan tengah fascia

lapisan posterior
M. erector
fascia lumbalis
spinalis

--i-

processus spinosus

Gambar 19-30 Spatium retroperitoneale. A. Struktur-struktur yang terdapat pada dinding posterior abdomen di belakang
peritoneum. B. Potongan transversal dinding posterior abdomen, memperlihatkan struktur-struktur yang terdapat di dalam
spatium retroperitoneale, dilihat dari bawah.

669

670
diaphragma

oesophagus

vesica biliaris

flexura coli sinistra


flexura coli dextra
colon transversum
colon descendens

appendix vermiformis

colon sigmoideum

canalis analis

Gambar 19-31 Susunan umum viscera abdomen.

Fungsi Oesophagus
Oesophagus menyalurkan makanan dari pharynx ke dalam
gaster. Kontraksi bergelombang Iapisan otot disebut peristalsis,
mendorong makanan ke depan.

yang sedang berperistaltik akan berelaksasi sehingga makanan


dapat masuk ke gaster. Kontraksi tonik sphincter ini mencegah isi
lambung mengalami regurgitasi ke dalam oesophagus.
Penutupan sphincter ini diatur oleh nervus vagus, dan
aktifitas ini dapat meningkat oleh hormon gastrin dan menurun
oleh hormon sekretin, kolesistokinin, dan glukagon.

GAMBARAN RADIOGRAFI
Sphincter Gastrooesophagicus

OESOPHAGUS

Secara anatomi tidak terdapat sphincter pada ujung bawah


oesophagus. Namun, lapisan sirkular otot polos pada daerah ini
berperan secarafisiologis sebagai sebuah sphincter. Saat makanan
berjalan turun melalui oesophagus, ujung otot dari oesophagus

Gambaran radiografi oesophagus dipelihatkan dalam Gambar


34 dan 19-35.

19-

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTI RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

671

lamina pretrachealis N. raryngeus recurrens


M. sternocleidomastoideus

trachea
oesophagus

M. sternohyoideus
M. sternothyroideus

glandula thyroidea

M. platysma
selubung carotis
M. omohyoideus

V jugularis
interna

M. longus cervicis

nodus lymphoideus
cervicalis profundi
A. carotis
communts
M. scalenus

N. vagus

anterior

TTUNCUS

sympathicus

M. scalenus
medius

lamina
superficialis

pars
spinalis
nervi
accessorii
M. trapezius
M. levator scapulae

A. vertebralis
N. spinalis

M. splenius capitis
ligamentum nuchae
M. semispinalis capitis

Gambar 19-32 Potongan melintang leher setinggi veftebra cervicalis

Gaster

Gaster (lambung) merupakan bagian saluran Pencernaan yang


melebar terletak di bagian atas abdomen (Gambar 19-31). Secara
kasar lambung berbentuk seperti huruf J (Gambar 19-36), dan
mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan ostium pyloricum)
dan dua curvatuta (curvatura major dan curvatura minor), serta
dua permukaan (facies anterior dan facies posterior).

Gaster dibagi dalam bagian-bagian berikut:

Gaster (lambung) berperan dalam proses penyimpanan dan


pencernaan makanan.

Fundus: berbentuk kubal1 menonjol ke atas, dan terletak di


sebelah kiri ostium cardiacum. Biasanya fundus penuh dengan
udara.

a Colpus:

terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura


angularis (lekukan yang selalu ada pada bagian bawah
curvatura minor).

a Antrum pyloricum: terbentang


i

Fungsi Gaster

VI"

dari incisura angularis sampai


pylorus (Gambar 19-36).
Pylorus: merupakan bagian lambung yang berbentuk paling
tubular. Dinding ototnya yang tebal membentuk sphincter
pyloricus, dan rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus
(Gambar 19-36).

672.

BAB 19

oesophagus

trachea

ductus thoracicus
N. recurrens laryngeus sinistra

A. subclavia sinistra
A. brachiocephalica

A. carotis communis sinistra

arcus aortae
bronchus principalis dexter

bronchus principalis sinister

oesophagus

Gambar 19-33

aorta descendens

Pars thoracicus oesophagus. Perhatikan

posisi trachea dan aorta relatif terhadap oesophagus.


Perhatikan juga bronchus principalis sinister menyilang facies

anterior oesophagus di bawah arcus aortae,

Sphincter Pyloricus
Sphincter pyloricus mengaturaliran isi gaster ke dalam duodenum.
Sphincter menerima serabut-serabut motorik dari sistem simpatik
dan serabut-serabut inhibisi dari nervus vagus, Selain itu, pylorus

dikendalikan oleh nervus setempat dan pengaruh hormon dari


dinding gaster dan duodenum. Contoh, regangan gaster karena

terisi akan merangsang plexus myentericus dan secara reflex


menimbulkan relaksasi sphinchter. Pengeluaran hormon gastrin
dari mukosa antrum pyloricum menstimulasi peristaltik di dinding
gaster dan dengan demikian memulai pengosongan gaster. Di
duodenum, adanya isi gaster menstimulasi reflex intestinum
setempat, yang menghambat relaksasi sphincter. Adanya lemak

di dalam duodenum menimbulkan pelepasan hormon, seperti


kolesistokinin dari dinding duodenum dan jejunum, yang
menghambat motilitas gaster dan dengan demikian memperlambat pengosongan isi gaster ke duodenum.

Curvatura minor membenfuk pinggir kanan gaster dan


dihubungkan ke hepar oleh omentum minus (Gambar 1.9-27).
Curvatura major jauh lebih panjang dari curvatura minor dan
terbentang dari kiri ostium cardiacum, melalui kubah fundus,
dan sepanjang pinggir kiri gaster. Omentum (ligamentum)
gastrolienale terbentang dari bagian atas curvatura major sampai
ke lien (Gambar 19-24). Omentum majus terbentang dari bagian
bawah curvafura major sampai ke colon transversum (Gambar 1921).

Oesophagus memasuki gaster di ostium cardiacum (Gambar


19-36). Walaupun secara anatomis tidak ada sphincter, tetapi

terdapat mekanisme fisiologis yang mencegah regurgitasi isi


lambung ke dalam oesophagus (lihat halaman6T0).
Ostium pylolicum dibentuk oleh canalis pyloricus (Gambar
19-36). Tunica muscularis statum circulare yang meliputi gaster
jauh lebih tebal di daerah ini dan membentuk sphincter pylorium
secara anatomis dan fisiologis.

DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUfuI RETROPERITONEALE,

DAN TRAC^TUS DIGESTIVUS

C'

B
re
T6
B"
&!
Wlll

ffi.
lillr

Gambar 19-34 Radiografi lateral kiri dada seorang laki-laki dewasa normal setelah menelan barium.

674

BAB 19

irachea

bronchus
principalis dexter
bronchus
principalis sinister
mediastinum
anterius

columna
vertebralis

radix pulmonis

ventrikel sinister

barium di dalam
oesophagus

atrium sinistrum

----Cf-.j

mediastinum
posterior

V. cava inferior

hepar
udara di dalam
fundus
diaphragma

TECESSUS

costodiaphragmaticus

sinar-X

Gambar 19-35 Gambaran utama yang dapat ditemukan pada radiografi lateral kiri dada pada Gambar 19-34. Perhatikan
posisi pasien terhadap sumber sinar-X dan kaset film.

bagian atas ren sinister, dan mesocolon transversum (Gambar

Batas-Batas Gaster

19-38).

Ke anterior: Arcus costalis sinister, dinding anterior abdomen,


diaphragm, pleura sinistra, basis pulmonis sinistrae, peri-

Pendarahan

cardium, lobus quadratus dan lobus hepatis sinister (Gambar


Arteri

19-37).

Ke posterior: Omenfum minus, pancreas (corpus dan

cauda),

arteria lienalis, diaphragm4 glandula suprarenalis sinistra,

Arteria gastrica dextra dan sinistra mendarahi curvatura minor.


Arteria gastroepiploica dextra dan sinistra mendarahi curvatura

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

675

tunica muscularis stratum longitudinale

fundus

curvatura
rnalor

ostium cardiacum

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

'//,,////1/#
-.-.< :.

-'-'r.-,12'

l,/l

curvatura minor
incisura angularis

--=pylorus

tunica muscularis stratum circulare

antrum

oesophag
ostium
cardiacum

duodenum

ostium pyloricum
canalis pyloricus
Plica longitudinalis lapisan mukosa gaster
sphincter pylorrcus

Gambar 19-36 Gaster, memperlihatkan bagian-bagiannya, tunica muscularis, dan tunica mucosa yang melapisinya. Perhatikan
beftambah tebalnya stratum circulare pada tunica muscularis yang membentuk musculus sphincter pyloricus.

major. Arteriae gastricae breves berasal dari arteria


mendarahi fundus (Gamb ar

lienalis dextrl, serta nodi

79-39).

Vena

Vena-vena mengalirkan darah ke dalam sirkulasi portal. Vena


gastrica dextra dan sinistra bermuara ke vena porta. Vena gastrica
brevis dan vena gastroepiploica sinistra bermuara ke dalam vena
1iena1is, dan vena gastroepiploica dextra bermuara ke dalam vena
mesenterica superior.

Aliran Limfe
Pembuluh-pembuluh limfe mengikuti perjalanan arteri menuju ke
nodi gastrici sinistri dan dextri, nodi gastroepiploici sinistri dan

gastrici breves. Semua cairan limfe dari gaster


akhirnya berjalan ke nodi coeliaci (Gambar 19-40).

Persarafan
Persarafan serabut simpatik berasal dari plexus coeliacus, dan
serabut parasimpatik dari nervi vagi (Cambar 19-41).

Penampang Anatomi Abdomen


Untuk membantu menginterpretasikan CT scan abdomer;
pelajarilah penampang abdomen yang diberi label pada Gambar
79-42 dan 19-43. Penampang-penampang difoto pada facies

inferior.

676

BAB 19

A. V. gastroepiploicae

ligamentum falciforme
hepatis
vesica biliaris

omentum majus

Gambar 19-37 Organ-organ abdomen in situ. Perhatikan bahwa omentum majus tergantung di depan intestinum tenue dan
intestinum crassum.

centrum tendineum diaphragmatis

A. phrenica

V. cava inferior

glandula suprarenalis dextra

porta

ren dexter
ductus choledochus
A. hepatica

$trn};

pancreas

A. lienalis

colon descendens
colon ascendens

A. pancreaticoduodenalis superior

colon transversum

Gambar 19-38 Strukturstruktur yang terdapat pada dinding poster;or abdomen di belakang

gaster,

DINDING ABDOAAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE,

rami oesoohaoea

'

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

hiatus oesophagus diaphragmatis


A. gastricae breves

A. gastrica dextra

A. gastrica sinistra
aorta
A. coeliaca

__.45
d

A. gastroepiploica sinistra

A. gastroepiploica dextra

A. pancreaticoduodenale superior
Gambar 19-39 Arteri-arteri yang mendarahi gaster. Perhatikan bahwa semua arteri berasal dari cabang-cabang truncus
coeliacus.

cairan limfe dari sepertiga bawah oesophagus


nodi gastrici breves

nodi gastrici sinistri

-----o

nodi gastrici dextri

,/u

'r'

nodi coeliaci

nodi hepatici

nodi gastroduode

\@'
nodi gastroepiploici dextri

Gambar 19-40 Aliran limfe gaster. Perhatikan bahwa semua limfe akhirnya berjalan melalui nodi coeliaci.

677

678

BAB 19

truncus vagalis anterior

Gambar 19-41 Distribusi truncus vagalis anterior dan posterior di dalam abdomen. Perhatikan bahwa ramus coeliacus trunci
vagalis posterioris didistribusikan bersama dengan saraf simpatik ke bawah sampai sejauh flexura colica sinistra,

GAMBARAN RADIOGRAFI
GASTER
Gambaran radiografik gaster diperlihatkan pada Gambar 19-45
dan19-46. Lihat Gambar 19-44 untuk CT-scan.

lntestinum Tenue

Intestinum tenue terbentang dari pylorus gastricus sampaijunctura


ileocaecalis (Gambar 19-31). Intestinum tenue dapat dibagi dalam
tiga bagian: duodenum, jejunum, dan i1eum.

Duodenum dapat dibagi dalam empat bagian:


Bagian pertama berjalan ke atas dan belakang pada planum
transpyloricum setinggi vertebra lumbalis I (Gambar 19-48).
Bagian kedua berjalan vertikai ke bawah (Gambar 19-48).
Ductus choledochus dan ductus pancreaticus major menembus
dinding medial kira-kira setengah bagian bawah, dan kedua

ductus ini bergabung membentuk ampula yang bermuara


ke duodenum pada papilla duodeni major (Gambar 19-49).
Ductus pancreaticus accessorius (jika ada) bermuara ke dalam
duodenum pada papilla duodeni minor, sekitar 0.75 inci ( 1.9
cmldi atas papilla duodeni major.
Bagian ketiga berjalan horizontal di depan columna vertebralis. Radix mesenterii intestinum tenue dan vasa mesenterica
superior menyilang bagian ini di anterior (Gambar 19-48).
Bagian keempat berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duodenojejunalis. Flexura ini difiksasi oleh ligamentum Treitz,
yang melekat pada crus dextrum diaphragmaticum.

Fungsi lntestinurn Tenue


Sebagian besar proses pencernaan dan penyerapan rnakanan
terjadi di dalam intestinum tenue.

Batas-Batas

Bagian pertama: Ke anterior: Lobus quadratus hepatis,


vesica biliaris (Gambar 19-50). Ke posterior: bursa omentalis

(hanya satu inci pertama), arteria gastroduodenalis, ductus


choledochus, vena porta, dan vena cava inferior (Gambar 19-

Duodenum
Duodenum merupakan saluranberbentukhuruf C denganpanjang
sekitar 10 inci (25 cm) yang melengkung di sekitar caput pancreatis
(Gambar 19-47). Duodenum mulai di sphincter pyloricus gastrici,
dan berakhir dengan berlanjut sebagai jejunum. Baglan pertama

duodenum mempunyai omentum minus yang melekat pada


pinggir atasnya dan omentum majus yang melekat pada pinggir
bawahnya. Sisa duodenum lainnya terletak retroperitoneal.

48).

Bagian kedua: Ke anterior: fundus vesica biliaris (Gambar


19-50), lobus hepatis dexter, colon transversum, lengkung
intestinum tenue. Ke posterior: hilum renale dextrum (Gambar
19-48). Ke medial: caput pancreatis, ductus choledochus, dan
ductus pancreaticus (Gambar 79-47 dan79-48).
Bagian ketiga: Ke anterior: Radix mesenterii intestinum tenue,

vasa mesenterica superior, lengkung jejunum (Gambar 1948). Ke posterior: ureter dexter, vena cava inferior, dan aorta

DINDING ABDOI,AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

anterior

Gambar L9-42 A, Penampang melintang abdomen setinggi corpus veftebrae thoracica Xi, dilihat dari bawah. Perhatikan
bahwa ukuran cavitas pleuralis yang besar disebabkan oleh proses pengawetan. B. Penampang abdomen setinggi corpus

vertebrae lumbalis II, dilihat dari bawah.

679

680-

Gambar 19-43 Penampang melintang abdomen setinggi corpus vertebra lumbalis III, dilihat dari bawah.

vesica biliaris

lobus hepatis

dexter

sinistra

dextra

ureter
V. cava inferior

colon
descendens
ren dexier

ren sinister

canalis vertebralis

Gambar 19-44

vertebra lumbalis ll

CT-Scan abdomen setinggi vertebra lumbalis

pada pelvis renalis dan ureter. Penampang dilihat dari bawah.

M. psoas

II setelah pielografi intravena. Bahan radioopak dapat dilihat

DINDING ABDO/TEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIIJIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS

Gambar 19-45 Radiografi anteroposterior gaster dan intestinum tenue dengan barium meal.

DIGESTIVUS

681

682
diaphiagma

pars pylorus

antrum
pyloricum

flexura
duodenojejunalis

barium di dalam jejunum

bagian lll
duodenum

mr- #\
Gambar 19-46 Diagram struKur utama yang terlihat pada radiografi anteroposterior pada Gambar 19-45.

(Gambar 19-48). Ke superior: caput pancreatis (Gambar 1947).

Bagian keempat: Ke anterior: Permulaan radix mesenterii,


lengkung jejunum. Ke posterior: pinggir kiri aorta (Gambar

1,9-48).

pancreaticoduodenalis inferior, sebuah cabang


mesenterica superior (Gambar 19-47).

dari

arteria

Vena

Vena pancreaticoduodenalis superior bermuara ke vena porta;


vena pancreaticoduodenalis inferior bermuara ke vena mesenterica superior.

Pendarahan

Setengah bagian atas duodenum didarahi oleh arteria pancreaticoduodenalis superior, sebuah cabang dari arteria gastro-

Aliran Limfe
Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke atas via nodi pancreaticoduodenales ke nodi gastroduodenales dan nodi coeliaci.
Bermuara ke bawah melalui nodi pancreaticoduodenales ke nodi

duodenalis. Setengah bagian bawah didarahi oleh arteria

mesenterici superiores.

Arteri

DINDING ABDOI,AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUM RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

glandula suprarenalis

A. lienalis

collum pancreatis

cauda pancreatis
vena cava inferior

vena porta
flexura coli sinistra
ductus choledochus

A. pancreaticoduodenalis
superior
corpus pancreatis

flexura coli
dextra

V. testicularis sinistra

A. pancreaticoduodenalis

V. mesenterica inferior

inferior

A. mesenterica superior
caput

pancreatis I
V. mesenterica superior

Gambar 19-47 Pancreas dan hubungan anterior ginjal

V. cava inferior
V. porta

A. hepatica

diaphragma glandulasuprarenalis

ductus choledochus
ren dexter

flexura
coli dextra

V. renalis sinistra

A. mesenterica superior
V. mesenterica inferior

A. testicularis sinistra
ureter sinister

l\4. psoas

A. testicularis dextra
ureter

dexter .l'r

A. mesenterica inferior

aorta abdominalis

Gambar 19-48 Hubungan posterior duodenum dan pancreas. Angka menunjukkan empat bagian duodenum.

683

684

BAB 19
membrana mucosa yang halus

plicae circulares

papilla duodeni major

Gambar 19-49 Muara ductus choledochus, ductus pancreaticus major; dan ductus pancreaticus accessorius

ke dalam bagian
kedua duodenum. Perhatikan permukaan yang halus pada bagian peftama duodenum, plicae circulares bagian kedua, dan
papilla duodeni major.

ductus hepaticus dexter


ductus hepaticus communis
ductus cysticus
ductus choledochus

vesica brliaris

ductus pancreaticus accessorius

ductus pancreaticus major


colon transversum

\
bagian kedua duodenum

Gambar 19-50 Ductus choledochus dan vesica biliaris. Perhatikan hubungan vesica biliaris dengan colon transversum dan
duodenum.

DINDING ABDOIIIEN, CAVTTAS PER|TONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,


Persarafan

Duodenum mendapat persarafan simpatik dan parasimpatik


(vagus) melalui plexus coeliacus dan plexus mesentericus
superior.

DAN TRACTUS

DIGESTIVUS

685

abdomen oleh lipatan peritoneum yang berbentuk kipas disebut


mesenterium intestinum tenue (Gambar 19-52).
Batas-Batas

Ke Anterior: Dinding anterior abdomen dan omentum majus,


yang biasanya menutup bagian atas lengkung (Gambar 19-

GAMBARAN RADIOGRAFI
DUODENUM

53).

Ke Posterior: Dinding posterior abdomen dan strukturstruktur retroperitoneal.


Pendarahan

Gambaran radiografi duodenum diperlihatkan dalam Gambar 1945, 19-46, dan 19-51

Arteri
Cabang-cabang arteria mesenterica superior (Gambar 19-54).

Jejunum dan lleum

Vena

Jejunum panjangnya sekitar 8 kaki (2.5 meter) dan ileum panjang-

Vena-vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior.

nya sekitar 12 kaki (3.6 meter). Jejunum mulai dari junctura


duodenojejunalis (Gambar 19-31 dan 19-52) di bagian atas cavitas
abdominalis dan di kiri garis tengah. Jejunum lebih lebar dalam
diameter, dinding lebih tebal, dan wama lebih merah (lebih banyak
pembuluh darah) dibandingkan dengan ileum.
Lengkung-lengkung ileum menempati bagian kanan bawah
cavitas abdominalis (Gambar 19-53) dan cenderung tergantung ke
dalam peivis. Ileum berakhir pada junctura ileocaecalis. Lengkunglengkung jejunum dan ileum digantungkan dari dinding posterior

Aliran Limfe

Pembuluh limfe berjalan

ke nodi mesenterici melalui

nodi

perantara.
Persarafan

Serabut-serabut saraf simpatik dan nervus vagus berasal dari


plexus mesentericus superior.

Gambar 19-51 Radiografi anteroposterior duodenum dengan barium meal.

686

BAB 19

flexura duodenojejunalis

radix mesenterii

Gambar 19-52 Perlekatan radix mesenterii


pada dinding posterior abdomen. Perhatikan
bahwa perlekatan ini terbentang dari flexura
duodenojejunalis pada sisi kiri aorta, berjalan

turun dan ke kanan sampai ju nctura


ileocolica. Afteria mesenterica superior

terletak di dalam radix mesenterii.

colon transversum

colon descendens

Gambar 19-53 Isi abdomen setelah


omentum majus dilipat ke atas. Lengkung
intestinum tenue menempati bagian

tengah cavitas abdominalis, sedangkan


colon ascendens, colon transversum, colon
descendens terletak di pinggir.

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

687

A- colica media
colon transversum
mesocolon transversum

A. pancreaticoduodenalis
A. mesenterica superior

A. colica dextra
I

A. ileocolica
I

colon ascendens

I
A. caecalis anterior

I
I

A. caecalis posterior

appendix
vermiformis

A. appendicularis

Gambar 19-54 Arteria mesenterica superior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa arteri ini mendarahi usus dari setengah
bagian bawah bagian kedua duodenum sampai dengan dua pertiga distal colon transversum (panah).

Mesenterium I ntestinum Tenue


Lengkung jejunum dan ileum bergerak bebas dan dilekatkan ke
dinding posterior abdomen dengan perantaraan lipatanperitoneum
yangberbentukkipas dandikenal sebagai mesenterium intestinum
tenue (Gambar 19-52). Pinggir bebas panjang mesenterium dilekatkan ke intestinum tenue yang bebas bergerak. Radix mesenterii
yang terfiksasi dan pendek melekat ke peritoneum parietale pada
dinding posterior abdomen di sepanjang garis yang berjalan
ke bawah dan ke kanan sisi kiri vertebra lumbalis II ke daerah
articulatio sacroiliaca dextra. Radix mesenterii ini memungkinkan
keluar dan masuknya cabang-cabang arteria dan vena mesenterica
superior, pembuluh limfe, dan nervus ke dalam mesenterium.

Perbedaan Eksterna Antara Jejunum dan lleum


Pada orang hidup, jejunum dapat dibedakan dari ileum berdasarkan gambaran berikut ini:

Lengkung-lengkung jejunum terletak pada bagian atas cavitas


peritonealis di bawah sisi kiri mesocolon transversum; ileum
terletak pada bagian bawah cavitas peritonealis dan pelvis
(Gambar 19-53).

]ejunum lebih lebar, berdinding lebih tebal, dan lebih merah


daripada ileum. Dinding jejunum terasa lebih teba1, karena
lipatan mucosa permanery plicae circulares lebih besar, lebih
banyak, dan tersusun lebih rapat pada jejunum; sedangkan
pada bagian atas ileum plicae clrculars lebih kecil dan lebih
jarang dan di bagian bawah ileum tidak ada plicae circulares
(Gambar 19-55).

Mesenterium jejunum melekat pada dinding posterior


abdomen di atas dan kiri aorta, sedangkan mesenterium ileum
melekat di bawah dan kanan aorta.

Pembuluh darah mesenterium jejunum hanya membentuk


satu atau dua arkade dengan cabang-cabang yang panjang dan

jarang yang berjalan ke dinding usus halus. Ileum menerima

688

BAB 19

dinding tebal

plicae circulares

dinding tipis

plaque Peyeri

membrana mucosa yang halus

Gambar 19-55 Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara jejunum dan ileum.

banyak pembuluh darah yang pendek, yang berasal dari tiga


atau empat atau lebih arkade (Gambar 19-55).
Pada ujung mesenterium jejunum, lemak disimpan dekat
radix dan lemak jarang ditemukan dekat dinding jejunum.
Pada ujung mesenterium ileum, lemak disimpan di seluruh
bagian, sehingga lemak ditemukan dari radix sampai dinding
ileum (Gambar 19-55).
Kelompok jaringan limfoid (plaque Peyeri) terdapat pada
mukosa ileum bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica (Gambar 19-55). Pada orang hidup kelompok jaringan
limfoid ini dapat dilihat pada dinding ileum dari luar.

lntestinum Crassum
Intestinum crassum terbentang dari ileum sampai anus (Gambar
19-31). Intestinum crassum dapat dibagi dalam caecum, appendix,
colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon
sigmoideum; rectum dan canalis analis.

Fungsi lntestinum Grassum


Fungsi utama intestinum crassum termasuk mengabsorbsi air,
produksi vitamin tertentu, menyimpan bahan makanan yang tidak
dicernakan, dan membentuk dan mengeluarkan feces dari tubuh.

GAMBARAN RADIOGRAFI
JEJUNUM DAN ILEUM
Gambaran radiografi jejunum dan ileum diperlihatkan dalam
Gambar 19-56.

Caecum
Caecum adalah kantong buntu yang terletak pada fossa iliaca
dextra dan seluruhnya diliputi oleh peritoneum (Gambar 19-57).
Pada pertemuan antara caecum dengan colon ascendens, pada

D/NDING ABDOA4EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

689

Gambar 19-56 Radiografi anteroposterior intestinum tenue dengan barium meal.

sisi kiri tempat ini bergabung dengan bagian terminal ileum.


Appendix vermiformls dilekatkan ke permukaan posteromedial

Veno

caecum (Gambar 19-58).

Pembuluh vena bermuara ke vena mesenterica superior

Batas-Batas

Ke Anterior: Dinding anterior abdomen di regio i1laca dextra,


dan lengkung intestinum tenue.
Ke Posterior: Musculus iliopsoas (Gambar 19-59).

Aliran Limfe
Pembuluh-pembuluh limfe bermuara ke nodi mesenterici dan
nodi mesenterici superiores.

Pendarahan

Arteri

Persarafan

Arteria caecalis anterior dan posterior dari arteria ileocolica


(Gambar 19-58), yang merupakan sebuah cabang dari arteria
mesenterica superior.

Saraf simpatik dan nervus vagus, melalui plexus mesentericus


superior menyarafi caecum.

690

BAB 19
ren sinister
pancreas
V. cava inferior

ligamentum phrenicocolicum

ren dexter

flexura coli sinistra

duodenum
flexura coli dextra

A. mesenterica superior

colon ascendens

appendices epiploicae

taenia coli
M. psoas
caecum
M. iliacus

N. cutaneus
femoris lateralis
N. femoralis

appendix vermiformis

Gambar 19-57 Cavitas abdominalis


memperlihatkan pars terminalis ileum, caecum,
appendix, colon ascendens, flexura coli dextra,

flexura coli sinistra, dan colon descendens.


Perhatikan taenia coli dan appendices
epiploicae,

A. ileocolica

appendices epiploicae

valvula ileocaecalis
A. caecalis posterior
ileum
frenulum valvulae
nodi lymphatici
mesoappendix

A. appendicularis

Gambar 19-58 Caecum dan appendix


vermiformis. Perhatikan bahwa aderia

orificium appendix
appendix vermiformis
lipatan tldak bervaskularisasi
caecum
lipatan vascular

A. caecalis anterior

appendicularis merupakan cabang afteria


caecalis posterior. Pinggir mesoappendix

dipotong untuk memperlihatkan lapisanlapisan peritoneum.

DIND/NG ABDOhIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

aorta

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

691

diaphragma
costa Xll

A. V. N. subcostalis

M. psoas
M. quadratus lumborum

N. iliohypogastricus

M. transversus abdominis
N. ilioinguinalis
N. genitofemoralis

colon descendens
A. testicularis
M. iliacus

A. iliaca externa
N. femoralis

Gambar 19-59 Dinding posterior abdomen memperlihatkan hubungan posterior ginjal dan colon.

Valvula lleocaecalis
Valvula ileocaecalis merupakan struktur rudimenter, terdiri dari
dua lipatan horizontal membrana mucosa yang menonjol di sekitar
lubang ileum (Gambar 19-58).

GAMBARAN RADIOGRAFI
CAECUM
Gambaran radiografi caecum diperlihatkan dalam Gambar 19-60.

AppendixVermiformis
Fungsi Valvula lleocaecalis
Vaivuia ileocaecalis berperan kecil atau tidak ada pada pencegahari
refluks dari isi caecurn ke daiam ileurli. Plicae airculare pada u,iung

akhir iieum isphincter ileocaecali$) tierperan sebagai sph;ilctef


dan mengatur aliran isi dari ilerim ke dalam coion. Tonus otot
polos secara reflek$ akan meningkat apabila caecum ri3l3m
keadaan teregang. Hornrorl gastrift yang dihasilK?n oleh gaster,
menyebabkan relaksas! darr tonds otot iIr;.

Appendix vermiformis (Gambar 19-57 dan 19-58) adalah organ


sempi! berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung
banyak jaringan limfoid di dalam dindingnya. Appendix melekat
pada permukaan posteromedial caecum, sekitar 1 inci (2,5 cm)

di bawah junctura

ileocaecalis. Appendix vermiformis

diliputi

seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada mesenterium


intestinum tenue oleh mesenteriumnya sendiri yang pendek
disebut mesoappendix. Mesoappendix berisi arteria dan vena
appendicularis dan nervus (Gambar 19-58).

692

BAB 19

f11

Ta2

--

tabung enema
di dalam rectum

Gambar 19-60 Radiografi anteroposterior intestinum crassum setelah barium enema.

Appendix vermiformis terletak di fossa iliaca dextra, dan dalam

hubungannya dengan dinding anterior abdomen, pangkalnya


terletak sepertiga ke atas di garis yang menghubungkan spina
iliaca anterior superior dan umbilicus (titik McBurney). Di dalam
abdomen, dasar appendix vermiformis mudah ditemukan dengan
mencari taenia coli caecum dan mengikutinya sampai appendix
vermiformis, di mana taenia ini bersatu membentuk tunica
muscularis longitudinalis yang lengkap.

Vena
Vena mengalirkan darahnya ke vena caecalis posterior.

Aliran Limfe

Pembuluh limfe mengalirkan cairan limfe mesoappendix dan


akhirnya bermuara ke nodi mesenterici superiores.

Persarafan

Pendarahan

Arteri

Arteria appendicularis merupakan cabang dari arteria caecalis


posterior (Gambar 19-58).

Appendix disarafi oleh saraf simpatik dan nervus vagus dari plexus
mesentericus superior. Serabut saraf aferen yang menghantarkan
rasa nyeri visceral dari appendix berjalan bersama saraf simpatik
dan masuk ke medula spinalis setinggi vertebra thoracica X.

DIND/NG ABDOIIIEN, CAVTTAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

693

Colon Ascendens

Aliran Limfe

Colon ascendens panjangnya sekitar 5 inci (13 cm) dan terbentang


ke atas dari caecum sampai permukaan inJerior lobus hepatis dexter
(Gambar 19-31 dan 19-57).Di sini, colon ascendens membelok ke
kiri (membentuk flexura coli dextra) dan melanjutkan diri setragai

Cairan limfe dari dua pertiga proksimal colon transversum


dialirkan ke nodi colici dan nodi mesenterici superiores. Dari
sepertiga distal colon transversum dialirkan ke dalam nodi colici
dan kemudian ke dalam nodi mesenterici inferiores.

colon transversum. Peritoneum meliputi pinggir depan dan


samping colon ascendens dan menghubungkannya ke dinding

Persarafan

posterior abdomen. Colon ascendens berhubungan ke posterior


dengan musculus iliacus, musculus quadratus lumbroum, dan
pinggir bawah ren dexter (Gambar 19-59).

Dua pertiga proksimal disarafi oleh saraf simpatik dan nervus


vagus melalui plexus mesentericus superior. Sepertiga distal
disarafi oleh saraf simpatik dan parasimpatik nervi splanchnici
pelvici melalui plexus mesentericus inferior.

Pendarahan

Colon Descendens

Arteri
Colon ascendens didarahi oleh arteria ileocolica dan arteria colica
dextra yang merupakan cabang-cabang dari arteria mesenterica
superior (Gambar 19-54).
Veno

Pembuluh vena bennuara ke vena mesenterica superior.

79-59).

Aliran Limfe

Pembuluh limfe bermuara

Colon descendens panjangnya sekitar 10 inci (25 cm) dan berjalan


ke bawah dari flexura coli sinistra sampai pintu masuk pelvis, di
sini colon melanjutkan diri sebagai colon sigmoideum. (Gambar
19-31). Peritoneum meliputi permukaan depan dan sisi-sisinya
dan menghubungkannya dengan dinding posterior abdomen.
Colon descendens berhubungan ke posterior dengan ren sinister,
musculus quadratus lumborum, dan musculus iliacus (Gambar

ke nodi colici dan

mesenterici

superiores.

Pendarahan

Arteri
Persarafan

Saraf simpatik dan nervus vagus dari plexus mesentericus superior

Arteria colica sinistra dan arteriae sigmoideae merupakan cabangcabang arteria mesenterica inferior (Gambar 19-61) mendarahi

menyarafi colon ascendens.

colon descendens.
Vena

Colon Transversum

Pembuluh vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica

Colon transversum panjangnya sekitar 15 inci (38 cm) clan


berjalan menyilang abdomen, menempati regio umbilicalis
dan hypogastricus (Gambar 19-31). Colon transversum mulai

inferior.

dari flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter dan

Cairan limfe dialirkan ke nodi colici dan nodi mesenterici

tergantung ke bawah oleh mesocolon transversum dari pancreas.


Kemudian colon transversum berjalan ke atas sampai flexura
coli sinistra di bawah lien. Flexura coli sinistra lebih tinggi dari
flexura coli dextra dan dijaga dalam posisinya oleh ligamenfum
phrenicocolicum. Mesocolon ttansversum (atau mesenterium
colon transversum) dilekatkan ke pinggir atas colon transversum
dan menggantungkannya dari pancreas (Gambar 19-21). Lapisan
posterior omentum majus dilekatkan ke pinggir inferior.

inferiores

Aliran Limfe

Penarafan

nervi splanchnici pelvici melalui


plexus mesentericus inferior menyarafi colon descendens.
Saraf simpatik dan parasimpatik

Colon Sigmoideum
Colon sigmoideum panjangnya 10-15 inci (25-38 cm) dan mulai

dari colon descendens yang terletak di depan


pintu atas panggul (Gambar 19-31). Di bawah, colon sigmoideum
sebagai lanjutan

Pendarahan

Arteri
oleh arteria colica media (Gambar 19-54), cabang dari arteria

berlanjut sebagai rectum, yang terletak di depan vertebra sacralis


ketiga. Colon sigmoideum tergantung ke bawah masuk ke dalam
cavitas pelvis dalam bentuk lengkung dan dihubungkan dengan

mesenterica superior. Sepertiga distal didarahi oleh arteria colica


sinistra, yang merupakan cabang dari arteria mesenterica inferior

berbentuk seperti kipas. (Gambar 19-62).

Bagian dua pertiga proksimal colon transversum didarahi

dinding posterior pelvis oleh mesocolon sigmoideum

yang

(Gambar 19-61).
Pendarahan
Vena

Arteri

Pembuluh vena mengalirkan darahnya ke vena mesenterica

Arteriae sigmoideae merupakan cabang dari arteria mesenterica


inferior (Gambar 19-61) mendarahi colon sigmoideum.

superior dan vena mesenterica inferior.

694

BAB 19

mesocolon transversum
colon transversum

t
I
A. mesenterica superior

pancreas

ffir%$

duodenum

A. marginalis

colon ascendens

jr'
appendix
vermiformis

A. recialis superior

Gambar 19-61 Arteria mesenterica inferior dan cabang-cabangnya. Perhatikan bahwa aderi ini mendarahi intestestinum
crassum dari sepertiga distal colon transversum ke bawah sampai setengah canalis analis. Afteri ini beranastomosis dengan

afteria colica media, cabang dari afteria mesenterica superior (panah).

Veno

Pembuluh vena bermuara ke vena mesenterica inferior.

Aliran Limfe
Limfe dialirkan ke nodi colici dan mesenterici inferiores.
Persarafan

Saraf simpatik dan parasimpatik melalui piexus hypogastricus


inferior menyarafi colon sigmoideum.

depan ujung coccygis dengan menembus diaphragma peivis dan


melanjutkan diri sebagai canalis analis. Bagian bawah rectum
melebar membentuk ampulla recti (Gambar 19-63). Perltoneum
hanya meliputi permukaan duapertiga bagian atas rectum. Taenia

coli colon sigmoideum bersatu, dengan demikian serabut-serabut

longitudinal membentuk pita lebar pada permukaan anterior dan


posterior rectum. Tunica mucosa rectum bersama dengan stratum
circulare membentuk tiga lipatan semicircularis; dua terdapat
pada sisi kiri dinding rectum, dan satu pada sisi kanan. Lipatanlipatan ini dinamakan plicae transversales recti (Gambar 19-63).

Rectum
Rectum panjangnya sekitar 5 inci (13 cm) dan mulai di depan
vertebra sacralis ketiga sebagai lanjutan dari colon sigmoideum
(Gambar 79-62, 79-63, dan 19-64). Rectum berjalan ke bawah

mengikuti lengkung sacrum dan coccygis, dan berakhir di

Batas-Batas

Ke anterior pada laki-laki: excavatio rectovesicalis,

colon
sigmoideum, lengkung ileum, vesica urinaria, ductus deferens,
vesicula seminalis, dan prostat (Gambar 19-64).

DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATlUlvl RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

695

aorta

V cava inferior

ureter sinister

A. V. iliaca communis sinistra

'al

A. V. iliaca externa

tempat lekat mesocolon


sigmoideum

N. femoralis

M. psoas

A.

N. obturatorius

\
',

ureter dexter

fascia M. levator ani


ampulla recti
M. obturator externus
pinggir peritoneum
yang dipotong

membrana obturatoria
M. obturator internus

plica transversa
rectum

fascia M. obturator internus

M. levator ani

A. V. pudenda interna
dan N. pudendus

fossa ischiorectalis

#:l
JL

A. V. N. rectalis inferior

M. puborectalis

M. sphincter ani externus

canalis analis

M. sphincter ani internus

Gambar 19-62 Potongan coronal pelvis.

Ke anterior pada perempuan: excavatio rectouterina (cavum


Douglasi), vagina (Gambar 19-65).

Posterior: Sacrum, coccygis, musculus piriformis dan


coccygeus, musculi levatores ani, plexus sacralis, truncus

(Gambar 19-61); arteria rectalis media, cabang arteria iliaca interna,

mendarahi tunica muscularis; arteria rectalis inferior, cabang


arteria pudenda interna mendarahi tunica muscularis (Gambar
19-63).

sympathicus.
Veno
Pendarahan

Arteri

Vena rectalis superior mengalirkan darahnya ke vena mesenterica


inferior dan ikut dalam sirkulasi portal. Vena rectalis media dan

Arteria rectalis superior adalah cabang arteda mesenterica inferior

vena rectalis inferior masing-masing bermuara ke vena iliaca

yang merupakan arteri utama dan mendarahi tunica mucosa

interna dan vena pudenda interna. Anastomosis di antara vena-

696

BAB 19

mucosa rectum

tunica circularis internus


peritoneum

M. longitudinalis externus

plica transversa
media rectum
plica transversa
recti superior dan
inferior

lvl. obturator internus

fascia obturator
internus
membrana obturatoria

ampulla recti

M. levator ani

collumna analis
A. V. pudenda rnterna

M. puborectalis

N. pudendus

M. longitudinalis
externus

A- V. N. rectalis

inferior

M. sphincter ani
internus

canalis analis

M. sphincter ani externus

lemak di dalam fossa ischiorectalis

Gambar 19-63 Potongan coronal melalui pelvis, memperlihatkan rectum dan diaphragma pelvis.

vena rectalis merupakan anastomosis portal-sistemik yang


pentlng.
Aliran Limfe
Limfe rectum dialirkan ke nodl pararectales dan kemudian ke atas
ke nodi mesenterici inferiores. Sebagian pembuluh limfe berjalan
ke nodi iliaci interniPersarafan

Saraf-saraf simpatik dan parasimpatik nervi sphlanchnici melalui


plexus hypogastricus inferior.

Canalis Analis
Canalis analis panjangnya sekitar 1,5 inci (4cm) dan berjalan
ke bawah dan belakang dari ampulla recti untuk membuka ke
permukaan anus (Gambar 19-64 dan 19-65). Kecuali saat defekasi,
dinding lateral canalis analis dipertahankan saling berdekatan
dengan musculus levator ani dan musculus sphincter ani.
Batas-Batas

Ke posterior: corpus anococcygeum, os coccygis (Gambar 1964).

Ke anterior pada lakilaki: corpus perineale, diaphragma


urogenitale, urethra pars membranacea, dan bulbus penis.
Ke anterior pada perempuan: corpus perineale, diaphragma
urogenltale, dan bagian bawah vagina (Gambar 19-65).
Ke lateral: fossa ischiorectalis yang berisi lemak (Gambar 1966).

Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis memper-

lihatkan lipatanJipatan vertikal yang dinamakan columnae


anales (Gambar 19-66 dan 19-67). Columnae ini dihubungkan satu

dengan yang lain pada ujung bawahnya oleh plica semilunaris


kecil yang dinamakan valvulae anales. Tunica mucosa setengah
bagian bawah canalis analis halus dan bergabung dengan kulit
anus. Linea pectinata menunjukkan 1evel di mana setengah
bagian atas canalis analis bertemu dengan setengah bagian bawah
(Gambar 79-67).

Tunica muscularis seperti bagian lain di tractus digestivus


terbagi atas stratum longitudinale di sebelah luar dan stratum
circulare di sebelah dalam (Gambar 79-66 dan 19-67). Tunica
muscularis tebal pada ujung atas canalis membentuk musculus
sphincter ani internus yang involunter. Di sekitar otot polos
sphincter ani terdapat otot lurik yang melingkar disebut musculus
sphincter ani externus yang volunter. Musculus sphincter

DINDING ABDOIqIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

697

excavatio rectovesicalis

peritoneum

rectum

vesrca
urinaria

ligamentum

vesicula seminalis

ductus ejaculatorius

puboprostaticum

prostat

I
corpus anococcygeale

M. sphincter ani,externus

diaphragma urogenitalis

, I

anus
canalis analis
corpus perineale
muara ductus
ke urethra pars prostatica
fascia superficialis lamina membranosa

lu

Gambar 19-64 Potongan sagital pelvis laki-laki.

ani externus dibagi dalam tiga bagian: pars subcutaneus, Pars

Veno

superficialis, dan pars profundus. Tempat lekat bagian-bagian ini

Setengah bagian atas

ijelaskan dalam Tabel 19-2.


Serabut puborectalis musculus levator ani membentuk sebuah
lengkung, yang di anterior melekat pada kedua os pubis. Lengkung

di antara

ini berjalan ke belakang di sekeliling junctura anorectalis, menarik


junctura ke depary sehingga terbentuk sudut yang tajam (Cambar

dialirkan oleh vena rectalis superior ke vena


mesenterica inferior; setengah bagian bawah dialirkan oleh vena
rectalis inferior ke sirkulasi sistemik (Gambar 19-68). Anastomosis
vena-vena rectalis membentuk anastomosis portalsistemik yang penting.

19-68).

Aliran Limfe

Pada perbatasan antara rectum dan canalis analis, musculus


sphincter ani internus, musculus sphincter ani externus pars
profundus, dan musculus puborectalis membentuk cincin yang

Limfe dari setengah bagian atas canalis analis dialirkan ke nodi


pararectales dan bergabung dengan nodi mesenterici inferiores.
Limfe dari setengah bagian bawah canalis analis dialirkan ke

disebut cincin anorectal, yang dapat diraba pada Pemeriksaan

kelompok medial nodi inguinales superificiales (Gambar 19-68).

rectum.
Persarafan

Pendarahan

Arteria rectalis superior mendarahi setengah bagian atas rectum,


dan arteria rectalis inferior mendarahi setengah bagian bawah

Tunica mucosa setengah bagian atas canalis analis peka terhadap


regangan dan disarafi oleh serabut-serabut yang berjalan ke atas
melalui plexus hypogasctricus. Setengah bagian bawah peka
terhadap nyeri, suhu, dan raba dan disarafi oleh nervus rectalis

rectum (Gambar 79-68).

inferior.

Arteri

698

BAB 19

colon sigmoideum
lengkung ileum
peritoneum

excavatio rectouterina
cavum uteri
excavatio uterovesicalis

,"a,rvesica urinaria

corpus anococcygeale

corpus perineale

Gambar 19-65 Potongan sagital pelvis perempuan.

Musculus sphincter ani internus disarafi oleh serabut-serabut

tela submucosa, tunica mucosa bagian bawah canalis analis

simpatik dari plexus hypogastricus inferior. Musculus sphincter

menonjol melalui anus mendahului massa feces. pada akhir


defekasi, tunica mucosa kembali ke canalis analis akibat tonus
serabut-serabut longitudinal dinding canalis analis serta kontraksi
dan penarikan ke atas oleh musculus puborectalis. Kemudian

ani externus volunter disarafi oleh nervus rectalis inferior.

lumen canalis analis yang kosong ditutup oleh kontraksi tonik


musculus sphincter ani.

Proses Defekasi
Waktu, tempat, dan frekuensi defekasi merupakan suatu kebiasaan. Sebagian orang dewasa defekasi sekali sehari, sebagian
orang beberapa kali sehari, dan sebagian orang yang normal juga

beberapa hari sekali.

Keinginan untuk defekasi dimulai dari rangsangan reseptor


regangan di dalam dinding rectum oleh masuknya feces ke dalam

lumen rectum. Kegiatan defekasi melibatkan refleks koordinasi


yang mengakibatkan pengosongan colon descendens, colon
sigmoideum, rectum, dan canalis analis. Kegiatan ini dibantu oleh
peningkatan tekanan intra abdominal dengan kontraksi otot-otot
dinding anterior abdomen. Selanjutnya, kontraksi tonik musculus
sphincter ani internus, musculus sphincter ani externus, termasuk

Perbedaan Antara lntestinum Tenue


dan Intestinum Crassum

Perbedaan Eksternal (Gambar 19-69)

Intestinum tenue (kecuali duodenum) mudah bergerak, di

mana colon ascenden dan colon descendens terfiksasi.


Diameter intestinum tenue yang penuh umumnya lebih kecil
dibandingkan intestinum crassum yang terisi.

ll Intestinum tenue (kecuali duodenum) mempunyai

mesen-

musculus puborectalis secara volunter dihambat, dan feces

terium yang berjalan ke bawah menyilang garis tengah,

dikeluarkan melalui canalis analis. Tergantung pada kelemasan

berjalan menuju fossa iliaca dextra.

DINDING ABDOMEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

699

V. rectalis superior
plica transversa recti inferior
V. rectalis media

stratum longitudinale

'#-

obturator internus

ii'/
M. levator ani
canalis pudendus

I :::;;,i;:11r-b
[\ ;#,r;i1,*'\g
:,i!.'',iir,:'i \

\$f

':,.;::ifiii"-:

, \'-"1'

M, puborectalis

aT\,
,w,

.i

ischium
: subcutan

collumna
lemak di dalam fossa ischiorectalis

analis

uu;uu;" analis M. sphincter ani internus

Gambar 19-66 Potongan coronal pelvis dan perineum, memperlihatkan aliran vena canalis analis.

ampulla

otot sirkular rektum


stratum longitudinale recti
M. levator ani

columna analis

M. puborectalis
sinus analis
panjang canalis

analis 1,5 inci


M. sphincter ani
externus pars
profundus pada
canalis analis

valvula analis

linea pectinea
M. sphincter ani
externus pars
superficialis pada
canalis analis

pecten atau
daerah peralihan

memperlihatkan struktur anatomi membrana mucosa

planum
intersphinctericum
M. sphincter ani
internus pada
canalis analis

Gambar 19-67 Potongan coronal canalis analis,

M. sphrncter ani

externus pars
subcutaneus pada
canalis analis

secara rinci dan susunan musculus sphincter ani


internus dan externus. Perhatikan bahwa istilah /,nea
pectinea (9aris di bawah valvula analis) dan pecten
(daerah peralihan di antara kulit dan membrana
mucosa) kadang-kadang digunakan oleh para dokter.

700

l}

BAB 19

Stratum longitudinale intestinum tenue membentuk lapisan

Perkembangan Oesophagus

utuh di sekitar usus. Pada intestinum crassum (kecuali

Oesophagus berkembang dari bagian sempit usus depan yang


merupakan lanjutan darr pharynx (Gambar 19-Zl). l\,4ula-mula

appendix), stratum longitudinale tersusun menjadi tiga pita,


taenia coli.

<l Intestinum tenue tidak mempunyai kantong lemak yang


l}

melekat pada dindingnya. Intestinum crassum mempunyai


kantong lemak yang dinamakan appendices epiploicae.
Dinding intestinum tenue halus, sedangkan dinding intestinum
crassum berkantong-kantong.

Perbedaan lnternal (Gambar l9-69)

ll Tunica mucosa intestinum tenue mempunyai lipatan permanery dinamakan plicae circulares, yang tidak ada pada
usus besar.

merupakan tabung pendek, tetapi waktu jantung dan diaphragma


berlalan turun, tabung ini akan memanjang secara cepat.

Pembentukan Gaster
Gaster dibentuk sebagai sebuah dilatasi usus depan (Gambar

19-72). Pada awalnya, bagian ini mempunyai mesenterium


ventrale dan dorsale. Pertumbuhan yang sangat aktif terjadi

sepanlang pinggir dorsal, yang menjadi cembung dan


membentuk curvatura major. Pinggir anterior menjadi cekung

dan membentuk curvatura minor. Fundus timbul sebagai


sebuah dilatasi pada ujung atas gaster. pada stadium
ini, gaster mempunyai permukaan kanan dan kiri tempat

? Membrana mucosa intestinum tenue mempunyai vili,

melekatnya nervus vagus dexter dan sinister (Gambar 19-72).

sedangkan membrana mucosa intestinum crassum tidak.


Kumpulan jaringan-jaringan limfoid dinamakan plaque Peyeri,
terdapat pada membrana mucosa intestinum tenue; jaringan

Dengan pertumbuhan yang pesat dari lobus dexter hepatis,


gaster secara perlahan-lahan berputar ke kanan sehingga

l)

limfoid ini tidak ditemukan pada intestinum crassum.

permukaan kiri menjadi anlerior dan permukaan kanan menjadi


posterior. Mesenterium ventrale dan dorsale sekarang berubah

posisi sebagai akibat perputaran gaster, dan mesenteria ini


membentuk omenta dan berbagai ligamenta peritoneales.

{-AT4 ffiAjqAfi\,d RAffi Nffi # RAFI


ruTffi sTF fi-d Li m f, ffiAssqJ $*t

Kanlong periloneum di belakang gaster dikenal sebagai bursa


omentalis.

Gambaran radiografi intestinum crassum diperlihatkan dalam


q4ambar *9-60 dan 19-70.

Perkembangan Duodenum
Duodenum dibentuk dari bagian paling caudal usus depan
dan ujung paling cranial usus tengah. Daerah ini tumbuh pesat
membentuk sebuah lengkung. Pada saat ini, duodenum mempunyai

sebuah mesenterium yang terbentang ke dinding posterior abdomen dan merupakan bagian dari mesenterium dorsale. Sebagian

kecil mesenterium ventrale juga melekat pada pinggir venlral


bagian pertama duodenum dan setengah bagian atas bagian kedua

Pembentukan Tractus Digestivus


Tabung digestivus dibentuk dari kantung kuning telur. Entoderm

duodenum. Saat gaster berputar, lengkung duodenum dipaksa


berputar ke kanan, di mana bagian kedua, ketiga, dan keempat

membentuk lapisan epitel, dan mesenkim splanchnicus membentuk

melekat pada dinding posterior abdomen. Saat ini peritoneum di


belakang duodenum menghilang. Namun beberapa otot polos dan

otolotot disekitarnya serta selubung serosa. Usus yang sedang

jaringan fibrosa yang dimiliki oleh mesenterium dorsale tetap tinggal

berkembang dapat dibagi dalam usus depan, usus tengah, dan


usus belakang (Gambar 19-71).

sebagai Iigamentum suspensorium duodeni (ligamentum Treitz),


dan ligamentum ini mengfiksasi bagian terminal duodenum dan

DINDING ABDOIV|EN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

epitel

kolumnar

peka terhadap regangan

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

A. rectalis superior

{-r

peka terhadap nyeri,

rectalis inferior

epitel berlapis gepeng

nodi lymphoidei
pararectales sepanjang
A. rectalis superior

nodi lymphoidei
inguinales superficiales

\o
a

(a

V. rectalis inferior

M. puborectalis

profundus
os coccygrs
corpus anococcygeum
corpus perineale
superfisial

canalis analis

subkutan

Gambar 19-68 Setengah bagian atas dan bawah canalis analis, memperlihatkan asal embriologi dan epitel yang meliputinya
(A), aliran afterinya (B), aliran venanya (C), dan aliran limfenya (D). E. Susunan serabut otot musculus puborectalis dan
bagian-bagian musculus sphincter ani externus.

701

702

BAB 19

plicae circulares

jejunum

ileum
plaque Peyeri

taenia coli

tunica mucosa halus

kantong-kantong

colon

appendices epiploicae

taenia coli

intestinum crassum
Gambar 19-69 Beberapa perbedaan eksternal dan internal antara intestinum tenue dan intestinum crassum.

mencegah bagian ini bergerak ke inferior (Gambar 19-73). Hepar

dan pancreas muncul sebagai tonjolan entoderm dari duodenum


yang sedang berkembang.

Arteriae ini kemudian bersatu membentuk arteria mesenterica


superior, yang mendarahi usus tengah dan cabang-cabangnya.
Hepar dan ren yang berkembang dengan pesat memenuhi cavitas

abdominalis, menyebabkan lengkung usus tengah berherniasi ke

Perkembangan Jejunum, lleum, Caecum, Appendix,


Colon Ascendens, dan Dua Pertiga Bagian Proximal

dalam funiculus umb licalis.

Colon Transversum
Duodenum ke arah distal, intestinum tenue dan intestinum
cTassum, sampai sejauh dua pertiga distal colon transversum,

dan diverticulum membentuk caecum. Awalnya,

berkembang dari usus tengah. Usus tengah bertambah panlang

membentuk appendix (Gambar 19-74). Setelah lahir, dinding

dengan cepat dan membentuk sebuah lengkung ke apex, di mana

caecum tumbuh iidak sama, dan appendix menjadi terletak pada

melekat ductus vitelinus. Ductus ini berjalan melalui umbilicus

sisi medial caecum.

yang terbuka lebar (Gambar 19-71). Pada waktu yang sama,


mesenterium dorsale memanjang, dan arteria vitellina berjalan
melalui mesenterium ini dari aorta ke kantung kuning telur.

umbilicalis, ekstremitas cefaliknya menjadi sangat memanjang

Diveriiculum timbul pada ujung caudal lengkung usus besar,


diverticulum

berbentuk kerucut; kemudian bagian atas melebar dan membentuk

caecum, sementara

itu bagian bawah tetap rudimenter dan

Sementara lengkung usus terletak

di

dalam funiculus

dan melingkar-lingkar sefta membentuk cikal bakal je.;unum dan

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIil RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

flexura colica

sinistra (splenica)

colon transversum

flexura
colica dextra
(hepatica)

colon
descendens

colon
ascendens

lengkung colon
sigmoideum

caecum

rectum

Gambar 19-70 Radiografi anteroposterior interstinum crassum dengan barium enema. Udara dimasukkan ke dalam intestinum
melalui tabung enema setelah pengosongan sebagian besar barium. Tindakan ini dinamakan kontras enema.

sebagian besar ileum. Ekstremitas caudal lengkung juga ber-

Akibat rotasi usus sebagian intestinum crassum (colon

iambah panjang, tetapi tetap tidak melingkar dan membentuk cikal

transversum) terletak di depan arteria mesenterica superior dan

bakal pars distalis ileum, caecum, appendix, colon ascendens, dan

bagian kedua duodenum; bagian ketiga duodenum menjadi lerletak di belakang arteri. Caecum dan appendix terletak sangat

dua pertiga proksimal colon transversum.

dekat dengan lobus hepatis dexter. Kemudian,caecum dan


Rotasi Lengkung Usus Tengah di Dalam Funiculus
Umbilicalis dan Masuknya Kembali ke Dalam Cavitas

appendix berjalan turun ke dalam fossa iliaca dextra, dengan


demikian dibentuk colon ascendens dan flexura coli dextra.

Abdominalis

Dengan demikian, rotasi usus menyebabkan intestinum crosum

Sementara di dalam funiculus umbilicalis, usus tengah berputar

terlelak di lateral dan melingkari intestinum tenue yang terletak

di

di tengah.

sekeliling sumbu yang dibentuk oleh arteria mesenterica

superior dan ductus vitel inus. Jika seseorang melihat embrio dari

Mesenterium primilif duodenum, colon ascendens, dan colon

aspek anlerior, terjadi rotasi berlawanan arah jarum jam sekiiar

descendens sekarang bergabung dengan peritoneum parietale


pada dinding posterior abdomen. Hal ini menjelaskan mengapa

900 (Gambar 19-75). Kemudian, saat usus kembali ke cavitas


abdominalis, usus tengah berputar lagi 1 800 berlawanan arah jarum
jam. Dengan demikian, terjadi rotasi seluruhnya 2700 berlawanan
arah jarum jam (Gambar 19-76).

bagian-bagian usus yang berkembang ini terletak retroperitoneal.

Mesenterium primitif jejunum dan ileum, colon transversum,


serta colon sigmoideum tetap tinggal masing-masing sebagai

703

704

tabung laryngotracheal

oesophagus
usus depan

tunas hati

gaster
pericardium

duodenum

mensenterium ventral
tunas pancreas dorsal

tunas pancreas ventral


usus tengah

mesenterium dorsale

Gambar 19-71
usus belakang

Usus depan, usus tengah,

dan usus belakang, Posisi mesenterium


ventrale dan dorsale, tunas hepat serta

tunas pancreas ventral dan dorsal juga


diperlihatkan.

mesenterium
dorsale

N. vagus sinister

mesenterium ventrale

N. vagus

sinister

mesenterium
dorsale

fundus gastricus

curvatura
minor

curvatura major

mesenierium ventrale

facies posterior

bursa omentalis

(dorsal) embrio

Gambar 19-72 Perkembangan gaster dalam kaitannya dengan mesenterium ventrale dan dorsale. Perhatikan bagaimana
gaster be.putar sehingga nervus vagus sinister menjadi terletak pada permukaan anterior gaster. Perhatikan juga posisi

omentum minus.

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

ducius hepaticus dexter


mesenterium ventrale

\...

..v
tunas hati
1

tunas pancreas
dorsal

tunas pancreas ventral

ductus biliaris
caput pancreas

\\ ,7\

\\ //\\
\//

ductus pancreaticus accessorius

'

ductus pancreaticus utama

ductus biliaris

cauda

,N)
ligamentum suspensorium
Treitz pada mesenterium dorsale

tunas
pancreas dorsal
tunas
pancreas ventral

Gambar 19-73 Perkembangan pancreas dan apparatus biliaris ekstrahepatika.

mesenterium intestinum tenue, mesocolon transversum, dan


mesocolon sigmoideum.

belakang. Ke arah distal, usus ini berakhir sebagai kantung buntu


entoderm, yang berhubungan dengan cekungan dangkal kantong

Rotasi gaster dan duodenum ke arah kanan sebagian besar

ektoderm disebut proctodeum. Lapisan ektoderm dan entoderm

disebabkan oleh pertumbuhan yang besar dari lobus hepatis

yang berhadapan membentuk membrana cloaca, yang memisahkan

dexter. Permukaan kiri gaster menjadi anterior, dan permukaan

rongga usus belakang dengan permukaan (Gambar 19-77). Usus

kanan menjadi posterior. Kantong peritoneum menjadi terletak di

belakang membentuk diverticulum, allantois, yang berjalan ke

belakang gaster dan disebut omentum minus.

dalam funiculus umbilicalis. Distal terhadap allantois usus belakang


berdilatasi membentuk cloaca (Gambar 19-77). Di antara allantois

Nasib Ductus Vitellinus

dan usus belakang terdapat invaginasi mesenkim berbentuk baji

Usus tengah pada awalnya dihubungkan dengan kantung

ke entoderm. Dengan berlanjutnya proliferasi mesenkim, terbentuk

kuning telur oleh ductus vitellinus. Saat usus kembali ke cavitas

septum yang tumbuh ke inferior dan membagi cloaca menjadi

abdominalis, ductus berobliterasi dan memutuskan hubungannya

pars anterior dan pars posterior. Septum ini disebut septum

dengan usus.

urorectale. Pars anterior cloaca menjadi vesica urinaria primitif dan

sinus urogenitalis, dan pars posterior cloaca membentuk canalis

Perkembangan Flexura Coli Sinstra, Colon Descendens,


Colon Sigmoideum, Rectum, dan Setengah Atas Canalis

anorectalis. Pada saat mencapai membrana cloaca, septum

Analis

corpus perineale (Gambar 19-77). Nasib vesica urinaria primitif dan

Flexura coli sinistra, colon descendens, colon sigmoid, rectum,


dan setengah bagian atas canalis analis berkembang dari usus

sinus urogenitalis pada kedua jenis kelamin diuraikan lebih rinci

urorectale bergabung dengan cloaca dan membentuk cikal bakal

pada halaman 767.

705

nai

706

BAB 19

ekstremitas cephalic lengkung


usus tengah
ductus vitellinus

ekstremitas caudal lengkung


usus tengah

;ff K

","",ffi*'"'

Gambar 19-74 Tahap perkembangan caecum dan appendix. Stadium akhir perkembangan (stadium 4,5,

dan 6) terjadi

setelah lahir.

mesenterium dorsale
cavitas abdominalis

curvatura major
gastrica

Y'-t-

==t-Vt1;t

sisa-sisa
selom ekstraembrionik

-A.mesenterica
suPerior

ductus vitellinus

funiculus umbilicalis
caecum yang sedang berkembang

caecum yang sedang berkembang

Gambar 19'75 Tampak sisi kiri rotasi lengkung usus tengah g0oberlawanan arah jarum jam sementara lengkung berada di
dalam selom ektraembrionik di dalam funiculus umbilicalis.

DINDING ABDOIrIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIt RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTTVUS

cavitas abdominalis

cavitas abdominalis

\c

) A. mesenterica
\
L. superior
\
sisa selom \
fu@P
7 @
ekstraembrionik \

sisa selom ekstraembrionik

A. mesenterica

superior

\---)

funiculus umbilicalis
caecum

appendix yang
sedang berkembang
jejunum

penurunan caecum

Gambar 19-76 Tampak sisi kiri (A, B) rotasi 180" berlawanan arah jarum jam lengkung usus tengah saat masuk kembali

ke

dalam cavitas abdominalis. C. Penurunan caecum terjadi kemudian.

Canalis anorectalis membentuk rectum dan setengah bagian


superior canalis analis. Lapisan setengah bagian inferior canalis
analis dibentuk dari ektoderm proctodeum (Gambar 19-68). Pars
posterior cloaca pecah sehingga usus membuka ke permukaan
luar embrio.

berwarna hijau gelap dan disebut meconium. l\,4econium mulai


dikumpulkan pada usia 4 bulan dan mencapai rectunr pada usia
bulan kelima.
Perkembangan Canalis Analis

Ujung distal usus belakang berakhir sebagai kantung buntu

Arteri Usus Belakang

entoderm disebut cloaca (Gambar

Usus belakang, yang terbentang dari flexura coli sinistra sampai

dengan cekungan dangkal kantong ektoderm disebut proctodeum.

setengah bawah canalis analis, mendapat darah dari arteria

Lapisan ektoderm dan entoderm yang berhadapan membentuk

mesenterica inferior (Gambar 19-78). Di sini, sejumlah cabangcabang ventral aorta bergabung membentuk sebuah arteri.

membrana cloaca, yang memisahkan rongga usus belakang


dengan permukaan (Gambar 19-77). Cloaca djbagi menjadi
pars anterior dan pars posteror oleh septum uroreclale; pars

Meconium

posterior cloaca disebut canalis anorectalis. Canalis anorectalis

9-77). Cloaca terletak berkontak

Pada cukup umur, intestinum crassum diisi oleh campuran secret

membentuk rectum dan setengah bagian atas membentuk canalis

glandula intestinalis, empedu, dan cairan amnion. Substansi ini

analis. Lapisan setengah bagian atas canalis analis dibentuk dari

707

708
allantois

arah tumbuhnya
mesenkim berbentuk baji

tuberculum genitale

usus belakang

proctodeum
membrana cloaca

sinus urogenitalis

septum urorectale

corpus perineale
4

anorectalis

membrana cloaca

Gambar 19-77 Tahap progresif (1-4) dalam pembentukan septum urorectale, yang membagi cloaca dalam pars anterior
(vesica urinaria primitif dan sinus urogenitalis) dan pars posterior (canalis anorectalis).

entoderm, dan lapisan setengah bagian inferior canalis analis

ANATOMI PERMUKAAN
DINDING ABDCI[.'IEN

dibentuk dari ektoderm proctodeum (Gambar 19-77). Sphincler


canalis analis dibentuk dari mesenkim di sekitarnya. Pars posterior
membrana cloaca pecah sehingga usus membuka ke permukaan

DAN TRACTUS
GASTROINTESTINA[-I5

luar embrio.
Pendarahan Tractus Digestivus yang Sedang Berkembang

Arteri mendarahi usus dan hubungannya dengan berbagai usus

yang sedang berkembang diilustrasikan dalam bentuk diagram


pada Gambar 19-78. Arteria coeliaca adalah arteri untuk usus
depan dan mendarahi tractus gastrointestinalis dari sepertiga
bagian bawah oesophagus sampai sejauh pertengahan bagian

kedua duodenum. Arteria mesenterica supenor adalah arteri


untuk usus tengah dan mendarahi tractus gastroinlestinalis dari
pertengahan bagian kedua duodenum sampai sepertiga distal
colon transversum. Arteria mesenterica inferior adalah arteri untuk

usus belakang dan mendarahi intestinum crassum dari sepertrga

distal colon transversum sampai setengah bagian atas canalis


a na

lis.

Penanda Permukaan Dinding Abdomen

Processus Xiphoideus

Processus xiphoideus adalah cartilago tipis pada bagian bawah


sternum. Processus xiphoideus mudah diraba pada lekukan di
mana arcus costalis bertemu dengan bagian atas dinding anterior

abdomen (Gambar 79-79 dan 19-80). Junctura xiphosternalis


diidentifikasi dengan meraba pinggir bawah corpus sterni, dan
terletak berseberangan dengan corpus vertebrae thoracica IX.

DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

709

gaster
mesenterium ventrale
mesenterium dorsale
lien

a(eri usus depan (A. coeliaca)

ductus vitellinus
Kantung kuning telur
arteri usus tengah (A. mesenterica superior)

allantois
proctodeum
arteri usus belakang (A. mesenterica inferior)

A. umbilicales

Gambar 19-78 Pembentukan lengkung

usus tengah (diarsir). Perhatikan bagaimana arteria mesenterica superior dan ductus
vitellinus membentuk sumbu untuk rotasi yang akan dilakukan oleh lengkung usus tengah.

penonjolan kecil sepanjang permukaan atas pubis (Gambar 19-6

Arcus Costalis

dan 19-80).

Arcus costalis merupakan pinggir bawah dinding thorax yang


melengkung dan dibentuk di depan oleh cartilago costalis VII, VIII,
IX, dan X (Gambar 19-79 dan 19-80) dan di belakang oleh cartilago
costalis XI dan XII. Level paling bawah dari arcus costalis terletak

pada cartilago costalis ke X, yang terletak berhadapan dengan


corpus vertebrae lumbalis III. Costa ke XII mungkin pendek dan

Symphysis pubica merupakan articulatio cartilaginea yang


terletak di garis tengah antara corpus ossis pubis (Gambar 19-79).
Symphysis pubis dirasakan sebagai struktur padat di bawah

kulit

abdomen.

Crista pubica adalah nama yang diberikan untuk tonjolan pada


permukaan superior os pubis medial terhadap tuberculum

Crista lliaca

pubicum (Gambar 19-10).

Crista iliaca dapat diraba seluruh panjangnya dan berakhir di


depan pada spina iliaca anterior superior (Gambar 19-79 dan 19B0) dan di belakang pada spina iliaca posterior superior (Gambar
19-82). Titik tertingginya terletak berhadapan dengan corpus
vertebrae lumbalis IV
Sekitar 2 inci (5 cm) posterior terhadap spina iliaca anterior
superior, pinggir luarnya menonjol membentuk crista tubercularis.
Tuberculum terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis V.

Symphysis Pubica

di garis tengah pada bagian bawah dinding anterior

sukar diraba.

Ligamentum inguinale terletak di bawah kulit lipatan lipat


paha. Ligamentum ini merupakan lipatan dari pinggir bawah
aponeurosis musculus obliquus externus abdominis (Gambar 1979). Di sebelah lateraf ligamentum ini melekat pada spina iliaca

anterior superior, melengkung ke bawah dan medial, dan melekat


pada tubbrculum pubicum.

Tuberculum Pubicum

Ligamentum Inguinale

Anulus Inguinalis Superficialis

Tueberculum pubicum merupakan petunjuk permukaan yang

Anulus inguinalis superficialis merupakan lubang berbentuk

penting. Tuberculum dapat diidentifikasi sebagai

segitiga pada aponeurosis musculus obliquus externus abdominis

sebuah

710
articulatio xiphosternalis

intersectiones
tendinei
M. rectus abdominis

processus xiphoideus
arcus costalis
linea semilunaris

umbilicus
M. obliquus externus
abdominis

crista iliaca

M. rectus abdominis

spina iliaca
anterior superior

lipatan di atas
ligamentum inguinale

canalis inguinalis
symphysis pubica

Gambar 19-79 Dinding anterior abdomen seorang laki-laki berusia 27 tahun.

yang terletak di atas dan medial terhadap tuberculum pubicum


(Gambar 19-1.1., 19-12, dan 19-80). Pada laki-laki dewasa, pinggir
cincin ini dapat diraba dengan mendorong kulit bagian atas
scrotum ke dalam (invaginasi) dengan ujung jari kelingking.
Funiculus spermaticus yang tubular lunak dan keluar dari anulus
dapat diraba dan berjalan turun melewati atau medial terhadap
tuberculum pubicum dan masuk ke dalam scrotum (Gambar 191.1. dan 19-12). Rabalah funiculus spermaticus pada bagian atas
scrotum, di antara jari dan ibu jari dan perhatikan adanya struktur
seperti tali yang keras pada bagian posteriomya yang disebut
ductus deferens (Gambar 19-12 dan1"9-15).
Pada perempuary anulus inguinalis superficialis lebih kecil
dan sukar diraba; annulus ini dilalui oleh ligamentum teres uteri.

Scrotum

Scrotum merupakan kantong kulit dan fascia yang berisi testis,


epididymis, danujungbawahfuniculus spermaticus. Kulit scrotum
berkerut dan diliputi oleh rambut yang tipis. Pangkal dari kedua
scrotum dapat ditunjukkan dengan adanya garis yang gelap pada
garis tenga[ dinamakan raphe scroti, terdapat sepanjang garis
fusi. Testis pada masing-masing sidi merupakan badan oval yang
keras, dengan facies lateraf anterior, dan medialnya dikelilingi
oleh kedua lapisan tunica vaginalis (Gambar 19-15). Oleh karena
itu testis terletak bebas dan tidak terfiksasi pada kulit atau
jaringan subcutan. Posterior terhadap testis terdapat struktur yang
memanjang, epididymis (Gambar 19-15). Epididymis mempunyai
ujung atas yang membesar disebut caput, corpus, dan ujung bawah
yang sempit yaitu cauda. Ductus deferens berasal dari cauda dan
berjalan ke atas dan medial terhadap epididymis untuk kemudian
masuk ke dalam funiculus spermaticus pada ujung atas scrofum.

LineaAlba

Linea alba merupakan pita fibrosa yang berjalan vertical dan


terbentang dari symphysis pubis sampai ke processus xiphoideus

dan terletak di garis tengah (Gambar 19-6). Linea alba dibentuk


dari fusi aponeurosis otot-otot dinding anterior abdomen dan
pada permukaan terlihat sebagai alur dangkal di garis tengah
(Gambar 19-79 dan 19-80)

Umbilicus

Umbilicus terletak pada linea alba dan posisinya tidak tetap.


Umbilicus merupakan kerutan jaringan parut dan merupakan
tempat perlekatan tali pusat pada janin.

Musculus Rectus Abdominis

Musculus rectus abdominis terletak di samping kanan dan kiri


linea alba (Gambar 19-79) dan berjalan vertikal pada dinding
abdomen; otot-otot ini dapat dipertegas dengan meminta pasien
menaikkan bahunya pada posisi telentang tanpa menggunakan
lengarmya.

Intersectiones Tendinei Musculi Recti


Abdominis

Terdapat tiga buah intersectiones tendinei pada masing-masing


otot dan berjalan melintang pada musculus rectus abdominis.
Pada ototnya sendiri intersectiones ini dapat diraba sebagai
sebuah cekungan transversal setinggi ujung processus xiphoideus,
umbilcus, dan pertengahan jarak antara keduanya (Gambar 197e).

DINDING ABDO/IEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

-\\

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

711

'=/=-

junctura xiphosternalis
ujung cartilago costalis lX

processus xiphoideus
angulus infrasternalis

planum transpyloricum

arcus costalis
sulcus medianus

planum subcosiale

crista tubercularis

planum intertuberculare
linea semilunaris

spina iliaca anterior superior

anulus inguinalis superficialis


tuberculum pubicum

3D
epigastrium
kanan atas
kuadran kiri atas
daerah umbilicus

hypogastrium

Gambar 19-80 Petunjuk permukaan dan daerah-daerah dinding anterior abdomen.

Linea Semilunaris

Linea semilunaris merupakan pinggir lateral musculus rectus


abdominis dan menyilang arcus cbstalis pada ujung cartilago
costalis X (Gambar 79-79 dan 19-80). Untuk mempertegas linea
ini, pasien diminta tidur telentang dan menaikkan bahunya tanpa
menggunakan lengannya. Untuk melakukanny4 musculus rectus
abdominis akan berkontraksi sehingga pinggir lateralnya terlihat.

Garis dan BidangAbdomen

Garis-garis vertikal dan bidang-bidang horizontal (Gambar 1980) sering dipergunakan untuk memudahkan deskripsi lokasi
penyakit atau untuk melakukan tindakan pada abdomen.

712

BAB 19

Garis Vertikal
Masing-masing garis vertikal (kanan dan kiri) berjalan melalui
titik tengah di antara spina iliaca anterior superior dan symphysis
pubica.

Planum Transpyloricum
Bidang horizontal transpilorik melalui ujung-ujung cartilago
costalis IX kanan dan kiri, yaitu titik di mana pinggir lateral
musculus rectus abdominis (linea semilunaris) memotong arcus
costalis (Gambar 19-80). Bidang ini terletak setinggi corpus
vertebrae lumbalis I. Planum transpyloricum ini melalui pylorus,
junctura duodenojejunalis, collum pancreatis, dan hilus renalis.

19-81). Pada bayi sampai usia sekitar akhir tiga tahun, pinggir
bawah hepar meluas satu atau dua jari di bawah arcus costalis
(Gambar 19-81). Pada orang dewasa yang gemuk atau mempunyai
Musculus rectus abdominis sebelah kanan yang berkembang baik,
hepar tidak dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir
bawah hepar mungkin teraba satu jari di bawah arcus costalis.
Hepar mudah diraba bila pasien inspirasi dalam dan diaphragma
berkontraksi dan menekan hepar ke bawah.

Vesica Biliaris

Fundus vesicae felleae terletak berhadapan dengan ujung cartilago


costalis IX dextra, yaitu di tempat di mana pinggir lateral M.rectus
abdominis menyilang arcus costalis (Gambar 19-81).

Planum Subcostale
Planum subcostale yang horizontal

ini menghubungkan titik

terendah arcus costalis masing-masing sisi, yaitu cartilago costalis

X (Gambar 19-80). Planum ini terletak setinggi vertebra lumbalis

il.
Planum lntercristale
Planum intrcristale berjalan melalui titik tertinggi crista iliaca dan
terletak setinggi corpus vertebrae lumbalis IV. Bidang ini sering
digunakan sebagai petunjuk permukaan pada waktu melakukan
pungsi lumbal.

Planum Intertuberculare

Planum intertuberculare horizontal ini menghubungkan kedua


tubercuium pada crista iliaca (Gambar 19-80) dan terletak setinggi
vertebra lumbalis V.

Kuadran Abdomen

Cara yang mudah membagi abdomen dalam kuadran-kuadran


adalah dengan menggunakan garis vertikal dan garis horizontal
yang saling berpotongan di umbilicus (Gambar 19-80). Kuadrankuadran itu adalah kuadran kanan atas, kiri atas, kanan bawah,
dan kiri bawah. Istilah epigastrium digunakan dengan bebas
untuk menunjukkan daerah di bawah processus xiphoideus dan
di atas umbilicus, sedangkan istilah periumbilicalis menunjukkan
daerah di sekitar umbilicus.

Penanda Permukaan Viscera Abdomen


Perlu ditekankan bawah posisi sebagian besar viscera abdomen
memperlihatkan variasi sendiri dan bervariasi pada orang yang
sama pada waktu yang berbeda. Sikap tubuh dan respirasi
mempunyai pengaruh yang besar pada posisi viscera.

Organ-organ berikut

ini kurang lebih tetap dan

tanda

permukaannya mempunyai arti klinis.

Hepar

Hepar terletak di bawah lindungan costae bagian bawa[ dan


sebagian besar massanya terletak pada sisi kanan atas (Gambar

Lien

Lien terletak di kuadran kiri atas dan terlindung oleh costa IX,
X, dan XI (Gambar 19-81). Sumbu panjangnya sesuai dengan
sumbu panjang costa X, dan pada orang dewasa lien normal tidak
menonjol ke depan melebihi linea midaxillaris. Pada bayi kutub
bawah lien sedikit teraba (Gambar 19-81).

Pancreas

Pancreas terletak menyilang planum transpyloricum. Caput


pancreatis terletak di bawah dan kearah kanary collum pancreatis
terletak pada planum bidang transpyloricum, dan cauda pancreatis
terletak di kiri atas bidang transpyloricum.

Ginjal (Ren)

Ginjal kanan terletak sedikit lebih rendah dibandingkan dengan


ginjal kiri (karena massa lobus dexter hepatis yang besar), dan
kutub bawahnya mungkin teraba di regio lumbalis kanan pada
akhir inspirasi dalam dari orang dengan otot-otot abdomen yang
tidak berkembang dengan baik. Masing-masing ginjal bergerak
sekitar 1 inci (2,5 cm) dalam arah vertikal selama pergerakan
respirasi maksimal diaphragma. Ginjal kiri normal, yang lebih
tinggi dari ginjal kanary tidak dapat diraba.
Pada dinding anterior abdomen" hilus masing-masing ginjal
terletak pada planum transpyloricum, sekitar tiga jari dari garis
tengah (Gambar 19-82). Pada punggung, gnjal terbentang dari
processus spinosus vertebrae thoracicae XII sampai processus
spinosus vertebrae lumbalis III, dan hilus berhadapan dengan
vertebra lumbalis I (Gambar 19-82).

Gaster

|unctura cardiooesophagealis terletak sekitar 3 jari di bawah


dan kiri dari junctura xiphosternalis (oesophagus menembus
diaphragma setinggi vertebra thoracica X).

Pylorus terletak pada planum transpyloricum tepat di


sebelah kanan dari garis tengah. Curvafura minor terletak pada

garis lengkung yang menghubungkan antara junctura cardiooesophagealis dengan pylorus. Curvalura major mempunyai

DINDING ABDOIIIEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

713

\
linea semilunaris

Gambar 19-81 Petunjuk permukaan fundus vesica biliaris, lien, dan hepar.

Pada seorang anak kecil, pinggir bawah hepar

normal dan kutub bawah lien normal dapat diraba. Pada orang dewasa yang kurus, pinggir bawah hepar mungkin dapat diraba
pada akhir insplrasi dalam.

bawahnya.

Caecum terletak di kuadran kanan bawah. Caecum sering teregang


oleh gas dan memberikan suara resonan bila diperkusi. Caecum
dapat diraba melalui dinding anterior abdomen.

posisi yang sangat bervariasi pada daerah umbilicus atau di

Duodenum (Bagian Pertama)

Bagian

ini terletak pada planum transpyloricum sekitar 4 jari di

sebelah kanan garis tengah.

Caecum

714

planum
transpyloricum

pinggir lateral
M. erector spinae

spina iliaca
posterior superior

crista iliaca

Gambar 19-82 A. Anatomi permukaan ginjal dan ureter pada dinding anterior abdomen. Perhatikan hubungan antara hilus
renalis masing-masing ginjal dengan planum transpyloricum. B. Anatomi permukaan ginjal pada dinding posterior abdomen.

DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE,

AppendixVermiformis

Appendix vermiformis terletak di kuadran kanan bawah.


Pangkal appendix terletak pada sepertiga ke arah atas dari garis
yang menghubungkan antara spina iliaca anterior superior dan

umbilicus (titik McBurney). Posisi ujung appendix yang bebas

DAN TRACTUS

DIGESTIVUS

715

Colon Transversum

Colon transversum terbentang menyilang abdomen dan terletak


di daerah umbilicus. Colon transversum melengkung ke bawah
dengan bagian cekungnya menghadap ke atas. Karena colon ini
mempunyai mesenterium posisinya berubah-berubah.

sangat bervariasi.

Colon Ascendens

Colon ascendens terbentang ke atas dari caecum pada sisi lateral


garis vertikal kanan dan menghilang di bawah arcus costalis
kanan. Colon ascendens dapat dipalpasi melalui dinding anterior
abdomen.

Colon descendens terbentang ke bawah dari arcus costalis kiri


pada sisi lateral garis vertikal kiri. Pada kuadran kiri bawalr,
colon melengkung ke medial dan bawah untuk melanjutkan diri
menjadi colon sigmoideum. Colon descendens mempunyai garis
tengah yang lebih kecil dibandingkan colon ascendens dan dapat
dipalpasi melalui dinding anterior abdomen.

B.
C.
D.
E.

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAI.

1. Struktur-struktur berikut ini membentuk dinding

2.

4.

Fascia transversalis.

Semua struktur di bawah


laki-1aki, kecuali:

posterior canalis inguinalis di belakang anulus inguinalis


superficialis yang lemah.
Kontraksi serabut-serabut melengkung dari musculus
obliquus internus abdominis dan musculus transversus
abdominis menurunkan atap canalis inguinalis sehingga
canalis menjadi tertutup.
Sesudah lahir, oleh karena pertumbuhan, anulus inguinalis
profundus bergeser ke lateral dari anulus inguinalis
superficialis sehingga canalis inguinalis menjadi miring
dan kedua anulus tidak lagi terletak saling berhadapan.

Pada perempuary canalis inguinalis berlsi struktur-struktur


berikut ini, kecuali:

A. Nervusilioinguinalis.

ini terdapat pada canalis inguinalis

A. Fascia spermatica intema.


B. Ramus genitalis nervi genitofemoralis.
C. Arteria dan vena testicularis.
D. Arteria circumflexa ileum profundus.
E. Nervusilioinguinalis.

C. Tendo conjunctivus yang kuat menyokong dinding

3.

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk funiculus


spermaticug kecuali:
A. Terbentang dari anulus inguinalis profundus sampai ke
scrotum.

kecuali:
A. Ligamentum inguinale menjadi tegang dengan melakukan
fleksi articulatio coxae.
B. Kontraksi musculus obliquus internus abdominis
memperkuat dinding antedor canalis inguinalis di depan
anulus inguinalis profundus.

E.

Ligamentum teres uteri.


Arteria epigastrica inferior.
Pembuluh llmfe dari fundus uteri.

B. Berisi arteria testicularis.


C. Diliputi oieh lima lapis fascia spermatica.
D. Berisi plexus pampiniformis.
E. Berisi pembuluh limfe dari testis.

Pernyataan berikut ini benar untuk dinding canalis inguinalis,

D.

Sisa processus vaginalis.

canalis

inguinalis, kecuali:
A. Tendo conjunctivus.
B. Aponeurosis musculi obliqui externi abdominis.
C. Musculus obliquus internus abdominis.
D. Ligamentum lacunare.

E.

Colon Desendens

Semua pernyataan di bawah ini benar untuk tendo


conjunctivus, kecuali:

A. Melekat pada crista pubicum dan linea pectinea.


B. Dibentuk oleh persatuan aponeurosis musculi transversi
C.
D.
E.
7.

abdominis dan musculus obliquus internus abdominis.


Melekat di sebelah medial pada linea alba.
Dilanjutkan oleh ligamentum inguinale.
Dapat menonjol ke depan pada hernia inguinalis direkta.

Untuk menusukkan jarum ke dalam rongga tunica vaginalis di


dalam scrotum, struktur-struktur berikut ini harus ditembus,
kecuali:

716
A.
B.
C.
D.
E.

BAB

le

Pertanyaan Pilihan Ganda

Kuiit.
Musculus dartos dan fascia Collesi.
Tunica albuginea.
Fascia spermatica intema.

ltgtd

lryryut

kasus dan pilih satu jawaban

di

bawahnya yang

PALING TEPAT.

Fasciacremasterica.
Seorang laki-laki berusia 30 tahun diperiksa di

unit gawat darurat

Fentamyaan Mencocokkan

dengan luka tusuk di daerah inguinal kanan.

Cocokkan struktur-struktur di bawah dengan daerah dinding


anterior abdomen di mana struktur ini terdapat. Setiap jawaban

21. Nervus yang menyarafi kulit daerah inguinal adalah:


A. Nervus thoracicus XI.
B. Nervus thoracicus X.
C. NervusthoracicusXll.
D. Nervus lumbalis I.
E. Nervus femoralis.

dapat dipilih lebih dari sekali.

8.

Appendix.

9.

Vesicabiliaris.
Segera setelah

10. Caecum.
11. Flexura coli sinistra.
A. Kuadran kanan atas.
B. Kuadran kiri bawah.
C. Kuadrankananbawah.
D. Bukan salah satu di atas.
Cocokkanlah struktur
berkaitan.

di

bawah

ini dengan struktur yang paling

dilahirkar; ditemukan sebuah benjolan besar pada

dinding anterior abdomen seorang bayi laki-laki dengan berat


7.5 pound. Benjolan itu terdiri dari kantong besar, dindingnya
translusen dan lembut. Funiculus umbilicalis melekat pada
puncak kantong, serta arteria dan vena umbilicalis berjalan di
dalam dindingnya.

22. Pernyataan berikut ini benar untuk kasus di atas, kecuali:


A. Pada pemeriksaan lebih teliti, mungkin dapat ditemukan
di dalam kantong lengkung intestinum tenue dan pinggir

B.
12. Fascia spermatica externa.

C.
13. Ligamentum teres uteri.
14. Fasciacremasterica.

D.

15. Fascia spermatica interna.

E.

bawah hepar.
Saat bayi menangis dan mulai menelan udara, kantong
bertambah besar.

Kegagalan pembentukan lipatan kepala dan ekor yang


cukup dari discus embrionik menimbulkan cacat pada
dinding anterior abdomen di daerah umbilicus.
Cacat pada dinding arrterior abdomen diisi oleh amnion
yang tipis, yang membentuk dinding kantong.
Kondisi tersebut dikenal sebagai exomphalocele atau
omphalocele.

16. Anulus inguinalis profundus.


A. Musculus obliquus internus abdominis.

B.
C.
D.
E.

Fascia transversalis.

Gubernaculum.
Musculus obliquus externus abdominis.
Bukan salah satu di atas.

Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

23. Pernyataan berikut benar untuk ileum, kecuali:


A. Tunica circularis otot polos ujung bawah ileum berfungsi
sebagai sphincter di junctura ileum dan caecum.

B. Cabang-cabang arteria mesenterica superior


Cocokkanlah struktur-struktur di bawah ini dengan kelompok
nodi lymphatici yang mengalirkan cairan limfenya.

C.
17. Testis.

yang

mendarahi ileum membentuk lebih banyak arkade pada


ileum dari jejunum.
Plaque Peyeri terdapat di dalam membrana mucosa ileum

D.

bagian bawah sepanjang pinggir antimesenterica.


Plicae circulares lebih menonjol pada ujung distal ileum
daripada jejunum.

E.

Persarafan parasimpatik ileum berasal dari nervus vagus.

18. Kllit dinding anterior abdomen di bawah umbilicus.


19. Epididymis.

20. Kulit scrotum.

A. Nodi lymphatici axillares anteriores.


B. Nodi lymphatici paraaortici atau lumbales.
C. Nodi lymphatici inguinales superficiales.
D. Nodi iliaci externi.
E. Bukan saiah satu di atas.

24. Struktur berikut ini terdapat di dalam omentum minus,


kecuali:
A. Vena porta
B. Ductus choledochus

C.
D.
E.

Vena cava inferior


Arteria hepatica

Nodus lymphaticus

DINDING ABDOI'AEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE,

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

Pertanyaan Mencocokkan
Cocokkan struktur bernomor yang diperlihatkan pada radiograf posteroanterior gaster dan instestinum
meal-dengan struktur benar (laki-laki berusia 38 tahun).

tenue-dengan barium

-s
25. Struktur

26. Struktur

27. Struktur 3
28. Struktur 4
29. Struktur

A. Bagian pertama duodenum


B. Bagian kedua duodenum
C. Bagianketigaduodenum
D. Fundus gaster berisi udara
E. Jejunum
F. Pylorus gastricus
G. Bukan salah satu di atas

717

718

BAB 19

[ocokkan struktur bernomor yang diperlihatkan


radiograf posteroanterior intestinum crassum-dengan barium meal--dengan
.pada
aliran limfe benar (perempuan berusia 20 tahun).

,,Y'
30. Struktur

31. Struktur

32. Struktur

33. Struktur 4
34. Struktur

A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

Appendix
Flexura lienalis
Colon transversum
Caecum
Rectum

Colon sigmoideum
Colon descendens
Bukan salah satu di atas

DINDING ABDOIAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUIT RETROPERITONEALE,

C. Terdiri dari serabut otot polos.


D. Tidak menyebabkan canalis analis dan rectum

Pertanyaan Pilihan Ganda


Pilihlah satu jawaban yang PALING

TEPAT.

E.

35. Pemyataan berikut ini benar untuk canalis analis, kecuali:


A. Panjangnya sekitar 1,5 inci (3, 8 cm).

B. Menembus diaphragmaurogenitale.
C. Di lateral berbatasan dengan musculus sphincter

ani

A.

Merupakan tempat penting anastomosis portal-sistemik.


Membrana mucosa setengah bagian bawah didarahi oleh
arteria rectalis inferior.

B.
C.
D.

36. Pernyataan berikut ini benar untuk pars subcutaneus musculus


sphincter anl externus, kecuali:
A. Mengelilingi canalis analis.
B. Tidak melekat pada corpus anococcygeum.

1.

719

bertemu

dengan membentuk sudut lancip.


Disarafi oleh nervus rectalis media.

37. Pemyataan
kecuali:

externus.

D.
E.

DIGESTIVUS

DAN TRACTUS

di bawah ini benar untuk proses

defekasi,

Sering didahului oleh masuknya faeces ke dalam rectum,


yang menimbulkan keinginan defekasi.
Otot-otot dinding anterior abdomen berkontraksi.
Musculus sphincter aniexternusdanmusculuspuborectalis
relaksasi.
Musculus sphincter ani internus berkontraksi dan
menyebabkan pengosongan f eces.

E. Tunica mucosa bagian bawah

canalis analis menoniol

.keluar dari anus mendahului massa feces.

9. A yang benar.

di kuadran kanan

sebagian dinding canalis inguinalis (Gambar 19-9).

Vesica biliaris terletak


abdomen (Gambar 19-31).

A yang tidak benar. Ligamentum inguinale ditegangkan

C yang benar. Caecum terletak di kuadran kanan bawah

oleh ekstensi articulatio coxae, karena fascia lata tungkai

abdomen (Gambar 19-31).

D yang tidak benar. Ligamentum lacunare tidak membentuk

atas melekat pada pinggir bawah ligamentum dan menarik


ligamentum ke bawah pada gerakan ini.

atas

11. D yang benar. Flexura coli sinistra terletak di kuadran kiri atas
abdomen (Gambar 19-31).

J.

D yang iidak benar. Arteria epigastrica inferior terletak di luar


canalis inguinalis di belakang fascia transversalis (Gambar 19-

12.

D yang benar. Fascia spermatica externa dilekatkan

ke

aponeurosis musculi obliqui externi abdominis pada anulus


inguinalis superficialis (Gambar 19-12).

11 dan 19-13).

C yang tidak benar. Funiculus spermaticus dibungkus oleh


tiga lapis fascia spermatica, yangberasal dari tiga lapis dinding

13.

anterior abdomen. Fascia spermatica externa dari aponeurosis


musculi obliqui extemi abdominis, fascia cremasterica berasal
dari aponeurosis M.obliquus intemus abdominis, dan fascia
spermatica intema dibentuk dari fascia kansversalis (Gambar

14. A yang benar. Fascia cremasterica dibentuk dari pinggir bawah


musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 19-11).

C yang benar. Secara embrioiogis ligamentum teres uteri


berasal dari gubernaculum.

19-1.1).

benar. Arteria circumflexa ilium profunda


adalah cabang dari arteria iliaca extema dan berjalan ke atas
dan lateral ke spina iliaca anterior superior jauh dari canalis
inguinalis (Gambar 19-2).

D yang tidak

6.

7.

D yang tidak benar. Tendo coniunctivus tidak berlanjut dengan


ligamentum inguinale (Gambar 19-10).
C yang tidak benar. Tunica albuginea merupakan lapisan luar
capsula fibrosa testis yang tebal (Gambar 19-15).

15. B yang benar. Fascia spermatica interna dibentuk dari fascia


transversalis pada anulus inguinalis profundus (Gambar 1913).

16. B yang benar. Anulus inguinalis profundus merupakan lubang


pada fascia transversalis (Gambar 19-17).

17.

B yang benar. Testis mengalirkan limfe ke dalam nodi


lymphoidei paraaorticae (lumba1es).

C yang benar. Appendix berlokasi di kuadran kanan bawah

Kulit dinding anterior abdomen di bawah


level umbilicus mengalir ke nodi lymphoidei inguinales

abdomen (Gambar 19-31).

superficiales.

18. C yang benar.

DINDING ABDOTAEN, CAVITAS PERITONEALIS, SPATIUTA RETROPERITONEALE,

C. Terdiri dari serabut otot polos.


D. Tidak menyebabkan canalis analis dan rectum

Pertanyaan Pilihan Ganda

719

DAN TRACTUS DIGESTIVUS

bertemu

dengan membentuk sudut lancip.

Pilihlah satu jawaban yang PALING TEPAI.

E.

Disarafi oleh nervus rectalis media.

35. Pernyataan berikut ini benar untuk canalis analis, kecuali:

A. Panjangnya sekitar 1,5 inci (3, B cm).


B. Menembus diaphragmaurogenitale.
C. Di lateral berbatasan dengan musculus sphincter

37. Pemyataan
kecuali:

defekasi,

ani

A.

Sering didahului oleh masuknya faeces ke dalam rectum,


yang menimbulkan keinginan defekasi.

Merupakan tempat penting anastomosis portal-sistemik.


Membrana mucosa setengah bagian bawah didarahi oleh
arteria rectalis inferior.

B.
C.

Otot-otot dinding anterior abdomen berkontraksi.


Musculus sphincteraniextemus danmusculuspuborectalis

externus.

D.
E.

di bawah ini benar unfuk proses

relaksasi.

D. Musculus sphincter ani intemus berkontraksi


36. Pemyataan berikut ini benar untuk pars subcutaneus musculus
sphincter an{ extemus, kecuali:
A. Mengelilingi canalis analis.
B. Tidak melekat pada corpus anococcygeum.

1.

y*g tidak benar. Ligamentum lacunare tidak membentuk


sebagian dinding canalis inguinalis (Gambar 19-9).
D

dan

menyebabkan pengosongan feces.

E. Tunica mucosa bagian bawah

canalis analis menonjol


keluar dari anus mendahului massa feces.

9. A yang benar.

Vesica biliaris terletak


abdomen (Gambar 19-31).

di kuadran kanan

atas

A yang tidak benar. Ligamentum inguinale ditegangkan

C yang benar. Caecum terletak di kuadran kanan bawah

oleh ekstensi articulatio coxae, karena fascia lata fungkai

abdomen (Gambar 19-31).

atas melekat pada pinggir bawah ligamentum dan menarik

ligamentum ke bawah pada gerakan ini.

11. D yang benar. Flexura coli sinistra terletak di kuadran kiri atas
abdomen (Gambar 19-31).

J.

D yang tidak benar. Arteria epigastrica inferior terletak di luar


canalis inguinalis di belakang fascia transversalis (Gambar 19-

12.

D yang benar.

13.

C yang benar. Secara embriologis ligamentum teres uteri


berasal dari gubernaculum.

11 dan 19-13).

C yang tidak benar. Funiculus spermaticus dibungkus oleh


tiga lapis fascia spermatica, yang berasal dari tiga lapis dinding
anterior abdomen. Fascia spermatica externa dari aponeurosis
musculi obliqui externi abdominis, fascia cremasterica berasal
dari aponeurosis M.obliquus intemus abdominis, dan fascia
spermatica intema dibentuk dari fascia transversalis (Gambar

Fascia spermatica externa dilekatkan ke


aponeurosis musculi obliqui externi abdominis pada anulus
inguinalis superficialis (Gambar 19-12).

14. A yang benar. Fascia cremasterica dibentuk dari pinggir bawah


musculus obliquus intemus abdominis (Gambar 19-11).

79-77).
15.

D yang tidak

benar. Arteria circumflexa ilium profunda


adalah cabang dari arteria iliaca externa dan berjalan ke atas
dan lateral ke spina iliaca anterior superior jauh dari canalis
inguinalis (Cambar 19-2).
D yang tidakbenar. Tendo conjunctivus tidakberlanjut dengan
ligamentum inguinale (Gambar 19-10).

B yang benar. Fascia spermatica interna dibentuk dari fascia


transversalis pada anulus inguinalis profundus (Gambar 1913).

16. B yang benar.

Anulus inguinalis profundus merupakan lubang

pada fascia transversalis (Gambar 19-17).


17.

B yang benar. Testis mengalirkan limfe ke dalam nodi


lymphoidei paraaorticae (lumbales).

C yang tidak benar. Tunica albuginea merupakan lapisan luar

capsula fibrosa testis yang tebal (Gambar 19-15).

C yang benar. Appendix berlokasi di kuadran kanan bawah

C yang benar. Kulit dinding anterior abdomen di bawah


level umbilicus mengalir ke nodi lymphoidei inguinales

abdomen (Gambar 19-31).

superficiales.

L8.

720
19.

BAB 19

B yang benar. Epididymis mengalirkan limfe ke nodi

25. B yang benar. Struktur 1 adalah bagian kedua duodenum.

lymphoidei paraaorticae (lumbales).


25. F yang benar. Struktur 2 adalah pylorus gastricus.
20.

21..

C yang benar. Kulit scrotum mengalirkan limfe ke nodi


lymphoidei inguinales superficiales.

27. D yangbenar. Struktur 3 adalah fundus gaster berisi udara.

D yang benar. Nervus lumbalis I diwakili oieh nervus

28. G yang benar. Struktu 4 adalah junctura duodenojejunalis.


iliohypogastricus dan nervus iiioinguinalis, menyarafi kulit
tepat di atas ligamentum inguinale dan symphysis pubica 29. Eyangbenar.Struktursadalahjejunum.
(Gambar 19-1).

30. D yang benar. Struktur 1 adalah caecum.


22. C yang tidak benar. Cacat tersebut disebabkan oleh gagalnya
pembentukan lipatan lateral yang adekuat di daerah umbilicus,
yang hanya diisi hanya oleh amnion. Selama 24 jam pertama
setelah lahir, dinding kantong menjadi kering dan keruh, dan
mungkin ruptur, sehingga menimbulkan keluarnya viscera.
Bakteri dapat masuk ke dalam cavitas peritonealis sehingga
menyebabkan peritonitis. Kantong yang berisi amnion harus
segera dieksisi setelah lahir dan bila terdapat organ viscera
harus dikembalikan ke dalam cavitas abdominalis. Defek pada
dinding anterior abdomen harus segera ditutup.

31. H yang benar.Struktur 2 adalah flexura coli dextra.


32. G yang benar. Struktur 3 adalah colon descendens.
33. F yang benar. Struktur 4 adalah colon sigmoideum.
34. E yang benar. Struktur 5 adalah rectum.
35. B yang tidak benar. Canalis analis terletak postedor terhadap
diaphragma urogenitale dan karena itu tidak menebusnyii.

23. D yang tidak benar. Pada ujung distal ileum tidak terdapat
Plicae

circulares.

35. E yang tidak benar. Pars subcutaneus musculus sphincter ani


externus disarafi oleh nerlrrs rectalis inferior, yalg merupakan
sebuah cabang dari nervus pudendus.

24. C yang tidak benar. Vena cava inferior terletak pada dinding
posterior abdomen di belakang peritoneum parietale. Vena
ini dipisahkan dari omentum minus oleh foramen epiploicum 37.
(Gambar

19-23).

D yang tidak benar. Musculus sphincter ani


mengalami relaksasi selama proses defekasi.

internus

lndel<s

mata,625

A.intercostales, 81, 81g-839. Lihat juga

Arteria
Abdomen,
aliran limfe, 271-273, 2779
arteria mesenterica inferior,

Aksory 17, 18g


Aliran limfe,
abdomen dan pelvis, 277-273, 271g

appendix
277 -278,

2239

dinding anterior, otot, 4289, 4299, 426430, 4309, 430t, 643-644, 6469,

6479,648t,657g
dinding posterior, otot, 437, 432t
glandulae endocrinae terkait dengan,
849-856, 850g-8s2g

ermitormi1

27 2

canalis analis, 272, 273


colon,272

duodenu,272
ekstremitas inferior, 273, 27 49
ekstremitas superior, 268-269, 2689
faktor yang memengaruhi, 266
glandula suprarenalis dan ren,272
hepar,272

jefinurn,272

nervus femoralis di, cabang-cabang, 587


oesophagus di, 668, 6709

kepala dan leher, 266-268,

pembuluh dar ah, 213-234


penampang melintang anatomi, 675,
6799,6809

lien,272,273
oesophagus,2Tl
ovarium,272

ureter, batas-batas, 754, 758g, 759g


viscera,
penanda permukaan, 7 72-7 75, 7739,

pancreas,272
panis dan scrottm,272

7149

susunan umum, 722, 7239


Ab do minothor acic p ump, 226

Abduksi, definisi, 4, 49, 5g


Acetabulum, 3309, 3319, 328,3289
Acetylcholine, 20
Acromiory 315,3179,559
Acusticus externus, meatus, 2899, 29L,
626,6299

Acusticus internus, meatus, 294, 497


Adenohypophysis, 837
Adiposa, capsula, 750, 7579
Adiposum pararenale, 750
Aditus ad antrum, 627,631g,6329
Aditus orbitalis, 615, 61.69
Aferen glomerulus, arteriolae, 754
Aferery serabut,564
Agar Whartory 658

Akar,kukrl7,7g
Akomodasi,
Iensa,626

Anastomosis arterial,
di sekitar sendi bahu, 1,88,197,1969
di sekitar sendi lutut, 242
Anastomosis, 12
arteri, di sekitar sendi bahu,188,242
arteria coronaria, 143
arteriaf di sekitar sendi siku, 191, 1969
arteriovenosus, 1,4, 1,59,
cruciate, 239-240

portal-sistemik, 696, 697


tronchanterik, 239
Anatomi,
bursa, 10-11, 13g

cartilago,24
267 g

paru,2709
payudara, 269,2699,

prostat,272
pulmo,277
rectum,272

dasar,2-32

definisi,2
definisi,2
f aktor

yang rrterrrengaruhi, 24-27

fascia, 69,7-8, 8g

istilah yang berhubungan dengan, 2,


3g-59

terkait gerakan, 3-5, 49


yang berhubungan dengan posisi, 3-5
jenis kelamin sebagai faktor dalam,2427

testis,272
thorax,269-271

klinik, definisi,2
kulit,6-7,69,79

thymus,273

ligamentum, 10, 12g

tonsill4 275,2759

membran serosa, 23-24, 24g


membrana mucosa,22-23

utens,s,272-273

vagina,273
vesica

rrinaria,272

Allantois, 705,708p,
Alveolaris superior anterior, nervus, 523,
6??o

Ampulla, 635, 8L1., 8L3g


hepatopancreatica, 7 30
sphincter, 730,7309

recti,694,6969
Vateri, 730
Anak-anak, uterus pada, 816
Anales, valvulae,696

otot,8-9,89, 10g
pembuluh dar ain, 72-1.4, 14g, 75 g
posisi, istilah yang berhubungan
dengan,3-5,39
radio grafi k, 27 -28, 28 g-30 g
ras sebagai faktor dalam,24-27
selubung sinovial, 17-12, 13g
sendi, 9-10, 11g,12g
sistem limfatik, 74-16, 1.69
sistem saraf 76-22, 7\g-23g
sistem saraf pusat, 77, 78g

tllJang,24,25g

869

870

INDEKS

usia sebagai faktor dalam,24-27


Androstenediort 853
Anguius lumbosacralis, 560
Angulus sterni, 308, 3129
Annulus femoralis, 460
Anomali kongenital, pembentukan wajah,
864-865
Ansa cervicalis, 567, 5679

Anterior, definisi, 2, 39
Anteversi uterus, 8139, 815

Antrum,
aditum ad, 627, 637g, 6329
pyloricum, 677,6759
Antrum mastoideum, 630g, 631,g, 6329,
633

aditum ad, 631.9,6329


batas,6329,633
Anulus fibrosus, 364-365, 547, 548, S49g
Anulus inguinalis,
profundus, 650,6579
superficialis, 650, 6579, 6529, 6549,7097L0,711,g

Anulus ovalis, 148


Aorta,
ab dominali g anatomi, 27 4-225, 275
9-228 g
anatomi permukaary 162
anatomi, 757 -161, 158g-160g
arcus, 157-160, 158g-1609
gambaran radiografik, 161-162, 167g,
162g
ascendens, 757, 1589, 7599,

pangkal dan bagian proksimal,


pembentukary 747 g, 148, I49g
thoracis, descendens, 760-161, 1609

valvula semilunaris, 148


Aorta abdominalis,
anatomi permukaan, 277 g, 225
anatomi, 27 4-225, 275 9-225 g
arteria coeliaca, 275-276, 279 9-221 g
arteria 1umbalis, 222
arteria mesenterica superior, 217, 22Igt'2'o
arteria ovarica, 2759, 278-222
arteria phrenica inferio+ 222
arteria renales, 278,21.59, 2169
arteria sacraiis medi4 2769, 222
arteria suprarenales mediales, 2169, 278
arteria testicula ris, 275g, 218-222
batas-batas, 274, 217g
cabang-cabang, 274-225, 21,69-225 g
gambaran radiografik, 225-232, 22692309
lokasi, 274, 2159, 216g
Aorta ascendens, anatomi, I57,1SBg, l19g,
Aorta thoracis descendens, 159g, 1.60-16I,
160g

Aorticopulmonalis spiralis, septum, 148,


1,49g

Apendikular, rangka, 372-327, 31.69-3219


Apertura nasalis anterior, 287
Apertura pelvis
inferior, 327, 3299
superior, 325,3299
Apertura thoncis, 79, 79 g
hubungan clavicula dengary 87, 88g,,
899

Apex cordis, denyuf 158


Aponeurosis palmaris, 451- 454
Aponeurosis plantaris, 47 7
Aponeurosis,8, 10g
palatina, 51

Apparatus lacrimalis, 61,3g, 614, 617


Appendix veimiformis, 6909, 69L-692, 775
aliran limfe, 272,692
pembentukary 702-703, 706g
pendarahan, 6909,692
persara{an,692

Aqueductus cerebii, 493, 5009, SO1g, 507,


5099

Arachnoidales,
granulationes, 5019, 505, 507, S09g

vllli,

5029, 505, 507, 546

Arachnoidea mater, 5019, 505, 5099, 543544, 5449, 545g, 5479


Arcus a lveolari s, 287, 2889
Arcus aorta, 158-160, 1589-1609
gambaran radiografik, 767-162, 761.g,

762g

Arcus costalis, 709, 770g, 7779


Arcus longitudinalis lateralis, 403g, 404
Arcus longitudinalis medialis, 403g, 404
Arcus neuralis. 548, 5489

Arcus palatoglossus, 43g, 53


Arcus palatopharyngeus, 43g, 53
Arcus palmaris profundus, 1,93, 200g
Arcus palmaris superficialis, I99, 201,g
Arcus pedis, 403 -404, 4039. Lihnt juga Kaki,
Arcus pubicus, 327, 3299, 3309
Arcus transversus, 403g, 404
Arcus venosus dorsalis, 207-203
Arcus vertebrae, 538
sendi antar, 366g,367
sendi antardua, 547, 5429

Arcus zygomaticus, 287, 2889, 510, S10g


Area auditiva, 493, 50Bg
Area bicara motoris, 493,508g
Area Broca, 493
Area sensoris, 493, 508g
Area visual, 493,508g

Areola,87,90g
Arrector pi1i, musculus, 69, 7
Arteri, 14g, 15g. Lihat juga entri arteria dan
arterial
appendix vermiformis, 690g, 692
caecum/ 689,6909
canalis analis, 697
colon ascendens, 687 g, 693
colon descendens, 693, 6949
colon sigmoideum, 693, 6949
colon transversum, 687 g, 693, 6949
dinding abdomery 642-643, 6439
duodenum, 682,6839
ekstremitas inferior, 235-252, 237 g-253g
anatomi permukaary 256, 257 g, 2S8g
gambaran radiografik, 256, 2S8g-259g
_
ekstremitas superior, 786-199, 1,87 g203g
anatomi permukaary L87 g, 1989,,
7999,2049,206
persarafan, 200
gasteq 674-675,677g

glandula suprarenales, 849-8b0


glandula thyroidea, 843, B44g
hepar,7259,726
intercostales, 81, B1g-83g

jantung, 7349, 1359, 7389, 1,4Ig, 1.42-743,


742g
kepala dan leher,

L7

0-I7 8,

17

7g-I7 69,

1.77g

lien, 743
mamma, 89

otal

505-507, 506g, 508g

ovarium, 810
pancreas, 740

penis,797,7949
prostat,789
rectum, 6949,696,6969
ren,751,9

thoracica interna, B7g, 82g, 86


thorax, i57-1.67, 1,58g-160g. Lihat juga
Thora>; pembuluh daral1 arteri
besar
tuba uterina" 81,2, 81,39

ureter,756
usus belakang, 707, 7089, 7099
uterus, 8139, 815

vagina,820
vesica urinaria, 764

vesicula seminalis, 786


wajah, 861
Arteria arcuata, 248, 2489, 7S7g
Arteria auricularis posterior, 77Ig, 173

Arteria axillaris, 186-188, 787 g-792g


anatomi permukaary 7879, 206
bagian kedua, 186-187, 1889, 1.97g, 7929
bagian ketiga, 787, 7889, 1899, 797g
bagian pertam a, 786, 7889, 189g, 191, g
cabang-cabang , 787-788, 19Ig, 1,939
Arteria basilaris, 506, 5069, 177,7779
Arteria brachialis, 788-791, 79 49
d natomi permukaan, 195g, 20tt
batas-batas, 189, 79Bg
cabang-cabang , 189-191, 1969
Arteria bulbi penis, 791
Arteria carotis, 505, 502 508g
anterior, 776, 777g
communis, 1,70-177, 172g, 7739,

77

69

batas-batas, 1739, 176g


cabang-cabang, 171
externa, 771,, 1719-77 69
batas-batas, 17 7-1,7 2, 17 3 g-I7 6 g
cabang-cabang, 17Ig, 172, 7739
interna, 17 7 g-17 6g, 77 4-77 6, 777 g
batas-batas, 173g-I7 6g, 17S
cabang-cabang, 775-72 6

media,776,7779
posterior, 1,77,177g
Arteria centralis retinae, 6249, 625
Arteria cerebri
anterior, 176,177g,505, 505, 5069
medi.a,

17 6, 777

g, 505, 5069

posterior, 777, 777 g, 505, 5069


Arteria cervicalis superfi cialis, 7729, 17g,
188

Arterla cnoroldea, 5U5


Arteria circumflexa ilium superfi cialis,
236,2479

871

INDEKS

rteria coeliaca . 2l5-2I6, 2lag-221g


Arteria communicans
A

anterior, 505, 50Bg


posterior, 77 6, 777 g, 505, 5069
Arteria coronaria,
anastomosis, 143
dextra, 1349, 738g, 1,479, 742-1'43
sinistra, L349, 7389,7419, 1'429, 743
variasi pada, 1429,743
Arteria cystica, 7259, 732
Arteria descendens genus, 23q, q40g
Arteria dorsalis,
p e dis, 247 -248, 247 g, 248g
cabang-cabang, 248, 2489
penis, 791
Arteria epigastrica superficialis, 236, 241'9
Arteria femorahs, 236-240, 237 g-243g
batas-batas, 236, 237g
cabang-cabang, 236-239, 237 g-243 g
d eskripsi, 23tc, 237 g-240g
Arteria gastrica sinistra, 275, 21'99
ArLeria glutea in[erior. 224.2249
Arleria glutea superior, 225

Arteria hepatic a, 216, 2799, 2209, 2219,


Arteria hypophysialis, 837, 840g
Arteria iliaca
externa, 222,2249
interna, 223-225, 2249, 225 g
Arteria iliacae communis, 2759, 276g, 222,
2249,2259
Arteria iliolumb ahs, 225
Arteria interlob aris, 7579, 754
Arteria interlobularis, 7 54
Arteria lierrali*. 215-216, 2199. 744
Arteria lingualis, 77 19, 17 3, 773g
Arteria 1umba1is,222
Arteria marginahs, 218, 2239
Arteria maxillaris, 17 1,9, 77 4
Arteria meningea media, 7779, 774, 503
Arteria mesenterica
inferior, 217 -278, 2239, 7 07, 7 09 g
cabang-cabang, 2239
superior, 277, 2279-223g, 702
cabang-cabang , 277, 2229
metatarsal dorsalis I, 248, 2489
obturatoria, 223
occipitalis, 7779, 77 3
ophtalmtca, 77 5-77 6, 505, 677 g, 61'9
cabang-cabang, 679, 6249
Arteria ovarica, 275 g, 278-222
Arteria peronea, 249g, 251
Arteria pharyngea ascendens, 172
Arteria phrenic a infertor, 222

Arteria
Arteria
Arteria
Arteria

Arteria plantaris,
lateralis, 2509, 252
medialis, 2509, 2519, 252
Arteria poplite a, 240-242, 2439, 2449

Arteria pulmonaiis, valvula semilunaris,


148

Arteria rad ia lis. I ql -. I q2, 197 g- I99g


anatomi permukaan, 7999, 2049,206
cabang-cabang pada lengan baw ah, 792,
198g

cabang-cabang pada telapak tangan,


792

Arteria
Arteria
Arteria
Arteria
Arteria
Arteria

radicularis, 543
recta Iis nedta. 224, 2249
renalis, 2I5g, 2769, 278, 752

sacralis nredia, 21 69, 222. 2219, 225


segmen talis, 7 52
spinalis,
anterior, 543
posterior, 543
Arteria subclavia, 777g, 172g, 176-178,
1779,1829
anatomi permukaan, 1969, 206
bagian kedua, 7729, 778
bagian ketiga, 17 29, 77 8,'181
bagian pertam a, 1729, 17 6-77 8, 177 g
cabang-cabang, 1729, 777 -77 8, 777 g
cabang-cabang, 188, 1939
dextra, 7779, 7729, 176
sinistra, 1,729, 77 6-178
Arteria subscapularis, 188
Arteria suprarenalis medialis, 2169, 21'B
Arteria suprascapularis, 1729, 178, 1'88
Arteria tarsalis lateralis, 248, 2489

Arteria temporalis superficialis, 7779, 773,

anterior, 242, 2449-246 g


cabang-cabang, 242
posterior. 2449, 248-252, 24og

Arteria vesicalis inferior. 223


Arteria vitellina, 702
Arteriae arcuatae,754
Arteriae lobares, 753
Arteriol, 72,15g. Lihat juga arteri spesifik,
mis., Arteria cystic
Arteriolae aferen glomerulrts, 754
Arteriovenosus, anastomosls, 14, 159

Arteria pudenda

Articulatio atlanto-axialis, 364, 365g


Articulatio atlanto-occipitahs, 364, 3659
Articulatio calcaneocuboide:um, 3949, 399,

superfi cialis, 236, 2479

interna, 224,2249

37 1,, 371'9,

372g

399g-401'g

gerakan pada, 400

anatomi permukaan, 387, 3889, 3899


articulatio, 384, 385g
batas-batas penting, 387, 3879
capsula, 384, 3859
gerakary 385-387
ligamenta, 384, 385g, 386g
membrana synovialis, 384, 385g-3879
otot, 385-387
persarafan, 384
tipe, 384
Articulatio ctbit| 37 6, 3789

Articulatio
Articulatio
Articulatio
Articulatio
Articulatio

cuboideonavicularis, 401
cuneocuboideae, 402
cuneonavicularis, 401
elipsoidea, 355, 355g
genus, 387-392, 3909, 391. 397g

articulatio, 388, 390g


batas-batas penting, 391,9, 392
bursa terkait dengan, 3909, 391g, 392
capsula, 389, 390g
gerakan, 392
liagamenta, 389 -397, 3909, 391 g
membrana synovialis, 397, 3909, 3979

olot,392
persarafan, 392
tipe, 388

Articulatio humeri, 372-375, 373g-3759


batas-batas penting, 37 4
capsula, 372, 3749,
gerakary 372-374,3759
ligamenta, 372,3739
ligamentum tambahan, 372, 3739, 3749
membrana synovialis, 372, 3739
percarafan,372

Iipe,372

cabang-cabang , 249g, 251-252


Arteria ulnaris , 7949, 793-799, 7989, 7999,
201g-203g
anatomi permukaan, 2049, 206
Arteria umbilic alis, 223, 224g
Arteria uterina, 224, 2259
Arteria vaginalis, 224
Arteria vertebralis, 505, 5069

Articularis discus, 9
Articularis genus, 3909, 391
Articulatio acromioclavicularis,

profunda, 236, 2419

3799,387

Articulatio condyloidea, 354, 355g


Articulatio coxae, 384-387, 3859-3879

Articulatio ginglymus, 354, 3559

181

Arteria testicul aris, 2L5g, 278-222


Arteria thoracica interna, 1729, 778
Arteria thyroidea,
inferior, 1729, 777 -778, 843, 8449
superior, 843, 8449
Arteria tibialis,

batas-batas. 240, 2439, 2449


cabang-cabang,242
Arteria profunda femoris, 237, 2379-2409,
)/-A lllo
externa,

Articulatio carpometacarpales, 379g, 381


Articulatio carpometacarpales, ibu jari,

Articulatio
Articulatio
Articulatio
Articulatio
Articulatio
Articnlatio

lntercarpalis, 3799, 381,, 3B2g


intercuneiformis, 402
intermetacarpalis, 379g, 381,
intermetatarsalis, 402
interphalangea, 379g, 383, 402
manubriostern alis, 307, 369,

3709

Articulatio metacarpophalangea, 3799,


381, 383, 402

Articulatio plana, 354, 355g


Articulatio radiocarpalis, 380g
Articulatio radioulnaris distalis,

37

6-379,

379g,381

Articulatio radioulnaris proximalis, 376,


3789,3799
tio sacroi I iaca, 322, 3289
Articulatio sellaris, 355, 355g
Arliculatio spheroidea, J559, 356
Art icu

la

Articulatio sternoclavicularis,

369 -37 0,

3779,3729
Articulatio subtalaris, 3949, 396, 399g
gerakan pada, 400
Articulatio talocalcaneonavicularis, 397,
399g
gerakan pada,400

872

Articulatio talocruralis, 395-396, 3949,


3959,3979

Berlari, fungsi gerak maju kaki saat, 405


B-Estradiol, fungsi, 855

articulatio, 3949, 3959, 396


batas-batas penting, 396
capsula, 396
deskripsi, 395
gerakary 396
ligamentum, 3949, 395g, 396

B1bn,43g,44,44g

membrana synovialis, 396


otot,396
persarafary 396
regio, anatomi permukaan, 396, 3989,

pembentukan, 8629, 862-863


Biceps femoris, 474, 4759

398g

npe,396

Articulatio tarsalis, 3949, 3959, 396-402,


3999-4079,4a2g
Articulatio tarsometatarsalis, 402

Articulatio temporomandibtlaris, 295,


2969, 357, 358-362, 359g, 3609
batas-batas pentin& 359g, 362, 362g,

3639
capsula, 357
dalam articulati o, 357, 359 g, 360 g
deskripsi, 357
gambaran radiografi k, 297 9-299 g, 364
gerakary 358-362,361,9
ligamentum, 357,3599
membrana synoviaiis, 357, 361.9
persarafary 358

Articulatio tibiofibularis,
distalis, 393-394, 3949, 3959
proximalis, 3909,393

atas, cheiloschisis, 8639


bawah, cheiloschisis, 8639
cheilosihisis atas, 864, 8649
cheiloschisis bawah, 864
cheiloschisis murni, penanganan, 864

Bidang coronal, lengkung pada, 302-3A4


Bidang horizontal, istilah yang
berhubungan dengan, 2-3, 39
Bidang koronal, istilah yang berhubungan

dengan,2,39
Bidang midsagital, istilah yang
berhubungan dengary 2, 39
Bidang sagital, lengkung pada, 302-304,
304g
Bidang transversal, istilah yang
berhubungan dengan, 2-3, 39
Bintik buta, 625
Blok nervus,

spinalis, 563-6L0
trigeminus, 576-536
Bola mata, 6209-623g
gerakary 679-620

isi,6249,625
lapisary 627,6249
otot, 615t
pembuluh darah,6179

pembuluh limfe,6779

Articulatio trochoidea, 354, 3559


Articulatio xiphisternalis, 308, 369, 370g
Artriculatio radiocarpalis, 379-387, 379g

selubung fasci al, 620-621, 624g


tunica fibrosa, 627, 624g

Atlanto-occipitalis anterior, membrana,

tu nica nervosa , 6249, 625

364

Atlas, 549

Atrium, 747,7489
dextrum, 135-736, 135g, 1369
pembentukan, I 47 -1 48, I49g
sinistrum, 1359, 138, 1399
Auditus, ossicula, 6309, 6319, 632-633,
633t,6349

saraf,6169-6189

tunica vasculosa pigmentosa, 623, 624g


Bronchioius,
respiratorius, 101
terminalis, 101, 1059
Bronchiolus terminalis, 101, 1059

Auricula, 626,6299

Bronchus segmentalis, 98g


tersier, 100
Bronchus(i), 68, 689
principalis dexter, 68, 689, 69
principalis sinister, 68g, 69

Axtlla, 87,88g, 899, 1879-7909, 435, 4379,


437t-438t,4399
nervus radialis di, cabang-cabang, 5729,

Buck, fascia, 791


Bulbus,

gerakan, 633,634g

segmentaf 98g, 100

arter|791

578

Axiilary talI, 87, 909


Axis,549

inferior, 181
olfactorius, 517
penis, 790, 7939, 7949, 795

rambut,6g,7

Bagian atas bibir, cheiloschisis, 8639, 864,


8649
Bagian bawah bibir, cheiloschisis, 8639,

sinovaginalis, 822

864

Bantalankuku,T,Tg
Bantalan lemak, 9, 11g
B are area hepar, 7 24, 7249
Berdiri diam, fungsi gerak maju kaki saat,
404

Berjalan, fungsi gerak maju kaki saat,


404-405

Berkemih, refleks,

65, 7 669

superior, 181
vestibuli,806, B0Bg
Bulbus cordis, 1.47, 1.479
bagian atas, 149g
bagianbawah, 1499
Bulbus inferior, 181
Bulbus superior, 181
Bulla ethmoidalis, 36, 37 g
Bulu mata, 672,6139

Burs4 10-11, 13g


articulatio genus, 3909, 391.9, 392

infrapatellaris, 390g
' profunda,392
superficialis, 3909, 392
popliteus, 391., 392
prepatellaris, 3909, 391.9, 392
semimembranosa, 392
suprapatellaris , 390g, 397
Bursa infrapatellaris profund4 390g
Bursa infrapatellaris superficialis, 391
Bursa omentalis,
pembentukan, 666,667g
penampang transversa, 7299

peritoneum, 661,, 661 9-664g


Bursa prepatellaris, 3909
Bursa suprapatellaris, 389
C

Cabang ganglion nervus maxillaris, 5239


Cabang zygomaticus, nervus maxillaris,
522

Caecum, 688-689, 6909, 713

aliran limfe, 689


batas-batas, 689,6979
gambaran radiografil 691, 6929

pembentukary 702-703
pendarahan, 689,6909
persarafary 689
Cairan seminalis, 795
Cairan sinovial, 9

Cakram embrio,27
Calcaneus, 333-335,
Calyx,

337 9-339g

major,7519,752
minor,7579,752
Canal of Schlemm,625

Canaliculus lacrimalis, 6139, 674


Canalis adductorius (subsartorius), 458g,
462-463

Canalis analis, 696-698,

697 9-6999, 700t,

701.9

aliran limfe, 272, 273, 697,701,9


batas-batas, 696,

697 g-699 g, 7 00t, 7 01,g

pembentukan, 707 -7 08, 7 08g


pendarahary 697,7019
persarafan,69T
setengah bagian atas, pembentukary

705,708g
sphincter, 7001
Canalis anorectalis, 707
Canalis atrioventriculafis, 747, 1489
Canalis caroticus, 297g, 294
Canalis carpi, 320, 320g, 441, 4479, 4489
Canalis cervicis, 8139, 814
Canalis femoralis, 460, 4649
Canalis hepatis, 723
Canalis hyaloid eus, 625
Canalis hypoglossus, 2909, 291,, 2979, 294,
497

Canalis incisivus, 295, 2969


Canalis inguinalis, 647 -650,

647 g, 6499,

653g

dinding, 647 g, 6499, 651.9, 6529


fungsi,650
mekanisme,650, 6539

pembentukan, 6529,

653 -655, 655 g

Canalis mandibulae, 295,

29

69

873

Canalis nasolacrimalis, 6139, 674


Canalis opticus, 490, 676, 6769
Canalis pyloricus, 67 l. 6759
Canalis sacralis, 305, 307 g
Canalis semicircularis, 6329, 63ag
Capsula, 625
adiposa, 750,75Ig
fibrosa, rery 750,7579
Caroticus communis,
batas-batas, 170-771
cabang-cabang, 171
Cartilagines costales, 308, 3729
gerakary 369

sendi,369,370g
Cartilaginosa,
costa, 548
vertebra, 548

Cartllago,24
anatomi,284
arytenoidea, 60, 629
cartilago fibrosa, 284

comiculata, 60
corniculata, 649
costales, 77, 77g, 308, 312g
cricoidea, 00, 629
cuneiforme, 60, 64g

Cervicale posterius, trigonum, 425g


Cervicales anterioires, nodtts, 267, 267g,
Cervicalis vertebra, 554-555, 5609

lengkung, 302, 304g, 368, 5409, 560

Cewix,874,8I7

os coccygis, 3049,306
os sacrum, 304g, 305, 307 g

Cheiloschisis, 864g
atas, 8639, 864,8649

bawa[

8639, 864

murni, penanganan,864
proposchisis, 864, 8649
Chiasma opticum, 493, 5069
Choanae, 290,2899
Chorda tympani, 527, 5289, 6329, 635
Choroidea, 623
Cincin Waidever, jaringan limfoid, 59
Circulus Willist, L76,1779,505, 5069, 507
Cisterna chyli,, 264-265, 265 g
Cisternae subarachnoideae, 505

Clavicula, 315, 3169


hubungan dengan apeftura thoracis
superior, 87, 889, B9g
Clinoideus anterior, processus/ 2979, 293
Clitoris,
aliran limfe, 806
analomi permukaan, 8079, 828

pembentukan,S49

MRI, 553, 554,5599

otot-otot yang menghubungkan


extremitas atas dengary 4381
pembentukan, 547 -549, 5489, 5499
persarafary 547,5439
regio cervicalis, gambaran radiografik,
549-550, 5509-552g

regio lumbosacralis, gambaran

radiografik, 551-552, 5549, 5559


regio thoracica, gambaran radiografik"
550-551, 5539
send i, 3b4, 3o59, 539-541 , 5429

articulatio atlanto-axialis, 364, 3659


articulatio atlanto-occipitalis, 364,
365g

di bawah axis, 364, 3669, 367 g


gambaran radiografik, 308g-31 1 g, 368
ligamentum, 364,3659
spatium subarachnoideum, gambaran
radiografik, 553, 5569, 5579
struktur di garis tengah, 5399, 5409,

elastis,24,284

anatomi, 804g,805-806, 8079, 80Bg


corpus, 806
crus, 806, B08g

Columnae anales, 696, 699g

hialin,24,284

deskripsi, 805, 8079

Communicans anterior, arteri, 505, 508g

ereksi, 808

Compute d

g1ans, 806

gambaran, 27-28,299
columna vertebralis, 553-554, 55Bg
Condylus occipitalis, 2909, 297
Conj oint tendon, 429, 4379
Conjunctiva, 612,614
tendo, dinding abdomery 644-645, 646g,

jenis,24,284
larynx, 569, 59-67,60g,629. Lihat jttga
Larynx, cartilago,
thyroidea, 59-61,629
Caruncula lacrimalis, 672, 6139
Cauda equina, 17, 19g, 543, 5459, 564, 5659
Cavitas orbitalis, 614-676, 616g
foramina ke dalam, 675-616,6769
gambaran radi ogr ahk, 626
Cavitas pelvis, 327, 329 g
Cavitas peritonealis,

anatomi, 658-663, 6619-669g


pembentukary 659g, 665-666, 667 g
Cavitas thoracis, diameter, meningkat
pada, 105-106, 110g, 1119
Cavitas tympani, 627 -635, 6299, 6309,
6319, 632g, 633t, 6349

Cavum cranii, 293


Cavum nasi, 35-38, 36g, 37g, 38g, 399
aliran limfe, 39
atap,36,37g
dasar,36,369

dinding, 36,369,37g
membrana mucosa,37
pendaraharg 38
suplai saraf, 38, 38g
Cavum oris,43g,,44
Cavum Retzius,787

Cavum trigeminale, 520, 5229,5239


Cellulae mastoideae, 6329, 635
Centrum, 548,5489
Cerebellum, 496,5009

Cerebrum, 492-493, 5009, 5089, 5099


anterior,
arteri, 506g
aqueductus, 493, 500g, 501'9, 507, 5099
pedunculus, 493, 50L9, 5099
Cervicale anterius, trigonum, 424, 4259

lokasi, 805, B07g


nervus dorsalis, 605
pendarahan, 806
persarafan, 806
r adix, 7 69 g, 8049, 805, 8089
Cloaca entodermal, 7 05, 7 08g
Coccygeus, musculus/ 803g, 804
Coccygis, gambaran radiografik, 552
Cochlea, 6329,636
ganglion spirale, 529
Cochlearis, 518t
serabut, 5181
CoIon. Lihat jugri bagian spesifiknya

altanlimfe,272
ascendens, 6709, 6879, 6909, 6919, 693,
715

pembentukan, 702-703
descendens, 670g, 691g, 693, 694g,71'5
pembentukan, 705-707, 70Bg
sigmoideum, 670g, 693-694, 6959
transversum, 6679, 6709, 6879, 6979,
693,694g

Colostrum,88
Columna renalis, 751 g, 752
Columna vertebralis, 301-305, 302g-3049,
3069, 307g, 537-562

anatomi permukaan, 554-560, 5609


coccygis, gambaran radiografik, 552
cT, 5s3,554,5589

definisi, 538
deskripsi, 301
gambaran radiografi k, 306-312, 308g31,1, g, 549 -550, 550 g-552 g
gerakary 368
komposisi, 301, 3029,3039, 538, 5399,
540g

554-ss9, 560g

to mo graphy

(CT),

650g

Conus medullaris, 541

Copula,845,8479
Cornea, 622,6249,

fungsi,622
Corona, 7939,795
Corona ciliaris, 623
Corpus adiposum pararenale, 751g
Corpus anococcygeum, 432, 4349, 8039,
804

Corpus callosum, 492, 5009


Corpus clliar e, 623-624, 6249

Corpus clitoridis, 806


Corpus geniculatum laterale, 579, 5209
Corpus penis, 791. 793g, 7o4g, 795
Corpus perineale, 705, 7 089, 815-816
Corpus perineum, 804, 8069
Corpus pineale, 493, 500g
Corpus sponfiosum penis,797, 7939, 7949
Corpus sterni, 7 6, 77 g, 307, 31'2g
Corpus tibiae, 333
Corpus ultimobranchiale, 846
Corpus uterus, 817
Corpus vertebrae, 547
sendi antar, 364,3669
sendi antardua, 541,, 5429
Corpus vitreum, 6249, 625
Corpusculus Hassall, 849
Corpusperineale, 432, 4349

Cortex,492,497
fetalis, 850

874

|NDEKS

Costa I, sambungan otot pangkal leher

dengan,79g,87
Costa,

6-77 , 77

9-799, 548

atiplkal,77,79g

caput, sendi, 77, 78g, 368, 3699


cartilaginosa, 548
fluctuantes, 76

gerakan,79,369
I, sambungan otot pangkal leher
dengan,79g,87
send178-79, 789, 368, 3699
spuriae, 76

tipika|,77,7Bg
tuberculum, sendi, 78, 78g,, 368,

Definisi rotasi medial,4g, 5


Deglutisi,58
Dendri! 17,18,78g,279
Dent axis, 549
Dentatus, nucleus,497
Denyut apex cordis, 158
Dermatom, 547,5489
Dermatomiotom, 547

arteri intercostalis, 81, 81g-83g


cartilago costahs, 77, 77 g
costa, 76-77, 77g-79g

Dermis, 6, 69
Descendens, colon, 6709, 6979, 693, 694g,
775

3699,

verae,76
Costae, 308-312, 3729-3L4g
fluctuantes, 7 6, 308, 313g, 3749

spuriae, 76

vetae,76
Coxae, os, 328-329, 3289, 330g-3379
Cranii anterior, fossa, 295t
Cranii media, fossa, 295t
Cranii posterior, fossa, 291 g, 293-294, 295t
Cranium, tulang, 285-286, 2869, 2BBg,
Cremasterica, fascia, 6529, 653, 654
Crista bulbaris, L48, L49g
Crista iliaca, 328, 3309, 5399, 559-560, 709,
7109, TIIg
Cdsta intertrochanterlca, 332, 3349

Crista occipitalis interna, 2919,, 294


Crista pubica, 3289, 329
Crista sacral median, 559
Crista spina scapulae, 5399, 559, 560g
Crista supinatoria, 319g, 320
Crista supracondylaris,
lateralis, 332, 3349
medialis, 332,334g
Crista urethralis, 765
Cruciate anastomosis, 239 -240
Cruciatum, ligamentum, anterius, 389,
390g, 391g

Crus,

clitoris, 806, 8089


penis, 790, 7939, 7949, 795

Crypta tonsillaris, 59
Cubiti, fossa, 436, 442g
Cuboideum, epithelitim, 625
Cuboideum, ossa, 337-338, 337 9-3399,
3389, 339g

Cystica, vena,732
Cysticus, ductus, 729g, 732

D
Daerah pergelangary anatomi permukaary
2049
Darah,
sirkulasi, hepar, 7259, 727
yang hangat, dalam anyaman vena,

fungsi,38
Daya tahan perifer, 200
Decidua, 818
Decussatio pyramidum, 496
Defekasi, 698

Definisi anatomi dasar, 2


Definisi anatomi klinik, 2
Definisi fleksi lateral, 3-4. 49, ag,5,59

pembentukary 705-707, 7089


Diaphragma sellae, 502g, 503, 504g
Diaphragma,

gambaran radiografik, 1,1I, 773g-7279


membrana suprapleuralis, 83, 93g
musculus intercostalis, 79 -81,, 87 g
n. intercostales, 81-83, 80g, 81g, 84g
otot yang menghubungkan extremitas
superior dan, 86-87,889, 89g
otot, 85, 86t
sendi, 779,78-79,789
spatium intercostale, 79, 80g

sternum,76,77g
v. intercostalis, 81, 81g-83g

anatomi, 83-85, 84g

Dinding thorax,

bentuk dan struktur, 85, 94g


fungsi, 85
lubang pada, 85
peivis, 431, 4339, 801-804, 8029, B03g
pembentukan,85

otot,426,427t
vang menghubungkan extremitas
superior dengary 4371
Dinding vesica urinaria, ureter
menembus, fungsi katup saat,

persarafan, 85

754,759g,7609

urogenitale, 432, 4359, 436t,789, 804805, B04g

anatomi, 7909,7939
Diaphysis, 24, 281
Diencephalon, 493, 5069

fungsi,367
Distal, definisi, 3,3g

Dihidrotestosteron, 853
Dilatator pupi11ae, 625

Dorsalis superfi cialis, penis,

Dinding abdomery
aliran limfe, 643,6449
anatomi permukaan, 7 08-7 75,
7719,7139,7749

Di ploe, 282, 285, 2BbB, 287g


Discus articulare, 9, 357, 3599
Discus intervertebralis, 364-365, 3669, 538,
541, 5429,548, 5499

7 70

g,

anatomi, 642-650, 6429-6479,, 648t, 6489653g


anterior,
nervus/ 6429,, 657, 6579
otot, 426-430, 4289, 429g,4309, 4301,
643-644, 6469, 647g,648t, 6519
pendarahan, 643g, 657-658
artert, 642-643, 6439
canalis inguinalis, 647 -650, 647 g, 649 g,
653g
fascia profunda, 643
fascia superficiahs, 643, 6459
fascia transversalis, 647 g, 6481
kulit. b42-641, o42g. o43g
lemak ekstraperitoneal, 647, 649 g
ligamentum inguinale, 647 g, 645-647,
649g
linea semilunaris, 644, 647 g
otol, 431, 432t
pembentukan, 658, 6609
penanda permukaan, 7 08-7 12, 7 70g,

711g
pendarahan, 642-643, 6439
peritoneum parietale, 647, 6489,, 649g
perkembangan, 6599
persarafan, 642,6429
posterior, 586, 588g
tendo conjunctivus, 644-645, 6469, 6509
vagina musculi recti abdominis, 644,
648g

vena,643,6439

Dinding dada,
anatomi, 76-83, 779-849
apertura thoracis superior, 79, 79g

7 9

4g

Dorsofleksi, 396
Dorsum sellae, 297g, 294
Dua pertiga proksimal colon transversum,
pembentukan, 703

Ductuli efferentes, testis, 781, 7829,783


Ductus,
alveolaris, 101
anatomi, 783-784

billialis, 684g
gambaran radiologik, 732
hepar, anatomi, 727 -7 30

pembentukan,732
choledochus,
gambaran radiologik, 7339-735g
hepar, anatomi , 725g,728g-730g
muara ke dalam duodenurn,742,
7/.)o
'"6

pembentukary 7369,7379
cochlearis, 636
cysticus, 729g,732
pembentukan, 732,7369
d

eferens,

83-7 84,

84g, 796

anatomi permukaaq 7859


anatomi, 7869,787g
eja

culatorius, 7 65, 7 83, 7 84g


anatomi, 786,7889

endolymphaticus, 636
epididymis, 783,784g,
glandula vestibulares majores, 8079
glandula vestibularis major, orificium,
anatomi permukaary 828
hepaticus, 7259, 728, 729 g, 732

communis, 728, 7299, 732


dexler,732
sinister, 732
lacrimalis, 673g,674

lymphaticus,
anatomi, 264-266,

2b5F,

875
v ena, 207 -206, 20 49, 205 g
Ekstremitas inferior,
aliran limfe, 273,2749
arteri,
anatomi permukaan, 256, 257 g, 2589

dexter, 16, 169, 2659, 266


mesonephros, s\sa,768
nasolacdmalis, 37,37g, 6739, 614
pancreaticus, 730g, 739 g, 7 40
accessorius, 6849,
ma1or,741

40, 74L

muara ke dalam duodenurn,742,742g


reuniens, 636
semicircularis, 6329, 635, 636
thoracica, 16, 769, 264-265, 265g
thyroglossus, 845, 847 g

utriculosaccularis, 636
vitellinus, 702,705
Duodenum, 678-685, 6839, 6849, 773
aliran limfe, 272,682

74)
''-6 o

pendarahary 682,6839
persarafan, 685
setengah bagian atas, aliran lirnfe,272
Duramater, 543, 5449, 545g
aliran vena, 504
otak, 499-504, 501 g-5039
pendarahary 503-504
persarafan, 503
E

Eferen, serabut, 564


Efferentes, ductuli, testis, 781, 7829,783
Ejaculatorius, ducttts, 7 65, 783, 7849
anatomi, 786,78Bg
Ejakulasi, 794-795
Ekspirasi, 108, 111g
biasa, 108

kuat, 108, 1119


perubahan paru pada, 108
Ekspresi wajah, otot, 4I7, 418t, 479g, 864

g-203g

persarafary 200
j u ga

Arteri dan vena

nervus cutaneus permukaan anterior,

sendi, 384-402, 385g-391g, 3939-3959,

nervus cutaneus permukaan posterior,

anatomi,786-206
gambaran radiografik, 207,

586, 590g
586, 590g

otot, 454, 455, 4559, 456t, 457 g, 4589,


459t, 467t, 4629, 4639-4669, 467t,

207 g-270g

persarafary 206
superficialis,
anatomi permukaan, 205g, 206-207
visualisasi, 207
vena superficialis, anatomi permukaary
7879,2049

337

g-

4689, 467t, 469g, 470t, 4719,


4809, 4811

339g

otot-otot adductor di, nervus


obturatorius dar; 589, 593g
trigonum femorale dan adductorius di,

gambaran radiografik, 339, 3409-347 g


v ena, 252-256, 2549, 255 g

anatomi permukaan, 254g, 256


gambaran radiografik, 256, 259 g
pengaturan saral pada, 256
Ekstremitas superior, 376 9-321, g
aliran limfe, 268-26q, 2689
sendi, 369-383, 3719-375g, 377g, 3B2g
ga mba ran radiografi k. 3229-327 g,
383-384
L:,lang,312-321,

gambaran radiografik, 321, 3229-327 g


Eksudat serosa, 23

Ektoderm,27
Elevasi tuba,57,58g
Embriologi, anatomi klinik dan, 26-27
Eminentia arcuata, 291,9, 294
Eminentia parietalis, 510, 510g
End arteri
anatomik, 12
fungsional, 12

Endometrium,8l5

586,5899
Extremitas superior,
otot yang menghubungkan dinding
dada dan, 86-87, 88g, 89g
otot,435-454
persarafan interosseus, 571
persarafan cutaneus, 572g
F

Facialis, arteria, 7779, 773, 7739


Falx cerebelli, 503
Falx cerebri, 291.9, 293, 492, 5009, 5019,
502,5099,570
Farcia, cervicalis, 421,-423
Faring,

interior, 489

mulut,48g
Fascra, 69,7-8,89

Buck, 791
cervicales, 4249

Entoderm, 27

profur.da,424g

Epicondylus,
lateralis, 332, 3349
medialis, 332,3349

Epidermis,6
Epididymis,
aliran limfe, 783,7839
anatomi permu kaan, 7829, 7o6

orbitalis, 617
pelvis, 431
anatomi, 8049, 805
lapisan visceraf 805

fingsi,782

parietalis, 431

7 82-7

83,

7 82g-7

84g

cremasterica, 6529, 653, 654


endothoracica, 79
lengan atas, 436,4439
lengan bawah, 439,447g

duclus,7B3,7849
pendarahan, 7829, 783
sinus,782, 7829

Epigastrum, definisi, 712


Epiglotis, 60-67, 629
Epimisium,412
Epinefrine, 850
Epineurium,543
Epiphysis, 24, 281

187 g-197

591 g,

5929, 595g, 5969, 597

pembuluh dar ah., 235-261


pompa vena, 256

anatomi,

rami termirales ke, 528, 5289


Ekstensi, definisi, 4, 49
Ekstraperitoneal, lemak, 617, 64qg
Ekstremitas atas,
arteri,
anatomi permukaan, 187 g, 1959,
7999,2049,206

pembuluh dar ah, 185-212. Lihat

cabang-cabang plexus sacralis,

4049,405,4059

papilla,
major,730,7309,740
minor, 7309, 7399,740
pembentukan, 700-7 02, 7049

anatomi permukaan,

gambaran radiografik, 256, 2589-259 g


persarafan simpatik, 252

r;Jang, 2829, 327, 322, 3289-3369,

685g

I 86- 199, 187

definisi,5, 59
deskripsi,400
Extremitas inferior,

3979-401,9

muara ductus choledochus dan ductus


pancreaticus ke dalam, 7 42,

i,

237 g-253g

6779,679
Eversi,

gambaran radiografi k, 3409-347 g,

bagian,678, 683g, 6849


batas-batas, 678-682, 6839, 6849
gambaran radiografik, 681 g, 6829, 685,

anatom

natomi, 236-252,

Ethmoidalis anterior, nervus, 521, 524g,

kartilago, 281
Epitelium, germinativum, 809
Epithelium cuboideum, 625
Ereksi,

clitoris, 808
penrs,792-793

Erektil, jaringan, 795


Estrogen, fungsi, 856, 8569
Estron, fungsi, 855

visceral, 817g, 822

profunda,8, Bg
dinding abdomen, 643

tungkai atas,456,4639
renalis,750, 7579
spermatica,
externa, 650, 6529, 653, 654

intem4

650, 6529, 653, 654

scrotum/ 6529, 6549, 656, 7879


superfisialis, 6, 69, 7-8
dinding abdomery 643, 6459
scrotum, 6459, 656, 6879, 779-780,
Tano
' '"6' 7a)o
' '-b
transversalis, 647 g, 648t
Fascia cervicali s, 427 - 423

profunda,424g
superfi cialis, 421, 4249

876

INDEKS

Foramen jugul are, 289 g, 291, 2979,

Fascia cervicalis, 4249


Fascia endothoracica, 79
Fascia pelvis

fungsi, 140-141
konduksi melalui, kecepatan, 140
Fasciculus
lateralis, 569
media1is,569
Fasciculus posterior, 569
Femur, 330-332, 3339, 3349
Fenestra cochleae, 628, 6349, 635
Fibrae lentis, 625

Fibrocartilago, 24
g

sendi" 9, 11g
Fibula 333, 335g,3369
Filum terminal e, 547, 5449, 5459
Fimbriae, 811, 8139

Fissura mediana anterior, 541


Fissura,
cerebri longitudinalis di antara
hemispherium cerebri, 5099, 510
longitudinalis, 492, 500 g

mediana,495
anterior, 541

magnum, 2979, 29 4
mandibulare, 295, 2969
ment ale, 295,

29

69

obturatorium, 329, 3309


ovale, 1-47, 1499, 2899, 290, 2979,

293,490
Foramen
Foramen
Foramen
Foramen
Foramen

pirimrm,

147, 149 g

rotundum, 2979, 293, 490


secundum, 147, L499

sphenopalatinum, 288
spinosum, 2899, 290, 291,9, 294,
490

coronoidea, 318, 318g

cranii,
anterior, 291,g,293, 295t, 489
media, 2979, 293-294,295t, 489
posterior, 2979, 294-295, 295t, 490

cubiti,436
dextra, 569, 571, 5759
digastrica, 294, 295, 2969

olecrani, 318, 3189


ovarica, MB,809,81,79

petrotympanica, 527
pterygopalatina, 288

piriformis, 57, 579, 63, 649

definisi,3-4,49
lateral, definisi,4, 49
Flexura coli,
sinistra" 693

pembentukan, 705,7089
Folia,497
Follkel, 69,7
primer, 811, 8139
Folliculli ovarici, 854
Fonticuli cranii,
anterror,292
neonatus,292

posterior,292
Fonticulus,489
anterior, 292,2929

neonattq2929
posterior, 292,2929
Foramen caecum, 84o, 847g
Foramen epiploicum, 658, 661, 6639, 6649,
666

batas-batas, 661
Foramen infraorbitale, 2869, 287, 2889
Foramen intraventriculare, 1,48, 749g, 493,
SOas

Foramen ischiadicum

majus,455
minus,455

pterygopalatinu m, 523, 523 g


radix posterior, 17, 78g,20g, 564, 566g
sensorium superius dan inferius, 529,
5309

spirale cochleae, 529


spiralis, 6329,636

Gaste+ 712-773

Fossa,

media, cranii, 293 -29 4, 295t

289 g, 297

geniculatum, 527, 5289, 63L9, 6329, 635


oticum,527

Fornix,819

superior, 2979, 293, 490, 616, 61,6g


palpebra,672

tympanosquamosa,
Fleksi,

ciliare, 6189, 679


ramus communicans, 619

submandibulare, 525 g, 526g, 527


trigeminale, 2979, 294, 520, 5229, 523p,
vestibulum, 632g,636
Garis dan bidang abdomery 71,7-712,7119

ischiorectalis, 801

inferior, 615,61.69

Ganglion,

Foramen stylomastoideum, 289 g, 291


Foramen transversarium, 548
Foramen vertebrale, 538, 539
Foreskirg 791

infraspinata, 3769, 377

orbitalis,

pembentukary 658,6609

490

Foramen
Foramen
Foramen
Foramen
Foramen

Fenestra vestibuli, 628, 6349, 635

7 51

7069,7079

Foramen lacerum, 289 g, 291, 2919, 294,

parietalis, 431
visceralis,431
Fascia transversalis, 429
Fasciculus atrioventriculais, 740, 740g

Fibrosa,
capsula, renal, 7 50,

lengkung usus tengah, rotasi, 703-705,

29 4,

497

fungsi,855, B55g
poplitea, 463, 4659,, 5999
batas dan isi, 598

pterygopalatina, 288
radialis, 318, 318g
sublingualis, 295, 2969
submandibula ri.s, 295, 29 6 g
subscapuiararis, 3769, 377
supinator, 319g,320
supraspinata, 376 g, 377

temporalis, 5099, 570, 5I0g,765


terminalis,
Fossa coronoidea, 318, 318g
Fovea capitis, 332
Fovea centralis, 625, 6249
Fovea nasalis, 862
Fovea sublingu alis, 295, 2969
Fovea submandibularis, 295, 2969
Foveae granulares,293
Frenulum, 791,795, 863

anatomi permukaan, B2B, 8289-829 g


labiorum pudendi, 828, 828 9-829 g
linguae, 439,44,46
Fundus, 67L,730, 877
Funiculus spermaticus,
anatomi, 6529, 653-655, 6549, 6559
externa, 650,6529
scrotum, 6529
selubung, 6529, 653

Funiculus umbilicalis,

aliran limfe, 272, 675, 6779


anatomi, 671-675, 6759-67 8g
arteri, 674-675, 6779
batas-batas, 674,6769
curvahura major, 672, 6759

curvatura minor, 672


fun1si,671,6759
gambaran radiografik, 678, 6879, 682g
pembentukan, 700,7049
pendarahan, 67 4-675, 677 g
persarafan, 675,685
sphincter pyloricus, 672, 675g

vena,675,6769
Gastrolienale, omenLum, 658, 6629
Gelang bahu, tulang, 3L2-377, 31.6g
Celang panggul, tulang, 327, 322, 32893329
Gender, efeknya pada strr:.ktur, 24-27
Geniculatum laterale, corpus, 579, 520g
Geniculatum, gangliory 527, 5289, 631,9,
6329,635
Genitalia,
masculina,
anatomi permukaan, 795-7 96, 79Bg
extem4 pembentukan, 795, 7 9 69 797 g

tonjolan,795
tuberculum, 795,7969
Gerakan mengunyah lateral, 362
Cerakan, anatomi, 3-5, 49, 59

Germinativum, epitelium, 809


Gigi (geligi),
anatomi, 43g,45,47g
decidu4 45
tetap,45,47g
Ginjal, batas anterior, 6839

Glandula Bartholini, 806, 8079, 8089


anatomi permukaary 807 g, 828
Glanduia bulbourethrali s, anatomi, 789,
7909

Glandula ciliaris,612
Glandula hypophisis, 291g, 294
Glandula lacrimalis, 6139, 674
persarafan, 614

Glandula mammada,
aliran limfe, 269, 2699,

877

di leher, analomi, 8369


di thorax, anatomi, 8389, 849

anatomi/ 88g,7229, 126

Glandula parathyroidea,
aiiran limfe, 847
anatomi, 8449, 847, 8489, 84og

tungsi,847, B4Bg
pembentukan, B4B, B49g

lokasi, 836-837, 8369


pelvis, anatomt, 849 -856, 850g-852g
Glandulae paraurethrales , 807, 807g
Glandulae suprarenales,

pendarahary 847
persarafan, S4T
Glandula paratidea, penampang

hotzontal,1.769
Glandula parotis, 53, 54g
Glandula pinealis,
anatomi,837, 838g
fungsi, 837
pembentukan,839
Clandula pituiraria,

anatomi, 43g, 53-54, 54g


glandula parotis, 53, 54g

Gland ula sublingualis, 439, 54, 54g


Glandula submandibulais, 439, 53-54, 54g
Glandula suprarenalis, alir an limle, 272
Glandula tarsalis, fungsi, 612, 613g
Glandula thyroidea,
aliran limfe, 843

lokasi, 849-850, B50g

Hormory 836
ovarium. fungsi, 855, 8559
placenta, fungsi, 856-857, 8569

pembentukan, 850-851
pendarahan,850

Hukum Hilton,357

seks, 850

Humerus,318, 3189
otot-otot yang menghubunE;kan scapula
dengan,43Bt
sulcus spiralis di belakang, nervus
ra dialis di, caban g-cabang, 57 29,
578, 5819

Humor aquosus, 6249, 625


Hymen, 8079,81,9,828
Hypophysis cerebri, anatomi, 836-837,
B3Bg

Hypothalamus, 493

857

Granulationes arachnoideales, 501 g, 505,


507, 5099
Cubernaculum, 654, 655g
Gyrus postcentr alis, 493
Gyrus precentr alis, 492
Gyrus temporalis superior, 493, 50Bg

H
Hepar,712,7l3g
aliran limfe, 272,727
anatomi permukaan, 732, 7389,739

anatomi, 839, 8449-847 g


arteri, 843, 844g

fungsi, 845, 846g


lobus, batas-ba tas, 839, 8449, B45g
g

pendarahary 843,8449
persarafary 843
vena, 843, B44g
Glandula vestibularis major, 804g, 806,
8079, 808g, 828

ductus, orificium, anatomi permukaan,


807g
Clandulae endocrinae,
abdomen, anatomi, 849-856, 8509-8529
anatomi,

glandula parathyroidea, 8449, 847,


8489,8499

glandula pinealis, 837, 838g


glandula pituiraria, 836-837, 8389
glandula thyroidea, 839, 8449-847 g
glandulae suprarenales, 849-850,
Bs0g-852g

insula pancreaticae Langerhans, 851852, 850g, 8s3, B53g

ovarium,854, 855g
placenta, 856,856g
sel interstisial testis, 853, 8549

thymus,8369,8389, 849
deskripsi, 836-837, 8369
di kepala dan leher, anatomi, 836-847,
B3Bg

Histerosalpingofu ah, 822


Homeostasis, mempertahankan, 836

arteri, 850
deskripsi, 849-850, 850g
fungsi, 850, 851g,852g

Gonadotropin korionik, fungsi, 856, 856g,

549

847

pembentukary 39-40, 40g, 47g

anatomi, 849-850, 850g-852g

Clutea, tuberositas, 332, 334g

glandula sublingualis, 43g, 54, 54g


glandula submandibularis, 43g, 53-54,

pembentukary 845-846,

1uar, 35, 369

Hilus renalis, 750, 7579

Glaukoma,625
Clomerulus, arteriolae aferen, 754
Clomus caroticum, fungsl, 170
Glossoepiglottica lateral, plica, 48g, 57
Glukagon,742
Glukokortikoid, 850

Glandula salivaria,

anatomi, 35-39, 36g, 37 g, 38g


cavum nasi, 35-38, 369, 37g,38g,39g

aliran limfe, 850

persarafan, 850
vena, 850
Glans clitoridis, 806
Clans penis, 797,7939, 7949, 795

anatomi, 836-837, 8389


batas-batas, 837
deskripsi, 836-837, 8389
fungsi, 837, 8419-8429
lokasi, 836-837, 83Bg
pembentukan, 837,843F,
pendarahan, 837, 8409

suplai saraf sensoris, 35


Hidung,

anatomi, 7 22-7 27, 7239-7 27 g


artert,7259,726
bare area, 724,7249
batas-batas, 724-725
ductus choledo chus, 7259
anatomi, 727, 7289-7309
ductus, 7 25 g, 7 28, 7 29 g, 7 32

fungsi,724
gambaran radiologik, 7 32, 7339-7 35g
gangguan, deskripst, 722
I

igamentum peri tonea le, 7249, 7 25.


7269,727g

Lobuius, 723
Iobus,723,7249
pembentukan, 732, 736g,

vena,7259,727
Hepatopanceatica, ampulla, 730
sphincter, 730,7309
Hiatus sacralis, 305, 3079, 556
g

arteria iliacae communis, 215g, 2169,


)1) 1)l.o ))\o
gambaran radiografik, 688, 689 g
jejunum dan, perbedaan externa antara,
6869, 687-688,6889

pembentukan, 702-703
Incisura,
acetabuli, 384
angularis, 671
cardiaca, 98

intercondylaris, 332, 3349


ischiadlca, 328, 3289, 3309,

331 g

radialis, 31,9,3199
supraorbitalis, 675, 6169
suprascapularis, 377,

317

tentorii, 502, 503g, 504g


trochlearis, 31,9, 319 g

inferior, 539
737 g

sinusoid, 723
sinusoid, 732
sirkulasi dar ah, 7259, 727
fitnas,732

37

fungsi, 691
Ileum, 328, 330g, 670g, 685, 686g-688g

utnae,319,31-99
vertebralis,

pendarahan, 725g, 726-727


persarafan, T25g

Hiatus semilunatis, 36,


Hidung luar, 35, 369
suplai darah,35

Ibu jari, Articulatio carpometacarpales,


3799,387
Ileocaecalis, va1vu1a, 690g, 697

superior, 539
Incus, 6309, 6329,633

Inferior, definisi, 3
Infraspinata, fossa, 3169, 317

Infundibulum,

1,369, 137,811, 8139, 836,

8389, 8399

Inguinale, ligamentum, 645-647, 709, 770g


Inguinalis, anulus,
profundus, 651g
superficialis, 651g
Insersi tendo otot extensor panjang,457,
4539,4549
Insersi tendo otot flexor panjang, 442,452g

Inspirasi, 705-707, 1 10g, 1119

87&

INDEKS

biasa, 705-1.07, 71.09, 7179

basis, 133, 1369

kuat, 107
otot diaphragma sebagai, 85
perubahan paru pada, 707

batas,134g,735
otot,

8509, 853, B53g

666,6679

arteria coronaria dextra, 7349, 7389,

pembentukary 853

1479,142-143

Insuliry 742,853
Intercondylaris, incisura, 332, 3349
Internal, definisi,3
Intervertebralis, discus, 538, 547, 5429,

arteria coronaria sinistra, 7349, 1389,


1479,1.429,743

pericardium dary hubungan antara,


1399,752

permukaary 1,33,1349

548,5499

Intestinum crassum,
anatomi, 688, 6909, 694g-6989
appendix vermiformis, 690g, 69I-692

persarafary 1,409,
rangka, 135

1,44, 1,44g

Kantong kecil peritoneum, 658


Kantong Rathke, 837
Kapiler, 73-74, L59
limfe, 14
Kapsula, sendi, 9
Kartilaginosa, sendi, 9, 119
Kartilago, 280-352
epiphysis, 281

Katup jantung,

fungsi, 135
refleks atrium dan ventriculus, 145
ruang, 1349-139 g, 1,35-1,39
sirkulasi darah melalui, 7409, L43,744-

caecum, 688-689,6909
canalis analis, 696-698, 697 g-699 g, 700t,
707g
colon ascendens, 687 g, 6909, 69L9, 693
colon descendens, 697 g, 693, 69 49
colon sigmoideum, 693-694, 6959
colon transversum, 6879, 6979, 693, 6949

145

sistem konduksi,9, 1.369, 739-742, 1409


fasciculus atrioventricularis, 740, 140g

fungsi, 139

anatomi, 145

pembentukan, 148
valva atrioventricularis, 149
valva mitralis, 149
valva tricuspid alis, L49
valvula semilunaris aortae dan trunci
pulmonalis, 148
Kehamilary

jalur konduksi intemodus, 7409, 147

fungsi,683
gambaran radiografik, 692g, 700, 7039
intestinum tenue dary perbedaan
antara, 698-700, 702g

komponery 688
6, 69 5 9-69 8g

valvula ileocaecalis, 690g, 69L


Intestinum tenue, 687
anatomi, 678-685,6839
duodenum, 678-685, 6839, 6849, 7L3.
Lihat juga Duodenum
fungsi, 678
ileum, 685,6869-6889
intestinum crassum dan, perbedaan
antara, 698-700,7029
jejunum, 685, 6869-6889
mesenterium, 6869
Intumescentia
cervicalis, 541
lumba1is,541
Inversi,

definisi,5,59
deskripsi, 400

Ipsilateral, definisi, 3
Irts,624-625,6249
Ischiadica, incisura, 328, 3289, 3309, 331g
Ischiadicum, tuber, anatomi permukaary

kepala dan lehe+ 266-268


Kepala dan leher,

selubung sinovial di sekeiiling tendon


panjang, 13g
sendi, 3799, 381-383, 3B2g

266-268

pembuiuh darah, 769-184. Lihat juga


arteri dan vena spesifik

59

palatina,59, 609
|aringan erektil, 795
|aringan limfatlk, 14
faringan subkutan, 6
fejunum, 67 09, 685, 6869-688g
aliranbmfe,2T2
gambaran radiografik, 688, 6899
ileum dary perbedaan externa antara,
6869, 687-688, 6889

sirkulasi, 166
Jantun&
anatomi radiografik, 1739-1789, 746
anatomi, 733-1.45, 1.349-7409, 7479-7449

p".-ri.uu.r, 7719, 1,8I,


7829
penampang/ 49I, 4959-497 g
vena, 778-18\, 1799, 180g
Kepa14
glandulae endocrinae di, 836-847, 8389
otot, 41.6-417, 4779, 41,8t, 4199, 4209
besar, anatomi

cincin Waldeyer, 59
anatomi, 2659,266

24-27

unctura cardiooesopha

267 g

anatomi, 170-187, 771g-77 69, 179 g, 1829


artefi, 770-178, 1779-1769, 777g
kelompok regional nodi lymphoidei,

anatomi, 2659,266

limfoid, cincin Waldeyer,

Isthmus, 811, 8139, 8449,839


batas-batas, 843

cortex, 850

aliran I im fe, 2oo-268,

jaringan,

Janin,

lg

3999-4079,, 4029,
Jari tangary

Ischium, 329,3309
Isthmus faucium, 43g, 44

Jalur konduksi internodus, L409, 747

tinggi fundus uterus pada berbagai


bulan,8189
Kelahiran, placenta saat, penampiian
umum, 8189, 819, 8199, 8219
Kelenjar keringal, 6 g, 7
Kelenjar sebasea,6g,7
Kelompok regional nodi lymphoidei,

pembentukary 702-703
|enis kelamiry efeknya pada struktur,

mamma selama, 88,

nodus atrioventricularis, 736g, 740,


140g
nodus sinostrialis, 7369, 140, 7409
pendarahan arteri, 7429, 143
skeleton, 1369
struktur, 134g, 135, 1359, 7369
jari kaki, sendi, 3949, 3959,396,396-402,

823, B28g-829g
Ischiorectalis, fossa, 801

apex,733,1,349,

telapak, otot, 471., 4769-4809, 487t


Kantong besar peritoneum, pembentukary

142-1,43, 1,429

fungsi, 8509, 852-853, B53g

69 4- 69

402g

pembuluh ba1ik, 14Lg, 1.43-144


pendarahan arteri, 134g, 7389, 1419,

Insula pancreaticae Langerhans, 851-852,

rectum,

sebagai sebuah unit fungsional, 402-403


sendi, 3949, 3959, 396-402, 3999-4079,

ge alis,

72

Kaki,
arcus,403-404, 4039
penyanggah untuk, mekanisme, 404
tulang, 403-404, 4039
fungsi gerak maju kaki pada,404,405
musculus plantares,
lapisan kedua, 599, 602g
lapisan pertama, 599, 6079
sebagai penyokong berat badan dan
pengungkit, 402- 403, 4029

Killian's dehiscence, 55
Koiesistokinin, 732
Kontralaterai, definisi, 3
Kortikoid, mineral, 850
Kuadran abdomery 7119, 712

Kulit angsa, 7
Kulit kepala, otot, 476-417, 4179, 478t
Kulit,6-7,69,79
dinding abdomery 642-643, 642g, 6439
scrotum, 656,779
struktur tambahan lain, 6, 69, 79

wajal;

861

pembentukary persarafagan sensorik,


863
T,

Labiogingiva, lamina, 863


Labirin, 6309, 6329, 6349, 635
membrana, 6329,636

INDEKS
tulang, 632g, 6349, 635

Labium majus, 805, 8079


anatomi permukaan, 828, 8289-8299
anatomi, 656-657

Labium minus, 805, 8079


anatomi permukaan, 828, 828g-829g
Labrum acetabuli, 384, 385g
Labyrinthus membranaceus, 6329, 636
Labyrinthus osseus, 6329, 6349, 635
Lacrimalis,
ductus, 6139, 614
nucleus, 614
Lacunae, 818, 820g

[ascia cervical is.

421

-423. 4249

glandulae endocrinae di, 836-847, B38g


ligamenta cervicalia, 423-424
musculus styloideus, pembuluh daral1
dan saraf leher, 1749
nervus/ 567,5679
otot, 477-424, 4799, 427t, 4229-4259

musculus scalenus anterior, 419, 4239


musculus scalenus medius, 421t
musculus sternocleidomastoideus,
41.7, 421.t,4229, 4229

pangkal, otot, sambungan dengan costa


1,79g,87

.169-184,

Lacus lacrimalis, 614

pembuluh darah,

Laki-laki, genitalia externa, pembentukan

Lihat juga arteri dan vena


spesifik
penampang/ 497, 4959-497 g
Potong;an melintan, setinggl vertebra
cervicalis YI,1759

1a\
t.r,t/vbtt aaAo Aaj*
1b
Lamina, 538

l.amina ciribriformis ossis ethmoidalis,


490

Lamina cribrosa, 621


Lamina labiogingiva, 863
Lamina lateralis porcessus pterygoideus,
2899,290
Lamina medialis processus pterygoideus,
2899,290
Lamina pretrachealis, fascia cervicalis
profunda, 423,4249
Lamina prevertebralis, fascia cervicalis

profunda, 423,1249,
Lamina propria,23
Lamina spiralis, 636
Lamina superficialis fascia cervicalis
profunda, 127,4249
Lamina tarsalis, 614
Lamina tympanica, 2899, 291
Lamina urethralis, 795
Lapisan
Lapisan
Lapisan
Lapisan
Lapisan

endosteal, 499
ganglionik retina, 517, 5219
meningeal, 499

parietalis, 23, 24g


visceralis, 23, 24g

Larvngopharynx, 55g, 57, 57g


Larynx,
aliran limfe, 67

radix, 5669
saluran pernapasan di dalam,
gambaran radiografik, 70
trigonum anterius, 424, 4259
trigonu m m uscu la re, 424, 4259
l,emak ekstraperitoneal, 647, 649 g
Lempeng epiphysis, 24, 549
Lempeng saraf,27
Lengan atas,
kompartemen fascia, 436, 4439
nervus medianus di, cabang-cabang,
571,5799
nervus ulnarls di, cabang-cabang, 573,
582g

otot, 436-439, 4409-442g, 4439, 443t


permukaan anterior, 4409
permukaan posterior, 441 g

tampak anterior,

cartilago arytenoid, 60, 629


cartilago
cartilago
cartilago
cartilago

corniculata, 60, 649


cricoidea, 60, 629
cuneirorme, 60, 649

thyroidea, 59-67, 629


epiglotis, 60-67,629
cavitas, 63
fungsi sphincter, 65-66

ligamentum, 62-63, 629, 649


membrana, 569, 62-63, 629,
membrana mucosa, 67
otot, 63, 649,65t
persarafan, 67, 679
pintu masuk, 57g, 63
produksi suara dalam, 66
sacculus laryngis, 63, 649
sinus laryngis, 63, 649
vaskularisasi, 67
Leher, 865, 8659

571,, 57 49,, 57 69, 577 g,

ETao

tampak posterior, 573, 581g, 582g


tulang, 318-321, 318g
Lengan bai.r,a[
cabang-cabang arterial radialis pada,
192,7989

kompartemen f ascia, 439,

443 g, 447 g,

571-572, 5729, 57Bg

nervus ulnaris di, cabang-cabang, 572g,


573
439 ,

444g, 445t, 446g,

447 g, 447 t,

44Bg

permukaan anterior- 571


tampak posterior, 573
tulang, 318-321, 3199
otot, 4431
Lensa,624g,625
akomodasi, kon',.ergensi mata saat, 626
bentuk, perubahan pad a, 625-626

Lidah,
aliran 1imfe, 47
anatomi, 43g,45-48
gerakan, 47-48, 49g
membrana mucosa, 439, 46, 48g

otot,46,48t
pembentukary 48-50

pendarahan,4T

744g

aliran limfe, 272, 273, 744


anatomi permukaan, 7389, 7 44
arteri,743,744
deskripsi, 722, 729 g, 7 40g, 7 42-7 43, 7 43g
lokasi,

7 29

g,

7 40

g, 7 42-7 43,

7 43

pembentukan, 744,744g
pendarahan, 743-744
percarafan,744
vena,743-744
Ligamentum talofibu1are,
anterius, 3949, 396
posterius, 3949,396

Ligamentum, 70, 129, 366g, 367


alaris,364,3659
antardua arcus vertebrae, 547, 5429
antardua corpus vertebrae, 547, 5429
apicis dentis, 364, 3659

arteriosum, 158g, 759g, 762


articulatio genus, 389-391, 3909, 3979
articulatio taiocruralis, 3949, 3959, 396
bifurcalum, 3949,399
calcaneofibular e, 39 49, 396
calcaneonaviculare plantare, 397
capitis femoris, 384, 3859
Cardinale, 876, 816g, 877 g
cervicales, 423-424
collaterale
laterale, 389, 3909, 3919
mediale, 389, 3909, 391g
columna vertebralis, 364, 3659

coronarium, hep ar, 7249, 725


cricothyroideum, 629, 63, b4g
cricotracheale, 62
anterius, 389, 3909, 3919
posteritrs, 390, 3909, 397g
dalam kestabilan sendi, 356-357

denticulatum, 545g, 545


elastik, 357
extracapsuiaria, arliculatio genus, 389,
?aOo ?41 o

448g

nervus medianus di, cabang-cabang,

otot,

perkembangary 509
persarafan sensorik, 47
Lien, 772, 7739, 7299, 7409, 742-744, 7439,

cruciatum, 364,3659

-"h

anatomi., 56g, 57g, 59-67, 609, 649, 65t,

669,679
carti lago, 569, 5a-6 I . 609, o2g, o2g

567, 5679.

879

falci forme. hep ar, 724 g, 725. 72og


fibrosa, 356-357
flavum, 547,5429,
gastrolienale, 744
hepar, 7249, 725, 7269, 727 g
inguinale, 4289, 429, 431.9, 647 g, 649 g,
709,7109, 428g, 429, 4309
interspinale, 541, 5429
intertransversa ria, 547, 5429
intracapsularia, 389 -391, 390 9
articulatio genus, 391g

lacunare, 429,4319

Iarynx, 62-63, 629, 649


latum, 8109, 81,6, 8769, 822
lienorenale, 744
nuchae, 367,54I,554

ovarii proprium, 809, 8109, 8119


teres uteri, 654
palpebrale
laterale, 614
mediale, 6139,674

880.

INDEKS

patel1ae, 389, 390g

pectineum, 429,4319
peritoneale, T2Tg
hepar, 7249, 725, 7269,727g

peritoneum, 658
pembentukan, 6599, 666, 6679
phrenicocolicun, 693, 7 63
plantare brevis, 399, 4019
plantare longum, 399, a00g, a01g
popliteum obliquum, 389, 390g
pterygomand ib u\are, 424
pubofemorale, 386g
pubovesicale, 763, 81,6, 8169, 817g,
regio glutea, 455,457g
sacrocervicale, 816, 8169. 8l7 g
sacrospinale, 327, 3289-330 g
sacrospinosum, 455, 457 g
sacrotuberale, 327, 3289-3309
sacrotuberosum, 455, 457 g
schiofemorale, 384, 386g
sphenomandibulare, 295, 2969, 357,
3599,423

Maxllla, 2869, 287, 2BBg

Lobulus,
hepar,723
testis, 781
Lobus,

Meatus acusticus,
externus, 2899, 297, 291,9, 497, 626,

occipitalis, 492,5089
parietalis, 492,5089
temporalis, 492,5089
Longitudinalis, fissura, 492, 500g
Lumbal pungsi, 507
Lutut, regio,
anatomi permukaan, 392, 3939
otot,463,4659
Lymphaticus dexter, ductus, 16, 169

Meatus, urethra, externus, 7 65, 7699,, 791,


795, 806, 828, 8299
anatomi permukaan, 828, 82qg

Meconium,707
Ved iast i num, 92-q3. 949. S5g
anterius, 92,93,94g

M
Macrostomia, 864-865
Macula lutea,6249,625
Magnetic resonance imaging (MRI), 28, 30g
columna vertebralis, 553, 554, 559g
Malleolu* medialis, 313. 33bB
Malleus, 6309,632
Mamma,

medium, 92,93,949
posterius, 92,93,94g
sisi kanary 1659, 569, 5689
sisi kiri, 569,5689
superius, 92, 94g
Medulla oblongata, 495, 500g

Medulla spinalis, 541, 543


pertumbuhan, selama perkembangan,

stylohyoideum, 423
stylomandibui arc, 357 , 3599, 423

aliran limfe, 89, 929

supraspinale, 541, 5429,


suspensorium ovarii, 809, 8709, 822

arteri, 89
deskripsi, 87-89, 90g, 91g
lokasi,87-89, 90g,91g
pada wanita muda, 88

vaskularisasi,543
Mekanisme scapulo-humera\is,

pascamenopause, 89, 91g

Membran,

temporomandibularis, 357, 3599


laterale, 357, 3599
teres hepatis, 7249, 725,726g
teres uteri, 655,6559

transversum
acetabuli, 384, 385g
cervicis, 816, 81 69, 8179

triangulare,
dextra, hepar, 7249, 725
sinistra, lnep ar, 7 24g, 725

umbilicale medianum, 759


uterus, 8119, 816, 8769, 877 g
venosum/ 7249, 725, 7269
vesica urinaria, 764

Limfatik, jaringan, 14
LimIe,74-76, 1,69
definisi, 264
kapiler, 14

anatomi,

87

-90, 90g-92g

pembentukan,90
saat pubertas, 87-88
saat pubertas, 90g
selama kehamilary 88, 91g

vaskularisasi, 89
vena, 89

Mandibula, 286, 287, 2889, 295-29 6, 29 69


angulus, 2929,293
depresi, 359
elevasi, 359, 361
gambaran radiografik, 296, 297 9-307g

protraksi, 361
retraksi, 362
Manset rotator, 435, 439g
Manubrium sterni, 76, 779, 307, 3129
Vargo intero>sca, 3lq, 3l9g

Linea

629 g,

630g
internus, 2979, 294, 497
Meafus nasi,
inferior, 37 , 37 g
media, 36-37, 37g
superior, 36, 379

1,7,

19g

radix,543, 5459,5469
37 6, 377

Melatonin,837
ianin,27
larynx, 62-63, 629, 649
serosa, 23-24, 24g

sinovial, 9, 11g
urethra, 768g
Membrana atlanto-occipi talis,
anterior, 364
posterior, 364
Membrana buccopharynge a, 45, 469, 862

Membrana cloaca, 705


Membrana interossea, 393, 439,

447

g, 463,

Li)
-''a t
Membrana mucosa,
cavum nasi, 37

Iarynx,67
Iidah, 43g,46, 48g

alba, 429, 6479, 770, 7709, 7779

Margo orbitalis, 614

mukus, efek darah yang hangat pada, 38

arcuata,427

Masculina, genitalis, anatomi permukaan,


798g

mulut,44

aspera, 332, 334g


iliopectinea, 322, 329 g

mylohyoidea, 295,2969
pectinata, 696,6999

Massa lateralis ossis sacri, 548


Massa sel eksterna, 26
Massa sel interna, 26

semilunaris, 429,7709, 777, 77L9

Mastoideum, aditus ad antrsm,627

so1ei, 333, 3369

Mata,611-626
akomodasi, 625

Linguae, frenulum, 43g,


Lingula, 295,2969

44, 46

Lipat genitalia, 795


Lipatan kuku,7,79
Lipatan kulit, 6, 7g
Lipatan larynr. o2g, o3, b4g
Liquor cerebrospinalis, 5009, 507, 509g,
544, 5459, 546-547

konstriksi pupil saat, 625-626


anatomi permulaan, 626. b28B
bola mata, 6L69-6189
gerakary
istilah yang digunakan untuk

menguraikan, 619
otot ekstrinsik penghasil, 6169, 679-

absorpsi, 5029,507

620,6209-6239

fungsi, 507
pembentukan,50T
pergantian,50T
sirkulasi, 507, 5099

orbita,613g, 614-679
otot ekstrinsik, 519
otot intrinsik, 519
struktur, 627 -625, 6249

palatum molle,51
pharynx, persarafan sensorik, 58
Membrana perinealis, 7 89, 790g, 804
Membrana pleuroperitonealis, 85
Membrana quadrangularis, 63, 649
Membrana suprapleuralis, 83, 93g
Membrana synovialis,
articulatio coxae, 384, 3B5g
articulatio genus, 3909, 39L, 3979
articulatio talocruralis, 396
Membrana tectoria, 364, 3659
Membrana thyroidea, 569,62, b2g
Membrana tympanica, 292,2929, 6299, 628
secundaria, 628, 6349, 635
Membrana urogenital is, 795
Menelary proses, 58

Meningen, 498, 501g-5039, 509g, 543-562


medulla spinalis, 543-546, 5449, 545g,
\470
".,b

INDEKS

Menisci, 390g, 397, 391g


Menopause, uterus setelah, 816

Mesenterium,
intestinum tente, 6869, 687
peritoneum, 656-667, 6679, 6629
pembentukary 6599, 666, 667g
Mesoappendix, 6909, 69I
Mesocolory
sigmoideum, 693,6959
transversum, 693

Mesoderm,2T
embrionik, daerah,547
intermedian,2T
laleral,2T
paraxial, 27, 547
Mesonephros, 758
ductus, sisa, 768
Mesosalpinx, 822

Mesovarium, 809, 8I0g, 822


Metacarpi, 320g, 321, 3279
Metaphysis, 24, 281
Metonephros, 758

Microstomia, 864-865
Miksi,765
Mineralokortikoid, 850
Miotom,548,54Bg
Modio1us,636
Mons pubis, anatomi permukaan, 823,
828g
Motor end plate, 474g, 41,6
Motorik, serabut,564

Mukus,
aliran, sinus paranasales da1am, 40
membrana mucosa, efek darah yang
hangat pada, 38

Mulut faring,4Bg
Muscle spindle, 473, 4749, 476
Muscularis mucosa, 23
Musculi papilares, fungsi, 138
Musculi penis, 791
Musculus bulbospongiosus, 7 90, 791,

7939,806,8089
Musculus ctli.ari.s, 623, 625 6
Musculus coccygeus/ 431,, 4339, 4339, 434t,
8039, 804

Mnsculus cremaster, 427, 644, 6519, 6529,


Musculus
Musculus
Musculus
Musculus
Musculus

654,780
cricopharyngeus, 55, 56t, 57g
dartos, 6459, 656, 7879, 7B2g
iliococcygeus, 803g, 804
intercostales, 79-8L, 8L9
ischiocavernosus, 790, 793g,
806, 808g

Musculus levator ani, 437, 4339, 4339,


434t, 802-804,8039, 8069, 815876,8769
Musculus levator glandulae thyroidae,
839,8449
Musculus levator palpebrae superioris,
6139,61,4

Musculus obiiquus,
externus, 426, 4289, 643, 6469, 648t
internus, 426, 4289, 643, 6469, 648t
Musculus obturator, externus, 588, 5949
internus, 437, 433g, 434t
saraf ke, 5969,597

Musculus
Musculus
Musculus
Musculus
Musculus

orbicularis oculi, 614, 615t


palatoglossus, 439, 51,t
palatopharyngeus, 51t
pectoralis minor, 87, B9g
piriformis, 437, 4329, 434t

saraf ke, 597

Musculus plantaris, kaki,


lapisan kedua, 599, 6029
lapisan pertama, 599, 601,g
Musculus postvertebralis, 425-426, 426 g
Musculus pterygoideus, nervus ke, 526
Musculus pubococygeus, 8039, 804
Musculus puborectalis, 802, 803g

Musculus pyramidalis, 427, 644, 64Bt


Musculus quadratus femoris, saraf ke,597
Musculus rectus abdominis, 426, 429 g,
644, 647 9, 648t, 770, 71.09

lntersectiones tendinei, 770, 7 70 g,


Musculus scalenus,
anterior, 79g, 87, 421 t, 419, 4239

medius,79g, 87
Musculus serratus anterior, 87, 88g, 899
Muscuius sphincter ani internus yang
involunter, 696
Musculus sphincter ani internus yang
volunter, 696
Musculus sphincter urethrae, 765, 7689
Musculus stapedius, 627, 633, 633t
Musculus sternocleidomastoideus, 417,
427t,422g

Musculus styloideus, 567, 5679


Musculus symphisis pubis, 431, 432,709,
7I0g
Musculus temporalis, 510, 510g
Musculus transversus, 426, 4289, 643,
6469,648t
Muskuloskeletal, otot skelet, 411
N
Nares,35,36g
Nasalis anterio r, apertur a, 287

Nasion,509,5109
Nasolacrimalis, ductus, 6739, 674
Nasopharynx, 55-57, 55g, 58g
Navicu lare, os, 337-338, 3379-3309
\eona Lus, tengkorak, )o1-)oj, )9)g
Neoplasia endokrin multipel, 836
Nervi ciliares, 619
Nervi pudendi, ramus perinealis, 790,
793g

Nervi spinales,
blok nervus spinalis, 564-565, 565g,
s66g
jenis, 564
nervus intercostalis, 566g, 570g
plexus brachialis, 5669, 569-581, 5709,
571,t,5729,573
plexus cervicalls, 565-569, 5659, 56695689, 569t
Nervus abducens, 578t, 5229, 5239, 6769,
619

).lervus dccessorius, 5lqt, 532, 5339


Nervus alveolaris,

inferior, 5249, 5259, 5269, 527


superior anterior, 523, 5239
superior medius, 523, 5239

881

superior posterior, 523, 523g


Nervus auricularis magnus, 567
Nervus auriculotempor alis, 5269, 527
Nervus axillaris, 570g, 5729, 580, 581g,
584g

cabang-cabang, 5729, 580, 5849


Nervus buccalis, 5259, 526
Nervus calcaneus medialis, 599
Nervus cervicalis
descendens, 567
transversus, 567

Nervus
Nervus
Nervus
Nervus

cillaris,6779
coccygeus, 606
cochlearis, 636

cranialis, 576-536

abducens, 518t, 5229, 5239


accessorius, 5I9t, 532, 5339
anatomi, 517 -533, 518t-5191, 5209-5269,
528g-533g

facialis, 578t,529g
glossopharyngeus, 5 I 9t, 5299
hypoglossus, 579t, 532, 533g

komponen fungsional, simbol huruf


yang umum digunakan untuk,
518t

mandibularis, 5229-5249, 5259, 5269


maxillaris, 578t, 522-525, 5229-524g
nervus facialis, 527, 528g
nervus glossopharyngeus, 529-530
nervus vestibulocochlearis, 529-529, 530g
ocu lomotorius, 5 l BL, 5 19, 5279
olfactorius, 577, 51,8t, 5209
ophthaimicus, 5L8t, 527-522, 5239-5249
opticus, 517-51,9, 578t, 5209, 5279
susunary 517, 518t-519t

trigeminus, 518t, 520-527, 5229-5269


trochlearis, 5 IBt. 5 Iq, 5279, 5229
vagus, 519t, 5299, 530-532, 5379
vestibulocochlearis, 5181
Nervus cutaneus
femoris posterior, 5979, 5969, 597
lateralis,
antebrachii, 569
lengan atas, 572g
surae, 590g
tungkai atas, 5889, 587, 595t

Nervus ethmoidalis,
anterior, 527, 524g,

617 g, 679
posterior, 6179, 679
Nervus faciaiis, 578t, 527 -529, 5289, 5299,
6309,635
pars intrapetrosa, cabang-cabang, 635
Nervus femoralis, 586-588, 5889, 589g,

590g, 5951

di abdomery cabang-cabang, 587


di tungkai atas, cabang-cab ang, 587 ,
589g, 590g, 595t

Nervus frontalis, 521, 5239, 6769, 677 g, 618


Nervus genitofemoralis, 588g, 590, 590g
Nervus glossopharyngeus, 5191, 529-530,
5?Qq

cabang-cabing, 529-530

ramus,530g
Nervus gluteus,
inferior, 5969, 597
snperior, 5969,, 597

882

INDEKS

Nervus hypoglossus, 291.9, 294, 579t,


ramus,

Nervus
Nervus
Nervus
Nervus
Nervus
Nervus

532,

5339
532

iliohypogastricus,586,5BBg, 5951
ilioinguina1is,586,5889, 5951
infraorbitalis, 522
infratrochlearis,6139, 679

Nervus tympanicus, 6329, 635


cabang-cabang, 521,-522, 5239-524g
Nervus opticus, 517-579,578t,5209,5279, Nervus ulnaris, 570g,5729,573-575,5749,

677,617g,6249

Nervus palatinus majus dan minus,


ganglion pterygopalatinum,

523g,525

5779,5789,5809-5849

di lengan atas, cabang-cabang,573,


5829

di lengan bawah, cabang-cabang,572g,

5909,5979,
573
607-603,6049-6079
di tangan, cabang-cabang,575,5809,
cabang-cabang,590g,591'9,607-603,
5839, 584g
6049-607g
Nervus vagus, 519t, 5299,530-532,531,9
cabang-cabang, 531,-532
Nervus peroneus profundus, 602, 605E,
cabang-cabang , 5669, 5709,583-585,
ramus,531g
6069
5869,587g
Nervus peroneus superficialis, 602,6049, Nervus vestibulocochlearis, 5181,529,
kedua,585,5869
5309,6299,636
6059
pertama,S7Og, 585
Nervus zygomaticofacralis, 522
Nervus petrosus ma1or,297g, 294, 527,
Nervus intercostobrachialis, 585
Nervus zygomaticotemporalis, 522
5289, 6329, 635
Nervus intermedius, 527, 5289
Neuroglia, 17
Nervus petrosus minor, 2919, 294, 529,
Nervus ischiadicus, 592g, 595g, 597, 5989
Neurohypophysis, 837
6329,635
cabang-cabang,598
Nervus phrenicus, 5669,5689,569,569t Neuron, 17, 18g
Nervus ke musculus pterygoldeus
Nodi buccinatorii,266, 2679
Nervus plantaris,
medialis, 526
lateralis, 599,6079-6039
Nodi lymphoidei preaortici, 272
Nervus ke musculus stapedius, 527,5289,
medialis, 599,6019,6029
Nodi mediastinales posteriores, 270
635
Nervus pudendus, 5929, 5969, 597, 597t,
Nodulus lymphaticus, 265g, 274
Nervus lacrimalis, 527, 5239, 6769, 677 ,
604-605
Nodus apicales,269
617g
cabang-cabang,597t,605,5829 Nodus apikal, 2689
Nervus laryngeus,
Nervus radialis, 5709,5729,575-578,5759- Nodus atrioventricularis, 7369,740,7409
externus, 843,8449
5779,578 ,579g,5859
Nodus axi11ares,269-270
intemus,530g,531
di axilla, cabang-cabang,5729,578 Nodus brachiocephalica, 270
recurrens, 843,8449
Nodus centrales, 268
kompartemen anterior lengan atas
superior,5309,531
Nodus cervicalis
dekat dengan epicondyius
Nervus lingualis, 5259, 526g, 527
lateralis, 5729,5759-5779,578, anterioir, 267,2679
Nervus mandibularis, 5229-5249,5259,
5799,5859
profundus,267g,268
5269
ramus profundus,57B,579g
superficialis, 267
divisi anterior, cabang dari, 5259,526ramus superficlalis,572g,5769,5779, Nodus diaphragmaticae,2T}
527
578
Nodus infraclavicularis, 2689,269
divisi posterior, cabang dari, 524g,525g,
sulcus spiralis di beiakang os humerus, Nodus lnguinales profundi, 273,2749
526g,527
nervus radialis di, cabangNodus intercostales,2T0
meningen, 543-546,544g,5459,5479
cabang, 5729, 578, 581,9
Nodus laryngeales, 267, 267 g
truncus utama, cabang darl, 526
Nervus spinalis, L7,799,,20g,563-610 Nodus 1atera1,268,2689
Nervus massetericus, 525g,526
supratrochlearis, 269
Nervus maxillaris, 518t, 522-525,522g-524g blok, 563-610
nervus intercostalis, 581-585, 5869, 5879
preaor$.c|2779
cabang-cabang,522-523,5239
Nodus 1ymphatic.ts,2659,266
Nervus medianus, 569-572,5709,571t,573, plexus brachialls,575,578
\7?o-\7Ro
plexus lumba1is,585-593,5889-5949, definisi,264,265g
hngs|266
5951
di lengan atas, cabang-cabang,577,
\7)o \7Qo
plexus sacralis,593-597
Nodus lymphoideUS,268g
axillares, 268-269,268g
di lenganbawah, cabang-cabang,577- Nervus splanchnlci, 21,239
major,21
inguinales profundi,273
572,5789,
inguinales superficiales, 273,2749
pa1m, cabang-cabang,572,573g,580g minor, 21
preaortici, 2779,272
Nervus musculocutaneus,569,570g,577t, terbawah, 21
\7)o 477o
Nodus lymphoideus supratrochlearis
Nervus splanchnicus pelvtcus,22,597
(cubitalis), 269
Nervus stapedius, 6329
Nervus mylohyoideus, 5259,527
Nodus occipitalls,266,2679
Nervus nasociliaris, 527,5249,6139,6169, Nervus subcostalis, 81
Nodus paraaorticUS,2Tlg, 272
Nervus supraclaviculares, 567
6779, 618
Nervus supraorbitalis, 521, 5249
Nodus parotideUS,266,2679
cabang-cabang , 6139, 617 g, 619
Nodus popliteUs,273
Nervus obturatorius, 588-589, 5889, 5909, Nervus supratrochlearrs,527,5249
Nervus suralis,591g,598
Nodus posterior (subskapuiari,s),268,2689
592g-5949,595t
Nodus retroauricularls (mastoideus), 266,
cabang-cabang,5B9,5909,5929-5949, Nervus temporales profundi, 5259,526
2679
Nervus thoracalis longus, 5669, 5709,581
595t
Nodus retropharyngealis, 267,2679
Nervus tibialis, 598-601,5999, 6009
extremitas inferior dextra dan, batas
Nodus sentral, 2689
cabang-cabang, 5919, 598-601', 6079antara, 588, 5939
Nodus sinoatrialis (pacemaker),736g,I40,
6039
Nervus occipitalis minor,567
Nervus trigeminus, 51'8t, 520-527, 52297409
Nervus oculomotorius , 518t, 519, 527g,
5269
Nodus submandibularis, 266,2679
676g,618,6789
biok,516-536
Nodus submentahs,267,267g
Nervus olfactorius, 517,578t,520g
Nervus ophthalmicus, 578t,52L-522,5239- Nervus trochlearis, 518t, 519, 5219,5229, Nodus thoracis interna, 270
Nodus trachealis (paratrachealis),267,267g
6169,6779,618
524g
intercostabrachialis, 5869
intercostales, 80g, 81, 819-83, 84g
anatomi, 5669,570g,581-585, 586g,5879

Nervus Peroneus communis,

883

Nodus tracheobronchialis,

27 0, 27

Orificium vaginae,

0g

Nodus,
cervicales,
anteriores, 267, 267g
superfi ciales, 267, 267 g
laryngeales, 2679,273
).ateral, 268,2689
occipitales, 266,267g

ana

807

g, 828

Origo, otot,8,99
Oropharyrrx, 55g, 5Bg, 59g
Os coccygis, 3049, 306, 5399,559,822

ujung,431
Os coxae, 328-329, 3289, 3309-331.9
Os cuboideum, 337 g-339g, 338
Os cuneiforme, 338, 3389, 339g
Os frontale, 2869, 287, 2889
Os hyoideum, 2969,297
gambaran radiografik, 297, 3099
Os nasale, 2869, 287, 2889
Os navicu la re, 337 -338, 3379-3399
Os parietale, 287, 2BBg
Os sacrum, 305,3079,552, 5559, 556
Os sphenoidale,490
Os temporale, processus mastoideus, 510,
510g
Os zygomaticun, 287, 2889
Ossa pedis, 333-339, 337 9-339 g
Ossa tarsalia, 333
Ossa thoracicae, gambaran radiografik,

parotidei, 266, 267g


poplitei,273
posterior, 268,2689
retroauriculare s, 266, 267g
'retropharynge ales, 267, 267 g
submandibulares, 266-267,

807 , 807 g

tomi pcrm ukaa n,

267 g

Norepinefrine, 850
Notochord, 547, 5489
Nucleus,
cuneatus, 496

dentatus,497
gracilis,496

lacrimalis, 614
olivarius, 496,5049
pulposus, 365, 541, 548, 5499

372,327,3159

Ossicula auditus, 630g, 632-633, 6379, 633t,


6349
gerakan, 633,6349
Ossicula, otot, 633, 633t
Ostium atrioventriculare dextrurn, 736, 1,369
Ostium cardiacum, b72, b75?,

Occipitalis,
condylus, 2909, 297

lobus,492,508g
Oesophagus,

aliran limfe, 271


anatomi, 668, 6709-6729,
di leher, 668,6719,
di thorax, 668,6729

Iungsi,670
gambaran radiografilg 670, 6739,
pars abdominis, 668, 6709

67 4g

arachnoideamatea 501g, 505, 509g

artei,

aliranltmfe,272
pembentukary 700,7049
Olecrani, fossa, 318, 31Bg

Olfactorius, bulbus, 517


Oliva, 496,5049
Olivarius, nucleus, 496, 5049
Omentum,
majus, 658, 6679,6679
peritoneum, pembentukary 666,

667 g

minus, 658, 661,9, 7269, 7279


peritonealis, 658, 6679, 6629
Oogonia, 811
Oosit primer, 811
Optica, radiatio, 519, 5209
Ora senata, 625

Orbit4
nervus, 617-679
pembulu h darah, 619, 6249

pembuluh limfe, 679, 6249


Orbi ta l superior, fi ssura, 291 g, 293
Organa genitalia feminin4 806g-808g Lihat
juga organ spesifik, mis., Clitoris
anatomi, 805-822, 807 g-8149, 8169-827 g
externa, 8049, 805-806
interna. Lihat juga organ spesifik, mis.,
Ovarium anatomi, 809-821,,
8709-81.49, 8169-8279

pembentukary 809,8099
Organ target 836
Orgasme, pada perempuary 808

Ostium pyloricum. 672, 6759


Ostium urethrae, 765
Ostium uteri externum, 814
Otak,5659
anatomi permukaan, 509-510, 5099
505-507, 5069, 5089

bagian,492-493
cerebrum, 492-493, 5009, 5089, 5099
diencephalon, 493, 5069
duramater, 499-504, 507g-5039. Lihat
Trga Duramater, otak
otak belakang, 495-498,5009, 5049, 5099
otak tengah, 493, 5009,501g, 5099
pendarahary 501g
piamater, 5019, 505
sistem ventrikel, 497 g-500g
suplai darah, 505-502 5069, 50Bg
vena, 178, 5019, 507

Oticum, ganglion,527
Otot antagonis, 414, 41,59
Otot bipennatus, 472, 41,3g
Otot dinding abdomen anterior, 426-429
Otot ekspresi wajah" rami terminales ke,

penamaary 476,416t
penggerak utama, 474, 475g
persara fan, 41 49, 415-41 b
struktur dalam, 472-475, 4139-4759
tonus, 4L2-41.5, 474g, 4759
Otot unipennatus, 472, 4739
Otot. Lihat juga otot spesifik, 8-9, 8g, 99,
1og

anterior dinding abdomerL 643-644,


6469, 6479, 648t, 6519

arrector pih, 69,7

articulatio talocruralis, 396

dinding abdomen
anterior, 426-429, 4289, 4299, 4309,
430t
posterior, 437,432t
dinding dada, 85, 86t
dind in g tho r a>,, 426, 427
ekspresi wajah, 477, 478t, 41,99
extremitas inferior, 454, 455, 455g, 456t,
4579, 4589, 459t, 461t, 4629,
L

463g-4669, 467t, 4689, 467t,


4699, 470t, 4719, 4809, 4B7t
extremitas superior, 435-454

insersi, 8, 9g

inspirasi, diaphragma sebagai, 85


intercostales, 79-83,

jantung,

81,9

kepala, 476-477 , 477 g, 41,8t, 4L9g, 4209


kulit kepala, 4L6-4L7, 417 g, 478t
larynx, 63, 649, 65t
Ieher, 417-424, 4799, 427t, 4229-4259.
Lihat juga Leher, otot
lengan atas, 436-439, 4409-4429, 4439,
443t
lengan bawah, 439, 4449, 445t, 4469,

4479,447t,4489
lengan,443t

lidah,46,48t
palatum molle, 52-53, 5Il, 52g
pelvis, 431, 4329, 433g, 434t
pembentukan wajah,864
pengunyah, 417, 41,8t, 4209
penis,7939
pergelangan kaki, 465, 4669, 4739-475g
pergelangan tangary 439, 44Bg

perineum, 431,-435
radix dan corp:us,769g

pharyru;

55, 569, 56t, 57g


po1os, 9
post vertebralis, 425-426. 42bg
punggung/ 424-426, 426 g
rangka" B, Bg,9g, 1,09. Lihat juga Rangka,

otot

528

Otot fiksator, 474,475g


Otot intrinsik mata, 620
Otot multipennatus, 412, 4739
Otot penggerak utama, 4159
Otot pennatus, 412, 4739
Otot polos, 9
fungsi, 9
Otot sinergis, 474, 4759
Otot skelet, 471-486
anatomi,472-482
gerakan, 414-475,

ker1a, 472-415, 4749, 475g

41,5

regio bahu, 435-436, 4379, 437t, 438t,


439g
regio glutea, 455, 456t, 457 g
regio lutut, 463,465g
sambungan pangkal leher dengan costa
1,799,87
skeiet,411-486
sphincter urethr ae, 7 65, 7 689
tangan, 441,, 488g, 450t, 457, 451,9

thorax, 85, B6t


tonus, dalam kestabilan sendi, 3569, 357

884

tungkai atas, 456-463,

ductus major,

4589, 459t, 467t,


4629, 4639, 4649, 4B0g
tungkai bawal; 463, 4669, 467t, 4689,

4699,470t,4719

lokasi, 809, 809g

ligamentum ovarii proprium, 809


ligamenfum suspensorium ovarii, 809
arteri, 810

pendarahan,8l0
deskripsi, B10g
lokasi, 8109

aliran 1imfe, 810


persarafan, 810-811, B10g

ligamentum latum, B10g


ligamentum suspensorium ovarii, 810g
vena, 810
pembentukan,

Sll

ligamentum ovarii proprium, 8119


pembentukan, 8729, 873 g
ligamentum suspensorium, 822

40,

dinding laler al, 589, 5929

41,-7 42

fascia, 431

gambaran radiologik, 7359


insula pancreaticae Langerhans, 851-

anatomi, 804g, 805


lapisan visceral, 805
parietalis, 431
visceral, 877g, 822
glandulae endocrinae terkait dengan,

852, 8509, 853, 8539

uterus, 8069, 815-816, 8169

volunter, 8
yang menghubungkan extremitas
superior dan dinding dada, 8687,88g,89g
Ovarium, 809, 8109-8139, 854, B55g
aliranlimfe,272
deskripsi, 809, 809g
fungsi,809

fings|739

Iokasi, 739, 739g


ma1or,7399

pembentukan,

7 36

g,

7 47

-7 42,

7 47

pendarahary 740
persarafan, T40

vena,740
circumvalata, 50
duodeni,
major,730,7309,740
minor, 7309, 7399,740
lacrimalis, 614
major, duodeni, 730, 730g
mammaria, deskripsi, 87, 90g
rambut, 7
renalis,751g,752
Paramediary definisi, 2
Parametrium,815
Paraxial, mesoderm, 547
Parietalis, lobus, 492, 508g
Parietalis, peritoneum, 647, 6489, 6499
Pars prostatica, urethra, 789
Pars spongiosa, uretra, 7629
Paru,

aliran limfe, 104, L09g,270g,27L


anatomi permukaary 723, 1259, 7269,
127g

bronchi, 949, 95, 99g-709g, 100-104

877,8199
_

Pacemaker, jantung, 7369, 740, 7409

Palatum,

deskripsi, 9ag, 95, 98, 7009, 1029


ekspirasi, 108
fissura, 100, 1009, 1019
gambaran radiografik, 717, 7739-721,g

aliran limfe, 53

inspirasi, 107

anatomi, 4L9, 43g, 449, 509,51-53, 51g,

kanary 100, 1009

kiri,

51t,52g

100, 101g

lobus, 100, 100g, 1019

arcus palatoglossus, 43g, 53


arcus palatopharyngeus, 43g, 53
circumvalata, 50g
durum, 57, 51g, 2899, 290
molle, 51, 57t, 52-53, 52g

potongan sagittal, 7 629


tampak depan,T9Bg

najor,322,325

Papilla

folikel, 854
hormor! fungsi, 855, B55g
Ovum, difertilisasi, di uterus, impiantasi,

849-856,850g-852g

laki-1aki,

pembentukan, 93, 95, 969, 109, 1129


pembuluh darah, 103
persarafan, 979,104
rcdtx, 97 g, 101-103, 1029
segmenta bronchopulmonali4 9Bg, 100-

minor, 322, 325-327, 3299, 3309


orientasi, 322, 329g
otot, 431, 4329, 4339, 434t

pembuluh dar ah, 273-23 4


penampang anatomi melintang, 822,
8239,8249
perbedaan jenis kelamiry 328g,329,
332g
perempuary

anatomi radiografik, 822, 8249-827 g


potongan sagiltal, 7 629
peritoneum, anatomi, 805, 806g
renalis, 7519, 752,754
sendi, 383-384, 3839, 384
gambaran radiografik, 340 g-347g, 384
ureter di, batas-batas, 754
Pembuluh aferery 15, 169
Pembuluh darah, l2-14, l4g, I5g
abdomen, pelvis, dan perineum, 213234. Lihat juga tempat dan
pembuluh darah spesifik
anatomi permukaary B0g, 829, 126
ekstremitas superior, 785-21.2. Lihat juga
Arteri dan vena
jenis, 159
kepala dan leher, 169-184. Lihat juga
arteri dan vena spesifik dan
Kepala dan leher
thorax, 156-168. Lihat juga Thorax,

pembuluh darah
Pembuluh efererg 15, 169
Pembuluh lirnf e, 1 4-16, 76 g

pembentukan, 41g, 53
persarafary 53
stadium pembentukan, 41g
suplai darafu 53

vaskularisasi, 1029
Pascamenopause, mamma, 89, 91g
Patella, 332, 3359

anatomi, 264-266,2659
Penanda tulang, anatomi permukaary 822823,8279
Pengangkat beban, diaphragma pada, 85
Pengecap, serabut, 635
Penggerak utama, 414
Pengunyah, otot, 4\7, 418t, 4209

Pediculus,538

Penis,

supiai saraf, 44g

Pedis, ossa, 333-339, 337 g-339g

gerakan,53
membrana mucosa,51

101, 1059-108g

struktur, 949,95

oiot, 52-53, 57t,529

Palmaris, aponeurosis, 451-454


Palpebra, 672-674

cerebellaris,
Pedunculus,

inferior, 5049
medius,497
superior,497

anatomi,6139
hsswa,61.2
gerakary 674,615t
otot, 6151

cerebrum, 493, 501,9, 5099

inferior, 493

Pancreas, 6839, 772

aliran limfe, 272,740


anatomi permukaan, 742
a

naromi,

3q _7 40, 7399_7

Pelvis,
429

arteri,740
batas-batas, 7 40, 7 40g, 7 41g

deskripsi, 722, 739, 739g

elztic gir dle, tuLang, 282g

aliran limfe, 272,792


anatomi permukaan, 7939, 7949, 795
anatomi, 790-792, 7939, 7949, 7969-7989
artert, 791,,7949
arteria dorsalis, 791

bulbus, 790, 7939, 7949, 795


corprs, 7699, 791,7939,7949, 795
cnts, 790, 7939, 7949, 795

deskripsi, 790, 7939, 7949


ereksi,792-793

aliran limfe, 277-273, 2779


anatomi permukaary 7989
diaphragma, 43I, 4339, 801-804, 802g,
803g

glans,

97, 7939,

79

49, 795

lokasi,790,7939,7949
nervus dorsalis, 605
otot,797,7939

INDEKS

pendarahan, 791-792, 7949


persarafan, T93g
radix, 7 69 g, 790-79L, 7939, 7949, 795
urethra, 7689,769g
vena dorsalis, 789, 7939
vena,792
Penyanggah arcus, mekanisme, 404
Peregang perut, otot, diaphragma sebagai,

Persendian costochondral, 368


Perut, otot peregangan/ diaPhragma
sebagai, 85

Perylimpha, 6349,635
Petrosus superior, sinus, 2919
Petrotimpanica, hsstr a, 527
1?Oo

Pharynx,

aliran limfe, 58
anatomi, 54-59, 559-589, 56t

dinding da1am,55-57

otot,439,4489

interior, 55g, 58g


larynx, 55g, 57, 579

37 9 -387, 37 9 g, 380 g

Pericardium,
anatomi, 150 -752,

674

Phaianges, 3209, 327, 3219, 338-339, 3389,

85

Perempuary orgasme pada, 808


Pergelangan kaki, 865, 868g
otot, 465, 4669, 473g-4759
Pergelangan tangan, 865, 866, 8679
sendi,

Persarafan sekretomotorik parasimpatik,

1'57 g,

membrana mucosa, persarafan

7529

deskripsi, 150
fibrosum, 750, 1519, 7529
interior, 152g
jantung dan, hubungan antar a,
pembuluh darah besar, 1529

sensorik 58

739 g, 152

persarafan, lS2
serosum, 151, l5l g, 7529

Perichondrium,24,2B4
Perineum,
anatomi, 801-805, B02g-804g

definisi, 801, B02g


orot,437,432
pembuluh dar ah, 21-3-234
spatium, superfi cialis, analomi, 7929
Periosteum, 281,284

tulang,284
Peristalsis, 9
Peritoneum parietalis, 589, 647, 6489, 6499
persarafan, 663
Peritoneum, 8069,822

anatomi, 658 -663,

g
bursa omentalis, 661,, 6679-6649
pembentukan, 6679
661' g- 669

paiatina, 5Bg
persarafan, 58
pharyngea,5Bg
Philtrum, 8629,863
Phisis publs, 3289, 329
Piamater, 545-546, 5459, 547 g
otak, 501g, 505
Pinealosit, 837
Pintu atas panggul, 325,3299
Pita seks, 783,7849, 811', B72g
Placenta, 856, 8569
hormon, fungsi, B5o-857, 8569
pembentukan, 818-819, 8209, 8279
saat kelahiran, penampilan umum,

818g,819,8799,821'g
Planum intercristalale, 712
Planum intertuberculare, 71,1'9,, 71,2
Planum subcostale, 7779, 712
Planum transpyloricum, 7779, 772

Plantarfleksi, 396

Iungsi,663,666g
kantong besar, pembentukary 666,
kantong kecil, 658

667 g

pembentukan,666
ligamentum, 658,7279
pembentukary 6599, 666, 667 g
mesentaria, 656-667, 661'9, 6629
omenta, 658,661g,6629

parietalis, 589
pelvicum, anatomi,805
pelvis, anatomi,8069
pembentukan, 6599, 665-666,

naso, 55-57, 55g, 5Bg


oro, 55g, 58g, 59g
otot, 55, 569,56t,579

Plantaris, aponeurosis, 471


Plaque Peyeri, 700, 702g
Plasenta,27
Plateau tibialis, 388
Pleura,
anatomi permukaary 723-726, 725 g,
726g,1279
anatomi, 93-95,94g
parietal, 93,94g, 709

pembentukan. 109, I l2g


667 g

persarafin, 663

persarafary 663
recessus/ 667-663, 6649, 6659
spatium subphrenicus, 663, 6669
sulci paracolici, 6629, 663, 6669

Periumbilicalis, dehnisi, 772


Perkembangan, pertumbuhan medulla
spinalis selama, 1.7, 1.99
Permukaan dorsal, istilah yang
berhubungan dengan, 3, 39
Permukaan palmar, definisi,3, 39
Permukaan plantar, definisi, 3, 39
Permukaan poplitea, 332, 334g
Persarafan posganglionik simpatik, 614

persarafary 95
persarafan,9Tg
visceralis, 93, 94g,, 709
Plexus brachialis,

anatomi, 569-581, 5669, 569, 5709, 577t,


5729, 573, 575-578, 580

cabang-cabang, 569, 577, 577t, 5729, 573,


578,- 580

distribusi, 5711
komponen, 569,570g
nervus axillaris, 5709, 5729, 5819, 5849,
580

nervus medianus, 569-572, 5709, 577t,


572,5739-5789
nervus musculocutaneus, 569, 570g

885

nervus radialis , 5709, 5729, 575-578,


5759-577 g, 579g, 5829, s85g
nervus thoracalis longus, 5669, 570g,
581

nervus ulnaris, 5709, 5729, 573-575,


57 49, 577 g, 5789, 5809-5849
pembentukan bagian utama, 569,5709
radices, trunci, divisi, fascicuii, dan
cabang-cabang terminal, 570g
Plexus cervicalis, 77, 799, 567g
anatomi, 565-569, 5659, 5669-568g, 569t
cabang-cabang, 567 -569, 569t
Plexus choroideus, 502 546
Plexus coccygeus,606
Plexus lumbalis, 17, 199
anatomi, 585-593, 588g-594g, 595t
cabang-cabang, 595t
distribusi, 595t
ke extremitas inferior, 5919, 5929,
5959,596g,597
nervus cutaneus femoralis lateralis, 586,
5951

nervus cutaneus lateralis tungkai atas,


588g

nervus femoralis, 586-588, 588g, 589g,


5909,595t
nervus genitofemoralis, 5889, 590, 590g
neruus iliohypogastricus, 586, 588g, 5951
nervus ilioingulnalis, 586, 588g, 595t

nervus obturatorius, 588-589, 588g,


5909, 5929-5949, 595t

Plexus
Plexus
Plexus
Plexus

pampiniformis, 7829, 783


patellaris, 588, 590g
pulmonalis, 97 g, 104
sacralis , 77, 79g, 593-597 , 5959

anatomi, 593-597,5959
cabang-cabang, 597t
ke otot-otot pelvis, cisvera pelvis,
dan perineum, 5929, 5969, 597
distribusi, 597t
Plexus tympaniots, 6329, 635
Plexus venosus dorsalis, 252,2549
Plexus venosus, 12

Plexrs,77-22,79g,27g
anatomi, 565-569,5659
Plica alaris, 391, 391,9
Piica fimbriata, 43g, 44, 46
Plica glossoepiglottica,
lateralis, 48g, 57
mediana, 489,57,61,
Plica infrapatellaris, 391, 391g
Plica interureterica, 7 639, 7 o4
Plica lacrimalis, 614
Plica salpingopharyngea, 57
Piica semilunaris, 612
Plica vestibularis, 629, 63
Plica vocalis (pita suara), 63,64g
gerakan, 649, 65, 65t, 669
saat respirasi, 64g, 65
Plicae circulares, 7 00, 7 029
Pompa thoraco-abdominalis, diaphragma
sebagai, 85

Pompa vena, ekstremitas infefio+ 256


Pons,495
Poplitea, fossa, 463, 4659
batas danisi, 598,5999

886

Popliteus, bur sa, 39 1., 392


Porta hepatis, 723, 7249,
strukfur yang masuk dan kehar,7259,
727

Portal-sistemik, anastomosis, 696, 697


Posisi anatomi,

2899, 509, 51.09, 5399, 5s4

definisi,2
istilah yang berhubungan dengan,2-3, 39
Posisi pronasi, definisi, 3
Posisi supinasi, definisi, 3
Posterior, definisi, 2-3, 39
Premaxilla, 862g,863
Prepateilaris, btrsa, 397, 3919
Preputium, 797, 795, 7969,7979

Primitif, vesica urinaria,


Primitive streak,27

705

Procctodeum, 705,70Bg
Processus alveolaris, 2869, 287, 2889

Pterygopalatinum, gangliory 523, 5239


Pubertas, mamma saat, 87-88, 90g
Pubicum, tuberculum, 6479
Pubis,3289,329
tuberculum, 3289, 329, 709, 7119
Pulau palcreas, 742
Punctum lacrimale,614
Punggung,5399
otot,424,4269
trigonum musculare, 425-426
Pupil,624-625,624g
Pyloricum, antrum, 671, 6759,
Pylorus, 677, 6759,712
Pyramis medullae, 751g, 752
Pyramis, 495,5049

posterior, 2979,294

31,9,

319g
Processus costalis, 548
Processus
Processus
Processus
Processus
Processus

Pteriory 287, 2889, 5099, 510


Pterygomaxillaris, fissura, 288
Pterygopalatina, fossa, 288

bagian lateral bawahg 559-560

Processus articularis, 539


Processus ciliaris, 623
Processus clinoideus
anterior, 291,9,293
Processus cochleariformis, 629, 6329
Processus condylaris, 295, 296, 2969
Processus coronoideus, 295, 296, 2969,

urel-hra, 7689,7889
utriculus, 765
Protraksi, definisi, 49, 5
Protuberantia occipitalis externa, 288,

frontonasalis, 862, 8629


mandibularis, 862, 8629

mastoideus, 2929, 293


maxill,aris, 862, 8629
nasalis, 862-863, 8629
lateralis, 862, 8629
medialis, 862,8629
Processus olecranory 379, 319 g
Processus spinosus, 539
Processus styloideus, 291,289g, 3L9, 3799
Processus transversus, 556
Processus vaginalis, 653, 6559
Processus xiphoideus, 76, 77 g, 308, 3729,
708,71-09,777g
Produksi suara. dalam larynx,66

a
Quadriceps femoris,

41

4,

anatomi, 27 -28, 28 g-30 g


aorta abdomina\is, 225-232, 2269-2309
arcus aorta, 1,6I-762, 7619, 1629
arteri dan vena ekstremitas inferior,
?5Ro-?Eao

caecum/ 691,6929,
cavitas orbitalis, 626, 6269, 627 g
columna vertebralis, 306-312, 3089-

5(Eo

arteri,789

regio thoracica, 550-551, 5539


spatium subarachnoideum, 553,
556g, s57g
dinding dada, 777, 1739-1.21g
ductus choledo chus, 732, 7 33g-7 35 g
duodenum, 6819, 6829, 685, 6859
ekstremitas
gambaran

batas-batas, 7809, 787 -7 88, 7889


deskripsi, 7809, 786, 788g

radiografik,256
gambaran radiografik, 6269,

fungsi,789

gaster, 678, 68L9, 6829


hepar, 732, 7339-7359

lokasi, 7809, 786,788g


pendarahary 789
persarafan, T39
struktur, 7 B8-7 89, 7 88g

urethra, 7909
vena,7889,789
Prostaticus,
sinus,765

membri superiol 322g-327 g


pelvis, 3409-341g
tengkorak dan TMJ, 297g-299g,364
sinus paranasales, 299 g, 300 g
tengkorak, 296, 297 g-301g, 491., 497 g500g

thoracica, 372-321., 315 g


thor ax, 27, 28g, 7229-125 g

truncus pulmonalis, 162, 1.639


tulang membri inferior, 339, 340g-347 g
tulang membri superior, 321, 3229-327 g
ureter, 7559-757g,758
vesica billiaris, 732. 7339-735g

Radir;
anterior, 77, 78g, 20g
cranialis, 532, 5339
motoria,520

incisura, 31,9,31,9g
Radiatio opttca, 51,9, 520 g
Radii medulares, 7519, 752
Radiografi,

coccygis, 552
regio cervicalis, 549-550, 550g-552g
regio lumbosacr alis, 551,-552, 5549,

anatomi, 7809, 786-789, 7889, 7909

40s,4059
ekstremitas superior, 383
gambaran radiografik, 384

Radius, 378-31.9,3199

fossa, 318g

Progesterory 855,855g

aliranlirnfe,2T2

207,2079-2709
ten, 754,7559-757g
sendi
coiumna vertebralis, 3089-311g, 368
ekstremitas inferior, 3409-347 g, 4049,

Radiolusen,2T
Radiopak,2T

R
Radialis,

371.9, 549-554, 5509-552g

Pronephros, 758
Prosposchisis, 8639, 864, 8649
Prostat,

paru,777,1139-1219
pelvis perempu an, 822, 8249-827 g
pembuluh darah ekstremitas superior,

vesica urinaria, 755g, 7569, 765, 7669,


7679

41.59

Profunda, fascia, 8, 89
fungsi,856, 8569
Proksimal, definisi, 3, 39
Promontorium sacralis, 305, 307 g, 322, 3289
Promontorium , 627, 6299, 6319

pancreas, 7359

inferior,

627 g

ileum,688,689g
intestinum crassum/ 6929, 700, 7039
jantung, 1.13g-7789, 746
jejunum, 688,689g
mandibula, 296, 297 9-301, g
oesophagus, 670, 6739, 6749
os hyoideum, 297,3099,

penis, 790
penis, 795

posterior, 77, 1,8g, 20g


ganglion,564
sensoria,520
spinalis, 532,5339

Rambut,69, 7

bllbus,69,7
papila,7
Rami cardiaci, nervus vagus, 5319,532
Rami communicantes, 17, 565

a\ba,20,20g,22g,23g
grisea, 20
Rami ganglionares nervus maxillaris, 522
Rami meningeales,522
Rami nasales intemae, 522
Rami orbitales ganglion

pterygopalatinum, 525
Rami pharyngei,
nervus glossopharyn geus, 529

vagts,529
Ramus,287,2889
anterior, 17, 1,8g,20g, 543, 564, 5669,
caroticus, nervus glossopharyngeus,
530g

communicans, nervus mandibulafis, 527


descendens nervus cervicalis, 532
descendens nervus hypoglossus, 532

inferior,

678, 6789,

5I9

ingualis, nervus giossopharyngeus, 529,


5309

mandibula, 295,2969

INDEKS

meningeus,526
nasalis externu s, 522, 5239
perinealis nervi pudendi, 790, 7939

pharyngeus,5239
ganglion pterygopalatinum, 525
nervus glossopharyngeus, 5309
posterior, 17, 18g,20g, 543, 564, 5669
sinus carotici, nervus
glossopharyngeus, 529
superior, 6769,618
tympanicus, nervus glossopharyngeus,
529,530g
zygomaticum, nervus maxillaris, 5239

Rangka 25g
aksial, 285-296, 2869-2889, 289 g, 295t,

2969
anatomi, 281, 2829, 285-296, 2869-2889,
2899,295t,2969

apendikular, 372-321, 3769, 319-321


otot, 8, Bg, 99, 70g. Lihat juga lokasi atat
otot spesifik
pandangan posterior, 5399
Raphe, 8, 109
scrotalis, 795
Ras, efeknya pada struktur,24-27
Recessus caecalis, peritoneum, 662, 6659
Recessus costofiaphragmaticus, 126
Recessus duodenalis,

inferior, 662,664g
peritoneum, 661 -662, 6649
superior, 662,6649
Recessus ileocaecalis,

inferior, 662,6659
superior, 662,665g
Recessus
Recessus
Recessus
Recessus
Recessus
Recessus
Recessus

intersigmoideus, 662, 6659


paraduodenalis, 662, 6649
pharyngeus,57

piriformis, 57, 579, 63, 649


retrocaecalis, 662, 6659

retroduodenalis, 662, 6649

spenoethmoidalis, 36
Rectum, 69 4-69 6, 6959-6989
aliran limfe, 272,696
ampulla, 6959,6969
batas-batas, 694-695, 697 g, 6989
pembentukan, 7 05-7 07, 7 089
pendarahary 6949, 695-696, 6969
persarafan,696
plicae transversales, 694, 6969
Refleks atrial Bainbridge, 145
Refleks Bazold-Jarisdr, 145
Refleks berkemih, 765, 7 669
Refleks cremasler, 590, 780

Regio analis,801
Regio bahu, otot, 435-436, 4379, 437t-438t,
439g
Regio cervicalis columna vertebralis,
gambaran radiografik, 549 -550,
c(no-E{?o
Regio coccygis,549
Regio glutea,
otot, 454-455, 456t, 4579
struktur di,,5969,597
Regio lumbosacralis, columna vertebralis,
gambaran radiografi k, 551"552,

ss4g,555g

Regio pectoralis, 86-87, 88g, 89g, 78791,89g

Regio preverteb r alis, 5669


Regio sacral, 549
Regio thoracica, columna vertebralis,
gambaran radiografi k, 550-551,
5539

Regio urogenitalis, 801, 8029


Ren,712,7149
aliran limfe, 272,754
anatomi permukaan, 771., 7729
anatomi, 7 49 -7 54, 7509-7 57 g
arteri,751g,752-754
batas-batas, 752, 7529, 7539
deskripsi, 749-750, 7509
dexter, batas-b atas, 752, 7529, 7539
fascia renalis, 750, 7519

fungsi,750
gambaran radiografik, 754, 7 559-757 g
Lokasi,749-750,750g
papilla renalis, 7579, 752
pelvis renalis, 75L9, 752, 754
pembentukary 758,7679
pendarahary 757g, 752-754
persarafan, T54
selubung, 750,757g
sinister, batas-batas, 752, 752g, 753g
sinus, 750
struktur, 7579,752
vena,754
Respirasi,
gerakan plica vocalis saat, 649, 65
mekanisme, 105
otot tambahan, 85, 86t
Respiratorius, bronchiolus, 101
Ret venosum dorsale manus, 2049
Rete testis, 781,783

Retina,624g,625
arteria centralis, 6249, 625
Iapisan ganglio nrk,
Retinacula, 8,8g,384

517

, 5219

Retinaculum,
flexor dan extensor, 439,4479
musculorum extensorum inferi:.ts, 4669,
465,4739,4749

musculorum extensorum superius, 465,


466g

musculorum flexorum, 320, 3209, 466,


4749,475g
pergelangan kaki, 465, 4669, 4739-4759

peroneorum inferius, 471, 4739, 4759


peroneorum superius, 466, 47 49, 4759
Retraksi, definisi, 5, 59
Retzius, cavum,787

Rigi genitaf 811


Rigi susu, 90
Rima glottidis, 63, 649

dasar,43g,44
membrana mucosa,44
pembentukary 45,469
persarafan sensorik, 45, 45g
Rotasi,
definisi,4, 49
lateral, definisi, 49, 5g

medial,

definisi,49
gambaran,5

s
Sacculus, 6329, 636

laryngis,63,649
Saccus
Saccus
Saccus
Saccus
Saccus
Saccus

Rongga mulut,
anatomi, 43g,44-45

atap,439,44
blbir,431- 44,449
cavum oris,43g
cavum oris proprium, 43g,44

alveolaris, 101, 1059,1069


aorticus, 747, 1,489
alveolaris, 101, 1059, 1069

conjunctl a,

61-4

endolymphaticus, 6329, 636


lacrimalis, 6L39, 61.4

Sacrum,3049
Sagittalis superior, sinus, 5099, 510
Saluran pemapasary
anatomi. Lihat juga Hidung; struktur
spesifik, mis., Mulut, 35-69
atas dan bawah, 34-74
di dalam leher,

anatomi permukaary 70-77, 72g


gambaran radiografik, 70
struktur,34-74
Saraf,

intercostales, 809, 81g, 84g

kranial, 17
sptnal, L7, L99' 20g
Saraf kraniaf 17
Scala tympani, 636
Scala vestibuli, 636
Scapul4 315-317,3769 3779 5399 559, 5609
Sclera, 621., 6249
Scrotum, 6549,71,0
aliran limfe, 272, 656, 6569, 780,7839
anaiomi permukaan, 7929, 795
anatomi, 6459, 6529, 6549, 656, 6569,
779-799, 780g-782g
dinding, lapisary 779 -780, 7809-7829,
7909,792g
Iascia spermatica, 6529, 6549, 656,780,
781g
fascia superfi ci alis, 6459, 656, 779-780,
Tano 7a)o

kulit, 656,779
lapisary 6459, 6529, 6549, 656
raphe,795
tunica vaginali s, 7 80, 7 80 g-7 829
Secretomotorik parasimpatik preganglion,
serabsl,527
Segmenta bronchopulmonalia, 69, 989,
100-101, 1059-1089, 107g

Rongga dada,

anatomi, 92-93, 93 g-95 g


mediastinum, 92-93, 9 49, 95g

887

ciri-ciri, 100
utam4 L01, 1089
Sekretomotorik parasimpatik pregangliory
serabut, 635
Seks, hormon, 850
Sel bulat interstitial, 781
Sel granulosa, 811
Sel

interstisial, 783

888

INDEKS

pelvis, 383-384, 383g

testis, 853, B54g


Sel Leydig, 781
Sel oksifil, B4B
Sel parafolikular, 846
Sel reseptor nervus olfactorius, 517, 5209
Sel Sertoli, 783
Se1 utama, 848

Sella turcica, 29Ig, 294


Selubung axillaris, 569
Selubung femoralis, 457, 4649
Selubung fibrosa otot flexor, 441, 4889
Selubung sinovial, I l-12, l39
digitalis, 442
otot flexor, 442,451,g
Semen, 795
Semlmembranosa, bursa, 39I, 392
Seminalis, vesicula, 783, 784-786, 7849,

g,7979. Lihat iuga Vesicula


seminalis
787

Sem

iniferus. tubulus. 781. 7829, 783

Sendi, 9-10, 71g, 72g,353-410

acromioclavicularis,

37 7, 37

7g, 3729

anatomi, 354-363,3559, 3569, 3589

gambaran radiog-rafi k, 3409-341 g, 384


pergelangan kaki, 3949, 395-396, 395 g,
397g. Lihot juga Artlculatio

talocruralis
pergelangan tangan, 379-387, 379g, 380g
permukaan sendi, 356, 3569
persarafan, 357

radiocarpalis, 379 -387, 37 9 g, 3B0g


radioulnaris distalis, 37 6-379, 379g, 381
radioulnaris proximalis, 376, 3789, 3z9g
sacroiliaca, 383-384, 383g

siku,,376,3789

articulatio condyloidea, 354, 3559


articulatio elipsoidea, 355, 3559
articulatio ginglymus, 354, 3559
articulatio p1ana, 354, 355g
articulatio seilaris, 355-356, 355g
articulatio spheroidea, 355g, 356
articulatio trocholdea, 354, 355g
temporomandibularls, 357, 358-362,
?tao-?A?o

arcus jugularis, 181

articulatio intercarpales, 379g, 381, 382g


bahu,373g-3759
anastomosis arterlal di sekitar, 188
calcaneocuboideum, 3949, 399, 399 g-401g

cartilagines costale dengan sternum,


369,370g
columna vertebralis, 364, 3659, 539547,5429. Lihat jugn Columna
vertebralis, sendi
cpsta, 78, 78g, 368, 3699
costochondral, 368

tipe,354,3559
stabilisasi, faktor dalam, 12g
stabilitas, 356-357, 3569

sternoclavicularis, 369 -370,


sternum, 779,78, 369, 370g

definisi,3
dinding dada, 77 g, 78-79, 78g
efek, 3949, 3959, 396-402, 399 g-407g
ekstremitas inferior, 384-402, 385g-391g,
3q3g-3959. 3q7g-4019
ekstremitas superior, 369-383, 371,g-

fibrosa, 9, 11g

humeri, 372-375
intercuneiformes, 402
intermetatarsales, 402
interphalangea e, 37 9 g, 383, 402

jari kaki, 3949, 3959, 396-402, 3999-401,9,


4029
jari tangan, 3799, 387-383, 3829

kartilaginosa,9, 11g

primer,9
sekunder,9, 11g
k1asifikasi,354

ll-tttt,

387 -392, 390g, 391 g.

Llhat

articr-rlatio genus
anatomosis arterial di sekitar, 242
bagian depan, bursa berhubungan
dengan, 13g
manubrium sterni, 3129
metacarpophalangeae, 379g, 387, 383,
402

37

29

3s9g-363g

cuneocuboideae, 402
cuneonavicularis, 401

2,R)
' b/ vv_o

79,

subtalaris, 3949, 396, 399g


talocalcaneonavicularis, 397, 399 g
tangarL 37 9 g, 387 -383, 3829
tarsalis, 391g, 3959, 396-402, 3999-401g,
4029
tarsometatarsales, 402

cuboideonavicularis, 401

q,77

37

temporomandibularis, 357, 358-362,

coxae, 384, 385g-3879

?7\o

1969

anastomosis arterial di sekitar, 191,


sinovial, 9-10, 77g, 72g

tengkorak, 357, 3589


gambaran radiologik, 297 9-299 g, 364
tibiofibularis distalis, 393-394, 3949,
laEo

pengecap, 635
puborectalis musculus levator ani, 697
saraf aferery 27-22,229

sekretomotorik palasimpatik
preganglionik, 527, 635
sensorik, 17, 18g, 416, 564

simpatik,416
vestibular, 529, 5309, 518t
Sho ul der gir dl e, tulang, 2829
Sigmoideum, colon, 670g, 693-694, 6959
pembentukary 705-707, 7089
Sigmoideum, mesocolon, 693, 6959
Siklus jantung, fase pemompaan, 158
Sinaps,20
Sinovaginalis, bulbus, 822

Sinovial,
ran, a
sendi,9-10, 17g,729
Sinus. Lihat juga Sinus paranasal, 40-43
aortae, 139
caroticus, 770,7779
f.:ngsi,1,70, 7749
cavernosus/ 178-779, 779g
cornu dexter dan sinister, 747, 7479
coronarius, 736, 7369
epididymis, 782,782g
ethmoidalis, 42, 42g, 42t
cai

frontalis, 42,429,42t
laryngis, 63, 649
maxillaris, 42, 42g, 42t,286g, 287
occipitalis, 178
paranasales,

anatomi, 40-43, 42g, 42t


radiografi, 299g,300g
dalam aliran mukus, 40
radiografi, 299g,300g
sinus ethmoidalis, 42, 42g, 42t
sinus frontalis, 42, 429
sinus maxillaris, 42, 429, 42t
pericardii, 757,7529
petrosus,

tiblofibularis proximalis, 393, 390g


tipe, 11g
vertebra, persarafan, 368, 367 g, 547, 5439
SensoriK serabut, 564
Sensorium superius dan inferius,
ganglion, 529,5309
Septum,

aorticopulmonalis spiralis, 748, 1,49g


intermedium, 747,749g
nasi, 35, 369
orbitale, 6139,614
pars membran a, 148, 1499
pirimum, 747,7499
secundum, 747,7499
transversum, 85
urorectale, 705
ventricularis, 748, 749g
Serabr-rt,

superior dan in{erior, 179,179g


superior, 2979,295
prostaticus, 765

pulmonalis, 138
rectus, 1.78,779g
bagian kedua, 178
renalis, 750
sagittalis,

inferior, 778,1,799
superior, 77 8-179,

77 9 g, 509 g, 570
gmoideu s, 178, 179 g. 2c) 9, 295
sphenoidalis, 42, 42g, 42t, 490
yang berisi udar a, 2q I g, 293
transversus, 778, 7799, 2979, 294

si

urogenitale, 705, 8189, 821


venosus/ 1,78,7799
sagittalis superior, 54b
Sinusoid, 73-74,759

alfa,4749,416
cochlear, 529,51,81
efercn, 77, 78g, 20-27, 22g, 23g, 564
gama,416

hepar,723,732
Slrkulasi darah"
melalui jantun g, 1409, 1 44-1. 45
hepar,7259,727
Sirkulasi koroner, 740g, 1.44

lensa, 625
motorik, 77, 78g,, 4749, 476, 564

Sirkulasi,
darafu melalui lantung, 7409, 144-745

aferen, 77, 7Bg, 27-22, 22g, 564

INDEKS
alba,77

janin, 166

Sklerotom, 547

koroner, I40g,744

Somatomammotropin korionik, fungsi,

grisea, 77, 492

8569, 857
Somatostatin, 853, 853g

nigra, 493,5049

Sirkumduksi, definisi, 49, 5


Sistem endokrin, 833-859
deskrlpsi, 836-837, B36g
Sistem kardiovaskular, 1'37 -262
Slstem kemih, 747-776
anatomi permukaan, 771, 772g
komponen, 749,7509
Sistem konduksi, jantung, 9, 736g, 739-742,
740g. Lihat jugaJantung, sistem

konduksi
Sistem limfatik, 14-16, 76g, 262-278
Sistem muskuloskeletal, 279 -486
sendi, 353-410
tulang, 280-352
Sistem parasimpatlk, 22, 23g
Sistem pembuluh darah, gambaran
umum, 14g
Sistem pencern aan, 639 -7 46, 7 21-7 46. Lil'Lat

Sonogram, vesica billiaris, 732, 736g


Spatir-rm extradurale, 543
Spatium extraperitoneale, dextrum, 663
Spatium intercostale, 79, 80g

cavitas peritonealis, 658-663, 6619-669 g


dinding abdomen, 612-650, 642g-647 g,
648g-653g, 6481

funiculus spermatlcus, 652g, 653-655,


6s4g,65sg
intestinum crassum, 688-697, 6909,
6949-6989
intestinum tenue, 678-685, 683g
labium majus, 656-657
oesophagr-rs, 668, 6709-672g
scrotum, 6459, 6529, 6549, 656, 6569
tractus digestivus, 668, 67 09-672g.
Lihat juga tempat sPesifi, mis.,

Oesophagus
usus besar, 6709
usus ha1us, 670g
Sistem portal, 13
hipofisis, 837, 8409
Sistem reprodukst, 777 -832
Sistem respirasi, 33-130
Sistem saraf otonom, 19-22,229,, 23g,

fungsi, 20
komponen aferen,22
Sistem saraf periferltepi, 17

ptsat, 17, l\g-20g,

27

Slstem saraf, 16-22, I8g-239, 487 -638


blok nervus spinalis, 563-610
columna vertebralis, 537 -562

anatomi, 789-790,7909
Spatium quadrangulare, 435-436, 439 g
Spatium retromammari ae, 87 , 90g
Spatium retroperitoneale, 668, 669 g
Spatium subarachnoldeun, 544, 5449,
5459, 560

556q "".557oo

Spermatogenesis, suhu dan, 780


Spermatogonia, 783
Spermatozoa, 781
Sphincter,
ampul I a hepatopancrea ticus, 7 30,
canalis analis, 700t
gastroesophagicus, 670

730 g

vaginae, 802
Spina mentalis, 295, 2969

5pina os>is sphenoidalis, 28q9. 2q0


Spina, 539
ischiadica, 328,329g
ossis sacri, 556
Spinalis,
anterior, arteria, 543

6, 77 g, 307 -309, 3729


307 ,

Suprapatellaris, bursa, 389, 3909, 391


Suprascapularis, incisura, 377, 377g
Supraspinata, fossa, 316g, 317
Sutura,
coronalis, 288,289g

definisi, 285
lambdoidea, 288, 28q9, 4Bq,49Ig
metatopica, 288,289g
sagittalis, 288, 2899, 489, 4979
tengkorak, 489, 4979, 494g
Symphisis pubis,
anatomi permukaan, 822, 827 g
otot, 9, 322, 3289, 329 g, 3839, 384
Symphysis menti, 2929, 293, 295

radix, 532, 533g


superior, arterla, 543

t:87 g, 779-782,

Supinator, fossa, 3799, 320


Supraorbitalis, incisura, 675, 6169

oddi,730,730g

cotpus,76,77g,

fascia, 6, 69,7-8

scrotum, o459, 656,


790g,7929

pupillae, 625
pyloricus, 67I, 672, 6759

Sternum,

633t,6349
tengkorak, 489-497
Slstem simpatik, 20-22, 22g, 23g

definisi,3
dinding abdomen, 643, 6459

666g
Spermatica, fascia,
externa, 650, 6529, 653, 654
interna, 650, 6529, 653, 654
scrotum, 6529, 6549, 656,780

Stapes, 630g, 633

sistem ventrikel otak, 497 9-500g, 507


SSP, 77,18g-20g
suplai darah otak, 505, 506g, 5089
telinga, 627, 6299, 6309, 6319, 6329,

subtarsalis, 6139,614

terminalis, 46,48g,49
tympanicus, 631
urethralis, 795,797g
Sumsum tulang, 284
Superficialls infrapatellaris, bursa, 390g
Superfisial,

"_ "dt

otak,492-493
pendarahan otak, 501g

plexrs, 17-22, I9g,27g


sistem saraI otonom, 19-22. 22g, 23g

rnedianr-rs posterior, 541


parieto-occipitalis, 492, 508g
subclavia, 312

Spatium subdurale,543
Spatium subprenicus, peritoneum, 663,

nervus splnalis, 563-610

medulla spinalis, 537, 547-543

laryngotrabhealis, 109
lateralis, 492, 5089,

isi, 8049, 805


superficialis, 792g

meningen, 498, 5019-5039, 5099, 543-562

mata,677-626

calcarinus, a93, 508g


centralis, 492,508g
chiasmati.s, 2979,294
dan canalis infraorbitalls, 675, 6789

potongan me1alr-li, 583, 587g

Spindle,
muscle, 413,4719,41'6
tendon, 41,3,4749,476
Spirale cochleae, ganglion, 529

fungsi, 17

666g
Sulcus,

Spatium intervillum, 818, 8209


Spatium perinei, profundus, anatomi, 789,
Tano 7Q)o

spinale, gambaran radiografik, 553,

abdomen

Sistem saraf

Suhu, spermatogenesis dan, 780


Sulci paracolici, peritoneum, 6629, 663,

Somit,547

juga area spesifik, mis., Dinding

889

3729

sendi,77g, 369, 3709

Stomodeum,862
Subarachnoideum, spatium, spinale,
gambaran radiografik, 553,

5569,5579
Subkutan, jaringan, 6
Submandibulare, ganglion, 525g, 5269, 527
Subscapularis, fossa, 31'69, 3I7
Substansia

Tabung endocardial, pembentukary 146,


746g
Tabung jantung,
anatomi, 145g
pembentukan, 146-1,47, 7469, 7489
perkembangan, 146-749, 146g-1509
Talofibulare anterius, ligamentum, 394g
Talus, 335-337, 3379, 338, 338g
Tangan, 837, 843g,865, 8669, 8679
nervus uinaris di, cabang-cabang, 575,
5809, 5839, 5849

otot, 447,4889, 4501, 457, 451


aponeurosis palmaris, 457-454
insersi tendo otoL extensor panlang,
442, 451. 4529, 4539, 4549
selubung fibrosa otot flexor,441, 4889
selubung sinovial otot flexor, 442,
451g

palm, nervus medianus di, cabangcabang, 572, 5739,5809, 5839

890

potongan melintang, 572, 5789


sendi, 379 g, 381-383, 3829

tulang, 320 -321., 320 g, 327 g


Tectum,493
Tegmen tympam, 29'Lg, 294, 627, 6379,
6329,

Tegmentum, 493,5049
Tekanan darah, diastolik, pemeliharaary
21.4

Telapak tangary
cabang-cabang arterial radialis pada"
792

nervus medianus di, cabang-cabang,


572, 5739,5809, 583g
vena,203
Telinga, 626-635, 629 g, 6309, 631.9, 6329,
633t,6349
dalam, 6309, 6329, 6349,, 635
luar, 626-627, 6299, 6309
otot,.417, 4199, 626, 6299, 6309
tengah (cavitas tympani), 627 -635, 629g,
6309, 631,9, 6329, 633t, 6349
Temporalis, fossa,510
Tendo conjunctivus, dinding abdomery
644-645, 6469, 6509

Tendon,8, 109
Tendon spindle, 4L3, 41.49, 476

Tengkorak, 285-295, 2869-2889, 289 g


anatomi permukaary 509-510, 5109
anatomi, 489-491, 493t, 4949
basis, 29L9, 293-295, 295t, 489, 4929, 493t

calvaria,293
cavum cranii, 293
fossa cranii,
anterior, 291g, 293, 295t
media, 291 g, 293, 295t
posterior, 297 g, 29 4-295,

Thaiamus,493
Thoraks,
aliran 1imfe, 269 -27 1., 27 0 g
bagian lateral atas, 5399,559, 5609
glandulae endocrinae di, anatomi, 8369,
8389,849
mediastinum superius, batas trakea di

dalam,68,77g
oesophagus di, 668, 6729
otot, 85, 86t

pembuluh dar ah, 756-7 68


anatomi permukaary 1599
arteri besar,
anatomi permukaan, 762-1 65,
1,649, 1659

anatomi,

157 -1,61,, 158 9-1,60

pembentukary 162
vena besar, anatomi permukaary 162-165,7649

L65g,766

radiografi, 27, 28g, l22g-125g


vena besar, anatomi permukaan, 1599
vertebra, 556, 5609

pembentukary stadium dalam, 548,


5489

Thymus,
aliran limfe, 273
anatomi, 8369, 8389, 849
fungsi,849
pembentukary 849
pendarahary 849
Thyroidea ima, 843, 8449
Thyroxin, 845,8469
T ibia, 332-333, 335 g, 3369
corpus, 333

gambaran radiografik, 29 6, 297 g-301g,


364, 491, 4979-5009
komposisi" 285-292, 2869-2889, 2899
linea basalis anatomi, 510, 5109
neonatus, 292-293, 2929
sendi, 357,3589
sutura, 489, 4919,4949
tabula,489, 5019
tampak anterior, 286-287, 286g
tampak inf erior, 290 -292, 290 g
tampak lateral, 287 -288, 2889
tampak posteri or, 288, 289 g
tampak superior, 288, 289g
hi ang, 285 -292, 28 6 g-288 g, 289 g
Tentorium cerebelli, 2979, 293,294, 50795039,502
Testis, 795

Tirokalsitonin, 845, 8469


Tonjolan genitalta, 7 9 5
Tonjolan lingua lateralis, 48
Tonsila palatin a, 43g, 53, 57 , 5Bg, 59, 609
Tonsila pharyrrgea, 55, 589
Tonsila, aliran limfe, 275,2759
Tonus otot,412
dalam kestabilan sendi, 3569, 357
Trabeculae carnae, 736 g, L37

Trabekula,24,269
Trachea" 99g, 1.05, 1709

aliran limfe, 68
anatomi permukaary 171, 723, 1259,
126g,

anatomi, l.arynx,
persarafary 68
vaskularisasi, 68
Tractus digestivus,

67

-69, 70g

aliran limfe, 272, 783, 7839


anatomi permukaary 7829

anatomi, 668. Lihat juga tempat spesifi,

anatomi, 780-781,7829

pembentukary

descensus, 783,7859

ductuli efferentes, 783


fungsi, 781
pembentukan, 783, 7849, 7859
pendarahary 7829,783
tete,781,,783
sel interstisial, 853, B54g
pembentukary 854
Testosterory 781.,853

mis., Oesophagus
7

00-7 08,

punggun& 425-426,4259
Trigonum suprameatum, 2929, 293
Trigonum urogenitale, 431
Trigonum vesicae, 7 63g, 7 64

Triiodotironin,

845, 846g

Tio chanter ic anast omo sis, 239

Trochlearis, incisura, 379, 31,99


Truncus arteriosus, 148, 7489
Truncus costocervicalis, 178-179
Truncus lumbosaualis, 5889, 592g, 593,
595t
Truncus pulmonalis, 1589, 759g, 167-1,62
anatomi permukaan, 163
gambaran radiografik, 762, 163g
pangkal dan bagian proksimal,
pembentukary 147 g, 148, 1499

permukaan, 1599

Timosin,849
5t

Trigonum auscultatorius punggung, 425


Trigonum cervicale,
anterius,4259
posterius,424
Trigonum femorale, 457, 4589
Trigonum lumba1is, ptrr.ggtng, 426
Trigonum musculare,
lehe+ 424

Truncus subclavius, 269


Truncus thyrocervicalis , 1729, 177
Tuba auditiva, 6299, 633
Tuba laryngotrachealis, 709, 1,129
Tuba neuralis, 27
Tuba uterina, 81.09, 81,1,-872,8119, 813g,

Timpanosquamosa, fissura, 2899, 297


29

Tractus olfactorius, 5 I7
Trigeminale, ganglion" 2919, 294, 520,
\))o \)2Trigonum anale,431

049-7 09 g

gaster,700,7049
oesophagus, 700,704g
pendarahan di, 708, 7099
viscera terkait dengary 721-746
Tracfus gastrointestinalis, anatomi

permukaan, 708-7 75, 7 10g, 711g,


7139,7749
Tractus hypothalamohypophysialis, 837,
8409

B17g

aliran limfe, 812


arteri, 812, B13g
deskripsi, 8109, 811, 8139
fungsi, 811
lokasi, 8109, 811, 8139
pembentukary 872,8179
pendarahan, 872, 8L3g
persarafan, 812
vena, 812
Tuber ischiadic:urr., 329, 3309, 333
anatomi permukaan, 823, 8289-8299

Tuberculum, 308, 313g, 49 6


adductorum, 332,3349
anterius processus transversus
vertebrae C6, 556
Chassaignac,556
dorsale, 319, 31.99
genitale, 795,7969

|mpar,845,8479

ischiadicum,43l
musculi scaleni,312
pharyngeum, 2899,291.
pronatoria, 319,3799
pubicum, 328g, 329, 6479,709,7179
quadratum, 332, 3349
scaleni, 312
sellae, 291.9 294

Tuberositas, 3309, 329, 333, 437

glutea,332,3349
pronatoria, 379,3799

INDEKS

Tubulus,
rectus, 783
seminiferus, 787, 7829, 783
Tudung metanephros, 758, 7 61'9
Tulang, 24, 259, 280-352, 2889. Lihat juga
Columna vertebra; temPat atau
jenis spesifik, mis., Hyoid bone
anatomi, 281-284, 2829, 2839, 284t, 285t
arcus pedis, 403-404, 4039
columna vertebralis, 301-305, 302g-

kompartemen fascia, otot, 463, 467t,


4729
otot, 463, 4669, 467t, 4689, 4699, 470t,
471g

tulang, 332-333 ,3359 3369


Tunica
Tunica
Tunica
Tunica

albugin ea, 7 80, 7 82g, 7 83, 7849, 809


dartos,779
vaginalis testis, 6529, 6549, 656
vaginalis, scrotum, 780, 7809-7829

ekstremitas superior, 3769-3219, 319-321


frontale, 2869,287

U
U\na,3L9-320,3199
incisura, 319,3199
Umbilicus,710
pembentukary 658,6609

fungsi,24,25g,269

Ureter, 750

3049,3069,3079
cranium, 285, 2869, 2889
ekstremitas lnferior, 2829

aliran limfe, 272,875

hyoideum, 2969, 297, 309 g


ire gular, 282, 283g, 284t
jejas pada permukaan, 283,285t
jenis sumsum dalam, usia terkait
perubahan pada,284
klasifi kasi" 281-283, 284t

anatomi,

mandibula, 295-296, 2969


membri inferioris, 321., 322, 328g-3369,
3379-3399
gambaran radiografik, 339, 3409-347 g

membri superioris, 312-321


gambaran radiografik, 321, 3229-327 g
panjang, 281.-282, 2839, 284t
parietale, 287,288g

pelvic girdle,282g
pembentukan, 24, 25g, 269
pendek, 282,284t

perkembangan,24
p|pih,282,2839,284t

waiah,286,2869,2889
zygomaticum, 286, 287, 2889
Tunas,

Tungkai atas,
fascia,456,4639
kompartemen untuk, 456, 463g
nervus femoralis di, cabang-cabang,
587-588, 5899, 5909, 595t
otot, 456-463, 4589, 459t, 461t, 4629,

463g,4649,4809

struktur di aspek posterior, 597,5989


irilang,
Tungkai

329 -332, 3339,

3349

bawa[

aspek posterior, struktur profundus di,

598,6009

8"10g, 814-815

deskripsi" 812-81,4, 8739


tungsi, 815
kehamilan" 818g

ligamenrum, 654, 655, 6559


lokasi, 812-814, 8139
o!'um yang difertilisasi di, implantasi,
pada

81,7,8199
816

anal

pembentukan, 877,817g

tunas,758,7619

pendarahan, 8109, 8139, 815

vena,756

penyokong, 8069, 81,09, 815, 8769,

Urethra, 750
anatomi permukaan,

77

795

membrary 765
ostium urethrae, 765
pars membran acea, 765, 7689
pars prostatica, 7 65, 789
pars spongiosa, T629
pembentukan, 768,7709

penis,765,7689,7699
perempuan/

629,

65, 7 69 g, 806, 8069,

808g

perempuary anatomi permukaan, 771


prostatica, 7 65, 7 68g, 7 88g, 7909

vesica urinaria, 748


Urogenitale,
diaphragma, 432-435, 4359, 436t, 789,
804-805, 8049

anatomi, 7909,7939
sinus,705, 8L89,821
Urorectale, septum, 705
Usia,
efeknya pada struktvr, 24-27
efi siensi fungsional berhubungan
dengan,26
sebagai faktor dalam jenis sumsum, 284

817 g

persarafary 815
posisi, 8139, 814

1,

anatomi, 7 62g, 7 65, 7 689-77 0g


externus, anatomi permukaan, B2B, 8299
laki-laki, 7 629, 7 65, 7 689, 7 69 g
anatomi p etmttkaan, 7 7 7
meatus urethrae extema, 765, 7 699, 797,

pengeluaran, 754

urelet,758,76\9

batas-batas, 8069,
cervix, 817
corpus, 817

lokasi, 7509, 7519,754


pembentukary 758,7679
pendarahan, T56
persarafan, T56

Urin,750

hepar,732

arteri, 8109, 813g, 815

509, 7 51'g, 7 54-7 56, 7 559-7 679

anatomi permukaan, 828, 8299

sphenoidalis, 490
tangan, 320-321, 320 g, 327 g
temporalis, pars tumpanica, 292, 2929
tengkorak, 285-296, 2869-2889, 2899
thorax, 306-312, 3129-31'49
gambaran radiografik, 372-321, 31'59
tungkai atas, 329 -332, 3339, 3349
tungkai bawa[ 332-333, 3359 3369

anatomi, 8069, 812-876, 8739, 876g-8219


antefleksi, 8139, 815
anteversi, 8139, 815

arteri,756
deskripsi, 750g" 757g, 754
di abdomery batas-batas, 754,7589, 7599
di peivis, b atas-b alas, 7 54
dinding vesica urinaria ditembus o1e[
fungsi katup di, 754, 7599, 7609
gambaran radiografik, 7559-757 g, 758

sesamoid, 282-283, 283 g, 284t

shoulder girdle,2829

komponery 6709
Usus halus,
anatomi,670g

Uterus,

aliran limfe, 756


anatomi permukaan, 771, 7729

lengan atas, 318, 3189


lengan bawail 318-327, 319, 3799

Usus belakang, arteri,707, 7089, 7099


Usus besar,
anatomi, 6709
colon ascendens, 670g
colon descendens,6T09
colon sigmoideum,6T09
colon transverswn, 6619, 67 0g

ileum,6709
jejunum,6709

gelang bahu, 372-317, 3769-321 g


geiang panggu\, 32L, 322, 328g-3329

891

retroversi, 815
setelah menopause, 816

struktut

815

vena,815
Utriculus prostaticus, 765

Utriculus, 636
Uvula vesicae, 7639764

V
Vagina carotica, 1,81,, 1,82g
fascia cervicalis prohnda, 424g
Vagina musculi recti abdominis, 426, 427 429, 4299, 4309, 644, 648g
Valleculae, 4Bg, 57, 609, 62
Valva aortae, 1389,139
Valva attrioventricularis, 149
Valva jantung,
aorta, L389, \39
valva mitralis, 737 9, 738g, 139
Valva mitralis, 737 g, 138g, 1,39, 1,49
Valva tricuspid alis, 749
Valvula ileocaecalis, 6909, 691,

fungsi, 691
Valvula valva trunci pulmonalis, fungsi,
138

Valvulae anales,696
Velum medullare, 497
Vena axillaris, 7899 7909,206
Vena basilica, 205, 2059

anatomi permukaary 2059, 206


Vena brachiocephaiica, anatomi perrnukaan, 1599, 763, 7649, 7659

892

INDEKS

Vena cava,

in{erior, 736,7369
a natomi permukaan, 1589, L649,765,
7659,2209,227
batas-batas, 2209,226
deskripsi, 225-227
lokasi,215g, 225-227
vena-vena yang bermuara ke,2759,,
227
superior, 735, 7369, 1,589, 163-1.65, 7649,
165g
Vena cephalica, 203-205, 2059
anatomi permukaan, 187 g, 2049, 2059,
206
Vena dorsalis penis, 789, 7939, 795
superficialis, 7949, 795
Vena emissariae, L79, 7799
Vena facialis, 779, 1.80g
Vena femoralis, 2409-2429, 2559, 256

vena-vena yang bermuara ke,2479,


)\\o )\A
Vena gastrica
dextra,229, 231g
sinistra, 229,2379
Vena mediana antebrachii, 205, 2059
anatomi permukaan, 205g, 207
Vena mediana cubiti, anatomi permukaary
2059,207
Vena meningea,504
Vena mesenterica,
inferior, 229, 2329
superior, 229,2329
-eva'

-ve

Vena ophthalmica,679
Vena poplitea, 2429, 255-256
Vena pulmonales, 159g. 1b6

anatomi permukaary 1,649, 165g,766


Vena saphena accessoria, 252
Vena saphena magna, 241g, 2439.252,
)\4o 1\4o
vena-vena yang bermuara ke, 2479, 252,
2EEo
-""b

Vena saphena parva, 2479, 252-253, 2559


vena-vena yang bermuara ke, 253, 2559
Vena temporalis superfisialis, 180, 1B0g
Vena. Lihat jugn vena spesifik, mis., Cystic
vein, 12-13, 15g

appendix vermiformis, 692

gambaran radiografik, 2599


ekstlemitas superior, 207-206, 204g,

Iateralis, 493,509g
pernbentukan, 148

2059. Lihat juga vena spesifik


emissariae, 179, 7799
gaste+ 675,6769
glandula thyroidea, 843, 844g
glandulae suprarenales, 850
hemiazygos inferior, 1649, 765
hemiazygos superior, 7649, 165
hepar,7259,,727
intercostales, 81, 81g-83g

pembentukan, 1499

jugularis, 7729, 1.80-787, 1809, 1B2g


anterior, 1809, 181
externa/ 180, 180g, 1,87,7829

interna, 7729, 7809, 787


kepala dan leher, 178-181, 7799,7809
leher, 179-181

lienalis, 228 -229, 232 g,


mamma,89
maxillaris, 180, 1809

-7 44

otak, 77B, 5079, 507

ovarium,810
pancreas, 740

pengatturan saraf,206
Penis,7a2
petrosus/ 779,1,799
porta, 1,2, 75g, 2799,2209, 228-229, 2379
anatomi, 7269, 727, 7289, 7299

deskripsi, 228,23Lg
lokasi,228, 2319,2329
vena-vena yang bermuara ke,22B)74 )1,')d
yang bermuara ke,7269

profunda,
ekstremitas inferior, 205-206, 24092429,255-256,2559
ekstremitas superior, 205-206
prostat, 7889, 789
pulmonales, 759g, 7649, 7659
rectum/ 695-696
renalis, 754

Vermis,492
Vertebra,
cartilaginosa, 548
cervicalis, 554-555, 560g
ciri-ciri, 305, 3069, 307g
ciri-ciri, 3039, 304-305, 3069,3079, S3B539,540g
inferior, incisura, 539
lumba1is, 556,5609,

ciri-ciri, 3049, 305


prominens,554
superior, incisura, 539
thoracica, 556, 560g

ciri-ciri, 305, 3069


pembentukary stadium dalam, 548,
s48g
variasi pada, 306
Vesica billiaris, 684g, 772, 773g, 729 g
aliran limfe, 732
anatomi permu kaan, 7389, 739
anatomi, 7249, 729 g, 730-732, 737g
batas-batas, 729 g, 730-732, 7 31g
deskripsi, 7249, 729g, 730
ductus cysticus , 7299,732

fungsi,730,732
gambaran radiologik, 732, 7 3Zg-7 35 g

lokas|7249,7299,730
pembentukary 732,7369
pendarahan, 7259,732
percarcfan,732
sonogram, 732,736g
Vesica urinaria,
7639

48, 758-7 64, 7599,, 7 629,,

aliran Iimfe,272,764
anatomi permukaan, 771

retromandibularis, 180, 1B0g

anatomi,

subclavia, 7729, 787, 206

arteri,764

superficialis, L87g, 201-205, 2049, 2059


ekstremitas lnferior, 2479, 2439, 252,

batas-batas, 7 679, 7 629, 7 64


bentuk, 7 59 -7 63, 759 g, 7 629, 7 639
deskripsi, 7 58-7 59, 7 629, 7 639
gambaran radiografilt 755g, 7569, 765,
7669,767g
interior, 7639,764

)\4o )\\o
ekstremitas superior, 207-205, 204g,
205g
anatomi permukaan/ 2049, 2059,

azygos, 764g, 165, 7659


anatomi permukaan, 1649, 765
caecum,689
canalis analis, 697, 707g
colon ascendens, 693
colon descendens, 693
colon sigmoidertrrr,694
colon transversum, 687 g, 693, 6949
cy stica, 229, 237 g, 7 25 g, 7 32
dinding abdomery 643, 6439
diploicae, 179, 179g

duodenum,682
ekstremitas inferior, 252-256, 2549,

vagina,820
vesica urinaria, 764

2559. Lihat juga vena spesifik,


mis., Vena saphena magna
anatomi permukaary 2549
pengaturan sar af pada, 256
anatomi permukaary 256
anatomi permukaan, 256

7 43

septum/ 748,7499
sinister, 1369-7399, 134g, 735g, 739
Venula, 12

206-207

visualisasi, 207

temporalis superficialis, 180, 180g

58-7 64, 7 59 g,

7 629, 7

639

ligamentum,764
ligamentum puboprostaticum, 763
ligamentum pubovesicale, 763

thoracica interna, 86
thorax, anatomi permukaan, 759g, 763,
764g,7659
tuba uterina, 812

Iokasi, 7 58 -7 59, 7 62g, 7 63 g


pada laki-laki, batas-batas, 7629, 764
pada perempuary batas-batas, 762g, 764

utetet,756

pendarahan, 764

uterus, 815

pengendalian sar af , 7 65, 7 669


permukaary 759 -7 63, 759 g, 7 629,

vesicula seminalis, 786


w aj aia, 17 9 -781, L80 g, 861
Venae commitantes, L2, 205, 255
Venter, otot, 8, 99
Ventriculus, 147 , 747 g
dexter, 1 3o-l 38 , 13o9, 1379. 1399

pembentukan,

67 -7 68,

770g

persarafan,T64

primitif,

705

tunica muscularis, 764


Vesicula seminalis, 783, 7849

aliran limfe, 786


anatomi, 7 84-7 86,
arleri, T86

7 87

g, 7979

63

INDEKS
fungsi,786
pendarahary 786
vena,786
Vestibula, 43g, 828, 6349, 635,
aortae, 139

Vitellina, arteria,

807 g

"

Vomer,286

Vulv4 8079

bulbus,806,8089
glandula vestibulares majores, ductus,
orifi cium, anatomi permukaary

anatomi, 805-806, 8069-8089


aliran limfe, 807,8079

anatomi permukaary 8079 823-828,

8079,828
oris,

7 02

Vitellinus, ductus, 702, 705


Volunter, otoN 8

R?Ro-R?ao

774g

susunan umum, 722, 7239


fascia pelvis, 8179, 822
tractus digestivus terkait dengan, 72I746

cheiloschisis atas, 864,8649


cheiloschisis baw a]n, 864
cheiloschisis inferiox 863g
cheiloschisis murni, 864
cheiloschisis superior, 8639
macrostomia, 864-865
proposchisis, 8639, 864, 864g

otot,864

serabut, 51,8t, 529, 5309


vaginae, 805, 8079
Villi arachnoid ales, 5029, 507, 546
Viscera,
abdomery
penanda permukaan, 772-7"15, 7739,

anomali kongenital,

pendarahan,861
persarafan sensorik, 861
proposchisis, 863g

w
Wajah, 861-865, 862g-8649

aliran limfe, 867-862


aiiran vena, 861
arteri, 181,1829,861

ekspresi, otot, 417, 478t, 864

Zigot,26

kulit,861
persarafan sensorik, 863
muda, mamma pada, SB
pembentukary 862-863, 8629, 864-865

tulang,2869,286,2889

anatomi permukaaq 1599


thoracis, descendens, 1599

893

You might also like