Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sianosis merupakan kondisi dimana perubahan warna kebiruan dari kulit dan
membran mukosa akibat konsentrasi tereduksi yang berlebihan dalam darah kulit dan
membran mukosa.1 Pada penderita Penyakit Jantung Bawaan akan disertai dengan
sianosis, selain itu sianosis perifer yang sering ditemukan pada ujung-ujung ekstermitas
adalah vasokonstriksi geralisasi yang terjadi akibat terkena air atau udara dingin keadaan
ini merupakan respon yang normal.2
Menurut Dinas Kesehatan Indonesia tahun 2011, bahwa Penyakit Jantung Bawaan
(PJB) merupakan masalah yang cukup menonjol dalam bidang kesehatan anak. Satu dari
100 bayi yang lahir menderita PJB. Dengan jumlah kelahiran bayi sekitar 4,5 juta/tahun
saat ini, maka di Indonesia diperkirakan tidak kurang dari 45.000 bayi baru lahir akan
menyandang PJB. Penyakit ini memberikan kontribusi yang penting terhadap tingginya
angka kematian bayi di suatu negara, termasuk negara-negara berkembang seperti
Indonesia.3
Berdasarkan pemaparan diatas sianosis merupakan salah satu tanda dari PJB
merupakan kontribusi penting terhadap tingginya angka kematian bayi, selain itu
Sehingga dengan memahami hal tersebut dapat mendasari pemahaman usaha-usaha
dalam penanganan penderita yang mengalami sianosis, akibat kondisi medis ataupun
kondisi cuaca serta lingkungan.
Pada review ini akan dibahas teori, algoritma penegakan diagnosis, serta
penatalaksanaan sianosis. Berdasarkan hal tersebut penulisan makalah ini menggunakan
metode studi literatur dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
kepustakaan, jurnal, Textbook serta sumber informasi lainya.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1
Tujuan Khusus
1. Menambah wawasan tentang definisi sianosis
2. Menambah wawasan tentang jenis - jenis dari sianosis
3. Menambah wawasan tentang patofisiologi sianosis
4. Menambah wawasan tentang algoritma penegakan diagnosa sianosis
5. Menambah wawasan tentang algoritma penatalaksanaan dari sianosis
1.4 Manfaat
Sebagai dasar ilmiah untuk mengetahui definisi, jenis-jenis, patofisiologi, algoritma
penegakan diagnosis serta algoritma penatalaksanaan dari sianosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
tereduksi di dalam pembuluh darah kapiler melebihi 5g/dL. Hal yang penting dalam
menimbulkan sianosis adalah jumlah absolut hemoglobin terinduksi dan bukan jumlah
relatif. Jadi pasien anemia berat, jumlah relatif hemoglobin terinduksi di dalam vena
mungkin sangat besar di perhitungkan terhadap jumlah total hemoglobin. Namun
demikian karena konsentrasi total hemoglobin ini sangat menurun, maka jumlah absolut
hemoglobin terinduksi mungkin tetap kecil dan dengan demikian pasien anemia berat
bahkan dengan desaturasi arterial yang mencolok tidak memperlihatkan sianosis.3
Sebaliknya,
semakin
tinggi
kandungan
total
hemoglobin,
semakin
besar
kecenderungan kearah sianosis. Jadi pasien dengan polisitemia vera yang nyata akan
cenderung untuk mengalami sianosis pada tingkat saturasi oksigen artelial yang lebih
tinggi bila dibandingkan pasien dengan nilai hematokrit yang normal.3
dari penurunan tekanan oksigen dalam darah. Penurunan tersebut dapat diakibatkan
oleh penurunan laju oksigen tanpa adanya kompensasi yang cukup dari paru-paru
untuk menambah jumlah oksigen tersebut.4
Penyebab dari sianosis sentral diantaranya adalah: 3
1.
2.
3.
4.
5.
6.
pulmonalis.
Penurunan methemoglobin dan sulfhemoglobin di dalam darah. Penyebab
sianosis ini jarang dijumpai.
arteri atau vena. Adanya obstruksi atau konstriksi arteri pada ekstremitas, seperti
pada vasospasme yang timbul karena hawa dingin yang terdapat pada fenomena
Raynaud, menyebabkan kulit pucat, dingin, dan sianosis. Selain itu obstruksi pada
pembuluh vena dan kongesti ekstremitas, sebagaimana yang terjadi pada stagnasi
aliran darah juga ditemukan sianosis. Hipertensi vena yang bisa lokal (seperti pada
tromboflebitis) atau sistemik (seperti pada penyakit katup trikuspidalis atau pada
perikarditis konstriktif) akan menimbulkan dilatasi pleksus pembuluh vena
subpapilaris dan dengan demikian memperberat gejala sianosis.3
2.3
Patofisiologi Sianosis
Sianosis merupakan perubahan warna kulit dan membran mukosa menjadi
kebiruan. Pada sebagian besar orang yang berkulit cerah warna biru pada dasar kuku dan
bibir dapat terdeteksi dengan mudah. Sianosis perifer merupakan keadaan pelambataan
aliran darah pada jari-jari tangan dan kaki, yang paling jelas terlihat jika kita memeriksa
daerah dasar kuku.5
Kewaspadaan Klinis: Pada pasien berkulit hitam atau gelap, sianosis tidak terlihat
pada daerah bibir atau dasar kuku. Indikator yang paling baik bagi pasien-pasien ini
adalah hasil pemeriksaan membran mukosa mulut (membran mukosa pipi) dan
konjungtiva mata.5
Sianosis dapat terjadi karena desaturasi oksigen dalam hemoglobin atau penurunan
kadar hemoglobin. Kalau terdapat 5 gram hemoglobin yang mengalami desaturasi maka
sianosis akan terjadi sekalipun jumlah oksigen cukup ataupun kurang. Keadaan yang
mengakibatkan sianosis meliputi penurunan oksigenasi darah arteri (yang ditunjukkan
oleh PaO2 yang rendah), shunt paru atau jantung dari kanan ke kiri, penurunan curah
jantung, rasa cemas dan lingkungan yang bersuhu dingin. 5
Seseorang yang tidak menunjukkan gejala sianosis belum tentu memiliki oksigenasi
yang adekuat. Oksigenasi jaringan yang tidak adekuat dapat terjadi pada anemia berat
dengan kadar hemoglobin tidak memadai. Keadaan ini juga terjadi pada keracunan
karbon monoksida dengan hemoglobin mengikat karbon monoksida dengan hemoglobin
mengikat karbon monoksida sebagai pengganti oksigen. Walaupun pada pemeriksaan
tidak ditemukan gejala sianosis, namun oksigenasi tidak adekuat. 5
Pasien lain mungkin tampak sianosis meskipun oksigenasi adekuat, seperti
polisitemia, yaitu peningkatan jumlah sel darah merah secara abnormal. Karena kadar
hemoglobin meningkat dan oksigenasi terjadi dengan kecepatan normal, pasien masih
bisa ditemukan dengan gejala sianosis.5
Sianosis merupakan keadaan yang ditemukan pada pemeriksaan pasien dan harus
diinterpretasi dalam kaitannya dengan patofisiologi yang mendasari. Diagnosis
oksigenasi yang tidak adekuat dapat dipastikan melalui pemeriksaan analisis gas darah
arteri dan pengukuran PaO2. 5
Istilah sianosis berarti kebiruan pada kulit, dan penyebabnya adalah hemoglobin
yang tidak mengandung oksigen jumlahnya berlebihan dalam pembuluh darah kulit,
terutama dalam kapiler. Hemoglobin yang tidak mengandung oksigen memiliki warna
biru gelap keunguan yang terlihat melalui kulit. 6
Pada umumnya, sianosis muncul apabila darah arteri mengandung lebih dari 5 gram
hemoglobin yang tidak mengandung oksigen dalam setiap 100 mililiter darah. Pasien
anemia hampir tidak pernah mengalami sianosis karena tidak terdapat cukup banyak
hemoglobin untuk dideoksigenasi sebanyak 5 gram dalam 100 mililiter darah arteri.
Sebaliknya, pada pasien yang mengalami kelebihan sel darah merah, seperti yang terjadi
pada polisitemia vera, hemoglobin yang jumlahnya banyak itu dapat dideoksigenasi
sehingga seringkali menyebabkan sianosis, bahkan dalam keadaan normal.6
Sianosis sentral, kebiruan pada batang tubuh dan membran mukosa, disebabkan >35 g/dL hemoglobin terdeoksigenasi dalam sirkulasi arteri. Sianosis sentral dapat
disebabkan oleh penyakit pulmonal berat, dan pintas intrapulmonal kanan ke kiri
(malformasi arteriovenosa, AVM) atau pintas ekstrapulmonal kanan ke kiri. Ini
merupakan karakteristik dari transposisi pembuluh besar dan tetralogi Fallot.7
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Algoritma
3.1.1 Algoritma Penegakan Diagnosa Sianosis
Gambar 2: Algoritma penatalaksanaan sianosis sentral. ABCs, airway breathing, circulation; ABG, arterial
blood gas; AV,arteriovenosus; CHF, congestive heart failure; CN, cyanide;CO, carbon
monoxide; CTPA, computed tomography pulmonary angiography; CRX, chest
radiograph; Echo, echocardiogram; G6PD, glucose-6-phospate dehydrogenase; Hct,
hematocrit: ICU, intensive care unit; IV, intravenous; LMWH, low-molecular-weight,
heparin MetHgb, methemoglobin; PaO2, tekananparsial O2 padaarteri; PE, pulmonary
embolus; SaO2, saturasi oxygen arterial; SulfHg, sulfhemoglobin; V/Q, ventilationperfusion scan.V/Q dapatdilakukanjikakontraindikasiatautidaktersediaCTPA.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
9
Sianosis adalah tanda klinis yang mengacu pada adanya warna biru pada bibir,
lidah (sentral), atau jari tangan (perifer) yang bisa disebabkan karena akibat dari
peningkatan kadar hemoglobin terinduksi atau devirat hemoglobin di dalam pembuluh
darah. Sianosis terbagi menjadi 2, yaitu: sianosis sentral dan sianosis perifer. Adapun
penyebab sianosis pada dasarnya terjadi karena rendahnya kadar oksigen dalam darah
baik itu karena asupan O2 yang kurang, abnormalitas hemoglobin atau kerja jantung
yang menurun. Penatalaksanaan sianosis tergantung pada organ atau jaringan yang
terganggu dan penyebab sianosis itu sendiri.
4.2 Saran
Makalah kelompok ini merupakan bagian dari proses integral pelaksanaan
kurikulum berbasis kompetensi diprogram pendidikan dokter Unisma sebagai bentuk
sistem pembelajaran PBL.
makalah ini yang perlu diperbaiki dan dikritisi baik dari segi format maupun materi
yang terkandung di dalamnya.
Jadi untuk lebih menyempurnakan materi yang terkandung dalam makalah ini
sebaiknya pembahasan mengenai sianosis lebih diperdalam lagi agar nantinya
mekanisme dasar yang telah dipaparkan dalam makalah ini, bisa menjadi acuan untuk
mempelajarari patomekanisme dari berbagai penyakit yang terkait dengan sianosis.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
Fauci AS, Kasper DL, Longo DL, et al. 2000. Harrison, Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit
4.
Dalam Vol. 1 Ed. 13th, Terjemahan oleh Ahmad H. Asdie. Jakarta: EGC
James T. Willerson, Jay N. Cohn, Hein J.J. Wellens, et al. 2007. Cardiovascular
5.
6.
7.
Jakarta: EGC
Aaronson Philip I. dan Ward Jeremy P.T. 2007. At a Glance Sistem Kardiovaskular Edisi
Ketiga. Hal 116. Jakarta: Erlangga
8.
9.
Mark, J.A Robert S.H and Ron M.W. 2014.Rosen`s emergency medicine: concepts and
clinical 8th ed.Elsevier
11