You are on page 1of 9

1. Hiposalivasi, normal dan hipersalivasi.

Nilai rata-rata saliva per hari: 800 ml 1,5 L / hari.


Aliran saliva tanpa stimulasi :
o Normal

: 0,25 0,35 ml / menit


0,3 0,22 ml/mnt (slide)

o Rendah
o Hiposalivasi

: 0,1 0,25 ml / menit


: < 0,1 ml / menit

Aliran saliva dengan stimulasi :

o Normal
o Rendah
o Hiposalivasi

: 1-3 ml/menit
0,7 2,1ml/menit (slide)
: 0,7 1 ml/ menit
: < 0,7 ml / menit

Serus > saliva encer


Mukus > saliva kental

2. PENGERTIAN MULUT KERING


Xerostomia didefinisikan sebagai perasaaan subjektif terhadap mulut kering.
Hiposalivasi, di sisi lain, adalah berkurangnya aliran saliva, yang mana dapat
ditentukan secara objektif dengan mengukur jumlah saliva yang di sekresikan per
menit.
Lihat jawaban no 1 yang digarisbawahi tentang xerostomia.

3. Patofisiologi mulut kering akibat radioterapi


Radiasi akibat penatalaksanaan kanker kepala dan leher akan menyebabkan
hypofungsi kelenjar saliva yang cukup parah dan irreversible (apabila kelenjar saliva
terpapar daerah terapi).
karena
Acini serous yang menghasilkan saliva (ternyata) sangat sensitive dengan radiografi
dan mengalami kematian sel (apoptosis) akibat paparan sinar radiografi tersebut.
Dalam 1 minggu (paparan pasien sdh mncapai 10Gy)
Sekresi saliva turun dalam range 6090% , kemudian mempengaruhi fungsinya
apabila total paparan yang diterima jaringan 25 Gy.

Pasien yang menerima paparan melebihi 60 Gy akan mengalami atrofi dan fibrosis
jaringan kelenjar salivanya secara total.
TES MENGUKUR SALIVA

4. Faktor lain dalam perawatan kanker yang menyebabkan mulut kering.


Pembedahan terhadap kelenjar-kelenjar saliva.
Perawatan kanker terkadang diperlukan operasi.
Operasi yang dilakukan pada daerah kepala dan leher
berisiko tinggi untuk berdampak pada kelenjar saliva,
apalagi bila kelenjar saliva tersebut yang mengalami
keganasan.
Kemoterapi (penggunaan obat sitotoksik dalam terapi
kanker. Bioterapi (penggunaan Killer cell dalam terapi
kanker, spt: IFN, ILN, CSF, MOAB (monoclonal
antibody)
Pengaruh efek radiasi penyinaran
Radioactive iodine (131I) targets the thyroid gland and
has been proven to play an effective role in the
treatment of differentiated papillary and follicular
cancers. Simultaneously, this radioisotope hones in on
the salivary glands where it is concentrated and
secreted into the saliva. Dose related damage to the
salivary parenchyma results from the 131I irradiation.
Salivary gland swelling and pain, usually involving the
parotid, can be seen.

5. Jelaskan bagaimana kekurangan saliva dapat menyebabkan:


a. Karies
Kekurangan saliva akan menyebabkan
Buffer saliva: Ion buffer khususnya bikarbonat, membantu dalam menetralkan
asam, berfungsi sebagai homeostasis di rongga mulut (menjaga keseimbangan
asam dan basa) dengan cara inilah perlindungan dental enamel melawan
demineralisasi.
Saliva membentuk film protein pelumas di atas enamel gigi, adanya pellicle pada
saliva akan mencegah akses langsung dari asam ke permukaan gigi dan kemudian
melindungi enamel dari erosi. Selain itu, karena adanya pelumas, saliva
mengurangi pergeseran antara permukaan jaringan dan penggunaan mekanis.
Saliva melicinkan permukaan gigi agar debris-debris makanan tidak melekat di
gigi melalui zat glikoproteinnya.
Saliva menjadi suatu pelumas (lubricant) membantu melindungi permukaan
jaringan lunak terhadap kerusakan fisik yg dapat ditimbulkan oleh makanan keras /
temperatur tinggi
Efek lubrikasi saliva membantu melunakkan serta membantu pembentuan dan
penelanan bolus makan Makanan tidak lama bertahan di dalam rongga mulut

Faktor pendukung:
Lapisan enamel pada bagian servikal merupakan bagian yang paling tipis
dibandingkan dengan bagian di atasnya sehingga kandungan hidroxiapatit/flourapatit
juga lebih sedikit. Jadi, lebih mudah terjadi mineralisasi yang berakibat pada
akumulasi dan agregasi bakteri penyebab karies.
Individu memiliki OH yang buruk
Banyak mengonsumsi makanan yang kaya akan sukrosa.
Kesalahan menyikat gigi sehingga ada bagian yang tidak terjangkau berkembang
menjadi akumulasi plak

6. FISIOLOGI SEKRESI SALIVA DAN KONTRIBUSI


Jurnal halaman 193 195 (the salivary gland fluid secretion mechanism)

Atau
Mekanisme sekresi saliva. Sekresi protein terjadi melalui eksositosis yaitu penyatuan
sekretori granul dengan membran luminal kandungannya ke dalam lumen. Pengikatan
norepinefrin simpatetik (NE) ke
-adrenergik () reseptor pada membtan basolateral
mengaktifkan G-protein (Gs) heterometrik yang sebaliknya mengaktifkan adhenylyl
cyclase (AC), mengkatalis pembentukan cyclic adenosine monophosphate (cAMP) dari
adenosine triphosphate (ATP). cAMP mengaktifkan protein kinase A (PKA), yang
memfosforilasekan protein lain dalam sebuah cascadeyang menyebabkan eksositosis.
Cairan dan sekresi elektrolit distimulasi terutama oleh pengikatan parasimpatetik
transmiter, acetylcoline (Ach) pada reseptor muscarinic cholinergic (MC) dan juga oleh
pengikatan noreepinephrine pada reseptor -adrenergic (-). Reseptor-reseptor ini
mengaktifkan heterotrimeric G-protein Gq/11), yang menyebakan aktivasi phospholipase
C (PLC) yang mengubah phosphatidylinositol biphosphat (PIP2) menjadi inositol
triphosphat (IP3) dan diacylglycerol (DAG). inositol triphosphat menyebabkan pelepasan
Ca2+ dari simpanan (stores)
intraseluler, barangkali retikulum endoplasmik.
Meningkatnya konsentrasi Ca2+ membuka channels dalam membran luminal dan
channels K+ dalam membrane basolateral dan mengaktifkan basolateral Na+/K+/2CLcotransporter. Meningkatnya Cl luminal diseimbangkan oleh pergerakan Na+ ekstraseluler
pada junction yang ketat (TJ), dan gradien osmotik yang dihasilkan menarik air ke dalam
lumen melalui sel via aquaporin 5 saluran air dan melalui junction yang ketat. Basolateral
Na+/K+/2CL- cotransporter dan Na+/K+-adenosine triphosphat berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan elektrolit dan osmotik intraseluler. Kalsium juga
menstimulai eksositosis, akan tetapi pada tingkat yang lebih kecil daripada cyclic
adenosine monophosphat, dan memodulasi aktivitas protein kinase A dan protein kinase
C (PKC). Protein kinase C , sebaliknya memodulasi eksositosis dan konsentarsi Ca2+
intraseluler.
1 sumber lagi: dari scribd.
Kontribusi:
1.
Kel.Parotis :
Unstimulated = 20%
Stimulated = 50%
2.
Kel. Submandibularis

3.

Unstimulated = 65%
Stimulated
= 30%
Kel. Sublingualis
Unstimulated = 7-8%
Stimulated
= 10%

7. FAKTOR PENYEBAB HIPOSALIVASI DAN HIPERSALIVASI


Hipersalivasi: Karena peningkatan produksi saliva, penurunan kemampuan penjernihan
saliva, atau keduanya.

penggunaan obat-obatan,
hiperhidrasi
keracunan logam berat
paroxysmal (istilah yang digunakan dalam dunia kedokteran untuk keadaan dimana
suatu serangan yang secara sering dalam waktu yang singkat dan mempunyai gejala
yang sama) hipersalivasi yang tidak diketahui penyebabnya
keracunan organophospat, radang obstruktif esofagus, penyakit reflux
gastroesophageal, mual, trauma pada pembuluh darah otak, penyakit neurologis

Penyebab lainnya dapat muncul dari iritasi lokal, seperti tumbuhnya gigi pada balita,
ulkus pada rongga mulut, atau adaptasi yang buruk dari prothesa.

Obat-obatan
Bethanechol
Cevimeline
Clozapine
Lithium
Nitrazepam
Physostigmine
Pilocarpine
Risperidone
Kondisi mulut
Cara menggigit
Prothesa
Ulkus rongga mulut

Kondisi yang lain


Trauma pembuluh darah
otak
Penyakit refluks
gastroesofageal
Keracunan logam berat
Hiperhidrasi
Kelainan idiopatik
Mual
Radang obstruktif
esofagus
Penyakit parkinson
Fase sekresi dari
menstruasi

Untuk yang hiposalivasi

Untuk yang hiposalivasi

Hiposalivasi
Penyebab xerostomia dan hipofungsi kelenjar saliva pada orang tua kebanyakan disebabkan
oleh karena berbagai kondisi sistemik (contohnya Sjgren syndrome, diabetes, penyakit
Alzheimer dan dehidrasi). Kelenjar saliva yang lebih tua lebih mudah terserang efek merusak
dari penyakit, obat-obatan, dan radioterapi.
Obat-obatan
Antikolinergik
Anti histamin
Anti hipertensi
Anti parkinson
Anti epilepsi
Kemoterapi onkologi
Sedatif
Anti depresan

Radiasi dan radioisotop

Kondisi oral

Tumor benign kelenjar


saliva

Terapi radionuklida
internal

Infeksi mikroba kelenjar


saliva

Iodine radioaktif

Tumor malignant
kelenjar saliva

Radiasi eksternal

Kondisi lain
Penyakit granulomatous
Amyloidosis
Infeksi HIV
Bells palsy
Kelainan idiopatik
Cystic fibrosis
Penyakit hati stadium
Diabetes
lanjut
Penyakit host melawan organ Malnutrisi
cangkokkan
Faktor psikologis
8. Persyarafan yang menginervasi kelenjar
mayor
dan minor
Sjgrens
syndrome
Persyarafan yang menginervasi kelenjar
saliva
mayor:
Penyakit
tiroid
o Kelenjar parotis : lesser petrosal branch of glossopharyngeal via otic ganglion
(postganglionic fiber with auriculotemporal nerve)
o Submandibular and sublingual: chorda tympani branch of facial (travelling with
lingual nerve) via submandibular ganglion.
Persyarafan yang menginervasi kelenjar saliva minor: nervus cranial ke 7
Netter halaman 192 :

Netter 525 print 536 dan 538.

You might also like