Professional Documents
Culture Documents
Infeksi enteral
Infeksi parenteral
Ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis
3.
4.
5.
4. FAKTOR PREDISPOSISI
Adapun faktor predisposisi dari Diare ini yaitu :
Lingkungan yang kurang bersih
Makanan yang tidak Higienis
5. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama
gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi,
sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi
rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk
mengeluarkannya sehingga timbul diare.
bakteri
timbul
berlebihan
yang
selanjutnya
dapat
4. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini
disebabkan oleh:
-
Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau
muntah yang bertambah hebat.
5. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik,
akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis
bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran
menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.
6. KLASIFIKASI
Pada umunya diare kronik dapat dikelompokkan menjadi 4
kategori yakni
a. Diare Osmotik
Disebabkan oleh osmolaritas intralumen usus lebih tinggi dari
dalam serum. Hal ini terjadi pada intoleransi laktosa, obat
laksatif, (laktulosa, magnesium sulfat, obat (antasid).
b. Diare Sekretorik
Terjadinya sekresi intestinal yang berlebihan dan berkurangnya
absorpsi menimbulkan diare yang cair dan banyak. Pada
umunya disebabkan tumor endokrin, malabsorpsi garam
empedu, laksatif katartik. Terdapat gangguan transpor akibat
adanya perbedaan osmotik intralumen dengan mukosa yang
besar sehingga terjadi penarikan cairan dan elektrolit ke dalam
lumen lumen usus dalam jumlah besar. Feses akan seperti air.
Diare sekresi terbagi menjadi dua berdasarkan pengaruh puasa
terhadap diare. Pertama diare sekretori yang dipengaruhi oleh
4
Malabsorpsi
karbohidrat
proses
metabolisme
: Cytomegavirus
Cacing
7. GEJALA KLINIS
Pasien dengan diare akut ayng disebabkan oleh infeksi sering
mengalami nausea, muntah ,nyeri perut, sampai kejang perut , demam, dan
diare. Terjadi renjatan hipovolemik harus dihindari. Kekurangan cairan
menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi meninjol,
turgor kulit menurun, serta suara serak. Gangguan biokimia seperti
asidosis metabolik akan menyebabkan frekuensi pernapasan llebih cepat
dan dalam (pernaasan Kuasmaul). Bila terjadi renjatan hipovolemik berat
denyut nadi cepat, tekanan darah menurun sampai tak terukur, pasien
gelisah, muka pucat, ujung-ujung ekstremitas dingin dan kadang sianosis.
Kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung. Perfusi ginjal
dapat menurun sehingga timbul anuria, sihingga bila kekurangan cairan
tak segera diatasi dapat timbul penyulit berupa nekrosis tubula.
8. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar
lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar,
b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran
menurun.
c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup
pada anak umur 1 tahun lebih
d. Mata : cekung, kering, sangat cekung
e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen,
peristaltic meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual
muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan
kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum
f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt
6
i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit.
j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa
mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu
bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan
adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.
9. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan tinja
a) Makroskopis dan mikroskopis
b) PH dan kadar gula dalam tinja
c) Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah,
dengan menentukan PH dan cadangan alkali dan analisa gas
darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal
ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan
Posfat.
10. PENATALAKSANAAN
Pada orang dewasa penatalaksanaan diare akut akibat
infeksiterdiri atas:
1. Rehidrasi sebagai prioritas pengobatan utama. Empat hal penting
yang perlu diperhatikan adalah:
Jenis cairan
7
Pada diare akut yang rinagn dapt diberikan oralit. Diberikan cairan
Ringer Laktat, bila tak tersedia bisa diberikan cairan NaCl isotonik
ditambah satu ampul Na bikarbonat 7,5% 50ml.
Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan. Kehilangan cairan tubuh dapat dihitung dengan
beberapa cara.
Metode Pierce yang berdasarkan keadaan klinis:
Derajat dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat
Skor
60-
90mmHg
Tekanan darah sistolik <60mmHg
Frekuensi nadi >120x/menit
Kesadaran apatis
Kesadaran somnolen, sopor atau
koma
Frekuensi napas >30x/menit
Facies kolerika
Vox cholerica
Turgor kulit menurun
Washer womans hand
Ekstremitas dingin
Sianosis
Umur 50-60 tahun
Umur >60 tahun
1
1
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
2
-1
-2
Kebutuhan cairan :
Skor/15 x 10% x kg BB x 1 liter
Jalan masuk atau cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral atau
iv.
Jadwal pemberian cairan
dapat
menimbulkan
kejang
akibat
rangsangan
ekstrapiramidal.
4. Terapi definitif
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan.
Hiegene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi melalui vaksinasi
sangat berarti, selain terapi farmakologi yang tertera pada tabel berikut.
Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare.
Kolera altor
E . coli
Salmonellosis
Shigelosis
Amebiasis
Obat
Tetrasiklin
Kotrimoksazol
2x3 tablet
2x2 tablet
Kloramfenikol
4x500mg
Tak memerlukan
terapi
Ampisilin
4x1 g
Kotrimoksazol
4x500mg
Siprofloksasin
2x500mg
Ampisillin
4x1g
Kloramfenikol
4x500mg
Metronidazol
4x500mg
Tinidazol
1x2g
Jangka waktu
3 hari
6 hari
7 hari
10-14 hari
10-14hari
3-5 hari
5 hari
5 hari
3 hari
3 hari
9
Secnidazol
Tetrasiklin
Giardisis
kuinakrin
Klorokuin
Metronidazol
Mikostatin
Simtomatik
Kandidosis
Virus
1x2g
4x500mg
3x100mg
3x100mg
3x250mg
3x500000 unit
3 hari
10 hari
7 hari
5 hari
7 hari
10 hari
&suportif
Pada diare kronik, pengobatan kausal diberikan pada infeksi maupun
nonifeksi. Obat diberikan berdasarkan etiologinya.
Daftar obat dan dosis berdasarkan penyebab diare kronik.
Etiologi
Shigella sp
H . jejuni
Salmonelosis
C . difficile
ETEC
Tuberkulosis
Jamur kandidosis
Protozoa
Giardiasis
Obat
Ampisililin
Kotrimoksazol
Siprofloksasin
Tetrasiklin
Eritromisin
Siprofloksasin
Kloramfenikol
Peflasin
Siprofloksasin
Vankomisin
Metronidazol
Trimetropin
Siprofloksasin
Kotrimoksazol
Rifampisin
Pirazinamid
Etambutol
Streptomisin
Nistatin
Kuinakrin
Metronidazol
E . hystolica
Cacing Ascaaris
Cacing tambang
Thichuris tichiura
Metronidazol
Pirental pamoat
Idem
Mebendazol
Jangka waktu
5-7 jam
Idem
Idem
Idem
Idem
5 hari
14 hari
7 hari
7 hari
7-10 hari
Idem
3 hari
Idem
Idem
Min 9 bulan
2-3 minggu
7 hari
3-5 hari
7 hari
7 hari
3 hari
Idem
3 hari
11. KOMPLIKASI
10
Renjatan hipovolemik.
Hipoglikemia.
4. Eliminasi
11
Gejala
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
keyakinan / praktik
RASIONAL
1. Membantu membedakan
beratnya episode.
3. Menghindarkan iritan
New diatab
diare non-spesifik.
Kalmicetine
Metronidazole
Ketorolac
Ondancentron
Ciprofloxacin
Rillus
Ranitidin
Diagnosa 2
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan keseimbangan dan
elektrolit dipertahankan secara maksimal.
Kriteria hasil :
-
Tanda vital dalam batas normal (N: 120-60 x/mnt, S; 36-37,50 c, RR : <
40 x/mnt )
Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, mata tidak cowong, UUB
tidak cekung.
15
RASIONAL
1.Penurunan sirkulasi
gejala
cairan
cairan
danelektrolit.
volume
menyebabkan
kekeringan
mukosa
dan
memungkinkan
terapi
pergantian
segera
hari.
4. Anjurkan
keluarga
untuk
laju
Cairan
glomerulus
keluaran
tak
parenteral
( IV
filtrasi
membuat
5. Kolaborasi :
-
cairan
Obat-obatan
(antisekresin,
antispasmolitik, antibiotik)
faal
ginjal
(kompensasi).
-
anti
sekresi
untuk
elektrolit
simbang,
untuk
agar
antispasmolitik
proses
absorbsi
Diagnosa 3
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan nyeri terkontrol dengan
Kriteria hasil:
-
Pasien relaks, tidak gelisah dan tidak menunjukkan gejala-gejala nyeri non
verbal lainnya
INTERVENSI
1. Dorong pasien melaporkan
nyeri
2. Observasi/
catat
distensi
pijatan
nyaman
punggung,
sesuai
modifikasi
resep,
memberikan
meningkatkan
untuk
mentoleransi
nyeri
daripada
diet
mis.,
cairan
dan
makanan
meminta
analgesik
2. Dapat
tindakan
4. Lakukan
RASIONAL
1. Mencoba
menunjukkan
relaksasi,
memfokuskan
kembali
perhatian
dan
meningkatkan kemampuan
koping
4. Istirahat usus penuh dapat
menurunkan nyeri, kram
Diagnosa 4
Setelah dilakukan
terpenuhi.
Kriteria hasil :
17
yang
dalam
keadaan
hangat.
2. Berikan jam istirahat (tidur)
serta kurangi kegiatan yang
berlebihan
3. Monitor intake dan out put
dalam 24 jam.
4. Kolaborasi
dengan
RASIONAL
1. Situasi yang nyaman, rileks
akan
merangsang
makan.
2. Mengurangi
nafsu
pemakaian
dengan
tim
kesehatan lain :
RASIONAL
1. Deteksi dini terjadinya
pemberian
18
Diagnosa 6
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan
energi dengan kriteria hasil:
-
INTERVENSI
1. Evaluasi laporan keletihan.
RASIONAL
1. Meningkatnya derajat
Perhatikan kemampuan
ketidakmampuan).
2. Obervasi TTV
3. Mengidentifikasi kebutuhan
diinginkan/dibutuhkan
pemilihan intervensi.
Diagnosa 7
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan integritas kulit tidak
terganggu.
Kriteria hasil :
-
1)
Demontrasikan
libatkan
serta
keluarga
dalam
posisi
mencegahperkembang biakan
kuman.
2) Mencegah
terjadinya
iritassikulit
yang
diharapkan
kelebaban
oleh
dan
feces
3) Melancarkan
serta alasnya).
3)
RASIONAL
1) Kebersihan
tidur
atau
tak
karena
keasaman
vaskulerisasi,
tak terjadi
Diagnosa 8
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan terjadi perbaikan dalam
pola tidur/ istirahat dengan kriteria hasil :
-
RASIONAL
20
1. Mengkaji
perlunya
dan
mengidentifikasi intervensi
yang tepat
2. Meningkatkan
kenyamanan
dukungan
prikologis
3. Membantu
tidur
fisiologis
menginduksi
tidur
4. Memberikan
relaksasi
serta
situasi
Diagnosa 9
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan pola nafas klien kembali
efektif dengan Kriteria hasil:
-
atau
lobus,segmen
nyaman,
biasanya
dengan
tidak
ada
pada
paru,
atau
21
Berikan tambahan O2
kolaps
menurun
gasnya
memberikan
data
dan
evaluasi
perbaikan pneumotaraks.
d) Pengembangan
dada
sama
inspirasi
maksimal,
meningkatkan
ekspansi paru.
f) Hipoksia pada susunan saraf
pusat mengakibatkan depresi
pernafasan
Diagnosa 10
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan terjadi peningkatan
toleransi terhadap aktivitas dengan kriteria hasil :
-
RASIONAL
1. Perubahan
menunjukkan
sakit kepala
ketidaknyamanan
serebral
sebagai
dapat
perfusi
akibat
menunjukkan
iskemia
jantung
sehubungan
dengan
penurunan perfusi.
3. Mengobati hipoksemia dan
22
asidosis
laktat
selama
perdarahan akut.
4. Mengidentifikasi
hipoksemia, keefektifan /
kebutuhan untuk terapi.
Diagnosa 11
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan tidak terjadi penurunan
curah jantung dengan kriteria hasil :
- Melaporkan / menunjukkan penurunan episode dispnea, angina dan
disritmia
- Menidentifikasi perilaku untuk menurunkan beban kerja jantung
INTERVENSI
1. Dorong tirah baring dalam
posisi semi fowler
2. Evaluasi keluhan lelah,
dispnea, palpitasi, nyeri dada
kontinu
3. Auskultasi bunyi jantung.
Perhatikan jarak / muffed
RASIONAL
1. Menurunkan beban kerja
jantung
memaksimalkan
curah jantung
2. Manifestasi
klinis
dari
dan
miokarditid.
3. Memberikan deteksi dini
gallop S3 dan S4
mis.
GJK,
tamponade
jantung.
4. Meningkatkan
ketersediaan oksigen untuk
fungsi
miokard
menurunkan
dan
efek
DAFTAR PUSTAKA
Bates.B, 1995. Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan.Ed 2. Jakarta : EGC
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. Jakarta :
EGC
24
25