You are on page 1of 7

ABSTRAK

Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) merupakan salah satu jenis pembangkit tenaga
listrik potensial yang dapat dikembangkan di Indonesia yang dapat diandalkan untuk
mensuplai tenaga listrik komersial. Mengingat sumber daya alam dan kondisi geografis
Indonesia yang mendukung untuk dibangunnya pembangkit tenaga listrik jenis ini. PLTGU
juga memiliki tingkat efisiensi yang lebih tinggi, baik efisiensi termal maupun efisiensi
penggunaan bahan bakar dibandingkan dengan pembangkit listrik tenaga termal jenis yang
lain, karena PLTGU menggunakan kombinasi siklus kerja yakni gabungan antara PLTG dan
PLTU selama proses pembangkitan tenaga listrik.
Kata kunci: Daya, PLTGU, Turbin Gas, Turbin Uap, HRSG.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan di bidang industri, properti dan lain sebagainya pada satu dekade terakhir
terus berkembang pesat. Hal ini berdampak pada kenaikan pemakaian energi listrik. Dengan
melihat perkembangan tersebut, maka tuntutan akan adanya unit-unit pembangkit sebagai
pusat penghasil energi listrik terimbas untuk berkembang, baik dari sisi besar kapasitas yang
dihasilkan, maupun dari sisi teknologi khususnya rekayasa permesinan, sistem operasi dan
pemeliharaannya. Tenaga listrik merupakan salah satu elemen terpenting dalam kemajuan dan
pembangunan suatu negara. Hal ini terlihat bahwa kemajuan suatu negara dapat diukur dari
konsumsi tenaga listrik per kapita negara tersebut.
Di Indonesia kebutuhan tenaga listrik dari tahun ke tahun terus meningkat. Sejalan
dengan meningkatnya kebutuhan tenaga listrik tersebut, maka produksi tenaga listrik juga
terus meningkat.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik, PLN Persero membangkitkan tenaga listrik
dari beberapa jenis pembangkit. Besarnya kapasitas terpasang PLN sampai bulan Maret 1989
mencapai 8,53 GW dengan pangsa tertinggi adalah PLTU sebesar 40,06 %, disusul PLTA
sebesar 23,09 %, PLTD sebesar 20,74 %, PLTG sebesar 14,46 %, dan yang paling kecil
pangsanya adalah PLTPs sebesar 1,46 %. Kapasitas terpasang PLTU keseluruhan adalah
sebesar 3.416,95 MW. Yang mempergunakan bahan bakar MFO sebesar 2.086,25 MW,
sedangkan yang mempergunakan bahan bakar batu bara sebesar 1.330,70 MW. PLTD
berkapasitas sebesar 1.769,02 MW dengan bahan bakar yang meliputi HSD, IDO dan MFO.
Untuk PLTG kapasitas terpasangnya sebesar 1.232,68 MW dan yang mempergunakan
bahan bakar HSD sebesar 1.022.92 MW serta sisanya sebesar 230,77 mempergunakan gas
bumi.
Meskipun pangsa gas bumi untuk pembangkit tenaga listrik saat ini masih rendah, namun
besarnya potensi gas bumi di Indonesia memungkinkan untuk mendirikan PLTG. Di samping
itu, didukung adanya teknologi pembangkit yang memiliki efisiensi yang tinggi seperti
pembangkit listrik daur kombinasi gas (PLTGU). Maka besar kemungkinan menggunakan
gas bumi untuk pembangkit tenaga listrik dapat lebih ditingkatkan. Dengan demikian, dapat
lebih menganekaragamkan pemanfaatan gas bumi untuk pembangkit tenaga listrik.

PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap) adalah gabungan dari PLTG dan PLTU,
dimana panas dari gas buang PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan
sebagai fluida kerja di PLTU. Dan bagian yang menghasikan uap tersebut adalah HRSG
(Heat Recovery Steam Generator). bakar dan udara) menjadi energi listrik yang bermanfaat.
Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU
memanfaatkan energi panas dan uap dari gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk
memanaskan air di HRSG (Heat Recovery Steam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh
kering.
Uap jenuh kering inilah yang akan digunakan untuk memutar sudu (baling-baling) Gas
yang dihasilkan dalam ruang bakar pada Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG) akan
menggerakkan turbin dan kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadi energi
listrik. Sama halnya dengan PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun
gas (gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.
Prinsip kerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan ke dalam
kompresor dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke
dalam kompresor tersebut. Pada kompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang
bakar untuk dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan
apakah bisa langsung dibakar dengan udara atau tidak.
Jika menggunakan BBG, gas bisa langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi
jika menggunakan BBM harus dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru
dicampur udara dan dibakar. Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas
bersuhu dan bertekanan tinggi yang berenergi (enthalpy).
Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas diubah oleh turbin menjadi
energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan listrik. Setelah melalui turbin sisa
gas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack.
Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhu tinggi, maka pada saat yang sama
dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubang udara pada turbin. Untuk
mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar yang digunakan tidak boleh
mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium yang melampaui 1 part per mill (ppm).

Secara umum sistem produksi tenaga listrik dari PLTGU dibagi menjadi dua siklus, yaitu :

A. Open Cycle
Open cycle merupakan proses produksi listrik pada PLTGU dimana gas buangan dari turbin gas
( ditunjukkan gambar di atas ) akan segera dibuang ke udara melalui cerobong exhaust. Suhu gas
buangan di cerobong exhaust ini C. Proses seperti ini pada Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
(mencapai 550 PLTGU ) dapat disebut sebagai proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Gas
(PLTG) yaitu suatu proses pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas . Untuk
lebih detailnya dapat dijelaskan pada pada Sub Sub Bab Proses Produksi Listrik Turbin Gas
( PLTG ).
B. Closed Cycle / Combined Cycle
Kalau pada open cycle gas buang dari turbin gas ( ditunjukkan gambar no.8 ) langsung dibuang
melalui cerobong exhaust, maka pada proses combined cycle / closed cycle, gas buang dari tubin
gas ( ditunjukkan gambar no.8 ) akan dimanfaatkan terlebih dahulu untuk memasak air yang
berada di HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ). Kemudian uap yang dihasilkan dari HRSG
( Heat Recovery Steam Generator ) tersebut akan digunakan untuk memutar turbin uap
( ditunjukkan gambar no.13 ) agar dapat menghasilkan listrik setelah diolah terlebih dahulu pada
generator ( ditunjukkan gambar no.14 ). Jadi proses combined cycle / closed cycle inilah yang

disebut sebagai proses Pembangkitan / Produksi Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU ) yaitu proses
pembangkitan listrik yang dihasilkan oleh putaran turbin gas dan turbin uap.

Daya listrik yang dihasilkan pada proses open cycle tentu lebih kecil dibandingkan dengan daya
listrik yang dihasilkan pada proses produksi listrik combined cycle / closed cycle. Pada prakteknya,
kedua siklus diatas disesuaikan dengan kebutuhan listrik masyarakat. Misalnya hanya diinginkan
open cycle karena pasokan daya dari open cycle sudah memenuhi kebutuhan listrik masyarakat.
Sehingga stack holder yang membatasi antara cerobong gas dan HRSG dibuat close, dengan
demikian gas buang dialirkan ke udara melalui cerobong exhaust. Dan apabila dengan open cycle
kebutuhan listrik masyarakat belum tercukupi maka diambil langkah untuk menerapkan combined
cycle / closed cycle. Namun demikian dalam sistem mekanik elektrik, suatu mesin akan lebih baik
pada kondisi continous running, karena apabila mesin berhenti akan banyak mengakibatkan korosi,
perubahan setting, mur atau baut yang mulai kendur dan sebagainya. Selain itu dengan continous
running lebih mengefektifkan daya, sehingga daya yang dihasilkan menjadi lebih besar.

Jadi secara garis besar untuk produksi listrik di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap ( PLTGU ) pada
PT. Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Semarang dapat dibagi menjadi 2 proses yaitu :
1. Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Gas ( PLTG )
2. Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Uap ( PLTU )

III.3.1 Proses Pembangkitan / Produksi Listrik Turbin Gas ( PLTG )


Pada proses Produksi Listrik Turbin Gas (PLTG) adalah berlangsung sebagai berikut :
Sebagai pemutar awal saat turbin belum menghasilkan tenaga, motor crangking (ditunjukkan
gambar no.4) mulai berputar dengan menggunakan energi listrik yang diambil dari jaringan listrik
150 KV / 500 KV Jawa Bali. Motor crangking (ditunjukkan gambar no.4) ini berfungsi memutar
compressor sebagai penghisap udara luar, dengan terlebih dahulu melalui air filter (ditunjukkan
gambar no.5). Udara luar ini akan diubah menjadi udara atomizing untuk sebagian kecil
pembakaran

dan

sebagian

besar

sebagai

pendingin

turbin.

Disisi lain bahan bakar berupa solar / HSD (High Speed Diesel ) dialirkan dari kapal/ tongkang
(ditunjukkan gambar no.1) ke dalam rumah pompa BBM HSD (ditunjukkan gambar no.2) kemudian
di pompa lagi dengan pompa bahan bakar (ditunjukkan gambar no.3) dimasukkan ke dalam ruang
bakar / combustion chamber (ditunjukkan gambar no.7).

Pada saat bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar dan udara atomizing yang berasal
dari compressor bercampur dalam combustion chamber, maka bersamaan dengan itu busi (spark
plug) mulai memercikan api sehingga menyulut pembakaran. Gas panas yang dihasilkan dari
proses pembakaran inilah yang akan digunakan sebagai penggerak / pemutar turbin gas
(ditunjukkan gambar no. 8). Sehingga listrik dapat dihasilkan setelah terlebih dahulu diolah pada
generator (ditunjukkan gambar no. 10).

Daya yang dihasilkan mencapai 100 MW untuk tiap gas turbine generator. Pada PLTGU memiliki
dua buah blok dengan masing-masing blok terdiri dari 3 buah gas turbine generator. Karena
tegangan yang dihasilkan dari generator masih rendah maka pada tahap selanjutnya tegangan ini
akan disalurkan ke trafo utama untuk dinaikkan menjadi 150 KV. Jadi pada proses open cycle maka
gas buangan dari turbin gas (ditunjukkan gambar no. 8) akan langsung dibuang malalui cerobong
exhaust.

III.3.2 Proses Produksi Listrik Turbin Uap ( PLTU )


Gas bekas yang ke luar dari turbin gas ( ditunjukkan gambar no.8 ) dimanfaatkan lagi setelah
terlebih dulu diatur oleh selector valve ( ditunjukkan gambar no.9 ) untuk dimasukkan ke dalam
boiler / HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ) ( ditunjukkan gambar no.10 ) yang memiliki drum
( ditunjukkan gambar no. 12 ). Uap yang dihasilkan dipakai untuk memutar turbin uap

( ditunjukkan gambar no.13 ) agar menghasilkan tenaga listrik pada generator ( ditunjukkan
gambar no.14 ). Uap bekas dari turbin tadi diembunkan lagi di condensor ( ditunjukkan gambar
no.15 ) kemudian air condensate di pompa oleh condensate pump ( ditunjukkan gambar no.16 ),
selanjutnya dimasukkan lagi ke dalam deaerator ( ditunjukkan gambar no.17 ) dan oleh feed water
pump ( ditunjukkan gambar no.18 ) dipompa lagi ke dalam drum untuk kembali diuapkan. Inilah
yang disebut dengan combined cycle / closed cycle. Jadi secara singkat dapat dikatakan bahwa
combined cycle / closed cycle merupakan rangkaian open cycle ditambah dengan proses
pemanfaatan kembali gas buang dari proses open cycle untuk menghasilkan uap sebagai
penggerak turbin uap (ditunjukkan gambar no.13 )
III.4 Komponen Yang Terdapat Pada PLTGU
III.4.1 Cranking Motor
Crangking Motor adalah motor yang digunakkan sebagai penggerak awal saat turbin belum
menghasilkan tenaga penggerak generator ataupun compressor. Motor Crangking mendapatkan
suplai listrik yang berasal dari jaringan tegangan tinggi 150 KV / 500 KV Jawa Bali.
III.4.2 Air Filter
Air Filter merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas agar udara yang mengalir
menuju ke compressor merupakan udara yang bersih.
III.4.3 Compressor
Compressor sebagai penghisap udara luar, dengan terlebih dahulu melalui air filter. Compressor
menghisap udara atmosfer dan menaikkan tekanannya menjadi beberapa kali lipat ( sampai 8
kali ) tekanan semula. Udara luar ini akan diubah menjadi udara atomizing untuk sebagian kecil
pembakaran dan sebagian besar sebagai pendingin turbin.
III.4.4 Combustion Chamber
Combustion chamber (ruang bakar) adalah ruang yang dipakai sebagai tempat pembakaran bahan
bakar (solar) dan udara atomizing. Gas panas yang dihasilkan dari proses pembakaran di
combustion chamber digunakan sebagai penggerak turbin gas.
III.4.5 Gas Turbine
Gas Turbine adalah turbin yang berputar dengan menggunakan energi Gas panas yang dihasilkan
dari combustion chamber. Hasil putaran dari turbin inilah yang akan diubah oleh generator untuk
menghasilkan
III.4.6 Selector Valve

listrik.

Selector Valve merupakan valve yang berfungsi untuk mengatur gas buangan dari turbin gas,
apakah akan dibuang langsung ke udara ataukah akan dialirkan menuju ke HRSG.
III.4.7 Gas Turbine Generator (GTG)
Generator jenis ini ( ditunjukkan gambar no.10 ) berfungsi sebagai alat pembangkit listrik dengan
menggunakan tenaga putaran yang dihasilkan dari turbin gas. Pada PLTGU, satu buah generator ini
menghasilkan daya 100 MW. PT. Indonesia Power Unit Bisnis pembangkitan Semarang memiliki
enam buah Gas Turbine generator dengan kapasitas masing-masing adalah 100 MW.
III.4.8 Steam Turbine
Steam Turbine ( Turbin Uap ) adalah turbin yang berputar dengan menggunakan energi uap. Uap
ini diperoleh dari penguapan air yang berasal dari HRSG ( Heat Recovery Steam Generator ).
III.4.9 Steam Turbine Generator (STG)
Steam Turbine Generator ( ditunjukkan gambar no.14 ) merupakan generator berfungsi sebagai
alat pembangkit listrik dengan menggunakan tenaga putaran yang diperoleh dari turbin uap.
Tenaga penggeraknya berasal dari uap kering yang dihasilkan oleh HRSG dengan putaran 3000
RPM, berpendingin hidrogen dan tegangan keluar 11,5 KV. Pada PLTGU, satu buah generator ini
menghasilkan daya kurang lebihnya sekitar 200 MW. PT. Indonesia Power Unit Bisnis pembangkitan
Semarang

memiliki

dua

buah

steam

turbine

generator

untuk

bagian

PLTGU-nya.

III.4.10 HRSG ( Heat Recovery Steam Generator )


UBP Semarang memiliki 2 blok Combine Cycle Power Plant dengan kapasitas masing-masing 1x
500 MW. Per bloknya terdiri dari 3 x 100 MW turbin gas dan 1 x 200 MW turbin uap yang
merupakan combine cycle dari sisa gas buang dari GTG.
Untuk masing-masing HRSG akan membangkitkan uap sebesar 194,29 ton/jam 100 o C 514 0 C
(HSD) pada outlet flow gas total flow, pada inlet flow gas tergantung dari load gas turbin dan
ambien temperatur. HRSG ini didesain untuk beroperasi pada turbin gas dengan pembakaran
natural gas dan destilate oil.

You might also like