Professional Documents
Culture Documents
saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
b) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan
ke badan sel.
c) Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan
neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari
kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
a) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
b) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima
dari otak dan sumsum tulang belakang.
c) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf
satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum
tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf
tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis
seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan
enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.
2. Susunan Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom
A. Sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela
sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk member oksigen dan nutrisi
serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks)
dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
1. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental,yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses
berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan
terdapat dibagian belakang.
2. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjarkelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
3. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
Medula
spinalis Menuju
daerah
7 pasang
Serviks
12 pasang
Punggung
Organ-organ dalam
5 pasang
Lumbal/pinggang
Paha
5 pasang
Sakral/kelangkang
1 pasang
Koksigeal
ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki,
tangan, dan otot lurik.
Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara kulit, sistem saraf
pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti kamu dapat
memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian tubuh di bawah
pengaruh sistem ini.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau
yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem
saraf otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem
saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf preganglion
keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini berupa 25
pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang. Fungsi dari
sistem saraf simpatik adalah sebagai berikut.
Memperlebar bronkus
Memperlebar pupil
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa
jaring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik.
Sistem saraf parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem
saraf simpatik. Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung,
sedangkan pada sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung.
NERVUS KRANIAL
N.I (olfaktorius)
Berasal dari axon organon olfactus pada tunica mukosa bagian tas rongga
hidung.Kemudian bulbus olfaktorius, kemudian serabut saraf akan berjalan ke tractus
olfactorius.Tractus olfaktorius akan menuju substantia proforata anterior, kemudian
bercabang duamenjadi :
N.II (optikus)
Sebenarnya bukan merupakan serabut saraf, tapi penonjolan dari otak. Reseptornya
adalah sel ganglion pada retina. Merupakan saraf sensorik murni.Axon dari sel
ganglion retina menuju discus opticus lalu kemudian keluar dari bola matadan
membentuk nervus optikus. Kemudia nervus optikus bersilangan dengan
n.optikussisi lainnya di chiasma optikum yang terletak di pertemuan antara dinding
depan denganventriculus tertius. Kemudian akan terbentuk traktus optikus dengan
ketentuan:
Serabut saraf yang separo nasalis retina akan menyilang linea mediana
menuju tractusopticus yang lain.
Serabut saraf yang separo temporal retina tidak menyilang linea mediana
menujutractus opticus yang sama.Kemudian dari tractus opticus akan terjadi
N.III (occulomotorius)
Memiliki dua nukleus :
Nukleus occulomotorius principlaes (motorik)Terletak di depan substansia grissea.
Mengirimkan serabut efferen somatik ke seluruhotot bola mata kecuali : m.obliquus
superior (n.IV) dan m.rectus lateralis (n.VI).menerima :
menerima :
o Serabut aferen dari tractus corticonuclearis : untuk refleks akomodasi
Sentral
Serabut yang naik membawa rangsang sentuhan dan tekanan dan berakhir
padanukleus sensorik itama. Serabut yang turun membawa rangsang sakit
dan suhuyang berakhir pada nucleus (tractus) spinalis. Sedangkan rangsang
proprioseptif berakhir pada nucleus mesenchepalicus.
perifer
dan
nucleussensorik
n.trigeminus
(refleks
lakrimasi
N.VIII (vestibulocochlearis)
N.vestibularisDibentuk dari axon ganglion vetibulare pada meatus acusticus
internus.
Saat masuk kekompleks nuclei vestibularis, serabutnya bercabang dua, yang pendek
naik, yang panjang turun.
Sebagian kecil menuju cerebellum melalui pedunculus cerebelliinferior. Kompleks
nuclei vestibularis terdiri dari :
Nucleus vestibularis lateralis
Nucleus vestibularis superior
Nucleus vestibularis medialis
Nucleus vestibularis inferior
Serabut sarafnya :
Serabut aferen somatik umum (propioseptif)Datang dari uriculus, sacculus,
dan canalis semicircularis melalui n.vestibularis.sedangkan yang dari
cerebellum melalui pedunculus cerebelli inferior.
Serabut eferen somatik Khusus dari nucleus vestibularis lateralis turun ke
medulla spinalis membentuk tractus vestibulospinalis.Berpengaruh dalam
gerakan bola mata dan menjaga keseimbangan dengan mengontroltonus otot
bagian tubuh atas dan bawah.
N.cochlearis
Pembentuknya merupakan cabang sentral dari ganglion spiralis cochlea.
Saatmemasuki pons akan bercabang dua, satu cabang memasuki nucleus cochlearis
posterior dan lainnya memasuki nucleus cochlearis anterior. Nucleus cochlearis
parasaimpatis menuju
N.X(vagus)
Memiliki tiga nuclei :
Nucleus motorik utama Menerima serabut aferen dari tractus
corticoneuralis dan meneruskan serabut eferenke mm.constrictor
pharyngeus dan otot intrinsik laring.
Nucleus parasympathicusMenerima serabut aferen dari hipotalamus
melalui jalan ototnom turun dann.glossopharyngeus khusus untuk
lengkung refleks sinus caroticus. Kemudianmengirimkan serabut
eferen ke otot polos bronkus, otot jantung, dan otot polos
traktusdigestivus mulai dari esofagus sampai duapertiga proksimal
kolon transversum.
Nucleus sensorik Merupakan bagian bawah dari nucleus tractus
solitarius. Rangsang pengecapan berjalan melalui dendrit ganglion
inferius nervus vagus yang aksonnya kemudianakan berlanjut ke
nucleus sensorik nervus vagus dan bersinapsis.
Serabut eferennukleus sensorik n.vagus akan berjalan menyilang garis
tengah dan naik ke atasmenuju :
Kelompok ventralis nukleus thalamus pada sisi kontralateral yang
berakhir padagyrus postcentralis (brodmann 3,2,1)
Nucleus hypothalamus. Masuknya rangsang eksteroseptif melalui
ganglionsuperius n.vagus yang berakhir di nucleus spinalis
n.trigeminus. Nervus vagus memiliki lima jenis serabut saraf.
N.XI (acessorius)
Terdiri dari dua radix :
Radix cranialis Pusatnya berada pada bagian paling bawah nucleus ambiguus.
Menerima serabutaferen dari tractus corticonuclearis dari kedua hemisferium
serebri. Serabut eferennya bergabung dengan n.vagus dan disebarkan melalui :
R.pharyngeus n.vagus untuk mensarafi otot-otot palatum molle
N.recurrent laryngis untuk mensarafi otot intrinsik laring
Radix spinalisPuatnya berada pada nucleus spinalis yang berasal dari cornu anterius
segmenmedulla spinalis C1 s.d C4. Aksonnya berjalan pada kolumna lateralis
substansia
albamedulla
spinalis.
Menerima
serabut
aferen
dari
tractus
terdapat
di
nucleus
hypoglossus.
Menerima
serabut
aferen
dari
pyramid,
lalu
kemudian
mensarafi
semua
otot
lidah
kecuali
LMN
Tiada resistensi terhadap regangan pasif
Otot menjadi flaccid pada 2-3 minggu setelah onset penyakit
Refleks
UMN
Lesi kronik:
Hiperrefleksik pada deep tendon reflex (reflex arc masih ada), juga terjadi
Babinski sign dan klonus
Lesi akut: Tiada atau lemahnya deep tendon reflex
LMN
Tiada deep tendon reflex (bagian eferen reflex arc berkurang)
Refleks abnormal tidak pernah ada
Reflex
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima
oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan
ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang misalnya refleks pada lutut.
Jenis-jenis Gerak Refleks
Refleks adalah mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah sadar. Perilaku naluriah
dari hewan yang lebih rendah dikuasai sebagai besar oleh refleks pada manusia perilaku
lebih banyak merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks bekerja sebagai
mekanisme pertahanan dasar, namun refleks.
Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
Gerak refleks ini sangat penting artinya sebagai bentuk pertahanan pada makhluk hidup.
Pada hewan tingkat rendah, gerak refleks merupakan gerakan yang mendominasi, Pada
manusia gerakan refleks hanya pada gerak-gerak tertentu saja. Biasanya, manusia
melakukan gerak refleks, jika terjadi situasi yang dianggap berbahaya atau dianggap bisa
membuat tubuh dalam keadaan seimbang.
Refleks fisiologis adalah sebagai berikut :
1. Reflek kornea : Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila
mengedip (N IV & VII )
2. Reflek faring : Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan
( N IX & X )
3. Reflek Abdominal : Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil
negative pada orang tua, wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi
otot.
4. Reflek Kremaster : Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum
sisi yang sama naik / kontriksi ( L 1-2 )
5. Reflek Anal : Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5)
6. Reflek Bulbo Cavernosus : Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan
kedalam anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
7. Reflek Bisep ( C 5-6 )
8. Reflek Trisep ( C 6,7,8 )
9. Reflek Brachioradialis ( C 5-6 )
10. Reflek Patela ( L 2-3-4 )
11. Reflek Tendon Achiles ( L5-S2)
12. Reflek Moro : Refleks memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan
13. Reflek Babinski : Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki
mengarah ke jari, hasil positif pada bayi normal sedangkan pada orang dewasa
abnormal ( jari kaki meregang / aduksi ektensi )
14. Sucking reflek : Reflek menghisap pada bayi
15. Grasping reflek : Reflek memegang pada bayi
16. Rooting reflek : Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi
TUGAS
NEUROPSIKIATRI
oleh:
RENNY NIUNIFAT (2008-83-002)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2012
DAFTAR PUSTAKA
1. Sidharta P. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam neurologi. Jakarta: Dian Rakyat. 1999.
Hal 440- 3.
2. Price, Wilson ,Anatomi dan Fisiologi system saraf , Penerbit EGC, Jakarta 2006
3. http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf
saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan badan
nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat transportasi sintesis
protein.
e) Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan
ke badan sel.
f) Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan
neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari
kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini disebut
dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.
Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu:
d) Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari
reseptor yaitu alat indera.
e) Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke
efektor yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima
dari otak dan sumsum tulang belakang.
f) Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf
satu dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum
tulang belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf
motorik.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf
tersebut disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis
seperti benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan
enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.
4. Susunan Sistem Saraf
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf
tepi terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom
C. Sistem saraf pusat.
Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (Medula
spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi yang sangat
penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang belakang, otak
juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges.
Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.
4. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
5. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di
dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela
sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk
melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.
6. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan
permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk member oksigen dan nutrisi
serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:
4. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)
5. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)
6. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam
sistem saraf pusat
Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi
susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya (korteks)
dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian tengah berupa
materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa materi putih.
Otak
Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah
(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan
jembatan varol.
6. Otak besar (serebrum)
Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental,yaitu yang
berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori),kesadaran, dan pertimbangan.
Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai dengan
kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian korteks serebrum
yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area sensor) yang terletak di
sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon
rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.
Area ini berperan dalam proses belajar, menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan
belajar berbagai bahasa. Di sekitar kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur
kegiatan psikologi yang lebih tinggi. Misalnya bagian depan merupakan pusat proses
berfikir (yaitu mengingat, analisis, berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan
terdapat dibagian belakang.
7. Otak tengah (mesensefalon)
Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjarkelenjar endokrin.
Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur refleks mata
seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.
8. Otak kecil (serebelum)
Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang terjadi secara
sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang merugikan atau
berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin dilaksanakan.
NERVUS KRANIAL
N.I (olfaktorius)
Berasal dari axon organon olfactus pada tunica mukosa bagian tas rongga
hidung.Kemudian bulbus olfaktorius, kemudian serabut saraf akan berjalan ke tractus
olfactorius.Tractus olfaktorius akan menuju substantia proforata anterior, kemudian
bercabang duamenjadi :
N.II (optikus)
Sebenarnya bukan merupakan serabut saraf, tapi penonjolan dari otak. Reseptornya
adalah sel ganglion pada retina. Merupakan saraf sensorik murni.Axon dari sel
ganglion retina menuju discus opticus lalu kemudian keluar dari bola matadan
membentuk nervus optikus. Kemudia nervus optikus bersilangan dengan
n.optikussisi lainnya di chiasma optikum yang terletak di pertemuan antara dinding
depan denganventriculus tertius. Kemudian akan terbentuk traktus optikus dengan
ketentuan:
Serabut saraf yang separo nasalis retina akan menyilang linea mediana
menuju tractusopticus yang lain.
Serabut saraf yang separo temporal retina tidak menyilang linea mediana
menujutractus opticus yang sama.Kemudian dari tractus opticus akan terjadi
sinapsis dengan corpu geniculatum lateral (PUSAT) yang bersama corpus
geniculatum mediale membentuk metathalamus.Kemudian axonnya akan
membentuk radiatio optikus yang berjalan ke belakang melalui pars
retrolenticularis capsula interna dan berakhir pada cortex visualis (area
brodmann 17).Cortex asosiasi visual (brodmann 18 dan 19) bertanggung
jawab dalam pengenalanobjek dan pembedaan warna.
N.III (occulomotorius)
Memiliki dua nukleus :
Nukleus occulomotorius principlaes (motorik)Terletak di depan substansia grissea.
Mengirimkan serabut efferen somatik ke seluruhotot bola mata kecuali : m.obliquus
superior (n.IV) dan m.rectus lateralis (n.VI).menerima :
menerima :
o Serabut aferen dari tractus corticonuclearis : untuk refleks akomodasi
o Serabut aferen dari nucleus pretectalis : untuk refleks sinar
N.IV (trochlearis)
Terletak di depan substansia grissea setinggi coliculi anterior. Berfungsi untuk
mengirimkan serabut eferen somatik (motorik sadar) yang akan bersilangan
velummedullare superior yang kemudia jalan di bawah coliculus inferior, masuk
orbita danmensarafi m.obliquus superior. Menerima serabut aferen dari :
Nucleus corticonuclearis
Tractus tectobulbaris
Fasciculus longitudinalis medialis yang kemudian akan berhubungan dengan
NC.III,VI dan VIII
Merupakan satu-satunya nervus kranialis yang keluar dari sisi dorsal batang otak.
N.V
Merupakan nervus kranialis terbesar. Memiliki dua radix dan empat nuclei.
Radix sensorik (portio major)
Pusatnya di ganglion semilunare (Gasseri). Nucleus yang berperan ada 3 :
o Sensorik utama (pusat sensasi sentuhan dan tekanan)
o (tractus) spinalis (pusat sakit dan suhu)
o Mesenchepalicus (pusat sensasi proprioseptif)memiliki dua cabang :
Sentral
Serabut yang naik membawa rangsang sentuhan dan tekanan dan berakhir
padanukleus sensorik itama. Serabut yang turun membawa rangsang sakit
dan suhuyang berakhir pada nucleus (tractus) spinalis. Sedangkan rangsang
proprioseptif berakhir pada nucleus mesenchepalicus.
perifer
axon dari nucleus-nucleus sensorik akan menyilang dan naik sebagai
lemnicustrigeminus dan berakhir di nucleus posteromedial ventralis thalami
yang berjalandi capsula interna dan berakhir di gyrus postcentralis
(broadmann 3,1,2).
Radix motorik Terdiri dari serabut saraf eferen visceralis khusus (motorik
sadar dari archus branchialis). Nucleus yang berperan adalah nucleus
motorik n.trigeminus.
N.VI (abduscens)
Memiliki serabut saraf eferen somatik (motorik sadar untuk m.rectus lateralis.
Pusatnya berada pada nucleus motorik dan abduscens.
N.VII (fascialis)
Memiliki 3 nuclei :
Nucleus motorik utamaYang mensarafi bagian bawah muka mendapat
serabut aferen dari tractuscorticonuclearis dari hemispherum contralateral.
Sedangkan yang mensarafi bagianatas muka mendapat serabut aferen dari
kedua sisi hemisferum cerebri.
Nucleus motorik utama akan membentuk radix motorik yang mengitari sisi
medialnucleus abduscent dan jalan dibawah colliculus facialis.
Nucleus parasymphaticus Letaknya di posterolateral nucleus motorik utama.
Memiliki dua nucleus :
Nucleus salivarus superior Menerima serabut aferen dari : hypothalamus,
systema olfactorius dan nucleustractus solatorius (pengecapan).
Nucleus lacrimalisMenerima serabut aferen dari hypothalamus (respon
emosional)
dan
nucleussensorik
n.trigeminus
(refleks
lakrimasi
N.VIII (vestibulocochlearis)
N.vestibularisDibentuk dari axon ganglion vetibulare pada meatus acusticus
internus.
Saat masuk kekompleks nuclei vestibularis, serabutnya bercabang dua, yang pendek
naik, yang panjang turun.
Sebagian kecil menuju cerebellum melalui pedunculus cerebelliinferior. Kompleks
nuclei vestibularis terdiri dari :
Nucleus vestibularis lateralis
parasaimpatis menuju
N.XI (acessorius)
Terdiri dari dua radix :
Radix cranialis Pusatnya berada pada bagian paling bawah nucleus ambiguus.
Menerima serabutaferen dari tractus corticonuclearis dari kedua hemisferium
serebri. Serabut eferennya bergabung dengan n.vagus dan disebarkan melalui :
R.pharyngeus n.vagus untuk mensarafi otot-otot palatum molle
N.recurrent laryngis untuk mensarafi otot intrinsik laring
Radix spinalisPuatnya berada pada nucleus spinalis yang berasal dari cornu anterius
segmenmedulla spinalis C1 s.d C4. Aksonnya berjalan pada kolumna lateralis
substansia
albamedulla
spinalis.
Menerima
serabut
aferen
dari
tractus
terdapat
di
nucleus
hypoglossus.
Menerima
serabut
aferen
dari
pyramid,
lalu
kemudian
mensarafi
semua
otot
lidah
kecuali
LMN
Tiada resistensi terhadap regangan pasif
Otot menjadi flaccid pada 2-3 minggu setelah onset penyakit
Refleks
UMN
Lesi kronik:
Hiperrefleksik pada deep tendon reflex (reflex arc masih ada), juga terjadi
Babinski sign dan klonus
Lesi akut: Tiada atau lemahnya deep tendon reflex
LMN
Tiada deep tendon reflex (bagian eferen reflex arc berkurang)
Refleks abnormal tidak pernah ada
Reflex
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap
rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya
berkedip, bersin, atau batuk.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari
reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima
oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan
ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini
disebut lengkung refleks.
Gerak refleks dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di
dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks
sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang
belakang misalnya refleks pada lutut.
Jenis-jenis Gerak Refleks
Refleks adalah mekanisme reaksi terhadap rangsangan di bawah sadar. Perilaku naluriah
dari hewan yang lebih rendah dikuasai sebagai besar oleh refleks pada manusia perilaku
lebih banyak merupakan suatu masalah dari persyaratan dan refleks bekerja sebagai
mekanisme pertahanan dasar, namun refleks.
Refleks-refleks yang penting bagi neurologi klinis dapat di bagi menjadi 4 kelompok, yaitu:
refleks superfisial (kulit dan lendir)
refleks tendon dalam (miotatik)
refleks viseral (organik)
refleks patologik (abnormal)
Gerak refleks ini sangat penting artinya sebagai bentuk pertahanan pada makhluk hidup.
Pada hewan tingkat rendah, gerak refleks merupakan gerakan yang mendominasi, Pada
manusia gerakan refleks hanya pada gerak-gerak tertentu saja. Biasanya, manusia
melakukan gerak refleks, jika terjadi situasi yang dianggap berbahaya atau dianggap bisa
membuat tubuh dalam keadaan seimbang.
Refleks fisiologis adalah sebagai berikut :
17. Reflek kornea : Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila
mengedip (N IV & VII )
18. Reflek faring : Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan
( N IX & X )
19. Reflek Abdominal : Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil
negative pada orang tua, wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi
otot.
20. Reflek Kremaster : Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum
sisi yang sama naik / kontriksi ( L 1-2 )
21. Reflek Anal : Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5)
22. Reflek Bulbo Cavernosus : Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan
kedalam anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
TUGAS
oleh:
CALLY PENTURY
2008-83-019
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2012
DAFTAR PUSTAKA
4. Sidharta P. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam neurologi. Jakarta: Dian Rakyat. 1999.
Hal 440- 3.
5. Price, Wilson ,Anatomi dan Fisiologi system saraf , Penerbit EGC, Jakarta 2006
6. http://www.scribd.com/doc/6578595/Sistem-Saraf