You are on page 1of 7

AKUISI DATA SELF-POTENTIAL

Dalam penelitian ini, pengukuran dilakukan di Kawah Putih, Gunung


Patuha, Jawa Barat. Kawah Putih berada di ketinggian sekitar 2.200 meter di atas
permukaan laut. Patuha merupakan andesit stratovolcano Jenis gunung. Secara
geologi, gunung adalah bagian dari Patuha aktif Sunda busur, yang
terbentuk dari India-Australia plat ditundukkan di bawah Lempeng Eurasia
(Layman, 2003). Vulkanik di wilayah ini berasal dari Upper Pliosen dan
Pleistosen Bawah yang memberikan sistem unik gunung berapi dan danau kawah.
Penempatan titik pengamatan ditunjukkan pada Gambar. 5. Kawah
Putih memiliki lebar sekitar 300 m ke danau air dengan suhu sekitar 26-34oC.
Kawah ini mengandung asam dengan pH 0,5-1,3, 2500-4600 ppm sulfur dan
5300-12600 ppm konten Cl.
Metode gradien potensial menggunakan dua elektroda untuk bergerak
jarak tetap sekitar 5 m atau 10m. pengamatan Titik adalah titik tengah antara dua
elektroda dengan unit mV unit / m. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan
adalah potensi Metode amplitudo. Pengukuran potensi diri di Kawah Putih
memiliki sekitar 41 poin. Peralatan yang digunakan dalam data akuisisi adalah
multi meter digital, berpori pot, tembaga elektroda, kabel, CuSO4, GPS dan sekop

DATA PROCESSING
Data ini dibuat dalam koordinat (bujur dan lintang). Data yang diukur
dikoreksi dengan titik dasar (referensi) dan elevasi. Dalam pengumpulan data
potensi diri untuk penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode potensial
amplitudo dengan posisi titik acuan (base) terletak di kawah putih, dengan posisi
koordinat pada 9207050 765 384 Bujur Timur dan Lintang Selatan dengan
ketinggian 2.213 m di atas permukaan laut. Sementara yang bergerak elektroda
(rover) sebagai tokoh 3.2 dengan jarak antara titik pengamatan 10 m.
Proses Data gridding dilakukan dengan menggunakan kriging. Dari hasil disusun
dalam tiga mengiris (A, B dan C) seperti yang ditunjukkan pada
Gambar. 6 Garis A memiliki nilai SP antara - 107,49 dan 35.77 mV. Ada nilai SP
kurang - 100 mV. air gerakan dan deposito sulfid ada di daerah ini, Untuk jalur B,
yang Nilai SP adalah antara -107,49 dan 47.16 mV. Nilai SP kurang -100 mV juga
mendapatkan di line. Dari ini nilai SP garis C adalah antara - 47,8 dan 57,51 mV.
Penurunan nilai SP di baris ini karena cairan zona fraktur

INTERPRETASI DATA
Setelah akuisisi data dan pengolahan data, nilai SP dikoreksi di ketinggian, 2199m
sampai 2228 m dari -107,49 untuk 82.94 mV. Potensi diri anomali beragam nilai
sesuai dengan sumbernya (Reynolds, 1997). Jika nilai potensi diri adalah negatif
ratusan milivolt, maka sumber kemungkinan deposito bijih sulfida, deposito

grafit, magnetit dan mineral konduktif, batubara atau mangan. Jika potensi diri
positif dari puluhan milivolt, maka kemungkinan sumber kuarsa vena atau
pegmatite. Jika nilai potensi diri kurang dari 100 milivolt, itu mungkin karena
reaksi kimia. Jika selfpotential yang positif atau negatif dari seratus milivolt, yang
Penyebab adalah pergerakan air tanah. Jika potensi diri adalah nilai negatif dari
tiga ratus milivolt, penyebabnya adalah bioelectric (pohon dan tanaman).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa potensi diri nilai bervariasi antara 107,49 ke 35,77 mV pada jarak sekitar 270 m on line A atau sekitar 9.207.270 N
dan 765 550 E. Hasil ini dapat diartikan bahwa ada pergerakan air tanah akibat
pendangkalan sulfur dekat kawah di mana sisa-sisa produksi belerang berasal dari
sedimen danau crater-. Sejalan B, nilai potensi diri adalah antara -107,49 untuk
47.16 mV. Pada titik awal jalur B atau sekitar 9207150 N -765 520 E dan akhir
baris B atau sekitar 9207270 N - 765 395 E merupakan selfpotential yang kurang
dari -100 mV. Hasil ini menunjukkan bahwa gerakan air tanah yang disebabkan
oleh sulfida sedimen yang sama untuk jalur A.
Garis C, nilai potensi diri berkisar antara -47,8 ke 57,51 mV. Untuk titik
awal untuk jarak sekitar 25 m atau posisi 765340 E dan N 9.207.032 untuk
765.363 N 9207040 E, Nilai potensi diri mengurangi dari sekitar 35 mV sampai
30 mV, kemudian menurun tajam hingga -47 mV dan kemudian meningkat
hingga 57,5 mV. Berbagai potensi diri di garis C dalam nilai normal. Penurunan
nilai potensi diri tajam menunjukkan zona fraktur kemungkinan yang diisi oleh
cairan. Potensi diri anomali dapat dilihat di dasar Data air pengukuran dan tanah
(Gambar. 10). Berdasarkan reaksi kimia karena gerakan air tanah dan juga oleh
melihat lokasi pengeboran di sumur yang ada, gerakan air tanah benar-benar bisa
tren di segala penjuru. Namun, berdasarkan titik merah dan hijau dot, lokasi
sumur yang ada dan lokasi sumur yang direncanakan, pergerakan air tanah
diperkirakan timur laut seperti ditunjukkan pada Gambar. 11. ini karena ada titiktitik merah dengan nilai potensi diri yang kurang dari -100 mV yang menunjukkan
pergerakan air tanah dan titik hijau dengan nilai-nilai potensi diri yang lebih besar
dari 50 mV yang menunjukkan adanya reaksi kimia karena gerakan air tanah.
Sumber diperkirakan berada di barat daya karena pada saat itu ada batu panas. ini
adalah dibuktikan dengan adanya studi lain (magnetic Metode) yang mengatakan

bahwa anomali magnetik negatif (Singarimbun, 2011) di titik titik barat daya
(Gbr. 12).

Air tanah bergerak melalui pori-pori batu atau fraktur zona. Hal ini karena ada
titik-titik merah dengan potensi diri nilai kurang dari -100 mV, yang menunjukkan
bahwa pergerakan air tanah dan titik hijau dengan nilai-nilai potensi diri
lebih besar dari 50 mV yang menunjukkan keberadaan bahan kimia Reaksi
karenagerakan air tanah.

Daftar Pustaka
Telford, W. M. dkk. 1990. Applied Geophysics Second Edition. New York:
Cambridge Uiversity Press.
Djoko Santoso.2001.Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: ITB
Alamta Singarimbun, Mitra Djamal and Fitri Meilawati. 2012. Fluid Flow Direction

Beneath Geothermal Area Based on SelfPotential Data (A Case Study


at Mount Patuha, West Java, Indonesia. Issue 1, Volume 6.
Laurence Jouniaux, Alexis Maineult, Vronique Naudet, Marc Pessel, and Pascal
Sailhac.2009. Review of Self-potential methods in Hydrogeophysics
Revue des mthodes de Potentiel spontan en hydrogophysique. C. R.
Geoscience, doi:10.1016/j.crte.2009.08.008.
Tada-nori Goto, Kazuya Kondo, Rina It, Keisuke Esaki, Yasuo Oouchi,Yutaka
Abe, andMaki Tsujimura.2012. Implications of Self-Potential
Distribution for GroundwaterFlow System in a NonvolcanicMountain
Slope. Volume 2012, Article ID 640250, 10 pages.
B. Suski & F. Ladner & L. Baron & F.-D. Vuataz & F. Philippossian & K.
Holliger.2008.Detection and characterization of hydraulically active
fracturesin a carbonate aquifer: results from self-potential, temperature
and fluid electrical conductivity logging in the Combioula hydrothermal
system in the southwestern Swiss Alps.volume 16: 13191328.
J. Ashafani and M.Tlas.2002.A Nonlinier Programming Technique for the
Interpretation of Self-Potential Anomalies. Volume 159 :1333-1343

You might also like