Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
DANIEL AGASTIA
6103012016
YEFTA HARNANIANTO
6103012027
RAKRYAN DHANESWARA
6103012028
SWOT
adalah
metode
perencanaa
strategis
yang
digunakan
Strengths (kekuatan)
Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek ataukonsep bisnis
yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yangterdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.
Weakness (kelemahan)
Opportunities (peluang)
Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi
merupakan
peluang
dari
luar
organisasi,
proyek
Threats (ancaman)
atau
lingkungan
menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan
nilai atau keuntungan ekonomis.
PENGERTIAN
Jadi pengertian studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang
menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan
hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat
dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.
RUANG LINGKUP
Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai
aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :
1. Aspek hukum
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
a. Perijinan :
i) Izin lokasi :
sertifikat (akte tanah),
bukti pembayaran PBB yang terakhir,
rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan
ii) Izin usaha :
Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan
hukum lainnya.
NPWP (nomor pokok wajib pajak)
Surat tanda daftar perusahaan
Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
Surat tanda rekanan dari pemda setempat
SIUP setempat
Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar
potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih
besarnya market share.
5. Aspek manajemen
Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.
6. Aspek keuangan
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya
dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.
Bila kita mencoba untuk memulai suatu usaha baru dalam rangka untuk meningkatkan
return kita (apapun usaha yang kita pilih seperti toko lampu, toko HP, toko stationary, usaha
laundry dll), tentunya kita perlu :
1. Menghitung-hitung berapa dana yang diperlukan untuk menyewa tempat usaha, membeli
perabotan, mempekerjakan karyawan dan hal-hal lain.
2. Membuat proyeksi :
a. Berapa volume penjualan yang perlu diperoleh agar dapat minimal menutup seluruh
biaya-biaya timbul. Ini dikenal dengan istilah Break Even Point (Biasa disingkat
BEP) dimana seluruh biaya yang timbul sama dengan total penjualan yang diperoleh,
sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian
b. Berapa volume penjualan yang diperlukan agar kita dapat memperoleh laba yang kita
targetkan
1. BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit Biaya Variable per Unit)
2. BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
Keterangan
a) BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
b) Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang
berproduksi.
c) Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah
produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
d) Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
e) Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
f) Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)
Untuk dapat membuat proyeksi tersebut tentunya kita perlu mengetahui bagaimana
cara menghitung Break Even Point atau yang biasa disingkat BEP. Dalam menyusun
perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan
walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual
sama sekali
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan
contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar,
biaya kantong plastik, biaya nota penjualan
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli.
Berikut adapun contoh penggunaan rumus untuk menghitung Break Even Point :
a. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even
Point:
b. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar
terjadi BEP :
Kriteria NPV :
a) NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan.
b) NPV < 0 ( nol) usaha/proyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan.
c) NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk
present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
Dari
kriteria
di
atas,
dapat
ditarik
suatu
kesimpulan:
usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu. Sedangkan untuk
Present Value (PV), berguna untuk menghitung nilai sekarang dari suatu deret angsuran
seragam di masa yang akan datang dari sutau jumlah tunggal yang telah disama ratakan pada
akhir periode pada sutau tingkat bunga.