You are on page 1of 11

TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

OLEH:
DANIEL AGASTIA

6103012016

YEFTA HARNANIANTO

6103012027

RAKRYAN DHANESWARA

6103012028

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA
SURABAYA
2014

Studi Kelayakan Bisnis


Analisis

SWOT

adalah

metode

perencanaa

strategis

yang

digunakan

untukmengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),


danancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis.Keempat faktor itulah
yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,opportunities, dan threats). Proses
ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik darispekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yangmendukung dan yang tidak dalam
mencapai tujuan tersebut.Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan
memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya
dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths)
mampu mengambilkeuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasikelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage)
dari peluang(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapiancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagimana cara mengatasi
kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau
menciptakansebuah ancaman baru.

Strengths (kekuatan)

Merupakan kondisi kekuatan yang terdapat dalam organisasi, proyek ataukonsep bisnis
yang ada. Kekuatan yang dianalisis merupakan faktor yangterdapat dalam tubuh organisasi,
proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Weakness (kelemahan)

Merupakan kondisi kelemahan yang terdapat dalam organisasi, proyek ataukonsep


bisnis yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan faktor yangterdapat dalam tubuh
organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri.

Opportunities (peluang)

Merupakan kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi

merupakan

peluang

dari

luar

organisasi,

proyek

konsep bisnis itu sendiri. misalnya kompetitor, kebijakan pemerintah, kondisi


sekitar.

Threats (ancaman)

atau

lingkungan

Merupakan kondisi yang mengancam dari luar. Ancaman ini dapatmengganggu


organisasi, proyek atau konsep bisnis itu sendiri. Setelah itudibuat pemetaan analisis SWOT
maka dibuatlah tabel matriks dan ditentukan sebagai tabel informasi SWOT. Kemudian
dilakukan pembandingan antarafaktor internal yang meliputi strength dan weakness dengan
faktor luar opportunity dan threat. Setelah itu kita bisa melakukan strategi alternatif untuk
dilaksanakan. Strategi yang dipilih merupakan strategi yang paling menguntungkan dengan
resiko dan ancaman yang paling kecil. Selain pemilihan alternatif analisis Swot juga bisa
digunakan untuk melakukan perbaikan dan improvisasi. Dengan mengetahui kelebihan
(strength dan opportunity) dan kelemahan kita (weakness dan threat), maka kita melakukan
strategi untuk melakukan perbaikan diri. Mungkin salah satu strateginya dengan
meningkatkan strength dan opportunity atau melakukan strategi lain yaitu mengurangi
weakness dan threat.
Studi kelayakan bisnis sangat diperlukan oleh banyak kalangan, khususnya terutama
bagi para investor yang selaku pemrakarsa, bank selaku pemberi kredit, dan pemerintah yang
memberikan fasilitas tata peraturan hukum dan perundang-undangan, yang tentunya
kepentingan semuanya itu berbeda satu sama lainya. Investor berkepentingan dalam rangka
untuk mengetahui tingkat keuntungan dari investasi, bank berkepentingan untuk mengetahui
tingkat keamanan kredit yang diberikan dan kelancaran pengembaliannya, pemerintah lebih
menitik-beratkan manfaat dari investasi tersebut secara makro baik bagi perekonomian,
pemerataan kesempatan kerja, dll.
Mengingat bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka
diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan terdapat
berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya sehingga hasil daripada studi
tersebut digunakan untuk memutuskan apakah sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan
atau ditunda atau bahkan dibatalkan. Hal tersebut di atas adalah menunjukan bahwa dalam
studi kelayakan akan melibatkan banyak tim dari berbagai ahli yang sesuai dengan bidang
atau aspek masing-masing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi
dan lain sebagainya. Studi kelayakan biasanya digolongkan menjadi dua bagian yang
berdasarkan pada orientasi yang diharapkan oleh suatu perusahaan yaitu berdasarkan
orientasi laba, yang dimaksud adalah studi yang menitik-beratkan pada keuntungan yang
secara ekonomis, dan orientasi tidak pada laba (social), yang dimaksud adalah studi yang

menitik-beratkan suatu proyek tersebut bisa dijalankan dan dilaksanakan tanpa memikirkan
nilai atau keuntungan ekonomis.

PENGERTIAN
Jadi pengertian studi kelayakan peroyek atau bisnis adalah penelitihan yang
menyangkut berbagai aspek baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek
pasar dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek manajemen dan
keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi kelayakan dan
hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu proyek atau bisnis dapat
dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditadak dijalankan.

RUANG LINGKUP
Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai
aspek yang sudah disebutkan di atas antara lain :

1. Aspek hukum
Berkaitan dengan keberadaan secara legal dimana proyek akan dibangun yang meliputi
ketentuan hukum yang berlaku termasuk :
a. Perijinan :
i) Izin lokasi :
sertifikat (akte tanah),
bukti pembayaran PBB yang terakhir,
rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan
ii) Izin usaha :
Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan
hukum lainnya.
NPWP (nomor pokok wajib pajak)
Surat tanda daftar perusahaan
Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
Surat tanda rekanan dari pemda setempat
SIUP setempat

Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

2. Aspek sosial ekonomi dan budaya


Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu
proyek tersebut :
a. Dari sisi budaya
Mengkaji tentang dampak keberadaan peroyek terhadap kehidupan masyarakat
setempat, kebiasaan adat setempat.
b. Dari sudut ekonomi
Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita panduduk
setempat. Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan
nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dll.
c. Dan dari segi sosial
Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalulintas semakin
lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat
setempat. Untuk mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dll.
Untuk melihat apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan
keinginan investor atau pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3. Aspek pasar dan pemasaran


Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh
suatu proyek tersebut :
Potensi pasar
Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk
membeli.

Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk :


Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang
perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dll.

Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar
potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih
besarnya market share.

4. Aspek teknis dan teknologi


Berkaitan dengan pemilihan lokasi peroyek, jenis mesin, atau peralatan lainnya yang
sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.

5. Aspek manajemen
Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.

6. Aspek keuangan
Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya
dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

BEP (Break Even Point)


Dalam ilmu akuntansi dikenal namanya Break Even Point (BEP). BEP merupakan titik
dimana pendapatan dari usaha sama dengan modal yang anda keluarkan, dengan artian anda
tidak mengalami kerugian maupun keuntungan.
Dengan kondisi bunga deposito yang semakin menurun, tentunya tidak memberikan
return yang cukup baik kita untuk meningkatkan daya beli kita akan dana yang kita miliki.
Hal ini bisa disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih besar dari bunga deposito.

Bila kita mencoba untuk memulai suatu usaha baru dalam rangka untuk meningkatkan
return kita (apapun usaha yang kita pilih seperti toko lampu, toko HP, toko stationary, usaha
laundry dll), tentunya kita perlu :
1. Menghitung-hitung berapa dana yang diperlukan untuk menyewa tempat usaha, membeli
perabotan, mempekerjakan karyawan dan hal-hal lain.
2. Membuat proyeksi :
a. Berapa volume penjualan yang perlu diperoleh agar dapat minimal menutup seluruh
biaya-biaya timbul. Ini dikenal dengan istilah Break Even Point (Biasa disingkat
BEP) dimana seluruh biaya yang timbul sama dengan total penjualan yang diperoleh,
sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan maupun kerugian
b. Berapa volume penjualan yang diperlukan agar kita dapat memperoleh laba yang kita
targetkan

Jenis Break Even Point (BEP)


BEP Unit : titik pulang pokok (BEP) yang dinyatakan dalam jumlah penjualan produk di
nilai tertentu.
BEP Rupiah : BEP atau titik pulang pokok yang dinyatakan dalam jumlah penjualan atau
harga penjualan (P) tertentu.
Rumus/Cara Menghitung BEP

1. BEP Unit = (Biaya Tetap) / (Harga per unit Biaya Variable per Unit)
2. BEP Rupiah = (Biaya Tetap) / (Kontribusi Margin per unit / Harga per Unit)
Keterangan
a) BEP Unit / Rupiah = BEP dalam unit (Q) dan BEP dalam Rupiah (P)
b) Biaya Tetap = biaya yang jumlahnya tetap walaupun usaha anda tidak sedang
berproduksi.
c) Biaya Variable = biaya yang jumlahnya meningkat sejalan peningkatan jumlah
produksi seperti bahan baku, bahan baku pembantu, listrik, bahan bakar, dan lain-lain
d) Harga per unit = harga jual barang atau jasa perunit yang dihasilkan.
e) Biaya Variable per unit = total biaya variable perunit (TVC/Q)
f) Margin Kontribusi per unit = harga jual per unit -biaya variable per unit (selisih)

Untuk dapat membuat proyeksi tersebut tentunya kita perlu mengetahui bagaimana
cara menghitung Break Even Point atau yang biasa disingkat BEP. Dalam menyusun
perhitungan BEP, kita perlu menentukan dulu 3 elemen dari rumus BEP yaitu :
1. Fixed Cost (Biaya tetap) yaitu biaya yang dikeluarkan untuk menyewa tempat usaha,
perabotan, komputer dll. Biaya ini adalah biaya yang tetap kita harus keluarkan
walaupun kita hanya menjual 1 unit atau 2 unit, 5 unit, 100 unit atau tidak menjual
sama sekali
2. Variable cost (biaya variable) yaitu biaya yang timbul dari setiap unit penjualan
contohnya setiap 1 unit terjual, kita perlu membayar komisi salesman, biaya antar,
biaya kantong plastik, biaya nota penjualan
3. Harga penjualan yaitu harga yang kita tentukan dijual kepada pembeli.

Berikut adapun contoh penggunaan rumus untuk menghitung Break Even Point :
a. Rumus BEP untuk menghitung berapa unit yang harus dijual agar terjadi Break Even
Point:

b. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar
terjadi BEP :

NPV (Net Present Value)


NPV adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai
sekarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan.
Net Present Value juga merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit)
dengan present value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari
suatu usaha selama

umur usaha tersebut

pada tingkat discount rate tertentu.

Kriteria NPV :
a) NPV > 0 (nol) usaha/proyek layak (feasible) untuk dilaksanakan.
b) NPV < 0 ( nol) usaha/proyek ) /p y tidak layak (feasible) untuk dilaksanakan.
c) NPV = 0 (nol) usaha/proyek berada dalam keadaan BEP dimana TR=TC dalam bentuk
present value.
Untuk menghitung NPV diperlukan data tentang perkiraan biaya investasi, biaya
operasi, dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek yang direncanakan.
Dari

kriteria

di

atas,

dapat

ditarik

suatu

kesimpulan:

a) makin tinggi income, makin tinggi NPV


b) makin lebih awal datangnya income, makin tinggi NPV
c) makin tinggi discount rate, makin rendah NPV
Jika NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan
akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari
investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharapkan akan menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Untuk membandingkan dua proyek yang mana akan dipilih dapat dilakukan dengan
membandingkan kedua nilai NPV proyek, dimana NPV proyek yang lebih besar adalah suatu
proyek yang layak. Sedangkan untuk present value (PV), berguna untuk menghitung nilai
sekarang dari suatu deret angsuran seragam di masa yang akan datang dari sutau jumlah
tunggal yang telah disama ratakan pada akhir periode pada sutau tingkat bunga.

Rumus : PV = ni=1 CFi / (1+r)m + SV / (1+r)n


Dimana : PV = Present value
CF = Cash flow
n = periode waktu tahun ke n
m = periode waktu
r = tingkat bunga
SV = salvage value

IRR (Internal Rate of Return)


IRR adalah tingkat bunga yang akan menjadikan jumlah nilai sekarang dari proceeds yang
diharapkan akan diterima (PV of future proceeds) sama dengan jumlah nilai sekarang dari
pengeluaran modal (PV of capital outlays). Pada dasarnya internal rate of return harus
dicari dengan cara Trial and error dengan serba coba-coba. Penentuan tarif kembalian
dilakukan dengan metode trial and error dengan cara sebagai berikut :
a) Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara
sembarang di atas atau dbawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
b) Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian
sesungguhnya.
IRR lebih merupakan suatu indikator efisiensi dari suatu investasi, berlawanan dengan NPV,
yang mengindikasikan value atau suatu besaran uang. IRR merupakan effective compounded
return rate annual yang dapat dihasilkan dari suatu investasi atau yield dari suatu investasi.
Suatu proyek/investasi dapat dilakukan apabila rate of returnnya lebih besar daripada return
yang diterima apabila kita melakukan investasi di tempat lain (bank, bonds, dll).
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara
coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari
SOCC, dan sebaliknya.
Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu
pada NPV = 0.
Perbandingan NPV dan PV
Net Present Value juga merupakan selisih antara present value arus manfaat (benefit) dengan
present value arus biaya (cost). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu

usaha selama umur usaha tersebut pada tingkat discount rate tertentu. Sedangkan untuk
Present Value (PV), berguna untuk menghitung nilai sekarang dari suatu deret angsuran
seragam di masa yang akan datang dari sutau jumlah tunggal yang telah disama ratakan pada
akhir periode pada sutau tingkat bunga.

Perbandingan NPV dan IRR


Apabila terdapat satu proyek yang independen maka NPV dan IRR akan selalu memberikan
rekomendasi yang sama untuk menerima atau menolak usulan proyek tersebut, namun
apabila ada proyek yang mutually exclusive, NPV dan IRR tidak selalu memberikan
rekomendasi yang sama. Hal ni disebabkan oleh dua kondisi:
a) Ukuran proyek berbeda, salah satu lebih besar daripada yang lain.
b) Perbedaan waktu. Waktu dari aliran kas dari dua proyek berbeda. Satu proyek aliran
kasnya terjadi pada tahun-tahun awal sementara proyek yang lain aliran aksnya terjadi pada
tahun-tahun terakhir.
Intinya adalah untuk proyek-proyek yang mutually exclusive, maka pilihan yang tepat yaitu
proyek dengan NPV tertinggi.

You might also like