Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Sae Usnan Yunicesa
121.01.1038
121.01.1042
122.01.3001
INTISARI
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom nitrogen trivalent
yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina juga
merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino NH2, -NHR atau -NH2.
Pembuatan amina dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu aminasi
secara reduksi yaitu proses pembuatan amina berdasarkan reaksi reduksi dan
amonolisis yaitu pembuatan amina dari reaksi dengan ammonia. Aminasi adalah
proses dimana suatu gugus amina dimasukkan ke sebuah molekul organik. Enzim
yang mengkatalisis reaksi ini, yang disebut aminases.
Aminasi secara reduksi dapat di lakukan
BAB I
PENDAHULUAN
Proses pembentukan amina dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu
dengan cara aminasi reduksi dan amonolisis, tapi dalam makalah ini kami hanya
membahas aminasi secara reduksi saja.
Aminasi dengan reduksi meliputi sintesis amina dengan metode reduktif.
Amina dapat didefinisikan sebagai turunan dari amonia, di mana satu atau lebih atom
hidrogen digantikan oleh alkil, aril, hydroaryl (sikloalkil), aralkil, atau kelompok
heterosiklik.
I.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1. Memberikan informasi kepada kami pada khususnya dan pembaca pada
umumnya tentang aminasi reduksi.
2. Memberikan informasi tentang proses pembentukan terutama aminasi secara
reduksi.
3. Sebagai tugas mata kuliah Proses Industri Kimia II.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Amina dan Bentuk Amina
Amin dapat dianggap sebagai turunan amonia dengan mengganti satu, dua,
atau tiga hidrogen dari amonia dengan gugus organik. Seperti halnya amonia, amin
juga bersifat basa. Pada kenyataannya amina adalah jenis basa organik penting di
alam (Harold: 1983).
Amina adalah turunan amoniak, dimana 1 atom H atau lebih diganti dengan
gugus alkil (R), aril, hidroatil atau heterosiklik. Ada 3 macam bentuk amina yaitu :
dibalik
untuk
beberapa
amina
elektron-kekurangan,
termasuk
Asam yang digunakan adalah : HCl, H2SO4 sebagai sumber ion H+.
HNO3 jarang digunakan karena mempunyai sifat sebagai oksidator
kuat.
3. Sulfida
Untuk mereduksi sebagian senyawa polinitro aromatic menjadi nitro
amina dan mereduksi aminoantraquinon menjadi antraquinon.
4.Sulfit (Na-sulfit dan bisulfit)
5. Hidrogen (H2) dengan katalis
Penggunaan hidrogen sebagai reduktor, biasanya dengan katalisator.
Reduksi dengan hidrogen disebut hidrogenasi.
6. Elektrolisa
Ion hidrogen dihasilkan dari elektrolisa. Hidrogen inilah yang
kemudian melakukan reduksi.
7. Na-hidrosulfit
8. Metal hidrida
9. Natrium dan Na-alkoholat
sesuai dan mengatur kondisi operasi, maka reduksi dapat dihentikan tidak sampai
hasil akhir. Pengaruh kekuatan zat pereduksi tersebut dapat dilihat pada hasil reduksi
nitrobenzena sebagai berikut :
Katalisator yang digunakan adalah : Ni, Co, Cu, Fe, Pd, Wo, Pt, Sn,
Ag, dan lain-lain. Logam dalam keadaan murni atau merupakan logam oksida.
Katalisator Ni paling banyak digunakan karena reaktivitasnya tinggi serta
bekerja dengan bai Tekanan : 14,7 psi beberapa ribu psi
Suhu : 20-300oC
Katalisator banyak macamnya
sulfat pekat :
RN=NR + ZnO
azooksibenzena
azobenzena
R-NH-NH-R + ZnO
hidrazobenzena
Apabila alkalinya pekat maka :
Zn + H2O
H2ZnO2 + 2NaOH
H2ZnO2
Na2ZnO2 + 2 H2O
BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Pembuatan Anilin dari Hidrogenasi Nitrobenzen Fase Uap
Proses pembuatan Anilin dari Nitrobenzen dan gas hidrogen berlangsung di
dalam reaktor fluidized be pada kondisi suhu 270 C, tekana 2,7 atm dan dengan
adanya katalis Cu dalam silika (silica supported copper catalyst). Reaksi tersebut
mengikuti reaksi elementer yang irreversible eksotermis
atau
phenethylamine,
amphetamine
juga
phenyl-isopropylamine,
dikenal
sebagai
alpha-methyl-
beta-phenyl-isopropylamine
dan
Benzedrine adalah stimulan yang biasa digunakan untuk mengobati Attentiondeficit hyperactivity disorder (ADHD) pada remaja dan anak-anak. Selain itu, juga
digunakan untuk pengobatan simptomatis dari traumatic brain injury dan gejala
mengantuk karena narcopelsy serta chronic fatigue syndrome. Pada awalnya,
senyawa ini dikenal dapat digunakan untuk mengurangi nafsu makan dan untuk
kontrol berat badan. Saat ini, obat tersebut ilegal untuk diedarkan Amphetamine
merupakan cairan tak berwarna dengan bau amina dan mudah larut dalam air
(1:50) serta larut dalam alkohol. Bentuk basa mudah menguap pada suhu kamar
dan telah digunakan sebagai inhalant, tetapi secara komersial tidak lagi tersedia di
US. Amphetamine sulfate merupakan serbuk kristal putih dan tidak berbau serta
sedikit berasa pahit. Amphetamine sulfate memiliki kelarutan tinggi dalam air
(1:9) dan sedikit larut dalam alkohol (sekitar 1:500). Struktur Kimia Amphetamine
(1- phenylpropan-2-amine).
b. Sintesis Amphetamine
Senyawa amina dapat disintesis dalam satu tahap dengan mereaksikan keton atau
aldehid dengan amonia atau suatu amina dalam sejumlah agen pereduksi. Proses
ini dinamakan reaksi aminasi reduktif. Reduktif aminasi ini terjadi melalui
penyerangan gugus karbonil oleh amina dan menghasilkan imina melalui reaksi
adisi nukleofilik. Langkah pertama adalah adisi nukleofilik pada gugus karbonil
yang diikuti dengan transfer proton. Produk yang dihasilkan pada langkah pertama
ini adalah hemiaminal atau sering disebut carbinolamine. Bentuk ini biasanya
tidak stabil dan tidak dapat diisolasi. Reaksi yang kedua adalah eliminasi air dari
hemiaminal sehingga terbentuklah senyawa imina. Kemudian bentuk imina ini
direduksi dengan agen pereduksi seperti gas hidrogen dan palladium (H2/Pd), gas
hidrogen dan platina (H2/Pt), Natrium borohidrid (NaBH4) atau dengan lithium
aluminium hidrida (LiAlH4) untuk membentuk senyawa amina. Bahan baku yang
digunakan dalam pembuatan amphetamine secara aminasi reduktif adalah benzyl
methyl keton. Senyawa benzyl methyl keton yang digunakan adalah phenil-2propanone (P2P). Saat ini, P2P merupakan bahan kimia yang peredarannya sangat
dibatasi karena kekhawatiran penyalahgunaan bahan ini sebagai starting material
untuk pembuatan amphetamine. Selain reaksi aminasi reduktif, juga dikenal reaksi
lain untuk pembuatan amphetamine.
c. Cara Pembuatan
Salah satu upaya sintesis amphetamine adalah dengan cara aminasi reduktif
tekanan tinggi terhadap 1-phenil-2-propanone dengan menggunakan Raney
Nickel. Prosedur pembuatan secara laboratorium adalah sebagai berikut:
1) Satu mol atau kurang lebih 134,2 gram phenyl-2-propanone dilarutkan ke
dalam 500 ml methanol yang telah dijenuhkan dengan ammonia pada suhu
10oC (sekitar 94 gram atau 5,5 mol).
2) Setelah penambahan Raney nickel dari 30 gram alloy, dilakukan hidrogenasi
dalam autoclave yang dilengkapi dengan shaker atau pengaduk. Hidrogenasi ini
dijalankan pada suhu 90oC dan tekanan 100 atm. Setelah pengambilan hidrogen
telah berhenti, tekanan diturunkan.
3) Kemudian dilakukan penyaringan terhadap katalis dan dilakukan destilasi
untuk penghilangan pelar tekanan diturunkan ut. Residu diasamkan dengan
20% HCl hingga pH 3.
4) Pengotor non-basic (asam) diekstraksi dengan eter. Ekstrak eter ini dibuang.
Sedangkan larutan berair (fase air) dibasakan dengan larutan NaOH 40% dan
diekstraksi dengan eter.
5) Ekstrak eter (berisi amphetamine base) dikeringkan dari tapak-tapak air dengan
melewatkannya pada KOH.
6) Pelarut eter diuapkan dan produk didestilasi untuk mendapatkan produk yang
lebih murni (yield 90%) dengan b.p 92 oC.
KESIMPULAN
Amina adalah turunan amoniak, dimana 1 atom H atau lebih diganti dengan
gugus alkil (R), aril, hidroatil atau heterosiklik. Ada 3 macam bentuk amina yaitu :
Amina Primer, Amina Sekunder, dan Amina Tersier.
Proses pembentukan amina dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu
1. Aminasi secara reduksi : yaitu proses pembuatan amina berdasarkan reaksi
reduksi.
2. Amonolisis : yaitu proses pembuatan amina dari reaksi dengan ammonia.
Bahan yang digunakan untuk pengaminasi adalah :
1. NH3 gas atau cair
2. NH3 dalam air (NH4OH) atau dalam pelarut organik
3. Senyawa yang mengandung amonia (NH4)2SO4 dll
Cara Pembuatan Aminasi secara Reduksi:
a) Logam dan asam
b) Logam dan basa
c) Sulfida
d) .Sulfit (Na-sulfit dan bisulfit)
e) Hidrogen (H2) dengan katalis
f) Elektrolisa
g) Na-hidrosulfit
h) Metal hidrida
i) Natrium dan Na-alkoholat
DAFTAR PUSTAKA
Groggins, P.H. 1958. Unit processis in organic synthesis. New. York: McGraw-Hill
https://www.scribd.com/doc/199227581/AMINASI (diakses:01-10-2014 ; Pk. 19:23)
https://chemicalpoeya.blogspot.com/2012/09/aminasi-dalam-proses-industri/
(diakses:01-10-2014 ; Pk. 19:30)
Hart Harold. 1983. Kimia Organik edisi VI (Terjemahan: Suminar Achmadi). IPB:
Bogor.