You are on page 1of 10

Seminar Nasional

DINAMIKA PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PERDESAAN:


Tantangan dan Peluang bagi Peningkatan Kesejahteraan Petani
Bogor, 19 Nopember 2008

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN TERNAK


DOMBA JANTAN BERBASIS TANAMAN UBI
KAYU DI PERDESAAN
oleh

S. Rusdiana Dan Dwi Priyanto

PUSAT ANALISIS SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN PERTANIAN


DEPARTEMEN PERTANIAN
2008

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN TERNAK DOMBA JANTAN


BERBASIS TANAMAN UBI KAYU DI PERDESAAN
S. Rusdiana dan Dwi Priyanto
Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
Jalan Raya Pajajaran Kav E-59 Bogor 16151

ABSTRAK
Usaha ternak domba di pedesaan dilakukan dalam mendukung tambahan pendapatan
petani berbasis sumberdaya pakan yang ada di lokasi. Pengamatan usaha ternak domba jantan
lokal pola penggemukan dilakukan di Kecamatan Ciemas dengan 2 model perlakuan dan
kontrol sistem keraman, ternak domba dikandangkan selama 4 bulan. Pemberian pakan berupa
ubi kayu, dengan kombinasi daun ubi kayu baik kering, layu maupun segar yang diberikan 1
kali dalam satu hari (pagi). Untuk menutupi kekurangan gizi dan, diberi tambahan pakan
penguat. dedak padi, ampas tahu pada domba perlakuan. Sedangkan domba kontrol hanya
diberikan hijauan (rumput gajah) dan sisa limbah pertanian. Analisis ekonomi B/C ratio dan
analisis Paired Comparison Mean T-test, untuk menguji perbandingan nilai rata-rata
perkembangan bobot badan (R0 dengan R1) ditingkat peternak dan Uji regresi linear digunakan
untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ternak domba. Penampilan produksi penggemukan yang
dilakukan menunjukkan bahwa domba perlakuan sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibanding
domba kontrol.Ternak yang memperoleh pakan perlakuan menunjukkan pertumbuhan bobot
hidup yang lebih baik dibanding kontrol. Ternak dengan pakan perlakuan menunjukkan
peningkatan bobot hidup rata-rata sebesar 9,38 kg/ekor per 4 bulan (13 gr/ekor), sedangkan
pada domba kontrol hanya mencapai 5,59 kg/ekor/4 bulan (4,7 gr/ekor/hari. Pertumbuhan bobot
hidup ternak dengan pakan kontrol (R0) dan perlakuan (R1) dengan persamaan regresi Yk= 19,77
+ 1,39Y dan Yp = 19,76 + 3,74X, dengan koefisien determinan R2 = 0,99. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerimaan dari hasil usaha penggemukan ternak domba skala 50 ekor
memberikan keuntungan sebesar Rp.12.000.890,-/periode.
Kata kunci : Analisis ekonomi, usaha penggemukan.

PENDAHULUAN
Sistem penggemukan ternak domba di pedesaan pada umumnya masih bersifat
tradisional sehingga belum dapat memberikan pertambahan bobot badan yang
memuaskan. Hal ini disebabkan pakan yang diberikan biasanya berupa hijauan,
terutama rumput lapangan yang rendah kandungan zat nutrisinya, karena berorientasi
pada pakan lokal yang tersedia di lokasi (UTOMO, et al., 1995). Tanaman ubi kayu bisa
dijadikan sebagai makanan ternak tetapi memunyai kelemahan, antara lain palatabilitas
rendah dan adanya kandungan racun asam cianida sehingga merupakan faktor pembatas
dalam pemakainnya sebagai makanan ternak, sehingga perlu perlakuan khusus.
Hasil ikutan tanaman ubi kayu sebesar 54,2% digunakan untuk pangan dan
sisanya sebesar 19,7% untuk bahan baku industri seperti tepung tapioka untuk industri

pakan 1,8% dan indsutri non pangan lainnya 8,5% serta eksport 15,8%. Hasil ikutan ubi
kayu yang banyak digunakan sebagai pakan ternak adalah onggok dan gaplek afkir.
Onggok merupakan hasil ikutan pengolahan agroindustri tepung tapioka yang
jumlahnya mencapai 19,7% dari total produksi ubi kayu nasional. (PRIBADI, 2008).
Luas pengembangan areal ubi kayu mencapai 176.507.000/ha, Indonesia dan
20.905.000/ha di Jawa Barat (STATISTIK INDONESIA. 2006) cenderung mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun yang hal demikian memberikan peluang untuk
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak khususnya limbah yang dihasilkan. Ternak
domba di pedesaan secara umum oleh peternak di berikan pakan ubi kayu dan hijauan
karena bahan pakan tersebut cukup banyak tersedia. Salah satu diantaranya adalah ubi
kayu, daun ubi kayu dan onggok, karena ubi kayu kaya akan kandungan karbohidrat
sedangkan daun ubi kayu banyak mengandung vitamin, mineral dan sudah umum
digunakan oleh peternak di pedesaan.
Usaha untuk meningkatkan bobot badan ternak domba yang lebih baik dapat
ditempuh melalui perbaikan kualitas dan kuantitas pakan, terutama penambahan pakan
sebagai bahan pakan pelengkap disamping (hijauan), yang merupakan bahan pakan
utama ternak ruminansia. Diantara kemungkinan pemberian pakan tambahan tersebut
yang berpeluang diterapkan pada petani peternak adalah bahan yang umumnya mudah
didapat di pedesaan dengan harga yang terjangkau yakni ubi kayu, daun ubi kayu,
onggok, dedak padi, ampas tahu yang dapat meningkatkan laju pertambahan bobot
badan khususnya usaha pola pengemukan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan respon pemanfaatan ubi kayu,
daun ubi kayu, dan onggok sebagai bahan pakan ternak yang banyak terdistibusi di
pedesaan di tinjau dari aspek produktivitas maupun kinerja ekonomi petani di pedesaan.
MATERI DAN METODE
Materi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi Propinsi
Jawa Barat, selama + 5 bulan terhadap domba jantan lokal sebanyak 100 ekor dengan
umur rata-rata 7-9 bulan dikelompokan dalam 2 perlakuan pakan.
Metode Pengamatan
Pengamatan domba dilakukan dengan dikandangkan terus menerus selama
periode penggemukan 4 bulan yang dikelompokan dalam 2 kelompok (masing-masing
2

50 ekor). Kelompok pertama diberi perlakuan sementara kelompok lainnya


dipergunakan sebagai kontrol. Untuk domba perlakuan, pakan penggemukan diberikan
tiap yakni. Berupa, ubi kayu 0,2 kg, daun ubi kayu sebanyak 0,5 kg baik segar, layu
maupun kering diberikan sekali sehari (pagi). Untuk menutupi kekurangan gizi dan
mineral, diberi tambahan pakan penguat berupa : dedak padi atau ampas tahu sebanyak
+3,6 kg/ekor/hari. Sedangkan domba kontrol hanya diberikan hijauan dan sisa limbah
pertanian (ad libitum). Untuk mengetahui pertambahan bobot badan harian dilakukan
cara penimbangan bobot hidup bulanan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data


Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan bobot badan ternak secara individu
dilakukan penimbangan setiap satu bulan sekali selama empat bulan yang dinyatakan
sebagai ulangan sehingga diperoleh data dari masing-masing perlakuan (treatment) R0
dan R1. Sebelum dilakukan percobaan ternak domba di biasakan dengan kondisi pakan
selama adaptasi (+5 hari) kemudian domba ditimbang pada bulan pertama sampai
dengan bulan ke empat. Pengujian statistik dalam kegiatan penelitian adalah :
a. Paired Comparison Mean T-test yaitu untuk menguji perbandingan nilai rata-rata
berdasarkan skala usaha (R0 dengan R1) ditingkat Peternak digunakan uji statistik
(T-student) pada bulan pertama, bulan ke dua, bulan ke tiga dan bulan ke empat
selama percobaan berlangsung. (SUDJANA, 1992).
Adapun rumus dari t-hit yaitu :

thit

__ __
X1 X2
= -------------SX1 X2

dimana :
__
X
SX1

SXi

dimana :
S
Xi
ni

= Rata-rata pada tingkat skala usaha ternak domba


X2

= Galat baku
(Xi)2
= ---------------xi2 n
--------------ni 1
= Nilai Varians
= Skala Usaha ke-i
= Jumlah pengamatan ke i
3

b. Uji regresi linear digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ternak domba
selama percobaan berlangsung. Analisis regresi linear diaplikasikan pada
pertumbuhan ternak domba atau bobot badan ternak pada tingkat: kontrol (R0) dan
perlakuan (R1). Model yang digunakan dengan persamaan adalah: (STEEL and
TORRIE,1980 ; SUDJANA 1992)
Yi = a + bXi
Dimana :
Y = peubah tidak bebas yaitu Bobot Badan (kg)
X = peubah bebas yaitu waktu penimbangan (bulan)
a = slope / kemiringan
b = koefisien regresi

Analisis Usaha Ternak


Analisis pendapatan usaha digunakan untuk menggambarkan faktor keuntungan
usaha. Pendapatan dapat didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan total dengan
biaya total, atau dapat dirumuskan sebagai berikut : Analisis ekonomi dengan usaha
penggemukan ternak domba diperhitungkan B/C ratio (SOEKARWATI, 1994;
BOEDIONO, 1983). yang dirumuskan sebagai berikut:
= TR TC
Dimana :

= Keuntungan (benefit)

TR

= Penerimaan Total (Total Revenue)

TC

= Biaya Total (Total Cost)

Untuk mengetahui berapa besar penerimaan yang akan diperoleh dari setiap
rupiah yang dikeluarkan oleh petani ternak dalam kegiatan usaha penggemukan ternak
domba dapat dilihat dari rasio penerimaan terhadap biaya. Perhitungan dilakukan
dengan menggunakan rumus. (GITTINGER, 1986)
B/C rasio
Dimana :

= TR
TC
B/C = Imbangan Penerimaan dan Biaya
TR = Penerimaan Total (Total Revenue)
TC = Biaya Total (Total Cost)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Pengamatan


Usaha penggemukan ternak domba jantan lokal pada kegiatan ini merupakan
ternak yang baru didatangkan oleh petani ternak dan sekitar desa atau dari desa lain
sebagai domba bakalan untuk usaha penggemukan. Ternak domba dikandangkan secara
individu dengan luas 1 m2/ekor. Pada domba yang dilakukan penelitian terlebih dahulu
domba diadaptasikan dengan pemberian pakan ubi kayu, daun ubi kayu dan onggok
untuk membiasakan mengkonsumsi pakan sebelum di lalakukan penimbangan awal ( +
5 hari) baru siap untuk dilakukan pengamatan.
Hal tersebut dilakukan karena tanaman ubi kayu memunyai kelemahan, yakni
palatabilitas rendah dan adanya kandungan racun asam cianida (HCn) sehingga sering
merupakan kendala dalam penggunaannya sebagai pakan ternak. Hasil penelitian
terdahulu bahwa kadar cianida (HCn) dapat diturunkan atau dihilangkan dengan cara
memasak, direndam dalam air, menggoreng, mengeringkan pada sinar matahari, atau
udara panas. CRUSH, (1975) mengatakan bahwa kadar HCn dapat akan menyebabkan
kematian diatas ambang 2,4 mg/kg bobot badan domba. JONSON & RAYMON yang
disitir oleh JALUDIN, (1978) mengatakan dosis kematian akibat keracunan HCn adalah
1,4 mg/kg bobot badan ternak domba. Pada kasus pengamatan tidak terdapat kasus
kematian atau gejala keracunan akibat HCn dari ransum yang diberikan pada ternak
domba, karena batas pemberiannya tidak berlebihan.
Ubi kayu yang di gunakan sebagai pakan ternak pengamatan adalah ubi kayu
mentega (kuning), merah, dan ubi kayu putih (arsin). Sedangkan kandungan nutrisi daun
singkong cenderung lebih rendah kualitasnya di banding ubi kayu, yakni hanya
mengandung protein 2,80 gr, dan kandungan karbohidrat hanya 10,40 gr.
Tabel. 1. Kandungan gizi dari berbagai varitas ubi kayu
Kandungan gizi
Kalori (kal)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Air (g)
Serat kasar (g)
Kadar gula (g)
Beta karotin

Ubi kayu putih


123,00
1,80
0,70
27,90
68,50
0,90
0,40
31,29

Ubi kayu merah


123,00
1,80
0,70
21,90
68,50
1,20
0,40
174,20

Ubi kayu kuning


136,00
1,10
0,40
32,30
1,40
0,30
-

Daun
47,00
2,80
0,40
10,40
84,70
-

Sumber : Pribadi,S.H. 2008

Hasil analisis kandungan ubi kayu menunjukkan peningkatan kandungan gizi dari
tanaman ubi kayu cukup baik. (Tabel 1). Kandungan kadar protein ubi kayu putih dan
merah adalah tertinggi yakni mencapai 1,80 gram, sedangkan ubi kayu kuning hanya
mencapai 1,10 gr. Sebaliknya ubi kayu kuning mengnadung karbohidrat tertinggi (32,3
gr). Dilihat dari kandungan serat kasar, jenis ubi kayu kuning memiliki serat kasar
tertinggi (1,40 gr) yang disusul ubi kayu merah (1,20 gr) dan ubi kayu putih (0,90 gr).

Kinerja penampilan bobot badan domba


Hasil pengamatan rataan bobot badan domba perlakuan jauh lebih tinggi di
banding pada domba kontrol. dengan kondisi bobot badan awal yang hampir sama
masing-masing domba perlakuan dan domba kontrol (19,76 vs 19,77 kg), di capai bobot
akhir sebesar 43,74 vs 25,36 kg . pertambahan bobot badan selama 4 bulan pengamatan
mencapai 14,98 kg dan 5,59 kg masing-masing pada domba perlakuan dan domba
kontrol, dan terlihat pertambahan bobot badan harian (PBBH) mencapai 13 gr dan 4,7
gr yang jauh lebih tinggi pada domba perlakuan. Hasil pengamatan PBBH terlihat
sangat rendah dibanding penelitian sebelumnya, hal tersebut karena di lakukan pada
kondisi peternakan rakyat sehingga komposisi ransum cenderung tidak terkontrol.
Tabel.2. Rata-rata pertambahan bobot badan ternak domba selama per 4 bulan
Uraian
Perlakuan
Kontrol

BB.Awal
(kg)
19,76
19,77

BB.Akhir
(kg)
34,74
25,36

PBB/4 bln
(kg)
14,98
5,59

PBB/Harian
(+ gr)
13
4,7

Keterangan : PBB :Pertambahan Bobot Badan

Pengamatan UTOMO et al., (1995), mendapatkan pertambahan bobot badan


ternak domba dengan pemberian dedak padi dalam bentuk kering, dan pelet sebesar
27,5 gr/ekor/hari, MATHIUS et al., (1983.) dengan menggunakan daun singkong segar
sebanyak 200 gr/ekor/hari didapatkan kenaikan bobot badan ternak domba sebesar 66,9
gr/ekor/hari, sedangkan RINTO et al., (1995), melaporkan domba yang diberi rumput
lapangan dan konsumsi tepung daun singkong dengan tepung gaplek memperoleh
kenaikan bobot badan sebesar 59,33gr/ekor/hari.
Hasil analisis untuk menguji antar perlakuan (R1 dan R0) digunakan uji statistik
terlihat bahwa dari periode pengamatan bulan 1 s/d ke 4 menunjukkan perbedaan sangat
nyata (P<0,01) dimana terlihat bahwa bobot badan ternak perlakuan lebih tinggi di
banding kontrol terlihat pada Tabel 3.

Tabel. 3. Hasil Uji t perubahan bobot badan ternak domba (R0 dan R1) di tingkat peternak
Bulan Ke

Skala Usaha

N observasi

dk

50

49

50

49

50

49

50

49

50

49

Kontrol (Ro)
Perlakuan (R1)
II
Kontrol (Ro)
Perlakuan (R1)
III
Kontrol (Ro)
Perlakuan (R1)
IV
Kontrol (Ro)
Perlakuan (R1)
Perbedaan pada
bulan ke IV
Keterangan :

Ratarata
(kg)
21,14
23,42
22,52
27,13
23,93
30,88
25,36
34,74
9,38

T-test

Prob | T |

367,40

0,001

597,77

0,001

785,57

0,001

930,27

0,001

1968,32

0,001

N observasi = jumlah pengamatan,


dk = derajat kebebasan (n-1),
PROB |T| = Probabilitas pada uji T.

Sedangkan untuk mengukur tingkat pertumbuhan bobot hidup pada ternak kontrol
(R0) maupun perlakuan (R1) koefisien regresi yaitu Yk= 19,77 + 1,39Y dan untuk skala
usaha perlakuan (R1) diperoleh persamaan regresi yaitu Yp = 19,76 + 3.74 X, dengan
nilai R2 = 0,99.

Analisis kelayakan usaha


Biaya yang dipergunakan untuk usaha penggemukan ternak domba skala 50 ekor
2

adalah : Sewa lahan seluas 300 m sebesar Rp.600.000,-/tahun, sehingga sewa lahan
sebesar Rp.200.000,-/periode penggemukkan, satu ekor domba membutuhkan luas
2

kandang individual 1m /ekor sehingga luas kandang yang dibutuhkan +75 m . Kandang
2

dibangun berbentuk panggung (keraman), luas bangunan kandang total adalah +75 m
2

dengan biaya pembangunan Rp.100.000,-/m

dengan

masa pakai 5 tahun, jadi

pembangunan kandang sebesar Rp.7.500.000,-/5 tahun= Rp.1.500.000/3 bulan =


Rp.500.000,-/periode, sehingga

biaya penyusutan Rp.500.000,-/periode. Kendaraan

pengangkut domba disewa dua kali dalam satu periode sebesar Rp.200.000,-. Peralatan
kadang Rp.150.000,- dan biaya tak terduga di pasar hewan Rp.75.000,Metode analisis ini membandingkan antara penerimaan dan biaya yang
dikeluarkan pada suatu usaha. Usaha dikatakan layak apabila angka B/C ratio-nya lebih
besar dari 1,-. Untuk usaha penggemukan domba terlihat pada Tabel 4.

Tabel. 4. Analisis ekonomi penggemukan ternak domba jantan lokal.


No

Uraian

1
2.

A. Biaya Variabel
B. Biaya Produksi :
Bibit bakalan 50 ekor
- Ubi kayu 0,2 kg x 50 x120 x Rp.500,- Daun ubi kayu 0,5 x 50 x 120 x Rp.50,- Hijauan 2 kg x 50 x 120 x Rp.50,- Dedak padi 0,3 kg x 50 x 120 x Rp.1.500,- Onggok 0,2 kg x 50 x 120 x Rp.200,- Ampas tahu 0,2 x 50 x 120 x Rp.200,- Obat-obatan /paket
- Tenaga kerja 2 org x Rp.300.000,Jumlah
Total Biaya Variabel + Produksi
3
C. Pendapatan
- (50-2%) x Rp.26.500,- x 34,74 kg (P)
- (50-2%) x Rp.26.500,- x 25,36 kg. (K)
- (0,4 x 120 hari x 50 ekor x Rp.100,-) (P)
- (0,5 x 120 hari x 50 ekor x Rp.100,-) (K)
Total Pendapatan
4
- Keuntungan /periode (4 bulan)
5. - B/C

Perlakuan
Volume
(Rp)
1.125.000,-

Kontrol
Volume
(Rp)
1.125.000,-

25.194.000,600.000,150.000,600.000,2.700.000,240.000,240.000,100.000,2.400.000,32.224.000,33.349.000,-

25.194.000,2.400.000,27.594.000,28.719.000,-

45.109.890,32.929.960,240.000,45.349.890,12.000.890,1,4

300.000,33.229.960,4.510.960,1,2

Keterangan : 2% resiko kematian, harga daging/kg Rp.26.500,-, P: perlakuan K: kontrol

Hasil analisis usaha penggemukan ternak domba yang dijalankan selama 4 bulan
dengan skala 50 ekor diperoleh keuntungan dari domba perlakuan Rp.12.000.890,sedangkan dari domba kontrol Rp.4.510.960,- dengan B/C ratio 1,4 dan 1,2 layak untuk
dikembangkan pada kondisi dilokasi. Semakin tinggi nilai B/C maka peluang usaha
penggemukkan ternak domba tersebut makin mendatangkan keuntungan.

KESIMPULAN

Hasil pengamatan domba di pedesaan pola penggemukan dapat disimpulkan


bahwa, kinerja pertambahan bobot badan domba perlakuan jauh lebih tinggi di banding
domba kontrol, masing-masing 14,98 kg vs 5,59 kg selama 4 bulan. Hasil uji t pada
skala usaha ternak domba antara R0 dan R1 menunjukkan perbedaan yang sangat nyata
(P<0,01). Sedangkan tingkat pertumbuhan bobot hidup ternak baik berskala usaha
kontrol (R0) dan perlakuan (R1) dapat digambarkan dengan persamaan regresi Yk=

19,77 + 1,39Y dan Yp = 19,76 + 3,74x, dimana masing-masing memiliki R2 = 0,99.


Pakan penguat ubi kayu, daun ubi kayu, onggok, dedak padi, ampas tahu, dan dedak
padi dapat digunakan sebagai pakan tambahan untuk penggemukan ternak domba.
Penerimaan dari hasil usaha penggemukan ternak domba perlakuan memberikan
keuntungan sebesar

Rp.12.000.890,-. Sedangkan ternak kontrol hanya mencapai

Rp.4.510.960,- B/C ratio 1,4 dan 1,2.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 1983. Ekonomi Mikro. BPFE. Jakarta.


Crush.,D.C.1974. Vol.2. Nutrien Albany Co., Oregon.
Gittinger J.P.1986. Analisis ekonomi proyek-proyek pertanian. Edisi Kedua. Universitas
Indonesia. Jakarta.
Jaludin. S. 1978. In Feeding stuffs for livestuk in Southeast Asia., Nasional Uni.of
Malaysia, Serdang-Malaysia
Mathius, W., Djadjanegara dan M. Rangkuti. 1983. Pengaruh penambahan daun
singkong (manihot utillisima pohl) dalam ransom domba. Majalah Ilmiah
Peternakan Vol1.No.2. 1983.
Rinto A, R.S., H. Pulungan dan Kartiaso.1995. Pemanfaatan tepung daun singkong dan
tepung gaplek sebagai makanan penguat ternak domba lepas sapih. Karya Ilmiah
Fapet IPB, Bogor.
Sudjana, 1992. Metoda Statistika, Edisi ke 5, Tarsito, Bandung
Steel, G.D. Robert and James H. Torrie. 1980. Principles and Procedures of Statistics
Biometrical Approach 2nd Edition. Mc-Graw-Hill Book Company, New York.
USA.
Pusat Statistik Indonesia. 2006.
Pribadi, S.H. 2008. Pemanfaatan hasil ikutan pertanian untuk pakan ternak. Jurnal
BBP2TP, Bogor No.3238. Edisi 6-12 Pebruari 2008.
Soekarwati, A.Soehardjo, J.L. Dillon, dan J.B. Hardaker. 1994. Ilmu Usahatani dan
Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil. UI Press. Jakarta.
Utomo. B, B.W.Dirdjopratono,U.Nuschati dan Subihatta. 1995. Pemberian dedak padi
dalam bentuk kering dan pelet pada penggemukan domba yang dipelihara secara
bergilir. Pros. Pertemuan Ilmiah Komunikasi dan Penyuluhan Hasil Penelitian
untuk Menunjang Industri Peternakan di Pedesaan-Bendungan Seminar Sub
Balitnak Klepu, Semarang

You might also like