You are on page 1of 15

ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI KERJA DAN KOMPETENSI GURU


MELALUI SERTIFIKASI GURU
Oleh
Kelompok 7
Guru sebagai profesi harus mempunyai sertifikat pendidik. Sertifikat
pendidik ini didapatkan setelah guru mengikuti Program Sertifikasi yang telah
dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kemendikbud yang bertujuan
untuk (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai
pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3)
meningkatkan martabat guru (4) meningkatkan profesionalisme guru. Kompetensi
guru yang dijelaskan dalam Permendiknas no.16 tahun 2007

dikembangkan

secara utuh dalam empat kompetensi utama yaitu kompetensi pedagogik,


kepribadian, sosial dan profesional. Motivasi kerja guru merupakan faktor-faktor
yang mendorong seorang guru untuk melakukan pekerjaanya, secara lebih
bersemangat sehingga memperoleh prestasi yang lebih baik sesuai yang
diharapkan pemerintah. Salah satu alat motivasi yang dapat digunakan untuk
memotivasi seseorang adalah alat motivasi yang berupa materiil (uang dan
barang) dan nonmateriil (medali atau piagam). Dengan adanya pemberian
sertifikat profesi disertai tunjangan profesi bagi guru yang telah lulus program
sertifikasi guru, maka akan meningkatkan motivasi kerja pada diri guru tersebut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa program sertifikasi guru yang diadakan oleh
pemerintah akan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru. Sedangkan
peningkatan kesejahteraan guru melalui tunjangan sertifikasi guru berpengaruh
positif terhadap motivasi kerja. Seiring tingginya motivasi kerja guru maka
kompetensi guru akan meningkat.
Kata kunci : Kompetensi, Motivasi, Sertifikasi

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek penting yang berperan dalam kemajuan
suatu bangsa. Melalui pendidikan inilah suatu bangsa akan mampu berkembang
dan menatap dunia seiring tuntutan zaman. Dalam pelaksanaan pendidikan tidak
bisa kita pungkiri bahwa guru mempunyai peranan penting dan strategis dalam
membentuk watak dan karakter bangsa. Guru berperan langsung dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia dengan mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik
mulai pendidikan usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Oleh
karena guru berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam proses pendidikan,
maka guru menempati posisi yang sangat penting dalam pembentukan karakter
dan kualitas pendidikan anak bangsa.
Dengan melihat kenyataan bahwa pentingnya peran seorang guru dalam
proses pendidikan, maka sangat masuk akal jika standarisasi kompetensi guru dari
waktu ke waktu harus naik sejalan dengan perkembangan jaman. Guru harus
mampu menjalankan tugas pokok dan fungsinya dengan baik sesuai dengan
kompetensi yang di miliki masing-masing. Guru harus mampu menempatkan diri
sebagai seorang individu yang patut di contoh di berbagai lingkungan baik
keluarga, sekolah maupun masyarakat luas. Bagaimanapun juga pandangan di
masyarakat umum adalah bahwa guru tahu banyak tentang sedikit hal dan tahu
sedikit tentang banyak hal. Oleh karena inilah guru harus terus belajar dan belajar
supaya mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Atas dasar besar dan pentingnya tugas maupun tanggung jawab seorang
guru, tidak adil jika semuanya itu tidak diiringi dengan kompensasi yang sesuai.
Dari hasil wawancara penulis dengan berbagai guru senior di Kabupaten Kudus
mengatakan bahwa kesejahteraan guru sebelum adanya tunjangan sertifikasi guru
sangat minim bahkan kurang sekali. Sebelum tahun 2005 banyak guru baik swasta
maupun negeri mengeluhkan nasib mereka dengan gaji yang pas-pasan dan
bahkan ada kalanya mereka harus berhutang untuk melangsungkan hidup. Hal ini
sangat berpengaruh pada kinerja karena dengan tidak tercukupinya kebutuhan
2

pokok dalam hidupnya, kebanyakan guru konsentrasi mengajarnya terbagi dengan


pekerjaan sampingan demi mencukupi kebutuhan pokok keluarga. Hal ini secara
idak langsung akan berdampak kurang baik pada motivasi, kinerja maupun
kompetensi yang dimiliki guru.
Namun dengan adanya program pemerintah tentang sertifikasi guru yang
bertujuan untuk memberikan sertifikat kepada para guru yang memenuhi standar
kualifikasi dan standar kompetensi diharapkan mampu mengubah pandangan para
guru mengenai kesejahteraan hidup (gaji bulanan maupun tunjangan guru).
Pemerintah melalui Kemdikbud telah melakukan beberapa cara untuk
meningkatkan kualitas guru. Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan mengadakannnya sertifikasi kepada para guru.
Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru yang
telah memenuhi persyaratan. Sertifikasi guru bertujuan untuk (1) menentukan
kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional, (2)
meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan martabat guru,
(4) meningkatkan profesionalisme guru.
Undang-Undang No 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
bahwa guru adalah tenaga pendidik professional. Guru dipersyaratkan memenuhi
kualifikasi akademik minimal S1 yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai
agen pembelajaran. Hal tersebut tertuang dalam Undang-Undang No 14 tahun
2005 tentang Guru dan Dosen yang disebutkan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional.
Namun kenyataanya, kualitas guru di Indonesia masih rendah. Rendahnya kualitas
ini dapat dilihat dari kelayakan seorang guru dalam mengajar. Hal ini dikarenakan
kurangnya kompetensi dan kualifikasi guru sebagai tenaga pendidik.
Menurut Balitbang Depdiknas tahun 2002 2003, guru-guru yang layak
mengajar untuk tingkat SD baik negeri swasta hanya 28,94%, SMP negeri 54,12%
, SMP swasta 60,99%, guru SMA negeri 55,91% dan SMA swasta 58,26%
(Sumber : blog.umy.ac.id).

Berdasarkan hal tersebut bisa kita artikan bahwa


3

kompetensi guru baik tingkat SD, SMP, maupun SMA perlu adanya peningkatan.
Apabila dikaitkan dengan beban mengajar minimal 24 jam sesuai yang di
amanatkan UU No 14 tentang Guru dan Dosen, terlihat guru sulit untuk
memenuhinya.
Bicara tentang kompetensi guru, berkaitan pula dengan ada atau tidaknya
motivasi kerja yang dimiliki oleh guru. Setiap guru diharapkan mempunyai
motivasi kerja yang tinggi supaya dalam melaksanakan tugasnya penuh dengan
semangat. Dengan adanya sertifikasi guru, maka guru berupaya untuk
meningkatkan

motivasi

kerja

pada

diri

mereka.Mereka

ingin

mengimplementasikan kompetensi yang diatur dalam persyaratan serifikasi


tersebut. Harapan dengan pelaksanaan tugas-tugas guru sebagai seorang pendidik
yang professional adalah terbayarnya tunjangan sertifikasi yang telah diharapkan.
Dengan adanya persyaratan yang berkaitan dengan kompetensi yang harus
dimiliki seorang guru untuk mendapatkan sertifikat pendidik sebagai dasar untuk
menerima tunjangan sertifikasi, maka guru berusaha untuk memenuhi hal tersebut.
Begitu juga untuk guru yang belum memenuhi kompetensi sesuai dengan yang
dipersyaratkan, mereka berusaha untuk meningkatkan dari waktu ke waktu.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis ingin mengangkat permasalahan
tersebut dalam makalah dengan judul Peningkatan Motivasi Kerja dan
Kompetensi Guru Melalui sertifikasi Guru.
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah :
1.

Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan motivasi kerja melalui sertifikasi

2.

guru.
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kompetensi guru melalui
sertifikasi guru.

PEMBAHASAN
1. Kompetensi Guru

Guru profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi


yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Oleh
karena itu, membedah aspek profesionalisme guru berarti mengkaji
kompetensi yang harus dimiliki seorang guru.
Kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau
kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun yang kuantitatif.
Pengertian ini mengandung makna bahwa kompetensi itu dapat digunakan
dalam dua konteks, yakni : pertama, sebagai indikator kemampuan yang
menunjukkan kepada perbuatan yang diamati. Kedua, sebagai konsep-konsep
yang mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, dan perbuatan serta tahap-tahap
pelaksanaannya secara utuh. Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan
keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melakukan perilaku-perilaku
kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya.
Payong berpendapat bahwa :
Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang akibat dari
pendidikan maupun pelatihan atau pengalaman belajar informal tertentu yang
didapat sehingga menyebabkan seseorang dapat melaksanakan tugas tertentu
dengan hasil yang memuaskan (Payong, 2011 : 17).
Pengertian kompetensi guru adalah seperangkat kemampuan yang
harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan
efektif. Kompetensi guru tersebut meliputi : 1) kompetensi intelektual yaitu
berbagai perangkat pengetahuan yang ada dalam diri individu yang
diperlukan untuk menunjang berbagai aspek kinerja sebagai guru. 2)
kompetensi fisik yaitu perangkat kemampuan fisik yang diperlukan untuk
menunjang pelaksanaan tugas sebagai guru dalam berbagai situasi. 3)
kompetensi pribadi yaitu perangkat perilaku yang berkaitan dengan
kemampuan individu dalam mewujudkan dirinya sebagai pribadi yang
mandiri untuk melakukan transformasi diri, identitas diri, dan pemahaman
diri. Kompetensi pribadi meliputi kemampuan-kemampuan dalam memahami
diri, mengelola diri, mengendalikan diri, dan menghargai diri. 4) kompetensi
5

sosial yaitu perangkat perilaku tertentu yang merupakan dasar dari


pemahaman diri sebagai bagian yang tak terpisahkan dari lingkungan sosial
serta tercapainya interaksi sosial yang efektif. Kompetensi sosial meliputi
kemampuan interaktif dan pemecahan masalah kehidupan sosial. 5)
kompetensi spiritual yaitu pemahaman, penghayatan serta pengamalan
kaidah-kaidah keagamaan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional menerapkan standar kompetensi guru meliputi tiga
komponen yaitu (1) pengelolaan pembelajaran, (2) pengembangan potensi,
(3) penguasaan akademik. Secara keseluruhan standar kompetensi guru terdiri
dari tujuh kompetensi yaitu (1) penyusunan rencana pembelajaran, (2)
pelaksanaan interaksi belajar mengajar, (3) penilaian prestasi belajar peserta
didik, (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian prestasi belajar peserta
didik, (5) pengembangan profesi, (6) pemahaman wawasan pendidikan, (7)
penguasaan bahan kajian akademik.
Kompetensi guru diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) Setiap guru wajib
memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku
secara nasional. Kompetensi guru yang dijelaskan dalam Permendiknas
no.16 tahun 2007 dikembangkan secara utuh dalam empat kompetensi utama
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetisi
inti guru meliputi:
1. Kompetensi Pedagogik
a. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, social,
b.

cultural, emosional, dan intelektual.


Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang

c.

mendidik.
Mengembangkan

d.
e.

pengembangan yang diampu.


Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

kurikulum

yang

terkait

dengan

bidang

untuk

kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik.

f.

Memfasilitasi

pengembangan

g.

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.


Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta

h.
i.

didik.
Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

j.

pembelajaran.
Melakukan tindakan

reflektif

potensi

peserta

untuk

didik

peningkatan

untuk

kualitas

pembelajaran.
2. Kompetensi Kepribadian
a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hokum, sosial, dan
b.

kebudayaan nasional Indonesia


Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan

c.

teladan bagi peserta didik dan masyarakat


Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif,

d.

dan berwibawa.
Menunjukkan etos kerja, tanggungjawab yang tinggi, rasa bangga

menjadi guru, dan rasa percaya diri.


e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
3. Kompetensi Sosial
a. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
b.

keluarga, dan status sosial ekonomi.


Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama

c.

pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.


Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia

d.

yang memiliki keragaman sosial budaya.


Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain

secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.


4. Kompetensi Profesional
a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
b.

mendukung mata pelajaran yang diampu.


Menguasai standar kompetensi dan

c.
d.

pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.


Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

kompetensi

dasar

mata

melakukan tindakan reflektif.

e.
2.

Memanfaatkan

teknologi

informasi

dan

komunikasi

untuk

berkomunikasi dan mengembangkan diri.


Sertifikasi Guru
Pengertian sertifikasi adalah proses uji kompetensi yang dirancang
untuk mengungkapkan penguasaan kompetensi seseorang sebagai landasan
pemberian sertifikat pendidik (Mulyasa, 2007).
Surakhmad berpendapat bahwa sertifikasi merupakan sebuah
gagasan yang baik ditinjau dari sudut pandang birokrasi (Surakhmad, 2009 :
245). Hal ini karena sertifikasi sedikitnya terkait dengan sistem manajemen
kinerja yang diterapkan dalam birokrasi. Sertifikasi merupakan cara untuk
memonitor

kinerja

guru

dengan

pendekatan-pendekatan

manajemen

birokratis.
Sedangkan Kunandar (2009) menyatakan bahwa sertifikasi profesi
guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah
memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi. Sertifikasi dilakukan
oleh perguruan tinggi penyelenggara pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi

dan

ditetapkan

oleh

pemerintah.

Sertifikasi

pendidik

dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel dan berkeadilan. Kegiatan


sertifikasi profesi guru meliputi peningkatan kualifikasi dan uji kompetensi.
Sertifikasi guru sebagai upaya peningkatan mutu guru disertai dengan
peningkatan kesejahteraan guru sehingga diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
Bentuk peningkatan kesejahteraan guru berupa tunjangan profesi sebesar satu
kali gaji pokok bagi guru yang memiliki sertifikasi pendidik.
Sertifikasi guru berbentuk uji kompetensi yang terdiri atas dua tahap,
yaitu tes tertulis dan tes kinerja yang dibarengi dengan self appraisal dan
portofolio serta peer appraisal (penilaian atasan). Materi tes tertulis, tes
kinerja, dan self appraisal dipadukan dengan portofolio didasarkan pada
indikator esensial kompetensi guru sebagai agen pembelajaran. Materi tes
tertulis mencakup kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional,
sedangkan tes kinerja berbentuk penilaian kinerja guru dalam mengelola

pembelajaran yang mencakup keempat kompetensi secara terintegrasi. Self


appraisal yang dipadukan dengan portofolio merupakan penilaian terhadap
kegiatan dan prestasi guru di sekolah dalam kegiatan profesional atau di
masyarakat sepanjang relevan dengan tugasnya sebagai guru. Peer appraisal
dalam bentuk penilaian atasan dimaksudkan untuk memperoleh penilaian dari
kinerja sehari-hari yang mencakup keempat kompetensi. Dengan empat
bentuk penilaian tersebut diharapkan penilaian kompetensi guru dilakukan
secara komprehensif.
Tujuan diadakannya sertifikasi guru antara lain :
a. Sertifikasi

dilakukan

melaksanakan

tugas

untuk
sebagai

menentukan
agen

kelayakan

pembelajaran

guru
dalam

dalam
rangka

mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Melalui sertifikasi maka akan


dilakukan seleksi terhadap guru manakah yang berkelayakan untuk
mengajar dan mendidik dan manakah yang tidak. Sertifikasi dalam
konteks ini sebagai suatu mekanisme terhadap seleksi guru-guru unggul
yang diharapkan dapat menunaikan tugas sebagai guru profesional untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
b. Sertifikasi juga dilakukan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil
pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan siswa
dan menjadi salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran.
Guru juga menjadi salah satu aset penting yang menjadi penentu kualitas
pendidikan secara nasional sehingga melalui sertifikasi guru diharapkan
dapat meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan.
c. Sertifikasi untuk meningkatkan martabat guru. Melalui sertifikasi, wibawa
dan martabat guru sebagai seorang profesional dapat dijaga bahkan
ditingkatkan. Selama ini, guru dipandang sebagai pekerjaan massal yang
dapat dimasuki oleh siapa saja dari berbagai latar belakang. Karena itu ada
kecenderungan publik melihat guru secara berat sebelah dan profesi yang
disandangnya dianggap sebagai sebuah pekerjaan yang lumrah. Sertifikasi
justru untuk menjamin dan memastikan bahwa pekerjaan guru adalah
pekerjaan yang berwibawa dan guru melalui pengalaman pendidikan dan

pelatihan relatif lama dapat memberikan layanan yang lebih baik


dibandingkan dengan pekerja-pekerja pengajaran yang amatir.
d. Sertifikasi untuk meningkatkan profesionalisme guru. Untuk memastikan
apakah guru sudah benar-benar kompeten dan profesional, maka perlu
dilakukan uji kompetensi sebagai seorang profesional melalui sertifikasi.
Sertifikasi tidak berlaku seumur hidup sehingga sertifikasi dan resertifikasi
dapat menjadi salah satu mekanisme untuk memastikan bahwa guru
penyandang sertifikat masih tetap profesional dan memiliki kompetensi
yang dapat diandalkan. Sertifikasi dapat menjadi sebuah bentuk post
quality control yakni pengendalian mutu terhadap output yang dilakukan
sebelum output itu digunakan dalam masyarakat.
Sudjanto (2009), mengungkapkan bahwa manfaat sertifikasi guru adalah
sebagai berikut :
1. Melindungi profesi pendidik dari praktek-praktek yang tidak
kompeten, yang dapat merusak citra profesi guru.
2. Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan.
3. Menjaga lembaga penyelenggara pendidik dan tenaga kependidikan
(LPTK) dari keinginan internal dan eksternal yang menyimpang dari
ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Dasar Hukum Sertifikasi Guru:
Menurut Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional tahun 2007,
dasar hukum sertifikasi guru adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional :
a. Pasal 42 ayat (1), Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan
sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani
dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
b. Pasal 43 ayat (2), Pasal 43 ayat (2), sertifikasi pendidik di
selenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program
pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi.
2. Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen :

10

a. Pasal 8, Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,


sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk tujuan pendidikan nasional.
b. Pasal 11 ayat (1), sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan.
3. Peraturan Menteri Pendidikan nasional nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.
4. Peraturan Menteri Pendidikan nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi
guru dalam jabatan.
Persyaratan untuk sertifikasi guru :
Persyaratan ujian sertifikasi dibedakan menjadi dua yaitu persyaratan
akademik dan nonakademik. Adapun persyaratan akademik adalah sebagai
berikut:
Bagi guru TK/RA kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang
pendidikan di bidang PAUD, sarjana kependidikan lainnya dan sarjana
psikologi.
1. Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang
pendidikan tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain atau
psikologi.
2. Bagi guru SMP/MTS dan SMA/MA/SMK kualifikasi akademik minimal
D4/S1 latar belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang
sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
3. Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik dapat
diusulkan mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala
sekolah, dewan guru yang diketahui serta disahkan oleh kepala cabang
dinas pendidikan.
Persyaratan nonakademik untuk ujian sertifikasi dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
1. Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.
2. Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada
jabatan fungsional, massa kerja dan pangkat/golongan.
3. Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah
3.

ditentukan oleh Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan.


Motivasi Kerja

11

Motivasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul


dalam diri seseorang seara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu
tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan
seseorang atau sekelompok orang tertentu bergerak melakukan sesuatu karena
ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dalam
tindakanya.
Alice (2004) yang ditulis dalam penelitian hesti muwarti (2013), menyatakan
bahwa motivasi kerja guru adalah faktor-faktor yang mendorong seorang guru
untuk

melakukan

pekerjaanya,

secara

lebih

bersemangat

sehingga

memperoleh prestasi yang lebih baik.


Hasibuan (2005) mengemukakan bahwa alat-alat motivasi dapat berupa:
1. Materiil insentif, yaitu motivasi yang diberikan berupa uang atau barang
yang mempunyai nilai pasar dan ekonomis.
Contoh : uang, kendaraan dan rumah.
2. Non Materiil Insentif, yaitu motivasi yang diberikan berupa barang yang
tidak mempunyai nilai pasar dan ekonomis.
3. Kombinasi Materiil dan Non Materiil Insentif, yaitu motivasi yang
diberikan berupa uang atau barang yang mempunyai nlai pasar dan
ekonomis sekaligus non materiil (piagam dan medali).
Berlangsungnya motivasi dapat dilihat dari belum tercapainya
beberapa hal yang mendorong seseorang untuk menemukan atau
mendapatkan tujuan yang diharapkan. Motivasi dapat dipengaruhi baik
dari luar diri maupun dalam diri seseorang. Motivasi erat kaitanya dengan
rasa puas dan tidak puas atas kompensasi dari pekerjaan yang telah
dilakukan.
Menurut teori dua faktor yang dikembangkan Frederick Herzberg,
motivasi manusia terdiri atas dua hal, yaitu puas dan tidak puas. Dalam
teori ini faktor faktor yang membuat/ memberikan kepuasan terhadap
karyawan disebut motivator, yaitu antara lain salah satunya gaji. Banyak
penelitian yang menemukan bahwa upah yang tinggi lebih memuaskan
daripada upah yang rendah dan karyawanya lebih jarang berpindah kerja.

12

Tidak semua orang mengejar uang, tapi jika pemberian upah atau gaji
didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat pendidikan dan kompetensi
4.

individu kemungkinan besar akan memberikan kepuasan.


Pengaruh sertifikasi guru terhadap motivasi kerja guru
Sertifikasi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru
yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi.
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa guru yang telah lulus
program sertifikasi profesi akan mendapat sertifikat yang merupakan bukti
bahwa guru tersebut telah memenuhi standar kualifikasi dan kompetensi,
serta mendapatkan tunjangan profesi sebesar 1 kali gaji pokok. Salah satu alat
motivasi yang dapat digunakan untuk memotivasi seseorang adalah alat
motivasi yang berupa materiil (uang dan barang) dan nonmateriil (medali atau
piagam). Dengan demikian, dengan adanya pemberian sertifikat profesi
disertai tunjangan profesi bagi guru yang telah lulus program sertifikasi guru,
maka akan meningkatkan motivasi kerja pada diri guru tersebut. Sehingga
dapat dikatakan bahwa program sertifikasi guru yang diadakan oleh
pemerintah akan berpengaruh terhadap motivasi kerja guru. Berdasarkan dari
berbagai tinjauan pustaka di atas, motivasi guru erat kaitanya dengan rasa
puas dan tidak puas yang salah satu faktor yang mempengaruhi adalah gaji/
uang. Dengan berdasarkan hal tersebut, tunjangan sertifikasi sebagai
kompensasi dari sertifikasi yang diperuntukkan bagi guru yang telah
memenuhi syarat akan berpengaruh positif terhadap peningkatan motivasi

5.

kerja guru.
Peningkatan kompetensi guru melalui serfikasi guru
Berdasarkan beberapa uraian tentang pengertian kompetensi guru dan
standar kompetensi yang harus dimiliki guru, serta berbagai aspek dari
kompetensi guru yang harus dipahami, maka sangat dibutuhkan keseriusan
guru dalam memahami dan menanamkan pada diri mereka tentang
kompetensi tersebut karena melihat latar belakang bahwa banyak guru yang
masih dikategorikan belum layak mengajar karena kompetensi kurang. Hal
ini tidak harus dipermasalahkan dari sisi pendidik atau guru tetapi perlu dikaji
bagaimana pemerintah mampu menyikapi berbagai guru yang konsentrasi

13

mengajar harus terbagi karena harus bekerja sampingan untuk mencari


tambahan penghasilan dalam memenuhi kebutuhan pokok yang kurang. Hal
ini sangatlah penting untuk menjadi perhatian pemerintah mengingat
pentingnya peran guru demi kemajuan bangsa ini. Dari dahulu hingga saat ini
peran guru tidak pernah tergantikan selaku ujung tombak pendidikan di
Indonesia.
Perhatian pemerintah terhadap pendidikan di indonesia secara nyata
telah diwujudkan dengan dikeluarkannya UU No 14 Tentang Guru dan Dosen
yang mana salah satunya mengatakan guru harus memiliki kualifikasi
pendidik, kompetensi dan sertifikat pendidik, dimana atas dasar ini kepadanya
yang memenuhi persyaratanya diberikan tunjangan profesi sebesar 1 kali gaji
pokok. Dengan diberikanya tunjangan ini diharapkan kompetensi guru akan
meningkat seiring meningkatnya kesejahteraan mereka.
Hasil penelitian Hesti Murwati (2013) menunjukkan bahwa sertifikasi
guru berpengaruh untuk meingkatkan motivasi dan kinerja guru. Hal ini dapat
diartikan bahwa dengan adanya peningkatan kesejahteraan guru melalui
tunjangan sertifikasi guru berpengaruh positif terhadap motivasi dan kinerja.
Seiring tingginya motivasi guru dan berbagai persyaratan yang harus dicapai
seorang guru dalam mendapatkan tunjangan sertifikasi maka mau tidak mau
seorang guru harus berusaha semaksimal mungkin untuk menuju arah
tersebut. Guru akan berupaya bagaimana meningkatkan kompetensi yang
dipersyaratkan dan memenuhi kualifikasinya. Seiring berjalanya waktu
sedikit demi sedikit guru akan termotivasi untuk meningkatkan kompetensi
pendidiknya untuk memenuhi persyaratan sertifikasi tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan latar belakang masalah dan pembahasan makalah ini, maka
didapat beberapa kesimpulan diantaranya adalah:
1.

Sertifikasi guru berpengaruh positif dalam peningkatan motivasi kerja guru.


Dengan adanya sertifikasi guru maka motivasi kerja mengalami peningkatan.

14

2.

Sertifikasi guru berpengaruh positif dalam peningkatan kompetensi guru.


Dengan adanya sertifikasi guru maka kompetensi guru mengalami
peningkatan.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa, E. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. remaja
Rosdakarya.
Murwati, H. (2013). Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi (BISE), Vol. 1 No. 1.
Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Kusnandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali
Pers.
Payong, Marselus R. 2011. Sertifikasi Profesi Guru Konsep Dasar, Problematika,
dan Implementasinya. Jakarta: PT Indeks.
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
www. Repository.ussu.ac.id
Sahertian, Piet A. 1994. Profil Pendidik Profesional. Yogyakarta: Andi Offset.
Sudjanto, B. (2009). Cara efektif menuju sertifikasi guru. Jakarta: RAS.
Surakhmad, Winarno. 2009. Pendidikan Nasional Strategi dan Tragedi. Jakarta:
Penerbit Buku Kompas.

15

You might also like