You are on page 1of 11

Tugas Fisiologi Umum

Dosen : Suarnianti, SKM.

OLEH :
Sri Hasnita Nur
NH.01.10.411
A5

STIKES NANI HASANUDDIN


MAKASSAR
2011
1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmatNya maka kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Hipofisis Anterior.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Umum.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang dibutuhkan dan
bermanfaat untuk pembangunan ilmu pengetahuan kita semua.

Makassar, Juni 2011

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
BAB II PEMBAHASAN 2
A.
B.
C.
D.

Anatomi Kelenjar Hipofisis Anterior.. 2


Fungsi Kelenjar Hipofisis Anterior. 3
Mekanisme Kelenjar Hipofisis Anterior. 4
Efek Kelenjar Hipofisis Anterior Terhadap Tubuh. 5

BAB III PENUTUP. 7


DAFTAR PUSTAKA. 8

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Perantara kimiawi tubuh (hormon) dibuat oleh kelenjar endokrin. Kelenjar ini
tidak memiliki saluran, tapi mensekresi hormon langsung ke dalam darah,
sehingga dapat mencapai setiap sel di dalam tubuh. Hormon bekerja pada sasaran
jaringan atau organ tertentu dan mengatur aktivitas mereka.
Sistem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar. Sistem endokrin
menggunakan hormon untuk mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh sama
seperti sistem saraf menggunakan sinyal listrik kecil.
Hormon membawa data kimiawi yang mengendalikan tingkat kerja kelenjar
dan organ lain. Sel penghasil hormon ditemukan di sekeliling tubuh. Sebagian
besar sel-sel itu mengelompok di dalam kelenjar yang memiliki fungsi khusus.
Kelenjar pituitary atau hipofisis merupakan kelenjar yang paling berpengaruh
dalam sistem endokrin. Kelenjar ini sebenarnya adalah dua kelenjar berbeda yang
menjadi satu. Bagian depan atau lobus anterior, disebut juga adenohipofisis,
membentuk sebagian besar massa kelenjar ini. Bagian belakang ada lobus
posterior atau neurohipofisis. Hipofisis anterior membentuk enam hormon utama
di dalam kelenjar dan melepas hormon tersebut ke dalam aliran darah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Anatomi Kelenjar Hipofisis Anterior

Kelenjar pituitary (hipofisis) berukuran kurang lebih 1 cm dengan berat


500 mg. Terletak di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat
dengan chiasma opticum. Kelenjar hipofisis merupakan sekerat daging kecil
berwarna merah jambu, dengan ukuran sebesar buncis, dan dihubungkan ke
hipotalamus dalam otak oleh sebuah batang. Berkat hubungan inilah, hipofisis
menerima perintah hipotalamus untuk menghasilkan hormone yang
diperlukan. Kelenjar hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, pituitary
anterior yang berukuran lebih besar terletak di anterior disebut juga
adenohipofise, dan pituitary posterior atau neurohipofise.
Dipandang dari sudut embriologi, kedua bagian hipofisis berasal
dari dua sumber yang berbeda, hipofisis anterior berasal dari berasal
dari kantong Rathke, yang merupakan invaginasi pada epitel faring
sewaktu pembentukan embrio, dan hipofisis posterior berasal dari
5

penonjolan hipotalamus. Asal mula hipofisis anterior dari epitel faring


ini dapat menjelaskan sifat epiteloid sel-selnya, sedangkan asal mula
hipofisis posterior dari jaringan neural dapat menjelaskan adanya
banayak sekali sel-sel tipe glia yang terdapat dalam kelenjar ini.
Pituitary anterior biasa juga disebut sebagai Master of gland karena
pengaruhnya pada kelenjar lain dan pada seluruh tubuh. Pengaruh ini
dilaksanakan oleh 7 hormon yang diproduksi oleh sel yang berbedabeda yang terdapat di lobus anterior hipofisis yaitu GH, ACTH, TSH,
PRL, FSH, LH dan ICSH.
B. Fungsi Kelenjar Hipofisis Anterior

Ketujuh hormon yang diproduksi oleh hipofisis anterior adalah sebagai


berikut :
1. Growth Hormone (Somatotropik /GH), merupakan hormon yang berfungsi
merangsang proses pertumbuhan tubuh. Hormon ini bekerja mulai dari
embrio sampai dewasa menjelang usia akil balik atau masa pertumbuhan.
2. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), berfungsi mengatur sekresi
beberapa hormon adrenokortikal, yang selanjutnya akan mempengaruhi
metabolisme glukosa, protein, dan lemak.
3. Thyroid Stimulating Hormone (Thyrotropin, TSH), berfungsi mengatur
kecepatan sekresi tiroksin dan triiodotironin oleh kelenjar tiroid, dan
hormon ini selanjutnya akan mengatur kecepatan sebagian besar reaksi
kimia di seluruh tubuh.
4. Prolactin (PRL), berfungsi meningkatkan pertumbuhan kelenjar payudara
dan produksi air susu.
5. Hormone gonadotropin (Follicle Stimulating Hormone/FSH, Luiteinizing
Hormone/LH pada wanita, dan Interstitial Cell Stimulating
Hormone/ICSH pada pria), berfungsi mengatur pertumbuhan gonad sesuia
dengan aktivitas reroduksinya.
C. Mekanisme Kelenjar Hipofisis Anterior
Hampir semua sekresi kelenjar hipofisis diatur baik oleh hormon atau
sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus. Sebenarnya, bila kelenjar hipofisis
ini diambil dari kedudukannya di bawah hipotalamus dan ditransplantasikan
pada beberapa bagian tubuh lain, maka kecepatan sekresi berbagai hormon
yang berbeda (kecuali prolaktin) menurun sampai kadar rendah, pada
beberapa hormon malah sampai nol.
Sekresi kelenjar hipofisis anterior diatur oleh hormon-hormon yang
disebut releasing hormone and inhibitory hormone atau hormon (atau faktor)
pelepas hipotalamus dan hormon (faktor) penghambat yang disekresikan ke
dalam hipotalamus sendiri dan selanjutnya dijalarkan ke hipofisis anterior
melalui pembuluh-pembuluh darah kecil yang disebut pembuluh darah porta
hipotalamus-hipofisis. Di dalam kelenjar hipofisis anterior, hormon pelepas
dan hormon penghambat ini bekerja terhadap sel kelenjar dan mengatur
sekresi kelenjar tersebut.
Hipotalamus selanjutnya menerima sinyal-sinyal dari hampir semua
sumber yang mungkin dalam saraf, sehingga hipotalamus dianggap sebagai
pusat pengumpul informasi mengenai kesehatan dalam tubuh, dan sebaliknya
sebagian besar dari informasi ini digunakan untuk mengatur sekresi sebagian
besar hormon hipofisis yang sangat penting.

D. Efek Kelenjar Hipofisis Anterior Terhadap Tubuh


Berikut ini adalah beberapa efek hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisis anterior :
1. Growth Hormone (Somatotropik /GH)
Hormon ini menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh yang
memang mampu untuk bertumbuh. Hormon ini menambah ukuran sel dan
meningkatkan proses mitosis yang diikuti dengan bertambahnya jumlah
sel dan diferensiasi khusus dari beberapa tipe sel seperti sel-sel
pertumbuhaan tulang dan sel-sel otot awal.
Efek metabolik hormon pertumbuhan adalah meningkatkan protein
tubuh, menggunakan lemak dari tempat penyimpanannya, dan menghemat
karbohidrat.
2. Adrenocorticotropic Hormone (ACTH)
Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat yaitu merangsang
glukoneogenesis (pembentukan karbohidrat dari protein), penurunan
pemakaian glukosa oleh sel, serta peningkatan glukosa darah dan diabetes
adrenal.
Efek kortisol terhadap metabolisme protein yaitu mengurangi
penyimpanan protein sel, dan menkan pengangkutan asam amino ke dalam
sel-sel otot.
Efek kortisol terhadap metabolism lemak yaitu memobilisasi asam
lemak, dan kegemukan yang khas pada penderita yang kelebihan sekresi
kortisol.
3. Thyroid Stimulating Hormone (Thyrotropin, TSH)
Efek hormon tiroid terhadap pertumbuhan adalah meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan otak selama kehidupan janin dan
beberapa tahun pertama pascalahir.
Efek hormon tiroid pada mekanisme tubuh yang spesifik, misalnya
meningkatkan glikolisis, glukogenesis, kecepatan absorpsi dari saluran
cerna, serta sekresi insulin dengan hasil akhirnya adalah efek terhadap
metabolisme karbohidrat, mempercepat proses oksidasi asam lemak bebas
oleh sel, menurunkan jumlah kolesterol, fosfolopid, dan trigliserida dalam
darah, meningkatkan kebutuhan akan vitamin, meningkatkan dan
menurunkan laju metabolisme basal.
4. Prolactin (PRL)
Efek hormon prolaktin yaitu meningkatkan sekresi dari air susu.
5. Hormone gonadotropin (Follicle Stimulating Hormone/FSH, Luteinizing
Hormone/LH pada wanita, dan Interstitial Cell Stimulating
Hormone/ICSH pada pria))

Efek estrogen pada tuba fallopii yaitu estrogen menyebabkan


jaringan kelenjar berproliferasi, dan menyebabkan jumlah sel-sel epitel
bersilia yang membatasi tuba fallopii bertambah banyak, estrogen
menyebabkan meningkatnya aktivitas osteoblastik.
Tesrosteron yang disekresi testis salah satunya menyebabkan
hipertropfi mukosa laring dan pembesaran laring, sehingga terjadi
perubahan suara.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Kelenjar pituitary (hipofisis) berukuran kurang lebih 1 cm dengan berat
500 mg. Terletak di sella tursica dari tulang sphenoid. Sella tursica dekat dengan
chiasma opticum. Kelenjar hipofisis merupakan sekerat daging kecil berwarna
merah jambu, dengan ukuran sebesar buncis, dan dihubungkan ke hipotalamus
dalam otak oleh sebuah batang.
Kelenjar hipofisis sebenarnya terdiri dari dua kelenjar, pituitary anterior
yang berukuran lebih besar terletak di anterior disebut juga adenohipofise, dan
pituitary posterior atau neurohipofise.
Hipotalamis dianggap sebagai pusat pengumpul informasi mengenai
kesehatan dalam tubuh, dan sebaliknya sebagian besar dari informasi ini
digunakan untuk mengatur sekresi sebagian besar hormon hipofisis yang sangat
penting.
Hormon yang dihasilkan hipofisis anterior yaitu Growth Hormone
(Somatotropik /GH), Adrenocorticotropic Hormone (ACTH), Thyroid Stimulating
Hormone (Thyrotropin, TSH), Prolactin (PRL), dan Hormone gonadotropin
(Follicle Stimulating Hormone/FSH, Luteinizing Hormone/LH, dan Iterstitial Cell
Stimulating Hormone/ICSH).

10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2010.Gangguan Kelenjar Hipofise.http://www.scribd.com/doc/


39579702/askep-Gangguan-Kelenjar-Hipofise.
Guyton dan Hall.1997.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: EGC.
Parker, Steve.2007.Ensiklopedia Tubuh Manusia.Jakarta: Erlangga.
Windiasari Dinna.2010.Hipofisis.http://dinna-windiasari.blogspot.com/2010/02/
bab-ii-hipofisis.html.

11

You might also like