Professional Documents
Culture Documents
Typhoid Fever
Pembimbing : dr. Fachron Sp.PD
Nurul Qomariah T
Identitas
I.1 Identitas Pasien
Nama
: Nn.RA
TTL
: Jakarta,02/01/1986
Usia
: 28 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Jl.H.oyar No 6.RT 02/RW
04
Masuk RS tanggal
: 05-10-2014
Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan Utama :
Saat MRS :
Demam naik
turun,, batuk,
nafsu makan
menurun,mual
disertai muntah
1 kali,nyeri pd
mata,nyeri
sendi
badan,tidak
dapat BAB.
Riwayat
Penyakit
Dahulu
Riwayat
Penyakit
Keluarga
Riwayat demam
tifoid disangkal
Riwayat
berpergian
kedaerah endemis
disangkal
Riwayat
Pengobatan
:OS minum
parasetamol (3 hari)
dan demam sempat
turun namun demam
timbul kembali.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadatran : Composmentis, kooperatif
Tanda Vital :
TD: 120/70 mmHg
N: 72x/menit (kuat, cukup, regular)
RR: 18x/menit,
S: 37,5 oC
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Kepala : Normocephal, rambut hitam tidak rontok,
distribusi
merata.
Mata : Alis mata madarosis (-), bulu mata rontok (-),
konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-),
refleks pupil (+), d= 2 mm, isokor kanan-kiri.
Kulit
: Ikterik (-), eritem (-), skar (-)
Hidung : deviasi septum (-), sekret (-), darah (-), polip
nasal (-),
nyeri tekan (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Telinga :Normotia, nyeri tekan tragus (-), otore (),
darah (-), membran timpani,intake (+),
Mulut : Bibir kering (+), stomatitis (-), lidah kotor
dan
tremor (+), tepi lidah hiperemis (+),
dinding
tonsil hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran
tiroid (-),
Dada
: Normochest
PEMERIKSAAN FISIK
PARU-PARU
Inspeksi
Statis
PEMERIKSAAN FISIK
JANTUNG
Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi
: Ictus cordis teraba (+),ICS 5, di garis
medial mid klavikula kiri
perkusi
: Batas Jantung Kanan: linea sternalis
kanan.
batas jantung kiri : linea midclavikularis
sinistra : Batas pinggang Jantung ICS 3.
Auskultasi : BJ I dan II murni, gallop (-), murmur ()
PEMERIKSAAN FISIK
ABDOMEN
Inspeksi : cembung, skar (-), caput medusa (-), spider
nevi (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal.
Palpasi
: Nyeri tekan epigastrium (+), nyeri tekan 4
kuadran abdomen (+), Hepatomegali (-),
splenomegali (-), ballotement (-)
Perkusi
: Timpani pada 4 kuadran, shifting dullness (-)
EXTREMITAS
Pucat
Akral
Edema
Palmar eritem
Luka
RCT < 2 detik
Atas
: (-/-)
Bawah
: (-)
: Hangat
: (-/-)
: (-/-)
(-/-)
: (+)
(-)
Hangat
(-/-)
(-/-)
(+)
Pemeriksaan
Hasil
Satuan
Nilai Rujukan
Hb
13,2
g/dl
(12-16)
Leukosit
14.1
ribu/mm3
(5-10)
40
(36-48)
Eritrosit
4,78
juta/mm3
(4-5)
Trombosit
260
ribu/mm3
(150-400)
MCV
84
Fl
(82-92)
MCH
28
Pg
(27-31)
MCHC
33
g/dl
(32-36)
Ht
Elektrolit
Natrium (Na)
139
Meq/L
Kalium (K)
3.2
Meq/L
Clorida (Cl)
100
Meq/L
3.5-5.0
Tes Widal
Typhi TO
(+)1/160
negatif
Typhi HO
(+)1/320
negatif
Paratyphi AO
negatif
Paratyphi AH
negatif
Paratyphi BO
(+)1/160
negatif
Paratyphi BH
negatif
Resume
OS MRS demam sejak satu minggu SMRS, demam timbul perlahan, terus-menerus,
dirasakan terutama sore sampai malam hari. OS mengeluh mual dan muntah
sebanyak satu kali ( gelas belimbing), muntah berisi makanan, lendir. Nyeri pada
ulu hati.Terasa nyeri pada mata hilang timbul dan terasa panas. Dua hari setelah di
rumah sakit OS mengeluhkan belum BAB selama 4 hari, nafsu makan menurun.
Riwayat demam tifoid 2 tahun yang lalu (rawat jalan).Riwayat maag sejak 4 tahun.
OS minum parasetamol (3 hari) dan demam sempat turun namun demam timbul
kembali.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital :
TD: 120/70 mmHg
N: 72x/menit (kuat, cukup, regular)
RR: 18x/menit,
S: 37,5 oC
Mulut : Bibir kering (+), lidah kotor dan tremor (+), tepi lidah hiperemis (+),.
Abdomen : Palpasi
: Nyeri tekan epigastrium (+),Nyeri tekan 4 kuadran abdomen
(+)
Laboratorium :
Leukosit 14.1 ribu/mm3
Kalium 3.2 meq/l
typhi TO (+)1/160, HO (+)1/320,paratyphi BO
(+)1/160
Daftar Masalah :
Febris
Intake sulit
Abdominal pain
Assement
Febris
S : pasien demam sejak satu minggu SMRS, demam timbul perlahan,
terus-menerus, dirasakan terutama sore sampai malam hari, Riwayat
demam tifoid 2 tahun yang lalu (rawat jalan).Riwayat maag sejak 4
tahun. OS minum parasetamol (3 hari) dan demam sempat turun
O:
TD
: 120/70 mmHg
N
: 72x/menit (kuat, cukup, regular)
RR
: 18x/menit,
S
: 37,5 oC
Pada pemeriksaan fisik didapatkan lidah kotor dengn tepi lidah
hiperemis (+),
Leukosit 14.1 ribu /mm3 ,typhi TO (+)1/160, HO (+)1/320,paratyphi BO
(+)1/160
A:
WD : Typhoid Fever
P:
Tirah baring
Diet makanan lunak
kloramfenikol 4x 500 mg / hari oral
paracetamol 3 x 500 mg /hari oral
Rencana pemeriksaan : Tes Widal ulang
Intake sulit
S : OS mengeluh mual dan muntah sebanyak
satu kali ( gelas belimbing), muntah berisi
makanan, lender, nafsu makan menurun
O:
A:
P:
infus RL 500
Ondansentron 4 mg inj
Rencana pemeriksaan : koreksi elektrolit
Abdominal Pain
S: pasien mengeluh nyeri ulu hati,mual dan
muntah
O:
A:
Tanggal
demam(+),mual
TD :
06-10-
(+),muntah 2x
120/80
2014
mmHg
(+)
N: 80
sulit e.c
x/menit
vomitus
RR:
Typhoid
P
Tirah baring
fever
Intake
o kloramfenikol 4x 500
mg / hari oral
o paracetamol 3 x 500 mg
Abdomi
/hari oral
20x/menit
nal pain
o infus RL 500
S: 37.2C
e.c
o Ondansentron 4 mg inj
dyspepsi
o ranitidine 8 mg inj
o Ketorolac 10 mg inj
07-10-
Demam sudah
TD :
Typhoid fever
2014
menurun,mual
110/80
+,muntah (-
mmHg
),nyeri uluhati
N: 83
(+)
x/menit
RR:
21x/menit
S: 36.8C
vomitus
Abdominal pain
e.c dyspepsia
Terapi lanjutkan
08-10-
Demam (-
TD :
2014
),mual
120/70
+,muntah (-
mmHg
),nyeri uluhati
N: 80
pain e.c
(+)
x/menit
dyspepsia
RR:
20x/menit
S: 36.2C
Typhoid
fever
Abdominal
Terapi lanjutkan
09-10-
Demam (-
TD :
Typhoid fever
2014
),mual
110/70
Abdominal pain
+,muntah (-
mmHg
),nyeri uluhati
N: 80
(+)
x/menit
RR:
20x/menit
S: 36.2C
e.c dyspepsia
Lanjutkan terapi
10-102014
Kel -
TD : 110/70
mmHg
N: 80 x/menit
RR: 20x/menit
S: 36.0C
Typhoid
Tirah baring
fever
kloramfenikol 4x 500 mg /
hari oral
Definisi
Penyakit infeksi yang menyerang usus
halus, bersifat sistemik yang disebabkan
bakteri Salmonela Typhi dan Paratyphi.
Penyakit infeksi menular (orofekal) yang
bersifat endemik yang berhubungan erat
dengan Higiene yang kurang dan
lingkungan yang kumuh.
Etiologi
Salmonela Typhi & Paratyphi
- Bakteri gram negatif, batang, bersifat aerob dan
anaerob fakulatif, ukuran (2-4) x 0,6 m
- Suhu optimum : 37C, pH 6-8
- Mati pada suhu 60C selama 15-20 menit
- Dapat hidup di alam bebas (air, sampah) sampai
beberapa minggu
Reservoir : manusia (saat sakit atau karier)
Antibodi (Kompleks Lipopolisakarid)
- Aglutinin O (tubuh kuman)
- Aglutinin H (flagela Kuman)
- Aglutinin Vi (simpai kuman)
Epidemologi
Bersifat endemik (Kota Besar)
Emerging disease :
- 1607-1624 wabah di virgina USA. Kematian: 6000
- Akhir abad 19 wabah di Afrika Selatan (saat perang)
a. Kematian karena wabah : 13.000 serdadu
b. Kematian karena perang : 8.000 serdadu
UU No.6 1962: penyakit menular dan dapat wabah
Insiden : 9,2 -15,4 per 10.000 penduduk
Case Fatality Rate (CFR) : 1.80% (1996)
Endemisitas berhubungan dengan :
- Higienis rendah dan lingkungan kumuh
- Sanitasi makanan dan minuman yang rendah
- Sumber air bersih yang tak terjamin
Patofisiologi
Bila respon imunitas humoral
mukosa (IgA) kurang baik maka
kuman menembus sel M dan
selanjutnya ke lamina propia.
Makanan masuk
bersama kuman S.typhi
Kemudian ke
KGB mesenterika
Melalui Duktus
torasikus kuman
masuk ke aliran
darah
Dibawa ke
plak Peyeri di
ileum distal
Bakteremia 1
asimtomatik
Seluruh organ RE
terutama hati,limpa
PATOFISIOLOGI
Gejala Klinis
1. Demam
Peningkatan suhu bertahap (step ladder), turun naik
(intermitten) sampai demam kontinyu
Gejala penyerta : Sakit kepala
Gejala Klinis
3. Penurunan kesadaran
- Apatis, kesadaran berkabut (tifoid)
- Somnolen
- Delirium
Organic Brain Syndrome
- Koma
4. Hepato Splenomegali
5. Gejala lain :
Gejala Klinis
6. Gambaran laboratorium
* Gambaran darah tepi :
- Leukopenia (tidak selalu)
- an eosinofilia (tidak selalu)
- trombositopenia (tidak selalu)
- anemia (tidak selalu)
* SGOT & SGPT : dapat meningkat
* Uji Widal : Peningkatan titer aglutinin
* IgM Salmonella : positif
* Biakan : positif
Komplikasi
Terjadi pada minggu ke-2 atau lebih
1. Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati)
Penurunan dan gangguan kesadaran
Delirium sampai koma
Analisis cairan otak : dalam batas normal
2. Syok septik
- Gejala sepsis
- Gejala syok
Komplikasi
3. Pendarahan & Perforasi Intestinal
- Pendarahan (hematoschezia)
- Perforasi : - Gejala nyeri abdomen akut
- Peritonitis
- Syok
4. Hepatitis Tifosa
5. Pankreatitis Tifosa
6. Komplikasi lain : pneumonia, artritis,
perikarditis, pyelonefritis
Diagnosis
1. Diagnosis Klinis Demam Tifoid
Berdasarkan sindrom klinis demam tifoid
2. Diagnosis Komplikasi
Berdasarkan gejala klinis & pemeriksaan
penunjang
3. Diagnosis Bakteriologik (etiologik)
Uji Imunoserologi
Uji widal
Uji IgM Salmonela (dipstick)
Uji Tubex
Biakan (gaal culture)
Pengobatan
1.
Tirah Baring
Klinis berat : Istirahat total
2. Nutrisi :
Cairan : mengandung elekrolit, kalori
yang cukup
IVFD : sakit berat, ada
komplikasi, penurunan
kesadaran
Makan : mudah dicerna (rendah serat)
Tahap : bubur, tim, nasi
3. Obat Simptomatis (bila perlu)
Anti piretik
Anti emetik
Pengobatan
4. Anti mikroba
Dasar pemberian anti
mikroba :
- Anti mikroba segera
diberikan setelah
diagnosis klinis
ditetapkan
- Sebelum anti mikroba
diberi, ambil spesimen
darah untuk biakan
Pengobatan
- Anti mikroba yang dipilih :
Telah dikenal sensitif
Mempunyai sifat penetrasi yang baik ke
jaringan
Spektrum sempit
Ditoleransi oleh pasien
Efek samping tidak ada atau minimal
Tidak mudah resisten
Pengobatan
Jenis-jenis Anti Mikroba
1. Kloramfenicol
- Dosis dewasa : 4x500mg (PO/ IV) selama 10 hari
- Masih drug of choice
- Tidak diberikan bila leukopenia berat (<200/m)
2.
Seftriakson
- dosis dewasa: 2-4 gr/hari, selama 5 hari
- Aman untuk dewasa dan anak
3.
hari
Resisten Quinolon- Azitromycin 7 hari
atau Cefriaxone10-14 hari
Prognosis
Prognosis pasien Demam Tifoid
tergantung ketepatan terapi, usia,
keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada
atau tidaknya komplikasi. Di Negara maju,
dengan terapi antibiotik yang adekuat,
angka mortalitas <1%. Di negara
berkembang, angka mortalitasnya >10%,
mortalitas pada penderita yang dirawat
6%.
Daftar Pustaka
1. W. Sudoyo, Aru, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta: Pusat Penerbit FKUI, 2006: 1774-1779.
2. Chin, James. Penularan Pemberantasan Penyakit
Menular. Jakarta : Bakti Husada, 2000 : 556-557.
3. Sulistia G,Ganiswarna.dkk. Farmakologi dan Terapi
cetakan ke 4. Gaya Baru, Jakarta.FKUI ,2006.
4. NN. Mengenal demam typhoid. Available from
:http://abughifari.blogspot.com/2008/11/mengenaldemam-typhoid.html (updated 2008 November 1st,
cited : 2009 July 28th).