Professional Documents
Culture Documents
M. RENDY RINANDA
I1A009041
Pembimbing : dr.Iwan Nuryawan, Sp. An
What is anaphylaxis?
Anaphylaxis is a severe, life-threatening, generalized or systemic
hypersensitivity reaction
Anaphylaxis
Allergic anaphylaxis
IgE-mediated anaphylaxis
Non-allergic anaphylaxis
Immunologic
Non-Immunologic
Idiopathic
IgE, FcRI
Other
Physical
Other
foods, venoms,
latex, drugs
blood products,
immune aggregates,
drugs
exercise, cold
drugs
Pengertian
Reaksi anafilaksis
Syok anafilaktik
Anafilaktoid
Reaksi Anafilaktik
Respons klinis terhadap reaksi imunologik tipe I
yang terjadi antara antigen dengan antibodi (IgE)
Reaksi Anafilaktoid
Bila terjadi reaksi serupa tetapi tidak melalui
jalur interaksi antigen antibodi
Contoh : reaksi akibat radiografi kontras
Reaksi Anafilaktik
1. Reaksi lokal
- Urtikaria & angioedema.
- Jarang menimbulkan kematian
2. Reaksi sistemik
- Melibatkan berbagai organ.
- Biasanya terjadi dalam 30 menit setelah paparan.
- Dapat fatal
Umum
Prodromal
Pernapasan
- Hidung
- Larings
- Lidah
- Bronkus
Kardiovaskular
Gastrointestinal
Kulit
Mata
Gatal, lakrimasi
Gelisah, kejang
Epidemiologi :
Prevalen anafilaksis :
1.
2.
3.
4.
GAMBARAN KLINIK
Gejala anafilaksis
Mulut
: gatal, bengkak pada bibir dan atau lidah
Tenggorokan : gatal, tercekik, hoarseness
Kulit
: gatal, kemerahan, bengkak
Sal cerna : muntah, diare, cramps
Paru
: sesak nafas, batuk, wheezing
Jantung : nadi halus, pusing, TD turun
Saraf
: sakit kepala, penglihatan kabur,
penurunan kesadaran, gelisah
Gambaran klinik
Berat (hipoksia,hipotensi,atau
defisit neurologik)
* Reaksi ringan dapat dibagi lagi, disertai atau tidak ada angiodema
Obat
Makanan
Zat tambahan pada obat/makanan
Alat bantu pekerjaan(e.g.
latex)
Racun binatang
Aeroallergens
Seminal fluid
Contact urticariogens
Physical agents (cold, heat,
ultraviolet radiation)
Exercise
Echinococcal cyst
Summation anaphylaxis
Underlying disease
Complement factor 1-inactivator
deficiency
Systemic mastocytosis
Idiopathic (?)
Ring J, Brockow K & Behrendt. History and classification of anaphylaxis. In Anaphylaxis. Novartis Foundation 2004:12
Percent of Cases
25
20
15
10
5
0
Food
Drug/Bio
Sting
Allergen
Exercise
Idiopathic
Golden DBK, Patterns of anaphylaxis: Acute & late phase features of allergic reactions. In Anaphylaxis. Novartis foundation 2004: 103
60
50
40
30
20
10
0
0-10
11-20
21-40
41-60
61-120
>120
DIAGNOSIS
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan anafilaksis
1.
Akses i.v.tambahan (jarum 14G atau 16G pada orang dewasa) utk infus NaCl fisiologis.
NaCl fisiologis bolus atau infus 20 mL/kg diberikan secepatnya bila perlu dengan
tekanan
Penatalaksanaan anafilaksis
2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:
Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit
ATAU
Ulang adrenalin i.m setiap 3-5 menit
Pertimbangkan hal-hal berikut
Hipotensi
o Ulangi infuse NaCl fisiologis 10-20 ml/kg dapat mencapai 50 ml/kg dalam 30 menit.
o i.v. atropine 0.02 mg/kg bila bradikardi berat dosis minimum 0.1 mg
o i.v vasopresor untuk mengatasi vasodilatasi. Pada henti jantung adrenalin dapat
ditingkatkan menjadi 3-5 mg setiap 2-3 menit mungkin efektif.
o i.v. glucagons pada pasien yang memakai obat penyekat beta. Dosis orang dewasa
1-5 mg diikuti 5-15 ug/mnt
Bronkospasme
o Inhalasi salbutamol secara kontinyu
o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone 1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari
Obstruksi saluran napas bagian atas
o Adrenalin inhalasi (5 mg atau 5 ml sediaan adrenalin 1;1000) mungkin membantu.
o Persiapkan tindakan bedah.
Penatalaksanaan anafilaksis
3 . Lama observasi dan tindak lanjut
1 Observasi paling tidak 4 jam setelah semua gejala dan tanda menghilang.
Bila memungkinkan periksa kadar triptase serum saat datang, 1 jam
setelahnya, dan sebelum dipulangkan.
Pada kasus yang berat pasien dirawat semalam, terutama pasien yang
mempunyai riwayat reaksi yang berat atau asma yang tidak terkontrol dan
pasien yang datang pada malam hari.
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan penjelasan mengenai alergen
tersangka dan upaya penghindarannya
Setelah dipulangkan pasien dirujuk ke ahli alergi terutama pada kasus yang
sedang berat, dan yang ringan karena alergi makanan yang disertai asma.
3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan pelatihan sebagian pasien di
berikan EpiPen yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap pakai
Pharmacology of epinephrine
Epinephrine
1-receptor
vasoconstriction
peripheral vascular resistance
mucosal edema
2-receptor
insulin release
neropinephrine release
1-adrenergic
receptor
inotropy
chronotropy
2-adrenergic
receptor
bronchodilation
vasodilation
glycogenolysis
mucosal edema
Terapi
Terapi
[Ca
2+]
2.38
2.66
mEq/L
[Mg
2+]
1.7
2.1
mEq/L
[Na
+]
135
145
mEq/L
[Cl]
97
107
mEq/L
[K+]
3.5 5.5
mEq/L
[Ca
2+]
0.20.3
mEq/
kgBB/h
r
[Mg
2+]
0.20.5
mEq
/kgBB/
hr
[Na
+]
12 mEq
/kgBB/h
r
[Cl]
12
mEq
/kgBB/
hr
[K+]
12 mEq
/kgBB/ha
ri
FUNGSI
Determinan
utama
konsentrasi
cairan
ektraseluler
Pompa Na+ K+ (otot &
saraf)
Gangguan Renal:
diuretik thiazide
[Na+] urine > 20
mEq/L
Gangguan Ekstrarenal:
Gastrointestinal
SIADH
Hipotiroidisme
Th/ obat
CHF
RENAL FAILURE
SINDROM NEFROTIK
(Chlorpropamide,
Cyclophospamide)
edema
NEUROLOGIS
Hiponatremia Berat
[Na+] plasma < 120 mEq/L
cerebral edema letargi,
konfusi, kejang, koma
ISOTONIK
SALINE
pembatasan cairan
spesifik:
th/ pengganti hormon
(hipofungsi tiroid)
SIADH
demeclocycline
Intraoperatif : MAC
Postoperatif: agitasi,
konfusi, somnolen
TERAPI HIPONATREMI
Natrium x BB x 0,6
Dengan NaCl 0,3 % atau NaCl 0,9 %
Koreksi natrium 12 mEq/24 jam atau 0,5
mEq/jam
Bb=60 Kg, Na sekarang 120 mEq
Natrium x BB x 0,6 = (140-120) x60 kg x
0,6= 720 mEq
Dalam 1000 cc NaCl 0,9 % berisi Na 154
mEq/L
cc yang diberikan (1000cc x 720 mEq) :
154= 4600 cc
9 kolf NaCl 0,9% habis dalam 2 hari
DIABETES INSIPIDUS
Polidipsi, Poliuria,
Hiperglikemia
SALINE HIPERTONIK
(NaCl 3%, NaHCO3 7.5%)
HIPERALDOSTERONISME
*Central
*Nefrogenic
TANDA-TANDA
NEUROLOGIS
Lemas, letargi, hiperrefleksi kejang, koma
Perdarahan fokal intraserebral/subarakhnoid
HIPERNATREMIA KRONIK
lebih dapat ditoleransi
Pean konsentrasi inositol & asam amino
TERAPI HIPERNATREMIA
FUNGSI:
Mempertahankan
cairan intraseluler
Konduksi saraf dan
kontraksi otot
Keseimbangan asam
basa
insulin + simpatis
pean akut
plasma
K+
Blokade -adrenergik
hambat aktv.
Digitalis
Na+ K+
ATPase
Arginine hydrochloride
Pean osmolalitas plasma
(hipernatremia, hiperglikemia,
manitol)
/ def. Insulin
SKELETAL
JANTUNG
Kelemahan otot
Delayed
depolarization
Fibrilasi ventrikel +
asistole
o.k. Hipokalsemia,
Hiponatremia,
Asidosis
TERAPI HIPERKALEMIA
Koreksi dengan Dextrose 40% 2,5
cc/kgBb dan Insulin 1 IU dalam 10 cc
Dextrose 40 %
Misalnya BB 60 kg
Dex 40% 2,5 x 60 = 150
Insulin 1/10 x 150 = 15 IU
Setelah itu keduanya dicampur lalu
berikan selama 4 jam
Cek elektrolit ulang setelah 1-2 jam
PERTIMBANGAN ANESTESI
Operasi elektif dilakukan
KI/ : suksinil kolin, larutan IV yg
mengandung K+ (RL)
Hindari asidosis metabolik/respiratorik
Monitor: EKG, fungsi neuromuskular
PERPINDAHA
N KALIUM
INTRASELUL
ER
Alkalosis, th/
insulin, adrenergik
agonis
Hipotermia
Transfusi darah
merah beku
PEAN
KEHILANGAN
KALIUM
Ginjal: diuresis,
pean
mineralokortikoid,
th/ obat karbensilin
dan amphoterisin B
GIT: muntah, diare
Dialisis lar.
Rendah K+
PEAN
INTAKE
KALIUM
NEUROMUSKULAR
PEAN AMONIA
encepalopati ps. gangguan hati
Terapi Hipokalemi
Kalium x BB x 0,3
Dengan KSR tablet atau KCL 25 mEq
Koreksi kalium lewat perifer max 6
mEq/jam atau 12 mEq/jam lewat
vena central
Bb=60 Kg, K sekarang 2,5 mEq
Kalium x BB x 0,3 = (4-2,5) x 60
kg x 0,3= 27 mEq
Koreksi menggunakan KCL berisi K
25 mEq
PERTIMBANGAN ANESTESI
Hipokalemia kronik ringan (3
3.5 mEq/L)
+ masalah EKG
th/ digoxin toksisitas
Intraoperasi: K+ IV diberikan bl
aritmia
Ca2+
Aktivasi Enzim
Ca2+
Ca2+
Pembekuan Darah
PTH
VIT. D
CALSITO
NIN
MANIFESTASI KLINIS
Anorexia, mual, muntah, lemas,
poliuria
Mekan sensitivitas jantung thdp
Digitalis
T
E
R
A
P
I
Simptomatik cepat
Rehidrasi : infus NaCl IV + loop
diuretic
Bifosfat (Pamidronate 60 90 mg
IV) / kalsitonin (2 8 U/kg SC)
Pseudohipoparatiroi
disme
Sepsis
Defisiensi vit. D
Chelating Ca2+ +
citrate
Pankreatitis akut
Medullary cancer
Parestesi, konfusi,
laringospasme,
spasme karpopedal,
spasme masseter,
kejang
Irritabilitas jantung
aritmia
MANIFES
TASI
KLINIS
SIMPTOMATIK medical
emergency
CaCl 10% IV (3 5 mL)
Kalsium glukonat 10 % IV
(10 20 mL)
Bikarbonat & phospat
Kronik: CaCO3 dan vit. D
FUNGSI:
Kofaktor
Enzim
Fungsi Otot
dan Saraf
Pembentukan
Tulang
MANIFESTASI KLINIS
Sedasi, hiporefleksi, kelemahan otot skelet
> 10 mmol/dL vasodilatasi, bradikardi, depresi
miokard hipotensi
Respiratory arrest
Kelainan EKG
T
E
R
A
P
I
Stop intake Mg
Antagonis: Ca
glukonat IV
Loop diuretic +
infus Dextrose 5
N
Pantau:
EKG, TD, fungsi
neuromuskular
Perhatikan:
potensiasi vasodilatasi &
inotropik (-)
Kateter urine:
kontrol infus diuretik & NaCl
PERTIMBANGAN
ANESTESI
Pean
absorpsi
GIT
Etanol
Teofilin
Diuretik
Amphoterisin
B
adrenergik
agonis
MANIFESTASI
KLINIK
Asimptomatik;
anoreksia, kejang, fasikulasi, parastesi, ataksia
Jantung:
iritabilitas listrik, potensiasi toksisitas digoksin,
fibrilasi atrium
Asimptomatik:
oral: Mg Sulfat Heptahidrat, Mg
Oksida
IM: Mg Sulfat
Kejang : Mg Sulfat 1 2 gr IV (8
16 mEq/L)
PERTIMBANGAN
ANESTESI
Koreksi: cegah aritmia
jantung
Mg
antiaritmia intrinsik
& efek protektif otak
FUNGSI:
HCl
Gastric
Gland
Kehilangan ION
BIKARBONAT dari
ginjal dan saluran
pencernaan
ASIDOSIS
METABOLIK
MANIFESTASI
KLINIS
HIPER
NATREMIA
HIPER
VOLEMIA
TERAPI
Larutan hipotonik IV
Natrium bikarbonat IV
Diuretik
diureti
k
Transf
usi
masif
Alkalos
is
metabo
lik
Suctio
n
lambu
ng
Cl
Intake
klorida
rendah
Operas
i
lambu
ng
Munta
h
berat
Diar
e
Manifestasi Klinis
TERAPI
Larutan normal saline
Hentikan diuretik
Amonium klorida
Terimakasih