Professional Documents
Culture Documents
) DENGAN TEKNIK
PEWARNAAN DAN GERMINASI SECARA in vitro SETELAH DIAWETKAN DALAM
BEBERAPA PELARUT ORGANIK
MIFTAHUL JANNAH
Program Studi Biologi, Program Magister Universitas Andalas, Padang 25163
ABSTRAC
Pollen viability of Jernang (Daemonorops draco (willd.) blume.) with staining method and
germination in vitro after storage in different organic solvent was examined up to 12 weeks.
Research executed from April until October 2011 in district Of Mandiangin, Sarolangun, Province
of Jambi and viability test of polen in Laboratory Structure and Growth of Plant, Biological
Majors, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Andalas University. Storage of pollen
conducted with experiment method, wearing Random Device Complete with 4 treatment and 6
restating. To calculate pollen viable and percentage of pollen viability with staining technique used
by method of Bohs ( 1991). While calculating pollen viable and percentage of germination used by
method of Nyine and of Pillay ( 2007). Analysed to use ANOVA to be continue DNMRT. Pursuant to
test of pollen viability with aniline blue that isopropanol can maintain pollen viability 88.74% until
12 weeks. While control only 2.10% until second week. Pursuant to germination test with medium
consist of 25 gram of sukrosa, 0.005 H3BO3 mg, 3 gram swallow in 500 ml sterile aquades with pH
5-6, polen still germinate 2.60% during 12 weeks in heksan. While control only 6 weeks with
percentage 1.20%.
Key words: Daemonorops draco, organic solvent, pollen viability, pollen germination.
ABSTRAK
Penelitian ini tentang Uji Viabilitas Polen Jernang (Daemonorops draco (willd.) blume.)
dengan Teknik Pewarnaan dan Germinasi secara in vitro setelah diawetkan dalam beberapa
Pelarut Organik. Dilaksanakan dari bulan April sampai Oktober 2011. Pengamatan dilakukan di
khawasan Kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun, Propinsi Jambi dan uji viabilitas polen
dilakukan di Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan, Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas. Pengawetan polen dilakukan
dengan metode eksperimen, memakai Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6
ulangan. Untuk menghitung polen viabel dan persentase viabilitas polen dengan teknik pewarnaan
digunakan metode Bohs (1991). Sedangkan menghitung polen viabel dan persentase germinasi
polen digunakan metode Nyine dan Pillay (2007). Data dianalisis menggunakan ANOVA dengan
uji lanjut DNMRT. Berdasarkan uji viabilitas polen dengan Aniline Blue bahwa isopropanol
mampu mempertahankan viabilitas polen 88.74% hingga minggu ke-12. Sedangkan pada kontrol
hanya 2.10% hingga minggu ke-2. Berdasarkan uji perkecambahan dengan media yang terdiri dari
25 gram sukrosa, 0.005 mg H3BO3 (asam borat), 3 gram agar dalam 500 ml aquades steril dengan
pH 5-6, polen masih berkecambah 2.60% selama 12 minggu pada pelarut n-heksan. Sedangkan
kontrol hanya mampu bertahan sampai minggu ke-6 dengan persentase 1.20%.
Kata kunci: Daemonorops draco, pelarut organik, viabilitas polen, germinasi polen.
PENDAHULUAN
dan
adalah
(Willd.)
Blume.
tersebut
gagal
dibutuhkan
tidak
ekspor
sesuai
dengan
arah
angin
dalam
penyebaran polen.
nantinya
keberhasilan
pada
Keanekaragaman
seksual
komoditas
secara
merupakan
bereproduksi
dan
draco
tinggi
tinggi
ekonomis
Daemonorops
Semula
bernilai
akan
berdampak
polinasi
sehingga
terhadap
terjadi
yang
pengawetan
polen
yang
gunanya
untuk
jernang,
dengan
penyimpanan
organik
(Shivana
Berdasarkan
hal
n-butanol,
heksan,
pada
pelarut
Mohan,
2005).
lain-lain.
polen
dan
isopropanol-2,
tersebut
dilakukan
uji
Pengawetan polen dilakukan dengan
menghitung
tumbuhan
jernang dapat
disimpan
polen
viabel
dan
persentase
dalam
Penyimpanan dan pengawetan polen
pembudidayaanya.
selama 3 bulan.
dan
dilakukan
pengamatan
di
viabilitas
Laboratorium
polen
dengan
teknik
polen
Struktur
sedangkan
yang
terwarnai
tidak
penuh
pada gambar 1.
viabilitas
polen
dengan
Persentase
viabilitas
pada
awal
Pada
heksan,
yang
dengan
pengamatan
teknik
pewarnaan
ke-2
n-butanol
berarti.
(setelah
dan
isopropanol
Sedangkan
sampai
perlakuan),
minggu
pada
ke-10,
tidak
kontrol
dengan
minggu
viabilitas
polen
setelah
polen
120
Persentase (%)
100
80
kontrol
60
n-heksan
n-butanol
40
isopropanol
20
0
0
10
12
Minggu ke-
Gambar 1.
masing-masing
81,61%
organik
heksan,
Sedangkan
viabilitasnya
pelarut
Pohon
mampu
minggu.
(Yanti,2007)
polen
pelarut
88,74%.
Andalas
pada
dan
sudah
organik
Nepenthes
jauh
yang
menurun
sering
yaitu
mampu
ampullaria
dapat
nv
nv
(a
)
nv
(b
)
v
nv
(c
(d
Gambar 2. Viabilitas polen jernang )pada )minggu ke-4, (a) kontrol, (b) heksan, (c) nbutanol, dan (d) isopropanol. Ket: v (viable), nv (non viable).
ragam,
dan
Berdasarkan
analisis
sidik
kontrol
ke-10.
Pada tabel di atas terlihat bahwa pada
Artinya
isopropanol
memiliki
pelarut
memiliki
kemampuan
n-butanol
kemampuan
dan
terbaik
minggu ke-10.
viabilitas
memiliki
kemampuan
mempertahankan
viabilitas
polen
pada
pelarut
organik
terbaik
dalam
polen
sampai
minggu ke-4.
persentase
52,61%.
Sedangkan
Tabel 1. Persentase viabilitas polen jernang setelah diawetkan pada beberapa pelarut organik dari
awal pengamatan sampai minggu ke-12.
Perlakuan
Persentase Viabilitas Polen (%) Minggu ke2
Kontrol (A)
Heksan (B)
n-Butanol (C)
Isopropanol (D)
10
12
30,33 d
2,10 d
0,49 c
0,09 c
0,00 c
0,00 d
93,52 c
83,97 c
81,15 b
75,80 b
66,46 b
52,61 c
98,43 a
97,78 a
95,44 a
92,97 a
92,85 a
81,61 b
96,14 b
95,94 b
94,78 a
94,68 a
93,28 a
88,74 a
dan
mempertahankan
n-butanol
viabilitas
mampu
polen
organik
tanaman
tersebut
mampu
polen
dalam
mempertahankan
viabilitas
jangka
waktu
minggu penyimpanan.
Viabilitas polen dengan Germinasi Polen
Hasil
pengamatan
viabilitas
polen
setelah
polen
dengan
pada
minggu
ke-12
persentase
n-butanol
teknik
germinasi
awal
pengamatan
terlihat
minggu
pelarut
kemampuan
maka
berhubungan
semakin
dengan
tinggi
pula
polen
dapat
ke-2
perlakuan),
dan
(1985)
Germinasi (%)
bahwa
polen
akan
berturut-turut
65
60
55
50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0
yaitu
terjadi
kontrol
(setelah
17,14%,
kontrol
n-heksan
n-butanol
isopropanol
6
Minggu ke-
10
12
Gambar 3. Persentase germinasi polen jernang setelah diawetkan pada beberapa pelarut organik dari
awal pengamatan sampai minggu ke-12.
7
nv
v
nv
v
(a
)
(b
)
nv
nv
v
(c
(d
)
)
Gambar 4. Germinasi polen jernang pada minggu ke-2 (a) kontrol, (b) n-heksan, (c) n-butanol, dan
(d) isopropanol. Ket: v (viable), nv (non viable).
Pada minggu ke-4, pelarut heksan dan
dan
7,76%.
isopropanol
Begitu
dan
pula
kontrol
pada
pelarut
memperlihatkan
Pada minggu ke-12, perlakuan dengan
penurunan
yang
n-butanol
berarti
n-heksan. Pelarut organik isopropanol dan nbutanol memiliki persentase lebih rendah
dari
sebesar
2,20%
dan
1,98%.
Sedangkan
dengan
teknik
FCR
(Fluorochromatic
Reaction).
Dari grafik terlihat bahwa persentase
teknik
perkecambahan.
Rendahnya
germinasi
pula
pertumbuhannya.
Hasil
viabilitas
polen
dapat
persentase
disebabkan
Viabilitas
polen
oleh
juga
pada
polen
ragam,
sidik
dan
analisis
tanaman
2.
12
0,00
2,60
1,98
2,20
c
a
b
b
namun
mempengaruhi
berbeda
mempunyai
mempertahankan
sudah
karena
organik
yaitu
isopropanol
minggu
heksan,
tidak
nyata,
ke-6
n-butanol
berbeda
yaitu
nyata,
masih
viabilitas
dan
polen
ke-10,
integritas
sangat
sedikit
membran
sekali
dan
merusak
masing-masing
Pada
penelitian
ini,
meskipun
uji
teknik
perkecambahan
viabilitasnya
lebih
memiliki
phospholipid
memiliki
menyatakan
apabila
phospholipid
rusak,
maka
dehidrasi
dan
fungsi
yang
lebih
baik
dalam
mengalami
Persentase
viabilitas
polen
dengan
efek
melarutkan
polen
komposisi
Daemonorops
integritas
draco
membran
polen
akan
menyebabkan
germinasi.
Hal
ini
yang
menyebabkan
Evolutionary
Significance.
Amer.J.Bot.(78): 1683-1693.
Culbreth, D.M.R. 1927. A Manual of Material
Medica And Pharmacology. Southwet
School of Botanical Medicine, Bisbee,
Arizona.
http://www.swsbm.com/manualsother.
culbrth4.pdf. Diakses tanggal 24
November 2010.
Departemen Kehutanan. 2009. Teknologi
peningkatan produktivitas dan kualitas
produksi HHBK: teknik budidaa rotan
penghasil getah jernang dan rotan
penghasil batang. Pusat penelitian dan
pengembangan hutan dan konservasi
alam departemen kehutanan. Bogor.
Diaz, S.L., and B.R., Garay. 2008. Simple
Methods for in vitro Pollen Germination
and Pollen Preservation of Selected
Species of the Genus Agave. Unidad de
Biotecnologia Vegetal. Mexico. EGnosis [online] vol.6, Art.2.
Dransfield, J and N. Manokaran. 1994. Plant
Resources of South-East Asia: Rattan.
Prosea. Bogor.
Gomez, P.M., F. Dicenta., and E. Ortega. 2000.
Short Term Pollen Storage in Almond.
Departamento de Mejora y Patologia
Vegetal. Spain.
Iwanami, Y. 1972. Retaining the Viability of
Camellia japonica Pollen in Various
Organic Solvents. Biological Institude,
Yokohama City University Kanazawaku: Japan. Plant and Cell Physiology,
1972, Vol.13 (6): 1139-1141.
Iwanami, Y. 1973. Acceleration of the Growth
of Camellia sasanqua Pollen by
Soaking in Organic Solvents. Biological
Institude, Yokohama City University
Kanazawa-ku: Japan. Plant Physiol,
1973, Vol.52 (5): 508-509.
Jain, A., and K.R., Shivanna. 1988. Storage of
Pollen Grains in Organic Solvents:
Effect of Organic Solvents on Leaching
of Phospholipids and its Relationship to
Pollen Viability. Department of Botany,
University of Delhi: India. Annals of
Botany, 1988, 61: 25-330.
Kairani, A. 2010. Pengawetan Polen Melinjo
(Gnetum gnemon Linn,) dengan
Beberapa Pelarut Organik. Skripsi.
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan, dapat disimpulkan:
1. Pelarut
organik
digunakan
viabilitas
dalam
polen
dengan
teknik
yang
paling
baik
mempertahankan
tumbuhan
jernang
pewarnaan
adalah
organik
digunakan
viabilitas
dalam
polen
yang
paling
baik
mempertahankan
tumbuhan
jernang
SARAN
Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk mengawetkan polen dengan pelarut
organik
heksan
dan
melakukan
teknik
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2008. Chapter 2. In-vitro pollen
viability and pollen storage in
eucalyptus
marginata.http://www.fp.unud.ac.id/bio
tek/wp-content/uploads/2008/12/55invitropollengerminationstorage.pdf.
Diakses tanggal 21 November 2010.
Backer, C.A., and R.C.B.V.D., Brink. 1968.
Flora of java (3). The Rijksherbarium.
Leyden.
Bohs. 1991. Crossing Studies in Cyphomandra
(Solanaceae) and Their Systematic and
11
12