You are on page 1of 19

HALAMAN JUDUL

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


JUDUL PROGRAM
UNDERGROUND AMPHIBI RESCUE SEBAGAI SARANA
TRANSPORTASI UNTUK MENUNJANG PELAYANAN
KEGAWATDARURATAN DI JAKARTA
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN ILMIAH

Diusulkan oleh:
Ragillia Irena Febri
Navira Chairunisa
Deny Martha H

NIM.131111029
NIM 131111040
NIM 131011001

angkatan 2011
angkatan 2011
angkatan 2010

UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2014

PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS


1. Judul Kegiatan : Underground Amphibi Rescue sebagai Sarana Transportasi
untuk Menunjang Pelayanan Kegawatdaruratan di Jakarta
2. Bidang Kegiatan
: PKM-GT
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap

: Ragillia Irena Febri

b. NIM

: 131111029

c. Jurusan

: S1 Pendidikan Ners

d. Universitas/Institut/Politeknik

: Universitas Airlangga Surabaya

e. Alamat Rumah dan No Tel./HP

: Jl. Kalijudan IX gg.Tebu no 9

f. Alamat email

: ragilliairena@ymail.com

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis

: 2 orang

5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar

: Dr. Ahmad Yusuf, S.Kep. M.Kes

b. NIDN

: 000106716

c. Alamat Rumah dan No Tel./HP

: Plumbungan RT 03/ RW 01,


Sukodono, Sidoarjo/ 08123298571

6. Biaya Kegiatan Total


a. Dikti

: Rp -

b. Sumber lain

: Rp -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan

: - bulan

Surabaya, 10-03-2014
Menyetujui,
Wakil Dekan 1

Ketua Pelaksana Kegiatan

Fakultas Keperawatan
(Mira Triharini, S. Kp., M. Kep)
NIP. 197904242006042002
Direktur Kemahasiswaan

(Drs. Koko Srimulyo. Msi)


NIP. 196602281990021001

(Ragillia Irena Febri)


NIM. 131111029
Dosen Pendamping

(Dr. Ahmad Yusuf, S.Kep. M.Kes,)


NIP.196701012000031002

ii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PENGESAHAN PKM-GAGASAN TERTULIS.....................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
RINGKASAN..........................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................6
1.1
1.2
1.3

Latar Belakang...........................................................................................6
Tujuan........................................................................................................7
Manfaat......................................................................................................8

BAB II GAGASAN.................................................................................................9
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5

Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan.........................................................9


Tingkat Kematian akibat Kecelakaan Lalu Lintas....................................3
Solusi Yang Pernah Diterapkan...............................................................10
Gagasan Baru yang Ditawarkan
Underground Amphibi Rescue.................................................................10
Pihak-Pihak yang dapat Mengimplementasikan Gagasan.......................12
Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan...............................13

BAB III KESIMPULAN.......................................................................................14


3.1
3.2
3.3

Inti gagasan..............................................................................................14
Teknik Implementasi Gagasan................................................................14
Prediksi Keberhasilan Gagasan...............................................................14

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................15
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................xvi

iii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1: Grafik Perkembangan Jumlah Kematian Akibat Kecelakaan Lalu
Lintas dari Tahun 2009 2011................................................................................9
Gambar 2 :Mobil Amphibi.....................................................................................10
Gambar 3: Ambulance Amphibi............................................................................11
Gambar 4: Bentuk Terowongan.............................................................................12

iv

RINGKASAN
Pasar bebas ASEAN akan bergulir sebntar lagi yaitu pada tahun 2015.
Munculnya pasar bebas ini, membuka kesempatan semua orang untuk melakukan
kegiatan di suatu negara. Indonesia, tidak kalah saing terutama di daerah daerah
kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan. Angka kecelakaan pun
diperkirakan akan meningkat tajam seiring dengan pertambahan jumlah penduduk
di Indonesia. Direktur Keselamatan Angkutan Darat, Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotma Simanjuntak, menyatakan
saat ini di Indonesia kecelakaan lalu lintas adalah penyebab kematian ketiga
terbesar setelah HIV/AIDS dan TBC. Seruan PBB untuk mengurangi angka
kematian akibat kecelakaan ini diaplikasikan Pemerintah Indonesia melalui
program Decade of Action for Road Safety atau Dekade Aksi Keselamatan Jalan
(DAKJ). Decade of Action for Road Safety ini memiliki lima pilar yakni
manajemen keselamatan jalan, infrastruktur, kendaraan yang lebih menjamin
kesehatan, perilaku pengguna jalan, dan penanganan pra dan pasca kecelakaan.
Pemerintah Indonesia menetapkan target untuk mengurangi jumlah korban
meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas 50% pada tahun 2020 dan 80%
pada tahun 2035, dengan menggunakan baseline data tahun 2012 Indonesia
bertekad untuk menjadi negara terbaik di bidang keselamatan jalan di Asia
Tenggara pada 2035. Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan pilar kelima yakni,
penanganan pasca kecelakaan salah satunya dipengaruhi oleh sarana transportasi
pengangkut kecelakaan. Penanganan pasca kecelakaan ini seringkali terhambat
oleh sarana transportasi yang mengalami masalah di jalanan kota seperti
kemacetan dan banjir yang sering kali melanda ibukota. Sarana transportasi yang
harusnya untuk menunjang pelayanan kegawatdaruratan justru menjadi salah satu
penyebab terjadinya kematian yaitu akibat keterlambatan penanganan.
Berdasarkan masalah tersebut, kami membuat suatu gagasan untuk transportasi
penunjang pelayanan kegawatdaruratan yaitu Underground Amphibi Rescue.
Ambulance ini hampir sama dengan ambulance pada umunya yang dilengkapi
dengan alat-alat penunjang penanganan kegawatdaruratan serta petugas yang
menanganinya, namun yang membedakan yaitu ambulance ini bisa digunakan di
darat maupun di air. Ambulance amphibi ini juga memiliki jalur tersendiri yaitu
melalui terowongan bawah tanah karena melalui jalur bawah tanah ambulance
akan terhindar dari kemacetan. Banjir di ibukota tidak menjadi masalah untuk
dilalui ambulance ini bahkan di sungai atau laut sekalipun karena ambulance ini
didesain seperti mobil amphibi yang sudah ada sebelumnya

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan globalisasi kiranya makin memuncak seiring dengan
tuntutan zaman yang serba dinamis dan juga praktis. Pandangan terhadap
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) tidak akan lepas dari
pembicaraan mengenai globalisasi yang menjadi faktor utama dalam kemajuan
dunia perdagangan. Tahun 2015 berdasarkan kompas.com, pasar bebas ASEAN
akan bergulir di seluruh negara ASEAN, begitu juga Indonesia. Adanya pasar
bebas ini tentu saja membuka kesempatan besar bagi setiap negara ASEAN untuk
melakukan kegiatan di negara lain. Pasar bebas ini akan mempengaruhi
pertambahan jumlah penduduk yang ada di suatu negara termasuk Indonesia.
Jumlah penduduk di kota-kota besar yang ada di Indonesia seperti Jakarta, Medan,
dan Surabaya diperkirakan akan meningkat tajam. Pertumbuhan jumlah penduduk
di Indonesia membuat pemerintah harus bekerja keras untuk menghindarkan
Indonesia dari kecelakaan lalu lintas yang mudah terjadi di jalanan kota Jakarta.
Menurut Direktur Keselamatan Angkutan Darat, Direktorat Jenderal Perhubungan
Darat Kementerian Perhubungan Hotma Simanjuntak, saat ini di Indonesia
kecelakaan lalu lintas adalah penyebab kematian ketiga terbesar setelah
HIV/AIDS dan TBC. Seruan PBB untuk mengurangi angka kematian akibat
kecelakaan ini diaplikasikan Pemerintah Indonesia melalui program Decade of
Action for Road Safety atau Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ). Decade of
Action for Road Safety ini memiliki lima pilar yakni manajemen keselamatan
jalan, infrastruktur, kendaraan yang lebih menjamin kesehatan, perilaku pengguna
jalan, dan penanganan pra dan pasca kecelakaan.
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mencatat sebanyak 23.385 orang
meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas (Lakalantas), selama tahun 2013.
Jumlah korban jiwa tersebut akibat 93.578 kasus Lakalantas sepanjang tahun ini.
Berdasarkan Gatranews.com, tahun 2013, angka kecelakaan lalu lintas mencapai
117.949 kasus dengan korban meninggal dunia selama tahun 2013 sebanyak
23.385 orang. Korban luka berat dalam kecelakaan lalu lintas juga menyumbang
angka sebanyak 27.054 orang dan korban luka ringan sebanyak 104.976 orang
serta kerugian materiil sebesar Rp. 233.842.283.566. WHO mencatat setiap
tahunnya kecelakaan lalu lintas telah menyebabkan rata-rata 1,24 juta jiwa
meninggal dunia serta 50 juta jiwa mengalami luka-luka dan cacat tetap. Ditlantas
Polda Metro Jaya menuturkan dalm tempo.com telah menerima permintaan
pembuatan 1,5 juta surat-surat kendaraan baru selama tiga tahun terakhir. Dari
data yang dilansir pihak kepolisian hingga 2013, terjadi lonjakan signifikan dalam
jumlah pembuatan surat-surat kendaraan baru sejak 2011. Pada tahun 2008,
jumlah pemohon surat-surat kendaraan baru, baik mobil dan motor mencapai
angka 631.623. Jumlah tersebut terus naik hingga tahun 2013 (2011: 736.607;
2012: 1.580.790; dan 2013: 1.577.418). Peningkatan jumlah kendaraan setiap
tahunnya ini tentu saja akan meningkatkan resiko kemacetan dan kecelakaan lalu
lintas yang terjadi di Indonesia terutama Jakarta yang notabene sebagai Ibukota
Negara.

Peningkatan resiko kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jakarta harus


diantisipasi dengan baik. Seruan dari PBB yang diaplikasikan melalui program
Pemerintah Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ) harus dilaksanakan.
Meninjau dari pilar ke lima Dekade Aksi Keselamatan Jalan yaitu penanganan pra
dan pasca kecelakaan, tentunya sarana transportasi pengangkut kegawatdaruratan
menjadi salah satu faktor yang berpengaruh. Indonesia memerlukan sarana
transportasi kesehatan yang efektif dan efisien untuk menunjang pelayanan
kegawatdaruratan antar rumah sakit yang ada di Jakarta. Ambulance merupakan
salah satu sarana transportasi untuk menangani kegawatdaruratan, tidak hanya
untuk korban kecelakaan lalu lintas namun juga kondisi penyakit yang
memerlukan penanganan segera. Ambulance harus dilengkapi dengan fasilitas
untuk menunjang penanganan kegawatdaruratan baik dari segi alat maupun tenaga
yang menangani. Ambulance juga dilengkapi dengan sirine yang dapat menembus
kemacetan lalu lintas dan kendaraan ini memiliki hak untuk melanggar peraturan
lalu lintas yang sudah dijelaskan dalam Undang-Undang Perlalulintasan bahwa
kendaraan seperti ambulance dan kendaraan gawat darurat lainnya harus diberi
kenyamanan dan diberi lintasan untuk di jalan raya guna menyelamatkan nyawa
seseorang. Namun kenyataannya, Ambulance di Indonesia seringkali masih
mengalami kemacetan di jalan, meskipun ambulance tersebut sudah dilengkapi
dengan sirine. Inilah yang menjadi salah satu faktor resiko yang dapata
menyebabkan banyak orang sakit atau cedera yang dibawa oleh ambulance
membutuhkan waktu yang lama untuk mendapat pelayanan kegawatdaruratan
medis di rumah sakit dan akhirnya terjadi kematian di dalam ambulance.
Ambulance amphibi bawah tanah dapat menjadi solusi dalam
permasalahan kemacetan dan banjir yang ada di Indonesia terutama Jakarta.
Ambulance bawah tanah memiliki banyak keunggulan dibandingkan sarana
transportasi kegawatdaruratan medis yang lain. Ambulance ini hampir sama
dengan ambulance pada umunya yang dilengkapi dengan alat-alat penunjang
penanganan kegawatdaruratan serta petugas yang menanganinya, namun yang
membedakan yaitu ambulance ini bisa digunakan di darat maupun di air.
Ambulance amphibi ini juga memiliki jalur tersendiri yaitu melalui terowongan
bawah tanah karena melalui jalur bawah tanah ambulance akan terhindar dari
kemacetan. Banjir di ibukota tidak menjadi masalah untuk dilalui ambulance ini
bahkan di sungai atau laut sekalipun karena ambulance ini didesain seperti mobil
amphibi yang sudah ada sebelumnya. Dengan memaksimalkan fungsi ambulance
dan mengaplikasikannya untuk dapat berjalan di bawah tanah dan
menghubungkan rumah sakit rumah sakit besar yang ada di wilayah Jakarta,
maka kami membuat suatu gagasan Underground Amphibi Rescue . Ambulance
ini diharapkan dapat membantu memeberikan penanganan kegawatdaruratan yang
sesuai sehingga mengurangi resiko kematian akibat penanganan pasca kecelakaan
yang terjadi.
1.2 Tujuan
Karya tulis ini bertujuan untuk:
1. Mengurangi permasalahan kematian akibat kecelakaan lalu lintas di
Jakarta

2. Mengurangi resiko kemacetan di jalanan kota dan sebagai transportasi bila


banjir terjadi
3. Memaksimalkan pemanfaatan tanah
4. Memperbaiki mutu, kualitas, dan efektifitas sarana transportasi pelayanan
kesehatan ambulance
1.3 Manfaat
Manfaat karya tulis ini adalah:
1. Menyelesaikan masalah kemacetan dan banjir saat terjadi kondisi
kegawatdaruratan di jalan
2. Mempermudah dan mempercepat akses pelayanan kesehatan antar rumah
sakit
3. Mendukung dan mensukseskan Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ)

BAB II
GAGASAN
2.1 Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan

Gambar 1: Grafik Perkembangan Jumlah Kematian Akibat Kecelakaan Lalu


Lintas dari Tahun 2009 - 2011
Kematian akibat kecelakaan semakin tahun semakin meningkat, hal itu
dibuktikan dengan data yang dimiliki oleh kepolisian Republik Indonesia. Data
tersebut menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas yang terjadi tidak hanya
menyebabkan korban kematian namun juga korban luka berat, luka ringan serrta
kerugian dalam bidang materi. Kematian akibat kecelakaan juga banyak terjadi
pada usia produktif, tentu saja hal ini menurunkan angka harapan hidup yang ada.
Pemerintah Indonesia menetapkan target untuk mengurangi jumlah korban
meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas 50% pada tahun 2020 dan 80%
pada tahun 2035, dengan menggunakan baseline data tahun 2012 Indonesia
bertekad untuk menjadi negara terbaik di bidang keselamatan jalan di Asia
Tenggara pada 2035.
Decade of Action for Road Safety
Seruan PBB untuk menurunkan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas
yang ada di Indonesia terutama di Jakarta membuat Pemerintah mengeluarkan
suatu program yang disebut sebagai Decade of Action for Road Safety. Decade
of Action for Road Safety ini memiliki lima pilar yakni manajemen keselamatan
jalan, infrastruktur, kendaraan yang lebih menjamin kesehatan, perilaku pengguna
jalan, dan penanganan pra dan paska kecelakaan.

2.2 Solusi yang Pernah Diterapkan


Ambulance yang ada di Indonesia merupakan kendaraan transportasi
kegawatdaruratan untuk membawa pasien yang membutuhkan penanganan
kegawatdaruratan dengan segera. Ambulance pada umumnya dilengkapi
dengan alat-alat penunjang penanganan kegawatdaruratan serta petugas yang
menanganinya Ambulance juga dilengkapi dengan sirine agar dapat
menembus kemacetan lalu lintas dan kendaraan ini memiliki hak untuk
melanggar peraturan lalu lintas yang sudah dijelaskan dalam Undang-Undang
Perlalulintasan bahwa kendaraan seperti Ambulance dan kendaraan gawat
darurat yang lainnya harus diberi kenyamanan dan diberi lintasan untuk di
jalan raya guna menyelamatkan nyawa. Ambulance di Indonesia seringkali
mengalami hambatan kemacetan di jalan raya saat membawa pasien,
sehingga seringkali pasien mengalami kondisi kritis kematian dan
keterlambatan penanganan di rumah sakit yang bisa memperburuk
kondisinya.
2.3 Gagasan Baru yang Ditawarkan Underground Amphibi Rescue
Gagasan yang kami tawarkan adalah Underground Amphibi Rescue,
merupakan ambulance yang akan menjadi sarana pengangkut korban
kecelakaan lalu lintas. Ambulance ini hampir sama dengan ambulance pada
umumnya yang dilengkapi dengan alat-alat penunjang penanganan
kegawatdaruratan serta petugas yang menangani pasien gawat darurat.
Ambulance juga dilengkapi dengan sirine, namun ambulance ini dirancang
untuk dapat berjalan di darat maupun di air. Ambulance amphibi ini juga
memiliki terowongan di bawah tanah untuk menghindari kemacetan yang
terjadi di jalanan Ibukota. Banjir yang sering terjadi di Jakarta juga tidak
menjadi penghalang ambulance amphibi ini sebagai sarana transportasi
pelayananan kegawatdaruratan karena ambulance ini didesain seperti mobil
amphibi yang sudah pernah ada.
a. Mobil Amphibi
Mobil amphibi ini dapat berjalan di jalur darat maupun di air.
Mobil ini memiliki kecepatan yang cukup tinggi yaitu 201 km/jam di
daratan dan di air dengan kecepatan 95,5 km/jam.

Gambar 2: Mobil Amphibi


(Tagada, 2013)

10

b. Ambulance Amphibi
Ambulance yang kami usulkan ini umumnya seperti ambulance
yang lain, yang dilengkapi dengan alat-alat penunjang penanganan
kegawatdaruratan serta petugas yang menangani pasien gawat darurat.
Perbedaan ambulance ini dengan ambulance pada umunya yaitu
ambulance menggunakan aplikasi mesin rotary dari Mazda. Ambulance ini
didesain seperti mobil amphibi Sea Lion yang merupakan racikan Marc
Witt diklaim sebagai kendaraan amphibi tercepat di dunia. Kemampuan
mobil unik ini tidak lain adalah karena aplikasi mesin rotary dari Mazda
dengan kode Mazda Rotary 13B yang mampu membawa mobil ini berlari
hingga 201 km/jam di daratan dan kecepatan 95,5 km/jam di air.

Gambar 3: Ambulance Amphibi


(Penulis, 2014)
Ambulance ini akan didesain untuk mengatasi masalah kematian
akibat kecelakaan lalu lintas yang biasanya terhambat penanganan oleh
karena adanya kemacetan di jalan dan banjir di Ibukota.
c. Terowongan
Jalur transportasi atas akan digunakan sebagai sarana transportasi
pada umumnya, sedangkan bawahnya berbentuk seperti terowongan jalan.
Terowongan inilah yang akan digunakan sebagai jalur trasnsportasi khusus
ambulance. Jalur bawah tanah ini untuk menghindari kemacetan sehingga
pasien segera mendapatkan penanganan yang memadai. Banjir yang terjadi
di Jakarta tidak menyulitkan ambulance ini untuk tetap berjalan di
terowongan ini karena terowongan ini juga bisa dilewati ketika banjir
terjadi. Terowongan ini akan menghubungkan daerah-daerah di Jakarta
yang sering terjadi kecelakaan lalu dihubungkan dengan Rumah Sakit
terdekat yang ada.

11

Jalan raya sebagai


jalur transportasi
Ambulance
Amphibi

Gambar 4: Terowongan
(Penulis, 2014)
2.4 Pihak yang dapat Mengimplementasikan Gagasan
1. Menteri Kesehatan dan Menteri Perhubungan
Menteri Kesehatan merupakan menteri yang mengurusi masalah kesehatan
di Indonesia. Kematian akibat kecelakaan akan mempengaruhi angka
harapan hidup masyarakat Indonesia. Menteri Kesehatan akan meminta
Menteri Perhubungan untuk mengimplementasikan sarana trasnsportasi
yang akan menunjang penanganan kegawatdaruratan. Menteri
Perhubungan merupakan menteri yang menyediakan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan masyarakat Indonesia.
2. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG)
Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) merupakan badan yang akan
memantau kondisi alam di Jakarta yang nantinya bila dibangun
terowongan bawah tanah sesuai dengan kondisi alam yang ada di Jakarta,
sehingga tidak akan membahayakan keselamatan bagi pengguna
ambulance. Keadaan tanah di Jakarta berada 40 persen di bawah
permukaan air dari wilayah utara hingga pusat, maka dari itu perlu
penelitian secara menyeluruh tentang topografi daerah Jakarta yang dapat
dibangun proyek ini.
3. Pihak swasta
Pihak swasta sangat berperan penting dalam pembuatan Underground
Amphibi Rescue. Pihak swasta yang dimaksud adalah kontraktor dan
pihak-pihak yang bekerja sama untuk melaksanakan pembangunan proyek
ini hingga selesai dan dapat di operasikan secara maksimal. Selain itu
pihak-pihak swasta seperti pihak Rumah Sakit juga berperan sebagai
penunjang dana dalam pembuatan proyek ini, karena mereka akan sangat
terbantu dari segi transportasi penanganan kegawatdaruratan.

12

2.5 Langkah Langkah Strategis Implementasi Gagasan


Langkah-Langkah Strategis Implementasi Gagasan Pelaksanaan
Underground Rescue Amphibi ini dapat berjalan baik apabila didukung
oleh hal-hal strategis sebagai berikut :
1. Transfer gagasan tentang ambulance amphibi bawah tanah ini pada pihak
pemerintah terutama Mentri Kesehatan dan Mentri Perhubungan yang
merupakan pihak yang berhubungan langsung program tersebut.
2. Adanya kesetujuan dan komitmen pihak pemerintah tentang realisasi dari
ide ini
3. Pemerintah Indonesia membentuk suatu panitia khusus yang bertanggung
jawab untuk mengadakan tender untuk pihak swasta yang akan
mengerjakan pembangunan proyek ambulance amphibi bawah tanah ini.
4. Panitia khusus ini juga bertanggung jawab untuk
pembangunan proyek ambulance amphibi bawah tanah ini

mengawasi

5. Pihak swasta yang memenangkan tender akan menjadi pihak yang


melaksanakan pembangunan proyek ini hingga rampung dan dapat di
operasikan
6. Pihak yang melaksanakan pembangunan dapat menggunakan dana dari
sumber manapun selama tidak melanggar perjanjian kontrak, beberapa
instansi yang memungkinkan untuk memberikan peminjaman antara lain:
ASIAN Development Bank, World Bank, Bank of China
7. Badan Meteorology dan Geofisika
yang bergerak dibidang tersebut,
nantinya akan digunakan sebagi
mempertimbangkan kemungkinan
terjadi

(BMG) dan badan di seluruh ASEAN


bertugas untuk meneliti daerah yang
jalur kereta bawah tanah, sekaligus
benca atau kendala yang berpotensi

8. Adanya komitmen pemerintah untuk mensukseskan ASEAN Community


2015

13

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Inti gagasan
Gagasan Underground Amphibi Rescue ini pada dasarnya adalah suatu
gagasan untuk mencari jalan keluar permasalahan kecelakaan lalu lintas yang
ada di Indonesia. Gagasan yang kami tawarkan ini adalah ambulance yang
berjalan di bawah tanah melalui sebuah terowongan yang menghubungkan
lokasi-lokasi sering terjadi kecelakaan dengan Rumah Sakit terdekat.
Ambulance ini juga dapat berjalan di darat maupun di air karena di desain
mirip dengan mobil amphibi. Ambulance ini akan menjadi sarana transportasi
yang akan digunakan untuk mewujudkan program yang diserukan PBB untuk
mengatasi kecelakaan lalu lintas yaitu Decade of Action for Road Safety atau
Dekade Aksi Keselamatan Jalan (DAKJ) dimana salah satu pilarnya yaitu
penanganan pasca kecelakaan. Gagasan ini yang kami harapakan dapat
menunjang suksenya program Dekade Aksi Keselamatan Jalan tersebut.
Tujuan lainnya adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan ruang bawah
tanah Indonesia yang sangat luas.
3.2 Teknik Implementasi Gagasan
Teknik implementasi untuk menyukseskan Underground Amphibi
Rescue adalah:
1. Identifikasi ruang bawah tanah yang memungkinkan dibentuk terowongan
yang menghubungkan dengan Rumah Sakit terdekat
2. Melakukan uji material yang tepat untuk bahan terowongan sekaligus
mencari fondasi yang tepat untuk terowongan tersebut
3. Menghitung kamampuan terowongan untuk dapat menahan beban
4. Memperhitungkan bencana alam yang dapat terjadi
5. Menguji ambulance dengan kemampuan yang terbaik sehingga dapat
bekerja dengan maksimal
3.3 Prediksi Keberhasilan Gagasan
Ambulance ini akan menunjang berlangsungnya proses penanganan
pasca kecelakaan yang sering terjadi di kota-kota besar di Indonesia.
Penanganan pasca kecelakaan merupakan salah satu pilar Decade of Action
for Road Safety yang diserukan PBB. Apabila ambulance amphibi ini
direalisasikan, maka akan membantu pelaksanaan proses penanganan pasca
kecelakaan yaitu membantu mempercepat pasien memperoleh penanganan
kegawatdaruratan mengingat jalanan di kota-kota besar sudah terkenal
dengan kemacetannya. Adanya ambulance amphibi yang dapat mengangkut
pasien kecelakaan dengan cepat, maka ambulance ini akan mengurangi resiko
kematian yang disebabkan kecelakaan lalu lintas. Berkurangnya resiko
kematian juga akan berpengaruh dengan meningkatnya jumlah angka harapan
hidup.

14

DAFTAR PUSTAKA

15

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua dan Anggota
Lampiran Ketua
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomer Telepon/HP
TTD

Ragillia Irena Febri


Perempuan
S1 Pendidikan Ners
131111029
Blora, 14 Februari 1994
08990231978

B. Riwayat Pendidikan
SD

SMP

SMA

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus
C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )
No
1
2
3

Nama Pertemuan Ilmiah /


Seminar
-

Judul Artikel
Ilmiah
-

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Penghargaan
1.
2.
3.

Waktu dan Tempat


-

Tahun

xvi

Lampiran Anggota
A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomer Telepon / HP
TTD

Navira Chairunisa
Perempuan
S1 Pendidikan Ners
131111040
Surabaya, 21 Januari 1993
navira_ch@rocketmail.com
08999545415

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SD
SDN Mojo 3
Surabaya

SMP
SMPN 6
Surabaya

1999-2005

2005-2008

SMA
SMAN 4
Surabaya
IPA
2008-2011

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


Nama Pertemuan Ilmiah /
Seminar
-

No
1

Judul Artikel
Ilmiah
-

Waktu dan Tempat


-

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No.

Jenis Penghargaan

Institusi Pemberi
Penghargaan

Tahun

Juara 1 Lomba Cerdas


Tangkas Tingkat
Nasional

Universitas Brawijaya

2013

Lampiran Anggota

xvii

A. Identitas Diri
1
2
3
4
5
6
7
8

Nama Lengkap
Jenis Kelamin
Program Studi
NIM
Tempat dan Tanggal Lahir
E-mail
Nomer Telepon / HP
TTD

Deny Martha Hardita


Perempuan
S1 Pendidikan Ners
131011001
Jombang, 14 Maret 1993
dita.marthe@gmail.com
08983905225

B. Riwayat Pendidikan

Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk-Lulus

SD
SDN
Tampingmojo
2
1998-2004

SMP

SMA

SMPN 1
Tembelang

SMAN 2 Jombang

2004-2007

IPA
2007-2010

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )


Nama Pertemuan Ilmiah /
Judul Artikel
No
Waktu dan Tempat
Seminar
Ilmiah
1 D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir
Institusi Pemberi
No.
Jenis Penghargaan
Tahun
Penghargaan
1
Juara 1 LKTI UCC
Univ Jember
2013
2
Juara 2 NSF
Univ Brawijaya
2012
3
Juara 3 KIMI UI
Univ Indonesia
2011
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata
dijumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah
Surabaya, 11 Maret 2014
Pengusul,

(Ragillia Irena Febri)


Lampiran 2. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas

xviii

No.
1.
2.

3.

Nama / NIM

Program
Studi

Ragillia Irena
Febri /
131111029
Navira
Chairunisa /
131111040

S1Pendidikan
Ners
S1Pendidikan
Ners

Deny Martha
Hardita /
131011001

S1Pendidikan
Ners

Bidang Ilmu

Alokasi
Waktu
(jam/minggu)

Uraian
Tugas

Keperawatan

3jam/minggu

Pembuatan
gagasan

Keperawatan

2jam/minggu

Pencairan
Data

1jam/minggu

Konseling
dengan
dosen
pembimbing

Keperawatan

xix

You might also like