Professional Documents
Culture Documents
I.
PENGUKURAN
1. Pemilihan Alat Ukur............................................................................. 2
2. Bagian bagian alat ukur ...................................................................... 2
3. Fungsi alat ukur ................................................................................... 3
4. Karakteristik Statis dan Dinamis dari Alat Ukur .............................. 4
5. Jenis jenis Besaran Proses ................................................................... 6
6. Jenis sinyal
....................................................................................... 9
7.Sistem Satuan....................................................................................... 10
II.
PENGATURAN
1. Pengaturan Manual dan Otomatis
....................................................... 12
.................................................................. 13
.................................................................. 14
I. PENGUKURAN
Mengukur adalah proses mengaitkan sesuatu angka secara empirik dan objektif
pada sifat-sifat objek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi
dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai objek atau kejadian tersebut.
Alat ukur yang dipakai harus terkait dengan objek standar yang punya daya
telusur ( Traceability) yang disahkan secara nasional dan internasional.
Traceability ini mengacu pada konvensi meter di Paris, 20 mei 1875 yang mana
dengan satu sistem yaitu Sistem Internasional ( SI ). dan untuk standar nasional
ditetapkan oleh PP/UUML Pasal 8 Tahun 1981
Di dalam ilmu instrument, hasil dari pengukuran sangat menentukan kualitas
dari pengaturan yang akan berlanjut. oleh karena itu metoda pengukuran dan
jenis alat ukur perlu dipilih secara seksama.
Walaupun tiap-tiap alat ukur berbeda baik secara fungsi maupun teknisnya,
namun secara umum alat ukur terdiri dari bagian-bagian yang sama, yaitu :
2.1.
2.2.
2.3.
2.4.
Element penunjuk
Yaitu bagian alat ukur untuk keperluan pemancaran, pencatatan, atau
perekaman.
3.1. Pemancar
3.3. Pencatat
3.4. Penunjuk
3.5. Perekam
Yang dimaksud karakteristik statis ialah hal-hal yang harus diperhitungkan bila
alat ukur digunakan untuk mengukur suatu keadaan yang tidak tergantung
waktu. Karakteristik statis itu antara lain :
Suatu alat ukur mengukur dikisaran 150 sampai 250, maka alat
ukur tersebut mempunyai range 150 sampai 250 dan mempunyai
span 100.
5
Dengan kedua contoh di atas jelas span mempengaruhi ketelitian dari alat,
semakin kecil span yang ditentukan semakin teliti hasil pengukuran yang
dihasilkan. Sedangkan pemilihan nilai range mempengaruhi span.
4.1.5. Kemampuan baca ( Readability )
Readability adalah jarak terkecil dari suatu skala penunjukan yang masih bisa
didefinisikan. Kebanyakan readability yang terasa pengaruhnya pada alat ukur
analog yang biasanya mempunyai jarum penunjuk dan skala. Pada pengukuran
berbentuk digital biasanya dapat dibandingkan pada seberapa banyak digit di
belakang koma.
4.1.7 Linearitas
4.1.8 Histerisis.
4.1.9 Repeatabilitas
Repeatabilitas adalah dekatnya harga pengukuran yang dihasilkan oleh alat ukur
untuk harga masukan yang sama pada kondisi yang sama, untuk arah masukan
yang sama dan untuk seluruh daerah pengukuran. Hal ini biasanya diukur
6
4.2.1. Responsivenes.
Yang dimaksud kecepatan respon ialah kecepatan tanggap dari suatu alat untuk
mengikuti perubahan-perubahan harga dari besaran yang diukur.
4.2.2 Fidelity
Fidelity atau kejituan menunjukkan kelas kecepatan dan ketepatan suatu alat
mengikuti perubahan-perubahan harga besaran.
Berikut ini adalah jenis-jenis besaran proses yang lazim beredar di industri,
termasuk angka dan biaya lazimnya.
Jenis besaran
1. Tekanan
2. Temperatur
3. Aliran ( flow )
4. Permukaan ( level )
5. Analyser
jumlah titik
ukur
30 %
30 %
25 %
5%
10 %
jumlah
biaya
5%
5%
50 %
10 %
30 %
5.1 Tekanan
Yang dimaksud dengan tekanan adalah perbandingan antara gaya dengan luas
bidang dimana gaya itu bekerja. Misalnya gaya pada setiap kaki meja besarnya
adalah ( F ), sedangkan luas alas kaki mejanya adalah ( A ), maka besarnya
tekanan yang bekerja pada dasar lantai tempat kaki meja berpijak adalah :
P=
F
A
= Newton / m2
= Pascal
1
=
=
=
=
=
N / m2
105
N / m2
9.81 Nm-2
133 Nm-2
6.895 K Nm-2
98.1 K Nm-2
tekanan gauge
tekanan absolut
tekanan vacuum
tekanan atmosfir
- Diaphragma
- Tabung bellow
- Tabung bourdon
5.2 Temperatur
Temperatur merupakan suatu besaran fisis yang penting dalam sistem
pengukuran di dunia industri. Temperatur suatu benda adalah ukuran relatif
panas atau dinginnya benda tersebut. Untuk itu mengukur temperatur tidak
secara langsung melainkan mengamati sifat fisisnya, dimana perubahan
temperatur dapat mengakibatkan perubahan: volume, viscositas, tekanan,
tahanan listrik, tegangan listrik, dan lain lain.
Untuk mendapatkan hasil pengukuran yang baik harus mempertimbangkan
temperatur gradien dan juga pemilihan sensor yang tepat untuk kondisi proses
yang akan diukur. Pada umumnya ada tiga jenis kelompok sensor temperatur :
d Metoda lainnya
magnetic flowmeter
turbine meter
meter weir dan flume
11
6. JENIS SINYAL
* Listrik
= 4 ~ 20 mA DC
1 ~ 5 VDC
0 ~ 10 mA DC
* Komunikasi digital
7. SISTEM SATUAN
Yang tak kurang pentingnya dari mengukur adalah hasil pengukuran yang
dijabarkan secara keilmuan dan logika. Misalkan kita akan mengukur panjang
meja, maka hasil pencatatan pengukuran ialah panjang meja 200cm, dimana :
( 200 ) adalah nilai atau harga numerik dari panjang meja dan
( cm ) adalah satuan besaran panjang meja
Kita sebenarnya bisa melaporkan hasil pengukuran ini dengan 2m atau 2000mm,
maka akan jelas disini perbedaan pelaporan nilai numerik yang sebenarnya
12
intinya sama kenapa bisa demikian ? Karena semua satuan itu berdimensi sama
yaitu dimensi panjang.
Jadi bila kita mengukur besaran fisik A. bentuk yang lazim dalam melaporkan
hasilnya ialah :
A = {A}(A)
{ A } = Nilai numerik besaran A
( A ) = Satuan besaran A
Dimensi suatu besaran fisika ditentukan dengan dua cara :
1. Dengan cara definisi ( besaran dasar )
2. Melalui hukum Fisika ( besaran jabaran )
atau
- dimensi panjang ( L )
- dimensi gaya
(F)
- dimensi waktu ( T )
(m)
(u)
(Q)
(I)
(R)
(0)
13
(J)
(N)
Setelah jumlah besaran dasar ditentukan kita pilih satuannya. Pilihan jumlah
satuan dasar beserta satuannya menentukan apa yang disebut Sistem Satuan.
Sistem satuan terdiri dari sejumlah satuan dasar yang diberi dimensi dan besaran
tertentu yang telah disahkan melalui kesepakatan bersama secara dibakukan
dalam ketentuannya.
Dikenal bermacam-macam sistem satuan antara lain : sistem cgs ( centimetergram-second), sistem mks (meter-kilogram-second), sistem SI (satuanInternasional) dan sistem satuan teknik. Sistem satuan cgs memilih centimeter,
gram dan second sebagai satuan dasarnya sedang satuan-satuan dari ukuran
yang lain diturunkan dari satuan dasar tersebut. Sistem satuan mks memilih
meter-kilogram-second sebagai satuan dasarnya. Sistem satuan Internasional
diturunkan dari sistem mks dengan sedikit perubahan. Sedang sistem satuan
tehnik menggunakan : Foot, pound dan second.
Dan untuk sistem satuan yang beragam sekarang merupakan kebiasaan pasar
serta kebiasan bidang ilmu memakai satuan satuannya namun dari semua itu
mengacu pada sistem sistem yang diterangkan diatas dimana daya telusur dan
konversinya akan memenuhi ketentuan ketentuan sistem satuan dari ketiga
sistem satuan yang di perkenankan melalui konvensi meter Paris.
Berikut contoh contoh sistem satuan yang beragam.
Untuk Pressure
II. PENGATURAN
1 PENGATURAN MANUAL DAN OTOMATIS
Pengaturan otomatis
15
2.1
Proses
Proses ialah gabungan peristiwa yang terjadi di dalam dan oleh peralatan dimana
suatu besaraan akan dikontrol. Besaran atau keadaan yang harus diukur dan
16
dikontrol. Besaran atau keadaan yang harus diukur dan dikontrol ini disebut
variable terkontrol, misalnya : aliran, temperatur, tekanan, ketinggian dan
analizer. Besaran atau keadaan yang ditentukan kontroler dan akan
mempengaruhi variable terkontrol dinamakan variable termanipulasi. Besaran
ini dibawa atau dihasilkan oleh control agent.
2.3 Kontroler
Alat yang menghasilkan aksi pengaturan sebagai fungsi dari input sinyal
kesalahan ( error signal ). Sinyal kesalahan ini ialah selisih dari harga yang
diingikan ( setpoint ) dengan hasil pengukuran. Proses pembandingannya
dilakukan oleh oleh detektor kesalahan ( Komparator) dan kemudian diperkuat
sinyalnya oleh amplifier. Kesemua alat ini merupakan bagian dari sebuah
kontroler. Kadang kadang terlihat terpisah pisah, tetapi seringkali menjadi satu,
jenis kontroler dibedakan dari cara bagaimana variable termanipulasi dihasilkan
oleh sinyal kesalahan. lebih lanjut diterangkan di bab kontroler.
2.4 Elemen akhir
17
Suatu sistem pengaturan proses dapat sederhana atau rumit. Sistem yang
sederhana terdiri dari satu proses dan satu loop pengatur proses dan untuk yang
rumit adakalanya satu proses diperlukan banyak loop pengatur proses ( multiple
control ). namun pada dasarnya hanya terdapat tiga jenis loop pengaturan.
Pengaturan loop terbuka ialah suatu pengaturan dimana aksi pengaturan tidak
tergantung baik pada masukan hasil pengukuran maupun dari output hasil
pengaturan. Pengaturan jenis ini didasarkan atas suatu perkiraan usaha yang
diperlukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan., jadi dasarnya berupa
ramalan. Dari ramalan ini dibuat suatu program tetap, yang mana tidak
diperlukan pengecekan terhadap proses apakah usaha pengaturan itu sudah sesui
atau belum dengan harga yang diinginkan.
dimana informasi dari masukan input dikontrol dengan suatu perhitungan yang
didasarkan kepada suatu model dari proses ( penelitian dan percobaan-percobaan)
yang menjadi suatu rumusan kontrol kesalahan dan data data ini di olah oleh
komputer. Pada jenis pengaturan ini dapat menghasilkan proses yang sempurna
bila pengukuran dan data reference penghitungannya benar.
Pengaturan buka tutup disebut juga pengaturan dua posisi yang mana
pengaturan mode ini merupakan mode yang paling banyak di pergunakan di
setiap industri.
Pengaturan mode ini bekerja sedemikian rupa sehingga keluaran dari pengatur
(mv) berpindah dari harga maxsimum ke harga minimum, tergantung apakah
19
variable terkontrol (e) lebih besar atau lebih kecil dari harga yang diinginkan (sp).
persamaan dari mode ini ialah :
m = M1
jika e > 0
m = M2
jika e < 0
Dikarenakan variable yang akan on atau off dengan cepat maka biasanya mode ini
ditambah dengan sistem gap histerisis, dengan demikian aksi kontrol tidak terlalu
cepat on dan off, persamaannya menjadi :
m = M1 bila e naik dan e > g
m = M2 bila e turun dan e < -g
Lawan dari pengaturan on - off adalah pengaturan kontinyu atau pengaturan yang
berkesinambungan. Adapun pengaturan mode ini memiliki tiga macam element
untuk menetapkan kesinambungan dari pengaturan itu, elemen- elemen itu
antara lain :
1. Proportional ( P )
2. Integral atau Reset ( I )
3. Derivative atau Rate ( D )
4.2.1 Proportional
m
e
Perbandingan ini hanya terjadi pada suatu daerah yang dinamakan Proportional
Band
dimana
Porsentase
perubahan
masukan
yang
dibutuhkan
untuk
20
menghasilkan keluaran pengatur 100% . Dan untuk harga masukan diluar dari
100% . e + b
PB
m
PB
e
b
=
=
=
=
Harga bias harus selalu ada agar terjadi pengaturan yang berkesinambungan, dan bias untuk
pengaturan pneumatik biasanya 50%, dan untuk elektronik biasanya dipasangkan harga bias yang
dapat diatur.
Ti
- Dimana Ti adalah waktu integral atau Reset time dan persamaan ini
dapat ditulis dalam bentuk.
21
dt
Ti
- Bila kita menganggap error konstan maka m akan naik terus sebanding
dengan waktu yang akan menghasilkan jumping output.
Dari kriteria diatas maka elemen integral tidak dapat berdiri sendiri sebagai
mode pengaturan, elemen ini harus digabungkan dengan elemen proportional
yang tidak terpengaruh gerak dinamis. dan biasannya menjadi mode pengaturan
Proportional + Integral atau ( PI ).dengan persamaan :
100%
e +
P.B
1
Ti
100%
e dt
P.B
TD
de
dt
Dari persamaan diatas dapat diyakini bahwa elemen ini tidak dapat berdiri
sendiri sebagai mode pengaturan harus di dampingkan dengan elemen
Proportional.
22
Dari ketiga elemen pengatur diatas dan contoh pegabungannya maka kebanyakan
Mode pengaturan menggabungkan ketigannya menjadi satu mode pengaturan.
Model model penggabungannya antara lain
1. Proportional only ( P + bias )
2. Proportional + Integral ( P + I )
3 Proportional + Integral + Derivative ( P + I + D )
4. Proportional + Integral dan Proportional + Derivative ( P+I & P+D )
Untuk penggabungan yang paling ideal adalah ( P+I+D ), namun biasanya dalam
praktek digunakan penggabungan ( P+I & P+D ) karena lebih ekonomis dengan
hasil yang tak jauh berbeda.
23