Professional Documents
Culture Documents
BYZANTINE
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.
Sejarah merupakan hal yang tak terpisahkan dari kehidupan. Ilmu sejarah merupakan
media
proses pembelajaran sejarah, kehidupan dan budaya masa lampau dapat diketahui, baik proses
maupun dampaknya. Didalam arsitektur, sejarah juga memegang peranan penting dalam
menentukan bentukan atau langgam, disamping budaya masyarakatnya. Karena arsitektur
adalah suatu hal yang berkembang dan kadangkala mengalami suatu siklus, maka sejarah
arsitektur perlu dipelajari. Dalam hal ini, peradaban manusia yang tercatat dalam sejarah,
terutama didaratan Eropa dan sekitarnya mengalami kemajuan luar biasa, dimana seni
bangunan dan ilmu struktur berkembang secara menakjubkan. Seni bangunan ini kemudian
disebut sebagai arsitektur klasik, karena prinsip-prinsip, konsep dan romantika bangunan pada
jaman itu akan tetap abadi. Salah satu jenis arsitektur yang menarik disini adalah arsitektur
Byzantine, karena merupakan simbiosis dari beragam kebudayaan, merupakan perpaduan seni
Eropa (barat) dan Timur (Asia), dan kebudayaan Mediterania, serta pengaruh-pengaruh lain,
baik karena letak maupun kondisi sosial politik pada masa itu.
Mata Kuliah
BYZANTINE
2) Peran arsitek dalam meneliti kajian arsitektur modern, yang berpengaruh terhadap arsitektur
luar Bali, yang suatu saat nanti diperlukan atau dirancang di luar daerah maupun didalam
daerah, maka dari itu adalah untuk mengetahui bagaimana karakter/ciri-ciri arsitektur
modern dengan jelajah arsitektur klasik Eropa Byzantine dan budaya-budayanya yang
berkaitan dengan arsitekturnya.
1.4 Tujuan.
Tujuan dari diadakannya penyusunan tugas ini adalah untuk mengetahui bagaimana
wujud arsitektur klasik Byzantine di Eropa secara keseluruhan bangunan, dengan kebudayaan
dan konsep filosofi Byzantine di negara Eropa.
Mata Kuliah
BYZANTINE
budaya, sehingga dapat diketahui bagaimana wujud arsitektur klasik Byzantine di negara
Eropa.
5) Bagi mahasiswa, akan dapat membantu memahami teori-teori yang diberikan dalam mata
kuliah Arsitektur Modern untuk dipraktekkan langsung dalam suatu kasus.
6) Bagi dosen pengajar, akan membantu didalam mengetahui kemampuan mahasiswa
menyerap dan memahami teori yang diberikan untuk kemudian dipraktekkan dalam
penyelesaian tugas.
Mata Kuliah
BYZANTINE
1) Kompilasi data, yaitu memilih dan memilah data-data yang diperoleh berdasarkan
keperluan.
2) Klasifikasi data, yaitu mengumpukan data yang sesuai dengan spesifikasi dan
kegunaannya.
C. Metode Pembahasan Data.
Dalam penyusunan tugas ini digunakan beberapa metode pembahasan data, yaitu
sebagai berikut:
1) Deduktif, yaitu pola pikir dari hal yang bersifat makro menjadi hal yang bersifat mikro.
2) Analisis data, yaitu menguraikan data yang bersesuaian menjadi beberapa alternatif
terhadap pemecahan permasalahan.
Mata Kuliah
BYZANTINE
Mata Kuliah
BYZANTINE
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
2.1 Letak Geografis Kekaisaran Byzantine.
Kekuasaan Byzantine berpusat di Constantinople (Istanbul-Turki) merupakan
Kekuasaan dibawah Roma di Eropa hingga ke Timur atau sering disebut Roma kedua, yang
menguasai jalur perdagangan laut yang menghubungkan benua Eropa dan Afrika hingga ke
Asia, merupakan wilayah otonom dengan perdaban menuju millenium dibandingkan
kekaisaran Roma sendiri. Daerah ini merupakan perpanjangan Roma di bagian timur, atau
sering disebut kerajaan Roma timur.
Wilayah yang sekarang masuk dalam negara Itali sekarang di mana kekuasaan Romawi
berasal dan berkembang berupa semenanjung, menjorok ke selatan-timur di Laut Mediterania.
Keadaan geografis tersebut bertolak belakang dengan Yunani, yang berupa kepulauan dan
sebagian besar wilayah daratannya berupa pantai, dari Laut Aegean. Roma sebagai pusat
kekuasaan dan kebudayaan Romawi, berada di bagian selatan-tengah semenanjung, tidak jauh
dari pantai laut Mediterania. Budaya Romawi berkembang melalui kekuasaan didapat dari
Mata Kuliah
BYZANTINE
penaklukan, berbeda dengan penyebaran budaya Yunani yang melalui kolonisasi. Budaya
Romawi termasuk arsitektur berkembang dari kekuasan perebutan kekuasaan dan penaklukan
tidak hanya berkembang di wilayah Itali, namun hingga sebagian besar Eropa, Afrika Utara
dan Asia Barat.
Mata Kuliah
BYZANTINE
Mata Kuliah
BYZANTINE
BAB III
ASPEK NON FISIK ARSITEKTUR BYZANTINE
3.1 Sejarah Arsitektur Byzantine.
Byzantine merupakan salah satu koloni Yunani sejak tahun 600 SM dan dijadikan pusat
pemerintahan Kekaisaran Romawi pada tahun 330. Selama jaman pertengahan (middle ages),
kota ini menjadi benteng pertahanan orang-orang Kristen dari serangan bangsa Barbar dari
Barat. Honorius, imperior pertama dari Barat setelah wilayah dan pemerintahan Kekaisaran
Roma dibagi menjadi dua, memindahkan kediaman dan pusat pemerintahan Kekaisaran Barat
di Ravenna, sebuah kota di pantai Mediterania bagian timur-utara dari Italia. Sedangkan
Konstantinopel tetap menjadi pusat pemerintahan Kekaisaran Timur. Pengaruh Bizantine
menjadi dominan dalam arsitektur.
Kekuasaan Byzantium berpusat di Constantinople (Istanbul-Turki) merupakan
Kekuasaan dibawah Roma di Eropa hingga ke Timur atau sering disebut Roma kedua, yang
menguasai jalur perdagangan laut yang menghubungkan benua Eropa dan Afrika hingga ke
Asia,merupakan wilayah otonom dengan perdaban menuju millenium dibandingkan
kekaisaran Roma sendiri. dareah ini merupakan perpanjangan Roma di bagian timur, atau
sering disebut kerajaan Roma timur.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebudayaan Byzantine antara lain:
Pengaruh kebudayaan Romawi.
Pengaruh agama Kristen.
Beberapa pengaruh kebudayaan yang berasal dari Timur.
Kota Ravenna dan Konstantinopel menjadi poros pemerintahan Byzantine dan pusat
perkembangan budaya serta arsitektur. Kekaisaran Byzantine berlangsung lebih dari 1000
tahun, mulai abad ke-4 M sampai tahun 1453. Selama berdirinya, merupakan satu kekuatan
penting di bidang ekonomi, budaya dan militer di Eropa.
Mata Kuliah
BYZANTINE
Mata Kuliah
Gambar 5 : Kepercayaan
10
BYZANTINE
pembangunan rumah ibadah resmi harus disetujui terlebih dahulu oleh Gereja Ortodoks.
Nyatanya, agama mayoritas di Yunani adalah Gereja Ortodoks Timur (94%).
Gambar 6 : Penggunaan Atap Kubah Sebagai Simbol Kekuasaan Yang Maha Esa
Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang
merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantine yang merupakan
penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi. Karena dominan
bentuk dari seluruh bangunan menggunakan bentuk lingkaran dan lengkung dengan bentang
lebih lebar.
Type-type kubah yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecilkecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk
denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau
batu apung yang disebut Purnise. Kubah dibuat tanpa menggunakan penunjang sementara
Mata Kuliah
11
BYZANTINE
(bekisting). Kubah bola utama tersebut melambangkan Surga menurut ajarannya, sedangkan
kubah-kubah sudut atau disebut Squinch untuk menggambarkan ajarannya dalam bentuk
mosaic antara Bema atau bilik suci dengan Naos atau ruang induk atau nave, dipisahkan oleh
Iconostatis atau penyekat, sebagai screen of picture tirai.
Mata Kuliah
12
BYZANTINE
berkembang menjadi semacam pembuatan dinding bata secara umum, dan hal ini diadopsi
untuk membentuk arsitektur Byzantine.
Rangka dinding batu bata terlebih dahulu diselesaikan dan dibiarkan mapan sebelum
lapisan permukaan interior dan lantai marmer dipasang, bagian komponen bangunan yang
berdiri sendiri ini menjadi karakterisik dari konstruksi Byzantine. Penggunaan batu bata yang
sama dengan bata Romawi, sekitar 15 inchi tebalnya, dan diletakkan pada lapisan tebal mortar.
Mortar sebagai perekat antara batu bata berupa campuran antara kapur dan pasir, dengan
pecahan tanah liat, keramik atau bata, yang hasilnya sama kerasnya dengan bangunan terbaik
di Roma.
Karakter dekoratif permukaan luar sangat tergantung pada penyusunan batu bata, yang
tidak selalu dipasang secara horisontal, tapi juga terkadang dipasang miring, terkadang juga
dalam bentuk berliku-liku, berkelok-kelok, berbentuk chevron atau pola tulang ikan Herring
dan banyak macam desain sejenisnya lainnya, memberikan variasi pada fasade.
Mata Kuliah
13
BYZANTINE
Arsitektur kristen awal berkembang pada tahun 373 500 AD. Merupakan
perkembangan lebih lanjut dari arsitektur Romania. Contoh bangunan yang memiliki unsur
arsitektur kristen awal adalah Pantheon, Roma Italy oleh arsitek Marcus Agrippa.
Mata Kuliah
14
BYZANTINE
BAB IV
ASPEK FISIK ARSITEKTUR BYZANTINE
Gereja Hagia Sophia (Church of the Holy Wisdom).
Mata Kuliah
15
BYZANTINE
Mata Kuliah
16
BYZANTINE
4.2 .2 Bentuk.
Denah utama Hagia Sophia adalah ruang tengah berbentuk bujur sangkar yang berukuran
32,6 x 32,6 m2. Di sudut-sudutnya terdapat kolom struktural yang sangat masif dan besar.
Kolom ini menyangga pelengkung setengah lingkaran yang menyangga kubah utama.
Kubah Utama
Mata Kuliah
17
BYZANTINE
Lebar gereja mencapai 305 meter dan tinggi 548 meter, bentuk dasar bangunan segi
empat dengan luas 18.000 M2, dengan sekeliling dinding yang dihias mosaic warna warni serta
cemerlang keemasan. Arsitek (pada zaman Yustinianus) adalah Isodorus dari Miletus dan
Anthemius dari Tralles. Bangunan ini pada tahun 1453 M, diduduki oleh bangsa Turki dan
diubah menjadi Masjid, dengan mnghilangkan bagian-bagian yang berhias gambar makhluk
hidup.
Gambar 13 : Perspektif
Eksterior Hagia Sophia
Mata Kuliah
18
BYZANTINE
Gaya arsitektur fasade Hagia Sophia dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantine (abad ke-6)
yang ada sebelum Konstantinopel berdiri. Gaya Byzantine didasari oleh karya bangunan
Kristen awal yang menempatkan area pembaptisan dan kapel makam sebagai area yang
terpusat. Sehingga ruang-ruang atau relung yang mendampingi ruang utama berformasi radial
dengan pusatnya yaitu makam atau meja altar di tengah. Karena formasinya yang terpusat,
denahnya pun tidak lepas dari bentuk-bentuk simetris seperti bujur sangkar atau segi
delapan/segi banyak dengan ukuran sisi-sisinya yang sama, bahkan berbentuk lingkaran.
Mata Kuliah
19
BYZANTINE
55m
Gambar 15 : Potongan
5
5
m
Mata Kuliah
20
BYZANTINE
Kubah merupakan ciri khas arsitektur Byzantine, yang kemudian ditopang dengan
struktur pendentive. Pendentive adalah struktur yang menopang kubah, berbentuk A terbalik
dengan kolom dibawahnya.
Perbedaan Kubah
Pendetive dan
Kubah Pada
Umumnya
Mata Kuliah
21
BYZANTINE
Mata Kuliah
22
BYZANTINE
23
BYZANTINE
Mata Kuliah
24
BYZANTINE
Elemen Dinding :
Gambar 24 : Bukaan
Dinding
Mata Kuliah
25
BYZANTINE
Mata Kuliah
26
BYZANTINE
Atap/Kepala
Kubah tersebut, menjadi ciri khas tradisional bangsa Timur, menjadi motif umum
asitektur Byzantine, yang merupakan gabungan dari konstruksi kubah dengan gaya kolumnar
klasik. Kubah dengan bermacam-macam variasi dipakai untuk menutupi denah persegi
dengan teknik Pendetives. Kubah dan lengkung Byzantine diperkirakan dibuat tanpa
menggunakan penyokong sementara atau perancahan atau centering dengan penggunaan
batu bata datar yang besar, hal ini merupakan sistem yang cukup nyata yang kemungkinan
didapat dari metode Timur. Jendela jendela disusun pada bagian bawah kubah, yang pada
periode berikutnya dinaikkan letaknya pada drum yang tinggi.
Mata Kuliah
27
BYZANTINE
Mata Kuliah
28
BYZANTINE
Mata Kuliah
29
BYZANTINE
BAB V
KESIMPULAN
Terkait dengan pembahasan tentang wujud/ciri khas arsitektur bangunan Byzantine
dalam aspek fisik dan non fisik, terutama objek yang berkaitan dengan karakteristik Byzantine
adalah Hagia Sophia yang terletak di negara Turki (Constantinople). Penggunaan sistem kubah
untuk konstruksi atap bertolak belakang dengan gaya Kristiani kuno berupa penopangpenopang kayu dan juga gaya lengkung batu Romawi. Cita-cita arsitektur Byzantine adalah
mengkonstruksi atap gereja dengan atap kubah dengan struktur dan kontruksi yang diterapkan
pada bangunan Hagia Sophia adalah menggunakan sistem Bearing Wall dan Pendetive
(Dome), karena kubah dianggap simbol dari kekuasaan yang Maha Esa menurut ajarannya.
Mata Kuliah
30
BYZANTINE
DAFTAR PUSTAKA
-
Dave ; Arsitektur Byzantine : Jembatan Kristen Dan Islam ; Sabtu, Oktober 13, 2012.
Aryatata, Media ; Byzantium Arsitektur ; PT. Arya Tata Nusantara ; 23 Juli 2013.
Jeffreys, Elizabeth dan Michael, dan Moffatt, Ann ; Byzantine Papers: Proceedings of
the First Australian Byzantine Studies Conference, Canberra ; 17-19 May 1978 ;
Australian National University, Canberra 1981.
Boedijono, M.A.
Endang. ; Sejarah
Yogyakarta, 1997.
-
1262121008
1262121033
KADEK DWIDYANTARA.
1262121034
I WAYAN MURDIANA.
1262121042
I N YUDHI APRIMANDANA.
Mata Kuliah
31