Professional Documents
Culture Documents
Diajukan Kepada :
Pembimbing : dr. H. M. Hidayat Santoso, Sp.PD
Disusun Oleh :
Dienia Nop Ramliana
H2A010010
Disusun Oleh:
Dienia Nop Ramliana
H2A010010
BAB I
PENDAHULUAN
CATATAN MEDIS
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama
Usia
Alamat
Agama
Pekerjaan
Status
No. CM
: Tn. Z
: 59 tahun
: Karangayu 4/2 Cepiring
: Islam
: Swasta
: Menikah
: 00144275
II.
III.
kandung
gangguan
fungsi
pendengaran(-/-).
f. Leher
Simetris, trachea di tengah, pembesaran KGB (-), tiroid (Normal),
nyeri tekan (-).
g. Thorax
Pulmo
Dextra
Sinistra
Pulmo Depan
Inspeksi
Diameter
Lateral>Antero posterior.
Hemithorax
Simetris
Statis Dinamis.
Stem fremitus normal
kanan sama dengan kiri.
Nyeri tekan (-).
Pelebaran SIC (-).
Arcus costa normal.
Sonor seluruh lapang
paru
Suara
dasar
paru
vesikuler (+), wheezing
(-), ronki (-)
Stem fremitus normal
kanan sama dengan kiri.
Hemithorax simetris.
Nyeri tekan (-).
Perkusi
Auskultasi
paru
Suara
dasar
paru
vesikuler (+), wheezing
(-), ronki (-)
paru
Suara
dasar
paru
vesikuler (+), wheezing
(-), ronki (-)
Perkusi:
Batas atas jantung
: ICS II linea parasternal sinistra
Pinggang jantung
: ICS III linea parasternal sinistra
Batas kiri bawah jantung: ICS V linea mid clavicula sinistra
Batas kanan bawah jantung: ICS IV linea sternalis dextra
Kesan batas jantung: dalam batas normal
Auskultasi
i. Ekstremitas
Akral dingin
Pitting Oedem
Sianosis
Capillary Refill
Palmar eritem
IV.
Superior
-/-/-/< 2 detik/<2 detik
+/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Lengkap
Hb
: 7,8
HT
: 22
Leukosit
:7
Eritrosit
: 2,31
Trombosit : 224
b. Kimia Darah
GDS
: 168
Ureum
: 54
Kreatin
: 1,5
SGOT
: 63
SGPT
: 25
Hbs-Ag
: Positif
Protein total : 6,8
Albumin
: 2,5
Globulin
: 4,3
Asam urat : 5,0
Cholesterol : 92
Trigliseride : 70
[12 - 16] g%
[36 - 46] %
[4 - 10] ribu/ul
[4 - 5] ribu/ul
[150 - 450] ribu/ul
[<200] mg/dl
[17 - 43] mg/dl
[0,6 1,1] mg/dl
[<31] U/I
[<31] U/I
[6,2-8,4] g/dl
[3,5-5,5] U/I
[2,7-3,0] g/dl
[2,5-6,5] mg/dl
[< 200 ] mg/dl
[< 150 ] mg/dl
c. USG
Gambaran proses hepar kronik dengan ascites.
Tidak tampak spenomegali maupu pelebaran vena porta
Inferior
-/+/+
-/<2 detik/2 detik
V.
RESUME
Ascites permagna sejak 5 bulan yang lalu makin bertambah dan
tidak berkurang. nyeri epigastrium (+), nausea (+), oedema ekstremitas
inferior (+/+), Warna urin seperti teh, BAK tidak lancar, BAB melena
lembek @1kali per hari. Riwayat adik kandung meninggal karena sakit
liver dan anak pertama HbsAg+. Riwayat konsumsi alkohol aktif masa
muda.
TD 140/90 mmHg, Sklera ikterik (+/+), conjungtiva anemis (+/+)
spider nervi (+), frog like appearence, caput medusa (+), venectasi (+),
pekak sisi (+), pekak alih (+), liver span 4cm, undulasi (+), Nyeri tekan (+
epigastrium), pitting edema ekstremitas inferior (+/+), palmar eritem (+/+).
Hb 7,3 gr%, HT 22 gr%, Eritrosit 2,31 mm 3, SGOT 63 gr/dL SGPT
25 gr/dL, Protein total 6,8 gr/dL, Globulin 4,3 gr/dL, Albumin 2,5 U/I,
HbsAg (+), GDS 168 mg%, USG Gambaran proses hepar kronik dengan
ascites.
VI.
DAFTAR ABNORMALITAS
ANAMNESIS
1. Ascites
permagna
sejak 5 bulan yang
lalu makin bertambah
dan tidak berkurang.
2. oedema ekstremitas
inferior (+/+)
3. Warna urin seperti teh,
BAK tidak lancar
4. BAB melena lembek
@1kali per hari
PEMERIKSAAN FISIK
7. TD 140/90 mmHg
8. Sklera ikterik (+/+)
9. conjungtiva anemis
(+/+)
10. spider nervi (+)
11. frog like appearence
12. caput medusa (+)
13. venectasi (+)
14. pekak sisi (+), pekak
alih (+),undulasi (+)
15. liver span 4cm.
16. Nyeri
tekan(+
epigastrium)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
19. Hb 7,3 gr%, HT 22
gr%, Eritrosit 2,31
mm3.
20. SGOT 63 gr/dL,
SGPT 25 gr/dL
21. Protein total 6,8
gr/dL, Globulin 4,3
gr/dL, Albumin 2,5
U/I
22. HbsAg : (+)
17. pitting
edema
ekstremitas inferior
(+/+)
18. palmar eritem (+/+)
6. Riwayat
konsumsi
alkohol aktif masa
muda.
VII.
DIAGNOSIS BANDING
1. Ascites permagna
2. Sirosis Hepatis et causa hepatitis B
3. Sirosis Laenec (alkoholik kronis)
4. Hipertensi Grade I
5. Sirosis Hepatis et causa hepatitis C
MASALAH AKTIF
1.
2.
3.
4.
S :O :IpTx :
Konsul Spesialis Penyakit Dalam :
1.
Infus Asering 10tpm
2.
Injeksi Cefotaxime 3x1 gr
3.
Injeksi Farsix 2x 1 ampul
4.
Spinorolakton 1x400mg
5.
Propanolol 3x 20 mg
6.
Monecto 1x1
7.
HepaQ 2x1
8.
Provital plus 2x1
9.
Lavement (pagi sore)
IpMx :
1. Tanda Vital
2. Urin Output 24 jam
3. Infus Asering 10tpm
4. Komplikasi encephalopati, Spontan Bacterial Peritonitis-SBP,
hepatorenal syndrome, sepsis, koagulopati
IpEx :
1. Menjelaskan penyakit kepada pasien mengalami penimbunan
cairan di rongga perut akibat penyakit liver kronis
2. Penyebabnya bisa karena virus hepatitis B dan alkohol kronik
3. Kondisi buruk yang sewaktu-waktu bisa terjadi komplikasi
encephalopati, Spontan Bacterial Peritonitis-SBP, hepatorenal
syndrome, sepsis, koagulopati
4. Mengontrol respon terapi dengan menampung urin
IX.
PROGNOSIS
1.
2.
3.
4.
Quo ad vitam
: dubia ad malam
Quo ad sanam
: dubia ad malam
Quo ad Fungsionam
: dubia ad malam
Skor Child Pugh C. angka harapan hidup 1 tahun 45%.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASCITES
Definisi
Ascites adalah penimbunan cairan secara abnormal di rongga
peritonium. Pada dasarnya ascites terdiri dari 2 mekanisme dasar yakni
transudasi dan eksudasi. Ascites dengan serosis hepatis berhubungan
dengan mekanisme transudasi.5
Patofisiologi
Mekanisme transudasi terdiri dari beberapa teori :
1. Underfilling5
Hipertensi Porta
Hidrostatik venosa
Hipoalbumin
2. Overfilling5
Peningkatan ADH Reabsorbsi Cairan oleh ginjal Ekspansi
cairan Ascites
3. Vasodilatasi perifer5
B. SIROSIS HEPATIS
Definisi
Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan
stadium akhir fibrosis hapatis yang berlangsung progresif yang ditandai
dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus
degeneratif.1
Etiologi
Sirosis hepatis berdasarkan penyebab dibedakan menjadi : 1)
alkoholik, 2) kriptogenik dan post hepatis, 3) biliaris, 4) kardiak, 5)
metabolik, keturunan dan terkait obat.5,9
Patofisiologi1,10,11
Sirosis alkoholik atau sirosis Laennec ditandai dengan pembentukan
jaringan parut difus, kehilangan sel-sel hati yang uniform, dan nodul
regeneratif sehingga di sebut sirosis mikronoduler.
Tiga sel lesi sel hati akibat cedera alkohol, yaitu :
Hepatitis alkoholik
Mekanisme hepatitis alkoholik, yaitu 1) hipoksia sentrilobuler,
metabolisme asetaldehid etanol meningkat konsumsi oksigen
lobuler terjadi hipoksia relatif cedera daerah perisentral. 2)
infiltasi / aktivasi neutrofil hepatosit melepas etanol
pelepasan chemoattractants intermediet oksigen reaktif,
proteosa dan sitokin cedera sel hepar. 3) formasi acetaldehyde
protein adduct sebagai neoantigen menyerang hepatosit
cedera sel hepar. 4) metabolisme etanol oksidase enzime
mikrosomal radikal bebas cedera sel hepar
Gejala
Gejala kompensata : perasaan mudah lemas, selera makan menurun, perut
kembung, mual, BB menurun, laki-laki impotensi, testis mengecil, buah
dada membesar, libido menurun. 1,10,11
Gejala dekompensata : gagal hati, hipertensi porta, hilangnya rambut
badan, gangguan tidur, demam tidak tinggi, gangguan pembekuan darah,
perdarahan gusi, gangguan siklus haid, ikterus, air kemih seperti teh,
muntah darah, perubahan mental (mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung,
agitasi, sampai dengan koma). 1,10,11
Tanda1,10,11
Genekomastia
akibat
hiperaldosteronisme,
mengarah
ke
Diagnosa1,10,11
Sirosis hepatis kompensata : dengan pemeriksaan fisik, laboratorium,
USG. Kadang dengan Biopsi hati atau peritoneoskopi
Sirosis hepatis dekompensata : tanda klinis dengan tanda-tanda komplikasi
yang nyata
Pemeriksaan Penunjang5
SGOT SGPT : SGOT meningkat 2-3 kali lipat dari normal. SGPT
kadang normal
Terapi
Sirosis kompensata : 1) Diet protein 1gr/kgBB dan kalori sebanyak
2000-3000 kkal/hari. 2) hentikan zat hepatotoksik (alkohol, asitominofen,
kolkisin, obat herbal yang menghambat kolagenik). 3) pada hepatitis
autoimun pemberian steroid atau imunosupresif. 4) hemokromatosis,
flebotomi sampai kadar besi normal. 5) penyakit hepar non alkoholik
dengan penurunan BB dapat mengurangi sirosis hepatis. 6) hepatitis virus
B dengan pemberian interferon alfa dan lamivudin 100mg/hari selama 1
tahun, perhatikan mutasi virus resistensi obat. 7) hepatitis virus C
pemberian interferon dengan ribavirin. 1
Sirosis sekompensata : 1) ascites (tirah baring, diet rendah garam
5,2 gram atau 90 mmol/hari, diuretik spinorolakton dengan kombinasi
furosemid 20-40mg/hari bila tidak berespon parasintesis
pengeluaran ascites 4-6 L dengan perlindungan albumin). 2) ensefalopati
hepatik (laktulosa, neomisin, diet protein untuk mengurangi amoniak).
3) varises esofagus (B bloker, somatostatin, ligasi endoskopi). 4)
peritonitis bakterial spontan dengan antibiotik sefotaksim IV). 5) sindrom
hepatorenal (keseimbangan garam dan air ). 6) transplantasi hati 1
Prognosis
Prognosis Child pugh :5
Nilai Skor
2
Asites
Tidak ada
Mudah dikontrol
Sulit dikontrol
Ensefalopati
Tidak ada
Bilirubin
< 2,0
2,0-3,0
>3,0
(mg/dl) (g/dl)
Albumin
>3,5
3,0-3,5
<3,0
>70%
40-70%
<40%
PT
(memanjang)
Jumlah keseluruhan 5 - 6
7-9
10- 15
1-Year Survival
Rate
100%
81%
45%
2-Year Survival
Rate
85%
57%
35%
porta.
Peningkatan
resistensi
vaskular
intrahepatik
akibat
Manifestasi Klinis
Kesadaran normal, hanya sedikit ada penurunan daya
ingat, konsentrasi, fungsi intelektual, dan koordinasi.
2
3
4
Letargi
Somnolen, disorientasi waktu dan tempat, amnesia
Koma, dengan atau tanpa respon terhadap rangsang nyeri.
BAB III
PEMBAHASAN
proses hepar kronik dengan ascites. Penanganan pasien dengan tirah baring, diet
rendah garam, dan diuretika spinorolakton 1x400mg.
Sirosis adalah suatu keadaan stadium akhir fibrosis hapatis yang
berlangsung progresif.1 Sirosis hepatis bisa disebabkan oleh alkoholik dan post
hepatis.5,9 Gejala sirosis kompensata adalah mudah lemas, selera makan menurun,
perut kembung, mual, BB menurun, impotensi, testis mengecil, buah dada
membesar, libido menurun. Gejala sirosis dekompensata adalah gagal hati,
hipertensi porta, hilangnya rambut badan, gangguan tidur, demam tidak tinggi,
gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, ikterus, air kemih seperti teh,
muntah darah, perubahan mental (mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi,
sampai dengan koma).1,10,11
Tanda sirosis Spider angioma, eritema palmaris, genekomastia, hepar
mengecil, splenomegali, asites, fetor hepatikum, ikterus dan urin berwarna teh.
Pemeriksaan penunjang dengan cek kadar SGOT SGPT, kadar bilirubin, kadar
albumin globulin, protombin time, natrium serum, virus marker dan USG.
Penatalaksanaan dengan diet protein dan karbohidrat, hentikan zat hepatoksik,
obati penyebab, dan cegah komplikasi. 1,10,11
Pada pasien didapatkan Ascites permagna sejak 5 bulan yang lalu makin
bertambah dan tidak berkurang. nyeri epigastrium (+), nausea (+), oedema
ekstremitas inferior (+/+), Warna urin seperti teh, BAK tidak lancar, BAB melena
lembek @1kali per hari. Riwayat adik kandung meninggal karena sakit liver dan
anak pertama HbsAg+. Riwayat konsumsi alkohol aktif masa muda.
TD 140/90 mmHg, Sklera ikterik (+/+), conjungtiva anemis (+/+) spider
nervi (+), frog like appearence, caput medusa (+), venectasi (+), pekak sisi (+),
pekak alih (+), liver span 4cm, undulasi (+), Nyeri tekan (+ epigastrium), pitting
edema ekstremitas inferior (+/+), palmar eritem (+/+). Hb 7,3 gr%, HT 22 gr%,
Eritrosit 2,31 mm3, SGOT 63 gr/dL SGPT 25 gr/dL, Protein total 6,8 gr/dL,
Globulin 4,3 gr/dL, Albumin 2,5 U/I, HbsAg (+), GDS 168 mg%, USG Gambaran
proses hepar kronik dengan ascites.
cairan
mencapai
4-6
liter
dengan
perlindungan
albumin
menggunakan tranfusi albumin sebanyak 1 kolf setiap hari. Sementara itu untuk
mencegah koma hepatikum upaya penghentian progresifitasnya bisa ditambahkan
dengan pemberian laktulosa 3xCI.1
BAB IV
KESIMPULAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti Nurdjanah. Sirosis Hepatis. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi I,
Simadibrata MK, Setiati S (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th ed.
Jakarta; Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia.
2009. Page 668-673.
2. Raymon T.Chung, Daniel K.Podolsky. Cirrhosis and its complications. In :
Kasper DL et.al, eds. Harrison's Principles of Internal Medicine. 16 th
Edition. USA : Mc-Graw Hill; 2005. p. 1858-62.
3. Riley TR, Taheri M, Schreibman IR. Does weight history affect fibrosis in
the setting of chronic liver disease?. J Gastrointestin Liver Dis. 2009.
18(3):299-302.
4. Sutadi SM. Sirosis hati. Usu repository. 2003. [cited on 2011 February
23rd]. Available from : URL : http:// repository.usu.ac.id/ bitstream/
123456789 /3386/1/ penydalam-srimaryani5.pdf
5. Hirlan. Ascites. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alvi I, Simadibrata MK,
Setiati S (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, 5th ed. Jakarta;
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. 2009.
Page 668-673.
6. Rima A.M. Complication of chronic liver disease. PSAP VII.
Gastroenterology and nutrition.
7. Rita sood. Clinical medicine Ascites Diagnosis and management. New
Delhi : Departement of Medicine All India institute of medical Sciences.
110 029
8. Runyon, Bruce, MD. Serum Ascites Albumin Gradient. Diagnosis and
evaluation of patient with ascites. Update v11.2. 2003. internal medicine
9. Don C. Rockey, Scott L. Friedman. 2006. Hepatic Fibrosis And Cirrhosis.
[cited
on
2014
June
29rd].
Available
from:
https://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/97814160325
88/9781416032588.pdf
10. Setiawan, Poernomo Budi. Sirosis hati. In: Askandar Tjokroprawiro,
Poernomo Boedi Setiawan, et al. Buku Ajar Penyakit Dalam, Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga. 2007. page 129-13
11. Kumar V, Cotran RS, Robbins SL. Hati dan saluran empedu Dalam :
Hartanto H, Darmaniah N, Wulandari N. Robbins Buku Ajar Patologi. 7th
Edition. Volume 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.