You are on page 1of 34

Mini cex

furunkel
Oleh : Muthmainnah Iqbal
Pembimbing : dr. Rizqa Haerani, Sp.KK

Nama
: An. A.F
Usia
: 3 tahun
Jenis Kelamin: Laki laki
Alamat
: Cilincing
Pekerjaan
: Suku
: Betawi

Keluhan Utama :

Bentol-bentol kemerahan di
wajah dan kelopak mata sejak
1 minggu SMRS

Keluhan Tambahan :
nyeri

Pasien datang ke poliklinik kulit dan kelamin


RSIJ sukapura diantar ibunya, dengan keluhan
adanya bentol-bentol kemerahan di wajah.
Keluhan dirasakan sejak 1 minggu SMRS.
Menurut ibu pasien bentol-bentol ini awalnya
muncul dahi kiri atas. Dua hari kemudian
bentol-bentol serupa kemudian muncul di
kelopak bawah mata sebelah kiri. Pasien
mengaku bentol tersebut tidak gatal namun
akan terasa nyeri bila diraba.

Sejak 5 hari SMRS beberapa bentol yang


semula berwarna kemerahan, berubah
warna menjadi agak keputihan seperti terisi
nanah. 4 hari SMRS beberapa lesi pecah
secara spontan, dan mengeluarkan nanah
serta muncul bentol baru di dahi. Selama
munculnya keluhan, pasien tidak pernah
menggaruk maupun memencet bentol di
wajahnya. Riwayat panas badan(-).

Pasien belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.


Riwayat gizi buruk (-)

Riwayat penyakit keluarga


Riwayat keluhan pada kulit yang serupa dengan
pasien pada anggota keluarga tidak ada, riawayat
DM dalam keluarga disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal

Riwayat Alergi
Riwayat alergi
: debu (disangkal), obatobatan (disangkal),zat kimia (disangkal)
Alergi makanan laut (disangkal), alergi telur
belum diketahui
Riwayat Pengobatan
Menurut ibunya, pasien belum pernah
menggunakan obat apapun untuk
mengatasi keluhannya ini. Tindakan yang
telah dilakukan hanya sebatas melakukan
kompres dengan air hangat, namun
keluhannya dirasakan tidak membaik.

Riwayat Psikososial

Pasien adalah anak dalam usia bermain yang


belum bersekolah. Pasien tinggal bersama
kedua orang tua nya. Pasien aktif bermainmain bersama teman-teman sebayanya di
sekitar tempat tinggalnya. Kedua orang tua
pasien bekerja sebagai pegawai swasta,
dengan penghasilan yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, termasuk
pasien.

Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Kompos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah
: Tidak dilakukan
pemeriksaan
Nadi
: Tidak dilakukan pemeriksaan
Pernapasan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Suhu
: Tidak dilakukan pemeriksaan

Kepala
: Tidak ada kelainan.
THT
: Tidak ada kelainan.
Mulut
: Tidak ada kelainan.
Leher
: Tidak ada kelainan.
KGB
: Tidak ada kelainan.
Paru dan Jantung : Tidak ada kelainan.
Perut
: Tidak ada kelainan.
Ekstremitas Atas : Tidak ada kelainan.
Ekstremitas Bawah
: (Lihat status lokalis).

STASUS DERMATOLOGY

Lokasi : wajah,
Lesi : Tampak
nodul eritema,
batas tidak tegas,
bentuk kerucut
multipel, dengan
bagian puncak
lesi tampak
pustule yang
berbatas tidak
tegas.

STASUS DERMATOLOGY

Lokasi : wajah, bawah kelopak mata kiri

Lesi : Tampak nodul eritema, batas tidak tegas, bentuk


kerucut multipel, dengan bagian puncak lesi tampak
pustule yang berbatas tidak tegas.

Anak laki-laki 3 tahun, datang ke poliklinik


kulit dan kelamin RSIJ sukapura diantar
ibunya, dengan keluhan adanya bentolbentol kemerahan di wajah. Keluhan
dirasakan sejak 1 minggu SMRS. Bentolbentol ini awalnya muncul dahi kiri atas. Dua
hari kemudian bentol-bentol serupa
kemudian muncul di kelopak bawah mata
sebelah kiri. Bentol tersebut tidak gatal
namun akan terasa nyeri bila diraba.

5 hari SMRS beberapa bentol yang semula


berwarna kemerahan, berubah warna menjadi agak
keputihan seperti terisi nanah. 4 hari SMRS
beberapa lesi pecah secara spontan, dan
mengeluarkan nanah serta muncul bentol baru di
dahi. Riwayat panas badan(-).
Pada pemeriksaan ditemukan status
dermatologisnya:
Lokasi : wajah, bawah kelopak mata kiri
Lesi : Tampak nodul eritema, batas tidak tegas,
bentuk kerucut multipel, dengan bagian puncak
lesi tampak pustule yang berbatas tidak tegas.

Furunkulosis

DIAGNOSIS BANDING
Folikulitis
Acne Vulgaris

Nonmedikamentosa

Kepada pasien untuk tidak menggaruk atau


memencet lesi pada wajahnya.
Untuk menjaga kebersihan diri, pakaian dan
lingkungan.
Minum obat teratur dan kontrol kembali
setelah 5 hari untuk mengetahui respon
pengobatan.

Medikamentosa
Cefadroxyl Syrup 2 x 250 mg (5 mL)
Bactoderm Salep dioleskan 3x sehari pada
lesi.

Quo

ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam

furunkel, yakni radang pada folikel


rambut atau infeksi yang disebabkan
kuman atau bakteri staphylococcus
aureus. Sedangkan karbunkel adalah
kumpulan furunkel.

19

Stapholococcus aureus adalah penyebab


infeksi piogenik kulit yang paling sering, ia
dapat juga menyebabkan furunkel, karbunkel,
osteomelitis, artritis septik, infeksi luka,
abses, pneumonia, empiema, endokarditis,
meningitis dan penyakit yang diperantarai
toksin, termasuk keracunan makanan.

20

1. Faktor dari dalam tubuh anak sendiri


Faktor dari dalam tubuh anak misalnya alergi.
Jika anak punya bakat alergi, maka hal yang
menyebabkan terjadinya alergi harus dihindari
agar tidak timbul furunkel atau karbunkel.
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan seperti tempat tidur dan lokasi
bermain anak harus dijaga kebersihan dan
diupayakan agar tidak terlalu lembab. Temanteman bermain anak juga harus diawasi. Jangan
sampai anak melakukan kontak fisik dengan anak
yang karbunkel dan furunkel.
21

3. Faktor kebersihan tubuh.


Salah satu penyebab penyakit furunkel dan
karbunkel yang paling banyak terjadi adalah
karena faktor kebersihan. Tubuh selalu
bersentuhan dengan kuman dan bakteri, bila
jarang dibersihkan, bakteri ini tentu akan masuk
ke dalam tubuh dan menimbulkan penyakit ini.

4. Menurunnya Daya Tahan Tubuh


Daya tahan tubuh dapat menurun
karena kurang gizi dan gangguan
darah (anemia, keganasan,diabetes)
5. Kawasan penempatan yang
sesak seperti di intitusi dan rumah.
22

6. Daerah tropis
Secara geografis Indonesia termasuk
daerah tropis. Dimana udaranya panas
sehingga dengan mudah akan berkeringat.
Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu
munculnya penyakit ini.

7. Faktor gizi
Namun jangan pula dilupakan faktor
gizi. Gizi yang kurang juga dapat
memengaruhi timbulnya infeksi.

23

Bakteri stafilokokus aureus umumnya masuk


melalui luka, goresan atau robekan pada kulit.
Respon primer host terhadap infeksi stafilokokus
aureus adalah mengerahkan sel PMN ketempat
masuknya kuman tersebut untuk melawan infeksi
yang terjadi.
Sel PMN ini ditarik ketempat infeksi oleh
komponen bakteri seperti formylated peptides
atau peptidoglikan dan sitokolin TNF (tumor
necrosis factor) dan IL (interleukin)

yang dikeluarkan oleh sel endotel dan makrofak


yang teraktivasi, hal tersebut menyebabkan
inflamasi dan terbentuklah pus (gab sel darah
putih, bakteri, dan sel kulit mati).
Selain itu, Karena adanya mikrolesi baik karena
garunkan atau gesekan baju, maka kuman masuk
ke dalam kulit.
Faktor predisposisi. pada Furunkel adalah
Dermatitis seborrhoika, Dermatitis atopi,
malnutrisi, Diabetes mellitus, pecandu alkohol,
diskrasia darah, kelainan fungsi neutrophyl,
iatrogenik atau keadaan immuno supresi
termasuk AIDS

Muncul tonjolan yang nyeri, berbentuk halus, berbentuk


kubah dan bewarna merah disekitarnya
Ukuran tonjolan meningkat dalam beberapa hari dan
dapat mencapai 3-10 cm atau bahkan lebih
Demam dan malaise sering muncul dan pasien tampak
sakit berat
Jika pecah spontan atau disengaja, akan mongering dan
membentuk lubang yang kuning keabuan pada bagian
tengah dan sembuh perlahan dengan granulasi
Waktu penyembuhan kurang lebih 2 mg
Jaringan parut permanen yang terbentuk tebal dan jelas
Tempat predileksi : muka, leher, lengan, pergelangan
tangan dan jari-jari tangan, pantat dan daerah
anogenital.

MEDIKAMENTOSA
Pengobatan topikal :
Pada lesi yang kering diberikan salep/krim
yang mengandung asam fusidat atau
mupirosin atau kombinasi neomisin-basitrasin.
Bila terbentuk abses, dilakukan insisi dan
drainase, lalu lesi dikompres terbuka dengan
rivanol 0,1% atau kalium permanganas 1/5000
atau larutan povidone iodine 7,5% yang
dilarutkan 10x.

Pengobatan Sistemik :
- Pemberian antibiotik sistemik berupa :
Kloksasilin 3 x 500 mg p.o/hari selama 5-7 hari,
atau
Sefadroksil 2 x 500 mg p.o/hari selama 5-7 hari
- Bila pasien alergi terhadap penisilin,
antibiotik dapat diganti dengan:
Eritromisin 4 x 500 mg p.o/hari selama 5-7 hari,
atau
Linkomisin 3 x 500 mg p.o/hari selama 5-7 hari,
atau
Klindamisin 3 x 300 mg p.o/hari selama 5-7 hari

NONMEDIKAMENTOSA
Jaga kebersihan daerah yang mengalami
furunkel serta daerah sekitarnya.
Jangan memijit furunkel, terutama yang
letaknya di daerah hidung dan bibir atas
karena dapat menyebabkan penyebaran kuman
secara hematogen.
Bila furunkel terjadi di daerah yang tidak
umum, seperti pada hidung atau telinga, maka
berkolaborasilah dengan dokter untuk
melakukan insisi.

Jika mudah berkeringat, usahakan agar keringat


tersebut segera dikeringkan.
Biang keringat yang timbul pada kulit harus
dibersihkan dengan handuk basah.
Jaga kebersihan tubuh sepanjang hari dengan sering
mandi jika terlalu banyak keringat yang keluar.
Upayakan lingkungan di sekitar selalu bersih.
Ventilasi udara di ruangan harus cukup sehingga
ruangan tidak lembab.

Jangan kenakan dengan pakaian ketat atau dari


bahan yang tidak menyerap keringat.
Ganti pakaian dengan segera jika basah atau
kotor.
Jangan membubuhkan bedak pada kulit jika keluar
keringat.
Usahakan kebutuhan gizi selalu terpenuhi.

32

33

You might also like