You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting

adalah dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang tidak
kehabisan udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para
pekerja. oleh karena itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan
kebutuhan.Untuk mengantisipasi resiko-resiko diatas maka diperlukan alat-alat
keselamatan wajib, misalnya helm, lampu kepala dan lain-lain. Tetapi untuk
mengantisipasi gas-gas berbahaya diperlukan penangan secara khusus yang
apabila tidak dilakukan maka akan membahayakan keselamatan dan kesehatan
kerja pada tambang bawah tanah. Oleh karena itu untuk menetralisir gas-gas
yang tidak diinginkan dan membahayakan dibuat sebuah sistem pengaliran
udara atau ventilasi.

1.2

Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud
Maksud

dari kegiatan praktikum ini adalah, agar praktikan dapat

mengetahui dan memahami fungsi dari ventilasi pada tambang bawah tanah.
1.2.2 Tujuan
a.

Mengetahui kegiatan ventilasi

b.

Mengetahui dan memahami cara pengukuran-pengukuran yang dilakukan


pada praktikum ventilasi

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengenalan Alat
Dalam praktikum pengukuran laboratorium ventilasi ini digunakan

beberapa jenis peralatan, yaitu :.

2.1.1 Vane Anemometer


Alat ini digunakan untuk mengukur aliran udara yang berkecepatan
sedang. Vane Anemometer berbentuk kipas angin kecil. Prinsip kerjanya ialah
udara menggerakkan rotor dengan kecepatan proporsional dan operasi rotasinya
sesuai dengan counting system, yaitu beroperasi pada waktu tertentu dan
kecepatannya ditentukan dari total revolusi dibagi dengan waktu.
Metoda perhitungan kecepatan udara dengan anemometer dapat dibagi
menjadi 3, yaitu :
- Spot Reading, yaitu mengukur kecepatan aliran udara dalam duct pada titik-titik
tertentu
- Traversing, yaitu mengukur kecepatan aliran udara dalam duct berdasarkan
garis-garis melintang
- Division, yaitu mengukur kecepatan aliran
bagian-bagian.

udara dalam duct berdasarkan

Gambar 1.3
Vane Anemometer

2.1.2 Manometer
Fungsi manometer ialah untuk mengukurr perbedaan tekanan yang tidak
terlalu besar. Prinsip kerja dari manometer yaitu dengan mengisi fluida bukan air
kedalam manometer. Bentuk manometer sederhana adalah tabung vertikal U
yang diisi dengan air setengahnya, kedua kaki tabung dihubungkan dengan pito
tube pada titik yang akan diukur perbedaan tekanannya oleh sebuah tabung
plastik, setelah dihubungkan maka cairan akan mengalir ke tempat yang lebih
rendah.

Gambar 1.4
Manometer

2.1.3 Pitot Tube


Pitot

tube

digunakan

untuk

mengukur

kehilangan

aliran

udara

berkecepatan tinggi dan sering dijumpai pada pesawat terbang. Pitot tube
bekerja berdasarkan asas bernouli yang terdiri dari dua pipa konsentris yang
berbentuk L. Pipa bagian dalam mempunyai ujung muka yang terbuka tempat
aliran udara masuk. Sedangkan pipa bagian luar tertutup ujungnya yang
disekeliling ujungnya terdapat lubang-lubang kecil tempat aliran udara masuk.
Head aliran udara yang melalui pitot tube diukur oleh manometer yang
dihubungkan dengan selang-selang plastik. Head yang diukur adalah total head,
static head dan velocity head.

Gambar 1.5
Pitot Tube

2.1.4 Sling Psychrometer


Alat ini digunakan untuk mengukur kelembaban udara dalam ruang
terbuka. Sling psychrometer terdiri dari dua buah termometer air raksa yang
tujuannya untuk mengukur temperatur cembung kering (dry bulb) dan cembung
basah (wet bulb). Pada prinsipnya temperatur cembung kering adalah ukuran
panas sensibel di atmosfir. Untuk kondisi jenuh, penguapan tidak terjadi dan
temperatur cembung basah dan kering akan sama. Bila kondisi tidak jenuh, air
akan menguap dari permukaan termometer cembung basah dengan laju tertentu
yang sebenarnya berbanding terbalik dengan tekanan uap dari uap air yang
berada di udara. Penguapan akan mendinginkan
temperatur akan turun.

ujung termometer dan

Gambar 1.5
Sling psychrometer

2.1.5 Regulator
Regulator merupakian pembatas berbentuk persegi yang ditengahtengahnya terdapat lubang dengan dimensi yang berbeda-beda. Berfungsi untuk
mengatur besar kecil tekanan udara di dalam duct.

BAB III
PROSEDUR DAN PEMBAHASAN

3.1

Prosedur Percobaan

3.1.1

Pengukuran Kelembaban Udara Dalam Ruang


Adapun prosedur percobaan untuk pengukuran kelembaban udara dalam

ruang adalah sebagai berikut :


1. Perhatikan bahwa reservoir dari termometer cembung basah telah dibasahi
air dan reservoir termometer cembung kering tidak basah.
2. Sling Psychrometer diputar paling sedikit 200 x per menit, selama kurang
lebih setengah menit.
3. Baca secepatnya temperatur pada kedua termometer tersebut.
4. Jaga jangan sampai dry bulb terpanasi oleh tangan, sinar-sinar lainnya,
pernafasan ataupun panas badan.
5. Ulangi percobaan tersebut sampai didapat suatu harga yang konstan.
6. Catat pada table yang telah disediakan.

3.1.2

Pengukuran Kelembaban Udara Dalam Saluran Udara


Adapun prosedur percobaan untuk pengukuran kelembaban udara dalam

saluran udara adalah sebagai berikut :


1. Pastikan bahwa reservoir dari termometer bola basah telah terisi oleh air dan
temperatur bola kering dijaga agar tetap dalam kondisi kering.
2. Tunggu beberapa saat sampai keadaan aliran udara di dalam duct stabil.
3. Baca temperature pada masing-masing thermometer, catat pada table yang
telah disediakan
4. Lakukan poin 1 dan 2 diatas pada tiap kondisi pemasangan regulator yang
berbeda.

3.1.3

Pengukuran Kecepatan Aliran Udara Pada Saluran Udara


Pengukuran tekanan udara terdiri dari 3 jenis tekanan, yaitu static head,

total head, dan velocity head. Langkah langkah pengukuran adalh sebagai
berikut :

a.
-

Velocity head
Hubungkan kedua ujung manometer pada ujung-ujung total pressure dan
static pressure pada pitot tube dengan menggunakan selang plastic.

Tunggu sampai fluida dalam manometer tidak bergerak lagi.

Baca selisih ketinggian fluida dalam manometer, catat pada table yang telah
disediakan

Nilai selisih tersebut selalu positif.

b.
-

Static head
Hubungkan salah satu ujung manometer dengan ujung static pressure pada
pitot tube dengan menggunakan selang plastic.

Tunggu sampai fluida dalam manometer tidak bergerak lagi.

Baca selisih ketinggian fluida dalam manometer, catat pada table yang telah
disediakan

c.

Total Head
Nilai total head didapat dengan menjumlah nilai velocity head dan static

head, atau bias juga dengan langkah-langkah sebagi berikut :


-

Hubungkan salah satu ujung manometer dengan ujung total pressure pada
pitot tube dengan menggunakan selang plastic

Tunggu sampai fluida dalam manometer tidak bergerak

Baca selisih ketinggian fluida dalam manometer, catat pada table yang telah
disediakan

3.1.4

Pengukuran Tekanan Udara Dengan Pitot Tube


Lakukan pengukuran pengukuran di atas pada tiap kondisi pemasangan

regulator yang berbeda. Cara penyambungan untuk mengukur setiap jenis


tekanan dapat dilihat pada gambar 3.1

gambar 3.1

cara pengukuran head dengan pitot tube

3.1.5

Kondisi Pengukuran
Pengukuran dilakukan pada kondisi-kondisi tertentu yaitu :

a.

Kondisi A seri

1.

Pemasangan fan axial (Fa)

2.

Atur

jalur

alir

udara

secara

seri

dengan menutup bagian-bagian

percabangan dalam duct.


3.
b.

Titik yang diukur yaitu A1, A2, A3 dan A5


Kondisi A Paralel

1.

Pemasangan fan axial (Fa)

2.

Atur

jalur

alir

udara

secara

seri

dengan menutup bagian-bagian

percabangan dalam duct.


3.
c.

Titik yang diukur yaitu A3, A4, dan A5


Kondisi B Seri

1.

Pemasangan fan axial (Fa) dengan kode A dan fan auxiliary (Fau)

2.

Selanjutnya sama dengan kondisi A seri (lihat gambar 2.4)

d.

Kondisi B Parallel

1.

Pemasangan fan axial (Fa) dengan kode A dan fan auxiliary (Fau)

2.

Selanjutnya sama dengan kondisi A Parallel (lihat gambar 2.5)

3.2

Hasil Pengukuran

3.2.1

Data Pengukuran Head, Kecepatan dan Temperatur


Tabel 3.1
Kondisi A Seri Di Titik 1
T Basah Ruangan :

SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA1

24

HTT1
1,5
1,3
1,1
1,3

HTB1
0,3
0,6
0,7
1,2

T Kering Ruangan :
HSA1

1,7
0,6
1
1,1

HST1
0,8
1,2
1,4
1,3

HSB1
0,6
0,8
1,1
1,2

HVA1
0,7
1,2
1,4
1,3

26

HVT1
0,3
0,1
0,1
0,1

HVB1
0,7
0,2
0,2
0,1

P. Barometer :
V1.1

0,6
0,1
0,2
0,1

V1.2
2,3
1,9
1,6
1,4

V1.3
1,8
1,6
1,2
0,9

V1.4
0,5
0,8
0,3
1,2

V1.5
0,6
0,7
0,3
1,1

tb

tk

1,8
0,9
0,9
0,3

24
25
24
25

26
26
27
27

Tabel 3.2
Kondisi A Seri Di Titik 2
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA2

25

HTT2
0,3
0,4
0,4
0,6

HTB2
0,3
0,2
0,6
0,7

T Kering Ruangan :
HSA2

0,7
0,2
0,2
0,5

HST2
0,5
0,8
0,9
0,8

HSB2
0,1
0,5
0,6
0,8

HVA2
0,4
0,8
0,7
1

27

HVT2
0,4
0,5
0,5
0,6

HVB2
0,2
0,3
0,5
0,6

P. Barometer :
V2.1

0,2
0,5
0,3
0,5

V2.2
2,1
0,7
0,2
0,1

V2.3
2,4
1,3
0,4
0,2

V2.4
3
1,5
0,6
0,3

V2.5
3,2
2
0,8
0,5

tb

tk

3,7
2,8
1,1
0,8

23
25
26
25

25
27
27
27

Tabel 3.3
Kondisi A Seri Di Titik 3
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA3

23

HTT3
0,9
0,2
1
0,8

HTB3
0,8
0,2
0,9
1,1

T Kering Ruangan :
HSA3

0,7
1
0,9
1

HST3
0,1
0,1
0,3
0,2

HSB3
0,3
0,2
0,7
0,6

HVA3
0,4
0,2
0,6
0,3

25

HVT3
0,6
0,7
0,9
1,2

HVB3
0,9
1
0,6
0,7

P. Barometer :
V3.1

0,6
0,9
0,5
0,6

V3.2
3,5
1,4
0,6
0,3

V3.3
3,2
1,5
0,7
0,3

V3.4
3,1
1,9
0,7
0,2

V3.5
3,1
1,8
0,7
0,2

tb

tk

3
1,7
0,8
0,2

23
25
24
24

25
26
25
26

Tabel 3.4
Kondisi A Seri Di Titik 6
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA6

25

HTT6
0,2
0,4
0,4
0,2

HTB6
0,2
0,3
0,1
0,4

T Kering Ruangan :
HSA6

0,3
0,4
0,1
0,5

HST6
0,2
0,2
0,1
0,3

HSB6
0,5
0,1
0,3
0,1

HVA6
0,2
0,2
0,2
0,5

27

HVT6
0,3
0,2
0,3
0,3

HVB6
0,3
0,1
0,2
0,2

P. Barometer :
V6.1

0,3
0,2
0,2
0,4

V6.2
0,8
2,3
2
1,1

V6.3
2,3
3
3,1
1,4

V6.4
3,9
3,4
3,3
1,6

V6.5
4,8
3,7
3,1
0,5

tb

tk

5,2
3,9
2
0,3

25
26
25
24

26
27
26
25

Tabel 3.5
Kondisi B Seri Di Titik 1
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA1
1,4
1,2
1,6
1,7

21

HTT1
0,5
0,8
0,9
1,5

HTB1
0,8
1,8
1,4
1,2

T Kering Ruangan :
HSA1
0,6
1,4
1,2
1,3

HST1
0,3
0,8
1,1
1,2

HSB1
1,2
1,3
1,4
1,3

HVA1
0,1
0,2
0,3
0,1

25

HVT1
0,2
0,1
0,2
0,1

HVB1
0,1
0,1
0,2
0,1

P. Barometer :
V1.1
6,1
1,7
1,1
0,3

V1.2
2,0
0,7
0,4
0,7

V1.3
3,5
0,7
0,8
1,4

V1.4
2,2
1,4
0,9
1,0

V1.5
3,6
0,2
0,9
0,5

tb
24
25
23
26

tk
26
27
25
28

Tabel 3.6
Kondisi B Seri Di Titik 2
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA2

21

HTT2
0,4
0,5
0,4
0,4

HTB2
0,3
0,5
0,4
0,3

T Kering Ruangan :
HSA2

0,4
0,5
0,4
0,4

HST2
0,5
0,3
0,2
0,5

HSB2
0,3
0,2
0,2
0,7

HVA2
0,4
0,2
0,4
0,4

25

HVT2
0,8
0,3
0,3
0,1

HVB2
0,4
0,3
0,2
0,6

P. Barometer :
V2.1

0,6
0,4
0,2
0,8

V2.2
2
1,3
0,3
0,3

V2.3
1,5
1,1
0,2
0,2

V2.4
1,4 1,8
0,9
0,4
0,1

V2.5
2,5
1,5
0,5
0,5

tb
2
1,5
0,8

tk
26
25
25
26

27
26
26
27

Tabel 3.7
Kondisi B Seri Di Titik 3
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA3

22

HTT3
1
1,3
0,9
1,3

HTB3
1,1
1,2
1,2
1,4

T Kering Ruangan :
HSA3

0,7
1,4
1
1,1

HST3
0,2
0,2
0,1
0,1

HSB3
0,3
0,1
0,3
0,2

HVA3

25

HVT3

0,2
0,2
0,1
0,1

1,1
1,2
1
1,3

HVB3
1,2
1,3
1,3
1,3

P. Barometer :
V3.1

0,6
1
1,2
1

V3.2
2
1,2
0,5
0,8

V3.3
1,6
1,4
0,6
0,6

V3.4
2,4
1,5
0,7
0,4

V3.5
2,6
1,6
0,6
0,3

tb

tk

2,5
1,7
0,8
0,4

24
25
26
25

26
26
27
26

Tabel 3.8
Kondisi B Seri Di Titik 6
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA6
0,2
0,4
0,2
0,1

23

HTT6
0,7
0,6
0,5
0,3

HTB6
0,9
0,2
0,2
0,1

T Kering Ruangan :
HSA6

HST6
1 0,4
0,4
0,1
0,1

0,4
0,4
0,1

HSB6
0,5
0,3
0,1
0,1

HVA6
0,7
0,3
0,1
0,1

27

HVT6
0,3
0,3
0,3
0,4

HVB6
0,1
0,2
0,2
0,1

P. Barometer :
V6.1

V6.2
3,5
2,2
1,5
2,5

V6.3
3,2
2
2,6
2,2

V6.4
3,1
1,8
3,2
2

V6.5
3,1
1
1,8
1,9

tb

tk

3
0,8
1
2,3

26
26
26
26

27
27
27
27

Tabel 3.9
Kondisi A Paralel Di Titik 3
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA3
0,4
0,6
0,5
0,3

1,5

HTT3
0,4
0,4
0,2
0,5

T Kering Ruangan :

HTB3
0,4
0,5
0,1
0,5

HSA3
0,1
0,1
0,1
0,1

HST3
0,1
0,1
0,1
0,1

HSB3
0,5
0,1
0,1
0,1

HVA3
0,5
0,4
0,4
0,4

23

HVT3
0,4
0,3
0,2
0,3

HVB3
0,4
0,2
0,3
0,5

P. Barometer :
V3.1
2,3
1,8
2,1
1,2

V3.2
1,8
1,6
1,3
1,1

V3.3
1,7
1,5
1,0
0,6

V4.2
1,1
1,6
1,9
1,9

V4.3
0,7
1,4
1,2
1,4

V3.4
1,7
1,3
0,6
0,3

V3.5
1,6
0,8
0,3
0,1

tb
25
25
26
24

tk
26
26
27
26

Tabel 3.10
Kondisi A Paralel Di Titik 4
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA4
0,4
0,5
0,4
0,6

21

HTT4
0,4
0,2
0,4
0,5

HTB4
0,5
0,4
0,4
0,4

T Kering Ruangan :
HSA4
0,2
0,4
0,2
0,3

HST4
0,3
0,1
0,3
0,3

HSB4
0,3
0,2
0,2
0,3

HVA4
0,2
0,1
0,2
0,3

25

HVT4
0,1
0,1
0,1
0,2

HVB4
0,2
0,2
0,2
0,1

P. Barometer :
V4.1
1,2
1,9
2,4
2,2

V4.4
0,6
1
0,9
0,9

V4.5
0,4
0,7
0,7
0,6

tb

tk
24
25
24
25

25
26
25
26

Tabel 3.11
Kondisi A Paralel Di Titik 5
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA5

T Kering Ruangan :

HTT5
0,2
0,1
0,1
0,1

HTB5
0,4
0,4
0,5
0,4

HSA5
0,2
0,2
0,2
0,2

HST5
0,1
0,1
0,2
0,1

HSB5
0,2
0,3
0,3
0,3

HVA5
0,1
0,2
0,1
0,1

P. Barometer :

HVT5
0,2
0,1
0,2
0,2

HVB5
0,4
0,5
0,5
0,4

V5.1
0,2
0,3
0,2
0,3

V5.2
1,2
1,9
2,3
2,4

V5.3
1,2
1,7
2,2
2,3

V5.4
1,1
1,2
1,4
1,5

V3.5
0,9
1
0,7
0,7

tb

tk

0,7
1
0,5
0,5

25
25
25
24

26
26
26
25

Tabel 3.12
Kondisi B Pararel Di Titik 3
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA3
0,3
0,2
0,1
0,3

HTT3
0,4
0,3
0,2
0,2

16
HTB3
0,4
0,2
0,1
0,2

T Kering Ruangan :
HSA3
0,5
0,4
0,5
0,7

HST3
0,6
0,5
0,7
0,6

HSB3
0,6
0,4
0,6
0,6

HVA3
0,2
0,1
0,3
0,4

HVT3
0,2
0,1
0,2
0,3

26
HVB3
0,1
0,1
0,5

P. Barometer :
V3.1
1,9
1,8
1,2
1,3

V3.2
1,7
1,5
1,1
1,2

V3.3
1,6
1,3
0,8
0,5

V4.2
1,4
1,7
2,1
2,2

V4.3
1,1
1,2
1,2
1,7

V3.4
1,5
1,1
0,5
0,3

26
V3.5
1,3
0,8
0,4
0,1

tb
25,5
24
26
26,5

tk
26
25
26,5
27

Tabel 3.13
Kondisi B Pararel Di Titik 4
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

HTA4
1,5
1
1
0,9

HTT4
1,6
1,7
0,8
0,8

22
HTB4
1,4
1,2
0,8
0,7

T Kering Ruangan :
HSA4
0,5
0,7
0,6
0,7

HST4
0,6
0,6
0,5
0,4

HSB4
0,6
0,4
0,6
0,5

HVA4
1
0,3
0,4
0,7

HVT4
1
0,7
1
0,6

25
HVB4
0,8
0,8
0,9
0,5

P. Barometer :
V4.1
1,5
2
2,6
2,8

V4.4
0,6
0,7
0,8
1,1

V4.5
0,3
0,5
0,5
0,8

tb

tk
25
26
26
25

26
28
28
26

Tabel 3.14
Kondisi B Pararel Di Titik 5
T Basah Ruangan :
SD
AAUR0
AAUR1
AAUR2
AAUR3

3.2.2

HTA5

T Kering Ruangan :

HTT5
0,2
0,2
0,1
0,2

HTB5
0,3
0,6
0,2
0,3

HSA5
0,2
0,4
0,1
0,2

HST5
0,1
0,2
0,1
0,1

HSB5
0,2
0,2
0,2
0,2

HVA5
0,1
0,1
0,1
0,1

P. Barometer :

HVT5
0,2
0,1
0,1
0,2

HVB5
0,2
0,4
0,2
0,3

V5.1
0,1
0,2
0,1
0,1

V5.2

V5.3

1,2
1,3
0,9
0,9

2,4
2,6
1,6
1,4

V5.4
2,5
2,32
2,1
2,2

V3.5
1,9
2,1
2,1
2,2

tb
1,8
2
2,2
2,5

tk
27
26
25
24

28
27
27
27

Data Dimensi Regulator


Tabel 3.15
Pengukuran Dimensi Regulator

Regulator
R0
R1
R2
R3

3.2.3

A1 (cm)
P
30,5
30,5
30,5
30,5

L
28,5
28,5
28,5
28,5

DIMENSI REGULATOR
A2 (cm)
A1 (cm) A1 (m)
P
L
869,25 0,08693
19,5
19,5
869,25 0,08693
14,5
14,5
869,25 0,08693
9,5
9,5
869,25 0,08693
4,5
4,5

A2 (cm)

A2 (m)

380,25
210,25
90,25
20,25

0,038025
0,021025
0,009025
0,002025

0,66139706
0,49180807
0,32221908
0,15263009

Data Dimensi Duct


Tabel 3.16
Dimensi Duct

DIMENSI TITIK PENGUKURAN


Titik
Tinggi
Lebar
Luas
Pegamatan
(m)
(m)
(m)
1
0,55
0,5
0,275
2
0,3
0,3
0,09
3
0,3
0,3
0,09
4
0,3
0,3
0,09
5
0,3
0,3
0,09
6
0,3
0,3
0,09

3.2.4

Data Pola Aliran Udara


Tabel 3.17
Data Pola Aliran Udara

Kondisi

Titik
1

2
A Seri
3

2
B Seri
3

A Paralel

B Paralel

SD
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3

POLA ALIRAN UDARA


V rata-rata (m/s)
D (m)
A (m)
1,4
0,55
0,275
1,18
0,55
0,275
0,86
0,55
0,275
0,98
0,55
0,275
2,88
0,3
0,09
1,66
0,3
0,09
0,62
0,3
0,09
0,38
0,3
0,09
3,18
0,3
0,09
1,66
0,3
0,09
0,7
0,3
0,09
0,24
0,3
0,09
3,4
0,3
0,09
3,26
0,3
0,09
2,7
0,3
0,09
0,98
0,3
0,09
3,48
0,55
0,275
0,94
0,55
0,275
0,82
0,55
0,275
0,78
0,55
0,275
1,84
0,3
0,09
1,36
0,3
0,09
0,58
0,3
0,09
0,38
0,3
0,09
2,22
0,3
0,09
1,48
0,3
0,09
0,64
0,3
0,09
0,5
0,3
0,09
3,18
0,3
0,09
1,56
0,3
0,09
2,02
0,3
0,09
2,18
0,3
0,09
1,82
0,3
0,09
1,4
0,3
0,09
1,06
0,3
0,09
0,66
0,3
0,09
0,8
0,3
0,09
1,32
0,3
0,09
1,42
0,3
0,09
1,4
0,3
0,09
1,02
0,3
0,09
1,36
0,3
0,09
1,42
0,3
0,09
1,48
0,3
0,09
1,6
0,3
0,09
1,3
0,3
0,09
0,8
0,3
0,09
0,68
0,3
0,09
0,98
0,3
0,09
1,22
0,3
0,09
1,44
0,3
0,09
1,72
0,3
0,09
1,96
0,3
0,09
2,064
0,3
0,09
1,78
0,3
0,09
1,84
0,3
0,09

Q (m/det)
0,385
0,325
0,237
0,270
0,259
0,149
0,056
0,034
0,286
0,149
0,063
0,022
0,306
0,293
0,243
0,088
0,957
0,259
0,226
0,215
0,166
0,122
0,052
0,034
0,200
0,133
0,058
0,045
0,286
0,140
0,182
0,196
0,164
0,126
0,095
0,059
0,072
0,119
0,128
0,126
0,092
0,122
0,128
0,133
0,144
0,117
0,072
0,061
0,088
0,110
0,130
0,155
0,176
0,186
0,160
0,166

Re (m/s)
51805,6
43664,72
31823,44
36263,92
58129,92
33505,44
12514,08
7669,92
64185,12
33505,44
14128,8
4844,16
68625,6
65799,84
54496,8
19780,32
128773,92
34783,76
30343,28
28863,12
37138,56
27450,24
11706,72
7669,92
44808,48
29872,32
12917,76
10092
64185,12
31487,04
40771,68
44001,12
36734,88
28257,6
21395,04
13321,44
16147,2
26642,88
28661,28
28257,6
20587,68
27450,24
28661,28
29872,32
32294,4
26239,2
16147,2
13725,12
19780,32
24624,48
29064,96
34716,48
39560,64
41659,776
35927,52
37138,56

Pola Aliran
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN
TURBULEN

3.2.5

Data Head Tekanan Rata - Rata


Tabel 3.18
Data Head Tekanan Rata - Rata

Kondisi

Titik

2
A Seri
3

2
B Seri
3

A Paralel

B Paralel

SD
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3

A
1,5
1,3
1,1
1,3
0,3
0,4
0,4
0,6
0,9
0,2
1
0,8
0,2
0,4
0,4
0,2
1,4
1,2
1,6
1,7
0,4
0,5
0,4
0,4
1
1,3
0,9
1,3
0,2
0,4
0,2
0,1
0,4
0,6
0,5
0,3
0,4
0,5
0,4
0,6
0,2
0,1
0,1
0,1
0,3
0,2
0,1
0,3
1,5
1
1
0,9
0,2
0,2
0,1
0,2

HT (mm)
T
0,3
0,6
0,7
1,2
0,3
0,2
0,6
0,7
0,8
0,2
0,9
1,1
0,2
0,3
0,1
0,4
0,5
0,8
0,9
1,5
0,3
0,5
0,4
0,3
1,1
1,2
1,2
1,4
0,7
0,6
0,5
0,3
0,4
0,4
0,2
0,5
0,4
0,2
0,4
0,5
0,4
0,4
0,5
0,4
0,4
0,3
0,2
0,2
1,6
1,7
0,8
0,8
0,3
0,6
0,2
0,3

B
1,7
0,6
1
1,1
0,7
0,2
0,2
0,5
0,7
1
0,9
1
0,3
0,4
0,1
0,5
0,8
1,8
1,4
1,2
0,4
0,5
0,4
0,4
0,7
1,4
1
1,1
0,9
0,2
0,2
0,1
0,4
0,5
0,1
0,5
0,5
0,4
0,4
0,4
0,2
0,2
0,2
0,2
0,4
0,2
0,1
0,2
1,4
1,2
0,8
0,7
0,2
0,4
0,1
0,2

HEAD (HT, HS, HV) RATA-RATA


HS (mm)
HT RataH Total
Rata
A
T
B
(mm)
1,167
0,431
0,8
0,6
0,7
0,833
0,308
1,2
0,8
1,2
0,933
0,345
1,4
1,1
1,4
1,200
0,443
1,3
1,2
1,3
0,433
0,160
0,5
0,1
0,4
0,267
0,099
0,8
0,5
0,8
0,400
0,148
0,9
0,6
0,7
0,600
0,222
0,8
0,8
1
0,800
0,296
0,1
0,3
0,4
0,467
0,172
0,1
0,2
0,2
0,933
0,345
0,3
0,7
0,6
0,967
0,357
0,2
0,6
0,3
0,233
0,086
0,2
0,5
0,2
0,367
0,135
0,2
0,1
0,2
0,200
0,074
0,1
0,3
0,2
0,367
0,135
0,3
0,1
0,5
0,900
0,333
0,6
0,3
1,2
1,267
0,468
1,4
0,8
1,3
1,300
0,480
1,2
1,1
1,4
1,467
0,542
1,3
1,2
1,3
0,367
0,135
0,5
0,3
0,4
0,500
0,185
0,3
0,2
0,2
0,400
0,148
0,2
0,2
0,4
0,367
0,135
0,5
0,7
0,4
0,933
0,345
0,2
0,3
0,2
1,300
0,480
0,2
0,1
0,2
1,033
0,382
0,1
0,3
0,1
1,267
0,468
0,1
0,2
0,1
0,600
0,222
1
0,4
0,5
0,400
0,148
0,4
0,4
0,3
0,300
0,111
0,4
0,1
0,1
0,167
0,062
0,1
0,1
0,1
0,400
0,148
0,1
0,1
0,5
0,500
0,185
0,1
0,1
0,1
0,267
0,099
0,1
0,1
0,1
0,433
0,160
0,1
0,1
0,1
0,433
0,160
0,2
0,3
0,3
0,367
0,135
0,4
0,1
0,2
0,400
0,148
0,2
0,3
0,2
0,500
0,185
0,3
0,3
0,3
0,267
0,099
0,1
0,2
0,1
0,233
0,086
0,1
0,3
0,2
0,267
0,099
0,2
0,3
0,1
0,233
0,086
0,1
0,3
0,1
0,367
0,135
0,5
0,6
0,6
0,233
0,086
0,4
0,5
0,4
0,133
0,049
0,5
0,7
0,6
0,233
0,086
0,7
0,6
0,6
1,500
0,554
0,5
0,6
0,6
1,300
0,480
0,7
0,6
0,4
0,867
0,320
0,6
0,5
0,6
0,800
0,296
0,7
0,4
0,5
0,233
0,086
0,1
0,2
0,1
0,400
0,148
0,2
0,2
0,1
0,133
0,049
0,1
0,2
0,1
0,233
0,086
0,1
0,2
0,1

HS RataH Statis
Rata
(mm)
0,700
0,259
1,067
0,394
1,300
0,480
1,267
0,468
0,333
0,123
0,700
0,259
0,733
0,271
0,867
0,320
0,267
0,099
0,167
0,062
0,533
0,197
0,367
0,135
0,300
0,111
0,167
0,062
0,200
0,074
0,300
0,111
0,700
0,259
1,167
0,431
1,233
0,456
1,267
0,468
0,400
0,148
0,233
0,086
0,267
0,099
0,533
0,197
0,233
0,086
0,167
0,062
0,167
0,062
0,133
0,049
0,633
0,234
0,367
0,135
0,200
0,074
0,100
0,037
0,233
0,086
0,100
0,037
0,100
0,037
0,100
0,037
0,267
0,099
0,233
0,086
0,233
0,086
0,300
0,111
0,133
0,049
0,200
0,074
0,200
0,074
0,167
0,062
0,567
0,209
0,433
0,160
0,600
0,222
0,633
0,234
0,567
0,209
0,567
0,209
0,567
0,209
0,533
0,197
0,133
0,049
0,167
0,062
0,133
0,049
0,133
0,049

A
0,3
0,1
0,1
0,1
0,4
0,5
0,5
0,6
0,6
0,7
0,9
1,2
0,3
0,2
0,3
0,3
0,1
0,2
0,3
0,1
0,8
0,3
0,3
0,1
1,1
1,2
1
1,3
0,7
0,3
0,1
0,1
0,5
0,4
0,4
0,4
0,2
0,1
0,2
0,3
0,2
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,3
0,4
1
0,3
0,4
0,7
0,2
0,1
0,1
0,2

HV (mm)
T
0,7
0,2
0,2
0,1
0,2
0,3
0,5
0,6
0,9
1
0,6
0,7
0,3
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2
0,1
0,4
0,3
0,2
0,6
1,2
1,3
1,3
1,3
0,3
0,3
0,3
0,4
0,4
0,3
0,2
0,3
0,1
0,1
0,1
0,2
0,4
0,5
0,5
0,4
0,2
0,1
0,2
0,3
1
0,7
1
0,6
0,2
0,4
0,2
0,3

B
0,6
0,1
0,2
0,1
0,2
0,5
0,3
0,5
0,6
0,9
0,5
0,6
0,3
0,2
0,2
0,4
0,1
0,1
0,2
0,1
0,6
0,4
0,2
0,8
0,6
1
1,2
1
0,1
0,2
0,2
0,1
0,4
0,2
0,3
0,5
0,2
0,2
0,2
0,1
0,2
0,3
0,2
0,3
0,1
0,1
0,5
0,4
0,8
0,8
0,9
0,5
0,1
0,2
0,1
0,1

HV RataH
Rata
Velocity
(mm)
0,533
0,197
0,133
0,049
0,167
0,062
0,100
0,037
0,267
0,099
0,433
0,160
0,433
0,160
0,567
0,209
0,700
0,259
0,867
0,320
0,667
0,246
0,833
0,308
0,300
0,111
0,167
0,062
0,233
0,086
0,300
0,111
0,133
0,049
0,133
0,049
0,233
0,086
0,100
0,037
0,600
0,222
0,333
0,123
0,233
0,086
0,500
0,185
0,967
0,357
1,167
0,431
1,167
0,431
1,200
0,443
0,367
0,135
0,267
0,099
0,200
0,074
0,200
0,074
0,433
0,160
0,300
0,111
0,300
0,111
0,400
0,148
0,167
0,062
0,133
0,049
0,167
0,062
0,200
0,074
0,267
0,099
0,300
0,111
0,300
0,111
0,300
0,111
0,167
0,062
0,100
0,037
0,333
0,123
0,367
0,135
0,933
0,345
0,600
0,222
0,767
0,283
0,600
0,222
0,167
0,062
0,233
0,086
0,133
0,049
0,200
0,074

3.2.6

Data Kecepatan Rata Rata Aliran Udara


Tabel 3.19
Data Kecepatan Rata Rata Aliran Udara

Kondisi

Titik

2
A Seri
3

2
B Seri
3

A Paralel

B Paralel

SD
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3

KECEPATAN RATA-RATA ALIRAN UDARA


V (m/s)
1
2
3
4
2,3
1,8
0,5
0,6
1,9
1,6
0,8
0,7
1,6
1,2
0,3
0,3
1,4
0,9
1,2
1,1
2,1
2,4
3
3,2
0,7
1,3
1,5
2
0,2
0,4
0,6
0,8
0,1
0,2
0,3
0,5
3,5
3,2
3,1
3,1
1,4
1,5
1,9
1,8
0,6
0,7
0,7
0,7
0,3
0,3
0,2
0,2
0,8
2,3
3,9
4,8
2,3
3
3,4
3,7
2
3,1
3,3
3,1
1,1
1,4
1,6
0,5
6,1
2
3,5
2,2
1,7
0,7
0,7
1,4
1,1
0,4
0,8
0,9
0,3
0,7
1,4
1
2
1,5
1,4
1,8
1,3
1,1
0,9
1,5
0,3
0,2
0,4
0,5
0,3
0,2
0,1
0,5
2
1,6
2,4
2,6
1,2
1,4
1,5
1,6
0,5
0,6
0,7
0,6
0,8
0,6
0,4
0,3
3,5
3,2
3,1
3,1
2,2
2
1,8
1
1,5
2,6
3,2
1,8
2,5
2,2
2
1,9
2,3
1,8
1,7
1,7
1,8
1,6
1,5
1,3
2,1
1,3
1
0,6
1,2
1,1
0,6
0,3
1,2
1,1
0,7
0,6
1,9
1,6
1,4
1
2,4
1,9
1,2
0,9
2,2
1,9
1,4
0,9
1,2
1,2
1,1
0,9
1,9
1,7
1,2
1
2,3
2,2
1,4
0,7
2,4
2,3
1,5
0,7
1,9
1,7
1,6
1,5
1,8
1,5
1,3
1,1
1,2
1,1
0,8
0,5
1,3
1,2
0,5
0,3
1,5
1,4
1,1
0,6
2
1,7
1,2
0,7
2,6
2,1
1,2
0,8
2,8
2,2
1,7
1,1
1,2
2,4
2,5
1,9
1,3
2,6
2,32
2,1
0,9
1,6
2,1
2,1
0,9
1,4
2,2
2,2

5
1,8
0,9
0,9
0,3
3,7
2,8
1,1
0,8
3
1,7
0,8
0,2
5,2
3,9
2
0,3
3,6
0,2
0,9
0,5
2,5
2
1,5
0,8
2,5
1,7
0,8
0,4
3
0,8
1
2,3
1,6
0,8
0,3
0,1
0,4
0,7
0,7
0,6
0,7
1
0,5
0,5
1,3
0,8
0,4
0,1
0,3
0,5
0,5
0,8
1,8
2
2,2
2,5

V Rata-Rata
(m/s)
1,4
1,18
0,86
0,98
2,88
1,66
0,62
0,38
3,18
1,66
0,7
0,24
3,4
3,26
2,7
0,98
3,48
0,94
0,82
0,78
1,84
1,36
0,58
0,38
2,22
1,48
0,64
0,5
3,18
1,56
2,02
2,18
1,82
1,4
1,06
0,66
0,8
1,32
1,42
1,4
1,02
1,36
1,42
1,48
1,6
1,3
0,8
0,68
0,98
1,22
1,44
1,72
1,96
2,064
1,78
1,84

3.2.6

Data Kecepatan Rata Rata Aliran Udara


Tabel 3.19
Data Kecepatan Rata Rata Aliran Udara

Kondisi

Titik

2
A Seri
3

2
B Seri
3

A Paralel

B Paralel

SD
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3
AR0
AR1
AR2
AR3

KELEMBABAN RELATIF
T(C)
T(F)
Tb
Tk
Tb
Tk
24
26
75,2
78,8
25
26
77
78,8
24
27
75,2
80,6
25
27
77
80,6
23
25
73,4
77
25
27
77
80,6
26
27
78,8
80,6
25
27
77
80,6
23
25
73,4
77
25
26
77
78,8
24
25
75,2
77
24
26
75,2
78,8
25
26
77
78,8
26
27
78,8
80,6
25
26
77
78,8
24
25
75,2
77
24
26
75,2
78,8
25
27
77
80,6
23
25
73,4
77
26
28
78,8
82,4
26
27
78,8
80,6
25
26
77
78,8
25
26
77
78,8
26
27
78,8
80,6
24
26
75,2
78,8
25
26
77
78,8
26
27
78,8
80,6
25
26
77
78,8
26
27
78,8
80,6
26
27
78,8
80,6
26
27
78,8
80,6
25
27
77
80,6
25
26
77
78,8
25
26
77
78,8
26
27
78,8
80,6
24
26
75,2
78,8
24
25
75,2
77
25
26
77
78,8
24
25
75,2
77
25
26
77
78,8
25
26
77
78,8
25
26
77
78,8
25
26
77
78,8
24
25
75,2
77
25,5
26
77,9
78,8
24
25
75,2
77
26
26,5
78,8
79,7
26,5
27
79,7
80,6
25
26
77
78,8
26
28
78,8
82,4
26
28
78,8
82,4
25
26
77
78,8
27
28
80,6
82,4
26
27
78,8
80,6
25
27
77
80,6
24
27
75,2
80,6

Kelembaban
Relatif (%)
85
92
78
84
85
85
92
85
84
92
91
86
92
91
92
94
86
85
87
84
90
93
93
90
86
92
91
92
91
91
91
84
91
91
92
86
93
91
93
91
92
92
92
93
96
92
96
96
92
83
83
92
92
91
84
78

You might also like