You are on page 1of 15

EMPIEMA TORAKS

Definisi

Proses supurasi yang terjadi di dalam


rongga pleura, dimana rongga tersebut
secara anatomis sudah ada.

Etiologi
Infeksi
Intra paru :
-Pneumonia
-Abses paru
-Fistel bronkopleura
-Bronkiektasis
-Tuberkulosa paru
-Aktinomisis paru

Ekstra paru :
- Trauma toraks
- Pembedahan toraks
- Torakosentesis
- Abses subfrenik
( abses hati )
- Fistel esofagus pleura

PATOFISIOLOGI

Akibat invasi kuman piogenik ke pleura keradangan


akut diikuti pembentukan eksudat serus.
Bertambahnya sel-sel PMN (hidup/ mati) dan pe kadar
protein dalam cairan pleura cairan pleura menjadi
keruh & kental.
Endapan fibrin akan membentuk kantung-kantung yang
akhirnya akan melokalisasi pus.

Gejala Klinik

Stadium empiema akut


- Terjadi sekunder akibat infeksi ditempat lain ( bukan
primer di pleura).
- Awal gejala mirip pneumonia (demam dan nyeri
pleuritik).
- Dalam beberapa minggu timbul toksemia, anemia &
jari tabuh.
- Jika pus tidak segera dikeluarkan timbul fistel
bronkopleura (empiema nesesitasis).

Lanjutan Gejala Klinik

Tanda terbentuknya fistel bronkopleura : batuk makin


produktif, bercampur darah & nanah sehingga dapat
timbul sufokasi.
Empiema karena Pneumokok pneumonia timbul setelah
proses pneumonia membaik, sedangkan keradangan
streptokok pneumonia empiema timbul saat masih akut.
Pneumonia karena basil gram (-) misal E.coli/
bakteroides dapat menimbulkan empiema.

Gejala Klinik

Empiema kronik
- Disebut empiema kronik jika proses berlangsung > 3
bulan.
- Pada empiema kronik badan tampak lemah, kurus,
pucat, jari tabuh & ada tanda-tanda efusi pleura.
- Jika timbul fibrotoraks pada palpasi & foto toraks
tampak trakea & jantung tertarik ke sisi yang sakit dan
ditemukan tanda-tanda cairan pleura.

Radiologi
1.

2.

3.

4.

Terdapat tanda-tanda cairan dengan atau tanpa


kelainan paru yang jelas.
Jika tampak air fluid level, berarti disitu juga terdapat
udara, dapat disebabkan :
- Udara masuk saat torakosentesis.
- Udara masuk melalui fistel bronkopleura.
- Ada basil pembentuk gas (ex : Clostridium welchii).
Jika terjadi fibrosis, trakea/ mediastinum tertarik kesisi
yang sakit dan tampak penebalan pleura.
Kantong empiema dapat terbatas di satu tempat saja.

Bronkoskopi
-

Menentukan tumor/ benda asing di


intrabronkial.
Menentukan fistel bronkopleura ( dengan
menyuntikkan methylen blue)

Laboratorium
Kriteria untuk empiema & efusi parapneumonia dengan
komplikasi
1. pH < 7,0
2. Glukosa cairan pleura < 40 mg/ Dl
3. LDH > 1.000 IU/L
4. Lekosit > 15.000/ ml
Kriteria efusi parapneumonia tanpa komplikasi
1. Ph > 7,30
2. Glukosa cairan pleura > 60 mg/ Dl.
3. LDH < 1.000 IU/L
4. Lekosit < 10.000/ ml

Empiema Non TB
1.

2.

3.

4.

Mengeluarkan nanah sebanyak-banyaknya & secepat


mungkin (WSD, pungsi, reseksi costa / window)
Mengembangkan paru semaksimal mungkin (fisioterapi,
continuous wsd, bronkskopi, dekortikasi/ torakotomi)
Memperkecil rongga bekas empiema ( torakoplasti, air
plombage, muscle plombage, omentupexy)
Antibiotika yang adekuat ( sesuai sensitivity tes)

Empiema Non TB
Intervensi bedah dilakukan 2 minggu
sejak mrs & dipasang wsd serta didukung
obat-obatan yang masih sensitif.
Indikasi pemasangan wsd :
- Jika didapatkan pus secara makroskopis
- Jika kadar glukosa cairan pleura < 50
mg% atau Ph < 7,0 atau Ph cairan pleura
< 7,2 dan LDH > 1.000 IU/L

Empiema Non TB
Perhatikan dengan pemasangan wsd
diharapkan nanah keluar sebanyakbanyaknya dan paru dapat segera
mengembang sempurna.
Jika paru tidak mengembang
kemungkinan kerana wsd kinking atau
terdapat fistel bronkopleura, sehingga
dengan pemakaian antibiotik yang
adekuat diharapkan fistula dapat menutup
dan paru segera mengembang.

Empiema Non TB

Jika kemungkinan sudah ada pleura peel (fibrosis/


penebalan pleura) dapat dicoba dengan continuous
suction, jika tidak berhasil maka harus dilakukan operasi.
Jika ada sumbatan pada saluran napas dapat
dibersihkan dengan bronkoskopi ( bronkial toilet).
WSD dilepas jika paru sudah mengembang, cairan
sudah jernih dan jumlahnya < 50 cc/ 24 jam.

Empiema TB
Mengeluarkan nanah sebanyak-banyaknya dan secepat
mungkin.
2. Mengembangkan paru secepat mungkin.
3. Memperkecil rongga bekas empiema.
Intervensi bedah pada empiema TB jika :
- Sputum BTA (-)
- BTA cairan pleura (-)
Pasien mendapat OAT yang masih sensitif secara teratur
minimal 2 bulan.
Untuk mencapai BTA cairan pleura (-) dapat dilakukan
reseksi costa (window).
1.

You might also like