You are on page 1of 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Penanganan Sitostatika
A. Pengertian Sitostatika
Sitostatika adalah suatu pengobatan untuk mematikan sel sel
secara fraksional ( fraksi tertentu mati), sehingga 90 % berhasil daan 10
% tidak berhasil. (Hanifa Wignjosastro, 1997)
Bahan Sitostatika adalah zat/obat yang merusak dan membunuh sel
normal dan sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan
tumor malignan. Istilah sitostatika biasa digunakan untuk setiap zat yang
mungkin genotoksik, mutagenik, onkogenik, teratogenik, dan sifat
berbahaya lainnya. Sitostatika tergolong obat beresiko tinggi karena
mempunyai efek toksik yang tinggi terhadap sel, terutama dalam
reproduksi sel sehingga dapat menyebabkan karsinogenik, mutagenik dan
tertogenik. Oleh karena itu, penggunaan obat sitstatika membutuhkan
penanganan khusus untuk menjamin keamanan, keselamatan penderita,
perawat, profesional kesehatan, dan orang lain yang tidak menderita
sakit. Tujuan penanganan bahan sitostatika adalah untuk menjamin
penanganannya yang tepat dan aman di rumah sakit
Penanganan sitostatika harus memperhatikan :
1. Tehnik aseptik
2. Pemberian dalam biological safety cabinet
3. Petugas yang bekerja harus terlindungi
4. Jaminan mutu produk
5. Dilaksanakan oleh petugas yang terlatih
6. Adanya Protap
Standar kerja yang harus dipersiapkan meliputi :
1. Tehnik khusus penanganan sitostatika
2. Perlengkapan pelindung (baju, topi, masker, sarung tangan)
3. Pelatihan petugas
4. Penandaan, pengemasan, transpotasi
5. Penanganan tumpahan obat sitostatika

6. Penanganan limbah
Contoh Prosedur tetap penanganan sitostatika yang aman terdiri
dari :
1. Persiapan
Bahan

: obat sitostatika, pelarut

Alat

: spuit, jarum, baju, sarung tangan, masker, topi, sarung kaki

2. Protap ruang aseptik


3. Protap pengerjaan dalam ampul
4. Protab pertolongan pertama jika terjadi kecelakaan saat penyiapan
sitostatika
5. Protap penanganan jika obat jatuh dan pecah
6. Protap penanganan limbah sitostatika
Sarana dan Prasarana yang diperlukan untuk penanganan sitostatika
a. Ruang
1. Persyaratan Ruang Aseptik
- Ruang tidak ada sudut atau siku
- Dinding terbuat dari epoksi
- Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100, 1000, 10.000
partikel/liter
- Aliran udara diketahui dan terkontrol
- Tekanan ruangan diatur
- Suhu dan kelembaban udara terkontrol (suhu : 18-22 derajat
celcius dan kelembaban 35-50%)
- Ada Hepa filter
2. Ruang Transisi
Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang
aseptik, di ruanngan ini petugas menggunakan perlengkapan steril
3. Ruang Cuci Tangan
Ruangan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum
dan sesudah melakukan penanganan obat sitostatatika

b. Alat
1. Pass Box
Jendela antara ruang administrasi dan ruang aseptik berfunsi
untuk keluar masuknya obat kedalam ruang aseptik
2. Laminan Air Flow (LAF)
LAF yang digunakan untuk pecampuran sitostatika adalah tipe
: Biological Safety Cabinet (BSC). Validasi hepa filter dilakukan
setiap 6 bulan dengan jalan kalibrasi. Hepa filter diganti setiap 4
tahun sekali. Aliran udara yang masuk kedalam LAF harus konstan
3. Kelengkapan APD ( Alat pelindung diri)
Kelengkapan ini terdiri dari :
a. Baju

: Terbuat dari bahan yang tidak mengandung


serat harus menutupi seluruh anggota badan
kecuali muka

b. Topi

: Harus menutupi kepala sampai leher

c. Masker

: Harus mempunyai kaca plastik

d. Sarung tangan

: Digunakan rangkap dua dan terbuat dari


bahan latex

e. Sepatu

: terbuat dari bahan yang tidak tembus benda


tajam

4. Biological Safety cabinet (BSC)


Alat ini digunakan untuk pencampuran sitostatika yang
berfungsi untuk melindungi petugas, materi yang dikerjakan dan
lingkungan sekitar. Prinsip kerja dari alat ini adalah : tekanan udara
di dalam lebih negatif dari dari tekanan udara diluar sehingga
aliran udara bergerak dari luar ke dalam BSC. Didalam BSC udara
bergerak vertikal membentuk barier sehingga jika ada peracikan
obat sitostatika tidak terkena petugas. Untuk validasi alat ini harus
dikalibrasi setiap 6 bulan. (depkes, 2009)

B. Tujuan Pemberian Kemoterapi


- Meringankan gejala
- Mengontrol pertumbuhan sel- sel kanker
C. Cara Pemberian
Cara

pemberian

obat

sitostatika

dapat

dilakukan

secara

1. PO : Per Oral
2. SC : Sub Cutan
3. IM : Intra Muscular
4. IV : Intra Vena
5. IT : Intra Thecal
6. IP : Intra Peritoneal / Pleural
Pemilihan vena dan tempat penusukan
Pemilihan vena dan arteri yang tepat serta peralatan yang harus
dipakai ditentukan oleh usia pasien, status vena dan obat yang diberikan
melalui infus. Lakukan pemilihan vena diatas area yang lentur serta
pemilihan iv cateter yang paling pendek dan ukurannya yang paling kecil
yang sesuai. Vena yang sering digunakan adalah : Basillic, cephalica dan
metakarpal. Tempat penusukan harus diganti setiap 72 jam dan vena yang
cocok untuk penusukan terasa halus dan lembut, tidak keras dan menonjol
serta memilih vena yang cukup lebar untuk tempat peralatan, media
kemoterapi dapat membuat iritasi pada vena dan jarigan lunak
Prosedur Kerja Penanganan Obat sitostatika
Sebelum kita memulai melaksanakan kegiatan preparasi obat
sitostatika yang aman dan menghasilkan produk yang bermutu, harus
disusun dahulu standar prosedur kerja sebagai pedoman petugas dalam
melaksanakan kegiatan.
Standar Prosedur Kerja meliputi :
-

Fasilitas fisik yang dibutuhkan untuk melindungi operator dan produk

Pakaian pelindung yang melindungi operator dan produk

Prosedur pelatihan untuk personal

Teknik khusus yang diperlukan untuk safe handling cytotoxic

Prosedur pembersihan tumpahan obat

Prosedur pemberian label, pengemasan, transportasi dan pembuangan


limbah cytotoxic

1. Fasilitas Fisik
Australian standard 2639 mensyaratkan menggunakan Cytotoxic
Drugs Safety Cabinet (CDSC) yang diletakkan dalam Clean Room.
CDSC dan Clean Room dilengkapi dengan HEPA Filter. Cytotoxic
Drugs Safety Cabinet yang digunakan bisa Type ISOLATOR atau
Biological Safety Cabinet dengan aliran Vertikal. Tekanan Udara di
dalam CDSC lebih negatif dibanding didalam Clean Room dan tekanan
udara didalam Clean lebih positif dibandingkan diluar. Transportasi
keluar masuknya obat-obatan dan alat-alat pendukung preparasi obat
dilakukan melalui Pass Box, untuk meminimalkan kontaminasi udara
kedalam clean room. Komunikasi petugas didalam clean room dengan
petugas diluar dilakukan dengan intercom.
Perawatan Cytotoxic Drugs Safety Cabinet & Clean Room :
-

Cytogard dibersihkan setiap hari dengan desinfectant atau detergent

Desinfeksi clean room dilakukan 1 kali seminggu.

Uji mikrobiologi dilakukan secara periodik untuk memeriksa


apakah HEPA Filter bekerja dengan baik sehingga dapat menjaga
sterilitas sediaan

Pengukuran jumlah partikel didalam Cytogard maupun dalam clean


room dilakukan secara periodic.

2. Pakaian Pelindung
Pakaian ( Gown )
-

Pakaian terdiri dari pakaian dalam dan pakaian luar

Pakaian Pelindung (pakaian luar) harus terbuat dari material yang


tidak melepaskan debu dan serat.

Bahan yang digunakan tidak tembus oleh cairan

Pakaian pelindung dibuat lengan panjang dengan manset elastik


pada tangan dan kaki

Sarung tangan
-

Sarung tangan yang digunakan double untuk melindungi jika


terjadi tusukan dan harus menutupi manset baju.

Sarung tangan yang dipakai harus bebas dari bedak, untuk


menghindari partikel tersebut masuk kedalam vial.

Sarung tangan yang robek harus segera diganti

Tutup Kepala
Tutup kepala harus dapat menutupi rambut sekeliling agar tidak
ada partikel kotoran yang dapat mengkontaminasi sediaan.
Tutup Kaki
Tutup kaki digunakan sampai menutup manset baju dalam
Masker & Kaca mata
Untuk melindungi mata dan mengurangi inhalasi digunakan kaca mata dan
masker.
Disamping untuk melindungi petugas penggunaan masker juga untuk
mengurangi kontaminan.
Kaca mata yang digunakan harus dapat melindungi mata dari
kemungkinan adanya percikan obat kanker.
3. Personal
Personal yang akan terlibat dalam preparasi obat sitostatika harus mendapatkan
pelatihan yang memadai tentang teknik aseptic dan penanganan obat sitostatika.
Petugas wanita yang sedang hamil atau merencanakan untuk hamil tidak
dianjurkan untuk terlibat dalam rekonstitusi obat sitistatika
Petugas wanita yang sedang menyusui tidak dianjurkan terlibat dalam
rekonstitusi obat sitostatika
Petugas yang sedang sakit atau mengalami infeksi pada kulit harus
diistirahatkan dari tugas ini.
Setiap petugas yang akan terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika seminggu
sebelumnya harus mendapat pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :
1.

Complete blood count

2.

Liver Function Test

3.

Renal Function Test


Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodic setiap 6 bulan, jika

terdapat kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih dalam


Semua hasil harus didokumentasikan
4. Tehnik Penanganan sediaan Sitostatika
1. Penyiapan
Proses penyiapan sediaan sitostatika sama dengan proses penyiapan
pencampuran obat suntik. Penyiapan sediaan sitostatika sama dengan proses
penyiapan jarum suntik.
1. Memeriksa kelengkapan dokumen (formulir) permintaan dengan prinsip 5 BENAR
(benar pasien, obat dosis, rute dan waktu pemberian)
2. Memeriksa kondisi obat-obatan yang diterima ( nama obat, jumlah, nomor batch,
tanggal kadaluarsa), serta melengkapi formulir permintaan.
3. Melakukan konfirmasi ulang kepada pengguna jika ada yang tidak jelas atau tidak
lengkap.
4. Menghitung kesesuaian dosis.
5. Memilih jenis pelarut yang sesuai.
6. Menghitung volume pelarut yang digunakan.
7.

Membuat label obat berdasarkan nama pasien, nomor rekam medis, ruang
perawatan dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal pembuatan, dan
tanggal kadaluarsa campuran (contoh label obat, lampiran 1).

8. Membuat label pengiriman terdiri dari : nama pasien, nomor rekam medis, ruang
perawatan, jumlah paket (contoh label pengiriman, lampiran 2).
9. Melengkapi dokomen pencampuran.
2. Pencampuran
a. Proses pencampuran sediaan sitostatika
1.

Memakai APD sesuai PROSEDUR TETAP

2.

Mencuci tangan sesuai PROSEDUR TETAP

3.

Menghidupkan biological safety cabinet (BSC) 5 menit sebelum digunakan.

4.

Melakukan dekontaminasi dan desinfeksi BSC sesuai PROSEDUR TETAP

5.

Menyiapkan meja BSC dengan memberi alas sediaan sitostatika.

6.

Menyiapkan tempat buangan sampah khusus bekas sediaan sitostatika.

7.

Melakukan desinfeksi sarung tangan dengan menyemprot alkohol 70%.

8.

Mengambil alat kesehatan dan bahan obat dari pass box.

9.

Meletakkan alat kesehatan dan bahan obat yang akan dilarutkan di atas meja
BSC.

10. Melakukan pencampuran sediaan sitostatika secara aseptis.


11. Memberi label yang sesuai pada setiap infus dan spuit yang sudah berisi sediaan
sitostatika
12. Membungkus dengan kantong hitam atau aluminium foil untuk obat-obat yang
harus

terlindung cahaya.

13. Membuang semua bekas pencampuran obat kedalam wadah pembuangan khusus.
14. Memasukan infus untuk spuit yang telah berisi sediaan sitostatika ke dalam wadah
untuk pengiriman.
15. Mengeluarkan wadah untuk pengiriman yang telah berisi sediaan jadi melalui
pass box.
16. Menanggalkan APD sesuai prosedur tetap (lampiran 4):
3. Cara Pemberian
Cara pemberiaan sediaan sitostatika sama dengan cara pemberiaan obat
suntik kecuali intramuskular
4.
1.

Penanganan tumpahan dan kecelakan kerja

Penanganan tumpahan
Membersihkan tumpahan dalam ruangan steril dapat dilakukan
petugas tersebut atau meminta pertolongan orang lain dengan menggunakan
chemotherapy spill kit yang terdiri dari:

1) Membersihkan tumpahan di luar BSC dalam ruang steril


a

Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.

Beri tanda peringatan di sekitar area.

Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)

Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat seperti


sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.

Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong tersebut.

Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong
tersebut.

Cuci seluruh area dengan larutan detergent.

Bilas dengan aquadest.

Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.

Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama.

k
l

Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.


Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan
dalam kantong kedua.

Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung khusus untuk
dimusnahkan dengan incenerator.

Cuci tangan.

2) Membersihkan tumpahan di dalam BSC


a

Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk
tumpahan serbuk.

Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan baru.

Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas
kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.

Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas dengan
aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada buangan.

Ulangi pencucian 3 x.

Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.

Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.

Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir
untuk dimusnahkan dengan inscenerator.

Cuci tangan.
2. Penanganan kecelakaan kerja
a. Dekontaminasi akibat kontak dengan bagian tubuh:
1) Kontak dengan kulit:
a) Tanggalkan sarung tangan.
b) Bilas kulit dengan air hangat.

c) Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.


d) Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi dengan larutan
Chlorin 5% dan bilas dengan air hangat.
e) Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f) Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g) Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h) Laporkan ke supervisor.
i) Lengkapi format kecelakaan.
2) Kontak dengan mata
a) Minta pertolongan.
b) Tanggalkan sarung tangan.
c) Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air hangat selama5 menit.
d) Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan larutan NaCl 0,9%.
e) Aliri mata dengan larutan pencuci mata.
f)

Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.

g) Catat jenis obat yang tumpah.


h)

Laporkan ke supervisor.

i)

Lengkapi format kecelakaan kerja.

3)
a)

Tertusuk jarum

Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk menghisap obat
yang mungkin terinjeksi.
b) Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.

c)

Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat dalam
jaringan yang tertusuk.

d) Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat.
e) Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
f)

Tanggalkan semua APD.

g) Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.


h)

Laporkan ke supervisor.

i)

Lengkapi format kecelakaan kerja.

j)

Segera konsultasikan ke dokter.

4.

Pengelolaan limbah sitostatika


Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan

sitoatatika (seperti: bekas ampul,vial, spuit, needle,dll) harus dilakukan


sedemikian rupa hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap
lingkungan. Langkah langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a.

Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).

b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk bendabenda tajam seperti
spuit, vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam,
untuk limbah lain tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional
warna ungu) dan berlogo sitostatika
c.

Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.

d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.


e.

Musnahkan limbah dengan incenerator 1000C.

f. Cuci tangan.
5.

PROTAP DESINFEKSI DAN DEKONTAMINASI


I. PERSIAPAN BAHAN DAN ALAT

a.

Mempersiapkan bahan yang terdiri dari


Alkohol swab
Alkohol 70 % dalam botol spray
Mendesinfeksi bagian luar kemasan bahan obat sitostatika dan pelarut dengan
menyemprotkan alcohol 70 %
b. Mempersiapkan alat yang terdiri dari
Mensterilkan alas untuk sitostatika
Mensterilkan bahan untuk sealing (parafin)
Mensterilkan sarung tangan , masker, baju, topi, sarung kaki
Spuit inj. Ukuran 2 X vol yang dibutuhkan.
Jarum
Mendesinfektan etiket, label, klip plastik, kantong plastik u/ disposal dengan
menyemprotkan alkohol 70 %

You might also like