You are on page 1of 9

STUDI KETERSEDIAAN LOKASI PERUMAHAN KAWASAN PERKOTAAN

SRAGEN TAHUN 2028


Vellissa Andreva R, Murtanti Jani Rahayu,Winny Astuti
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret, Surakarta
email: vellissaandreva@yahoo.co.id

Abstract: Sragen Urban Area was the central business district of Sragen Regency. As time
goes by, population in this area keep growing proportional with housing needs and residential
land requirement, but the land availability do not change. Availability study of Sragen Urban
Area residential location on 2028 done to know the avaibility of compatible location for
residential that consider the compatible location factor and residential land use planning.
Superimpose (overlay) analysis toward physical aspect, accessibility, basic infrastructure, and
economic infrastructure used to obtain compatibility residential location. Final overlay result
overlaid with residential land use planning according to RDTR Sragen Urban Area 2009-2028
to gain legal residential location. Availibility residential location in Sragen Urban Area on
2028 is 562,07 Ha. By way of projection analysis, housing needs assessment, and counting of
residential area needs obtained that residential area needs on 2028 is 69,37 Ha. With
comparing location availability and residential area needs obtained that Sragen Urban Area
has wide availability residential location.
Keywords: housing needs, GIS, superimpose, residential location,

1. PENDAHULUAN
Suatu perumahan tidak hanya terdiri
dari kumpulan rumah tetapi juga terdiri dari
berbagai prasarana pendukung serta manusia
sebagai masyarakat yang tinggal di dalam
perumahan tersebut. Oleh sebab itu lokasi
suatu perumahan dipengaruhi oleh berbagai
faktor yang dapat mendukung keberadaan
masyarakat dalam permukiman. Faktor-faktor
yang mempengaruhi lokasi perumahan
tersebut menyebabkan keterbatasan persediaan
lokasi perumahan di suatu wilayah terbatas
karena tidak semua lokasi sesuai untuk
dijadikan perumahan.
Kawasan Perkotaan Sragen merupakan
ibu kota kabupaten dimana pusat pemerintahan
dan pusat perdagangan berada. Kawasan ini
memiliki dokumen perencanaan yang
mengatur penggunaan lahan didalamnya
selama dua puluh tahun kedepan. Guna
memperoleh lokasi perumahan yang ideal
maka selain memperhatikan berbagai faktor
pengaruhnya juga harus sesuai dengan rencana
pengguanaan lahan kawasan perumahan yang
ada didalam dokumen rencana tersebut.

Kebutuhan lahan atas perumahan akan


terus meningkat seiring dengan pertumbuhan
penduduk sementara lahan yang tersedia baik
untuk perumahan maupun fasilitas lain tidak
bertambah. Untuk dapat memenuhi kebutuhan
perumahan di suatu daerah maka proyeksi
kebutuhan jumlah rumah serta luas lahan
perumahan pada masa yang akan datang harus
diperhatikan sehingga kebutuhan perumahan
dapat terpenuhi. Dengan melihat ketersediaan
lahan saat ini serta melihat kebutuhan lahan
suatu wilayah di masa yang akan datang maka
dapat dilihat ketersediaan lokasi perumahan di
suatu wilayah di masa yang akan datang yang
sesuai dengan berbagai faktor yang
mempengaruhi lokasi perumahan.
Tujuan dari penelitian ini adalah
tersusunnya peta kesesuaian lokasi perumahan
di Kawasan Perkotaan Sragen berdasarkan
indikator-indikator yang mempengaruhi lokasi
perumahan serta sesuai dengan RDTRK
Perkotaan Sragen tahun 2009-2028 dengan
menggunakan geographic information system
(GIS) serta diperolehnya angka luasan

Arsitektura, Vol. 09, No.1, April 2011: 51-60

ketersediaan lahan perumahan Kawasan


Perkotaan Sragen tahun 2028
2. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup wilayah penelitian yaitu
Kawasan Perkotaan Sragen yang
merupakan Ibu Kota Kabupaten Sragen
yang terdiri dari 13 kelurahan (RUTRK
Sragen no 7, 2005) dengan luas total 4256
Hektar, yaitu : Kelurahan Sidoharjo,
Kelurahan Jetak, Kelurahan Sine,
Kelurahan Sragen Wetan, Kelurahan
Sragen Tengah, Kelurahan Sragen Kulon,
Kelurahan Karangtengah, Kelurahan
Nglorog, Kelurahan Puro, Kelurahan
Kroyo, Kelurahan Plumbungan, Kelurahan
Pilangsari, dan sebagian Desa Tangkil.
Indikator yang digunakan dalam
penenlitian ini dibatasi pada aspek fisik,
aksesibilitas, sarana dasar, dan sarana
ekonomi (Badan Litbang DPU, 2006).
Kebutuhan lahan perumahan di Kawasan
Perkotaan Sragen tahun 2028 merupakan
lahan yang dibutuhkan untuk membangun
perumahan baru, dimana lahan perumahan
baru tersebut tiap kavlignya terdiri dari
bangunan rumah dan pekarangan.
Kebutuhan tersebut merupakan kebutuhan
lahan perumahan potensial (Risky Abdullah
Utama, 2002), yaitu kebutuhan lahan
perumahan tanpa meninjau affordability
masyarakat.
2. Metode Analisis
Penelitian ini menggunakan metode analisa
superimpose (Emi Sukiyah, dkk, 2004)
yang merupakan suatu teknik analisis
dengan cara meng-overlay (Eddy Praharsta,
2004) data yang berupa peta dengan
menggunakan perangkat lunak GIS.
Analisis kebutuhan lahan melalui beberapa
langkah, antara lain :
a. Menghitung proyeksi penduduk untuk
mendapatkan jumlah pertambahan
penduduk antara tahun 2009-2028.
b. Menghitung kebutuhan jumlah rumah
dengan menggunakan asumsi satu
keluarga menghuni satu unit rumah.
c. Menghitung kebutuhan luas lahan
perumahan dengan cara mengkalikan
jumlah kebutuhan rumah dengan luas
kavling minimum satu unit rumah

52

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Analisis Kesesuaian Lokasi Perumahan
di Kawasan Perkotaan Sragen
Analisis kesesuaian lokasi perumahan di
Kawasan Perkotaan Sragen merupakan
analisis yang bertujuan untuk memperoleh
lokasi yang sesuai untuk perumahan di
Kawasan Perkotaan Sragen dengan
memperhatikan indikator yang digunakan
dalam studi ini
Metode yang digunakan dalam analisis ini
yaitu metode superimpose (overlay) peta-peta
serta pengharkatan untuk mendapatkan
prioritas lokasi yang sesuai untuk dijadikan
perumahan. Metode pengharkatan (Da Laela,
1999) yang dilakukan dalam analisis ini
terdapat dua jenis, yaitu : perkalian antara
harkat dan bobot serta penjumlahan skor (hasil
perkalian harkat dan bobot) hingga mendapat
skor akumulatif.
Analisis Kesesuaian Lokasi
Perumahan di Kawasan Perkotaan Sragen ini
menggunakan peta dasar berupa Peta
Administrasi Kabupaten Sragen dalam skala 1
: 50.000.
Berbagai data yang didapat dipetakan
menggunakan software Arc Map 9.3 dengan
cara dijitasi sehingga seluruh data menjadi
data spasial berupa peta digital dengan skala
yang sama.
Tiap-tiap peta diberi data atribut
berupa skor yang merupakan perkalian antara
harkat dan bobot. Skor tiap peta dapat dilihat
dalam lampiran.
Harkat mewakili tingkat kesesuaian
terhadap lokasi perumahan srdangkan bobot
merupakan tingkat kepentingan indikator,
pembobotan tiap indikator diambil dari
berbagai referensi dan berdasarkan kuesioner
yang telah disebarkan pada masyarakat
Kawasan Perkotaan Sragen
Hasil overlay baru kemudian diberi skor
baru yang merupakan penjumlahan antara skor
peta satu dengan peta yang lain. Skor dari tiap
overlay di jumlahkan hingga mendapatkan
skor akumulatif untuk dijadikan acuan
kesesuaian hasil terhadap kesesuaian lokasi
perumahan.
Tabel kesesuaian tiap overlay dapat
dilihat dalam lampiran.
a. Analisis Overlay 1 (peta kelerengan
dengan peta ketinggian)

Vellissa Andreva dkk, Studi Ketersediaan Lokasi...

Kelerengan di Kawasan Perkotaan


Sragen termasuk dalam kategori datar
yaitu 0-2%. Kawasan Perkotaan Sragen
memiliki ketinggian lahan antara < 100
mdpl di seluruh kawasannya dimana
ketinggian tersebut sanagt sesuai untuk
lokasi perumahan. Hasil overlay 1
menunjukan bahwa berdasarkan
kelerengan dan ketinggian lahannya
seluruh Kawasan Perkotaan Sragen
termasuk dalam kriteria sangat sesuai
untuk dijadikan perumahan
b. Analisis Overlay 2 (peta overlay 1
dengan peta jenis tanah)
Kawasan Perkotaan Sragen memiliki
beberapa jenis tanah antara lain
grumosol, alluvial, dan litosol. Jenis
tanah tersebut mempengaruhi kelayakan
lahan untuk ditanami konstruksi
bangunan rumah, kelayakan tersebut
terkait dengan tingkat kepekaannya,
semakin peka semakin tidak layak untuk
didirikan bangunan. Hasil analisis
menunjukan terdapat dua kriteria
kesesuaian lokasi perumahan yang
dihasilkan dari analisis overlay 2 yaitu
sesuai dan sangat sesuai. Lokasi yang
sesuai sesuai sebesar 69,3 % dan yang
sangat sesuai sebesar 30,7 %
c. Analisis Overlay 3 peta overlay 2
dengan peta kedalaman muka air tanah
Kedalaman muka air tanah
mempengaruhi suplai air bersih terhadap
perumahan. Semakin dalam air tanah
semakin tak sesuai untuk dijadikan
lokasi perumahan. Air tanah di Kawasan
Perkotaan Sragen beragam
kedalamannya yaitu antara 2-12 m
dibawah permukaan tanah. Diliht dari
kedalaman air tanahnya, seluruh
Kawasan Perkotaan Sragen sesuai untuk
dijadikan lokasi perumahan
Berdasarkan hasil analisis overlay 3
didapatkan bahwa berdasarkan seluruh
aspek fisik terdapat lokasi yang sangat
sesuai untuk diadikan perumahan
sebesar 76,9 % , sedangkan lokasi yang
tergolong sesuai sebesar 23,1 % dari
luas total Kawasan Perkotaan Sragen
d. Analisis Overlay 4 (peta overlay 3
dengan peta aksesibilitas)
Aksesibilitas merupakan kemudahan
lokasi perumahan mencapai jalan serta

transportasi umum. Hampir seluruh


lokasi di Kawasan Perkotaan Sragen
dapat mengakses jalan serta moda
transportasi umum, sehingga
berdasarkan aksesibilitasnya hampir
seluruh lokasi di Kawasan Perkotaan
Sragen sesuai untuk dijadikan
perumahan
Analisis overlay 4 menunjukan bahwa
berdasarkan aspek fisik dan aksesibilitas
sebesar 70,44 % luas Kawasan
Perkotaan Sragen tergolong dalam
kriteria sangat sesuai untuk dijadikan
lokasi perumahan, sedangkan sisanya
yaitu 29,56 % tergolong dalam kriteria
sesuai
e. Analisis Overlay 5 (peta overlay 4
dengan peta keterjangkauan sarana
pendidikan)
Kawasan Perkotaan Sragen memiliki
sarana pendidikan yang lengkap dimana
hampir seluruh wilayahnya terjangkau
meskipun terdapat sebagian kecil yang
tak terjangkau. Sehingga berdasarkan
keterjangkauan sarana pendidikannya
hampir seluruh kawasan sangat sesuai
untuk dijadikan perumahan
Dengan mempertimbangkan
keterjangkauan terhadap sarana
pendidikan maka didapatkan bahwa
86,07 luas wilayah Kawasan Perkotaan
Sragen sangat sesuai untuk dijadikan
perumahan dan 13,93 % luasannya
tergolong dalam kriteria sesuai.
f. Analisis Overlay 6(peta overlay 5
dengan peta keterjangkauan sarana
kesehatan)
Sarana kesehatan di Kawasan Perkotaan
Sragen tersebar cukup merata sehingga
hampir seluruh wilayahnya dapat
terlayani baik puskesmas maupun RS.
Analisis Overlay 6 menunjukan
berdasarkan aspek fisik, aksesibilitas,
dan sarana dasar terdapat tiga kriteria
kesesuaian lokasi perumahan yaitu
sangat sesuai seluas 95,09 %, sesuai
4,84 %, dan cukup sesuai 0,07 %
g. Analisis Overlay 7 (peta overlay 6
dengan peta keterjangkauan sarana
perekonomian)
Persebaran pertokoan di Kawasan
Perkotaan Sragen cukup merata di
seluruh kawasannya menjadikan hampir

53

Arsitektura, Vol. 09, No.1, April 2011: 51-60

seluruh kawasan terlayani oleh sarana


ekonomi
h. Analisis overlay 7 menunjukan bahwa
hampir seluruh Kawasan Perkotaan
Sragen yaitu sebesar 98,18 % tergolong
dalam krieteria sangat sesuai untuk
dijadikan perumahan. Kawasan yang
tergolong sesuai seluas 1,79 %,
sedangkan yang tergolong cukup sesuai
seluas 0,07 % dari luas total Kawasan
Perkotaan Sragen Analisis Overlay 8
(peta overlay 7 dengan peta rawan
bencana dan polusi)
Kawasan rawan bencana dan polusi
tidak sesuai untuk dijadikan perumahan.
Kawasan tersebut adalah kawasan
sekitar sungai mungkung karena
merupakan kawasanrawan bencana
banjir dan kawasan sekitar pabrik gula
Mojo karena tercemar baik air, udara,
dan suara
Berdasar analisis overlay 8 secara
keseluruhan kawasan yang tergolong
sangat sesuai sebesar 96,47 %, sesuai
1,68 %, cukup sesuai 0,05 %, dan tidak
sesuai 1,80 % dari total luas Kawasan
Perkotaan Sragen
i. Analisis Overlay 9 (peta overlay 8
dengan peta kawasan lindung)
Kawasan Lindung tidak dapat dijadikan
lokasi perumahan. Kawasan tersebut
adalah kawasan sekitar sungai, sekitar
tanggul, dan hutan kota
Analisis overlay 9 menunjukan
kesesuaian lokasi perumahan
berdasarkan seluruh indikator yang
digunakan dalam studi ini. Didapatkan
bahwa kawasan yang tergolong sangat
sesuai dijadikan lokasi perumahan
sebesar 87,35 %, tergolong sesuai
sebesar 1,11 %, tergolong cukup sesuai
sebesar 0,01 %, dan tergolong tidak
sesuai sebesar 11,53 %. Peta Overlay 9
dapat dilihat dalam lampiran
2. Analisis Ketersediaan Lokasi
Perumahan Kawasan Perkotaan Sragen
Sesuai RDTR Kawasan Perkotaan
Sragen tahun 2009-2028
Dengan meng-overlay peta kesesuaian
lokasi perumahan di Kawasan Perkotaan
Sragen (peta overlay 9) dengan peta
rencana perumahan berdasar RDTRK

54

Perkotaan Sragen maka akan didapat


lokasi-lokasi yang legal untuk dijadikan
perumahan karena telah sesuai dan
mengikuti rencana pola ruang yang ada di
kawasan tersebut. Peta Ketersediaan Lokasi
Perumahan Kawasan Perkotaan Sragen
tahun 2028 dapat dilihat dalam lampiran.
Dari hasil analisis didapatkan bahwa lokasi
yang sangat sesuai untuk dijadikan
perumahan seluas 560,08 Ha dan yang
tergolong sesuai seluas 1,99 Ha, sehingga
total ketersediaan lokasi perumahan di
tahun 2028 seluas 562,07 Ha
3. Analisis Kebutuhan Lahan Perumahan
tahun 2028
Untuk mengetahui kebutuhan lahan
perumahan di tahun 2028 maka harus
diketahui jumlah kebutuhan rumah di tahun
tersebut untuk selanjutnya dikalikan dengan
luas kavling minimum satu unit rumah.
Proyeksi penduduk dicari dengan
menggunakan rumus geometrik (Djunaedi,
2008 )sebagai berikut :
Pt = Po . (1+r)t
Pt = Jumlah penduduk tahun proyeksi
Po = Jumlah penduduk tahun ke - 0
r
= Rata-rata pertumbuhan penduduk
t
= Tahun proyeksi
Berdasarkan hasil penghitungan didapatkan
jumlah penduduk Kawasan Perkotaan
Sragen tahun 2028 adalah 11.2425 jiwa.
Jumlah pertambahan penduduk dari tahun
2009 adalah 12.427 jiwa.
Dengan menggunakan asumsi satu keluarga
menempati satu unit rumah maka diperoleh
bahwa total jumlah rumah yang dibutuhkan
di Kawasan Perkotaan Sragen di tahun
tersebut berjumlah 4128 unit rumah.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari
total jumlah rumah dari kebutuhan rumah
untuk Pra KS sebesar 776 unit, KS I
sebesar 641 unit, KS II sebesar 1384 unit,
KS III 1254 unit, serta KS III+ sejumlah 74
unit.
Luas kebutuhan lahan perumahan di tahun
2028 diperoleh dengan cara mengkalikan
jumlah kebutuhan rumah dengan jumlah
luas kavling minimum( Risky Abdullah
Utama, 2002 ) . Kavling minimum untuk
Pra KS, KS I, dan KS II seluas 120 m, KS
II seluas 250 m, dan KS III+ seluas 500 m

Vellissa Andreva dkk, Studi Ketersediaan Lokasi...

Dari hasil penghitungan diperoleh jumlah


kebutuhan luas lahan untuk Pra KS sebesar
9,40 Ha, KS I sebesar 7,75 Ha, KS II
sebesar 16,67 Ha, KS III 31,50 Ha, serta
KS III+ seluas 4,05 Ha, sehingga total luas
kebutuhan lahan perumahan di Kawasan
Perkotaan Sragen tahun 2028 adalah 69,37
Ha
4. KESIMPULAN
Berdasarkan jumlah pertambahan
penduduk hingga tahun 2028 diperoleh bahwa
total jumlah rumah yang dibutuhkan di
Kawasan Perkotaan Sragen di tahun tersebut
berjumlah 4128 unit rumah
Total luas lahan perumahan yang
dibutuhkan di Kawasan Perkotaan Sragen pada
tahun 2028 adalah 69,37 Ha. Berdasarkan hasil
analisis, lahan yang sangat sesuai dijadikan
perumahan serta telah sesuai dengan rencana
dalam RDTRK Perkotaan Sragen tahun 2028
adalah seluas 562,07 Ha, maka kebutuhan
lahan perumahan hingga tahun 2028 masih
tercukupi, bahkan masih sangat luas
ketersediaannya.

DAFTAR PUSTAKA
Prahasta, Eddy. 2004, Konsep-konsep Dasar
Sistem Informasi Geografis Tutorial
ArcView, Bandung, Informatika.
Darmawijaya, M Isa. 1992, Klasifikasi Tanah :
Dasar Teori bagi Peneliti Tanah dan
Pelaksana Pertanian di Indonesia,
Yogyakarta, Gajah Mada University Press
Noor Djauhari. 2005, Geologi Lingkungan,
Yogyakarta, Graha Ilmu
_______, Residential Hand Book
Undang Undang No.4 Tahun 1992 tentang
Perumahan dan Permukiman
SNI 03-1733-2004 tentang Tata cara
perencanaan lingkungan perumahan di
perkotaan
Badan Litbang DPU. Tata Cara Pemilihan
Lokasi Prioritas Untuk Pengembangan
Perumahan dan Permukiman di Kawasan
Perkotaan, 2006
SK Menteri Pertanian No.
837/Kpts/Um/11/1980 dan No. :
683/Kpts/Um/8/1981Tentang Kriteria
Dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung
Dan Hutan Produksi
Review RTRW Kabupaten Sragen tahun
anggaran 2008, BAPPEDA Kabupaten
Sragen, 2008
RDTR Kawasan Perkotaan Sragen tahun
2009-2028, BAPPEDA Kabupaten
Sragen, 2009
Djunaedi. 2008, Model-model Proyeksi
Penduduk, Fakultas Ekonomi, UNJA
Amelia, Siska. 2007, Evaluasi Lokasi
Kawasan Permukiman Kota Cimahi
Menggunakan Analisis Sistem Informasi
Geografis, Thesis Program Magister
Perencanan Wilayah dan Kota ITB.
Utama, Rizky Abdullah. (2002) Arahan
Pengembangan
Fungsi
Kawasan
Perumahan Kota Depok berdasarkan
Ketersediaan Lahan dalam Upaya
Menjaga
Keseimbangan
Fungsi
Penyannga Lingkungan, Tugas Akhir
Departemen Teknik Planologi Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Institut
Teknologi Bandung

55

Arsitektura, Vol. 09, No.1, April 2011: 51-60

LAMPIRAN

Tabel 5 Skor Aksesibilitas


Distance
Bobot Harkat
Skor
400 meter;
4
5
25
800 meter;
4
4
20
> 1200 meter
4
2
10
Sumber : Risdiyanto dalam Siska Amelia
2007, dengan penyesuaian

Tabel 1 Skor Kemiringan Lereng


No
1
2
3
4
5

Lereng (%)
0-2
2-8
8 - 21
21 - < 40
> 40

Kriteria
Datar
Landai
Miring
Terjal
Sangat
Terjal

Bobot
5
5
5
5
5

Harkat
5
4
3
2
1

Skor
25
20
15
10
5

Sumber : Sutikno ( 1991 )

Tabel 6 Radius Pencapaian Sarana


Pendidikan

Tabel 2 Skor Ketinggian Lahan


No
1
2
3
4
5

Ketinggian Lahan
(m dpl)
0-600
600-800
800-1000
1000-1200
> 1200

No

Bobot

Harkat

Skor

3
3
3
3
3

5
4
3
2
1

15
12
9
8
3

Jenis Sarana

Radius
Pencapaian
1
SD
1000 m
2
SMP
1000 m
3
SMA
3000 m
Sumber : SNI 03-1733-2004

Sumber : Siska Amelia, 2007

Tabel 7 Radius Jangkauan Sarana


Kesehatan

Tabel 3 Skor Jenis Tanah


N
o
1
2
3

4
5

Jenis
Tanah
Aluvial
Kelabu
Litosol
Coklat
Asosiasi
Grumosol
Kelabu
Tua dan
Mediteran
Coklat
Grumosol
Kelabu
Grumosol
Kelabu
Tua

Kepeka
an
Tidak
Peka
Kurang
Peka
Agak
Peka

Bobot

Harkat

Skor

20

16

12

No

Jenis Srana
BKIA / Klinik Bersalin
Puskesmas dan Balai
Pengobatan

1
2

Radius
Pencapaian
4000 m
3000 m

Sumber: SNI 03-1733-2004

Tabel 8 Radius Jangkauan Sarana


Perekonomian
Peka

Peka

No
1
2

Jenis Srana
Toko/Warung
Pertokoan

Radius Pencapaian
300 m
2000 m

Sumber :SNI 03-1733-2004

Sumber : Da Laela, 1999

Tabel Kesesuaian Tiap Overlay


Tabel 4 Skor Kedalaman Muka Air Tanah

P=
Kedalaman MAT(m)
<7
7-14
15-25
26-50
> 50

Sumber : Sutikno, 1991

56

Bobot
5
5
5
5
5

Harkat
5
4
3
2
1

Skor
25
20
15
10
5

X max Xmin
Jumlah Kelas

Keterangan :
P
= Panjang Kelas
Xmax = Skor Tertinggi
Xmin = Skor Terendah

Vellissa Andreva dkk, Studi Ketersediaan Lokasi...


Skor

Tabel 9 Kesesuaian Peta Overlay 1


Skor
6-12
13-19
20-26
27-33
34-40

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Xmax = 40

Xmin = 8

Tabel 10 Kesesuaian Peta Overlay 2


Skor
11-20
21-30
31-40
41-50
51-60

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Xmax = 60

26-59
50-73
74-97
98-121
122-145

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Xmax = 145 Xmin = 29

Tabel 15 Kesesuaian Peta Overlay 7


Skor
31-57
58-84
85-111
112-138
139-165

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Xmax = 165 Xmin = 33

Xmin = 12

Tabel 11 Kesesuaian Peta Overlay 3


Skor

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

13-26
27-43
44-57
58-71
72-85

Xmax = 85

Xmin = 17

Tabel 12 Kesesuaian Peta Overlay 4


Skor
21-37
38-54
55-71
72-88
89-105

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Xmax = 105 Xmin = 21


Tabel 13 Kesesuaian Peta Overlay 5
Skor
26-45
46-65
66-85
86-105
106-125

Kriteria
Tidak Sesuai
Kurang Sesuai
Cukup sesuai
Sesuai
Sangat sesuai

Xmax = 125 Xmin = 25

Tabel 14 Kesesuaian Peta Overlay 6

57

Arsitektura, Vol. 09, No.1, April 2011: 51-60

58

Vellissa Andreva dkk, Studi Ketersediaan Lokasi...

59

You might also like